OLEH :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu penggerak utama perekonomian suatu negara yang meliputi
konsumsi, investasi, serta kegiatan ekspor impor. Perbankan juga berperan besar dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi dalam negeri karena di semua aktivitas ekonomi ada peran perbankan disana.
Salah satunya sebagai sektor penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Selain itu,
peran perbankan sebagai lembaga intermediary merupakan peran terbesarnya yang fungsinya
menyalurkan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada pihak yang mengalami defisit. Apabila
peran yang telah disebutkan tadi dapat dijalankan secara efisien dan efektif, maka akan mampu
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Oleh karena itu, setiap Perusahaan Bank wajib menjaga dan
meningkatkan kinerjanya agar nilai perusahaan yang didapatkan maksimal.
Dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar hampir melibatkan jasa-jasa
dari sektor perbankan. Hal demikian kiranya dapat dipahami karena sektor perbankan mengemban
suatu fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi masyarakat yang surplus
dana dengan unit-unit ekonomi yang defisit dana . Bank merupakan perusahaan keuangan yang
bergerak dalam memberikan layanan keuangan mengandalkan kepercayaan masyarakat dalam
mengelola dananya (Kasmir, 2012 : 216).
Perekonomian global saat ini mendapatkan tantangan yang sangat berat. Hal ini disebabkan
karena terjadinya pandemi yang terjadi di hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Corona
virus desease 2019 (Covid-19) merupkan coronavirus baru yang mana dahulu kelompok virus ini
hanya ditemukan pada hewan. Terjadinya Covid-19 diawali berdasarkan info dari World Health
Organization (WHO) yang mengatakan bahwa pada 31 Desember terdapat kasus pneumonia dengan
etiologi baru di Wuhan provinsi Hubei, China.
Pandemi covid-19 memberikan dampak yang besar di setiap negara dalam segala sektor termasuk
sektor perbankan. Keleseuan ekonomi yang terjadi di masa pandemi ini tentu akan mengurangi
konsumsi masyarakat dan terjadi penurunan daya beli di masyarakat. Mengingat peran bank sebagai
lembaga intermediasi, tentu kejadian ini sangat berpengaruh terhadap perbankan karena apabila
ekonomi masyarakat menurun, maka mereka cenderung akan mengurangi pengeluaran yang kurang
penting, menghindari investasi atau bahkan akan sering mengambil uang di bank. Tidak hanya itu,
masalah lainnya adalah ketika ekonomi masyarakat menurun, maka nasabah akan kesulitan dalam
membayar kredit ditengah pandemi. Dan perlu diingat bahwa perbankan sangat penting perannya
dalam pertumbuhan ekonomi di setiap Negara.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan aktivitas, pola bisnis, pola interaksi manusia
bahkan telah mengakibatkan krisis ekonomi global sepanjang tahun 2020 dan berlanjut hingga saat
ini. Meskipun telah terlihat sinyal perbaikan ekonomi global pada awal tahun 2021, namun perbaikan
ekonomi masih belum merata dan terjadi disparitas antar Negara, khususnya antara Negara maju dan
Negara berkembang. Perbedaan kecepatan proses pemulihan ekonomi di berbagai Negara dipengaruhi
oleh kemampuan penegakan protokol kesehatan, peningkatan testing, tracing dan treatment, maupun
akselerasi program vaksinasi Covid-19 serta respon ekonomi terhadap kebijakan extraordinary fiscal
dan moneter yang dikeluarkan masing-masing Negara. Sentimen pemulihan tersebut mendorong
perbaikan permintaan global yang berdampak pada kenaikan harga komoditas serta peningkatan
volume perdagangan global.
Hal yang ditakutkan dari melemahnya perekonomian nasional bahkan internasional ini
mengingatkan kita pada krisis moneter yang terjadi di tahun 1997-1998. Ketika harga barang
melonjak tinggi yang membuat turunnya daya beli masyarakat, banyaknya bank yang gulung tikar
karena situasi tersebut, sampai pada nilai rupiah semakin tidak berharga di kala itu. Hal itulah yang
ditakutkan terjadi kembali karena pandemi covid-19 yang tidak tahu kapan berakhirnya dan dapat
mengkhawatirkan sistem perbankan di Indonesia.
