Anda di halaman 1dari 82

HUKUM

BISNIS

Dr. H. DIDING BAJURI, M.Si.


FEB – UNMA
TUJUAN

Mengenal hukum secara umum dan


meningkat kemampuan dalam bidang
ekonominya karena ditunjang pengetahuan
ekonomi dipandang dari sudut hukum
bisnis.

Indikator Keberhasilan

Menerapkan Teori kedalam


Mampu memahami dasar- Memecahkan masalah-
studi kasus bisnis dalam
dasar Hukum Bisnis masalah hukum bisnis
kerangka hukum
LATAR BELAKANG MUNCULNYA HUKUM BISNIS

Aturan atau Hukum Bisnis diperlukan karena :


1. Pihak yang terlibat di dalam bisnis membutuhkan sesuatu yang
lebih resmi bukan hanya sekedar janji ataupun itikad baik saja.
2. Kebutuhan untuk menciptakan upaya hukum yang dapat
digunakan sebagaimana mestinya apabila salah satu pihak tidak
memenuhi kewajiban atau melanggar perjanjian yang telah
disepakati maka hukum bisnis dapat diperankan sebagaimana
mestinya. Hukum membutuhkan cabang hukum dalam.

Perkonomian yang sehat Perekonomian yang Bisnis yang sehat tentu


menjadi pondasi penting guna sehat lahir melalui mempunyai aturan
pembangunan kesejahteraan kegiatan bisnis, (hukum) yang
umat manusia perdagangan ataupun menjamin kelancaran
usaha yang sehat. bisnis tsb.
PENGERTIAN, FUNGSI & TUJUAN HUKUM BISNIS

Pengertian
Hukum Bisnis adalah keseluruhan dari peraturan-
peraturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang
timbul dari suatu perjanjian-perjanjian maupun
perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek
bisnis.

Fungsi
Sebagai sumber informasi yang berguna bagi
praktisi bisnis, untuk memahami hak dan
kewajibannya dalam praktek bisnis, agar terwujud
watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang
berkeadilan, wajar, dan dinamis (yang dijamin
oleh kepastian hukum)

Tujuan
Agar terwujud watak dan perilaku
Sebagai sumber informasi yang berguna
bagi praktisi bisnis & memahami hak-hak aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin
dan kewajibannya dalam praktik bisnis,
oleh kepastian hukum)
ASPEK POKOK DALAM HUKUM BISNIS

1. Aspek kontrak (perjanjian) yang 2. Aspek kebebasan membuat


menjadi sumber hukum utama dimana perjanjian dimana para pihak
masing-masing pihak tunduk pada bebas membuat dan menentukan
perjanjian yang telah disepakati isi dari perjanjian yang disepakati
bersama. bersama
SUMBER HUKUM BISNIS
SUMBER HUKUM BISNIS: Perundang-Undangan

1. Perundang-Undangan
Undang-undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat masyarakat. Produk
hukum tertulis yang sengaja diciptakan oleh pihak yang berwenang untuk
mengatur kehidupan masyarakat, termasuk dibidang ekonomi dan bisnis.
a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
KUHD mengatur berbagai perikatan yang berkaitan dengan perkembangan
lapangan hukum perusahaan. Sebagai peraturan yang telah terkodifikasi,
KUHD masih terdapat kekurangan dimana kekurangan tersebut diatur
dengan peraturan perundang-undangan yang lain.

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)


Bagian-bagian dari KUH Perdata yang mengatur tentang Hukum Dagang
ialah sebagian terbesar dari Kitab III dan sebagian kecil dari Kitab II. Hal-
hal yang diatur dalam Kitab III KUH Perdata ialah mengenai perikatan-
perikatan umumnya dan perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
persetujuan dan undang-undang seperti: Persetujuan jual beli,Persetujuan
sewa menyewa,Persetujuan pinjaman uang

c. Praturan Perundang-Undangan
SUMBER HUKUM BISNIS: Perundang-Undangan
(lanjutan)

Selain KUHD dan KUHPerdata, masih terdapat beberapa peraturan perundang-undangan


lain yang mengatur Hukum Dagang, diantaranya :

1 UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,

2 UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas (PT),

3 UU No. 7 Tahun 1987 Tentang Hak Cipta,

4 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,

5 UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,

6 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (Go Public),

7 UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (PMA/PMDN)

8 UU No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta,

9 UU No. 37 Tahun 2004 (Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang)

10 Hukum Publik (kejahatan di bidang bisnis : Penyeludupan, illegal logging, korupsi)

11 PP No 28 Tahun 1999 (Merger, Konsolidasi Dan Akuisisi Bank)


SUMBER HUKUM BISNIS: Kebiasaan

2. Kebiasaan

Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan tidak terputus


dan sudah diterima oleh masyarakat pada umumnya serta pedagang
pada khususnya, dapat dipakai juga sebagai sumber hukum pada
Hukum Dagang. Hal ini sesuai dengan Pasal 1339 KUH Perdata
bahwa perjanjian tidak saja mengikat yang secara tegas
diperjanjikan, tetapi juga terikat pada kebiasaan-kebiasaan yang
sesuai dengan perjanjian tersebut. Contohnya tentang pemberian
komisi, jual beli dengan angsuran, dan sebagainya.
SUMBER HUKUM BISNIS: Yurisprudensi

3. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah putusan-putusan Hakim atau Pengadilan yang


telah berkekuatan hukum tetap dan dibenarkan oleh Mahkamah
Agung sebagai Pengadilan kasasi, atau putusan Mahkamah Agung
sendiri yang sudah berkekuatan hukum tetap.
SUMBER HUKUM BISNIS: Perjanjian Internasional

4. Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional diadakan dengan tujuan agar pengaturan


tentang persoalan Hukum Dagang dapat diatur secara seragam oleh
masing-masing hukum nasional dari negara-negara peserta yang terikat
dalam perjanjian internasional tersebut. Untuk dapat diterima dan
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat maka perjanjian
internasional tersebut harus diratifikasi oleh masing-masing negara yang
terikat dalam perjanjian internasional tersebut.

Macam perjanjian internasional :


Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua negara saja.
Contohnya: traktat yang dibuat oleh Indonesia dengan Amerika yang
mengatur tentang pemberian perlindungan hak cipta yang kemudian
disahkan melalui Keppres No.25 Tahun 1989, Konvensi yaitu perjanjian
yang dilakukan oleh beberapa negara. Contohnya Konvensi Paris yang
mengatur tentang merek.
SUMBER HUKUM BISNIS: Perjanjian Yang Dibuat Para Pihak

5. Perjanjian Yang Dibuat Para Pihak

Berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata disebutkan perjanjian yang dibuat


secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Dalam hal ini, persetujuan, perjanjian ataupun kesepakatan
memegang peranan bagi para pihak. Contohnya dalam pasal 1477 KUH
Perdata yang menentukan bahwa selama tidak diperjanjikan lain, maka
penyerahan terjadi di tempat dimana barang berada pada saat terjadi kata
sepakat. Misalkan penyerahan barang diperjanjikan dengan klausula FOB
(Free On Board) maka penyerahan barang dilaksanakan ketika barang
sudah berada di atas kapal.
SUMBER HUKUM BISNIS: Doktrin

6. Doktrin

Pendapat sarjana hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau


beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan putusannya.

Misalnya hakim dalam memeriksa perkara atau dalam pertimbangan


putusannya dapat menyebut doktrin dari ahli hukum tertentu. Dengan
demikian hakim dianggap telah menemukan hukumnya melalui sumber
hukum yang berupa doktrin tersebut.
RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS

1 Kontrak Bisnis, 12 Surat Berharga,


2 Jual-beli, 13 Perburuhan,
Hak Atas Kekayaan
3 Bentuk-bentuk Perusahaan, 14 Intelektual,
4 Perusahaan Go Public Dan Pasar Modal, 15 Anti Monopoli,
Perlindungan
5 Penanaman Modal Asing, 16 Konsumen,
Keagenan Dan
6 Kepailitan Dan Likuidasi, 17 Distribusi,
7 Merger, 18 Asuransi,
8 Akuisisi, 19 Perpajakan,
Konsolidasi Dan Pemisahan Penyelesaian
9 Perusahaan, 20 Sengketa Bisnis,
10 Perkreditan Dan Pembiayaan, 21 Bisnis Internasional,
11 Jaminan Hutang, 22 Hukum Pengangkutan
RUANG LINGKUP HUKUM BISNIS

1. Kontrak bisnis
2. Bentuk badan usaha (PT, Firma, CV)
3. Pasar modal dan perusahaan go publik
4. kegiatan jual beli oleh perusahaan
5. Investasi atau penanaman modal
6. Likuidasi dan pailit
7. Merger, akuisisi dan konsolidasi
8 . Pembiayaan dan perkreditan
9. Jaminan hutang
10. Surat-surat berharga
11. Ketenagakerjaan
12. Hak Kekayaan Intelektual Industri
13. Persaingan usaha tidak sehat dan larangan monopoli
14. Perlindungan terhadap konsumen
15. Distribusi dan agen
16. Perpajakan
17. Asuransi
18. Menyelesaikan sengketa bisnis
19. Bisnis Internasional
20. Hukum pengangkutan baik melalui darat, laut, maupun udara
21. Perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pengguna teknologi dan pemilik teknologi
22. Hukum perindustrian atau industri pengolahan.
23. Hukum Kegiatan perusahan multinasional yang meliputi kegiatan ekspor dan import
24. Hukum Kegiatan Pertambangan
25. Hukum Perbankan dan surat-surat berharga
26. Hukum Real estate, bangunan dan perumahan
27. Hukum perdagangan internasional atau perjanjian internasional
28. Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang
Cara memperoleh hak milik
(pasal 584 KUHPer), antara lain;

1. Pendakuan (toeiigening)
2. Ikutan (natrekking)
3. Kadaluarsa (verjaring)
4. Pewarisan (erfopvolging)
5. Penyerahan (levering)
Sifat memperoleh hak milik, yaitu;
1. Dapat secara asli (originair)
2. Dapat secara derivatief (berasal dari orang lain).

Cara hilangnya hak milik, karena;


1. Pindah pada orang lain.
2. Hapusnya benda.
3. Pemilik melepas haknya.

Hak milik bersama (medeeigendom), dibedakan


1. Hak milik bersama yang bebas, misalnya harta
perkawinan.
2. Hak milik bersama yang terikat, misalnya dalam
badan hukum.
Hak gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu
barang bergerak, yang diberikan oleh debitur atau orang lain
atas namanya untuk menjamin suatu hutang, dan yang
memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan
pelunasan terlebih dahulu (pasal 1150 KUHPer).

Hak gadai mempunyai beberapa sifat antara lain;


1. Hak gadai bersifat accessoir (tambahan dari perjanjian pokok).
2. Hak gadai bersifat memberi jaminan.

Hak gadai tidak termasuk hak memakai, hak menikmati atau


memungut hasil barang.

Syarat mengadakan hak gadai untuk benda berwujud dan hak piutang
atas bawa, yaitu;
1. Ada perjanjiannya, baik tertulis maupun lisan.
2. Barang yang digadaikan harus lepas atau di luar kekuasaan pemberi
gadai.
Hak pemegang hak gadai;
1. Apabila debitur wanprestasi, pemegang gadai dapat menjual
benda gadai dengan cara di muka umum, dan syarat yang
lazim. Kemudian dari hasil penjualan itu diambil sebagian
untuk melunasi hutang debitur dan sisanya dikembalikan
kepada debitur.
2. Pemegang gadai berhak atas biaya pemeliharaan.
3. Hak untuk menahan barang apabila ada beberapa piutang
atas barang tersebut (hak retentie).

Kewajiban pemegang gadai adalah;


1. Bertanggungjawab atas hilangnya barang, merosotnya nilai
jual barang apabila akibat kelalaiannya.
2. Tidak boleh menyalahgunakan barang gadai.

Gadai bisa terhapus jika;


1. Hutang pokoknya telah dibayar/lunas.
2. Barang gadai telah keluar dari kekuasaan pemegang gadai.
PERJANJIAN
SUATU PERISTIWA DIMANA SESEORANG BERJANJI
KEPADA SESEORANG LAIN ATAU DIMANA DUA
ORANG ITU SALING BERJANJI UNTUK
MELAKSANAKAN SESUATU HAL.
(pasal 1313 KUHPer)

SESUATU HAL ITU ADALAH PRESTASI

PRESTASI dapat berupa:


1. Menyerahkan sesuatu
2. Melakukan sesuatu
3. Tidak melakukan sesuatu
Unsur Perjanjian
1. Essentialia, artinya syarat sahnya perjanjian.
2. Naturalia, artinya lazimnya melekat pada perjanjian.
3. Accidentalia, artinya yang harus disebut tegas

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (pasal 1320 KUHPer)


1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kecakapan kedua belah pihak
3. Sesuatu hal yang tertentu
4. Sebab yang halal (UU, ketertiban umum, kesusilaan)
Asas dalam perjanjian, antara lain;
•konsensualisme, artinya persesuaian kehendak.
•Kekuatan mengikat.
•Kebebasan berkontrak.

