KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP ETHICS THEORY)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Kepemimpinan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Leadership Ethics Theory, bagi para pembaca dan juga bagi kelompok kami.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
1.1
1.2
1. 3
BAB II
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan tanpa etika adalah malapetaka karena dapat menimbulkan ketidakstabilan
dan kehancuran. Seorang pemimpin wajib untuk memimpin dengan berpondasikan etika
yang kuat dan santun. Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka pemimpin tidak akan pernah
mampu menyentuh hati terdalam dari para pengikut. Dan dia juga akan mnejadi yang
gampang untuk di olok-olok oleh lawan dan kawan. Bila lawan, kawan, dan bawahan sudah
suka meperolok-olokkan pemimpin, maka malapetaka akan menjadi sahabat kepemimpinan
tersebut.
Seorang pemimpin yang memiliki etika akan mampu membawa organisasi yang
dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan memanfaatkan semua potensi yang ada
pada semua anggota organisasi yang dipimpin. Seorang pemimpin menjadikan etika sebagai
dasar mengoptimalkan semua bakat dan potensi sumber daya manusia, dan meningkatkan
nilai dari semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta menghargai semua kualitas
dan kompetensi sumber daya manusia. Dan bukan seorang pemimpin yang menciptakan
jarak antara mimpi dan realitas. Tetapi dia seorang pemimpin beretika yang membantu
semua mimpi pengikutnya menjadi kenyataan dalam kebahagiaan.
Pemimpin yang beretika tidak akan pernah punya niat untuk menyingkirkan bakat-bakat
hebat yang menjanjikan masa depan cerah. Dia akan mengilhami semua orang dengan
motivasi dan keteladanan untuk mampu mencapai keunggulan, dan merangsang semua orang
untuk berfikir positif dan bekerja efektif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti: tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta
etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya dengan moral. Moral berasal
dari kata latin: mos (bentuk tunggal), atau morse (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, etika dirumuskan dalam pengertian sebagai berikut:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:
a. Etika sebagai praksis, sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila, adalah pemikiran atau penilaian moral. Etika sebagai
pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap moralitas tersebut
bersifat kritis, metodis, dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika dapat saja mencoba
merumuskan suatu teori, konsep, asa, atau prinsip-prinsip tentang perilaku manusia yang
dianggap baik atau tidak baik, mengapa perilaku tersebut dianggap baik atatu tidak baik, mengapa
menajdi baik itu sangat bermanfaat, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika adalah ilmu dan standar mengenai sesuatu yang salah, sesuatu yang diboleh
dilakukan, dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Perilaku yang benar merupakan perilaku
yang etis dan perilaku yang salah merupakan perilaku yang tidak etis. Apa yang dianggap benar
dan etis dan apa yang dianggap salah atau tidak etis di suatu negara atau budaya berbeda dengan
negara lain atau budaya lainnya. Sesuatau perbuatan dianggap etis juga ditentukan oleh
tujuannya. Misalnya, memberikan sesuatu sebagai hadiah ulang tahun di anggap etis, akan tetapi
memberikan sesuatu dengan tujuan menyuap merupakan perbuatan tidak etis.
Kepemimpinan etis merupakan gagasan yang ambigu yang terlihat meliputi beragam
elemen berbeda. Amatlah berguna membuat sebuah perbedaan antara etis dari seorang pemimpin
dengan etika dari jenis perilaku kepemimpinan tertentu (Bass & Steidlmeier, 1999). Kedua jenis
etika itu sulit dievaluasi. Heifetz (1994) menyatakan tidak ada landasan netral secara etis bagi
teoti-teori kepemimpinan, karena mereka selalu melibatkan nilai dan asumsi implicit mengenai
bentuk pengaruh yang tepat.
Dalam konteks organisasi, etika organisasi dapat berarti pada sikap dan perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara keseluruhan akan
membentuk budaya organisasi, yang sejalan dengan tujuan maupun maksud tujuan organisasi
yang bersangkutan.