CAR
24.60%
24.50% 24.53%
24.40%
CAR
24.20% 24.21%
24.00% 24.04%
23.80%
23.60%
Januari Februari Maret April
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia persyaratan CAR minimal 8%. Data statistic rasio
kecukupan modal (CAR) diatas menunjukkan bahwa persentase CAR dari bulan Januari sampai April
2021 diatas 8% yang berarti kemampuan bank dalam mendanai kegiatan operasionalnya sangat baik.
NPL
3.22% 3.22%
3.21%
3.20% NPL
3.18%
3.17% 3.17%
3.16%
3.14%
Januari Februari Maret April
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia persyaratan NPL maksimal 5%. Data statistic rasio
kualitas aktiva produktif diatas menunjukkan bahwa NPL dari bulan Januari sampai April 2021 dibawah
5% yang berarti kemampuan manajemen bank mampu mengelola kredit bermasalah.
LDR
83.00%
82.50% 82.44%
82.00% LDR
81.80%
81.50%
81.00% 80.93% 80.83%
80.50%
80.00%
Januari Februari Maret April
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Standar yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk rasio LDR/FDR ini adalah 80% hingga
110%. Berdasarkan data statistic diatas menunjukkan nilai rasio yang menurun setiap bulannya, tetapi
tetap menunjukkan bahwa nilai rasio LDR dari bulan Januari sampai April 2021 masih berada dalam
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang berarti bank mampu untuk mengelola tingkat likuiditas
yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang
lain.
BOPO
87.00%
86.50% 86.44%
86.00%
85.50% 85.61% BOPO
85.24%
85.00%
84.50% 84.55%
84.00%
83.50%
Januari Februari Maret April
ROA
2.20% 2.17%
2.10%
ROA
2.00% 1.97%
1.90% 1.87% 1.86%
1.80%
1.70%
Januari Februari Maret April
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
Standar terbaik ROA menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah 1,5%.
Berdasarkan data statistic rasio rentabilitas diatas menunjukkan nilai rasio yang berada diata 1,5% yang
berarti bank mampu menghasilkan laba dan mengelola seluruh aktivitasnya untuk memperoleh
keuntungan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan kinerja keuangan perbankan di Indonesia saat
pandemi Covid-19 sebagai berikut:
1. Rasio kecukupan modal (CAR) menunjukkan persentase diatas 8% yang berarti bank mampu
dalam mendanai kegiatan operasionalnya. Suatu bank yang memiliki modal yang cukup
diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi. Ini berari bahwa semakin tinggi modal
yang diinvestasikan di bank maka semakin tinggi profitabilitas bank.
2. Rasio aktiva produktif (NPL) menunjukkan nilai dibawah 5% yang berarti bank mampu
mengelola kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
3. Rasio Likuiditas (LDR) menunjukkan hasil antara 80% sampai 110% yang berarti bank mampu
untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat
waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Semakin tinggi angka kredit yang disalurkan
akan memperkecil tingkat likuiditas bank tersebut. Minimnya likuiditas ini tentu akan
berdampak negatif dan menjadi sumber masalah bagi bank jika tidak mampu memenuhi
kewajiban lancar atau jangka pendeknya.
4. Rasio efisiensi (BOPO) menunjukkan hasil dibawah 90% yang berarti bank mampu menjalankan
operasionalnya dengan baik, dengan arti bahwa jika bank memiliki rasio BOPO diatas 90%,
bank tersebut tidak efisien.
5. Rasio rentabilitas (ROA) menunjukkan hasil diatas 1,5% yang berarti bank mampu
menghasilkan laba dan mengelola seluruh aktivitasnya untuk memperoleh keuntungan. Apabila
Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Bank Indonesia Nomor 21/12/PBI/2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia.
Nomor 20/4/PBI/2018 Tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial Dan Penyangga Likuiditas
Makroprudensial Bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Dan Uni.
Sumadi. 2020. Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah. Skripsi.
Institut Teknologi Bisnis AAS Indonesia
Veronica Stephanie Sullivan dan Sawidji Widoatmodjo. 2021. Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan
Selama Pandemi (COVID – 19). Skripsi. Universitas Tarumanegara.
LAMPIRAN
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL