Anda di halaman 1dari 82

HUKUM

BISNIS

TUJUAN

Indikator Keberhasilan

LATAR BELAKANG MUNCULNYA HUKUM BISNIS

Aturan atau Hukum Bisnis diperlukan karena :


1.Pihak yang terlibat di dalam bisnis membutuhkan sesuatu yang
lebih resmi bukan hanya sekedar janji ataupun itikad baik saja.
2.Kebutuhan untuk menciptakan upaya hukum yang dapat
digunakan sebagaimana mestinya apabila salah satu pihak tidak
memenuhi kewajiban atau melanggar perjanjian yang telah
disepakati maka hukum bisnis dapat diperankan sebagaimana
mestinya. Hukum membutuhkan cabang hukum dalam.
Perkonomian yang sehat menjadi
pondasi penting guna
pembangunan kesejahteraan umat
manusia

Perekonomian yang sehat lahir


melalui kegiatan bisnis,
perdagangan ataupun usaha
yang sehat.

Bisnis yang sehat tentu


mempunyai aturan
(hukum) yang menjamin
kelancaran bisnis tsb.

PENGERTIAN, FUNGSI & TUJUAN HUKUM BISNIS


Pengertian
Hukum Bisnis adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan hukum, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis, yang
mengatur hak dan kewajiban yang timbul
dari suatu perjanjian-perjanjian maupun
perikatan-perikatan yang terjadi dalam
praktek bisnis.
Fungsi
Sebagai sumber informasi yang berguna
bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak
dan kewajibannya dalam praktek bisnis,
agar terwujud watak dan perilaku aktivitas
di bidang bisnis yang berkeadilan, wajar,
dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian
hukum)
Tujuan
Sebagai sumber informasi yang
berguna bagi praktisi bisnis &
memahami hak-hak dan
kewajibannya dalam praktik bisnis,

Agar terwujud watak dan perilaku


aktivitas
dibidang
bisnis
yang
berkeadilan,
wajar,
sehat
dan
dinamis (yang dijamin oleh kepastian
hukum)

ASPEK POKOK DALAM HUKUM


BISNIS

1. Aspekkontrak(perjanjian) yang
menjadi sumber hukum utama
dimana
masing-masing
pihak
tunduk pada perjanjian yang telah
disepakati bersama.

2. Aspekkebebasanmembuat
perjanjian dimana para pihak
bebas
membuat
dan
menentukan isi dari perjanjian
yang disepakati bersama

SUMBER HUKUM BISNIS

SUMBER HUKUM BISNIS:

Perundang-Undangan

1. Perundang-Undangan
Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat masyarakat.
Produk hukum tertulis yang sengaja diciptakan oleh pihak yang
berwenang untuk mengatur kehidupan masyarakat, termasuk
dibidang
ekonomi dan
bisnis.
a.
Kitab Undang-Undang
Hukum
Dagang (KUHD)
KUHD mengatur berbagai perikatan yang berkaitan dengan
perkembangan lapangan hukum perusahaan. Sebagai peraturan
yang telah terkodifikasi, KUHD masih terdapat kekurangan dimana
kekurangan tersebut diatur dengan peraturan perundangundangan yang lain.
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)
Bagian-bagian dari KUH Perdata yang mengatur tentang Hukum
Dagang ialah sebagian terbesar dari Kitab III dan sebagian kecil
dari Kitab II. Hal-hal yang diatur dalam Kitab III KUH Perdata ialah
mengenai perikatan-perikatan umumnya dan perikatan-perikatan
yang dilahirkan dari persetujuan dan undang-undang seperti:
Persetujuan jual beli,Persetujuan sewa menyewa,Persetujuan
pinjaman uang
c.

Praturan Perundang-Undangan

SUMBER HUKUM BISNIS:

Perundang-Undangan

(lanjutan)
Selain KUHD dan KUHPerdata, masih terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan lain yang mengatur Hukum Dagang, diantaranya :
1 UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,
2 UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas (PT),
3 UU No. 7 Tahun 1987 Tentang Hak Cipta,
4 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,
5 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,
6 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (Go Public),
7 UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (PMA/PMDN)
8 UU No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,
9 UU No. 37 Tahun 2004 (Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)
10 Hukum Publik (kejahatan di bidang bisnis : Penyeludupan, illegal logging, korupsi)
11 PP No 28 Tahun 1999 (Merger, Konsolidasi Dan Akuisisi Bank)

SUMBER HUKUM BISNIS:

Kebiasaan

2. Kebiasaan
Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan tidak
terputus dan sudah diterima oleh masyarakat pada
umumnya serta pedagang pada khususnya, dapat dipakai
juga sebagai sumber hukum pada Hukum Dagang. Hal ini
sesuai dengan Pasal 1339 KUH Perdata bahwa perjanjian
tidak saja mengikat yang secara tegas diperjanjikan, tetapi
juga terikat pada kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan
perjanjian tersebut. Contohnya tentang pemberian komisi,
jual beli dengan angsuran, dan sebagainya.

SUMBER HUKUM BISNIS:

Yurisprudensi

3. Yurisprudensi
Yurisprudensi
adalah
putusan-putusan
Hakim
atau
Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan
dibenarkan oleh Mahkamah Agung sebagai Pengadilan
kasasi, atau putusan Mahkamah Agung sendiri yang sudah
berkekuatan hukum tetap.

SUMBER HUKUM BISNIS:

Perjanjian Internasional

4. Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional diadakan dengan tujuan agar
pengaturan tentang persoalan Hukum Dagang dapat diatur
secara seragam oleh masing-masing hukum nasional dari
negara-negara peserta yang terikat dalam perjanjian
internasional tersebut. Untuk dapat diterima dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat maka perjanjian internasional
tersebut harus diratifikasi oleh masing-masing negara yang
terikat dalam perjanjian internasional tersebut.
Macam perjanjian internasional :
Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua
negara saja. Contohnya: traktat yang dibuat oleh Indonesia
dengan
Amerika
yang
mengatur
tentang
pemberian
perlindungan hak cipta yang kemudian disahkan melalui
Keppres No.25 Tahun 1989, Konvensi yaitu perjanjian yang
dilakukan oleh beberapa negara. Contohnya Konvensi Paris
yang mengatur tentang merek.

SUMBER HUKUM BISNIS:

Perjanjian Yang Dibuat Para Pihak

5. Perjanjian Yang Dibuat Para Pihak


Berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata disebutkan perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Dalam hal ini, persetujuan, perjanjian
ataupun kesepakatan memegang peranan bagi para pihak.
Contohnya dalam pasal 1477 KUH Perdata yang menentukan
bahwa selama tidak diperjanjikan lain, maka penyerahan terjadi
di tempat dimana barang berada pada saat terjadi kata sepakat.
Misalkan penyerahan barang diperjanjikan dengan klausula FOB
(Free On Board) maka penyerahan barang dilaksanakan ketika
barang sudah berada di atas kapal.

SUMBER HUKUM BISNIS:

Doktrin

6. Doktrin
Pendapat sarjana hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang
atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu
pengetahuan hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya.
Misalnya hakim dalam memeriksa perkara atau dalam
pertimbangan putusannya dapat menyebut doktrin dari ahli
hukum tertentu. Dengan demikian hakim dianggap telah
menemukan hukumnya melalui sumber hukum yang berupa
doktrin tersebut.

RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS

1 Kontrak Bisnis,
2 Jual-beli,

12
13

Surat Berharga,
Perburuhan,

3 Bentuk-bentuk Perusahaan,
14
4 Perusahaan Go Public Dan Pasar Modal, 15

Hak Atas Kekayaan


Intelektual,
Anti Monopoli,

5 Penanaman Modal Asing,

16

Perlindungan
Konsumen,

6 Kepailitan Dan Likuidasi,


7 Merger,
8 Akuisisi,

17
18
19

Keagenan Dan
Distribusi,
Asuransi,
Perpajakan,

20
21
22

Penyelesaian
Sengketa Bisnis,
Bisnis Internasional,
Hukum Pengangkutan

Konsolidasi Dan Pemisahan


9 Perusahaan,
10 Perkreditan Dan Pembiayaan,
11 Jaminan Hutang,

RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS

1. Kontrak bisnis
2. Bentuk badan usaha (PT, Firma, CV)
3. Pasar modal dan perusahaan go publik
4. kegiatan jual beli oleh perusahaan
5. Investasi atau penanaman modal
6. Likuidasi dan pailit
7. Merger, akuisisi dan konsolidasi
8 . Pembiayaan dan perkreditan
9. Jaminan hutang
10. Surat-surat berharga
11. Ketenagakerjaan
12. Hak Kekayaan Intelektual Industri
13. Persaingan usaha tidak sehat dan larangan monopoli
14. Perlindungan terhadap konsumen
15. Distribusi dan agen
16. Perpajakan
17. Asuransi
18. Menyelesaikan sengketa bisnis
19. Bisnis Internasional
20. Hukum pengangkutan baik melalui darat, laut, maupun udara
21. Perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pengguna teknologi dan pemilik teknologi
22. Hukum perindustrian atau industri pengolahan.
23. Hukum Kegiatan perusahan multinasional yang meliputi kegiatan ekspor dan import
24. Hukum Kegiatan Pertambangan
25. Hukum Perbankan dan surat-surat berharga
26. Hukum Real estate, bangunan dan perumahan
27. Hukum perdagangan internasional atau perjanjian internasional
28. Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang

Cara memperoleh hak milik (pasal


584 KUHPer), antara lain;
1.
2.
3.
4.
5.

Pendakuan (toeiigening)
Ikutan (natrekking)
Kadaluarsa (verjaring)
Pewarisan (erfopvolging)
Penyerahan (levering)

Sifat memperoleh hak milik, yaitu;


1. Dapat secara asli (originair)
2. Dapat secara derivatief (berasal dari orang lain).

Cara hilangnya hak milik, karena;


1.Pindah pada orang lain.
2.Hapusnya benda.
3.Pemilik melepas haknya.
Hak milik bersama (medeeigendom), dibedakan
1. Hak milik bersama yang bebas, misalnya harta
perkawinan.
2. Hak milik bersama yang terikat, misalnya dalam
badan hukum.

Hak gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur


atas suatu barang bergerak, yang diberikan oleh
debitur atau orang lain atas namanya untuk
menjamin suatu hutang, dan yang memberikan
kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan
pelunasan terlebih dahulu (pasal 1150 KUHPer).
Hak gadai mempunyai beberapa sifat antara lain;
1. Hak gadai bersifat accessoir (tambahan dari perjanjian
pokok).
2. Hak gadai bersifat memberi jaminan.

Hak gadai tidak termasuk hak memakai, hak


menikmati atau memungut hasil barang.
Syarat mengadakan hak gadai untuk benda berwujud dan hak piutang
atas bawa, yaitu;
1. Ada perjanjiannya, baik tertulis maupun lisan.
2. Barang yang digadaikan harus lepas atau di luar kekuasaan pemberi
gadai.

Hak pemegang hak gadai;


1. Apabila debitur wanprestasi, pemegang gadai dapat menjual
benda gadai dengan cara di muka umum, dan syarat yang
lazim. Kemudian dari hasil penjualan itu diambil sebagian
untuk melunasi hutang debitur dan sisanya dikembalikan
kepada debitur.
2. Pemegang gadai berhak atas biaya pemeliharaan.
3. Hak untuk menahan barang apabila ada beberapa piutang
atas barang tersebut (hak retentie).
Kewajiban pemegang gadai adalah;
1. Bertanggungjawab atas hilangnya barang, merosotnya nilai
jual barang apabila akibat kelalaiannya.
2. Tidak boleh menyalahgunakan barang gadai.
Gadai bisa terhapus jika;
1. Hutang pokoknya telah dibayar/lunas.
2. Barang gadai telah keluar dari kekuasaan pemegang gadai.

PERJANJIAN
SUATU PERISTIWA DIMANA SESEORANG BERJANJI
KEPADA SESEORANG LAIN ATAU DIMANA DUA
ORANG ITU SALING BERJANJI UNTUK
MELAKSANAKAN SESUATU HAL.
(pasal 1313 KUHPer)

SESUATU HAL ITU ADALAH

PRESTASI

PRESTASI dapat berupa:


1. Menyerahkan sesuatu
2. Melakukan sesuatu
3. Tidak melakukan sesuatu

Unsur Perjanjian

1. Essentialia, artinya syarat sahnya perjanjian.


2. Naturalia, artinya lazimnya melekat pada perjanjian.
3. Accidentalia, artinya yang harus disebut tegas

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (pasal 1320 KUHPer)


1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kecakapan kedua belah pihak
3. Sesuatu hal yang tertentu
4. Sebab yang halal (UU, ketertiban umum, kesusilaan)

Asas dalam perjanjian, antara lain;


konsensualisme, artinya persesuaian kehendak.
Kekuatan mengikat.
Kebebasan berkontrak.