Hapusnya perjanjian;
1. Pembayaran.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan konsignasi
atau penitipan.
3. Novasi.
4. Kompensasi.
5. Percampuran Hutang.
6. Penghapusan Hutang.
7. Lenyapnya barang yang menjadi hutang.
8. Hapusnya perjanjian karena lapau waktu.
Ingkar janji (Wanprestasi)
•Debitur sama sekali tidak penuhi perikatan.
•Debitur terlambat memenuhi.
•Debitur keliru/tidak pantas memenuhi perikatan

FORCE MAJEUR atau OVERMACHT atau


keadaan memaksa, yaitu;
1. Bencana alam.
2. Kehilangan
3. Keadaan di luar kemampuan
Keadaan memaksa (force majeur)
Tiga unsur yang harus dipenuhi;
1. Tidak penuhi prestasi.
2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan debitur.
3. Faktor penyebab tidak diduga sebelumnya dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur.

Akibat keadaan memaksa;


1. Kreditur tidak dapat menuntut perikatan dipenuhi.
2. Tidak dapat dinyatakan dalam keadaan lalai dan tidak
dapat menuntut.
3. Kreditur tidak dapat meminta pemutusan perjanjian.
4. Prestasi gugur (pada perjanjian timbal balik).
PASAR MODAL
◆ Kegiatan yg berkaitan dgn penawaran
umum dan perdagangan efek
◆ Perusahaan publik yg berkaitan dengan
efek yg diterbitkannya
◆ Lembaga profesi yg berkaitan dgn efek
utk melakukan transaksi jual beli

TEMPAT BERTEMUNYA PENJUAL DAN


PEMBELI MODAL/DANA
HAK CIPTA
Untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil karya bidang ilmu, seni dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan
kecerdasan bangsa
(UU no. 19 tahun 2002)

SIFAT HAK CIPTA


> Benda bergerak immateriel
> Dapat dibagi
> Tidak dapat disita
HAK CIPTA TERDIRI ATAS

 HAK EKONOMI: untuk mendapatkan manfaat


ekonomi dari hasil ciptaannya

 HAK MORAL: hak yang melekat secara


pribadi dan tidak dapat dilepas dengan alasan
apapun
CIPTA YANG DILINDUNGI

 Buku, program, dan semua hasil karya


tulis
 Ceramah, kuliah, pidato
 Alat peraga
 Lagu/musik, drama, seni rupa
 Arsitektur, peta
 Fotografi, sinematografi
 terjemahan
YANG TIDAK ADA HAK CIPTA

 Hasil rapat terbuka lembaga negara


 Peraturan perundang-undangan
 Pidato kenegaraan
 Putusan pengadilan
 Keputusan badan arbitrase
HAK PATEN

Hak eksklusif yg diberikan oleh


negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi
(UU No. 14 Tahun 2001)
JANGKA WAKTU PATEN
20 TAHUN

PATEN SEDERHANA 10
TAHUN
Penyelesaian Sengketa
Tingkat I: Pengadilan Niaga
Tingkat II: Mahkamah Agung

Arbitrase/Alternative Dispute Resolution


Pelanggaran Hak adalah
Delik Aduan
MEREK

Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-


huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.
UU no. 15 Tahun 2001
JENIS MEREK

 MEREK DAGANG
 MEREK JASA
 MEREK KOLEKTIF

Merek tidak dapat didaftar karena;


1. Bertentangan dengan UU, moralitas agama,
kesusilaan dan ketertiban umum.
2. Tidak memiliki pembeda.
3. Telah menjadi milik umum.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan
barang atau jasa yg dimohonkan paten.
PERLINDUNGAN KONSUMEN

KONSUMEN
Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun mahluk lain, dan tidak untuk
diperdagangkan
UU No. 18 Tahun 1999
ASAS PERLINDUNGAN KONSUMEN

1. Asas Manfaat
2. Asas Keadilan
3. Asas Keseimbangan
Asas Keamanan dan keselamatan
konsumen
1. Asas Kepastian Hukum
Hak Konsumen