Hapusnya perjanjian;
1. Pembayaran.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan konsignasi atau
penitipan.
3. Novasi.
4. Kompensasi.
5. Percampuran Hutang.
6. Penghapusan Hutang.
7. Lenyapnya barang yang menjadi hutang.
8. Hapusnya perjanjian karena lapau waktu.

Ingkar janji (Wanprestasi)


Debitur sama sekali tidak penuhi perikatan.
Debitur terlambat memenuhi.
Debitur keliru/tidak pantas memenuhi perikatan
FORCE MAJEUR atau OVERMACHT atau
keadaan memaksa, yaitu;
1. Bencana alam.
2. Kehilangan
3. Keadaan di luar kemampuan

Keadaan memaksa (force majeur)


Tiga unsur yang harus dipenuhi;
1. Tidak penuhi prestasi.
2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur.
3. Faktor penyebab tidak diduga sebelumnya dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur.
Akibat keadaan memaksa;
1. Kreditur tidak dapat menuntut perikatan dipenuhi.
2. Tidak dapat dinyatakan dalam keadaan lalai dan tidak
dapat menuntut.
3. Kreditur tidak dapat meminta pemutusan perjanjian.
4. Prestasi gugur (pada perjanjian timbal balik).

PASAR MODAL

Kegiatan yg berkaitan dgn penawaran


umum dan perdagangan efek
Perusahaan publik yg berkaitan dengan
efek yg diterbitkannya
Lembaga profesi yg berkaitan dgn efek utk
melakukan transaksi jual beli
TEMPAT BERTEMUNYA PENJUAL DAN
PEMBELI MODAL/DANA

HAK CIPTA
Untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan
hasil karya bidang ilmu, seni dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan bangsa
(UU no. 19 tahun 2002)

SIFAT HAK CIPTA

> Benda bergerak immateriel


> Dapat dibagi
> Tidak dapat disita

HAK CIPTA TERDIRI ATAS


HAK EKONOMI: untuk mendapatkan manfaat

ekonomi dari hasil ciptaannya


HAK MORAL: hak yang melekat secara pribadi dan

tidak dapat dilepas dengan alasan apapun

CIPTA YANG DILINDUNGI

Buku, program, dan semua hasil karya

tulis
Ceramah, kuliah, pidato
Alat peraga
Lagu/musik, drama, seni rupa
Arsitektur, peta
Fotografi, sinematografi
terjemahan

YANG TIDAK ADA HAK CIPTA


Hasil rapat terbuka lembaga negara
Peraturan perundang-undangan
Pidato kenegaraan
Putusan pengadilan
Keputusan badan arbitrase

HAK PATEN
Hak eksklusif yg diberikan
oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di
bidang teknologi
(UU No. 14 Tahun 2001)

JANGKA WAKTU PATEN


20 TAHUN

PATEN SEDERHANA 10
TAHUN

Penyelesaian Sengketa
Tingkat I: Pengadilan Niaga
Tingkat II: Mahkamah Agung
Arbitrase/Alternative Dispute
Resolution
Pelanggaran Hak adalah
Delik Aduan

MEREK
Tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau
jasa.
UU no. 15 Tahun 2001

JENIS MEREK
MEREK DAGANG
MEREK JASA
MEREK KOLEKTIF

Merek tidak dapat didaftar karena;


1. Bertentangan dengan UU, moralitas agama,
kesusilaan dan ketertiban umum.
2. Tidak memiliki pembeda.
3. Telah menjadi milik umum.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan
barang atau jasa yg dimohonkan paten.

PERLINDUNGAN KONSUMEN
KONSUMEN
Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk lain, dan tidak untuk
diperdagangkan
UU No. 18 Tahun 1999

ASAS PERLINDUNGAN KONSUMEN

1.
2.
3.
4.

5.

Asas Manfaat
Asas Keadilan
Asas Keseimbangan
Asas Keamanan dan keselamatan
konsumen
Asas Kepastian Hukum

Hak Konsumen

Kenyamanan, keamanan & keselamatan


Dpt barang/jasa sebanding dgn nilai tukar atau
yg dijanjikan
Dpt pendidikan konsumen
Didengar pendapat/keluhan
Dpt kompensasi, ganti rugi atau penggantian

Kewajiban Konsumen

Membaca, mengikuti petunjuk/prosedur


Beritikad baik dalam transaksi
Membayar sesuai dgn nilai tukar
Mengikuti upaya penyelesaian hukum
sengketa perlindungan konsumen secara patut

Hak Pelaku Usaha

Menerima pembayaran
Perlindungan hukum
Rehabilitasi

Kewajiban Pelaku

Beritikad baik
Memberi info yg benar
Melayani konsumen yg benar
Menjamin mutu barang
Memberi kesempatan konsumen menguji
Memberi kompensasi, ganti rugi

Larangan dalam Memproduksi

Tidak sesuai standar baku


Tidak sesuai dengan janji
Tidak ada keterangan produk

Larangan dalam Mempromosikan

Menggunakan kalimat yg berlebihan


Janji yg belum pasti
Menjatuhkan produk lain

Larangan dalam Obral

Barang/jasa tsb tdk sesuai standar


Seolah tidak mengandung cacat tersembunyi
Tidak bermaksud menjual
Jumlah barang hanya tertentu
Menaikkan harga sebelum melakukan obral

Dilarang Mencantumkan Klausul Baku

Menyatakan pengalihan tanggung jawab


Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak
menolak penyerahan kembali barang yang
dibeli konsumen
Menolak menyerahkan uang
Memaksa akan aturan tambahan
Melakukan perbuatan sepihak

Tanggungjawab Pelaku Usaha


Ganti kerugian atas; kerusakan, pencemaran dan
kerugian konsumen
BENTUK GANTI RUGI:
Pengembalian uang, penggantian barang, atau
jasa yang sejenis atau setara nilainya,
perawatan kesehatan dan/atau pemberian
santunan yg sesuai dgn peraturan perundangundangan

HAL-HAL YG MEMBEBASKAN
1.
2.
3.
4.
5.

Barang tdk untuk diedarkan


Cacat barang dikemudian hari
Cacat akibat prosedur dilanggar
Kelalaian konsumen
Lewat jangka waktu penuntutan 4 th sejak
barang dibeli

KEPAILITAN
KEADAAN BERHENTI MEMBAYAR
SYARAT PAILIT:
1. Adanya debitur yg tidak membayar utang
2. Adanya lebih dari satu kreditur
3. Adanya lebih dari satu utang
4. Minimal satu utang sudah jatuh tempo
5. Minimal satu utang sudah dapat ditagih

KEPAILITAN
UU No. 1 Tahun 1998
Kepailitan dapat diajukan apabila:
Dalam keadaan berhenti
membayar
Lebih dari satu kreditur, dan 1
kreditur piutangnya dapat
ditagih

PIHAK YG DAPAT
MENGAJUKAN KEPAILITAN
1.
2.
3.
4.

Debitur sendiri
Seorang atau lebih kreditur
Kejaksaan mewakili kepentingan umum
Bank Indonesia apabila debiturnya
bank
5. Bapepam

UTANG
ARTI SEMPIT: suatu kewajiban yang
timbul hanya dari adanya perjanjian
utang piutang
ARTI LUAS: seluruh kewajiban yg ada
dalam suatu perikatan baik yg timbul
karena UU atau perjanjian
UTANG adalah utang pokok dan bunganya

PROSES PENYELESAIAN
SENGKETA

Tingkat I: Pengadilan Niaga


Tingkat II: Mahkamah Agung
Peninjauan Kembali: Mahkamah Agung

Pasal 6 (4) UU Kepailitan


Putusan diambil maks. 30 hari setelah
permohonan didaftarkan

SEBELUM PUTUSAN
Kreditur dapat mengajukan permohonan:
1. Meletakkan sita jaminan terhadap
sebagian atau seluruh kekayaan
debitur
2. Menunjuk kurator sementara untuk:

Mengawasi pengelolaan usaha debitur


Mengawasi pembubaran

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT

DEMI HUKUM DEBITUR KEHILANGAN


HAKNYA UNTUK BERBUAT SESUATU
TERHADAP PENGUASAAN DAN
PENGURUSAN HARTA
KEKAYAANNYA YANG TERMASUK
DALAM KEPAILITAN

HARTA KEKAYAAN :
SELURUH KEKAYAAN DEBITUR PADA SAAT
PERNYATAAN PAILIT SERTA SEGALA APA
YANG DIPEROLEH SELAMA KEPAILITAN
Tidak termasuk:
1. Perlengkapan tidur
2. Perlengkapan dinas dan kerja
3. Persediaan makanan kurang lebih sebulan
4. Gaji, upah, uang jasa dan honor
5. Hak cipta
6. Uang untuk nafkah (ditetapkan hakim)
7. Buku-buku untuk bekerja

PARA PIHAK

HAKIM PENGAWAS
KURATOR
PANITIA PARA KREDITOR
RAPAT PARA KREDITOR

AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

Terjadi sitaan umum kekayaan debitur


Kepailitan hanya kekayaan bukan pribadi
Harta dikuasai kurator
Tuntutan dan gugatan ke kurator
Kreditur preference tetap dpt laksanakan
haknya

UPAYA D A L A M KEPAILITAN
1.
2.
3.
4.
5.

Penundaan pembayaran
Verifikasi piutang
Perdamaian (Akkoord)
Insolvensi
Rehabilitasi

HUKUM ASURANSI
ASURANSI: (Ps 246 KUHD)
- Suatu perjanjian di mana seorang
penanggung dengan menikmati suatu
premi mengikatkan dirinya kepada
tertanggung untuk membebaskannya
dari kerugian, karena kehilangan,
kerusakan, ketiadaan keuntungan yg
diharapkan, yg akan dideritanya karena
kejadian yg tidak pasti

4 unsur dalam asuransi


1.
2.
3.

4.

Pihak tertanggung
Pihak penanggung
Peristiwa yg tidak tertentu
(evenement)
Kepentingan yg mungkin akan
mengalami kerugian

MANFAAT ASURANSI
1.

2.

3.
4.

Memberikan rasa aman dan


perlindungan
Sebagai tabungan dan sumber
pendapat lain
Merupakan alat penyebaran risiko
Pendistribusian biaya dan manfaat
yg lebih adil

PENGGOLONGAN ASURANSI
Berdasarkan Perjanjian:

Asuransi Kerugian

Asuransi Jumlah

Asuransi Varia
Berdasarkan sifat pelaksanaannya:

Asuransi Sukarela

Asuransi Wajib

Asuransi Kredit

Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992


Usaha Asuransi terbagi:
a. Asuransi Kerugian
b. Asuransi Jiwa
c. Reasuransi
2. Usaha Penunjang:
a. Pialang Asuransi
b. Pialang Reasuransi
c. Penilai Kerugian Asuransi
d. Agen Asuransi
1.

PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

INSURABLE INTEREST (adanya


kepentingan)
INDEMNITY (penempatan posisi semula)
UTMOST GOOD FAITH (Itikad baik)
SUBROGRATION (pengganti kedudukan)
PROXIMA CAUSA (sebab kerugian)
CONTRIBUTION (saling menutup)

PENYELESAIAN SENGKETA
BISNIS
NEGOSIASI
MEDIASI
ARBITRASE

MEDIASI

NEGOSIASI DGN MELIBATKAN PIHAK


KETIGA
MEDIATOR DITUJUK OLEH PARA PIHAK
YG BERSENGKETA
PUTUSANNYA BERUPA NILAI ATAU
NORMA
PUTUSAN TIDAK PUNYA TITEL
EXECUTORIAL

ARBITRASE

PENYELESAIAN SENGKETA DILUAR


PENGADILAN
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN
WASIT
PUTUSAN DPT MEMILIKI TITEL
EXECUTORIAL
BERSIFAT RAHASIA, CEPAT, MUDAH
DAN MURAH

ARBITRASE INDONESIA
1.

BANI = BADAN ARBITRASE NASIONAL


INDONESIA

2.

BAMUI = BADAN ARBITRASE


MUAMALAT INDONESIA

LEMBAGA PEMBIAYAAN
BADAN USAHA YANG MELAKUKAN
KEGIATAN PEMBIAYAAN DALAM
BENTUK PENYEDIAAN DANA ATAU
BARANG MODAL DENGAN TIDAK
MENARIK DANA SECARA LANGSUNG
DARI MASYARAKAT
(Kepres no.61 Tahun 1988)

Perbedaan dgn bank


Pendanaan dari masyarakat
Penyediaan dana atau barang
modal
Tidak memerlukan jaminan

LEMBAGA PEMBIAYAAN
1.
2.
3.
4.
5.

LEASING
FACTORING
MODAL VENTURA
PEMBIAYAAN KONSUMEN
KARTU KREDIT

LEASING
(sewa guna usaha)
Ciri-ciri leasing:
Ada 3 pihak Lesse, lessor, supplier
Pembayaran sewa dilakukan berkala
Masa sewa guna usaha ditentukan
Disertai dgn hak opsi
Hak milik ada pada lessor
Obyek leasing = benda-benda yg
digunakan untuk menjalankan perusahaan

KEUNTUNGAN LEASING
Proses pengadaan barang lebih cepat dan
tidak memerlukan jaminan
Pengadaan barang yg mahal lebih
meringankan dari sisi cash flow karena
pembayaran jangka panjang
Posisi cash flow lebih baik dan biaya
modal lebih menarik
Perencanaan keuangan lebih mudah dan
sederhana

PERBEDAAN DGN SEWA

JANGKA WAKTU MENJADI FOKUS


PARA PIHAK ADL BADAN USAHA
PERLU JAMINAN TERTENTU
ADANYA HAK OPSI

BEDA DGN SEWA BELI DAN JUAL


BELI
PERALIHAN HAK MILIK
JENIS LEMBAGA PEMBIAYAAN
PARA PIHAK YANG TERLIBAT

FACTORING
(ANJAK PIUTANG)
USAHA PEMBIAYAAN DALAM
BENTUK PEMBELIAN DAN/ATAU
PENGALIHAN ATAU PENGURUSAN
PIUTANG ATAU TAGIHAN JANGKA
PENDEK SUATU PERUSAHAAN
DARI TRANSAKSI DALAM DAN
LUAR NEGERI

CIRI-CIRI FACTORING
BERUPA PENGURUSAN PIUTANG
TAGIHAN JANGKA PENDEK DAN
BELUM JATUH TEMPO
ADA 3 PIHAK :
FAKTORING COMPANY
KLIEN (PENJUAL PIUTANG)
NASABAH

KEUNTUNGAN FACTORING
PEMBAYARAN PIUTANG LEBIH CEPAT
DARI JATUH TEMPO
MENAMBAH DANA SEGAR
DAPAT MEMBANTU PENINGKATAN
KEUNTUNGAN ATAU LABA
MENGALIHKAN RISIKO PIUTANG

MODAL VENTURA
BADAN USAHA YG MELAKUKAN
PEMBIAYAAN MELALUI
PENYERTAAN MODAL KE DALAM
SUATU USAHA PERUSAHAAN
PASANGAN USAHA UNTUK
JANGKA WAKTU TERTENTU

KEUNTUNGAN MODAL VENTURA


SUMBER DANA SELAIN BANK
BANTUAN MANAJEMEN
MEMPERLUAS JARINGAN USAHA

JENIS MODAL VENTURA


CONVENTIONAL LOAN
CONDITIONAL LOAN (UNTUNG RUGI)
EQUITY INVESTMENT (ADA BANTUAN
MANAJEMEN)

PEMBIAYAAN KONSUMEN
LEMBAGA PEMBIAYAAN PENGADAAN
BARANG UNTUK KEBUTUHAN
KONSUMEN DILAKUKAN DGN
PEMBAYARAN SECARA ANGSURAN
ATAU BERKALA

KARTU KREDIT
BADAN USAHA YG MELAKUKAN
PEMBIAYAAN UNTUK MEMBELI
BARANG DAN JASA DENGAN
MENGGUNAKAN KARTU KREDIT

Anda mungkin juga menyukai