1. Kenyamanan, keamanan & keselamatan


2. Dapat barang/jasa sebanding dgn nilai tukar atau yg
dijanjikan
3. Dapat pendidikan konsumen
4. Didengar pendapat/keluhan
5. Dapat kompensasi, ganti rugi atau penggantian
Kewajiban Konsumen

◼ Membaca, mengikuti petunjuk/prosedur


◼ Beritikad baik dalam transaksi
◼ Membayar sesuai dgn nilai tukar
◼ Mengikuti upaya penyelesaian hukum
sengketa perlindungan konsumen secara patut
Hak Pelaku Usaha

◼ Menerima pembayaran
◼ Perlindungan hukum
◼ Rehabilitasi
Kewajiban Pelaku

◼ Beritikad baik
◼ Memberi info yg benar
◼ Melayani konsumen yg benar
◼ Menjamin mutu barang
◼ Memberi kesempatan konsumen menguji
◼ Memberi kompensasi, ganti rugi
Larangan dalam Memproduksi

◼ Tidak sesuai standar baku


◼ Tidak sesuai dengan janji
◼ Tidak ada keterangan produk

Larangan dalam Mempromosikan


◼ Menggunakan kalimat yg berlebihan
◼ Janji yg belum pasti
◼ Menjatuhkan produk lain
Larangan dalam Obral

◼ Barang/jasa tsb tdk sesuai standar


◼ Seolah tidak mengandung cacat tersembunyi
◼ Tidak bermaksud menjual
◼ Jumlah barang hanya tertentu
◼ Menaikkan harga sebelum melakukan obral
Dilarang Mencantumkan Klausul Baku

◼ Menyatakan pengalihan tanggung jawab


◼ Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak
menolak penyerahan kembali barang yang
dibeli konsumen
◼ Menolak menyerahkan uang
◼ Memaksa akan aturan tambahan
◼ Melakukan perbuatan sepihak
Tanggungjawab Pelaku Usaha

Ganti kerugian atas; kerusakan, pencemaran dan


kerugian konsumen

BENTUK GANTI RUGI:


Pengembalian uang, penggantian barang, atau
jasa yang sejenis atau setara nilainya,
perawatan kesehatan dan/atau pemberian
santunan yg sesuai dgn peraturan perundang-
undangan
HAL-HAL YG MEMBEBASKAN

1. Barang tdk untuk diedarkan


2. Cacat barang dikemudian hari
3. Cacat akibat prosedur dilanggar
4. Kelalaian konsumen
5. Lewat jangka waktu penuntutan 4 th sejak
barang dibeli
KEPAILITAN
KEADAAN BERHENTI MEMBAYAR

SYARAT PAILIT:
1. Adanya debitur yg tidak membayar utang
2. Adanya lebih dari satu kreditur
3. Adanya lebih dari satu utang
4. Minimal satu utang sudah jatuh tempo
5. Minimal satu utang sudah dapat ditagih
KEPAILITAN
UU No. 1 Tahun 1998

Kepailitan dapat diajukan apabila:


▪ Dalam keadaan berhenti
membayar
▪ Lebih dari satu kreditur, dan 1
kreditur piutangnya dapat ditagih
PIHAK YG DAPAT
MENGAJUKAN KEPAILITAN
1. Debitur sendiri
2. Seorang atau lebih kreditur
3. Kejaksaan mewakili kepentingan umum
4. Bank Indonesia apabila debiturnya
bank
5. Bapepam
UTANG

▪ ARTI SEMPIT: suatu kewajiban yang


timbul hanya dari adanya perjanjian
utang piutang
▪ ARTI LUAS: seluruh kewajiban yg ada
dalam suatu perikatan baik yg timbul
karena UU atau perjanjian

UTANG adalah utang pokok dan bunganya


PROSES PENYELESAIAN SENGKETA

▪ Tingkat I: Pengadilan Niaga


▪ Tingkat II: Mahkamah Agung
▪ Peninjauan Kembali: Mahkamah Agung

Pasal 6 (4) UU Kepailitan


Putusan diambil maks. 30 hari setelah
permohonan didaftarkan
SEBELUM PUTUSAN
Kreditur dapat mengajukan permohonan:
1. Meletakkan sita jaminan terhadap
sebagian atau seluruh kekayaan debitur
2. Menunjuk kurator sementara untuk:
▪ Mengawasi pengelolaan usaha debitur
▪ Mengawasi pembubaran
AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT

DEMI HUKUM DEBITUR KEHILANGAN


HAKNYA UNTUK BERBUAT SESUATU
TERHADAP PENGUASAAN DAN
PENGURUSAN HARTA KEKAYAANNYA
YANG TERMASUK DALAM KEPAILITAN
HARTA KEKAYAAN :
SELURUH KEKAYAAN DEBITUR PADA SAAT
PERNYATAAN PAILIT SERTA SEGALA APA
YANG DIPEROLEH SELAMA KEPAILITAN

Tidak termasuk:
1. Perlengkapan tidur
2. Perlengkapan dinas dan kerja
3. Persediaan makanan kurang lebih sebulan
4. Gaji, upah, uang jasa dan honor
5. Hak cipta
6. Uang untuk nafkah (ditetapkan hakim)
7. Buku-buku untuk bekerja
PARA PIHAK

▪ HAKIM PENGAWAS
▪ KURATOR
▪ PANITIA PARA KREDITOR
▪ RAPAT PARA KREDITOR
AKIBAT HUKUM PERNYATAAN PAILIT

▪ Terjadi sitaan umum kekayaan debitur


▪ Kepailitan hanya kekayaan bukan pribadi
▪ Harta dikuasai kurator
▪ Tuntutan dan gugatan ke kurator
▪ Kreditur preference tetap dpt laksanakan
haknya
UPAYA DALAM KEPAILITAN

1. Penundaan pembayaran
2. Verifikasi piutang
3. Perdamaian (Akkoord)
4. Insolvensi
5. Rehabilitasi
HUKUM ASURANSI

ASURANSI: (Ps 246 KUHD)


- Suatu perjanjian di mana seorang
penanggung dengan menikmati suatu premi
mengikatkan dirinya kepada tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian,
karena kehilangan, kerusakan, ketiadaan
keuntungan yg diharapkan, yg akan
dideritanya karena kejadian yg tidak pasti
4 unsur dalam asuransi

1. Pihak tertanggung
2. Pihak penanggung
3. Peristiwa yg tidak tertentu (evenement)
4. Kepentingan yg mungkin akan
mengalami kerugian
MANFAAT ASURANSI

1. Memberikan rasa aman dan


perlindungan
2. Sebagai tabungan dan sumber pendapat
lain
3. Merupakan alat penyebaran risiko
4. Pendistribusian biaya dan manfaat yg
lebih adil
PENGGOLONGAN ASURANSI

Berdasarkan Perjanjian:
◼ Asuransi Kerugian
◼ Asuransi Jumlah
◼ Asuransi Varia

Berdasarkan sifat pelaksanaannya:


◼ Asuransi Sukarela
◼ Asuransi Wajib
◼ Asuransi Kredit
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1992
1. Usaha Asuransi terbagi:
a. Asuransi Kerugian
b. Asuransi Jiwa
c. Reasuransi

2. Usaha Penunjang:
a. Pialang Asuransi
b. Pialang Reasuransi
c. Penilai Kerugian Asuransi
d. Agen Asuransi
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

◼ INSURABLE INTEREST (adanya kepentingan)


◼ INDEMNITY (penempatan posisi semula)
◼ UTMOST GOOD FAITH (Itikad baik)
◼ SUBROGRATION (pengganti kedudukan)
◼ PROXIMA CAUSA (sebab kerugian)
◼ CONTRIBUTION (saling menutup)
PENYELESAIAN SENGKETA
BISNIS
NEGOSIASI
MEDIASI
ARBITRASE
MEDIASI
◼ NEGOSIASI DGN MELIBATKAN PIHAK
KETIGA
◼ MEDIATOR DITUJUK OLEH PARA PIHAK
YG BERSENGKETA
◼ PUTUSANNYA BERUPA NILAI ATAU
NORMA
◼ PUTUSAN TIDAK PUNYA TITEL
EXECUTORIAL
ARBITRASE
◼ PENYELESAIAN SENGKETA DILUAR
PENGADILAN
◼ PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN
WASIT
◼ PUTUSAN DPT MEMILIKI TITEL
EXECUTORIAL
◼ BERSIFAT RAHASIA, CEPAT, MUDAH
DAN MURAH
ARBITRASE INDONESIA
1. BANI = BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA

2. BAMUI = BADAN ARBITRASE


MUAMALAT INDONESIA
LEMBAGA PEMBIAYAAN

BADAN USAHA YANG MELAKUKAN


KEGIATAN PEMBIAYAAN DALAM
BENTUK PENYEDIAAN DANA ATAU
BARANG MODAL DENGAN TIDAK
MENARIK DANA SECARA LANGSUNG
DARI MASYARAKAT
(Kepres no.61 Tahun 1988)
Perbedaan dgn bank

• Pendanaan dari masyarakat


• Penyediaan dana atau barang
modal
• Tidak memerlukan jaminan
LEMBAGA PEMBIAYAAN
1. LEASING
2. FACTORING
3. MODAL VENTURA
4. PEMBIAYAAN KONSUMEN
5. KARTU KREDIT
LEASING (sewa guna usaha)
Ciri-ciri leasing:
• Ada 3 pihak Lesse, lessor, supplier
• Pembayaran sewa dilakukan berkala
• Masa sewa guna usaha ditentukan
• Disertai dgn hak opsi
• Hak milik ada pada lessor
• Obyek leasing = benda-benda yg
digunakan untuk menjalankan perusahaan
KEUNTUNGAN LEASING
• Proses pengadaan barang lebih cepat dan
tidak memerlukan jaminan
• Pengadaan barang yg mahal lebih
meringankan dari sisi cash flow karena
pembayaran jangka panjang
• Posisi cash flow lebih baik dan biaya
modal lebih menarik
• Perencanaan keuangan lebih mudah dan
sederhana
PERBEDAAN DGN SEWA
• JANGKA WAKTU MENJADI FOKUS
• PARA PIHAK ADL BADAN USAHA
• PERLU JAMINAN TERTENTU
• ADANYA HAK OPSI
BEDA DGN SEWA BELI DAN
JUAL BELI

• PERALIHAN HAK MILIK


• JENIS LEMBAGA PEMBIAYAAN
• PARA PIHAK YANG TERLIBAT
FACTORING
(ANJAK PIUTANG)

USAHA PEMBIAYAAN DALAM


BENTUK PEMBELIAN DAN/ATAU
PENGALIHAN ATAU PENGURUSAN
PIUTANG ATAU TAGIHAN JANGKA
PENDEK SUATU PERUSAHAAN
DARI TRANSAKSI DALAM DAN
LUAR NEGERI
CIRI-CIRI FACTORING
• BERUPA PENGURUSAN PIUTANG
• TAGIHAN JANGKA PENDEK DAN
BELUM JATUH TEMPO
• ADA 3 PIHAK :
– FAKTORING COMPANY
– KLIEN (PENJUAL PIUTANG)
– NASABAH
KEUNTUNGAN FACTORING
• PEMBAYARAN PIUTANG LEBIH CEPAT
DARI JATUH TEMPO
• MENAMBAH DANA SEGAR
• DAPAT MEMBANTU PENINGKATAN
KEUNTUNGAN ATAU LABA
• MENGALIHKAN RISIKO PIUTANG
MODAL VENTURA
BADAN USAHA YG MELAKUKAN
PEMBIAYAAN MELALUI
PENYERTAAN MODAL KE DALAM
SUATU USAHA PERUSAHAAN
PASANGAN USAHA UNTUK
JANGKA WAKTU TERTENTU
KEUNTUNGAN MODAL
VENTURA

• SUMBER DANA SELAIN BANK


• BANTUAN MANAJEMEN
• MEMPERLUAS JARINGAN USAHA
JENIS MODAL VENTURA

• CONVENTIONAL LOAN
• CONDITIONAL LOAN (UNTUNG RUGI)
• EQUITY INVESTMENT (ADA BANTUAN
MANAJEMEN)
PEMBIAYAAN KONSUMEN
LEMBAGA PEMBIAYAAN PENGADAAN
BARANG UNTUK KEBUTUHAN
KONSUMEN DILAKUKAN DGN
PEMBAYARAN SECARA ANGSURAN
ATAU BERKALA
KARTU KREDIT
BADAN USAHA YG MELAKUKAN
PEMBIAYAAN UNTUK MEMBELI
BARANG DAN JASA DENGAN
MENGGUNAKAN KARTU KREDIT
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai