Anda di halaman 1dari 424

PEIDATA

INDONESIA

Prof. Abdulkadlr Muhammad, S.H.

PENERBIT PT CITRA ADITYA BAKTI


IIANDUNG 2010
Hak dpla yang ndungl undang-undang pada: Pengarang
Hak Penerbitan pecla Penetbit PT Citro. Aditya Bakti
Cetakan Ke I Tahun 1990
Cetakan Kell Tahun 1993
CecaiCan K8 Ill Tahun 2000
c.takan Rwtsl Tehun 2010
No. KDde Penerblcan 90 HH 021
Sebagian atau aeluruhnya lsi buku lni d!latan; dlgunakan
atau diperbanyak do.lam bentuk apa pun tanpo.lzln tertulle
dati Penerbft Citra Adltya Baktl, kecuaU dalam hal
pengutipan unluk kDperluan penullean
artikel atau k.arangan llrnlah
Computet tetting, layout, oleh penerblt
PT CITRA AOITYA BAKTI

ISBN: 978-979-414-523-4

Anggots IKAPI
II
CATATAN TENTANG PENULIS
Nama lengkap ~julkadir Muhammad, lahir 16 Agustus 1937 di
Sekayu, Kabupate'n Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Setelah menamat·
kan SMA Muhammadlyah I tahun 1958 df Yogyakarta, bellau melanjutkan
studf pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan lulus tahun
1966. Pada tt-hun 1976 beliau mendapa~ beasiswa ASEAN untuk memper·
dalam pengetahUan bahasa lnggrls dan metode penelftfan df Singapura
selama satu tahun dan mendapat diploma.

Tahun 1960-1963 beliau pernah mengajar pada SMA Neterl di Tahuna,


Kabupaten Sanglhe Talaud, Provinsf Sulawesi Utara dalam rangka Program
Pengerahan Tene11a Mahasfswa (PTM). Pada tanggal 1 Februarl 1966 df·
angkat sebagai dosen tetap HukUm Perdata dan Hukum Dagang pada
Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila). Bellau pernah memangku
jabatan Oekan Fakultas Hukum Un!la selama dua perlode, yaitu 1972-
1974 dan 1982-1985. Of sampfng ftu, bellau adalah anggota Tfm Inti
Program Akta V (Applitd Approach) Unila, anggota Dewan Penyunting
Penerbit Unila, dan anggota Tim PaneUs Badan Akredltasf Nasional (BAN)
Perguruan T1nggf Depdiknas (1997-1999).

Jabatan akademik yang dipangkunya hingga sekarang adalah Guru Besar


Hukum dan Lembaga Keuangan, Hukum dan Hak Kekayaan lntelektual,
Hukum Dagang lntemasional, dan Metodologf Penelitian Hukum pada
Program Studt Magister Hukum Program Pascasarjana Universitas Lampung.
Beliau juga adal•h Guru Besar Hukum dan Lembaga Keuangan Syan~ah
pada Program Studi Magister llmu Syarl"ah Program Pascasarjana lnstftut
Agama Islam Negeri Raden lntan Bandar Lampung. Selain itu, juga di·
percayakan untuk mengembangkan mata kuliah Sfstem Badan Hukum
pada Program Studf Magister Hukum Program PascasarjaJ'Ia Universitas
Bandar L.ampung di Bar.dar LampUng.
Be\iau pemah mengikutf penataran/lokakarya bfdang Hukum Keperdataan
di Fakultas Hukum UGM df Yogyakarta (19n), Metodologf Penelltfan df
Universitas Lampung (1978), penulisan buku di Semarang (1981 ), llmu
Budaya Dasar" d1 6uktttfnggf (1981 h Akta V Baru (Appli~d Approach) di
Padang (1988), dl Bogar (1990 dan 1995), serta sebagaf Penerjemah dan

Ill
Penyunttng Buku Per~ruan Tinggf dt Bandung (1989). 01 samplng aktif
memberf kuliah, beltau juga adalah penatar dosen yunior, pemakalah
seminar, penelitf ilmu ookum, dan penulfs ~ku.

Karya tulfs berupa buku·buku yang dlpublfkastkan secara nasfonal adalah


Hul<um Acara P~rdata (1978), Hul<um Surat B~rhargo (1979), Hul<um P~r­
janjlan (terjemahan, 1980), Hukum Kop~rasi (terjemahan, 1981 ), Hukum
P~rfkatan (1982), ltmu Budayo Dasar (1987), Huk.um P~rdata Indonesia
(1990}, Hukum P~nsangkutan Nlaga (1991 ), Perjanjlan Baku dalam Praktfk
P~rusahaan Perdagangan (1992), Hukum Horta K~kayoan (1994), Hukum
P~rs~roon lndon~sla (1996), Etlka Praf~sl Hukum (1997), Perkembangan
Hukum K~luaf9Q dl B~b~rapa N~gara Erapah (1998), Hukum Perusahaan
lndon~sla (1999), Huk.um Asuransllndonesla (1999), S~i Hukum Lembaga
K~uangan dan P~mblayoan (2000), Kajlan Hukum Ek.onoml Hal< Kekayoan
lnt~l~ktual (2001), Hukum dan PeneUtian Huk.um (2004), dan Pembayar:
an Melalui Letter of Credit dalam Ekspor lmpor (2009) .

••••••

IV
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR CETAKAN REVISI

Pada cetakan revisi inl, Hukum Perdata Indonesia mengalaml penyem-


pumaan secara menyeluruh, menglkutJ perkembangan perubahan yang
dibutuhkan masyarakat dan pendldikan tlnggi hukum. Penyempumaan
tersebut mellputl pengayaan materi kajJan, perbalkan slstematika penulis-
an, serta bahasa hukum yang mudah dlpahami. Materi kajlan hukum per-
data juga dlsesualkan dengan pembaruan Undang-Undang Kewargane-
garaan, admlnlstrasl kependudukan, dan status KUHPdt Indonesia sebagal
satu-satunya kodifikasl bidang hukum perdata di Indonesia. KUHPdt Indo-
nesia sudah dlanggap sebagaJ pedoman dalam keglatan kehldupan ma-
syarakat sehar1-har1 bagl semua warga negara Indonesia dalam wllayah
negara Republik Indonesia.

Bag! warga negara Indonesia yang tunduk pada slstem hukum agama
dan hukum adat, KUHPdt merupakan altematif yang dapat dlpakal sebagal
dasar menyelesaikan masalah yang beragam dalam masyarakat. Altema-
tif tersebut berguna untuk mewujudkan perilaku adil yang patut diterima
sebagaf acuan, mlsalnya, masalah hukum waris yang maslh beraneka ra-
gam ataupun masalah kewarganegaraan akibat perkawinan antarpasang-
an yang ber1ainan slstem hukum kewarganegaraan. Pencerahan dalam
revlsllnl memertukan penullsan ulang yang mellputi sepuluh bab masalah
hukum perdata dl Indonesia. Oalam cetakan revisi lnl banyak disajlkan
contoh cara pemahaman dalam penerapan hukum perdata tertulls dan
tldak tertulls.

Oalam menghadapl globalisasl bldang keglatan perdagangan, keluarga


dan perkawlnan, adopsl anak secara lntemaslonal, ataupun hukum waris
dengan berbagal ragam masalah dan alasannya1 KUHPdt Indonesia dl-

Hukum Perdata lndone.U. v


Kata Pengantar

rasakan maslh relevan untuk dijadikan dasar acuan pemecahan masalah


yang timbul aklbat globallsasl tersebut. Oleh karena ltu, masih banyak
manfaatnya untuk dikaji dan disesuaikan dengan perilaku seadil mungkin,
balk dalam studi hukum perdata maupun penyelesaian sengketa dl dalam
dan di luar peradilan umum . Karena relevansinya itulah KUHPdt Indo·
nesia maslh berperan strategls sebagai pedoman perilaku masyarakat.
KUHPdt Indonesia klnl, tldak dapat dimungkiri lagi akan menjadl sarana
yang sangat strategls untuk kemajuan hukum dan pendldikan hukum per-
data di Indonesia.

• Masyarakat Indonesia sedang mengalami perubahan menuju kehidupan


teratur, adil, serta sating menghargal dan menghormatl. Semuanya ter-
tulis dalam revlsl buku ini. Sudah menjadl slogan bagl masyarakat yang
mendambakan perubahan bermakna dalam kehidupan, yaitu menciptakan
aturan hukum yang mudah dlpahaml, mudah diterapkan, adil, dan tidak
mengenal diskriminasl per1akuan dl segala lapisan masyarakat. Akhlr·
nya, hukum perdata akan membawa ke arah berplklr dan bertindak jujur.
benar, adil , menyenangkan semua orang, dan menghindari kebenclan dan
permusuhan sesama anggota masyarakat. Kuasallah ilmu dan teknologl
yang berbasls hukum yang berguna bagl bangsa dan negara Indonesia .

Bandar Lampung, Februari 2010

Prof. Abdulkadlr Muhammad

••••••

vi Hukum Perdata Indonesia

..
DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR CETAKAN REVISI ....... . ... . . . .. . ... v


DAFTAR lSI. . . . . . . . • . . . . . . . • . . . . . . . • . . • . . . . . • . . • . . . . • . vii

BABI TENTANG HUKUM PERDATA . ............ . .. . ...

A. KONSEP DAN LINGKUP HUKUM PERDATA ..•. 1


1. Konsep Hukum ..•..•..•.. • .. • ....... . .
2. Konsep Hukum Perdata .•••. • •••• •• .• . •. 2
3. Ungkup Materi Hukum Perdata .••.....•.•. 4
B. SEJARAH HUKUM PERDATA ...... • ......... 6
1. Hukum Perdata Belanda .......•.. • .. . .•. 6
2. Hukum Perdata Indonesia ................ 7
3. Himpunan Hukum Perdata lldak Tertulls .... ·a
4. Surat Edaran Mahkamah Agung Republlk
Indonesia Nomor 3 Tahun 1963 ....••. . ... 8

c. HUKUM PERDATA NASIONAL ••.•..•.••••..• 10


1. Hukum Perdata Indonesia .........•...... 10
2. Sistem Nilal Budaya Pancasila •... .•..••.. 11
3. Produk Hukum Pembentuk Undang-Undang
Repubnk Indonesia •... ••• •• . •..•••..•• . . 11
4. Ber1aku bagl SennJa Warga Negara Indonesia 12
5. Ber1aku dl Seluruh Wllayah Negara lndone$a 12

D. SUMBER HUKUM PER DATA •. .• . •..• •• . •. •.. 13


1. Sumber Hukum Peroata Fonnal dan Materiel . 13

vii
2. Undang·Undang dan Kodlfikasi ........... 13
3 Slstematlka Kodiflkasi . •. . ..•.•.•.••••.•• 15

E. BERLAKUNYA HUKUM PERDATA ••••.. • •••.. 17


1. Ketentuan Undang-Undang •..•.•..•..•.• 17
2. Pe~anjlan antara Plhak·Pihak .• .. .. .. •.• . • 20
3. Keputusan Pengad!lan .•..••••..•.••.•.. 21
4. Aklbat Ber1aku Hukum Perclata ••.••.••••.. 22

BAB II ORANG DAN SUBJEK HUKUM .•..•••••.•••••••. 23


A. ORANG SEBAGAI SUBJEK HUKUM ~ . . . . . . ... 23
1. Subjek Hukurn ......•.......••..•.•..•. 23
2. Pengakuan sebagal Subjek Hukum .•.•..•. 23
B. BADAN HUKUM ...• .. ..•................•• 24
1. Klasffikasl Badan Hukum •••••••••••••.•• 24
2. Pendir1an Badan Hukum ....••••••.• .•..• 27

c. TEMPATTINGGAL . ... . . ..... .. ........... . 31


1. Konsep Tempat llnggal ................ . 31
2. Hak dan Kewajiban Hukum ...•..•........ 33
3. Status Huklll1l . • • • • • • • . . . . . . . . • . . •.•• .• 33
4. Jenls Tempat llnggal ...... ..... . .. ..... 34
5. Arti Pentlng Tempat Tinggal ...•....•..•.. 36

D. KEWENANGAN BEAHAK DAN BEABUAT .•.•.. 36


1. Kewenangan Berhak •.•...•..••...•..••• 36
2. Kewenangan Berbuat .••..••.•.••....... 37
E. KEDEWASAAN DAN PENDEWASAAN .•....•.. 39
1. Menurut Konsep Hukutn Perdata Barat .... . 39
2. Menurut Konsep Hukum Adat •..•..•••.••. 42
3. Menurut Konsep Undang-Undang Republlk
Indonesia........•....•..••...•..•.... 43
viii
F. PENCATATAN PERISTIWA HUKUM .•..•.••.•. 44
1. Peristiwa Hukum yang Olcatat. •••..•••..•. 44
2. Tujuan Pencatatan Peristiwa Hukum •.••.•. 45
3. Fungsl Pencatatan Peristiwa Hukum ...•.••• 45
4. Lembaga catatan Sipll ........... . ...... 46
5. Syarat dan Prosedur Pencatatan ..••.••... 47
6. Pengaturan Catatan Slpll Indonesia .•.•..•. 47

G. KEADAAN TlDAK HADIA •••••••••...••.•.... 50


1. Konsep Keadaan lldak Hadir ..••....•.... 50
2. Pengaruh Keadaan lldak Hadlr .•....•.... 51
3. Tahap-Tahap Penyelesalan Keadaan lldak
Hadtr ..•....•......•....•..•.•..•.... 52
4. Beberapa Pertlmbangan .•.•• .. .....•.•.. 54

BAB Ill KELUARGA DAN PERKAWINAN . .. ........ . ..... 57

A. PEAKEMBANGAN HUKUM KELUAAGA ......•. 57


1. Hukum Keluarga Prakolonial Belanda ..•..•. 57
2. Hukum Keluarga Zaman Kolonlal Belanda ••. 58
3. Huklm Keluarga Awal Kemerclekaan Indonesia 60
4. Hukllll Keluarga dllndonesia Sesudah Tahun
1950........................ ~ . ....... 63
5. Terbentuknya Undang-Undang Peri<awinan
Baru ..••.•..•.•..••.••..........•.... 64

B. PEAKAWINAN DALAM SISTEM HUKUM POSITIF 67


1. Undang-Undang Peri<awinan Islam .•••••.•• 67
2. Undang.Undang Nomor 1 Tahun 1974 .••.•• 68

c. KELUAAGA DAN HUBUNGAN DAAAH ......... 69


1. Konsep Keluarga .•........•..•..•..•..• 69
2. Hubungan Darah dalam Keluarga ...•..•... 70
3. Artl Panting Hubungan Darah •........•. • • 71
lx
4. Hubungan Oamh dan Garis Keturunan. . • . • . 72
5. Undang-Undang Perkawinan Parental (Blla-
teraJ) • • • • • • . • . • . . . . . • . • • . • • . • . . • . . . 74

0. ASAS, KONSEP, TUJUAN PEAKAWINAN. ...... 76


1. Asas-Asas Per1<awlnan • . . . . • . . • • . • • • . . . . 76
2. Konsep Peli<awinan • • • . • • . . • . • • . • • . . . • . 84
3. Tujuan Peli<awinan . . . • . . . . . . . . . . • . • . . • • 85

E. SYARAT-SYARAT PERKAWINAN .. . . . . • . . • • . • 86
1. Syarat Materiel dan Fonnal. . . . . . • . . . . . . . . 86
2. Syarat Perkawinan Monogami • • . • . . • . • . . . 87
3. Syanit Perkawfnan Poligaml. ............. 91

F. TATA CARA MELANGSUNGKAN PERKAWINAN. 93


1. Penelitlan Syarat.Syarat Perkawlnan • . . • . • . 93
2. Tata Cara Perkawlnan . . . • . . . . • . . • . . • . • . 94
3. Pelanggaran Pelangsungan Perkawinan • • • • 96
4. Perjanjian Perkawinan • . • . . • • . . • . . . . • . . . 97

G. AKIBAT HUKUM IKATAN PERKAWINAN . . . • . . . 99


1. Per1<awinan Ssh dan Tidak Sah . • • . . . . • . . . 99
2. Aklbat Hukum Perkawlnan Sah. ... . ....... 101
3. Harta Kekayaan dalam Per1<awinan . . . . • . . . 109
4. Akibat Hukum Perkawinan Ttdak Sah . • • • • . 110

H. PERKAWINAN CAMPURAN......... . . . . . . • . 112


1. Konsep Perkawinan Campuran . • • • • • . • . • . 112
2. Syarat dan Pelaksanaan Perkawinan Campur·
an . • • . • . . • . . • . . • . . • . . . . . • . • . . • . • • . • . 114
3. Pencatatan Per1<awlnan Campuran • • . . • . • • 11 5
4. Kewarganegaraan Akibat Perkawfnan Gampur-
an ............................ _. ..... 115

X
I. PERI<AWINAN PUTUS DAN AKIBATNYA . . . • . . . 117
1. Alasan Putuanya Perkawtnan . • . . • • . . • • . • . 117
2. Pen:eralan SUaml dan lslri • . . . . . . . . . . . . . • 118
3. Tata C8ra Percaraian . . . . . . . . . . . .. . . • . . 119
4. Aklbat Pelkawlnan Putus karen& Peroeralan . 123

BAB IV BENDA DAN HAK KEBEND'AAN . . . . . . . . . . . . . . . . • 127

A. BENDA DAN HUKUM BEN:>A .. .. .. . .. .. . .. .. 127


1. t<onaep Benda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127
2. PengaUan Hulon Benda .. . .. . . .. .. . . .. 128
3. KlasHikasl Janis Banda .. .. .. . .. .. . . . .. . . 129
4. l.Jnc:tllng-tht Pokok Agraria dan Bl*u II
KUHPdt .••••.•••••..••.•••• . •. ~ . . • • . . 133

B. HAl< KEBEN>MN . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 135


1. Hak Perdata. . . . . . . . . • . . . . . . . . . . • • . . . . . 135
2. Hak atas Banda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 136
3. Klasltlkasi Hale. atas Benda . • • • . .. . .. .. .. • 137
4. Asas-Asas Hak KabandaaA. . • . . . • .. . . .. .. 139
5. Cara Mamparoleh Hak Kebendaan. ........ 142
6. Hak Kebendaan ~ ......... , • .. . . .. . 143

C. HAl< MILIK...••. . .• • ~ ... . . . • . . • • • • • • . . . • . . 145


1. Konsep Hak Mile. . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . 145
2. Pembatasan Panggunaan Hak Milk ........ 146
3. Cirf.Ciri Hale Mlik . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . 153
4. Hak Mlik Bersama...................... 154
5. Panyerahan Benda (levering). . . . . . • . . . . • . 156

D. PENGUASAAN BENDA (BEZIT). . . . . . . . . • . . . . 160


1. Konsap Peoguasaan Benda .... 1 • • .. .. .. • 160
2. Fmgsl Penguasaan Benda . .. . .. .. . .. .. .. 162

••
3. Pembedaan Penguasaan Benda •.•.••.•.• 164
4. cara Memperoleh Penguasaan Benda •....• 166
5. Teori Penguasaan Benda Bergerak .......• 169
E. HAK ATAS BENDA JAMINAN ..... . ........... 171
1. Jaminan Utang ...... . ... . •.•.•..•...•• 171
2. Hak Gadal (Pand) •.. •.•..•......••••.•• 171
3. Hak Reteosi. • . • • • • . • . . . • • • . . . • . . ••.••. 175
4. Hak Hipotek .••.••••..•••••.•••••••.•.. 1n
5. Hak Dldahulukan (PrivUege) •..•..•.••.... 182
F. HAK PUNGUT HASIL .•••.•.•••.• • •••••.•• . • 185
1. Konsep Hak Pungut Hasil. • • .• • .• .• •. . •.• 185
2. Slfat Hak Pungut Hasil . . •. . ....••.• . .••• 186
3. cara Memperoleh Hak Pungut HasU •••. . •.• 187
4. Kewapban Pemungut Hasu .•.•..••.•..•.. 188
5. Hak Pungut Hasil Berakhir (Hapus) • • •••••• 188
G. BENDA DAN TETANGGA ..• • .•...•.••.•..•.• 189
1. Per1unya Hukum Tetangga . •.••.••..•.•.. 189
2. Solusl HUkum Tetangga .....••.••.. .. •.• 191
BABV PEWARISAN, PEWARIS, AHLI WAAlS .... • ... .. .. 193
A. PENGATURAN PEWARISAN ••.•....•••.•.•.• 193
1. Konsep Pewarisan ••.•...•••.••••••.• . . 193
2. Pewarisan Tennasuk Hukum Benda .•••..•• 195
3. Sls1em Pewarisan .. . .............•.•••• 196
B. PEWARIS (PENINGGAL WARISAN) •. ...•.•..• 201
1. Konsep Pewaris . .. . .................•. 201
2. SUrat Waslat (Testament) ..•.. ..• ..•....• 202
3. Waslat dalam Hukum Islam dan Hukum Adat. 208

xll
C. AHLI WAAlS . . . . . • . . • . . • . . . . . . . . . . . . . . . • . . 211
1. Konsep Ahn Warfs .......... . . . • . . . . . . . . 211
2. Hak dan Kewajiban Ahll Wat1s • . . . • • . . . • . . 212
3. Penggolongan Ahli Waris . . . . . . . . . . . . . . . . 213
4. Ahll Warfs yang lldak Berflak Mewaris .... . . 217
5. Ahll War1s Penggantl .. . ................ . 219 .

D. HARTA WARISAN .. . ..... . : . . . .. .. .. . . . .. . . 221 .


1. Konsep Harta Warisan . . . . . . . . • . . . . . . . • . 221
2. Baglan Mutlak (Legltleme Portia) . . . . . . . • . . 223
3. Pembaglan Harta Warisan . . . . . . . • . . . . . . . 226
4. Kewajiban Pelaksana Waslat . . . . . . . . . . . . . 227

BAB VI PERIKATAH DAN JENIS PERIKATAN . . . . . . . . . . . . . 229

A. KETENTUAN UMUM PERIKATAN . . • • . . • . . . . . . 229


1. Konsep Perikatan . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . • . 229
2. Pengaturan Perfkatan • . • . . . . . . . . . . . . . . • . 231 ·
3. Unsur-Unsur Perikatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 232
4. Ketentuan Umum dan Khusus. . . . . • • • • . . • . 237

B. PRESTASI DAN WANPAESTASI. . • • . • . . • • . • . . 239 ·


1. Konsep Prestasl • . • • . . . . . . . . . . . . . • . . • . . 239
2. Sifat Prestasl . . . . . . • . . . . . . . • . . • . . . . . • . . 240
3. Wanprestasl. . . . . . . . . . . . . . . . . . . • • . . • . . • 241
4. Keadaan Memaksa . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . • 243
5. GanU Kerugian. • . . . . . • . . . . . . . • . . . . . . . • • 247

C. JENIS"ENIS PERIKATAN ...... . .... .. ...... 248


1. Perikatan Bersyarat . . . . . . . . . . . . . . . . • . . • . 248
2. Perikatan Manasuka (Boleh Pilih) . . . . . . . . . . 250
3. Per1katan Fakultattf . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . 252
4. Perfkatan Tanggung-Menanggung . • . . . . • . . 253
XIII
5. Perikatan Dapat Dibagi dan lldak Dapat 01·
bagi.. ..... . . • • . . • . • . . . . . • . . . . . . . . . . . 255
6. Perikatan dengan Ancaman Hukuman . . . . . . 256
7. Perikatan Wajar................. ... . . . • . 257

D. PERBUATAN MELAWAN HUKUM ...... . ...... 259


1. Konsep Perbuatan Melawan Hukum. • . . . . • . 259
2. Perbuatan Matawan Hukum Tertladap Prfbadl 265
3. lmplementasl Pasal1365 KUHPdt .. ... ... . 266
4. Perbuatan Matawan Hukum oleh Badan
Hukum. ........... . .. .. .............. 272

E. PERWAKILAN SUKARELA. . .. .. .. .. . .. .. . .. . 275


1. Konsep Perwakilan Sukarela . . . . . . . . . . . . . 275
2. Unsur-Unsur Perwakilan Sukarela . . . . • . . • . 276
3. Kewajlban dan Hak Wa.kll Sukarela . . • . . • • . 2n
4. Kewajlban dan Hak Plhak Berkepentlngan . . . 278

F. PEMBAYARAN TANPA UTANG ............... 280


1. Konsep Pembayaran Tanpa Utang . . . • . . • . . 280
2. Tuntutan Pengembalian Pembayaran. • . . . . • 281
3. Penerima Pernbayaran Benktikad Buruk . . . . 281
4. Penerfma Pembayaran Beriktikad Balk.... . . 282

G. HAPUSNYA PERIKATAN . . .. . . . . . . . .. .. .. .. • 282


1. P001bayaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . 282
2. Penawaran Pembayaran Tunal Dllkutl Pe-
nitfpan • . . . . . . . • . • . . . . . . . . . . . • . . • . • • . • 283
3. Pembaruan Utang (Novasl).. . . . . • • . • . . . . . 283
4. Perjumpaan Utang (Kompensasi) . . . . . . . . . . 283
5. Percampumn Utang .. . , . . . . . . . • . . . . • . . . 284
6. Pembebasan Utang • . . • . • . . . . • • . • • . . . . . 285

xlv
..
7. Musnahnya Benda yang Terutang . . . . . • . . . 285
8. Karena Pembatalan. • . • . . • • • • . • . . . • . . • . • 285
9. Ber1aku Syarat Batal • . . . . . • • • . • • • • • • • • . . 286
1 o. lampau Waktu (Daluwarsa) ...... ~ . . . . • . . 287

BAB VII PERJANJIAN KEBENDAAN . • • . • . . . . . . . . • . . • . • . . 289

A. KONSEP PERJANJIAN...... ................ 289


1. Pe~anjlan dalam Arti Luas. . . . . • . . • . • • . • • . 289
2. Perjanjlan dalam ArtJ Sempit . . . . . . . . . • . • • . 290
3. Perjanjlan Menurut Hukum lnggns .... 0 • • • • 294
4. Asas-Asas Perjanpan . 0 ••• 0 • • • • • • • • • • • • • 295
5. KJaslflkasi Perjanjlan . . . . . . • • . . . . • . . • • • . . 296

B. UNSUR DAN SYARAT PERJANJIAN SAH.. ..... 299


1. Persetujuan Kehendak . . . . • . .. . . . . • . . • . 299
2. Kewenangan (Kecakapan) ..... 0 •••• 0 • • • • 301
3. 0......
Objek (Prestasl) Tertentu •..••.... 302
40 Tujuan Pe~anjian .....• 0................ 303
5. Aklbat Hukum Pe~anjian Sah .•..... 0 • • • • • 305

C. PELAKSANAAN PERJANJIAN . . . . . . . . . . . . . . . . 307


1. Kewajlban Pokok, Pelengkap, Olam-Diam . . . 308
2. Pembayaran • . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . • . • 309
3. Penyerahan Benda • ..•.. ••. ,........... 310
4. Pelayanan Jasa. • • . . . . • . • • • • . • • • . • • . . . . 311
5. KJausula Eksonerasl . . . . . . .. . . . . .. . . . .. . 312
6. Penafsiran dalam Pelaksanaan Perjanjian • . . 313

BAB VIII PERJANJIAN JUAL BELl o •••••••••••• 0 • • • • • • • • • 317

A. KONSEP JUAL BELl . .. . . . .. .. . . . . . . . . .. .. . . 317


1. Subjek Jual Bell . . . .. . . . • .. .. • . . . • . . • . . . 317

,
2. Perbuatan JuaJ Bell •..•.•••••.••.•..•.•. 318
3. Objek Jual Bell •. . •.•...•.••.••.••••.•. 318
4. Hubungan KewaJiban dan Hak •..•..••••.• 318
B. SAAT TERJAOI JUAL BELl •• 4 . . . . . . . . . . . . . . . . 319
1. Asas Konsensual e. I e t. tee. Ieee 0. e If I. I 319
2. Persetujuan Kehendak •..•....••. • .••.•. 320
c. KEWAJIBAN PENJUAL ..................... 321
1. Tujuan Menglkatkan Olri ..•.••.•..•.••.•. 321
2. Penyerahan Benda •.••.••.••.••.••••.•. 321
3. Jamlnan dar1 Gangguan ... ..•. •..••.• . •. 326
4. Jamtnan dar1 cacat Tersembunyi •..•..•.•. 328
5. Jamlnan dar1 Gugatan Plhak Ketlga .•...•.• 330

0. KEWAJIBAN PEMBELI ...................... 332


1. Pembayaran Harga .•.......•....•..•.•. 332
2. Harga Harus dalam Mata Uang ........... 332
E. RISIKO OALAM JUAL BELl •..• ..•.••.. . . •..• 333
1. Rlslko dan Keadaan Memaksa ..••.... •.. . 333
2. Pengaturan Rtslko .••.•..•.•..••..•.••.• 334
3. Pengaturan Rlslko Tldak Adil •..••••..•.•• 334
4. Upaya Mahkamah Agung .••....•.•..•..• 335
F. HAK MEMBELI KEMBALI ......•.•.....•.•... 336
1. Jangka Waktu •.•..•.••.•..••.•....•..• 336
2. Tujuan Membell Kern baD ••••••••••••••••• 337
3. Pembell Menggantikan Penjual ...••....... 337
G. JUAL BEll PIUTANG ....................... 338
1. Kr&dltor Menjamtn Hak Tagih .••.•••••.•.• 338
2. Pembuktlan dengan Ak1a Autentlk •..•....• 338

xvl
3. Penjual Tidak Menjamln Kemampuan Oebl-
tor ................. . .. . ............. 339

H. HAK REKLAME . . . . . . . . • . . . . . . . . • . . . . . . . . . . 340


1. Konsep Hak Reklame . . . . . . . . . . . . . • . . . . . 340
2. Pembatalan Pe~anjlan Secara Seplhak . . . . . 341
3. Eksonerasl dan Wanprestasi . . . . . . . . . . . . . . 342

BAB IX PERJANJIAN SEWA-MENYEWA ........ . . . ...... 345

A. KONSEP SEWA-MENYEWA . . . . . . . . . . . . . . . . . 345


1. Subjek Sewa-Menyewa. . . . . . . . . . . . . . . . . . 345
2. Perbuatan Sewa-Menyewa . . .... .. . . ..... 346
3. Objek Sewa-Menyewa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 346
4. Jangka Waktu Sewa-Menyewa . . . . . . . . . . . . 347
5. Hubungan Kewajlban dan Hak . . . . . . . . . . . . 349
6. Sewa-Menyewa Tertulls dan Tidak Tertulls... 349

B. SAATTERJADI SEWA-MENYEWA. . . ...... . . . 351


1. Asas Konsensual .. .. . . .. . .. .. .. .. . .. . .. 351
2. Persetujuan Kehendak . . . . . . • . . . . . . . . . . . 351
3. Ber1akunya Buku Ill Bab VII KUHPdt. . . . . . . . 352

C. KEWAJIBAN PIHAK YANG MENYEWAKAN . . . . . 353


1. Penyerahan Benda Sewaan . . . . . . . . . . . . . . 354
2. Pemellharaan Benda Sewaan . . . . . . . . . . • . . 354
3. Penjamlnan Benda Sewaan . . . . . . . . . . . . . . 355
4. Klausula Eksonerasl . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 356

D. KEWAJIBAN PIHAK PENYEWA . . . . . . . . . . . . . . . 358


1. Pemakalan Benda Sewaan dengan Balk . . . . 358
2. Pembayaran Uang Sewa. . . • . . • . . • . . . . • . . 360
3. Pengemballan Benda Sewaan . . . . . . . . . . . . 361
4. larangan Mengulangsewakan . . . . . . . . . . . . 362
xvil
E. RISIKO DAL.AM SEWA-MENYEWA ............ 364
1. Keadaan Memaksa dan Rlslko .....•...... 364
2. Rlslko Dltanggung oleh Pemlllk Benda •....• 364
F. BERAKHIRNYA SEWA·MENYEWA ............ 365
1. Jangka Waktu Sewa Berakhlr ..•.. •.• .. ..• 366
2. Benda Sewaan Musnah ................. 366
3. Pembatalan Sewa-Menyewa ............. 367
4. Pe!lualan Tldak Memutuskan Sewa-Menyewa 368

BABX PERJANJIAN SEWA BELl ......•................ 371


A. Al..ASAN TIMBUL SEWA BELl ................ 371
1. Solusl bag! CaJon Pembell ............... 372
2. Peri<embangan Sewa BeU .•.............. 372
3. Usaha Sewa Bell ....................... 373

B. KONSEP SEWA BELl ..•.•.......•.......... 375


1. lstllah yang Dlpakal. .................... 375
2. Konsep Sewa Bell ........•............. 376
c. SAAT TERJAOI SEWA BELl •..........•...... 380
1. Asas Konsensual ................•..... 380
2. Persetujuan Kehendak ...•.............. 380
0. KEWAJIBAN PIHAK YANG MENYEWABELIKAN . 381
1. Penyerahan Benda .•................... 381
2. Pemeliharaan Benda.•.•.............•.. 382
3. Penjamlnan Benda .•................... 384
4. Klausula Eksonerasl .••....••........... 385
E. KEWAJIBAN PIHAK PENYEWA BELl .......... 387
1. Pemakalan Benda dengan Balk ........... 387
2. Pembayaran Angsuran Sewa Bell. ......... 388

XVIII
3. Larangan MengUangsewabel . . . . . . . . . 390
4. P~lnan dalam Sewa Bell . . . . . . . . . . . . . 391
5. Wanpreetaal dan Akblt Hukunnya . . . . . . . . 392 .

F. RISIKO DALAM SE.WA BEU . . . . . . . . . . . . . . . . . . 393


1. Rlslko Dltanggulg oleh Pemllk Benda . . . . . . 393
2. Yurtsprudansl Mahkamah Agung Republlk
Indonesia Tatul1957. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 394
3. Menurut Praktlk Sewa Bell . . . . . . . . . . . . . • . 396
4. Berakhlmya Sewa Bell . • . . . . . . . . . . . . . . . . 397

DAFTAA PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 399

••••••
Tentang Hukum Perdata

BASI
TENTANG HUKUM PERDATA

A. KONSEP DAN LINGKUP HUKUM PERDATA


1. Konsep Hukum
.!!ukum adalah segala atu~yang menjadl pegom
<Ja!am huhyogan hldup bennasyara~atau bern:.:.t:JJ:sz'twt=-::::.,...,~~--=--in=~~~=--==~­
yang teaas apabila dj!ang~turan hukum mellputl dan n t yang ter-
tlnggl, yaltu undang-undang dasar sampal ti'lgkat y erendah, yaltu
peraturan daerah (perda) tlng tenlkota..,.yang menjadl acuan/
pedoman pet11aku setlap o Perilaku m uti berbuat atau tldak ber-
buat, sengaja atau tldak seog mellputl manusla pribadl dan
. badan hukum. Hldup bennasyaral<at mellputi hldup dalam unit keluarga,
kelompok, organlsasl, dan negara. Sanks! tagas mellputl hukuman admi-
nistratif, hukuman ptdana, atau gantt kehJglan.

HUkum diklasifikaslkan menjadl dua kelompok besar, yaitu:

0 Kelompok pertama hukum publlk


Hukum pc.4>1ik mengatur kepentlngan umum (negara dan masyara-
kat), mellputl: ~
a. Hukum pldana;
b. Hukum acara pldana;
c. HUkum tata negara;
d. • Hukum admlnlstrasl negara;
e. Hukum Peradilan Tata Usaha Negara;
f. Hukum pertanahan;

Hukum Perdata !ndoMsla 1


Tentang Hukum Perdat. ,
g. Hukum perpajakan: dan
h. Hukum publlk lntemasional.

a Kelompok kedua hukum alpll (prfvat)

Hukum sipll (privat) yang mengatur kepentlngan pribadi atau perse-


orangan, mellputl:

a. Hukum perdata;
b. Hukum acara perdata;
c. Hukum daganglblsnls;
d. Hukum perdata lntemaslonal;
e. Hukum adat;
f. Hukum Islam;
g. Hukum peradllan agama; dan
h. Hukum tenaga ke~a .

HUkum berfungsl sebagal pedoman pengatur perilaku dan perbuatan


orang dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara. Secara umum,
tujuan hukum adatah untuk:

a. Menclptal<an keamanan, ketertlban, dan keteraturan;


b. Mewujudkan keadllan dan kesejahteraan masyarakat;
c. Menegakkan hukum secara konslsten dan tanpa dlskrimlnasl; serta
d. Menghargal dan menghormatl hak-hak asasl manusia.

2. Konsep Hukum Perdata

~::~~:;;~~~~~~n
~antara
masyarakat. HuowtlQaA-fllttKtllm

a. Pe~anjlan antara plhak yang satu dan plhak yang lain, mlsalnya,
jual bell, sewa-menyewa, utang-plutang, tukar-menukar, dan pem-
berian kuasa.

2 Hukum Perdata lndon..&a


Tentang Hukum Perdata

b. Ketentuan undang-undang, yang bermanfaat atau sating mengun-


tungkan bagl plhak-plhak, misalnya, perwakilan sukarela (zaakwaar-
nem/ng), pembayaran tanpa utang (onversclwldlgda betal/ng~/
buatan menurut hukum (rechtmatige daad), dan pewarisan. ~ 1 !

entuan undang-undang, yang meruglkan oraflQ'lm~lsalnya,

Hubungan hukum antara orang yang satu dan orang yang lain ltu men-
clptakan hak dan kewajlban Umbal ballk bagl plhak-plhak yang sifatnya
menglkat. artinya wajib dlpenuhi dengan lktlkad balk, tidal< boleh dlbatal·
kan secara sepihak. Orang yang dimaksud dalam hubung~um...lW
• dapat berupa manus;a pr1badl ciptaan Tuhan Yang Maha ~a kod-
~u berupa badan hukum clptaan manusia, ~rdasar pada undang-
undang yang b (gefala yuridls). mng sebagal manusla pribadi atau

·~::;;;::::::~::Z:~u~n ~~~,t>~
~-.Jn'oong HulruiiJ PlOt-
~~~~~~~~~~~

berfakuannya. Kedua kodlflkasl hukum tersebut berasal clari Belanda se-


pertJ tertuang d~~tsbfad (stb) Nomor 23 Tahun 18~
Undang-undang Raafah hukum yang dibentuk oleh Badan Pembuat
Undang-Undang AI. Undang-undang AI pada umumnya maslh memertu-
kan aturan pelaksana berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden,
dan peraturan daerah provlnsl dan/atau peraturan daerah kabupatenlkota.
~

Undang-undang Rl serta aturan pelaksana lazlm dlsebut perundang-un-


dangan AI yang dibertakukan secara resmi melalui lembaran Negara AI.
Peraturan daerah provlnsl dan kabupaten/kota lazlm dlsebut peraturan
daerah yang dlberlakukan secara resml melalul Lembaran Daerah Pro-
vlnsl dan lembaran Oaerah Kabupaten/Kota.

Hykyrn perdata dapat dlklaslflkasikan lagl menjadi dua golongan, yaitu


hukum perdata tertuli~ hukum perdata tldak tertu~ukum perdata

Hulrum Peniata Indonesia 3


Tentang Hukum Perdata

tertulls umllllnya berupa aturan perundang-undangan yang dibuat oletl


pembentuk undaw-undang Rl. Sedangkan hukum perdata tidak tertulis
umumnya dlsebut hukum adatA<eblasaan yang ber1aku dalam masyarakat
tertentu dalam wllayah negara Indonesia sebagai hukum yang hidup dan
ber1<embang dalam masyarakat, yang dibuat dan diaku1 oleh masyarakat,
bukan dibuat oleh pembentuk undan - . Hukum perdata tertulls
lazim dlsebut .hukum perdata dal arti lua ngkan hukum perdata
tidak te lis (hukum adatlk ) lazlm sils.et>ut p~Lm perpata dalam
artlsempil ~~ r ~ (j- ~
~~::-:p. embangunan hul<lm perdata tertulis, seeil<nya pembuat undang-
undang AI menghimpun ketentuan KUHPdt, KUHD, serta perundang-un-
dangan AI yang maslh berlaku dan bennanfaat bagi pembentukan hukum
naslonal sebagai bahan hukum utama. Sementara ltu, ketentuan hukum
' memllikl
adatlkeblasaan yang berasal dart masy~rakat Indonesia yang
kesamaan nllal secara naslonal dapat dljadlkan bahan hti(.um yang me-
lengkapl bahan hukum utama.

Bahan hukum utama yang melingkupi materi .hukum perdata n<?!'lbi$'1is


dlhlmpun menjadi subbldang Hukum Perdata. Bahan hukum utama yang
mellngkupl materi hukum perdata btSrils dlhlmpun menjadJ subbldang
hukum bisnfs. Pemlsahan substansl hukum perdata dan hukum bisnls se-
sual dengan trend per1<embangan hukum modem yang kinl berkembang
dl Indonesia. Penegakan hukum blsnls agaknya sudah diplsahkan dari
penegakan hukum perdata. Sengketa hukum bisnls cenderung dlalukan
k,e muka pengadllan nlaga dan lembaga pe~dilan arbltrase, ~
S!_ngketa hukLm perdata selalu dtajUkan ke muka peradilan um~m.. yartu
pengadiJan negeri.

.
3. Lingkup Materi Hukum Perdata
Tlmbulnya hukum karena manusla hldup bennasyarakat. Hukum meng-
atur hak dan kewajlban dalam hldup bennasyarakat serta mengatur cara
melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajlban ltu. Hukum per-
data yang mengatur hak d a iban dalam hubungan hldup b9nna-
syarakat di ukum perdata materi& , angk.an hukum perdata

4 Hukum Perdata lndonula


Tentang Hukum Perdata

yang mengatur cars melaksanakan dan mempertahankan hak dan ke~


wajlban 1tu dlsebut • perdata form • Hukum perdata f?rmal lazJm
' disebut
,
hukum acara pe . Oalam KUHPdt, hukum perdata materiel.
dlatur datam Buku I, II, dan Ill, sedangkan hukum perdata formal diatur
dalam Buku IV.
Oalam pgrgaulan hldup bermasyarakat, manusla adalah subjek pelaku.
Manusla adalah penggerak kehldupan masyarakat ..karena bertungsl se-
baga! pendukung hak dan kewajlban. Oengan demlklan, hukum perdata
materiel pertama kaU m dan~tur slapakah yang dimaksud
dengan O!'M9'"sebagal pendukung hak dan kewajlban

a tersebut, hukum perdata mate-


asalahan mengenal:

a. Orang sebagal pendukung h


sooenrecht).

Hukum Perdata Indonesia


Tentang Hukum Perdat•

b. Keluarga sebagal unit masyarakat terkecil (family law, familferecht).


c. Harta kekayaaan (property law, vermogensrecht).
d. Pewarisan (heritage law, erfrecht).

lnilah lingkup materi hukum perdata materiel yang diatur dalani Buku I, II,
dan Ill KUHPdt, sedangkan mengenal cara melaksanakan dan memper-
tahankan hak dan kewajiban perdata dlatur dalam hukum acara perdata
sebagal bidang kajian hukum yang berdlri sendili dan dlatur dalam Buku
IV dan hukum acara perdata.

B. SEJARAH HUKUM PERDATA


1. Hukum Perdata Belanda

Hukum perdata Belanda berasal dart hukum perdata Prancls yang ber-
lnduk pada Code Civil Prancls. Pada zaman pemerintahan Napoleon
Bonaparte. Prancis pemah menjajah Belanda dan Code Civil Prancis
dlberlakukan pula dl Belanda. Setelah Belanda merdeka dari penjajahan
Prancis, Belanda menginginkan pembentukan Kltab Undang-Undang Hu-
kum Perdata (Burgerlfjk Wetboek. BW) sendili yang bebas dari pengaruh
kekuasaan Prancis.

a diselesal-
~rrttif81:1Canai~!-1'Em'il>ertakuannya
pada
tanggal 1 1. Akan tetapl, dalam bulan Agustus 1 830 ter-
jadl pemberontakan dl wilayah bagian selatan Belanda yang memisahkan
diri dart Kerajaan Betanda yang sekarang disebut Kerajaan Belgia dan
luksemburg. Karena pemisahan Belgla dan luksemburg terseuu.,~oo.:::
lak asl dltangguhkan dan baru tertaksana ada t n al..l...Q!<to-

Meskipun BW Belanda itu adalah kodiflkasl bentukan naslonal Belanda,


isi dan bentukn a seba ian besar serupa dengan Code Civil Prancls.
Menurut uran art Code Civil

6 Hukum Perdata lndo~eala


Tentang Hukum Perdata

Prancls, hasll Jlplakan yang dlsalln dari i>ahasa Prancls ke dalam bahasa
Belanda. 1

2. Hukum Perdata Indonesia


Karena Belanda pemah men]ajah Indonesia (waktu ltu disebut Hindla
Belanda), maka BW Belanda diupayakan agar dapat diber1akukan pula di
Indonesia. Caranya adalah dlbentuk BW Indonesia yang susunan dan lsl-
nya serupa dengan BW Belanda. Dengan kata lain, BW Belanda dlber-
lakukan juga eft Indonesia berdasar atas asas konkordansl (persamaan).
BW Indonesia IQI disahkan oleh Raja pada_tanggal 16 Mel 1846, yaog
diundangkan melalui Stb. Nomor 23 Tahun 1847 dan dlnyatakan ber1aku
pada tanggal 1 Mel 1848.

Setelah Indonesia merdeka. berdasar atas aturan perallhan UUD 1945,


maka BW Indonesia tttajUilnyatakan bedakt• sehQh 1m dig anti~
undang-undang baru berdasar atas UUD inl. BW Indonesia lnl dlsebut
Kitab Undang-Undang Hukum P.erdata Indonesia, yang dlslngkat KUHPdt
sebagal induk hukum perdata Indonesia. Hukum perdata Indonesia yang
dimaksud adalah hukum perdata yang berfaku dl Indonesia, yaitu hukum
perdata Barat yang berinduk pada KUHPdt, yang dalam bahasa asilnya
dlsebut Burgerlljk Wetboek (BW). BW Indonesia lnl sebaglan materinya
sudah dicabut bertakunya dan dlgantl dengan undang-Undang Rl.

Selain dart KUHPdt, hukum perdata Indonesia meliputi juga undang-


undang AI, misalnya, Undang-Uodang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per-
kawinan dan Perceraian, Un g-~dangNomor 5 Tahun 1960 tentano-
Pertanahan dan Ha - a ata anah. ~ Keputusan Preslden Nomor 12
Tahun 1983 tentang Penataan dan P~gkatan ~btnaan Penyeleng-
garaan Catatan Si~ni sudah banyak sekali undang-undang produk
pembuat undang-un~g R I dl bidang hukum perdata.

1) J. van Kan. lnlelding tot de RechtsW9tsnschap. Cetakan 1<&·8, 1951. Volksunlver-


sltait Biblioltleek.

Hukum P.rdata lndoneala 7


3. Himpunan Hukum Perdata Tidak Tertulis
KUHPdt Indonesia diperuntukkan bagl penduduk Hindla Belanda golong-
an Eropa dan yang dipersamakan berdasar pada Pasal 131 fndlsche
Staatsregeflng (IS} )o. Pasal 163 IS. Setelah Indonesia merdeka, keber-
lakuan KUHPdt untuk warga negam Indonesia keturunan Eropa dan yang
dlpersamakan terus bertangsung. Keberiakuan yang demlklan adaJah for-
mal berdasar atas aturan perallhan UUD 1945.

Oalam negara Indonesia merdeka, beriakunya hukum perdata seperti lnl


felas berbau kolonlal yang membeda-bedakan warga negam Indonesia
berdasar pada keturunannya. Selaln Jtu, memang materi yang diatur da-
lam KUHPdt sebaglan ada yang tldak sesual lagl dengan Pancasila se-
bagal dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan tldak
sesual dengan asplrasl negara dan bangsa merdeka.

I(~:=~=:~;~~~:~
~
N~~rak'nftruu~. mengeluar1<an
anggap KUHPdt sebagal himpunan hukum perdata
tldak tertulis sehingga KUHPdt lndo~a ~t dipedomwt:oluh sa11UB
warga nagam Indonesia. Kstentuan-ketentuan yang sesual dapat dlikut~
sedangkan yang tldak sesuallagl dapat dibnggalkan.

4. Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor 3 Tahun 1963
Atas dasar gagasan Menteri KehaJdman Rl Dr. Sahardjo, S.H. tersebut,
Mahkamah Agung Rl pada tahun 1963 mengeluarkan SUrat Edaran No-
mor 3 Tahun 1963 yang dltujukan kepada semua Ketua Pengadilan Tinggi
dan Kstua Pengadllan Neger1 dl seluruh Indonesia. lsi surat edaran ter-
sebut adalah bahwa Mahkamah Agung AI menganggap tldak beriaku lagl,
antam lain, pasal-pasal KUHPdt berikut lnl:

a. Pasal 108 dan 110 KUHPdt tentang wewenang seorang lstri untuk
melakukan perbuatan hukum dan untuk menghadap dl muka peng-

8 Hukum Penbta lndonHia


Tentang Hula.lm Perdata

adllan tanpa lzln atau bantuan suaminya. Dengan demlklan, ten-


tang hal lni tldak ada lagl perb&daan antara semua warga negara
Indonesia.

b. Pasal 284 ayat (3) KUHPdt mengenal pengakuan anak yang lahlr
di luar perkawlnan oleh seorang perempuan Indonesia asli. Dengan
demlklan, pengakuan anak tldak tagl berakibat terputusnya hubulg-
an hukum antara lbu dan anal< sehlngga tentang hallnl Juga tfdak
ada lag! perbedaan antara semua warga negara Indonesia.

c. Pasal 1682 KUHPdt yang mengharuskan dllakukannya suatu peng-


hlbahan dengan akta notaris.

d. Pasal 1579 KUHPdt yang menentukan bahwa dalam hal sewa-


menyewa barang, pemillk barang tldak dapat menghentlkan pe-
nyewaan dengan mengatakan bahwa pemllik barang akan memakal
sendirl barangnya, kecuall apabUa pada wak1u mengadak.an per-
Janjlan sewa-menyewa dljanjlkan boleh dihentikan.

e. Pasal 1238 KUHPdt yang menylmpulkan bahwa pelak.sanaan suatu


pe~anjlan hanya dapat dlmlnta dl muka pengadllan apablla gugat-
an lnl dldahului oleh suatu penaglhan tertulis. Mahkamah Agung Rl
sudah pemah memutuskan antara dua orang Tlonghoa bahwa pe-
nglrlman turunan surat gugat kepada tergugat dapat dlanggap se-
bagal penaglhan karena tergugat maslh dapat menghlndar1<an ter-
kabulnya gugatan dengan membayar utanglya sebeh.m har1 sldang
pengadDan.

f. Pasal 1460 KUHPdt tentang rtslko seorang pembell barang yang


menentukan bahwa suatu barang tertentu yang sudah qljanjlkan
dtjual, sejak saat ltu adalah menjadi tanggungan pembel meskl-
pun penyerahan barang ltu belum dllakukan. Dengan tldak lagi ber-
lakunya pasal inl, maka harus ditlnjau dari setiap keadaan apakah
tldak sepantasnya tanggung jawab atau rislko atas musnahnya
barang yang sudah dljan)lkan dljual, tetapl belum dlseraN<an harus
dibagl antara kedua belah pihak. dan kalau, ya, sampaJ berapa
besar jumlah rislko yang menjadl bagian maslng-maslng pihak.

Hukum Perdata lndoneafa 9


Tentang HWwm Perd•ta

g. Pasal 1603x ayat (1) dan (2) KUHPdt yang mengadakan dlskrl-
mlnasi antara orang Eropa di satu pihak dan orang bukan Eropa di
lain pihak mengenal pe~anjlan perburuhan.

C. HUKUM PERDATA NASIONAL


Apa yang dlmaksud dengan hukum perda.ta naslonal? Untuk memahaml
bahwa hukum perda.ta ltu berpredlkat nasJonal, pertu dltentukan leblh dulu
kriterta yang jelas. Krtterta yang dlmaksud adalah bahwa hukum perdata
nasJonalltu:

1. Berasal dart hu~um perdata Indonesia:


2. Berd8$8r atas sistem nilai budaya Pancaslla;
3. Produk hukum pembentuk undang-undang AI:
4. Bertaku untuk semua warga negara Indonesia; dan
5. Bertaku untuk seluruh wllayah negara Indonesia.

Kellma krlterla tersebut akan dlbahas selanjutnya ell bawah lnl .

1. Hukum Perdata Indonesia


Hukum perdata Barat yang berasal dart hukum perdata Belanda dlnyata-
kan sebagal BW Indonesia (KUHPdt) berdasar pada aturan perallhan
UUD 1945. Bahan hukum perdata Barat yang tercantum dl dalamnya se-
baglan sesuai dengan slstem nllal budaya Pancasila. Ketentuan hukum
perdata Barat yang sesuaJ tersebut dapat dan bahkan telah dlresepsJ oleh
bangsa Indonesia. Oleh karena ltu, bahan hukum perdata Barat yang
demlklan ltu dapat dladopsJ dan dljadlkan bahan hukum perdata nasional.

Selaln bahan hukum perdata Barat. bahan hukum perdata tldak tertulls
yang sudah be~~ sedemiklan rupa sehingga mempunyal nilal-nllal
yang dapat dlpedomanl oleh seluruh rakyat Indonesia dapat dlambll dan
dljadlkan bahan hukum perdata nasional. Untuk memahaml hal lnl per1u
dltelltlleblh dulu, terutama melalul yurtsprudensi Indonesia.

Pelaksanaan pembanglllan huklm nasJonal dldasarkan ~ hukum yang


hldup dan berkembang dalam masyarakat. Hal lnl dapat dlartlkan, antara

10 Hukum Perdata lndoneala


Tentang Hukum Perdata

lain, bahan hukum perdata Barat yang sesual dengan slstem nllal budaya
Pancaslla, hukum perdata tldak tertulls buatan haklm 0udge made Jaw),
dan hukum adat dl Indonesia.

2. Sistem Nilai Budaya Pancasila


Hukum perdata naslonal harus berdasar pada sistem nllal ~a Panca-
slla. Sistem nllai budaya dlmaksud adalah konsepsl-konsepsl tentang nllal
yang hldup dalam alam plklran sebagian besar anggota masyaral<at dl
Indonesia. Apablla nllal-nllal yang dlmaksud adalah nllal-nllal Pancaslla,
slstem nllal budaya ltu dlsebut slstem nllal budaya Pancaslla. Slstem nllal
budaya ltu demiklan kuat meresap dalam jlwa anggota masyarakat se-
hlngga sukar dlgantl ctengan nllal,.nllal budaya lain daJam waktu slngkat. 2

Slstem nllal budaya Pancaslla tersebut berfungsl sebagal sumber dan


pedoman tertlnggl bagl peraturan-peratu~n hukum dan perilaku anggota
masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demlklan, dapat dlujl benarkah per-
aturan hukum perdata Barat, hukum perdata tldak tertuns buatan hakjm
(yurisprudensi), dan pe.raturan hukum adat yang akan dlambll sebagal
bahan hukum perdata naslonal ltu bersumber. berpedoman, dan sudah
sesuaJ dengan slstem nilal* budaya Pancaslla? Apablla jawabannya, ya,
benarlah peraturan-peraturan hukum perdata yang diuralkan dl atas tadl
dijadlkan bahan hukum perdata naslonal.

3. Produk Hukum Pembentuk Undang-Undang Rl


Hukum perdata naslonal harus produk hukum pembent~ undang-undang
Rl. Menuru1 UUD 1945, pembentuk undang-undang Rl adalah Preslden
I
bersama dengan Dewan Perwakllan Rakyat.3 Pemblnaan dan pembentuk-
an hukum naslonal dlarahkan pada bentuk tertulls.4 lnl dapat dlartlkan

2) Koenttaraningral Kebudayaan, Mentalltas, dan P9mbangunan. Penerblt Gramecla.


Jakarta. 1982. hh. 25-26.
3) Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20 ayat (1) clan (2) Unclang-Undang Dasar 1945. Per·
ubahan Pertama.
4) Garis-Garis Besar Haluan Negara 1978.

Hukum Perdata lndoneala 11


Tantang Hukum P«data

bahwa pembentukan hukum per~ta naslonal pertu dituangkan .dalam


bentuk undang-undang, bahkan diupayakan dalam bent~ kodlfikasl.

Jika dalam bentuk undang-undang, hUkum perdata naslonat ltu haruslah


produk hukum pembentuk undang-undang Rl. ~b.agal contoh, Undang-
Undang Nomor 5 Tahll1 1960 tentang Ketentuan-Keten1uan ·Pokok Agrarta
yang mengatur, an1ara lain, hak-hak kebendaan atas tanah. Contoh lain,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur tentang perkawlnan dan
perceralan.

4. Berlaku bagi Semua Warga Negara Indonesia


Hukum perdata nasionaJ harus berfaku bagl semua warga negam Indo.
nesla, tanpa memandang asal usul keturunan, suku bangsa, daerah asal,
dan golongannya. S&1iap warga negara Indonesia dewasa adalah pen-
dukung hak dan kewa]lban yang secara keseluruhan membentuk satu
bangsa merdeka, yaltu bangsa Indonesia.

Kebel1akuan hukum perdata naslonal bagl semua warga negara Indo.


nesla berartl mendptakan unlfikasl hukum sasuai dengan garis-garis besar
yang dltetapkan dalam GBHN. setaln ltu, juga melenyapkan sltat dlskriml-
nasl slsa politlk hukum kolonlal Belanda. Unlfikasl hukum dapat dlclptal<an
karena dl antara hUkum perdata tertulls yang ada klnl sudah dikenal, dl-
ikuti, dan bertaku umum dalam masyarakat Indonesia.

5. Berlaku di Seluruh Wilayah Negara Indonesia


Hukum perdata naslonal harus bertaku dl seluruh wllayah negara Re-
publik Indonesia. Wllayah negara Republlk Indonesia melipt.rtl juga semua
perwakHan Indonesia dJ luar negert dan kapal-kapal Indonesia di mana
saja berada. Keberfakuan hukum perdata naslonal bagl semua warga
negara Indonesia dl seluruh wllayah negara Indonesia merupakan unlfi-
kasl hukum perdata sebagai cerminan sistem nilai budaya Pancaslla, ter-
utama nllal dalam slla ketiga "Persatuan Indonesia'. Hal inl sesual dengan
penggartsan GBHN mengenal pemblnaan hukum naslonal.

12 Hukum Pardata Indonesia


Tentang Hukum Perdata

D.
1.
..SUMBER HUKUM PERDATA
Sumber Hukum Perdata Fonnal dan Materiel
t
Sumber hukum perdata adalah asal mula hukum perdata atau tempat dl
mana hukum perdata ditemukan. Asal mula Jtu menunjuk pada sejarah
asalnya dan pembentuknya, sedangkan "tampa\" menunjuk pada rumus-
an-rumusan ltu ~lmuat, dlumumkan, dan dapat dlbaca. Jika asal mula ltu
men~Uk pada sejarah asal dan pembentuknya, asalnya darf BW Belanda
dan pembentuknya adalah pembentuk kodifikasl Belanda: SUmber dalam

.
artJ asal dan pembentuknya inl disebut sumber dalam arti formal.
.
Hukwn perdata Belanda adalah,:>eraturan.hukum perdata yang dibuat se-
cara lengkap dan terpadu oleh pembentuk kodllikasl Belanda. Produk
pembentuk kodlflkasl Selander ltu dlsebut Burgerfljk Wetboek Nederland
yang lazlm dlsebut BW Belanda. Karena Belanda menjajah Hlndla
Belanda, maka untuk kepentlngan golongan Eropa dan yang dipersama-
kan, BW Belanda tersebut dengan perubahan kecll dibertakukan pula dl
Hlndla Betanda oleh pemerintah kolonhtl Belanda J>erdasar pada asas
konkol'dan'SI yang dlsebut Burgerfl]k Wetboek voor Nederfandsch lndle.

Jika sumber ltu menunjuk pada tempat rumusan ltu dlmuat, dlumumkan,
dan dapat dlbaca, tempat dlmuat dan dapat dibaca ltu adalah Lembaran
Negara Belanda yang dlsebut Staatsblad. Pemertntah Belanda berf(e-
wajlban mengumumkan BW Belanda ltu m~alul Staatsblad. Somber da·
lam artl tempat dlmuat dan dapat dlbaca lnl dlsebut sumber dalam artl
materiel. BW Belanda tersebut dlbertakukan pula dl Hlncla Belanda oleh
pemertntah kolonlal Belanda dengan sebutan Burgerfl}k Wetboek voor
Nederlansch lnd/e berdasar pada asas konkon::lansl, yang atas nama Aa)a ~
dlundangkan melalul Staatsblad Nomor 23 Tahun 1847, mula! berlaku dl
Hindla Belanda pada tanggai 1 Mei 1848.

2. Undang·Undang daf! Kodiflkasi


Dalam ura!M lnl t8f1ebih dahulu pertu dibedakan antara timpunan undang-
undang dan kodlflkasl. Bldang hUkum tertentu dapat dlbuat dan dlhimpun

Hukum Ft.rdata lndon. .Ja 13


Tentang Hukum Perdata

dalam bentuk undang-undang blasa dan dapat pula dalam bentuk kodl-
flkasf. Bldang hukum tertentu ltu, mlsalnya, bidang hukum perdata, pi-
dana, dagang, acara perdata, acara pldana, dan tata negara.

Apablla dibuat dan dihlmpun dalam bentuk undang-undang blasa, un-


dang-undang yang telah diundangkan dalam lembaran negara itu maslh
memerfukan peraturan pelaksanaan yang dlbuat terplsah dalam bentuk
tertentu pula, sapertf peraturan pemerintah dan peraturan preslden. Oe-
ngan demlklan, undang-undang yang dibuat itu belum dapat dllal<sana-
kan tanpa dibuat pula peraturan pelaJ<sanaannya. Undang-undang dan
peraturan pelaJ<sanaannya ltu dapat dihlmpun dalam satu bundel per-
aturan perundang-undangan. Hlmpunan ini dlsebut hlmpunan undang-un-
dang, mlsalnya, Himpunan Undang-Undang Agrarfa, Hlmpunan Undang-
Undang Perkawlnan, Hlmpunan Undang-Undang Perusahaan, dan lain-
lain.

Apablla undang-undang dibuat dalam bentuk kodifikasl, kriterfa yang perfu


dipenuhl adalah sebagal benkut:

a. Mellputi bidang hukum tertentu:


b. Tersusun secara slstematls:
c. Mervuat mater! yang lengkap; dan
d. Penerapannya memberlkan penyelesaian akhlr.

Bldang-bfdang hukum tertentu yang dapat dikodiflkaslkan dan sudah per-


nah terbentuk, antara lain, bldang hukum perdata, hukum pldana. hukum
dagang, hukum acara perdata, dan hukum acara pldana. Materf bldang
hu1<um yang dikodifikaslkan ltu tersusun secara slstematls, artinya:

a. Dlsusun secara berurutan:


b. Tidak tumpang-tlndih:
c. Oarl bentuk dan pengertlan umum ke bentuk dan pengertlan khu-
sus;
d. Tidak ada pertentangan materi antara pasal sebelum dan pasal se-
sudah; dan

14 Hukum Perdata Indonesia


e. Memuat matert yang lengkap, artlnya bidang hukum 1tu tennuat
semuanya, tidak ada yang ketlnggalan, penerapannya membartkan
penyelesalan akhlr.

Penyelesalan akhlr artlnya tk:lak lagl memeftukan peraturan pelaksanaan,


semua ketentuan langsung dapat dlterapkan, dan memberikan hasll akhlr.
Kodtflkasl berasal dar1 kata code bahasa Prancls, artlnya kltab Wldang-
\lldang. Koclflkasl artlnya penghmpU'l&ll semua ketentuan bidang hukum
tertentu dalam satu kltab undang-undang yang tersusun secara sistema-
Us, langkap, dan tultas. Contoh kodtftkasl adalah Burgeffljk Wetboek, Wet-
boek van Koophande/, Falllssement Verordenlng, Wetboek van Strat-
recht, dan HerzJen lnlandsch R6g/6ment.

3. Slstematlka Kodlflkasl
Slstematlka artlnya susunan peraturan dan rumusan lslnya yang dlberi
nomor secara berurutan, teratur berdasar atas suatu slstem. Slstematlka
koclflkasl arttnya SUSU'lan peraturan dan runusan lslnya yang dlberi no-
mor secara benJrutan, teratur berdasar atas suatu sistem dart suatu kodl-
flkasi. Slstematlka kodlflkasl melputiSWU\80, lsi, dan penomoran secara
teratur dart suatu kodftkasl S8t*lgga memudahkan mencarf lsi yang d-
p811ukan.

Slstematlka KUHPdt Indonesia mellputl susunan, lsi, dan penomoran se-


cara teratur buku deml buku, bab deml bab, baglan deml baglan, pasal
deml pasal, sarta ayat deml ayat sebagal bertkut:

a. KJtab ~ clsuSUl atas buku-buku;


b. T1ap buku diSUSlRl atas bab-bab;
c. T1ap bab diSU6Ul atas baglan-bagian;
d. Tlap baglan clsutU'I atas pasal-pasal
e. l1ap pasal clausun atas ayat-ayat; dan
f. T1ap ayat dlsusun atas nmusan ketentuan huklm.

Slstematlka lsi KUHPdt mallpull kal9mpok mateft berdasar pada sistem


fmgsional . Slstem fung&ional ada dua macam, yaltu menurut pembentuk

Hukum ~lalndoneel• 16
Tentang Hukum Perd•ta

l.IOdang-OOdang (KUHPdt) dan menurut ilmu pehgetahuan hukum . Slste-


• matt'ka menurut pembentuk undang-\J'ldang (KUHPdt) meliputl empat ke-
lompok materi seperti berikut:
a. Kelompok materi tentang orang (van personen).
b. Kelompok materi tentang benda (van zaken).
c. Kelompok materi tentang perikatan (van verbintenissen).
d .. Kalornpok mate_rt tentang pembuktlan (van bewfjs Bll veryarlng).
.
SistemaUka menurut lmu hukum j~ meliputi empat kelompok matert se-
perti.berikUt: •

a. Kelompok materi tentang hukum orang (personenrecht).


b. Kelompok materf tentang hukwn keluarga (famllierech).
,
c. Kelompok mater! tentang hukum harta kekayaan (vermogens-
recht).
d. Kelompok materi tentang huktm warfs (erfrscht).

Apabila kedua sistematika tt..lgsfonal tersebut digabungkan, dapat dibaca ..


slstematika KUHPdt (Burgerlljlc Wetboek) sebagaJ berikut:
a. BUku I mengatur tentang orang (van pef'SI()()6fl).
b. Buku II mengatur tentang banda (van zaken).
c.
d.
Buku Ill mengatur tentang perlkatan (van verblntenlssen).
.
Buku IV mengatur tentang pembuktian (Vl¥1 bewljs en veryarlng).
l
Apabila slstematika lsi KUHPdt dikajllebih larlut, ada petbedaan antara
slstematika tSUHPdt dan slstematika Rmu hukum. Perbedaan tei'sebut dl-
sebabkan oleh latar belakang penyusunaMya. Penyusunan KUHPdt dt-
dasar1<an pada slstem lndMdualisme (kebebasan lndMdu) sebagal pe-
ngal\ll dart mvolusl Prands. Ha.k miUk (elgendom) adalah sentral, yang
tldak dapat dlganggu gugat oleh slapa 'pun. Hak'dan kebebasan setiap
lndivldu harus dljamln. Slstematlka llmu hukum dldasal1<an pada pel1<em-
bangan sikhls kehidupan manusia, yaltu laflir (orang) -+ dewasa (kawtn)
-+ cart nafkah hidup (harta kekayaan) -+ mati (peWarisan).
,
16 Hukum P.rdllta lndonula
Tentang Hukum Perdata

Perbedaan antara kedua slstematika tersebut dapat dipahaml melalul kajl-


an materi ber1kut lnl:

a. Buku I KUHPdt
Memuat ketentuan tentang rnanusia prlbadi dan keluarga (per-
kawinan), sedangkan ilmu hukum hanya memuat ketentuan ten-
tang manusla pribadl dan badan hukum. Keduanya sebagal pen-
dukung hak dan kewajlban.

b. Buku II KUHPdt
Memuat ketentuan tentang banda dan warts, sedangkan llmu hu-
kum hanya memuat ketentuan tentang keluarga (perkawinan dan
segala aklbatnya) .

c. Buku Ill KUHPdt


Memuat ketentuan tentang perikatan, sedangkan llmu hul<um me-
muat ketentuan tentang harta kekayaan yang mellputi banda dan
perikatan.

d. Buku IV KUHPdt
Memuat ketentuan tentang buktl dan daluarsa, sedangkan llmu
hukum memuat ketentuan tentang pewarisan. Mengenal buktl dan
daluarsa dimasukkan mater! hukum perdata formal (hukum acara
perdata).

E. BERLAKUNYA HUKUM PERDATA


Berfaku artlnya diterima untuk dilaksanakan dengan iktlkad balk. Bortaku-
nya hukum perdata artlnya diterimanya hukum perdata untuk dilaksana-
kan dengan lktlkad balk. Adapun dasar ber1akunya hukum perdata adalah
ketentuan undang-undang, pe~anjian yang dlbuat oleh pihak-plhak, dan
keputusan pengadllan. Reallsasl keber1akuan itu adalah pelaksanaan ke-
wapban dan perolehan hal< menurut hukum.

1. Ketentuan Undang-Undang
Bertakunya hukum perdata karena ketentuan undang.ondang, artlnya un-
dang-undang yang menetapkan adanya ~wajiban hukum untuk dilaksa-

Hukum Perdata lndoneala 17


Tentang Hukum Pard•ta

nakan. Undang-undang menglkat semua orang untuk melaksanakan ke-


wajiban yang ditetapkan unaang-undang. Setiap orang wajib mematuhi
undang-undang jlka tidak dlpatuhlltu adalah pelanggaran.

Ber1akunya hukum perdata ada yang bersifat memaksa (dwingend) dan


ada pula yang bersifat sukareta. Berslfat memaksa artinya kewajlban un-
dang-undang harus dilakSanakan, balk dengan berbuat maupun tldak ber-
buat. Jika tidak dilaksanakan, pihak yang bersangkutan dlkenal sanksi.
Pelaksanaan kewa)lban undang-undang dengan berbuat. misalnya:

a. Dalam pendlrian yayasan


Kewa}iban memenuhl syarat pendlrian dengan akta notaris agar
memperoleh hak status badan hukum.

b. Dalam perbuatan melanggar hukum


Kewajlban membayar gantt keruglan kepada plhak yang diruglkan
agar memperoleh hak bebas dart perlkatan.

c. Oalam jual bell


Kewajlban pembeli membayar harga barang agar memperoleh hal<
atas penyerahan barang.

Pelaksanaan kewajlban undang-undang dengan tldak berbuat sesuatu,


misalnya, sepertl berikut ini:
a. Datam ikatan perkawinan, kewajlban tldak mengawlnl lebih dart sa-
orang wanita dalam waktu yang sama agar memperoleh hak atas
predikat monogaml.
b. Dalam lkatan perkawlnan, kewajlban tidak bersetubUh dengan wa-
nlta/pria yang bukan Jstrl/suaml sendirl agar memperoleh hak atas
status suaml atau lstrt yang balk, jujur. dan tidak sellngkuh.
c. Dalam karya clpta, kewajiban tidak mernbajak hak clpta mlllk orang
lain agar bebas dari gugatan pemlliknya.

Setaln berslfat memakSa, ada lagi ber1akunya undang-undang ltu bersifat


sukareta, artlnya terserah pada kehendak pihak yang bersangkutan apa-
kah berseda metaksanakan kewajlban atau tidak sebab kewajlban ttu ber-

18 Hukum Perdata Indonesia


Tentang Hukum Perdatn

kaitan dengan kepentmgannya sendlri. Misalnya, memberf nafkah kepada


anak sendiri yang sudah kawin (dewasa), menerima pembelian orang lain,
atau men}adl penjamln dalam utang-p1utang keluarganya. Oalam pelak-
sanaan kewajlban sukarela ltu, sanksi undang-undang tidak berperan.

Adanya kewajlban undang-undang ltu karena adanya perikatan. Perikatan


tersebut ditetapkan oleh undang-undang. Jadi, undang-undang mencipta-
kan hubungan hukum antam pihak-plhak. Hubungan hukum itu bensl ke-
wa]lban dan hak tim bal ballk antara pihak-pihak. Hubungan hukum ter)adl
karena ada pelistlwa hukum (rechtstelten) yang dapat berupa:

a. Ke)adlan
Contohnya kelahlran, kematian, bangunan runtuh, pohon yang tum-
bang, dan tanaman dimakan hewan plaraan orang lain.

b. PerbUatan
Contohnya jual bell. sewa-menyewa, tukar-menukar, merusak ben-
ds orang lain, dan mencemarkan nama balk orang.

e. Keadaan
Contohya letak rumah bersusun, kopel, dan letak tanah miring.

Undang-undang menentukan apabila terjadi kelahiran, timbul hubungan


hukum antara orang tua dan anak, yaitu ada kewajlban dan hak yang ber-
timbal batik antara orang tua dan anak. Undang-undang Juga menentukan
apablla te~adl kematlan, tlmbul hubungan hukum antara almamum dan
ahli warisnya. Aklbatnya, kewajiban ahli waris untuk membereskan semua
kewajiban almamum dan hak ahll war1s untuk mengambll allh semua ke-
kayaan penlnggalan almamum.

Rl.l'ltuhnya bangunan man1mbulkan hubungan hukum antara pemilik dan


konlraktomya (tanggung jawab kontraktor sebelum lampau waktu jamin-
an). Akibatnya, ada kewajlban kontraktor untuk mananggung dan mem-
bayar gantl keruglan, dan hak pemllik bangunan untuk memperolah gantl
kerugian. Papan rekJame tumbang menlmpa orang lewat dl )alan raya
menimbulkan hubungan hukum antara pemllik papan reklame dan orang
yang tertimpa papan reklame tersabut. Akibatnya, ada kewajlban pemllik

Hukum Perdat.a Indonesia 19


Tentung Hukum Perdata

papan reklame untuk membayar ganti keruglan dan hak orang yang ter·
Umpa papan reklame untuk memperoleh ganti keruglan.

Undang-undang Juga menentukan bahwa satrap keadaan tertentu dapat


menlmbulkan hubungan hukum antara dua plhak. Letak rumah berdekatan
dl muka dan dl belakang menlmbulkan hubungan hukum. Pemlllk rumah
dl depan berkewajiban memberf }alan lewat kepada pemlllk rumah di be·
lakang untuk keluar ke )alan raya. Letak rumah bersusun menimbulkan
hubungan hukum, yaitu pemlllk rumah yang di bawah berkewa)Jban mem-
beri )alan untuk naik turun kepada rumah yang di atasnya. Tembok batas
rumah menlmbulkan huMgan hukum antara pemlllk rumah yang satu dan
pemntk rumah yang lain untuk bersama-sama merawatnya (perhatlkan ke-
tentuan hukum tetangga).

Undang-undang juga menentukan bahwa setlap perbuatan yang merugl·


kan orang lain menimbulkan hubungan hukum antara plhak yang ber-
buat dan plhak yang dlruglkan (Pasal1365 KUHPdt) . Al<lbatnya, undang-
undang mewaJibkan plhak yang berbuat membayar gantl keruglan kepada
plhak yang diruglkan. Perbuatan yang merugikan itu, mlsalnya, memecah-
kan kaca rumah orang lain, menabrak pagar tembok rumah orang lain,
atau mencemarkan nama balk orang lain.

2. Perjanjian antara Plhak-Pihak


Hukum perdata juga ber1aku karena ditentukan oleh perjanjian yang dl·
buat oleh pihak-plhak. Pe~an)lan yang dibuat plhak-pihak ltu menetapkan
diterimanya kewajiban hukum untuk dllaksanai<an oleh plhak-plhak. Per·
jan)lan mengfkat plhak-plhak dan ber1aku sabagal undang-undang bagl
plhak·plha1< yang membuatnya. Pe~an)lan wajib dilaksanakan dengan lktl·
kad balk (te goeder trouw).

Pe~anjian menciptakan hubungan hukum antara pthak-pihak yang mem-


bUatnya . Hubungan hukum ltu menlmbulkan kewajlban dan hak yang
tlmbal ballk ant&ra plhak-pihak. Hubungan hukum ltu te~adl karena peris-
tlwa hukum yang berupa perbuatan pe~anjran, misalnya, jual bell, sewa-
hlenyewa, utang-plutang, dan pemberian kuasa.

20 Hukum Perdata lndoneela


Tentang Hukum Perdata

Oalam hukum perdata dikenal dua jenls pe~anjian, yaitu:

a. Per)an)lan kebendaan
Perjanjlan kebendaan adalah pe~anjlan yang objeknya harta ke-
kayaan. Kewajiban dan hak tlmbal balik selalu berkenaan dengan
nllal kegunaan (Utlllty value) harta kekayaan yang dlnllal secara eko-
nomi menggunakan standar uang. Pe~anjlan kebendaan lnl ada
dua jenisnya, yaitu pe~anjlan ob/lgatolr, yang baru menlmbulkan
kewajiban dan hak dan pe~anjlan zakelljk yang memlndahkan hak,
sebagai reallsasl pe~anjlan obl/gato/r.

b. Perjan)lan perkawlnan

Perjanjlan perkawlnan yang objeknya nllal moral dalam hubung-


an perkawinan menimbulkan kewajlban dan hak suaml lstr1 secara
timbal balik. Perjanjlan lni ada dalam bldang moral dan kesuslla-
an. tidak dapat dlnllal dengan uang.

Supaya penerimaan kewajlban dan hak yang tlmbal ballk ltu leblh mantap
dan pastl, maka pada perjan)lan kebendaan tertentu pembuatannya dl-
lakukan secara tertulis dl muka notar1s. Notaris mengesahkan perbuatan
hukum ltu dalam suatu akta otentlk. Notarts dlangkat secara resml oleh
Menter! Hukum dan Hak Asasl Manusla. Sebelum memangku jabatannya,
notarfs mengucapkan sumpah dl depan ketua pengadllan negeri yang ber-
wenang.

3. Keputusan Pengadilan
Hukum perdata juga ber1aku karena dltetapkan oleh pengadllan melaluf
putusannya. Hal lnl dapat terjadl karena ada perbedaan pendapat atau
persellslhan mengenal pelaksanaan kewajlban dan hak yang ditetapkan
oleh hukum perdata. Untuk menyelesalkan dan menetapkan slapa yang
berkewajlban dan berhak menurut hukum perdata, pengadllan karena
fungslnya memutuskan sengketa antara plhak-plhak yang bersangkutan,
keputusan pengadllan menetapkan dlterimanya kewajlban dan hak oleh
plhak-pihak yang bersengketa tersebut.

Hukum Perdata Indone ala 21


Tentang Hukum Perdata

Putusan pengadilan selalu bersifat memaksa (dwfng91ld), artinya Jlka ada


pihaJ< yang tidak mematuhlnya, pengadilan dapat memerfntahkan plhak
yang bersangkutan supaya mematuhlnya dengan kesadaran sendlr1 . Jlka
masih tidak dlpatuhl, pengadilan dapat melaksanakan putusannya secara
paksa, Jil<a per1u dGngan bantuan kepolislan.

4. Akibat Berlaku Hukum Perdata


Sebagal aklbat berfakunya hukum perdata adalah pelaKsanaan dan pe-
menuhan reallsasl kewajiban hukum perdata. Ada tlga kemungkinan hasll-
nya, yaitu:

a. Tereapal tu)uan
Apablla kedua pihak memenuhl kewajiban dan hak timbal ballk se-
cara penuh.

b. ndak tereapal tu)uan


Apablla salah satu plhak tldak memenuhJ kewapbannya.

c. Terjadl keadaan yang bukan tu)uan


Apablla keruglan aklbat perbuatan melawan hukum (onrschtmatlgs
daad).

Jlka kedua plhak tldak memenuhl kewajiban hul<um yang telah ditetap-
kan da1am perjanjlan, tldak akan menlmbulkan masalah sebab kewajib-
an hukum pada hakikatnya baru dalam tarat diterima untu_k dilaksanakan.
Jadl, belum dllaksanakan oleh kedua belah plhak. Akan tetapl, apablla
selah satu plhak telah melaksanakan kewajlban hukumnya, sedangkan
plhak lainnya belum atau tldak melaksanakan kewa)lban hukum, baruJah
tlmbul masalah, yai1u wanprestasl yang mengakibatkan tidak tercapai tuju-
an. Dalam hal lnl muncul sanksl hukum untuk memaksa plhak yang wan-
prestasi·memenuhl kewajlbannya •

••••••

22 Hukum Perdata Indonesia


Orang dan Subjek Hukum

BAB II
ORANG DAN SUBJEK HUKUM

A. ORANG SEBAGAI SUBJEK HUKUM


1. Subjek Hu kum
Subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang disebut orang.
Orang menurut konsep hukum terdlri atas manusia dan badan hukum.
Manusia adalah subjek hukum menurut konsep b1ologis, sebagai gejala
alam, sebagai makhluk budaya ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan
akal, perasaan, dan kehendak. Badan hukum adalah subJek hukum me-
nurut konsep yuridis, sebagai gejala hidup bermasyarakat, sebagai badan
etptaan manusla berdasar pada hukum, memiliki hak dan kewajiban se-
perti manusia.

Secara prinsipil, badan hukum berbeda dengan manusia. Perbedaan ter-


sebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan, mempunyai akal,
perasaan, dan kehendak. Badan hukum adalah badan ciptaan ma-
nusia berdasar pada undang-undang, diwaklll oleh pengurusnya.
b. Manusia memilikl kelamin, dapat kawin, dapat beranak. Badan hu·
kum tldak memillkl kelamin, tidak dapat kawin, tidak dapat beranak.
c. Manusia dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak
dapat.

2. Pengakuan sebagal Subjek Hukum


Pengakuan terhadap manusia sebagai subjek hukum sejak masih di da·
lam kandungan ibunya dengan ketentuan dilahlrkan hidup (Pasal 2 KUH

Hukum Perdllta Indonesia 23


Orang dan Sub)ek Hukum

Pdt). Ketentuan ini mempunyai arti panting (relevan) apabila kepenting-


an anak itu menghendakinya, misalnya, dalam hal memperoleh warisan
atau hibah. Kedudukan sebagai subjek hukum dlakui oleh undang-un-
dang. Pengakuan tersebut menyatakan bahwa tidak ada satu hukuman
pun yang dapat mengakibatkan kehilangan hak perdata manusia sebagai
subjek hukum (Pasal 3 KUHPdt). lni berarti betapa pun kesalahan sese·
orang sehlngga dia dljatuhi hukuman oleh pengadilan, hukuman tersebut
tidak boleh menghllangkan kedudukan hukum seseorang sebagai subjek
hukum.

Repubnk Indonesia sebagai negara hukum mengakul manusia sebagal


subjek hukum pendukung hak dan kewajiban. Semua warga negara me·
miliki kedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan serta wajib men-
junjung hukum dan pemerlntahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal
27 ayat (1} UUD 1945). 01 negara lain, seperti yang pemah dialami oleh
negara Afrika Selatan yang diperintah oleh rezim kulit putih, penguasa-
nya menganut ras diskriminasi, tidak semua manusia diakui sebagai sub-
jek hukum. Manusia kulit hitam tidak diakui sebagai subjek hukum pen·
dukung hak, tetapi hanya sebagal pendukung kewajiban belaka.

B. BADAN HUKUM
1. Klaslflkasl Badan Hukum
Badan hukum adalah sub)ek hukum ciptaan manusla berdasar pada un-
dang-undang, diberi status sebagai pendukung hak dan kewajiban, seperti
manusia. Menurut ketentuan undang-undang, ekslstensl badan hukum di
Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Badan hukum yang dlbentuk oleh pemerintah (penguasa negara)


Untuk kepentingan negara dalam menjalankan pemerlntahan.

b. Badan hukum yang dlakul oleh pernerlntah (penguasa negara)


Umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan usaha tertentu, seperti perseroan ter-
batas dan koperasl.

24 Hukum Perdata Indonesia


c. a.dan hulcum y.ng dlperbolehbn ablu untuk auetu tutu-..,_
t.ntu YMSI bentf8t kleel
Badan hukum tersebut, eeperti yayaaan pendldllcan, yayasan soalal,
yayasan keagamaan, dan yayasan kemanuslaan (Pual 1653 KUH
Pdt).

Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah (penguasa negara) adalah


badan hukum publik yang sengaia diadakan oleh pemerintah untuk lce-
pentingan negara, seperti lembaga-lembaga negara. depar1emen peme-
rlntahan, d-erah otonom, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan
Usaha Mlllk Oaerah (BUMO). Badan hukum inllazim disebut badan hukum
publik. Badan hukum publlk dibentuk oleh pemerintah melalul undang-
undang, atau peraturan pemerintah. Apabila dibentuk melalui undang-un·
~. pembentuk badan hukum publlk 1tu adalah preslden beraama De-
wan Perwakllan Rakyat. Apablla dibentuk rn8lalul peraturan pemerintah,
pembentuk badan hukum publlk itu adalah presiden sebagal k8pala pe-
merintahan.

Badan hukum yang dlakul oleh pemerinlah adalah badan hukum yang dl-
bentuk oleh pihak swasta atau pribadl warga negara untuk kepentingan
prtbedl pembentuknya sendlri. Akan tetapt, badan hukum tereebut men-
dapat pengakUan dari pemerintah menurut undang-undang. Pengakuan
ltu clberikan oleh pemerintah karena lsi anggaran daeamya tldak dilarang
wwJang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, tidal< ber·
tantangan dengan kesuallaan muyarakat. dan badan hukum ltu tidal<
akan melanggar Ul'ldang.undang. Pengakuan ltu dlberikan oleh pemerln·
tlh melalui pengesahan anggaran daaarnya.

Bldan hukum yang diperbolehkan adalah badan hukum yang tidak di·
bantuk oleh pemerintah dan tidak pula memertukan pengakuan dari pe-
merintah menurut u~undang, tetapi diperbolehkan lcarena tujuannya
JMG berilfat Ideal dl bldang pendldlkan, soaial, keagamaan, llmu penge-
tltwn, kebudayaan, dan ka'nanuliaan. Badan hukum lnl . . . . berupe
,....,, Untuk mengalahul apelcah anggaran dual badan tUcum ltu tklak
clarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertlban umum,

........ Pwdlba lndanllll 21


Orang cbln Sub}ek Hukum

atau kesusllaan masyarakat, akta pendirian yang memuat anggaran dasar


harus dibuat dl muka notaris karena notaris adalah pejabat umum resml
yang dlberi wawenang membantu membuatkan akta autentik berdasar
pads ketentuan undang-undang.

DitinJau dari wewenang hukUm yang diberikan kepada badan hukum, maka
badan hukum dapat pula diklasffil<asikan menjadl dua jenls, yaitu:

a. Badan hukum publlk (kenegaraan)


Yaitu badan hukum yang dlbentuk oleh pemerintah dan diber1 we-
wenang menurut hukum publik, misalnya, departemen pemerintah·
an,lembaga-lembaga negara, dan daerah otonom .

b. Badan hukum prtvat (perdata)


Yaltu badan hukum yang dlbentuk oleh pemerintah atau swasta, dl·
bert wewenang menu rut hukum perclata.

Badan hukum perdata mempunyal beragam tujuan keperdataan. Dltlnjau


dan tujuan keperdataan yang hendak dicapai oleh badan hukum tersebut,
badan hukum perdata dapat dlklasifikaslkan lagl menjadl tlga jenis, yaltu:

a. Badan hukum yang bertujuan untuk memperoleh keuntl.llgan atau


laba (profit) terdlri atas perseroan terbatas {Pn. perusahaan per-
seroan (persero), dan perusahaan umum (perum).

b. Badan hukum yang bertujuan untuk memenuhl kesejahteraan ang-


gota dan masyarakat, yattu koperasi.

c. Badan hukum yang bertujuan ideal di bidang pendldikan, sostal,


keagamaan, llmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan.
Badan hui<Um inl berupa yayasan. organisasl keagamaan. dan wa-
kaf.

Menurut undang-undang yang bertaku dl Indonesia kini, ada beberapa


janis badan hukum. sesuaJ dengan tu)uannya maslng-maslng. Setlap janis
badan hukum dlatur dengan undang-undang tersendirf. Janis badan hu-
kum tersebut adalah sebagal berikut:

26 Hukum Perdata Indonesia


a. Badan hukum koperasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992.

b. Badan hukum perseroan diatur dalam Undang-Undang Nomor 40


Tahun 2007 menggantlkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995.

c. Badan hukum yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 16


Tahun 2001 menggantlkan Undang-Undang Yayasan sisa kolonial
Belanda.

d. Badan hukum perusahaan mHik negara diatur dalam Undang-Un-


dang Nomor 19 Tahun 2003.

Dengan bertakunya undang-undang Republlk Indonesia yang mengatur


tentang jenls-jenis badan hukum, maka ketentuan lama yang mengatur
tentang badan hukum praktis tldak bertaku lagl. Sebagai gantlnya adalah
semua undang-undang Republlk Indonesia yang mengatur setiap jenls
badan hukum. Sebagal subjek hukum, badan hukum dapat mengadakan
OObungan hukum dengan pihak lain dan melakukan perbuatan hukum per-
}an;an apa saja sesuai dengan ketentuan undang-undang. Badan hukum
memilikl kekayaan sendiri terplsah dari kekayaan pengurus dan anggota-
nya, guna memenuhi segala kewajiban dan memperoleh haknya dalam
mencapal tujuan badan hukum.

OaJam melaksanakan kewajiban dan memperoleh haknya, badan hukum


diwakiU oleh pengurusnya sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar.
Pengurus bertindak mewakili badan hukum atas nama dan untuk kepen-
tingan badan hukum. Semua pengeluaran dan penerlrnaan dlcatat dalam
pembukuan badan hukUm aesuai dengan ketentuan undang-undang yang
bertaku.

2. Pendlrlan Badan Hukum


Dalam KUHPdt tldak ada ketentuan yang mengatur syarat-syarat mate-
riel pendlrlan badan hukum, kecuali syarat formal, yaitu harus dengan
akta pendlrtan yang dibuat dl muka notaris. Akta pendirian teraebut me-
muat anggaran dasar badan hukum yang didirikan itu 888U8i dengan hasil

Hukum Perdata lndon•••


Orang dan Subjek Hukum

kesepakatan para pendtri. Oengan berlakunya undang-undang Republik


Indonesia yang mengatur tentang masing-masing janis badan hukum di
Indonesia kinl, maka praktis ketentuan mengenal badan hukum yang d•-
muat dalam KUHPdt tidak berlaku lagi. Sebagai gantinya harus dibaca
ketentuan undang-undang yang mangatur masing-masing jenis badan
hukum yang bersangkutan.

2.1 Badan hukum koperasl


Badan hukum koperasl diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian. Menurut ketentuan undang-undang tersebut,
pendirian koperasi dapat dllakukan oleh sekurang-kurangnya dua puluh
orang pendiri. Mereka mengadakan rapat pembentukan koperasi. Hasll
rapat tersebut dicatat dalam banta acara yang memuat tentang hasil ke-
sepakatan, jumlah anggota, dan nama mereka yang diberl kuasa untuk
menandatangani akta pendirian yang memuat anggaran dasar koperasi,
yang d1susun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Koparasi dan di·
buat d1 hadapan notaris.

Para pendiri mengajukan surat permohonan pengesahan pendirlan ko·


perasi kepada pejabat koperasi yang berwenang, yang dilampiri dengan
akta pendinan yang dibuat di hadapan notaris dan petikan berita acara
rapat. Pada waktu menerima permohonan yang dilampiri akta pendirian
koperasi dan dokumen-dokumen lainnya, pejabat koperasl yang berwe-
nang tersebut menyerahkan sehelai tanda terima yang bertanggal kepada
para pendiri koperasi.

Jtka pejabat koperasi berpendapat bahwa lsi akta pendirian koperasi yang
memuat anggaran dasar koperasi yang dibuat di hadapan notaris tidak
bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusila·
an; pengesahan akta pendirian koperasl diberikan dan didaftarkan dalam
buku daftar umum yang disedtakan di kantor pejabat koperasi dengan di-
bubuhl tanggal dan nomor pendaftaran serta tanda tangan pengesahan
peJabat koperasi. Tanggal pengesahan akta pendlrian koperasl berlaku se-
bagal tanggal resmi berdirinya koperasi. Sejak tanggal pengesahan itu,
koperasl sudah berstatus badan hukum. r

28 Hukum Perdate Indonesia


Orang dan Subjek Hukum

Akta pendirlan koperasi yang bermeterai dikirimkan kepada para pendiri


untuk dtpergunakan sebagaimana mestmya. Sedangkan akta pendirian
koperasi yang tldak bermeterai dislmpan di kantor pejabat koperasi. Jika
ada perbedaan antara kedua ak1a pendirian koperasi tersebut, akta pen-
dirian koperasi yang dislmpan di kantor pejabat koperasl dianggap se-
bagat akta pendirian koperasl yang benar. Akta pendirian koperasl yang
sudah disahkan dlumumkan oleh pejabat koperast dengan menempalkan-
nya dalam berita negara. Akan tetapi, pengesahan sebagai badan hukum
sejak pengesahan akta pendirian koperasi, bukan sejak dlumumkan dalam
berita negara.

2.2 Badan hukum yayasan


Badan hukum yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan. Menurut ketentuan undang-undang tersebut, ya-
yasan didlrikan oleh satu orang atau leblh dengan memisahkan sebagian
harta kekayaan pendirinya sebagai keltayaan awal yayasan yang didirikan
ltu. Pendlrian yayasan harus dilakukan dengan akta notaris dan dibuat da-
lam bahasa lndonesta. Pendirlan yayasan dapat juga berdasar pada surat
wasiat.

Akta pendirian yang dibuat di muka notaris itu memuat anggaran dasar
yayasan, sekurang-kurangnya berisl ketentuan mengenai nama dan tern-
pat kedudukan; tujuan yayasan; serta kegiatan untuk mencapai tujuan;
jangka waktu pendlrian; jumlah kekayaan awal; cara memperoleh dan
menggunakan kekayaan; pengangkatan; pemberhentian; penggantian or-
gan (pembina, pengurus, dan pengawas); hak dan kewajlban organ; rapat
organ yayasan; perubahan anggaran dasar; penggabungan dan pembu-
baran; dan penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekaya-
an yayasan setelah pembubaran.
ri· Akta notaris yang memuat anggaran dasar yayasan kemudian dtsampai-
n kan kepada Menter! Hukum dan HAM yang mendelegas1kan kewenang-
an tersebut kepada Kanwil Departemen Hukum dan HAM menurut wi-
u, layah ke~anya mastng-masing. Kakanwll Depkumham atas nama Menteri
memberlkan pengesahannya. Dalam memberikan pengesahan tersebut,

Hukum Perdata lndoneaia 29


Orang dan Subjek Hukum

Kakanwil Departemen Hukum dan HAM dapat meminta pertimbangan dari


lnstansl ter1<alt.

Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendlrfan yaya-


san memperoleh pengesahan dari Kanwll Departernen Hukum dan HAM
atas nama Menteri. Akta pendirian yayasan yang telah dsahkan sebagai
badan hukum wajlb dlumumkan dalam tambahan berita negara Republlk
Indonesia. Salama pengumuman belum dilaksanakan, poogurus yaya-
san bertanggung jawab secara tanggung renteng atas seluruh kerugian
yayasan.

2.3 Badan hukum perseroan


Badan hukum perseroan diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan yang menggantlkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1995. Menurut ketentuan undang-undang tersebut, perseroan da-
pat didlnkan oleh dua orang atau lebih dengan akta notans dalam bahasa
Indonesia. Setlap pendlrt perseroan wajlb mengambil baglan saham pada
saat perseroan dldmkan. Perseroan memperoleh status badan hukum
pada tanggal diterbltkan Keputusan Menter! Hukum dan HAM tentang Pe-
ngesahan Badan Hukum Perseroan.

Untuk memperoleh status badan hukum perseroan, akta pendinan yang


mamuat anggaran dasar perseroan yang dlbuat dJ muka notans itU dlaJU·
kan permohonanny.a oleh pend1rt. J1ka pendiri tidak mengajukan sendln
permohonannya, pendlri hanya dapat memberi kuasa kepada notaris. Per-
mohonan tersebut diajUkan kepada Mentert melalul )asa teknologi lnfor-
masl Sistem Admlnlstrasl Badan Hukum secara elektronik. Permohon-
an tersebut diajukan dengan cara menglsl format lslan yang memuat se-
kurang-kurangnya:

a. Nama dan tempat kedudukan perseroan;


b. Jangka waktu berdlrinya perseroan;
c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;
d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal dlsetor;_serta
e. Alamat lengkap perseroan.

SO Hukum Perdata lndone•l•


Orang dlin SUbf•k Hukum

Permohonan untuk memperoleh keputusan pengesahjln badan hUkt.m dari


Menteri harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 hari tertlitung
sejak tanggal akta pendlrian dttandatangani, dilengkapi keterangan m&
ngenal dokumen pendutwng. Jlka format lslan dan dokumen pendukung
telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menter!
langsung rnenyatakan tJdak keberatan atas permohonan yang bersangi<Ut-
an secara elektronlk. Namun, jlka format tersebut tidak sesual dengan ke-
tentuan perundang-ll'\dangan, Menterilangsung memberitahukan penolak-
an beserta alasannya kepada pemohon secara elektronik.
Dalam jangka waktu paling lambat 30 han terhitung sejak tanggal per-
nyataan tldak keberatan dan Menteri, pemohon yang bersangkutan wajib
menyampalkan secara fisik surat permOhonan yang dilampiri dokumen
pendukung. Jika semua persyaratan telah dipenuhi secara lengkap, pa-
ling lambat 14 han, Menten menerbltkan keputusan tentang pengesahan
badan hukum perseroan yang ditandatanganl secara elektronik. Jlka per-
syaratan tentang )angl<a waktu dan kelengkapan dokumen pendukung
tidak dipenuhi, Menteri langsung memberitahukan haJ tersebut kepada pe-
mohon secara elektronlk dan pemyataan tldak keberatan meniadl gugur.
Dalam hal pemyataan tidak keberatan gugur, pemohon dapat mengajukan
kemball permohonan untuk memperoleh keputusan Menter!. Dalam hal
permohonan untuk memperoleh keputusan Menteri tldak diajukan dalam
Jangka waktu 60 hari, akta pendlrian menjadl batal sejak lewatnya jang-
ka waktu tersebut dan perseroan yang belum memperoleh status badan
hukum bubar karena hukum dan pemberesannya dllakukan oleh pen-
dirt. Menteri mengumumkan dalam tambahan berlta negara akta pendirian
yang sudah disahkan itu. Pengumuman tersebut dllakukan oleh Menten
dalam waktu paling lambat 14 hart terhltung sejak tangg81 dltetbltkannya
keputusan Menteri.

C. TEMPATTINGGAL
1. Konsep Tempat Tinggal
Walaupoo dalam KUHPdt suclah <in.muskan ketentuan tentang tempat
tlnggal, temyata maslh sulit untuk dipahaml secara deftnitif. Kesulltan itu

31
Orang dan Subjek Hukum

disebabkan oleh tempat tlnggal yang dlkaitkan dengan pekerjaan, per-


plndahan, perjaianan, perkawlnan, dan belum dewasa dar1 orang yang
berkepentfngan. Namun, menurut KUHPdt. setiap orang dlanggap mem-
punyal tempat tlnggal yang dlsebut rumah sebagai tempat kedlamannya.
Oalam hal tidak ada tempat kedlaman, tempat tinggal yang wajar diang-
gap sebagai tempat kedlamannya (Pasal17 KUHPdt).

Tempat tlnggal atau domlsUI aclalah tempat di mana seseomng berkedlam-


an atau berkedudukan serta terikat dengan hak dan kewajiban hukum.
Tempat t1nggal. selaiu berada dalam wllayah/daerah tertentu atau dapat
pula berupa rumah kantor yang bemda dalam wllayah/daerah tartontu.
Apablla tempat tlnggal rnanusla dlsebut tempat kediaman, tempat tinggal
badan hukum dlsebut tempat kedudukan. Tempat tlnggal manusia atau
tempat kedudukan badan hukum sering juga dlsebut alamat rumah atau
kantor.

Tempat tinggal dapat juga dibedakan menjadi:

a Tempat tlnggal yurldls


Adalah ternpat di mana seseorang terdaHar sebagal penduduk sah
dl suatu desa, kecamatan, kabupatenlkota. atau provinSI dalam wl-
layah negara terten1u, yang dlbuktlkan deogan satu kartu tanda pen-
duduk (KTP) yang menyatakan terikat dengan hak dan kewajlban
yang sah.

a Tempat tlnggal sesungguhnya


Adalah tempat dl mana saseorang blasa berada secara flslk me:-
nurut ksnyataan yang tldak tertkat dengan suatu tanda buktl yang
sah karena tldak bersifat menetap.

a Tempat tlnggal plllhan


Adalah tempat tlnggal yang disetujul/dlsepakatl plhak-pihak dalam
suatu perjanjianlkontrak guna memudahl<an penyelesalan hak dan
kewajlban hukum dalam hal terjadi sengketa dalam pelaksanaan-
nya. Tempat tinggal plllhan blasanya dl kantor pengadllan setempat
dan berakhir setelah perjan]lanlkontrak berakhir.

32 Hukum .,_relata Indonesia


2. Hak dan Kewajiban Hukum
Tempat tlnggal menentukan hak dan kewaJiban orang yang bersangkutan
menun.rt hukum. Hak dan kewajlban tersebut dapat tlmbU dalam bldang
hukUm publlk dan hukum perdata. Hak dan kewajiban dalam bldang hukum
publlk, mlsalnya:
a. Hak menglkuti pemlllhan umum, hak suara hanya dapat dlbenkan
d1 TPS di mana yang bersangkutan tinggal atau beralamat.
b. Kewajiban membayar paJak burnt dan bangunan hanya dapat dt-
penuhl di tempat mana yang bersangkutan tinggal atau beralamat.
c. Kewapban membayar paJak kendaraan bennotor hanya dapat dl-
penuhl dl mana yang bersangkutan tinggal atau beralamat karena
kendaraan bennotor dldaftarkan menglkuti alamat pemlllknya.

Selain dari hak dan kewajlban dalam bldang hukum publlk, ada pula hak
dan kewajlban dalam bldang hukum perdata, mlsalnya:

a. Jika dalam pe~anjian tidak ditentukan tempat pembayaran, debttor


wajib membayar di ternpat tinggal kreditor (Pasal 1393 ayat (2) KUH
Pdt).
b. Debitor wa~b membayar wesel atau cek kepada pemegangnya
(kreditor) di tempat tinggal atau alamat debitor (Pasal 137 KUHD
Indonesia). lnl berartl kredltor (pemegang wesel atau cek) harus
datang ke kantor debltor (bank) untuk memperoleh pembayaran.
Debltor bank hanya akan membayar di kantomya, bukan dl tempat
lain .
c. Debltor berhak menerima kredit dari kreditor (bank) dl kantor kre-
ditor (bank) demlklan juga kewajiban membayar kredit dlakukan dl
kamor kredltor (bank).

3. Status Hukum
Status hukum seseorang Juga menentukan tempat tlnggalnya sehingga
akan menentukan pula hak dan kewajlbannya menurut hukum. Status
hukum seseorang dibuktJkan dengan kartu tanda penduduk (KTP) yang

Hukum Perdata lndonul• 33

\
Orang dan Sub)ek Hukum

sah sebagal penduduk dl desa atau kelurahan tempat tinggalnya. Tempat


tlnggal seorang lstri menglkutJ tempat tlnggal suaminya apabila suaml istri
adalah warga negara darl negara yang sama. Hak dan kewajiban hukum
lstrt tertkat pada tempat kedlaman suamlnya. Jika suaml dan lstri berbeda
warga negara, hak dan kewajiban hukum suaml atau lstri terikat dengan
tempat tlnggal dl negara maslng-maslng, kecuall jlka undang-undang me-
nentukan lain.

Jika suaml dan lstri warga negara dar1 negara yang sama, tetapl ber-
tempat tinggal dl rumah kediaman yang berfalnan, hak dan kewajiban
hukum dltentukan oleh tempat tlnggal dl mana maslng-rnaslng suaml dan
lstri yang bersangkutan ltu tel'daHar sebagal penduduk yang dlbuktikan
dengan kartu tanda penduduk (KTP) yang sah. Tempat tinggal anak dl
bawah umur (belum dewasa) ditentukan oleh tempat tmggal orang tua-
nya. Oengan demlklan, hak dan kewajlban hukum anak ditentukan oleh
hak dan kewajiban hukum orang tuanya. Jika lbu dan ayahnya bertem-
pat tlnggal dl rumah yang berbeda alamatnya yang maslng-masing di·
buktlkan dengan KTP yang sah, anak atas persetujuan ibU atau ayahnya
boteh memlllh salah satu di antara tempat tinggal lbu atau tempat tlnggal
ayah.

Jlka tempat tinggal seseorang dl rumah sewaan atau rumah kos, rumah
sewaan atau rumah kos tersebut dlanggap sebagat tempat kedlamannya.
Akan tetapl, hak dan kewajiban hukumnya terikat dengan tempat tinggal
dl mana yang bersangkutan terdaHar sebagal penduduk yang dibuktikan
dengan KTP yang sah. Jika pembantu rumah tangga bertempat tlnggal dl
rumah kedlnman tempat dia beke~a. rumah majlkan tempat dta beke~a
ltu dlanggap sebagal tempat kedlamannya sendlri. Alamat tempat ting-
galnya sama dengan alamat tempat tlnggal majlkannya 1tu. Namun, hak
dan kewajlban hukumnya terikat dengan tempat tlnggal dt mana dia ter-
daHar sebagal penduduk yang dibuktlkan dengan KTP yang sah.

4. Jenis Temp at Tinggal


Ditinjau dari terjadinya peristiwa hukum, tempat tlnggal dlgolongkan men-
jadl empat jenls, yaitu:

34 Hukum Perct.ta lndon••la


0 Tempat tlnggal yurldls
Tempat tlnggal yur1dls te~adl karena per1stlwa hukum, sepertl ke-
lahlran, perplndahan, ataupun mutasi. Tempat tlnggal yuridis dl-
buklikan dengan KTP atau buktl-buktl lain, sepertl paspor. Apabila
penstiwa hukum ltu pembentukan badan hukum, tempat keduduk-
an dibuktlkan dengan akta pendir1an (anggaran dasar) yang di-
buat dl muka notans. Tempat tinggal yuridis adalah tempat t1ngga1
utama.

0 Tempat tlnggal nyata


Tempat tinggal nyata te~adl kar~ma per1stiwa hukum kehadlran (bar-
ada} di suatu tempat sesungguhnya. Tempat tinggal nyata dibukti-
kan dengan selalu hadlr atau ada di tempat ltu. Tempat tinggal
nyata slfatnya sementara karena ada perbuatan atau keper1uan ter-
tentu yang tldak terus-menerus untuk )angka waktu lama. Misalnya,
seorang dosen memilild KTP Jakarta melaksanakan penelitian se-
lama dua mlnggu dl Kota Menggala, Kabupaten Tulangbawang se-
hlngga dla bertempat tlnggal dl Menggala.

a Tempat tlnggal plllhan


Tempat tinggal pllihan te~adi karena peristiwa hukum pembuatan
perjanjlan dan tempat tinggal itu dipilih oleh plhak-plhak yang mem-
buat perjanjian ltu. Tempat tinggal itu dlbuktlkan dengan akta auten-
tlk yang dlbuat dl muka notaris. Tempat tlnggal yang dipilih adalah
kantor pengadllan negert yang berwenang, misalnya, Pengad1ian
Neger1 Kalas I Tanjungkarang.

0 Tempat tlnggal lkutan


Tempat tinggal lkutan (tergantung) terjadi karena peristiwa hukum
yang mendptak8n keadaan status hukum seseorang yang ditentu-
kan undang-undang, misalnya:

a. Perkawlnan
Tempat tinggal istr1 sama dengan tempat tlnggal suaml (Pasal
32 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974).

Hukum Perdatli lndon..la 35


Orang dan Sub)ek Hukum

b. Kelahlran
Tempat tinggal anak menglkutl tempat tlnggal orang tua (Pasal
47 Undang-Undang Nomorl Tahun 1974).

c. Pengampuan
Tempat tlnggal orang dl bawah pengampuan mengikutl tempat
ttnggal pengampu atau wallnya (Pasal SO Undang-Undang
Nomor1 Tahun 1974).

Pembuktlannya melalui akta pet1<awlnan, kartu ketuarga/KTP orang tua,


dan putusan pengadilan tentang penunjukan wall pengampu . Kelangsung-
an tempat tinggal ikutan lnl berhentl atau dapat d1hentikan apabila status
hukum yang bersangkutan berubah.

5. Arti Penting Tempat Tinggal


Artl panting (relevansi) tempat tlnggal bagt manusia atau badan hukum
adalah dalam hal pemenuhan hak dan kewajlban, penentuan status
hukum seseorang dalam lalu llntas hukum, dan berurusan dengan peng-
adtlan. Tempat tlnggal menentukan apakah seseorang terlkat untuk me-
menuhl suatu hak dan kewajibannya dalam setiap peristiwa hukum. Tern-
pat tinggat juga menentukan status hukum seseorang apakah dia dalam
lkatan pet1<awinan, dalam keadaan belum dewasa, atau dalam keadaan
tldak wenang berbuat. Tempat tinggal juga menentukan apabtla sese-
orang berurusanlberpet1<ara dl muka pengadllan. Pengadllan neger1 atau
pengadilan agama yang berwenang menyeleSaikan perkSra pei'data ada-
lah yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal tergugat (Pasal 118
HIR).

D. KEWENANGAN BERHAK DAN BERBUAT


1. Kewenangan Berhak
Hukum perdata mengatur hak keperdataan. Setlap orang memilikl hak
yang sama, setlap orang wenang berhak. Namun, tldak setlap orang we-
nang berbuat. Setiap orang wenang berhak karena dalam hukum , sanksl

36 Hukum Perdata lndon..la


Orang dan Sub)ek Hukum

hanya ber1aku dan dlterapkan pada kewajiban, bukan pada hak. Kewe-
nangan berbuat pada hakikatnya adalah melaksanakan kewajlban. Orang
yang melalalkan kewajiban dapat dlkenakan sanksl, sedangkan orang me-
lalalkan hak tidak apa-apa. Orang mempunyal kewenangan bemak sejak
dilahlrkan, bahkan sejak dalam kandungan lbunya asalkan dia lahlr hldup
apabila kepentingannya menghendakl (PasaJ 2 KUHPdt). Kewenangan
berhak ber1angsung terus hfngga akhfr hayat. Kewenangan bemak setlap
orang tldak dapat dltladakan oleh suatu hukuman apa pun yang dapat
mengaklbatkan kemaUan perdata atau kehllangan hak perdata seseorang
(Pasal 3 KUHPdt).

Hak perdata merupakan hak asasl yang melekat pada dirt setlap orang.
Hak perdata adalah identitas orang yang tidak dapat hllang atau lenyap.
ldentltas tersebut baru hltang atau lenyap apablla orang menlnggal dunia.
Contoh hak perdata adalah hak untuk hidup, hak untuk memlllkl. hak
untuk kawin, hak untuk beranak, hak untuk mewaris, hak atas nama. dan
hak atas tempat tlnggal. Hak perdata berbeda dengan hak publlk. Hak
publlk dapat hUang atau lenyap apablla negara menghendakinya deml-
klan. Hak publlk ltu ada karena dlberikan oleh negara, ~dangkan hak
perdata itu ada karena dlberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang dl-
sebul juga hak kodratl. Contoh hak publlk adalah hak memilih dan dipllih
dalam pemlllhan umum, hak menjadl anggota TNt atau Polrl, hak menjadl
PNS, ataupun hak mendudukl jabatan tertentu.

2. Kewenangan Berbuat
Untuk mengetahul apakah orang ltu wenang berbuat atau tldak, ada be-
berapa faktor yang membatasl, yaltu umur. kesehatan, dan perilaku. We-
nang berbuat ada dua pengertlannya, yaltu:

a. Cakap atau mampu berbuat kanma memenuhl syarat hukum (bek-


waam, capable), kecakapan, atau kemampuan berbuat menurut
hukum.
b. Kuasa atau berhak berbuat karena diakUI oleh hukum walaupun
tldak memenuhl syarat hukum (bevosgd, competent), kekuasaan
atau kewenangan berbuat (bevosgdheld, competence).

Hukum Perdata lndonaala 37


Orang dan SubJek Hukum

Pada dasamya setiap orang dewasa adalah cakap atau mampu melaku-
kan perbuatan hukum karena memenuhl syarat umur menurut hukum.
Akan tetapl, apabila orang dewasa ltu dalam keadaan saJ<it lngatan atau
gila, tldak mampu mengurus dirinya sendlri karena boros, dla dlsamakan
dengan orang belum dewasa dan oleh hukum dinyatakan tldak cakap
atau tldak mampu melakukan perbuatan hukum (onbekwaam, Incapable),
dlatur dalam Pasal 330 KUHPdt.

Perbuatan hukum yang dllakukan oleh orang yang tldak cakap atau tldak
mampu menurut hukum adalah tldak sah karena tldak memenuhl syarat
hukum. PerbUatan hukum yang tldak sah dapat dlmintakan pembatalan
melalul pengadllan (vsmletigbaar). Kepentlngan orang yang tldak cakap
atau tldak mampu melakukan perbuatan hukum dlurus oleh plhak yang
mewaklllnya sebagal berikut:

a. Kepentlngan anak yang belum dewasa dlurus oleh orang tuanya


(Pasal47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974).

b. Kepentlngan anak yang berada dl bawah perwallan dlurus oleh


waJinya. (Pasal50 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974).

c. Kepentlngan orang dewasa yang berada dl bawah pengampuan .I


dlurus oleh wall pengampunya (Pasal 433 KUH Perdata Indo-
nesia).

Tldak setlap orang belum dewasa dinyatakan tldak wenang melakukan (

perbuatan hukum. Ada perbuatan hukum tertentu dapat dllakukan oleh t


orang yang belum dewasa karena dlakul oleh hukum. Anak perempuan
~
yang berumur 16 tahun dan anak lakl-lakl yang berumur 19 tahun dapat d
melakukan perkawinan walaupun mereka belum dewasa menurut hukum
karena hukum mengakul perbuatan mereka ltu (Pasal 7 ayat (1) Undang- e
Undang Nomor 1 Tahun 1974. Orang yang berumur 18 tahun penuh we- d
\\1
nang membuat surat waslat walaupun dla belum dewasa menurut hukum
karena hukum member1 hak dan mengakul perbuatan ltu (Pasal 897 KUH
ju
(r.
Pdt). Demlkian juga anak yang belum dewasa, wenang menabung dan
menerima kemball uang tabungannya ltu (PasaJ 7 stb. Nomor 653 Tahun
1)
1934).

38 Hukum Perdata lndonMIIi


Orang dan Subjek Hukum

Orang dewasa yang tldak berkepentlngan tidak wenang melakukan per-


buatan hukum, misalnya, penyewa rumah tldak wenang menjual rumah
yang disewanya ltu kepada pihak lain karena rumah itu bukan mltiknya.
Akan tetapl, apabila dla memperoleh kuasa atau dlberl hak oleh pemillk-
nya untuk menjuatkan rumah ltu, dla berwenang member1akukan perbuat-
an hukum menjual rumah tersebut karena dlakui oleh hukum walaupun
rumah ltu bukan mlllknya. Jadl, walaupun orang dewasa, belum tentu pula
wenang melakukan perbuatan hukum dalam segala hal.

E. KEDEWASAAN DAN PENDEWASAAN


1. Menurut Konsep Hukum Perdata Barat
lstllah "kedewasaan• menunjuk pada keadaan sudah dewasa memenuhl
syarat hukum. lstllah "pendewasaan" menunjuk pada keadaan betum de-
wasa oleh hukum dinyatakan sebagai dewasa. Untuk memahami konsep
dewasa atau belum dawasa per1u dibaca Pasal KUHPdt, stb. Nomor 556
Tahun 1924, Stb. Nomor 557 Tahun 1924. Menurut ketentuan KUHPdt,
belum dewasa (mlndetJarlg) adalah belum berumur 21 tahun penuh dan
belum pemah kawln. Apablla mereka yang kawin sebelllll berumur 21
tahun penuh itu berceral. mereka tldak kemballtagl dalam keadaan betum
dewasa (Pasal 330 KUHPdt). Oalam Staatsblad yang berlaku bagl orang
Tlmur Asing seperti yang dlnyatakan dl atas tadl, apablla dalam perun-
dang-undangan dijumpai lstilah "belum dewasa• (mlnderjarig), itu berarti
belum berumur 21 tahun penuh dan belum pemah kawin. Apablla mereka
yang kawin sebelum umur 21 tahun ltu berceral, mereka tidak kembali lagl
dalam keadaan belum dewasa.1

Berdasar pada ketentuan tersebut dl atas dapat dlpahaml acontrarlo orang


dewasa (meerderjarig), yaltu orang yang sudah berumur 21 tahun penuh
walaupun belum berumur 21 tahun penuh, tetapl sudah kawln. Oemlkian
Juga acontrarlo jika dalam perundang-undangan dljumpai lstilah "dewasa•
(meerderjarig) ltu berartl sudah berumur 21 tahun penuh dan walaupun

1) Staat!bfltdNomor 556 dan 557 Tahun 1924 untuk Golongan limur ASing Cma dan
non·Cina.

Hukum Perdata Indonesia 39


Orang dan Subfek Hukum

belum berumur 21 tahun penuh, tetapi sudah kawin. Keadaan dewasa


yang memenuhi syarat undang.undang lnl disebut 'kedewasaan'. Orang
dewasa atau.dalam kedewasaan cakap atau mampu (b6kWaam. capable)
melakukan semua perbuatan hukum, mlsalnya, membuat pe~anjian, me-
lakukan perkawlnan, dan membuat surat waslat. Kecakapan hukum lnl
ber1aku penuh selama tldak ada keadaan yang memangaruhl atau mem-
bataslnya, antara lain, saklt ingatan, dungu, dan pemboros. 2

Bei'dasar pada ketentuan-ketentuan dl atas dapat dipahaml bahwa KUH


Pdt dan parundang-undangan lalnnya menggunakan kriteria umur untuk
menentukan orang dawasa atau balum dawasa. Akan tetapl, lnl pun tidak
mutlak karena kenyataannya walaupun belum berumur 21 tahun penuh.
apabila sudah pemah kawln, dlnyatakan juga sabagal orang dewasa. Atau
wataupun belum barumur 21 tahun penuh, apabila kepentlngannya meng-
hendakl, manusla batum dewasa ltu dapat dlnyatakan dewasa untuk ka-
win, untuk membuat surat wastat. Dalam hal yang sangat panting ada-
kalanya dipertukan bahwa kedudukan orang yang betum dewasa dlsama-
kan dengan kedudukan orang dewasa. Maksudnya supaya orang yang
belum dewasa ltu mempunyal kewenangan mengurus kepantlngannya
sendlrt atau metakukan beberapa perbuatan hukum tertentu yang dapat
dlpertanggungjawabkan. Dengan demlklan, orang belum dewasa oleh
hukum dinyatakan dewasa. Pemyataan lni disebut 'pendewasaan• (hand-
1/chting).

Pendewasaan dlbadakan menjadl dua macam, yaltu pendewasaan panuh


dan pendewasaan untuk beberapa perbuatan hukum tertantu (tarbatas).
Kedua-duanya harus mamenuht syarat yang dltatapkan undang.undang.
Untuk pendewasaan penuh syaratnya sudah barumur 20 tahun panuh,
sedangkan untuk pendewasaan tarbatas syaratnya sudah berumur 18
tahun panuh (Pasal 421 dan 426 KUHPd). Untuk pendewasaan panuh,
prosedumya adalah bahwa plhak yang barsangkutan mengajukan per-
mohonan kapada PrGsldan AI yang dilamplri dangan akta kelahiran atau
surat bukti lalnnya. Preslden setelah mendengar pertimbangan Mahkamah

2) Pa.aal433 jo. Paaal 1330 Kltab Und!Wlg-Undang Hukum Perdata Indonesia.

40 Hukum Perdata lndoneela


Orang d•n Sub)ek Hukum

Agung memberikan keputusannya. Keputusan pemyataan dewasa penuh


ltu dlsebut venia setatls. Aklbat hukum adanya venia aetstis status hukum
yang bersangkutan sama dengan status hukum orang dewasa. Namun,
jlka lngin melangsungkan peOOiwinan, lzm orang tua maslh dlper1ukan
(Pasal 42<>-424 KUHPdt).

Untuk pendewasaan terbatas, prosedumya adalah pihak yang bersang-


kutan mengajukan pennohonan kepada ketua pengadilan negeri yang
berwenang d1lamplri dengan akta kelahiran atau surat buktllalnnya. Peng-
adllan negeri setelah mendengar keterangan orang tua atau wall yang
bersangkutan memberikan keterangan pemyataan dewasa dalam per-
buatan-perbuatan hukum tertentu saja sesual dengan yang dlmohonkan,
mlsalnya, perbuatan mengurus dan menjalankan perusahaan ataupun
membUat surat waslat. Aklbat hukum pemyataan dewasa terbatas ada-
lah status hukum yang bersangkutan sama dengan status hukum orang
dewasa untuk perbuatan-perbuatan hukum tertentu (Pasal 42&--430 KUH
Pdt).

Sehubungan dengan pend&wasaan (handlichting), SubektJ, Guru Besar


HukUm Perdata, menyatakan bahwa:

"Ketentuan mengenal hal In/ sed/kit seka/1 dlgunakan dalam praktlk.


Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang,
antara lain, mengatur tentang usia 18 tahun menjadl usia kedewa-
ssan, maka pendewasaan In/ sudah kehilangan artlnya atau sudah
tidal< relevan lag/. oG

Menanggapi konsep dewasa dan belum dewasa menurut hukum perdata


Barat, O)o)odlgoeno, Guru Besar Hukum Adat menyatakan bahwa:

"Balas umur 21 tahun untuk menentukan dewasa atau be/um de-


wasa merupakan suatu fiksl. Fiksl dapat dlarlikan sebagal tidak
je/as da'l tldak tegas atau tldak konsekuen. Hal In/ tldak sesual
dengan hukum adat yang berdasar pada kenyataan."'
r-

3) A Subekti. Polcok·Pokok HukiJm PtHdata Penerbit lntermasa. Jakarta. 1978.


4) M.M. Djojodlgoeno adalah Guru Besar Hukum Adat Fakultaa Hukum UGM Yogya·
kar1a

Hukum Perd•ta lndoneala 41


Ia
Orang dan SubJ-k Hukum

2. Menurut Konsep Hukum Adat


Bagaimana konsep belum dewasa dan dewasa menurut hukum adat?
DJoJodlgoeno menyatakan hukum adat tldak mengenal batas umur untuk
menentukan bGium dewasa atau sudah dewasa. Oalam hukum adat tidak
dlkenal fiksl sepertl dalam hukum perdata Baret. Hukum adat menentu-
kan secara lnsldental saja apakah seseorang ltu berhubung t.mur dan per-
kembangan jlwanya patut dlanggap cakap atau tldak cakap, mampu atau
tidak mampu melakukan perbuatan hukum tertentu dalam hubungan hu-
kum tertentu pula. Artinya, apakah dla dapat memperhltungkan dan me-
mellhara kepentlngannya sendirt dalam perbuatan hukum yang dihadapi-
nya ltu. Selanjutnya, bellau menyatakan bahwa batas antara belum dewa-
sa dan dewasa hanya dapat dilihat dart belum cakap dan cakap melaku-
• kan perbuatan hukum. Belum cakap artinya bel urn mampu memperhltung-
kan dan memellhara kepentlngannya sendlrl. Hukum adat tldak mengenal
pert:>edaan yang tajam antara orang yang sama sekall tidak cakap me-
lakukan perbuatan hukum dl satu plhak dan orang yang cakap melaku-
kan perbuatan hukum apa pun di Jain plhak.

Perallhan darl keadaan tldak cakap sama sekall pada keadaan cakap
penuh berfangsung sedlkit demi sedlkit menurut keadaan. Oalam hukum
adat Jawa, seorang yang sudah mandlri dan ber1<eluarga {mantas) cakap
penuh untuk melakukan segala perbuatan hukum. Sebaliknya, tidak dapat
dlkatakan bahwa orang yang belum mandlri dan belum ber1<eluarga tldak
cakap melakukan perbuatan hukum apa pun. Jika kedewasaan dihubung-
kan dengan perbuatan kawln. menurut pandangan DJoJodlgoeno, hukum
adat mengakul kenyataan bahwa jika seorang pria dan seorang wanita
kawln dan dapat anak, mereka dinyatakan dewasa walaupun umur mereka 81
ltu baru 15 tahun. Sebaliknya pula, Jlka dlkawfnkan, mereka tidal< meng- al
hasilkan anak karena belum mampu berseksual, mereka dlkatakan belum Uf

dewasa, mlsalnya, kawtn anak {kawfn gantung). s.


dlt
Menurut ketentuan undang-undang yang juga beriaku bagl orang Indo-
pe
nesia yang tunduk pad a hukum adat, jlka dljumpallstllah "belum dewasa• ,
lnl berartl belum berumur 21 tahun penuh dan belum pemah kawln. Apa-
5)
blla per1<awlnan itu putus sebelum dlcapai umur 21 tahun penuh, orang ltu

42 Hukum Perdata lndoneala


Orang dan SUbjek Hukum

tetap dinyatakan dewasa. Oalam pengertlan perkawinan, tldak termasuk


peft(awinan anak. Oengan demlklan, acontrario dlslmpulkan bahwa orang
yang sudah berumur 21 tahun penuh dan walaupun beh.m 21 tahun pe-
nuh, tetapl sudah kawln, dla dlsebut dewasa. Pengertlan lnl dltafslri<an
Juga sama bagi orang 11mur Asing bukan Clna dalam Stb. Nomor 556
Tahun 1924.5

3. Menurut Konsep Undang-Undang Republlk Indonesia


Bagaimana konsep belum dewasa dan dewasa menurut undang-undang
Rl klni? Konsep belum dewasa dan dewasa dapat dlnyatakan ber1aku
seragam untuk semua warga negara Indonesia. Oikatakan belum dewasa
apablla belum berumur 21 tahun penuh dan belum pemah kawln. Ketentu-
an lnl acontrarlo dewasa apablla sudah berumur 21 tahun dan walaupun
belum berumur 21 taht..m penuh. sudah pernah kawln. Ketentuan belum
dewasa dan dewasa dlatur dalam undang-undang berikut:
a. Pasal 330 KUHPdt ber1aku bagl warga negara Indonesia keturunan
Eropa.
b. Stb. Nomor 556 Tahun 1924 yang berlaku bagl warga negara Indo-
nesia keturunan llmur Aslng bukan Clna.

c. Stb. Nomor 557 Tahun 1924 bagl warga negara Indonesia keturun-
an Tlmur Asing Clna.
d. Stb. Nomor 54 Tahun 1931 bagl warga negara Indonesia asll (buml-
putra).

Beftakunya undang-undang tersebut dl atas didasarkan pada Aturan Per-


alihan UUO 1945 yang menentukan bahwa sebelum dlbentuk undang-
llldang baru (dalam hal lnl mengenal kedewasaan) berdasari<an uuo lnl,
semua peraturan hukum perundang-undangan yang sudah ada tetap
dlnyatakan ber1aku karena belum ada undang-undang yang dlbuat oleh
pembentuk undang-undang AI. Ketika ltu undang-undang yang sudah ada

5) ~tentuan Staatsblad Nomor 54 Tahun 1931 tentang Orang Indonesia yang


1\Jndutc pada Hukum Adat.
.
l Hukum P.rdata lndone8la 43
Orang dan Subjek Hukum

baru Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-


undang tersebut mengatur tentang:

a. lzln orang tua bag! mereka yang akan melangsungkan perkawinan


apablla belum mencapal umur 21 tahun (Pasal 6 ayat (2)).
b. Umur minimal untuk dllzlnkan melangsungkan perkawinan, yaltu
pria 19 tahun penuh dan wanlta 16 tahun penuh (Pasal7 ayat (1)).
c. Anak yang belum mencapat umur 18 tahun penuh atau betum
pemah kawtn, berada dl bawah kekuasaan orang tua (Pasat 47
ayat (1)).
d. Anak yang belum mencapal umur 18 tahun penuh atau belum
pemah kawln yang tidak berada dl bawah kekuasaan orang tua,
berada di bawah kekuasaan wall (Pasal 50 ayat (1 )).

Pengertian sudah berumur 21 tahun penuh atau sudah pemah kawin dt-
sebut dewasa undang-undang (dewasa hukum). Selain ltu, masih dlkenal
dewasa blologls (dewasa seksuat) untUk melangsungkan perkawlnan. yaitu
sudah mencapai umur 16 tahun penuh bagi wanha dan 19 tahun penuh
bagl pria. Mereka yang dewasa blologls tnt apablla sudah melangsungkan r
perkawlnan berubah men)adl dewasa hukum. B
k
F. PENCATATAN PERISTIWA HUKUM k
rr
1. Peristiwa Hukum yang Dicatat k;
Untuk memastlkan status perdata seseorang, ada lima peristlwa hukum b;
dalam kehldupan manusia yang per1u dllakukan pencatatan, yaltu per1s-
~= a
a. Kelahlran Fl
Menentukan status hukum seseorang sebagal subjek hukum, yaltu ya
pendukung hak dan kewajlban. be
ny
b. Perkawlnan
da
Menentukan status hukum seseorang sebaga suaml atau lstri da-
be
lam lkatan perkawlnan menurut hukum. nw

44 Hukum Perdata lndoneala


Orang dlln SUbfek Hukum

c. ~e,.lan
Menentukan status hukum seseorang sebagal Janda atau duda,
yang bebas dari lkatan perkawinan.

d. Kematlan
Menentukan status hukum seseorang sebagai ahll waris, sebagal
Janda atau duda dart almamum/almarhumah .
•· Penggantlan nama
Menentukan status hukum seseorang sebagal orang dengan nama
baru dalam hukum perdata (manusla atau badan hukum).

2. Tujuan Pencatatan Peristiwa Hukum


Tujuan pencatatan adalah untuk memperoleh kepastian hukum tentang
status perdata seseorang yang mengalaml peristlwa hukum tersebut. !<&
pastlan hukum sangat pentlng dalam setlap perbuatan hukum. Kspastlan
tu<um itu menentukan apakah ada hak dan kewajlban hukum yang sah
arura plhakoplhak yang berhubungan csengan hUki.Jll itu. Kepastlan hukum
mengenal kelahiran menentukan status perdata seseorang ltu dewasa
atau belum dewasa. Kepastlan hukum mengenal perkawinan menentu-
kan status perdata mengenal boleh atau tldak bofeh melangsungkan per-
kawinan dengan plhak lain lagl. Kepastian hukum mengenal perceraian
menentukan status perdata untuk bebas mencarl pasangan lain. Sedang-
kan kepastlan hukum mengenal kematlan menentukan status perdata se-
bagal ahll warts dan keterbukaan waris.

3. Fungsi Pencatatan Peristiwa Hukum


Fungsl pencatatan adalah sebagal pembuktian bahwa peristiwa hukum
u yang dialami seseorang ltu benar telah terjadi. Untuk membuktikan bahwa
benartelah te~adl peristiwa hukum, dlpertukan surat keterangan yang me-
nyatakan telah te~adl peristiwa hukum pada hart. tanggal, bulan, tahun.
dan di tempat tertentu atas nama orang tertentu pula. Pihak yang mem-
berikan keterangan ltu adalah peiabat/petugas publik yang berwenang me-
nanganl perlstlwa hukum tersebUt. Surat keterangan kelahlran dlbenkan

Hukum P.rdata lndon•-'• 45


oleh dokter atau bldan rumah sakitlkllnik yang menanganl peristlwa ke-
lahlran ltu. Surat keterangan kemattan diberikan oleh dokter rumah sakit
yang merawatnya atau oleh kepala kelurahan/desa tempat tlnggaJ yang
bersangkutan. Surat keterangan perkawlnan dibuat oleh petugas pen-
catat ntkah (PPN) yang menyaksikan peristiwa perkawinan itu . Sedang-
kan surat keterangan perceralan berupa putusan pengadllan dlberikan
oleh pengadltan negert bagi yang bukan beragama Islam dan oleh' peng-
adilan agama bagl yang beragama Islam. Adapun surat keterangan gantl
nama dlberikan oleh pengadllan negert dalam bentuk surat ketetapan.

4. Lembaga Catatan Sipil


Untuk melakukan pencatatan, dlbentuk lembaga khusus yang disebut
Lembaga Catatan Slpil (Burger/Qke Stand). Catatan slpll yang dlmaksud
adalah catatan mengenal perlstlwa perdata yang dialaml oleh seseorang.
Catatan sipll meliputl keglatan pencatatan perlstlwa huklm yang berlaku
umum untuk semua warga negara Indonesia dan yang ber1aku khusus
untuk warga negata Indonesia yang betagama Islam mengenal perkawln-
an dan perceralan. Lembaga Catatan Sipil yang ber1aku umum secara
struktural berada dl dalam llngkungan Departemen Dalam Negeri. lem-
baga Catatan Slpil yang berlaku khusus untuk yang beragama Islam se-
cara struktural berada dl dalam llngkungan Departemen Agama.

Untuk menyelenggarakan tugas pencatatan, Lembaga Catalan Sipfl umum


mempunyal kantor dl setlap kabupaten/kota, sedangkan lembaga Catat-
an SlpD khusus merupakan baglan tugas dart Kantor Departemen Agama
dl setlap kabupatenlkota. Kantor catatan slpll mempunyal tugas sebagal
berlkut:

a. Mencatat dan menerbltkan kutlpan akta kelahlran;


b. Mencatat dan menerbitkan kutlpan akta perkawlnan;
c. Mencatat dan menerbltkan kutlpan akta perceraian;
d. Mencatat dan menerbltkan kutlpan akta kematlan; dan
e. Mencatat dan menerbltkan kutipan akta pengakuan dan pengesah-
an anak dan akta gantt nama.

Hukum ~rdata lndone•la


Orang dan Subfek Hukum

5. Syarat dan Pros~dur Pencatatan


SUpaya suatu per1stiwa hukum dapat dilakukan pencatatan, dlper1ukan
suatu syarat. yaltu surat keterangan yang menyatakan telah te~adl pe-
ristlwa hukum yang bersangkutan. Surat keterangan tersebut dibuat oleh
plhak yang bemak mengurus, menanganl, atau mengeluarkannya. Surat
keterangan ltu kemudian dlbawa oleh yang berkepentingan kepada pe-
jabat kantor catatan slplt untuk dlcatat atau dldaftarkan dalam buku akta
yang disedlakan untuk setlap peristiwa hukum.

Apablta peristlwa hukum ltu telah lampau waktu untuk didaftarkan, agar
dapat dilakukan pencatatarvpendaftaran per1u ada surat penetapan hakim.
Mlsalnya, penetapan haklm pengadllan negerf mengenal kelahiran dan
pene1apan haklm pengadilan agama mengenal perkawlnan atau perceral-
an orang yang beragama Islam. Sebagal bukti telah dicataVdldaftarkan,
pejabat kantor catatan slpU menerbltkan kutipan akta kelahlran, akta ke-
matlan, akta perkawlnan. akta perceralan, dan akta gantl nama. Kutipan
akta tersebut berslfat autentlk karena dikeluarkan oleh pejabat resml (acta
ambtall}k).

6. Pengaturan Catatan Sipillndonesia


Sebagai aklbat dar! pelaksanaan politlk hukum kolonlal dl Indonesia dulu,
maka terdapat berbagal peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang catatan sipll d1 Indonesia. Undang-undang yang dimaJ<sud ada-
lah:

a. Reglemen Catatan Sipil stb. Nomor 25 Tahun 1849 tentang Pen-


catatan Perkawlnan dan Perceralan bagl Warga Negara Indonesia
Keturunan Eropa.

b. Reglemen Catatan Sipil Stb. Nomor 130 Tahun 1917 jo. Stb. Nomor
81 Tahun 1919 tentang Pencatatan Perkawlnan dan Perceralan
bagl Warga Negara Indonesia Keturunan Cina.

c. Reglemen Catatan Slpil Stb. Nomor 75 Tahun 1933 jo. Stb. Nomor
607 Tahun 1936 tentang Pencatatan Perkawlnan dan Perceralan

Hukum Perdata lndon.•l• 47


Orang dan Subjek Hukum

bagl Warga Negara Indonesia yang beragama Kristen dl Jawa,


Madura, Mlnahasa, dan Ambon.

d. Reglemen Cstatan Slpll Stb. Nomor 279 Tahun 1904 tentang Pen-
catatan Perkawlnan dan Perceralan bagl Warga Negara Indonesia
Perkawinan Campuran.

e. Reglemen Catatan Sipll Stb. Nomor 751 Tahun 1920 jo. Stb. Nomor
564 Tahun 1927 tentang Pencatatan 'Kelahlran dan Kematlan bagl
Warga Negara Indonesia Asli dl Jawa dan Madura.

f. KUHPdt Stb. Nomor 23 Tahun 1847 yang mengatur pencatatan slpll


lainnya.

g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nlkah,


Talak, dan Rujuk bagl Warga Negara Indonesia Beragama Islam.

Ketujuh undang-undang mengenai catatan slpll dl atas. dapat dihimpun


menjadl tiga macam catatan slpll, yaltu:

a. Catatan slpll untuk warga negara Indonesia tentang kelahiran, ke-


matlan, dan penggantlan nama.

b. Catatan slpll untuk warga negara Indonesia bukan beragama Islam


tentang perkaWinan dan perceralan.

c. Catatan sipil untuk warga negara Indonesia beragama Islam ten- l


tang perkawinan dan perceralan. a

Untuk penyelenggaraan catatan sipll dl Indonesia, pada tahun 1966 dlke- "p
luarkan lnstruksl Preslden Nomor 31/U/IN/12166 dltujukan kepada Menter! d
Kehakiman dan kantor catatan sipll di seluruh Indonesia untuk tidak meng- s.
golongkan penduduk Indonesia berdasar pada Pasal 131 lndlscha Staats- K
rage/lng (IS). Selanjutnya, kantor catatan sipll dl Indonesia terbuka bagt
seluruh penduduk lndonesla dengan membedakan antara warga negara D
Indonesia (WNI) dan warga negara aslng (WNA). or

Untuk mempe~elas lnstruksl Preslden fersebut, Menter! Kehakiman dan


Menter1 Dalam Negert menerbttkan Surat Edaran Bersarna Nomor 51/113/
JA/21215 tanggat 28 Januart 1967, yang pada pokok islnya menghllangkan

48 Hukum Perdata lndonul•


-
Hu
Or~~ng dan Subjek Hukum

pembatasan bertaku, dalam artl dlbertakukan untuk semua penduduk (baik


WNI maupun WNA) di seluruh Indonesia yang tergolong dalam masing-
maslng Stb. berikuit ini:
a. Stb. Nomor 751 Tahun 1920 jo. Stb. Nomor 564 Tahun 1927 tentang
Pendaftaran Kelahiran dan Kematlan.
b. Stb. Nomor 75 Tahun 1933 jo. Stb. No. 607 Tahun 1936 tentang
Pendaftaran Perkawinan dan Perceraian.

Dengan berlakunya beberapa staatsblad tersebut dl seluruh Indonesia,


maka tercapai unlfikasi hukum catatan sipil untuk seluruh wilayah Indo-
nesia mengenal hal-hal berlkut inl:
a. Stb. Nomor 751 Tahun 1920 jo. stb. Nomor 564 Tahun 1927 tentang
Pendaftaran Kslahiran dan KernaHan bag! Semua Warga Negara
Indonesia dan Warga Negara Asing dl Indonesia.
b. Stb. Nomor 75 Tahun 1933 jo. Stb. Nomor 607 Tahun 1936 tentang
Pendaftaran Pert<awtnan dan Perceralan bagl Semua Warga Ne-
gara Indonesia dan Warga Negara Asing Bukan Agama Islam dl
Indonesia.
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nlkah,
Talak, dan Rujuk bagi Warga Negara Indonesia Beragama Islam.

Untuk menyelenggarakan unlflkasl peraturan-pgraturan yang dluraikan di


atas dan pembinaan catatan sipil, maka diterbitkan Keputusan Presiden
Nomor 12 Tahun 1983 tentang Penataan dan Peningkatan Pemblnaan
Penyelenggaraan Catatan Slpil. Keputusan PI'8Siden tersebut kemudian
dlaksanakan oleh Menteri Oalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor
54 Tahun 1983 tentang Organlsasi dan Tata Ke~a Kantor Catatan Siplt
Kabupaten/Kota.

Oalam surat keputusan Menteri Oalam Negeri tersebut cfitetapkan tlga tlpe
Ofgf:lnisast kantor catatan sipll, yaltu:
a. Organlsasl Kantor Catatan .Sipil Tipe A:
b. Organlsasi Kantor Catalan Sipllllpe B; dan
c. Organlsasi Kantor Catalan Slpil Tipe C.

49
Orang dan Subjek Hukum

catatan slpll tipe A dan B memillkl kantor sendiri dan kepala kantor sen-
dirt. Sementara ltu, catatan slpll tipe C memlllkl kantor yang bergabung de-
ngan baglan pemerintahan kabupaten/kota, kepala kantomya dirangkap
kepala baglan pemerintaban.6

G. KEADAAN TIDAK HADIR


1. Konsep Keadaan Tidak Hadir
Keadaan tldak hadlr dlatur dalam Buku I Bab 18 Pasal 463-495 KUHPdt
yang merumuskan secara definltlf tentang keadaan tidak hadir. Apabila
dalam uralan lnl dibertkan konsep tentang keadaan tidak hadir, konsep
tersebl.rt dlrumusl<an dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 463 dan
467 KUH Pdt. Berdasar pada unsur-unsur pasal tersebut, dlcoba me-
rumuskan konsep keadaan tidak hadlr (afwezlghsld). Keadaan tak hadlr
adalah suatu keadaan tidak adanya seseorang di tempat kedlamannya
karena bepergian atau menlnggalkan tempat kediamaMya, balk dengan
fzln maupun tanpa lzin dan tldak diketahul dl mana tempat dla berada.

Berdasar pada konsep yang dlrumuskan dl atas, dapat dluralkan unsur- 2,


unsur yang membentuk konsep tersebl.rt sebagal berikut:

a. Seaeorang a
Kata lnl menunjuk kepada salah satu anggota keluarga sebagai ca
subjek hukum pendukung hak dan kewajiban.

b. ndak ada dl tempat kedlaman Ia


Artlnya, tldak ada dl llngkungan keluarga di mana mereka bertem- kUI
pat tlnggal serta mempunyal hal< dan kewajlban hukum. ora

c. Beperglan atau menlnggalkan tempat kedlaman Sal


PaA
Artlnya, menuju atau berada dl tempat lain l<amna suatu keperluan
m
atau tanpa keper1uan.
keb
8) Pasal 4 Surat ~putusa.n Menterl Oalam Negerl Nomor 54 Tahun 1983 tentang
7)
Orgnniaosl Kantor Catatnn Slpll.

so Hukum Pordata Indonesia


Huk.
Orang dan Sub)ek Hukum

d. Oengan lzln atau tanpa lzln


Artlnya, dengan persetujuan dan sepengetahuan anggo1a keluarga
atau tanpa persetujuan dan tanpa dlketahul oleh anggota keluarga.

e. Tfdak dlketahul dl mana tempat dla berada


Artlnya, tempat lain yang dltuju dan dl mana dia berada tfdak dl-
ketahul sama sekall karena yang bersangkutan tldak bersangkutan
tldak membert kabar atau karena sullt berkomunlkasi.

Tldak membert kabar mungkln karena ada halangan, mlsalnya, ter-


jadl perang, pemberontakan, kecelakaan, bencana alam, saklt gila,
dan lain-lain. Atau memang dengan sengaja supaya tldak berurus-
an lagl dengan keluarganya karena tldak Jagi hannonls dalam ke-
hldupan rumah tangga, selalu dimarahl dan putus asa. Kalaupun
yang bersangkutan maslh memlllkl harta kekayaan. keperglannya
ltu tidal< pula dlsertal pesan atau kuasa untuk mengurusnya karena
takpedull.

2. Pengaruh Keadaan Tidak Hadir


Keadaan tldak hadlr yang ber1angsung lama dapat menlmbulkan persoal-
an, yaitu dugaan telah manlnggal dunla. Ougaan tnt tlmbul apablla pen-
carlan telah dilakukan dengan segala upaya, dangan perantaraan orang
lain, dengan bantuan pejabat negara, atau dangan bantuan media massa,
telapl tldak juga dlketahul keberadaan yang bersangkutan. Ber1angsung
lama, menurut KUHPdt Indonesia, tldak ada kabar ber1tanya sekurang-
kurangnya 5 tahun dan sampal 10 tahun? Menurut bahasa sehar1-hari,
orang itu dikatakan orang hllang .
Sebagal contoh llustrasl orang hllang, Satrlo member1kan contoh konkret.
Pada tahun 1947 berangkatlah seorang pemuda ke neger1 Belanda untuk
melanjutkan sekolah dokter. Pada mulanya masth ada kabar mengenal
keberadaannya. Namun, sejak pertengahan tahun 1950-an sampat se-

7) Pasal 487 KUHPdt Indonesia mensyaratkan Jangl<a waktu 5 tahun, sedangkan


Paaal 470 KUHPdt lnc!onesla meneyaratkan jangka waktu 10 tahun.

Hukum Perdata lndon..Ja 51


Orang dan Subjek Hukum

karang tldak ada kabamya lagl. Orang menganygap pemuda itu "hllang•.
Ayah orang hilang llu ditanya, berapa jumlah anakmu, dljawabnya enam
orang, tetapl yang satu hilang . Menurut ceritanya, anaknya ltu pergi ke
Eropa dan kabar terakhlr berada Cekoslowakla. Selanjutnya, Udak ada
kabar bentanya lag! . lnllah gambaran orang dalam keadaan tidak had1r.8

Persoalan lain adalah apabila keperglan yang bersangkutan ltu tldak me-
nlnggalkan pesan atau kuasa pada keluarga yang d'rtlnggalkan, slapa dan
bagalmana cam mengurus kepentlngannya (hak dan kewajiban). Sebenar-
nya yang bersangkutan dlharapkan akan kemball, tetapi setelah lampau
tenggang waktu lama lldak juga muncul di tempat, timbul kesangslan apa-
kah d1a maslh hldup atau sudah menlnggal dunla. Keadaan Udak hadir
memengaruhl dan memberi akibat hukum kepada yang bersangkutan sen-
diri dan kepada plhaK keluarga yang ditlnggalkan. Pengaruh keadaan tldak
hadir itu adalah pada:

a. Penyelenggaraan kapentingan yang barsangkutan.

b. Status hukum yang bersangkutan sendlrl, atau status hukum ang-


gota kaluarga yang ditinggalkan mengenal perkawlnan dan pewaris-
an.

3. Tahap-Tahap Penyelesaian Keadaan Tidak Hadir


Menganal keadaan tldak had1r, KUHPdt mengatur tahap-'tahap penyelesai-
annya dalam tlga tahap, ya1tu tahap t1ndakan sementara, tahap pemyata-
an barangkali meninggal dunia, dan tahap pewarisan secara definitif.

3.1 Tahap tindakan sementara

Tindakan samentara dapat diambrt Jika orang yang menlnggalkan tempat


kadiaman ltu tidak member! kuasa kepada orang lain untuk mengurus
harta kekayaan dan kepentlngannya atau Jika kuasa yang dibenkan itu
sudah berakh1r. nndakan sementara ltu berupa pemberian tugas peng-

8) J Sntrio Hukum Prlbsdi. Bagaan 1. Persoon Alamiah. Penerbit PT Citra Aditya


Baktl Bandung 1 999 h 208.

52 Hukum Perdata lndoneala


Orang dlln SUbfek Hukum

acllan negert kepada Balal Harta Penlnggalan (BHP) sebagal kurator, ke-
luarga sadarah, semenda, lstrf, atau suaml orang yang dalam kaadaan tak
haclr ltu, atas pennohonan plhak yang berkepentlngan atau kejaksaan,
&llluk mengurus harta kekayaan dan kepentlngamya, balk sefuruh mau-
JU' sebaglan (Pasal 463 KUHPdt).

3.2 Tahap pemyataan baranglaill menlnggal dunta


Apablla seseorang telah menlnggalkan tempat kedlamamya dan lama se-
tldak mtn::UI tanpa clterfma kabar apa pun dart yang bersangkutan,
111111
-ada alasan ootuk menyangka yang bersangkutan tldak akan kemball lagl
karena meninggal dunia. Lama menlnggalkan tempat kedlaman ttu lima
tatul, yang kemuc:lan dengan Stb. Nomor 344 Tahun 1926 dapat diper-
pendek sampal satu tahun. Sebelum menlnggalkan tempat kedlamannya,
yang bersangkutan tidal< memberf kuasa kepada orang lain untuk meng-
urusharta kekayaan dan kepentlngannya (Pasal 467 ayat (1) KUHPdt).

Untuk mengeluart<an ketetapan pemyataan barangkall menlnggal dunla ,


pengadHan negert membertlzln kepada plhak yang bel1<epentlngan untuk
memanggll orang yang tldak hadlr ltu melalul surat kabar yang dltunjuk
oleh pengacllan negert sebanyak tlga kall berturut-turut. Pengeluaran per-
nyataan tersebut tldak per1u lebfh dulu dladakan tlndakan-tlndakan se-
rnentara menurut Pasal 463 KUHPdt. Setelah dllakukan pemanggilan ke-
pada orang yang tldak hadlr 1tu sesual dengan prosedur. tetapl temyata
tldak juga muncul, pengadllan negerf kemUdlan dapat mengeluarf<an ke-
tstapan pemyataan barangkall rnenlnggal dunla, dengan segaJa aklbat
turumnya. Aldbat hukum tersebut terutama perallhan hak-hak kepada
para ahli warisnya yang bersifat sementara dan dengan batasan-batasan
tartentu.

3.3 Tahap pewarlsan secara deftnltlf


Pada tahap lnl, persangkaan barangkall mentnggal dunla menjadl se-
damlklan kuat sehlngga terjadl keadaan yang lebth deflnltif. Keadaan InI
mengaklbatkan pewartsan menjadi deflnltlf. Keadaan deflnltif dlperoleh
apablla dlterfma kabar kepastlan menlnggal dunla orang yang tldak hadlr

53
Orang dan Subjek Hukum

itu (Pasal 485 KUHPdt). Apablla tldak ada kabar kepastlan menlnggal
dunla orang yang tldak hadlr itu, keadaan definitif te~adl ketlka tampau
tenggang waktu 30 tahun se)ak hari pemyataan barangkall menlnggal
dunla yang tercantum dalam putusan pengadllan negeri. Atau apablla
tenggang waktu 30 tahun belum lampau, tetapl sudah lewat 100 tahun
sejak harilahir orang yang tidak hadir ttu (Pasal 484 KUHPdt).

Aklbat hukumnya adatah para ahll waris atau orang yang memperoteh
hak berhak menuntut pembaglan warisan atas harte kekayaan orang yang
tldak hadlr ltu. SUaml atau lstri yang ditlnggalkan oteh orang yang tldak
hadir ltu dapat kawtn lagl dengan plhak lain (Pasal 493 KUHPdt). lni ber-
arti te~adl perceralan. Keadaan tldak hadir merupakan alasan untuk ber-
cerai apablla ketldakhadiran Hu dua tahun bertunrt·turut (Pasal19 huruf b
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).
~

4. Beberapa Pertimbangan
Dalam rangka pembangunan hukum naslonaJ, keadaan tidal< hadir pertu
mendapat pengaturan dalam hukum perdata nasionat dengan memper-
hatlkan pokok-pokok plklran berikut lnl:
a. Keperglan atau menlnggalkan tempat kediaman dilakukan oleh
orang yang bersangkutan tanpa lzln ketuarga yang dltlnggalkan,
tanpa atasan yang sah, atau karena hal lain di luarkemampuannya.
Alasan-alasan lnl sesual dengan Undang·Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan.
b. Keluarga yang dltinggalkan, yaitu istrl untuk suaml, suaml untuk
tstrf, atau orang tua untuk anak. Apabila orang tnt tldak ada, baru
diberikan kepada keluarga garls lurus ke atas. Apabfla orang inl
tldak ada juga, baru saudara kandung. Apablla orang inl tidak ada
juga, baru pemerintah melalul BHP yang mengurus untuk kepen-
tingan soslat dan lbadah.
c. Pihak yang meninggatkan tempat kedlaman ltu tldak memberi kua-
sa kepada plhak keluarga yang dltlnggalkan untuk mengurus harte
kekayaan dan kepentingannya, s&dangkan tempat dia berada Udak
dlketahui sama sekall.

64
Onmg dan SubJek Hukum

d. Menlnggalkan tempat kedlaman ltu dalam tenggang waktu dua


tahun berturuHurut dan jika ada kepastian peristiwa perryebab ke-
tldakhadirannya, tenggang waldu tersebut dapat diperpendek men-
jadl satu tahun.

e. Pangadllan negerl adalah lembaga yang berwenang menetapkan


ketidakhadlran yang bersangkutan dan menetapkan plhak yang
berkepentlngan mengurus segala harta kekayaan orang yang tldak
adlr itu atas permohonan keluarga yang ditlnggalkan.

f. Tahap-tahap dan prosedur penyelesaian keadaan tidak hadlr se-


pertl telah diuralkan sebelumnya dapat dfikutl dan dlpertahankan .

• • • * ••

-a Hukum Perdata lndoneala 55


Orang dan Subjek Hukum

56 Hukum Petdata Indonesia


K•uara• dan Pertwwlnan

BAB Ill
KELUARGA DAN PERKAWINAN

A. PERKEMBANGAN HUKUM KELUARGA


1. Hukum Keluarga Prakolonial Belanda
Sebelum penjajahan Belanda, masyarakat Nusantara umumnya telah me-
mak.M agama Islam. Hal lnl dapat dlmakluml karena di mana masyarakat
lllam ltu bennuklm, di situ bertaku pula hukum Islam mesklpun dalam
~ masyarakat yang jumlahnya terbatas. Dl samping ltu, ada pula
lr8lompOk masyarakat yang menganut agama Islam ltu manganut pula
...,.. hc.Jkoo\ adat setempat. Akhlmya, bukan saja sistem hulaan Islam
,.ng clkenal masyarakat, melalnkan juga sistem hl.llun adat yang ber-
11111 dan masyarakat asll setempat. Setelah Beland& beltayar ke Umur
dlln IYUal bercokol d Nusantara, sistem hulum Barat yang berasal daJ1
Elope dlbeftakukan oleh Beland& sahlngga dikenal pula oleh kslompok
IIIIS'farakat Islam dl Nusantara.1

Bertalulya hukum adat dan huku1l Islam dl berbagal kelompok masyara-


llat dl Nusantara tldak dapat dlplsahkan begltu saja. Sepertl halnya hukun
ada! yang bertaku dl Mnangkabau, pada dasamya adalah hl.llun Islam
yang sudah dladatkan. Hallnl dapat dbuktlkan dari asas yang c1anut oleh
IIISYarakat Mlnangkabau ltu sendlri bahwa hukum adat bersendlkan
..,.. dan syata' bersendikan kltabullah (AI-Qur'an).

1) Baca juga uralan ldrla Romutyo has-A•$ Hukum Islam. s.jwah dlln Per-
,.mbangan Kedudulcan Hukum Islam d lndotl•sle ~Siner Gratlka. Jakarta.
1997. h . <l7.

Milum ...,... lndone•• S7


Keluarga dan ,_rkawlnan

Dl beberapa kerajaan Nusantara waktu itu, hukum Islam dlakul dan dl·
anut oleh masyarakat, seperti dl Sumatra terdapat Kerajaan Sultan Pasal
dl Aceh serta Kera)aan Pagar Ruyung dan Kerajaan Paden kedua-dua-
nya di Mlnangkabau. Dl Jawa terdapat Kerajaan Demak, Mataram, dan
Sultan Agung; dl Makassar terdapat Kera)aan Hasanuddn; dan sebagai-
nya, bahkan Malaka serta Brunei (sekarang Brunei Darussalam) dl Se-
mena~)ung Melayu.2
Pada zaman VOC ekslstensi hukum ketuarga Islam telah dlakul dan ber-
laku dalam masyarakat dan dlakul pula oleh kerajaan-kerajaan Islam yang
kemudlan dihlmpun dalam Kltab Hukum Islam, yang dlkenal dengan Com-
pendium Frel]er. K/tab Hukum Islam tersebut bertst aturan-aturan hukum
keluarga, peOOiwinan, dan kewarisan Islam, yang dltetapkan agar dlterap-
kan oleh Pengadllan VOC. Selaln ltu, dlbuat pula hlmpunan hukum ke-
luarga, per1<awlnan, dan kewarisan Islam untuk daerah-daerah Clrebon,
Semarang, dan Makassar (Bone dan Goa).3

Sudah men)adi fakta se)arah, sebelum pemertntahan kolonlal Betanda


menglnjakkan kakinya dl burnt Nusantara pada waktu ltu, mayorttas pen-
duduk telah menganut agama Islam. Atas dasar fakta tersebut tak dapat
dimungkiri apabUa dl Nusantara pada waktu ltu telah terbentuk kelompok
masyaral<at Islam yang besar dan kuat. Dt beberapa daerah di Hlndla
Belanda (klnl Indonesia), Islam bukan saja merupakan agama resml ka-
rena diakul kera)aan-kerajaan dl Nusantara, bahkan akhimya hukum ke-
luarga yang bertaku dl Hlndla Belanda telah mengakul nDal-nllal Islam
yang kemudtan dladopsl datam perundang-undangan Hlndla Belanda. ~
t
2. Hukum Kef uarga Zaman Kolonial Belanda d
n
Polltlk hukum kolonlal Belanda yang lngln menguasal Hindia Belanda (klnl
b
Indonesia) dl berbagal tempat dan kesempatan makln aktlf. Polltlk hukum
pen)ajahan Belanda ltu bukan sa)a untuk menguasal Indonesia secara ke-

2) ldrls Romutyo. Ibid., h. 49. 4)


3) Arso Sosroatmoc:to dan Aulawl. A. Wasil, Hukum Perl<aw/nsn dllndont~sla. Pe- 5)
nerblt Bulan Blntang. Jakarta. 1978, h. 11 . •
seluruhan wilayah, melalnkan juga dalam upaya menghapuskan pengaruh
Islam guna mempertancar jalan menuju krlstenlsasl. OJ samplng ltu,
pemertntah kolonial Belanda juga lngln melaksanakan kodifikast Hindla
Belanda sepertl yang dllakukan dl neger1 Belanda pada tahun 1838.4

Namun, kenyataannya walaupun sudah 1u]uh abed hukum Islam ltu dl-
anut oleh penduduk Nusantara dan dlpe~uangkan secara fonnal dan non-
lonna! oleh umat Islam, pemaksaan ber1akunya hukum Baret dari negeri
Belanda dalam menun)ang proses kristenlsasl ltu tidak mengendurkan
lman dan semangat masyarakat Islam Nusantara. Kekuatan lman dan
keglgihan dalam mempertahankan agama Islam dan bertakunya hukum
keluarga Islam tetap tertanam dl hatl masyarakat.

Sementara ltu, dl lain plhak, dalam menghadapi terjadinya perubahan


soslaJ, hukum merupakan bldang kehldupan yang secara Jangsung tar-
kana oleh adanya perubahan soslal tersebut. Hal lnl dikemukakan oleh
Friedman bahwa:
"A crisis of society challenges the law mors directly perhaps then
any other branch of social activity. 4

Berhubung persoalan menganal hukUm dan perubahan soslal dlanggap


sebagal basis masalah dar1 fllsafat hukum, pada tempatnya masalah lnl
diblcarakan secara fllosofls.

Secara fllosofls dinyatakan bahwa perubahan sosial menghandakl hukum


juga berubah sesual dengan tunMan perubahan soslal. Jmpllkaslnya hu-
l<um keluarga Islam yang telah dianut oleh masyarakat dihargal dan dl-
honnati oleh pemerlntah Hlndia Belanda, tennasuk juga agama Islam agar
dlpertakukan adll dan dlllndungl dalam bentuk pengakuan yang dlatur de-
ngan peraturan perundang-undangan sehlngga dapat dianut dan dlkem-
bangkan secara bebas oleh masyarakat Islam sendlr1.

~) AIIO So.roalmodjo. Ibid.


5) W. Friedman. Legal Theory. Steven and Son Ltd clkutlp oleh leiria Aomutyo. hh. 47
dan 51 .

HukUm peicfab lndone•l• 60



Keluarga dan Perkawlnan

Dalam rangka meng~adapl perkembangan hukum keluarga Islam dl Hlndla p


Belanda (kini Indonesia), semula pemerfntah kolonlal Belanda menerus-
$
kan kebijaksanaan yang telah dltempuh ofeh VOC bahwa mereka tldak
w
menganggap hukum Islam ltu sebagal suatu ancaman bagf kelangsungan
n
pemerintah kolonial Belanda. Akan tetapi, kondlsl seperti lnl tidak dapat
lj
dlpertahankan dalam jangka waktu panjang sebab pemarfntah kolonial
Belanda mengubah pendlrian lnl sebagal akibat usul Snouck Hurgronje
kepada pemerintah kolonlal BeJanda.8
~
k
Snouck Hurgronje mengajukan teorf baru karena teori yang ber1aku saat li
ltu dlanggap sebagal teori yang kellru dalam kehldupan masyarakat. Me- P.
nurut Snouck Hurgron)e, teori yang lebih tepat untuk dlgunakan dalam s
masyarakat adalah teori resepsi (receptia theorle). Menurut teori tersebut, 11
hukum yang beriaku dalam realitas masyarakat adalah hukum adat, se- Cl
dangkan hukum Islam baru dapat dlber1akukan apablla sudah beradaptasi
dengan hukum adat. Teori resepsi inl dldukung oleh van Vollen Hoven y
dan TerHaar? n
d
Aklbat dlber1akukannya teori resepsi lni dalam masyarakat Hlndia Belanda
waktu ltu, pemerintah kolonlal Belanda mengeluarkan Stb. Nomor 116 dan
Nomor 610 Tahun 1937 tentang KebiJakan Baru yang Membatasl Ke-
wenangan Peradllan Agama. Pembatasan kewenangan peradllan agama
tersebut berdampak penghambl}tan atau penghentian pengembangan
hukum keluarga Islam dalam masyarakat. Teor1 resepsllni beriaku terus
di Hindla Belanda (kinl Indonesia) sampal kurun waktu 1970. Bahkan,
hingga kinl masih ada beberapa ahll hukum Indonesia menganut teori ini.

3. Hukum Keluarga Awal Kemerdekaan Indonesia


Awal kemerdekaan Indonesia, balk pemerintah maupun masyarakat be-
tum ada upaya untuk mengadakan pembaruan dl bldang hukum yang ber-
laku termasuk juga hukum Islam. Hallnl te~adl karena segala tenaga dan

6) Abdul Manan. Aneka MasaJah Hukum Pvrdata Islam di Indonesia. Penerbtl Ken·
cana Prenada Meda Group. Jakarta 2006. h. xii.
7) Abdul Manan. Ibid.

60 Hukum Perdata Indonesia


KeJuarga dan Perkawlnan

pikiran maslh dlcurahkan pada usaha menglsl kemerdekaan yang baru


saja berhasll dipe~uangkan. 8 Satu tahun kemudtan setelah proklamasl
kemerdekaan Indonesia, keadaan mulai berubah akibat perkembangan
masyarakat yang semakln maju untuk menyesualkan hukum yang ber-
laku dengan kondlsl Indonesia merdeka tennasuk juga hukum Islam.
flada tanggal 22 November 1946 dlundangkan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1946 tentang Nikah, Talak, dan Rujuk sebagal dasar hukum
keluarga lslam.9

Perundang-undangan yang berlaku sebaglan besar masih berasal darl


penlnggalan pemerintah kolonlal Belanda. Perundang-undangan tersebut
sedlklt banyak dlrasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondlsi Indo-
nesia sebagal negara merdeka yang berdasar pada falsafah negara Pan-
caslla dan sUa pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Peraturan per-
undang-undangan yang ada khususnya mengenal hukum keluarga Islam
yang mengatur perkawinan dan perceraian hanyalah Undang-Undang No-
mor 22 Tahun 1946 tentang Nikah, Talak, dan Rujuk yang dikemukakan
dl atas.

Pada masa berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang


Nlkah, Talak, dan Rujuk maslh terkekang dengan teori resepsi dari
Snouck Hurgronje dulu. Teori resepsl membatasl kewenangan peradll·
an agama dan menghambat perkembangan hukum keluarga Islam dan
agama Islam pada khusosnya. Keadaan lnl terus bertangsung hlngga ta-
hun 1950-an. Pada tahun 1950 pemerintah Indonesia baru memberikan
pematlan dengan membentuk sebuah panitia yang bertugas meneliti ke-
adaan hukum yang berlaku dan menyarankan kepada pemarintah keten-
tuan perundang-undangan_yang aianggap tidak men.cermlnkan falsafah
nagara Pancasila, tetapl masih dlbutuhkan dan masth dapat dlteruskan
berlal<unya sesual dengan kebutuhan bangsa Indonesia sebagal bangsa
yang merdeka. 10

8) Ult RasJidl. Hukum Perkawl!lan dan PeteeraJan di Malaysia dsn Indonesia. Pe-
nerbrt Remaja Rosdakarya. Bandung, 1991. h . 17.
9) Abdul Manan. op. cit. h. xlv.
10) Bandngkan clengan uralan Uh Rasjtel. ibid h. 18.

a 61
Hukum Perdata lndon•ala
Keluarga dim Perbwlnan

satu dl antara undang-undang yang memer1ukan penyesuaian aclalah un- k


dang-undang yang mengatur tentang perkawfnan dan perceralan. Undang- s
undang lnl mengatur hubungan antara pr1a dan wanita untuk membentuk a
suatu keluarga bahagla sebagal suaml lstr1 yang sah menurut undang- rr
undang dan syar1ah Islam. SebaNknya pula, apablla dl antara suaml dan tc
lstr1 tlmbul percekcokan yang tldak dapat diselesalkan lagl, bolehlah ke-
duanya berceral walaupun perceralan ltu aclalah perbuatan yang dlbenci
Allah.

Per1<awlnan diperintahkan Allah untuk mengatur hubungan antara prfa


dan wanlta daJam hldup bennasyarakat sebagaf suaml lstr1 yang dirfdal
Allah. Melalul pert<awinan manusla kemudian ber1(embang blak secara
sah serta tumbuh menjadi bangSa yang besar dan menyebar ke seluruh
jagat raya dengan segala macam budaya dan dlnamlkanya. Menurut ajar-
an Islam, per1<awlnan dlsebut sebagal transaksl (akad) yang mengesah-
kan hubungan badan antara seorang pr1a dan seorang wanlta yang bukan
muhr1mnya.

Sebagalmana flnnan Allah dalam AJ-Qutan dlnyatakan:


·ot antara buktl-buktl kekuasaan Allah, dlclptakan-Nya untUkmu
pssangan h/dup dart }enlsmu ssndlrl, agar kamu merasa tentsram
dl samplngnya dsngan penuh rasa cinta dan kasJh sayang sesama-
mu. Ssst.llggl.ilnya dalam hallnl tsrdapat buktl bag/ kaiiTI yang ber·
plklr. "11

Dlsebutkan Pula dalam suatu r1wayat:


Wahal kaum muds, slaps dl antara kamu telah mampu bsrumah
tangga, maka kawtnJah, Jcarena yang dsmllclan /tu dapat m611jaga
pandangan mata dan memellhara kehormatan. Dan slapa yang be-
fum mampu, hendaJdah dla bsrpuasa, karena puasa m61tJpakan ~
2
ngskang haws nafsu. • (Dirtwayatkan olah Bulchvl dan Muslim)
~
me
Transaksl (akad) juga memuat unsur-unsur yur1dis yang melegitlmaslkan
sl
kepada seorang suaml untuk menjaga dan mellndungl serta memelihara
ten

11) AI.Qur'an Surah Ar·Rum ayat (21).


12) AI·Haflzh bin Hajar AI·Asqolanl. Tarjamah Bu/ughu/ Maram, Pener}emah Muh. 13) 1

Rlfal dan Qusyalrt Miabah, Penerblt Wlcaksana, Semarang, 1989, h. 571

62
Keluarge d., P-"awlnen

kesejahteraan lstri dan anak·anaknya serta harta kekayaannya secara


sah dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan suatu legaJitas dan peng-
akuan oleh negara, maka pemerintah dan segenap umat Islam berusaha
membentuk Undang-Undang Perkawlnan. Undang-Undang Peri<awlnan
teraebut bertungsl sebagal dasar yur1dls pembentukan keluarga yang da·
pat menampung berbagal dlmenst keluarga sebagal unit masyarakat ter-
kecll. Keluarga sebagal unit masyarakat teri<ecil berfungsl sebagal StJmber
pengembangan budaya, sebagal clr1 kehldupan manusla beradab.

4. Hukum Keluarga di Indonesia Sesudah Tahun 1950


Sesudah tahun 1950 temyata pengaruh pemer1ntah kolonlal Belanda yang
secara gencar berupaya untuk menghambat, bahkan menghapuskan nllal
Islam yang beri<embang dalam masyarakat tldak mudah begltu saja dl-
hapuskan dalam kehldupan masyarakat Indonesia. Masyarakat Islam be·
kin memlllki peraturan yang mengatur tentang perkawlnan, belum ada
llldang-undang tersendlri yang dapat dljadlkan dasar untuk mengatur pe-
laksanaan akad nikah (perkawlnan) serta segala aklbat hukum yang diUm·
I:Ukannya. 13 Bagt golongan bumlputra ber1aku hukum per1<awlnan Islam
yang sudah dl~plr dalam hukum adat beroasar pada teort resepsl yang
dikemukakan oleh Snouck Hurgron)e, van vollen Hoven, dan Tar Haar.
Oleh karena itu, tlmbullah reaksl dan tuntutan beberapa organlsasl kema-
syarakatan agar pemerintah AI mengupayakan terbentuknya Undang-Un-
dang Perkawlnan dan Perceralan yang baru.

Berdasar pada pertlmbangan bahwa peraturan nikah, talak, dan rujuk yang
diatur dalam Of'donansl Peri<awlnan Stb. Nomor 348 Tahun 1929 jo. Stb.
Nomor 467 Tahun 1931, Ordonansl Per1<awlnan Gampuran Stb. 1933 No-
mor 98, tldak sesuallagl dengan keadaan yang ada. Sementara ltu, untuk
membuat undang-undang baru tldak mungkin dllaksanakan dalam waktu
&fngkat. Setelah diunclangkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946
ra
tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, segera diambll tlndakan de-

uh. 13) Abdul Manan Aneka Masa/ah Hukum Psrdeta Islam dalam Prakt•k Peradllan
Agama Pwnerbit Kencana Prenada Mecla Group Jakarta. 2006. h. 3.

~'~~cum Perdata lndoM..a 63


ngMJIIMIIIMtlrltiMn ...._.,. dllawt nllalh, tllllk. din ft4l* dllt
pend• ...... 1<111-. ~ Nomar22 T.,.._ 1148 hlnya
beltllcu ..... " - - - u ........... - - ............ p8ltu
lldlnfa haadUM "'*""',.,.. .........,.Unang-
Hllllu--. MIIDI'III. Pllda .._.. 26
Oktober 1864 clkelualkanllh ........... .........,.
t.lnd-a Hamor 22 TtlhUn 1848 ...... ~•en Nlklh. Tallk. dan
Rut&* ......... daal'llh .... _,_ diM'tMIIdUIII.14
Upaya pembaiUan lJndllng-lh.tan Pelkawlrwl dan Percanllan talus c:l-
~- Pllda alchlr tatul 1860 dangan SUnlt ~ Manted
Agama Rl Nomor Bl2l4l4288 . . . . . 1 Oldobar 105o ........ Panlla
PM)alllk ~dan......_..~ Tlllllk. din Ru;.tk,.,.. ~

kalla dlngln bait....,. .........


.... . . ,..... ca.n
din.,....,.. ...............
- - olah T.eallll IIDII. Hllun. Allin taeapl, ,_..lnlldlll dapal ba-

memp81111t1MIIran ~ yang bMt dlnlbul


c~~n.....-._.,.hanbrlr ecllntan181~g~ndallmmalnalliiiM'ttugaa.

.....
~ tl te.ana llu, panlla ......... - . . . tdllk dapal b ...rJa ......

5. Terbentuknya ~ PerbMnM S.U


Sete&lh mengaleml baber8pa leal parubahan paniOflall, ~ ....... 1
Aprl 1851 clbarM panna. baN yang . . . . H. Mob. Noel' .......
80111111*>.tl Panltla lnl clsetU ~ Penyalkltt P.8nltlm:'l Hula.ln Fer-
kawlnan. lillak, dan Rtt*. yang clslngkat ......... Panlla NrR. Panllla lri
balhul IMR'J&I&I. .rllft a. ~ ~ Plllaulrwl.
yalll: •
a. R.angan ~ PbiiDk PeltcarJiw1 y.ng _....,_
klan liiUn bagl....,..l'llkylllndonasla din a.t11cu ..U aelunl't
~ lndonaala. Rarangan lnl daates._, p8ila 1&. w..n
14, Hu.m RIIHm dick.. Ibid. h. 24.
15) ~ MaMn. • ell.
11) .,..., Noer. Adlllt...., ,..., , ,............ . . . . . PNu. ........ 1183. 1111.
13-4M.
Keluarga dan Perkawlnan

b. Aancangan Undang-Undang Pemlkahan Umat Islam, yang beriaku


bagl umat Islam dl seluruh wllayah Indonesia. Aancangan inl
dlselesalkan pada tahun 1954.

Kedua rancangan undang-undang tersebut telah dlajukan kepada Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR).

Sementara ltu, berbagal organlsasl kemasyarakatan secara terus-me-


nerus mendesak pemerintah dan DPR supaya secepat mungkln mem-
bahas Rancangan Undang-Undang Perkawlnan yang telah dlajukan ke
DPR ltu. Desakan tersebut, antara lain, datang dari Musyawarah Pekerja
Soslal (1960), Musyawarah Kesejahteraan Keluarga (1960), dan Konfe-
mnsl Badan Penaslhat Perkawlnan. Untuk mewu)udkan undang-undang
yang sangat dldambakan masyarakat, dua hal yang menjadl fokus per-
hatlan, yaitu materi undang-undang dan slstem undang-undang tersebut.
Wllla-mula dikehendakJ adanya Undang-Undang tentang Perkawlnan Umat
Islam. Setelah lama ber1<embang, temyata DPR tldak dapat merampung-
kan dua rancangan undang-undang ltu men)adl undang-undang. Pada
tanggal 31 Jull 1973, cllengan amanat Preslden, dlajukan lagl satu Ran-
cangan Undang-Undang Perkawlnan baru kepada DPR dengan menarlk
kembali dua rancangan undang-undang yang telah lebih dahulu dlaju-
kan.n

Dengan amanat Preslden Rl tanggal 31 Jull 1973 Nomor R. 02/PUNII/


1973 kepada Plmplnan OPR dlsampalkan Rancangan Undang-Undang
Perkawlnan yang terdlri atas 14 bab dan 73 pasal. Keterangan pemerin-
tah tentang rancangan undang-undang tersebut dlsampaikan oleh Menteri
Kehaklman pada tanggaJ 30 Agustus 1973. Pemandangan umum me-
ngenai Rancangan Undang-Undang Perkawlnan (RUUP) serta keterang-
h an pemerintah dlber1kan
oleh wal<JI-wakll fraksl pada tanggal 17 dan 18
September 1973, serta berbagal saran dan tanggapan dan kalangan OPR
dan masyarakat atas Rancangan Undang-Undang Perkawinan lnl.

Sejarah telah mencatat bahwa pada mulanya Rancangan Undang-Undang


Per1<awlnan lnl telah dlbahas secara alot oleh anggota DPR dan para ahll

17) Dellar Noer. ibid. hh. 18-19.

Hukum Perdata Indonesia 65


Keluarga dan Perbwlnan

hukum, praktlsi, dan akademlsi dart berbagai dJSipfln nmu. Akhlmya, di.se-
pakatl dengan konsensus sebagal bertkut:

a. Hukum Islam dalam perkawlnan tldak akan dikurangl ataupun dl·


ubah.

b. Sebagal konsekuensl dart butlr a, alat-alat pelaksanaannya tldak


akan dlkurangl atau dlubah. Tegasnya Undang-Undang Notnor 22
Tahun 1946 dljamln kelangsungannya.

c. Hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam dan tldak mungkln


disesualkan dalam undang-undang lnl dlhllangkan.

d. Pasal 2 aY&t (1) rancangan undang-undang lnl dlsetujul untuk dl-


rumuskan sebagal bertkut:

• Ayat(1):
•psfkawlnan adalah sah apabl/a dllakukan msnurut ma-
slng-maslng agamanya dan kepsrcayaannya ltu. •
• Ayat(2):
"Tlap-tiap pstkawfnan waJib dicatat deml ketertiban adml-
nistrasi negara. •

e. Mengenal perceralan dan pollgaml pertu dlusahakan adanya ke-


tentuan..J<etentuan guna mencegah terjadinya kesewenang-wenang-
an.

Setelah mengalaml perubahan atas usul amandemen yang masuk dalam


panltla kerja, rancangan undang-undang yang dlajukan oleh pemerfntah
ltu, pada tanggal 22 Desember 1973 dlsampalkan pada sidang partpurna
DPR untuk dlsahkan menjacl undang-undang. Akhlmya, pada hart ltu juga
Rancangan l.Jndang-Undang Per1<awtnan yang pembicaraannya memakan
waktu kurang leblh tiga bulan lamanya dlsahkan oleh Dewan Perwakllan
Rakyat menjadl undang-undang. Tanggal 2 Januart 1974 undang-undang
tersebut dlundangkan sebagal Undang.Undang Nomor 1 Tahun 1974 da-
lam Lembaran Negara Republlk Indonesia Nomor 1 Tahun 1974, Tam·
bahan Lembaran Negara Republlk Indonesia Nomor 3019 Tahun 1974.
Undang-undang tersebut terdlrt atas 14 bab yang dl>agl dalam 67 pasal.

Hukum Perclate lndonula


Keluarga dan Perkawlnan

Kaurn Muslimln Indonesia periu mencatat bahwa pembahasan Undang·


Undang Per1<awlnan tersebut telah menghablskan waktu yang cukup pan·
jang dari tahun 1950 sarnpal disahkan pada akhlr tahun 1973 telah meng-
hablskan waktu selama 23 tahun.

B. PERKAWINAN DALAM SISTEM HUKUM POSITIF


1. Undang-Undang Perkawinan Islam
Hukum perkawlnan Islam sebagal bagtan Integral dan syari'ah Islam tidak
dapat dipisahkan dari agama Islam. Dalam kehidupan masyaral<at Islam,
nonna atau kaidah yang terkandung dalam agama Islam dilmplementasl·
kan dalam bentuk aturan pokok yang dlsebut syari'at per1<awlnan l~lam.
Allah Swt. mewajlbkan umat Islam untuk melaksanakan syari'at Islam da-
lam kehldupan pribadl , bermasyarakat, dan bemegara, terutama melak-
sanakan perkawlnan. Upaya mewujudkan hukum perkawlnan Islam dalam
slstem hukum posltlf Indonesia memer1ukan proses formulas! ke dalam
bentUk aturan perundang-undaogan. Formulas! tersebut merupakan per-
juangan masyarakat Islam sehlngga mampu menempatkan hukum per1<a-
wlnan Islam dalam bentuk undang-undang yang menglkat sebagai bagi-
an dar1 slstem hukum positlf Indonesia. Pe~uangan tersebut tldak mudah,
memeriukan waktu lama.

Selama tiga dasawarsa terakh!r beberapa aturan syar1'at perkawlnan Islam


yang telah menjadl baglan dan slstem hukum posltlf Indonesia, antara
lain:
a, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawlnan;
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
c. Peraturan Pemerfntah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang·Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang P811<awlnan; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perkawlnan
dan Perceralan bagl Pegawal Negerl Slpll.

Berdasar pada lnformasl perundang-undangan tersebut dl atas, jelas bah·


wa perjuangan umat Islam dalam mewujudkan peraturan perkawfnan

Hukum Perdata lndoneala 67


Keluarga dan Perkawinan

Islam sebagal baglan dari hukum normatit dalam slstem hukum positit E
Indonesia tidak boleh dlanggap remeh dan sudah cukup berarti. Apablla ~
secara normatlf sudah cukup kuat status hukum peti<awtnan Islam da- b
lam berbagal kegltatan hldup bermasyarakat, yang pel1u dlperjuangkan g
dalam kehldupan nyata adalah aktivitas mewujudkannya datam perilaku p
mulla yang diridal AUah. Tujuan perkawinan Islam dalam kehldupan ber- Q
masyarakat adalah membentuk keluarga bahagia lahlr dan batin dalam
lkatan suami lstri yang sah yang diikat oleh rasa sallng menyayangl; sa- "
d
ting menghargai; serta sallng menghonnatl, sakinah, mawadah. dan wa- d
rohmah. 01

2. Undang-Undang Nom or 1 Tahun 1974


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawlnan merupakan
1
c
sumber hukum perkawlnan dan hukum keluarga Islam yang mengatur se- 1
cara lengkap dan modem tentang peti<awlnan dan perceralan umat Islam
yang barakar pada agama Islam. Sebenamya undang-undang ini jat.l11eblh l<l
sempuma dan lengl<ap menganal substansi yang dlatur dl dalamnya, baik
berupa asas-asas maupun norma-norma hukum perkawinan dan per- Ill!
ceralan serta kehldupan berkeluarga. Akan tetapl, datam realltas keber- sc
lakuannya dalam masyarakat Muslim sendlri dl Indonesia akhlr--akhir lnl, lkl
sangat mudah terjadi peti<awinan, demlkian juga perceralan sehlngga ml
tlmbul kesan bahwa peti<awlnan ltu bertujuan untuk ceral. Bahkan. pe- l'el
langgaran Undang-Undang Perkawinan dalam bentuk perkawlnan atau
KE
perceralan dl bawah tangan yang lepas darl pengawasan dan pencatatan
pa
pejabat pencata1 perkawlnan dan perceralan. sa
Perbuatan petanggaran tersebut per1u menjadl fokus kajlan untuk dike- su
tahul motlvasl, alasan, dan tujuannya sehlngga dapat dlcari solusl yang
tuJ
tepat untuk diatasl atau dlcegah terjadinya pelanggaran yang berdampak
ne
luas bagl kehldupan berbangsa dan bemegara. Dampak tersebut, antara Y81
lain, berupa pengacauan admlnlstrasl kependudukan, status kewarga-
d
negaraan, per1indungan lstr1 dan anak, serta harta kekayaan me1'9ka. Hal HU
Jnl akan menjadl masalah dalam kehldu~ rumah tangga dan keluarga, bel
balk selama perkawlnan maupun Jika terjadi perceralan suamllstr1. ya1

68 Hukum Perdata Indonesia


-
Hul
Keluarga dan Perkawtnan

Berdasar pada beberapa kelemahan tersebut dl atas, Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1974 mengatur beberapa asas yang dapat berfungsl se-
bagai penghambat dan mengatur sedemlkian rupa dalam pasal-pasalnya
guna mencegah te~adlnya pelanggaran, balk terhadap asas-asas mau-
pun terhadap norma-norma yang te~elma datam rumusan pasal-pasal Un-
dang-Undang Perkawinan. Asas-asas dlmaksud, antara lain, asas suka-
rela, asas partlslpasl keluarga, asas perceraJan dlpersuut, asas poligami
dibatasl dengan ketat, asas kematangan caJon mempeJal, asas perbalkan
derajat kaum wanita, dan asas keharusan pencatatan perl<awinan dan per-
ceralan dengan ancaman hukuman bagl pelanggamya, balk caJon mem-
pelal maupun peJabat pencatat perkawlnan dan perceraian.

C. KELUARGA DAN HUBUNGAN DARAH


1. Konsep Keluarga
Keluarga adaJah kesatuan masyarakat terkecll yang terdlrt atas suaml,
lstri, dan anak yang berdlam dalam satu tempat tlnggal. lnl konsep ke-
Juarga dalam artl semplt, yang dlsebut juga keluarga Inti. Apabila dalam
satu tempat tinggal ltu berdiam pula pihak lain sebagal aklbat adanya
lkatan perkawlnan, terjadilah kelompok anggota keluarga yang terdlri atas
manusla-manusia yang mempunyai hubungan kanma perkawinan dan k.a·
rena pertalian darah.
Kelompok anggota keluarga tersebut dapat berdlam juga dalam satu tern-
pat tJnggal yang sama atau tempat tinggal yang ber1alnan. lnl adalah kon-
sep keluarga dalam artl luas. Keluarga dalam artl luas dapat terdlri atas
suami, istri, anak, orang tua, mertua, adlklkakak, dan adlklkakak lpar. Ke-
luarga dalam artl luas lnl umumnya dljumpal dalam masyarakat dl Indo-
nesia. Keluarga dalam artl luas lnl selalu berdasar pada motif ekonoml
yang berpegang pada prtnslp makan tidak makan pokoknya berkumpul
dalam satu kelompok.

Hubungan keluarga dan hubungan darah adalah dua konsep yang b9r-
beda. Hubungan keluarga adalah hubungan dalam kehidupan keluarga
yang te~adi karena lkatan perkawinan dan karana lkatan hubungan darah.

Hukum Perdata Indonesia 69


Keluarga dan Perkawlnan

Hubungan keluarga l<arena pet1<aWinan disebut juga hubungan semenda,


sepertl mertua, ipar, anak tlr1 , dan menantu. Antara suaml atau lstri dan
mereka yang disebutkan ltu tldak ada hubungan darah, tetapl ada hubung-
an keluarga . Hubungan keluarga karena pertalian darah, sepertl:

a. Ayah, lbu. nenek, puyang (lurus ke atas);


b. Anak, cucu, cicit (lurus ke bawah); dan
c. Saudara kandung dan anak-anak saudara kandung (lurus ke sam-
ping).

2. Hubungan Darah dalam Keluarga


HUbungan darah adlalah pertallan darah antara manusla yang satu de-
ngan manusla Yang lain karena berasal dari leluhur yang sama (tunggal
leluhur) . Hubungan darah ada dua gar1s, yaltu:

a. Hubungan darah menurut garis lurus ke atas dan ke bawah.


b. Hubungan darah merlJrut garis ke samplng.

Hubungan darah menu rut garis lurus ke atas dlsebut "leluhur", sedang-
kan hubungan darah menurut garis lurus ke bawah disebut "keturunan•.
Hubungan darah menurut garis lurus ke samping adalah pertallan darah
antara manusla bersaudara kandung dan ketu11.1nannya.

Daftar yang menggambat1<an tunggal leluhur antara manusla-manusia


yang mempunyal pertalian darah dlsebut "silsilah". Oari satu sllsllah dapat
dlke(ahul dekat~auhnya hubungan darah antara manusla yang satu dan
manusla yang laln dartleluhur yang sama. Dekat-Jauh hubungan darah ltu
dapat dlnyatakan dengan lstllah atau sebutan dalam hubungan keluarga.
lstllah atau sebutan tersebut menunjukkan tlngkat hubungan darah. lstllah
atau sebutan dan tlngkat dalam hubungan darah dihltung sebagal berikut:

a. Hubungan darah antara anak dan ayahlibu dlsebut hubungan satu


tlngkat.

b. HUbungan darah antara anak dan kakek/nenek dlsebut hubungan


dua tingkat.

10 Hukum Perdata lndon..la


Ke1uarga dan Perkawtnan

c. Hubungan darah antara anak dan puyang/moyang dlsebut hubUng-


an tiga tlngkat.
d. Hubungan darah antara ayaMbu dan anak disebut hubungan satu
tingkat.
e. Hubungan darah antara ayah/lbu dan cucu dlsebut hubungan dua
tlngkat.
f. Hubungan darah antara ayah/lbu dan cicit disebut hubungan Uga
tlngkat.
g. Hubungan darah antara saudara kandung disebut hubungan dua
tingkat.
h. Hubungan darah antara anak dan pamarublbl disebut hlbungan
tlga tlngkat.
I. Hubungan darah antara anak dan anak pamanlbibl dlsebut hubung-
an empat tlngkat.
J. Hubungan darah antara saya dan anak saudara kandung saya
(antara saya dan keponakan saya) disebut hubungan tlga tingkat.
k. Hubungan darah antara anak saya dan anak saudara kandung
~-
saya (antara anak saya dan keponakan saya) disebut hubungan
empat tlngkat.

3. Arti Penting Hubungan Oarah


Dekat-jauh hubungan darah mempunyal artl pentlng dalam hal perkawin-
an, pewarisan, dan perwallan dalam kehldupan keluarga. HubUngan darah
an
sampal betas tertentu menjadl halangan/rintangan pelangsungan per·
ltu
kawinan, mlsalnya, hubungan darah satu tlngkat, dua tlngkat, dan tiga
~- tlngl<at. Oemlklan juga dengan urutan dalam pewarfsan. Hubungan darah
sampal betas tertentu menentukan urutan prforitas sebagal ahll waris.
Mlsalnya, dalam hal tldak ada hubungan darah satu tlngkat (tldak ada
anak, tldak ada lagl orang tua), hubungan dua tlngkat bertlak mewarls
(saudara kandung atau neneklkakek dari almarhum).

Demlklan juga dalam hal perwallan. Hubungan darah sampal batas ter-
tentu menentukan urutan prforitas menjadi wati. Misalnya, dalam hal hu-

Hukum Perdata Indonesia 71


Keluarga dan Perkawlnan

bungan darah satu tlngkat tldak ada karena orang tua anak sudah me-
ninggal semua atau karena kekuasaan orang tua dlcabut pengadilan ne-
geri. Dalam hal inl: hubungan darah dua tingkat (saudara kandung, nenek)
berhak menjadi wall bagl anak.

4. Hubungan Darah dan Garis Keturunan


Garis keturunan sebenamya hanya memberlkan keistlmewaan tertentu
dalam hubungan keluarga. Ada tiga hubungan darah dllihat darl garis
keturunan, yaitu patrilineal, hubungan darah yang mengutamakan garls
ayah; matrilineal, hubungan darah yang mengutamakan garls lbU; dan
parsntat atau bilateral, hubUngan darah yang mengutamakan garts ayah
dan lbu atau garfs orang tua bersama-sama.

4.1 Patrilineal (garls ayah)


Oalam hubungan darah yang mengutamakan garis ayah (patrilineal), ke-
dudukan plhak suamllebih utama daripada kedudukan plhak lstri. Contoh-
nya adalah masyarakat Lampung, Palembang, Jambl, Bengkulu, Tapanull,
Bugls, dan sebagalnya. Keutamaan tersebut dapat dillhat dalam hal ber-
lkutini:

a. Pada perlstlwa perkawlnan


Asabat leblh berperan sebagal wall nikah; perkawlnan slstem Jujur
menentukan Jenls dan besamya nllal jujur; lstri selalu menglkutl
tempat tfnggat suaml; dan mengutamakan tamu dart pihak suaml
4.
(plhak laki-laki).
De
b. Pada kekuaaaan orang tua da
Kekuasaan ayah (pihak suaml) lebih dlutamakan daripada kekUa- an
saan lbu (plhak istrf) terhadap anak-anak dalam hubungan ke- Su
da
tuarga.
a
c. Pada pertstlwa pewarlsan
Baglan waris anak lakHakl selalu leblh besar dartpada bagian warls
anal< perempuan (dua banding satu).

72 Hukum Perdata lndonaala


Keluarga dan Perkawlnan

d. Pada kekuasaan perwallan


Pihak lald-lakl leblh dlutamakan untuk dlangkat sebagal wall anak-
anak darlpada plhak perempuan.

4.2 Matrilineal (garis lbu)


Dalam hubungan darah yang m~utamakan garis lbu (matrillneaJ), ke-
dUdukan plhak lstri lel>lh utama dar1pada kedudukan plhak suaml. Contoh-
nya adalah masyarakat Minangkabau. Keutamaan tersebut dapat dlamatl
dalam hal-hal sebagal berikut:

a. Pada perlstlwa perkawlnan


Walaupun asabat berperan sebagai wali nikah, laki-lakJ (suami) di-
jemput oleh perempuan Ostrl), suamllkut dalam keluarga lstri.

b. Pada kekuasaan orang tua


Saudara laki-lakl plhak lstri mempunyai kekuasaan utama terhadap
anak-anak (kekuasaan paman terhadap anak kemenakan).

c. Pada perlstlwa pewarlsan


Saudara laki-laki plhak lstri leblh berperan sebagal mamak kepala
waris.

d. Pada kekuasaan perwallan


Saudara lakl-lakl plhak lstri leblh berperan sebagal wall terhadap
anak kemenakannya.

4.3 Parental, bilateral (garis bapak dan ibu)


Dalam hubungan darah yang mengutamakan garts kedua-duanya, ayah
dan ibu, kedudukan plhak suaml clan pihak istri berimbang dalam kehldup-
an keluarga mereka. Contohnya adalah masyarakat Jawa, Madura, dan
Sunda. Perimbangan dalam kehidupan keluarga mereka dapat dlamatl
dalam hal-hal berikut lnl:

a. Pada perlstlwa perkawlnan


Asabat sebagal wali nlkah, tidak dikenal sistem jujur, suaml dan
lstrl menentukan bersama tempat tlnggal mereka (mantas) dart
tempat tinggal orang tua.

Hukum Perdata lndonula 73


Ketuarga dan Perkawlnan

b. Pada kekuaaan orang tua

Kedua suaml lstri mempunyal kekuasaan yang sama dalam ke-


luarga, balk temadap anak-anak maupun terhadap harts kekayaan.

c. Pada perlatlwa pewartaan


Walaupun masih dlkenal asas seplkul segendong, kecenderungan
menuju ke arah penerapan asas baglan yang sama antara anak
lakl-lakl dan anak perempuan.

d. Pada kekuuaan perwallan


Suaml dan lstri dapat berperan sebagal wall terhadap anak-anak
mereka. Akan tetapl, pada peristlwa pemlkahan, ayah befperan se-
bagai wall nlkah karena tennasuk asabat.

5. Undang·Undang Perkawinan Parental (Bilateral)


Apablla dlkaJI secara telltl, temyata Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawlnan menttikberatkan pada hubungan darah yang meng-
utamakan garts ayah dan lbu (parental, bilateral) dalam hubungan ke-
Juarga. Hallnl dapat dlbuktlkan melalul ketentuan..f<etentuan yang terdapat
dalam undang-undang tersebut, seperU dalam perkawlnan, kekuasaan
orang tua, kekuasaan terhadap harts kekayaan, dan kekuasaan perwall-
an.

5.1 Perkawlnan anak lzln ayah dan lbu


Menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Perkawlnan, anak
yang belum mencapal umur 21 tahun penuh apablla melangsungkan per-
~
kawlnan harus mendapat lzln kedua orang tua, bukan ayah atau lbu. I<&
k
tentuan Pasal a Undang-Undang Perkawlnan melarang pef'kawlnan an-
k
tara pria dan wanlta yang mempunyal hubungan darah tertalu dekat atau
karena hubungan semenda. Selaln ltu, perkawlnan tidak mengenal slstem
5
jujur. Ketlga ketentuan tersebut menglndlkasikan bahwa Undang-Undang
Perkawlnan Indonesia menganut garis ayah dan garts lru dalam hubung- I<
an keluarga.

74 Hukum Perdata lndon..ta ii


Keluarga dan Perkawtnan

5.2 Kekuasaan ayah dan lbu terhadap anak


Ke1entuan Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Perkawman menyatakan
bahwa:
"Kedua orang tua wajlb memelihara dan mendfdlk anak-anak ms-
rska sebalk-balknya. •

Ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Perkawfnan menyatakan:


"Anak yang belum bsrumur dslapan bslas tahun psnuh a tau bslum
kawin berada dl bawah kekuasaan orang tua, bukan kekuasaan
ayah atau /bu. •

Sedangkan ketentuan Pasal 48 Undang-Undang Peri(awlnan menyatakan:


"Kedua orang tua dllarang mem/ndahkan hsk atau menggadalkan
barang tefap mlllk anak meraka yang bslum berumur de/apan be·
las tahun penuh atau bslum kawln. •

Ket1ga ketentuan tersebut di atas lnl mengindlkaslkan bahwa Undang-


Undang Peti<awlnan menganut garis ayah dan garis lbu dalam hubungan
keluarga.

5.3 Kakuasaan ayah dan lbu terhadap harta


Kelentuan Pasal35 ayat (1) Undang-Undang Perkawlnan menyatakan:
"Harta yang dlperoleh selama perkawlnan men]adl harta b6rsama
dan dlkuasaf bersama. •

Menurut ketentuan Pasal 35 ayat (2):


•Sejak teljadl perkawfnan, harta disatukan dan dlkuasa/ bersama
apabila dlbuat peljan]lan. •

Kedua ketentuan tersebut mengindikaslkan bahwa Undang-Undang Per-



kawinan Indonesia menganut garis ayah dan garis lbu dalam hubungan
keluarga.

5.4 Perwallan dari plhak ayah dan lbu

g- Ketemuan Pasa.J 51 ayat (2) Undang-Undang Peri(awlnan menyatakan:


•wall sedapat..cJapatnya dlambil darl keluarga anak tersebut. •

Ia Hukum Perdata lndone.ta 75


tnt berartl dapat dlambU dart keluarga pihak lbu ataupun keluarga darl
plhak ayah. Ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Per1<awinan menyata-
kan:
"Suam/ lstrf memllrul kewajlban yang /uhur untuk menegalckan ru-
mah tangga yang menjadl ssndl dasar susunan masyarakat. •

Ketentuan Pasal33 Undang-Undang Peri<awlnan menyatakan:


·suam/lstrf wajlb sallng menc/ntal, saling menghonnatl, sst/a dan
memberl bantuan /ahlr batln yang satu kepada yang lain.·

Ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Per1<awlnan menyatakan:


"Suam/ adalah kepala keluarga dan lstrladalah lbu rumsh tangga.•

Keempat hal tersebut dl atas membuktlkan bahwa Undang-Undang Per-


kawinan lndonesla menganut garis ayah dan garis lbu dalam hub~ngan
keluarga.

D. ASAS, KONSEP, TUJUAN PERKAWINAN


1. Asas-Asas Perkawinan
Beberapa asas perkawlnan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
dapat dlrincl dan dibahas dalam uralan selanjutnya. Asas-asas tersebut
mendasari ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Perkawlnan dan
peraturan pelaksanaannya. Asas-asas yang dimaksud adalah persetujuan
bebas atau sukarela, partlslpasi keluarga, perceralan dlpersulit, pollgaml
dibatasi dengan ketat, kematangan caJon mempelai, menghargal derajat
kaum wanita, pencatatan per1<awinan, perkawinan menurut hukum agama,
larangan dan pembatalan perkawlnan, serta mengadakan perjanjlan per-
kawlnan.18

1.1 Persetujuan bebas (sukarela)


Perkawlnan harus berdasar pada persetujuan bebas antara caJon mem-
pelal, yaltu seorang pria dan seorang wanita yang akan melangsungkan

18) Baca juga uralan l.ngkap dart Abdul Manan. op. cit hh. 8-12.

76 Hukum Perdata lndon••la


keluarga dan Perkawlnan

pert<awlnan. Persetujuan bebas artlnya suka sama suka, tidal< ada paksa-
an dari pihak lain walaupun dan pihak orang tua sendiri. Persetujuan be-
bas itu timbul karana sudah sating mengenal ldentltas dlri masing-ma-
slng, tidak ada alasan khilaf atau kellru, dan sudah tahu tidak ada rintang-
an untUk melangsungkan per1<awfnan.
I.JntU< mencapai persetujuan bebas suka sama suka dan tanpa paksaan
dari pihak lain, per1<enalan antara kedua caJon mempelal periu dladakan
leblh dulu atas dasar moral dan tidal< menyimpang dari nonna agama
yang dlanutnya. Orang tua dllarang memaksa anaknya ~tuk dfjodOhkan
dengan pria atau wanlta pillh8n orang tua, tetapi diharapkan membimblng
dan menuntun anak agar memillh pasangan yang cocok sesual dengan
lf1uran agama yang dlanutnya. Kedua caJon mempelal harus mempunyal
kesadaran dan keinglnan bersama secara ikhlas untuk mengadakan akad
sesual dengan hukum agama.

1.2 Partlslpasl keluarga


Mesldplll caJon mempelal <tbert kebebasan untuk memlllh pasangan
~a secara suk.arela, mengingat perkawlnan ltu merupakan peristiwa
yang akan menentukan perjalanan hidup mempelal, partlsipasf keluarga
sangat dlpertukan dalam pelaksanaan akad perkawlnan. Keluarga maslng-
maslng pihak eaton mempeial diharapkan memberikan restu atas per-
lcawinan yang dilaksanal(an ltu. Hallnl sesual dengan keprfbadian bangsa
Indonesia yang penuh etlka sopan santun dan raligius.
Bentuk partlslpasi orang tua Juga dikaitkan dengan faktor umur calon mem-
pelal yang akan melangsungkan perk.awtnan. Perkawinan eaton mempeiai
belum tentu dapat dilangsungkan apablla belum mencapal ~.mur 21 tahun
penuh, yang harus mendapat lzln leblh dulu dari orang tua. Oalam hal
orang tua sudah tldak ada atau tidak mampu menyatakan kehendak, lzln
perkawinan dapat dfperoleh dari keluarga dalam garis keturunan lurus ke
atas. Apablla pihak keluarga lni pun tidal< ada atau tidal< mampu menyata-
kan kehendak, lzln perkawinan dapat dlperoleh dari pengadllan. Partlsl-
pasl keluarga tersebut diharapkan mulai dari saat pemlnangan sampal
salesalnya pelaksanaan perrikahan.

Hukum Perda.. lndoneela n


Keluarga dan Perkawlnan

1.3 Perceralan dlpersultt bert


ya~
Perceralan yang dllakukan sewenang-wenang tanpa kendall akan meng- tus t
hancur1<an sendl·sendl kehidupan keluarga, tJdak hanya kehidupan suami sura
lstrf, tetapl juga kehidupan anak-anak yang dilahlrkan dan harta kekaya- bukt
an yang telah diperoleh dengan susah payah. Suaml lstrl yang telah me-
laksanakan per1<awlnan dengan sah atas kesadaran dlri masing~asing Dala
harus bertanggung jawab dalam memblna keluarga agar keluarga tetap dlpe
diblna dengan penuh rasa kasih sayang. Kebanyakan kenakalan remaja syar
yang ber1<ellaran dalam masyarakat adalah sebagal aklbat keluarga be- da~
rantakan dari orang tua mereka yang menghancurkan kehldupan masa satu
depan mereka. adita

Untuk mengatasl kegagalan per1<awinan, undang-undang telah mengatur a.


upaya hukum agar dapat menekan perceralan semlnimal mungkin. Per- b.
ceralan dengan dallh ltu adalah hak suaml harus segera dlhllangkan atau
dlperbalkl. Hak ceral bukan hanya monopoll suaml, melalnkan lstrl pun da-
c.
pat menggugat suaml yang tldak bertanggung jawab terttadap kehldupan
keluarganya. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Perkawlnan dlrumus- Jlka
kan bahwa perceraian harus dilakukan di depan pengadilan. Perceralan tidak
yang dllaksanakan dl luar pengadllan dlanggap tldak mempunyal landas· a.
an hukum sehingga tldak memperoleh pengakuan dan keabsahan oteh
undang-undang.
b.
Kalaupun perceralan sudah tJdak dapat dlhlndari lagl, di depan pengadil·
an tetap diupayakan perdamalannya oleh hakim dengan memberi nasihat
c.
balk dan buruknya aklbat perceralan. Apablla tel')adl perceraian juga,
dampaknya terhadap kehldupan anak-anak dan harta kekayaannya perlu
ditetapkan beban tanggung jawab kepada kedua mantan suaml dan man-
1.5
tan lstrl.
Kern;
1.4 Pollgaml dlbatasl dengan ketat kepe
Peri<awtnan pada asasnya adalah monogaml. Dalam satu jangka waktu, <lhar
per1<awlnan hanya boleh dllangsungkan antara seorang pria dan seorang kawh
wanlta. Artlnya, datam waktu yang sama seorang suaml dllarang untuk nal. I
kawtn Jagl dengan wanlta lain. Suaml hanya boleh kawln lagl jlka dla sudah mala

78 Hukum Perdata lndon"la


Keluarga dan Perkawlnan

berceral dengan lstrinya atau karena lstrinya meninggal dunla. Suaml


yang ingln kawln lagf harus membuktikan bahwa dis berada daJam sta-
tus tidak beristr1. Apablla dla dalam status duda. dapat dlbuktlkan dengan
surat keterangan ceral atau surat keterangan kematian lstrlnya. Sumt
tQtl tersebut dlkeluarkan secam sah oleh Kantor Catatan Slpll setempat.

Dalam keadaan tertentu, monogaml bOleh dlslmpangl oleh mereka yang


<lperkenanl<an Oleh ajaran agamanya. Akan tetapl, dengan alasan dan
syarat-syarat yang sangat berat, seperti telah dlatur daJam Undang-Un-
dang Perkawtnan. Alasan dan syarat-syamt peOOiwlnan dengan leblh dari
satu wanlta dapat dllaksanakan jlka ada lzin dari pengadilan dan peng-
adlan menglzJnkan jika ada salah satu alasan berikut:
a. lstri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagallstrf:
b. lstri mendapat cacat badan atau penyaklt yang tak dapat dlsembuh·
kan;dan
c. lstri tidak dapat melahirkan keturunan .

.Hka dipenuhi salah satu alasan tersebut, pengadilan harus menelitl ada
~ tldaknya syarat-syarat tertentu secara kumulatlf, yaltu:

a Persetujuan dari lstrf atau lstrl-lstrf. yang harus dlucapkan dl muka


fl sidang pengadllan;
b. Kamampuan material dar! suaml yang bermaksud menlkah leblh
~­ dari satu lstrl; dan
~t
c. Jamlnan berfaku adll temadap lstri-lstrinya apablla dla sudah me-
jl,
nikah, Jamlnan tersabut dlbuat dalam sldang majells tuiklm.
u

1.5 Kematangan eaton mempelal


Kematangan umur eaton mempelal erat hubungannya dengan masalah
kapendudukan. Pembatasan perkawlnan usia muda ba91 eaton mempelal
clharapkan dapat menekan lajunya angka kelahlran. Undang-Undang Per-
klwlnan mendukung pe!Jlksanaan program keh.aarga berencana na.sio-
nal. Hallnl dibuktikan oleh ketentuan Undang-Undang Perkawinan yang
malatang peOOiwlnan di bawah umur. larangan per1<awtnan usia muda
Keluarga dan Pertu.wlnan

memberi kesempatan kepada kedua mempelal untuk mematangkan din


guna mencapal tujuan luhur perkawlnan setelah mempelal melaksanakan
perkawlnan pada usia dewasa.

Undang-Undang Perkawinan membatasl umur dewasa caJon mempelal


yang lngln melaksanakan perkawlnan, yaltu minimal 19 tahun bagl pna
dan minimal ,16 tahun bagl wanita. Artlnya, ketlka caJon mempelal sudah
mencapai umur m1nlmal tersebut, pelaksanaan perkawinan boleh dilang-
sungkan, tetapl harus leblh dulu memperoleh dlspensasl dart pengadllan.
Tanpa dlspensasi leblh dulu, pihak-plhak yang berkepentlngan dllarang
keras membantu perkawinan dl bawah umur. Pelanggaran temadap ke-
tentuan batas umur minimal tersebut dapat dlkenal sanksl sesual dengan
peraturan yang bertaku.

1.6 Menlngkatkan derajat kaum wanlta


Sebelum bertaku Undang-Undang Perkawinan, banyak suaml bertindak
sewenang-wenang, kasar, bahkan menylksa lstrtnya tanpa alasan yang
jelas. Suaml meninggalkan lstri begitu saja tanpa membert biaya hldup
dan per1lndungan yang seh(lrusnya menjadl tanggung jawabnya. Pihak
lstr1 tidak dapat bert>uat apa-apa, kecuall menerima penderitaan yang ber-
kepanjangan. lstri terpal<sa mencari nafkah sendlri untuk menghldupl dlri·
nya dan anak-anaknya.

Dlundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per1<a-


winan memaksa suami harus bertanggung jawab sepemJmya, balk ter·
hadap lstri dan anak-anak maupun kehldupan rumah tangganya. Suami
wajib memelihara, melindungl. serta menghargal dengan penuh kaslh
sayang terhadap lstri dan anak-anaknya . Salah satu mlsl U~·Undang
Perkawlnan adalah menghormati, menghargal. serta meningkatkan de-
rajat dan status kaum wanlta dalam kehldupan keluarga dan bermasya·
rakat.

Walaupun perceralan ltu dlbencl oleh Allah, apabila keadaan memang ber·
alasan bagl suaml untuk menceralkan lstrinya, perceraian diperbolehkan.
Namoo, perceraian tldak boleh dilakukan suaml secara sembarangan. Per-
ceralan harus dUakukan dengan cara yang balk sesual dengan ketentuan

10 Hukum 'Perdllta lndonesll


Keluarga dan Perkawlnan

undang-undang, setelah mendapat persetujuan pengadllan. Dalam sl-


dang pengadllan akan ditetapkan kewajlban-kewajlban yang harus men-
jadl tanggung jawab suaml, balk sebelum maupun sesudah perceratan di-
laksanakan.

1.7 Pencatatan perkawinan


Per1<awlnan dianggap sah apablla dilaksanakan menurut hukum masing-
mas!ng agama dan kepercayaannya, dan dicatat menurut peraturan per-
undang-undangan yang bertaku. Salah satu kegunaan atau manfaat pen-
catatan per1<awlnan adalah untuk mengontrol dengan kongkret data ten-
e-
tang nikah, talak, dan rujuk (NTR). Menurut ketentuan Undang-Undang
an
PerkaWinan, ada dua lnstansl atau lembaga yang dlbert tugas untuk men-
catat perkawinan dan perceratan. yaitu:

0 Ksntor urusan agama kecamatsn (KUA kecamatan)


dak Kantor urusan agama kecamatan (KUA kecamatan) untuk nikah,
ang talak, dan rujuk bagl mempelal yang beragama Islam diatur dalam
dup Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-Undang Nomor
hak 32 Tahun 1954. Pencatatan harus dllakukan terhadap setlap per-
ber- kawinan yang dilaksanakan dl Wllayah kecamatan maslng-maslng.
dirl- Kelalaian melakukan pencatatan perkawinan dapat dlkenakan sank-
sl undang-undang kepada petugas pencatat (PPN) yang bersang-
kutan.

~
:~ 0 Kantor catatsn s/p/1 {burgerlljk stand)
uami Kantor catatan slpll (burgerfljk stand) untuk perkawinan bagl mem-
asih pelai yang bukan beragama Islam sebagaimana dltentukan dalam
dang Pasal 3-9 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
n de- Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
asya-
1.8 Perkawlnan menurut hukum agama
gber- Perkaw1nan hanya sah apablla dilakukan menurut hukum agama yang
kan. dlanut oleh plhak yang melangsungkan perkawinan itu. Pihak dimaksud
. Per- adalah seorang pria dan seorang wanita Kedua-duanya adalah kodratl,
entuan artlnya pria dan wanlta ciptaan Allah sejak lahlr, bukan bentukan manusia

on asia Hukum Perdata lndonula 81


. . _ , _ aptlllll .,., • .._. lctlmnln pda ..._ . _... - . .....
...................... dlpdLZ.... ...................
bldiiiO..., Udllldllala 111n1 ............... ap....a ........ tcrlrm
plla (panla) . . . . . ........., . . . . . (Vagina), tetapl baUn .......~
1'811 perWihan vagina manJicl penis. Prla yq rnerpdl . . . . ......
operui "*'""' tldak f8lmuU( dllam . . . . . . . ....,.~
Peltcacllnlr•
Prta din-- yang . . . ~ ........... ..........,.
mangaraltagama )WIG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .,......,..
antldlkciiPat~...... )lcallllah.....,..tnlllgiU. . .
phlkyanGIMiifldJIIIInjln ...JIII.,.IIU.·~ ............
an~....,.. J*.,...._ ,.....,,_,..,..,. dbltlll olih _,.
jabal PPN k8c:8ma1an atau dlcatat dlh Plflbat CiltatM IIPI. P'lncallllll
~ldlkiiU'ICII*I••• ......
SUIInldlnlltrf.............................
............... NillupoblnM..................plfllllbelhlk
.........,.nnlh
m1111aan pllit3UIIal1 tUun. a.111 111nr . . . -..... w •
- - ... runfth tlftiiL 01 .................. Mile ... )WIG . . .
..................................._ . .........., ·~· ,.nglaln.
~ ................... 111M...... ,........_. ...... ...
u .......... ~ ............

1.1
p............................... ds$0 .............. .
ma...,&l'ldll....... at._ .... ..,......_......, ....
u.. .......... .,... .......... . _ .......... .....
Apablla perlcalll ................................. ldlk cl-
perU11 aylll'ld ..... ~ ...........

• hinin•Lii Sin• e
Keluarga dan Pertcawlnan

semenda, atau telah berceral talak tlga. Pihak yang dapat mengajukan
gugatan pembatalan adalah plhak keluarga mempelai, atau pihak kejak-
saan karena per1<.awlnan ltu melanggar undang-undang, ketertlban umum,
atau kesusilaan.

larangan perkawlnan dengan alasan keadaan tertentu berguna untuk


mencegah kemungkinan terjadl perkawinan antara ayah dan anak kan-
dungnya sendlrl. Status anak yang dikawlnl itu menjadl sulit dilihat dan •
gar1s keturunannya dan juga hubungannya dengan hal< mewaris. Misal-
rrfa, pr1a yang menghamlll wantta, tetapl tldak ditlndaldanjutl dengan per-
kawlnan karena tidak dlsetujul orang tua. Wanlta hamll tersebut dlplsah-
kan jauh dart pria yang menghamllinya ltu sampal dla melahlrkan anak
perampuan.

Setelah 18 tahun kemudlan, pria tersebut berkenalan dengan seorang


gadis yang kebetulan menjadl mahasiswinya dl suatu perguruan tlnggl.
Pria ltu menaruh perhatian pada gadis mahaslswi ltu dan diblmblngnya
&ampai tutus. Akan tetapl, karena ketldaktahuannya, prla ltu menikahi
mahasiswl yang temyata anak l<andungnya sandhi. Setefah satu tahun
kemudtan, mahasiswllstrinya ltu melahil1<an seorang anak lakl-laki. Me-
reka pulang llburan ke kampung halaman mahaslswl ltu dengan mem-
bawa anaknya. Setelah tlba dl rumah mahaslswl itu, betapa kagetnya prla
ltu dlsambut oteh lbu mahasiswlltu yang temyata wanita yang dihamlllnya
20 tahun yang lalu.

1.10 Mengadakan Janjl perkawlnan


Pada asasnya perkawlnan antara mempelal prta dan mempelal wantta
tidal< mengaklbatkan terjadl persatuan harta kekayaan mllik maslng-ma-
~ng. Akan tetapl, sebelum atau pada saat perkawinan dllangsungkan, ke-
dua pihak boleh mengadakan janjl pel1<awinan, asal saja tldak dllarang
undang-undang serta tldak bertentangan dengan ketertlban umum, aga-
ma, dan suslla. Taklik talak menurut perkawlnan Islam bukan JanJI per-
kawlnan yang dlmaksudkan lni.

Jaoj1 perkawlnan yang dlmaksud, mlsaJnya, perjanjlan penyatuan harta


kekayaan antara kekayaan suaml dan kekayaan lstri, suaml tidak boleh

Hllkum Perdata lndoneala 83


Keluarga dan Perkawlnan

men}ual harta mlllk lstrl tanpa persetujuan tertulis dart pihak istri yang di·
buat di muka notaris, dan suami atau lstri bebas bergaul dengan wanita
atau prla lain dalam kehldupan bennasyarakat.

2. Konsep Perkawlnan
Dalam Pasal 1 Undang-Undang Peri<awinan, Pembentuk Unclang-Undang
s
merumuskan perkawinan sebagal:
tt
"lkatan lah/r batin antara seorang prla dan seorang wanita sa- d
bagal suamf Jstri dengan tu}uan mambentuk kaluarga/rumah tang-
ga yang bahagla dan kakal berdasar pada Katuhanan Yang Maha m
Esa.• ·

2.1 lkatan lahlr batln


lkatan lahlr adalah hubungan fonnal yang dapat dilihat karena dlbentuk
menurut undang-undang. Hubungan tersebut mengfkat kedua plhak dan
plhak lain dalam masyarakat. Sedangkan lkatan batln adalah hubungan
tidak fonnal yang dibentuk dengan kemauan bersama yang sungguh-
sungguh, yang menglkat kedua pihak saja.

2.2 Antara prla dan wanfta


Antara seorang prta dan seorang wanlta, artinya dalam satu masa ikatan
lahlr batln itu hanya te~adi antara seorang prla dan seorang wanlta. sa-
orang prla artlnya seorang yang berjenls kelamin pria, sedangkan seorang
wanita artlnya seorang yang be~enls kelamln wanlta. Janis kelamln lnl
adalah kodrat (karunia Allah), bukan bentukan manusia.

2.3 SebagaJ suamt dan lstrl


Suaml istri adalah fungsi maslng-maslng plhak sebagal aki.bat dari ada
nya lkatan lahir batln. Tldak ada lkatan lahlr batln berartl tidak ada pula
fungsl sebagal suamllstr1. Yang ada hanya fungsl sebagal hldup bersama
antara prta dan wanlta dalam satu rumah dengan tujuan utama memenuhl
kebutuhan blologJs. Dalam hukum adat disebut bakuplara atau kumpul
kebo.

84 Hukum Perdata lndonesll


K.,uarga dan Porbwlnan

2.4 Oengan tujuan


MombentUl< keluarga/rumah tangga yang bahagla dan kekal berdasar
pada Ketuhanan Yang Maha Esa.

3. Tujuan Perkawinan
Setiap perkawinan mempunyal tujuan seperti yang ditentukan dalam Pa-
sal 1 Undang-Undang Peri<awlnan. Per1<awfnan yang tldak mempunyal
tujuan seperti dimaksud dalam pasal ini, bukan perkawlnan yang diatur
dalam Undang-Undang Per1<awinan. Setiap perkawinan bertujuan untuk
membentuk keluarga/rumah tangga artlnya membentuk kesatuan masya-
nlkat tei'Kecll yang terdiri atas suaml, lstri, dan anak-anak. Membentuk
rumah tangga artlnya membentuk kesatuan hubungan suaml lstri dan
anak-anak dalam satu wadah yang dsebut rumah kedlaman keluarga ber-
sama (ayah, ibu, dan anak-anak).
tuk
iian SebagaJ contoh, seorang prta dan seomng wanita melangsungkan per-
an kawlnan, tetapi tldak membentuk keluarga/rumah tangga. Mereka bertem-
uh- pat tlnggal di rumah maslng,.rnasing, suaml bertempat tlnggal dl rumah-
nya sendiri dan lstrf bertempat tlnggal dl rumahnya sendiri pula. Bahkan,
kamungkinan lstr1nya ber1<esempatan tidur dl rumahnya bersama dengan
pria lain temannya tanpa setahu suamlnya. Kenyataan sepertl lnl bukan
tujuan perkawinan menurut konsep Undang-Undang Per1<awfnan.

Settap perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga/rumah tangga


ng bahagia/se}ahtera. Bahagia artlnya ada kan1kunan yang menciptakan rasa
n lnl tenteram, damal, dan saling menyayangl tanpa saling mencurfgal. Sejah-
tera artinya cukup kebutuhan ekonoml, pendidikan, dan hiburan yang di-
peroleh dari hasll pekerjaan (profesl) yang layak bagl kehldupan keluar-
ga. Suaml dan/atau lstp boleh melaksanakan pekerjaan apa sa)a sebagal
sumber kesejahteraan keluarga, asalkan tldak dilarang undang-undang ,
tidal< bertentangan dengan ketertlban umum, dan tldak bertentangan de-
ma ngan kesusllaan masyarakat.
tenuhl Setiap perkawlnan bertujuan ootuk membentuk keluarga/rumah tangga
bahagia dan kekal berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Kekal artl-

Hukum Perdata lndoneala 85


Keluarg~~ dan P.rkawlnan

nya sekall perkawlnan dllaksanakan, bertangsung terus tldak boleh dl·


putuskan begltu saja. Perkawlnan kekal tldak mengenal jangka waktu ter-
tentu, tidak mengenal batas waktu, kacuall jlka salah satu plhak menlng-
gal dunla. Perkawlnan yang dilangsungkan berdasar pada nlat (nawaltu)
yang berslfat sementara dsebut perkawlnan kontrak. Undang·Undang Per-
kawlnan tldak mengenal perkawinan kontrak karena bertentangan dengan
asas perkawlnan. Jlka perkawlnan sementara waktu dllakukan Juga, per-
kawlnan 1tu batal karena tldak bermanfaat menurut agama, hukum, dan
keter11ban umwn.

Perkawlnan berdasar pada Ketuhanan yang Maha Esa, artlnya perkawln-


an tidal< te~adl begltu saja menurut kemauan plhak-plhak, tetapl sebagal
karunla Tuhan kepada manusla sebagal makhluk beradab. Oleh karena
ltu, perkawlnan dllakukan secara bett<eadaban pula, sesual dengan ajar-
an agama yang dlturunkan Tuhan kepada manusla.
Sebagalmana telah dijelaskan secara rinci dl atas tadl, setlap perkawln-
an bertuiuan membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam kenyataannya, ber·
dasar pada hasil pengamatan, tujuan perkawtnan ltu banyak juga yang
tercapal secara tldak utlll. Tercapalnya 1tu baru mengenal pembentukan
keluarga atau pembentukan rumah tangga karena dapat dlukur secara
kuantltatlf. Sementara tujuan peti<awlnan yang befpredlkat bahagia dan
kekal belum, bahkan tldak tercapal sama sekall. Hallnl t~uktl dari ba·
nyaknya te~dl perceraJan.

E. SYARAT-SYARAT PERKAWINAN
1. Syarat Materiel dan Formal
Syarat adalah segala hal yang harus dlpenuhl menurut ketentuan peratur-
an undang-undang. Syarat perkawlnan adalah segala hal mengenal per-
kawlnan yang harus dlpenuhl menurut ketentuan peraturan undang-un·
dang sebeh.m perkawlnan cllangsta'lgkan. Syarat per1<awlnan 1tu banyak
dan telah dlrinct dalam ke1entuan Undang-Undang Peri<awlnan.

86
Keluarga dan Perkawlnan

• Syarat perl<awlnan diklastflkaslkan men}adl dua kelompok, yaltu:

o Syarat materiel (sub)ektlf)


Syarat materiel adalah syarat-syara1 yang ada dan melekat pada
dlri pihak-pihak yang akan melangsungkan perl<awlnan. Karena ltu,
disebut juga syarat subjektlf.

0 Syarat fonnal (obJektlf)


Syarat formal adalah tata cara dan prosedur melangsungkan per-
kawlnan menurut hukum agama dan undang-undang yang disebut
Juga syarat objektlf.

Syarat·syarat perkawinan yang dibahas dalam uralan lnl hanya terbatas


pada syarat materiel (subjektif). Syarat materiel (subjektif) tersebut me-
llputi syarat materiel perl<awinan monogaml dan syarat materiel perkawln-
an poflgami.

2. Syarat Perkawinan Monogami


Perkawinan monogaml adalah perkawlnan yang te~adi antara seorang pria
dan seorang wanlta. Salama ada lkatan perkawlnan tersebut, suaml tldak
boleh melangsungkan perkawlnan kedua dengan seoraoo wanlta lain se-
bagal lstri kedua. Jlka periulwlnan kedua ltu dllangsungkan juga, per-
kawinan kedua tersebut dapat digugat pembatalannya metatul pengadil-
an. Supaya perkawlnan monogami dapat ditangsungkan harus dlpenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam Undang-Undang Perkawinan. syarat-
syarat tersebut dibahas dalam uraian berikut.

2.1 Persetujuan kedua eaton mempelal


Perkawinan harus dldasarkan atas persetujuan antara eaton mempelal
pria dan eaton mempetal wanlta (Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Per-
r- kawlnan). Artlnya, kedua plhak eaton mampetal sepakat untuk melang·
r- sungkan perkawinan tanpa ada paksaan dart plhak mana pun. Persetuju-
an tanpa paksaan tersebut sesuai dengan hak asasl manusia atas per-
kawlnan, dan sesuaJ pula dengan tujuan perkawlnan. yaltu membentuk
keluarga/rumah tangga yang bahagla dan kekal.

la Huk\lm Perdata lndonesJa 87


Keluarga ct.n Pertuawlnan

Persatujuan antara dua calon mempelal tldak berartl mengurangl syarat- p.


syarat per1<awinan yang diatur dalam undang-undang, tldak pula mengu- d
rangi ketentuan yang ber1aku menurut hukum agamanya maslng-masing. U
Misalnya, karena perkawlnan i1u adalah hak asasl dan ada persetujuan K·
antara dua calon mempelai sehlngga lzln orang tua tidak dlperfukan lagl, a1
begltu pula dengan lzln wall nlkah tidak dlper1ukan. Namun, tidaklah de- ~
mikian maksud syarat lnl.
2.
2.2 Prla berumur 19 tahun dan wanita 16 tahun
Sl
Perkawinan hanya dllzlnkan jlka caJon mempelal pria berumur 19 tahun ka
penuh dan caJon mempelai wanita berumur 16 tahun penuh (Pasal 7 ayat W<
(1) Undang-Undang Perkawlnan). Oltetapkannya batas umur lnl maksud- AJc
nya untuk menjaga kesehatan suami lstri dan keturunannya. Ketentuan pu
tentang syarat umur minimal lnl tldak boleh dllanggar. Jlka te~adi pelang- lal1
garan, perkawinan tersebut dapat dlmlntakan pembatalannya oleh plhak
yang berkepentingan melalul pengadilan. 2.!

2.3 lzln orang tua/pangadilan jlka belum berumur 21 tahun Ap


Untuk melangsungkan perkawlnan, eaton mempelal yang belum berumur ker
21 tahun penuh harus mendapat izin dari dua orang tuanya. lzln dan dllc
orang tua lnl wajar karena mereka yang belum berumur 21 tahun penuh dar
dlanggap belum dewasa menurut hukum. Oalam hal salah satu darl dua Per
orang tua telah menfnggal dunla atau dalam keadaan tldak mampu me- da~

nyatakan kehendaknya , lzln ltu cukup dlperoleh dan orang tua yang maslh akll
hldup atau darl orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya. bar
mel
Oalam hal kedua orang tua telah meninggal dunla atau dalam keadaan istri
tldak mampu menyatakan kehendaknya, lzln dlperoleh dari wall, yaltu
keluarga yang mempunyal hubungan darah dalam garls keturunan lurus
2.6
ke atas selama mereka masih hldup dan dalam keadaan mampu me- Bag
nyatakan kehendaknya. Contohnya adalah nenek prla.lkakek, puyang pria. ~
OaJam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang ditullskan tutt
dalam uralan dl atas atau satu atau leblh dl antara mereka tldak me- IJ
nyatakan pendapatnya, pengadllan yang daerah hukumnya mellputl tern-

88 Hukum Perdata lndoneala


Keluarga dan Petkawtnan

pat tlnggal calon mempelai dapat memberikan lzln setelah leblh dulu men-
dengar orang-orang yang ditullskan di atas (Pasal 6 ayat (2H5} Undang-
Undang Perkawlnan).
Ketantuan-ketentuan mengenal syarat perkawinan yang telah dluralkan dl
alas ini ber1aku sepanjang hukum masing-masing agama dari orang yang
bersangkutan tldak menentukan lain.

2.4 Tidak masih terikat dalam satu perkawinan


StJaml yang maslh terikat tall perkawlnan dengan lstrinya tidak dapat
kawin lagi. lnl adalah ketentuan mengenal perkawinan monogami, dalam
waktu yang sama seorang suaml tidak boleh mengawlnl wanlta lain lagl.
Akan tetapi, apabila suaml itu sudah berceral dengan lstrinya melalul
putusan pengadllan, barulah mantan suamlltu boleh kawin dengan wanita
lain (Pasal 9 Undang-Undang Perkawinan).

2.5 Tidak berceral untuk ketlga kall dengan suamilistri yang


sama yang handak dlkawtnt
Apabila suami dan istri yang telah bercerai kawin lagi satu sama lain,
kemudian bercerai lagl untuk ketlga kallnya, dl antara mereka tldak boleh
dBangsungkan perkawinan lagi, sepanjang hukum maslng-maslng agama
dari yang bersangkutan tldak menentukan lain (Pasal 10 Undang-Undang
Peri<awlnan). Karena perkawinan mempunyal maksud agar suaml dan lstri
dapat membentuk keluarga yang kekal, maka suatu tindakan yang meng-
akibatkan putusnya suatu perkawinan harus benar-benar dapat dipertlm-
bangkan dan diplklrkan masak-masak. Ketentuan inl bermaksud untuk
rooncegah tlndakan kawln-ceral berkali-kall sehingga, baik suaml maupun
islri benar-benar sallng menghargal temadap satu sama lain.

2.6 Bagi Janda, sudah lawat waktu tunggu


Bagl seorang wanlta yang putus perkawlnannya berfaku jangka waktu
1un91J.1 (Pasal11 ayat (1} Undang-Undang Perkawlnan). Berapa lama wak-
tu tunggu ltu? Waktu tunggu dltetapkan sebagal berikut:
0 Apabila per1<awinan putus karena kematlan, waktu tunggu dltetap-
kan 130 hart.

89
.
Keluarga dan P.rkawlnan

0 Apablla perl<awinan putus karena perceralan, waktu tunggu bagl


yang masih datang bulan dltetapkan tfga kall sud dengan sakurang-
kurangnya 90 hari, bagl yang tidak lagl datang bulan ditetapkan 90
hari, bagl yang sedang hamil d1tetapkan sampai melahlrkan anak,
dan bagl yang belum pemah disetubuhl oleh mantan suarnlnya tldak
ada masa tunggu.

0 Bagl perkawlnan yang putus karena perceralan, tenggang waktu


tunggu dihltung sejak jatuhnya putusan pengadilan yang mem-
punyal kekuatan hukum tetap.

a Bagl perkawlnan yang putus karena kematlan, tenggang waktu


tunggu dlhltung sejak kematlan suaml (Pasal 39 Peraturan Peme-
rintah Nomor 9 Tahun 1975).

2.7 Pemberitahuan kepada pegawai pencatat perkawlnan


Setlap orang yang akan melangsungkan perkawlnan, memberitahukan
kehendaknya ltu kepada pegawal pencatat perkawlnan dl tempat per·
kawlnan akan dilangsungkan sekurang-kurangnya sepuluh hari ke~a se-
belum perkawlnan dllangsungkan. Pemberitahuan dllakukan secara llsan
atau tertulls oleh calon mempelal, atau oleh orang tua, atau wakllnya. Jlka
pember1tahuan metalul wakll, harus dllakukan dengan surat kuasa khusus
(Pasal 3 dan 4 Peraturan Pemer1ntah Nomor 9 Tahun 1975).

2.8 Tldak ada yang mengajukan pencegahan


Per1<awlnan dapat dlcegah apablla ada plhak yang tidak memenuhi syarat
untuk melangsungkan perkawinan. lnl berartl, apablla ada yang men-
cegah pelangsungan perkaWinan, dl antara dua caJon mempelal ttu masih
ada syarat yang belum dlpenuhl. Akan tetapl, jlka tldak ada yang men-
cegah, berarti kedua eaton mempelal itU sudah mamem.tlf semua syarat.
Plhak yang dapat menga}ukan pencegahan ltu adalah para keluarga da·
lam gat1s keturunan lurus ke atas dan ke bawah, saudal'a, wall nlkah,
pengampu dar1 salah satu caJon mempelal, dan plhak-plhak yang berke-
pentingan (Pasa114 ayat (1} Undang-Undang Perkawinan}.

80
Keluarga dan P()rkawlnan

2.9 liidak ada larangan perkawlnan


Menurut Undang-Undang Peri<awinan, per1<awinan dllarang antara pria dan
wanlta yang mampunyai:

0 Hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas atau ke


bawah
Misalnya, antara anak perempuanl1akl-lakl dan bapak/lbu, antara
cucu perempuanllaki-lakl dan kakeklnenek.

0 Hubungan darah clalam garis keturunan menyamplng


Mlsalnya, antara kakak dan adlk kandung serta antara keponakan •
dan paman/bibi.

0 · Hubungan semenda
Mlsalnya, antara menantu dan mertua, antara anak tlrt dan ayaMbu
tlrt.

0 Hubungan susuan
Ill
Misalnya, antara orang tua dan anal< susuan, antara anak dan sau-
r-
e- dara susuan, serta antara bibllpaman dan keponakan susuan.

0 Hubungan saudara dengan lstri atau sebagal blbi atau keponakan


dan lstri dalam hal seorang suaml bertstri lebih dart seorang.
us
Q Hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang bertaku
dllarang kawfn (Pasal 8 Undang-Undang Perkawlnan).

Kesembllan syarat tertulls yang dluralkan ell atas lnl ber1aku secara kumu-
latlf, artinya harus dipenuhl semua. Apablla semua syarat tersebut sudah
t
dlpenuhl, per1<awlnan dapat dilangsungkan. Akan tetapl, jika satu syarat
90-
saja tldaklbelum cfipenuhl, pelaksanaan perkawfnan ditunda sampal dl·
~h
penuhl semua syarat.

3. Syarat Perkawinan Poltgami


Pada asasnya dalam satu tenggang waktu perkawlnan, seorang pria ha·
nya boleh mengawlnl seorang wanlta. AJ<an tetapl, apablla syamt-syarat
yang dltentukan undang-undang dlpenuhl oleh seorang suaml yang lngln

Hukum Perdata Indonesia 81


Keluarga dan P.rkawlnan

beris1ri leblh dari satu, pengadilan dapat memberi lzin apablla dlkehendaki
oleh plhak-plhak yang bersangkutan.

Walaupun pada asasnya perkawlnan itu adaiah monogaml, suaml maslh


dlmungklnkan untuk kawin lagi dengan wanita lain, dengan ketentuan dl·
kehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Artlnya, suaml menghen-
daki perkawinan dengan wan1ta lain ltu, sedangkan lstrl tldak keberatan
atas perkawinan tersebut. Masalahnya sekarang, apakah harus ada alas-
an-alasan tertentu dari plhak suaml untuk mengawini wanlta lain ltu? Apa-
bila alasan-alasan itu ada, apakah harus memeoohl syarat-syarat tertentu
pula supaya perkawinan dengan wanlta lain itu dapat dilangsungkan?

3.1 Alasan perkawinan pollgaml


Untuk menjawab permasalahan tersebut, Undang-Undang Perkawlnan
menetapkan alasan-alasan yang harus dipenuhl oleh suaml apablla dla
akan kawin Jagl dengan wanita lain. Alasan-alasan tersebut sifatnya alter-
natif, artinya per1u dlpenuhl salah satu saja, itu sudah cukup. Alasan-alas-
an 1tu adalah sebagai benkut:
a. ls1ri tidal< dapat menjalankan kewajibannya sebagalls1ri.
b. ls1ri mendapat cacat badan atau penyaklt tidak dapat disembuh·
kan .
c. lstri tldak dapat melahlrkan keturunan (Pasal 4 ayat (2) Undang-
Undang Perkawinan).

3.2 Syarat perkawlnan pollgami


Apabila salah satu alasan dl atas lnl dipenuhl, suaml harus memenuhl
syarat-syarat yang ditetapkan secara kumulatif, artinya semua syarat harus
dlpenuhi. Syarat-syarat kumulatH tersebut adalah:

a. Ada persetu}uan dart lstrilistri-istri.

b. Ada kepastian bahwa suaml mampu menjamln keperiuarrkeperiu-


an hldup lstri-lstri dan anak-anak mereka.

c. Ada jamlnan bahwa suamJ akan ber1aku adll terhadap ls1ri-ls1ri dan
anak-anak mereka (Pasal 5 Undang-Undang Perkawlnan).

lt2 Hukum P.rdata lndon. .la


Keluarga dan Perkawlnan

Untuk monyatakan ada atau tldak ada persetujuan istrtllstri-tstri, harus


dibuat secara tertufis. J1ka hanya persetujuan lisan, harus dlucapkan di
muka sldang pengadilan. Persetujuan tldak dipertukan Jika lstnAstn.:istri
mungkln dlmlntal persetujuan dan tldak dapat menjadl pihak pe~anjian,
mlsalnya, karena sakit lngatan (gila), atau apablla tidak ada kabar dan
lstrinya selama sekurang-kurangnya dua tahun. a1au kamna sebab-sebab
lain yang pertu mendapa' penilaian dari hakim pengadilan.

3.3 Jaminan berfaku adil


Untuk menyatakan ada kepastian bahwa suaml mampu rner\jamln keperiu·
an hldup lstri-istn dan anak-anak mereka, suaml harus mempertihatkan
sumt keterangan tentang penghasllan suami yang d1tandatanganl oleh
bendahara tempat suaml beke~a. atau surat keterangan pajak penghasll·
an, atau surat keterangan lain yang dapat dlterima oleh pengadilan. Me-
ngenal ada atau tldak jamlnan ber1aku ad1l. suaml membuat pemyataan
atau jan)I dalam bentuk yang cfitetapkan untuk itu.
Alasan yang dldukung syarat-syarat poligaml itu kemudian diajukan de-
ngan permohonan tertulls kepada pengadllan di daerah tempat tlnggal·
nya. Pengadllan hanya memberikan izJn kawin kepada suaml yang ber·
sangkutan jika alasan dan syarat-syarat tersebut telah dlpenuhl semua.

Setelah memematikan alasan dan syarat-syarat peri<awlnan poligaml ter-


sebut, dapat dlnyatakan bahwa pollgaml walaupun diperbolehkan sebagal
pengecualian, dlpersultt pelaksanaannya oleh Undang-Undang Peri<awin-
an. Pollgaml dapat dllaksanakan apablla ada lzin pengadllan. Pengadilan
hanya akan memberikan IZJn apabila semua syarat yang menduki.JlQ alas-
an ltu dlpenuhl. Kiranya sullt untuk memperoleh lzin dan lstrt sebab dapat
dRQrklrakan bahwa tldak seorang pun lstri yang mau cfimadu.

F. TATA CARA MELANGSUNGKAN PERKAWINAN


1. Penelitian Syarat-Syarat Perkawinan
Pegawal pencatat yang menerima pemberitahuan kahendak melangsung-
kan peri<awlnan menelftl apakah syarat-syarat perkawinan 1elah dipenuhi

Hukum P.rdata lndoneala 83


Keluarg~~ dan Perkawlnan

dan apakah tldak terdapat halangan peri<.awlnan menu rut undang-undang. an


Penelitlan ltu dilakukan temadap surat-~-umt keterangan yang dlpel1ukan, sal
yang membuktlkan syarat-syarat perkawinan telah dl~nuhl, antara lain,
surat keterangan dart kepala kelurahan/desa, surat lzln dali orang tua/ Ba
pengadilan, akta kelahiran atau kematian, dan surat kuasa. nlk
rTIE
Hasll penelitian mengenal syarat-syarat perkawinan oleh pegawal pen- up;
catat dltulls dalam suatu daftar yang dlsedlakan untuk ltu. Jika temyata
dart hasil penelitlan ltu terdapat halangan peri<awlnan dan/atau belum di- a
penuhlnya syarat-syarat yang dipertukan, pegawai pencatat segera mem- b
beritahukan halltu kepada calon mempelat, atau kepada orang tua, atau
c
kepada wakllnya (Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).

Setelah dipenuhi syarat-syarat pemberitahuan serta tidak ada halangan


peri<awinan, pegawal pencatat mengumumkan pemberttahuan kehendak
d.
melangsungkan perkawinan dengan cara menempelkan surat pengumum-
an menurut fonnullr yang telah dltetapkan oleh kantor pencatatan per-
kawfnan pada suatu tempat yang sudah ditentukan dan mudah dlbaca
oleh. umum (Pasal8 Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 1975).

Maksud pengumt.man tersebut adalah untuk memberi kesempatan kepada


umum supaya mengetahul dan mengajukan keberatan bagl pelangsung-
an peri<.awlnan apablla yang demikian itu dlketahuinya bertentangan de-
ngan hukum agama yang bersangkutan atau bertentangan dengan per- e.
aturan pertlndang-undangan lalnnya. f.

2. Tata Cara Perkawinan


SetI
Dalam tenggang waktu sepuluh hal1 sefak pengumuman yang dllakukan
takll
oleh pegawal pencatat tldak ada keberatan dari plhak-plhak yang beri<e-
mer
pentlngan, maka pemberitahuan kehendak melangsungkan peri<.awinan
pen
dlanggap memenuhi syarat-syarat dan ttdak ada halangan. Oleh karena
dokl
ltu, peli<awlnan segera dapat dilaksanakan.
peg.
Perkawinan dllangsungkan setelah harl kesepuluh sejak pengumuman lstri.
kehendak perkawlnan yang dilakukan oleh pegawal pencatat. Tata cara cata
peri<awlnan dllakukan menurut hukum maslng-maslng agama. Perkawln- 197!

94 Hukum Perdata Indonesia


Keluarga dan Porkawlnan

an d1laksanakan dl hadapan pegawal pencatat dan dihadiri dua orang


saksl (Pasal10 Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 1975).

Bagl yang beragama Islam, tata cara peri<awinan adalah upacara akad
nlkah, boleh dilaksanakan di rumah mempelal wanita, boleh juga di rumah
mempelal prla, yang dihadiri sanak keluarga dan para undangan. Dalam
l4lSCSrB akad nlkah ltu:
a. Lebth dulu dlbacal<an ayat-ayat sucl AJ-Qur'an.

b. Kemudlan, dlsusul dengan pembacaan khotbah nlkah.

c. Selesal khotbah nlka~ . mempelal pria dan wanlta mengucapkan


dua kallmah syahadat dengan tuntunan wall nikah, sebagal bukti
keimanannya temadap Islam.

d Pelaksanaan ijab kabul antam wall nikah dan mempelal prta. Wall
nlkah sambll menyalaml tangan mempelal pria mengijabkan:

"Hal Si Anu, 'aku nikahkan engkau dengan anak perempuan-


ku bemama Si Polan dengan mas kaVvin betupa ... 'tunal'.•
Yang segem diJawab oteh mempelai pria dengan kabul: "Aku
terima nil<ahnya Sl Pulan blnU Anu dengan mas kawln ter-
sebut tunal."

e. Dua orang saksl menyatakan ljab kabul sah.

f. Sebagal penutup kemudlan pembacaan doa bersama. Upacam


akad nlkah dinyatakan selesal.

Setelah upacam akad nlkah selesal, mempefal pria boleh mengucapkan


taldiK talak dan boleh juga tldak, bergantung pada kemauan kodua plhak
mempelal. Upacar.r akad nlkah tersebut dllaksanakan di hadapan pegawal
pencatat. Sesaat sesudah akad nlkah, kedua mempelal menandatanganl
dokumen pencatatan dan dua akta perkawlnan yang sudah dislapkan oleh
pegawal pencatat. Satu akta perkawinan untuk suami dan satu lagl untuk
lstri. Kemudlan, dlsusul penandatanganan oleh saksi-saksl, pegawal pen-
ca1at, dan wall nlkah (Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975).

Hilkum Perct.ta Indonesia 95


Keluarga dan Perkawlnan
a
3. Pelanggaran Pelangsungan Perkawinan
Undang-Undang Per1<awtnan mengatur hukuman bagi mempelal atau pe- b
gawai pencatat yar)Q melakukan pelanggaran teltladap ketentuan-ketentu-
an tentang pelangsungan perkawinan.

c
3.1 Hukuman bagl mempelal
Mempelal yang tldak melakukan pemberitahuan untuk melangsungkan
d
pel1<awinan, atau melangsungkan perkawlnan tldak di hadapan pengawal
pencatat, atau tidal< memperoleh lzln dan pengadllan dalam hal poligami.
dlancam dengan pldana denda setlnggl-tlngglnya Rp7.500,00 (Pasal 45 e
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975). Denda Rp7.500,00
kinl tldak ada arti apa-apa guna menyadarkan pelanggar hukum. Sudah f.
seharusnya denda tersebut ditingkatkan jumlah maksimumnya, misalnya,
Rp15.000.000,00. Peningkatan jumlah denda tersebut cukup layak untuk
g
menyadarkan cllr1 agar tldak mudah orang melanggar Undang-Undang
Perkawtnan. Jumlah ltu menyadar1<an dlr1 untuk berplkir wajar karena
cukup besar untuk clibayar. Jlka benar-benar dllanggar, jumlah denda ltU
cukup slgnifikan untuk menglsl kas negara.
h.
Pengadilan yang berwenang memeriksa dan memutus perkara dengan
menjatuhkan hukuman pldana denda adalah pengadllan negeri karena
pengadilan agama bagl yang beragama Islam tldak berwenang mana· Kel
nganl perkara pidana. Karena perkara pldana, boleh dlatur ancaman hu· pa~
kuman pldana kurungan dan pldana denda atau subsider. Mlsalnya, pi· adc
dana kurungan minimal 15 hari dan maksimal 3 bulan dan pidana denda dar
minimal RpS.OOO.OOO,OO dan maksimal Rp15.000.000,00. Jadl, pelanggar mel
ltu pas11 dihukum kurungan dan juga hukuman denda. Hal lnl dapat lkut kun
menlngkatl<an kesadaran hukum masyarakat agar tldak seenaknya saja an
melanggar Undang-Undang Perkawinan. mal

3.2 Hukuman bagl pegawai pencatat 4.


Pegawal pencatat yang melanggar ketentuan-ketentuan berikut lni dlhu-
Met
kum dengan hukuman kurungan setinggl-tlngglnya tiga bulan atau denda
boh
setlnggl-tingglnya Rp7.500,00:

Hukum Perdata lndoneall


Keluargn dan Pcrkawlnan

a. Tidak melakukan penelitlan syarat-syarat atau halangan perkawin-


an (Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).
b. Tidak memberitahukan adanya halangan perkawinan kepada caJon
mempelal/orang tua m&reka/Wakllnya (Pasal 7 P9raturan Pemertn-
tah Nomor 9 Tahun 1975).
c. lldak menyelenggarakan pengumuman (Pasal 8 Peraturan Peme-
rintah Nomor9 Tahun 1975).
d. Tidak menandatanganl pengumuman (Pasal 9 Peraturan Pemerln·
tah Nomor9lahun 1975).
e. Melaksanakan perkawinan sebelum hari ke-10 dart pengumuman
o
f.
.
(Pasal10 ayat (1) Peraturan Pemerlntah Nomor9 Tahun 1975) .
Tidak menylapkan dan tldak menandatanganl akta perkawinan (Pa-
sal11 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).
g. Tidak menyimpan helal pertama, tidak memberikan helal kedua
kepada panitera pengadnan negeri, dan tidak memberlkan kutipan
akta perkawinan kepada suaml dan lstri (Pasal 13 Peraturan Pe·
merintah Nomor 9 Tahun 1975).
h. Melakukan pencatatan perkawinan poligami tanpa izm pongadilan
(Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).


Kelemahan ancaman hukuman terhadap perbuatan pelanggaran dalam
lU· pasal-pasal di atas adalah pertama, hukuman berslfat altematif; kedua
pt- adalah berupa denda yang terialu ringan. Oenda Rp7.500,00 leblh murah
lda dar1 harga sebungkus rokok. Dengan demlkian, ada kecenderungan mau
gar melakukan pelanggaran , tidak membuat jera, kalaupun ada ancaman hu-
ktlnan, leb1h murah dari sebungkus rokok. Sebalknya ancaman hukum-
lkut an denc:ta dltingkatkan jumlahnya, mlsalnya, minimal Rp5.000.ooo.oo dan
)a
makslmal Ap15.000.000,00.

4. Perjanjian Perkawinan
hU· Mempelai pria dan mempela1 wanlta yang melangsungkan perkawlnan
da boleh membuat pe~anjian perkawinan . Apabila kedua mempelal mem-

Hukum Perdata lndoneala 97


Keluarga dJIIn Peruwlnan

buat perfanjlan perkawlnan, perjanjlan tersebut harus memenuhl syarat-


syarat sebagal berlkut:
a. Dlbuat pada waktu atau sebelum perkawlnan dllangsungkan;
b. Dalam bentuk tertulls yang dlsahkan oleh pegawal pencatat;
c. lsi perfanjlan tldak melanggar undang-undang, agama, dan suslla;
d. Mulal ber1aku sejak perkawlnan dilangsungkan;
e. Salama perkawinan berlangsung, perjanjian tidak dapat dlubah;
dan
f. Peljanjlan dlmuat dalam akta perkawinan (Pasal 29 Peraturan Pe-
merintah Nomor 9 Tahun 1975).

Dalam perjanjlan perkawlnan tidak termasuk tallk talak. lsi perfanjlan per-
kawlnan dapat mengenai segala hal. asalkan tidak melanggar undang-
undang, agama, dan kesusllaan. lsi perjanjlan perkawlnan ltu, mlsalnya,
mengenai penyatuan harta kekayaan suaml dan lstri, penguasaan, peng-
awasan, dan perawatan harta kekayaan lstrl oleh suaml, suaml atau lstrl
melan)utkan kuliah dengan blaya bersama. dalam perkawtnan mereka se-
pakat melaksanakah keluarga berencana, dan sebagainya.

lsi perJanjlan ltu tidak melanggar undang-undang, mlsalnya, dalam per-


janjian dltentukan lstrl tidak dlberi wewenang melakUkan perbuatan hu-
kum, lnl melanggar undang-undang. Undang-undang menentukan bahwa
wanlta bersuaml wenang melakukan perbuatan hukum apa pun. lsi per-
janjlan tidak melanggar aturan agama, misalnya, dalam perjanjlan dltentu-
kan istrf atau suaml tetap bebas bergaul dengan prta atau wanlta lain dl
luar rumah tangga mereka. lnl jelas melanggar aturan agama yang tldak
membenarkan pergaulan bebas semacam ltu.

lsi perjanjlan melanggar kesusilaan, misalnya, dalam perjanjian ditentu-


kan, suaml tldak boleh melakukan pengontrolan terhadap perbuatan lstri
dl luar rumah. Seballknya, lstri tidak boleh melai<Ukan pengontrolan ter-
hadap perbuatan suami dl luar rumah. Pengontrolan yang dlmaksud ada
kaitannya dengan sopan santun atau tata krama pergaulan yang sehat,
usahkan suami lstrl, anggota masyarakat pun berhak mengontrol perbuat-
an suamllstri yang dianggap tidak beradab.

98 Hukum Pent.ta lndoneala


Ketuarga dan Perkawlnan

Mengenai perjanjian perkawinan yang berkenaan dengan harta kekaya-


an, terdapat perbedaan prinsiplt antara ketentuan yang diatur dalam Ki-
tab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt) dan Undang-Undang Per-
kawinan. Dalam KUHPdt ditentukan apabila tidak dfadakan perjanjlan,
sejak perkawlnan dllangsungkan "terjadi penyatuan harta kekayaan• sua-
ml dan lstri. Seballknya, dalam Undang-Undang Perkawinan dltentukan
apabila tidak dladakan perjanjian peri<awinan, sejak perkawlnan dllang-
sungkan "harta kekayaan suami dan harta kekayaan istri tetap dikuasai
ofeh maslng-masing pihak" (Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Perkawln-
an}.

Akibat hukum adanya perjanjlan perkawinan antara suaml dan lstri adalah
sebagal berikut:
a. Perjanjian menglkat plhak suami dan pfhak lstri .
b. Perjanjtan mengikat plhak ketlga yang berkepentlngan.
c. Perjanjian hanya dapat dlubah dengan persetujuan kedua plhak
suami dan lstrl, dan tldak meruglkan kepentlngan pihak ketiga,
serta disahkan oleh pegawal pencatat pei'Kawlnan.

G. AKIBAT HUKUM IKATAN PERKAWINAN


Ada kemungkinan perkawlnan yang sudah dllangsungkan itu justru tidak
memenuhl salah satu syarat perkawlnan, balk syarat materiel maupun
syarat formal. Bagaimana jika dltemukan perkawinan yang tidak memenuhi
syarat? Apakah perkawinan yang dllangsungkan ltu memenuhi syarat atau
lidak, hukum memberikan akibat dan mengatur akibat perkawinan yang
memenuhi syarat a!aupun yang tldak memenuhl syarat. Tegasnya, apa
al<lba1 hukumnya perkawinan yang memenuhi syarat dan apa akibat hu- "'
kumnya perkawlnan yang tidak memenuhl syarat? Berikut inl dlbahas me-
ngenal kedua masalah tersebut.

1. Perkawinan Sah dan Tidak Sah


Sebagrumana tfllah dluraikan sabelumnya, syarat perkawinan ada dua
macam, yaitu syarat materiel atau subjektlf dan syarat fonnal atau objek-

Hukum Perdata lndon..l• 99


'
Keluarga dan Perkawlne

tif. Jlka ada syarat materiel ataupun s~arat formal yang Udak dlpenuhl ,
mengaklbatkan pert<awtnan ltu tidak sah. Tidak sah ltu ada dua macam,
yaltu:

Q T1dak sah relatH

Per1<awlnan <inyatakan tidal< sah ralatH apabila Udal< dlpenuhl salah


satu atau beberapa syarat materiel per1<awlnan monogaml berikut:

a. Ada persetujuan antara kedua calon mempelal;


b. Prla sudah berumur 19 tahun dan wanlta sudah berumur 16
tahun:
c. IZln orang tuatpengadllan jlka belum berumur 21 tahun;
d. lidak terikat daJam satu per1<awlnan;
e. lidak berceral untuk ketiga kall dengan suamillstrl yang sama
yang hendak dlkawlnl;
f. Pemberltahuan kepada pegawal pencatat per1<awinan;
g. lidak ada yang mengajUkan pencegahan;
h. Ada persetujuan dart lstrfllstri-lstri:
I. Ada kepastlan bahwa suaml mampu menjamln keperluan-ke-
pertuan hldup lstrt-istrf dan anak-anak mereka; serta
j. Ada jamlnan bahW£\ suaml ak8n "bertaku adll temadap istri-lstrl
19
dan anak-anak mereka.

Q Tldak sah abaolut


PeA<awlnan dinyatakarrtldak sah absolut apablla tidal< <ipenuhl
syarat materiel dan syarat formal, yaltu:

a. Syarat materiel harus sudah lewat masa tunggu (bagl janda)


atau 1ldak: ada larangan perkawlnan dan

b. Syarat formal dllakukan menurut hukum maslng-maslng aga-


r
ma.
v
19) Baca Penjelasan Paaal 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per·
kawlnan

100 Hukum Penbltalndon..a.


Keluarga dan Perkawlnan

Artlnya , pei'kawlnan yang tetah dilangsung'5Bn Hu maSJh dalam


waktu tunggu bagl Janda. atau antara mempelal pria dan wanita
ada larangan perkawfnan, atau perkawinan itu dilangsungkan tldak
menurut hukum agama mereka yang kawln ltu.

2. Akibat Hukum Perkawinan Sah


Perkawlnan yang memenuhl syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam
Undang-Undang Perkawlnan dlnyatakan dan dlakul sebagal perkawln-
an sah dengan segala akibat hukumnya. Akibat hukum perkawfnan sah
adalah tlmbul hubungan hukum antara suaml dan lstr1, antara orang tua
dan anak, antara wall dan anak, serta harta kekayaan dalam perkawin·
an.

a. Hubungan hukum antara suami dan istrl


Dalam hubungan hukum antara suaml dan lstri terdapat hak masing·
maslng plhak dalam fungst sebagal suami dan fungsl sebagal lstri. Hak
suamllstrl adalah:

a Suaml dan istr1 mempunyal hak dan kedudukan yang selmbang da·
lam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hldup dalam masya-
rakat (Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Perkawlnan) .

o Suaml dan lstri sama-sama berhak melakukan perbuatan hukum


(Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan).

a Suaml dan istri mempunyal kesempatan yang sama untuS< meng-


ajukan gugatan kepada pengadilan apablla ada yang melalalkan ke-
wa]lbannya {Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Perkawfnan).

Dalam hubungan hukum antara suaml dan lstr1 terdapat kewajlban maslng-
masing pihak dalam fungsl sebagal suaml dan fungsl sebagal lstrl. Ke-
wajlban suamllstr1 adalah:

0 Suaml dan lstr1 berkewajlban luhur menegakkan rumah tangga yang


menjadl sendl dasar susunan masyarakat (Pasal 30 Undang-Un-
dang Perkawinan).

Hukum Perdata Indonesia 101


Kelu..rga dan Perkawlnan

0 Suaml dan istr1 mempunyal tempat kedlaman yang tetap yang di-
tentukan oleh suaml istri bersama (Pasal 32 Undang-Undang Per-
kawlnan).
,
o Suaml dan lstri wajib saling mendntal, saling menghonnatl, saling
setla, dan sallng memberi bantuan lahlr batin (Pasal 33 Undang-
Undang Perkawinan).
0 Suami dan lstri wajlb memellhara dan mendldlk anak sebalk-baik· J
nya sampai anak itu dapat mandlrt atau kawin (Pasal 45 Undang-
Undang Perkawinan). A

2.2 Hubungan hukum antara orang tua dan anak


Salah satu akibat perkawlnan antara suaml dan lstri adalah lahlr anak.
Anak yang dllahlrkan ltu dlsebut anak sah. Jlka ada anak sah, tentunya
ada pula anak tidak sah. Siapa yang dlsebut anak sah dan slapa pula
yang dlsebut anak tldak sah?

Anak ssh dsn sklb•t hulcumny•


Anak sah dlatur dalam Pasal 42 Undang-Undang Perkawlnan. Menurut
ketentuan pasal tersebut, ada dua golongan anak sah, yaltu:
~
0 Anak yang di/shirkan dslsm perkawinan m
h
Anak yang dllahlrkan dalam perkawlnan ada dua kemungklnan.
81
• Kemungklnan pertama
Setelah perkawlnan dilangsungkan, lstri baru hamll kemudian
setelah kandungannya berumur 9 bulan 10 hari, istri melahir-
kan anak.

• Kemungklnan kedua
Sebelum perkawlnan dilangsungkan, lstrt sudah hamll leblh
dulu. Setelah dilangsungkan perkawlnan, istri melahlrkan anak.

0 Anak yang dilsh/rkan sebaga/ akibat perl<awlnan


Oalam hal lnl lstrt hamil setelah perkawlnan dilangsungkan. Kemu-
dlan, te~adl perceralan atau kematlan suaml. Setelah te~adi peris-
tiwa ters&but, lstrf baru melahlrkan anak.

102 Hukum Perdata Indonesia


Keluarga dan Perkawlnan

Aklbat hukum dari kelahlran anak sah lnl adalah tlmbul hubungan hU1<um
antara orang tua dan anak. Dalam hubungan hukum tersebut, orang tua
mempunyal hak dan kewajiban temadap anaknya, dan sebaliknya anak
mempunyai hak dan kewajiban terhadap orang tua. Hak dan kewajlban
orang tua terhadap anak lazim dlsebut "kekuasaan orang tua•.

Anak tldak sah dan aklbat hukumnya

Anal< tldak sah adalah anak yang dilahlt1<.an dl luar perkawlnan. Menurut
ketentuan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Perkawlnan, anak yang di-
lahirtwl di luar perkawlnan hanya mempunyal hubungan hukum perdata
dangan lbunya dan keluarga lbunya. Dengan demlklan, anak tldak sah
hanya bamak mewaris dari lbunya dan keluarga ibunya.

Seorang suaml dapat menyangkal sahnya anak yang dilahlrkan oleh lstrt-
nya bllamana dla dapat membuktlkan bahwa lstrinya telah berzlna dan
anal< ltu adalah aklbat dat1 perzinaan tersebut (Pasal 44 ayat (1) Undang-
Undang Perkawtnan). Sangkalan tersebut hanya dapat dlkemukakan oleh
suaml berdasar pada permohonan pengesahan dart plhak yang berke-
pentingan, yaltu Jstrt atau keluarga dart pihak istrl. Adapun pengadilan
membertkan keputusan tentang saMidaknya anak atas permohonan pi-
hak yang berkepentlngan (Pasal 44 ayat (2) Uridang-Undang Perkawln-
an).

Menurut konsep hukum Islam (syarl'ah). memungklrl seorang anak zlna


sebagal anaknya dilaku1<an dengan )alan 1/'an. Dasamya Surah An-Nur
ayat (6H9). Sakslnya wajlb empat orang lakl-iakl yang dengan mata ke-
pala sendlr1 melihat perzlnaan ltu. Dengan demlklan, ]ika suaml mampu
mendatangkan empat orang saksl untuk menguatkan sanggahannya dan
haldm menertma sah kesaksian mereka, haklm memutuskan menolak pe-
ngesahan anak itu sebagal anak sah.

Akan tetapi, ]lka haklm tldak menerima kesakslan empat orang saksl itu
atau Salah seorang di antaranya, sangkalan suaml tldak terbuktl. Oleh
t.arena ltu, haklm memutuskan bahwa anak ltu adalah anak sah suaml
istri yang bersangkutan.
Ta
Hukum Perdat. lndon..ta 103
Keluarga dan Perkawlnan

Kekuassan orang tua


Kakuasaan orang tua terhadap anak ber1angsung hingga anak ltu men·
capai umur 18 tahun atau anak itu kawln atau ada pencabutan kekuasa-
an orang tua oleh pengadilan (Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Per-
kawinan). Kel<uasaan orang tua meliputl kekuasaan terhadap pr1badl anak,
dapat dlsimpulkan dar1 Pasal 45 ayat (1) Undang-Uf19ang Per1<awlnan,
yang menentukan:
"Kedua orang tua wajlb memellhara dan mendldlk anak-anak me-
raka sebalk-balknya. •

Kekuasaan lnl mellputl, antara lain, nafkah, rumah tempat tinggal. pen-
dldikan, pengarahan kehidupan masa depan anak. dan menetapkan per-
kawinan anak.

Selaln ltu. kekuasaan terhadap perbuatan anak, dapat disimpulkan dan


Pasal47 ayat (2) Undang-Undang Perkawlnan, yang menentukan:
"Orang tua mewaki/1 anak tersebut mengenal sega/a perbuatan
hukum dl dalam dan di/uar pengadUan. •

Kekuasaan inl meliputl perbuatan hukum dan akibat hukum yang tlmbul
dan perbuatan anak, mengarahkan perbuatan anak unti.lk kebalkan.

Juga, mengenal kekuasaan terhadap harta banda anak, dapat disimpul-


kan dan Pasal 48 Undang-Undang Per1<awtnan, meUputi mengurus, me-
nylmpan, membelanjakan harta anak untuk kepentlngan anak sebelum
dla berumur 18 tahun, atau sebelum dia kawin. Dengan pembatasan orang
tua tidak boleh memlndahkan hak atau menggadaikan barang-barang te-
tap milik anak.

Pencabutan kekussaan orang tua


Jika orang tua sangat melalalkan kewajlban terhadap anak-anaknya atau
ber1<elakuan buruk sekall. menurut ketentuan Pasal 49 ayat (1) Undang·
Undang Per1<awlnan, salah satu atau kedua orang tua dapat dlcabut ke-
kuasaannya temadap seorang anak atau leblh untuk waktu tertentu. Plhak
yang mengajukan permintaan pencabutan ltu adalah:

D Orang tua, apablla salah satunya dimlntakan pencabutan:

104 Hukum Perdata lndon•la


Keluarga dan Petkawlnan

0 Keluarga anak daJam garis lurus ke atas:


o Saudara kandung yang telah dewasa; atau
0 Pejabat yang berwenang.

Pennlntaan pencabutan kekuasaan orang tua dlajukan kepada pengadil·


an negeri yang daerah hukumnya mellputl tempat tlnggal orang tua. Pe-
ngertlan kekuasaan lnl tidnk tennasuk kekuasaan wall nlkah. Meskipun
kekuasaan orang tua dlcabut, memka maslh tetap ber1<ewajlban untuk
membeli biaya pemeliharaan kepada anak yang bersangkutan (PasaJ 49
ayat (2) Undang-Undang Per1<awinan). Mengenal pengartian "sangat me-
lalalkan kewajlban dan bar1<elakuan buruk sekall" diserahkan pada par-
Umbangan haklm pengadilan negeri.

Aklbat hukum pencabutan kekuasaan orang tua adalah orang tua kehllang-
an kekuasaan atas anaknya dan anak ditaruh dl bawah perwallan. Ke-
kuasaan orang tua akan llmbul lagl jlka alasan pencabutan sudah hllang
atau lenyap,

KewajlbD.n anak terhadap orang tua


Manurut ketentuan Pasal 46 Undang-Undang Perkawlnan, anak wajib
menghonnati orang tua dan menaatl kehendak mereka yang balk. Jlka
anak telah dewasa, dla wajlb memellhara menurut kemampuannya orang
tua dan keluarga dalam garts lurus ke atas jlka mereka ltu memertukan
bantuannya. Ketentuan pasal lnl ada persamaan dan perbedaannya de-
ngan ajaran Islam.

Dalam Sumh AJ-Ahqaf ayat (15) Allah berfirman:


"Dan Kami telah perintahkan manus/a supaya berbuat kebaikan ke-
pada lbu bapaknya. •

Sedangkan dalam Sumh AI-Baqamh ayat (215) Allah berflnnan:


"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah dlberlkan kepada
lbu bapak, kaum kerabat, anak yatlm, orang mlskln, dan orang-
orang yang sedang dalam pedalanan. •

Perbedaannya, dalam PasaJ 46 Undang-Undang Perkawlnan, kewajlban


memellhara ltu ada Jlka orang tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas

Hukum Perdat.a Indonesia 105


Keluarga dan Perbwlnan

memer1ukan bantuan. Jlka tldak dlper1ukan (tldak dimlnta), kewajlban ltu (


tldak ada. Sementara Jtu. dalam Surah AI-Baqarah ayat (215) pembatas- $
an ltu tidak ada. Dlmlnta atau tldak dlmlnta, anak wajlb memberf nafkah
kepada orang tua.

2.3 Hubungan hukum antara wali dan anak


Aklbat lain dari perkawlnan adalah tlmbul hubungan hukt.m antara wall
dan anak. Menurut ketentuan Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang Per-
n
kawinan, anak yang belum berumur 18 tahun atau belum pemah melang-
sungkan perkawtnan, yang tldak berada ell bawah kekuasaan orang tua,
berada di bawah kekuasaan wall.

Perwallsn terhadap anak


Perwalian adalah kewajlban hukum untuk melakukan pengawasan dan
pengurusan mengenal pnbadl anak yang belum dewasa dan harta kekaya-
annya (Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Perkawlnan) . Orang yang dlberi
kekuasaan mefakukan perwallan dlsebut wali. Kekuasaan wall timbul apa-
blla orang tua meninggal dunia. Apablla orang tua tldak mampu menjalan-
kan kekuasaan orang tua; kekuasaan orang tua terhadap anak dlcabut
ra
oleh pengadllan.
Sl
Wall dapat ditunJuk oleh satu orang tua yang menjalankan kekuasaan
orang tua sebelum dla menlnggal dunla, dengan surat waslat atau de-
ngan llsan di hadapan dua orang saksi. Orang yang dapat ditunjuk se-
bagal wall adalah keluarga anak yang bersangkutan atau orang lain (Pa-
sal 51 Undang-Undang Perkawlnan). Dalam hal kekuasaan seorang wall
dlcabut, pengadllan menunjuk orang lain sebagal wall (Pasal 53 ayat (2)
Undang-Undang Perkawinan}.

Berdasar pacta ketentuan dua pasal tersebut, dapat dipahaml bahwa pe-
nunjukan wall dapat dilakukan dengan tlga cara, yaitu:
a) Secara llsan dl hadapan dua orang saksl;
b) Secara tertulls dengan surat wasiat; dan
c) Secara tertulls dengan penetapan pengadllan, dalam hal te~adl
pencabutan kekuasaan wall.

106 Hukum Perdata lndoneala


Ketuarga dan Perkawtnan

Orang yang dapat ditunjuk sebagal wall adalah keluarga anak yang ber-
sangkUtan atau orang lain. Slapa yang dimaksud dengan keluarga atau
orang lain ltu? Dalam Pasal 51 Undang-Undang Perkawinan tldak diberi·
lean penjelasannya. Oleh karena ltu, per1u dibaca ketentuan Pasal 49 ayat
(1) Undang·Undang Peri<awinan mengenai orang yang dapat mengajukan
pennohonan pencabutan lkekuasaan orang tua.

Alas dasar pasal tersebut dapat dinyatakan bahwa yang dlmaksud de·
ngan keluarga ltu adalah keluarga anak:

e) Oalam garis lurus ke atas, mlsalnya, kakek dati pihak bapak atau
kakek dart pihak lbu.
b) Saudara kandung yang telah dewasa, yaltu kakak anak tersebut.

klilah urutan atau pilihan yang dapat ditunjuk oleh orang tua dl samping
kamungklnan orang lain dengan alasan tertentu ditunjuk oleh orang tua
sebagal wall anaknya. Penunjukan ltu dapat dilakukan secara lisan dl
rW<a dua orang saksl atau dengan wasiat.

Mereka yang mungkln dapat ditun}uk sebagal wall harus memenuhl sya-
rat-syarat yang ditetapkan dalam undang-undang. Menurut ketentuan Pa-
sal 51 ayat (2) Undang-Undang Peri<awlnan, syarat-syarat wall adalah:
a) Orang yang sudah dewasa;
b) Orang yang berpiklran sehat (tldak gila); dan
c) Orang yang ber1aku adil, jujur, dan beri<elakuan balk.

Kekuasa11n dan tJJnggung jawab wall


Kelruasaan wall terhadap anak ber1angsung hlngga anak berumur 18 ta-
hun atau kawln. Kekuasaan wall mellputi kekuasaan mengenal pribadi
anak dan harta kekayaannya (Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Parka·
v.1nan). yaitu:
a) Kekuasaan terhadap prlbadl anak
Yaltu mengurus anak yang berada dl bawah penguasaannya, yang
mellputl mengurus tempat tinggalnya, pendldikannya, kehidupan

Hulcum ~nnta Indonesia 107


Keluarp dan Pertcawln.,..
c
masa depannya, perK8wlnamya, tennasuk juga memberi nafkah ~
jlka tidak ada lagl yang memberi blaya, dan menghonnaU agama
F.
anak yang bersangkutan (Pasal 51 ayat (3) Undang-Undang Per-
u
kawlnan).
h
b) Kskuasaan terhadap harts kekayaan anak
Yaltu mengurus, menylmpan, membelanjakan harta anak untuk
kepentlngan anak sebelum dla berumur 18 tahun atau sebelum dla
kawln. Oengan ketentuan, wall tldak boleh memlndahkan hak atau
menggadalkan barang tetap mUik anak. Wall wajlb membuat dattar
harta kekayaan anak dan mencatat segala perbuatannya (Pasal 51
ayat (4) Undang-Undang Perkawinan).

Dlbandlngkan dengan kekuasaan orang tua, kekuasaan wall tldak me- sa


llputl kekuasaan terhadap perbuatan anak. Jlka demlklan, slapa yang me- KA
waklll kepentlngan anak dl bawah perwallan dalam hal melakukan per- k4
buatan hukum untuk kepentlngan anak yang bersangkutan? Dalam hal inl
Undang-Undang Pet1<awinan tldak mengatumya.
3.
Lain halnya dengan kekuasaan orang tua, secara tegas dlatur dalam
Pasal47 ayat (2) LJndang-Undang Perkawinan bahwa:
.....
lar
·orang tua mewak/11 anak mengenal sega/a perbuatan hukum dJ
1st
dalam dan df /uar pengad/lan. •
se
Karena kekuasaan wall ltu sebenamya mengambll allh kekuasaan orang an
tua, wall juga dapat mewaklll anak dalam sagala perbuatan hukum. an
Wall bertanggung jawab atas pengurusan harta kekayaan anak serta ke- Jik
ruglan yang timbull<arena kesalahan atau kelalalannya (Pasal 51 ayat (5)
Undang-Undang Perkawlnan). Wall dapat dlwajlbkan membayar ganti ke-
ruglan berdasar pada keputusan pengadllan, sebagal aklbat dari peng-
urusan harta kekayaan anak dl bawah perwallannya (Pasal 54 Undang-
Undang Perkawinan).

Wall yang tldak bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas kewajlban


sebagal wall dapat dlcabut kekuasaannya sebagal wall. Alasan pencabut-
an ltu adaJah apabla wall sangat melalalkan kewajlbannya terhadap anak

108 Hukum Perdata lndonula


dan da berkelakuan buruk sekall. Dalarn hal kekuasaan wall dlcabut,
pangadlan menunjuk orang lain sebagal wall

Perwallan dapat berakhlr dalam hal anak dl bawah perwallan sudah ber-
wnur 18 tahun atau sudah kawln. Perwallan juga dapat berakhlr dalam
hal kekuasaan wall dlcabut oleh pengadllan. Untuk kepentlngan anak,
pengadlan me~uk orang lain sebagal wall. Perwallan juga berakhlr
dlllm hal wall atau anak dl bawah perwallan meninggal dwlla.

Harta Kekayaan dalam Perkawinan


Pasal 35 Undang-Undang Perkawlnan mengatur tentang harte kekayaan
clllam perkawlnan. Menurut ketentuan pasal tersebut, harta kekayaan
cllllm perkawlnan dlbedakan men)adl tlga macam. Pettama, harta ber-
ama yang diperoleh suaml dan lstri selama dalam lkatan perkawlnan.
t KMila, harta bawaan yang dibawa oleh maslng-maslng suaml dan lstri
Jlllb te~adl perkawinan. Kstiga, harta perolehan yang dlperoleh maslng-
lllllng suami dan lstri sebagal warisan atau hadlah.

Harta bersarna
Hlrta bersama adalah harta kekayaan yang dlperoleh suaml dan lstri se-
lima daJam lkatan perkawlnan. Harta bersama dlkuasal oleh suaml dan
dl • · Suaml atau lstri dapat bertlndak terhadap harta bersama atas per-
~ kedua belah plhak (Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Perkawln-
tn). Terhadap harta bersama, suaml dan lstri mempunyal hak dan kewajlb-

(6- lea perkawlnan putus karena perceraian, harta bersama dlatur menurut
(5) IUunnya maslng-maslng (Pasal 37 Undang--Undang P800lwlnan). Mak-
llld hukumnya maslng-maslng adatah hUkum agama, htJ<um adat, dan
1Uun-hukll'n lain. lnl berartl Jka terjadl perceralan, harta belsarna dibagl
lllldasar pada hukum yang telah ber1aku sebelumnya bagl suaml lstri,
flllu hukum agama, hukum adat, hukum KUHPdt, atau hukum lalnnya.
llller'tluan semacam lnl ada k8fYUlgklnan akan rnengaburt<M artJ pe-
IIJIIIUifl harta bersama yang dlperoleh bersama salama perkawfnan.

1
Keluarga dan Perkawlnan

Ada kemungklnan tlmbul keconderungan pembaglan yang tldak sama,


yang akan mengeclD<an hak baglan lstrt darfpada hak bagian suamt atas
harta bersama.

3.2 Harta bawaan


Harta bawaan dlkuasal oleh maslng-maslng pemlllknya, yaltu suaml me-
nguasai harta mlliknya dan lstri menguasal harta mUiknya. Maslng-maslng
suaml atau lstrt berhak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum
mengenal harta kekayaannya (Pasal 36 ayat (2) Undang-Undang Per-
kawinan). Akan tetapi, apablla suaml dan lstri menentukan lain, mlsal-
nya, dengan pe~an)lan peri<awinan, penguasaan harta bawaan dllakukan
sesual dengan lsl perjanpan ltu. Demlklan juga apabila terjadl perceral-
an, harta bawaan drkuasal dan dibawa oleh masrng-masing pemfilknya,
kecuall jika ditentukan lain dalam perjanjian perkawlnan .

4
3.3 Harta perolehan a
Harta perolehan maslng-maslng secam prinsip penguasaannya sama se-
perti harta bawaan. Masing-masing, balk suaml maupun lstrt berhak se-
penuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenal harta peroleh·
annya. Apablla pihak suaml dan lstri menentukan lain, mlsalnya, dengan
perjan)lan perkawlnan, penguasaan harta perolehan dilakukan sesual de-
ngan lsi perjanjian. Oemikian juga jika te~adi perceraian, harta perolehan
dikuasal dan dibawa oleh maslng-maslng pemlllknya, kecuall Jlka ditentu-
kan lain dengan perjanJlan perkawinan.

4. Aklbat Hukum Perkawinan Tidak Sah 81


ar
Perkawlnan tldak sah ada dua macam, yaitu:

0 Perkawlnan tldak aah relatH


Aklbat hukum perkawlnan tldak sah relatlt, perkawlnan ltu "dapat
dibatalkan" (vemletigbaar, voidable). Kata "dapat• dalam hal lnl di·
artlkan blsa dibatalkan atau blsa tldak dibatalkan bllamana menurut
ketertuan hukl.ln agamanya maslng-maslng tidak menertukan lain.

110 Hukum Perdata lndon..la


Keluarga dan Perkawlnan

a Perkawlnan tldak aah absolut


Perkawinan tldak sah absolut mempunyai ak.ibat hukum "batal"
(nletig, void). Kata "batal" dalam hallnl dlartlkan "tldak pemah ada"
bllamana menurut ketentuan hukum agamanya maslng-rnaslng tl-
dak menentukan lain.

4.1 Permohonan pembatatan


Pennohonan pembatalan perkawlnan diajukan kepada pengadJian yang
daerah hukumnya meliputJ tempat per1<awinan dllangsungkan atau dl tern-
pat tinggal suamllstri. suaml, atau lstri. Bagi yang beragama Islam, per-
mohonan pembatalan diajukan kepada pengadilan agama, sedangkan
bagi mereka yang bukan beragama Islam permohonan pembatalan diaju-
kan kepada pengadllan negerf (Pasal 25 Jo. Pasal 63 Undang-Undang Per·
kawlnan). Pihak yang dapat mengaJUkan permohonan pembatalan per-
kawinan menurut ketentuan Pasal 23 dan 26 Undang-Undang Perkawln·
I
an adalah para keluarga dalam garfs keturunan lurus ka atas dart suaml
atau lstri; suamJ atau lstrt; pejabat yang berwenang; dan peJabat yang dl·
tunjuk.
Khusus dalam hubungan suami lstri, seorang suaml atau lstrf dapat meng·
3Juk.an permohonan pembatatan perkawinan apabUa perkawinan dllang- !
Slllgkan dl bawah ancaman yang melanggar hukum, pada waktu bertang·
Slllgnya perkawinan teoadl salah sangka tentang dirt suaml atau istn; de-
ngan syarat bahwa dalam jangka waktu enam bulan setelah tldak ada
ancaman lagl, atau yang bersalah sangka ltu menyadari dlrinya, mereka
maslh tetap hidup sebagal suaml lstrf, dan tldak mempergunakan haknya
untuk mengajukan permohonan pembatalan, maka haknya gugur. lni ber-
arti bahwa mereka dlanggap telah bersepakat dan karenanya tidak ada
ancaman dalam perkawinan tersebut dan tldak pula ada salah sangka lagl I

(Pasal 27 Undang-Undang Perkawlnan). Meraka telah hidup rukun sebagal


suamllstri, tldak ada alasan lagl untuk pembatalkan porkawlnan.
at
4.2 Aklbat hukum pembatalan
til-
Menurut ketentuan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undal')9 Petkawlnan, batal-
rut
nya suatu per1<awlnan dimulal setelah keputusan pengacllan memReroleh
rt·
~ i'lkum Perdatli lndoneala 111

l
kela1818n tuun ...., dan bartaku ........ ~ p81kawn-
an. lnl beratl ~· perkawlnM baltakU 8111\11 ujllk ..a teljaclnya
pedcawlrw\. Dangan kata lain. perkawlnan clnyatakan tldlk pemah ada
kaiWW batlll. Jl(a damlldln hU1ya. - - - - aldblllnya . . . . . , hal-
hal yang t8lah t8ljacl dart pertcawlnan ltu?

l<eter1Un Paaal 28 ayat (2) tuur • menyatakan . . . . Up 11&1M11 tldak


bertllku uut temadap Mak~ yang cllllhlrtcan ... pertcawlnan tar-
. . . . lnl baraltl .,....,.. yang lllhlr dllll padalwlnan llu lldll8h anak-
Mik rneNka baldua din dlnyatak.wlaaNgal anak.-.k .....

~ dllllm .,.... 28 ayat (2) N.N b clnyatalcM bill-....,....


an ldak berlalcu 8UIUI talhadlp -..nl ..., 111rt yang bellndlk dal-aan
lktlclld bile. k8c:ull temadap hMa ..._.. bla pamll rlrJrn pertcawlnan
dlduark8n pM8 ..a.nya pertcawlnan lain yq labia dlaL lnl t8ldapat
pada pertcawlnan pollgand ..... ,.....,.. terdatUu audlh .... rnaka

plhak . . . . . . . . . . . palka*-' cllangulgkan


memp8ftlleh kela'""n tUa.m teeap.
--lUll . . . . .
pertcawlnan yang labia kamuciM tetllp ....a atau lltlt yang aata dad

Ala'l ................... - - - dlaiQIIP ldlk peiRIIh ........


pe~Dwlrwn yang llblh........, llu. All .._. blllk adllah lndalcM IU
IUdltl ........... pMJullrn cnng yang ROmill din yang bilk . .
ng1n manglngat keadean dan~ dalam rnuyaflllcrd.

TMikhlr. drllem Pasal 28 ayat (2) tuuf c dlnyatakan blltMa kaputu8an


tldak beltaku aurut temadap ~ katlga lalnnya yang tldak ter-
maeta drllem N.N a dan b ~ rnenlka rnarnpardlh hak-hllk de-
nglft lklkad blllk eabeUn keplb¥" tlliCaleg parnbelalm rnampwlyal ke-
kuatlln tUa.m tatap.

H. PEAKAWINAN CAIIPURAN
1. Kon•p Perkawlnan Campwan
FW.awwllw'i eampur."t adrllllh p8lkawlrw\ . , . , . 880fWQ IJita cllln •
01MQ wan11a. yano cllndan1lla tl.nl* p.da tUan yang IMirlalnan lea-

112 ......................
Keluarga dan Perkawlnan

aslng. Karen_a perbedaan kewarganegaraan, tentu saja hukum yang ber-


-
laku bagl mereka juga berbeda. Apabila salah satu plhak bukan warga
negara Indonesia walaupun mereka tunduk pada hukum yang berbeda,
perkawlnan mereka bukan perkawlnan campuran menurut Undang-Un-
dang Perkawlnan Int.

2. Syarat dan Pelaksanaan Perkawinan Campuran


Perkawlnan campuran dapat dllaksanakan di Indonesia dan dapat pula
dl luar Indonesia (luar negerf). Apablla dllangsungkan dl Indonesia, per-
kawlnan campuran dilaksanakan menurut Undang-Undang Perkawlnan
(Pasal 59 ayat (2) Undang-Undang Perkawlnan). Syarat-syarat untuk me-
laksanakan perkawinan campuran harus dlpenuhl syarat-syarat perkawln-
an yang ber1aku menurut hukum maslng-maslng plhak (Pasal 60 ayat (1)
Undang-Undang Perl<awlnan).

Pejabat yang berwenang member1kan keterangan tentang telah dlpenuhl


syarat-syarat perkawlnan campuran menurut hukum yang bertaku bagl
masing-masing plhak adalah pegawal pencatat menurut hukum maslng-
maslng pihak (Pasal 60 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan). Apabila
pegawal pencatat menolak memberlkan surat keterangan ltu, yang ber-
kepentlngan mengajukan permlntaan kepada pengadilan dan pengadllan
memberlkan keputusannya. Jlka keputusan peng~dllan menyatakan bah-
wa penolakan i1U tldak beralasan, keputusan pengadllan ltu menjadl pe~
gantl sural keterangan tersebut (Pasal 60 ayat (3) dan (4) Undang-Undang
Perkawlnan).

Setelah surat keterangan atau keputusan pengadilan diperoleh, perkawin-


an campuran segera dilangsungkan. Pelangsungan perkawtnan campuran
dilakukan menurut hukum maslng-masing agama. Bagi mereka yang ber-
agama ~slam, menurut hukum Islam, yaltu dengan upacara akad nlkah,
dan bagi mereka yang bukan beragama Islam dllakukan menurut hukum
agamanya 11\J. Dengan kata lain, agar dapat dilakukan akad nlkah menu-
rut agama Islam, kedua mem~ai yang kawln itu harus beragama Islam. 4.
Supaya dapat dilakukan upacara perkawlnan menurut catatan slpil, ke-
dua plhak yang kawln campuran i1U harus tunduk pada ketentuan. upacara

114 Hukum Perdata Indonesia Hu


Kelu.rga dlin Perkawlnan

catatan sipil. Pelaksanaan perkawlnan dllakukan dl hadapan pegawal pen-


catat. Tata cara inl menurut Undang·Undang Perkawlnan jika perkawinan
campuran dllaksanal<an dl Indonesia. Sedangkan jlka perkawlnan campur·
n- an dilaksanakan dl negara pihak lalnnya 11u, ber1akulah ketentuan tentang
lata cara menurut hukum dl negara yang bersangkutan {PasaJ 56 ayat (1)
lh:lang-Undang Perkawlnan).

Ada kemungklnan setelah mereka memperoleh surat keterarigan atau


putusan pengadllan, perkawlnan tldak segera dllaksanakan. Apa~lla per-
kawtnan mereka tldak dllaksanakan dalam masa enam bulan sesudah
surat keterangan atau putusan pengadilan ltu diberlkan, surat keterang-
an atau putusan pengadtlan ltu tldak mempunyal kekUatan lagl {Pasal 60
ayal (5) Undang-Undang Perkawlnan).

3. Pencatatan Perkawinan Campuran


Perkawlnan campuran dlcatat oleh pegawal pencatat yang berwer.ang
(Pasal61 ayat (1) Undang-Unpang Perkawinan}. Pegawal pencatat yang
berwenang bagi yang beragama Islam adalah Pegawal Pencatat Nlkah
(PPN)/Pembantu Pegawal Pencatat Nikah Talak Ceral Rujuk (P3NTCR).
Sadangkan bagl mereka yang bukan beragama Islam adalah Pegawal
Kantor Catatan Slpll.

Apablla perkawlnan campuran dilangsunglqln tanpa memper11hatkan leblh


lUll kepada pegawal pencatat surat )<eterangan atau surat keputusan
penggantl keterangan, yang melangsungkan pei'kawtnan campuran ltu dl· •
tuun dengan hukuman kurungan maksimum satu bulan (Pasal 61 ayat
(2) Undang-Undang Perkaw1nan).

Flgawal pencatat yang mencatat perkawlnan, sedangkan dla mengetahul


blhwa surat keterangan atau kep(Jtusan penggantl keterangan tldak ada,
ciU<um dengan hukUman kurungan maksimum tlga bulan dan dihukum
jlbatan (Pasal 61 ayat (3) Undang-Undang Perkawlnan).

m. 4. Kewarganegaraan Aklbat Perkawinan Campuran


ke- Bagi orang-orang yang ber1alnan kewarganegaraan yang melaksanakan
cara perkawlnan campuran dapat memperoleh kewarganegaraan dari suamll

115
lstrinya dan dapat pula kehilangan kawarganegaraannya menurut cara-
cara yang telah dltentukan dalam Undang-Undang Kawarganegaraan Re-
publtk Indonesia (Pasal 58 Undang~ndang Pefbwlnan).

Seorang wanita warga negara asing (WNA) yang kawln dengan seorang
warga negara Indonesia (WNI) memperoleh kewarganegaraan Indonesia •
apabila pada waktu dla dalam satu tahun setelah perkawlnan bertangsung
menyatakan keterangan untuk ltu (untuk memperoleh kewarganegaraan
Indonesia), kecuall apablla ella dengan memperoleh kewarganegaraan
Indonesia maslh mempunyal kewarganegaraan laln, dalam hal mana ke-
terangan tldak boleh dlnyatakan.

Seorang wanlta warga negara Indonesia (WNI) yang kawln dengan sa-
orang warga negara aslng (WNA) kehlangan kewarganegaraan Indonesia
apablla dan pada waktu dla dalam satu tahun setelah pertalwtnamya ber- •
langsung menyatakan keterangan untuk ltu (melepaskan kawarganegara-
an Indonesia), kecuall apablla ella dengan kehllangan kewarganegaraan
lndonesla ltu menjadi tanpa kawarganegaraan (stateless).

Seorang prta/Wanlta disebabkan oleh atau sebagal aklbat dart perkawln-


annya kehilangan kawarganegaraan Indonesia, <Ia dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia kemball Jka dan pada waktu dla setelah per-
kawtnannya terputus menyatakan keterangan untuk ltu (t.nuk memper-
oleh kewarganegaraan Indonesia) yang harus dlnyatakan dalam waktu
satu tahun setelah perkawtnan 1tu terputus, dengan ketentuan setelah
kemball rnernperoleh kewarganegaraan Indonesia dla tldak mempu'lyal ke-
warganegaraan rangkap.

Seorang wanlta yang dlsebabkan oleh atau sebagal aklbat perkawlnan-


nya memperoleh kewarganegaraan Indonesia (lkut suaml), kehllangan ke-
warganegaraan Indonesia ltu lagl jlka cia setelah perkawlnannya terputus
menyatakan keterangan untuk 1tu (lWuk memperoleh kswarganegaraan
Indonesia) daJam waktu satu tahun setelah pert<awlnan terputus.

Pemyataan keterangan dalam uraian <I atas clajukan kepada pengadllan


negert atau perwaldlan lndorlesla dart tempat tk'lggalnya. Kewarganegara-
an yang dlpetoleh sebagal aklbat perkawtnan atau putusnya perkawlnan

111 i
Keluarga dan Perkawlnan

menootukan hukum yang ber1aku, balk mengenal hukum publlk maupun


mengenal hukum perda1a. Mengenal hukum publik, mlsalnya, kedudukan
anak yang belum ben.rmur 18 tahun dan belum kawin akan mengikutl ke-
warganegaraan ayah atau lbunya dengan slapa dia mempunyal hubung-
en hukum keluarga. Mengenai hukum perda1a, misalnya, menyangkut pe-
warisan.

I. PERKAWINAN PUTUS DAN AKIBATNYA


1. Alasan Putusnya Perkawinan
Moourut ketentuan Pcisal 38 Undang-Undang Perkawinan, perkawinan
se-
dapat putus karena kematlan, perceralan, dan atas keputusan pengadll·
a
an. Per1<awinan putus karena kematlan sering disebut masyarakat dengan
~r­
istllah •ceral matl". Per1<awlnan putus !<arena perceralan ada dua sebutan,
tra-
yaitu ·cera! gugat• dan •cera! talak". Perkawlnan putus karena berdasar
an
pada putusan pengadllan dlsebut "ceral batal" . •

Penyebutan perkawlnan putus dengan ls1flah-lstilah sepertl tersebut di


in-
alas memang beralasan Juga. Ber1kut lnl dlkemukakan dua alasan yang
patut dlgunakan dalam kajlan hukum perkawinan, yaitu penyebutan cerai
er-
mall dan ceral batal menunjukkan kesan tldak ada persellslhan antara
er-
suaml dan lstrl . Sedangkan penyebutan ceral gugat dan ceral talak
•ktu
manunjukkan kesan ada persellslhan antara suaml dan lstri. Penyebutan
~ah
perkawinan putus karena berdasar pada putusan pengadllan dan karena
ke-
perceralan, kedua-<1uanya harus dengan putusan pengadilan. Leblh tepat-
nya apabila digunakan lstilah perkawlnan putus karena •pembatalan".
Jadl, perkawlnan dapat putus karena kematian, perceralan, dan pem·
Ike- batalan.
us
Mengenal pembatalan perkawlnan harus dilakukan melalul putusan peng-
an
adilan karena perkawinan ltu tldak memenuhl syarat-syarat perkawlnan.
Ada dua kemll'lgkinan sesudah pembatalan, yaltu setelah syarat-syarat di-
penuhl, perkawlnan dapat dltangsungkan kemball atau !<arena ada larang-
an perkawlnan, tldak mungkln perkawlnan dilangsungkan kemball. Demi-
klan juga halnya dengan perceralan. Setelah terjadl perceralan, mereka

Hukum P.rdata lndoneala 117


Keluarga dan Perkawlnan

dapat melangsungkan pel1<awlnan kemball apablla hukum agama yang


-f.
mereka anut tldak menentukan lain. Perceralan harus dllakukan melalul
putusan pengadilan.
.. Pe
2. Perceraian Suami dan lstri ala•
pa
Undang-Undang Perkawinan pads dasamya mempersulit terjadlnya per-
lak11
ceraian. Alasan pembentuk undang-undang mempersullt perceralan ada-
Ish: ben

a. Pel1<awl~an mempunyal tujuan sucl dan mulla, sedangkan per-


ceralan adalah perbuatan yang dibencl oleh Tuhan {Allah);
b. Untuk memba1asl kesewenang-wenangan suaml temadap istrt: dan
c. Untuk mengangkat derajat dan martabat lstrl (wanlta) sehlngga
setaraf dengan derajat dan martabat suaml (prla). 3.
Walaupun perceralan adalah perbuatan tercela dan dibencl oleh Tuhan Adel
(Allah), suamllstrt bofeh melakukan perceralan apablla pel1<awinan mereka den
sudah tldak clapat dlpertahankan tagl. Namun, perceralan harus mem- berl
punyai alasan-alasan seperti yang diatur dengan undang-undang bahwa
antara suaml dan lstn tldak akan dapat hldup rukun sebagal suaml istrt.
Menurut ketentuan Pasal19 Peraturan Pemerfntah Nomor 9 Tahun 1975,
perceralan dapat terjadl karena alasan-alasan sebagal berlkut:

a. Salah satu pihak berbuat zlna atau menjadl pemabok, pemadat,


penjudl, dan sebagainya yang sukar untuk dlsembuhkan. ~
b. Salah satu plhak menlnggalkan yang lain selama dua tahun ber- kep
turut-turut tanpa lzln plhak lain dan 1anpa alasan yang sah, atau mer
karena hal lain di luar kemampuannya. an 1
c.

d.
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hu-
kuman yang lablh berat setelah pel1<awlnan bet1angsung.
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
:J
sel
yang membahayakan plhak yang lain. pef!
met
a. Salah satu pihak mandapat cacat badan atau penyaklt dengan aki-
mer
bat tldak dapat manjalankan kewajibannya sebagal suaml atau lstrt.

118 Hukum Perdata Indonesia


Keluarga dan Perkawlnan

f. Antara suaml dan lstr1 terus-menerus te~adl persellslhan dan per·


tengkaran dan tidak ada harapan akan hldup rukun lag! dalam
rumah tangga. •

Perceralan hanya dapat dllakukan apablla telah memem.ill salah satu dan
alaSan-alasan tersebut dl atas. Perceralan harus dengan gugatan ke dQ.
pan sldang pengadllan. Bagl yang beragama Islam, perceralan yang di·
lakukan dl muka sldang pengadllan agama adalah ceral talak. Bagl yang
beragama Islam dan bukan beragama Islam, perceralan di~ukan ke pang·
edilan dengan surat gugatan perceralan . Gugatan perceralan bagl yang
beragama Islam dlajukan kepada pengadOan agama, sedangkan bagl
yang bukan beragama Islam, gugatan perceralan dlajukan kepada peng-
edilan neger1.

3. Tata Cara Perceraian


Ada dua macam perceralan, yaltu perceralan dengan talak dan perceralan
dengan gugatan. Perceralan dengan talak blasa disebut cera! talak hanya
berlaku bagl mereka yang melangsungkan perkawlnan menurut agama
!siam. Bagl perceralan dengan gugatan blasa disebut ceral gugat ber1aku
bagl mereka yang melangsungkan perkawlnan menurut agama Islam dan
bukan beragama Islam.

3.1 Tata cara ceral talak


Seorang suami yang telah melangsungkan parka .inan menurut agama
Islam yang akan menceralkan lstrinya. mengajukan surat pemberllahuan
lcepada pengadllan agama dt tempat tlnggalnya bahwa dia bermaksud
menceralkan lstr1nya dlsertal dengan alasan-alasannya, dengan permlnta-
an agar pengadllan agama mengadakan sldang untuk menyakslkan per-
ceralan ltu (Pasal14 Peraturan Pemer1ntah Nomor 9 Tahun 1975).

Setelah pengadilan agama mempelajari lsi surat pemberilahuan tersebut,


selambat-lambatnya tlga puluh hart setelah menertma pemberitahuan ltu,
pengadllan agama memanggll suami dan lstr1 yang bersangkutan untuk
meminta penjelasan mengenal perceralan ltu (Pasal 15 Peraturan Pa.
merintah Nomor 9 Tahun 1975).

Hukum ~rdaba Indonesia 119


Keluarga dan ~rkawlnan

Setelah memperoleh penjelasan dari suaml dan lstri yang bersangkutan


dan temyata terdapat alasan-alasan untuk berceral, serta pengadllan aga-
ma berpendapat bahwa antara suaml dan Jstrt yang bersangkutan tldak
mungkln lagl didamalkan untuk hldup rukun dalam rumah tangga, peng-
adilan agama memutuskan untuk mengadakan sldang menyakslkan per-
ceralan ltu (Pasal16 Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 1975).

Sesaat setelah dilakukan sidang untuk menyakslkan perceraian ltu, Ke-


tua Pengadflan Agama membuat surat keterangan tentang te~adlnya per-
ceralan tersebut. Surat keterangan ttu dlkirimkan kepada pegawal pen-
catat di tempat perceralan itu terjadt untuk dladakan pencatatan perceral-
an (Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975). Perceraian ltu
teljadi terhltung sejak saat perceralan itu dinyatakan di depan sldang peng-
adllan agama (Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).
Pentlngnya penetapan saat terjadl perceralan adalah untuk menghltung
lamanya masa tunggu (masa ldah).

3.2 Slghat ta'lik

Jnisiatif cerai talak dapat juga dilakukan oleh lstri berdasar pada slghat
ta'likyang dlucapkan oteh suaml sesudah akad nikah bertangsung. Sesual
dengan tata cara caral talak, lstri mengadukan (memberttahukan) halnya
kepada pengadilan agama apabila suaml tldak menepati kewajlban se-
perti telah dlucapkan dalam slghat ta'llk. Adapun bunyi teks slghat ta'lik itu
adalah sebagal berikut:

Sewaktu-waktu saya:
menlnggalkan lstri saya tersebut dua tahun barturut-turut;
atau saya tldak memberi nafk.ah wajib kepadanya tiga bulan lama-
nya;
atau saya menyakltl badanljasmanl lstrt saya ltu;
atau saya membiarkan (tidak memedullkan) lstri saya ltu enam bu-
lan lamanya;
Kemudian, lstri saya tldak rida dan mengadukan halnya kepada
pengadilan agama atau petugas yang diber1 hak mengurus peng-

120 Hukum Perdata Indonesia


aduaooya dlbenar1<an serta ditertma oleh pengadilan agama atau
petugas tersebut dan lstri saya itu membayar uang /wad (peng-
gantl) sebesar Rp10.000,00 kepada saya, maka jatuhlah taJak saya
satu kepadanya. Kepada pengadllan agama atau petugas tersebut
tadi saya kuasakan l.lltu< menerima uang /wad (penggantl} itu dan
kemudlan mernberikannya l.lltuk kepertuan lbadah sosial.

3.3 Tata cara caral gugat


Gugatan peroeralan daJukan oleh suami atau istl1 atau kuasanya kepada
pangadlan yang daerah hukumnya mellputl tempat kedlaman tergugat.
Oalam hal tempat kedlaman tergugat tJdak jelas, tldak dketahul, Udak
mempl.llyai tempat kediaman tetap, atau t8f'gUg&t bertempat kediaman cl
kJar negert, gugatan perceralan dafUkan kepada pengacllan cl tempat ke-
claman penggugat (PasaJ 20 Peraturan Pemertntah Nomor 9 T&tul1975).

Setelah pengadilan menertma gugatan penggugat, pengadllan memanggll


plhak penggugat dan tergugat atau kuasa mereka d tempat kedlamarr
nya atau jlka mereka tldak diJumpal di tempat kedlamannya, panggllan dl-
sampaikan me&alul h.uah atau yang dpersamakan dengan itu secara patut
dan selambat-lamba1nya tlga hart sebelt.m sldang dbuka sudah ditertma
oleh plhak-pihak yang bersangkutan. Panggilan kepada tergugat dlampirt
dengan sallnan surat gugatan (Pasal 26 Peraturan Pemertntah Nomor 9
Tatul1975).

Pemertksaan gugatan perceralan dllakukan oleh hakim paling lambat tlga


pullil hart setelah dltertma surat gugatan perceralan. Pada sidang peme-
rlksaan gugatan perceralan, suamllstrt datang sendrt atau mewakllkan
kspada kuasanya. Pengadllan yang memertksa gugatan perceralan ber-
usaha mendamaikan kedUa belah plhak. Usaha perdamalan dapat dilaku-
kan pada setlap sldang pemertksaan. Apablla tercapal perdamaian. Udak
dapat dlajukan gugatan perceralan baru dengan alasan yang sama (Pasal
29 ayat (1) dan Pasai 30 Peraturan Pemertntah Nomor 9 Tahl.ll1975).

Apablla tldak tercapai perdamalan, pemertksaan gugat cllakukan dalam


aldang tertutup sampal pengadlan memberlkan putusamya. Akan tetapl,
IQUsan meogenal gugatan perceraian dlucapkan dalam aidang terbuka.

121
Keluarga dan Perkawlnan

Pecceralan dlanggap terjadi beserta segata akibatnya temttung sejak saat


pendanarannya pada daftar pencatatan kantor catatan sipll oleh pegawal
pencatat bagl yang bUkan beragama Islam dan jatuhnya putusan peng-
adllan agama yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 33
dan 34 Peraturan Pemerintah Nom or 9 Tahun 1975).

3.4 Pencatatan percaraian


Panitera pengadilan atau pejabat pengadllan yang ditunjuk ber1<ewaj1ban
menglrimkan satu helal saHnan putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetaplyang telah dikukuhkan tanpa benneterai kepada pegawal
pencatat dl tempat perceralan ltu te~adl dan pegawal pencatat mendattar-
kan put_usan perceralan dalam sebuah dattar yang dlsedlakan untuk ltu.
Jika perceralan dllakukan dl daerah hukum yang berbeda dengan daerah
hukum pegawal pencatat dl mana perkawinan dllangsungkan, satu helal
sallnan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetaplyang telah
dlkukuhkan tanpa bermeteral d1klrimkan pula kepada pegawal pencatat di
tempat perkawlnan dil'angsungkan dan oleh pegawal pencatat tersebut dl·
catat pada baglan plngglr dari dattar catatan perkawlnan. Bagl perkawin·
an yang dilangsungkan dJ luar neger1, sallnan putusan 1tu dlsampalkan ke-
pada pegawal pencatat dl Jakarta (Pasal 35 Peraturan Pemer1ntah Nomor
9 Tahun 1975).
Selambat-lambatnya tu)uh har1 setelah perceralan dlputuskan, panltera
pengadilan agama menyampalkan putusan yang telah memperoleh ke-
kuatan hukum tetap ltu kepada pengadRan negeri untuk dlkukuhkan. Pe-
ngukuhan tersebut dllakukan dengan membubuhkan kata "dlkukuhkan"
dan dltandatanganl oleh haklm pengadllan neger1 dan dlbubuhl cap dlnas
pada putusan tersebut. Selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterima
putusan dar1 pengadllan agama, panitera pengadllan neger1 menyampal-
kan kemball putusan itu kepada pengadllan agama (Pasal 36 Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).

3.5 Plsah rumah dan gugumya gugatan


Salama pemeriksaan perkara gugatan perceraian maslh bertangsung
atas pennohonan penggugat, tergugat, atau berdasar pada pertlmbangan

122 Hukum Perdata lndon ..ta


Koluarga dan Perkawlnan

bahaya yang mungkfn dltlmbulkan, pengadilan dapat menglzlnkan suaml


ls1ri tersebut untuk tldak tlnggal dalam satu rumah.
Salama beriangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan penggu-
gat atau tergugat, pengadllan dapat menentukan natkah yang harus dl-
tanggung oleh suaml, menentukan hal-hal yang periu untuk menjamln pe-
mellharaan dan pendldikan anak, menentukan hal-hal yang pertu untuk
menJamln terpelihamnya barang-barang yang menjadl hak bersama suaml
lstri atau barang-barang yang menjadi hak suaml atau barang-barang yang
menjadl hak lstri (Pasal24 Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 1975).

Te~adlnya perplsahan rumah tempat kedlaman menyebabkan pula ter-


jadinya pemlsahan dan pengamanan harta cfalam perkawlnan serta pe-
mlsahan anak dengan salah satu dart orang tuanya. Hal lnl dapat te~adl
selama proses perkara perceralan belum dlputus oleh pengadllan. Dan
hal lnl pun dapat dikabulkan oleh pengadllan berdasar pada pertlmbang-
an deml kebalkan suaml lstri dan anak-anak mereka serta penyelamat-
an harta kekayaan mereka sehlngga terhlndar dart kerugan aklbat tldak
terpellhara atau aklbat dart telantamya harta mereka. Tlndakan yang dl-
lakukan oleh pengadilan lni slfatny~ sementara selama belum ada putus-
an men~nal perceralan. Tlndakan pengadllan lnl dlsebut "putusan pro-
vlsi". Sedangkan pennohonan yang dlajukan salah satu plhak ttu dlsebut
a "tuntutan provlsl".
a- Salama proses pemeriksaan perkara perceralan, ada kemungldnan te~adl
hal-hal yang tidak dllnginkan, yaitu menlnggalnya salah satu pihak peng-
gugat atau tergugat. Menurut ketentuan Pasal 25 Peraturan Pemertntah
Nomor 9 Tahun 1975, gugatan perceralan gugur apablla suaml atau lstrl
meninggal sebelum ada putusan pengadllan mengenal gugatan perceral·
an ltu. Dalam hallnl, perkawinan putus karena kematlan.
an
4. Akibat Perkawinan Putus karena Perceraian
Karena te~adl perceratan, ada tlga aklbat yang pertu dlperhatikan, yaltu
aklbat terhadap anak dan lstri, terhadap haita perkawlnan, dan terhadap
~ status. Ketiga macam akibat pel1(awlnan putus karena perceralan tersebut
fall dibahas dalam uralan berikut lnl.

Hulcum Perdatalndone$1a 123


Keluatga dan Perkawlnan

4.1 Aklbat terhadap anak dan lstrl

Menurut ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Perkawfnan, ada tlga hal


yang pertu dlpatuhl sebagal akibat perkawlnan putus karena perceralan.
llga hal tersebut adalah sabagal berikut:

a Pertama
Bapak dan lbu tetap ber1<ewajlban memellhara dan mendldlk anak-
anak mereka semata-mata untuk kepentlngan anak. Apablla ada
perselislhan tentang penguasaan anak, pengadllan member1 putus-
annya.

a Kedua
Bapak bertanggung jawab atas semua blaya pemellharaan dan
pendldlkan yang dlperiukan anak. Apablla bapak dalam kenyataan
tidak dapat memenuhl kewajlban tersebut, pengadllan dapat me-
netapkan bahwa ibu ikut memlkul blaya tersebut.

a Ketlga I
Pengadllan dapat mewajlbkan kepada mantan suaml untuk mem- !
~
bertkan blaya penghldupan kepada mantan lstri darVatau menentu-
kan suatu kewajiban bagl mantan lstri. 1
'
4.2 Akibat terhadap harta perkawlnan
Untuk harta bawaan clan harta perolehan tidak menlmbulkan masalah ka·
r
rena harta tersebut tetap dikuasal dan adalah hak maslng-maslng plhak.
ApabOa terjadl penyatuan harta karena perjanjlan, penyelesalannya juga
disesualkan dengan ketentuan perjanpan dan kepatutan.
t
Akan tetapl, mengenal harta bersama, mungkin akan tlmbul persoalan. k
Menurut ketentuan Pasal 37 Undang-Undang Perkawlnan, apablla per-
kawinan putus karena perceralan, harts bersama dlatur menurut •hukum-
nya• maslng-maslng. Yang dlmaksud dengan hukumnya masing-maslng
adalah hukum agama, hukum adat, dan hukum-hukum lain, sepertl KUH
Pdt. Oengan demlklan, penyelesalan harta bersama adalah bagi mereka

124 Hokum Perdata Indonesia


Keluarga dan Petkawlnan

yang kawln menurut hukum Islam, hukum Islam tidal< mengenal harta ber-
sama karena lstri dlberi nafkah oleh suaml. Yang ada harta mllik maslng-
masing suami dan istrt. Harta lnl adalah hak mereka masing-rnaslng.

Bagl mereka yang kawln menurut agama Islam dan agama-agama lain·
nya, tetapl tund~ pada huk1.m adat yang mengenal harta bersama (gono-
glnl, harta guna kaya). jlka terjadl perceralan mantan suaml dan mantan
istri mendapat bagian separuhnya (Yurisprudensi Mahkamah Agung No-
mor 387K/Sip/1 958 tanggal 11 Februari 1959 dan Nomor 392KJSip/1969
tanggal 30 Agustus 1969}.

Bagl mereka yang kaWin menurut agama Kristen, tetapl tunduk pada KUH
Pdt yang mengenal harta bersama (persatuan parta sejak terjadl perkawln-
an), jlka terjadi perceralan, harta bersama dlbagl dua antara mantan
suami dan mantan lstr1 (Pasal 128 KUHPdt).

Masalah yang tlmbul adalah bagalmana cara menyelesalkan harta ber-


sama yang diperoleh selama perkawlnan bagl mereka yang tidal< tunduk
pada hukum adat dan KUHPdt. sedangkan hukUm agama tidak mengenal
harta bersama? Hal lnl belum dlatur da1am Peratumn Pemerintah Nomor
9 Tahun 1975. Jlka teljadi sengketa tentang penyelesalan harta bersama,
sengketa tersebut dapat dlajukan kepada pengadllan yang berwenang
walaupun bagl merek.a yang beragama Islam.

Temyata, Pasal 37 Undang-Undang Perkawfnan belum memberikan pe-


nyelesalan tuntas mengenal harta bersama dalam hal terjadl perceralan,
malahan masih menghldupkan duallsme hukum. Padahal, hukum adat
sudah memberikan penyelesalan yang adll, yaltu separuh bagl mantan
suaml dan separuh lagl bagl mantan lstri. Demlklan juga KUHPdt mem-
ber1kan penyelesalan bahwa harta bersama dlbagl dua antara suaml dan
lstrl.

Sebalknya Pasal 37 Undang-Undang Perkawlnan dlrumuskan:


•Apabifa perkawlnan puttJs kamna perceraian, harts bersama dlbagl
dua, saparuh bag/ mantan suaml dan saparuh bag/ mantan lstri.
Rumusan lnJ sesi.Jal dengan asas hak dan kedudUkan selmbang
antara suaml dan /strl. •

ala Hukum Perdata lndoneela 125


Keluarga dan Perkawlnan

4.3 Aldbat terhadap status


Bagl mereka yang putus perkawlnan karena perceraian memperoleh sta-
tus perdata dan kebebasan sebagal berikut:

IJ Kedt.Ja mereka ttu tldak lagt tertkat dalam tall perkawfnan dengan
status )anda dan duda.

IJ Kedua mereka ltu bebas untuk melakukan perkawlnan dengan


pihak lain.

IJ Kedua mereka ltu boleh untuk melakukan perkawlnan kembali se-


panjang tldak d!larang oleh undang-undang atau agama mereka.

******

126 Hukum Perdata lndon..la


Benda dan Hak Ke.,.ndaan

BAB IV
BENDA DAN HAK KEBENDAAN

A. BENDA DAN HUKUM BENDA


1. Konsep Benda
, Benda adalahte~emahan dart bahasa asllnya, bahasa Belanda, zaak.
Pembentuk undang-undang merumuskan banda (zaak) dalam Pasal 499
KUHPdt, yattu semua benda dan hak. Hak dlsebut juga "baglan dari harta
kekayaan• · (vermogensbestand dee/). Harta kekayaan mellputl benda,
hak. dan hubungan hukum tentang benda dan hak dlatur dalam Buku II
dan Buku Ill KUHPdt, sedangkan zaak mellputl benda dan hak dlatur
dalam Buku II KUHPdt Indonesia.

Benda sifatnya berwujud, sedangkan hak stfamya tldak berwujud. Dalam


Dt~ratur hukum perdata, Subektl meneljemahkan zaak dengan 'benda". 1
Oemlklan juga dalam pendldlkan hukum, Koeaoemadl Poed)oaewofo
meneljemahkan zaakdengan "benda".2 Atas dasar teljemahan tersebut,
konsep "banda" mencakup barang berwujud dan barang tldak berwujud.
Barang berwujud dalam bahasa Belanda dlsebut good, sedangkan ba-
rang tldak berwujud dlsebut 19Cht Oleh karena ltu, judul Buku II KUHPdt
van Zaken leblh tepat dlterjemahkan dengan "Tentang Benda'. bukan
"Tentang Barang". Buku II KUHPdt memuat ketentuan-ketentuan tentang
benda yang mellputl barang dan hak.

') R. Subektl. Pokok-Pokok Hukum Perriata. Penerblt Intannase. Jakarta. 1978. h. 50.
2) Koesoernadl PoedjoSIIiiWojo. Asas-Asas Hukum Perdata. Penerblt Gadjah Mada.
'lbgyakarta. 1960.

Hukum Perdata lndoneala 127


8enc:t. dlln Hale Kebendaan

Benda adalah objek mllik. Hak juga dapat menjadi obfek mHik. Oleh sebab
ltu, benda dan hak adalah objek mifik. Secara yurtdis (menurut konsep
hukOOl) yang dimaksud dengan benda adalah segala sesuatu yang men-
jacl obfek mlllk. Semua benda dalam artl huk\lll dapat diperdagangkan,
dapat dlallhkan kepada plhak lain, dan dapat dlwartskan.

2. Pengaturan Hukum Benda


Hukum banda dlatur dalam Buku II KUHPdt. Hukum banda adalah ke-
seluruhan aturan hukum yang mengatur tentang banda. Pengaturan ter-
sebut pada umumnya meliputl konsep banda, pembedaan macam-ma-
cam banda, dan hak-hak kebendaan. Pengaturan hukum banda meng-
Q\.Il8kan "sistem tertutup•, artinya orang tidak boleh mengadakan hak-hak
kebendaan selaln dan yang sudah dlatur dalam undang-undang. Hukum
banda bersifat memaksa (dwingend), artlnya harus dlpatuhl, dlturuU, dan
tldak boleh dlslmpangl dengan mengadakan ketentuan baru mengenal
hak-hak kebendaan.

Selaln dart Buku II KUHPdt, hokum benda juga dlatur dalam llldailg·
undang lain, yaltu:

a. Undang-Undang Nomor 5 Tatul 1960 tentang Pokok Agraria dan


semua peraturan pelaksanaaMYa. Undang-oodang tersebut meng-
aturtentang hak-hak kebendaan yang berkenaan dengan buml, air,
dan segala kekayaan alam yang terkandung df dalamnya. Undang-
undang lnl mencabut bertakunya ketentuan-ketentuan mengenal
buinl, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung dl dalamnya,
kecuall mengenaJ hlpotek, dalam Buku II KUHPdt.
b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. (

c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Hak Jamlnan A-


dusla. 1
d. Undang-Undang Hak Kekayaan lntelektual (HKI).

Undang-Undang Hak Kekayaan lntelektual tersebut mellputl tujuh macam P


bidang, yaltu: b

128 Hukum Perda'- lndonM..


Benda dan Hak Kebendaan

a Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Per1indungan Va-


rietas Tanaman;
a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
o Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain lndustri;
0 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Slrkult Terpadu;
0 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten;
o Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Marek; dan
o Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

3. KJasifikasi Jenis Benda


Benda dapat dlklaslflkaslkan menjadl beberapa janis menurut artl pen·
tlngnya datam hubungan dengan perbuatan hukum terhadap banda. Pada
umumnya ada tujuh klaslflkasl banda. Ketujuh klaslflkasl banda tersebut
selanjutnya akan dijelaskan berikut inl.

3.1 Benda berwujud dan tldak berwu)ud


Arti panting klaslflkasl lnl tertetak pada cara penyerahannya jlka banda
1tu dipindahtangankan kepada plhak lain melalul perbuatan hukum ter-
tentu, mlsalnya, jual bell, pewarisan, dan hibah. Penyerahan banda ber-
wujud bergerak dllakukan secara nyata dart tangan ke tangan. Penyerah-
an banda berwujud talc bergerak dllakukan dengan balik nama. Penyerah-
an banda tidak berwujud berupa piutang dOakukan menurut ketentuan
Pasal 613 KUHPdt, plutang atas nama (op naam~ on name) dengan cara
cess/9, plutang atas tunjuk (aan toonder, on bearer) dengan cara penye-
rahan suratnya dart tangan ke tangan, plutang atas penggantl (aan order,
on ord9r) dengan cara endosemen dan penyerahan suratnya dart tangan
ketangan.

3.2 Benda bergerak dan tJdak bergerak


Arti panting I<Jasiflkasl lnl ter1etak pada penguasaan (bezit, take hold);
penyerahan (levering, de/lveryj, dalua~ (veryaring, expired); dan pem-
bebanan (bezwaring, burdening).

Hukum Perdata Indonesia 129


BeneS. dan Hak Kebendun

0 ~I fM'JIIU.UIU) (bezlt, tllke hold)


Pada benda bergerak bar1aku asas orang yang menguasal banda
bergerak dianggap sebagai pemlliknya (Pasal 1977 KUHPdt), se-
dangkan pada banda tldak bargerak asas tersebut tidak bar1aku.

0 ~ngen.l penyerahan (levering, delivery)


Pada banda bargerak dilakukan penyerahan nyata, sedangkan pa-
da banda tidak bargerak diiakukan dengan ballk nama.

a Mengenal daluarsa (veryarlng, expired)


Pada banda bergerak tidak dikenal daluarsa sebab yang rnengua-
sal benda bargerak dianggap sebagal pemUiknya. Sedangkan pada
benda tldak bergerak dikenal daluarsa yang dlatur dalam Pasal
1963 Kltab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt). Oalam hal
ada alas hak, daluarsanya 20 tahun, sedangkan dalam hal tldak
ada alas hak, daluarsanya 30 tahun.

0 Mengens/ pembebanan (tJ.zwarlng, burdening)


Pads banda bergerak pembebanan dDakukan dengan gadal (KUH
Pdt) atau dengan flducla (Undang-Undang Nomor42 Tahun 1999).
Pada bends tlclak bargerak barkenaan dengan tanah, pembeban-
an dllakukan dengan hak tanggungan (Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1996). Sedangkan pada benda tldak bergerak berkenaan
dengan bukan tanah, sepertf kapaJ iaut dan pesawat udara dilaku·
kan dengan hlpotek (KUH Pdt).

Klasffikasl banda baryerak dan tidak bargerak

Q Benda bergeraJc
• Benda bargerak menurut sifatnya adalah banda yang dapat
dlplndahkan (Pasal 509 KUHPdt), misalnya, kursl, meja, buku,
atautemak.

• Benda bargerak karena ketentuan undang~ adalah hak·


hak yang melekat pada banda bargerak (Pasal 511 KUHPdt),

130 Hukum "-rdata lndonMia


mlsalnya, hak poogut haall atas banda bergetak, hak pakal
atas banda bergerak, saham perusahaan, dan plutang.

Q , . , . tldllk ,.,.,..k

• Benda tldak bergerak menurut sifatnya adalah benda yang


tldak dapat dlpindah-plndahkan, mlsalnya, tanah dan sega1a
yang melekat dl atasnya, sepertl gedung dan pepohonan.

• Benda tldak bergerak karena tujuannya adalah bend& yang


dllekatkan pada banda tldak bergerak sebagal benda pokok
untuk tujuan tertentu, mlsalnya, mesln-mesln yang dlpasang
pada pabr1k. Tuju81Vlya untuk dlpakal tetap dan tldak berpln-
dah-plndah (Pasal507 KUHPdt).

• Benda tldak bergerak karana ketentuan Ul'ldang-llldan ada-


lah hak-hak yang melekat pada benda tldak bergerak (Pasal
508 KUHPdt), mlsalnya, hlpotek, hak tanggungan, hak pakaJ
atas benda tJdak bergerak, dan hak memungut hasll atas ben-
cia tldak bergerak.

Benda dlpakal habls dan tklak dlpakal habls


Atl pentlng klaslftkasllnl ter1etak pada pembatalan pe~an)lan .
Q Benda d~l ,.,,.
Petf8lfan yang ob)eknya benda dlpakal habl8 apa...blla dbltalkan
alcan mengalaml kesulttan dalam pemullhan pada k8adun semua.
Penyelesalannya adalah harus dlgantlkan dengan benda lain yang
se)enls dan senllal. Contoh benda dlpakaJ habls adalah beras, rotl,
dan kayu bakar.

8etttM tkMk dlfMbllulb,.


Perjan)ian yang ob)eknya benda tldak dlpakal habls apablla dbatal-
kan tldak begltu mengalaml kesulltan pada pemlMhan dalam ke-
adaan semula karana bendanya maslh ada dan dapat c:lserahkan
kembalt. Msalnya, pembatalm1 )ual bell televlst, ksndaraan benno-
tor, atau perhlasan emas bertlan.

131
Benda dan Hak Kebendaan

3.4 Benda sudah ada dan benda akan ada


Artl pentlng klaslflkasl lnl ter1etak pada pembebanan sebagal jamlnan
utang atau pada pelaksanaan pe~anjlan. Benda sudah ada dapat dljadl·
kan jamlnan utang dan perjanjlan yang objeknya benda akan ada dapat
· menjadl batal apablla pemenuhannya ltu tidal< mungkln cllaksanakan sa-
ma sekali (Pasal 1320 unsur ketiga KUHPdt).

3.5 Benda dalam perdagangan dan luar perdagangan


Arti panting klasiflkasi inl tertetak pada penyerahan atau pemlndahtangan-
an karena jual bell atau karena pewar1san, yak.ni:

0 Benda dalam pem.gang1111


Benda dalam perdagangan dapat dlperjualbellkan dengan bebas
dan dapat dlwartskan kepada ahll warts.

0 Benda luar perdagangsn


Benda luar perdagangan tldak dapat dlperjualbellkan dan tidal< da-
• pat dlwaliskan kepada ahll waris. Contohnya, mesjld, ~a. jalan
raya, benda selundupan, dan narko1lka. Tldak dapat dlperjualbell-
kan atau tfdak dapat dlwaliskan ltu mungkln karana tujuan per-
untukannya, mlsalnya, benda untuk wakaf; tujuan yang cllarang
undang-l.lldang, mlsalnya, narkotlka; bertentangan dengan ketertib-
an umum. mlsalnya, memperdagangkan manusla (ttafflckJng); dan
bertentangan dengan kesustlaan, mlsalnya, memperdagangkan ka-
lender gambar porno.

3.6 Benda dapat dibagi dan tidak dapat dibagi


Artl pentlng klaslflkasl lnl ter1etak pada pemenuhan prestasi suatu per-
janjlan, yal<nl:
~

o Benda dap.t dlbagl


Pada perjanjian yang objeknya benda dapat dlbagl, prestast dapat 4
dilakukan secara sebaglan deml sebagian, mlsalnya, satu ton beras L
dapat dlbagl tanpa mengubah artl dan slfatnya sebagal beras. d

132 Hukum Perdata lndon.... ii


Benda dan Hak Kobendaan

a Benda Udak dapat dlbiJgl


Oalam pe~anpan yang ob)eknya banda tidak dapat dlbagl, peme-
nuhan prestasl tldak mungkin dapat dilakukan sebaglan deml se-
bagian, tetapl harus secara utuh. Misalnya, prestasl seekor sapl
untuk membajak sawah tldak dapat dibagi menjadl separuh sapi
dlserahkan sekarang dan separuh lagl diserahkan kemudlan. Jika
seekor sapl dlparuh, namanya bukan seekor sapl lagl dan tidak
berartllagl untuk membafak sawah.

3.7 Benda terdaftar dan tldak terdaftar


Artt panting klaslfikasi lnl ter1etak pada pembuktian pemilikannya, untuk
kepentingan umum dan kewajiban membayar pajak, yaltu:

a
Benda terdaftar dibuktikan dengan tanda pendaftaran atau sertiflkat
• atas nama pemlllknya sehlngga mudah dlkontrol pemlllkannya, pe-
a- ngaruhnya tertladap ketertlban umum, kewajlban pemlllknya untuk
m membayar pajak, dan kewajiban masyarakat untuk merl{tlormati
1- hak mllik orang lain. Contoh banda terdaftar adalah kendaraan bar-
r- motor, tanah, bangunan, kapal, perusahaan, hak mlllk lntelektuai,
rlg telepon genggam (HP), dan pemancar radloltelevisl.

l
b- a Benda t/dak terdaftar

~~ Benda tldak terda~ar disebut juga banda tidak atas nama, umum-
nya banda bargerak yang tldak sulit pembuktian pemlllkannya ka-
rena ber1aku •asas yang menguasaJ dlanggap sebagai pemiliknya•.
Selaln ltu, tldak begltu barpengaruh atau berbahaya bagi ketertiban
umum bagi pemiliknya untuk membayar pajak. Contohnya adalah
leT· alat-alat kepertuan rumah tangga, pakalan sehart-hart, perhiasan
emas ber11an, sepeda, dan h91Nan plaraan.

IJ>at 4. Undang-Undang Pokok Agraria dan Buku II KUHPdt


s Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarla selanjutnya
dislngkat UUPA mencabut berlakunya Buku II KUHPdt sepanjang me-

Hulnlm P.rdata Indonesia 133


Bendli dlin Htlk Ke.,.ndun

ngenal burnt, air, dan segala kekayaan alam yang terdapat di dalamnya,
kecuaH hlpotek. Jadi, walaupun mengenal tanah, ketentuan-ketentuan me-
ngenal hlpotek tetap ber1aku $8P9rti biasa. Dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarla, maka slsa ketentuan
Buku II yang maslh ber1aku dapat dlrlncl sepertl berlkut ln1.3

4.1 Pasal-pasal yang maslh bertaku penuh


a) Pasal-pasat tentang benda bergerak: Pasal 505 dan 509-
518 KUHPdt.
b) Pasal-pasal tentang penyerahan benda bergerak: Pasal 612
dan 613 KUHPdt.
c) Pasal-pasal tentang hak mendlaml hanya mengenal rumah:
Pasal 826 dan 827 KUHPdt.
d) Pasal-pasal tentang hukum waris: Pasal83~1130 KUHPdt.
e) Pasal-pasal tentang plutang yang dllstlmewakan: Pasal1131-
114g KUHPdt.
f) Pasal-pasal tentang gadal: Pasal 1150--1160 KUHPdt.
g) Pasal-pasal tentang hlpotek, kecualf mengenal pembebanan
hlpotek dan pendaftaran hlpotek tunduk pads Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarla dan peraturan
pelaksanaannya, yaltu Peraturan Pemerintah Nomor 1o Tahun
1961, Peraturan Menteri Agraria Nomor 15 Tahun 1961, dan
Peraturan Pemerlntah Nomor 24 Tahun 1997.

4.2 Pasal-pasal yang maslh bertaku, tetapl tldak penuh


Pasat-pasal berikut lnl maslh berlaku, tetapl tldak penuh, artlnya masih
ber1aku sepanjang mengenal benda-benda lain selaln dar1 buml, air. dan
segala kekayaan alam yang ada dl dalamnya, yaitu:

a) Pasal-pasal tentang benda pada umumnya.

3) Sri Soedawl Masdloen Sofwan. Hulwm Benda. Penerblt Liberty. 'rogyak.arta. 1974.
hh. 13-15.

134 Hukum Perdata lndon..a


Benda dan Hak Kebendun

b) Pasal-pasal pembebanan banda, yaltu Pasal 503-505 KUHPdt.


c) Pasal-pasal tentang banda sepanjang tidak mengenai tanah, yang
ter1etak antara Pasal 529 dan 568 KUHPdt.
d) Pasal·pasal tentang hak mllik sepanjang tldak mengenal tanah, ter-
letak antara Pasal 570 dan 624 KUHPdt.
e) Pasal-pasal tentang hak memungut hasll sepanjang tidak mange·
nal tanah, yaitu Pasal 756 KUHPdt dan seterusnya.
f) Pasal-pasal tentang hak pakal sepanjang tidak mengenal tanah,
yaitu Pasal 818 KUHPdt dan seterusnya.

B. HAK KEBENDAAN
1. Hak Perdata
Untuk memahaml hak kebendaan menurut slstem KUHPdt, tel1ebih dahulu
pertu dikaji tentang hak perdata. Hak perdata adalah hak seseorang yang
diberikan oleh hul<um perdata. Hak' perdata tersebut ada yang bersifat
absolut dan ada yang berslfat relatlf.
C Hak yang bersHat absolut
Hak yang bersifat absolut membertkan kekuasaan langsung dan
dapat dlpertahankan temadap slapa pu~.
Hak perdata yang bersifat absolut mellputi hak kebendaan {zakelljk-
f9Cht), dlatur dalam Buku II KUHPdt. Hak kepribadian (persoonlijk-
heldsrscht) yang terdiri dan hak atas diri sendirf, mlsalnya, hak atas
nama. hak atas kehormatan, hak untuk memlllkl, dan hak untuk
kawin. Hak atas dlri orang lain yang tlmbul dalam hubungan hukum
;lh keluarga antara suaml dan lstri, antara orang tua dan anak, serta
an antara wall dan anak. Semua hak kepribadian diatur dalam Buku I
KUHPdt.
c Hak yang berslfat ralatH
Hak yang berslfat relatif member1kan kekuasaan tematas dan ha·
nya dapat dipertahankan terfladap lawan (plhak dalam hubungan
hukum).

Hukum ~rdat. lndonula 135


Benda dan Hak Kebendaan

Hak perdata yang barsHat relatH adalah hak yang tlmbul karana
adanya hubungan hukum berdasar pada pe~anjlan atau katentuan
undang-undang. Hak perdata yang bersifat relatif disebut persocn-
lljkrecht, umumnya dlatur dalam Buku Ill KUHPdt. Dikatakan ber-
sifat relatlf karena hak lnl hanya dapat dltujukan dan dipertahan-
kan tamadap plhak dalam hubungan hukum. Contohnya adalah hak
untuk mamakai benda, hak untuk mambali benda, hak untuk me-
nyawa banda, dan hak untuk mamparolah gantl karuglan. Sedang-
kan hak persoon/Jjkadalah hak untuk memperolah suatu benda bar-
dasar pada perjanjlan, mlsalnya, juaJ bell; atau berdasar pada ke-
tantuan undang-undang, mlsalnya, pewarfsan. s
A
2. Hak atas Benda s
Hak yang malekat atas suatu benda dlsebut 'hak atas banda'. Hak atas
benda lazJm dlsebut 'hak kebendaan' (zake/Jjklecht). Hak kabendaan ada-
Ish hak yang mamberlkan kekuasaan langsung atas suatu benda dan
dapat dlpertahankan terhadap slapa pun. Setiap orang harus manghormatl PI
hak tersebut. Orang yang bemak adalah bebas menguasal bendanya. Hak pc
kebendaan barslfat absolut (mutlak). Contoh hak kebendaan adalah hak he
milik, hak memungut hasll, hak sewa, hak pakal, hak gada!, hak hlpotak. se
dan hak kakayaan lntelaktual. hil
Sebagal hak yang malakat atas suatu benda, hak kebendaan ltu mamlllkl
hL
tin
beberapa karakteristlk (clri-clri khas) yang mambedakannya dengan hak
yang lain. Beberapa karaktaristlk (clr1 khas) ltu adalah sebagal berikut: Ml
a. Mut1ak, artlnya dikuasal dengan bebas dan dlpertahankan tarhadap be
slapa pun. Contohnya, hak mlllk, hak clpta, dan hak paten. pa
set
b. Mangikuti banda dalam tangan slapa pun benda ltu barada. Con- ka1
tohnya, hak sewa, hak pungut hasll, dan hak pakai.
bel
c. Hak yang ta~adi lebih dulu tingkatnya lebih tinggi. Contohnya, pada
sebuah rumah malakat hak tanggungan, kamudlan melekat pula 3.
hak tanggungan barlkutnya, kedudukan hak tanggungan pertama Sal
lablh tlnggl daripada hak tanggungan kedua. Maksudnya dalam hal cat
136 Hukum Perdata lndoneala
Benda dan Hak Kebendaan

penyelesalan utang, hak tanggungan pertama dlselesalkan leblh


dulu darfpada hak tanggungan kedua, ketiga, dan seterusnya.
d. Penyelesalan leblh dlutamakan. Contohnya, hak tanggungan atas
sebuah rumah. Jika pemmk rumah pallit, hak tanggungan memper-
oleh priorltas penyelesalan tanpa memertlatlkan pengantl palllt tar-
sebut.
e. Hak gugat dapat dllakukan temadap slapa pun yang mangganggu
kenlkmatan benda dan hak atas benda ltu.
f. Pemlndahan hak kabendaan dapat dilakukan kepada slapa pun.

Setelah bertaku Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok


Agraria, penguasaan secara bebas atas hak kebendaan dapat dlbatasi.
Satlap orang yang mempunyal hak atas suatu benda tldak bolah samau-
ITfB saja manguasaJ benda ltu. Penguasaan benda dlsesualkan dengan
kspentingan umum . Hak mlllk mempunyal fungsl soslal. Penguasaan dan
pengglnlan hak kebendaan dlbatasl oleh kepentlngan orang lain.

Pembatasan penguasaan dan penggunaan hak kabendaan tldak hanya


pada banda tldak bergerak, tatapl juga pada banda bergerak. Mlsalnya,
hak menguasaJ dan menggunakan radio walaupun radio ltu hak mUik
sandlrt, pemlllknya tldak bolah mambunyikan radio ltu semaunya saja se·
hlngga keblslngan mengganggu ketenteraman orang lain. Manurut sistem
hukum Indonesia, slfat mutlak hak atas suatu benda dibatasl oleh kepen-
tilgan orang lain atau kepentingan umum.

~~sallain lagl adalah hak. sewa atas sebuah rumah, penguasaan rumah
berdasar pada hak sewa tldak bebas lagl bagl penyewa menempatkan
para WTS sebagal penghuni melaksanakan praktlk prostltusi. Hak sewa
semacam lnJ akan mengganggu katertlban dan ketenteraman masyara-
kal sekltamya Kar.:ma itu, hak sewa sebagal hak kebendaan tldak lagi
berslfa1 mutlak, sebagalmana hak kebendaan yang dlatur dalam KUH Pdt.

3. Klasifikasi Hak atas Benda


Sebagalmana telah dlkemukakan sebelumnya, Buku II KUHPdt telah dl·
ca.but bertakunya sejauh mengenal buml, air, dan segala kel<ayaan alam

Hukum Perclata lndon..ta 137


yang tert<andu'lg d dalarnrff8, kscuall hlpotek. Oengan demiklan, hak-hak
yang berkenaan dengan tanah yang 8Udah dicabut dart Buku ~I KUHPdt
tersebut mellpuU:

a. Hak mWk (elgendom);


b. Hak gU'\8 usaha (erfpacht);
c. Hak guna bangunan (opstal);
d. Hak pakal pekarangan (ssrvltwt);
e. Hak poogut hasll (Vruchtg9brl6k);
f. Hak sewa bangunan atau hak sewa tanah untuk bangunan; dan
g. Semua hak yang belbnaan dengan tanah lalmya, keclalt hlpotek.

Semua hak yang berkenaan dengan tanah tersebut sudah dtatur dalam
Undang-Undang Nornor 5 Tahtrl 1980 tentang Pokok Agrarta dan .oleh
karan1a ltu mel !~ad~ obf8k hulcun agrarta, kecualf ma'lg8n8l hlpotek. Dalam
hal lnl, tetap bartaku ket8nt\Bl Buku II KUHPdt. Sebenamya, yang men-
jadl objek hukll'll agrartanu adalah prosedur atau tata cara mamperallh-
kan dan memperoleh hak kebendaan. Sementara perjarllan yang menjad
dasar perallhan dan perolehan hak kebendaan menja<l objek hukum per-
data.
Hak-hak kabendaan yang maath teralsa dalam Buku II KUHPdt adalah
hak-hak kebendaan yang bU<an mengenal tanah, air, dan segala kekaya-
an alam yang tert<andung dl dalam tanah dan air ttu dltambah dengan hak
hipotek. Hak-hak kebendaan tersebut dlklasiflkaslkan sebagal halt keben-
daan yang rnembert kenlkmatan dan hak kebendaan yq member1 jamtn-
an, yattu:
o Hak kebendun y.ng memberl kM'IIIcnuan (genootat.cht)
Hak kebendaan yang rnembelt kenlkmatan (genootsrecht) c:lktaslft-
kaslkan lagl ~ dua macam, yattu:
•· , . , , . , kMikm•,., du , _ , mH/Ic undlrl
Mlsalnya. hak rnlllk atas bend& bergerak atau bend& yang bu-
kan tanah dan hak penguasaan (bezlt) atas benda bergerak.
' .
131 Hukunl , . , ... lndon....
Benda dan Hak Kebendaan

b. MemiHrl kM~/Jcmatan atas benda m/1/k orang Jain


Misalnya, bezit atas banda bergerak atau benda bukan tanah,
hak pungut hasll atas benda bergerak atau banda bukan ta·
nah. hak pakal dan mendlaml atas benda bukan tanah, dan
hak pakal atas banda bargerak.

0 Hak kebendaan yang member! )amlnan (zake/l}ke zekerhe/ds·


r~t)

Hak kebendaan yang memberi jamlnan (zakaliji«J z8karheldsrecht)


dlklasiflkaslkan lagi menjadl dua macam, yaltu:

• Gadal (pand), jamlnannya adalah banda bergerak dan


• Hlpotek, jamlnannya adalah benda tidak bergerak.

Hak jamlnan lnl terjadl karena hubungan hukum utang-plutang an-


tara d&bitor dan kredltor. Hak jamlnan lni (gadal, hlpotek) tennasuk
hak jamlnan khusus, yaltu mengenal banda tertentu saja.

4. Asas-Asas Hak Kebendaan


Hukum benda dalam Buku II KUHPdt mengatur ketentuan mengenal
asas-asas yang mendasar1 hak-hak kebendaan . Asas-asas tersebut ada-
h lah sepertl dluralkan berfkut lnl.
a-
k 4.1 Asas hukum pemaksa (c:lwlngendrecht)
Asas lnl mendasar1 ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa orang
n- lldak boleh mengadakan hak kebenclaan selaln dari yang sudah diatur
dalam undang-undang. Apa yang sudah dltentukan undang-undang harus
dlpatuhl secara sadar, tldak boleh dlslmpangl.

fi-
4.2 Asas dapat dipindahtangankan
Asas lnl mendasar1 ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa semua
hak kebendaan dapat dlplndahtangankan, kecuall hak pakal dan men-
ciaml. Orang yang berhak 1idak boleh menentukan bahwa "hak itu tidak
dapat dlplnclahtangankan". Lain halnya dengan plutang, para plhak dapat

tlllrum Pwdata lndon.ala 139


s ....da dan Hllk Kebenc:laan
menentukan bahwa •piutang tidak dapat dlplndahtangankan•. lnl adalah
ketentuan khusus dalam KUHPdt.

4.3 Asas lndlvldualttas


Asas Jnl mendasart ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa objek hak
.
kebendaan selalu benda tertentu atau dapat dl1entukan secara individual,
yang merupakan kesatuan, mlsalnya, rumah kedlaman Jalan Cengkeh No-
mor 11 Gedungmeneng, satu stel kursi tamu. atau mobll Minibus BE 2458
AN. Objek hak kebendaan tldak boleh banda yang dttentukan menuru1
jel'ls dan jlJ'lllah, misalnya, 10 buah kendaraan bennotor, 100 ekor burung.

4.4 Asas totalltas


Asas Jnl mendasart ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa objek hak
kebendaan selalu ter1etak dl atas seluruh objel<nya sebagal satu kesatu- r
an. Mlsalnya, hak jamlnan plutang atas kendaraan bennotor mobll BE
c
2458 AN sebagal satu kesatuan tennasuk ban serep, klllcl, dongkrak,
dan radio/tape mobil. 4
4.5 Asas tldak dapat dlbagl A
b
Asas lnl mendasart ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa orang
yang berhak tldak boleh memlndahtangankan sebaglan dart penguasa- 8
gl
an atas hak kebendaan yang ada padanya. Msalnya, pemlllk kendaraan
~
mobil tldak boleh memlndahtangankan sebagian penguasaan atas mobil
0)
l1u kepada orang lain. Penguasaannya atas mobil ltu harus utuh sesual
II
dengan hak kebendaannya 11u. Akan tetapl, pemlllk rumah menyewakah
sebuah kamar kepada mahaslswa tldak tennasuk dalam pengertlan pe-
ha
nguasaan rumah-pemHiknya ltu dapat dlbagl.
4.1
4.6 Asas prlorttas As
Asas lnl mendasart ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa semua mE
hak kebendaan memberi penguasaan yang sejenis dengan penguasaan (Ice
atas hak mlllk (elgsndom) walaupun luasnya berbeda-beda. Karena ltu, Jar\
pertu dJatur urutannya menurut kejadlannya. tJisalnya, atas sebldang ke- ~
bun dlbebanl hak tanggungan, kemudlan dlbebani lagl dengan hak pungul bar

140 Hukum Perd•tll lndonall


a.nda dan Hale Kebendaan

hill. ArUnya, kradltor mempunyaJ hak memper1akukan (melelang) benda


~ ltu tanpa memertlatlkan hak-hak yang tENjadllebih kemudlan.

8aolah-olah benda jamlnan ltu tidak c:lbebani dengan hak-hak yang lain-
• · Hal yang dipertlatlkan hanya hak tanggungan yang terjaclnya lebih
MI. Jadi, plutang yang dljamln dengan hak tanggungan Jtu leblh dlprlor1-
tlakan pelooasannya dartpada hak-hak yang t8fjadllebih kemudlan.

4.7 Aaaa percampuran


Alas lnl mendasart ketentuan mengenaJ hak kebendaan bahwa jlka hak
)W'SJ membebanl dan yang dlbebani ltu bercampur dalam satu tangan,
Mk yang membebanl l1u lenyap. Contohnya adalah hak nt.mpang karang
llrrfap apabtla tanah pekarangan 1tu dlbell oleh yang bersangkutan (Pasal
718 KUHPdt). Hak pungut haslllenyap apablla pemegang hak tersebut
1*1&dl pemlllk tanah kebun ltu, mlsalnya, karena jual bell, pewarfsan,
din hbah (PasaJ 807 KUHPdt).

Alas lni mendasari ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa hak atas
blnda tklak bergerak dlt.mt.mkan dan didattaJ1<an dalam raglsl&r t.mlMtl
g
8ldan Pertanahan Nasional (BPN) setempat, mlsalnya, hak mlllk. hak
IJil8 usaha, dan hak guna bangunan. Akan tetapl, hak ksbendaan atas
banda bergerak tldak pertu dlumumkan dan tldak pertu dldafta~. mlsal-
"tt. hak mllik atas pakalan ~ dan hak gadal, kecuall Jka undang-
IRiang menentukan lain atau hak kebendan atas kendaraan bermotor
hilus cldaftarkan dl kantor samsat setempat.

U Asaa perjanjlan memlndahkan hak kebendaan


Asas lnl mendasart ketentuan mengenal hak kebendaan bahwa untuk
memperoleh hak kebendaan per1u dilakukan dengan perjanflan zakelljk
(kebendaan), yaltu perjanjlan memlndahkan hak kebendaan. Setelah per-
)lrjan zaks/fk selesal dllakukan, tujuan pokok tefcapai, yaltu memperoleh
hlk ksbendaan. Tegasnya, hak yang melekat atas banda ltu berplndah jl<a
blndanya ltu dlserahkan kepada plhak yang memperoleh hak kebendaan

141
Bendll dlln Hak Kebendaan

ltu. Mlsalnya, hak sewa rumah, hak mendlaml n.mah hanya akan dlper-
oleh apabila rumah itU diserahkan kepada peryewa untuk dldlaml sendlri.

5. Cara Memperoleh Hak Kebendaan


Ada beberapa macam cara memperoleh hak kebendaan seperti yang dl-
tentukan dalam KUHPdt. Beberapa cara tersebut diuralkan berikut lnl. &,
5.1 Pengakuan
Benda yang tidak ada pemUiknya (res ntJIIus) kemudan <itemukan dan dl-
akli oleh orang yang menemukannya sebagal mlllknya. Orang yang meng-
akul tersebut memperoleh hak mlllk atas benda ltu. Contohnya, menang- ~
kap lkan di sungal atau dllaut, berburu rusa di hutan bebas, memperoleh
intan dari tempat penggalian bebas, atau mendapat barang antlk (kuno)
i
&J
dart penggallan tanah pekarangan mllik sendlri. o;
5.2 Penemuan
Benda milk orang lain yang lepas dart penguasaannya, mlsalnya, karena
jatuh dl jalan atau hllang aklbat banjir kemudian dltemukan oleh sese-
orang, sedangkan dla tldak mengetahul siapa pemlllknya. Penemu banda
tersebut c:langgap sebagaJ pemltlk karena dla menguasal banda ltU (Pasal
19n ayat (1) KUHPdt). Ola mempunyal hak menguasal (bezlt)atas b8nda
ltu dan bezlt tersebut dlanggapsebagal 8/gendom.

5.3 Penyerahan
Hak kebendaan dlperoleh karena penyerahan berdasar pada alas hak
(rechstitel) tertentu, mlsalnya, fual bel, hlbah, dan pewar1san. Karena ada
penyerahan itu, hak kebendaan a1as benda berplndah kepada pihak pe-
nerima hak.

5.4 Daluwaraa
Hak kebendaan clperoleh karana daluwarsa (lampau waktu). Oaluwarsa
benda bergerak dan Udak ~ tidak sama. SeUap onmg yang me-
~ benda bergerak, mtsatnya, karena penemuan dl ]alan, hak niUk
c:lperolah setelah lampau waktu 3 tahun sejak dla menguasal benda ber-

142 Hulcum Perdat.llndoneela


Benda dan Hak Ko~aan

gerak ltu (Pasal 1977 ayat (2) KUHPdt). Untuk benda tldak bergerak,
daluwarsa adalah 20 tahun dalam hal ada alas hak dan 30 tahun dalam
hal tidak ada alas hak. Setelah lampau waktu 20 tahun atau 30 tahun ltu,
orang yang menguasal bends tldak bergerak tersebut memperoleh hak
m!lik (Pasal 1996 KUHPdt).

5.5 PGwarisan
Hak kebendaan dlperoleh karena pewarisan menurut hukum warls yang
bertaku. Ada Uga macam hukum warts, yattu hukum waris adat, hukum
warts Islam, dan hul<um warts KUHPdt. Pewartsan dinyatakan terbul<a
bagt ahll waris untuk memperoleh hal< warts se)ak almamum pemlllk harte
warlsan ttu menlnggal dunia.

5.6 Penclptaan
Orang yang menciptakan benda baru memperoleh hak mlllk atas banda
ciptaannya itu. Pengertlan menciptakan di slnl meliputi mendptakan ben-
da baru dart benda-benda yang· sudah ada atau menctptakan banda baru
sama sekall yang tadlnya belum ada. Contohnya, menclptakan rumah.
Rllnah lnl benda baru, tetapl terclpta dart benda-benda yang sudah ada,
yaitu batu, pastr, semen, bata, air, dan besl ataupun Hal< paten atas pe-
nemuan televlsl, hak clpta atas suatu luklsan. lagu, atau buku sebagal
benda baru sama sekall.

5.7 lkutan atau turunan


Orang yang membell seekor sapl yang sedang bunting kemudlan sapl ltu
melahlr1<an anak. Pemlllk sapl tersebut memperoleh hak mlllk atas anak
a sapl yang baru lahlr ltu. Tumbuhan eft atas tanah pel<arangan dlnyatakan
sebagal bends lkutan dart tanah pekarangan ltu. Orang yang membell
psl<arangan tersebut berhak pula atas tanaman dl atas pekarangan Jtu
karen& lkutan.

~ 6. Hak Kebendaan Hapus


~ Hak kebendaan dapat hapus atau tenyap karena beberapa hal yang dl·
k DIUr dan dlakul undang-undang. Beberapa cara hapus atau lenyap hak
r- kabendaan tersebut akan dibahas bertkut lni,

Hukum Perdata Indonesia 143


Benda dan Hak Kebendaan

6.1 Benda lenyap atau musnah 6.5


Dalam hal bendanya lenyap atau musnah, hak kebendaan atas benda ltu Per
lkut lenyap atau musnah. MlsaJnya, hak pakal atas sebuah rurnah lenyap per
karena rumah ltu terbakar habls. Hak gadal lenyap atau hapus apablla ber
banda )amlnan ltu hllang atau lenyap. rat:

0
6.2 Benda dlplndahtangankan
0
Hak kebendaan hapus apabila bendanya dlpindahtangankan. Misalnya, 0
hak mlllk, hak penguasaan, atau hak mendlaml atas sebUah rumah men-
)adi hapus apablla rumahnya dl)ual kepada orang lain. Hak ltu hapus ka·
rena rumah berpindah kepada pemiliki baru. c.
6.3 Pelepasan hak atas benda 1.

Hak kebendaan hapus apablla te~adi pelepasan hak. Dalam pelepasan Kor
hak blasanya orang yang berhak sengaja melepaskan haknya atas banda tela
itu. Msalnya, televlsi rusak dlbuang ke bak sampah karena blaya servls- Unc:
nya mahal. Oalam hal lnl te~dl pelepasan hak. Sebaglan pekarangan eli- kon
biarkan un1uk pelebaran )alan raya. 01 slnl terjadl pelepasan hak. tida

Dal.
6.4 Daluwarsa (lampau waktu)
ten1
Karena daluwarsa atau lampau waktu, hak kebendaan lenyap atau hapus.
Daluwarsa terjadl apabila selama jangka waktu 20 tahun atau 30 tahun
pemlllk benda tfdak mau tahu lagi mengenai hak millknya atas sebldang
tanah kebun ltu (banda tldak bergerak). Atau pemlllknya lngln memper·
oleh kemball tanah kebunnya ttu, tetapl tematang karena komunlkasl yang
sullt, mlsalnya, karena perang berkepanjangan sehlngga di~ tidak mung·
kin lagl menguasal tanah kebunnya ltu.
Ben
Pada banda bergerak, daluwarsa 1tu ber1aku tlga tahun sejak benda ltu dl·
sep
kuasal oleh orang yang menemukannya. Apablla dalam waktu tlga tahun
pemlllk bends itu tldak mengajukan gugatan pengembalian (gugat revln- a.
dlkasl) banda mlllknya ltu, haknya atas benda tersebut menjadl hapus
karena daluwarsa.

144 Hukum Petdata lndonull iii(;


Benda den Hak Kebendaan

Pancabutan hak
negara dapat memperoleh hak kebendaan (hal< milik} karena
hak. Aklbatnya, pemlllk hak kebendaan ltu hllang hak atas
yang dicabut ltu. Pencabutan hak harus memenuhi syarat-sya-

Berdasar pada undang-undang;


Dllakukan untuk kepentingan umum; dan
Dengan gantl keruglan yang Iayak (patut}.

HAKMILIK
Konsep Hak Milik

hak mlllk yang dibahas di slni adalah konsep menurut KUHPdtse-


dkurangi dengan ketentuan-ketentuan yang dicabtA melalul Undang-
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarla. Dengan demiklan,
hak milik hanya meliputi hak milik atas benda bergerak dan benda
bergerak yang bukan tanah.

KUHPdt hak mllik dlatur dalam Pasal 570 KUHPdt. Menurut ke-
pasal tersebut bahwa:

•Hak mllik adalah hak untuk menikmati sustu benda dengan sepe-
nuhnya dan menguassl banda ltu dengan sebebas-bebasnya, asa/
tidak digunakan bertentangan dengan undang.undang atau peratur-
an umwn yang d/adakan oleh penguasa yang berwenang untuk itu,
S91Tluanya ltu tldak mengurangl kemungldnan adanya pencabutan
hak untuk kepentingan umum dengan pembayaran gantl kerugian
yang layak dan menurot ketentuan undang-undang. •
pada ketentuan pasal tersebut, dapat cluralkan unsur-unsur kon-
hak miUk sebagai berikut:
L Hak mlllk adalah hak yang paling utama, artlnya menjadl dasar ba-
gl segala hak kebendaan lalnnya yang mungkln terjadl bertkutnya.
Tanpa hak mlllk tidak mungkln ada hak-hak lain.
b. Pemltk dapat manlkmatl aepentllnya, artlnya dapat rnemakal
puas-puasnya. dapat rnerneUk rnanfaat samakslmal nulgkrl,
dapat rnemeUk hasll sabanyak-banyaknya.

c. Pamlllk dapat rnengl8S8I aababasobebasrtta. ar11nya dapat nallllcllil


kan perbuatan apa saja tanpa batas talfladap banda mllknya
mlsalnya, memallhara sebalk-balcnya, rnembabanl dangan ruaw•.n-.1
kabendaan tartentu, mamlndahtangankan, mangubah bentuk,
kan malanyapkan.

d. Hak mHik Udak dapat clganggu gugat, balk olah orang Iarin~~~.~..-.
olah panguasa, kecuall dangan alasan, syarat-syarat, dan
katantuan lniang-undang.
a. T1dak dapat dlganggu gugat dartlkan sai&lkl untuk mamanuhl
butuhan pemiHknya sacara wajar dangan memarhaUkan ~c&n~IM1tlrlftl
an orang lain (kspantingan wmm). Panguasaan dan nanrv-.•~
hak milk clbataal olah kapanlingan Of1lllg lain. Bagalrnanaplll
ga manurut ststem hukwn Indonesia, hak mlllk rnarnpwly8l
soalal. .

2. Pembatasan Penggunaan Hak Mlllk


Bersunbar dart Pasal 570 KUHPdt, dapat dlpahaml dan clksmukakan
barapa katantuan pambatasan panggunaan hak milk barikut lnl.

2.1 Tldak bertentanpn dengan undang-undang


P&ngglnUin hak mlllk dbatasl olah ~. &ralya haNs
baltantangan dangan undal'lg-u1dang dan peraturan ~ yang hArlt~llnl
MlsU1ya, pamllk n.mah babas menggLilakan dan rnanguasal
.untuk kapartuan sendlrt. Akan tatapl, pamlllk nnah dllarang rnAIVVW
lean nnahnya 1tu li1tUk tampat b8ldilgang dan rnenylmpan mercon,
koUka, ataupun pusat parjudlan karen& bartantangan dengan •..,.....
undang.
Dalam praktlcnya p8ngaruan bertantangan dengan u~
dipaf1uas menjadJ "bertaAtangan dangan huk\.m8 • Jacl, aagala ....UUII-

1
'Benda dan Hak Kebendaan

penggunaan hak mllik bukan saja bertentangan dengan undang-undang,


melalnkan juga bertentangan dengan kesusllaan dan ketertiban umum
yang d1larang. Misalnya, penggunaan rumah sebagal tempat nbut dan
gaduh, mlnuman keras. dan pelacuran. Parbuatan penggunaan hal< millk
seperti lni termasuk dalam perbuatan matawan hukum yang mengganggu
lratertiban masyarakat (onf9Chtmatige daad).

2.2 Tidak menlmbulkan gangguan bagl orang lain


Paoggunaan hak mllik tldak boleh menimbulkan gangguan bagi orang lain
alau hak-hak orang lain. Mlsalnya, pemilik tape recorder membunylkan-
nya keras-keras sehlngga menimbutkan keblsingan yang mengganggu te-
langga atau pemlllk pabrlk yang membuang llmbah pabr1knya sehlngga
mengganggu kesehatan dan keberslhan masyarakat Ungkungannya.
I

•ya dapat dlkatakan ada gangguan (hinder) tertladap hak.tlak orang :


I
lllin, perlu dipenuhl unsur-unsur pemuatan melawan hukum (onreclitma-
l.Ve daad). Perbuatan melawan hukum tersebut mengurangi atau meng-
ttangkan kenlkmatan dalam penggunaan hak mllik seseorang yang di-
lakukan dengan sengaJa sehlngga ada hubungan 1<ausal antara perbuat- I
I
~ dengan sengaja dan hllangnya kenlkmatan dalam penggunaan hak
mllik.

Keruglan aklbat gangguan dapat dlgugat bei'dasar pads Pasal 1365 KUH
Pdl tentang onrechtmatlgs daad (perbuatan matawan hukum). Gugatan
berdasar pada gangguan menurut Pasal 1365 KUHPdt akan berhasll apa-
bla gangguan ltu mengenal penggunaan hak mllik secara normal me-
~ ruut ukuran objektif; gangguan ftu mengenal penggunaan hak mllik sen-
~· lirl, bukan hak mlllk orang lain; dan gangguan ltu mengenal penggunaan
a I8SU1ggllhnya dar1 hak mllik seseorang.
~-
r- Atrtlf Hog• Raad 1914
Plio mengemukakan contoh yurtsprudensl gugatan bei'dasar pada gang-
pn (hinder), yaltu Arrest Hogs Raad 30 Januari 1914 yang ter1<enal de-
1911\ nama Kru/ Arrest. Perl<ara tersebut te~adi antara J.A.H. Krul, peng-
n lllha rot!, dan H. Joosten. Krul digugat oleh Joosten dengan alasan

la Mum Perdata lndonula 147


Banet. dan Hak Kebendaan

pabrik rotl ltu mengeluar1<an suara keras dan getaran hebat sehlngga me-
nimbutkan gangguan bagi Joosten. Gugatan tersebut dikabulkan oleh
Hoge Raad karena suara keras dan getaran hebat merupakan gangguan
terhadap penggunaan hak mllik Joosten.
4 B

Arrest Hoge Raad 1937


Contoh lain lagl adalah Arrest Hoge Raad 31 Desember 1937 dalam per-
kara antara Willem Jan Nobel lawan Perhimpunan Mahasiswa. Perhim-
punan tersebut digugat oleh Nobel dengan alasan bahwa perhlmpunan
tersebut membuat gaduh dalam gedung pertemuannya dengan berpesta
pora sehlngga menlmbulkan gangguan bagl tetangganya Nobel. Gugatan
tersebut dlkabulkan oteh Hogs Raad.5

2.3 Penyalahgunaan hak (mlsbruik van recht)


Penggunaan hak millk harus tidak dlsalahgunakan. Walaupun orang mem-
punyal hak milik, tidak berarti bahwa dia boleh berbuat semaunya, ter-
masuk menyalahgunakan haknya ltu. Penggunaan hak mlllk dibatasi oleh
kepentlngan orang laln••tldak boleh meruglkan hak orang lain. Pengguna-
an hak mllik harus sacara wajar.

Penyalahgunaan hak adalah menggunakan hak sedemlklan rupa sehlngga


kerugian orang lain lebih besar jika dlbandingkan dengan manfaat yang
diperoleh aklbat dari penggunaan hak tersebut. 6 Rumusan lnl memban-
dingkan mana yang leblh besar keruglan yang dlderita orang lain atau
manfaat yang diperoleh pemillk dengan menggunakan haknya tersebut.
Jlka kerugian orang lain lebih besar akibat penggunaan hak, dl situ ada
penyalahgunaan hak. Jlka sebaliknya, tldak ada penyalahgunaan hak.

Masatahnya sekarang adalah apakah penyatahgunaan hak ltu termasuk


perbuatan matawan hukum (onrechtmatige daad) atau tidak? Jlka terma-

4) Pltlo. Het Zak&nrecht naar het Nederfands Burger/ifk W&tboek. Tjeenk Wllllnk.
Haarlem 1955,
5) A. Pido Ibid.
8) A. Pltlo. /bid. h. 143.

148 Hukum Perdata Indonesia


Benda dan Hak Kebendaan

u perbuatan melawan hukum, mana yang lebih besar, keruglan atau


manfaat, tidak pertu dlmasalahkan. Hal yang pertu dimasalahkan adalah
l!p8kah orang lain menderita keruglan aklbat penggunaan hak tersebut.
Besar kecll keruglan bukan masalah.
IIIah "penyalahgunaan" jelas bertentangan dengan "kepatutan atau ke-
WIIaran", sedangkan perbuatan "menggunakan hak" sa)a apabila merugl-
llln orang lain karana dllakukan sedemlklan rupa, dlklaslflkaslkan sebagal
palbuatan melawan hukt.m, apalagl penyalahglJ"'aan hal<. Perhatikan. hak
dlk mempunyal fungsi sosial.

Jldl, Inti pennasalahan adalah ter1etak pada perbuatan dan akibat yang
cllmbulkan oleh perbuatan. Perbuatan penggunaan hak atau penyalah-
glll88n hak tldak hanya yang dllarang undang-undang, tetapi juga ber-
tantangan dengan kepatutan atau kewa)aran. Oemiklan juga mengenal
lldbat yang timbul dart perbuatan, yaltu kerugian bagl orang lain. Apablla
lldbat petbuatan ltu menlmbulkan kerugian bagl dirt sendlrt atau 1ldak
ter-
.ugik.an orang lain, tidak ada masalah walaupun perbuatan dilakukan
dllngan penyalahgooaan hak.

Ytllsprudensl menetapkan penyalahgunaan hak sebagal perbuatan me-


llwan hukum (onrechtmatlga daad).

lA** rneneOOJkan ada tidaknya penyalahgunaan hak (mlsbruik van recht),


)Uisprudensi menetapkan krtterla sebagal berikut:
a) Pelbuatan penggooaan hak miNk ltu harus tidal< masuk akal (onre-
deM}k), artlnya tldak ada kepentlngan yang berharga.
b) Perbuatan penggunaan hak mlllk ltu dilakukan dengan maksud
l.l'ltuk meruglkan orang lain.

Phlk yang dtruglkan karana perbuatan penyalahgunaan hak dapat meng-


tJgat melalul Pasal 1365 KUHPdt tentang perbuatan melawan hukum.
lubektl menegaskan pula bahwa:

"Orang tldak dapat berbuat sawanang-wenang lag/ d6ngan hak


mlllk ldta sendlrf. Sekarang suatu perbuatan yang pada hakikat-
nya berupa suatu pelaksanaan darl hak mlllk dapat dlpandang se-

149
Benda dan Hak Kebendaan

bagai bertentangan dengan hukum, jika perbuatan /tu dilakukan


tanpa kepenUngan yang patut dengan maksud semata-mata untuk
mengganggu, atau merug/kan. atau sebagai suatu penya/ahguna-
anhak.•

Putusan Mahlcamah Agung Prancls


Dalam hubungan lnl, Subektl, balk melalul kullah maupun buku yang dl-
tullsnya mengemukakan putusan ter1<enal Mahkamah Agung Prancls yang
dinamakan Schoorsteen Arrest. Dalam putusan tersebut tergugat mem-
buat cerobong asap dl atas atap rumahnya yang temyata tldak ada guna-
nya. Hakim menyatakan dalam putusannya bahwa perbuatan tergugat
adalah misbruik van recht. Karena ltu, tergugat diperintahkan untuk mem-
bongkar cerobong asap tersebut. Dalam perkara ltu tergugat dikalahKan.8
1
Am•st Hoge Raad 1936
2
Putusan Mahkamah Agung Prancls lnl kemudlan dllkutt ' pula oleh peng-
adllan diBelanda. Hallnl dapat dlketahul Arrest Hogs Raad 1936yang dl-
kemukakan oleh Pltlo. Peri<ara tersebut terjadl antara seorang lnslnyur dan
seorang meesteryang Unggal bertetangga dl Mokertleide negert Belanda
lnsinyur ltu mendirikan tlang yang dipasang dengan kaln kumal dl pe-
karangannya sehingga menutupl pemandangan indah dari rumah meester
tetangganya itu. lnsinyur ltu dlgugat oleh meester ke muka pengadllan.
Pengadilan memutuskan bahwa perbuatan tergugat Onslnyur) ltu adalah
mlsbrulk van recht sehlngga tlang ltu harus dibongkar.
u
Setelah tlang ltu dibongkar, kemudlan dl tempat tersebut dldlrlkan menara
al
penampungan air oleh lnsinyur ltu, tetapi tanpa plpa air sehlngga tldak
ada gunanya. Malahan, menara penampungan air ltu mengganggu pe-
mandangan lndah tetangganya, meester ttu. lnslnyur ltu dlgugat lagi oleh
meester ke muka pengadllan. Pengadilan memutuskan bahwa perbuatan
tergugat Onslnyur) ltu adalah mlsbrulk van recht sehlngga menara air ltu
harus dibongkar.9

7) A. Subel<U. PoJ<of<-Pokok Hukum PQrdata. Penerblt lntermasa. Jakarta 1978. h. 57.


8) A Subekti. fbid H
9) A. Subekli. lbid. pt
1SO Hukum Perdata Indonesia ii
Benda dan Hak Kebendaan

AlaS dasar putusan ltu, lnslnyur tersebut melengkapl menara air ltu de-
ngan pipa dan pompa air sehlngga kelihatan kegunaan menara air itu . Hal
iV kemudlan dlgugat lagl oleh meester ke muka pengadilan dan peng-
adilan temyata menolak gugatan meester dengan alasan tldak ada mls-
brulk van recht. lnslnyur ltu dlmenangkan oleh pengadllan.

Pembahasan yurisprudensl tersebut dl.atas membuktlkan bahwa perbuat-


an dikatakan sebagal penyalahgunaan hak apablla dllakukan secara tldak
masuk akal (onrede/Qk), yaltu tidak sesual dengan kepaMan, kewajaran,
dan tldak ada gunanya. 01 samplng ltu, penggunaan hak bertujuan me-
rugikan orang lain. Penyalahgunaan hak termasuk perbuatan matawan
IP.Jktm (onrechtmatiga daad) karena ltu dapat dlgugat berdasar pada Pasal
1365 KUHdt.

2.4 Pembatasan oleh hukum tetangga

Hukum tetangga (buranrecht) adalah hukum yang mengatur hak dan ke-
wapban orang yang hldup bertetangga. Hak dan kewajlban tersebut ber-
kenaan dengan penggunaan dan penguasaan hak mllik yang lataknya
berdekatan atau berdampingan. atau hak mllik bersama. Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarta temyata belum mengatur
pelaksanaan yang berkenaan dengan hukum tetangga. Oleh karena itu,
dapat dlslmpulkan bahwa ketentuan-ketentuan mengenai hukum tetangga
yang terdapat dalam Buku II KUHPdt sepan]ang tidaklbelum diatur oleh
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agrarfa dan per-
aturan pelaksanaannya, tetap dapat dllkutl sebagai pedoman.
(

Hukum tetangga adalah ketentuan huklm yang membatasl kebebasan se-


seorang dalam penggunaan dan penguasaan hak mlliknya. Pembatasan
tersebut adalah kepentingan tetangga. Konsep ini sesuai dengan ketentu-
an Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria
yang menentukan bahwa:
"Hak mllik mempunyal tungsi sosla/. •

Hldup bertetangga adalah hldup bennasyarakat yang dibatasi oleh kewa-


Pban temadap satu sama lain. Pembatasan oleh hukum tetangga bukan
Hukl.lm Perdata Indonesia 151
Benda dan Hak Kebendaan

berartr pengurangan temadap kenlkmatan hak milrk seseorang, melaln-


kan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertlban secam kekeluargaan
dalam hidup bertetangga.

Pasal 626 KUHPdt mewa)lbkan pemrlik pekamngan yang letaknya lebih


rendah untuk menerima allran air dart pekarangan yang letaknya leblh
ttnggi. Pemlllk pekarangan tersebut dllarang membendung aliran air itu
dan sebaliknya. Ketentuan pasal lni dimaksudhn bagl allran air karena
perbedaan letak tanah pekarangan, bukan karena perbuatan manusJa.

Pasal 666 KUHPdt member! hak kepada tetangga untuk menuntut te-
tangga yang lainnya agar memotong dahan-dahan pohonnya yang men-
julang ke atas pekarangan tetangga tersebut (ayat (1 )). Orang yang meng-
alaml dahan po'hon tetangganya mellntang di atas pekarangannya berhak
menuntut dahan-dahan itu dlpotong supaya daun-daunnya tldak mengotori
halamannya (ayat (2)).

Pasal 667 KUHPdt mewajibkan pemlllk pekarangan member1 )alan ke


luar ke jalan besar kepada tetangganya yang mempunyal pekarangan di
tengah-tengah atau di belakang. Pasal lnl mengatur cara bagaimana se-
harusnya orang yang tlnggal di baglan belakang diberi jalan keluar. Hal inl
sesual benar dengan daerah pemukiman yang makin padat dl kota-kota
besar.

2.5 Pencabutan hek untuk kepentJngan umum


Apablla kepentingan umum menghendakl, hak mlllk dapat dicabut dart pe-
millknya, mlsalnya, untuk membangun rumah sakit, jalan mya, atau ge-
dung sekolah pemerfntah. Akan tetapi, pencabutan hak rtu harus dengan
alasan, prosedur, dan gantt keruglan yang layak menurut ketentuan un-
dang-undang. Pemerintah tidak boleh berbuat semaunya sa]a mencabut
hak orang walaupun dengan alasan hak mlllk mempunyal fungsl soslal.

Dalam pelaksanaan pembangunan sekarang lnl banyak kasus pencabut-


an hak. 01 satu sisl, untuk melaksanakan pembangunan guna mening-
katkan kesejahteraan rakyat. Namun, di slsl lain, menlmbulkan gejolak
soslal karana pencabutan hak berslfat pemaksaan tanpa dllmbangl de-

152 Hukum Pei'data Indonesia


Benda dan Hak Kebendaan

ngan lmbalan ganti kerugian yang layak dan prosedur yang tidak konsls-
ten dengan ketentuan undang·undang atau dllakukan secara sewenang-
wenang. Kasus semacam lnl banyak te~acli, baik di kota besar maupun di
perdesaan.

h
3. Ciri-Ciri Hak Milik
Ada tlga clri hak milik, yaitu hak utama: hak itu utuh dan lengkap: serta
hak ltu tetap, tldak lenyap. Ketlga clr1 hak mlllk tersebut clbahas dalam
uralan berfkut.

3.1 Hak utama


Hak millk adalah hak utama. lnduk dari semua
hak kebendaan. Soetan
Maflkoel Adll menyebut hak milik ltu sebagal hak pangkal (orlginalr recht)
karana dengan adanya hak utama, maka dapat te~adl hak-hak laln. Hak-
hak lain ltu tldak lebih dari hak turutan (afgelaide rechten).10

Dikatakan hak utama karena hak mUik itu paling dulu terjadi daripada hak-
hak lain. Hak mllik adalah lnduk dar1 semua hak kebendaan. Tanpa ada
hak mllik lebih dulu. tidak mungkin ada hak kebendaan yang lain dl atas
a suatu benda. Hak mlllk tidal< terbatas, sedangkan hak-hak kebendaan lain
terbatas.

rK:Iak akan ada hak pakai. hak pungut hasil, atau hak gadal pka tidak dl
atas banda mllik orang lain. Benda milik sencliri tidak mengenal hak-hak
kebendaan kamna sudah tercakup dalam konsep hak mllik. Hak milik ltu
tldak terbatas penggunaannya oleh pemllik.

3.2 Utuh dan langkap


Hak milik secara utuh dan lengkap melekat dl atas banda mlllk sebagal
satu kesatuan bulat. tldak terpecah-pecah. Misalnya. hak milik atas se-
bUah rumah, rumah slfatnya utuh sebagal satu kesatuan. Hak mllik me-
lekat pada rumah ltu sebagai keseluruhannya. lldak ada hak mlllk atas

~
10) Soetan Mallkoel MI. Hak-Hak Ksbondaan. Penerbit Pembangunan. Jakarta. 1962.
e- h.17.

Ia Hukum ~rdata lndon.al• 153


Benda dan Hak Kebendaan

sebuah kamar sa}a di dalam rumah. Kamar itu adalah baglan dari rumah,
satu kesatuan dengan rumah keseluruhannya.

Dengan demlklan, tldak mungkin dllakukan pemlndahtanganan at~s se-


buah kamar kepada plhak lain sebagal hak mlllk. 1ldak mungkln ada hak
mlllk dl dalam hak mlllk. Akan tetapl, hak pakai mungkln, hak sewa mung-
kin. hak pungut hasll mungkin, ataupun hak penguasaan mungkln.

3.3 Tetap, tldak lenyap


Hak milik slfatnya tetap, tidak tenyap oleh hak k&bendaan lain. Hak mlllk
adalah hak utama, tnduk, pangkal tidak mungkin lenyap ol~ hak-hak
kebendaan lain, misatnya, hak milik terhadap hak pakal atau terhadap
hak pungut hasll. Hak milik hanya akan lenyap apabila barplndah tangan
kepada orang yang berhak menguasal setelah Jampau tenggang waktu
tertentu (daluwarsa).

Seballknya, hak kebandaan lain dapat Jenyap apabila menghadapl hak


mllik. Mlsalnya, hak pakal Jenyap apablla hak mlllk berpindah tangan ka-
rena dljual. Hak gadallenyap apabila banda Jamlnan itu kemball ke dalam
tangan pemiliknya. Hak pungut hasil lenyap apablla hak milik diperoleh
pemungut hasll karena daluwarsa. Hak mendiamllenyap apablla hak mlllk.
atas rumah dlperoleh karena warisan.

4. Hak Milik Bersama


Mengenai hak millk bersama tldak ada pengaturan secara umum dalam
KUHPdt. Pengaturan yang ada, yattu pengaturan secara khusus mengenal
harte peninggalan sebagai harta milik bersama. Dlkatakan hak mlllk bar-
same {medeelgendom) karena terdapat beberapa orang pemlllk atas sua-
tu banda yang sama. Setlap pemillk peserta memiUki baglan yang tidak
dapat diplsahkan dari banda itu.

Menurut ketentuan Pasal 573 KUHPdt bahwa:


"Pambaglan banda yang dlmilild o/ah /abih dari satu orang /Jaros
dflakukan manurut aturan-aturan yang ditantukan tantang pamlsah-
an dan pambagian harta pen/ngga/an. •

154 Hukum Perdata lndoneala


Alcan tetapl, manganal harta petW1ggalan dapat clterobos sehlngga dapat
dlpisahkan atau clbagt antara para ahl W8lt8nya. Hak """ bersama yang
tertkat lainnya hanya dapat dlbagt apablla partkatan ltu pulus atau btmar.
Msalnya, petkawlnan putus karana pen:eralan, persekutuan bubar lea-
rena pen:endan, atau persekutuan bubar karana beralchlr.11

5. Penyerahan Benda (Levering)


Penyerahan adalah salah satu can1 mamperolah hale kebendaan yang pa-
ling banyak terjacl dalam masyarakat. Lambaga penyerahan 1n1 dlkanal
dalam BW Belanda dan juga KUHPdt, 1atapl11dak dlkenal daJarn Code
Civil Pnlncls.

5.1 Konup penyerahan


Penyerahan adalah pengalihan suatu banda oleh pemlllknya atas nama-
nya kepada orang lain sehlngga orang lain ltu memperoleh hale ~
an atas banda ttu. Mlsalnya, dalam jual bel, jual bel tersebut baru dalam
taraf nMrintdcan hak cBl k8W11Jban saja (obllgafDitJ, tatapl balun meng-
allhkan hak rna.Hak m11< baru beralll kapllda pembell selelah cJiakukan
penyerahan bandanya ltu oleh ~ual kapada pembel. Jacl, panyerahan
adalah pelbla._. yurkls yang mengalhkan atau memlndahkan hak miJik
(transfer of ownenll/p).
Code Civil Prancls tidak mengenal lfwerlng. Hak mntk langsung berallh
pada saat P81tan)lan terjadl. Dengan damildan, dalam jual bell hak mlllk
atas banda yang «<fual,langulg beniUh kapada pembell ketlka perjar1ian
jual ballltu terjacl (sah).

Dalam p8ljanJian jual bell, hlbah, .,8mbertan haclah, atau ll*ar..menukar


penyerahan ltu memlndahkan hak mlllk, t. . . dalam peljanjian lain, se-
per11 sewa-menyewa, plr1am pakal, panltlpan, ~.dan jaminan,
penyerahan ttu bukan memlndahkan hak millk, melainka1 mengenal hak
penguasaan (bezlt) . . atas bandanya.

11) W.M. ~. lkhfiMr,....,.


8McM , _ , . Dalllm Kampendlum Hulun BeiMdL
PHerbft ........ Kerja Sarna llmu Hulcum lndoneU.BUnda. '...arav.nhage.
1882. h. 23.

1.
Benda dan Kak Kebendaan

5.2 Jenls·jenls penyerahan


Janis panyerahan bergantung pada benda yang akan diserahkan, yaitu
benda bergerak berwu}ud, benda bergerak tidak berwujud, dan benda ti-
dal< bergerak.

a Penyerahan bends bergersk berwujud


Penyerahan benda bergerak befwujud dlatur dalam Pasal612 KUH
Pdt, yartu dilakukan:
• Oengan nyata dan tangan ke tangan:
• Dengan penyerahan kuncl gudang di mana benda dlslmpan;
• Oengan tmditio brevi manu Jika benda ltu sudah berada da-
lam penguasaan yang berhak menerima, misalnya, penyerah-
an hak m!llk kepada penyewa atau pemakal; dan
• Dengan constitutum possessor/urn Jika banda ltu tetap berada
dalam penguasaan pemUik semuJa, mlsalnya, dalam pe~anjl­
an jual bell rumah. penjual selaku pemllik tetap menguasai
rumah berdasar pada sewa-menyewa dengan pembe11. 12

a P.nyerahsn bendiJ bergerak tldalc berwujud


Penyerahan benda bergerak tldak berwujud daatur dalam Pasal
613 KUH Pdt, yaltu dilakukan sebagal berikut:

• Plutang atas tunjuk (aan toonder) dilakukan dengan nyata dari


tangan ke tangan, mlsalnya, surat cek.

• Piutang atas nama (op naam) dilakukan dengan cess/9, yaitu


surat pemyataan memlndahkan plutang dlsusul dengan pe-
nyerahan sural plutangnya, mlsalnya, saham atas nama.
I. • Piutang atas pengganti (aan order) dilakukan dengan endosse-
men dan penyerahan surat piutangnya, mlsalnya, wesel dan
aksep.

12) W.M . IOeyn. ibid. h.31.

Ia ltulcum Perdata lndon. .ta 157


Benda dan Hak Kebendaan

Q Penyerahan bends tldak bergerak


Penyerahan banda tldak bargerak diatur dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria dan peraturan pe-
laksanaamya. Penyerahan banda tidak bargerak barupa tanah dan
yang melekat di atas tanah dllakukan dengan akta autentik di muka
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Menurut peraturan yang ber-
laku sekarang, PPAT dapat berupa notarts dan dapat p\Ja berupa
camat yang di situ balum ada notarts PPAT berdasar pada daerah
ke~a maslng-maslng. Kemudlan, akta PPAT tersebut didaftar1<an
ke Kantor Badan Pertanahan Naslonal (BPN) setempat. Atas dasar
akta PPAT tersebut, pejabat pendaftaran tanah dl Kantor BPN se-
tempat manerbltkan sertffikat hak mllik sebagal tan<:Ja biJ<tl hak yang
ter1<uat.

Dl negerl Belanda penyarahan hak mlllk atas banda tldak bargerak


karena jual bali, tukar-menukar, dan hibah dilakukan dengan akta
notarfs yang memperalihkan hak mllik. Ksmudlan. akta notarfs ter-
sebut dldaftarkan dalam daftar hlpotek. 13 01 Indonesia, penyerah-
an hak milik yang berkenaan dangan tanah atau tanah baserta
banda yang berada dl atasnya dllakukan sesual dengan peraturan
sekarang, yaltu dengan akta PPAT (notarls atau camat). Akan te-
tapl, untuk benda tldak bergerak selaln dari tanah dllakukan de-
ngan akta notarfs, kemudlan dicatat dalam daftar yang disediakan
khusus untuk banda tldak bergerak yang bukan tanah.

5.3 Syarat-syarat penyerahan


Dalam Pasa.l 584 KUHPdt ditentukan, antara lain, cara memperoleh hak
mllik itu karena penyerahan bardasar pada suatu perlstiwa perdata untuk
memlndahkan hak mlllk dllakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas
terhadap banda ltu. Atas dasar ketentuan lnl, dapat dltentukan syarat-
syarat penyerahan, yaltu:

13) WM. Kleyn. lbld.h. 30.

158 Hukum Perdata lndone•l•


Benda dan Hak Kebendaan

0 Harus ada alas hak (tlta/)


Yang dlmaksUd dengan alas hak (tltel) adalah hubungan hukum
yang menjadl dasar dllakukannya penyerahan . Hubungan hukum
tersebut dapat timbul karena pe~anjlan, sepertl jual beli, tukar-
menukar, pemberian hadlah, dan dapat timbul karena ketentuan
undang-undang, misalnya pewarisan. Hubungan hukum lnf bersitat
obllgatoir, artlnya baru dalam taraf menciptakan hak dan kewajlb·
an, belum memlndahkan hak mlllk.

0 Harus ada perjanjlsn yang berslfat kebendasn (zskelljk)


Un1uk memindahkan hak mllik ltu per1u dldasari perjanpan yang
berslfat kebendaan (zakeOjk), yaJtu pe~anpan yang mamlndahkan
hak kebendaan sebagaJ aklbat dari adanya hubungan hukum obi/·
gatolr. Pe~anjlan memlndahkan hak kebendaan adalah pelaksan~­
an/reaBsasl dart pei'Hlnjlan obllgato/r.

0 Harus dllskukMJ o/eh orang yang berlutk


Orang yang memindahkan hak kebendaan ltu harus orang yang
berhak atau mernpunyal kewenangan yang sah, yaitu orang yang
memillkl banda itu sendlrt (pemlllk sah), berdasar pada alas hak
tertentu, misalnya, pemegang kuasa, pernegang gadaJ, dan hipotek.

0 Harus dllakukan dengan penyerahsn nyata


Hak mlllk baru secara nyata berplndah jika d1lakukan penyerahan
nyata dart tangan ke tangan atau yang dlanggap dilakukan dart
tangan ke 1angan. Penyerahan nyata ini kehhatan pada benda ber-
gerak, sedangkan pada benda tldak bergerak tldak kehhatan, yang
kelihatan justru penyerahan yurldis dengan pembuatan akta auten-
11k. Penyerahan nyata dapat diketahui dart penyerahan akta auten-
tik dari tangan ke tangan.
Sehubungan dengan alas hak (titel) yang mendasari penyerahan timbul
masalah, yaltu dalam hal alas hak tldak sah, apakah mengakibatkan pe·
nyerahan juga menjadl tldak sah? Bagalmana per11ndungan temadap pl-
hak ketiga yang memperoleh hak mllik secara jujur Oktlkad baik)? Ada
dUa ajaran (doktr1n, teort) yang mambahas masaJqJ: fnl, yaltu teori kausaJ

Hukum Perdata lndoneala 159


Benda dan Hak Kebendaan
..
dan teori abstrak. Kedua teori tersebut bertkut lnl akan dijelaskan satu per
satu.

Teorl Jcauu/
Teori lnl dipelopori oleh Paul Scholten, yang menyatakan bahwa penye--
rahan sah apabila alas hak sah, penyerahan tidak sah apabUa alas hak
tldak sah. Jadl, sah tidaknya penyerahan bergantung pada sah tidaknya
alas hak. Alas hak harus nyata, tldak cukup hanya anggapan belaka.
Walaupun teori kausal mengabalkan plhak ketiga yang jujur, hukum tetap
memberikan per11ndungan.

Teorl abstrak
Teori lnl dipelopori oleh Mel)ers, yang menyatakan bahwa sah tldaknya
penyerahan Udak bergantung pada sah tldaknya alas hak. Penyerahan r
dan alas hak adalah dua hal yang ber1alnan dan tE!rplsah satu sama lain. r
Bahkan, dapat terjadl bahwa penyerahan sah walaupun alas hak tidak jl
sah atau tanpa alas hak. Tldak per1u harus ada alas hak yang nyata,
cukup apabila ada alas hak anggapan saja. T eori abstrak bertujuan me- 1
IndungI plhak ketlga yang jujur. Akan tetapl, akibatnya teori lnl menjadl ~

ekstrem, alas hak tldak ada lalu dlanggap ada. n


n
Yurfsprudensl b
Bagalmana pendapat pengadilan menghadapl kasus semacam lnl? W .M. c
Kleyn menyatakan bahwa Hoge Raadpada tahun 1950 (HR 5 Mel 1950, t,
N.J. 1951 Nomor 1) memillh ajarallAeorf kausal dan pendebat yang kalah
p
memlllh juga ajaranlteorf kausal inl. Dalam slstem kausal yang dlterfma
s
oleh Hoge Raad, suatu pengalihan hak tidak sah apabila temyata tidak
n
ada alas hak (titel) yang sah.
p

1
D. PENGUASAAN BENDA (BEZIT)
K
1. Konsep Penguasaan Benda IQ
Penguasaan benda dalam bahasa aslinya bahasa Belanda adalah bezit. b
IQ
Untuk memahaml bahwa bezft dapat diterjemahkan dengan lstllah "pe-

160 Hukum Perdaa Indonesia ii


Banda dan Hak Kabendaan

nguasaan benda", per1u dlpelajari unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal


529 KUHPdl Menurut ketentuan pasal tersebut, bezit adalah keadaan
memegang atau menikrnatl suatu bends oleh orang yang menguasalnya,
baik sendirt maupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah ltu ke-
punyaannya sendlr1.

1.1 Menguasal suatu benda


MenguasaJ suatu banda mungJ<In sebagal pemegang saja, mungkln juga
sebagal orang yang mentkmati bendanya . Menguasal banda sebagal pe-
megang saja, mlsalnya, pada hak gadal. Pemegang banda jam[nan tidak
boleh menlkmatl benda jamlnan. Ola hanya menguasal dalam artl me-
megang saja (houder).

Menguasal banda sebagal orang yang menlkmatl artinya mengamb1l


manfaat secara materiel, misalnya, pada hak pungut hasll, hak pakal, hak
mendlaml, dan hak sewa. Penguasa banda tldak hanya memegang, tetapl
~ menlkmatl dan ltu adalah hak yang diperolehnya atas suatu banda.

1.2 Dilakukan sendiri atau dengan perantaraan orang lain


Menguasal banda ltu mungkln diiakukan sendlrt atau mungkin juga de-
ngan perantaraan orang lain. Menguasal banda dllakukan sendlri, misal-
nya, menemukan lntan dl tempat gallan, memperoleh rusa dl hutan be-
bas, atau menemukan benda bemarga dl )alan. Menguasal benda sema-
cam lnl dlakul oleh undang-undang (Pasat 1977 ayat (1) KUHPdt).

Menguasal benda dllakukan dengan perantaraan orang lain. misalnya.


pada hak gada! melalul perantaraan debltur, pada hak plllgut hasil, hak
sawa. hak pakal, dan hak mendlaml melalul perantaraan pemiliknya. Me·
nguasal benda dengan cara inl dlsetujul oleh pemillknya bardasar pada
perfanjlan, Jadl dlakul oleh hukum.

1.3 Seolah-olah benda ttu kepunyaan sendlrl


Kata "seolah-olah" menunjukkan pengertian bukan mlllk sendiri, melain·
knn sepertl mink sendirt. Benda itu millk orang lain atau mulanya sebagai
banda tldak bertuan. Benda itu oleh orang yang menguasainya dlper1aku-
kan sebagal millk sendlrt.

Hulrum Perdata lndoneala 161


Benda dan Hak Kebendun
..
Memerhatikan unsur-unsur Pasal 529 KUHPdt, dapat dinyatakan bahwa •
bezit ltu adalah menguasai benda mlllk orang lain atau benda tldak ber·
tuan yang diakul oleh pemlliknya berdasar pada perjanpan atau diakul
oleh undang-undang. Karena diakui, maka orang yang menguasal benda
ltu memperoleh kewenangan menguasal yang disebut "penguasaan•.
Penguasaan benda orang lain dlsebut bezit, sedangkan penguasaan atas
banda tidak bertuan menjadl hak mllik. Dengan demlklan, penguasaan
(bezit) ltu hanya mungkln ada atas benda mlllk orang lain. Penguasaan
(bezlt) atas banda mifik sandhi tidak lazJm dlsebut karena slidah termasuk
b
dalam konsep hak mlflk.
p
Dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Purwadannlnta, "menguasal" artl-
nya bert<uasa atas sesuatu atau memegang kekuasaan atas sesuatu.
Sedangkan "penguasaan• artlnya keadaan menguasal sesuatu atau ke-
C!
adaan berkuasa atas sesuatu. Bszlt ltu adalah keadaan menguasal benda
atau keadaan berkuasa atas benda. Karena ltu, sudah tepat jlka bezit dl-
d
tel]emahkan dengan •penguasaan". Subektl mene~emahkan dengan "ke-
dudukan beri<uasa•,14 sedangkan Soetan Mallkoel Adll menerjemahkan-
nya dengan •penguasaan".15 Psnguasaan tlmbul karena ada hak keb6n-
daan yang melekat dl atas benda m/1/k orang lain.

Penguasaan banda memlhkl unsur corpus dan animus. Corpus artinya


hubungan langsung antara orang yang menguasal dan benda yang dl-
kuasal. Animus, artlnya hubungan tersebut harus dlkehendakl oleh orang
yang menguasal banda ltu. Orang ltu harus sudah dewasa dan berke-
hendak bebas, tldak dlpaksa, sehat plklran, dan tidak berada di bawah
pengampuan.

2. Fungsi Penguasaan Benda


Menurut Pitlo, penguasaan benda mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
pollslonal dan fungsi hak kebendaan (zakenrechtelijk). Fungsi pollsional

1-4) R. Subekti. op. cit.


1S) Soetan Mallkoel Adil. op cit.
162 Hukum Perdata Indonesia
Benda dan Hak Kebendaan

seball<nya dlgantl dengan fungs1 yustlslal karena yang paling tepat me-
IT)'elesalkan perkara perdata adalah hakim bukan polisi.

2.1 Fungsl yustlslal


Slapa yang menguasal suatu banda, dianggap sebagal pemilik yang ber-
hak atas benda ltu sampal dapat dlbuktlkan seballknya bahwa orang yang
menguasai banda ltu bukan pemilik yang berhak (Pasal 1977 ayat (1)
KUHPdt). Hukum mellndungl keadaan inl tanpa mempersoalkan slapa se-
benamya yang mempunyal h~ millk atas benda ltu. Slapa yang merasa
penguasaannya diganggu, dla bemak mengajukan gugatan melalul peng-
adilan negeri yang berwenang. lnllah yang dimaksud dengan fungsl yus-
Uslal.

Gugatan penguasaan hanya dapat diajukan kepada pengadllan negerl


dalam hal ada gangguan, bukan karena hllang. Pasal 550 KUHPdt me-
nentukan syarat-syarat untuk menggugat karena gangguan terhadap pe-
llJU8588n suatu banda. Pertams, penggugat harus orang yang menguasal
bandanya. Kedua, harus ada gangguan dart plhak lain. lsi tuntutan (pe-
tifum) dalam gugatan tersebut adalah sebagal ber1kut:

0 Pemyataan pengadilan, penggugat adalah orang yang menguasal


bendanya;
0 Pertntah pengadllan supaya menghentikan gangguan, pemulihan
dalam keadaan semula (rechtshersteJ), tuntutan pembayaran gantl
kerugian.

2.2 Fungsi zakenrechtelijk


Penguasaan ltu ada hanya atas benda mlllk orang lain. Penguasaan ter-
sebut bertangsung terus tanpa ada gugatan dari pemflik sebenamya. Se-
lelah lampau tenggang waktu tertentu. penguasaan akan berubah men-
fadl hak mlllk melalullembaga daluwarsa (verjaring). Jadl, tungsl pengua-
saan dapat mengubah status orang yang menguasal banda menjadl pe-
mllik banda. Hak millk adalah hak kebendaan yang paling sempuma dan
lengkap.

Hukum Perdata Indonesia 163


Benda dan Hak Kebendaan

3. Pembedaan Penguasaan Benda


Penguasaan benda dapat dlbedakan menurut tujuan dan menurut lktikad
orang yang menguasal benda ltu. Jadl, ada dua janis penguasaan benda.
yaltu panguasaan banda menurut tu)uan dan penguasaan benda menurut
lktlkad. Satlap janis penguasaan benda tarsebut dluralkan berikut lnl.

3.1 Pembedaan penguasaan menurut tujuan


Berdasar pada tujuan orang yang menguasal banda, penguasaan benda
dibedakan lagi manjadl dua macam, yaltu penguasaan 1..1'\tuk mamOiki
banda dan panguasaan untuk datansi banda. Penguasaan untuk mamlliki
banda merupakan tujuan utama yang dikehendald orang yang manguasal
banda ltu. Penguasaan untuk datensi banda tidak bertujuan mamilild
banda, tetapl hanya untuk mamegang, mamellhara, manylmpan, atau un-
tuk manlkmatl sementara.

Penguasaan untuk memillkl benda dapat te~adl karena undang-undang


atau karena pe~anjian . Karena undang-undang, misalnya, penguasaan
banda mlllk orang lain yang hilang atau karena ditemukan dl )alan. Pana-
munya dianggap pemllik oleh undang-undang (Pasal19n ayat (1) KUH
Pdt). Oalam hallnl, W1dang-undang manghendakl bahwa orang yang me-
nguasal benda yang hllang atau temuan itu dlanggap sebagai pemlllk·
nya, kecuall jlka dapat dlbuktlkan seballknya dan tnt pun terbatas hanya
dalam tanggang waktu tlga tahun un1uk benda bergerak (Pasal 1977 ayat
(2) KUHPdt).

Oamlkian juga penguasaan benda tldak bergarak, mlsalnya, sebldang ta-


nah. Apablla lampau tanggang waktu 20 tahun dalam hal ada alas hak
atau 30 tahun dalam hal tanpa alas hak, tanpa dlmlnta kemball oleh pe-
mlllknya, undang-undang manentukan bahwa penguasaan benda bar·
ubah men)adl pemllik benda karena daluwarsa (verjar/ng). Orang yang
menguasal banda ltu berubah men)adl pemlllk benda karena daluwarsa
(veryartng).

Penguasaan untuk detensl benda, penguasaan lni umumnya te~adl ka·


rena pe~anjlan yang berfaku dalam tenggang waktu tertentu saja. Ber-

164 Hukum Perdat. Indonesia


Benda dan Hak Kebendaan

dasar pada pe~anjian tertentu ltu, seseorang dapat menguasai benda


mlllk orang lain, mtsalnya, karena sewa-menyewa, plnjam pakai, atau
gada!. Orang yang menguasal benda ltu tldak berkehendak memllikinya,
tetapl hanya memegang, memellhara, menylmpan, atau menlkmatl
bendanya untuk sementara waktu. Orang yang menguasal benda untuk
sementara waktu lnl dlsebut datentor atau houder.

3.2 Pembedaan penguasaan menurut lktlkad


Berdasar pada lktlkad orang yang menguasal benda, penguasaan benda
clibedakan lag! manjadl dua macam, yaltu penguasaan banda yang jujur
~e goeder trouw) dan penguasaan benda yang tldak ju)ur (ts kwader
trouw). Olkatakan penguasaan banda yang jujur apablla penguasaan itu
dlperoleh berdasar pada cara-cara memperoleh hak mlllk, sedangkan
yang memperoleh ltu tidak mengetahul kekurangan atau cacat yang ter-
dapat pada benda ltu (Pasal 531 KUHPdt). Setlap penguasaan benda
selalu dlanggap jujur, kecuall apablla dapat dibuktlkan sebaliknya. Oalam
Bmu hukum ber1aku asas bahwa ke]ujuran ftu dianggap selalu ada pada
saUap orang, tetapl ketldakjujuran ltu harus dlbuktlkan (Pasal 533 KUH
Pdt).
Dlhubungkan dengan dua fungsl yang ada pada penguasaan, hukum
member1kan per11ndungan pada penguasaan yang jujur dengan hak-hak
kepada orang yang menguasal benda sebagal berikut:
a Orang yang menguasal benda dlanggap sebagal pemlllknya sampal
dapat dibuktlkan sebaliknya dl muka pengadllan bahwa dla bukan
pemiliknya.

!J Orang yang menguasal banda dapat memperoleh hak mllik atas


benda itu karena daluwarsa (verjarlng).

a Orang yang menguasal benda berhak menlkmatl segala hasilnya


sampai saat penuntutan kemball benda ltu dl muka pengadllan.

a Orang yang menguasai be~oa berhak mempertahankan penguasa-


annya temadap gangguan atau bertlak dlpuOhkan kembali apablla
kehllangan penguasaannya (Pasal 548 KUHPdt).

Hukum Perdabl lndone•la 165


Benda dan Hak Kebend..n

Penguasaan banda yang tldak jujur apablla orang yang menguasai benda
ltu mengetahul bahwa banda ltu bukan mUiknya atau apablla dla dlguga1
dl muka pengadllan, dla dlkalahkan (Pasal 532 KUHPdt). Hoge Raad me-
rumuskan bahwa penguasaan ltu dlkatakan tldak jujur apablla orang pa-
da pennulaan ~enguasal banda ltu mengetahul atau setldak-tldaknya se-
harusnya mengetahui bahwa dengan penguasaan banda ltu dla merugl-
kan orang lain.

Dalam dua rumusan d1 alas terdapat perbedaan penekanan mengenal


tidal< jujur ltu. Pembuat undang-undang (Pasal 532 KUHPdt menekankan
pada omng yang menguasai banda itu mengetahul bahwa banda ltu bukan
milfknya, apakah penguasaan ltu meruglkan orang lain atau tldak, bukan
masalah. Hoge Raad meneJ<ankan pada orang yang menguasal banda 1tu
mengetahul bahwa penguasaan ltu meruglkan orang lain, apakah banda
yang dikuasal itu bukan millknya, tldak menjadl masalah.

Bagalmanapun juga penguasaan yang tldak jujur mendapat per1indung-


an hukum, tetaplleblh sediklt jlka dlbandlngkan dengan penguasaan yang
jujur. Pertindungan hukum itu berupa hak-hak yang barikut lnl (Pasal 549
KUHPdt):

1) Orang yang menguasai banda itu dlanggap sebagal pemlllknya 4


sampal ~at dibuktikan sabaliknya di muka pengadilan.
~
2) Orang yang menguasal banda ltu apablla telah menlkmati segala rr
hasllnya, wajlb mengemballkannya kepada yang barhak. p
b
3) Orang yang manguasal banda ltu bamak mampertahankan hak pe-
d;
nguasaannya terhadap gangguan atau bamak dipulihkan kembali
Ia
apabila kehllangan penguasaannya.
~
~
4. Cara Memperoleh Penguasaan Benda
Menurut katentuan Pasal 538 KUHPdt, penguasaan banda dlperoleh de- 4.
ngan cara menampatkan banda ltu dalam kekuasaan dengan maksud M
mampertahankannya untuk diri sendlri. Unsur-unsur dalam pasal tarsebut m
yang pertu dlpahami adalah sabagal barikut:

166 Hukum Perdat. lndoneala


Bendli dlln Hllk Kebendaan

Kata •menempatkan" adalah perbuatan aktlf yang mengandung


gerak, dapat dilakukan sendlri atau dllakukan oleh orang lain atas
nama.
b. Kata "benda" mellputi benda bargerak dan tldak bargerak. Benda
bergerak mellputi banda yang sudah ada pemiliknya ataupun yang
belum ada pemlliknya (res nullius).

c. Kata "dalam kekuasaan• menunJukkan keharusan adanya hubung-


an langsung antara orang yang menguasal dan banda yang dl·
kuasal (corpus).

d. Kata-kata •mempertahankan untuk dirt sendlrt" menunjukkan ke-


harusan adanya animus, yaltu kehendak menguasal banda itu
untuk dirt sendlrt, bukan untuk orang lain. Setlap pemegang atau
penguasa banda ltu dlanggap mempertahankan penguasaannya
selama banda ltu tldak berallh ke tangan orang lain atau selama
banda ltu tldak nyata-nyata telah dltlnggalkannya.

~ dasar unsur-unsur Pasal 538 KUHPdt dapat dlrfncl cara memperoleh


penguasaan banda, yaitu dengan cara bar1kut lni.
.
Menguasai banda yang tldak ada pemlllknya
Memperoleh penguasaan dengan menguasal t>Elnda yang tldak ada pe-
mllknya dlsebut penguasaan orlglnalr atau penguasaan occupatio. Mem-
peroleh penguasaan cara lnl tanpa bantuan orang lain, hanya tertuju pada
banda bargerak yang tldak ada pemlllknya (res nullius) kemudlan dlakui
dan dlkuasal. Mlsalnya, mengaku dan menguasai lkan di sungai atau di
laut, rusa dl hutan bebas, buah·buahan dl hutan balantara, banda dl tam·
pat pembuangan sampah, atau barang bekas yang dibuang oleh pemlllk·
1\'8.

Menguasal banda yang sudah ada pemlllknya


Mamperoleh penguasaan dengan menguasal banda yang sudah ada pe-
mDcnya ada dua kemungklnan, yaitu dengan bantuan orang yang sudah
menguasal banda ltu lebih dulu (pemlllknya) dan tanpa bantuan orang

167
Benda dan Hak ~ndun

yang barsangkutan. Memparolah penguasaan banda dengan bantuan


orang yang menguasal leblh dulu (pemlllknya) dlsebut penguasaan tradi-
tio atau penguasaan dar1vatlf melalul penyarahan banda, mlsalnya, pe-
nguasaan benda pada hak gadal, hak pakal, hak pungut hasll, dan hak
sewa.

Mamperolah penguasaan banda tanpa bantuan orang yang manguasal


lablh dulu (pemlllknya) dlsebut penguasaan tanpa levering. Mlsalnya, ma-
nguasal banda tamuan dl jalan, banda orang lain yang hllang. Menurut
katantuan Pasal 1977 ayat (1) KUHPdt, penguasaan banda bariaku sa-
bagal alas hak yang sempuma. Dengan demiklan. orang yang menguasal
banda 1tu sama dengan pemlliknya. t:fak mllik adalah alas hak yang sam-
puma (volkomen tltel).

Katantuan Pasal 19n ayat (1) KUHPdt dibatasl olah ayat (2) bahwa per-
lindungan yang dlbar1kan oleh ayat (1) ltu tldak bar1aku bagl banda yang
hllang atau banda curlan. Terhadap banda lnl, penguasaan banda sa-
bagal alas hak yang sempuma tldak bartaku. Slapa yang kehilangan atau
kacunan suatu banda, dalam jangka waktu tlga tahun sejak hilang atau
ii
dlcur1 bendanya bartlak mamlnta kemball bandanya yang hUang atau di-
I
curi itu dart pamegangnya. Akan tetapl, jlka pemegang bendS itu mem-
paroleh atau membaUnya dl pasar tahunan, pelelangan I.J'TlUm, atau dan
pedagang yang lazlm memperttagangkan banda itu, pemlllk banda ltu !
harus mengamballkan harga banda yang telah dlbayar olah pemegang ltu 1
(Pasal 582 KUHPdt). (
~
Cara memperoleh penguasaan banda sepertl telah dluralkan dl atas inl
a
sebaglan besar menganal penguasaan banda bergerak. Manganai ban-
d
da tldak bergerak hanya mengenal yang bukan tanah, mlsalnya, hlpotek,
b
rumah susun, gedung, atau pabrik. Benda tldak betgerak mengenal tanah
b
sudah dlcabut berlakunya dari Buku II KUHPdt oleh Undang-Undang No-
d
mor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Akan tetapl, sepanjang undang-
~
. ;, undang tersebut dan peraturan pelaksanaannya tidak mengatur tantang
panguasaan (bezft) atas tanah, maka katentuan dalam KUHPdt maslh
dapat dlikuti sebagal pedoman.

168 Hukum Perdata Indonesia


Teori Penguasaan Benda Bergerak
Menurut ketentuan Pasal 19n ayat (1) KUHPdt, balk terhadap banda ber-
gerak yang tidak barupa bunga maupun plutang yang Udak atas tunjuk
(aan toonder), maka slapa yang menguasalnya dlanggap sebagal pemllik-
nya.

Masalah yang tlmbul adalah apa sebab penguasaan banda bargerak


clatur dalam Buku IV KUHPdt, tetapl tidak dlatur dalam Buku II KUHPdt
tentang banda? Pembantuk undang-undang menyatakan bahwa ketentu-
an Pasal 1977 KUHPdt tersebut mengatur tentang daluwarsa yang mem-
bebaskan dari pelikatan yang disebut extinct/eve veljaring. Artlnya, slapa
yang menguasal banda bergerak seketlka dla bebas dari tuntutan pe-
mlliknya karena tenggang waktu daluwarsa adalah nol tahun.

Masalah barikutnya adalah penguasaan banda bergerak sehubungan de-


ngan syarat-syarat sah levering. Apakah benar penguasaan banda ltu se-
bagal alas hak yang sempuma sama dengan hak mlllk, padahal syarat-
syarat sah levering tidak dlpenuhl? Untuk memecahkan masalah tersebut,
ada dua teori yang dapa' dlgunakan, yaltu e/gendoms theorie dan /egltl-
matle theorie.

5.1 Etgendoms theorie


Teori lnl dik&mukakan oleh Mel)ers, yang menafsirkan Pasal 19n ayat
(1) KUHPdt secara gramatlkal. Penguasaan atas banda bergerak ber-
laku sebagal alas hak yang sempuma. Alas hak yang sempuma tersebut
adalah hak mlllk (elgendom). Jadl, penguasaan banda bergerak sama
dengan hak milik, bezit sama dengan eigendom. Slapa yang menguasal
banda bergerak secara jujur (te goeder trouw), maka dla adalah pemntk
banda ltu, tanpa memematlkan apakah ada alas hak yang sah atau tldak
dan apakah berasal dari orang yang wenang menguasal banda itu atau
tldak.

Teori 9/gendom lni menyampingkan Pasal 584 KUHPdt mengenal syarat


sah levering, yaltu harus ada alas hak yang sah dan harus dllakukan oleh

Hukum Perdata lndoMsla 169


Benda dan Hak Kebendaan

orang yang wenang menguasal benda 1\u. Masalahnya sekarang, pasal


mana yang harus dilkutl, apakah Pasal 1977 ayat (1) atau Pasal 584 KUH
Pdt? MeiJera menjawab, dalam teart lnl Pasal1977 ayat (1) yang dlikuti.
Dengan demiklan, Mel)ers mengabalkan dua syarat sah levering. Teart
Mel)ers lnl diTkuti pada masa lampau, tetapl sekarang sudah dltlnggalkan
orang.

5.2 Legitlmatie theorie


Teart legltlmasllnl dlkemukakan oleh Paul Scholten, yang menyatakan
bahwa penguasaan benda ltu bukan hak mlllk (elgendom). Panguasaan
benda tidak sama dengan hak mlllk (bezit tldak sama dangan elgendom).
Penguasaan banda hanya berflr'lgsl "mangasahkan" orang yang mengua-
sal banda ltu sebagal pemlllk. Jadl, slapa yang secara jujur {te goeder
trouw) menguasai benda bargerak, dla dlllndungl olah undang-t~ndang
(Pasal 1977 ayat (1) KUHPdt).

Apablla dihubungkan dengan Pasal 584 KUHPdt tentang syarat-syarat


sah levering, teart Paul Scholten lnl hanya mengabalkan satu syarat sah
levering, yaitu "tidal< per1u berasal dart orang yang wanang menguasal 2
banda itu•. Cukup dengan anggapan saja bahwa banda ltu berasal dari
orang yang wanang menguasalnya. Mengenal syarat "harus ada alas
hak" tetap dlpegang. Anggapan tersebut timbul untuk kepantlngan ke-
d
lancaran lalu llntas hukum .

Tujuan Paul Scholten dengan teorinya lnl adalah untuk melindungl pl-
hak ketlga yang jujur. Akan tetapl, tldak semua plhak ketlga yang jujur
harus dlllndungl. Oleh karena itu, Paul Scholten menafslrkan Pasal1977
ayat (1) KUHPdt 1tu sedemlklan rupa sehlngga per11ndungan hukum oleh
pasal tersebut hanya benaku tarhadap perbuatan dalam perdagangan
(handelsdaden). Bagalmanapun jujumya seseorang menarima suatu ben· d
da sebagal hadlah dart orang yang bukan pemlllk benda tarsebut tldak
per1u dlllndungl tarfladap pemllik asll karena menerima hadlah bukan par-
buatan perdagangan. Agur hukum yang dlajar1<an oleh Paul SCholten lnl
dlsebut penghalusan hukum (rechtsverfljnlng).

170 Hukum Perdata Indonesia Hl


Benda dan Hak Kobendaan

E. HAK ATAS BENDA JAMINAN


1. Jaminan Utang
Hubungan utang-plutang antara debitor dan kredltur sering kall dlsertal
jamtnan. Jaminan tersebut dapat berupa benda dan dapat pula berupa
uang. Dalam hal Int. yang akan dibahas adalah hubungan utang-plutang
dengan jamlnan benda. Apablla ada benda jamlnan. kredltur mempunyal
hak atas benda jaminan untuk pelunasan piutangnya dala.m hal debitor
lldak mambayar utangnya atau wanprestast

Beoda jamlnan ltu dapat berupa benda bergerak dan dapat pula benda
lldak bergerak. Apablla banda jaminan itu benda bergerak, hak atas ben·
da jaminan dlsebut gadal {pand). Selaln gada!, maslh ada lag! hak jamin-
an yang mlrip dengan gadal, yaltu retensl. Apabila benda jamlnan ltu be-
rupa banda tldak bergarak, hak atas banda jaminan itu dsebut "hak tang·
gungan• atau dapat juga berupa "hipotek" .
·'
2. Hak Gadai (Pand)
2.1 Konsep gadal

. .
Menurut katantuan Pasal 1150 KUHPdt, gadal adalah hak yang dlperoleh
kraditor atas suatu banda bergerak yang diserahkan kepadanya oleh
debitor atau orang lain atas namanya, untuk manjamln suatu utang, dan
yang mamberikan kekuasaan kepada kreditor untuk mendapat pelunas·
an dart benda tersebut lebth dulu daiipada kredltor lalnnya, kecuall blaya
untuk melelang benda terSebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
pemellharaan setelah banda 1tu digadaikan, blaya-blaya mana harus dl·
dahulukan.

Berdasar pada ketentuan pasal lnl dapat dluralkan unsur...unsur yang ter-
dapat dalam gada! sebagal berikut:

a) Hak yang dlperoleh kreditor atas benda bergerak;


b) Benda bergerak ltu dlserahJ<an oleh debltor kepada kredltor;
c) Penyerahan ben<ia tersebut untuk jamlnan utang;

Hukum Perdabllndoneala 171


Benda dan Hak Kebendaan •

d) Hak kredltor ltu adalah pelunasan plutangnya dengan kekuasaan


melelang benda jamlnan apabila debitor wanprestasl;

e) Pelunasan tersebut dldahulukan dart kreditor-kreditor lain: dan


f) Blaya-blaya lelang dan pemellharaan benda )amtnan dllunasl lebth
dulu dart haslllelang sebelum pelunasan plutang.

Sebagal hak kebendaan atas banda jamlnan, gada! mempunyal sifat-slfat


khusus sebagal bertkut:

a) Gatbl ben"•' asesor (sccessolr)


Artlnya, sebagal pelengkap dart perjanjlan pokok, yaltu utang-pl-
utang . Adanya gadaJ tergantung pada adanya perjanjlan pokok
utang-plutang. Tanpa perjanpan pokok utang-plutang tidak ada ga-
da!.

b) Gada/ bers"at jam/nan utang


0 1mana bends jamlnan harus dikuasal dan dlslmpan oleh kredltor.

c) Gada/ bers"at t/dak dapat dlbagl


Artinya, sebagtan gadal tidak hapus dengan pembayaran sebagian
utang debitor. Hal InI ditentukan dalam Pasal 1160 ayat (1) KUH
Pdt.

2.2 Cara pengadaan gadal


Pengadaan gada! harus memenuhl syarat-syarat, yaltu harus ada perjanjl·
an utang-plutang sebagal pe~anjlan pokok dan harus ada benda ber-
gerak sebagal jaminan utang. Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhl,
kemudian dlbuat perjanjlan gadal, yaltu perjanjlan jamlnan benda ber-
gerak. Bentuk )amlnan bebas, artlnya dapat diadakan secara tertulls dapat
pula secara llsan. Jlka diadakan secara tertulis, dapat dengan akta auten-
tlk yang dibuat dl muka notarts, dapat pula dengan akta tldak autenlik
a
(ondsrllands acts) yang dlbuat oleh pihak-plhak sa)a.

Set9&ah perjanpan gadal dibuat, kemudlan banda bergerak yang dijadikan


16>

-
)amlnan 1tu dlserahkan kepada kredltor selaku penerima gadal (pandns·

Hukl
172 Hukum Perdat. Indonesia
msr). Perjanjlan gadal te~adl sejak penyerahan banda jamlnan 1tu dllak-
sanakan. Jlka banda jamlnan tldak dlserahkan kepada kredltor, peJjanjlan
gada! itu tidak sah dan tldak mengikat (Pasal 1152 ayat (2) KUHPdt). Per-
)lnjian gadal dlbuktlkan dengan segala alat bukU yang dlperbolehkan bagl
pembuktlan pe~anjlan pokok (Pasal1151 KUHPdt).

2.3 Flducialre eigendomsoverdracht


Oalam praktlk temyata syarat "benda jamlnan harus dlserahkan kepada
lndltor" sering dlrasakan sebagal keberatan sehlngga cicari upaya te-
robosan. Terobosan tersebut dlupayakan melatul putusan Hoge Raad
Belanda dengan figur hukum flduclalre elgendomsoverr:Jracht (penyerah-
11'1 hak mlllk atas dasar kepercayaan). Putusan Hogs Raad tersebut ter-
kanal dengan nama Blerbrouwerf} Arrest 1929.

Dudlj( penuuanya adalah sebagal berikut:

seorang cafehouder membutuhkan kredlt dart pabrik bier, tetapl


tidak mempunyal benda lain untuk dijadlkan jaminan selaln dart
lnventartsnya. Jtka Jnventarls ltu diserahkan kepada pengusaha
pabrlk bier, cafehouder tersebut tldak dapat bakerja lagi. Untuk
mengatasi kesulltan lnl, lalu dllakukan tindakan menyerahkan hak
mlllk sebagaf banda jamlnan dengan pe~anjian bahwa penyerahan
buktl hak mllik hanya untuk jamlnan atas pembayaran kemball
uang plnjaman. Namun, bandanya sendlrt maslh tetap dlkuasat
oleh debltor. Debltor percaya bahwa kredltor menguasal buktl hak
atas banda 1tu hanya untuk jaminan.

Hoge Raad menglnsyafl kebutuhan masyarakat semacam lnl sehlngga


ll&nbolehkan 1lgur hukum fiduc/a/re elgendomsovardracht. Alasan Hogs
Raad adalah bahwa flgur hukum tersebut lain dart perjanjlan gadai. Akan
llllpl, menurut pendapat SUbektl, perbuatan hukum ltu pada haklkatnya
adalah suatu bantuk penyelundupan undang-undang.18

R. Subektl. Pokok-Pokok HukUm Perdatll.. Penerbit lntermaaa. Jakarta. 1978. h. 68.

173
Benda dan Hak Kobendun

2.4 Hak dan kewajlban penerima gadal


KUHPdt mengatur hak-hak penerima gadal {pandnemer) yang pada po-
koknya adalah sebagai ber1kut:
a) Pener1ma gadal berhak menahan benda jamlnan sampal plutang-
nya dilunasi, yang mellputi jumlah pokok dan bunga serta blaya-
blayanya (PasaJ 1159 ayat (1) KUHPdt).
b) Pener1ma gadal berhak mengambil pelunasan dar1 pendapatan
penjuaJan benda jamlnan apablla debitor tldak membayar lflang-
nya.
c) Pen]ualan benda jamlnan dapat dllakukan sendiri atau clapat juga
dengan perantaraan pengadilan (Pasal 1155 ayat (1) dan Pasal
1156 ayat (1) KUHPdt).

d) Pener1ma gadal berhak menggadalkan lagl benda jamlnan apablla


hak itU sudah menjacl keblasaan, seperU halnya dengan penggadal-
an surat saham atau obllgasl (Pasal 1153 KUHPdt).

Sebaliknya, pener1ma gada! pun dibebanl kewajlban-kewajiban yang telah


dltetapkan oleh undang-undang sebagal berikut:

a) Penertma gadal bertanggung jawab atas hllangnya atau merosot-


nya nllaf banda jamlnan karena kelafalannya (Pasal 157 ayat (1)
KUHPdt).
b) Penerlma gadal harus member1tahukan kepada pemben gadal (de-
bitor) apablla dla hendak menjual benda jaminan untuk melunasl
plutangnya (Pasal 1156 ayat (2) KUHPdt).
c) Penenma gadal harus member1kan perhitungan mengenal panda·
patan penjualan dan menyerahkan keleb1hannya kepada debitor se-
telah dlkurangt pel unasan utang debitor (Pasal 1155 ayat (1) KUH
Pdt).
d) Penerfma gadal wa}ib mengemballkan benda jamlnan apablla utang
pokok, bunga, dan biaya pemeliharaan benda jaminan telah <ibayar
lunas.

174 Hukum Perdata Indonesia


Benda dan Hak Kobendaan

2.5 Hapusnya hak gadal

Hak gadal akan hapus apablla butlr-butlr sepertl dlurafkan dalam kalimat
berikut lnl sudah dipenuhl oleh dabitor:

a) Utang debltor sudah dilunasl;


b) Benda Jaminan dilepaskan oleh kredHor dengan sukarela;
c) Benda jamlnan hllang a tau musnah; dan
d) Penerima gada! menjadl pemllik benda jamlnan karena suatu alas
hak tertentu (Pasal 1152 ayat (3) KUHPdt).

3. Hak Retensl
3.1 Konsep hak retensl

Hak retensl adalah hak untuk menahan benda sampal plutang yang ber-
laian dengan benda ltu dilunasl . Hak retensi lnl dlatur dalam ketentuan
)
undang-undang. Akan tetapl, berdasar pada asas kebebasan ber1<ontrak
dapat juga dllakukan terhadap hal-hal dl luar ketentuan llldang-undang,
berdasar pada pe~anjtan antara plhak-plhak. Pengaturan hak retensl tar·
sabar dalam beberapa pasaJ KUHPdt.

3.2 Persamaan retensl dengan gadal

Hak retensl tldak tennasuk hak kebendaan menurut undang-undang, te-


lapl dlbahas dalam hak-hak kebendaan karena memllikl persamaan de-
ngan hak gada!. Persamaan tersebut adalah banda jamlnan yang bertall-
an dengan tagihan. Pada gadal, taglhan ltu timbul karena ada pe~an]lan
u!ang-plutang sebagal perjan}ian pokok, sedangkan pada retensi, taglh·
an ltu timbul karena perjanjlan selain utang-ptutang sebagal perjanjian
pokok.

Pada gada!, banda jaminan dlserahkan pada waktu t8fjadl pe~anjian

pokok, sedangkan pada retensl, banda jamlnan ltu dltahan oleh kreditor
kar9na pe~anjlan pokok tldak dlpenuhl. Hak retensl bersifat asesor (ac-
cessolr), sama dengan hak gada!. Artlnya, ada tfdaknya hak retensl ter-
gantung pada ada tldaknya pe~anjian pokok.

Hukum Perdata Indonesia 175


Benda dan Hak Kebendaa.n

Hal< retensl berslfat tidak dapat dibagl, sama dengan hak gadal . Artlnya,
pembayaran sebaglan dan taglhan tidak dapat membebaskan sebaglan
benda yang dlretensl (dltahan). Hak retensl Udal< membawa serta hak
boleh memakal benda yang ditahan, sama dengan hak gadal .

Berdasar pada beberapa persamaan lnl, sebaiknya hak retensl dlmasuk-


kan saja ke dalam kelompok hak kebendaan dalam huktJn perdata nasio-
nal yang akan datang .

3.3 Pengaturan retensl dalam KUHPdt


Hak retensi dlatur bertebaran dalam KUHPdt, balk datam Buku II maupun
dalam Buku Ill. Bertkut lnl dluraikan beberapa pasal yang mengatur ten-
tang hak retensl, yaitu:

a) Pasa/715 KUHPdt
Pemegang hak opstal (setara hak guna bangunan) berhak menahan
segala sesuatu sampal pembayaran harga bangunan, tanaman dl
atas tanah yang dlgunakan itu dilunasl oleh pemlllk tanah, setelah
hak opsta/ betakhlr.

b) P11sa/ 725 11yat (2) KUHPdt


Pemilik tanah yang digunakan untuk usaha (semacam hak guna
usaha) berhak menahan benda-benda dl atasnya ltu sampal pe-
megang hak erpacht metunasl segala kewajlban kepada pemlllk
tanah.

c) Pasa/1159 ayat (2) KUHPdt


Kredltor berhak menahan benda jamlnan sampal kedua piutangnya
ltu dilunasl oleh debitor.

d) Pasal1616 KLJHPilt
Buruh yang memegang suatu benda mlllk orang lain untuk me-
nge~akan sesuatu pada benda tersebut berhak menahan benda
ltu sampal blaya dan upah yang dlkeluar1<an untuk benda 1tu dl-
tunasl seluruhnya.

176 Hukum Perdabllndon"ll t


Benet. ct.n Hak Kebendun

1} Pau/1729 KUHPdt
Pener1ma titlpan berhak menahan bendanya sampal segala yang
harus dibayar kepadanya karena penltipan tersebut telah dllunasi.

f) Paa/1812 KUHPdt
Penerima kuasa berhak menahan segala mlllk pemberi kuasa yang
berada dl tangannya sampal segala yang dapat dituntutnya sebagal
akibat dart pemberian kuasa ltu telah dibayar lunas.

3.4 Hapuanya hak r.tensl


Hapusnya hak retensl juga ada persamaannya dengan hapusnya hak
n
:m- gadal. Hak retenSi hapus apabila terjadl hal-hal sebagai berikut:
a) Apablla taglhan yang bertallan dengan benda itu telah diunasl se-
luruhnya oleh pemlllk benda.
b) Apablla benda yang dltahan dllepaskan dengan sukarela oleh pe-
~
naglh.
ldl
h c) Kredttor men)adl pemKik benda karena alas hak tertentu.
d) Benda yang dltahan hUang atau musnah.

4. Hak hipotek
pe- 4.1 Konaep hak hlpotek
!UIIk Manurut ketentuah Pasal 1162 KUHPdt, hlpotek adalah hak kebendaan
atas suatu benda tidak bergerak untuk mengamblt penggantian dari ben-
dB tersebut bagl pelunasan suatu utang apablla debltor tidak membayar
utangnya. Atas dasar ketentuan pasal lnl, dapat diuralkan unsur-unsur
a
hlpotek sepagal berikut:
a) Hak atas bel'lda tldak bergerak.
b) Benda tidak bergerak ltu untuk jamlnan utang.
IT'a.
hc:ta c) Oengan mengamblt penggantlan dari benda tersebut.

1 di- d) Untuk petunasan suatu utang karena debltor tidak membayar utang-
nya.

Hulcum P.rdat. lndone..a


Benda dan H.k Kebendaan

Setelah berlaku Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok


Agraria, hipotek telah dlcabut ber1akunya bagi benda tidak bergerak be-
rupa tanah dan yang melekat dl atas tanah. Akan tetapl, bagl benda tidak
bergemk yang bukan tanah dan bukan melekat dl atas tanah, hlpotek
rnaslh ber1aku, mlsalnya, pada kapallaut dan pesawat udara.

4.2 Sltat-stfat hlpotek

Sebagai hak kebendaan atas benda jamlnan tldak bergerak, hlpotek me-
milikl slfat-sifat khusus sebagal berikut:

a) Hlpotek bersifat asesor (accessoir), artlnya sebagal pelengkap dari


pe~anjlan pokok utang-plutang.

b) Adanya hlpotek tergantung pada adanya pe~anjlan pokok utang-pi-


utang. Tanpa utang-piutang tldak ada hlpotek.

c) Hlpotek berstfat tidak dapat dlbagl (ondeelbaar). artlnya sebag!an


hlpotek tldak hapus dengan pembayaran sebaglan utang debltor.

d) Hlpotek melekat dl atas SGiuruh banda objel<nya (Pasal 1163 ayat


(1) KUHPdt).

f) Hlpotek bersffat zaaksgevo/g, yaitu menglkutl bendanya dl dalam


tangan slapa sa}a benda itu berada (Pasal 1163 ayat (2) KUHPdt).

g) Hlpotek bersi1at droit de preference, yaltu hak lebih dldahulukan pe-


lunasannya dartpada plutang-piutang lain (Pasal1134 ayat (2) KUH
Pdt).

h) Hlpotek berslfat jamlnan untuk pelunasan utang, tetapi tldak mem-


berl hak untuk menguasal dan memlllkl benda jamlnan.

4.3 Asas-asas hfpotek

Sebagai hak kebendaan atas benda tidak bergerak, hipotek per1u dlketahul
oleh umum dan pertu dlrinci secara khusus benda tldak bergerak mana
yang dlbebanl hipotek dan per1u dldaftar1<an dalam daftar khusus pula.
Asas inl dlsebut •asas publlkasl dan speslflkasl".

178 Hukum Perdata lndonealll


Benda dan Hak Kobendaan

(
Asas pubUkasl mengharuskan hlpotek itu dldaftar1<an supaya d1ketahui oleh
umum. Hipotek didaftarkan pada baglan pendattaran hipotak cfl kantor
syahbandar setempat cfl mana kapalltu terdaftar atau di kantor pendaftar-
an kebangsaan pesawat udara setempat dl mana pesawat udara itu ter-
daftar. Hal yang cflclldaftari<an ltu adalah akta hlpotek. Akta hlpotek adalah
akla otenttk yang dibuat d1 hadapan syahbandar setempat atau dl kantor
pendaftaran kebangsaan pesawat udara ltu terdaftar.

Asas speslfikasi mengharuskan hlpotek diletakkan di atas benda tidak


bergerak berupa kapal yang ditunjuk secara khusus menurut ketentuan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan benda
tldak bergerak berupa pesawat udara yang ditunjuk secara khusus me-
nurut ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pener-
bangan.

4.4 Cara pembabanan hlpotek


Untuk membebani hfpotek atas benda tldak bergerak menurut undang-
undang yang berlaku, perlu dipenuhi syarat-syarat, yaltu harus ada per-
janjlan utang-plutang (perjanjlan kredlt) dan harus ada banda tldak ber-
gerak sebagal jamlnan utang. Sebagal bukti bahwa banda tidal< bergerak
itu ada, harus didaftarkan dulu dl kantor syahbandar setempat bagl kapaJ
dan dl kantor pendaftaran kebangsaan pesawat udara setempat bagl pe-
sawat udara.

Setelah syarat-syarat dlpenuhl, lalu dlbuat perjanjlan pembebanan hlpotek


secara tertulis dl hadapan syahbandar bagl banda jamlnan berupa kapal
dan dl hadapan kepala kantor pendaftaran kebangsaan pesawat udara
bagl banda jamlnan berupa pesawat udara. Pembuatan akta hlpotek cft-
haclr1 oleh kreditor, debitor, dan dua orang saksl. Salah satu saksi ltu
b1asanya adalah pegawal l<antor syahbandar atau kepala l<antor pen-
dattaran kebangsaan pesawat udara yang bersangkutan. Kemudian, akta
hlpotek tersebut dldaftarkan dl kantor syahbandar setempat apablla me-
ngenal jamlnan kapal atau dl kantor pendattaran kebangsaan pesawat
udam setempat apabila mengenal jamlnan pesawat udara. Dengan deml-
klan, selesallah prosedur pembebanan hlpotek.

Hukum P..U.ta Indonesia 179


Benda dan Hak Kebendun

Apablla banda jamlnan ltU dlbebanlleblh dart satu hlpotek, hlpotek-hipo-


tek 1tu dlberi nomor urut berdasar pada tanggal pendattaran maslng-ma-
sing hlpotek. Hlpotek yang tldak dldattart<an tidal< rnernpwlYal kekuatan
apa-apa (asas publlkasl). Nomor unrt hipotek dlsebut tJngkatan hipotek.
Tlngkatan lnl merul)ukkan kedudU<an masing-maslng kredltor (pemegang
hlpotek) apabila cladakan pembaglan hasll pelelangan benda jarnlnan.

4.5 lsi akta hlpotek


Pada dasamya lsi akta hipotek ltu terdlrt atas:

Q P.rtama
lsi yang bersifat wajlb yang memuat rtnclan ldentitas bend6 Udak
bergerak yang dibebanl hlpotek.

a K«<ua
lsi yang bersifat fakuttatlf yang berupa janp-janjf yang dladakan
oleh plhak-plhak, yaltu:

• Janjl untuk menjual benda jarnlnan atas kekuasaan sendrt:


• Janj tentang pembatasan hak sewa (~):

• Janji ootuk 1ldak dlbersihkan (beding van n1et zulverlng): dan


• JanJ tentang asuransl (assurantle bedlng).

Pihak-plhak dapat memperjanjlkan bahwa apabila debltor tidak dapat me-


lunasl utangnya, kradltor dlbert kuasa untuk menjual sendirt benda jamln-
an dl muka umum dan mengambll pelunasan dart hasll pelelangan ter-
sebut. Penjualan dl muka Lmum blasanya dllakukan melalul Panitia Le-
lang Negara. Janjl lnl dlmuat dalam akta hlpotek yang dlsebut bedlng van
e(genmachtlge verkoop (Pasal 1178 KUHPdt).

Plhak-plhak dapat mengadakan perjanJan bahwa pemllk benda jaminan


dlbatasl haknya untuk menyewakan bendanya ltu ootuk jangka waktu
lama, mlsalnya, tldak boleh maleblhlllrna tahul (Pasal1185 KUHPdt). Hal
ini diMkan llltuk mencegah terjadlnya kameroaotan harga benda jamln-
an ltu. Janjllnl dlrnua! daJam akta hlpotek yang dsebut huurbedlng.

180
Benda dan Hak Kebendaan

Pemegang hipotek (kredltor) dapat minta kepada debitor untuk dlpe~anji­


kan bahwa dalam penjualan dengan sukarela, benda jamlnan tldak akan *
dlberslhl<an dari hlpotek-hlpotek yang melebihi jumlah harga banda jamln-
an. Janjllnl hanya dapat tlibuat oleh kredltor hlpotek pertama (Pasal 121 o
ayat (2) dan (3) KUHPdt). Janjl lnl dlcantumkan dalam akta hipotek yang
disebut bedlng van nlet zulvering. ·

Pemegang hlpotek berhak untuk mlnta dlperjanjikan bahwa apablla ter-


jadl kebakaran atas banda jamlnan, sedangkan banda tersebut telah di-
asuranslkan, pemegang hipotek akan menerlma uang asuransi yang diba-
yarkan kepada pemflik benda ltu. Janjllnl dlcantumkan dalam akta hlpotek
yang disebut assurantie beding. Mengenal asuransl diatur dalam KUHD.

4.6 Kretdit hlpotek


Hlpotek hanya dapat dibebankan atas benda-benda yang sudah ada. Hl-
potek atas banda yang baru akan ada dl kemudlan har1 adalah batal (Pa-
sal 1175 ayat (1) KU HPdt). Akan tetapl, karena kebutuhan masyarakat,
dimungklnkan hlpotek atas banda tidak bergerak yang maslh akan ada,
mlsalnya, etas sebuah kapal atau pesawat udara yang sedang atau akan
dibangun Akan adanya benda Jarninan itu sudah dapat dlpastikan. Ka~na
diperlukan modal untuk pembuatan kapal atau pesawat udara tersebut,
pemlllknya memperolah kredit dari bank yang dlsebut kredlt hlpotek. Me-
nurut pendapat Sri Soedewl Maschoen Sofwan, yurisprudensl Hoge
Raad memungklnkan melalul flgur hukum "kredlt hipotek" .17

Kredit hlpotek tersebut dlberikan sebaglan deml sebaglan sesual dengan


kemajuan pembangunan bartahap banda tldak bergerak yang dijadikan
jaminan hipotek tersebut. Pembangunan banda tidak bergerak jaminan hi-
potek tersebut dlharapkan selesal dengan pembayaran makslmum tahap
akhir. Setelah pembangunan ltu selesal, banda tldak bergerak yang di-
bangun dengan kredft hlpotek tersebut menjadl jamlnan kredit hlpotek.

17) Sri Soedewi Maschoen Sotwan. Hukum Benda. Penetblt Uberty. YOgyakarta. 1974.
h.128.

Hukum Petdata lndonula 181


4.7 tt.puanya hlpat8k
Hapusnya hlpotak ada barmacam cara rnenurut k8tentuan dalam KUHPdt
dan kontrak kradlt htpotak. cara-cara t8188but adalah hlpotek haptJs ka-
rana:
a) Peljanllan utang-plutang pokok hapua (looas).
b) Pelepasan hlpotek oleh kradltor.

c) Penetapan tlngkat olah pengadlan (ketlga cara hapus hlpotek lnl dl-
atur dalam Pasal1209 KUHPdt).

d) Benda tldak beiVerak yang dbanglll berdasar pada kreclt hlpotek


sudah mampu mekl1aal krac:lt Npotek ~lunas berdasar pada
kontrak kredt hlpotek.

5. Hak Dldahulukan (Privilege)


Segala banda dabllor, balk bergerak maupun tldak bergenik, balk sudah
ada m&'4'M' yang akan ada, merladl Jamlnan utang-secara pltbadl (Pasal
1131 KUHPdt). Benda~ tersebut ~ )amNn bersama btgl para
krecltor. Haal ~ benda-benda ltU clbagl~ antara meraka me-
nurut perlmb8ngan plutang rnaslng-maslng, kecuall jlka d antara para
kracltor 1tu ada alasan yang sah triuk dlcSatUuk.an pelu1asanrtfa (PasaJ
1132 KUHPdt). Hak yang ddaJUukan ltU tlmbul darl prMiege, psnd, dan
hypothBk (Pasal1133 KUHPdt).

Menurut ketentuan Pasal 1134 KUHPdt, prlviJegs adalah hak yang oleh
oodangomdang clberlkan k8pada seorang debltor S8t*1gga tlngkatnya le-
bih tlnggl daltpada kracltor4cracltor yang lain semata-mata berdasar pacta
slfat plutangnya. Gadat dan hlpotek rnernpmyal kettudlM1 leblh tlnggl
dartpada prlvlege, kecual Jlka oleh ~ dtantlUn lain.

Hak privilege bukan hak kebendaan, malalnkan rnarnpwtyal slfat yang


sama dengan gadal dan hlpotek, yaltu membertkan )amlnan atas plutang.
Oleh karen& ltu, pengaturamya dtampatkan bersama dengan gadal dan
hlpotek dalam Bl*u II KUHPdt, yang aabenamya kurang tepat. Hak privi-
lege dkatakan bukan hak kebendaan karana:

111
Benda dan Hak Kebendaan

a. Prfvf/eg6 baru timbul apablla suatu benda yang telah dlslta temyata
tldak cukup untuk melunasl semua utang.
b. Prlvilegetidak membarikan kekuasaan terhadap suatu banda.
c. Kreditor yang mempunyal hak pnvllege pun tldak dapat menylta
benda jlka dla tldak memegang suatu alas hak eksekutorial, mlsal·
nya, putusan pengad1lan.

Hak privilege mempunyai artl pentlng dalam hal debltor jatuh pallit atau
dalam hal eksekusl harta kekayaan debitor. Dalam KUHPdl dlatur dua
macam privilege, yaitu privilege umum dan privilege khusus.

5.1 Privilege umum


Privilege umum, yaitu terhadap semua banda debltor diatur dalam Pasal
1149 KUHPdt. Pasal tersebut menentukan bahwa plutang-piutang yang
dilstlmewakan atas semua benda pada umumnya adalah plutang-plutang
)'8fl9 dlumlkan di bawah inl, yang dllunasl dar! hasll penjuatan banda-ben·
da 11\J menurut urutan sebagai berikut:
a) Blaya-biaya pet1<ara yang semata-mata disebabkan oleh pele!ang·
an dan penyelesalan suatu wartsan. Blaya-blaya tersebut dldahulu·
l<an dart gadai dan hlpotek.
b) Blaya-blaya pengubumn dengan tldak mengumngl kekuasaan peng-
adilan untuk mengumnglnya jlka blaya-blaya ltu ter1alu tlnggl.
c) Semua blaya perawatan dan pengobatan dan sakit vana nArooho
blsan yang mengaklbatkan kemAt~ ..h:luttOr.
d) Upah para bunlll Selama tahun lalu dan tahun yang sedang ber-
jalan, 11arga pembellan bahan-bahan makanan untuk kepertuan de-
bitor beserta keluarganya selama enam bulan terakhlr.
e) Plutang karena penyerahan bahan makanan yang dilakukan ke-
pada debltor beserta keluarganya selama waktu enam bulan ter-
akhlr.
Q Plutang-piutang para pengasuh sekolah berasrama untuk tahun
yang terakhlr.

183
Benda dan Hak Kebendaan

g) Piutang anak-anak yang belum dewasa dari orang-orang yang bar-


ada dl bawah pengampuan terhadap wali dan pengampu mereka
mengenal pengurusan mereka. sekadar plutang-plutang ltu tidal<
dapat dlambilkan pelunasan dar! hlpotek atau jamlnan lain.

5.2 Privilege khusus


Privilege khusus, yaHu terhadap benda-benda tertentu saja dar! debttor,
diatur dalam Pasal 1139 KUHPdt . Pasal tersebut menentukan bahwa pl-
utang-piutang yang dilstlmewakan terhadap benda-benda tertentu adalah
sebagal berikut:

a) Blaya-biaya perkara yang telah dlkeluarkan untuk penyitaan dan pe-


lelangan benda atau yang dlnamakan biaya-blaya eksekusl. Blaya-
blaya inl harus dlambllkan dar! hasil pen]ualan tersebut leblh da-
hulu daripada privilege lain-lain, bahkan leblh dahulu daripada
gadal dan hlpotek.
b) Uang sewa benda-benda tldak bergerak beserta blaya-blaya per·
balkan yang telah dikeluar1<an oleh pemillk banda tersebut yang
seharusnya men)adl kewajiban penyewa, piutang-plutang lnl mem·
punyal prtvll&ge terhadap benda-benda perabot rumah yang ber·
ada dl dalamnya atau dl atas pekarangan tersebut.

c) Harga pembellan benda-benda bergerak yang belum dlbayar oleh


pembell. Jika banda-banda bergerak yang belum dlbayar lni disita
ru.n dllelang, penjual mempunyal privilege atas hasll penjualan ltu.
d) Blaya yang telah dlkeluarkau untulc menyelamatkan suatu benda
mempunyaJ priv/19ge atas hasll penjualan t>erv1a tersebut apabfla
benda itu disfta dan di)ual.

e) Blaya pembuatan suatu banda yang belum dibayar pembuatannya


mempunyai privilege atas hasil penjualan banda ltu apablla banda
itu dlslta dan dl)ual.

f) Apa yang telah dlserahkan oleh seorang pengusaha penglnapan


sebagal demlklan kepada seorang tamu yang mempunyal privilege
atas hasil penjuaJan penglnapan ltu apablla dislta dan dl)uaJ.

114
,
Upah pengangkutan dan blaya tambahan, pengangkul mempunyal
prtvl9fJ9 atas hasil penfualan benda yang ciangkut apabfta dislta
dan dljual.

h) Apa yang h$rus dlbayar kepada tukang untuk pembangulan, pe-


nambahan, dan perbalkan benda-benda tldak bergerak, asal tldak
leblh lama dart tlga tahun dan hak mlllk atas bends tersebut maslh
tetap pada debttor.

~ Penggantlan dan pembayaran yang harus dlplkul oleh pegawal


yang memangku suatu jabatan umum karena kelalalan, kesalahan,
pelanggaran, dan kejahatan yang dllakukan dalam jabatannya.

PtMiegs khusus lnl didahulukan darl prlvHege umum (Pasal 1138 KUH
Pdt). Privilege umum rnenentukan urutannya, yang leblh dahulu dlsebut
cldahulukan peh.J'l8sannya. PrlvHegs khusus tldak menentukan t~rutannya .
Wllaupun dlsebut secara berurutan, semuanya mempunyal kedudukan
ama dalam pelooas&Mya

HAK PUNGUT HASIL


Konsep Hak Pungut Hasil
Hak poogut hasll adalah hak kebendaan dl mana seorang dlbolehkan me-
mungut segala hasll dart benda mlllk orang lain, seolah-olah benda ltu
mtlknya sendlrt, dengan kewajlban memellhara benda ltu sebalk-balknya
(Pasal756 KUHPdt).

Berdasar pada rumusan pasal tersebut, dapat dlrlncl I.M'lsur-unsur hak


poogut hasll sebagal bertkut:
•. s.or.ng
Dapat berupa manusia prlbadl atau suatu badan hU<un sebagal
pemungut hasll.

b. Dlperbolehkan
Artinya, disetujui, baik karena perjanjlan rrl&lJPU'l karena I.M'ldang-
undang.

Hukum PerdeW. lndoneela 115


Bend8 dan Hllk Kebendun

c. Memungut aegala hull 3


Artfnya, memperoleh kenlkmatan, manfaat, atau buah karena alam,
peke~aan, atau hubungan perdata. ~p
d. Dart benda mlllk orang lain ~
Artlnya, banda bargerak atau tidak bergerak diserahkan kepada
dan dlkuasal oleh pemungut hasll. e
•• Seolah-olah mlllk aendlrl
Artlnya, banda qrang lain ltu dikuasal, dlgunakan, dan dlpetlk hasll·
nya sepertl banda miDk sendlr1.

f. Benda tersebut dlpellhara Hbalk~lknya


Artinya, banda ltu tetap adanya sepertl semula, tldak diubah bentuk-
nya, dan tldak habls dipakai.

2. Sifat Hak Pungut Hasil


Berdasar pada unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan Pasal 756 KUH
Pdt, dapat pula dipaham1 sifat-slfat hak pungut hasil sebagal barikut:
a. Harus berslfat tatap adanya
Artinya, tidak boleh mengubah bantuk, tt4uan, dan fungsl banda ltu.

b. Harus berslfat tldak dlpakal habls


Harus bersifat tidal< dipakal habis Jika meliputi juga banda dlpakal
habis, pemungut hasil w~ib menggantinya dengan banda lain yang
sejenls, sama )umlahnya, sama slfatnya, dan sama harga/nllainya.

c. Harus beralfat langsung untuk dlrl sendlrl, bukan untuk orang

~
lain
Artlnya, memungut hasll sendiri yang langsung menlkmatl dan ~
memperoleh manfaat dart banda ltu. Jtka pemungut hasl mening·
gal dunia, hak pungut hasll hapus. m
d. Beralfat tanpa pamrlh Rl
Artlnya, pemungut hasll tidak pertu membert lmbalan kepada pe- ~
mllik banda itu.
tic

186 Hukum Perdata lndon.... ...


Benda dan Hak Kebendun ..
Cara Memperoleh Hak Pungut Hasil
Hak pungut hasll dapat tlmbul atas benda bergerak berwu]ud, mlsalnya,
perabot rumah tangga dan kendaraan bermotor. Sedangkan hak pungut
lias banda bergerak tldak betwujud, mlsalnya, piutang dan deposito.
Pasal 763 KUHPdt menentukan buah perdata, yaltu bunga keuntungan.
lUlga keuntungan adalah buah perdata dart plutang dan deposito.

Hak pungut hasil dapat juga Umbul atas banda tidak bergerak, mlsalnya,
aebuah rumah, pohon buah-buahan, pabrtk pengglllngan padl, dan benda
tfak bergerak lainnya yang bukan !anah. Mengenal tanah sudah dicabut
dari Buku II KUHPdt oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahoo 1960 tentang
Pokok Agraria, kecuali mengenal hlpotek.
Hak pungut hasll dapat dlperoleh karena undang-undang atau karena ke-
handak pemlllk banda (Pasal 759 KUHPdt). Hak pungut hasll yang dlper-
Dieh karena undang-undang, yaltu tunjangan selama hldup (Jljfsrsnte), mi-
IMlya, dalam suatu testamen seseorang menentukan bahwa banda mtlik-
"ff dlwartskan kepada anal<-anaknya, tetapi lstri selama hldupnya mem-
peroleh hak pungut hasll atas benda itu. Dalam hal inl, pemllik tinggal
namanya saJa. Pemlllk tldak mengenyam kenlkmatan apa-apa dart milik-
nya it1J. Orang yang mempunyal hak pungut hasil mengenal tun)angan se-
lama hidup (lljfsrsnte) tidak diwajlbkan mengembalikan sesuatu apa pun
(Pasal 764 ayat {3) KUHPdt).

Hal< pungut hasll yang dlperoleh karena kehendak pemilik berdasar pada
perjan)lan pemberian hadiah (hlbah) oleh pemillk kepada pemu~ut hasil.
t.tsalnya, seorang adik diberi had1ah oleh kakaknya hak pungut hasn atas
setluah pengglllngan padi untuk membiayai kufiahnya. Semua hasil yang
~roleh dari pengoperaslan pengglllngan padl itu sepenuhnya dinlkmati
Dleh pemungut hasil.
~ya hak pungut hasU tersebut dapat dlperoleh plhak pemungut hasil,
maka bendanya harus dlserahkan (levering) oleh pemlllk kepada pe-
rrKJngut hasll. Penyerahan dllakukan sesual dengan slfat bendanya, yaitu
benda bergerak berwujud, banda bergerak tidak berwu]ud, dan banda
ldak bergerak. Penyerahan penguasaan atas banda tersebut ber1aku sa-

"*'m P.rdata lndoneala 187


lama waktu ber1angsungnya hak pungut hasll. Artlnya, banda kemball ke-
pada pemlllk setelah berakhlmya hak pungut hasll.

4. Kewajiban Pemungut Hasil


Seorang pemungut hasU dl samplng memperoleh segala Janis hasll darf
banda yang bersangkutan, Juga dibabanl dengan beberapa kewapban,
seperti bar1kut:

a. Pemungut hasil wajlb membuat catatan atau inventarisasi mengenai


benda-benda pada waktu dia menerlma hak dengan biaya sendiri
(Pasal 783 KUHPdt).

b. Pemungut hasU wajib menunjuk penjamln atas banda·benda jamin·


an yang dlkuatkan oleh pengadllan guna menjamln bahwa banda
yang ada dalam haknya akan digunakan dan dlnikmatl sebagal sa-
orang bapak rumah tangga yang balk (Pasal 784 KUHPdt).

c. Pemungut hasil wajib memelihara banda sebaik-balknya dan me.


nanggung segala blaya pemellharaan dan perbalkan yang blasa
(Pasal 793 KUHPdt).

d. Salama hak be~alan, pemungut hasll wajib membayar segala be-


ban pajak atas banda yang barsangkutan (Pasal 796 KUHPdt).

e. Apablla hak telah berakhlr, pemungut hasll wajib mengemballkan


bendanya dalam keadaan balk scapertl semula. Apablla sampai ter-
jadl kerusak.an banda yang merugikan akibat kelalalannya, dla wa- ,
jib membayar gantl keruglan (Pasal 782 KUHPdt).

5. Hak Pungut Hasil Berakhir (Hapus)


Hak pungut hasll itu bertangsung dalam batas waktu tertentu dan dapat
pula tanpa batas waktu atau dlakhlr1 dengan kehendak pemungut hasll
sendlrl . Cera berakhir atau hapus hak pungut hasil dlatur dalam Pasal807
KUHPdt sebagal barlkut:

a. Orang yang mempunyal hak pungut hasll meninggal dunia. d.


b. Jangka waktu hak pungut hasll telah berakhlr (habls).

188 Hukum Perdata Indonesia


c. Terjadl percampuran sehingga pemegang hak pungut hasil berubah
met'lladl pemHik banda.
d. Terfadl pelepasan hak oleh pemegang hak pungut hasll.
e. Karena daluwarsa, yattu apabila pemegang hak plllgut hasU selama
tiga puluh tahun tldak menggunakan haknya.
f. Benda yang dlpungut hasilnya itu musnah.

Ada lagi hak yang hamplr sama dengan hak pungut hasil, yaHu hak pakal
dan mendiaml. Pengaturannya hamplr sama dengan hak pungut hasil.
Bahkan, dalam Pasal 818 KUHPdt dltentukan bahwa hak pakal dan men-
ciaml adalah hak kebendaan yang dlperoleh dan berakhlmya sama se-
pertl hak pungut hasll. Kewajlban pemakal yang mendlami juga sama de-
rgan kewajlban pemungut hasll.

G. BENDA DAN TETANGGA


1. Perlunya Hukum Tetangga
Benda berkaitan erat dengan kehfdupan bertetangga dalam hal penggllla-
an benda dan hak mUik bagl pihak...pihak yang bertetangga. Pesatnya per-
\ambangan wllayah permuklman dewrk. lnl dirasakan per1u pengaturan
setidak-tldaknya secara tldak tertulls agar menjadl acuan masyarakat da-
~ hl.tlungan bertetangga.

PenUngnya hukum tetangga (neighbour Jaw) inl dlkembangkan dldasarf


lleh berbagal pertlmbangan, antara lain:
a Pesatnya pertambahan penduduk, bail< karena kelahlran maupun
ka1'911a urbanlsasl.
b Pengembangan wilayah dan llngkungan permuklman terutama per-
muklman penduduk yang dibangun secara modem.
c Kemajuan llmu pengetahuan dan teknologl bldang konstruksl dan
fasllitas transportast llngkungan.
d Pengaturan dan penerapan tata ruang yang sesual dengan pola
kehldupan modem.
. 189

l
/ Benda dlln Hak Kebendun

Kehidupan masyarakat multletnls dan budaya dapat menimbulkan aspek


positif dan aspek negatlf. Aspek posltlf dapat meniadl faktor pen1ngkatan
kesadaran untuk hidup ruk\11 antara sesama tetangga, sating pedull dan
sallng pengertlan mengatasl masalah llngkungan bersama serta mem·
bentuk pola hidup tertlb dan aman sebagal embrio tert>entuknya huklln
tetangga (neighbour law).

Aspek negattf masyarakat multletnls dan budaya dapat menjadl pemlcu


konftlk tetangga karena pemanfaatan hak mlllk dan fasilltas llngkungan
serta tldak sallng pedull dan tldak sallng toleransi. Kondlsl masyarakat
yang demlldan ltu dapat men)adl sumber konfllk dan sekallgus menfad
pendorong ootuk terbentuknya hukum tetangga yang tldak sehat antara
sesama tetangga.
Beberapa contoh kondlsl hidup bertetangga yang dapat <ijadlkan sumber
terbentuknya hukum tetangga sebagal acuan memecahkan masalah yang
tlmbul dalam kehldupan bertetangga, antara lain, kondlsl ber1kut lnl:

a. Tanaman pagar yang tldak terawat balk, tumbuh merembet ke t.


tangga dl sebelah dan dlpampas tanpa lzin tetangganya dan pe.
mlllalya marah.

b. Pohon pellharaan yang dahannya menjorok ke halaman tetanggl.


daunnya lkut mengotor1 halaman. Tetangga sebelah memotong •
dtlhannya yang menjorok ke halamannya sehlngga pemRiknya ma-
rsh.
c. Selokan yang tldak terawat dan penUh kotoran menlmbulkan ball
busuk sekitamya, tldak mau membersihkan sendiri sehlngga tJ
omelan.
d. Pemltk nmah dlajak memberslhkan bersama selokan sekitar
mereka supaya bersih dan tldak bau, tetangga sebelah tldak
dull, maJah ngomel melulu.

e. Pohon pellharaan berbuah, ada dahan menjorok ke halaman


tangga. Buahnya matang jatlil ke halaman tetangga sebelah,
<iambR. Pemillknya meruduh tetangganya itu mating.

110
Benda dan Hak Kebendaan

k f. Antara dua rumah deretan depan (tepl jalan) ada gang t~~tuk keluar
m masuk bagl rumah yang di betakang. Karena ber1slk orang keluar
n masuk, tetangga yang rumahnya di depan selalu marah pada orang
yang lewat sehlngga terladl pertengkaran.

2. Solusi Hukum Tetangga


Beberapa ketentuan dalam Buku II KUHPdt dapat dljadlkan pedoman
supaya tidak te~adi konfllk dan sekaligus dijadikan acuan penyelesaian
jlka sudah terjadl konfllk bertetangga. Kesepak.atan bersarna aklbat pe-
manfaatan hak m1llk dan fasllitas lingkungan bersama per1u disusun dan
dlpatuhi bersarna.

Pada pekarangan dan bangunan yang berdampingan ke sam ping atau ke


r belakang, sesual dengan tata letak yang dlatur dalam undang-undang

ng lata ruang, blasanya dijadlkan acuan oleh kontraktor atau pengembang


sehingga pemilik rumah atau bangunan serta pe'karangannya menerima
dalam keadaan sudah tertata. Apabrta para penghunl menanam tanaman
te- tlas. tanaman buah, atau tanaman pellndung, sebalknya memperoleh per-
setujuan dulu melalul penmdlngan dengan tetangga yang berdamping-
an. Hasll perundingan yang dapat dlsepakati, antara laln, sejauh mana
toleranslltu dlsetujul sehlngga tldak saling mengganggu setelah tumbuh·
an ltu beli<embang.
Pemlllk pekarangan dan gedung yang Udak terfetal< dl jalan umum, ter-
jepit dl antara tanah-tanah pekarangan orang lain, harus dlberf jalan untuk
masuk dart ~ keluar ke jalan umum. Ada dua macam cam yang dapat
ligunakan oleh pihak-plhak te~ yang dapat d1terima, yaitu:

a. Hak dan kewajlban plhak yang satu untuk memanfaatkan tanah mi-
lik plhak lain, dllmbangi pula dengan kesadiaan pihak yang lalnnya
ltu sebagal pemtnk tanah untuk kepentingan pihak pengguna peng-
abdlan pekarangan.

b. Olbuat perjan)lan antara plhak pengguna dan plhak pemllk tanah


pekarangan yang dijadikan jalan keluar ke dan masuk dart jalan
umum.

lklk\.lm Perdata lndone8ia 191


Bendli dlin Hak Keb.ndaan

Setiap tembok yang cipakai sebagal tembOk batas antara bangunan, tanah
taman, kebun mlllk plhak yang satu dan plhak yang lain, harus dlanggap
sebagaJ tembOk batas mUik bersama, kecuall jlka ada aJas hak yang se-
baliknya. Setlap upaya memperbalkl atau memperbarul suatu tembOk ba·
tas mRik bersama harus dlblayal oleh semua mereka yang berhak atas
tembok nusecara ber1mbang. Tldak ada satu tembok pt11 boleh dljadlkan
mlllk bersama, tanpa kehendak kedua pemilik untuk me!ladlkannya se-
bagal tembok mlllk bersama.

Setlap tempat air hujan, sumur, kamar mandl dan kakus, serta selokan
yang men]adl mRik bersama mereka yang bertetangga harus dipellhara
dan dlberslhkan dengan blaya bersama. Pemberslhan kamar mandl dan
kakus mlllk bersama mereka yang bertetangga harus dllakukan secara
bergillran.

Setlap pagar yang menjadl batas antara dua pekarangan (rumah) harus
dlanggap sebagal mink bersama, kecuall ]lka dapat dlbuktlkan seballknya.
?ohon-pohon yang ada dalam pagar mffik bersama adalah milk bersama
- sepertl pagar tersebut. Maslng-maslng pemiUk bema!< mentlltut supaya
pohon-pohon ltu dltebang. Tetangga yang satu boleh menuntut tetangga
yang lain agar memasang pagar-pagar baru dengan biaya bersama guna
membatasl pekarangan mereka.

Menanam pohon-pohon atau pagar-pagar hldup yang tumbuh tinggi <i-


larang, kecuall jlka dltanam dengan mengambll jarak menurut peraturan
atau adat keblasaan yang bertaku. Tetangga yang satu boleh menuntut
tetangga vang lain supaya memusnahkan segafa pohon dan pagar h~
yang telah dhanam dalam jarak sepertl dl atas.

******

1t2 Hukum Perdata lndon....

.....
Pewarisan, Pewarta, Ahll Warts

BABV
PEWARISAN, PEWARIS, AHLI WARIS

PENGATURAN PEWARISAN
Konsep Pewarisan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, •pewarisan" adalah proses ber·
alhya harta wartsan dart pewaris kepada warts menurut aturan hukum
yang bertaku dalam masyarakat. Berdasar pada rumusan tersebut, dapat
cldentlflkasi unsur-unsur pewarisan, yaltu pewaris, waris. harta warisan,
proses peralihan, aturan hukum. dan masyarakat.

Pewarts adalah orang yang telah menlnggal dan memutkl harta penlng-
galan. Warts adalah orang yang berhak menertrna harta penlnggalan dari
pewaris. Waris lazim disebut ahti waris. Ahll waris terdiri atas waris asli,
waris karib, dan waris sah. Waris asll adalah ahli waris yang sesungguh-
frill, yaltu anak dan lstri dari pewaris. Waris karib adalah ahli waris yang
dakat hubungan kekerabatannya dengan pewaris. Waris sah adalah ahli
waris yang sah menurut hukum, agama. dan adat. Harta wartsan adalah
harta benda penlnggalan dari pewaris. Harta banda tersebut dapa1 be-
~ harta kekayaan, hak kekayaan inteaektual , merek dagang/perusaha-
10, dan hak kebendaan.

Pewarisan adalah proses perbuatan cara beralihnya harta warisan dart


pewan& kQPada ahll waris. Pewarisan beriangsung sesual OeQgan aturan
IIJkum, agama, dan adat yang bertaku dalam kelompok masyara't'at. Atur-
ln huktm adalah ketentuan undang-undang yang beriaku dalam keklm·
pol< masyarakat tertentu. Aturan agama adalah ketentuan hukum agama

113
Pewarlaan, Pewarla, Ahll Warls

yang dianut oteh dan bertaku datam kelompok masyarakat tertentu. Atur-
an adat adalah ketentuan hukum adat yang bertaku dalam kelompok ma-
syaraka1 tertentu.

Konsep pewartsan tlmbul karena te~adlnya peristiwa kematlan. Pertstiwa


kematlan lnl menimpa seorang anggota ketuarga, terutama ayah dan lbu.
Apabila orang yang meninggal itu memiliki harta kekayaan, yang menjadl
masalah bukan peristiwa kematlan atau menlnggal ltu, melainkan harta
kekayaan yang ditinggalkan oleh almarhum. Masalahnya. slapakah yang
berhak atas harta kekayaan yang ditinggalkan oleh almarhum? Slapakah
yang wajib menanggung dan menyelesalkan utang-plutang almarhum Jlka
dla menlnggalkan utang yang menjadl kewajlbannya?

Dengan demiklan, )etas bahwa pewartsan dl satu slsl barakar pada ke-
luarga dan dl lain sis! barakar pada harta penlnggalan (harta kekayaan).
Barakar pada keluarga karena menyangkut slapa yang menjadi ahll waris.
Barakar pada harta peninggalan (harta kekayaan) karena menyangkut
stapa yang menjadl pewarts atas harta penlnggalan (harta kekayaan) se-
telah pemlllknya menlnggal.

Dalam konsep pewarisan terdapat subjek hukum, yaitu pewaris sebagai #'

anggota keluarga yang menlnggal dan ahll waris sebagai anggota ke- •
luarga yang ditlnggalkan oleh almarhum. Ahll waris berhak menerima E
warisan atau waslat sejak te~adi peristiwa kematlan yang menjadl sebab b
timbutnya pewarisan. Pewarisan adalah hubungan hukum berupa proses y.
perallhan hak dan kewajlban pewarts kepada ahli waris mengenal objek d
hukum yang berupa harta warisan penlnggalan almarhum. Semuanya inl k•
diatur dalam hukum undang-undang, hukum agama, dan hukum adat h<
yang dlanut oleh kelompok masyarakat.

Berdasar pada uraian dl atas. jelaslah bahwa pewarisan merupakan sua-


tu slstem hukum yang mengatur tentang beralihnya harta warisan dar!
pewarls kepada ahll warts atau orang yang ditunjuknya karena kematian
pewarls. Atas dasar pewarisan sebagal slstem hukum, maka dapat dl-
ketahul unsur-unsur yang terdapat datam konsep pewarisan sebagai bar·
t
lkut:

194 . Hukum Perdata lndonull


L SUbfek hukum
'mitu anggota keluarga yang menlnggal, anggota keluarga yang dl·
tinggalkan, dan orang yang dlberl wasiat.

b. Status hukum
'mitu anggota keluarga yang menlnggal sebagal pewarts, anggota
keluarga yang dltlnggalkan sebagal ahll warts terdlrt atas anak-
anak dan lstrVsuaml pewaris. dan orang sebagal penerlma wasiat
dart pewarls.

c. Perlstlwa hukum
Yattu menlnggalnya anggota keluarga sebagal pewarts.

d. Hubungan hukum
Yaltu tlmbulnya hak dan kewajlban ahll warts terhadap pewaris me-
ngeoal harta penlnggalan dan penyelesaian utang pewaris.

e. Obfek hukum
Yaltu harta wansan dan utang-utang penlnggalan pewaris.

2. Pewarisan Termasuk Hukum Benda


Blrdasar pada konsep pewarlsan yang telah dluralkan secara rincl se-
belumnya, dapat dipahaml bahwa pewarfsan adalah suatu sistem hukum
yang dlgolongkan sebagal bagian dart hukum yang mengatur hak keben·
daan. Oleh karena ltu, pembentuk undang-unaang (KUHPdt) menempat-
llil kln pewarlsan dalam Buku II KUHPdt yang mengatur tentang banda dan
i:tat hlk kebendaan (zaJnmrecht).

V611mar membenar1<an bahwa hak mewarts adalah hak kebendaan ka-


IINl dldasar1<an pads beberapa alasan yang dttentukan dalam beberapa
pual dalam KUHPdt berikut lnl:

a. Hak mewarfs adalah hak yang berdlrl sendlri yang dapat dljual
(Pasal 1537 KUHPdt).

b. Hak mewarfs dapat dibertkan sebagai hak memungut hasil atas


banda penlnggalan (Pasal 957 KUHPdt).

195
c. Hak mewaris dapat dltunM untuk memperoleh warisan (PasaJ 834
KUHPdt).

Alasan-alasan yang dikemukakan oleh VOllmar tersebut memenuhl deft-


nisi hak kebendaan yang ditetapkan dalam Pasal 499 KUHPdt bahwa S&
tiap benda dan hak dapat dikuasal oleh hak milik.1

Namun, Pltlo berpefldaP.at Jaln. Hak mewaris diatur dalam Buku II KUH
Pdt karena hukum pewarisan mempunyal dua slst Dl satu slsl, masuk hu-
kum benda {karena harta kekayaan) dan dl Jaln sisl, masuk hukum keluar-
ga karena orang yang meninggal ltu adalah anggota keluarga. Jadl, hu-
kum pewarisan mempunyal slfat campuran. Hukum keluarga dlatur dalam
Buku I KUHPdt dan hukum harta kekayaan diaturdalam Buku II KUH Pdt.2

Selanjutnya, menurut Pltlo, hukum pewarisan dlanggap sebagal hukum


benda mungldn karana dldasar1<an pada pemlkiran bahwa ahll warts mem-
punyal hak mewaris, hak tersebut tldak dlpunyal oleh pewaris. Pewarfs
hanya memPlJnYai hak milik atas bendanya. Menurut Pasal 833 KUHPdt,
ahli waris dengan sendirinya mamperoleh segala banda, hak, dan piutang
dari pewaris. Ahli waris dapat menggugat slapa saja yang melanggar hak
mewarisnya (Pasal 834 KUHPdt). Jadl, hak mewaris ltu adalah hak yang
berdlrf sendirf. Padahal, menurut Pltlo, berdasar pada Pasal 1100 KUH
Pdt, harta warfsan ltu terdlri atas kekayaan yang dlkurangl dengan utang
dan beban lainnya sehlngga tldak mungkln berallh sebagal benda yang
berdlri sendiri.3

3. Sistem Pewarisan
3.1 Pewarlsan nMnurut KUHPdt
KUHPdt tldak membedakan antara anak laki-lakl dan anal< perempuan,
antara suaml dan lstrf. Mereka berhak mewaris dengan mendapat baglan

1) VOllmar. lnlflfding tot c» Stucle van fret Neder/snds Burgerlqk R.cht. Tjeenk Willlnk.
Zwolle. 1952.
2) Pitlo, A. Het Zalcenrecht naar het Nedflrlands Burgerlljk Wetboek. T)Mnk Wtlllnk &
Zon. Haarlem. 1955
3) Pitlo. A. ibid.

1M Hukum ~rct... lndone•la


Pewatlaan, Pewart•, Ahll Waria

yang sama. Baglan anak lakl-lakl sama dengan bagian anak perempuan.
Bagian seorang lstri atau suami sama dengan baglan anak Jlka dari per-
kawinan itu dllahlrkan anak.

Apabila dlhubungkan dengan sistem keturunan, KUHPdt menganut sis-


tern keturunan bilateral . Setiap orang ltu menghubungkan dirinya ke da-
lam keturunan ayah ataupun keturunan lbunya. Artinya. ahll waris berhak
mewaris dari ayah jika ayah meninggal dan berhak mewarts dari lbu Jlka
ibu menlnggal.

Apabila dihubungkan dengan sistem pewarisan, KUHPdt menganut sis-


tern pewarisan individual. Artlnya, sejak terbuka warls (pewaris mening-
gal), harta warisan (peninggalan) dapat dlbagi-bagl pemlllkannya antara
para ahli warts. SeUap ahll waris berhak menunM baglan warisan yang
sama yang menjadi haknya.

Dengan demlklan, slstem pewarisan yang dianut oleh KUHPdt adalah sis-
tern pewarlsan Individual bilateral. Artlnya, setiap ahll waris berhak me-
runtut pembagian harta wartsan dan memperoleh bagian yang sama yang
menjadl haknya, balk harta warisan dati ibunya maupun harta warisan
dan ayahnya.

3.2 Pewarlsan menurut hulrum Islam

Apablla dlbandlngkan dengan hukum pewarisan Islam, antara slstem pe-


warisan KUHPdt dan sistem pewarlsan Islam terdapat persamaan dan
pert>edaan. Persamaannya adalah, balk hukum pewarlsan KUHPdt mau-
pun hukum pewarlsan Islam menganut slstem pewarlsan Individual blla-
teml. Perbedaannya terletak pada besamya baglan yang diterima oleh ahll
wans, yaitu:

a) Menurut hukum pewarlsan KUHPdt


Baglan anak laki-lakl dan baglan anak perempuan adalah same.
Demiklan juga bagian suami atau baglan lstri adalah sama dengan
baglan anaknya.

Hukum Perdata lndonula 197


Pewarfaan, Pew aria, Ahll Warla

b) Menurut hukum pewarlsan Islam


Bagian anak lakl-taki dua kall baglan anak perempuan (Surah An-
Nisa' ayat (11 ). Bagian suaml/lstri berdasar pada Surah An·Nisa'
ayat (12}:

(1) Suaml mendapat seperdua dart harta penlnggalan lstrl jika


lstrl tldak mempunyal anak; suami mendapat seperempat dari
harta penlnggalan lstri jika lstri mempunyal anak.

(2) lstri mendapat seperempat dart harta penlnggalan suaml jika


suami tldak mempunyal anak; lstri mendapat seperdelapan
dart harta penlnggalan suaml jlka suaml mempunyal anak.

3.3 Pewarfsan menurut hukum adat


Hukum pewarisan adat masih sullt memperoleh ketentuan yang seragam
karena maslh dipengaruhl oleh bermacam garis keturunan, yaitu patri-
lineal, matrilineal, dan bllateraJ. Bermacam garis keturunan lnl menlmbul-
kan bermacam corak pula slstem pewarisan, yaHu slstem pewarisan In-
dividual. kolektif. dan mayorat yang maslng-maslng mempunyal clri ter-
tentu, yaltu:

CJ Slstem pewarlsan lndlvldLIIII (perseorangan)


Adalah slstem pewarisan yang memperoleh baglan harta wartsan
dldasarkan pada lndlvldu atau orang perseorangan. Setiap ahli wa-
ris memperoleh bagian harta warisan untuk secara bebas dimHikl,
dlkuasal, dlnlkmatl sendlri, dlusahakan, atau dlallhkan kepada pt-
hak lain. Slstem pewarisan Individual (perseorangan) terdapat pada ~
an
kelompok masyarakat parental (bilateral}, sepertl dl Jawa: sedang- 1
kan kelompok masyarakat patrilineal, sepertl dl Sumatra Selatan,
nlri
Sumatra Tlmur, dan Aceh.

CJ Slstem pewariBMJ kolektff


Adalah slstem pewarisan yang mengallhkan harta warisan kepa-
da ahll waris kerabat sebagal kesatuan yang tldak terbagl-bagl.
3
sa
Harta wartsan blasanya berupa banda tidak bergerak, sepertl ta-
nah, kebun, sawah, ladang, rumah, atau bangunan lain. Setlap ahli 4)

188 Hukum Perdata lndonHia


-
Hul
Pewarlaan, Pewarls, Ahll Warla

waris kerabat bemak untuk mengusahakan, menggunakan, atau-


pun memperoleh hasil dari harta warisan kolektif tersebut, Peman-
faatan harta warisan kolektif diatur bersama atas dasar musyawa-
rah dan mufakat. Sistem pewarisan kolektlf lnl terdapat pada ke-
lompok masyarakat matrilineal, sepertl Minangkabau di Sumatra
Barat serta masyarakat patrilineal, seperti Minahasa di SUlawesi
Utara dan Lampung dl Sumatra baglan selatan.

a Slstem pewarlsan mayorat


Adalah sistem pewarisan kolektlf juga dengan cara yang lebih khu-
sus, yaltu meneruskan dan mengallhkan hak penguasaan atas
harta warisan yang tldak terbaglltu untuk dllimpahkan kepada anak
tertua sebagai pemegang amanah selaku kepala keluarga. Anak
tertua tersebut barkedudukan sebagal penarus tanggung jawab
orang tua yang sudah menlnggal. Anak tertua inl dibebanl kewajib-
an mengurus dan memelihara adik-adlknya yang belum dewasa
dengan memanfaatkan hasll harta wansan penarusan dari orang
tua, sampal mereka dewasa dan berpencarian sendiri. Slstem pe-
warfsan mayorat lnl terdapat pada kelompok masyarakat adat,
antara lain, dl Lampung dan masyarakat Semendo di Sumatra
Selatan.4

M&nurut hukum adat yang beriaku dl Jawa, pembaglan harta gono-glnl


tidal< dapat dituntut oleh orang lain selain dari anak atau istri (suaml) dari
pihak yang menlnggalkan harta gono-glnl. Hallni dltetapkan dalam Putus-
an Mahkamah Agung tanggal 8 Agustus 1959 Reg. Nomor 2581</Sip/
1959. Jadi, pihak yang berhak menuntut pembagian harta gono-glnl pe-
ninggalan almarhum atau almarhumah hanyalah anak atau istri/suaml al-
marhum/almarhumah. Cara pembagiannya, harte gono-glni dikurangl dulu
clengan utang-utang almarhum jlka ada. Kemudian, sisanya dibagi dua,
separuh untuk baglan istri Oanda) almarhum dan separuhnya lagl dlbagl
sam a menurut jumlah anak.

4) Baca uralan Prof. Hllman Hadlkusuma. Hukum Warls Adal Penerblt AlUmni
Bandling. 1989. hh. 23-27.

Hukum Perdata Indonesia 199


Pewarlaan, Pewarts, Ahll Warts

Menurut hukum adat yang beriaku dl Jawa, seorang janda mendapat se-
paruh dart harta gono-glnl. Hal lnl dltetapkan dalam Putusan Mahkamah
Agung tanggal25 Februar11959 Reg. Nomor 387K/Sipl1958. Salama sa-
orang Janda belum kawln lagl, harta gono-glni yang dlkuasal oleh Janda
tersebut tldak dapat dlbagl-bagl, guna menjamln penghldupannya. Hallni
dltetapkan dalam Putusan Mahkamah Agung tanggal 9 Jull 1959 Reg.
Nomor 187K/Sip/1959). Akan tetapl, Jlka janda ltu kawln lagl, baru harta
penlnggalan almarhum itu boleh dlbagl. Cara pembaglannya mengikuti
pembaglan seperti yang telah dlkemukakan di atas.

Menurut hukum adat yang berlaku di Jawa, anak angkat hanya dfpef1(e-
nankan mewarisi harta gono-ginl dan orang tua angkatnya. Jadl, terhadap
harta pusaka (banda asal), anak angkat tldak bemak mewalislnya. Hallnl
ditetapkan dalam Putusan Mahkamah Agung tanggal18 Maret 1959 Reg.
Nomor 37K/Slp/1959. Cara pembaglannya, harta gono-glnl dlkurangl dulu
dengan utang-utang almamum jlka ada. Kemudlan, slsanya dlbagl dua,
separuh untuk baglan lstri oanda) aJmarhum dan separuhnya lagi dlbagl
sama menurut jumlah anak. Bedanya, anak kandung berhak mewarisi
semua harta penlnggalan dari almartlum bersama dengan Janda Qstrt) al-
mamum.
Menurut hukum adat yang bertaku dl Jawa, dilarang pencabutan hak un-
tuk mewarls. Hak untuk menglsl atau menggantikan kedudukan seorang
ahll waris yang leblh dulu menlnggal darfpada orang yang menlnggalkan
warfsan (pewarts), ada pacta keturunan dalam garls menurun. Hallnl dl-
tetapkan dalam Putusan Mahkamah Agung tanggal 18 Maret 1959 Reg.
Nomor 391K/Sip/1958. Jadl, jlka ahll warls ltu menlnggallebih dulu darl-
pada pewarls, anak dart ahll warts yang meninggal itu menggantlkan ke-
duduka 1 waris ayahnya itu. Oengan kata lain, cucu dart pewaris yang me-
nlnggalkan warisan.

Menurut hukum adat yang beriaku dl Pulau Jawa, jlka dalam suatu per-
kawlnan tldak dllahlrkan seorang anak pun, istri oanda) almamum dapat
tetap menguasal benda-benda gono-glnl sampal dla menlnggal atau sam-
pal dla kawln lag!. Setelah ltu, barulah oleh para ahll waris dapat dlmlnta
pembaglan dari benda-benda gono-glni tersebut. Hal lnl dltetapkan dalam

200 Hukum Perdata Indonesia


Pewarlaan, Pewarts, Ahll w.rt•

Putusan Mahkamah Agung tanggal 29 Oktober 1958 Reg. Nomor 298KI


Slp/1958.

B. PEWARIS (PENINGGAL WARISAN)


1. Konsep Pewaris
Pewaris atau peninggaJ warisan adalah seorang anggota keluarga yang
menlnggal dan menlnggalkan harta warisan kepada orang anggota ke-
klalga yang maslh hidUp. Pewaris atau penlnggal warisan dalam hubung-
an keluarga biasanya adalah ayah atau lbu. Dalam pengertian lnl, unsur
yang panting adalah harta penlnggalan dan orang anggota keluarga yang
masih hldup. Unsur menlnggalnya orang anggota keluarga tldak periu dl-
persoalkan sebab musababnya.

Apabila unsur "harta warisan• atau harta penlnggalan lnl tldak ada, artlnya
omng yang menlnggal 1tu tidal< menlnggalkan harta warisan atau harta
penlnggalan, pewarisan menjadl tldak relevan. Namun, jlka unsur "orang
anggota keluarga yang masi~ hldup• tidal< ada, pewarisan masih relevan
karen& harta warisan orang yang menlnggalltu jatuh pada negara.
Dalam hukum pewarisan, pokok masalah terietak pada hak waris, bukan
pada kewajiban warts. Jlka masalahnya hak warts, sudah tentu ada harta
kakayaan yang dltlnggalkan oleh pewaris dan ada orang yang barhak me-
warts. Pertanyaan yang tlmbul adalah apa sebab orang yang dltlnggalkan
llu berhak mewaris?

Sebagalmana telah dluralkan sebelumnya bahwa hukum pewarisan itU dl


satu slsl barakar pada keluarga dan dl slsi lain barakar pada harta ke-
kayaan. Dlllhat dari slsl pertama, orang 1tu barhak mewaris karana dla
mempunyal hublngan per1<awlnan, l'lubla1gan darah (leluhur atau keturun-
an) dengan pewaris (penlnggal warisan). Atau walaupun tidal< mempooyal
tuxJngan per1<awlnan ataupun hubungan darah, pada waktu pewaris ma-
slh hldup, pewarls pemah mengadakan ketentuan rnengenal harta kekaya-
IMY8 apabUa dla menlnggal dan menunjuk orang tertentu sebagal orang
yang berhak atas sebaglan harta kekayaannya melalul suatu waslat (tes-
tament).

Hukum Pwrdata lndoneala 201


P.warlaan, Pewarla. Ahll Warta

Atas dasar lni lalu tlmbul dua macam mater1 hukum pewarisan. Pertama.
hukum pewarisan ab intestato yang didasar1<an pada hubungan per1<awin-
an dan hubungan darah. Kedus, hukum pewarisan tsstamentair yang di-
dasarkan pada waslat (testament).

2.1 Surat wasiat menurut bentuknya


Menurut ketentuan Pasal 931 KUHPdt, ada tiga macam surat wasiat
menurut benM<nya, yaltu surat waslat olografls. surat waslat umum, dan
surat waslat rahasla atau tertutup. sal

202 Hukum Perdata lndoneala


Pewarl..n, Pewarla, Ahll Warls

harus ditanya apakah benar yang dibacakan tadl memuat kehendaknya


(Pasal 939 ayat (1 ). (2}, dan (3) KUHPdt).

Jlka wasiat tadl dituturkan dl depan saksi-saksi dan segera ditulis oleh
notaris, pembacaan dan penanyaan yang sama harus dllakukan juga. Se-
telah itu, surat waslat harus dltandatanganl oleh pewaris. notaris, dan
saksl-saksi. Apablla pewaris menerangkan tidak dapat menaruh tanda
tangannya atau dla bemalangan menandatanganlnya, keterangan itu dan
sebab halangannya harus dltullskan pula dalam akta. Setelah dlpenuhl-
nya segala tertlb acara tersebut dl atas. hal lni harus dengan jelas ditulis
juga dalam akta wasiat (Pasal939 ayat (4}, (5), dan (6) KUHPdt).

Menurut Wlrfono Prodfodll<oro, apablla pewarts tidak berbicara karena


penyakitnya. dia dapat memberi keterangan secara tertulls. Notaris mem-
bacakan tullsan ltu dan menanyakan kepada pewaris apakah betul deml-
klan yang dlkehendaklnya. Jlka pewaris mengangguk, keterangan itu dl-
anggap benar. Keterangan lnllah yang dituangkan oleh notaris dalam akta
umum.5 t
c
Surat was/at rahasla (tertutup) s
Surat wasiat rahasla adalah surat wasiat yang dibuat oleh pewaris de· k
ngan tullsan sendiri atau ditulls oleh orang lain, yang ditandatanganl oleh
pewaris. SUrat waslat atau sampul yang berlsl surat waslat ltu harus ter-
tutup dan dlsegel, kemudian diserahkan kepada notarls dengan dihadiri
oleh empat orang saksl. Pewaris harus menerangkan bahwa surat ltu bar-
lsi waslatnya yang ditulls sendlri atau ditulis oleh orang lain dan ditanda-
tanganl oleh pewaris. Notaris harus mencatat keterangan pewaris dalam
akta yang disebut akta pengalamatan (supersCrlptla). Akta tersebut harus p4

ditUJis dJ atas kertas surat wasla1 atau sampul yang berisl alamat wasiat w.
ltu. Kemudlan, harus dltandatanganl oleh pewaris, notarls, dan empat S1
orang saksl (Pasal 940 KUHPdt).
St
m.
at:
5) W1rjono Prodjodikoro. Hukum War/san dl Indonesia. Penerbit Sumur. Bandung
1976.
6)

204 Hukum Perdata Indonesia


.,...,...n, Pewarla, Ahllw.la

pada surat wasiat olografls yang tertutup maupun pada surat wasiat
. ..a. pka pewaris menlnggal dtn&, notarts harus menyerahkan surat
ltu kepada Balal Harta Penlnggalan (BHP). Balallni akan mem-
surat wasiat tersebut, membuat bertta acara mengenaJ penertmaan
keadaan surat wasiat waktu dltertma, serta bertta acara pembuka-
surat wasiat. Kemudlan, surat waslat ltu dlkemballkan kepada notaris
penyelesalan sebagalmana mestlnya.

.-.UDUnaa:m dengan pembuatan surat wasiat, pertu dpertlatlkan ketentu-


Pasal 930 KUHPdt bahwa surat wasiat tldak boleh clbuat oleh dua
~ bersama-sama lM'ltuk menguntll'lgkan satu sama lain atau lRuk
pihak ketiga. Alasan larangan lnl adalah karana pembuat
waslat dlberl kemungklnan manari< kemball surat wasiatnya ltu. Jlka
wasiat dlbuat oleh dua orang, penar1kan kembaU ltu mlllgldn akan
.... dllakukan.

tiga macam bentuk surat wasiat, maka surat wasiat 1.11'11.11'1 paling
lllrrfak dlpakal dan juga paling balk. Sebab menurut Subekll, notaris
mengawasi lsinya sehlngga <Ia dapat memberl<an nasihat-nasihat
lsi surat wasiat Udak bertentangan dengan undang-ll'ldang atau
-&18181 e

Surat waslat rnenurut lalnya


Mllnurut lsinya, ada dua macam surat wasiat, yaltu surat wastat pengang-
llltln warts (ertstell/ng) dan surat waslat hibah (legaat). lsi surat wasiat
tlak hanya mengenaJ harta kekayaan, tetapi dapat juga mengenal pe-
........, wal lftuk anak orang yang menlnggalltu atau pengangkatan
ltlllllksl1na surat wasiat untuk mengawasi dan mengatut pelaksanaan

lint .,..,., PMJ11M19ka1Mt Wllrla (M18tel/lng)


ant wasiat pengangkatan warts adalah surat wasiat yang bertsl waslat dl
orang yang mewasiatkan (pewarts) membertkan kepada seorang
llau leblh seluruh atau sebaglan dart harta kekayaannya pka dis me-
Pewarlaan, Pewaria, Ahll Warla

nlnggal dunia (Pasal 954 KUHPdt). Ahll waris berdasar pada pasal lnl
disebut ahll warts wasiat (testamentaire erfgenaam). Sepertl halnya de-
ngan ahll warts ab Intestato, ahli waris waslat memperoleh segala hak dan
kewajlban dart pewaris yang menlnggal dunia. Ahll warts waslat berada dl
bawah titel umum (onder a/gemene tits/).

Blasanya dalam surat waslat yang menetapkan beberapa orang yang


menjadl ahll waris dltetapkan juga berapa baglan mereka maslng-masing.
Misalnya, jlka Johan Krutf menlnggal dunla. Jane; Rudolf; dan Crulaer
dltetapkan sebagal ahll waris dan masing-masing mendapat sepertlga
dar1 warisan Johan Krutf. Jlka dalam surat waslat ditetapkan beberapa
orang bersama-sama menjadi ahll waris tanpa disebutkan baglan maslng-
maslng, kemudlan salah seorang menlnggal dunia, maka bagian yang
menlnggal lni akan jatuh kepada para ahll warts lalnnya yang bersama-
sama dltunjuk ltu. Dengan demiklan, baglan wartsan mereka yang masih
hldup tersebut Jadi bertambah.

Surat waslat hlbah (legast)


Surat waslat hlbah (/egaat) adalah surat waslat yang memuat ketetapan
khusus, dl mana orang yang mewaslatkan (pewarts) memberikan kepada
seorang atau beberapa orang:

a) Satu atau beberapa benda tertentu; atau

b) Seluruh banda dar1 satu jenls tertentu, mlsalnya, benda bergerak,


benda tidak bergerak; atau

c) Hak memungut hasU dari seluruh atau sebaglan dari harta penlng-
galan pewarts (Pasal 957 KUHPdt).

Orang-orang yang memperoleh harta warisan berdasar pada hlbah waslat


menurut pasal lnl disebut Jegatarls. Mereka berada dl bawah titel khusus
c
s
(onder bljzondere tits/). Legatarls lnl bUkan ahll waris. Legatarls tldak
menggantlkan pewaris mengenal hak dan kewajlbannya. Legatarls tldak
s
d
wajlb membayar utang-utang pewarls yang menlnggal ltu. Legatarls hanya
9
berhak menuntut penyerahan banda atau pelaksanaan ,hak yang diberi-
It
kan kepadanya dart para ahli waris.
,
206 Hukum Perdata lndoneala
Pewarlaan, Pew.rl•, Ahll Warla

Sebagaimana telah dlkemukakan sebelumnya bahwa setlap pembuatan


surat waslat harus dengan bantuan atau dllakukan notarts. Akan tetapl,
ada waslat yang dibuat dengan akta di bawah tangan, yang lslnya me-
ngenal pengangkatan pelaksana wasiat; penyelenggaraan penguburan;
penghlbahan pakalan; pemlasan tertentu; dan mebel tertentu. Surat waslat
ill disebut codicil.

2.3 Pencabutan wastat

Sural wasiat dapat dicabut kemball. Hal inl adalah wajar mengingat bah-
wa wasiat ltu adalah pemyataan seplhak dan pewarfs. Pencabutan waslat
dapat dilakukan dengan tegas dan dapat pula dengan dlam-diam. Apa-
bia wasiat dicabut dengan tegas, menurut ketentuan Pasal 992 KUHPdt
pencabutan ftu harus dengan surat waslat baru atau dengan akta nota-
ris khusus, dl mana pewarfs menyatakan kehendaknya akan mencabut
waslat itu seluruhnya atau untuk sebagian. Arti kata "khusus• dalam pasal
lni adalah meliputl tidak hanya mengenal hal yang dicabut kemball, te-
lapl Juga boleh memuat hal-hal yang mengulangl apa yang disebut dalam
waslat terdahulu .

Apablla waslat dlcabut dengan diam-diam , menurut Pasal 994 KUHPdt


waslat yang baru yang tldak dengan tegas mencabut waslat terdahulu,
membatalkan waslat terdahulu sepanjang tldak dapat dlsesualkan dengan
ketetapan wasiat yang baru atau sepanjang wasiat yang terdahulu ber-
tentangan dengan waslat yang baru. Akan tetaj)l, apablla wasiat yang
baru ltu batal sebagaJ waslat, ketentuan pasal ini tldak berlaku. Yang ma-
sih berfaku hanyalah sebagai akta notaris.

Waslat olografls dapat dicabut dengan cara memlnta kemball waslat itu
dari notarfs, asalkan permlntaan kemball tersebut ditulls dalam akta
autenUk untuk pertanggung)awaban notaris yang menylmpannya (Pasal
934 KUHPdt). Apabila waslat memuat suatu hlbah, kemudlan benda yang
lll1bahkan tersebut dijual atau ditukar, waslat ltu dlanggap dicabut (PasaJ
996 KUHPdt). Akan tetapl, waslat gugur apablla benda yang dihibahkan
au musnah seluruhnya sewaktu penghibah llu maslh hidup atau setelah
Hukum Perdata lndon..la 207
Pewarlsan, Pewarls, Ahll Warts

pewarfs mentnggal dunia banda ltu berada di tangan ahn warfsnya dan
musnahnya ltu dlluar kesalahan ahli warts ltu (Pasal 999 KUHPdt).

3. Wasiat dalam Hukum Islam dan Hukum Adat


Selaln dalam hukum pewansan KUHPdt, wasiat juga diJ<enal dalam hu-
kum pewarisan Islam dan hukum pewarisan adat. Akan tetapi, hukum pe-
warfsan Islam dan adat tidak mempersoalkan bentuk waslat, tetapllsinya.
Apablla diwaslatkan dengan akta atau tldak, bukan persoaJan, yang jelas
ada saksi yang mengetahul.

Hukum pewarfsan Islam mengenal waslat karena ada dasar hukumnya


dan dapat dlbaca dalam AI·OUr'an Surah AI-Baqarah ayat (180H182)
dan (240) sebagal berikut:
"Diwajlbkan kepadamu, apablla seorang dl antara kamu kedatang-
an tanda-tanda maut. jlka dia meninggalkan harta yang banyak, ber-
wasiat untuk lbu-ba.pak dan karfb kerabatnya secara ma 'tuf, in/ ada-
Ish kewajlban bag/ orang-orang yang bertakwa. • (ayat (180) Surah
AI-Baqarah)
"Siapa yang mengubah wasfat ltu sstelah dis mendengamya, maka
sesungguhnya ben::Josalah orang-orang yang mengt..bahnya itu. 56-
sungguhnya Allah Maha Mendengar lag/ Maha Mengetahul.• (ayat
(181) Surah AI-Baqarah)
"Akan tetapi, siapa yang lchawatlr pads orang yang berwasiat flu
berlaku tldak adll atau berbuat dosa, /alu dla mendama/kan antara
mereka, maka tldak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lag1 Maha Penyayang.• (ayat (182) Surah AI-Baqarah)
"Dan orang-orang yang akan menlnggal dun/a dl antaramu dan
meninggalkan lstri, hendakfah berwasiat kepada lstrl-istrlnya, yaltu
diberl nafkah hlngga setahun /amanya dengan tldak dlsuruh plndah
da.Ii rumahnya . Tetapl jika mereka p/ndah sendlrl, maka tldak ada
dosa baglmu (wall atau ahli warls dari yang menlnggaJ) memblar-
kan mereka berbuat yang ma'tuf pada diri mereka. Dan Allah Malta
Kuasa lag/ Maha Bljaksana. • (ayat (240) Surah AI-Baqarah)

Selanjutnya. dalam AI-Our'an Surah An-Nisa' ayat (11 ). (120). dan (176)
yang mengatur tentang pembagian harta peninggalan (warisan) dfnyata-
kan bahwa pembaglan warisan dllakukan setelah lebih dulu dlselesaJkan

208 Hukum Perdata lndon ..~


Pewarlaan, Pewarla, Ahll Warla

wasiat dan/atau utang pewaris. Masalahnya adalah berapa besar waslat


1tu dlbolehkan? Para ahli hukum Islam sepakat bahwa batas wasiat paling
banyak adalah sepertiga harta peninggalan pewaris. Dasamya adalah
hadis yang diriwayatkan oleh Bukharl yang dlkutip dari SayutJ Thallb?
Hadls tersebut adalah ucapan Rasulullah dalam dialog dengan Sa'ad
bin Abl Waqash yang lagi sakit. Dla seorang sahabat Rasulullah. l-ladis
tersebut menyatakan sebagai berlkut.

Sa'ad bin Abl Waqash bercerita ketika dla sakit payah dan Rasulullah
mengunjunglnya. Dla bertanya kepada Rasulullah , •saya mempunyai
harta yang banyak, sedangkan saya hanya mempunyai seorang anak pe-
rempuan yang akan mewarisl saya. Apakah saya sedekahkan dua per-
tlga dart harta saya inl?" Jawab Rasulullah, •Jangan.• Sa'ad bertanya
lagl, "Bagalmana jlka seperdua?" Rasulullah menjawab lagi, •Jangan."
Sesudah itu, Sa'ad bertanya lagi, "Bagalmana Jika sepertiga?" Maka,
ber1<ata Rasulullah, "Besar jumlah seperti itu sesungguhnya jika engkau
lilggalkan anakmu dalam berkecukupan adalah leblh balk ....•

Ahlussunnah berdasar pada hadis tersebut menetapkan bahwa wasiat


tldak boleh melampaui sepertlga dari harta peninggalan setelah dikurangl
utang. Jadi, menghltung wasiat ltu setelah utang-utang pewarls diselesal-
kan leblh dulu. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah yang diriwayat-
kan oleh Attlrmlzl lbnu Majah dari Mlsykat lmasablh, yang menyatakan
bahwa All bin Abl Thallb berkata bahwa Rasulullah telah menetapkan
bahwa wasiat baru boleh dikeluarkan setelah semua utang pewaris telah
dibayar.

Mengenal dasar AI-Qur'an Surah AJ-Baqarah dan Surah An-Nisa' yang


telah diuraikan di atas, Prof. Hazalrln berpendapat bahwa dasar ayat-
ayat mengenal waslat tidak ada perbedaan antara satu sama lain, tldak
ada suatu ayat A/-Qur'an yang dihapuskan (dihllangkan) oleh ayat lain.
Jadi, tldak ada halangan untuk menaatl ayat-ayat mengenal wasiat da-

7) SayuU Thalib. Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Penerbit Bina Aksara Jakarta.
1981.h. 92.

Hukum Perdata lndonesta 209


Pewnrlsan, Pewarla, Ahll Warle

lam Surah AI-Baqarah itu walaupun kemudlan turun Surah An-Nisa' ayat
(11 )-(12) yang menetapkan tentang ahli warts dan pembaglan warts-
an. Menunrt pendapat Prof. Hazalrln, dltaatinya waslat dalam ayat (180)
Surah AI-Baqarah ltu untuk menghadapl hal-hal khusus mengenal ayah,
lbu, anak-anak dan saudara-saudara yang memertukan banyak blaya,
misalnya, karena saklt lumpuh, meneruskan pendldikan, dan sangat te-
lantar hldupnya. Tertladap hal-hal khusus lnl besamya waslat 1idak boleh
meleblhl sepertlga dari harta penlnggalan, seperti yang telah ditentukan
oleh RasuluUah. 8

Pendapat Prof. Hazatrln tersebut dlkemukakan karena berf(altan dengan


ajaran slstem pewartsan patrilineal mazhab Syafii yang menyatakan bah·
wa dengan turunnya ayat-ayat pewarisan dalam Surah An·Nisa', maka
ayat (180) Surah AI-Baqarah tldak ber1aku lag! karena sudah dlmansukh·
kan (dlhllangkan). Tidak ada lagl kewajlban berwaslat kepada lbu, bapak,
dan akrabun, bahkan tidak diperbolehkan Jlka lbu, bapak, dan akrabun
mendapat bagian warfsan dalam suatu kasus pewarfsan. Olkemukakan
lagl had1s yang isinya mengatakan tidak ada waslat lagi bag1 ahll waris.
Jadl, menurut ajaran lnl kekuatan ayat (180) SUrah AI-Baqarah ltu telah
dimansukhkan (dihapuskan). Oengan demlklan, berwaslat di slnl hanya
untuk kemaslahatan umum, sepertl perball<an mesjld, sekolah agama.
orang telantar yang memertukan bantuan, dan pe~uangan untuk memaju-
kan lslam.9

Menurut slstem pewarisan bilateral, member! waslat dapat dilakukan oleh


pewarfs kepada slapa atau badan apa saja asal dalam rangka kebalkan,
mlsalnya, untuk kepentingan mesfld, keglatan pend1dlkan, keglatan peng-
obatan, keglatan keagamaan, dan lain-lain. Bahkan, menurut ajaran inl,
berwasiat kepada ~hli waris yang kebetulan lkut mewarls Udak tertarang.

Sebagaimana telah dlkemukakan sebelumnya, hukum adat juga menge-


nal waslat, tetapi sangat bergantung pada sistem pewartsan berdasar

8) Hazal1ln. Prof. Dr. Hukum Kewarf$1Jn Bilateral Menurut AJ-Qur'811 dan Hadilh. Pe-
norblt nntsmas. Jakarta. 1982. h. 57.
9) Sayuti Thalib op. cit h. 89

210 Hukum Perdata Indonesia


Pewarlsan, Pewaris, Ahll Warts

pada garis keturunan yang beriaku bagi kelompok masyarakat dl setlap


daerah. Jadl, tldak dapat dirumuskan secara seragam ketentuan mange-
nat waslat. Bagl kelompok masyatakat di daerah tertentu yang menganut
agama Islam yang kuat, umumnya ketentuan mengenat slstem pewarisan
Islam dlresepsl oleh masyarakat dan dljadlkan hukum adatnya. Dengan
demlklan, waslat yang dlkenat dalam agama Islam diterapkan juga pada
kelompok masyarakat adat yang bersangkutan. Demiklan juga pada ke-
lompok masyarakat yang menundukkan dtr1 atau berlaku KUHPdt yang
mengenat waslat. dengan sendir1nya menglkutl ketentuan tentang wastat
yang dlatur dalam KUHPdt.

C. AHLIWARIS
1. Konsep Ahli Waris
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, •waris" adaJah orang yang ber-
hak menerima harta peninggalan dari pewaris. Waris tazlm dlsebut ahll
waris. Ahll waris terdlri atas waris asll, waris karib, dan warls sah. Waris
asll adalah ahll waris yang sesungguhnya, yaitu anak dan lstri/suaml dart
pewans. Waris kar1b adalah ahU waris yang dekat hubungan kekerabat-
annya dengan pewans. Sedangkan waris sah adalah ahll war1s yang dl·
akul dan/atau dlatur menurut hukum undang-undang, hukum agama, atau
OOklm adat, mellputl fuga ahll waris asll, ahli waris karib, ahli waris
wastat, ahll wans penggantl, dan ahll waris negara.

Berdasar pada konsep tersebut, ahli waris sah menurut hukum, agama,
dan adat dapat dlrincl secara berurutan, yaltu:
a. Ahll warls asll (fesungguhnya)
Ahll waris asli (sesungguhnya) yang terdlri atas anak kandung dan
lstrt/suaml pewaris. Oikatakan ash karena berasal darl peti(awinan
suaml lstrl dan anak keturunannya termasuk anak tuar kawln, ahll
warts waslat, dan ahll waris penggantl.

b. Ahll waris karlb


Ahll waris karib yang dekat hubungan kekerabatannya dengan pe-
war1s yang terdlrl atas orang tua kandung, kakek/nenek, kakak/

Hukum Perdata Indonesia 211


Pewarlsan, Pewarla, Ahll Wart a

adik kandung, dan pamarvbibl (garis lurus ke atas dan menyam-


plng).

c. Ahll warts lalnnya


Ahll warts lalnnya jika urutan butlr a dan b tidak ada, yaitu negara.

2. Hak dan Kewajiban Ahli Waris


Ahll waris tldak hanya berhak atas harta peninggalan atau harta warisan
pewans, tetapl juga berkewajlban menyelesaikan utang-utang dan waslat-
nya. Sebelum harta penlnggala'n atau harta warlsan dibagl, utang-utang
dan waslat pewarls harus dlselesalkan lebih dulu. Pengeluaran untuk me-
nyelesalkan utang-utang dan wasiat tersebut harus dislsihkan dulu dari
harta peninggalan sebelum dibagikan kepada ahll waris yang berhak.

Hak dan kewajlban ahli waris tlmbul setelah pewaris menlnggal dunla.
Hak clan kewajiban tersebut didasarkan pada hubungan perkawlnan, hu-
bungan darah dan surat wasiat yang dlatur dalam KUHPdt, agama, dan
hukum adat. Akan tetapl, /egatarfs bukan ahli warts walaupun dla berhak
atas harta peninggalan pewaris karena baglannya terbatas pada hak atas
benda tertentu tanpa kewajlban. Menurut ketentuan Pasal 833 ayat (1)
KUHPdt, semua ahli waris dengan sendhinya karena hukum memperoleh
hak millk atas segala harta kekayaan penlnggalan pewaris. Pasal 874
KUHPdt juga menentukan bahwa segala harta kekayaan penlnggalan pe-
waris adalah millk semua ahll waris sesudah dikurangl wasiat berdasar
pada ketetapan yang sah.

Ketentuan pasal-pasal tersebut dldasari oleh asas hukum Prancis dulu, /e


mort salslt Is vff, artlnya orang rnatl berpegang pada orang hldup. Asas inl
dapat dlartikan bahwa setlap benda harus ada pemlllknya. Jlka orang me-
nlnggal dunla, segala harta peninggalannya berallh kepada ahll warisnya
yang maslh hldup. Kata salsff berasal dart kata saisine yang artinya "ber-
allh kepada". Hak dan kewajlban orang yang sudah menlnggal dunia ber-
allh kepada pewaris yang masih hldup.

Setiap ahll waris berhak menuntut dan mempe~uangkan hak warlsnya


(Pasal 834 KUHPdt). Tuntutan lnl disebut herid/tatis petitio, artinya tuntut-

212 Hukum Perdata lndoneall


Pewarlaan, Pewarla, Ahll Warl9

an memperoleh hak warts. Menurut ketentuan Pasal 1066 ayat (2) KUH
Pdt, setiap ahli warts dapat menuntut pembaglan harta wartsan walaupun
ada Jarangan untuk melakukan ltu. Jadi, harts wartsan tidak mungkin dl-
blarkan dalam keadaan tidak terbagl, kecuali jika diperjanjlkan tldak dl-
adakan pembagian dan lnl pun tldak lebih lama dart lima tahun.

3. Penggolongan Ahll Waris


/

KUHPdt menggolongkan ahll warts menjadl dua macam . Pertama. ahll


warts ab Intestato, berdasar pada hubungan perkawinan dan hubungan
darah. Kedua, ahll warts testamentalr, berdasar pada surat waslat. Ahll
warts golongan pertama (ab intestato) dlatur dalam Pasal 832 KUHPdt
yang menentukan bahwa yang berhak menjadl ahll warls adalah para
keluarga sedarah dan lstri/suaml yang maslh hidup. Jika semua lnl tidak
ada, yang berhak menjadl ahn waris adalah negara.

Siapa-slapa saja yang termasuk dalam keluarga sedarah yang berhak


mawaris itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, keluarga sedarah dan
islrilsuami digolongkan menjadl empat golongan berikut inl:

a. Anak atau keturunannya dan lstrl/suaml yang masih hidup.


b. Orang tua (ayah dan lbu) dan saudara pewarts.
c. Kakek dan nenek atau ieluhur lalnnya dalam garts lurus ke atas
(Pasal853 KUHPdt).
d. Sanak keluarga dalam garls ke samping sampat tingkat keenam
(Pasal 861 KUHPdt).

Golongan ahll warts ini di1etapkan secara berurutan. Artinya, Pka terdapat
orang-orang dan golongan pertama. mereka itulah yang secara bersama-
sama berhak mewaris segala harta penlnggatan pewaris. Jika tldak ter-
dapat anggota keluarga dari golongan pertama, orang-orang yang tenna-
suk golongan kedua sebagai ahll waris yang berhak mewaris. Jika tidak
terdapat anggo~a keluarga dari gotongan kedua, orang-orang yang terma-
suk gotongan ketlga sebagal ahll warts yang berhak mewaris. Jika semua
golongan lnl tldak ada, barutah mereka yang termasuk datam gotongan
keempat secara bertlngkat sebagal ahli warts yang berhak mewaris. Jlka

Hukum Perdata lndoneela 213


Pewarlsan, Pewaria, Ahll Walie

semua golongan lnl sudah tldak ada, negaralah sebagal ahll warts yang
berhak mewaris semua harta peninggatan pewaris.

3.1 Ahli warts golongan pertama


Menurut ketentuan Pasal 852 KUHPdt, anak-anak wataupun dllahlrkan
dart perkawinan yang berialnan dan waktu yang ber1alnan, lakl-lakl atau
perempuan mendapat baglan yang sama, mewaris orang deml otang.
Anak-anak yang mewaris sebagal pengganti dart ayah atau lbu mewarfs
pancang deml pancang. Yang dimaksud dengan pancang adruah semua
anak dart seorang yang bertlak mewarls, tetapl telah menlnggal leblh
dulu.
Bagalmana halnya dengan anak adopsJ, apakah dla berhak mewaris
sama dengan anak kandung? Prof. All Afandl menyatakan bahwa anak
adopsl berkedudukan dalam hukum sama sepertl anak yang lahlr da·
lam perkawlnan orang yang mengadopslnya. Hal lnl terdapat dl kalang-
an orang Indonesia keturunan Clna. Jadi, dla dlsamakan dengan anak
kandung, sebagal ahli wans orang yang mengadopslnya (st.b. 1917 No-
mor 129). Akan tetapl, KUHPdt sendirl tldak mengenal adopsJ .

Menurut ketentuan Pasal 852a KUHPdt bahwa baglan seorang lstrf/suami


jika ada anak dart perkawinannya dengan orang yang menlnggal dunia
(pewaris) sama dengan bagian seorang anak. Jika perkawlnan itu bukan
perkawlnan pertama dan dart perkawlnan terdahulu ada juga anak, bagl-
an darl lstrf/suaml tldak boleh leblh dart bagian terkecll dar1 anak-anak
pewaris ltu. Bagalmanapun juga seorang lstrl/suaml tldak boleh men-
dapat baglan leblh dari seperempat harta warisan. Yang dlmaksud da-
ngan "terkedl" ltu adalah baglan dar1 seorang anak yang dengan ketetap-
an surat wasiat dapat bert>eda-beda, asal tidak kurang darl /eg/t/eme por·
tie.
Selanjutnya, dalam Pasal 852b KUHPdt dttentukan bahwa jlka lstri/sua-
ml mewaris bersama.sama dengan orang-orang lain daripada anak-anak
atau keturunannya dari perkawinan yang dulu, dla dapat menarik seluruh
atau sebagian perabot rumah tangga dalam kekuasaannya. Yang dimak·
sud dengan "orang-orang lain darlpada anak-anak" itu adalah orang·

214 Hukum Perdata lndonut.

.
Pewarlaan, Pewarla, Ahll Warts

orang yang menjadl ahll warls karena dltetapkan dengan surat wasiat.
twga perabot rumah tangga ltu harus dlkurangkan dari baglan wartsan
~ ltu. Jika harganya lebih besar daripada harga baglan wat1san-
lftl, harga kelebihan ltu harus dibayar leblh dulu kepada kawan-kawan-
lftl.

Ahll warts golongan kedua


Mloorut ketentuan Pasal 854 KUHPdt, apabila seorang menlnggal dunia
tanpa menlnggalkan keturunan ataupun lstri/suaml, sedangkan ayah dan
lulya masih hldup, yang bertlak mewaris adalah ayah, lbu, dan saudara-
nya, yaltu:
a) Ayah dan lbu masing-maslng mendapat sepertlga dari harta waris-
an jlka yang menlnggal ltu hanya mempunyal seorang saudara,
yang mendapat sepertJga leblhnya.
b) Ayah dan ibu maslng-masing mendapat seperempat dart harta
warisan jika yang menlnggalltu mempunyalleblh darl seorang sau-
dara, yang mendapat dua perampat lebihnya.
Selanjutnya, dalam Pasol 855 KUHPdt dltentukan bahwa apablla orang
yang meninggal dunia ttu tanpa menlnggalkan keturunan ataupun lstri/
suaml, sedangkan ayah atau lbunya maslh hidup, maka:

a) Ayah atau lbu mendapat seperdua dari harta warisan Jlka yang me-
nlnggal ltu hanya mempunyal seorang saudara, yang mendapat se-
perdua leblhnya.
b) Ayah atau lbu mendapat sepertJga darl harta warisan jika yang me-
nlnggal ltu mempunyal dua orang saudara, yang mendapat dua
,_ pertlga leblhnya.
c) Ayah atau lbu mendapat seperempat dari harta warlsan jlka yang
meninggal ltu mempunyai leblh darl dua orang saudara, yang men-
k dapat tlga perempat leblhnya. •

Jlka ayah dan lbu telah menlnggal dur.la, seluruh harts warisan menjadl
begian saudara-saudara (Pasal 856 KUHPdt). Pembagian antara semua
saudara adalah sama Jlka meraka ltu mempunyal ayah dan ibu yang sama.

Hukum Perct.ta lndoneal• 215


Pewarlaan, PMrarla, Ahll Wart•

Menurut ketentuan Pasal 857 KUHPdt, apabila mereka berasal dan per-
kawlnan yang ber1ainan (ayah sama, tetapl lain lbu atau lbu sama, tetapt
lain ayah), setelah ayah dan lbu menlnggal dunla, harta warfsan dlbagt
dua:

a) Baglan yang kesatu adalah baglan bagl garis ayah


b) Baglan yang kedua adalah bagian bagl garis lbu.
c) Saudara-saudara yang mempunyai ayah dan lbu yang sama men-
dapat bagian bagi garfs ayah dan bagian bagl garis lbu.
d) Saudara-saudara yang seayah mendapat baglan dart baglan garfs
ayah saja.
e) Saudara-saudara yang selbu mendapat baglan darl baglan garis
ibu saJa.

Apabila orang yang menlnggal dunla ltu tldak meninggalkan keturunan,


lstrf atau suaml, ataupun saudara, sedangkan ayah atau ibunya masih
hidup, ayah atau ibunya yang masih hidup itu mewarisl seluruh warisan
anaknya yang meninggal dunia itu (Pasal 859 KUHPdt).

3.3 Ahll warts golongan ketlga

Menurut Pasal 853 dan 858 KUHPdt, apabila orang yang menlnggal dunia
ltu tldak menlnggalkan, balk keturunan lstri atau suaml, saudara-saudara,
maupun orang tua. harta warisan jatuh pada kakek dan nenek. Oalam hal
lnl. harta warfsan dibagl menjadi dua bagian, satu baglan diberfkan ke-
pada kakek dan nenek yang menurunkan ibu. Apabila kakek dan nenek
tldak ada, harta warisan jatuh pada orang tua kakek dan nenek (puyang).
Apabila yang tidak ada ltu hanya kakek atau nenek, bagian warfsannya
jatuh pada garis keturunannya dan menjadl bagian warisan yang maslh
hidup. Ahli warts yang terdekat derajatnya dalam garfs lurus ke atas men-
dapat setengah warisan dalam garfsnya dengan menyamplngkan semua
ahll warts lalnnya. Semua keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas da-
lam derajat yang sama mendapat bagian warisan orang deml orang (bagl-
an yang sama).

216 Hukum Perdata Indonesia


Pewarl ..n, Pewarla, Ahll Warla

Ahll waris golongan keempat


Apablla orang yang menlnggal dunia itu tldak meninggalkal) keturunan,
l&trl atau suaml, saudara-saudara, orang tua. ataupun nenek dan kakek,
menurut ketentuan Pasal 853 dan PasaJ 858 ayat (2) KUHPdt, harta
warlsan jatuh pada ahli warts yang terdekat pada tlap garis. Jika ada be-
berapa orang yang derajatnya sama, harta warisan dfbagi berdasar l>ada
bagfan yang sama.

Keluarga sedarah dalam garis menyamping leblh dari derajat keenam tldak
mewarls. Jika dalam garis yang satu tidak ada keluarga sedarah dalam
delajat yang membolehkan untuk mewalis, semua keluarga sedarah da-
lam garis yang lain memperoleh seluruh harta warisan (Pasal 861 KUH
Pdt).

Apabila semua orang yang berhak mewaris tldak ada lagl, seluruh harta
warisan dapat dituntut oleh anak luar kawln yang dlakul. Apablla anak luar
kawin lnl pun tidak ada, seluruh harta warisan jatuh pada negara (Pasal
873 ayat (1) dan 832 ayat (2) KUHPdt).

Oengan ber1akunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per-


kawinan. maka pewarisan anak luar kawln walaupun dlakul, tldak relevan
lagi. Undang-Undang Perkawinan lni hanya mengatur anak sah dan anak
Udal< sah (luar kawin). Anak sah adalah ahll waris, sedangkan anak tldak
sah ouar kawin) hanya berhak mewaris dar! ibu yang melahlrkannya dan
keluarga sedarah dari plhak lbunya.

4. Ahli Waris yang Tidak Berhak Mewaris


Walaupun ahli waris ltu berhak atas harta warisan, dla tidak patut mene-
rina harta warisan dari pewaris jika dia melakukan perbuatan tldak patut
lertladap pewaris (Pasal 838 KUHPdt). Orang yang tidak patut menjadi
ahll walis menurut pasal lnl sehlngga dla dlkecuallkan dar! pewalisan
adalah:

a. Mereka yang telah dlhukum karena dlpersalahkan telah membunuh


atau mencoba membunuh pewaris.

Hukum Perdata lndon. .la 217


b. Mer8ka yang dengan putusan pangadltan dlpersalahkl!n kalana de-
ngan fttnah telah mengadukan pewar1s bahwa pewar1s telah me-
lakukan suatu kajahatan yang dlancam dengan hukunan panjara
lima t&tullamanya atau hUa.man yang leblh berat.

c. Meraka yang dengan k8kerasan talah mencegah pewaris membuat


atau mencabut swat waslat.
d. Mereka yang telah menggelapkan, merusak, atau memalsukan au-
rat W88Nat pewar1s.
8elbeda dengan KUHPdt adalah hlM\.m pewarisan adat. Menunrt pen-
jelasan yang clkenU<akan Prot. HllmM Hlldllcuaumll, seorang yang telah
berdosa terhadap pewar1s apablla dosanya ltu clampunl, dla tetap men-
jed ahll war1s yang menerima harta war1san dar1 mewar1s. 10

Menwut hukum pewar1san Islam, orang yang Udak berhak mewaris ada-
lah orang yang berbuat jahat terhadap pewaris dan rnelakWn dosa besar,
yaltu:

a. Pembunuh pewarta
Berdasar pada hadls yang dlr1wayatkan oleh At-Tirmldzl._ lbnu
MaJah, Abu Dawud, dan An-Nual.
b. AhU warta y.ng IIU'bMI..._, dart pengMUt agama 1a1am
Berdasar pada ha<ls yang drtwayatkan oleh Abu a.rdah.

c. Orang yang a-taeda agam11 dengan pewarla


Yaltu bukan pemeluk agama Islam berdasar pada hadls yang cl-
rtwayatkan oleh Bulcharl, Abu Dawud, lbnu Ma)ah, dan At·~
mldzl.

d. Anakzlna
Yaltu anak yang lahlr karana hastl persetutxNn dlluar nllcah, bar·
dasar pada hadls yang drtwayatkan oleh At·Tlrmldzl.

10) Hllrnan Hlldlwauma. op. cit hh. 108-109.

211 HukUm Penlata lndon. .


Pewartsan, Pewarla, Ahll Warla

Tldak bertlak mewarts terdapat juga pada ahll warts yang menolak waris-
an dart pewarts. Pasal 1058 KUHPdt menentukan bahwa ahll warts yang
menolak warisan dlanggap tldak pemah menjadl ahll warts dart pewaris.
Penolakan 1tu ber1aku surut sampal waktu menlnggalnya pewaris. Menurut
Pasal 1059 KUHPdt baglan darl ahll warts yang menolak ltu jatuh pada
ahll warts lalnnya seolah-olah ahll warls yang menolak ltu tidak pemah
ada. Menurut Pasal 1057 KUHPdt penolakan warisan harus dinyatakan
dengan tegas dl kantor kepaniteraan pengadllan negeri yang berwenang.
Pasal 1062 KUHPdt menentukan pUla bahwa hak untuk menolak wartsan
tidal< dapat gugur karena daluwarsa.

Penolakan wartsan harus dengan sukarela atas kemauan sendlrt. Apa-


bila penolakan ltu te~adl karena paksaan :~"tau penipuan. menurut Pasal
1065 KUHPdt penolakan ltu dapat dltladakan (dibatalkan). Akan tetapl,
kesukarelaan penolakan ltu tldak boleh dllakukan dengan alasan tldak
mau membayar utang. Apabila te~adl demlklan. menurut Pasal 1061 KUH
Pdt pengadllan dapat memberi kuasa kepada para kreditor dart ahll warts
" yang menolak ltu untuk atas namanya menjadl pengganti menenma wa-
risan.

5. Ahll Waris Penggantl


KUHPdt membedakan antara ahli warts asll (ult e/gen hoofde) dan ahll
waris pengganll (bij plaatsvervu/1/ng). Ahll warts asll adalah ahll warls yang
memperoleh warisan berdasar pada kedudukannya sendlri terhadap pe-
waris, mlsalnya, sebagai anak pewarts, lstrilsuaml pewarfs. Sedangkan
ahll waris penggantl adalah ahll warts yang menggantlkan orang yang

bemak mewaris karena yang bersangkutan menlnggal dunia teblh dulu
r-
daripada pewarls. Mlsalnya, ayah menlnggal lebih dulu darfpada kakek,
maka anak·anak ayah yang menlnggal ltu muncul menggantlkan kedu-
!U<an ayah mereka sebagal ahli warts kakek.

r- Penggantlan Jnl terjadl dalam garis ke bawah dan dapat te~adl tanpa
batas. Setlap ahll warts yang menlnggal dunla lebih dulu dlgantlkan oleh
anak-anaknya. Jika leblh dari satu anak sebagal penggantl, pengantian
IBrsebut dlhltung sebagal satu cabang (bij staken). Artlnya, semua anak

Ia llukum Perdata lndon..l• 219



Pewartaan, Pewarla, Ahli Waria

yang menggantikan ltu mamperoleh bagian yang sama dari baglan yang
digantlkan ltu. Penggan11an dapat juga· te~adl pada keluarga dalam garls
ke samping. Setiap saudara pewaris, baik saudara kandung maupun sau-
dara tlri, jlka meninggal lebih dulu. digantlkan oleh anak~anaknya. Peng-
gantlan lni juga dapat terjadi tanpa batas. Sellap penggantlan dlhltung se-
bagai satu cabang.

Menurut ketentuan Pasal 841 KUHPdt, penggantian adalah hak yang di-
berikan kepada seorang untuk menggantikan seorang ahli waris yang
telah menlnggal leblh dulu darlpada pewarisnya untuk bertindak sabagai
penggantl dalam derajat dan daJam hak orang yang dlgantlkannya. Peng-
ganlian inl menurut Pasal 842 KUHPdt hanya terjadl dalam garis lurus ke
bawah tanpa batas, sedangkan Pasal 843 KUHPdt menyatakan bahwa
dafam garis lurus ke atas tidak terdapat penggantian. Dalam hal ada
penggantian, maka menurul PasaJ 846 KUHPdt pembagian dilakukan
pancang deml pancang.

Apakah hukum pewarisan ada1 mengenal juga ahll warts penggantl? Da-
lam uraian Prof. HUman Hadlkusuma dapat disimpulkan bahwa hukum
pewarisan adat juga mengenal ahll waris penggantl, hanya saja peng-
gantian tersebu1 bergantung pada garis kekerabatan yang dlanut oleh
ketompok masyarakat, seperti patrilineal , matrilineal, dan parental (blla·
terat).11

Dalam hukum pewartsan Islam juga dlkenal ahll waris penggantl yang di·
sebut •mawali". Yang dimaksud mawall adalah ahli warts yang mengganti·
kan seseorang untuk memperoleh bagian warisan yang tadinya akan di·
peroleh orang yang dlgan11kan ltu karena menlnggal dunia leblh dulu dari
pewaris. Orang yang digantikan itu adalah orang yang seharusnya me-
nerima warisan jlka dla masih hidup. Akan tetapi, sebelum pewans me-
ninggal dunia, dia telah meninggal lebih dulu. Mawall ltu adalah keturun-
an anak pewaris, keturunan saudara pewaris, atau keturunan orang yang
mengadakan perjanpan mewaris dengan pewaris.12

11) Hilman Had•kus\lma. fbfd. hh 92-93


12) Sayutl Thalib. op ciL hh 63-64.

220 Hukum Perdata Indonesia


Pewarlaan, Pewarls, Ahll Warfa

D. HARTA WARISAN
1. Konsep Harta Warisan
Harta warlsan adalah harta banda penlnggalan darf pewarls. Harta banda
tersebut dapat berupa benda bergerak dan benda tldak bergerak, ber-
wujud dan tldak berwujud. Janis harta warisan adalah harta kekayaan,
hak kekayaan lntelektual, me11:1k dagang/perusahaan. dan hak kebenda-
an. Adapun harta warisan adalah segala harta kekayaan penlnggalan
pewarls setetah dikurangl dengan semua utang dan waslat pewaris. Harta
warisan sering disebut dengan •warisan• saja. Warisan menjadi hak ahll
waris.

Bersumber darl konsep tersebut dl atas, jelas bahwa pokok masalah da-
lam pewartsan adalah hak atas warisan, bukan pada kewajlban mem-
bayar utang pewaris. Kewajiban membayar utang pewaris tetap ada pada
pewarls yang penyelesalannya dilakukan oleh ahll waris dari harta pe-
ninggalan pewarls. Dalam penyelesaian kewajlban pewaris itu tennasuk
juga penyelesalan waslat yang telah ditetapkan pewans.

Mungklnkah ahll waris membayar utang-utang pewaris apabila harta ke-


kayaan penlnggalan pewaris tldak mencukupl? Untuk menjawab perta-
nyaan tersebut, pertu dlkaji leblh dulu apakah ahli waris dlwajibkan me-
nerima warisan yang jatuh padanya. Pasal 1045 KUHPdt menyatakan
bahwa tldak seorang pun diwajibkan menerima warisan yang jatuh pada-
nya. Dengan demiklan. ada dua kemungklnan yang terjadi, yaitu penerima-
an warisan atau penolakan warisan.

Apabila ahll warts menerima warisan. penerlmaan itu ada dua macam,
yaltu:

0 Penerlmaan secara penuh (zu/vere aanvaardlng)

Peperlmaan secara penuh dapat dllakukan dengan tegas atau di-


lakukan dengan dlam-dlam, yaknl:


.
Oengan tegas apabila seorang dengan suatu akta menerima
kedudukannya sebagai ahll waris.

Hukum Perdata lndone~a .


221
Pewarfaan, Pewarfs, Ahll Watfa
.. • Dengan diam-dlam apablla dengan melakukan perbuatan yang
dengan jelas menunjukkan maksudnya menerima warfsan, ml-
salnya, melunasl utang-utang pewarfs. mengambil atau men-
jual banda warlsan (Pasal 1048 KUHPdt). Akan tetapl, per-
buatan penguburan jenazah pewaris, penylmpanan warisan.
serta pengawasan atau pengurusan warisan untuk sementara
waktu saja tldak dapat dlanggap sebagai perbuatan penerlma-
an secara diam-dlam {Pasal1049 KUH Pdt).
Penerimaan warisan secara penuh mengakibatkan warisan ltu men-
jadl satu dengan harta kekayaan ahll waris yang menerima itu. Ahll
warts tersebut berkewajlban melunasi utang pewaris. Dengan kata
lain, para kreditor pewalis dapat menuntut pembayaran dart ahli
waris yang bersangkutan. Jika harta .kekayaan penlnggaJan pewaris
tidak mencukupl, ahli waris itu wajib membayar kekurangannya 1tu
dengan harta kekayaannya sendlri .

IJ Penerlmaan dengan hak mengadakan pendaftaran war/san


(benet/claire aanvaardlng)
Apabila penerimaan warisan dengan hak mengadakan pendattar-
an, menurut ketentuan Pasal 1023 KUHPdt ahll waris yang ber-
sangkutan harus menyatakan kehendaknya lnl kepada panitera
pengadllan negerl dl mana warisan ltu telah terbuka. Aklbat dan
penerlmaan beneflclalre lnl adalah seperti ditentukan dalam Pasal
1032 KUHPdt, yaltu:

a. Ahll warts tldak wajlb membayar utang dan beban pewaris


yang melebihi jumlah warisan yang diterimanya.
b. Ahll warts dapat membebaskan diri dari pembayaran utang
pewaris dengan menyerahkan warisan kepada para kredito~
c. Kekayaan pribadl ahll warts tldak dicampur dengan harta
warlsan dan dia tetap dapat menagih plutangnya sendiri dan
harta warfsan ltu.

Apablla setelah dlkurangi dengan segala utang pewaris, harta warisan ltu
masih mempunyai sisa, slsa ltu merupakan hak ahli warts. Apabila ahll

222 Hukum Perdata Indonesia


Pewarlaan, Pewarla, Ahll Warla

waris mempunyal utang pada pewaris, dla harus membayar utangnya itu
dan memasukkannya ke dalam harta kekayaan penlnggatan pewaris.

2. Bagian Mutlak (Legitieme Portie)


Baglan mutlak (legitieme portia) adalah suatu bagian dari harta penlng-
gatan (harta wartsan) yang harus dlberfkan kepada para ahll waris dalam
garis lurus menurut undang-undang, terhadap baglan mana pewarls tldak
dlbolehkan menguranginya dengan suatu pemberian dl masa hldup atau
pemberian dengan waslat (Pasat 913 KUHPdt). Garis turus ltu dapat garis
Jurus ke bawah atau garis lurus ke atas. Artlnya, jika tidal< ada ada ahli
waris garis lurus ke bawah, ahll waris garis lurus ke atas berhak atas bagl·
an mutlak. Ahll waris yang berhak atas baglan muttak disebut legitlmaris.
Maksud diadakan ketentuan mengenal bagian mutlak adalah untuk me-
lndungl hak para ahll waris dart perbuatan pewarts yang tldak bertang-
Pl9 jawab. Mlsatnya, semua harta kekayaan dihibahkan dan diwaslat-
kan kepada orang lain menurut kemauannya sendlri tanpa memematlkan
kepentlngan ahll warisnya. Padahal, menurut undang-undang, para ahli
waris mempunyal hak atas harta warisan.

Undang-undang memandang ketentuan mengenal baglan mutlak sebagal


pembatasan kebebasan seseorang membuat surat waslat menurut ke·
mauannya sendlri. Oieh kamna ltu, p~ngaturannya ditempatkan dalam
baglan mengenal hak mewaris menurut surat waslat. Akan tetapl, dalam
pembahasan lnl baglan mutlak dltempatkan dalam pokok bahasan me-
ngenal harta wartsan sebab baglan mutlak hanya akan ada artlnya apa-
blla pewaris menlnggalkan harta warisan dan waslat.

2.1 Besarnya bagian mutlak


Baglan mutlak ahll warfs dalam garis lurus ke bawah diatur dalam Pasal
914 KUHPdt. Datam pasal tersebut dltetapkan besar baglan mutJak ada-
lah sebagal berikut:
a) Apablla hanya ada satu orang anak sah, baglan mutlak adalah se-
perdua dart harta warlsan yang diperotehnya tanpa surat waslat.

Hukum Perdata lndon..Ja 223


Pewartsan, Pew aria, Ahll Warts

b) Apablla ada dua orang anak sah. bagian mutlak untuk maslng-ma-
sing anak adalah dua pertiga dart harta warisan yang diperolehnya
tanpa surat waslat.

c) Apablla ada tiga orang anak sah, baglan mutlak masing-masing


anak adalah tiga perempat dari harta warlsan yang diperolehnya
tanpa surat wasiat.

Cara menghitung besar bagian mutlak harus memerhatikan ketentuan


Pasal 916a KUHPdt. Menurut ketentuan pasal tersebut, dalam hal ada
ahli warts mutlak dan ahll waris tidak mutlak. penghlbahan harus tldak
melanggar baglan muUak yang dltentukan. Penentuan bagian mutlak ilu
tanpa memperhltungkan adanya ahli waris tldak mutlak. Apabila peng-
hlbahan ltu melebihi jumlah baglan mutlak yang dltentukan tanpa mem-
perhitungkan ahli warts tldak mutlak, keleblhannya dapat dituntut kemball
oleh ahli waris mutlak.

Menurut penjelasan Prof. All Afandl, maksud ketentuan Pasal916a KUH


Pdt adalah supaya ahli waris tidak mutlak mendapat perlindungan dan
ahll wans mutlak. Oi samping itu, baglan warisan ahli waris mutlak tidal<
dirugikan oleh penghibahan yang dilakukan oteh pewaris. Oengan tidak
memperhltungkan ahll waris tidak mutlak. maka bagian ahll waris mutlak
atas warisan menjadl besar karena Jumlah ahh waris menJadi berkurang.
Karena bagian mutlak itu dihitung berdasar pada baglan seorang ahh
warts, jumlah baglan mutlak juga menjadi besar. Makln besamya bagian
mutlak berartl makln mempersempit kemungKinan adanya hlbah. Dengan
cara beglnl. baglan mutlak yang tidak dapat dlkurangi itu cukup untuk dt·
bagl-bagl antara para ahli waris mutlak dan ahll waris tidak mutlak karena
dalam memperhltungkan baglan tersebut dipakai dasar adanya ahll waris
yang sesungguhnya. 13

Untuk mempe~elas konsep tentang hak muUak, berikut inl diberikan con-
toh cara menghltung besamya hak mutlak dalam hal ada wasia1 terha-
dap harta warisan. Pewaris menlnggalkan seorang anak dan seorang istn

13) Ali Atandl. Huktlm Warls Penerblt Yayasan Gadjah Mada 'lt>gyakarta. 1963 h 43

224 Hukum Perdata Indonesia


Pewarlsan, P~warls, Ahll Waris

.Mak adalah ahli waris mutlak dan istri adalah ahli wans tidak mutlak.
8aglan anak dan lbu sama, bagian anak seperdua warisan (Pasal 852
KUHPdt). Bagian mutlak anak tersebut adalah seperdua kali seperdua
wansan, sama dengan seperempat warisan (Pasal 914 KUHPdt). Dengan
damtl<.ian, warisan yang dapat dlhibahkan adalah semua warisan dlku-
rangl seperempat walisan. sama dengan tlga perempat warisan.

Beroasar pada perhitungan lnl jelas bahwa istri tidak memperoleh bagian
apa·apa sebab harta warisan setelah dikurangi hak mutlak (seperempat
ransan) dapat dlhlbahkan semua (tiga perempat warisan}. Dengan ada-
nya ketentuan Pasal 916a KUHPc:tt keadaan menjadi lain. Berdasar pada
pasaltnl, istri karena bukan ahll wans mutlak tidak dihttung dulu sebagat
thll waris. Yang dlhitung hanya anak sebagal ahll waris mutlak. Dengan
mengesamplngkan lstri tadl, anak memperoleh seluruh warisan (Pasal 852
KUHPdt) .

Dengan demiklan, hak mutlak anak adalah seperdua dari semua waris-
an (Pasal 914 KUHPdt) . Yang dapat dihibahkan adalah seperdua harta
warisan sisanya, bukan tiga perempat warisan sepertl perhttungan per-
lama. Karena yang dapat dihibahkan sekarang hanya seperdua watisan,
maSih terdapat seperdua warisan untuk para ahll waris. balk mutlak mau-
IUI tidak mutJak.. Seperdua warisan itu dibag1 antara anak dan istn. Me-
rurut Pasal 852a KUHPdt, bagian istri sama dengan bagtan anak. Dengan
tiemlkian, lstri mendapat seperempat warisan dan anak mendapat seper-
l!lpat wansan

Jalaslah bahwa Pasal 916a KUHPc:tt memberi per1indungan terhadap ahll


warls ttdak mutlak sehlngga dia tidak dirugikan oleh penghibahan yang
liakukan oleh pewans. Penghltungan hak mutlak dengan memerhatlkan
Pasal916a KUHPdt digunakan juga pada dua, tlga. dan seterusnya anak
sah, sepertl yang ditentukan dalam Pasal914 KUHPdt.

Hak mutlak ahli waris dalam garis lurus ke atas diatur dalam Pasal 915
KUHPdt. Menurut ketentuan pasallni , hak mutlak 1tu besamya adalah se-
perdua dari harta warisan yang diperolehnya tanpa sural wasiat. Harta
warisan yang diperoleh tanpa ada surat wasiat dlatur dalam Pasal 854 dan

Hukum Perdata Indonesia 225


855 KUHPdt. Menghltung besamya hak mutlak juga harus memerhatlkan
ketentuan PasaJ 916a KUHPdt.

2.2 Cara menetapkan tlak mutlak


Untuk menentukan besamya hak mutlak dalam suatu warisan, lkuti Pasal
921 KUHPdt. Menurut ketentuan pasal tersebut bahwa:

a) Harta penlnggalan pada waktu pewarls menlnggal dunla dlte1apkan


jumlahnya berdasar pada harga waktu pewaris menlnggal dunla.
b) Jumlah itu harus ditambah dengan jumlah harga benda yang dl·
hibahkan pada waktu pewaris masih hldup. Benda ltu harus dinllal
menurut keadaan waktu dladakan pengh!bahan dengan harga pada
waktu pewaris menlnggal dunla.
c) Jumlah yang diperoleh itu dlkurangf dengan segala utang pewaris.
Slsa pengurangan lnl dljadlkan dasar untuk menghltung hak mutlak
para ahll warts mutlak.

3. Pembagian Harta Warisan


Apablla semua ahli warts mampu bertlndak sendlrl dan semua berada dl
tempat atau dapat hadlr sendlrl, pembaglan harta warisan dlserahkan
pada permufakatan mereka sendirl. Jadl, tldak ada suatu cara tertentu
yang lain. Akan tetapl, jika di antara pl\ra ahll waris ada yang maslh ell
bawah umur atau ditaruh dl bawah perwallan (curate/e), pembaglan har-
ta warlsan harus dllakukan dengan akta notarls dan dl hadapan Balal
Harta Penlnggalan (Wseskamsr) yang lazlm dlslngkat BHP. Bacalah Pasal
1069-1076 KUHPdt.
Apablla pewaris menunjuk pelaksana waslat untuk melakukan pembaglan
warisan setelah pewar1s menlnggaJ dunta, menurut Pasal 1005 KUHPdt
penunjukan te~but dapat dilakukan dengan surat wasiat, akta di bawah
tangan (codicil), atau dengan akta notaris khUsus. Pewaris dapat menun-
juk seorang atau beberapa orang P,Giaksana waSlat (executeur testamWJ-
talr). Jika yang seorang berhalang;m, tu§asnya dapat diganflkan oleh ~
lainnya.

226 Hukum Perdata tn4!icrne;t


Pewarlaan, Pewarl•, Ahll Waris

Menurut ketentuan Pasal 1016 KUHPdt, apabila dltunjuk beberapa orang


pelaksana waslat, setlap orang bertanggurig jawab untuk seluruhnya me- ;
ngenal tugas pengurusannya. Akan tetapl, apablla pewaris telah mem- •
bagl-bagl kewajibannya, mereka hanya bertanggung jawab atas bagian •
l!ewajlban yang telah clltetapkan itu saja. Kekuasaan seorang pelaksana
wasiat menurut Pasal1015 KUHPdt tldak dapat beralih kepada ahll waris- .
nya. Alasannya adalah bahwa penunjukan itu semata-mata tertuju pada
pmadi orang yang clltunjuk itu.

4. Kewajiban Pelaksana Wasiat


Pelaksana wasiat wajib mengadakan pendaftaran harta warfsan yang di-
hadln oleh semua ahll waris yang berada dl Indonesia atau setelah para
ahll waris ltu dipanggil dengan sah (Pasal 1010 KUHPdt). Jlka ada ahll
waris yang belum dewasa atau dltaruh dl bawah perwallan atau peng-
lllpuan yang pada waktu pewaris menlnggal dunla beJum mempunyai
wall atau pengampu atau jfka ada ahtl waris yang tidak hadlr, pelaksana
wasiat wajlb menyegel harta warisan (Pasal1009 KUHPdt).

Pelaksana waslat wajlb mengusahakan supaya surat wasiat dart pewaris


llaksanakan. Jlka te~adl persellsihan, pelaksana waslat dapat mengaju-
kan masalahnya ke pengadilan negeri yang berwenang untuk memper-
Wiankan sahnya surat wasiat (Pasal 1011 KUHPdt). Jika tidak tersedla
IIWlg tunal untuk memenuhl hibah wasiat. pelaksana waslat dapat men-
~ benda bergerak dl muka umum. Bahkan, jlka maslh dlperiukan, ban-
da tidak bergerak pun dapat dljual, tetapl dengan persetujuan para ahll
llris. Apablla tidak cllperoleh persetujuan, pengadilan negeri harus mem-
belt lzin (Pasal 1012 KUHPdt).

lkltuk melaksanakan kewajiban tersebut dl atas, pelaksana wasiat dapat


dberi kuasa untuk menguasai seluruh atau sebaglan harta warisan, te-
~ tidak boleh bertangsung leblh dari satu tahun (Pasal 1007 KUHPdt).
Jka kewajlban pelaksana waslat telah selesal, dengan kesepakatan para
i j waris, penguasaan harta warisan dapat dlhentikan (Pasal 1008 KUH
Pdl).

!ilium Perdata Indonesia 227


Ptlwarlsan, Pewarla, Ahll Warts

Pada wal<tU berakhimya tugas pengurusan ltu, pelaksana waslat diwajib-


kan memberikan perhltungan tanggung jawab kepada para ahli waris de-
ngan menyerahkan segala harta wartsan beserta penutupan perhitungan
supaya harta warisan ltu dibagi an1ara para ahll waris. Datam hal melaku-
kan pembaglan itu. pelaksana wasiat diwajibkan membantu para ahh
waris apabila mereka membutuhkannya (Pasal 1014 KUHPdt). Segala
blaya peke~aan pelaksana wasiat dan lain-lain dlbebankan pada harta
penlnggalan (Pasal1017 KUHPdt).

****"*

228 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

BAB VI
PERIKATAN DAN JENIS PERIKATAN

A. KETENTUAN UMUM PERIKATAN


1. Konsep Perikatan
Perlkatan adalah te~emahan dart lstllah asllnya dalam bahasa Belanda
verbintenis. Perikatan arlinya hal yang mengikat antara orang yang satu
dan orang yang lain. Hal yang menglkat ltu adalah per1stlwa hukum
(rechtsfeiten) yang dapat berupa:
a. Perbuatan, mlsalnya, jual bell, utang..plutang, hibah.
b. Kejadlan. misalnya, kelahlran, kematian, pohon tumbang, kamblng
makan tanaman di kebun tetangga.
c. Keadaan, misalnya, pekarangan berdamplngan, rumah susun, ke·
mlrlngan tanah pekarangan.

PerisUwa hukum tersebut menclptakan hubungan hukum antara plhak


yang satu dan plhak yang lain. Dalam hubungan hukum tersebut, settap
pilak memmkl hak dan kewajlban tlmbal batik. Plhak yang satu mem·
punyal hak untuk menuntut sesuatu terhadap plhak lainnya dan pihak lain
lu wajlb memenuhl tuntutan itu, juga seballknya. Pihak yang berhak me-
nllltut sesuatu dlsebut pihak penuntut (kreditor), sedangkan plhak yang
wajlb memenuhl tuntutan dlsebut plhak yang dltuntut (debltor). Sesuatu
yang dltuntut disebut prestasl.

Prestasl adalah objek perikatan, yaltu sesuatu yang wajlb dlpenuhl oleh
plhak yang dllunM (debitor) terhadap pihak penuntut (kreditor). Prestasl
setalu dapat dlnllal dengan uang, dapat berupa pemenuhan banda tar-

Hukum Perdata Indonesia 229


Perllultan dan Janla Perikatan

tantu (mlsalnya, harta kekayaan); atau malakukan parbuatan terten1u (ml·


salnya peke~aan); atau tldak melakukan parbuatan tertentu (mlsalnya, per-
saingan tldak jujur). Pihak yang wajlb membayar sejumlah uang (mlsal·
nya, gantl karugian) berposlsl sebagal debltor, yaitu pihak yang wajlb me·
manuhl kewajiban (p~stasl). Adapun pihak yang bemak menertma suatl.J
banda tertentu (sejumlah uang tertentu) berposlsi sebagal k~ltor.

Dalam hubungan utang-piutang, plhak berutang disebut debltor, sedang·


kan plhak yang memberi utang disebut kredltor. Dalam hubungan jual
bell, pihak pambell berposlsl sebagal debltor, sedangkan plhak penjuaJ
berposlsi sebagal kreditor. Dalam pe~anjian hibah, plhak pemberi hlbah
berposisl sebagal debltor, sadangkan panerima hibah berposisl sebagai
kraditor. Oalam perjanjlan kerja, pihak yang melakukan pakerjaan ber-
posisf sebagal kraditor, sadangkan plhak pemberi kerja pembayar upah,
berposisi sebagal debitor.

Pihak pamelihara kamblng yang makan tanaman tetangganya berposisi


sebagal plhak yang meruglkan orang lain (debitor), sedangkan tetangga
pemllik tanaman yang dlmakan kamblng itu bemak atas ganti keruglan
berposlsl sebagal kredltor. Plhak tetangga yang linggal dl depan rumah
tetangga yang dJ belakangnya wajlb membolehkan tetangganya yang di
belakang untuk lewat ke jalan besar, berposisl sebagai debitor, dan te·
tangga yang tlnggal dl belakang berhak untuk tewat ke jalan besar me-
lalul samplng rumah tetangga yang tinggal dl depannya, berposisi se-
bagal kraditor.
.
Berdasar pada uralan dl atas dapat dinyatakan, perikatan adalah hubung·
an hukum yang terjadi karena perfstlwa hukum, yang berupa parbuatan,
kejadlan, atau keadaan. Objek per1katan berupa p~stasl dapat dlnflal
dengan sejumlah uang. Pihak yang berhak menuntut pamenuhan ke-
wajlban (prestasl) berposisl sebagai kreditor, sedangkan plhak yang wa·
jib memenuhl p~stasl berposlsl sebagai debitor. Oatam hubungan hu·
kum utang-piutang, debltor adalah plhak berutang dan kredltor adalah
plhal< berplutang. Hubungan hukum inl dlsebut ·perutangan• sebagaJ
te~emahan dari verb/ntenls yang dlgunakan oleh Prof. Koesoemadl

230 Hukum Perdata Indonesia


Perlk.atan dan Jenla Perlkalan

PoedJosewojo. 1 Namun, Prof. Subektl menggunakan lstilah •penkatan•


sebagal terjemahan darl verblnten/s.2

Perikatan memang leblh luas pengertiannya jika dibandlngkan dengan


perutangan. Perikatan meJiputi semua hubungan hukum perdata yang dl-
atur dalam Buku II dan Buku Ill KUHPdt, tetapl perutangan hanya me-
liputl hubun~an hukum harta kekayaan yang dlatur dalarh Buku Ill KUH
Pdt. Dengan kata lain, perutangan adalah perlkatan dalam artl semplt. ·

2. Pengaturan Perlkatan
.
Perikatan dlatur dalam Buku Ill KUHPctt. Pelikatan adalah hubungan hu-
kum yang tarjadl karena perJanjlan dan undang-undang. Aturan mengenal
perikatan mellputl baglan umum dan bagian khusus.
, Bagfan umum me-
lputi semua aturan yang ber1aku bagi perikatan umum .. Sedangkan bagi-
an khusus mellputl semua aturan yang beliaku bagl parjan)ian bemama
sebagal pe~anjlan khusus yang banyak digunakan dalam masyarakat.

Baglan umum mellputl aturan yang tercantum dalam Bab I, Bab II, Bab Ill
(Pasal1352 dan 1353), dan Bab IV KUHPdt yang ber1aku bagl perikatan
wnum. Adapun baglan khusus mellputi Bab Ill (kecuall Pasal 1352 dan
1353) dan 8ab V sampal dengan Bab XVIII KUHPdt yang ber1aku bagl
peqanjlan-pe~anjlan tertentu saja, yang sudah ditentukan namanya dalam
bab-bab bersangkutan.

Pengaturan perlkatan didasarkan pada •ststem terbuka", maksudnya se-


tiap orang boleh mengadakan perlkatan apa saja, balk yang sudah ditentu-
kan namanya maupun yang belum dltentukan namanya dalam undang-
undang. Akan tetapl, sistem terbuka ltu dlbatasl oleh tlga hal, yaltu:
a. T1dak dilarang undang-undang;
b. lldak bertentangan dengan ketertlban umum; dan
c. lldak bertentangan dangan kesusllaan.

t) latilah perutangan dan hukum perulangan clicet\Jskan dan dlgunakan p~rtama kall
sejak tahun 1950-an olei'l Koesoemadl Poedjosewojo, Guru Besar Hukum Perdata
Universitas Gadjah Mada Yogyal<arta.
2) Subel<tl. Pokok·Pokok Hukum Perdata. Penerblt lntarmasa Jakarta 1963.

Hukum Pardabl lndoneala 231


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

Sasuai dengan panggunaan sistam tarbuka, maka Pasal 1233 KUI-:!Pdt


menentukan bahwa perikatan dapat te~adi, balk karena pe~anjian mau-
pun karena undang-undang. Oengan kata lain, sumber ~rikatan itu adalah
P$rjan)lan dan undang-undang. Dalam perikatan yang terjacli karena per-
janjlan, kedua pihak-debltor dan kreditor-dengan sengaja bersepakat
sallng menglkatkan dlr1, dalam pertkatan tersebut kedua plhak mempunyai
hak dan kewajiban yang harus dlpenuhl. Pihak debitor wa]ib memenuhl
prestasl dan plhak kreditor berhak atas p~stasl dan sebaliknya.

Dalam perikatan yang timbul karena undang-undang, hak dan kewajiban


debltor dan kreditor dJtetapkan oleh undang-undang. Plhak debltor dan
kreditor wajlb memenuhl ketentuan undang-undang. Undang-undang ma-
wajibkan debltor berprestasi· dan kredltor berhak atas prestasl. Kewajiban
ini disebut kawajiban undang-undang. Jika kewajiban tidak dipenuhi, bar·
artl terjadl pelanggaran undang-undang .
.
Oalam Pasal 1352 KUHPdt. perlkatan yang te~adi karena undang-undang
dirinci men}adl dua, yaitu perikatan yang terjadl semata-mata karena dl-
tentukan dalam undang-undang dan perikatan yang terjadi karena per-
buatan orang. Per1katan yang te~adi karena perbuatan orang, dalam Pasal
1353 KUHPdt dirincl lagi menjadl perbuatan menurut hukum (rachtmatlg
daad) dan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad).

3. Unsur-Unsur Perikatan
Dalam setiap konsep perlkatan dapat dlidentifikasl pallng sedikit empat
unsur perlkatan. Keempat unsur tersebut adalah subjek perikatan, wenang
berbuat, objek perikatan, dan tu}uan perikatan. Agar setiap perikatan ltu
sah dan mengikat plhak-plhak, setiap unsur perikatan harus memenuhi
syarat-syarat yang dltentukan undang-undang. Apablla ada salah satu
unsur atau syarat yang tldak dlpenuhl, akan menlmbulkan aklbat hukum
tertentu atas perlkatan yang dlbuat oleh pihak-plhak yang bersangkutan.

3.1 Subjek perlkatan


Subjek perikatan disebut juga pelaku perikatan. Perikatan yang dimaksud
meliputi perikatan yang te~adl karena perjanjlan dan karena ketentuan

232 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

undang-undang. Pelaku perikatan dapat terdJri atas manusla pribadi dan


dapat juga badan hukum atau persekutuan. Setlap pelaku perikatan yang
mengadakan perikatan harus:

a) Ada kebebasan menyatakan kehendaknya sendiri;


b) Tidak ada paksaan darf plhak mana pun;
c) Tidak ada penlpuan dan salah satu plhak; dan
d) Ttdak ada kekhllafan plhak-pihak yang bersangkutan.

Pelaku perikatan dalam hubungan jual bali. sewa-menyewa, sewa bell,


atau utang-plutang dapat berstatus sebagal kredltor dan debltor. Kreditor
adaJah plhak yang berhak atas pembayaran dan debltor adalah plhak
yang berhak atas penyerahan banda atau pelayanan jasa. Pelaku perikat-
an dalam hubungan ke~a dapat berstatus sebagai pemberf kerja dan pe-
kelja, mlsalnya, dalam hubungan kontrak pembangunan gedung, pem-
bangunan jembatan. atau )alan bebas hambatan.

Pelaku perikatan dalam hubungan keluarga dapat berstatus sebagai peng-


asuh dan anak asuh, misaJnya, dalam hubungan orang tua dan anak; wall
dan anak asuh; ataupun pengasuh bayi (baby sitter) dan bayi asuhan.
Pelaku perikatan dalam hubungan pe!'kawlnan dapat berstatus sebagai
suaml dan lstri, mlsalnya, pemberian nafkah dan pendidikan oleh suaml
kepada lstrf dan anak-anaknya; pemberian per11ndungan dan keselamatan
oleh suaml kepada lstri dan anak-anaknya, ataupun pelayanan oleh lstri
temadap kebutuhan suaml dan anak-anaknya dalam keluarga.

Pelaku perikatan dalam hubungan pewarisan dapat berstatus sebagal pe·


waris dan ahll waris, mlsalnya, pembaglan harta waris peninggalan pe-
waris kepada ahll waris. Pelaku perikatan dalam hubungan perwaslatan
dapat berstatus sebagal pemberi waslat dan penerlma wasiat, misalnya,
pembaglan harta warfs, bagian penerlma waslat tidak boleh merugikan
baglan ahli waris.

3.2 Wenang berbuat


Setiap plhak dalam perikatan harus wenang bert>uat menurut hukum da-
lam mencapal persetu}uan kehendak (ijab kabul). Persetujuan kehendak

Hukum Perdata Indonesia 233


Perlkatan dan JenJe Perlkat.ln

adalah pemyataan sallng member1 dan menerima secara rill dalam bentuk
tlndakan nyata, plhak yang satu menyatakan member1 sesuatu kepada
dan menerima sesuatu dan plhak lain, dan pihak lain juga menyatakan
memberi sesuatu kepada dan menerima sesuatu darl plhak yang satu
tentang lsi per1katan. Dengan kata lain, persetujuan kehendak (l}ab kabul)
adalah pemyataan sallng memberi dan menerima secara rill yang meng-
lkat kedua plhak.

Setlap plhak dalam perikatan harus memenuhl syarat-syarat wenang ber-


buat menurut hukum yang ditentukan oleh undang-undang sebagai ber-
lkut:
a) Sudah dewasa, arttnya SUdah berumur 21 tahun penuh;
b) Walaupun belum dewasa, tetapl sudah pemah menlkah;
c) Dalam keadaan sehat akal (tldak gila);
d) Tldak berada dl bawah pengampuan; dan
e) Memlllkl surat kuasa Jlka mewaklll plhak lain.

Persetujuan kehendak menyatakan saat kedua pihak terlkat untuk sating


memenuhl kewapban dan sating memperoleh hak dalam setiap perikatan .
Persetujuan kehendak juga menentukan saat kedua plhak mengakhlri
perikatan kar&na tujuan pihak-plhak sudah tercapal. Mlsalnya, dalam per-
lkatan jual bell kendaraan bermotor, te~adlnya perikatan jual bell baru
dalam taraf menlmbulkan kewajlban dan hak maslng-maslng plhak. Ke-
wajlban dan hak kedua pihak baru dapat dllaksanakan pemenuhannya
sejak terjadl persetujuan kehendak. Artlnya, pembelt metakukan pemba-
yaran harga dan penjual menyerahkan kendaraan bermotor dalam ke-
adaan balk. Sejak kedua plhak selesal memenuhl kewajlban dan mem·
peroleh hak maslng-maslng, sejak 1tu pula tujuan kedua plhak tercapal
dan mengakhlri perlkatan (akad).

Oleh sebab Jtu, dapat dlnyatakan bahwa perikatan menurut slstem hukum
perdata, baru dalam tarat menlmbulkan kewajlban dan hak plhak-plhak,
sedangkan persetujuan kehendak adalah pelaksanaan atau realisasi ke-
wajlban dan hak plhak-plhak sehingga kedua belah plhak memperoleh
hak masing-maslng. Penjual memperoleh pembayaran harga kendaraan

234 Hukum Penlata lndoneala


Petlkatan dan Jenla Perlkatan

bennotor, sedangkan pemball memperoleh kendaraan bennotor. Sejak


plhak-plhak memperoleh hak maslng-maslng ltu, sejak itu pula perikatan
mencapal tujuan dan beral<hlr dengan sukses.

Bagaimana halnya jika salah satu pihak tidal< memenuhl kewajlbannya se-
hlngga plhak lalnnya tidal< memperoleh hak dalam perikatan? Dalam hal
lni dlkatakan bahwa plhak yang tldak memenuhl kewajlbannya ltu telah
melakukan wanprestasi yang merugikan plhak lain. Dengan kata lain, pe-
laksanaan hak dan kewajiban yang dlsepakati tldak mencapai tujuan se-
cara nonnal. Oleh karena ltu, plhak yang wanprestasl wajlb bartanggung
jawab kepada plhak yang dirugikan untuk mengganti kewgian terhadap
pihak lain yang haknya dlruglkan, balk melalul perdamaian maupun me-
lalut penyelesaian dl muka pengadllan.

3.3 Objek perikatan (prestasl)


Objek perikatan dalam hukum perdata selalu barupa banda. Benda ada-
lah setlap barang dan hak halal yang dapat dlmillki dan dlnlkmatl orang.
Dapat dlmillkl dan dlnlkrnatl orang maksudnya membert manfaat atau
mendatangkan keuntungan secara halal bagl orang yang memlllkinya, mi-
salnya, kendaraan barmotor, rumah, pemlasan, makanan, hak kekayaan
lntelektual, dan plutang. Selaln ltu, banda dapat berupa banda berwujud,
yaitu banda yang dapat dlraba, dillhat, atau ada bentuk nyata, seperti bu-
ku, rumah, atau kendaraan barmotor. Sedangkan banda tldak berwu]ud,
yaitu banda yang tidak berbentuk, tidak dapat diraba atau tldak dapat
dlllhat, sepertl hak mlllk, hak guna bangunan, hak pakal, hak sewa, hak
cipta, hak merek, dan hak paten.

Benda objek perikatan harus banda pertlagangan sesual dengan undang-


undang, ketertlban umum, dan kesusilaan masyarakat, dan bennanfaat.
Benda yang dllarang untuk dipe~ualballkan secara umum karena merugl-
kan jasmanl dan rohanl, antara lain, nar1<oba, ganja. mlras; banda men-
datangkan mudarat, sepertl mengandung racun, fonnalln, virus flu bu-
rung, bibit antraks, blbit penyaklt sap! gtla, buku fomo, llmu santet, ilmu
slhlr, llmu hlpnotls, ataupun banda hasll kejahatan, semua ltu dllarang,
tidak boleh dijadlkan objek perikatan.

Hukum Petdata Indonesia 235


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

Benda objek perikatan dapat berupa benda bergerak dan benda tldak
bergerak. Benda bergerak adalah benda yang dapat diangkat. diangkut,
dan diplndahkan, seperti meja, komputer, sepeda motor, ataupun hewan
temal<. Benda tldak bergerak adalah benda yang tldak dapat dlangkat
atau diplndahkan, sepertl bangunan; pabrik; serta tanah dan segala yang
melekat dJ atas tanah, seperti pohon. rumah, dan gedung. Akan tetapl,
kapal walaupun bebas bergerak dl taut, dlanggap oleh hukum sebagal
benda tkJak bergerak. Jika dibebanl hak jaminan, harus dengan hlpotek.
Benda ob]ek perikatan dapat juga benda terdaftar, sepertl kendaraan bar-
motor, pesawat telepon, dan sertlflkat saham.

Apabila banda dijadikan objek perikatan, banda tersebut harus memenuhl


syarat sepertl yang ditetapkan oleh undang-undang. Syarat-syarat tersebut
adalah:

a) Benda dalam perdagangan:


b) Benda tertentu atau dapat dltentukan;
c) Benda bergerak atau tldak bergerak, berwu)ud atau tidak wu)ud;
d) Benda ltu tidak dilarang oleh undang-undang atau benda halal;
e) Benda itu ada pemlliknya dan dalam penguasaan pemlllknya:
f) Benda ltu dapat dlserahl<an oleh pemlliknya; dan
g) Benda ltu dalam penguasaan plhak lain berdasar alas hak sah.

Dalam konsep hukum modem, pengertian banda sebagai objek perikatan


meliputi juga modal, piutang, keuntungan, dan jasa.

3.4 Tujuan perik.atan


Tujuan pihak-plhak mengadakan perikatan adalah terpenuhlnya pmstasi
bagt kedua belah pihak. Pmstasl yang dimaksud harus halal, artinya tidak
dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertlban umum,
dan tldak bertentangan dengan kesusllaan masyarakat. Prestasl tersebut
dapat berbentuk kewa)lban memberikan sesuatu, kewa)lban melakukan
sesuatu Oasa), atau kewa)fban tidak melakukan sesuat~ (Pasa11234 KUH
Pdt).

236 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

Pada per1katan jual bali sepeda motor, mlsalnya, sepeda motor boleh dl-
fualbefikan, fadi prestasl ltu tidak dllarang. Bentuk prestasinya adalah pi-
hak pembeli n'lembayar sejumlah uang harga sepeda motor, sedangkan
plhak penjual menyerahkan sepeda motor yang harganya sudah dlbayar.
Dengan terpenuhlnya kewajiban berprestasi, tujuan plhak-plhak mengada-
kan perikatan jual bell sepeda motor tercapal, pembell memperoleh sepe-
da motor, dan penjual memperoleh sejumlah uang harga sepeda motor.

Contoh lain, plhak-pihak mengadakan perikatan jual bell sepeda motor


hasll pencur1an dengan harga tlga juta rupiah. Ben1uk prestaslnya adalah
pihak pembell membayar uang tlga juta rupiah harga sepeda motor ter-
sebut dan pihak penjual menyerahkan sepeda motor hasll pencurian dari
rumah tetangganya. Oengan terpenuhlnya kewajlban berprestasl, tujuan
pihak-pihak tercapai, tetapl tldak halal karena sepeda motor ltu temyata
hasll pencurian. Prestasl selesai dllaksanakan dan tujuan pihak-plhak ter-
capal, tetapl terganjal karena prestaslltu dJiarang undang-undang, pelaku-
nya (pencur1, penjual) masuk dattar pencartan orang (DPO), dan pembell-
nya edalah penadah barang hasll kejahatan, sedangkan motomya disita
pollsl.

Pada contoh pertama, prestasl sudah dlpenuhl oleh plhak-pihak, tujuan


pihak·plhak tercapal secara efektif karena perlkatan ltu sah, dan prestasl
plhak-plhak dlpenuhl dengan sempuma. Akan tetapi, pada contoh kedua,
temyata perikatannya 1ldak sah dan prestasl yang dlpenuhl akibatnya juga
lldak sah wataupun pertkatan ltu terpenuhl secara sempuma dan efektif.
Menurut hukum perundang-undangan walaupun prestasl sudah dlpenuhl
dan tujuan plhak-plhak tercapal, tujuan yang dlcapal plhak-plhak itu tidak
halal karena objek perikatan ltu hasil kejahatan yang dilarang undang-
undang. Jlka satu saja unsur objektif tldak terpenuhl, perikatan itu tldak
sah dan tldak pula menglkat plhak-plhak. Perikatan ltu batal deml hukum
katana tldak ada manfaatnya.

4. Ketentuan Umum dan Khusus


Dalam penerapannya, ketentuan umum dalam Bab I-IV Buku Ill KUHPdt
diber1akukan untuk semua perikatan, balk yang sudah diatur dalam Bab Ill

Hukum Perdata lndoneala 237


Parlkaten dan Jenfa Perlkatan

(kecuali Pasal 1352 dan 1353) dan Bab V-XVIII KUHPdt maupun yang
dlatur dalam KUHD. Ber1akunya ketentuan umum terhadap hal-hal yang
dlatur secara khusus itu dapat dibatasi sepanjang hal-hal ltu suclah dlatur
secara khusus pula. Jika belum dlatur secara khusus, ketentuan umum
ber1aku . Hal in! dapat dlpahaml dari ketentuan Pasal 1319 KUHPdt dan
Pasal1 KUHO.

Menurut ketentuan PasaJ 1319 KUHPdt bahwa:

·semua petjanjlan, baik yang mempunyal nama tertentu maupun


yang tidak mempunya/ nama tertentu, tunduk pada ketentuan
umum yang dlmuat da/am bab in/ dan bab yang /a/u. •

Yang dimaksud dengan "dalam bab lnl dan bab yang latu• dalam pasal
lnl adalah Bab II tentang perikatan yang timbul dart perjanjlan dan Bab I
tentang perikatan pada umumnya. Menurut ketentuan Pasal 1 KUHD bah-
wa:
"Kltab Undang-Undang Hukum Perdata berfaku juga bag/ hal-hal
yang diatur dalam kitab undang-undang ini (KUHD) sekadar da-
Jam kitab undang-undang In/ tldak diatur secara khusus menyim-
pang.•

Penerapan ketentuan umum terhadap hal-hal yang dlatur secara khusus,


dalam llrnu hukum dlkenal adaglum lex spec/a/Is derogat leg/ general/.
Artlnya, ketentuan hukum khusus dlmenangkan dart ketentuan hukum
umum. Maknanya jlka mengenai suatu hal sudah diatur secara khusus,
ketentuan umum yang mengatur hal yang sama tidak,per1u diber1akukan
lagl. Jlka suatu hal belum dlatur secara khusus, ketentuan umum yang
mengatur hal yang sama dlber1akukan. Contoh Pka dalam KUHD sudah
dlatur secara khusus dan r1ncl tentang perjanjlan tertentu. tetapl syarat-
syarat sah perjanjlan tldak dlatur, ber1akulah ketentuan Pasal 1320 KUH
Pdt. Contoh lain lagl, jlka dalam suatu perjanjlan sudah ditentukan harus
dlbuat secara tertulis dalam bentuk akta, ketentuan cukup dlbuat secara
llsan (konsensual) tldak ber1aku.

Akibat hukum perjanjlan yang seharusnya dibuat secara tertulls, tetapl dJ-
buat secara llsan saja, perjanjian tersebut tidak menglkat pihak-pihak. Jlka

238 Hukum Pardata Indonesia


Perlkat.an dan Jenle Perlkatan

sengketa tersebut dlselesaikan melalul pengadllan, pe~anjian itu dapat di-


batalkan oleh pengadllan.

B. PRESTASI DAN WANPRESTASI


1. Konsep Prestasi
Prestasl adalah sesuatu yang wapb dipenuhl oleh debltor dalam setiap per-
lkatan. Prestasl adalah objek perikatan. Dalam hukum perdata kewajiban
memenuhl prestasl selalu d1sertal jamlnan harta kekayaan debltor. Oalam
Pasal1 131 dan 1132 KUHPdt dlnyatakan bahwa harta kekayaan debitor,
balk yang bergerak maupun tidak bergerak, balk yang sudah ada maupun
yang akan ada, menjadl jaminan pemenuhan utangnya tertladap kreditor.
Namun, jamlnan umum inl dapat dlbatasl dengan jamlnan khusus berupa
banda tertentu yang ditetapkan dalam pe~anjlan antara plhak-plhak.

Menurut ketentuan Pasal 1234 KUHPdt, salalu ada tlga kemungklnan


wujud prestasl, yaltu:
a. Memberikan sesuatu, mlsalnya, menyerahkan banda, membayar
harga banda, dan membarikan hlbah penelitlan.
b. Melakukan sesuatu, mlsatnya, membuatkan pagar pekarangan ru-
mah, mengangkut barang tertentu, dan menylmpan rahasla per-
usahaan.
c. Tldak melakukan sesuatu, mlsalnya, tldak melakukan persalngan
curang, tldak melakukan dumping, dan tldak menggunakan merek
orang lain.

Pasal 1235 ayat (1) KUHPdt manjelaskan pengartlan memberikan sesua-


tu, yaitu menyerahkan penguasaan nyata atas suatu banda dar1 debitor ke-
pada kreditor atau seballknya, mlsalnya, dalam jual bell, sewa;.menyewa,
pe~anjlan gadal, dan utang-plutang. Dalam perikatan yang objeknya •me-
lakukan sesuatu•. debltor wajib metakukan perbuatan tertentu yang telah
ditetapkan dalam perikatan, mlsalnya, melakukan perbuatan membong-
kar tembok, mangosongkan rumah. dan mambangun geclung. Dalam me-
lakukan perbuatan tersebut, debitor harus mamatuhl semua ketentuan da-

Hukum Perdata Indonesia 239


Pertkatan dan Jenla Perlkatan

lam perikatan. Debitor bertanggung jawab atas perbuatannya yang tidak


sesuai dengan ketentuan perikatan.

Dalam perikatan yang objeknya "tidak melakukan sesuatu•. debltor tidak


melakukan perbuatan yang telah dlsepakati dalam perikatan, mlsalnya,
tldak membuat tembok rumah yang tinggi s~hingga menghalangi peman-
dangan tetangganya. Apablla debltor melakukan pembuatan tembok yang
berlawanan dengan perikatan inl, dla bertanggung jawab karena melang-
gar perjanjlan dan harus membongkar tembok atau membayar ganti ke-
ruglan kepada tetangganya.

Sebaglan besar pertkatan yang dlalaml dalam masyarakat terjadi karena


perjanjian. Karena ltu, undang-undang mengatur bahwa pe~anjian yang dl-
buat secara sah berlaku sebagal undang-undang bag! plhak-pihak yang
membuatnya (Pasal1338 ayat {1) KUHPdt). Artinya, jika salah satu pihak
tidak berseclla memenuhl prestaslnya, kewajlban berprestasl itu dapat dl-
paksakan.

Jlka pihak yang satu tldak memenuhl prestasinya, plhak yang lalnnya ber-
hak mengajukan gugatan ke muka pengadilan dan pengadilan akan me-
maksakan pemenUhan prestasi tersabut dengan menylta dan melelang
harta kekayaannya sejumlah yang wajlb dipenuhlnya kepada plhak lain.
Perjanjlan yang diakui dan dlberi akibat hukum itu adalah perjanjian yang
tldak dllarang undang-undang serta tidak bertentangan dengan ketertlb-
an umum dan kesusilaan masyarakat. Karena ltu, ada tiga sumber per-
lkatan, yaitu perjanjlan, undang-undang, serta ketertiban umum dan ke-
susilaan.

2. Sifat Prestasi
Prestasi adalah objek perikatan. Supaya objek perikatan llu dapat dl-
penuhl oleh debitor, maka pertu diketahul slfat-sifatnya, yaitu:

a. Prestasl harus sudah tertentu atau dapat dltentukan


Sifat lnl memungklnkan debltor memenUhl perikatan. Jlka prestasl
itu tidak tertentu atau tldak dapat dltentukan, mengklbatkan peri kat-
an ltu batal (nletlg).

240 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

b. Preataslltu haNs mungkln


Artinya, prestasl ltu dapat dlpenuhl oleh debitor secara wajar de-
ngan segala upayanya. Jlka tldak demiklan, perikatan itu dapat dl-
batalkan (vemletigbaar).

c. Prestaslltu haNs dlbolehkan (halal)


Artinya, tldak dllarang oleh undang-undang, tldak bertentangan de-
ngan ketertiban umum, dan tldak bertentangan dengan kesusilaan
masyarakat. Jlka prestasl tldak halal, perikatan ltu batal (n/etlg).

d. Prestasl ltu haNs ada manfaat bagl kredttor


Artinya, kreditor dapat menggunakan, menlkmati, dan mengambil
hasllnya. Jlka tldak demlklan, pertkatan ltu dapat dlbatalkan (ver-
nietlgbaar).

t. Prestasl ltu terdlrl atas satu perbuatan atau serentetan per-


buatan
Jlka prestasi berupa satu kall perbuatan dllakukan leblh dart satu
kall, dapat mengakibatkan pembatalan perikatan (vemietigbaar).
Satu kall perbuatan ltu maksudnya pemenuhan mengakhlrl perikat-
an, sedangkan leblh dart satu kall perbuatan maksudnya pemenuh-
an yang terakhir mengakhlri perikatan.

3. Wanprestasl
Wanprestasl artlnya tldak memenuhl kewajlban yang telah dlsepakatl da-
lam perikatan. Tldak dlpenuhinya kewajlban oleh debltor karena dua ke-
mungklnan alasan, yaitu:

a. Karena kesalahan debitor, baik karena kesengajaan maupun kelalal·


an dan
b. Karena keadaan memaksa (force majeure), dl luar kemampuan
debltor. Jadl, debltor tidak bersalah.

Untuk menentukan apakah seorang debltor bersalah melakukan wan-


prestasl, pertu ditentukan dalam keadaan bagaimana debltor dlkatakan

Hukum Perdatl lndoneala 241


Pt~tfkalan dan Jenla Perfkatan

senga}a atau lalal tidak ITlOOlenuhl prestasl. Oalam hal lnl, ada tiga ke-
adaan, yaitu:

a. Oebitor tidak memenuhl prestasl sama sekali:


b. Oebltor memenuhl prestasi, tetapl tidak balk atau keliru; dal'}
c. Oebitor memenuhi prestasl, tetapl tidak tepat waktunya atau ter-
lambat.

Untuk mengetahui sejak kapan debltor dalam keadaan wanprestasi, pertu


dlperhatikan apakah dalam perikatan 1tu d1tentukan jangka waktu pelak-
sanaan pemenuhan prestasi atau tidak? Oalam hal tenggang waklu pe-
laksanaan pemenuhan prestasl tldak ditentukan, pertu mempenngatkan
debltor supaya dia memenuhl prestasl. Oalam hal telah ditentukan tang-
gang waktunya, menurut ketentuan Pasal 1238 KUHPdt debitor dianggap
lalal dengan lewatnya tenggang waktu yang telah ditetapkan dalam per-
lkatan.

Bagaimana cara memperingatkan debitor supaya dla memenuhi prestasl-


nya? Oebitor pertu diberi peringatan tertulis, yang lsinya menyatakan bah-
wa debltor wajib memenuhl prestasl dalam waktu yang dltentukan. Jlka
dalam waktu ltu debitor tldak memenuhlnya, debitor dinyatakan telah lalal
atau wanprestasl.

Peringatan tertu11s dapat dilakukan secara resml dan dapat Juga secara
tldak resml. Pertngatan tertulls secara resml dllakukan melalul pengadil·
an negeri yang berwenang, yang dlsebut sommatle. Kemudian. pengadil-
an negeri dengan perantaraan juru slta menyampaikan surat peringatan
. tersebut kepada debltor yang dlsertal berita acara penyampalannya. Per-
ingatan tertulis tidal< resmi, misalnya,. melalul surat tercatat, telegram.
fakslmile, atau dlsampalkan sendiri oleh kreditor kepada debltor dengan
tanda terima . Surat peringatan inl dlsebut lngebreke ste/1/ng.

Akibat hukum bagi debltor yang telah melakukan wanprestasl adalah hu-
kuman atau sanksl hukum berikut lnl:

a. Oebitor diwajibkan membayar ganti keruglan yang diderita oleh


kreditor (Pasal 1243 KUHPdt).

242 Hukum P.rdata lndonula


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

b. Apabila perikatan itu timbal balik, kreditor dapat menunM pemutus-


an atau pembatalan perikatan melalul pengadllan (Pasal1266 KUH
Pdt).

c Perikatan untuk memberikan sesuatu, risiko beralih kepada debltor


sejak te~adi wanprestasl (Pasal 1237 ayat (2) KUHPdt).

d. Oebltor diwajlbkan memenuhl perikatan jlka masih dapat dilakukan


atau pembatalan disertai pembayaran ganti keruglan (Pasal 1267
KUHPdt).

e. Oebltor wajlb membayar biaya pel1<ara jlka dlperkaral<an dl muka


pengadilan negert dan debitor dinya1akan bersalah.

4. Keadaan Memaksa
4
4.1 Konsep keadaan memaksa

Keadaan memaksa (force majsurs) adalah keadaan tidak dipenuhinya


prestasi oleh debitor karena te~adl peristiwa yang tidak dapat diketahui
atau tidak dapat dlduga akan tetjadl ketika membuat perikatan. Dalam
keadaan memaksa, debitor tidak dapat dlsalahkan karena keadaan tni
timbul dJ luar kemauan dan kemampuan debitor. Unsur-unsur keadaan
memaksa adalah sebagal berikut:

a) Tidak dipenuhl prestasl karena tetjadi pertstiwa yang membinasa·


kan atau memusnahkan banda objek perikatan; atau

b) Tidak dlpenuhl prestasl karena terjadi peristiwa yang menghalangl


perbuatan debltor untuk berprestasl;

c)
.
Penstlwa ltu tidak dapat dlketahul atau diduga akan terjadl pada
wak1u membuat perlkatan.

4.2 Keadaan memaksa objektif dan subjaktif

Oalam hal terjadl keadaan memaksa yang memenuhl unsur a) dan c), ma-
ka keadaan memaksa itu disebu1 "keadaan memaksa objektif". Vollmar
menyebutnya absolute ovsrmacht Dasamya adalah ketidakmungklnan (Jm-

Hukum Perdata Indonesia 243


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

possibtllty) memenuhi prestasl karena bendanya lenyaptmusnah.3 Mlsal-


nya, dalam jual bell lukisan Karapan Sap/ karya Affandl. Ketlka akan dJ..
serahkan kepada pembeli d1 sebuah hotel, lukisan tersebut teroakar habls
bersama mobil yang membawanya karena kecelakaan lalu llntas. Peris-
tlwa lnl mengakhirl perikatan karena tidak mungkln dapat dlpenuhl oleh
debltor.

Dalam hal te~adl keadaan memaksa yang memenuhl unsur b) dan c),
keadaan memaksa lni dlsebut 'keadaan memaksa subjektif', Vollmar
menyebutnya re/afieve overmacht. Dasamya adalah kesulltan memenuhl
prestasl karena ada peristlwa yang menghalangl debltor untuk berouat.4
Mlsalnya, seorang mahaslswa membeli sebuah laptop darl seorang pe-
dagang yang dlsangguplnya untuk dlklrim dalam waktu satu mlnggu. Ke-
mudlan, kapal yang mengangkut banda ltu metnbentur karang sehlngga
harus nalk dok untuk perbalkan. Dalam hal lnl debitor mengalaml kesullt-
an memenuhl prestesl.

Peristlwa lnl mengakibatkan debltor bukan tidal< mungkln memenuhl pres-


tasl, melalnkan kesulltan memenuhl prestasl, bahkan jll<a dlpenuhl juga,
memeriukan waktu dan blaya yang banyak. Keadaan memaksa dalam hal
lnl bersifat sementara. Perikatan tldak berhenti (tidal< batal), hanya pe-
menuhan prestaslnya tertunda. Jlka kesulltan sudah tldak ada lagl, pe-
menuhan prestasi ditaruskan. Akan tetapl, jlka prestasi ltu sudah tidal<
berartl lag! bagl kredttor karena sudah tldak dlper1ukan lagl, perikatan itu
'gugur" (verval).

Perbedaan antara "perikatan batal" dan 'perikatan gugur" ter1etak pada


ada tldaknya objek perikatan dan objek tersebut harus mungkln dlpenuhi.
Pada perikatan batal, objek perikatan tidal< ada karena musnah sehlngga
tidak mungkln dipenuhl oleh debltor (slfat prestasl). Pada per1ka1an gugur,
objek pertkatan ada sehlngga mungkln dlpenuhl dengan segala macam
upaya debitor, tetapi tidal< mempunyal artl lagl bagl kreditor. Jlka prestasl

S) H FA. VOllmar. lnlelding N9dtuland• Burgr~rf/jkli Rechl 3e druk. 1)eenk Wllllnl<.


Zwolle. 1952.
4) H F.A V6Umar. /bld.

244 Hukum Perdata lndone.la


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

betul-betul dlpenUhi oleh debltor. tetapi kredltor tidak menerlma (menqlak)


karena tldak ada manfaatnya lagl, perikatan dapat dlbatalkan (vsmlstfg·
baar}. Persamaannya adalah pada perikatan batal dan pertkatan gugur
keduanya ltu tldak mencapal tujuan.

4.3 Pengaturan keadaan memaksa


Pembentuk undang-undang tldak mengatur keadaan memaksa secara
umum dalam KUHPdt. Akan tetapl, secara khusus dlatur untuk pe~anP·
an-pe~an)lan tertentu saja, mlsalnya. pada:

a) Perjanjlan hlbah (Pasal 1237 KUHPdt);


b) Pe~an)lan )ual beli (Pasal1460 KUHPdt);

c) Perjanjian tukar-menukar (Pasal 1545 KUHPc:tt); dan


d) Perjanjian sewa-menyewa (Pasal1553 KUHPdt).

Oleh karena ltu, pihak-pihak bebas mempe~anjlkan tanggung jawab ltu


dalam perjanjlan yang mereka buat apablla terjadl keadaan memaksa.
Risiko keadaan mernaksa pada perjanjlan hlbah ditanggl.l'lg oleh kreditor
(Pasal 1237 KUHPdt). Rlslko keadaan memaksa pada perjanjlan )uaJ bell
ditanggung oleh kedua belah pihak, penjual dan pembell, (Surat Edaran
Mahkamah Agung Republlk Indonesia Nomor 3 Tahun 1963 mengenai
Pasal 1460 KUHPdt). Rlsiko keadaan memaksa pada perjan]lan tukar-
menukar ditanggung oleh pemUiknya (Pasal 1545 KUHPdt). Adapun risiko
keadaan memaksa pada perjanjian sewa-menyewa dltanggung oleh pe-
millk banda (Pasal 1553 KUHPdt).

4.4 Keadaan memaksa menurut hukum lnggrls


Menurut hukum Anglo Saxon dl lnggrfs, keadaan memaksa dldeskrfpsi-
kan dengan lstllah frustration artinya halangan, yaltu suatu keadaan atau
peristiwa yang terjadl dl luar kemampuan dan tanggung ,awab plhak-
5
pthak, yang membuat perikatan ltu tldak dapat dilaksanakan sama sel<all.
Menurut ajaran lnl, dasar tldak berprestasl ltu adalah physical /mposslbl·

5) Marsh end Soulsby. Business Law (ReVIssd}. McGraw-Hill Book Company Ltd. UK.
London 1978. h . 99.

Hukum Perdata Indonesia 245


Perlkatan dan Jenla Peril<atan

/lty, artlnya ketldakmungklnan yang nyata. Setlap orang sama sekall tidak
mungi<Jn dapat memenuhl prestasl berupa benda objek perikatan. Dalam
keadaan demlkian, perikatan tldak mungkln dap~ dipenuhl karena hatang-
an berslfat tetap, secara otomatls keadaan memaksa ltu mengakhtri per-
lkatan (the agreement would be void from the outset).

Marsh and SOulsby mengemukakan oontoh yurisprudensl, yaltu dalam


perkara Taylor lawan Caldwell (1863). Balal muslk dlsewa selama se-
rangkalan pertunjukan konser, kemudlan terbakar habls sebelum tanggal
pertW'Ijukan pertama. Perkara lnl dlputus pengadilan sebagal keadaan
memaksa {force majeure) yang menghalangl perikatan sebab tidak ada
lagl balal untuk disewa. Oleh karena itu, penyewa tidak diharuskan lagi
membayar sewa.

Marsh and SOulsby mengemukakan lagl contoh yurisprudensl, yaitu da-


lam perkara Tsaklrog/ow Ud. lawan Noblse & Thorf GmbH (1962). Pen)ual
setuju untuk menyerahkan kacang tanah dari pelabuhan Sudan kepada
pembell dl Hamburg (Jerman) dan mengapalkannya dalam bulan Novem-
ber atau Desember 1956. Bulan November 1956 Terusan Suez dltutup
kar&na pecah perang Meslr-lsrael dan penjual harus mengapalkan barang
melalul Tan)ung Harapan suatu ~rjalanan melingkari Benua Afrika yang
sangat jauh dan leblh mahal. Dlputuskan pengadllan bahwa keadaan lni
tldak memutuskan perikatan, tetapl semata-mata membuat pelaksanaan
pe~anjian itu lebih sullt.

Kasus penutupan Terusan Suez lnl terjadi karena perang antara Mesir
dan Israel merupakan keadaan memaksa berslfat sementara sehlngga
penjual mengalamal kesulltan memenuhl prestasl. Dalam hal lni penjual
maslh mampu memenuhl prestasi, tetapi mengalami kesulltan perjalan-
an yang )auh dan biaya mahal, lagi penuh rislko. Jadl, tertutupnya Terus-
an Suez tldak menghentikan perikatan. kemungklnan hanya pemenuhan
prestasi tertunda.

Perang saudara dl lnggris menimbulkan perkara Paradlne lawan Jane


(1647). P.enyewa rumah (Jane) dluslr meninggalkan rumah sewaan se-
lama perang saudara. Diputuskan pengadllan bahwa tergugat (Jane) rna-

246 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

slh harus membayar sewa sebab pe~anjian tidak berhenti. Fakta bahwa
tergugat Jane Udak dapat menlkmatl rumah tersebut karena perfstiwa di
luar kekuasaannya, bukan urusan pihak pemllik rumah (penggugat) dan
tldak ada alasan untuk dlmaatkan.

5. Ganti Kerugian
Menurut ketentuan Pasal 1243 KUHPdt, gantl keruglan karena tidak dl-
penuhlnya suatu perikatan, baru diwa]ibkan Jlka debltor setelah dlnyata-
kan lalal memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya; atau sesuatu yang
harus diberikan atau dlke~akannya, hanya dapat dlberikan atau dikerJa-
kan dalam tenggang waktu yang telah dllewatkannya.
Yang dlmaksud dengan "keruglan• dalam pasal dl atas adalah keruglan
yang timbul karena debitor melakukan wanprestasl Oalal memenuhl per-
lkatan). Kerugian tersebut wajlb dlganti oleh debitor terhitung sejak dia di-
nyatakan lalal. Gantl keruglan ltu terdlr1 atas tiga unsur, yattu:

a. Ongkos atau bfaya yang telah dlkeluarkan, mlsalnya, ongkos cetak.


blaya meteral, dan blaya lklan.
b. Ksruglan sesungguhnya karena kerusakan, kehllangan benda mllik
kredltor akibat kelalalan debltor, mlsalnya, busuknya buah-buah-
an karena ter1ambat melakukan penyerahan, ambruknya gedung
karena kesalahan konstruksl sehlngga merusakkan perabot rumah
tangga.
c. Bunga atau keuntungan yang dlharapkan. mlsalnya, bunga yang
berjalan selama piutang teriambat dllunasl. keuntungan yang tldak
diperoleh karena kelambatan penyerahan bendanya.

Ganti keruglan hanya berupa uang bukan barang, kecuall Jlka dipe~anji­
kan lain. Dalam gantl keruglan Jtu, tidak selalu ketlga unsur itu harus ada.
Mungkln yang ada ltu hanya keruglan sesungguhnya, mungkin hanya ong-
kos atau blaya, atau mungkln keruglan sesungguhnya dJtambah ongkos
atau biaya.
Untuk melindungl debitor dati tuntutan sewenang-wenang dari plhak kre-
dltor, undang-undang memberikan pembatasan terhadap gantl keruglan

Hukum Perdata Indonesia 247


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

yang wajlb dibayar oleh debitor sebagal aklbat dar1 kelalalannya (wan-
prestasl) . Kerugian yang harus dlbayar oleh debltor hanya mellputi:

a. Keruglan yang dapat dlduga ketlka membuat perikatan. Dapat dl-


duga ltu tldak hanya mengenai kemungklnan tlmbulnya keruglan,
tetapl juga mellputl besamya jumlah keruglan. Jlka jumlah keruglan
melampaul batas yang dapat dlduga, kelebihan yang melampaul
batas dugaan itu tidak boleh dlbebankan kepada debltor, kecuali
jlka debltor ternyata telah melakukan tlpu daya (Pasal 1247 KUH
Pdt).

b. Kerugian sebagal aklbat langsung dan wanprestasJ (kelalaian) de-


bitor, sepertl yang ditentukan datam Pasal1248 KUHPdt Untuk me-
nentuk8n syarat akibat langsung dipakai teorl adequate. Menurut
teor1 inl, "akibat langsung• adalah akibat yang menurut pengalam-
an manusla normal dapat diharapkan atau dapat dlduga akan ter-
jadi. Dengan terjadlnya wanprestasl, debitor selaku manusla normal
dapat menduga akan meruglkan kredltor. Teori adequate lnl dilkUti
dalam praktlk peradllan.

c. Bunga dalam hal ter1ambat membayar sejumlah utang (Pasal 1250


ayat (1) KUHPdt). Besamya bunga dldasarkan pada ketentuan yang
dltetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut yurisprudensl, Pasal1250
KUHPdt tldak dapat dlber1akukan temadap perikatan yang timbul
karena perbuatan melawan hukum.6

C. JENIS-JENIS PERIKATAN
1. Perikatan Bersyarat
Perikatan bersyarat (voorwaardsl/jk verblntan/s) adalah perlkatan yang di·
gantungkan pada syarat. Syarat Jtu adalah suatu peristiwa yang maslh
akan te~adl dan belum pasti te~adi, balk dengan menangguhkan pelak-

6) Sri Soedewl Maschoen Sotwan. Hukum Perutangsn. Terjemahan. Penerblt Seksl


Hukum P8rdata. Fakulta.s Hukum Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta . 1974 h.
36.

248 Hukum Perdata lndoneala


Perikatan dan Janla Perlkatan

sanaan perfkatan hlngga te~adl peristtwa maupun dengan membatalkan


perikatan karena terjadi atau tldak te~adl peristlwa (Pasal 1253 KUHPdt).
Berdasar pada ketentuan pasal lnl, dapa1 dlbedakan dua perikatan ber-
syarat, yal1u perikatan dengan syarat tangguh dan pelikatan dengan sya-
rat batal.

1.1 Perlkatan dengan syarat tangguh

Apablla syarat "peristiwa• yang dimaksud itu terjadi, maka perikatan dilak-
sanakan (Pasal 1263 KUHPdt). Jadl, sejak peristiwa itu te~adl, kewajlb-
an debltor untuk berprestasl segera dilaksanakan. Mlsalny~. Amln setuju
apabila Burhan adlknya mendlami pavillun rumahnya setelah Burhan
menlkah. Nlkah adalah per1stiwa yang maslh akan terjadl dan belum pasti
terjadl. Slfatnya menangguhkan pelaksanaan perikatan. Jlka Burhan me-
nikah, Amln wajib menyerahkan paviliun rumahnya untuk didiami oleh
Buman.

1.2 Perfkatan dengan syarat batal

01 slnl justru perikatan yang sudah ada akan berakhlr apablla "peristiwa•
yang dlmaksudkan ltu teljadl (Pasal 1265 KUHPdt). Misalnya, Khumalroh
setuju apablla Fahrl kakaknya mendlaml rumah Khumalroh selama dia
tugas belajar dl lnggris dengan syarat bahwa Fahrl harus mengosongkan
rumah tersebut apablla Khumalroh selesal studl dan kembali ke tanah
air. 01 slnl syarat "selesal dan kemball ke tanah air" maslh akan terjadl
dan belum pastl terjadi. Akan tetapl, jlka syarat tersebut terjadl, perikatan
berakhlr dalam a~l batal. Hal lnl membawa konsekuensl bahwa segala
sesuatu dlpullhkan dalam keadaan semula, seolah-olah tldak pemah ada
perikatan. Dalam contoh dl atas. Fahrl wajlb menyerahkan kemball rumah
tersebut kepada Khumalroh adiknya.

Betalnya perikatan i1u bukanlah "batal demi hukum•, melainkan "dinyata-


kan batal" oleh pengadilan. Jadl, jika syarat batal itu dlpenuhl, pemyataan
batal harus dlmlntakan kepada pengadilan, tldak cukup dengan pemyata-
an salah satu plhak saja atau pemyataan kedua belah plhak mesktpun
syarat batalltu dicantumkan dalam perikatan (Pasal 1266 KUHPdt).

Hulcum Perdata lndoneala 249


Perlkatan dan Jenl• Perlkatan

1.3 Perikatan dengan ketetapan waktu


Suatu ketetapan waktu tidak menangguhkan perikatan, tetapl hanya me-
nangguhkan pelaksanaannya. Maksud syarat •ketetapan waktu" adalah
pelaksanaan perikatan ltu dlgantungkan pada •waktu yang dltetapkan".
Waktu yang ditetapkan ltu adalah peristlwa yang maslh akan tel]adi dan
te~adlnya ltu sudah pastl atau dapat berupa tanggal yang sudah ditetap-
kan.
Misalnya, Ayah be~anjl kepada anak perempuannya yang telah menlkah
untuk menghibahkan rumahnya apablla bayl yang sedang dlkandungnya
ltu telah lahlr. Dl slnl "kelahiran· adalah peristlwa yang maslh akan terjadl
dan terjadinya itu sudah past! . Tentu saja berdasar pada pemeriksaan
dokter, anak 1tu lahlr hldup. Karena cucunya ltu lahir sehat, Ayah wajib
memenuhl prestasl menghibahkan rumahnya kepada anaknya yang telah
melahlrkan bayl itu.

Mlsallafn lagl , Ahmad berjanjf kepada Bashar bahwa dla akan mem-
bayar utangnya dengan hasll panen sawahnya yang sedang menguning
pada tanggal1 November 2009. Oalam hallnl, "hasll panen yang sedang
menguntng• sudah pastl karena dalam waktu dekat, Ahmad akan panen
sawah sehlngga pembayaran utang pada tanggal 1 November 2009 sudah
dipastikan.

Pada perikatan dengan ketetapan waktu, apa yang hsrus cHbayar pada
waktu yang dltentukan tldak dapat ditagfh sebelum waktu ltu tlba. Akan
tetapl, apa yang telah dlbayar sebelum waktu ltu tlba, tldak dapat dlmlnta
kemball (Pasal 1269 KUHPdt). Pada perlkatan dengan ketetapan waktu,
ketetapan waktu selalu dianggap dibuat untuk kepentlngan debitor, ke-
cuaiiJika dart slfat pertkatannya sendlrt atau dart keadaan temyata bahwa
ketetapan waktu ltu telah dibuat untuk kepentingan kredltor (Pasal 1270
KUHPdt). Blasanya kepentingan kreditor 1tu ditetapkan dalam petjanjian
atau dalam akta.

2. Perikatan Manasuka (Boleh Pilih)


Pada perikatan manasuka. objek prestasl ada dua macam banda. Dlkata-
kan perlkatan manasuka karena debltor boleh memenuhl prestasi de-

250 Hutcum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

ngan memilih salah satu dart dua benda yang dljadikan objek pertkatan.
Namun, debltor tldak dapat memaksa kredltor untuk menerima sebaglan
banda yang satu dan sebaglan benda yang Jainnya. Jika debltor telah me-
menuhl salah satu dart dua benda yang dltentukan dalam perikatan, dla
cbbaskan dan perfkatan berakhlr. Hak memffih prestasl ttu ada pada de-
ljtor jlka hak lnl tidak secara tegas diberikan kepada kredltor (Pasal 1272
dan 1273 KUHPdt).

Msalnya. Anshar memesan barang elektronik berupa radio tape mcorder


atau stereo tape recorder dl sebuah toko barang elektronlk dengan harga
yang sama, yaknl Rp2.500.000,00. Dalam hal ini. pedagang tersebut da-
pat memlllh, yaitu menyerahkan radio tape recorder atau stereo tape re·
corder. Akan tetapl, jlka dlpe~anjlkan bahwa Anshar (pemesan) yang me-
nentukan plllhan, pedagang memberitahukan kepada Anshar bahwa ba-
rang pesanan sudah tlba, sllakan memllih salah satu dl antara dua banda
objek perikatan tersebut. Jika Anshar telah memlllh dan menerima salah
satu dari dua benda ltu. perikatan berakhlr.

Bagalmana jlka selah satu benda yang men)adi objek perikatan ttu hllang
ataumusnah sehingga tldak dapat dilakukan pilihan? Jlka salah satu
benda yang menjadi objek perikatan ltu hllang atau musnah sehlngga
tidak ada plllhan untuk dlserahkan, perikatan ltu menjadl perikatan muml
(blasa). Akan tetapi, jlka kedua benda objek perikatan ltu hilang dan de-
bitor bersalah atas hllangnya salah satu benda ltu, debitor harus mem-
bayar harga banda yang hilang paling akhlr (Pasal 1274 dan 1275 KUH
Pdt).

Jika hak memillh ada pada kredltor dan hanya salah satu banda yang hi·
lang, jika hal ltu terjadl bukan karena kesalahan debltor, kredltor harus
menertma benda yang masih ada. Jlka hllangnya salah satu banda ka-
rena kesalahan debltor, kreditor dapat menuntut penyerahan benda yang
maslh ada atau harga benda yang telah hilang. Namun, Jlka kedua banda
ltu musnah, kreditor boleh menuntut pembayaran harga salah satu me-
nurut pilihannya apabHa musnahnya selah satu a1au kedua bends itu ka-
rena kesalahan debltor (Pasal 1276 KUHPdt).

Hukum Perdata Indonesia 251


Perikatan dan Jenla Perllcatan

Prinslp-prfnslp yang telah diuralkan di atas lnl ber1aku, balk apablla ada
lebih dart dua banda yang menjadl objek perikatan maupun apabila per-
lkatan bertujuan melakukan suatu perbuatan (Pasal 1277 KUHPdt}. Me-
lakukan perbuatan, mlsalnya, dalam pertkatan mengerfakan bangunan
dan melakukan pengangkutan barang. Oi slnl debitor boleh memllih me-
nge~akan bangunan atau melakukan pengangkutan benda ke lokasl ba-
ngunan.

3. Perikatan Fakultatif
Selain dan perikatan manasuka (altematif), ada tagl "perikatan fakultatif",
yaltu per1katan dl mana debltor wajib memenuhl suatu prestasJ tertentu
atau prestasl lain yang tertentu pula. DaJam perikatan lnl hanya ada satu
objek. Apablla debltor tldak memenuhl prestaslltu, dla dapat menggarrtl
dengan prestasl Jain. Mlsalnya, Alhaq berjanji kepada 1\Jrslna untuk me-
mlnjamkan mobllnya guna melaksanakan penelltlan. Jlka Alhaq tldak me-
minjamkan mobilnya karena rusak, dla dapat mengganti dengan sejumlah
uang transpor untuk melaksanakan penelitlannya.

Perbedaan antara perikatan aJtematlf dan perikatan fakultatff adalah se-


bagal berikut:
a. Pada perikatan altematlf ada dua banda yang setara dan debltor
wajlb menyerahkan salah satu darf dua banda tersebut. Sedangkan
pada ~rikatan fakultatl1 hanya satu banda yang menjadl prestasl.
b. Pada perikatan altematif jlka banda yang satu Jenyap, benda yang
lain menjadl penggantlnya. Sedangkan pada perikatan fakultatit
Jlka bendanya blnasa, perikatan men}adl lenyap.

Ada lagl yang dlsebut perlkatan generik, yang objeknya dltentukan oleh
jenlsnya, misalnya, baras cianjur, kuda nile. Perbedaannya dengan per-
lkatan altematif adalah jika perikatan generfk objeknya ditentul<an oleh
Jenlsnya yang homogln. Sedangkan pada perikatan attematlf objeknya di-
tentukan oleh jenisnya yang tldak homogin. Keberatan tertladap perikat-
an gener1k adalah debltor tldak per1u memberikan banda prestasl yang
terbalk, tetapl tldak juga yang tert:>uruk (Pasal 969 KUHPdt). Benda yang

252 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Jenla Perikabtn

menjadl objek perikatan generik sudah cukup Jlka sekurang-kurangnya


dapat ditentukan (pelajarl Pasal1333 KUHPdt).

4. Perikatan Tanggung-Menanggung
Pada perlkatan tanggung-menanggung dapat terjadi seorang debltor ber-
hadapan dengan bebempa orang kredltor atau seorang kredltor berhadap-
an dengan beberapa orang debitor. Apabila kredltor terdlri atas beberapa
orang, lnl dlsebut tanggung-menanggung aktlf. Dalam hal lnl, setlap kredl-
tor berhak atas pemenuhan prestasl seluruh utang. Jlka prestasl tersebut
sudah dipenuhl, debltor dlbebaskan dari utangnya dan perlkatan hapus
(Pasal 1278 KUHPdt).

Jika pthak debltor terdlri atas beberapa orang, lnl dlsebut tanggung-me-
nanggung paslf. Setlap debitor wajlb memenuhl prestasl seluruh utang
dan Jlka sudah dipenuhl oleh seorang debltor saja, membebasKan debttor-
debltor lain dart tuntutan Kredltor dan perikatannya hapus (Pasal 1280
KUHPdt).

Oalam hubungan ekstemal antara debltor maslng-maslng dan kreditor.


apablla dalam suatu perlkatan harus dlserahkan suatu banda, yang ke-
mudian musnah karena kesalahan seorang darl plhak debitor, plhak de-
~or lalnnya tidak dibebaskan dari tanggung }awab terhadap kredltor untuk
membayar banda yang musnah ltu. Kredltor yang menderlta kerugian
karena salahnya debitor hanya berhak menuntut gantt kerugtan terhadap
debitor yang bersalah itu (Pasal 1285 KUHPdt). Demlkian juga tuntutan
pembayaran bunga yang dilakukan terhadap salah s.atu debitor tanggung-
menanggung, berlaku juga terhadap debltor-debitor lainnya (Pasal 1266
KUHPdt).

Apablla dl antara debitor tanggung-menanggung tersebut ada hubungan


hukum yang lain dengan kredttor atau mempunyal kedudukan istlmewa
terhadap kredltor, hubungan hukum tersebut harus dlplsahkan dari hu-
bungan hukum tanggung-menanggung itu. Debltor yang bersangkutan
dapat menggunakan hak tangklsannya, sedangkan debltor lalnnya tldak
dapat (Pasal 1287 KUHPdt). Apablla seorang debltor menjadi ahll waris

Hukum Perdata lndonula 253


Perlkatan dan Jenla Perikatan

dari kreditor, perikatan antara keduanya menjadl lenyap (Pasal 1288 KUH
Pdt). .

Adakalanya Juga kreditor menerima dart salah seorang debitor baglan


yang menjadl kewajibannya. Jika hal In! terjadt. kewaJiban tanggung-me-
nanggung temadap debitor lalnnya tetap ada, kecuali kreditor secara te-
gas menyatakan bahwa yang diterimanya ltu untuk baglan kewajiban de·
bltorltu (perhatikan Pasal1289, 1290, dan 1291 KUHPdt).

Berdasar pada hasll observasl, perikatan yang banyak te~adl dalam prak-
tik adalah jenls perikatan tanggung-menangung pasif. Perikatan semacam
lni leblh menjamin kepastian pemenuhan prestasi bagi kreditor. Perikatan
tanggung-menanggung pasif terjadl karena:

a. Waslat
Apablla pewaris memberikan tugas untuk melaksanakan hlbah wa-
siat kepada ahli warlsnya secara tanggung-menanggung.

b. Ketentuan undang-undang
Oalam hal inl undang-undang menetapkan secara tegas perik.atan
tanggung-menanggung dalam pe~anjlan khusus.

Perikatan tanggung-menanggung secara tegas dlatur dengan pe~an)lan


khusus, yaitu sebagai berikut:

a. Persekutuan firma (Pasal18 KUHD)


Setlap sekutu bertanggung Jawab secara tanggung-menanggung
untuk seluruhnya atas semua perikatan.

b. Pemln)aman benda (Paaal1749 KUHPdt)


Jika beberapa orang bersama-sama menerfma benda karena pe-
mln)aman, mereka maslng-masing untuk seturuhnya bertanggung
)awab terhadap orang yang memberikan plnjaman banda itu.

c. Pemberlan kuasa (Pasal1181 KUHPdt)


Seorang penerfma kuasa dlangkat oleh beberapa orang untuk me·
waklll dalam suatu urusan yang menjadi urusan mereka bersama.

254 Hukum Perdata Indonesia


Perlkatan dan Janis Perlkaum

Mereka bertanggung jawab untuk seluruhnya terhadap penerima


kuasa mengenai segala akibat pemberian kuasa itu.

d. Jamfnan orang (borgtocht, Pasal1836 KUHPdt)


Jlka beberapa orang telah mengikatkan dlrf sebagai penJamin sa-
orang debltor yang sama untuk utang yang sama, mereka itu ma-
sing-maslng terfkat untuk seluruh utang.

5. Perikatan Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi


Suatu perikatan dikatakan dapat dlbagl atau tidak dapat dibagl jika benda
yangmenjadl objek perikatan dapat atau tidak dapat dibagi menurut lm-
bangan. lagl pula pembagian ltu tidak boleh mengurangl hakikat dari pres-
tasl tersebut. Jadi. slfat dapat atau tidak dapat dibagl ltu berdasar pada:
a. Slfat benda yang menjadl objek perikatan;
b. Maksud perikatannya, apakah ltu dapat atau tldak dapat dibagl.

Persoalan dapat atau tldak dapat dibagl ltu mempunyal artt apabna dalam
perikatan ltu ten::iapat lebih dan seorang debltor atau lebih darf seorang
kredltor. Jlka hanya seorang kredltor, perikatan itu dianggap sebagai tldak
dapat dibagl. Menu rut l<etentuan PasaJ 1390 KUHPdt , tldak seorang de-
I:Wtor pun dapat a:nemaksa kreditor menerfma pembayaran utangnya se-
baglan cleml sebaglan meskipun utang itu dapat dibagl.

Perlkatan dapat dan tldak dapat dlbagl blsa te~adl jlka saJah satu plhak
menlnggaJ dunla sehingga tlmbul masalah apakah pemenuhan prestasi
dapat dlbagl atau tidak an1ara para ahll warfs almarhum ltu. Hal tersebut
bergantung pada banda yang menjadi objek pelikatan yang penyerahan
atau pelaksanaannya dapat dibagi atau tldak, balk secara nyata maupun
secara perhltungan (Pasal1296 KUHPdt).
Akibat hukum perikatan dapat atau tkiak dapat dlbagi adalah bahwa pada
perlkatan yang tldak dapat dibagl; setlap kreditor berhak menuntut seluruh
prestasl kepada setlap clebitor dan setlap debltor wajib memenuhl prestasi
tersebut seluruhnya. Dengan dipenuhlnya prestasi olah seorang debltor,
membebaskan debltor lalnnya dan perikatan menjadl hapus. Pada per-

Hukum Perdata lndonula 255


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

lkatan yang dapat dibagi, setlap kreditor hanya bemak menuntut suatu
baglan prestasl menurut perimbangannya, sedangkan setJap debftor hanya
wajib memenuhl prestasi untuk baglannya saja menurut perimbangan.

6. Perikatan dengan Ancaman Hukuman


Per1katan lnl memuat suatu ancaman hukuman terhadap debitor apa·
blla dla lalal memenuhl prestaslnya. Ancaman hukuman lnl bermaksud
untuk memberikan suatu kepastlan atas pelaksanaan lsi perikatan, sepertl
yang telah ditetapkan dalam pe~anjlan yang dibuat oleh plhak-pihak. 01
samplng ltu, juga sebagal upaya untuk menetapkan jumlah gantl keruglan
jlka benar-benar te~adl wanprestasl. Hukuman itu merupakan pendorong
debltor untuk memenuhl kewajlban berprestasl dan untuk membebaskan
kredltor dar1 pembuktlan tentang besamya gantl keruglan yang telah dl·
deritanya.

Menurut ketentuan Pasal 1304 KUHPdt, ancaman hukuman itu adalah


untuk melakukan sesuatu apablla penkatan tidak dipenuhl, sedangkan
penetapan hukuman ltu adalah sebagal gantt keruglan karena tidak dl·
penuhlnya prestasl (Pasal 1307 KUHPdt). Gantl keruglan selalu berupa
sejumlah uang. Oengan demlkian. dapat dlslmpulkan bahwa ancaman hu-
kuman hu berupa ancaman pembayaran denda. Pembayaran denda se-
bagal gantl keruglan tidak dapat dituntut oleh kredltor apablla tldak bar·
prestaslnya debitor ltu karena keadaan memaksa (force majeure).

Misalnya, dalam perjanjlan dengan ancaman hukwnan, apablla seorang


pemborong harus menyetesalkan pekerjaan bangunan dalam waktu tiga
puluh hari tidal< menyelesalkan pekerjaannya, dia djkenakan denda satu
juta rupiah setfap hari tertambat ltu. Dalam hal lnl, jlka pemborong ltu me-
lalalkan kewapbannya, berarti dla wajlb memt>ayar denda satu juta rupiah
sebagal gantl keruglan untuk setiap har1 ter1ambat.

Penetapan denda sebagai gantl kerugian ltu mungkln jumlahnya ter1am-


pau tlnggl. Menurut ketentuan Pasal 1309 KUHPdt, hukllllan dapat dl·
ubah oleh pengadilan jika perikatan pokOk telah dlpenuhi sebagian. Akan
tetapi, flka debltor belum sama sekali melakukan kewajibaMya, sedang-

256 Hukum Perdata lndoneala


Parlkatan dan Jenla Perikatan

kan hukuman yang dltetapkan ter1alu tinggl, pengadilan pun dapat meng-
gunakan Pasal 1338 ayat (3) KUHPdt bahwa setiap perjanjlan yang dlbuat
secara sah wajib dilaksanakan dengan lktikad baik ,{performance In good
faith).

Ancaman hukuman dalam pertkatan seperti lnl berslfat asesor (peleng-


kap). Artlnya, adanya hukuman bergantung pada adanya perikatan pokok.
Balalnya perikatan pokok mengakibatkan batalnya ancaman hukuman.
Namun, batalnya ancaman hukuman tidak mengakibatkan batalnya per·
lkatan pokok (Pasal 1305 KUHPdt).

7. Perikatan Wajar
Undang-undang tldak menentukan apa yang dlmaksud dengan perikat-
an wajar (natuurf/jke verbintenis, natural obligation). Oalam undang-un-
dang hanya dljumpal Pasal 1359 aya1 (2) KUHPdt. Karena ltu, tidak ada
kesepakatan antara para penulls hukum mengenal slfat dan aklbat hu-
kum dart perikatan wajar, kecuall mengenal satu hal, yaitu sifat tldak ada
gugatan hukum guna memaksa pemenuhannya. Kata "wajar", adalah ter-
jemahan dari kata aslinya dalam bahasa Belanda •natuurtijk• oleh Prof.
Koesoemadl PoedjosewoJo dalam kullah Hukum Perclata pada Fakultas
Hukum Univarsitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Sifat tiaak ada gugatan hukum dapat dlslmpulkan dari ketentuan Pasal
1359 ayat (2) KUHPdt, yang menyatakan bahwa:

"Terhadap perfkatan bebas yang secara sukarela telah dlpenuhl


tldak dapat dltuntut kemba/1. •

Jadl, ketentuan pasallnl tidak memberikan hak menaglh kembali tertladap


pemenuhan perikatan wa]ar dan lnl dlakul bahwa perika1an wajar harus
dlan:-'JclP secara yuridis berisl kewa]lban untuk dipenuhl walaupun tldak
disertal sanksl. Atas dasar ketentuan pasal lni dapat dtslmpulkan bahwa
yang dimaksud dengan perikatan wajar adalah perikatan tanpa gugatan.

Perikatan wajar dapat bersllllber dari undang-mdang dan kesusllaan ser-


ta kepatutan (moral and equity). Bersumber dari undang-undang, artlnya

Hukum Perdata lndoneola 2.57


Perlkatan dan Jenle Perlkatan

keberadaan perfkatan wajar karena ditentukan oleh undang-undang. Jika


undang-undang tldak menentukan, tldak ada perfkatan wajar. Bersumber
dari kesusllaan dan kepatutan, artlnya keberadaan perikatan wajar karena
adanya belas kaslhan, rasa kemanuslaan, dan kerelaan hatl yang lkhlas
dart plhak debltor. Hal lnl sesual benar dengan sila kedua Pancaslla dan
dasar negara Aepublik Indonesia.

Bertolak dart sumber-sumber tersebut lalu thnbul dua pendapat (ajamn)


tentang perfkatan wajar, yaltu pendapat yang semplt dan pendapat yang
Juas. Hal lnl dapat dlketahul dart uralan vanmar.' Menurut pendapat yang
semplt, perfkatan wajar itu ada karena dltentukan oleh undang-undang. 01
slnJ ada debitor dan kredltor, tetapl kredltor tldak dapat memaksa debitor
supaya memenuhl kewajlbannya. Hal Jnl adalah luar blasa dan adanya 1tu
hanya jlka dltentukan oleh undang-undang.

Adapun contoh-contoh yang berasal dan ketentuan undang-undang ada-


lah sepertJ berikut ini:

a. Pln)aman yang tldak dlmlnta bunganya


Jika bunganya dibayar, tidak dapat dituntut pengembaliannya (Pasal
1766 KUHPdt).

b. PerJudlan dan pertaruhan


Undang-undang tldak memberfkan tuntutan hukum atas suatu utang
yang terjadi karena perjudian dan pertaruhan (Pasal 1788 KUH
Pdt).

c. Lampau waktu

Segala tuntutan hukum, balk yang berslfat kebendaan maupun per-


orangan hapus karena daluwarsa (lampau waktu) dengan lewatnya
tenggang waktu tlga puluh tahun.

d. Kepallltan yang dlatur dalam Undang-Undang Kepallttan

7) Terjemahan Sri Soec:WNI Maschoen Sotwan. Hulwm Perutangan. Seksl Hukum


Perdata. FakUitas Hukum Universitas Gad)ah Mada. 'cbgyakarta. 1974. hh. 6~1 .

258 Hukum Perdata lndonNia


Perlklltan dan Jenl• Pertkatan

Menurut pendapat yang luas, perikatan wajar ltu tlmbul dart undang-un-
dang dan kesusllaan serta kepatutan (moral and equity). Sebelum tahun
1926, Hoge Raad atau Supreme Court Belanda tldak mengikutt ajaran
yang luas. Akan tetapl, akhlmya sesudah tahun 1926 Hogs Raad meng-
lkutl ajaran yang luas dengan pembatasan, yaltu hanya kewajlban yang
sangat mendesak yang tlmbul dari kesusllaan dan kepatutan yang men-
ciptakan pertkatan wajar (Anest Hoge Raad, 1i Maret 1926, 22 April1937,.
18 Februari 1938, dan 30 November 1945).

Adapun contoh-contoh perikatan wajar yang bersumber dari kesusilaan


dan kepatutan adalah sebagal berikut:

a. Orang kaya yang member1 uang kepada orang mlskln yang me-
nolongnya ketlka tenggelam di sungal.
b. Member! sokongan kepada keluarga mtskln yang menurut undang-
undang tldak ada kewajibannya.
c. Membertkan jamlnan penslun han tua kepada peke~a tua yang
telah bertahun-tahun membantu dengan setla dan jujur.
d. Suaml memberi nafkah yang sepatutnya kepada jandanya yang di·
tlnggalkan dalam bentuk pe~anjlan asuransl jlwa.

Aklbat hukum pertkatan wajar adalah apablla sudah clpenuhl dengan suka-
rela, dla tldak dapat dltuntut atau dl.gugat pengemballannya. Per1katan
wajar dapat menjadl perikatan blasa (civil obligation) apabila debltor meng-
lkatkan dlr1 dengan perjanjlan untuk memenuhl kewajlban yang sebetum-
ftla hanya dldasarkan pada perlkatan wajar. Dalam hal tnt, perlkatan wajar
dlperl<uat sehlngga menjadl pertkatan blasa yang dapat dlpaksakan
pemenuhannya menurut hukum (Hogs Raad, 27 Juni 1947).

D. PERBUATAN MELAWAN HUKUM


1. Konsep Perbuatan Melawan Hukum
Untuk memahaml konsep •perbuatan melawan hukum• (onrechtmatlgs
daad), per1u dlbaca Pasal 1365 KUHPdt yang sama rumusannya dengan
Pasal 1401 BW Belanda yang menentukan sebagal bertkut:

Hukum Perdata lndoneala 259


Perlkatan dan Jenls Perfkatan

•ssJJap perbuatan melawan hukum yang mengakil:>atkan keruglan


pada orang lain, mewa]lbkan orang yang karena kesalahannya me-
nlmbulkan keruglan ltu. mengganti keruglan tersebut. •

Berdasar pada rumusan pasal inl, dapat dlpahaml bahwa suatu perbuatan

dlnyatakan melawan hukum apabila memenuhi empat unsur berlkut:

a. Pert>uatan ttu harus matawan hukum (onrschtmatig);


b. Perbuatan ltu harus menlmbulkan keruglan;
c. Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahan; dan
d. Antara pertuatan dan keruglan yang timbul harus ada hubungan
kausal.

Salah satu saja dar1 unsur-unsur di atas lni tldak terpenuhl, perbuatan itu
tldak dapat digolongkan perbuatan melawan hukum.

1.1 Perbuatan {daad)


Kata •perbuatan• mellputl perbuatan positlf dan perbuatan negatif. Per-
buatan positif adalah perbuatan yang benar-benar dlke~akan dlatur da-
lam Pasal 1365 KUHPdt atau Pasal 1401 BW Belanda. Perbuatan negatif
adalah perbuatan yang benar-benar tldak dlke~akan, dlatur dalam Pasal
1366 KUHPdt. Oleh karena ltu, perbuatan posltif dike~akan oleh orang
yang benar-benar berbuat, sedangkan perbuatan negatlf tidak dikerjakan
sama sekall oleh orang yang bersangkutan. Pelanggaran perbuatan da-
lam dua pasal tersebut mempunyal akibat hukum sama, yaltu menggantl
kerugian.

Rumusan perbuatan positif dalam Pasal 1365 KUHPdt dan perbuatan ne-
gatif dalam Pasal 1366 KUHPdt hanya digunakan sebelum ada Putusan
Hoge Raad Nederlands 31 Januari 1919 karena pada waktu ltu pengerti-
an •matawan hukum• hanya bagl perbuatan posltif, dalam artl semplt. Se-
telah keluar Putusan Hoge Raad 31 Januar1 1919, pengertlan "matawan
hukum• dlper1uas, mencakup juga perbuatan negatlf, Udak berbuat.

Dengan demik.ian, pengertlan "perbuatan melawan hukum" Pasal 1365


KUHPdt dlper1uas mencakup juga perbuatan negatlf Pasal 1366 KUHPdt.

Hukum Perdata Indonesia


Perikat.an dan Jenla Perlkatan

yaitu berbuat atau tidak berbuat. Jadl, perbuatan matawan hukum dalam
Pasal 1365 KUHPdt adalah berbuat atau tidak berbuat yang meruglkan
orang lain. Berbuat, contohnya merusak barang mlllk orang lain. 11dak ber-
buat, contohnya tidak mengerjakan pekerjaan borongan yang telah dl-
sanggupt. Kedua pert>uatan tersebut menimbulkan akibat hukum sama,
yaitu merugikan orang lain. Contoh laln, membakar kebun tetangga atau
membiart<an bayi tidak diben susu. Kedua perbuatan itu beraklbat merugl-
kan orang lain.

1.2 Melawan hukum (onrechtmatig)


Sejak tahun 1890 para penufis huktim telah meng3nut paham yang luas
ten1ang pengertlan matawan hukurn, sedangkan dunla peradllan (Mah-
kamah Agung) maslh menganut paham yang semplt. Hal itu dapat dike-
lahul darl Putusan Hoge Raad Nederlandssebelum tahun 1919, yang me-
rumuskan:
•pefbuatan melawan hukum ada/ah suatu perbuatan yang melang-
gar hak orang lain atau j/ka orang berbuat bertentangan dengan
kewajiban hukumnya sendlri. •

Oalam rumusan Int. yang pertu dlpertlmbangkan hanya hak dan kewajlb-
an hukum berdasar pada undang-undang (wet). Jadl, perbuatan 1tu harus
melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajlban hukum-
nya sendlr1 yang dlber1kan undang-undang (wet). Oengan demlklan, me-
langgar hukum (onrechtmatlg) sama dengan melanggar undang-undang
(onwetmatlg). Melalul tafsiran semplt lnl banyak kepentlngan masyarakat
dlruglkan, tetapl tldak dapat menunM apa-apa. Pelajarllah dengan dltelltl
putusan-putusan Hoge Rasd Belanda ber1kut.

Putusan Hoge Raad tsngga/3 Januar/1905


Seorang pemillk toko yang tidak menjual mesin jahlt merek Singer me-
nempelkan tullsan pada kaca tokonya "Perusahaan Mestn Jahlt SINGER
yang sudah dlperbaikl". Kata-kata yang benar dltulls dengan huruf kecll,
sedangkan kata yang menlmbulkan kesan tldak palsu ditulls dengan huruf
kapital SINGER. Hal lnl digugat oleh agen Singer berdasar pada onrecht-
matlge daad Pasal 1401 BW Belanda. Hoge Raad dalarn kasasl menolak

Hukum Perdata Indonesia 261


Perlkatan dan J•nl• Perlkatan

gugatan tersebut dengan pertlmbangan audak ada kewajlban undang-


undang• (wet) bagt pemllik toko.

PutuSitn Hog• Rud tangga/10 Jun/1910


Oalam suatu persil dl Zuthpen yang ruangannya ada di bawah tanah dl-
pakal sebagal gudang barang yang tert:luat dart kuln. Plpa all ran air ledlng
ruangan atas bocor. Penghunl rumah tersebut tldak menutup keran lnduk
yang ada di dalam rumahnya. Hal in! menimbulkan keruglan besar bagi
per:nlllk barang aklbat kebocoran ltu. Perkara tersebut diajukan ke peng-
adllan atas dasar onrechtmatlgs daad Pasal 1401 Beland&. Akan tetapl,
Hogs Raad dalam kasasl menolak gugatan tersebut dengan pertlmbang-
an "tidak ada kesalahan melanggar undang-ondang• (onwetmatlge daad).
Oengan demiklan, hubungan kausal yang disyaratkan antara "tldak ber-
buat dan keruglan yang tlmbu1" juga tidak ada.

Putusan Hog• Raad tangga/31 Januarl 1919


Setelah beberapa tahun perkembangan praktik peradilan mengenai per-
buatan melawan hukum, akhlmya Hogs Raad menglkutl tafsiran yang
luas. Hal lnl tert>uktf dart Putusan Hoge Raad 31 Januart 1919 yang tar-
kenai dengan Undenbaum-Cohen Ansst. Lindenbaum menggugat Cohen
supaya membayar gantl kerugtan dengan alasan bahwa Cohen telah
meruglkannya dengan cara yang tidak patut. Perbuatan tldak patut yang
dlmaksud adalah membu)uk seorang peke~a perusahaan percetakan
Lindenbaum & Co. supaya membocorkan rahasia perusahaannya dengan
member1 hadlah dan janjt-janjl kepada peke~a ltu sehlngga member1J<an
keterangan yang dlpertukannya. Lindenbaum merasa diruglkan, akhlmya
menggugat Cohen berdasar pada perbuatan melawan hukum Pasal 1401
BWBelanda.

Dalam tlngkat pertama perkara 1tu diperiksa oleh Arrondissement Recht·


bank dl Amsterdam. Gugatan dlnyatakan dlterlma dan Cohen dihukum
membayar gantt keruglan. Cohen tldak menertma putusan dan nalk ban-
ding ke Gerechtshof dl Amsterdam. Hot memutuskan bahwa putusan
Rechtbank dlbatalkan dan menolak gugatan Lindenbaum. Kemudian, Lin-
denbaum mengajukan kasasl ke Hogs Raad. Oalam putusan 31 Januari

262 Hukum Perdata Indonesia


Pertkatan dan Jenl• Perlkatan

1919 Hoge Raadmembatalkan putusan Gerschtshof Amsterdam dengan


pertlmbangan bahwa perbuatan Cohen melawan hukum (onrechtmatlg),
yaltu "berbuat atau tldak berbuat yang melanggar hak orang lain. atau
bertentangan dengan kewajlban hukum orang yang berbuat itu sendlr1,
atau bertentangan dengan kesusllaan atau slkap bertlatl-hatl sebagal-
mana patutnya dalam hldup masyarak.at, terhadap dirt, atau benda orang
lain".
Berdasar pada Putusan HO[J6 Raad31 Januari 1919 tersebut di atas, ter-
nyata Mahkamah Agung Belanda (HO[J6 Raad) telah menlnggalkan paham
yang semplt dan berallh menganut paham yang tuas mengenal rumusan
perbuatan melawan hukum Pasal 1401 BW Belanda. Paham yang tuas
tersebut sebenarnya adalah rumusan pembuat undang-undang yang dJ.
muat dalam rancangan undang-undang sejak 1913, tetapf betum sempat
menjadl undang-undang. Rumusan tersebut dlambil allh oleh Mahkamah
Agung Belanda (Hoge Raad) dalam praktik peradilan perkara perdata.
Datam rumusan yang luas ltu temyata unsur "kesusllaan• telah dlmasuk-
kan pula 1<9 dalam lapangan hukum sehlngga perbuatan yang bertentang-
an dengan kesusllaan atau kesopanan dapat juga dlberantas melalul ja-
lan hukum berdasar pada "perbuatan melawan hukum• Pasal 1401 BW
Belanda

1.3 Gantl keruglan


Kerugtan yang dlmaksud dalam pengertlan lnl dapat berupa keruglan ma-
teriel atau keruglan lmater1el. Menurut yurisprudensl, Pasal 1246-1248
KUHPdt mengenal gantt keruglan dalam hal terjadl wanprestasl tldak
dapat dlterapkan secara langsung pada perbuatan matawan hukum, te-
tapl dlbuka kemungklnan penerapan secara analogis.8

Dalam pasal-pasal mengenal ganti kerugian aklbat wanprestasl, kerugl-


an ltu meliputl tlga unsur, yaltu blaya (ongkos), keruglan sesungguhnya,
dan keuntungan dlharapkan (bunga). Ukuran penllalan yang dlpakal ada-
Ish uang. Pada perbuatan melawan hukum , unsur-unsur keruglan dan

8) H.F.A. \RIIImar lnleldlng Nedlirlands Burgerlijk Recht. 3e druk. Tjeenk Wlllink.


ZWolle. 1952.

Hukum Perdata lndon•ala 263


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

ukuran penllalan dengan uang dapat dlterapkan secara analogls. Dengan


demikian, penghitungan gantl kerugian pada perbuatan matawan hul<um
dtdasar1<an pada kemungkinan adanya tiga unsur tersebut dan kerugian
ltu dihltung dengan sejumlah uang.

1.4 Kesalahan, kelaJalan


Perygertian kesalahan di slni adalah pengertian dalam hukum perdata,
bukon dalam hukum pldana. Kesalahan dalam rumusan Pasal 1365 KUH
Pdt melingkupi semua gradasl, dari kesalahan dalam art! .okesengajaan•
sampal pada Kesalahan dalam artl "kelalaian". Menurut konsep hukum
perdata, seseorang dJkataken bersalah jika kepadanya dapat disesalkan
bahwa dia telah melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan yang
seharusnya dlhindar1<an. Perbuatan yang seharusnya dllakukan atau tldak
· dilakukan itu tldak terlepas dari dapat tidaknya diklra-kirakan. Dapat dl·
kira-kirakan ltu harus dlukur secara ob)ektif. Artinya, manusla normal da-
pat rnenglra-ngirakan dalam keadaan tertentu itu perbuatan seharusnya
dilakukan atau tidak dllakukan. Dapat diklra·klraken itu harus juga dapat
diukur secara subjektif. Artinya, apa yang justru orang ltu dalam keauduk-
annya dapat menglra-ngirakan bahwa perbuatan ltu seharusnya dJiaku·
kan atau tldak dilakukan.

Selaln dari ukuran objektif dan subjektif, orang yang berbuat Jtu harus
dapat dlpertanggungjawabkan (responsible). Artinya, orang yang berbuat
ltu sudah dewasa, sehat akalnya, dan tidak berada dl bawah pengampu-
an. Dalam pengertlan "tanggung jawab" itu termasuk juga aklbat hukum
dari perbuatan orang yang berada d1 bawah pengawasannya, kekuasaan-
nya, dan akibat yang timbul dari binatang yang berada dalam pemellha·
raannya dan banda-banda yang berada di bawah pengawasannya (Pasal
1367 dan 1368 KUHPdt).

1.5 Hubungan kausal


Hubungan kausal itu ada, dapat disimputkan dari kalimat Pasal 1365 KUH
Pdt "perbuatan yang karena kesalahannya menlmbulkan keruglan•. Ke-
rugian itu harus timbul sebagai akibat dari perbuatan orang ltu. Jika tldak

264 Hukum Perdate Indonesia


Pcrlkatan dan Jcnls Perlkatan

lla perbuatan, tfclak pu1a ada akibat, dalatn hal lni keruglan. Untuk me-
ngetahul bahwa suatu perbuatan adalah sebab dari suatu keruglan. pertu
rutl teorl adequate veroorzaking yang dikemukakan oleh von Krles.
Menunrt teori lnl, yang dianggap sohagal sebab adalah pert>uatan yang
menunrt pengalaman manusla nonnal sepaMnya dapat dlharapkan me-
nlmbulkan akibat. dalam hal ini akibatnya adalah keruglan. Jadi, antara
pert>uatan dan keruglan yang tfmbul harus ada hubungan langsung (hu-
!ulgan sebab aklbat).

Sabagal contoh, seseorang lewat meJalul pekarangan orang lain kemu-


d!an pot kembang milik pekarangan ltu tersentuh hingga jatuh dan pecah.
Dl slnl. antara j:?erbuatan tersentuh {sebab) dan kerugian yang tlmbul,
yaltu peoahnya pol kembang (aklbat) ada hubungan kausal. Akan tetapl,
,ka dia lewat dalam pekarangan itu bertepatan dengan jatuhnya pot kern-
bang karena tataannya lapuk, dl situ tldak ada hubungan kausal.

2. Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Pribadi


Apablla pert>uatan melawan hukum ditujukan kepada dtrt pribadl orang
bin. perbuatan melawan hukum dapat menlmbull<an keruglan flstk atau-
~n keruglan nama balk (martabat). Keruglan fislk, misalnya, luka, cedera,
dan cacat tubuh. Kerugian nama balk, misalnya, dljauhi taman dalam per-
gaular hllang kewlbawaan karena tidak dihonnati orang lagl, atau putus
hubungan balk karena difitnah pihak lain.

Apablla seseorang mengalaml luka atau cacat pada salah satu anggota
badan dlsebabkan oleh kesenga)aan atau kelalalan orang lain, undang-
undang memberlkan hak kepada korban untuk memperoleh penggantlan
keruglan, blaya pengobatan. dan perawatan. Ganti keruglan ltu dtnllai
rnanurut kedudul<an dan kemampuan serta keadaan kedua belah p!hak.
Ukuran mf pada umumnya berlaku untuk menilai kerugfan ya~g timbUI dar!
suatu kekerasan atau kejahatan terhadap dirl prlbadr seseorang, mlsal·
nya. ditabrak kendaraan bennotor yang mengaklbatkan luka parah atau
cacat (Pasal1371 KUHPdt).

Penghlnaan adalah perbuatan yang bertentangan dengan kesusllaan.


yang dapat dimasukkan perbuatan melawan hukum pencemaran nama

Hukum Pcrdata Indonesia 265


Perikatan dan Jenla Perlkatan

balk seseorang. Oleh karena ltu, dapat dituntut berdasar pada Pasal1365
KUHPdt. Penghlnaan ttu menlmbulkan keruglan terhadap nama balk, mar-
tabat, harga dlri, dan kedudukan dalam masyarakat. Merurut ketentuan

PasaJ 1372 KUHPdt, gugatan berdasar pada penghlnaan bertujuan untuk
memperoleh gan11 keruglan serta pemullhan nama balk. Dalam memper-
tlmbangkan berat rtngan gantl keruglan yang ditun1ut, pengadilan haru~
mempertlmbangkan berat ringan penghlnaan, kedudukan, jabatan, keada-
an, dan kemampuan plhak-plhak.

Gugatan tentang penghlnaan tldak dapat dlkabulkan oleh pengadllan Jlka


temyata tldak ada maksud untuk menghlna. Makslld untuk menghina dl-
anggap tidal< ada jlka pelaku nyata-nyata telah berbuat ll1tuk kepentlng-
an umum atau pembelaan darurat terhadap dlrtnya (Pasal 1376 KUHPdt).
Ofeh karena ltu, tergugat harus membuktlkan bahwa perbuatan ltu untuk
kepentlngan umum atau pembelaan darurat.

3. lmplementasi Pasal 1365 KUHPdt


3.1 Yurlsprudensl Mahkarnah Agung AI

Bagaimana lmplementasl Pasal 1365 KUHPdt menurut yurisprudensj Mah·


kamah Agung Rl? Mahkamah Agung Rl dalam putusan per1<ara perdata
temyata menglkutl juga konsep perbuatan melawan hukllll dalam artl
luas. Perbuatan melawan norma kesusllaan dan kepatutan yang hldup da-
lam masyarakat yang meruglkan dirt atau nama balk orang lain dapat dl-
tuntut secara hukum berdasar pada Pasal 1365 KUHPdt. HallnJ dapat dl-
ka]l melalul Putusan Kasasi Mahkamah Agung Rl Nomor3191K/Pdtl1984
tanggal 8 Februart 1986 antara Masudlatl (penggugat) matawan I Gustl
Lanang ReJeb (tergugat). Dalam per1<ara tersebut, setelah penggugat cl-
bawa Jari oleh tergugat, tergugat telah be~anjl akan menlkahl penggugat,
balk menjadl lstrfnya secara adat maupun secara agama dalam tenggang
waktu empat bulan.

Temyata, walaupun penggugat telah mendesak pfhak tergugat, tergugat


tldak mau juga menlkahl penggugat hlngga beriangsung sampal 1 tahun 4
bulan mereka hldup bersama. Setama hldup bersama ltu, penggugatlah

266 Hukum PerdAta lhdoneala


Perlkatlln d1111 Jenla Perlkatan

yang menanggung biaya penghldupan keluarga (tergugat, anak, dan omng


tua tergugat). Karena tergugat tidak memenuhi pe~anjlan untuk menikahi
penggugat, penggugat merasa bahwa perbuatan tergugat telah merugikan
nama balk atau kehonnatannya sehlngga penggugat menuntut gantl k&-
ruglan berdasarpada Pasal1365 KUHPdt se}umlah uang RpS.OOO.OOO,OO
sebagal pemullhan nama balk atau kehormatan penggugat.

Dalam putusannya tanggal 1 Maret 1984 Nomor 073/PN-Mtr!Pdt.1983,


Pengadltan Negert Mataram (Lombok), antara lain, telah memutuskan:
Mengabulkan gugatan penggugat sebaglan. Menyatakan tergugat
bersalah melakukan perbuatan melawan hukum karena tldak me-
nepatl janjlnya untuk menlkahl penggugat. Menghukum tergugat
untuk membayar gantl keruglan sebagal pemullhan nama balk atau
kehormatan penggugat sejumlah Rp2.500.000,00.

Karena merasa tldak puas, tergugat mengajukan pennohonan banding


ke Pengadllan Tlnggl Mataram dengan permohonan agar membatalkan
Putusan Pengadltan Negeri Mataram tanggal 1 Maret 1984 Nomor 0731
PN-Mtr/Pdt/1983. Dalam Putusan tanggal 26 Jull 1984 Nomor 65/PdtJ
1984/PT-Mtr, Pengadllan llnggl Mataram, antara lain, memutuskan:
Membatalkan Putusan Pengadllan Negert Mataram tanggal 1 Maret
1984 Nomor 073/PN-Mtr/Pdt/1983 dan dengan mengadlli sendirt
menolak gugatan penggugat terbandlng seluruhnya.

Karena dalam putusan tlngkat banding dlpertakukan Udak adll, penggugat


lertandlng mengajukan permohonan kasasl ke Mahkamah Agung Rl.
Oalam pertlmbangannya, Mahkamah Agung AI, antara lain, menyatakan
bahwa dart surat buktl yang dlajukan pemohon kasasl sebagai petunjuk
tertuktl bahwa termohon kasasl telah selalu menyebut pemohon kasasl
sebagal lstrlnya sehlngga dapat dlslmpulkan bahwa termohon kasasl ber-
kelnglnan untuk mengawlntnya.

Dengan tidak dlpenuhlnya janjl untuk mengawlnl pemohon kasasl , ter-


mohon kasasl telah melanggar norma kesusllaan dan kepatutan yang
hldup dalam masyarakat dan perbuatan termohon kasasl tersebut adalah

Hukum Perdata lndonula 267


Perlkatan dan Jenls Perlkatan

suatu perbuatan melawan hukum sehmgga menlmbulkan kerugian ter-


hadap nama balk atau kehormatan pemohon kasasi. Maka termohOn ka-
sasi wajib memberi ganti keruglan seperti tertera dalam amar putusan.

Dalam putusannya tanggal 8 Februari 1986 Nomor 3191 K/Pdt'1984 Mah-


kamah Agung Rl, antara lain, memutuskan:

Membatalkan Putusan Pengadllan Tinggi Mataram tanggal 26 Juli


1984 Nomor 65/Pdt/1984/PT-Mtr yang membatalkan Putusan Peng-
adllan Negert Mataram tanggal 1 Maret 1984 Nomor 073/PN-Mtr/
Pdt/1983. Mengadlll sendiri mengabulkan gugatan penggugat se-
baglan. Menyatakan teryugat telah melakukan perbuatan matawan
hukum. Menghukum tergugat untuk membayar gantl keruglan se-
bagal pemullhan nama balk atau kehormatan penggugat sejumlah
Rp2.500.000,00.

Dalam hubungannya dengan yurisprudensl yang telah dluralkan di atas,


z. Aslkln Kusumah Atmad)a9 seorang hakim' agung pada waktu ltu me-
nyatakan bahwa untuk pertama kallnya hal tldak menepatl perjanjian un-
tuk melangsungkan pemikahan disetesaikan menurut hukum peroata. Sa·
belumnya selalu dlselesalkan menurut hukum pidana yang setalu tidak
memberikan penyelesaian tuntas. Menurut doktrin, perbuatan matawan
hukum termasuk per1katan yang bersumber pada undang-undang. Namun,
janis lain adalah perbuatan matawan hukum termasuk penl<atan yang ber-
sumber pada pe~anjian sepertl pada kasus yang diuralkan di atas.

Oleh karena itu, beliau menyatakan bahwa dalam memutus perkara yang
beri<aitan dengan pe~anjlan untuk metangsungkan pemlkahan, seyogla-
nya dlpematlkan apakah hal tersebut harus dlbuktlkan secara jelas sudah
ditentukan untuk menikah secara resml, mlsalnya, sudah ditentukan hari
dan tanggal, jangka waktu pem1kahan akan dllangsungkan, atau dengan
penyebutan dalam setlap per1s1lwa bahwa wanita yang dbawanya itu ada-
lah istrinya karena sudah hldup bersama.

9) Z. Aslkln Kuaumah Atmadja. 'ttlrlsprudBtlsi lndonesJa. Penerblt lchtlar Baru. Jakarta.


1989. hh. 3o-32.

268 Hukum Perdata Indonesia


Pertkatan dan Jenla Perikatan

Selanjutnya, Z. Aslkln Kusumah Atmadja10 menyatakan:

·Apablla salah satu plhak tldak datang pada harl yang sudah dT-
tentukan atau hlngga lampau tenggang waktu yang dlperjanjlkan
tldak mau melangsungkan pem/kahan, dalam hal In/ perbuatannya
merupakan perbuatan melawan hukum. •

Dalam kasus di atas, majells haklm berpendapat, plhak wanita sesual de-
ngan buktl-buktl yang cukup mempunyal alasan untuk memercayal janjl
pemlkahan dart plhak pria mesklpun lembaga hldup bersama belum dl·
akul dl Indonesia. Namun, pada plhak lainnya haklm wapb menjaga agar
pihak yang dlnyatakan sebagal plhak yang lemah (tidak selalu plhak wa-
nita) dillndungl terhadap "kelsengan• pihak lalnnya.

3.2 Pelaku perbuatan melawan hukum

Kemball kepada Pasal 1365 KUHPdt, setlap perbuatan matawan hukum


yang mengaklbatkan kerugian pada orang lain, mewapbkan orang yang
karena kesalahannya menimbulkan kerugian itu mengganU keruglan ter-
sebUt. Slapa yang dimaksud dengan orang yang bersalah menlmbulkan
kerugian dalam konteks Pasal1365 KUHPdt ltu? Orang bersalah dlmak-
sud adalah pelaku perbuatan melanggar hukum, tldak hanya bertang-
gung }awab karena perbuatannya sendirl, tetapi juga bertanggung jawab
karena perouatan orang lain yang berada di bawah kekuasaan atau tang-
gung jawabnya, serta karena barang yang berada dl bawah pengawas-
annya (Pasal 1367 KUHPc:lt).

Pelaku pert>uatan melawan hukum dapat berupa manusia pribadi atau'


pun badan hukum. Ketentuan Pasal 1367 KUHPc:lt memberlkan rincian
orang yang mempunyal kekuasaan atau tanggung jawab atas pert>uatan
melanggar hukum yang dllakukan oleh orang lain seperti dluralkan berlkut
lli:
a) Orang tua atau wall terhadap anak yang belum dewasa .
b) Majikan terhadap orang yang diangkat sebagal bawahannya .
c) Guru terhadap murid selama berada di bawah pengawasannya.

10) Z. Aslkln Kusumah Atmadja. Ibid. h. 32.

Hukum Perda.bl Indonesia 269


d) Kapala tukang terhadap tukang selama mereka berada eli bawah
pengawasannya.

Namun, mereka inl dlanggap tldak bertanggung jawab atas pertuatan


yang dllakukan oleh orang yang berada dl bawah kekuasaan atau pang·
awasannya jlka dapat membuktlkan bahwa mereka tldak mungkln dapat
mencegah perbuatan demiJdan itu. Klni banyak te~adi bahwa anal< yang
belum dewasa karena kenakalannya metakukan perbuatan matawan
hukum. sepertl memecahkan kaca rumah tetangga, membuka keran air
lading di halaman orang sehlngga te~adi banjlr, menaruh papan berpaku
dl Jalan umum yang membahayakan lalu lintas, bahkan mengambil ba·
rang orang lain (Jam tangan, handphOne,jemuran), semuanya lnl beraJdbat
meruglkan orang lain. Slapa yang bertanggung jawab temadap akibat per·
buatan melawan hukum anak yang belum dewasa? Menurut ketentuan
Pasal 1367 )o. Pasal 1365 KUHPdt, orang tua atau wall anak yang ber-
sangkutan bertanggung )awab menggantl keruglan kep~da plhak yang dl·
rugikan.
Sapir seorang pejabat yang menabrak pagar tembok rumah orang lain
atau menyerempet motor dan pengendaranya sehingga terjatuh dan di·
bawa ke rumah saklt, mengeluarkan blaya berobat. Semua aklbat per-
buatan soplr tersebut adalah keruglan. Slapa yang bertanggung jawab
alas keruglan tersebut? Menurut ketentuan Pasal 1367 )o. Pasal 1365
KUHPdt, majlkan yang mengangkatnya atau memberi tugas kepadanya
bertanggung jawab menggantl keruglan kepada plhak yang dlruglkan atau
plhak korban.
Anak sekolah yang berada di bawah pengawasan guru memecahkan kaca
jendela sekolah dan menderita luka tertlmpa pecahan kaca ketika ke~a
baktl dl halaman sekolah mereka. Kemudlan, dlbawa ke rurnah saklt dan
mengeluar1<an blaya. Slapa yang bertanggung jawab atas aklbat perbuat·
an tersebut? Menurut ketentuan Pasal 1367 jo. Pasal 1365 KUHPdt, guru
pengawas atas nama sekolah yang bersangkutan bertanggung jawab
menggantl blaya pengobatan anak yang men)adl kort:lan.

Pelanggaran terhadap hak kebendaan dan hak keprfbadian orang Jain ba·
nyak terjadi clalam masyarakat. Pelanggaran hak kebendaan, antara lain,

270 Hukum Perdata lndon..la


I
Pertkatan dan Jenla Perlbtan

adalah pelanggaran hak kekayaan lntelektual (hak dpta, hak paten, hak
merek, dan seterusnya); hak mllik; ataupun hak sewa, semuanya meng-
aklbatkan keruglan bagl pemlllk hak atau benda. Demlklan Juga hak ke-
pribadlan, sepertl hak lntegri~as, kehormatan, dan nama balk seseorang
sering juga dllanggar. Perbuatan melawan hukum dan akibat hukumnya
IUnduk pada Pasal1365 KUHPdt.

Perluasan ber1akunya Pasal 1365 KUHPdt malaJul Pasal 1367 KUHPdt


&Udah banyak te~adl daJam praktlk hukum perdata dllndon&sia. SabagaJ
contoh, berikut lnl dlsajlkan Putusan Mahkamah Agung Republlk Indo-
nesia tanggal4 Junl1973 Nomor 558/KISIP/1971 antara Perusahaan Oto-
bus PT Bintang Lawan Perusahaan otobus PT lndah.

~ tanggal 4 Junl 1965, ~lono Atmodlredjo, karyawan perusaha-


M otobus PT Blntang, karena kelalalannya menyebabkan terbakamya bus
nil k PT lndah. Karyawan tersebut menglsi bensin bus mllik PT Blntang dl
Teimlnal Purwokerto dengan menggunakan ember. Seorang penumpang
!xis tersebut membuang puntung rokok ke bawah dan menlmbulkan ke-
bakaran bus mllik PT Blntang ttu. Celaksnya aplltu juga membakar bus
PT lndah yang s&dang parklr dl dekatnya. Atas keruglan terbakamya bus
mlllk PT lndah ltu kamna kelalalan karyawan PT Blntang, pemlllk bus PT
niah pada tanggal1 September 1966 menggugat pemlllk bus PT Blntang
agar menggantl keruglan akibat kebakaran tersebut.

Sebelumnya. daJam perkara pldana karyawan PT Blntang ltu telah dljatuhl


!WJman pldana atas dasar 'karena kelalalannya menyebabkan kebakar·
an' (putusan pldana tanggal 4 Februar1 1966). Oalam petkara perdata
rang dlajukan <Meh PT lndah, Pengadilan Negeri TegaJ pada tanggal 7
!Mret 1968 menjatuhkan putusan menerima sebagtan gugatan penggugat
~ lndah dan menghuklm PT Bintang membayar gantl kerugian kepada
penggugat PT lndah .
Pada tlngkat banding dengan putusan tanggal 20 Mel 1970 pengadllan
ilggf menguatkan sebagfan dan memperbaikl sebaglan lalnnya putusan
Peogadilan Negeri TegaJ. Akan tetapl, Mahkamah Agung dalam putus-
ll kasasl tanggal 4 Junl 1973 menolak permohonan kasasl PT Bintang.

271
Perlkatan dan Janla Perlkatan

Oengan demiklan, putusan pengadilan tinggl yang menguatkan putusan


Pengadilan Negeri Tegal sudah benar dan memperoleh kekuatan hukum
tetap. Putusan terhadap perkara tersebut membeti keslmpulan bahwa
• tanggung jawab karena pert>uatan melawan hukum tidak hanya karena
pert>uatan sencfirt, tetapljuga karena pert>uatan orang lain yang berada dl
bawah pengawasan dan tanggung jawabnya.

Dalam hubungan konsumen-penjual, tldak jarang te~adi konsumen hanya


bertlubungan dengan karyawan yang berada dl bawah pengawasan dan
tanggung jawab perusahaan. Bahkan, kadang-kadang hanya bertladapan
dengan alat-alat elektronik tertemu. seperti komputer, mesin cash regis-
tar, ATM bank, box penltlpan barang yang berada dl bawah pengawasan,
dan tanggung jawab perusahaan. Dalam hubungan lnl, putusan Mahka·
11
mah Agung dl atas patut dlpertlatikan.

4. Perbuatan Melawan Hukum oleh Badan Hukum


Dilihat darl cara pembentukannya, badan hukum dlbedakan antara ba·
dan hukum perdata dan badan hukum publlk. Badan hukum perdata dl-
bentuk berdasar pada hukum perdata, sedangkan pengesahannya dilaku-
kan oleh pemerintah, dalam hal lnl adalah Menterl Hukum dan Hak Asasl
Manusla. Hal yang disahkan ltu adalah akta pendirian yang memuat ang·
garan dasar badan hukum . Badan hukurn perdata lni, amara lain. par·
seroan tert>atas, yayasan, koperasi.

Badan hukum publik adalah badan hukum yang dibentuk oleh pemerin·
tah berdasar pada hukum publlk, yattu undang-undang atau peraturan pe-
merimah. Badan hukum pubflk merupakan badan kenegaraan. mlsalnya
negara Republik Indonesia, provlnsl (Daerah Tingkat 1), kabupatenlkota
(Daerah Tingkat II), Lembaga Tinggl Negara, Dapartemen Pemerintah·
an, dan Badan Usaha Milik Negara. Badan hukum pubhk dlbentuk bar·
dasar pada peraturan perundang-undangan untuk menyelenggarakan ka-
pentlngan umum, balk kenegaraan maupun kemasyarakatan. Jika badan

11) Az.. Nasutlon . Hukum Perlindungan KonsumiHI Suatu Piingantar. Penerblt Daya
Widya. Jakarta. 1999. hh. 8&-87.

272 Hukum Perdata lndonesll


Perlkatan dan Jenl• Perlkatan

hukum publik melakukan pert:>uatan melawan hukum (onrechtmatlge over-


heldsdaad), dapat dlgugat berdasar pada Pasal1365 KUHPdt.

Hal yang pertu diperhatlkan adalah bahwa badan hukum publlk dalam
men}alankan kekuasaannya mungkin merugikan orang lain dengan alas-
an menjalankan undang-undang. Oleh karena ltu, periu dbedakan antara
kebl)aksanaan dan pelanggaran undang-undang. DaJam hal lnl pengadll·
an yang akan men&ntukannya. Jlka pert>uatan yang dRakukan 1tu merupa-
kan kebiJaksanaan penguasa (pemerintah), hal lni bukan Jagl wewenang
pengadilan perdata karena sudah masuk ranah polltlk.

Dulu orang pernah menyangslkan apakah badan hukum ltu dapat me,.
lakukan pert>uatan melawan hukum. Alasannya karena badan hukum tl·
dak dapat melakukan kesalahan dan tldak dapat dlpertanggung)awab-
kan sepertl halnya manusla pribadl. Akan tetapl, badan hukum bertlndak
dalam lalu llntas hukum dengan perantaraan orang-orang yang menjadl
alat periengkapannya (orgaan). Alat periengkapan (orgaan) terdlrt atas
manusla pribadt. Masalahnya adalah bagatmana cara membedakan an-
tara manusia pribadi yang mewaklll badan hukum dan manusla pribadl
yang mewaklll dlrinya sendlti. Bagalmana cara mempertanggungjawab-
kan badan hukum ltu dalam lalu llntas hukum jlka dia melakukan per-
buatan matawan hukum.

Untuk memecahkan masalah tersebut, terteblh dahulu pertu dlkemukakan


berbagal teort mengenal badan hukum. Ada tlga~macam teort mengenal
I •

badan hukum, yattu: I;

a. Flctle theorle (teori anggapan);


b. • Orgaan theorle (teort pertengkapan); dan
.~

c. 'rtlrldlsche raalltelts theorle (teort kenyata~n yuridls).


t
Ketlga macam teori tersebut akan dljelaskan satu per satu berikut lnl .

4.1 Fictfe theorte (teort anggapan)
Menurut teorl flksi yang dlpelopor1 oleh von Savlgny, badan hukum ltu
dianggap sebagal badan pribadl yang bersifat flktlf, terplsah dari manusla

Hukum Perdata lndoneala 273


Perf~tan dan Jenl• Perlkatan

pnbadl yang menjadl pengurusnya Oleh karena ltu, pertuatan hukum


yang dllakukan oleh pangurusnya tldak dapat dlkatakan sebagaf perbuat-
an badan hukum. tetapl perbuatan orang lain yang dlpertanggungjawab-
kan kepada badan hukum ltu.

Atas dasar lnl, badan hukum itu tldak berbuat secara langsung, tetapl me-
la!ul perbuatan orang lain. yaltu ~gurusnya. Pengurus tersebut adalah
orang yang bertlndak atas kuasa dart badan hukum. Jacl, perbuatan
pengurus dlpertanggung)awabkan kepacta badan hUl<um. SegaJa perbuat-
an yang dllakukan pengurus, badan hukumlah yang bertanggung jawab.
Dengan kata lain, pengurus bertlndak untuk dan atas nama baden hukum
yang slfatnya flktlf.

Berdasar pada teoli flksl lnl. badan hukum yang melakukan perbuatan
matawan hukum dapat dlgugat tldak berdasar pada Pasal 1365 KUHPdt,
tetapl berdasar pada Pasal 1367 KUHPdt. Jlka menglkutl teort fiksi lni,
orang dihadapkan pada keadaan yang bertentangan dengan kenyataan.
Kanya~aan bahwa semua orang yang melakukan perbuatan hukum dapat
dlgugat melalul Pasai 1365 KUHPdt.

4.2 Orgaan theOrte (teori pertengkapan)


Menurut teol1 pertengkapan yang dlpeloporf oleh von Gierke, bactan tiu-
kum itu sama dengan manusla pribadl, dapat melakukan pemuatan hu-
kum. Jika baden hukum melakukan perbuatan melawan hukum, badan
hukum ltu dapat dipertanggungjawabkan. Bertindaknya badan hukum itu
melalul per1engkapan (orgaan). Oleh karena ltu, badan hukum melalul
perfengkapannya secara langsung bertanggung jawab atas semua per-
buatan hukum yang dllakukannya.

Berdasar pada teori lnl, badan hukum yang melakukan perbuatan mala-
wan hukum dapat dlgugat melalui PasaJ 1365 KUHPdt. Akan tetapi, ter-
hadap bawahan pertengkapan badan hukum yang melakukan perbuatan
melawan hukum, dapat dipertanggung)awabkan melalui Pasal 1367 KUH
Pdt.

Sampat sejauh mana orang dapat dlanggap sebagal pertengkapan badan


hukum dan sampal sejauh mana pula luas wewenang p611engkapan ba-

274 Hukum Perdat. lndonula


Perlkat.an dan Jenla Perikatan

dan hukum 11u? Untuk memahami hal lnl pertu dlbaca dalam anggaran
dasar pendirian badan hukum itu. 01 situ ditentukan bagaimana hUbungan
antara badan hukum dan periengkapan badan hukum serta ruang llngkup
wewenang yang diberikan pada periengkapan badan hukum.

4.3 Jurldlsohe realitelt theor~ (teorl kenyataan yurtdla)


Menurut teori raalltaslkenyataan yurtdls lnl, badan hukum ltu adalah ke-
nyataan yyrfdis yang dibentuk dan dlakul sama sepertl manusia pribadl.
Jadl, badan hukum 1tu dapat dlpertanggungjawabkan dalam setlap per-
buatan hukum yang diatur dalam undang-undang. Jlka badan hukum
melakukan perbuatan melawan hukum, dla dapat dlgugat berdasar pada
Pasal 1365 KUHPdt.

Badan hukum bertanggung jawab secara langsung terhadap setlap per-


buatan melawan hukum yang dnakukannya. Setlap badan hukum memiHkJ
organ badan hukum yang bertlndak atas nama dan untuk kepentfngan
badan hukum sesuaJ dengan ketentuan undang-undang dan yang dlcan-
1\.mkan dalam anggaran dasar pendlrtan badan hukum.

Jika organ yang mewaklll badan hukum ltu sudah dltentukan dalam un-
... - -
dang-undang dan dltuangkan dalam anggaran- dasar badan hukum, lnl
---
namanya bukan lagl teorl, melalnkan sudah merupakan aturan hukum
yang berslfat memaksa. Jika tldak dllkutl, berartl melanggar hukum (un-
dang-undang). Jadl, tidak dapat dlsebut teorf yang berfaku secara umum
Udak tertkat dengan sltuasl dan kondlsl setempat. Ketentuan undang-
undang (termasuk anggaran dasar) hanya beriaku pada sltuasi dan kon-
disi tertentu dan terikat pada satu badan hukum tertentu.

E. PERWAKILAN SUKARELA
1. Konsep Perwakilan Sukarela
Menurut ketentuan Pasal 1354 KUHPdt, jlka seorang dengan sukarela
tanpa mendapat perintah untuk ltu, mewaklll urusan orang lain dengan
atau tanpa pengetahuan orang lain itu, secara dlam-dlam dla menglkat-

Hukum Perdata lndoneala 275


Perlltatan dan Jenle Pwlkatan

kan dirinya untuk meneruskan dan menyelesalkan urusan tersebut, sam-


pal orang yang dlwaklll kepentingannya ltu dapat mengerjakan sendlrf
urusan ttu. Dla wajlb memenuhl segala kewajiban yang menjadl beban-
nya, seandalnya dia dikuasakan dengan pemberlan kuasa yang dlnyata-
kan dengan tegas.

Agur hukum yang dlatur dalam Pasal 1354 KUHPdt lnl tlsebut perwakfl-
an suk:lrela (zaakWaamemlng). Penyelenggaraan urusan ttu bersifat suka-
rela, tanpa kuasa darl plhak berkepentingan. Urusan ltu clllakukan secara
sukarela dengan tujuan agar memperoleh kemanf.aatan bagl plhak yang
berkepentlngan dan perbuatan tersebut dlakul serta dibenark.an oleh un-
dang-undang. Oleh karena ltu, ketentuan undang-undang tersebut men-
clptakan perikatan. Jadi, yang menclptakan perfkatan ltu bukanlah per-
buatan orang, melalnkan ketentuan undang-undang ltu sendirf.

2. Unsur-Unsur Perwakilan Sukarela


Berdasar pada ketentuan Pasal 1354 KUHPdt. dapat dlrincl unsur-unsur
konsep perwakilan sukarela. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan seperti
yang tertera dalam uraian berfkut inl.

2.1 Sukarela
Perbuatan dilal<ukan dengan sukarela. Artlnya, kesadaran sendlrf tanpa
mengharapkan suatu apa pun sebagal lmbalannya. Pihak yang melaku-
kan pe,!buatan ltu tldak mempunyal kepentlngan apa-apa, kecuall manfaat
bagi plhak yang berkepentlngan sendlr1. Dalam hallnl, plhak wakll suka·
rela bertlndak semata-mata karena kesediaan menolong sesama manusla,
sesama keluarga, atau sesarna taman.

2.2 Tanpa kuasa


Perbu.atan dilakukan tanpa mendapat perlntah (kuasa). Artlnya, pihak wa-
kll sukarela ltu bertindak atas inislatif sendiri tanpa ada pesan, perintah.
ataupun kuasa dar1 plhak yang berkepentlngan, balk secara llsan maupun
secara tertulis.

276 Hukum Pet-Jeta Indonesia


Perlkatan dan JenJa Perlkatan

2.3 Mowaktll urusan orang lain


Perbuatan dilakukan mewaklli urusan orang lain. Arllnya, pthak wakil suka-
rela bertlndak untuk kepentlngan orang lain bukan kepentingan prlbadlnya
sendiri. Urusan yang dlwaklllltu dapat berupa perbuatan hukum atau per-
buatan wajar (blasa), mlsalnya, memellhara hewan, menylmpan barang-
batang bertlarga, dan mengurus harta telantar.

2.4 Dengan atau tanpa pengetahuan


Perbuatan dilakukan dengan atau tanpa pengetahuan orang ltu. Artlnya,
orang yang berkepentingan ltu tldak mengetahul bahwa kepentlngannya
dlurus oleh orang lain. Namun, jika dia mengetahul hal itu, dia tidak men-
cegah dan tidak pula member! kuasa kepada wakil sukarela untuk me-
wakill urusannya itu. Jadl, secara dlam--diam dla menyetujul urusannya dl-
urus oleh orang lain walaupun mungkin bertentangan dengan kehendak-
nya.

2.5 Meneruskan dan menyelesalkan


Wakll sukarela wajlb meneruskan dan menyelesalkan urusan ltu. Artlnya,
sekall wakll sukarela mengurus kepentlngan orang lain itu, dla wajlb me-
neruskannya sampal urusan ltu selesal sehlngga orang yang diurus ke-
pentingannya ltu dapat menU<matl manfaatnya atau dapat mengurus sen-
dlrl segala sesuatu mengenal urusannya ltu.

2.6 Bertir!dak menurut hukum


ool'<

Wakil sukarela harus bertlndak menurut hukum. Artlnya, dalam meng-


urus kepentlngan orang lain ltu harus dllakukan berdasar pada kewajib·
an undang-undang atau bertlndak tldak bertentangan dengan kehendak
plhak yang berkepentingan itu.

3. Kewajiban dan Hak Wakil Sukarela


Karena perikatan ltu bersumber dari undang-undang, kewapban dan hak
wakll sukarela juga dltetapkan oleh undang-undang. KewaJiban dan hak
tersebut adalah wakll sukarela wajlb mengerjakan segala sesuatu yang

Hukum Perdata lndonaala 277


Pertkatan dan Jenls Pertkatan

tennasuk urusan yang dlwakili itu sampal selesal dengan memberikan


pertanggungjawabannya. Apabila pihak yang ber1<epentlngan menlnggal
dunla, wakll sukarela mengurus kepentingannya ltu untuk meneruskan
sampal ahll waris almamum dapat mengambll allh pengurusan tersebut
(Pasal1355 KUHPdt). Wakll sukarela mengurus kepentlngan itu, menang-
gung segala beban blaya atau ongkos pengurusan kepentingan ltu.

Wakll sukarela yang mengurus kepentlngan ltu berhak memperoleh pang-


gentian dari plhak yang ber1<epentlngan atas segala pengetuaran perikat-
an yang dlbuatnya secara pribadl yang bennanfaat bagi plhak yang ber-
kepentlngan (PasaJ 1357 KUHPdt). Jlka pengeluaran ltu belum dilunasl
oleh pihak yang berkepentlngan, wakll sukarela bemak menahan banda
yang dlurusnya sampai pengeluaran ltu dllunasl. Hak menahan benda itu
disebut 'hak retensl" (Arrest Hoge Raad 1 0 Oesember 1948). 12

4. Kewajiban dan Hak Plhak Bertcepentingan


Plhak ber1<epentlngan wajlb memenuhl perikatan yang dibuat oleh wakll
sukarela atas namanya, membayar gantl kerugian atau pengeluaran yang
telah dlpenuhl oleh wakil sukarela (Pasal 1357 KUHPdt). Plhak berke-
pentlngan berhak atas keringanan pembayaran penggantlan atau penge-
Juaran yang dlsebabkan oleh kesalahanlkelalalan wakll sukarela meng-
urus kepentlngan berdasar pada pertlmbangan pengadilan (Pasal 1357
ayat (2) KUHPdt). Plhak ber1<epentlngan bemak memlnta pertanggung·
jawaban atas pengurusan kepentingannya ltu.

Oalam perikatan perwakJian sukarela tidak dikenal upah karena urusan


ltu berslfat sukarela. Undang-undang menentukan bahwa wakll sukarela
yang mengurus kepentlngan orang lain tanpa perfntah, tldak berhak atas
upah (Pasal1358 KUHPdt). Namun, pertlmbangan untuk memberikan se-
• kadar lmbalan atas dasar kemanuslaan terserah kepada plhak berkepen-
tlngan.

12) Sri Soeclewl Maschoen Sotwan. Hukum P$ruta.ngan Ttltjemahan. Penerblt Seksl
Hukum Perdata Fakultas Huk\Jm Universitas Gadjah Mada. 'l'bgyakarta. 1974. h.
65.

278 Hukum Perdata lndoneall


Perlkatan dan Jenla Parlkatan

Jlka dlperhatikan dengan teltu, perikatan wakil sukarela sesual dengan


falsafah dasar negara Indonesia Pancasila. Perfkatan janis inl pertu dloper
dalam hukum perdata naslonal. Walaupun jarang ditemukan dalam ma-
syarakat kita, motlvasl timbulnya perikatan ini dapat dljumpal dalam ke-
hldupan masyarakat paguyuban, seperti dl masyarakat perdasaan. Ber-
lkut inl dua corytoh perikatan perwakllan sukarela sebagal bahan ka}lan.

4.1 Peristiwa kecefakaan kerja


Pihak berkepentlngan yang bestatus duda, berdlnas dl suatu daerah tar-
pencil. Karena mengalaml kecelakaan kerja. dia dirawat dl pusat kesehat-
an masyarakat kecamatan sementara anak dan rumah tangganya diurus
oleh tetangga dekatnya. Duda yang bersangkutan tldak mempunyal ke-
luarga dan dalam keadaan dirawat. Tetangga dekat tersebut menurut ke-
tentuan undang-undang wajlb dengan sukarela mengurus anak dan rumah
tangga serta banda mlllknya sampal yang berkepentingan ltu pullh kern-
ball dari sakitnya.

4.2 Pemellharaan ternak kellnci


Fahrt saorang dosen bujangan memellhara temak kellncl 50-an ekor. Ke-
mudlan, dla mendapat beasiswa tugas belajar Program S-3 dl Michigan
State University Canada selama tiga tahun. Karena keberangkatannya se-
cara mendadak, dla tlnggalkan rumah dan temak kellnclnya. Ola pamlt
pads Fayed ternan sejurusannya dengan menitlp dan menyerahkan kun- ,
cl rumah, tetapi tanpa pesan apa-apa. Ketlka temannya ttu mellhat dan
masuk rumahnya, dla kaget mellhat begitu banyak kelincl piaraannya. Dia
bertanya dalam hatinya, slapa yang mengurus kellncl sebanyak lnl? Fahrl
tidak dapat dihubungi karena tidak tahu dl mana alamatnya di Michigan,
Canada. Jlka tldak dlurus, kellnclnya blsa mati semua dan rumah itu tldak
ada yang menunggu. Karena ltu, Fayed memutuskan bahwa dla menung-
gu rumah dan mengurus temak kellncl tersebut guna menghlndarf kerugl-
an mubazlr sampal dapat berita dart Fahrl.
Apablla dlbandlngkan antara perikatan pemberian kuasa (Jastgavtng) dan
perikatan perwakilan sukarela (zaakwaamem/ng), terdapat perbedaan se-
bagal berlkut:

Hukum Perdata lndoneala 279


Perikabln dan Jenla Perlkatan

a) Pada perwakllan sukarela, perikatan terjadl karena undang-undang,


!'.edangkan pada pember1an kuasa, per1katan tarjadl karena perjan~
Jlan.

b) Pada perwakilan sukarela, perikatan tidak berhentl Jika pihak yang


berkepentlngan menlnggal dunla, sedangkan pada pemberian kua~
sa, perikatan berhentl jlka pemberi kuasa menlnggal dunla.

c) Pada perwakllan sukarela, tldak dikenal upah karena dllakukan


sukarela, sedangkan pada pemberian kuasa, penerima kuasa bar-
hal< atas upah karena diperjanjlkan.

F. PEMBAYARAN TANPA UTANG


1. Konsep Pembayaran Tanpa Utang
Pembayaran tanpa utang (onv6rschu/dlgde betaflng) dlatur dalam Pasal
1359 KUHPdt. Menurut ketentuan pasal tersebut, setlap pembayaran
yang dltujukan untuk melunasi suatu utang, tetapl temyata tldak ada
utang, pembayaran yang telah dllakukan ltu dapat dltuntut kemball. Ke-
tentuan lnl jelas membertkan kepastlan bahwa orang yang memperoleh
kekayaan tanpa hak ltu seharusnya bersedla mengemballkan kekayaan
yang telah dlserahkan kepadanya karena kekellruan atau salah per1<1ra-
an.

Dikira ada utang, tetapl sebenamya tldak ada utang. Pembayaran yang
dllakukan ltu slfatnya bukan sukarela, melalnkan karena kewajlban yang
harus dlpenuhl sebagalmana mestlnya. Namun, kemudlan temyata bah·
wa perikatan yang diklra ada, sebenaniya tldak ada. Dengan demlkian,
ada kewajiban undang~ndang bagl pihak yang menerima pembayaran ltu
mengemballkan pembayaran yang telah dlter1manya tanpa perlkatan.

Lain halnya jlka pembayaran ltu dilakukan secara sukarela berdasar pada
perikatan bebas, mlsalnya, pemberian hadtah, dalam hal lnl pembayaran
yang sudah dlpenuhl tldak dapat dlmlnta kemball. Dasamya adalah per-
lkatan, sedangkan pembayaran ltu sukarela yang menguntungkan satu
plhaksaja.

280 Hukum Perdata lndonula


Perikatan dan Jenla Petlkatan

2. Tuntutan Pengembalian Pembayaran


Dalam perlkatan pembayaran tanpa utang, tuntutan kemball a1as pem-
bayaran yang telah dllakukan ltu dlsebut conditio lndeblti. Tuntutan sepertl
lnl dapat dilakukan terhadap badan-badan pemerintah, sepertl terfadi
pada pembayaran pajak, yang kemudian temyata tldak ada pajak. Karena
pembayaran pajak yang·sebenamya tldak ada, penerima wajib mengem-
ballkan pembayaran yang bukan haknya ltu. 13

Hak untt.l< menunM kemball pembayaran dapat dllakukan juga oleh orang
yang telah melakukan pembayaran karena khllaf dengan menglra bahwa
cia berutang. Pengemballan pembayaran menjadl kewapban pihak yang
Ieiah menerlma karena khllaf dengan mengira bahwa dla berhak mene-
rina pembayaran utang.

Namun, hak menuntut kemball pembayaran yang telah 1erutang 1tu men-
Jadl lenyap jika kredltor telah memusnahkan surat pengakuan utang se-
bagal aklbat pembayaran ltu. Hal tersebut tldak mengurangl hak orang
yang telah membayar ltu untuk menun1ut kemball pembayaran dart plhak
yang berutang sebenamya (Pasal 1300 dan 1361 KUHPdt).

3. Penerima Pembayaran Beriktikad Buruk


Jika orang yang menerlma pembayaran ttu beriktikad buruk karena se-
harusnya tldak dlbayari<an kepadanya, dla diwajlbkan mengemballkan
pembayaran yang bukan haknya ltu ditambah dengan blrlga dan hasil-
hasllnya. temltung sejak harl pembayaran tanpa mengurangi penggantl-
an biaya, keruglan, dan bunga Jlka bendanya telah merosot nllaJnya (Pasal
1362 ayat (1) KUHPdt) . Per1u dlperhatlkan bahwa pengertian pembayar-
an bukan saja dalam artl penyerahan sejumlah uang, melalnkan juga me-
Rputi penyerahan banda, singkatnya •pemenuhan perlkatan•.

Jika benda ltu telah musnah mesklpun ltu terjadl bukan karena kesalah-
annya, dla diWajlbkan membayar harganya dltambah penggantlan blaya,

13) Achmad lchsan. Hukum Plirdata 18. Penerbll Pemblmblng Masa. Jakarta 1969. h.
34.

Hukum Perdllta lndoneala 281


Pertkatan dan J.nla Pertkatan

karuglan, dan bunga, kecuali jlka dla dapat membuktlkan bahwa banda
ltu akan musnah juga seandainya benda ltu berada pada orang kepada
siapa seharusnya benda ltu dlberikan (Pasal 1362 ayat (2) KUHPdt).

4. Penerlma Pembayaran Beriktikad Baik


Akan tatapi, Pka orang yang manarima suatu bends sebagal pembayar-
an yang tldak dlwajlbkan itu dangan iktlkad balk, kamudlan dla manjual
banda tersebut, dia hanya dlwajlbkan mangemballkan harga benda ltu.
Jika dengan lktikad balk benda ltu telah dlbertkan kepada orang lain se-
cara gratis, dia dibebaskan dari kewajlban mengamballkan suatu apa pun
(Pasal 1363 KUHPdt).

Orang yang menerima pangemballan benda ltu dlwajlbkan menggantl sa-


gala pengaluaran yang pertu guna kasetamatan benda tersebut. Jika pe-
ngeluaran itu tidak atau belum dlgantl, orang yang menguasal benda ltu
bertlak menahan bendanya sampai pengeluaran ltu dUunasi {Pasal 1364
KUHPdt).

G. HAPUSNYA PERIKATAN
Menurut katentuan Pasal1381 KUHPdt, ada sepuluh cara hapusnya per-
lkatan. Kesepuluh cara tersebut dluralkan satu deml satu berikut lnl.

1. Pembayaran
Yang dlmaksud dangan pembayaran dalam hal lnl tldak hanya meliputt
penyarahan sejumlah uang, tetapi juga penyerahan suatu benda. Dengan
kata lain, perika1an berakhlr karena pembayaran dan penyarahan benda.
Jadl, dalam hal objek perikatan adalah sejumlah uang, maka perlkatan
berakhlr dengan pembayaran uang. Oalam hal objek perika1an adalah
suatu benda, maka perikatan berakhir setelah penyerahan benda. Dalam
hal objek perikatan adalah pembayaran uang dan penyerahan benda se-
cara tlmbal ballk. pertkatan baru berakhlr setelah pembayaran uang dan
penyerahan benda.

282 Hukum Perdata lndonula


Perlkatan dan Jenla Perlkatan

2. Penawaran Pembayaran Tunai Diikuti Penitipan


Jika debitor telah melakukan penawaran pembayaran dengan perantara-
an notarls atau juru sita, kemudian kredltor menolak penawaran tersebut,
atas penolakan kreditor Jtu kemudian debitor menitipkan pembayaran ltu
kepada panitera pengadilan negeri untuk dislmpan. Oengan demiklan. per-
lkatan menjadl hapus (Pasal 1404 KUHPdt). Supaya penawaran pembayar-
an itu sah, per1u dlpenuhl syarat-syarat:

a. Dllakukan kepada kredltor atau kuasanya;


b. Ollakukan oleh debitor yang wenang membayar;
c. Mengenal semua uang pokok. bunga, dan biaya yang telah ditetap-
kan;
d. Waktu yang ditetapkan telah tlba;
e. Syarat dl mana utang dlbuat telah terpenuhi;
f. Penawaran pembayaran ditakukan di tempat yang telah ditetapkan
atau dl tempat yang telah disetujul; dan
g. Penawaran pembayaran dllakukan oleh notarts a tau juru sita di-
sertal oleh dua orang saksl.

3. Pembaruan Utang (Novasi)


Pembaruan utang te~adl dengan cara menggantl utang lama dengan
utang baru, debitor lama dengan debltor baru, dan kredltor lama dengan
kreditor baru. Oalam hal utang lama dlgantl dengan utang baru, te~adilah
penggantlan objek perfkatan, yang dlsebut •novas! objektlf". Dl slnl utang
lama lenyap. Dalam hal te~adl penggantlan orangnya (subjeknya}. maka
Jlka debitomya yang dlgantl, pembaruan lni disebut •novas! subjektlf pa-
stt•. Jika kreditomya yang digantl, pembaruan lnl dlsebut "novasi subjek-
tit aktif". Dalam hal inl utang lama lenyap.

4. Perjumpaan Utang (Ko.mpensasi)


Dlkatakan ada perjumpaan utang apablla utang plutang debltor dan kre-
dltor secara tlmbal ballk dllakukan pemltungan. Dengan pemitungan itu,

Hukum Perdata lndoneata 283


utang piutang lama lenyap. Mlsalnya, Humalroh mempunyal ~ lima
)uta rupiah kepada Alnl. Seballknya, Alnl juga mempunyai utang pada
Humalroh empat )uta rupiah. Setelah dipemltungkan, temyata Humalroh
maslh berutang pada Alnl satu juta rupiah. Supaya utang ltu dapat dlper-
jumpakan, pertu dipenuhi syarat-syarat:

a. Berupa sejumlah uang atau banda yang dapat dihablskan dart jenis
dan kualltas yang sama;
b. Utang ltu harus sudah dapat dltaglh; dan
c. Utang ltu seketika dapat dltentukan atau dltetapkan jumlahnya {Pa-
saJ 1427 KUHPdt).

Setlap utang apa pun sebabnya dapat diperjumpakan, kecuall dalam hal
yang berlkut ini:

a. Apablla dltuntut pengemballan suatu benda yang secara melawan


hukum dirampas dan pemiHknya, mlsalnya, karena pencurlan;
b. Apablla dituntut pengemballan barang sesuatu yang dltttlpkan atau
diplnjamkan:
c. Temadap suatu utang yang bersumber pada tunjangan nafkah yang
telah dlnyatakan tldak dapat dlslta (Pasal 1429 KUHPdt);
d. Utang-utang negara berupa pajak tidak mungkin dilakukan per-
jumpaan utang (yur1sprudensl); dan
e. Utang-utang yang tlmbul darl perikatan wajar Udak mungkin dilaku-
kan perjumpaan utang (yurlsprudensl).

5. Percampuran Utang
Menurut ketentuan Pasal 1436 KUHPdt, percampuran utang itu terjadi
apabila kedudukan kreditor dan debftor ltu menjadl satu. Artinya, berada
dalam satu tangan. Percampuran utang tersebut terjadi deml hukum.
Pada percampuran utang ini utang-plutang menjadi Jenyap.

Percampuran utang terjadl, misalnya, Ahmad sebagal ahll waris mem-


punyal utang pada Buchorl sebagal pewaris. Kemudian, Buehorl me-

284 Hukum Perdlita lndoneala


Perlkatan dan Jenla Perlkaun

ninggal dunla dan Ahmad ahJi warts menertma warlsan tennasuk juga
utang atas dlrtnya sendirt. Dalarn hal lnl, utang lenyap demi hukum.

6. Pembebasan Utang
Pembebasan utang dapat te~adl apabila kreditor dengan tegas menyata-
kan tidak menghendakf lagi prestasf dart debltor dan melepaskan haknya
atas pembayamn atau pemenuhan pertkatan. Oen!W:1 pembebasan lnl
perikatan menjadi lenyap atau hapus.

Menurut ketentuan Pasal 1438 KUHPdt, pembebasan suatu utang tldak


boleh dldasarkan pada persangkaan, tetapl harus dlbuktlkan. Pasal1439
KUHPdt menyatakan bahwa pengembalian sumt plutang asli secara suka-
rela oleh kreditor kepada debltor merupakan bukti tentang pembebasan
utangnya.

7. Musnahnya Benda yang Terutang


Menurut ketentuan Pasal 1444 KUHPdt, apablla benda tertentu yang men-
Jadi objek perikatan iliJ musnah, tldak dapat lagl dlperdagangkan, atau
hUang bukan karena kesalahan debitor, dan sebelum dialalal menyerah-
kannya pada waktu yang telah ditentukan; perikatannya menjadi hapus
(lenyap). Akan tetapl, bagl mereka yang memperoleh bEinda ttu secara tl-
dak sah, mlsalnya, karena pencurian, maka musnah atau hllangnya berida
ltu tidal< membebaskan debitor (orang yang mencuri ltu) untuk mengganti
harganya.

MeskJpun debitor lalai menyerahkan benda ltu, dia juga akan bebas dari
perikatan ltu apabila dapat membuktikan bahwa musnah atau hilangnya
beMa itu dlsebabkan oleh suatu keadaan dlluar kekuasannya dan benda
itU juga akan mengalaml pei1stiwa yang sama mesklpun sudah bemda dl
tangan kreditor.

8. Karena Pembatalan
Menurut ketentuan Pasal 1320 KUHPdt, apabila suatu perikatan tidak
memenuhl syarat-syarat subjektif. Artlnya, salah satu plhak belum dewasa

Hukum Perdata lndon.u 285


Perlkatan dan Jenla Perfkatan

atau tidak wenang melakukan perbuatan hukum, maka per1katan ltu tldak
batal, tetapl "dapat dlbatalt<an" (vemiatigbaar, voidable). Per1katan yang
tldak memenuhl syarat subjektif dapat dlmlntakan pembatalannya kepada
pengadilan negeri melalui dua cara, yaltu:

a. Dengan cara aktlf


Yaltu menunM pembatalan melalui pengadllan neger1 dengan cara
mengajukan gugatan.

b. Oengan cara pembelaan

Yaltu menunggu sampai digugat dl muka pengadilan neger1 untuk


memenuhl perikatan dan baru dlejukan alasan tentang kekurangan
perikatan ltu. 14

Untuk pembatalan secara aktlf, undang-undang memberikan pemoatas-


an waktu, yaitu hma tahun (Pasal 1445 KUHPdt), sedangkan untuk pem·
batalan sebagal pembefaan tidak dladakan pembatasan waktu.

9. Berlaku Syarat Batal


Syarat batal yang dlmaksud dl slnl adalah ketentuan lsl perikatan yang
dlsetujul oleh kedua belah plhak, syarat tersebut apabna dlpenuhl meng.
akibatkan perikatan itu batal (nietig, void) sehlngga perikatan menjadi
hapus. Syarat lnl dlsebut •syarat batal", Syarat batal pada asasnya selalu
ber1aku surut, yaltu sejak perikatan ltu dlbuat. Pelikatan yang batal dl-
pullhkan dalam keadaan semula seolah..olah tldak pemah te~adi perikat·
an.

Sebagal contoh, Rosnanl dlberl amanah untuk menunggu rumah mlllk


ayahnya dan dla boleh menertma anak kos. Keuntungan yang dlperoleh
dari penyelenggaraan kos tersebut menjadl hak Rosnanl sebagal bantu-
an ayahnya atas blaya kullahnya pada program S-3. Akan tetapl, dengan
syarat hanya menerima anak kos wanlta. Apabila syarat tersebut dilang·

14) Subektl. Huktlm Perjanjlan. P.nerbit Pemblmblng Mass. Jakarta. 1963. h. 88.

286 Hukum Perdata lndonnla


Perlkatlin dan Jenl• Pertkalan

gar dengan menerima anak kos mahaslswa prta yang sanggup membayar
lebih mahal, mengaklbatkan perikatan batal.

10. Lampau Waktu (Daluwarsa)

Menurut ketentuan Pasal 1946 KUHPdt, lampau waktu adalah alat untuk
memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dan suatu perikatan dengan
lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan
oleh undang-undang. Atas dasar ketentuan pasal tersebut dapat dlke1ahul
ada dua macam lampau waktu, yaltu:

a. Lampau waktu untuk memperoleh hak milik atas suaru benda dl-
sebut acqulsltleve veJjarlng.

b. Lampau waktu untuk dlbebaskan dart suatu pertkatan atau dl-


bebaskan dari tuntutan dlsebut extinct/eve verjarfng.

Menurut ketentuan Pasal1963 KUHPdt, untuJ< memperoteh hak mlllk atas


suatu banda berdasar pada datuwarsa (lampau waktu) harus dlpenuhi
unsur-unsur adanya lktlkad balk; ada alas hal< yang sah; menguasal ban-
da itu terus-menerus selama 20 tahun tanpa ada yang menggugat, atau
Jka tanpa alas hak, menguasal benda ltu terus-menerus selama 30 tahun
tanpa ada yang menggugat.

Pasal 1967 KUHPdt menentukan bahwa segala tuntutan, balk yang bar-
sl1at kebendaan maupun yang barslfat perorangan hapus karena daluwar-
sa, dengan lewat waktu 30 tahun. Sedangkan orang yang menunjukkan
adanya datuwarsa ltu tldak usah menunjukkan alas hak dan tldak dapat
dlajukan terhadapnya tangkisan yang berdasar pada lktlkad buruk.

Terhadap banda bergerak yang bukan bunga atau plutang yang bukan
atas tunjuk (niet aan toonder), siapa yang menguasainya dianggap sa.
bagal pemlllknya. Wataupun demlkian, Jlka ada orang yang kehllangan
atau kecurian suatu bends, dalam jangka waktu tlga tahun terhltung sejak
hari hllangnya atau dlcurigalnya banda ltu, dia dapat menuntut kemball
bendanya yang hllang atau dlcuri itu sebagal mlliknya dart tangan slapa
pun yang menguasainya. Pemegang banda terakhlr dapat menuntut ke-

Hukum Perct.tli Indonesia 287


Penkatan dan Jenl• Penkatan

pada orang terakhlr yang menyerahkan atau men)ual kepadanya suatu


gantt keruglan (Pasal1977 KUHPdt).

Daluwarsa tidak be~alan atau tertangguh dalam hal-hal seperti tersebut


bertkut lnl:
a. Terhadap anak yang belum dewasa, orang dl bawah pengampuan;
b. Terhadap lstrt selama per1<awlnan {ketentuan lnl tldak ber1aku lagi)
c. Terhadap plutang yang dlgantungkan pada suatu .syarat selama
syarat ltu tldak terpenuhi; dan
d. Terhadap seorang ahll warts yang telah menerima suatu warisan
dengan hak lstlmewa untuk membuat pendaftaran harta peninggal-
an mengenal plutang-plutangnya (baca Pasal1987-1991 KUHPdt) .

••••••

288 Hukum Perdata Indonesia


·.

BAB VII
PERJANJIAN KEBENDAAN

A. KONSEP PERJANJIAN
1. Perjanjian dalam Artl Luas
Menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPdt batl'Na:
"Psrjanjlan adalah suatu psrbuatan dsngan mana satu orang atau
/ebih m81lgikatlcan dlrfnya kspada satu orang atau /ebih la/nnya. •

Rumusan ketentuan pasal lnl sebenamya tldak Jelas. Ketldakjelasan itu


dapat dlkaji dari beberapa unsur dalam rumusan Pasal1313 KUHPdt, se-
bagalmana diuralkan berikut lnl

Ungkup pe~anjian ter1alu luas, mencakup Juga pe~anjlan perkawlnan yang


dlatur dalam bidang hukum keluarga, Padahal, yang dimaksud adalah
hubUngan antara debltor dan kredltor yang berslfat kebendaan. Perjanll-
an yang dlatur dalam Buku Ill KUHPdt sebenamya hanya mellngkupl per-
janjlan bersifat kebendaan, tldak mellngkupi pe~anjlan berslfat keorangan
(personal).

Perbuatan dapat dengan persetujuan dan dapat juga tanpa persetujuan.


Dalam hallnl tanpa persetujuan, yang dlslmpulkan darllllsur definlsl "per-
buatan• yang mellputl juga perbuatan perwakllan sukarela (zaakwaame-
mlng), perbuatan melawan hukum (on19Chtmatlge daad) yang terjadinya
ltu tanpa persetujuan. Seharusnya unsur tersebut dlrumuskan: perjanjian
adalah "persetujuan•.

Perjanpan dari seplhak saja, hallnl dapat dlpah8ml dart l.Wlsur deflnlsl kata
kerja •menglkatkan dirt", sifatnya hanya datang dart satu plhak, tldak dari

Hukum Perdata Indonesia 289


PerJanjlan Kebendaan

kedua belah plhak. Seharusnya unsur tersebut dlrumuskan: "saling meng·


I!<atkan dirt". Artinya, plhak yang satu menglkatkan dirt pada plhak yang
lain dan plhak yang lain juga mengikatkan dirl pada pihak yang satu. Jadi,
ada persetujuan antara dua plhak..

Tanpa menyatakan tu]uan, dalam rumusan pasaJ tersebut tldak dinyata-


kan tujuan plhak-plhak mangadakan perjanjlan sehlngga untuk apa para
pihak mengikatkan 'dirt ltu tldak ]alas. Jlka tujuan mareka tldak jelas,
mungkin dapat menimbulkan dugaan tujuan yang dllarang undang-undang,
yang dapat mengaklbatkan perjanjlan batal.

2. Perjanjian dalam Arti Sempit


Berdasar pada alasan-alasan yang dluraiKan dl atas, konsep pe~an]lan
dapat dlrurnusl<an dalam artl semplt sebagal berlkut:
•perjanjlan adalah persstujuan dengan mana dua pihak atau lebih
sallng menglkatkan dirt untuk melaksanakan suatu hal yang ber-
sJfat kebendaan dl bldang harta kekayaan. •

Definlsl dalam artl semplt ini jelas menunjukkan telah terjadl persetujuan
(persepakatan) antara plhak yang satu (kreditor) dan plhak yang lain (de·
bltor), untuk melaksanakan suatu hal yang berslfat kebendaan (zakel/jk)
sebagal ob]ek perjanjlan. Objek pe~an]lan tersebut dl bldang harta ke-
kayaan yang dapat dinllal dengan uang. Perjanjian peri<awlnan mlsalnya
tldak dapat dlnilal dengan uang karena bukan hubungan mengenal suatu
hal yang berslfat kebendaan, malainkan mengenal hal yang bersifat ke-
orangan (persoonlljk) antara suami dan lstri dl bldang moral.

Apablla dlldentlfikasl secara telltl, konsep perjanJian dalam artl sempit dl


bidang harta kekayaan memuat unsur-unsur sebagal berikut:

a. Subjek perjan]lan, yaitu plhak-pihak dalam perjanjlan.


b. Persetujuan t~tap; yaltu kesepakatan final antara plhak-pihak.
c. Objek perjan]lan, yaltu berupa benda tertentu sebagal pres1asl.
d. Tujuan pe~anjlan, yaltu hak kebendaan yang akan di~eh plhak·
plhak.

290 Hukum p;:aata lndonull


PerjanJian Kebendaan

e. Bentuk perjanjlan, yaltu dapat secara llsan atau secara tertulls.

f. Syarat-syarat pe~anjlan, yaltu lsi perjanjlan yang wajlb dlpenuhl


para pihak..

Keenam unsur konsep perjanjlan dalam artl semplt tersabut akan dibahas
selan)utnya pada uraian berikut Int.

2.1 Subjek per)anjlan


Subjek perjan}ian, yaitu pihak-pihak dalam pe~anjian sekurang-kurang-
nya ada dua plhak. Subjek perjanjlan dapat berupa manusia pribadi dan
badan hukum. Subjek perjanjian harus wenang melakukan parbuatan
hukum sepertl yang diatur dalam undang-undang.

SUbjek perjanjlan berupa manusla pribadl wenang melakukan perbuatan


hul<um apabila sudah berumur 21 tahun penuh (dewasa) atau walaupun
belum 21 tahun penuh, sudah kawin, sehat ingatan, dan tidak dl bawah
pengampuan. Subjek perjanjlan berupa badan hukum status badan hu-
kumnya itu sah menurut akta pondlrian yang sudah dlakul oleh Menter1
Hukum dan Hak Asasl Manusia.

2.2 Persetujuan tetap


Persetujuan tetap, yaltu antara plhak-plhak sudah 1ercapal kesepakatan
yang berslfat final, sebagai hasll akhlr yang dicapal dalam negoslasl.
Negoslasl adalah perbuatan pendahuluan sebagai proses menuju pada
persetujuan atau persepak.atan final. Persetujuan ltu dinyatakan dengan
penerimaan atas suatu tawaran. Apa yang ditawart<an oleh plhak yang
satu diterima oleh pihak yang lain. Persetujuan final t~rsebut berisl hak
dan kewajiban yang menglkat plhak-plhak. yang wajlb dipenuhl dengan
lktil<ad balk, tldak boleh dibatalkan secara seplhak.

Hal yang ditawat1<an dan diterima ltu umumnya mengenal syarat-syarat


dan objek perjanjlan. Oengan tercapalnya penawaran dan penerimaan
plhak·pihak tentang syarat-syarat dan objek perjanjlan, maka tercapailah
persetujuan final. Persetujuan final lnllah sebagal syarat sah dan meng-
lkat suatu perjanjian. Selaln ltu, pihak-plhak yang mengadakan parse-

Hukum Perdat.a lndone•la 291


Perfanjlan Kebendaan

tujuan atau persepakatan ltu harus wenang melakukan perbuatan hu·


kum.

2.3 Objek perjanjlan

Obfek perfanjian, yaitl.i berupa prestasl yang wajib dipemlll pihak-plhak.


Prestasi tersebut dapat berupa benda bergerak atau 1idak bergerak, ber·
wujud atau tldak berwujud, mlsalnya, berupa hak-hak kebendaan. Pe-
menuhan prestasl tersebut dapat berupa memberikan sesuatu, mlsalnya.
menyerahkan banda: melakukan sesuatu, mlsalnya, mengerjakan borong-
an bangunan; atau tidak melakukan sesuatu, miSalnya, tidal< melakukan
persalngan curang.

Objek perfanjlan harus banda dalam perdagangan dan tldak dllarang oo-
dang-undang, mlsalnya, bukan banda selundupan, bukan benda berba-
haya bagl kesehatan, dan benda tldak bertentangan dengan ketertlban
umum. mlsalnya, perdagangan manusia atau bayl (tratncking); tldak ber-
tentangan dengan kesusllaan. misalnya, mengirim tenaga kef1a wanlta k8
luar negeri untuk drjadikan wanita hiburan atau pelacur. Benda objek per-
janjian harus halal, jelas pemiliknya, dan dapat dfserahkan berdasar pacta
perjanjian yang dladakan plhak-plhak.

2.4 Tujuan perjanjian


Tujuan pe~anjlan , yaltu hasll akhlr yang dlperoleh pihak-pthak berupa
pemanfaatan, penikmatan, dan pemlllkan benda atau hak kebendaan •
bagal pemenuhan kebutuhan plhak-pihak. Pemenuhan kebutuhan tldlk
akan tercapal Jlka tldak dilakukan dengan mengadakan perfanjian anta11
plhak-pihak. Tujuan perfanjlan yang akan dicapal oleh pihak-plhak ltu 81-
fatnya harus halal . Artlnya, Udak dAarang undang-undang serta tldak bar·
tentangan dengan ketertlban umum dan kesusitaan masyarakat.

Contohnya, tujuan perjanjlan memperoleh hak mlllk atas sepeda motor,


temyata sepeda motor hasll perampokan. Hal lnl cllarang undang-lfldar1g.
Jika jual bell dllakukan, juga berartl penadahan hasll kejahatan. Contdl
bertentangan dengan ketertlban umuffil1<esusilaan adalah jual beli •
(tralflcJdng) yang banyak terjadl dewasa lnl.

282 Hukum ~rdllta


PerjanJian Kebendaan

2.6 Bentuk perjanjlan


Bentuk perjanjlan per1u dltentukan karena ada ketentua:n undang-undang
bahwa hanya dengan bentuk tertentu suatu pe~an~an mempunyal kekuat-
an mengikat dan kekuatan buktl. Bentuk tertentu ltu blasanya berupa akta
autentik yang dibuat di muka notar1s atau akta dl bawah tangan yang dl·
buat oteh plhak-plhak sendir1. Bentuk tertuUs diper1ukan blasanya Jlka per-
janjlan ltu ber1sl hak dan kewa,Jlban yang rumlt serta sullt dllngat. Jlka dl-
lxlat tertulls, kepastian hukumnya tlnggi.
Pe~anjian ltu dapat dlbuat secara lisan. artinya dengan kata-kata yang
jelas maksud dan tujuamya akan mudah diingat dan dlpahaml oleh plhak-
plhak, ltu sudah cukup. Walaupun pe~anjlan llsan, blasanya dldukung oleh
dokumen, mlsalnya, tlket penumpang, faktur pen}ualan, dan kuftansl.

2.6 Syarat-syarat perjanjlan


Pefjanjian ber1sl syamt-syarat tertentu. Berdasar pada syarat-syarat ltu
perjanjlan dapat dlpenuhl atau dllaksanakan oleh plhak-pihak karena dan
syarat-syarat ltulah dapat diketahul hak dan kewajlban plhak-plhak dan
cara melaksanakannya. Syarat-syarat ltu blasanya terdir1atas syarat po-
kok yang berupa hak dan kewajlban pokok, mlsalnya, mengenal barang
serta harganya, dan juga syarat pelengkap atau tambahan, mlsalnya, me-
ngenal cara pembayarannya, cara penyerahannya, dan lain-lain.

Jlka semua unsur In! dlhubungkan dengan ketentuan Pasal 1320 KUHPdt
tentang syarat-syarat pe~Jlan sah, dapat dlslmpulkan sebagal berikut:

1) Persetujuan kehendak antara pihak-plhak mellputl unsur-unsur per-


setujuan, syarat-syarat tertentu, dan bentuk tertentu.
b) Kawenangan plhak-plhak mellputl unsur plhak-pihak dalam pe~anji­
an, syarat-syarat pe~anjlan a) dan b) lnl dlsebut syarat sub)ektlf.
Apablla syarat subjektif lni tidak dipenuhl. perjan)lan ltu dapat di-
mlntakan pembatalan (voidable).
c) Hal tertentu sebagal prestasi pe~anjlan dan sebagal objek perjan)i-
an, baik berupa banda maupun berupa suatu prestasl tertentu.
Objek lnl dapat berwujud dan tldak berwujud.

Hukum P.rdllta lndoneala 293


Perjan)lan Kebendaan

d) Kausa yang halal, yang mendasari pe~anjlan. lnl mellputl unsur


tujuan yang akan dicapal. syarat-syarat pe~anjlan c) dan 411) lnl df-
sebut syarat objektif. Apablla syarat objektif lni tidak dipenuhl, per-
janjlan ltu batal (void).

Suatu pe~anjian dapat dlnyatakan sebagal pe~an)lan sah dan menglkat


jlka telah memenuhl syarat-syarat yang dltentukan dalam Pasal 1320 KUH
Pdt. Perjanjlan yang sah ltu dlakul oleh hukum dan menglkat plhak-plhak.

3. Perjanjian Menurut Hukum lnggris


Menurut hukum lnggris yang berdasar pada ccmmon Jaw, suatu pe~anp­
an dlnyatakan sah dan diakul oleh hukum apabila memenuhl syarat-sya-
rat pokok berik\rt lni:

a. Intention to create legal relation


Artlnya, maksud meogadakan perjanjlan. Pihak-pihak menghendaki
supaya perjanjlan ltu menglkat secara sah, artlnya perjanjlan itu
menciptakan hak dan kewajlban bagl pihak-plhak yang dlakul oleh
hukum.

b. Firm agreement
Artinya, persetujuan tetap. Plhak-plhak telah mencapal persetujuan
akhlr, artlnya hasll negoslasi yang berslfat final. Persetujuan tetap
blasanya dlnyatakan dengan penerfmaan (acceptance) tanpa sya-
rat terhadap suatu penawaran (offer).

e. Consideration
Artlnya, prestasl kedua belah plhak. Hukum lnggrfs hanya akan
mengakui persetujuan yang bukan )anjl semata-mata (basa-basl).
Suatu perjanjlan harus dlwujudkan dalam perbuatan kedua belah
plhak, yaitu pemenuhan prestasl yang telah dlsetujul antara plhak
yang satu tertladap plhak yang lain secara tlmbal ballk.

d. Form
Artlnya, bentuk tertentu. Suatu perjanjlan hanya bertaku Jlka dlbUat
dalam bentuk tertentu, mlsalnya, tertulls dalam bentuk akta.

294 Hukum Perciata Indonesia


Pot)anjlan Kobondaan

e. Definite terms
ArtJnya, syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tertentu harus me-
mungklnkan pengadllan mangetahul dengan pastl apa Yat19 telah
dikehendakl oleh pfhak-plhak. Jfka syarat-syarat ltu kumng jelas
sehingga sulit dipahaml, hukum tidak akan mengakul perjanjlan ltu.

f. Legality
Artinya, tujuan yang sah. Pe~anjlan tertentu yang diadakan plhak-
plhak ltu mempunyal tujuan yang tidak bertQntangan dengan ke-
tertiban umum (public policy), tidak dibenal1<an o!eh hukum. MisaJ-
nya, pembunuh bayaran memperoleh bayaran yang telah dtse-
tujui.1

4. Asas-Asas Perjanjian
Hukum pe~anjlan mengenal beberapa asas pentlng yang merupakan da-
sar kehendak plhak-plhak untuk mencapat tujuan. Beberapa asas tersebut
adalah sebagatmana diuralkan berlkut inl.

4.1 Asas kebebasan berkontrak


Setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa sala, bnik yang sudah di-
atur maupun belum diatur dalam undang-undang. Akan tetapi, kebebasan
tersebut dibatasl oleh tlga hal, yaitu tldak dilarang undang-undang, tidak
bertentangan dengan ketertiban umum, dan tldak bertentangan dengan
kesusllaan.

4.2 Asas pelengkap


Asas inl mempunyal artl bahwa ketentuan undang-undang boleh tidak di-
lkutl apabila pihak-plhak menghendakl dan membuat ketentuan sendlri
yang menyimpang dari ketentuan undang-undang. Akan tetapl, apablla
dalam pe~anjian yang mereka buat tldak ditentukan lain, bertakulah ke-

1) Marsh and Soulsby. Busines! Law (Revis9d) McC3raw-HIII Book Company Ltd.
London (UK). 1978. hh 53--54.

Hulcum Perclata lndoneala 295


Perfanjlan Kebendun
.
tentuan l.l"'dang-undang. Asas In! hanya mengenal rumusan hak dan ke-
wajiban plhak-plhak.

4.3 Asas konsensual


Asas lnl mempunyal artl bahwa perjanjlan itu terjadl se)ak saat tercapai
kata sepakat (konsensus) antara plhak-plhak mengenal pokok perjanjlan.
Sa)ak saat ltu pe~anjlan menglkat dan mempunyal aklbat hUkum. Ber-
dasar pada asas lnl dapat dlsinpulkan bahwa peljanjlan yang dibuat ltu
cukup secara lisan saja, sebagal penjelmaan dari asas "manusla ltu dapat
dlpegang mulutnya•. artinya dapat dipercaya dengan kata-kata yang dl-
ucapkamya.
AAan tetapl, ada perjanjlan tertentu yang dibuat secara tertulls, misalnya,
perjanjlan perdamaian, hlbah, c.ian pertanggungan (asu~sl). Tujuannya
adalah untuk buktJ lengkap mengenal epa yang mereka perfanjlkan. Per·
)an)lan dengan formalltas tertentu lnl dlsebut perjan)lan formal.

4.4 Asas obligator


Asas lnl mempunyaJ artl bahwa perjanpan yang dlbuat oleh plhak-plhak ltu
baru dalam taraf menlmbulkan hak dan kewajlban sa)a, belum mengalih-
kan hak mlllk. Hak mRik baru beralih apablla dilakukan dengan perjan}ian
yang bersifat kebendaan (zakelijke overeenkomst), yaltu melalul penyerah·
an (levering).

Hukum perdata Prancls tldak mengenal perjanjian obligator. Perjanjian


yang dlbuat ltu sekallgus berslfat zakelijk, yaltu memlndahkan hak mil1k.
Hukum perdata Prancls tidak mengenallembaga penyerahan (levering).
Mlsalnya, dalam jual bell, sejak terjadl perjanjlan jual bell, secara otomatis
hak mlilk beralih dart penjual kepada pembeli tanpa melalul penyerahan
(levering).

5. Klasifikasi Perjanjian
Berdasar pada kriteria maslng-maslng, perjan)lan dapat dlklaslfikaslkan
menjadllima macam . Kelima macam klaslflkasl perjanpan tersebut berikut
akan dljelasJ<an satu per satu.

286 Hukum Perd•ta lndon"ll


Perjanjlan Kebendaan

5.1 Perjanjlan dua pihak dan seplhak


f\lmbedaan lnl dldasarkan pada kewajiban berprestasl . Pe~anjlan dua
plhak adalah pe~anjlan yang mewajlbkan kedua belah plhak sallng mem·
berl prestasi, mlsalnya, jual bell , sewa-menyewa. atau tukar-menukar. Per·
Jahjian sepihak adalah perjanjian yang mewajibkan satu plhak memberl
prestasl dan pihak lain mener1ma prestasl, misalnya, pe~anjian hlbah dan
hadlah.

5.2 Perjanjlan bemama dan tidak bemama

Pembedaan lnl dldasarkan pada ada nama yang sudah dl~rikan oleh
pembentuk undang-undang pada perjanjian khusus dan tidak ada nama.
Pemberian nama dlserahkan kepada praktlsl hukum. Perjanjlan bemama
adalah perjanjlan yang sudah memllikl nama tertentu yang dlkelompok-
kan sebagal pe~anjlan khusus dan jumlahnya terbatas, mlsalnya, jual bell ,
sawa-menyewa, tukar-menukar, hibah, asuransl, dan pengangkutan. Per-
janjlan bemama dlatur dalam tltel V-XVIII KUHPdt dan diatur dalam
KUHD. Pe~anjlan
tldak bemama adalah pe~anjlan yang tldak memlllk1
nama tertentu dan jumlahnya tidak terbatas.

5,3 Perjanjlan obligator dan kebandaan

PetjaniJan obligator adalah pa~anjlan yang manclptakan hak dan kawajib·


en, mlsalnya, dalam jual ball. sejak te~adi persatujuan (konsensus) me-
ngenal banda dan harga, panjual wajlb menyarahkan banda dan pembell
wajlb mambayar harga banda, penjual berhak atas pembayaran harga
dan pambell berhak atas barang yang dibell. Parjanjlan kebendaan adalah
pe!Janjlan untuk mengaJihkan hak millk, seperti dalam jual bell, hibah, dan
IUkar-menukar. Akan tetapl , dalam parjanjlan lain, sepertl sewa-menyewa,
pinjam pakal, dan gadal hanya mengallhkan penguasaan benda (bezlt).

5.4 Perjanjlan konsansual dan real

Peljanjlan konsensual adalah pe~anjlan yang terjadinya ttu baru dalam


tarat menlmbulkan hak dan kewajiban bagl pihak-pihak. TtJ}uan perjanjlan
baru tercapal apablla ada tindakan reallsasl hak dan kewajlban masing·

llllwm Perdata lndon. .la 297


Perjanjlan Kebendaan

maslng plhak. Perjanpan real adalah perjan}ian yang te~admya itu sel<a!J-
gus raallsasl tujuan perjanjian, yaitu pengalihan hak.

Pada hul<um adat, pg~an~an real justru yang leblh menon)ot sesual de-
ngan slfat hukum adat bahwa setlap pe~anjlan yang objeknya benda ter·
tentu. seketika terjadl persetujuan serentak ketlka ltu juga terjadl peralihan
hak. Peristiwa lnl dlsebut kontan (tunal).

5.5 Perjanjian untuk kepentlngan pihak ketiga


Pada umumnya Pe~anjlan yang dladakan oteh plhak-plhak ttu adalah per-
)anjlan antara plhak kesatu dan plhak kedua, yang menglkat pihak-plhal<
ltu sendlri. Dengan demiklan, ber1akunya pe~anjlan juga hanya untuk ke-
pentingan pihak kesatu dan pfhak kedua (pihak-pihak yang berjanji). Akan
tetapi, masih ada lagl perjanjlan yang ber1akunya ltu untuk kepentlngan
pihak ketlga. Pihak ketlga yang dimaksud, antara lain, ahll waris. orang
yang memperoleh hak, dan orang-orang plhak ketlga. Oalam perjanjian
para pihak yang membuat pe~anjlan tidak dapat menglkat orang-orang
plhak ketlga, kecuali apablla p(hak ketiga ltu terlkat karena ketentuan
undang-undang, sepertl ahli warls dan penerima waslat.

Untuk menyatakan bahwa plhak ketiga dapat terikat dalam perjanjlan yang
dibuat oleh pihak-plhak, pada dasamya plhak-pihak yang membuat per·
janjlan terssbut adalah bertindak dalam suatu kualltas blasanya sebagal
mewaklll salah satu plhak. Oalam pe~anjian dinyatakan dengan ungkap-
an ·untuk dan atas nama•, mlsalnya, dirumuskan •oard&:n•la dalam hal
lnl bertindak untuk dan atas nama PT Suka DamaJ•. Jadl, pihak dalam
perjanjlan adalah Dardanela, kualitasnya sebagal Direktur mewakiU PT
Suka Damal, sedangkan plhak ketiga yang tertkat hak dan kewapban ada·
lah badan hukum PT Suka Dam&.

Namun, leblh khusus lagl adalah pe~anjlan yang dibuat plhak-p1hak ftu
menglkat plhak ketlga dalam artl hanya sebatas memperoleh hak tldak
termasuk kewajiban. Sebagal contoh yang leblh jelas adalah pe~aflllall
asuransl jlwa. Seorang ayah mengasuranslkan anaknya yang sekolah da·
sar bemama Humalroh pada Asuransl Jlwa Adll Makmur. Plhak ketiga
yang terlkat memperofeh hak atas suatu prestasl berupa klalm asuransl

291 Hukum P.rdata Indonesia


PerjanJian Kebondaan

adalah Humalroh anaknya yang sekolah dasar dalam polis asuransi jlwa
tartulls nama anaknya ttu sebagaJ plhak ketlga yang berkepentlngan atas
klaim "Asuransi Jiwa Adll Makrnur-. Klausula asuransi seperti 1nl dlsebut
'perjan]ian untuk kepentlngan plhak katlga•.

B. UNSUR DAN SYARAT PERJANJIAN SAH


PeJ1anjlan sah dan mengikat adalah pe~anjlan yang memenuhl unsur-
unsur dan syarat-syarat yang dttetapkan oleh undang-undang . Perjanjlan
yang sah dan mengikat dlakui dan memillkl aklbat hukum (legally con-
duded contract). Menurut ketentuan Pasal 1320 KUHPdt, setiap perjanji·
an selalu memlllkl empat unsur dan pada setlap unsur melekat syarat-
syarat yang ditentukan undang-undang.

Pe~anjian yang tidak memenuhi unsur-unsur dan syarat-syarat seperti


yang ditentukan dl atas tldak akan clakul oleh hukum walaupl.ll ciakul oleh
pilak-pihak yang membuatnya, tetapl tldak mengikat, artlnya tldak wajib
dilaksanakan. Apabila dtlaksanakan juga, sampal suatu kettka ada plhak
yang tldak mengakulnya dan menlmbulkan sengketa. Apabila diajukan ke
pengadilan, pengadilan akan membatalkan atau menyatakan pe~anjian ltu
batal.

1. Persetujuan Kehendak
Unsur subjek, minimal ada dua plhak dalam perjanjlan yang mengada·
kan persetujuan kehendak OJab kabul) antara pihak yang satu dan pthak
yang lain. Kedua plhak dalam pe~anjian harus memenuhl syarat-syarat
ksbebasan menyatakan kehendak, tldak ada paksaan, penlpuan, dan ke-
khilafan satu sama lain.

Persetujuan kehendak adalah persepakatan seia sekata antara plhak-pi·


hak mengenal pokok (esensl) pei)Bnjlan. Apa yang dikehendaki oleh pi·
hak yang satu juga dikehendakl oleh pihak yang lalnnya. Persetujuan ltu
sifatnya sudah final, tldak lagl dalam tawar-menawar.

Sebelum ada pers&tujuan, blasanya plhak-pihak mengadakan negoslasl,


!XhaJ< yang satu mengalukan penawaran kepada plhak yang lain mengenal
Hukum Perdata Indonesia
--- ----------------------------~--

PerjanJian Ke~ndun

objek perjanjlan dan syarat-syaratnya. Plhak yang lain menyatakan pula


kehendaknya sehlngga mencapal persetujuan final. Kadang-kadang ke-
hendak ltu dlnyatakan secara tegas dan kadang-kadang secara cllam-
diam, tetapi maksudnya menyetujul apa yang dikehendakl oleh kedua pi-
hak.
Menurut yur1sprudensl (Arrest Hoge Raad 6 Mel 1926), persetujuan ke-
hendak itu temyata dapat dari tlngkah laku yang berhUbli1Qan dengan
kebutuhan lalu lintas masyarakat dan kepercayaan, yang diakui oleh pi-
hak lainnya, balk secara llsan maupun secara tertulls, mlsalnya, telegram,
surat. Seorang nalk bus kota, dengan nalk bus kota ltu ada persatujuan-
nya untuk membayar ongkos, dan kondektur temyata menerima ongkos-
nya. lnl berart1 kondektur bus telah setuju menglkatkan clri untuk meng-
angkut penumpang walaupun tldak dinyatakan dengan tegas. Demlkian
juga jual bell banda tertentu melalul telegram dlakul dan dlpercaya oleh
kedua plhak.
Persatujuan kehendak ltu bebas, tldak ada paksaan, tekanan/paksaan dari
plhak mana pun, mumt atas kemauan sukarela pihak-pihak. Dalam pe-
ngertlan persetujuan kehendak termasuk juga tidak ada kekhilafan atau
penlpuan. Dikatakan tidak ada paksaan apablla orang yang melakukan
perbuatan itu tidak berada dl bawah ancaman, balk dengan kekerasan
jasmanl maupun dengan upaya menakut-nakutl, misalnya, akan membuka
rahasla sehlngga dengan demiklan orang ltu terpaksa menyetujul pe~anjl­
an (Pasal1324 KUHPdt).

Dlkatakan tidak ada kekhllafan atau kekeliruan atau kesesatan Jlka salah
satu pihak tldak khllaf atau tldak keliru mengenal pokok perjanjlan atau
slfat-slfat panting objek pe~anjlan, atau mengenai orang dengan siapa ci-
adakan perjanjian itu. Menurut ketentuan Pasal 1322 KUHPdt, kekeliruan
atau kekhllafan tldak mengakibatkan suatu perjanjlan batal, kecuall apa-
blla kekellruan atau kekhllafan itu te~adl mengenai haklkat banda yang
menjadi pol<ok perjanjlan atau mengenal slfat khususlkeahllan khusus <111
orang dengan siapa diadakan pe~anjlan.

Dikatakan tldak ada penipuan apablla tldak ada tlndakan menipu manuM
arti undang-undang (Pasal 376 KUHP). Penipuan menurut arti und~

300 Hukum Perdata lndoneell


Perjanjlan Kebendaan

undang adalah dengan senga)a melakukan tlpu musllhat dengan memben·


kan keterangan palsu atau tidak benar untuk membujuk pihak lawannya
supaya menyetujul objek yang ditawarkan. Menurut ketentuan Pasall328
KUHPdt, jika tipu muslihat ltu digunakan oleh satah satu pihak sademlklan
rupa
sehlngga terang dan nyata membuat plhak lalnnya tertarik untuk
membuat perjanjian. Jlka tidak dilakukan tlpu musllhat ltu, pihak lain tldak
akan membuat perjanjlan. Pentpuan lnl merupakan alasan untuk mem-
batalkan perjanJian.

Menurut yurisprudensi, tidak cukup dikatakan ada penlpuan jlka hanya


berupa kebohongan belaka mengonal suatu hat. Baru ada penlpuan jlka
ci situ ada tipu musllhat yang memperdayakan. Mlsalnya, pedagang lazim
memup barang-barangnya sebagal yang paling balk dan hebat, padahal
tidak demikian. lnl hanya kebohongan belaka, tldak tennasuk penlpuan,
seperti dalam lklan-lklan.

Aklbat hUkum tldak ada persetujuan kehendak (karena pal<saan, kekhilaf-


an, dan penlpuan) adalah bahwa perjanpan itu dapat dimintakan pembatal·
an kepada pengadllan (vemletlgbaar, voidable). Menurut ketentuan Pasal
1454 KUHPdt, pembatalan dapat dlmlntakan dalam tenggang waktu lima
tahun, dalam hal ada paksaan d!hltung sejak hari paksaan ltu bement!,
dalam hal ada kekhilafan, dan penlpuan dihitung sejak hari dlketahuinya
kekhllafan dan penlpuan tersebut.

2. Kewenangan (Kecakapan)
lklsur perbuatan (kewenangan berbuat), setlap plhak dalam perjanjian
wenang melakukan perbuatan hukum menurut undang-undang. Pihak·pl-
hak yang bersangkutan harus memenuhl syarat-syarat, yaltu sudah de-
wasa, artinya sudah berumur 21 tahun penuh; walaupun belum 21 tahun
perU\, tetapl sudah pernah kawin; sehat akal (tldak gila); tidak dl bawah
pengampuan, dan memlllkl surat kuasa apablla mewaklll plhak lain.

Pada umumnya orang dikatakan wenang atau cakap melakukan perbuat-


an hukum apablla dla sudah dewasa. Artlnya, sudah mencapal umur 21
tahun penuh atau sudah kawtn walaupun belum berumur 21 tahun penuh.

Hukum ,_rdata Indonesia 301


Pertan)lan Kebendaan

Menurut ketentoan Pasal 1330 KUHPclt, dlkatakan tidak cal<ap membuat


perjanjlan adalah orang yang betum dawasa, orang yang di1aruh di bawah
pengampuan, dan orang yang sakit ingatan (gila). Apabila melakukan per-
buatan hukum, mereka harus dlwakili oleh wan mereka.

Menurut hukum perdata naslonal klni, wanfta bersuaml sudah dlnyatakan


cakap melakukan perbuatan hukum, jadl tldak per1u lagl lzin suaml. Per·
buatan hukum yang dllakukan istri adalah sah dan menglkat menurt.Jt
hukum dan tldak dapat dlmlntakan pembatalan kepada pengadilan.

Aklbat hukum tldak wenang membuat peljanjian, maka peljanjlan yang


telah dibuat ttu dapat dlmintakan pembatalannya kepada pengadllan. Jika
pembatalan tldak dimlntakan oleh plhak yang berkepentlngan, sepanjang
tldak dimungkiri oleh pihak yang berkepentlngan, peljanjfan itu tetap ber·
laku bagl plhak-plhak.

3. Objek (Prestasi) Tertentu


Unsur objek (prestasl) tertentu atau dapat dltentukan berupa membarikan
suatu banda bergerak atau tldak bergarak, berwujud atau tldak barwujUd;
melakukan suatu perbuatan tertentu; atau tldak melakukan perbuatan ter-
tentu. Suatu objek tartantu atau prestasl tertentu merupakan objek per-
janjian, prestasi yang wa)lb dlpenuhl. Prestasl ltu harus tertentu atau se-
kurang-kurangnya dapat ditentukan. Kajelasan mengenai objek perjanjian
adalah untuk memungklnkan pelaksanaan hak dan kewajlban plhak-pihak.
Jlka obtek perjanjlan atau prestasi itu kabur, tidak jelas, sulit, bahkan tldak
mungkln dilaksanakan, pe~anjian itu batal (nletig, void).

Menurut ketentuan Pasal 1234 KUHPdt, objek pe~anjlan atau preslasl


yang wajib dlpenuhl plhak-pihak itu dapat berupa memberikan banda ter·
tentu, bergerak atau tldak bergerak, berwujud atau tidak berwujud. Misal-
nya, dalam jual beli sepeda motor (berwujud), plhak penjual menyarahkan
{memberikan) sepeda motor, plhak pembell menyerahkan (memberikan)
sejumlah uang harga sepada motor. Misal lain lagl, jual bell plutang (tidak
berwujud), plhak penjuaJ menyerahkan (memberikan) plutang, seperti surat
saham, surat wesel, atau surat cek dan pembeli menyerahkan (memberi-
kan) sejumlah uang taglhan dalam surat plutang.

302 Hukum Perdata Indonesia


PerjanJian Kebendaan

Selaln ltu, dapat pula berupa melakukan ~rbuatan tertentu atau dapat dl-
tentUkan, mlsalnya, peke~aan konstruksl bangunan, dan pembuatan ~gar
n.mah. Plhak penerima pekerjaan melakukan pekerjaan yang diberikan,
sedangkan plhak pembert pekerjaan membayar upahnya ke~da pekerja.

Dl samping melakukan perbuatan tertentu, boleh juga tldak melakukan


perbuatan tertentu. misalnya, tidak membuat tembok tlnggl yang meng-
ganggu pemandangan tetangganya. Jika perbuatan ltu dllakukan, berarti
melakukan pelanggaran hukum. Plhak tetangga tadl dapat memlnta agar
lembok yang mengganggu pemandangan itu dlbongkar. Contoh lain, tldak
melal<ukan perbuatan tertentu ltu dapat berupa tidak melakukan persaing-
an tlclak sehat. Jika dllakukan juga, berarti melanggar undang-undang.

4. Tujuan Perjanjian
l.hsur tu)uan, yaltu apa yang lngln dlcapai plhak-plhak itu harus memenuhl
syarat halal. Tujuan perJanjlan yang akan dlcapal plhak-pihak ltu slfatnya
harus halal. Artinya, tldak dllarang undang-undang, tldak bertentangan
dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan ma-
syarakat (Pasal 1337 KUHPdt). Kausa yang halal dalam Pasal 1320 KUH
Pdt ltu bukan sebab yang mendorong orang membuat perjanjlan, melain-
kan lsi perjanjlan ltu sendlri menjadl tujuan yang akan dlcapal plhak-plhak.
lkldang-undang tidal< memedulikan apa yang menjadl sebab pihak-pihak
rnengadakan perjenjian, tetapl yang dlawasl oleh undang-undang adalah
'lsi perjanjian• sebagai tujuan yang hendak dlcapal pihak-pihak itu.

Pada perjanjlan )ual bell, lsi petjanjian adalah pembell menghendakl hak
dl!k atas banda dan plhak penjual menghendaki sejumlah uang . Tujuan
yang hendak dlcapal pihak-pihak ltu adalah hak millk etas banda diserah-
kan kepada pembell den sebagal lmbalannya sejumlah uang dlserahkan
tspada penjual. Oalam petjanjlan sewa-menyewa, lsi perjanjlan adalah
jihak penyewa met1Quasal banda sewaan untuk dinll~naU dan plhak pe-
nVIlk banda memperoleh lmbalan sejumlah uang sewa. Tu)uan yang lngln
dcapal pihak-plhak adalah kenlkmatan atas penguasaan suatu banda dan
sefumlah uang sewa dibayar. lnllah contoh-contoh sebab (kausa} yang
halal dalam perjanjlan yang dibuat oleh pihak-pihak.

Hukum Perdata lndoneala 303


Perfanjlan Kebendaan

Pada perjanjlan pembunuhan orang, lsi pe~anjian adalah orang yang me-
nyuruh membunuh menghendakl ma11nya orang, pihak yang dlsuruh mem-
bunuh orang menghendaki sejumlah uang sebagatlmbalan. Tujuan yang
hendak dlcapal pihak-plhak adalah lenyapnya orang dart muka bumi dan
lmbalan sejumlah uang dlbayar. Dalam pe~anjlan lnl, tujuan yang hendak
diCaP.al plhak-plhak temyata tldak halal karena membunuh orang ltu d-
larang undang-undang.

Pada petjanjlan pelacuran, lsi perjanpan adalah pria nafsu prima meng-
hendakl kenlkmatan seksual, wanlta PSK menghendakl sejumlah uang
sebagal imbalan kenlkmatannya. Tujuan yang hendak dlcapal pihak-plhak
adalah menguasal wanlta PSK secara bebas untuk dinlkmatl dan pem-
bayaran sejumlah uang sebagal lmbalan. Dalam contoh lnl, tujuan yang
ingln dicapal pihak-plhak temyata tldak halal karena perjanjlan pelacur·
an dilarang undang-undang dan juga bertentangan dengan kesusllaan
masyarakat.

Aklbat hukum perjanjlan yang lsi atau tujuannya tldak halal adalah "batar
(nletig, void). Dengan demlklan, tldak ada dasar untuk menuntut peme-
nuhan prestasi di muka pengadilan. Demlkian juga jika pe~anjian yang cl-
buat 1tu tanpa kausa, dlanggap tldak perryah ada (Pasal 1335 KUHPdt).

Unsur pertama dan unsur kedua dengan syarat-syaratnya dalam Pasal


1320 KUHPdt cfisebut unsur/syarat subjektif karena melekat pada
orang yang menjadi subjek perjanjlan. Jika salah satu syaratnya tidak
penuhl, perjanjlan itu sah, tetapl tldak menglkat. Pemenuhannya tertundl
sampal syarat ltu dipenuhl. Akan tetapl, jlka dllaksanakan juga, non.:.rw.·•
annya dlancam dengan pembatalan. Jika tldak ada pembatalan, svarm-~•
nya dlanggap sudah dlpenuhl secara dlam-dlam sehlngga perjanjian
mengtkat plhak-plhak.

Unsur ketlga dan unsur keempat dengan syarat-syaratnya dalam


1320 KUHPdt disebut unsur/syarat objektlf karena mengenal objek
tujuan perjan)Ian. Jlka salah satu unsur dan syarat tidak dipenuhl,
an batal. Kebatalan tersebut dapat dlketahul apablla perjanjlan tldak
capai tujuan karena salah satu plhak tldak memenuhi prestasi sebagal

304 Hukum Perdata


Per)anpan KetMndun

wapbannya. Kemudlan, dfper1<arakan ke muka pengadflan dan pengadilan


memutuskan menyatakan peryanjfan batal (nlatig, void) karena tfdak me-
menuhl salah satu unsur dan juga syarat objektif.

Akibat Hukum Perjanjian Sah


Menurut ketentuan Pasal 1338 KUHPdt, pe~anjlan yang dlbuat dengan
sah dan mengikat berlaku sebagal undang-undang bagl plhak-pihak yang
Mmbuatnya, tldak dapat dibatalkan tanpa persetujuan kedua belah pJ.
IIak, dan harus dilaksanakan d&ngan lktlkad baik.
,.
Berlaku sebagai undang-undang
Artinya, perjan)lan mempunyal kekuatan mengikat dan memaksa serta
memberi kepastlan hukum kepada plhak·pihak yang membuatnya. Pihak·
~ wajlb menaatl perjanjian ltu sama dengan menaati undang-undang .
~bila ada plhak yang melanggar perjanJian yang mereka buat, dia dl·
anggap sama dengan melanggar undang-undang sehlngga dlber1 aklbat
'li:um tertentu , yaitu sanksl hukum. Jadl, siapa yang melanggar perjanjl·
an. dla dapat dltuntut dan dlbert hukuman sepertJ yang telah dltetapkan
~ undang-undang (pe~anjlan) .

Tfdak dapat dlbatalkan seplhak


<arena pe~anjlan adalah persetujuan kedua belah pihak, jlka akan di·
:italkan harus dengan persetujuan kedua belah pihak juga. Akan tetapl,
n ada alasan yang cukup menurut undang-undang, perjanjlan dapat dl·
.c~lalkan secara seplhak. Alasan-alasan di1etapkan undang-undang ltu
>dalah sebagal berfkut:

Parjanjlan yang berslfat terus-menerus, berlakunya dapat dihentl·


kan secara sepihak. Mlsalnya, Pasal 1571 KUHPdt tentang sewa-
menyewa yang dlbuat secara Udak tertulls dapat dlhentikan dengan
pemberltahuan kepada penyewa.
b) Per)anjlan seNa suatu rumah Pasal 1587 KUHPdt setelah berakhlr
waktu sewa sepertJ di1entukan dalam pe~anjian tertulls, penyewa
tetap menguasal rumah tersebut tanpa ada teguran dari pemlllk

.!lkum Perdat. Indonesia 305


Pctfanjlan Kebendaan

yang menyewakan, maka penyewa dianggap tetop meneruskan pe-


nguasaan rumah itu atas dasar sewa-menyewa dengan syara1·
syarat yang sama untuk waktu yang ditentukan menurut kebiasaan
setempat. Jlka pemllik ingn menghentikan sewa-menyewa tersebut.
dia harus memberitahukan kepada penyewa menurut k~lasaan se-
tempat.
c) Pe~anjian pemberian kuasa (lastgeving) PasaJ 1814 KUHPdt, pam·
bet1 kuasa dapat menarik kemball kuasanya apablla dia meng-
hendaklnya.

-.... d) Perjanjian pemberfan kuasa (lastgeving) Pasal 1817 KUHPd1, pe-


nerima kuasa dapat membebaskan diri dari kuasa yang dlterfma·
nya dengan memberitahukan kepada pembert kuasa.

5.3 Pelaksanaan dengan lktlkad baik

Yang d1maksud dengan lktlkad balk (te goeder trouw, In good faith) da·
lam Pasal 1338 KUHPd1 adalah ukuran objektil untuk menllaJ pelaksana·
an perjanji3,!l, apakah pGiaksanaan pe~anpan ftu mengindahkan nonna·
norma kepatu1an 'dan kesusllaan serta apakah pelaksanaan perjanf~an ltu
telah berjalan di atas rei yang benar. Apa yang dimaksud dengan kepatut·
"
an dan kesusllaan itu, undang-undang sendiri tidak memberikan rumusan-
' nya. Akan tetapl, jlka dllihat dari artl katanya, kepatutan artlnya kepantas-
an, kelayakan, kesesualan, dan kecocokan; sedangkan kesusllaan artinya
kesopanan dan keadaban. Berdasar pada artl kata-kata tersebut dapat di-
rumuskan kiranya kepatutan dan kesusllaan itu sebagai "nllal yang patut
pantas, layak, sesual , cocok, sopan , dan beradab" sebagalmana sama·
sama dikehendakl oleh maslng-masing pihak yang berjanp.

Jika 1erjadl sellslh pendapat tentang pelaksanaan dengan iktlkad balk


(kepatutan dan kesusllaan), pengadilan dlber1 wewenang oleh undang-
undang untuk mengawasl dan menltal pelaksanaan, apakah ada pelang-
garan terttadap norma-norma kepatutan dan kesusllaan ltu. lnl berarti
bahwa pengadiian berwenang untuk menyimpang dari isl perjanjian me-
nurut kata-katanya apablla pelaksanaan menurut kata-kata ltu !l'<an ber·
tentangan dengan lktikad balk, yaltu norma kepatutan dan kesusllaan
'i.:;
306 Hukum PercSat. lndonHII

PerJanjlan Kebondaan

Pelaksanaan yang sesual dengan nonna kepatutan dan kesusllaan ltulah


yang dlpandang adii. Tu}uan hukum adalah menciptakan keadllan.
Persoalan apakah suatu pelaksanaan pe~anjlan bertentangan dengan
Kliimd baik, adalah suatu persoalan yur1dls yang tunduk pada kasasl .2
Mahkamah Agung Rl pemah memutus perkara pada tanggal 11 Mel 1955
11nlang penggunaan lktlkad balk dalam pelaksanaan pe~anjlan menurut
suasana hukum adat. Oalam putusan tersebut, Mahkamah Agung mem-
partlmbangkan bahwa:
"Adalah pantas dan sesual dengan rasa keadilan apab/la dalam hal
msnggadal tanah kedua belah pihak maslng-masing momlkul se·
paruh dari rlslko kemungldnan perubahan harga nlla/ uang rupiah
diukur dart perbedaan harga emas pada waktu monggada/kan dan
waktu monobus tanah ltu. •

Sawah yang sebelum perang dlgadalkan dengan harga 50 rupiah oleh


Mahkamah Agung cfrtetapkan harus ditebus dengan nllai 15 x 50 rupiah
tau 750 rupiah karena harga emas nalk 30 kali lipat.

C. PELAKSANAAN PERJANJIAN
?elaksanaan pel')anjlan adalah perbuatan merealisaslkan atau memenuhi
kawajiban dan memperoleh hak yang telah disepakatl oleh pihak-pihak
seh1ngga tercapal tujuan mereka. Maslng-maslng pihak melaksanakan
oenanjian dengan sempuma dan lktlkad balk sesual dengan persetujuan
yang telah dlcapal.
Pe!aksanaan suatu perjanjlan pada dasamya selalu berupa pemenuhan
kewajiban dan perolehan hak secara tlmbal ballk antara plhak-plhak. Ke-
wajiban dlklaslfikaslkan menjadl kewajiban pokok dan kewajlban peleng-
tap. Kawajlban pokok merupakan esensl pe~anjlan dan kewa)lban pe-
!engl<ap merupakan pen)elas terhadap kewajiban pokok. Dengan per-
r.ataan lain, kewaj1ban pokot< berslfat fundamental essencial, sedangkan
wapban pelengkap bers1fat formal procedural. Pada kewajlban utama
,pokok) , jlka terjadl pelanggaran atau wanprestasl, dapat memutuskan

Subekll. Hukum PerjtJnfum Ponarblt Pembimbing Masa Jakatla 1963. h. 51 .

Hukum Petdata Indonesia 307


PerJanJian Kebendaan

(membatalkan) perjanjlan. Termasuk kewapban pokok adalah perbuatan


penyerahan benda atau hak mllik atas benda, melakukan pekerjaan ter·
tentu, pelayanan jasa, pembayaran sejumlah uang harga benda, dan upah
pelayanan jasa.

1. Kewajiban Pokok, Pelengkap, Diam·Diam


1.1 Kewajiban pokok

Kewajiban pokok adalah kewajiban fundamental esS9ncla/ dalam setiap


pe~anjlan. J1ka kewajiban pokok tidak dipenuhl, akan memengaruhi tuju·
an pe~anjlan . Pelanggaran kewajlban pokok akan memberlkan kepada
plhak yang dJrugikan hak untuk membatalkan atau memutuskan pe~anjJ.
an, atau meneruskan pe~anjlan pokok merupakan dasar keseluruhan per·
janjlan . Suatu perjanjian dapat mencapal tujuan atau tidak, bergantung
pada pemenuhan kewajlban pokok.

Untuk mengetahul mana kewajiban pokok, ditentukan dalam undang-un·


dang atau dalam pe!Janjlan. Mlsalnya, dalam jual bell, kewajlban pokok
adalah membayar harga dan menyerahkan benda. Dalam pe~anflan per·
tunjukan hiburan, kewajiban pokok adalah melakukan pertunjukan dan
membayar honorarium pemaln .

1.2 Kewajiban palengkap

Kewajlban pelengkap adalah kewajlban yang kurang panting, yang slfat·


nya hanya melengkapl kewajiban pokok (formal procedural). Tidak dltaati
kewajlban pelengkap tidak akan memengaruhl tujuan utama pe~llf1llan
dan tldak akan membatalkan atau mamutuskan perjanjlan, tetapl mlll'lQktl
hanya menimbulkan keruglan dan mamberi hak kepada pihak yang dl~
kan untuk menuntut gantl keruglan.

Untuk mengetahul mana kewajiban pelengl<ap, ditentukan dalam undang-


undang atau dalam perjanjlan. Mlsalnya, dalam jual bell, kewajlban pe-
lengkap adalah cara melakukan pembayaran dan penyerahan (berapa.
kapan, dl mana, oleh slapa, dan dengan alat apa). Dalam perjanjlan per·
tunjukan hiburan, kewajiban pelengkap mengikuti latihan pendahUuan dirl

308 Hukum Perdata lndonelll


I

Porjanjlan Kebendaan

menyedlakan kendaraan angkutan. Ollatih oleh slapa, di mana, hari apa,


pukul berapa, dengan alat angkut apa, dan dlbayar oleh slapa.

1.3 Kewajlban dlam.(llam


Kewajiban pokok dan kewajiban pelengkap mungkln juga tldak dlnyata1<an
sacara tegas dalam perjanjlan, tetapi plhak·plhak pada dasamya meng-
akul kewajiban ltu karena memberi aklbat komerslal terhadap maksud para
Jihak. Misalnya, dalam perjanjian pengangkutan taut, kewajiban dlam-dlam
pengangkut adalah menyedtakan kapal layak !aut, kapal ber1ayar dengan
kecepatan layak. Tldak akan terjadl penylmpangan arah (deviasl) yang
lidak per1u. Oalam perjanjlan kerja, kewajiban diam-dlam pekerja adalah
melaksanakan pekerjaan dengan keahllannya secara layak, melakukan
pekeljaan dengan lktikad baik.

Per!u dlperhatlkan bahwa kewajlban dlam-diam dalam perjanjlan hanya


leljadl dalam hal tldak ada ketentuan tegas. Akan tetapl, kewajiban diam·
d1am umumnya dapat dlkesamplngkan oleh kewajlban yang tegas me-
ngenal aklbat yang terjadl. Oalam perjan]Jan, plhak-plhak tldak begltu
mengetahul adanya kewa~ban diam-dlam. Oalam hallnl, pengadilan me-
megang peranan panting untuk menunjukkan kewajlban dlam-dlam ltu da-
lam putusannya.

Selaln pengadllan, undang-undang pun dapa1 menentukan kewajlban


m-dlam. Mlsalnya, apabUa banda dijual dengan contoh, ada kewajiban
~ok yang dltetapkan dlam-dlam, yaltu sebaglan besar benda-benda Jtu
akan cocok dengan contoh, banda ltu tanpa cacat. Oalam Pasal1474 KUH
Pdl ditentukan bahwa penjual mempunyal dua kewajlban pokok, yaltu me-
rfferahkan banda dan menjamlnnya. Oalam pasal lnl terslmpul kewajlb-
an pokok secara dlam-dlam bahwa apablla dalam perjanjlan tidak dinyata-
Wl secara tegas, dl slnl undang-undang menunjukkan bahwa pen}ual ber-
k9WaJiban secara dlam-diam menjamln banda yang dijualnya itu.

2. Pembayaran
Pihak yang melakukan pembayaran adalah debitor atau orang lain atas
•.ama debitor,
atas dasar surat kuasa khusus. Oalam dunla perusahaan

~kum P.rdata lndonula 309


modem, pembayaran melalul kuasa merupakan hal yang tumrah. Mungklrl
juga Jlka debltor tldak dapat membayar sendlrf utangnya. ada plhak ketlga
sebagai pen)amln. Hal lnl dldasari oleh pe~anjlan jamlnan antara debltor
dan penjamln (borg).

Atat bayar yang dlguoakan pada umumnya adalah mata uang. Dalam jual
bell sering juga dllakukan pembayaran dengan mata uang aslng yang dJ.
sebut valuta aslng, mlsalnya, dolar Amerika atau Euro mata uang bersarna
dl negara-n~ara Eropa. Dalam pembayaran dengan valuta asing akan
ber1aku nllal tukar terhadap mata uang nasional (kurs, exchange rats}.
Pembayaran dapat Juga dllakukan dengan surat bemarga, misalnya, cek.
wesel, dan bOyet giro.

Pembayaran harus dilakukan dl tempat yang telah dltentukan dalam per·


janjian. Jlka dalam pe~an}lan tldak dltentukan suatu tempat, pembayar-
an mengenal benda yang sudah dltentukan harus dilakukan di tempat dl
mana banda ltu berada ketika membuat perjanjlan. 01 luar kedua tempat
tersebut, pembayaran harus dllakukan dl tempat tlnggat kreditor. Dalam
hal.tlal lainnya. pembayaran harus dllakukan dl tempat tlnggal debitor, mr
salnya, pembayaran cek ~tau wesel dl tempat tersangkutJbanklr (Pasal
1393 KUHPdt).

Blaya yang harus dikeluar1<an untuk menyelenggarakan pembayaran d •


bebankan kepada debitor (Pasal1395 KUHPdt). Akan tetapf, pihak·p!hak
dapat juga memperjanjikan bahwa blaya pembayaran dlbebankan kepada
kredltor atau oleh kedua belah pihak.

3. Penyerahan Benda
Setiap perjanjlan yang memuat tujuan memlndahkan penguasaan da!V
atau hak mllik per1u metakukan penyerahan bendanya (levering, delivery).
Penyerahan ada dua macam, yaitu penyerahan hak mlllk (levering van
elgendom, delivery of ownership) dan penyerahan penguasaan banda
(laverfng van bezit, delivery of possession). Penyerahan hak mllik, mlsal-
nya, pada juat bell, tukar-menukar, dan hibah. Sedangkan penyerahan
penguasaan belaka, mlsalnya, pada sewa-rnenyewa, pl~am pakai, dan

310 Hukum Perdata Indonesia


Perjanjlan Kebendaan

gadal. Dalam hallnl. peny&nlhan hanya mangenal pemlndahan penguasa-


an benda, jadl bergantung pada pe~anjlannya.

Pada pe~anjlan jual bell, penyerahan harus dilakukan dl tempat benda


yang dijual ltu berada pada waktu penjualan, jika tidak dlpe~anjlkan lain
(Pasal 14n KUHPclt). Ada dua tempat penyerahan, yaltu tempat menurut
undang-undang dan tempat menurut perjanjlan. Ternpat penyerahan me-
nurut undang-undang, yaitu:
a. Oi gudang, jlka benda itu berada dalam gudang:
b. 01 tempat penjual, jlka benda ltu berada di tempat penjual;
c. 01 tempat pembell, jika benda itu berada dl tempat pembeli; dan
d. 01 tern pat yang diperjanjlkan, jika ditentukan tempat penyerahan.

Menurut ketentuan Pasal 1476 KUHPdt, blaya penyerahan menjadl be-


ban penjual. sedangkan blaya pengambllan menjadi beban pembell. jika
1!dak dlperjanjlkan seballknya. lnl berarti, jlka plhak-pihak lldak menentu-
kan lain, bet1akulah ketentuan pasal inl. Jlka plhak-plhak menentukan cara
laln, ada beberapa kemungklnan, yaitu:

a. Semua blaya penyerahan dan pengambilan dibebankan pada pem-


beli;
b. Semua blaya penyerahan dan pengambllan dlbebankan pada pen-
jual; dan
c. Semua biaya penyerahan dan pengambllan dibebankan pada pam-
bell dan penjual, balk dibagl rata maupun secara perimbangan.

4. Pelayanan Jasa
Palayanan jasa adalah memberikan pelayanan dengan melakukan per-
twtan tertentu, balk dengan menggunakan tenaga fislk saja maupun de-
llQ3ll keahllan atau alat bantu tertentu, baik dengan upah maupun tanpa
~h. Apabrla dengan upah, blasanya pelayanan jasa dllaksanakan lebih
d!JU. Se1elah selesal dilaksanakan, baru dibayar upah, kecuali jlka dlper-
jar(tkan lain. Pelayanan jasa itu, mlsalnya, cleaning service, reparasl. kon-

l!ukum P.rdata lndoneala 311


veksi, pengangkutan barang, salon kecantlkan, peke~aan buruh, jasa kon-
suftan, atau pelayanan publlk laiMya.

Karena petayanan jasa tnt termasuk keglatan ekonoml, maka dapat dike-
lola sebagal baglan dar1 keglatan blsnls (usaha} oleh perusahaan dl bl-
dang jasa. Apabila status petayanan jasa menlngkat menjadl keglatan
bisnls, perusahaan yang mengelola bfsnls pelayanan jasa dapat berban-
tuk perusahaan perseorangan. persekutuan, atau badan hukum. Contoh-
nya, perusahaan pelayanan jasa dl bfdang transportasl. ekspedlsl muat·
an, pengurusan dokumen, )asa konsuttan, pergudangan, perbankan. dan
r.Jn-laln.

Sektor pelayanan )asa y~ dlkelola oleh perusahaan tentunya Juga me-


mer1ukan kemampuan flslk dan lntelektual. Artlnya, membutuhkan tena·
5J8 ke~a sehat flslk serta skill and profss/onal dl bldang jasa tertentu. lnl
berartl, bfdang tenaga ke~a merupakan pasar ke~a )asa yang banyak ci-
butuhkan dengan basis berbagal keahlian dan keterampllan, dan akhlmya
merupakan sumber pendapatan bagl tenaga ke~a dart tlngkat pendldlk·
an bawah sampal tlngkat pendidlkan tlnggl.

5. Klausula Eksonerasi
Dalam pe~anjlan sering juga dlbuat ketentuan-ketentuan yang berslfat
membatasl tanggung jawab debitor yang dlsebut "kJausula eksonemsl'
Blasanya klausula tersebut banyak terdapat dalam jual beli , pengangkut·
an laut, pat1dr kendaraan, serta hal-hal yang dtalamt sehari·hari. Dalam
nota pembellan dijumpal klausula yang tertulls:
"Barang yang sudah d/be/1 tidak dapat dlkemballkan. •

Dalam kJausula lnl penjual membebaskan dlr1 dari kewajlban menang-


gung kemungklnan ada cacat pada benda ltu sesudah dlbeli. Apablla ada
cacat ataupun rusak sesudah dibell, benda 1tu tldak boleh dikembalikan
tagl dan pen}ual tldak mau mener1manya. Kerugtan dlbebankan kepada
pembeli.
-
Oatam perjanjian pengangkutan laut, sering terdapat klausua penyamping-
an yang tertulis:

312 Hukum Perdllta lndonesll



P.rJan)lan Kebendaan

"Kaberangkatan kapal sewaktu-waktu dapat berubah dar/ tanggaJ


yang dltatapkan tanpa pemberitahuan /ablh dulu. •

Di slnl jelas pengangkut menghlndari tanggung jawab atas semua kerugi-


an yang mungkin timbul akibat dan penundaan ltu dan membebankan k&-
ruglan pada pemlllk banda atau penumpang.

'
Di tempat parklr seseorang memarklr kendaraannya dan mendapat tlket
parklr, yang ber1si kJausula penyamplngan:
"Kandaraan hilang bukan tanggung jawab pengelo/a parl<fr. •

01 slni jelas pengelola parklr menghindari tanggung jawab dan memb&-


bankan keruglan kepada pemlllk kendaraan .

J1ka dlkaJI dengan sungguh-sungguh, kJausula penyampingan yang di-


gunakan dalam peljanjlan ter1alu berat sebelah sehlngga dapat merugl-
kan plhak lalnnya. Untuk mengatasl hallnl, per1u dltempuh langkah..fang-
kah tertentu , mlsalnya:

a Penullsan klausula penyampingan tiarus jelas dan mudah dlbaca


oleh setlap orang yang ingin mengadakan pe~anjlan dengan plhak
ttu.
b. Klausula penyamplngan tidak boleh dlber1akukan pada kewajlban
pokok.
c. Klausula penyamplngan memuat kq.yapban menanggung biaya after
sale service.

6. Penafsiran dalam Pelaksanaan Perjanjian


Menurut ketentuan Pasal 1342 KUHPdt, jika kata-kata yang dlgunakan
dalam pe~anjlan cukUp )etas, tlda_k dlpei'Kenankan untuk menyimpang dan
kata-kata ltu dengan )alan penafslran. Misalnya, dalam perjanjlan dltantu-
kan, penjual wajib menyerahkan satu ton beras, tldak boleh dltafslrkan
sehlngga menjadi dua ton gabah mesklpun dua ton gabah mungkln dapat
menjadi satu ton beras. Untuk metakukan penafslran daiam pelaksanaan
perjanjlan, undang-undang memberikan pedoman berupa ketentuan-ke-
tentuao berikut lnl.

Hukum P.rdata lndoneala 313


Per)an)lan Kebendaan

6.1 Maksud para plhak


Apabila kata-kata dalam perjanjlan dapat men1mbulkan berbagai macam
penafslran, ter1eblh dahu1u pertu ditaliti apa yang dimaksud oleh plhal<-
plhak dalam membuat pefjanjian nu darlpada memegang artl kata·kata
menurut hurufnya (Pasal 1343 KUHPdt).

Mlsalnya, dalam perjanjlan dltulls kata-1<ata •baju tldur". Kata-kata inl da-
pat dltafslr1<an sebagal baju plama, kimono, atau semua baju yang dtran·
cang untuk dl~kal tldur. Jika berpegang pada kata-kata menurut huruf·
nya, semua lnl adalah baju tidur. Akan tetapl, per1u ditelfti maksud plhak-
plhak dengan memerhatlkan keblasaan setempat, daerah lkltm panas atau
dlngln, dan sebagalnya. Atas dasar maksud plhak-plhak, lalu dapat ditatap-
kan arti baju tidur itu mungkin dl Indonesia adalah piama, sedangkan di
Jepang kimono.

6.2 Mamungklnkan janji dllaksanakan


Apablla dalam satu perjanjlan dapat dlber1ka(l dua macam pengertlan,
dlpillh pengertlan yang sedemlklan rupa sohlngga memi.J"lgklnkan janjlltu
dllaksanakan darfpada memberikan pengertlan yang tidal< memungklnkan
pelaksanaannya (Pasal 1344 KUHPdt).

Mlsalnya, dalam perjanjlan disepakatl bahwa penjual wajib menyerahkan


mentega. 01 slnl mantega dapat mempunyal dua artl. yaitu mentega susu
dan mentega tumbuh·tumbuhan yang khastatnya sama. Temyata. mente·
ga susu tidak terdapat dalam pasaran sehlngga penjual tidak mungkin
menyerahkan ltu. Dalam hal lnl, mentega ditafslr1<an mentega tumbuh-
tumbuhan yang banyak dijual dl pasar daripada per'janjian tldak dilaksana-
kan sama sekali. Hal inl sesual pula dengan sifat perjanjian, yaitu untuk
menyerahkan suatu banda yang mungkln terdapat dalam lalu llntas per-
dagangan (Pasal1345 KUHPdt).

6.3 Kablasaan satempat


Apa yang meragukan wajib ditafsirkan menurut apa yang menjadl ke-
biasaan di mana perjanpan dibuat. Misatnya, di Bandar Lampung kebiasa·
an sarapan pagl adalah sepiring nasi goreng dan telur mata sapl, segelas

314 Hukum Perdata Indonesia


Perj.nJian Kebendun

kopiJteh manis. Dalam perjanjlan dlnyatakan bahwa semua tenaga yang ..•
citempatkan di daerah Lampung hanya dijamln sarapan pagl, selaln itu
biaya sendiri. 01 slnl sarapan pagt harus ditafsirt<an "seplrfng nasi goreng
dan telur mata sapi serta segelas kopllteh manls", bukan makan nasi,
lauk-pauk serta sayuran, dengan mlnuman kopl.

d. Hubungan perjanjlan keseluruhan


Penafsiran suatu pe~anjlan hendaklah dllakukan menurut hubungan satu
sama lain dalam rangka pefianjlan keseluruhan (Pasal 1348 KUHPdt).
Jadi, kata yang kurang jelas 'dapat dljelaskan oleh kata-kata pe~anjlan dl
baglan Jalnnya. Contohnya, pada bagian awal pe~an)lan tertulls kata-kata
"makanan pokok", sedangkan dl baglan laln tertulis kata "nasi". Dengan
demikian, makanan pokok dalam pe~anjlan keseluruhan adalah nasi.

1. Penjelasan menyebutkan contoh


Jika dalam perjanjian tertulis suatu contoh untuk menjelaskan objek per-
Ja'hjian, janganlah dianggap bahwa pe~an)lan tersebut hanya untuk yang
ditulls ltu saja dan tldak ber1aku untuk objek lain yang tldak ditulls (Pasal
1351 KUHPdt). Msalnya, dalam pe~anjlan tertulls bahwa ·pe~anjlan lni
meliputl juga jual bell hasU bumI, mlsalnya, kopl". Pe~anjlan lnl bukan ha-
nya ber1aku untuk kopl, melalnkan juga untuk semua hasil pertanlan yang
berasal dart buml, sepertl cengklh, kayu manls, jagung, dan singkong.

f. Tafslran berdasarkan akal sehat


Jika dalam pe~anjlan tertulls •syarat-syarat kepastlan kualltas atau kuan-
tHas suatu benda" sehlngga menlmbulkan kesulltan pemenuhan kepasti-
an yang bagalmana yang dlkehendakl plhak-plhak, hal lnl dapat dltafslr-
kan menurut akal sehat (common S6nse). Misalnya, penjual setuju me-
nyediakan sejumlah 'biblt kenarl yang muml". Blblt yang dlserahkan ltu
9SO/o mumi dan dlberikan buktl bahwa lnl adalah standar kemumlan yang
blasa dlperoleh dalam perdagangan. Penjual tersebut dlnyata}<an oleh
pengadllan telah melaksanakan kewajibannya.3

******
3) Abdulkadir Muhammad. Hukum Perjanjlan. Penerblt Alumni. Bandung 1980. h
156.

Hukum Perda.. lndondla 315


311 Hukum Perdata lndonula
Perfanjlan Jual S.ll

BAB VIII
PERJANJIAN JUAL BELl

A. KONSEP JUAL BELl


Jual bell adalah suatu perjanJian, dl mana plhak yang satu menglka1kan
dirinya untuk menyerahkan suatu benda dan pihak lain ll'ltuk membayar
harga benda yang telah dlpe~anjlkan (Pasal1457 KUHPdt). Blasanya se-
belum tercapal kesepakatan, dldahulul dengan perbuatan tawar-menawar,
yang berfungsl sebagal penentu sejak kapan te~adi persetujuan tetap.
Sejak terfadlnya persetujuan tetap, maka perfanjlan jual bell tersebut baru
dlnyatakan sah dan menglkat sehlngga wajib dllaksanakan oleh penjual
dan pembell. Jual bell merupakan perfanpan paling banyak dladakan da-
lam kehldupan masyarakat.

1. Subjek Jual Beli


lstilah jual beli menyatakan bahwa terdapat dua plhak yang sallng mem-
butuhkan sesuatu melalul proses tawar-menawar (offer and acceptance).
Plhak pertama dlsebut penjual dan plhak kedua dlsebut pembell. Oalam
bahasa lnggrfs Jual beH tersebut hanya dlcakup dalam satu kata, yaltu
sale lebih praktls lagl. Jual beli dapat dlartikan sebagal perbuatan seharf-
harf yang terfadl antara pihsk yang menjual benda tertentu untuk sekadar
memperoleh sejumlah uang dan plhak yang membell untuk sekadar me-
menuhl kebutuhan sehari-harf.

Akan tetapl, secara khusus, jual bell dapat men)adl suatu mata pencaharf-
an bagl plhak-plhak tertentu. Dalam hlb.lngan lnl, penjual dapat bar-
status sebagal pedagang, agen yang disebut pengusaha yang menjalan-

Hulrum Perda&a lndoneala 317


P•rJanJian Jual B.tl

kan perusahaan. Oalam lalu llntas jual bell khusus, plhak penjual dlsebut
perusahaan perdagangan, sedangkan plhak pembell dlsebut konsumen.
~

2. Perbuatan Jual Bell


Perbuatan jual bell mencakup tfga lstJJah, yaitu persetujuan, penyerahan,
dan pembayaran. Persetujuan adalah perbuatan yang menyatakan ter-
capalnya kata sepakat an1ara penjual dan pembell mengenat objek dan
persyaratan jual bell. Penyerahan adalah perbuatan mengallhkan hak millk
atas objek jual bell dan pen)ual kepada pembeli. Sedangkan pembayat-
an adalah perbuatan menyerahkan sejumlah uang dari pemb81i kepada
penjual sebagallmbaJan atas benda yang dlterima.

3. Objek Jual Bell


Benda yang menjadl objek jual bell harus banda tertentu atau dapat dl-
tentukan, balk bentuk (WUJUd), jenls, ]umlah, maupun harganya dan benda
ltu memang benda yang boleh dlperdagangkan. Oengan demlklan, benda
yang dijualbellkan itu statusnya jelas dan sah menurut hukum, dlketahul
jelas oleh eaton pembell, dljual dl tempat terbilka (umum). dan tldak men-
curlgakan eaton pembe!l yang jujur.

Oalam keglatan jual bali benda tertentu, eaton pemball menghendakl agar
banda itu dlcoba leblh dulu. Menurut Pasal 1463 KUHPdt, jual bell yang
dllakukan dengan percobaan atau mengenal banda yang blasa dicoba
leblh dulu, selalu dlanggap telah dibuat dengan syarat tangguh. Contoh-
nya, jual bell kendaraan bermotor dan banda elektronlk selalu dengan
percobaan. Walaupun benda dan harga sudah disetujul, )ual bell baru
.menglkat Jlka bendanya sudah dlcoba dan memuaskan.
-
4. Hubungan Kewajiban dan Hak
Hubungan kewajlban dan hak adalah keterikatan penjual untuk menyerah-
kan benda dan memperoleh pembayaran, keterikatan pembelllM'ltuk mem-
bayal harga dan memperoleh benda. Oengan demlktan, jelas bahwa Jual
bell adalah bagian dan suatu slstem hukum yang memlllkl unsur-unsur
slstem berikut Jnl:

318 Hukum Perdata lndon"ll


Per:fanjfan Jual BeU
\
a. SUbjek hukum, yaitu plhaK penjual dan pembell.
b. status hukum, yaltu untuk kepentingan sendtri atau plhak lain.

c. Peristlwa hukum, yattu persetujuan penyeranan hak mllik dan pem-


bayaran.

d. Ob)ek hukum, yattu banda dan harga.


e. Hubungan hukum, yaitu keterikatan kewapban dan hak pihak--pl-
hak.


B. SAAT TERJADI JUAL BELl
1. Asas Konsensual
f<aP.an juat bell itU dlanggap sudah te~adl dan mengikat? Sesuai dengan
asas konsensuaJ yang menjaol dasar perjanjlan, jual bell itu sudah ter-
jadl dan menglkat pada saat tercapat kata sepakat antara pen)ual dan
pembell mengenal benda clan harga sebagal unsur esensial pe~anjlan
jual beU. Ketlka plhak penJual dan pembell menyatakan setuju tentang
benda dan harga, ketika itu pula Jual befi tel}acll dan menglkat secara sah
kedua belah pihak.

Menunrt ketentuan Pasal 1458 KUHPdt, jual bell dlanggap sudah terjacll
l<etika penjual dan pembell mencapal kala sepakat tentang benda dan
harga mesklpun benda belum dlserahkan dan harga bellm dtbayar. Kata
sepakat yang dlmaksud adalah apa yang dlkehendakl oleh penJual sama
dengan apa yang dlkehendakl oleh pembell. Tercapalnya kata sepakat ltu
biasanya cllnyatakan dengan ucapan S&tuju atau kata lain yang maksud-
nya sama dengan itu tentang banda dan harga.

Jtka persetujuan ltu dlnyatakan secara tertulls, biasanya tulisan beserta


paraf atau tanda tangan dlcantumkan pada tulisan ltu sebagal bukti bah-
wa penjual setuju menyerahkan hak mnik atas banda kepada pembell. Se-
baliknya, juga pembeli setuju membayar sejumlah uang kepada penjual
sebagal harga benda.yang dlserahkannya ltu dengan memperoteh Ianda
lunas pembayaran.

Hukum Perdata Indonesia 319


PerfanJlan Jual Bell

2. Persetujuan Kehendak
Dan mana dapat diketahul atau dapat dlslmpulkan bahwa hukum pe~anjl­
an yang diatur dalam KUHPdt menganut asas konsensual? Prot. Subeldl
menyatakan bahwa asas tersebut dapat dlsimpulkan dan Pasal 1320 KUH
Pdt yang mengatur tentang unsur-unsur dan syarat-syarat pe~anjlan sah.
Salah satu dl antaranya adalah "persetujuan kehendak" atau "kata se-
pakat• antara plhak-pihak, dalam hal lnl penjual dan pembell tanpa dl-
pertukan forrnalltas apa pun , sepertl tulisan ataupun pemberian panjar.
Sejak tercapal kata sepakat, maka perjanjlan juaJ bell itu sah dan meng-
lkat kedua belah plhak untuk memenuhlnya.1

Bagalmana halnya jlka banda yang dljualbellkan ltu temyata mlllk orang
lain, apakah persetujuan kehendak atau kata sepakat ltu sah dan meng·
~ ' lkat? Menurut ketentuan Pasal 1471 KUHPdt, jual bell banda mllfk orang
lain adalah batal dan menjadi dasar untuk menggantl keruglan, Jlka pem·
bell tldak mengelahut bahwa banda ltu millk orang lain. BagaJmana pula
j b pada saat penjualan banda yang dljuaJ ttu temyata telah musnah, apa-
kah jual bell lnl masih dapat dlanggap sah dan bendanya dapat diganti
dengan benda lain? Menurut ketentuan Pasal 1472 KUHPdt, jika pada
saat penjualan bends yang dl}ual ltu telah musnah, jual bell itu batal. Akan
tetapl, jlka hanya sebaglan yang musnah, pembeli dapat membatalkan
jual bell atau dapat menuntut baglan yang masih ada dengan harga yang
selmbang.

Oalam praktlk perdagangan, penjual menyatakan dengan tegas bahwa


banda y~ dijual itu adalah millknya yang sah yang dapat dlketahul oleh
pembell yang beriktikad balk. Jlka temyata bahwa benda yang dijual ltu
bukan millk penjual, Jual bellltu batal. Jika benda ttu diambll oleh pemilik·
nya yang sah, pembell berhak memperoleh gantl keruglan atas harga yang
t9lah dlbayamya ltu. Namun. jika pambell mangetahul bahwa banda yang
dibellnya llu bukan mllik penjual (lktikad jahat), pembell tldak bemak mem-
peroleh gantl keruglan.

1) Subektl. Atr.U Pflfjanfian. Penerblt Alumni. Banckmg. 1985. h. 14.

320 Hukum Perdata lndoneala


Perjan)lan Jual Bell

C. KEWAJIBAN PENJUAL
1. TUjuan Mengikatkan Diri
Penfual wajlb menyataJ<an clengan tegas untuk apa dia menglkatkan dirt-
nya bahwa segala JanJI yang tldak jetas dan dapat menlmbulkan bGrbagal
pengertlan harus cfrtatslrkan untuk kerugian penjual. Demiklan peringatan
dinl yang dlberikan oleh pembentuk undang-undang kepada penjual me-
lalul ketentuan Pasal 1473 KUHPdt. Dalam )ual bell, tujuan penjual meng-
ikatkan dirt kepada pembell adalah untuk menyerahk&n hak millk atas
bendanya sehlngga pemllikan banda itu berallh kepada pembell. Hal lni
harus dinyatakan dengan tegas dalam pe~an}lan .

Untuk mencapal tujuan ltu, syarat-syarat penyerahan yang dlperjanjikan


harus )alas yang memungklnkan pembell memlllkl banda ttu. Jika syarat·
syarat ltu tJdak )alas sehlngga menlmbulkan berbagal kemungklnan pe-
~-
ngertlan cara melaksanakan penyerahan, cara yang ditempuh itu tldak•
boleh meruglkan pembell. Jlka dengan cara Hu timbul kerugian, mlsal-
nya, blaya leblh mahal, penjual bertanggung jawab memlkul kerugfan ter-
sebut.

Dua kewajlban esenslal (utama) yang wajlb dlpenuhl oleh penjual, yaltu
menyerahkan hal< mlllk atas benda yang dijualbelikan dan menjamln cacat
tersembunyl serta kenikmatan tenteram atas banda yang dljualbelikan.
Selain ltu, menurut Pasal 1476 KUHPdt, pen)ual juga dibebanl kewajlban
optional (tambahan), yaltu blaya penyerahan. Blaya penyerahan adalah
segala blaya yang dlper1ukan guna menylapkan banda slap dlangkut ke
tempat pembell, mlsalnya, blaya pembungkusan, pengepakan, dan peng-
antaran. Akan tetapi, blaya pengambllan dlbebankan kepada pembell,
kecuall Pka diperjanjlkan lain.

2. Penyerahan Benda
Oalam Pasal 1477 KUHPdt dltentukan bahwa penyerahan harus dllaku-
kan dl tempat banda )ualan ltu berada pada waktu jual bell ltu terjadi,
kecuali jika dlperjanjikan lain. Oalam dua pasal yang dlnyatakan dl etas
terdapat bagfan kallmat "kecuall jlka dlperjanjikan laln" yang memberi ke-

Hukum Perdata lndoneala 321


PorjunJian Jual Bell

mungklnan kepada penjual dan pembeli untuk menjanjikan cara lain, balk
mengenal tempat panyerahan maupun biaya penyerahan bagl benda ber·
gerak tertentu. Oalam praktlk jual bell banda bergerak tertentu, peflJual
bebas {Tlenjanjikan, banda diantar ke rumah pembeil atau pembeli meng-
ambil sendlri banda jualan dl tempat penjual dengan mempertimban_gkan
blaya antar dan servls pelayanan.

Dalam Pasal 1480 KUHPdt ditentukan, jlka karena kelalalan penjual ~


'nyerahan tidak dapat dilaksanakan, pembell dapat menuntut pembatalan
jual bell menurut ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUHPdt. Menurut ke·
tentuan Pasal 1266 KUHPdt, dalam perjanjlan timbal bafik, syarat batal
selalu tercantum apablla salah satu pihak wanprestasl. Pe~anjian tidak
batal dam! hukum, tetapl harus dlmlntakan kepada pengadilan. Atas per·
.,. berwenang menetapkan jangka waktu pe·
mlntaan tergugat, pengadltan
menuhan prestasl yang tldak meleblhl satu bulan. Apablla dalam jangka
waktu tersebut prestasl tldak juga dlpenuhl, berdasar pada Pasal 1267
KUHPdt, pembeli menuntut pembatalan jual beli ditambah dengan ganti
keruglan.

Sesual ctengan Pasal 1478 KUHPdt, pembeli membayar harga banda ke-
mudlan baru menerima penyerahan benda tersebut. Setelah pembayaran
dllaksanakan, kemudian penjual karena kelalaiannya tldak menyerahkan
banda, menurut Pasal 1480 KUHPdt _sudah wajar jlka pembell menuntut
pembatalan berupa pengemballan uang yang sudah diterima oleh panjual
dltambah dengan ganti keruglan setldak·tidaknya berupa bunga. Berdasar
pada Pasal 1488 KUHPdt, poojual dlwa]ibkan mengemballkan harga ben·
da yang sudah diterimanya ltu d1tambah dengan penggantlan blaya yang
talah dibayar oleh pembell.

Kewa]1ban menyerahkan hak mllik atas banda yang dijual mellputl semua
perbuatan yang menurut hukum per1u untuk mengalihkan hak millk atas
banda dar1 pen)ual kepada pembell. KUHPdt membedakan tlga macam
banda, yaltu banda bergerak berwujud, benda tidak bergerak, dan benda
bergerak tidak berwujud sehingga ada tiga macam pula cam penyerahan
hak mlllk yang beriaku.

322 Hukum Perdata Indonesia


Perjanjlan Jual Bell

2.1 Penyerahan banda bergerak berwujud

Penyerahan banda bergerak berwujud dapat dilakukan dengan tiga cara


berikut, yaltu:

a) Benda bergerak dengan penyerahan nyata dan tangan ke tangan.

b) Jlka benda bergerak disimpan dalam gundang, diserahkan secara


slmbohs dengan penyerahan kuncl gudang.

c) Jika benda bergerak itu sudah dikuasal pemegangnya karena alas


hak lain, penyerahan cukup dilakukan dengan pemyataan saja yang
dtsebut traditio brevi manu (Pasal 612 KUHPd1).

2.2 Penyerahan benda tldak bergerak


Apabila benda itu adalah benda tidak bergerak, bagaimana cara penya.
rahan ltu dilakukan? Menurut ketentuan Undang·Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Pokok Agraria jo. Peraturan Pemenntah Nomor 24 Tahun
1997, penyerahan hak atas benda tk:lak bergerak berupa tanah dan ben·
cia yang melekat di atas tanah tersebut dllakukan ballk nama dengan Akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah (Akta PPAT). kemudlan didaftarbn ke Kan-
tor Badan Pertanahan Naslonal setempat dan dicatat dalam buku dattar
khusus untuk ltu guna dltemltkan sertifikat hak atas benda tldak bergerak
yang bersangkutan.

2.3 Penyerahan benda bergerak tldak berwujud


Penyerahan benda bergerak tldak berwujud berupa plutang dapat dilaku-
kan dengan tiga cara seperti dljelaskan berikut lnl:

•J Plutang allis nama (cp naam)


Dapat diahhkan oleh pemUiknya dengan cara membuat akta cessie
(autentlk atau tldak autentik). kemudlan akta cess/e serta surat pl-
utang atas nama tersebut dlserahkan kepada pemegang berikut
melalui pemberitahuan tertulis kepada debitor yang dlsetujul dan
diakuinya.

Hukum Perciata Indonesia 323


Perjan]lan Jual Bell

b) Plutang ar.s tun)uk (un toondM)


Dapat diserahkan oleh pemlliknya kepada pemegang berikutnya
dari tangan ke tangan.
..
c) P/~ng ar.s penggantl (aan order)
Dapat diserahkan oleh pemlliknya kepada pemegang ber1kutnya de-
ngan cara endossement yang ditulls di slsl belakang surat piutang
ltu yang menyatakan pengallhan hak tagih kepada pemegang ber·
lkutnya dan ditandatanganl oleh pemlllknya (Pasal613 KUHPdt).

Kewajlban penyerahan (levering, deliverance) benda objek jual beli ltu eli·
dasari oleh asas obllgatolryang dlanut KUHPdt bahwa jual bell baru men·
ciptakan hak dan kewajiban bagi pihak-plhak, tetapi beh.m memindahkan
hak mllik. Hak mlllk baru berplndah kepada pembeU apablla sudah dllak·
sanakan penyerahan banda oleh penjual. Jadl, penyerahan merupakan
perbuatan yurtdls yang ber1ungsl memlndahkan hak miHk atas banda {19-
verfng van eigendom, transfer of ownership) dart penjual kepada pembell.
Penyerahan dlkonstrukslkan sebaQiiil zake/Qke ovsreenkomst yang bertl.tu·
an memindahkan hak mJIIk atas benda.

Sistem penyerahan hak mllik yang dianut oleh KUHPdt berbeda dengan
slstem yang dlanut Code Civil Prancls. Menurut sistem Code Civil Prancls
hak milik sudah berplndahlberalih dart penjual kepada pembeli dengan
sendlr1nya sejak saat terjadl persetujuan/persepakatan antara penjual dan
pembell tentang benda dan harga. Jadl, tidak pertu ada penyerahan (de-
liverance). Selaln itu, KUHPdt juga menganut slstem kausal, yaltu sistem
yang menggantungkan sahnya penyerahan (levering) pada dua syarat
yaltu:
a) Sahnya alas hak (tits/) yang menjadl dasar dilakukannya penyerah-
an.
b) Penyerahan tersebut dllakukan oleh orang yang berhak berbuat
bebas terhadap banda yang dlserahkan itu.

Alas hak yang dlmaksud ltu adalah perfanFan obllgatoir yang menjadi da·
sar penyerahan hak mllik atas banda, seperti jual bell, tukar-menukar, dan

324 Hukum Perdata lndoneell


penghibahan merupakan alas hak untuk memlndahkan hak milik. Orang
yang berhak bert>uat bebas adalah pemillk banda ltu sendiri atau orang
yang diberi kuasa. Oleh karena ltu, jlka alas haJ< ltu tldak sah atau ker
mudlan dibatalkan oleh pengadilan karena ada paksaan, kekhllafan. atau
penlpuan, penyerahannya menjadi batal juga. lni berartl pemlndahan hak
mlllk dianggap tldak pemah te~adi. Demikian juga apablla orang yang me-
mlndahkan hak mlllk ltu temyata tldak berhak melaJ<ul<amya karena bukan
pemlllk atau bukan penerfma kuasa.

Sistem kausal mengenal pemlndahan hak mllik tersebut dlslmpulkan dari


Pasal 584 KUHPdt yang inengatur cara memperoleh hak milik. Salah satu
cara memperoleh hak mlllk adalah penyerahan berdasar pada alas hak
yang sah dan dilakukan oteh orang yang berhak bert>uat bebas. Jelas
kiranya menu rut sistem kausal, apabila pe~anjian obligator batal atau ke-
mudian han dlbatalkan oleh pengadllan, penyerahan ikut batal juga dan
benda objek jual bell dlanggap tldak pemah berpindah hak mlllk.

Balk penjual maupun pembeli mampunyal kewajiban utama. Masalahnya


kewajiban slapa yang dipenuhl tabih dulu, penyarahan oleh penjual atau
pembayaran oleh pembell? Oalam Pasal 1478 KUHPdt ditantukan, pen-
Jual tldak diwajibkan menyerahkan banda jlka pembell
belum membayar
harga, kecuali jlka penjual menglzlnkan penundaan pembayaran kepada
pembell. Jadl, kewajiban penjual menyerahkan banda baru ada pada saat
pembeli mambayar harga benda. Akan tetapl, Jlka penjual menglzlnkan
penundaan pembayaran (kelonggaran), kewajlban menyerahkan banda itu
dapat clllakukan walaupun belum ada pembayaran harga. Kata-kata "tldak
diwajlbkan" dapat dlartlkan boleh dlserahkan, boleh juga tldak dlserahkan
sebelum pambayaran. Dalam praktik jual bali, terutama jual beli tidak tar-
tuns, penyerahan leblh dulu terjadi, mlsalnya, di pasar tradlslonal, bahkan
di pasar swalayan Benda yang dlpajangkan berartl slap untulk dlserah·
kan dan pembelltinggal memllih dan mEmgambll sendiri, baru dlbayar ke-
pada pen]ual atau dl kaSir.
.
Penjual wajlb menyarahkan benda dalam keadaan utuh sebagaJmana di·
nyatakan dalam parjanjlan atau dalam keadaan sepertl pada waktu per-

Hukum Perdata Indonesia 325


a. Jamt,.., c1ar1 Ganggu.n
Tt,pn julll bll bllll ,_...lldlllb ..............,. dlrUililrilllt
banda dlngan aman dad aegala gangguan. Mlqldn taljldlldtllh
cltanlltlai lfllpldi penW• .._, SJiillr'i,llli .,._. ...,.._ .....,.a..lllil
............ blnda balilm ...l'llhlc'ln; pembel-.litlll1~tniiWilr41•
. . . . . . . . ~ Jlca . . . . . llllllft . . . . . - -
IMI'Ull Pilllil 1618 KtJt1PC . . . . . . . . ~- - -
., hillgli ...... ,...... ...,..,. . . . . . . . . . . . . . . . . lllcln
Jka pert~~~~~ ....... ~ atau )Ilea JMinbtltallll!~
nyellful pembayar'an m.,lpdl a gatiSJgdln, ldlk . . ..,.....,.
.,....,.,....
P.erfan)lan Jual Boll

bahwa kewapban utama penjual mengenal penjamlnan meliputl tiga hal,


yaltu:
a. Menjamin bebas darl tuntutan pihak ketlga;
b. Menjamin bebas darl pembebanan hak; dan
c. Menjamin bebas darl cacat tersembunyi.

Pen]aminan benda bergerak elektronlk, misalnya, televisl, kulkas, ataupun


komputer tertera pada kartu jaminan yang dlsediakan oleh pabriknya.
Penjaminan itu meliputl "kerusakan· atau "kesalahan" dalam pembuatan
produk. Jlka benda produk tersebut mengalaml cacat sepertl ini , penjual
bertanggung jawab menggantl kerusakan serta memperbaiki kesalahan
dengan biaya dart penjual. Sedangkan penjaminan banda bergerak be-
rupa makanan dan minuman umumnya tertera pada kotak kemasan atau
botolnya. Penjamlnan tersebut dinyatakan dengan label tanggal kapan
banda itu expired.

Walaupun undang-undang membebankan kewajlban penjamlnan kepada


penjual, kedua pihak boleh mengadakan janji khusus yang memperfuas
atau mengurangl bahkan mernladakan sama sekall kewajlban penjaminan
(Pasal 1493 dan 1506 KUHPdt). Akan tetapi, penjual tetap bertanggung
jawab terhadap aklbat darf perbuatan yang dllakukannya, janjl yang me-
niadakan tanggung jawab lnl adalah batal (Pasal 1494 KUHPdt). Jlka ter-
jadl penghukuman untuk menyerahkan benda yang dijual kepada orang
lain, penjual wajlb mengemballkan harga pembelian ltu . Namun, jlka pada
waktu jual bell dladakan pembeli mengetahui adanya penghukuman ltu,
atau Jlka dla telah membell bendanya dengan kesedlaan memfkul sendlri
untung ruginya, penjual tidak wajib mengemballkan harga pembelian ltu
(Pasal 1495 KUHPdt).

Dalam hal penghukuman untuk menyerahkan benda yang dibeli ltu ke-
pada orang lain, pembell berhak menuntut dari penjual:

a. Pengembalian uang harga pembelian;

b. Pangemballan hasil jika pembell diwajibkan menyerahkan hasll itu


kepada pemillk yang menuntut penyerahan;

Hukum Perdata lndon..ta 327


,_,•nJian Jual Bell "

c. Pengembalian blaya yang telah dlkeluarkan oleh pembell; dan

d. Pengembalian biaya perkara dan keruglan yang dlderf1a pembell


(Pasal1496 KUHPdt).

Jika pada waktu penghukuman temyata harga benda ttu telah merosot
atau benda ltu telah sangat rusak, balk karena kelalalan pembell maupun
karena keadaan memaksa, penjual wajlb mengemballkan uang harga se-
utuhnya. Akan tetapi, jlka pembell telah mendapat keuntlllgan dar1 benda
ttu. penjual berhak mengurangl uang harga dengan jumlah yang sama de-
ngan keuntungan tersebut (Pasal1497 KUHPdt). Jlka pads waktu pang.
hukuman temyata harga benda ttu telah meningkat mesklpun tanpa per-
buatan pembell, penjual wajlb membayar kepada pembell harga yang me-
leblhl harga pembellan ltu (Pasal1498 KUHPdt).

~urut ketentuan Pasal1503 KUHPdt, penjamlnan terhadap penghukum-


an menyerahkan benda kepada orang lain bement! jlka pembell mem-
.. blarkan dlrinya dlhukum menurut putusan pengadllan yang telah mem-
peroleh kekuatan hukum tetap tanpa memanggll penjual, sedangkan pen-
jual membuktikan bahwa ada alasan cukup untuk rnenolak gugatan ltu.
Dengan demlklan, penjual tidak berkewajlban mengganti keruglan kepada
pembeU. Namun, penjual tidak dapat menladakan kewajiban membayar
kemball harga benda kepada pembell yang dlhukum ttu, kecuall Pka pem-
bellltu tJdak jujur (ts kwader trouw).

4. Jaminan dari Cacat Tersembunyi


Dalam soaJ penjaminan, yang tidak kalah pentingnya adalah cacat ter-
sembunyl. Cacat tersernbunyi adalah cacat yang tidak kellhatan sehingga
pembeli tldak mengetahulnya. Penjual wajlb menjamin cacat tersembunyi
pada benda yang dljual walaupun penjual sendlri tldak mengetahul ada·
nya cacat itu. Sebaliknya, cacat yang kellhatan adalah cacat yang dapat
dlketahul sendlr1 oleh pembell. Menurut ketentuan Pasal 1505 KUHPdt,
penjual tldak wajlb menjamln cacat kellhatan karena pembell sendlri me-
ngetahulnya. Oalam hal terdapat cacat tersembunyl pada benda yang
dljual, menurut ketentuan Pasal 1507 KUHPdt, pembeli dapat memlllh
antara dua kemungkinan, yattu:

328 Hukum Pefd!ta lndonHia


Perjanjlan Jual BeD

a. Pembell membatalkan Jual bell dengan mengembalikan banda dan


rnenuntut pengembalian harganya atau

b. Pembell tetap memfllkl bendanya sambil menuntut pengemballan


sdbaglan harganya sebagalmana ditentul<an oleh pengadilan.

Oalam kaltannya dengan ketentuan Pasal 1507 KUHPdt, jika pembell me-
mrllh altematlf a, sedangkan penJual mengetahuf cacat tersembunyl ltu,
menurut Pasal 1508 KUHPdt penjual waJib mengemballkan harga pem-
bellan dan membayar gantl keruglan kepada pembeli. Namun. Jlka pen-
~~ tidak mengetahul adanya cacat itu, menurut Pasal 1509 KUHPdt, dia
hanya wapb mengemballkan harga pembellan dan blaya yang telah dlke-
klart<an oleh pembell.

Jka pembeU memllih altematlf b, benda yang mengandung cacat ltu mus-
nah karana cacat itu. sedangkan penjual mengatahui adanya cacat terse-
but, penJual wapb mengembalikan harga pembellan dan membayar ganti
karuglan kepada pembeli. Akan tetapl, jlka penjual tldak mengetahul ada-
lrfcl cacat yang menrmbulkan kemusnahan ltu. dla hanya wajib mengem-
baikan harga pembelian (Pasal15tO KUHPdt).

Berdasarkan uralan mengenal pefiamlnan tersebut, dapat ditarik beberapa


ISaS yang ber1akti dalam jual bell, yaitu sebagai berikut:

a Oltentukan atau tidak ditentukan dalam perjanjlan, penjaminan se-


lalu bertaku dalam setiap jual beii.
b. Pertanggungjawaban pen]ual yang bersumber dart penjamlnan dl-
penuhi menurut ketentuan undang-undang.
c. Walaupun penjual dapat meniadakan penjaminan berdasar pada
perjanjlan. penjual tidak boleh menladakan tanggung jawabnya ter-
~dap akibat yang timbOI dart perbuatannya dalam Jual bell.
d PertanggungJawaban ltu dipenuhl karena kesadamn penjual dalam
lalu llntas perdagangan.
e Persellsihan mengenal pertanggungjawaban harus dlselesalkan
melalul pengadilan.

!Wkum Perdata Indonesia 32.9


~JuaiBell

Penfual 1ldak wajib menjamln cacat yang kellhatan pada banda ttu dan
bagl penjual sudah sepantasnya bUkan tanggwlgamya ka1'81'\8 cacat 1tu
dapat dillhat sendlr1 oleh pembell sehlngga dla dlanggap menerina ada-
..
nya cacat ltu. Sudah barang tentu harga sudah disesualkan dengan ada-
nya cacat tersebut (Pasal 1505 KUHPdt). Per1<ataan "tersembunyl" harus
dlartikan bahwa cacat ltu tidal< mudah dapat dllhat pembal yang nonnal,
bukan seorang pembell yang tertampau telitl. Sebab rTU'lgkln sekal orang
yang sangat telitl akan rnenerntbn cacat ltu.

Penjual w&Jb menjamln cacat tersemtulyl mesklpun dla sendlrt tldak me-
ngetahul adanya cacat ltu, kecuallllka dia dalam hal demlklan itu milta
dlperjanjlkan bahwa cia tldak dlw&Jbkan menjamln suatu apa pun. Dalam
hal ada cacat tersembunyl, pembell dapat memlllh apakah dla akan me-
ngemballkan barangnya sambU menuntut kemball harga pembelian atau
apakah dla akan tetap memlllkl bendanya sambll menuntut pengemball-
an sebagian dart harga sebagalrn$na akan ditetapkan oleh pengadllan se-
telah mendengar ahll-ahll tentang itu.

Jlka penjual sudah mengetahul cacat barangnya, selaln cia wajlb me-
ngemballkan harga pembellan yang clterimanya, cia juga wa)lb menggantl
serRua ken.t{jan yang dlderlta pembell sebagal aklbat cacatnya banda
yang dlbellnya. Apakah penjual sudah mengetahul adanya cacat, tentu-
nya suatu hal yang harus dlbuktlkan oleh pembell. Jlka ~jual tldak me-
ngetahul cacat ttu, dia hanya wa)lb mengemballkan harga pembeflan dan
mengganti kepada pembell blaya yan~ telah clkeluari<an untuk menye-
lenggarakan pembellan dan penyerahan, sekadar 1tu telah dlbayar oleh
pembell (Pasal 1508 dan 1509 KUHPdt).

5. Jaminan dart Gugatan Pihak Ketiga


KewaJiban unt\M menjamln kenlkmatan memlllkl dan menguasal banda
merupakan konsekuensl jamlnan yang oleh penjual dlberikan kepada pam-
bell bahwa banda yang dljual dan dlserahkan ltu benar mlllknya sendlrt
yang bebas dan suatu beban atau tuntutan dart pihak lain. Kewajlban ter-
sebut dreallsasikan dalam kewajlban untuk memberlkan penggantlan ka-
ruglan Jlka sampal terjadl pembell dlhukum karena suatu gugatan darl

330 Hukum Pwdata I~
Pertanjlan Julll Bell

pll}ak ketlga, dengan putusan pengadflan untuk menyerahkan benda yang


'elah dlbellnya kepada plhak ketlga tersebut.

KeUka pembell digugat dl muka pengadllan oleh plhak ketiga, dla dapat
memlnta kepada pengadllan supaya penJual dilkutsertakan dalam proses
yang akan atau sedang be~alan. Peristlwa lnl dalam hukum acara perdata
terkenal dengan nama pengikutsertaan (voeging). Karena hukum pe~anjl­
an sepertl yang sudah diuralkan dl atas pada asasnya merupakan hukum
pelengkap (aanvuUend recht, optional law), kedua belah plhak dibolehkan
dengan janJHanjl khusus memperfuas atau mengurangl kewajlban yang
<fitetapkan oleh undang-undang sepertl dluralkan dl atas. Bahkan, mereka
cibolehkan mengadakan pe~anjian bahwa penjual tldak akan d1wajlbkan
menjamln suatu apa pun.

J1ka dljanjlkan penjamlnan atau Jika tentang ltu tldak ada suatu perjanjl·
an, pembeli berhak dalam hal suatu penghukuman untuk menyerahkan
benda yang dlbelinya kepada orang lain, yaltu menuntut kemball dari pen-
~:

a. Pengemballan uang harga pembellan;

b. PengembaJian hasll-hasil jika dia diwajibkan menyerahkan hasll-ha·


sllltu kepada pemillk asal yang melakukan tuntutan penyerahan;

c. Blaya yang dlkeluar1<an berhubung dengan gugatan pembell untuk


dltanggung, begltu pula blaya yang telah dikeluarkan oleh peng-
gugatasal;dan

d. Penggantlan keruglan beserta blaya perkara mengenal pambelian


dan penyerahannya, sekadar ltu telah dlbayar oleh pembell.

Jika pada waktu dljatuhkannya hukuman untuk menyerahkan bendanya


i:epada orang lain benda ltu telah merosot harganya, penjual tetap dl-
wajlbkan mengemballkan uang harga seutuhnya. Sebaliknya, jika benda·
nya pada waktu dijatltlkan putusan untuk menyerahkan kepada orang lain
lalah bertambah harganya masklpun tanpa suatu perbuatan dari pembell,
penjual diwajlbkan membayar kepada pembell apa yang meleblhl harga
pembellan ltu juga. Mengenal masalah penjaminan (vrljwaring, warranty)

Hukum Perdata Indonesia 331


PerfanJian Jual a.Jl

lni, ada ketantuan yang per1u dlperhatikan oleh pembeli, yaitu Pasal1503
KUHPdt yang menentukan:
"Penjamlnan terhadap penghukuman menyerahkan bendanya ke-
pada orang lain bslhentl jika pambe/1 te/ah memblarklln clrinya dl·
hukum menurut putusan pengadllan yang Ielah memperoleh ke·
kuatan hukum tetap, dQngan tldak memangg/1 penjual, sedangkan
plhak In/ membuktlkan bahwa ada afasan yang cukup untuk me-
nolak gugatan. •

D. KEWAJIBAN PEMBEU
1. Pembayaran Harga
Kewajlban pokok (utama) pembell adalah membayar harga pembellan
pada waktu dan dl tempat yang dltetapkan menurut pe~anjlan . Harga
pembellan harus berupa sejumlah uang. Mesklpun mengenal hal lnl tldak
dltetapkan dalam pasal undang-undang, sudah dengan sendlrtnya ter·
cantum dalam konsep Jual bell. Selaln kewajiban pokok (utama), ada lagi
kewajlban pelengkap yang diatur dalam Pasal 1476 KUHPdt, yaltu pam-
bell wa)lb memenuhl biaya pengambilan benda. Biaya pengambilan banda
adalah segala biaya yang wajlb dikeluarkan untuk mengangkut banda ke
tempat pembell, mlsalnya, blaya alat angkut. Kewajiban pelengkap biasa-
nya ada kaitannya dengan ketentuan syarat penyerahan dalam pe~an)lan
yang dlbuat oleh kedua pihak, mlsalnya, syarat franco. Artlnya, benda dl
antar ke tempat yang dltentukan pembell.

2. Harga Harus dalam Mata Uang


l.

Menurut konssp jual bell, dl dalamnya sudah termasuk bahwa ell satu
plhak ada banda dan di lain plhak ada harga uang. Meogenal macamnya
uang dapat dijelaskan bahwa walaupun jual bell itu te~adi dl Indonesia,
tldak dlharuskan bahwa harga ditetapkan dalam uang ~lah . Plhak-pihak
boleh menetapkannya dalam mata uang apa saja, mlsalnya, dolar Arne·
rtka, euro, ataupun ringgit Malaysia dengan pertlmbangan mana yang
lebih praktls dan menguntungkan.2

2\ Subekti.lb id h 3 1.

332 Hukum Perdata Indonesia


Perjan)lan Jual Bell

Harga ltu harus dltetapkan oleh kedua belah plhak, tetapl boleh Juga me-
nyerahkan pada pendapat pihak ketiga . Jtka pihak ketiga itu tldak mam-
pu menentukannya, tfdak te~adi pembelian (Pasal1465 KUHPdt). lnl ber-
artl bahwa pe~anjlan jual bell yang harganya ditetapkan oleh plhak ke-
tiga d1anggap sebagai perjanjian dengan "syarat tunda". Artlnya, pe~anJI·
an baru akan dipenuhl apabila harga sudah ditetapkan oleh plhak ketlga
tersebut.

Apabila pada waktu m~ perjanjlan Jualbell tidak ditetapkan tern-


pat dan waktu pembayaran, pembell wajlb membayar dl tempat dan pada
waktu di mana penyerahan banda harus dllakukan (Pasal1514 KUHPdt).
Pembell walaupun Udak ada janp y,ang tegas, dlwajlbkan membayar bu-
nga dat1 harga pembellan Jka benda yang dijual dan diserahkan memb9ri
hasil atau lain pendapatan (Pasal1515 KUHPdt).

E. RISIKO DALAM JUAL BELl


1. Risiko dan Keadaan Memaksa
Risiko adalah kewajiban menjamln keruglan yang dlsebabkan oleh suatu
peristlwa dl Juar kesalahan penjual atau pembell. Jika benda objek jual
bell musnah dalam perjalanan dlsebabkan kapal taut yang mengangkut
ltu karam karena hempasan badal, slapa yang bertanggi.J'lQ jawab atas
keruglan, penjual atau pembell? Jika sebuah rumah yang dlsewa orang
laln terbakar habls karena kompor meledak, slapa yang bertanggung ja-
wab atas keruglan, pemlllk rumah atau penyewa rumah? lnllah contoh-
contoh masalah yang dalam hukum perdata cisebut •masalah rislko".
Masalah rislko lnl muncul pada saat terjadl peristlwa dl luar kesalahan
pen}ual atau pembell yang menga)dbaU<an musnah atau kerusakan banda
objek jual bell, apakah menjadi beban tanggung jawab penjual atau pem-
beU atau' kedua-duanya. PeristJwa yang te~adl dl luar kesalahan penjual
atau pembell yang menlmbulkan keruglan atas banda objek jual bell da-
lam hu1aJm perjanflan disebut "keadaan memaksa" (foroe majeure). Masa-
lah r1slko merupakan aklbat darf peristlwa keadaan memaksa yang ter-
jadl dl luar kesalahan pen)ual atau pembeU, yang menlmbulkan kerugfan

Hukum Pemta lndoneala 333


Perjanjlan Jual Bell

musnah atau rusak banda objek jual bell sehlngga tlmbut masalah slapa
yang bertanggung jawab atas keruglan yang te~adl.

2. Pengaturan Risiko
Apakah masalah rislko tersebut dlatur dalam KUHPdt? Jlka dlatur, plhak
mana yang bertanggung jawab menanggung keruglan akibat k68daan
memaksa. Temyata, KUHPdt mengatur tentang rtsiko dalam pe~anjian
juaf bell. PSngaturan tersebut terclapat dalam Pasal 1460 KUHPdt ten·
tang banda tertentu. Menurut ketentuan Pasal 1~60 KUHPdt, Jlka benda
yang dijual itu berupa banda yang sudah ditentukan, sejak saat te~adl
pembellan, banda tersebut menjadl tanggung jawab pembell meskipun
penyerahannya belum dilakuk8n dan penjuaf barhak men.JnM harganya.

Berdasar pada ketentuan pasal tersebut, yang dlmaksud dengan banda


tertentu adalah banda yang pada waktu perjan]lan jual bell dibuat sudah
ada dan dltun]uk oleh pembell sesual dengan pllihannya. Jadl, perse-
tujuannya sudah berslfat final, beratl sudah sah dan menglkat. Menurut
Pasal 1460 KUHPdt, hak mlllk sudah berplndah kepada pembell walau-
pun belum diserahkan. Dalam perdagangan banda yang dlmaksud me-
mang merupakan banda siap jual.

Sebagal contoh, jika banda yang sudah dltentukan Hu terkena peristlwa


yang menlmbulkan keruglan, keruglan ltu dibebankan kepada pembell
walaupun belum diserahkan. Mlsalnya, benda yang dibell ltu sebuah le·
mart pendingln. Ketlka diantar ke rumah pembell, terjadl kecelakaan lalu
llntas. Leman pendingln ltu rusak berat sehingga tidak dapat digunakan.
Pembell wajlb membayar harga banda yang dituntut oleh penjual walau-
pun pembali belum menerima penyerahan banda tersebut.

3. Pengaturan Rislko Tidak Adil


Menurut Prof. Subektl, penerapan Pasal 1460 KUHPdt lnl oleh masya·
rakat dlrasakan tldak adll. Oleh karena ltu, perlu dibatasl dengan me-
nunjuk Yurisprudensl Mahkamah Agung Belanda yang menafslrkan Pa·
sal1460 secara sempit,' yaltu menunjuk pada perkataan •banda tertentu'

334 Hukum Perdata lndon~¥1a


Perjanjlan Jual BeU

yang harus dlartikan sebagal benda yang dlplllh dan ditll'ljuk oleh pam-
bell dangan pengartian tidak lagl dapat ditukar dengan banda lain. Oe-
ngan membatasl berlakunya PasaJ 1460 seperti ltu, keganjilan sudah
dapat dikurangl. Pembell yang sudah menunjuk sendiri banda yang dlbell-
rrta dapat dlanggap seotah-olah menltipkan bendanya sampal banda ltu
clantarkan ke rumah pembell. Selaln ltu, ber1aku Pasal1460 dlbatasllagl,
hanya dlgunakan jika pertstiwa yang terjadl ltu adalah keadaan memaksa
yang mutlak (absolute force majeure). Demlklan juga ketentuan risiko da-
am Pasal1461 dan Pasal 1462 KUHPdt.3
Walaupun keadaan memaksa yang dimaksud hanya berslfat relattf (re-
latiVe force majeure), akan dlrasaJuln tldak adl{ .apablla P.OO)bell maslh dl-
wajibkan membayar t}arga benda, padahal penjual tetap memlllkl banda
llu Contohnya, plhak penguasa mengeluarkan larangan manglrim ban-
da yang dibeli ke daerah lain karena akan mengurangl kebutuhan ma-
syarakat setempat sehlngga banda yang dibell Jtu tarkena larangan pe-
19rfman ke luar daerah. Sudah tentu akan dlrasakan tidak adll apablla
pembeh maslh diwajlbkan membayar harganya, padahal penjual tetap
memliiki benda ltu.

4. Upaya Mahkamah Agung


Karena penerapan Pasal 1460 KUHPdt ltu dlrasakan tidak adll, Mahkamah
~ Rl melalut Surat Edaran Nomor 3 Tahun 1963 yang ditujukan ke-
pada semua hakim dan pengadtlan menyatakan bahwa beberapa pasal
dalam KUHPdt, termasuk juga Pasal 1460 tldak perlu dlberlakukan lagl.
&!rat edaran Mahkamah Agung tersebut dlanggap sebagal anjuran ke-
pada para hakim dan pengadilan agar tidak lagl member1akukan pasal-
pasal yang dimuat dalam surat edaran tersebut, tarmasUk juga pasal-
pasal yang mengatur tentang risiko, sepertl Pasal1460, 1461. dan 1462
IU!Pdt.

llanurut ketentuan Pasal 1461 KUHPdt, rfslko atas banda yang dijual
ll8llUrut berat, jumlah, atau ukuran, tetap men)adi beban pen)uaJ sampal

SUbekti /bh1,hh.36--37

335
p.,janj&an Jual Bell

banda 1tu telah dltlmbang, dlhltung, atau diukur. Pasal inl dapat diartikan
bahwa sebelum dltlmbang, dlhltung, atau dlukur, benda ltu millk penjual.
Wajal1ah Jika rlslko atas bends men)adi beban penjual. Akan tetapl, me-
nurut ketentuan Pasal 1462 KUHPdt, lislko atas benda yang dljual me·
nurut ttrnpukan, menjacl beban pembell meskipun belum ditimbang, dl·
hitll'lg. atau dlukur.

Seharusnya pasal lnl dlartlkan, r1slko tetap menJadl beban penjual karena
hak mllik belum berplndah, maslh berada dl tangan penjual. Hak mlllk
baru berpindah kepada pembell sesudah benda menurut tumpukan ltu
ditlmbang, dihltung, atau dlukur. Jadl, banda ltu sudah dipisahkan dar1
tumpukan lain mlllk penjual dan penjual tldak bOieh lagl menjual benda ltu
karena sudah dikuasai pembell. Oalam hal lnl wajar1ah jika risiko atas
benda yang sudah dlplsahkan itu menjadi beban pembeD .

F. HAK MEMBEU KEMBALI


Menurut ketentuan Pasal 1519 KUHPdt, hak membell kembaU (right to
repurchase) benda yang telah dl}ual, bersumber dari janjl yang dltetapl<an
oleh penjual untuk menerlma kemball benda yang telah dl}ual dengan
mengemballkan harga pembellan semula yang telah diterimanya disertal
semua penggantlan yang dlnyatakan dalam Pasal 1532 KUHPdt. Blaya
~an yang dimaksud dalam Pasal 1532 KUHPdt itu adalah blaya
yang telah dikeluarkan pembell untuk melaksanakan pembellan dan pe-
nyerahannya. Bagltu pula blaya yang dipertukan untuk pembetulan dan
pengeluaran yang menyebabkan benda yang dijual bertambah mahal
harganya.

1. Jangka Waktu
Hak membell kemball tldak boleh dipe~anJik.an untul< waktu lebih dart IJ.
ma tahun. 'Apa~lla dlperjanjlkan untuk leblh dart lima tahun, waktu terse·
but diperpe11dek sampai lima tahun (Pasal 1520 KUHPdt). Jangka waktu
yang ditentukan ltu harus dlartlkan secara mutlak tidak boleh diperpan-
lang oleh peogadllan. Apabila penjuaJ lalal memajukan tumrtannya untult

336 Hukum Perdat.a lndon..la


Perjan)lan Jual Ben

~bell kemball dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, pembell


'".en]adl pemlllk tetap atas benda yang telah dlbellnya ltu (Pasal 1521
MiPdt).

~ablla dlkajl dengan telltl jual bell dengan hak membell kemball terft
sebut. sesungguhnya pe~anjlan ltu merupakan perbuatan penjual yang
:!berl kuasa secara sepihak membatalkan juaJ bell dan manunM kemball
benda mlllknya. Oleh karena ttu, pembell yang ~embeli banda berdasar
pada janjl membell kemball tersebut mamperoleh hak mUik atas benda
rang dibelinya itu dengan kewajlban sewaktu-waktu dalam jangka waktu
'aJlQ dlperjanjikan, menyerahkan kembaft bendanya kepada penjual. Se-
E!ah lampau jangka waktu lima tahun yang diperjanjikan itu, baru pam-
tell menjadi pemlllk tetap.

Tujuan Membeli Kembali


llal bell dengan hak membell kemball pada haklkatnya bertujuan untuk
11El1'1Cegah pembell menjual tagl kepada plhak lain bends yang sudah di-
mya itu selama jangka waktu yang dlperjanpkan. Oengan demlklan, sa-
tap waktu apabila dibutuhkan, penjual bemak memperoleh kembaR ben-
21tu dart pembell. Jual bell dengan hak membeD kemball terutama dl-
lallakukan pada benda tidak bergerak penlnggalan pewarts, sepertl tanah
i'lu n.mah. Menurut ketentuan Pasal 1523 KUHPdt, penjual benda tldak
:asrgarak yang telah mlnta dlperjanpkan hak untuk membeft kembaJI ben-
'2yang dljual, boleh menggunakan haknya temadap pembell kedua mes-
\lJUI'l dalam pe~anjlan kedua tldak dltentukan janJI tersebut.

Pembell Menggantikan Penjual


iaUap orang yang membell benda dengan janjl hak membell kemball,
mggantlkan segala hak penjual, dla dapat menggunakan daluwarsa,
temadap pemllik semula (asal) maupun temadap slapa saja yang
qira mempunyal hak hipotel< atau hak ta1n atas banda yang dijual
?asal1524 KUHPdt). Temadap para kredltor dart pihak penjual, pembeli
:apat menggunakan hak lstlmewa {privilege) untuk menunM supaya ter-
np pen]ual itu leblh dulu diadakan penyltaan kekayaannya untuk me-
utang-utangnya (PasaJ 1525 KUHPdt). ~

~um Perdat. Indonesia 337


P.erjanjlan Jual Bell

Jika pembell yang dengan Janji hak membeli kemball telah membell sua-
tu baglan yang belum te~gl dalam suatu benda tidal< bergerak, setelah
kepadanya dlajukan gugatan untuk pemlsahan dan pembaglan, man~di
pembell seluruh benda tersebut, maka dia dapat mewajibkan penjual untuk
mengoper seluruh banda yang bersangkutan. ketlka orang lnl hendak
menggunakan haknya membell kemball (Pasal 1526 KUHPdt).

Akan tetapl, dalam hal banda b8rgerak, Pka pembell menjual bendanya
kepada pshak lain, pembell banda bergerak tersebut tldak dapat ditu"IM
Wlt\j( menyerahkan bendanya kepada penjual panama (asal). Penjual per·
tama (asaJ) hanya dapat menuntut gantl keruglan dart pembell pertama
yang telah melanggar janjl ftu.4

G. JUAL BELl PIUTANG


1. Kreditor Menjamln Hak Tagih
.
Bagalmana pengaturan jual beli plutang dan hak·hak lain yang melekat
padanya? Jual bell piutang meliputl segala sesuatu yang melekat pada-
nya. sepertl hak jamlnan, hak hlpotek, dan hak lstfmewa (Pasal1533 KUH
Pdt). Jadl, yang dimaksud dengan }ual bell piutang dalam pasal lnl me-
llputi objek jual bell selaln dart plutangya sendiri, Juga sagala hak yang
melekat pada plutang ltu, sepertf hak }amlnan tersebut dl atas. lnl berarU
bahwa plutang sebagal hak taglh sejumlah uang mellputl juga banda 11-
dak bergerak yang dljadlkan jamlnan piutang tersebut, sepertl hak tang-
gungan jlka jamlnan berupa tanah dan yang melekat dl atas tanah ter·
sebut, hak hlpotek jlka jamlnan berupa kclAAI taut atau pesawat udara,
dan hak lstimewa Jika pelunasan plutang didahulukan dart hak-hak lall'lf'fll
(privilege).

2. Pembuktian dengan Akta Autentik


Setlap orang yang menjual plutang atau hak lalnnya wajlb menjamln
wa hak ltu benar ada pada waktu dlserahkan walaupun penjualan dllall•

") Subekti. lbld. h. 39,

3
kan tanpa janjl penjaminan (Pasal 1534 KUHPdt). Jamlnan bahwa hak ltu
ada pada waktu diserahkan dapat dibukt1kan dengan akta autentlk yang
dibuat di muka notarls dan sertiflkat bukti hak yang diterbitkan olah Kantor
Badan Partanahan Naslonal Jika objek ltu tanah dan yang melekat dl atas-
nya.
Jika objek ltu kapallaut, jamlnan bahwa hak ltu ada pada waktu dlsemh-
kan dapat dlbuktlkan dengan Akta Pendaftamn KapaJ yang dibuat oleh Pe-
jabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal dl tempat kapal dldaftar-
kan dan dlcatat dalam Daftar Kapal Indonesia (Pasal 158 ayat (1) dan (3)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran). Kapal yang
latah didaf1arkan dalam Dafter KapaJ Indonesia dapat d1jadikan jamlnan
utang dengan pembebanan hlpotek etas kapal. Pembebanan hipotek di-
lakukan dengan pembuatan akta hlpotek oleh Pejabat Pendattar dan Pen-
catat Balik Nama Kapal dl tempat kapal dldaf1arkan dan dlcatat dalam
Dafter lnduk Pendattaran Kapal (Pasal 60 ayat (1) dan (2) Undang-Un-
dang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran).

Jlka objek itu pesawat udara, jaminan bahwa hak itu ada pada waktu di-
serahkan dapat dibuktikan dengan sertfflkat pendaftaran (Pasal 26 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009). Proses sertifikasi pendaftaran
pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dilaksa-
nakan oleh Lembaga Penyelenggara Palayanan Umum (Pasal 31 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan). Pesawat udara yang
IBiah mempunyal sertlflkat pendaftaran dibenl<an ta~a kebangsaan Indo-
nesia dan dapat dibebanl hlpotek sebagal jaminan utang. Pambebanan
hlpotek ters&but dllaksanakan dan dldaftarkan oleh Lembaga Penyeleng-
gara Pelayanan Umum.

3. Penjual Tidak Menjamin Kemampuan Oebitor


Penjual plutang tidak bertanggung jawab tentang cukup mampunya pihak
debltor, kecuall Jlka penjual phJta~ telah menglkatkan diri untuk itu dan
hanya untuk jumlah harga pembeUan yang telah diterima untuk plutang-
nya (Pasal 1535 KUHPdt). Menurut Prof. Subektl, Jlka plutang ltu dl-
anggap sebagal suatu benda yang tJdak mampunya plhak debitor tldak

Hukum Perdata Indonesia 33i


Per)an)lan Jual Bell

dlketahul oleh pembell piutang, adalah mlrtp dengan •cacat tersembunyl"


pada piutang yang dljual ltu. Dalam hal jual bell banda yang mempunyal
cacat tersembunyl harus dijamin oleh penjual banda. Akan tetapi, dalam
hal lnl, apakah pihak debltor ltu nanti mampu membayar utangnya atau
tidak, adalah dlluar jamlnan penjual plutang.5

Jika jual bell piutang atas nama (op naam) dlbandingkan dengan jual bell
wesel, akan tampak bahwa tanggung jawab penjual plutang atas nama Hu
leblh ringan. Dalam Kitab l!ndang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dapat
diketahul bahwa seorang menjual dan menyerahkan wesel harus men·
jamln dibayamya wesel tersebut. Kewajlban menjamln lnl dlkenal dengan
sebutan "wajib reg res•.

H. HAK REKLAME
1. Konsep Hak Reklame
Reklame berasal dart bahasa Belanda, sama dengan reclaim yang ber·
asal dart bahasa lnggrts, artinya menuntut kemball. Menurut ketentuan
Pasal 1145 KUHPdt, jlka jual beli dllakukan secara tunai, penjual mem· It

punyal hak menuntut kemball bendanya selama benda ltu maslh berada ell
tangan pembell, sedangkan penjual dapat menghalangl benda ltu dijual
terus, asal saja tuntutan kemball ltu dilakukan dalam jangka waktu tiga
puluh hari setelah penyerahan.

Berdasar pada rumusan Pasal 1145 KUHPdt, supaya hak rekJame Hu


dapat dituntut oleh penjual, jual bell ltu harus mempunyal unsur-unsur
yang dapat dlbuktlkan oleh penjual sepertl berikut lnl:

a. Jual bellltu harus tunal, tetapl pembell belum metun~sl harganya.


1:1. Benda objek jual ben maslh ada dalam kekuasaan pembell.
c. Penjual dapat menghalangl banda ltu dijuallagl kepada plhak lain.
· d. RekJame dllakukan dalam jangka waktu tlga puluh hart setelah pe-
~· nyerahan.

5) Subektl. Ibid. h, 42.

340 Hukum Perdabllndoneala


Perfanflan Jual Bell

Apablla )ual bell dladakan tanpa )anjl bahwa harga banda boleh diangsur,
Jual bell tersebut dlnyatakan sebagal juaJ bell tunal. Pembell tldak mem-
bayar harga benda yang dibelinya selama benda masfh bemda di tangan
pembell, sedangkan penjual dapat menuntut kembaD bendanya, asalkan
tuntutan kemball itu dRakukan dalam jangka waktu tlga puluh hari. Hak
menuntut kemball banda yang sudah diJual ltu disebut 'hak reklame• yang
dlatur datam Buku II KUHPdt tentang plutang yang dilstlmewakan (privi-
lege).

2. Pembatalan Perjanjian Secara Sepihak


Apablla dlkajl secara teliU, hak reklame lnl memlllkl slfat yang mirip da-
ngan hak membell kemball. Hak reklame pada dasamya merupakan hak
penjual untuk membatalkan jual bell di luar pengadllan. Alasannya adalah
benda yang dlbell dan sudah dlserahkan kepada pembell menurut undang-
undang (Pasal 1338 KUHPdt) sudah menjadi hak mlllk pembell. Oleh
karena ltu, agak janggal untuk menuntut kern ball benda yang sudah dijual
Hu dari pemlllknya yang sah dengan mengatakan banda yang ada pada
pembell ltu sebagal banda mlllk penjual dengan membatalkan secara
seplhak ell luar pengadllan, jual bell yang sudah terjadl secam sah dan
mengikat kedua belah plhak ltu.

Oalam perjanjlan jual beD yang dibuat secara sah dan mengikat, apablla
banda yang dljualbellkan ltu sudah dlserahkan kepada pembell, hak mlllk
atas benda tersebut berplndah kepada pembell, tanpa memedullkan sya-
rat sudah dibayar lunas atau belum. Masalahnya, apakah boleh penjual
membatalkan secara sepihak perjanjlan jual bell yang sah dan mengikat
ltu sehlngga banda yang sudah menjadl hak mlllk pembell itu dlkemball-
kan kepada penjual? Jlka boleh, dl mana kepastlan hUkllll suatu perjanjl-
an yang dlbuat secara sah dan menglkat menurut Pasal 1320 KUHPdt?

Masalah inl muncul karena ada flgur hukum 'reklame' yang diatur dalam
Pasal 1145 KUHPdt yang memberi hak kepada penjual untuk menuntut
kemball benda yang sudah menjadl hak mllik pembell supaya banda ltu
dikemballkan kepada penjual, padahaJ tuntutan kemball ltu dilakukan di
luar pengadilan. lnl berarti penjual yang membatalkan secam seplhak per-

Hukum Pardat. lndonula 341


PorfanJlan Jual 8_.1

janjlan yang dibUat secara sah ltu melakukan pe!anggaran temadap asas
kebebasan ber1<ontrak yang menjadl dasar Pasal 1338 KUHPdt. Hal lnl
menlmbulkan konsekuensl leblh jauh bahwa penjual sendlr1 telah melaku·
kan pert>uatan matawan hukum yang bertentangan dengan Pasal 1365
KUHPdt yang justru meruglkan pembell, dalam artJ tldak memperoleh
banda yang dibutuhkannya untuk dinlkmatl.

Masalah tersebut tidak akan muncul Pka penjual mengajukan gugatannya


melalul pengadllan neger1 yang be'rwenang. Gugatan tersebut tentunya
dengan alasan bahwa tergugat telah melakukan wanprestasi temadap
penggugat dalam pe~anjian jual bell. Wanprestasl tersebut berupa "belum
melunasf harga benda yang dibelinya rtu•. Dengan demlkian, pengadil·
an neger1 dapat mengabulkan tuntutan penggugat dengan membatalkan
pe~anjian jual 0011 yang telah terjadi antara penjual selakU penggugat dan
pembell selaku tergugat. Upaya hukum yang ditempuh oleh pen]ual lnl sa-
sua! dengan aturan hukum yang dlatur dalam KUHPdt dan hukUm acara
perdata yang dlatur dalam HIR·RBg.

3. Eksonerasl dan Wanprestasl


Pengaturan hak reklame dalam Pasal 1145 KUHPdt memberi peluang ke·
pada penjual agar haknya atas harga benda yang dljualbellkan ltu dibayar
lunas. Jlka tldak dilunasl, penjual akan memberiakukan pasal tersebut
tanpa melalui pengadllan negert yang berwenang. Caranya adalah me.
rumuskan klausula eksonerasl yang menguntungkan penjual dengan cars
menuntut kemball bendanya sesual dengan Pasal 1145 KUHPdt.

Oengan cara demtklan, penjual tidak dlrugikan oleh pembeli yang ber·
lktlkad buruk tanpa repot menggugat ke pengadllan negerl yang berwe·
nang untuk membatalkan perfanpan yang sah dan menglkat ltu sehlngga
penjual memperoleh kemball bendanya. Tentunya dengan syarat, asal
benda ltu maslh ada d1 tangan pembell dan reklame ber1aku dalam jangka
waktu tlga puluh hari sejak terjadl penyerahan benda.

Bagalmana jlka jangka waktu tiga puluh han tersebut telah daluwarsa,
apakah harga benda tldak dibayar juga oleh pembell? Upaya hukum apa

342 Hukum Perdala Indonesia


Peij anjlan Jual Bell

yang dapat ditempuh oleh penjual supaya tldak dlruglkan oleh pembell?
Dalam hal tnl, penjual baru dapat menempuh jalur hukum blasa dengan
mengajukan gugatan ke pengadllan negert yang berwenang dengan alas-
an bahwa pembeli sebagal tergugat telah melakukan wanprastasi. Karena
itu, penggugat selaku penjual memohon kepada pengadilan negeri agar
membatalkan pe~anjlan jual bell yang sah dan mengikat itu dan meng-
hukum tergugat selaku pembell supaya mengembalikan kepada peng-
gugat selaku penjual banda hak mlllknya ltu.

Ketentuan dalam Pasal 1145 KUHPdt tldak lepas dari pengaruh hukum
perdata Prancls yang t~nnuat dalam Code Civil yang dlclptakan sesudah
revolusl Prancls tahun 1789 yang berdasar pada prinslp ega/Its, fratemlte,
dan 1/barte (persamaan, persaudaraan, dan kebebasan) yang leblh meng-
ulamakan kebabasan lndivldu untuk mempunyal hak mllik secara mutlak.
Prinsip hak millk secara mutlak lnl beriaku juga dalam konteks jual bell
benda. Artlnya, Jlka banda sudah diserahkan, harus diimbangi pula de-
ngan pembayaran harga dan hal lnl menjadl hak mutlak bagl pihak-pihak.
Jadl, wajartah Jika penjual sudah menyerahkan banda, tetapl harga banda
ltu belum dlbayar, penjual dapat menuntut pangembalian haknya etas
benda karena banda ltu adalah mutlak millknya yang dapat dipertahankan
temadap siapa pun.

Hukum Perdata lndonula 343


Pat1.,J..n Jual Bell

344 Hukum Pardat• lndon•ll


Perjanflan S.Wa-Menyewa

BAS IX
PERJANJIAN SEWA·MENVEWA

A. KONSEP SEWA-MENYEWA
Sewa-menyewa adalah pe~anjlan , dl mana pihak yang menyewakan
menglkatkan dirt untuk memberikan kepada plhak penyewa kenlkmatan
atas suatu benda selama waktu tertentu dengan pembayaran harga sewa
tertentu (Pasal 1548 KUHPdt). Berdasar pada rumusan pasal tersebut,
dapat dlldentiflkasi empat unsur utama sewa-menyewa, yaitu subjek seNa-
menyewa, perbuatan sewa-menyewa, objek sewa-menyewa, dan Jangka
waktu sewa-menyewa. Keempat unsur tersebut dibahas dalam uralan se-
lanjutnya. Dalam bahasa lnggr1s, perjanjlan sewa·menyewa dlsebut hire
agf861Tlent

1. Subjek Sewa-Menyewa
lstDah sewa-menyewal menyatakan bahwa terdapat dua pihak yang saling
membutuhkan sesuatu. Pihak pertama dlsebut "yang menyewakan•, yaitu
plhak yang membutuhkan se)wnlah uang sewa dan pihak kedua dlsebut
•penyewa•, yaltu pihak yang membutuhkan atas suatu banda yang lngln
dlnlkmaU melalul proses tawar-menawar (offer and acceptance). Pihak
pertama dlsebut plhak yang menyewakan dan plhak kectJa dlsebut pihak
penyewa.

Sewa-menyewa dapat dlartlkan sebagal perbuatan sehari-hari yang ter-


)adl antara plhak yang menyewakan benda tertentu untuk sekadar mem-
peroleh sejumlah uang dar:t pihak panyewa untuk sekadar memenuhl ke-
butuhan kenikmatan atas benda tertentu selama waktu tertentu. Akan te-
tapl, secara khusus, sewa-menyewa dapat menjadl mata pencaharlan

Hukum Perdata lndoneala 345

.,
Peljan)lan Sewa-Menyew•

bagl plhak yang menyewakan banda. Dalam hubungan inl, plhak yang
menyewakan banda dapat bars1atus sebagal pengusaha, produsen (profit
oriented), sedangkan plhak penyewa dapat sebagal manusla pribadl, kon-
sumen, badan hukum yang menlkmatl benda.

2. Perbuatan Sewa-Menyewa
Perbuatan sewa-menyewa mellngkupl lima unsur, yaitu persetujuan, po-
nyerahan banda sewaan, pembayaran uang sewa, waktu seNa, dan per-
syaratan seNa-menyewa, yaltu:

Q Persetujuan adalah perbuatan yang menyatakan tercapalnya kata


sepakat antara pihak yang menyewakan dan plhak penyewa me-
ngenal banda sewaan, uang sewa, waktu sewa. dan persyaratan
sewa-menyewa.

Q Penyerahan adalah perbuatan mengalihkan hak penguasaan banda


sewaan dart pihak yang menyewakan kepada pihak penyewa I.J"ltuk
dlnlkmatl.

Q Pembayaran uang sewa adalah pert>uatan membarfkan sejumlah


uang dart plhak penyewa kepada pihak yang menyewakan sebagal
kontra prestasl atas banda yang dikuasal untuk dtnikmatl oleh pi·
hak penyewa.

Q Waktu sewa adalah ukuran lamanya sewa.omenyewa bartangsung.

a Persyaratan sewa-menyewa adalah ketentuan yang disepakatl bar·


sama untuk memungkinkan pemenuhan kewajiban dan memper-
oleh hak plhak yang menyewakan dan pihak penyewa.

3. Objek Sewa-Menyewa
Objek sewa-menyewa adalah banda dan sewa. Benda yang mefiadl objek
sewa-menyewa adalah harta kekayaan yang berupa banda bergerak dan
tldak bergerak, barwujud dan tldak berw~ud, harus banda tertentu atau
dapat dltentukan, dan benda ltu memang banda yang boleh disewakan
atau diperdagangkan. Dengan demlklan, banda yang disewakan ltu status-

346
Perjanjlan Sewa-Menyewa

nya jelas dan sah menurut hukum, diketahul jelas oleh calon penyewa
atas tawaran dar1 plhak yang menyewakan, dan dJdukung oleh alat bukti
yang sah. Oleh karena ltu, eaton penyewa yang jujur tidak mencurtgal
benda sewaan tersebut. Harga sewa selalu dlnyatakan dalam jumlah
uang, tetapl boleh juga dinyatakan barupa benda atau jasa.

Peraturan tentang sewa-menyewa yang tennuat dalam Buku Ill Bab VII
KUHPdt dapat diberlakukan untuk segala macam sewa-menyewa me-
ngenal semua jenls benda, balk bergerak maupun tldak bergerak, ber-
wujud maupun tldak berwujud, balk yang dlsewakan menurut waktu ter-
tentu mauPUn yang tldak menurut waktu tertentu. Oengan demlkian, jelas
bahwa peraturan sewa-menyewa yang tennuat dalam Buku Ill Bab VII
KUHPdt diberiakukan untuk semua janis banda yang menjadl objek sa-
gala macam sewa-menyewa dan harga s:ma.

Harga sewa yang dapat dlberlakukan sering juga dalam bentuk carter
(borongan). Bentuk carter sering digunakan dalam kegiatan pengangkut-
an banda atau penumpang, mlsalnya. kapal taut, pesawat udara, kereta
apl, dan bus wisata. Bentuk carter serlng digunakan menurut waktu atau
menurut perjatanan, yang dilengkapl dengan nakhoda, pilot, maslnls. dan
pengemudl yang tunduk pada perfntah pencart~r.

4. Jangka Waktu Sewa-Menyewa


Jangka waktu sewa dalam Pasal 1548 KUHPdt dlnyatakan dengan •waktu
tertentu•. Apa yang dimaksud dengan waktu tertentu? Oafam praktik
sewa-menyewa, yang dlmaksud dengan •waktu tertentu• adalah jangka
waktu yang dihitung menurut kelazlman, mlsalnya, jumlah Jam, har1, mlng-
gu, bulan, dan tahun. Jangka waktu tersebut dapat juga dlgunakan dalam
bentuk carter, baJk carter menu rut waktu maupun carter menurut perjalan-
an. Bentuk carter blasa dlgunakan pada jasa pengangkutan darat. laut,
udara, dan kereta apl. Waktu tertentu lnl dJgunakan sebagal pedoman
untuk menantUkan lamanya sewa-menyewa beriangsung, jumlah uang
sewa, saat pembayaran uang sewa, dan berakhimya waktu sewa.

Menurut ketentuan Pasal 1579 KUHPdt. plhak yang menyewakan tldak


dapat menghentlkan sewa-menyewa dengan menyatakan hendak me-

Hukum Perdata lndon•sla


347
makal sendhi benda yang dlsewakan, kecuali llka \elah diperjanjlkan se·
ballknya. Pasallnl ditujld<an dan hanya dapat diber1akul<an pada sewa-me-
nyewa dengan waktu tertentu. Contohnya, orang yang sudah menyewa-
kan bendanya untuk jangka waktu tlga tahun tldak dapat memutuskan
sewa-menyewa jlka jangka waktu tersebut belum berakhir walaupun de-
ngan alasan hendak memakai sendlri benda yang dlsewakan ltu.

Akan tetapl, apablla plhak yang menyewakan banda ltu tidak menentukful
jangka waktu sewa, dfa berhak menghenfikan sewa-menyewa S6Uap ssal
dengan menglndahkan waktu yang diperfukan untlic pemberitahuan peng-
henffan sewa-menyewa menun.Jt kebiasaan setempat. Namun, ketentuan
sewa-menyewa yang diatur dalam Buku Ill Bab VII KUHPdt berfaku untuk
semua sewa-menyewa benda bergerak dan tidak bergerak. balk dengan
waktu tertentu maupun tldak tertentu kan:ana waktu tertentu "bukan syarat
mutlak" untuk pe~anjlan sewa-menyewa.

Untuk mengetahui jangka waktu tertentu ber1akunya sewa-menyewa, ada


beberapa cara yang dapat dltempuh, yaltu:

a. Kepastlan jangka waktu yang dltetapkan dalam perfanflan


Misalnya, satu tahun tertUtung sejak ditandatanganlnya pe~anjian
sewa-menyewa. Jlka pe~anjlan dltandatanganl 10 Januari 2009,
pemltungan jangka waktu satu tahun ltu sejak 10 Januarf 2009 dan
bemkhlr 10 Januari 2010.

b. Tarlf sewa untuk setlap unit waktu


Mlsalnya, dltentukan secara har1an tarif kamar hotel 350 r1bu rupiah
tetapl tidal< ditentukan berapa hart menginap. Peraturan hotel me-
nentukan check In pukul 13.00. Jlka mengtnap satu hart, jangka
waktu berakhlmya pukul13.00 han besoknya.

c. Penafslran pasal-pasal t.-tentu clalam perattnn sewa-menyewa


Mlsalnya, Pasal 1579 KUHPdt tldak menentukan jangka waklU
sewa, dapat dlakhlri dengan penatsiran untuk dipakal sendlri dan
pemeritahuannya kepada penyewa dalam waktu yang layak me-
nurut keblasaan setempat.

348 Hukum Perdata lndonttll


Peijan)lan Sewa-Mony.wa

5. Hubungan Kewajiban dan Hak


"
Hubungan kewajlban dan hak adalah keterikatan plhak yang menyewakan
untuk menyerahkan penguasaan banda guna dlnlkmatl clan memperoleh
SIN/a serta keter1katan penyewa untuk membayar sewa dan memperoleh
kenlkmatan atas benda yang dlsewa. Berdasar pada uralan tersebut, jelas
bahwa sebagal baglan dar1 suatu slstem hukum, sewa-menyewa memllikl
unsur-unsur slstem:

o. Sub)ek hukum
Yaitu plhak yang menyewakan dan plhak penyewa.

b. status hukum
.
Yaltu untuk kepentlngan din sendlr1 atau pihak lain.

c. Perlatlwa hukum
Yaitu persetujuan penyerahan penguasaan (bezit) benda untuk
dlnlkmatl dan pembayaran sewa sebagal lmbalan selama Jangka
waktu tertentu.

d. Objek hukum
Yaitu benda dan sewa sebagal prestasi.

•· Hubungan hukum
Yaltu keterikatan pihak-pthak untuk memenuhl kewa}lban dan mem-
peroleh hak.

6. Sewa·Menyewa Tertulis dan Tidak Tertulis


Pe~anjlan sewa-menyewa dapat dlbuat secara tertulis dan dapat pula se-
cara tidak tertulls yaltu:

a Secara tertulla
Apablla dibuat secara tertulls, ber1akulah ketentuan Pasal 1570 KUH
Pdt. Menurut ketentuan pasal tersebut, apablla sewa-menyewa dl·
buat secara tertulis, sewa-menyewa itu berakhlr deml hiJ(um Pka
waktu sewa yang dltentukan telah lampau, tanpa dlpertukan pem-
berttahuan untuk Jtu.

Hukum Perdllta lndon..ta 34i


c

Cl ...................

~Pif19in~ ....... ~~bltt


laldah ~ r-.
1!i7t KUHPdl ~ ~ M
......... ~~--~~-~~~·
M yq
tulia., ~ewalb,l..- ~ waktu ~
kiln. tlll-.pt~,_.yq . . . . . . ~~
--~-. dlngan rnenglndahkan ~...., Yn ..
haruskan III8I'IUIUt kablasaan eatampat. Jad, tBrwa ~
tel'8eiU. plhilk yang rnanya.rMkan clanggap Wr~ ,..
~-~ ............ WIItdUYIIW-.
Jb plhak yang ~ telah ~ ...... P1i1iak pt.
nyewa baiTMI cia ha1dlk ,....._..., ..,.,. ~ "'*panyawa
mealclpwl talap mallcmall bendarr~a,11dak dapat ~....,tel¥
t8ljacl ~ ulaog 88C8I8 cJam.dlarn (Pasal1572 KUtFdl)....
setal.., berelchlmla ~ yq euat ~....,.. ptiBk pe-
nyw.ya tetap rna'lgU888I banda yq cllewa dan ~ ~
nya, deng8n dlmllclan teljacl ~· ban.l yang aldbatnya clatll'
menurut p8ffartan tldak tertUis (Pasal1573 KUHPdt).
Meruut keblaaaan yang dlalaml dalam pnlklk aewa""*'Yewa, jangka
waktu pembelttahlal "'** ~ apakah ...........
teNIIcan ............. ~juga pada )anglca4waldu
akan.
bOitalclnla
MW~Hn~nY&Wa 1tu. Apablla jMgka waktu bedakWlya ltU llllU bulan, pam-

nya 1lgahalt...,... ...... ~~ .....


barltahuan hana 8Udah claampalkan kapada penyewa aalambat-lambat·
Mlldu ber4'
1a1cu nu aatu ta1u1 ...., lebl1. pembelttahlal hana 8Udah ~
kapada penyawa a.-nbat-lambatnya tlga blUn sebekln ~· ._..
wa~a.

Apabla plhat(yang ~tallh ~--- plbakpe-


nyewabaiM& cia ~,..._IIIMn~mMidpl.llplhak
parJyewa taeap ~dan m11llcmal banda YM8 ~ lu, clit'

tldakc~N* ~ - - - - . . . . . . ulang-- clam-clam.


Dengan habia'lya. jangka waldu eewa-menyawa, ~ ..--me-
Perjanjlan S.wa-Monyewa

nyawa ltu. Penyewa wajlb mengemballkan benda yang dlsewa kepada


plhak yang menyewakan.

B. SAAT TERJADI SEWA-MENYEWA


1. Asas Konsensual
Kapan sewa-menyewa itu dinyatakan sudah te~adi dan menglkat? Sesual
dengan asas konsensual yang menjadi dasar pe~anjian, sewa-menyewa
ltu dinyatakan sudah teljad dan menglkat pada saat tercapal kata sepakat
antara plhak penyewa dan plhak yang menyewakan mengenai benda dan
harga sewa sebagal unsur esenslal perjanjlan sewa.,menyewa. KeUka
pihak penyewa dan pihak yang menyewakan menyatakan setuju tentang
benda dan harga sews, ketlka itu pula sewa-menyewa taoadl dan meng-
ikat secara sah kedua plhak.

Menurut ketentuan Pasal 1548 KUHPdt, sewa-menyewa dianggap sudah


terjadi ketlka pihak penyewa dan pihak yang menyewakan mencapal kata
sepakat tentang banda dan harga sewa. Kata sepakat yang dimaksud
adalah apa yang dikehendakl oleh pihak penyewa sama dengan apa
yang dlkehendakl olah plhak yang menyewakan. Tetcapalnya kata se-
pakat itu biasanya dlnyatakan dengan ucapan setuju atau perbuatan lain
yang maksudnya sama dengan 1tu tentang benda dan harga sewa yang
bersifat final.

J1ka persetujuan ltu dlnyatakan secara tertulls, biasanya tullsan beserta


tanda langan dlcantumkan pada tullsan itu sebagal buktl bahwa plhak
yang menyewakan setuju menyerahkan penguasaan (bezlt) atas benda
kepada pihak penyewa. Seballknya, juga plhak penyewa setuju memba-
yar sejumlah uang sewa kepada plhak yang menyewakan sebagai harga
sewa.yang dlserahkannya ltu. Jlka sewa-menyewa dibUat secara tertulis,
biasanya dlsebut kontrak sewa-menyewa.

2. Persetujuan Kehendak
Dan mana dapat dike1ahut atau dapat disimpulkan bahwa hukum pe~anji·
an yang dlatur dalsm KUHPctt menganut asas konsensual? Asas lersebut

Hukum ~rdata lndonoala 351


...................,..
dllpat clllmpulcan dart PM811320 KUHPdt yang IMngldurtantang t.nU'--
unsur dan ayarat-ayarat ~ aah. Salah satu d 8f1llllWr1a lldllllh
·~ kehandak• atau "kata aepakar antara plhak-plhak, dalam hal
lnl plhak penyawa dan plhak yang~ W1Pil~ lon'nllit
tas apa pun. Sejak tarcapal kata aepakat nu, maka ~lan aawa-rne-
nyawa aah dan rnenglkat kedua belah plhak lduk ~.
Bagalmena halnya jlka bend& yang cl18't'18kM .............. 0111'11
lain, apakah paraatultBl klhandik .... kala 88plk8t lu..., din .....
lkat? MantirUt k8tentLial't hufun, plhlk yang ......,.,.,..., hana tnefUl-
julckan ltftl kllll8a dad , . . , . benda yang ...... ,. .Ilea tldllk, . , . .
..
rnenyewa banda milk ~ lilln ad8lah batal dan , . . . . - -
manggantl keruglan )Ilea plhak p8I'1IJ8W8 tldllk mengabltU bahwa .....
"'**
ltu mlk orang lain.
B8galm8na pula jika pada seat 88Wa.menyaw& dladakan, banda yang cl-
sewa 1u tln'fl* telah rnusnah, apakah ~ lnf mMih dlpat
dlenggllp 8llh dan bendllnya dapat dlgantl dallglln banda lllln? Jlca pada
saat I8WIIfiiii'I/&W8 banda yang ..... til telah .......... ···~
ltu batal. Akan ..... jllca twlya 88baglan yang rnuiiWl, plhak ~
-. dapat rnambalallcan ~ at8u dapa\ martll'1tl.t baglan yang
maalh ada dlpalbllld dengan harga-- yang ealmbang.
Dalam prakllk aewa-manyewa, plhak yang "*'f8W8kan rnanyatakan de-
ngan tegu bahwa banda yang ci88W8 ltu adalah mHicnya yang sah yang
dapat dlkalllhU oleh pl\ak panyewa yang betldbd balk. Jlca tan't/8111

banda yang c1eewa 1tu bukan rna plhak yang menyeweltan, eawama-
nyawa ltu batal. Jlca banda ftu dllmbll oleh pamMcnya yang tah, plhak
peny8W8 berhak. memparoleh garil k8IUgiM ataa twga yq telllh ·c~­
bayarlfl8 ltu. Nanu1, )lka plhak p8I1IJ8W8 ....,....,.. bahwil banda yang
c:IIMwart/a nu lUcan rna plhak yang fiW1Y8WIIMn {ldlkad )ahat), plhlk
peny8W8 tldak belhek memparoleh gantl kilruglan.

3. Berlakunya Buku Ill Bab VII KUHPdt


BUcu Ill Bllb VII KUHPdt IMngldur tentang Pajai1Jan S8llla Menyewa.
Dalam Baglan tc.dua dlmuat peul-pa. . yang 8III1IIHSII'n8 beltalcu .,_,
Per)Anjlan Sewa-Menyewa

sewa-menyewa rumah dan tanah. Dalam Bagian KeUga dimuat pasal-


pasal yang khusus ber1aku bagl sewa-menyewa rumah dan perabot ru-
mah. Sedangkan dalam Bagian Keempat dlrnuat pasal-pasal yang khusus
be:laku bagl sewa-menyewa tanah. Masalahnya adalah pasal-pasat mana
yang bet1aku bagl sewa-menyewa banda yang bukan rumah dan bukan
lanah? Hal lnl dimasalahkan karena pengaturan sewa-menyewa dalam
Buku Ill Bab VII Baglan Kedua, Ketlga, dan Keempat hanya terbatas pada
sewa-menyewa banda tldak bergef!!k berupa rumah dan tanah.

Untuk menjawab masalah ini, per1u di!kutl pendapat dan pengalaman yang
dikemukakan oleh Prof. Subektl, mantan Ketua Mahkamah Agung AI.
Beliau menyatakan bahwa j)eraturan tentang sewa-menyewa yang termuat
dalam Buku Ill Bab VII KUHPdt dapat diber1akukan untuk segala macam
sewa-menyewa mengenal semua janis benda, balk bergerak maupun tidak
bergerak, baik yang menggunakan waktu tertentu maupll'l yang tidak
menggunakan waktu tertentu. Dengan demiklan, jelas bahwa peraturan
sawa-menyewa yang dimuat dalam Buku Ill Bab VII KUHPdt d1bel1akukan
lrrtuk semua Janis benda objek perjanjian sewa-menyewa.'

C. KEWAJIBAN PIHAK YANG MENVEWAKAN


Menurut ketentuan Pasal 1550 KUHPdt, pihak yang menyewakan mem-
punyal tlga kewajlban yang waj b dipenuhi, yaltu:
1. Menyerahkan benda sewaan kepada penyawa;

2. Mamellhara banda sewaan sedemlkian rupa sehingga banda itu


dapat dipakal untuk keper1uan yang dimaksud; dan

3. Menjamin penyewa untuk menikmati banda sewaan selama ber·


langsung sawa-menyewa.

U1hJk leNh Jelasnya, ketlga kewajlban yang wajlb dipenuhi tersebut se-
cara lebth rind diuralkan benkut inl.

1) Subekti. An•ka Pel]an]ian. Penlillblt Alumni. Bandung 1985. h 48.

Hukum Perdata lndoneala 353


Per)anJian Sewa"Menyewa

1. Penyerahan Benda Sewaan


Kewapban pertama yang wapb dlpenuhl oleh plhak yang menyewakan
adalah penyerahan benda sewaan. Hal yang diserahkan ltu hanya pe-
nguasaan banda (bezit), bukan hak mnik. Penyerahan banda sewaan ber·
tujuan untt.Jk membankan kenikmatan kepada plhak penyewa. Menurut ke-
tentuan Pasal 1551 KUHPdt, pihak yang menyewakan wajib menyerah·
kan banda sewaan dalam keadaan terpellhara dengan balk. Selaln itu.
selama wak1u sewa, plhak yang menyewakan juga waJib melakukan per·
baikan-perba1kan pada benda sewaan, kecuali perbaikan ringan yang di-
bebankan kepada plhak penyewa. Menurut Pasal 1583 KUHPdt, perbalk·
an rlngan yang dlmaksud, antara lain, perbaikan lernari, tutupan jendela,
kuncl dalam, kaca jendela, dan yang sernacam 1tu menurut kebiasaan se-
tempat.

Dalam praktlk sewa-menyewa, penyerahan banda sewaan bargantung


pada slfat sewa-menyewa, yattu secara hanan, bulanan, tahunan, atau
jangka waktu yang sudah ditentukan. Apab1la sewa-menyewa itu secara
bulanan atau tahunan, penyerahan terjadi pada waktu yang barsamaan
dengan pembayaran sewa, bulan pertama atau tahun pertama. Pada se-
wa-menyewa yang sudah d1tentukan jangka waktunya, penyerahan tef)adi
ket1ka pembayaran sewa dllunasl.

2. Pemeliharaan Benda Sewaan


KewaJiban kedua yang wajlb dipenuhl oleh plhak yang menyewakan ada·
lah pemeliharaan banda sewaan. Menurut ketentuan Pasal 1550 butir (2)
KUHPdt, p1hak yang menyewakan waJib memelihara banda sewaan se-
dernlkian rupa sehingga banda ltu dapat dlpakal untuk keper1uan yang
dlmaksud. Dalam melaksanakan kewaj1ban pemellharaan tersebUt, Pasal
1551 ayat {2) KUHPdt menentukan, selama bar1akunya sewa-menyewa
plhak yang menyewakan wajib menyuruh melakukan perbalkan-perbalk·
an yang per1u terhadap banda sewaan, kecuali perbaikan kecil yang men-
jadl kl:lWaj1ban penyewa. Pemetiharaan ini ber1angsung sejak diadakan
sewa-menyewa sampai berakhlmya sewa-menyewa tersebut. Tujuan uta-

354 Hukum Perdata lndonelil


Perjanjlan Sewa-Menyowa

ma pemellharaan adalah keselamatan, keamanan, dan kenlkmatan pe-


nyewaan.

Jika dalam pemeliharaan ltu diper1ukan perbalkan-perba1kan. sifat perbalk-


an Jlu tldak boleh sampai mengganggu kenikmatan penyewa, justru se-
ballknya untuk rnember1kan kenlkmatan yang tenteram kepada penyewa
selama berlangsungnya sewa-menyewa (Pasal 1550 butir (3) KUHPdt).
Akan tetapi, menu rut Pasal 1555 ayat (1) KUHPdt. Jlka banda sewaan
terpaksa diperballd tanpa menunggu sampal berakhimya sewa-menyewa,
penyewa harus menerima perbalkan tersebut meskipun menyusahkan-
nya dan selama perbalkan dilakukan terpaksa kehllangan sebaglan dan
banda sewaan ltu .

J1ka perbaikan itu ber1angsung lebih dari empat puluh hari, harga sews
harus dlkurangi menurut perimbangan waktu dan bagian dari banda sewa-
an yang tldak dapat ditempatl oleh penyewa (Pasal1555 ayat (2) KUHPdt) .
Jlka perba1kan sedem1kian sifatnya sehingga banda sewaan yang par1u
ditempati oleh penyewa dan keiUarganya yang mengaklbatkan banda ter-
sebut tidak dapat didiaml, penyewa dapat memutuskan sewa-menyewa
(Pasal 1555 ayat (3) KUHPdt). Salama sewa-menyewa bertangsung. pihak
yang menyewakan tldak diperkenankan mengubah bentuk atau tata letak
benda sewaan (Pasal 1554 KUHPdt).

3. Penjaminan Benda Sewaan


Kewajiban ketlga plhak yang menyewakan adalah wa}ib menjamln plhak
penyewa tertladap cacat banda sewaan yang mengganggu pemakaian
meskipun pihak yang menyewakan ltu sendiri tldak mengetahuinya ketika
sewa;.menyewa itu dibuat. Apabila cacat ltu telah mengaklbatkan kerugl-
an bagi plhak penyewa, plhak yang menyewakan wajlb member1kan gan-
U keruglan (Pasal 1552 KUHPdt). Akan tetapl, pihak yang menyewakan
tldak wa}lb menjamln plhak penyewa tertladap gangguan pemakalannya
oleh pihak ketiga tanpa mengajukan suatu hak atas banda yang dlsewa,
dengan tidak mengurangl hak plhak penyewa untuk menuntut sendiri
pihak ketlga teJ:Sebut (Pasal 1556 KUHPdt) . Tuntutan sendiri itu, misaJ-

Hukum Perdata lndon. .la 355


Perjan)lan S•wa-Manyawa

nya, dapat menggugat plhak ketlga yang mengganggu kenlkmatan peng·


gunaan banda sewaan dengan alasan pertluatan matawan hukum.

Seballknya, apabila plhak penyewa diganggu dalam pemakaian benda


sewaan !<arena gugatan mengenal hak milik atas banda, plhak penyewa
bemak menuntut pengurangan harga sewa menurut perimbangan. asal·
kan gangguan itu telah dlberitahukan secara sah kepada pemlllknya (Pasal
1557 KUHPdt). Pen]amlnan plhak penyewa bebas dart gangguan plhak
ketiga merupakan kewajlban pihak yang menyewakan untuk menangkis
gugatan dafl plhak ketlga, mlsalnya, membantah hak plhak penyewa un·
tuk memakai banda yang disewanya. Kewajiban tersebut tidak mellputi
pengamanan temadap gangguan flslk, misalnya, orang melempar1 rumah·
nya dengan batu atau tetangga membuang sampah di pekarangan ru·
mah sewaan. 2 Hal tersebut dl luar jamlnan pihak yang menyewakan dan
harus ditanggulangl sendlrt oteh plhak penyewa.

Plhak yang menyewakan tldak dapat menghentlkan sewa-menyewa de·


ngan menyatakan hendak memakai sendiri banda sewaan, kecuali jika
telah dlpef:lanpkan sebaUknya (Pasal 1579 KUHPdt). Pasal lnl merupakan
pertngatan dinl kepada plhak yang menyewakan bahwa alasan untuk me-
makai sendlrt benda, tidak boleh dl)adlkan alasan untuk memutuskan se-
wa-menyewa sampal sewa-menyewa itu berakhlr sesual dengan keteotu·
an dalam perjanjlan sewa-menyewa. Akan tetapl, Pka dalam perjanjian se·
wa-menyewa telah disepakatl leblh dulu, plhak yang menyewakan boleh
memberitahukan kehendaknya ltu kepada plhak penyewa.

4. Klausula Eksonerasi
Dalam perjanjian sewa-menyewa, plhak yang menyewakan berusaha
membatasl atau menladakan kewajlbannya dengan membuat ketentuan
khusus sewa-menyewa tertulis. Berdasar pada ketentuan inl, pihak yang
menyewakan bebas dart tanggung ]awab memikul beban, balk berupa
biaya maupun kerugian yang mungkln tlmbul. Ketentuan khusus lnl dl·

2) Subektl. /bld. hh. 49-50

356 Hukum Perdata lndonull


Per)anjlan S.wa-Menyewa

sebut klausula eksonerasl. Dalam KUHPdt, pasal·pasal sewa-menyswa


yang menjadl sumber eksonerasl. antara lain:

a. Jika benda sewaan musnah sebaglan, penyewa boleh memllih me-


mlnta pengurangan harga sewa atau pembatalan sewa-menyewa,
tetapl plhak yang menyewakan bebas dart tanggung jawab mem-
bayar gantl keruglan akibat pinhan terse but (Pasal 1553 KUHPdt).

b. Plhak yang menyewakan bebas dari tanggung jawab memlku1 be-


ban keruglan yang timbul pada benda sewaan miliknya aklbat per-
buatan ternan serumah plhak penyewa atau oteh plhak yang me-
nerima alih S9Wa (Pasal 1566 KUHPdt).

c. Waktu mengosongkan benda sewaan, penyewa boleh membongkar


apa yang dipasangnya dengan blaya sendir1 pada benda sewaan,
tetapi pemillk bebas dari tanggung jawab memlkul beban kerugian
yang tlmbul dart pembongkaran ltu (Pasal 1567 KUHPdt).

d. Pihak yang menyewakan d1bebaskan dan tanggung Jawab memiku1


beban biaya perbaikan sehar1-hari benda sewaan, ini menjadl be-
ban penyewa (Pasal 1583 KUHPdt).

e. Jlka diperjanjlkan, pihak yang menyewakan dlbebaskan dart tang-


gung jawab memlkul beban blaya pemeliharaan keberslhan, sumber
air, penampung hujan, dan selokan (Pasal1584 KUHPdt).

Dalam praktik sewa·menyewa, plhak yang menyewakan merumuskan


sendiri ketentuan sewa-menyewa dan pihak penyewa hanya menyetujul
atau menolak ketentuan sewa-menyewa itu secara keseluruhan. Dalam
praktik sewa-menyewa rumah, plhak yang menyewakan merumuskan
pembebasan tanggung jawab sebagal berikut:
"Biaya penggunaan allran llstr1k, tetepon, air bersiMedlng, serta
pajak buml dan bangunan (PBB) tahunan dibebankan kepada pe-
nyewa:

Klausula eksonerasl dalam sewa-menyewa terutama bertujuan untuk me-


tindungi kepentlngan pemllik supaya benda sewaannya ttu jangan sampal
dlrusak oleh penyewa. Selaln ltu, juga supaya penyewaan tersebut tidak

Hukum Perdata lndoneala 357


Perjanjlan Sewa-Menyewa

manlmbulkan biaya yang hanya dlbebankan kepada pemilik. Pamllik yang


menyawakan benda mlllknya tantu mancari manfaat nllal lablh dan benda
mlliknya ltu. Jlka dangan penyawaan ltu malahan menimbulkan karugian,
sewa-manyawa menjadl tidak berguna bagl pemilik benda. Olah karena
itu. plhak yang menyawakan selaku pemlllk banda marumuskan ketantu·
an khusus dalam sewa-menyewa tertulis yang mambatasi atau meniada-
kan tanggung )awab pemlllk dalam hal-hal tartantu. 01 samplng ltu, klau-
sula aksonerasl berfungsl sebagal peringatan bagi penyewa agar me-
makai benda sewaan sabagal bapak rumah tangga yang balk.

D. KEWAJIBAN PIHAK PENYEWA


Plhak penyawa harus mamanuhl empat kewajlban utama, yaltu mamakal
banda sewaan dengan balk, membayar uang sewa pada waktu yang telah
ditantukan, mengambalikan banda sewaan setelah berakhir sewa-me-
nyewa, tldak mengulangsewakan benda sewaan kepada plhak katlga, dan
bertanggung jawab atas segala keruglan benda sewaan karena kesalah-
an atau kelalalan penyawa.

1. Pemakaian Benda Sewaan dengan Baik


Kewajlban pertama pihak penyewa adatah mamakal banda sewaan se-
bagal bapak rumah tangga yang baik, maksudnya sesuai dengan tujuan
yang dlberlkan pada banda ltu menurut pe~anjian sewa-manyewa atau jika
tidak ada pe~anjlan tentang hat ltu, menurut tujuan yang dlanggap sesuai
dengan kaadaan. Kewajlban untuk memakai benda sewaan sebagai sa-
orang bapak rumah tangga yang balk, maksudnya kewajlban untuk me-
makainya seolah-otah banda ltu kepunyaan sendiri, dlpergunakan dengan
sabalk-baiknya. •

Apabila pihak panyewa memakal banda yang dlsewa untuk keperfuan lain
qarl yang manjadi tu)uannya atau untuk keparfuan sedemlkian rupa se-
hingga dapat menlmbulkan keruglan pada plhak yang menyewakan, me-
nurut keadaan, plhak yang menyewakan dapat menuntut pembatalan se-
wa-manyewa (Pasal 1561 KUHPdt). Contohnya, sewa-menyawa rumah

358 Hukum Perdata Indonesia


Perjanjlan Sewa-Menyewa

kediaman, tujuannya adalah untuk kepertuan rumah tangga keluarga,


kemudian diubah tujuannya men]adl rumah karaoke dan night club. Se-
harusnya pihak penyewa sebagal bapak rumah tangga yang baik meng-
hunl rumah sesuai dengan tujuan sebagai tempat kediaman l<eluarga
(suaml, istri, dan anak-anak).

Pihak penyewa bertanggung jawab etas segala kerusakan yang te~adl


pada benda yang disewa selama waktu sewa, kecuali apablla plhak pe-
nyewa dapat membuktlkan bahwa kerusakan itu te~adi dl luar kesalah-
annya (Pasal 1564 KUHPdt). Ketentuan pasal lnl ada kaltannya dengan
asas mempertakukan banda sewaan sebagai bapak rumah tangga yang
balk, artinya mempertakukan benda itu seolah-olah sebagai miliknya sen-
duf.

Akan tetapl, plhak penyewa tidak bertanggung jawab atas te~adinya ke-
bakaran, kecuali Pka plhak yang menyewakan dapat membuktlkan bahwa
kebakaran ltu disebabkan oleh kesalahan pihak penyewa (Pasal 1565
KUHPdt). Pihak penyewa bertanggung jawab atas segala kerusakan dan
kerugian yang tlmbul pada benda yang disewa karena perbuatan ternan-
ternan serumahnya atau karena perbuatan orang yang telah menenma
pengoperan sewa-menyewa dari pihak penyewa (Pasal 1566 KUHPdt).
Pada asasnya. rislko atas kebakaran menjadi beban pemillk banda.

Pihak penyewa yang tldak melengkapl rumah yang disewa dengan perabot
rumah secukupnya dapat dlpaksa untuk mengosongkan rumah tersebut,
kacuali Jlka pihak penyewa membenkan cukup jaminan untuk membayar
uang sewa (Pasal 1581 KUHPdt). Maksud ketentuan pasal inl. apablla
banda yang dlsewa itu rumah kedlaman, plhak penyewa dlwajibkan me-
lengkapl rumah ltu dengan perabot rumah secukupnya. Perabot rumah
tersebut dijadikan jamlnan untuk pembayaran uang sewa. Akan tetapl,
Jika plhak penyewa memberikan cukup jamlnan untuk membayar uang
sewa, pihak penyewa boleh tldak melengkapl rumah dengan perabot se-
cukupnya dan tidak akan dipaksa untuk mengosongkan rumah ltu.

Perbalkan kecll dan seharf-hari menjadl beban plhak penyewa. Jika tidak
dipe~anjikan,yang dianggap perbalkan kecll dan sehari-har1 adalah per·

Hukum Perdata lndone•la 359


Perjan)lan Sewa-Meny.wa

balkan lemaf! toko; tutupan jendela; kaca jendela; kuncl, balk dl dalam
maupun dl luar rumah; dan segala sesuatu yang dianggap tennasuk itu
menurut kebiasaan setempat. Mesklpun begftu, perbaikan tersebut men-
jadl beban plhak yang menyewakan apabila perbalkan ltu terpaksa dllaJ<u..
kan dlsebabkan keadaan rusaknya banda sewaan karena keadaan me-
maksa/fotCe majeure (Pasal 1583 KUHPdt). Demlklan juga keberslhan
sumur, selokan, penampung air hujan, dan plpa asap men)adl beban pi·
hak yang menyewakan, kecuall jlka dipe~anjikan seballknya (Pasal 1584
KUHPdt).

2. Pembayaran Uang Sewa


Kewajlban kedua plhak penyewa adalah membayar uang sewa. Dalam
Pasal 1560 butlr (2) KUHPdt dltentukan, pihak penyewa wajlb membayar
uang sewa pada waktu yang telah ditentukan. Pembayaran uang sewa da·
pat dllakukan -Secara periodik atau sekaligus bergantung pada slfat sewa-
menyewa. Secara periodik, mlsalnya, sewa harian. bulanan, atau tahun-
an. Dalam Pasal 1586 KUHPdt dltentukan, sewa-menyewa kamar yang
dilengkapi dengan mabel harus dlanggap telah dllakukan secara harian
jlka pembayaran uang sewa dllakukan setlap har1; bulanan )lka dllakukan
setlap bulan: dan tahunan Jlka dllakukan setlap tahun. Jlka temyata pem·
bayaran uang sewa tldak dilakukan harian, bulanan, ataupun tahunan, se-
wa-menyewa tersebut dlanggap telah dibuat menurut keblasaan setem-
pat.

Dalam pe~anjlan sewa-menyewa tertulis, blasanya sudah dlsepakatl dan


ditentukan jurnlah uang sewa yang wajib dibayar oleh penyewa. Dalam
pe~anjlan sewa-menyewa tidak tertulls mungkin te~adi bahwa sewa-me-
nyewa sudah b9~alan, tetapl jumlah uang sewa belum dapat dlpastlkan
sehingga tlmbul persellslhan mengenal jumlah uang sewa yang wajib dl-
bayar oleh penyewa. Menurut ketentuan Pasal 1569 KUHPdt, jlka terjadl
persellslhan mengenai jumlah uang sewa dalam sewa-menyewa tldak ter-
tulls yang sudah berjalan tldak ada tanda pembayaran, pihak yang me-
nyewakan harus dlpercaya atas sumpahnya, kecuall jlka penyewa me-
mlllh supaya ]umlah sewa dltakslr oleh orang yang ahll.

360 Hukum Perdata Indonesia


Porjanjlan Sewa-Menyewa

Dalam sewa-menyewa rumah mungkln terjadl bahwa pihak penyewa tidak


melengkapl rumah sewaan itu dengan perabot rumah secukupnyo se-
hingga menlmbuJkan kecurigaan bagt pihak yang menyewakan, apakah
plhak penyewa akan membayar uang sawa atau tldak. Pasal 1581 KUH
Pdt menentukan, pihak penyewa yang tidak melengkapl rumah sewaan
dengan perabot rumah secukupnya dapat d!paksa supaya mengosongkan
rumah ltu, kecuali jlka pihak penyewa cukup menjamln pembayaran uang
sewanya. Mengosongkan runah berartl pembatalan sewa-menyewa. Akan
tetapi, pembatalan ltu tldak per1u dilakukan, asal ada jamlnan yang cukup
bahwa uang sewa rumah ltu past! dibayar oleh pihak penyewa walaupun
dla tidak melengkapl rumah ltu dengan perabot secukupnya.

Berdasar pacta kstantuan Pasal 1581 KUHPdt jelas bahwa perabot ru-
mah dapat dijadikan }aminan untuk pembayaran uang sawa. Pemilik yang
menyewakan 'rumahnya mempunyal hak lstlme~a (privUsge) atas para-
bot rumah jika pihak penyewa menunggak pembayaran uang sewa. Apa-
blla tunggakan uang sewa itu digugat ke muka pengad1lan dan pengadil-
an melakukan eksekusl, pemllik rumah sebagal pihak yang menyewakan
harus didahulukan pelunasan uang sewa yang belum dibayar dari hasil
pelelangan perabot rumah tersebut. Bahkan, perabot rumah kepunyaan
orang lain pun dapat dlslta, asalkan dipakai sebagal mebel rumah sewaan
itu.

3. Pengembalian Benda Sewaan


Kswajiban ketlga plhak penyewa adalah mengembaJikan banda sewaan.
Kewajlban lni munCld setelah perjanjian sewa-monyewa bemkhir. Jika plhak
penyewa menerima banda sewaan dalam keadaan balk, pengembalian-
nya pun dalam keadaan balk, setidak-tldaknya sesual dengan lsi ksse-
pakatan. Jlka kedua belah pihak telah membuat rlnclan mengenal banda
sewaan, plhak penyewa wajib mengemballkan benda sewaan menurut
rincian ketlka banda sewaan ltu dttenmanya, dengan pengecuallan apa
yang telah musnah atau berkurang nilalnya karena ketuaan atau karena
perlstiwa yang tldak dlsengaja yang tidak dapat dihlndarkan (Pasal 1562
KUHPdt).

Hukum Perdablndoneala 361


Perjanjlan S.Wa-Menyewa

Jlka tldak dlbuat rlncian, sedangkan pemellharaan menjadl beban plhak


penyewa, pihak penyewa dlanggap telah menerima benda sewaan dalam
keadaan balk, kecuall Pka dapat dibuktlkan sebaliknya dan pihak penyewa
wajib mengembalikan benda sewaan dalam keadaan sama (Pasal 1563
KUHPdt). Maksud baglan kallmat "kecuall jlka dapat dlbuktikan seballk-
nya• adalah bahwa penyewa dapat menunjukkan rlncian blaya pemehha-
raan ~da sewaan yang telah dlperbalkinya selama waktu sewa ketika
mengembalikan benda sewaan dalam keadaan balk atau jika blaya ltu
besar, untuk memperoleh penggantian dari pemillk banda sewaan.

Salama sewa-menyewa ber1angsung , mungkin penyewa telah memasang


benda-benda keperfuan pada rumah sewaannya, mlsalnya, telah merna-
sang antena parabola untuk hiburan, pompa air sanyo untuk kepertuan air
bersih, atau AC kamar untuk lstirahat. Setelah waktu sewa berakhlr, pihak
penyewa harus mengosongkan dan mengambalikan rumah sewaan ke-
pacla pihak yang menyewakan. Menurut Pasal 1567 KUHPdt, ketika me-
ngosongkan rumah sewaan, pihak penyewa boleh membongkar dan mem-
bawa segala banda yang dipasang dengan blaya send1ri pada rumah
sewaan, asalkan pembongkaran itu tldak merusak banda sewaan .

Dalam praktik sewa-menyewa rumah, kewaj1ban dan tanggung jawab me-


ngenai pengembahan rumah sewaan dirumuskan dalam perjanjian oleh
pihak yang menyewakan sepertl berlkut:

•Jika tempat tinggal lni tldak diperlukan lagi, harus dikemballkan


kepada pihak yang menyewakan dalam keadaan baik tanpa hak
menuntut ganti kerugian . Jika pihak penyewa Udak meneruskan
lagi sewa-menyewa rumah inl, plhak penyewa wajlb mengosong·
kan rumah sewaan dan mengembalikannya kepada pem11ik seba·
gai plhak yang menyewakan tanpa hak menuntut gant• ksruglan. •

4. Larangan Mengulangsewakan
Kewajiban keempat plhak penyewa adalah tidak mengulangsewakan ben-
• da sewaan kepada pihak lain. Kewajlban lnl dapat dicantumkan atau tidak
dlcantumkan dalam perjan)lan sewa-menyewa.yang waJib dipenuh1 oleh

362 Hukum Perdata Indonesia


Perjanjian Sewa-Menyewa

p1hak penyewa. Jika dalam perjanjian tidak ada lzin mengutangsewakan


benda sewaan kepada pihak lain, ber1akulah ketentuan Pasal 1559 KUH
Pdt. Menurut ketentuan pasal inl, penyewa tidak boleh mengulangsewa-
kan atau mengalihsewakan benda sewaan kepada orang lain, dengan
ancaman pembatalan sewa-rnenyewa dan pembayaran ganti keruglan,
sedangkan plhak yang menyewakan setelah pembatalan itu tidak wajib
menaati pe~anjian ulang sewa itu.

Dalam Pasal 1559 KUHPdt terdapat dua perbuatan yang tidak diboleh·
kan, yaltu mengulangsewakan benda sewaan dan mengallhsewakan ban-
da sewaan. Antara kedua perbuatan lni terdapat perbedaan pada status
penyewa, yaitu:

0 Mengulangsewakan
Pada "mengulangsewakan", plhak penyewa menyewakan banda
sewaan kepada pihak ketlga. Dengan demikian. pihak penyewa
bertindak sebagal pihak yang menyewakan dalam pe~ar4ian ulang
sewa, sedangkan dalam pe~anjian sewa-menyewa, dia berstatus
sebagai plhak penyewa.

0 Mengallhsewakan
Pada "mengalihsewakan". pihak penyewa mengalihkan sewa-me-
nyewa itu kepada plhak ketiga. Dengan demikian, pihak penyewa
mengundurkan diri dan kedudukannya sebagai pihak penyewa dl-
gantikan oleh pihak ketiga.

Menghadapl kedua pert>uatan inl, p1hak yang menyewakan dapat meng-


ajuKan pembatalan perjanjian sewa-menyewa dlsertal dengan tuntutan
ganti kerugian. Seteiah pembatalan itu dilakukan. pihak yang menyewa-
kan tidak wajib menaati pe~anjian dengan plhak ketlga itu.

Akan tetapi, dalam pe~njlan sewa-menyewa rumah yang ditempaU sen-


diri oleh plhak penyewa atas tanggung jawab sandhi ,plhak penyewa da-
pat menyewakan sebagian dari rumah itu kepada pihak lain flka dalam
perjanjian tidak ada larangan untuk itu (Pasal 1559 ayat (2) KUHPdt).
Jadi , pihak penyewa boleh menyewakan sebaglan kepada plhak lain, te-

Hukum Perdata Indonesia 363


Perjanjlan Sewa-'Menyewa

tapl plhak penyewa bortanggung Jawab terhadap segala akfbat yang tim-
but pada n.mah sewaan ltu karena penyewaannya kepada p{hak ketiga
...
ltu. Penyewaan sebagian lnl dapat te~adi, mlsalnya, plhak penyewa me-
nyewakan kamar rumah'kepada seorang atau leblh mahaslswa.

E. RISIKO DALAM SEWA-MENYEWA


1. Keadaan Memaksa dan Risiko
Dalam perjanjlan sewa-menyewa dapat te~adl bahwa benda obj9k sewa-
menyewa menga1aml kemusnahan aklbat dari suatu per1stlwa yang bukan
karena kesalahan plhak yang mooyewakan atau pihak penyewa. Oalam
llmu hukum peristtwa lnl dlsebut "keadaan memaksa" (foi'C6 majeure). Ke-
adaan memaksa adalah suatu peristiwa yang terjadl tidal< dlsengaja dan
terjadinya itu tidak dapat dlduga ketlka mengadakan sewa-menyewa. Jika
te~adl keadaan memaksa, slapa yang bortanggung Jawab atas kerugian
yang teljadi, pihak yang menyewakan atau pihak penyewa? lnl adalah
masalah risll<o dalam perjan)lan sewa-menyewa. Yang dimaksud dengan
rislko adalah kewajiban menanggli'IQ keruglan yang tfmbul karena keada·
an memal<sa.

2. Risiko Oitanggung oleh Pemilik Benda


Oalam perjanjian sewa-menyewa hanya terdapat satu pasal KUHPdt yang
mengatur tentang r1slko, yaitu Pasal 1553 KUHPdt. Dalam pasal lnl dl-
tootukan, apablla dalam waktu sewa-menyewa banda sewaan musnah
sama sekaU karana peristlwa yang bukan kesalahan salah satu plhak, per-
Janjlan sewa-menyewa gugur deml t]ukum. Kata-kata •gugur deml hukum•
menun)ukkan bahwa sewa-menyewa ltu looyap seperti tidak ada apa-apa
sebelumnya. Maslng-maslng pihak tidak dapat menunM apa-apa dan
plhak lawannya. Jika demiklan halnya, keruglan akibat musnahnya benda
sewaan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak yang menyewakan.
Karena plhak yang menyewakan ltu adalah pemllik banda, maka dialah
plhak yang bertanggung jawab atas kerugian. Oengan demfklan, dapat dl-
tarik suatu asas dalam sewa-menyewa, yaltu:

364 Hukum Perdata lndonula


Perfanjlan S.Wa-Menyewa

•Jlka dalam sewa-menyewa terjadl keadaan memaksa, rislko ke-


rugian ditanggung oleh pemJiik benda:

Rlslko adalah kewajlban untuk menanggung keruglan yang aisebabkan


oleh suatu peristlwa yang tefjadJ di luar kesalahan salah satu plhak, yang
menlmpa banda objek perjanpan. Menurut ketentuan Pasal 1553 KUHPdt,
jlka selama waktu sewa banda yang disewakan musnah sama sekall ka-
rena suatu peristiwa yang bukan kesalahan salah satu plhak, perjanjlan
sewa-menyewa gugur deml hukum. Jika bendanya hanya musnah sebagl-
an. pihak penyewa dapat memlllh menurut keadaan, memlnta pengurang-
an harga sewa atau bahkan pembatalan perjanjian sewa-menyewa, tanpa
berhak atas ganti keruglan.

Ketantuan tentang rtslko pada sewa-manyawa tldak begitu tegas dlatur


dalam Pasal 1553 KUHPdt. Ketentuan itu menjadl baban plhak mana, pl-
hak yang menyewakan atau plhak penyewa. Dalam pasal tersebut hanya
d1rumuskan bahwa sewa-manyewa •gugur deml hukum·. Berdasar pada
rumusan tersebut perlu dlsimpulkan bahwa maslng-masing pihak sudah
tldak dapat menuntut prastasl terhadap satu sama lain. Hal inl dapat di-
artikan bahwa keruglan aklbat musnah banda yang d1sewakan sepenuh-
nya men)adl beban plhak yang menyewakan. Jika plhak yang menyewa-
kan ltu adalah pemilik benda, berarti risiko kerugian ditanggung oleh pe-
mlllk benda.

F. BERAKHIRNYA SEWA-MENYEWA
Perjanjlan sewa-menyewa dapat berakhir secara nonnal ataupun tldak
nonnaJ , yaknl:

0 Berakhir secara nonnal artinya perjanjian sewa-menyewa telah dl-


penuhi sebagaimana mestlnya sasuai dengan waktu yang dise-
pakati dan kedua belah plhak telah mencapal tujuannya.

a Berakhlr secara tldak normal artinya perjanjlan sewa-menyewa ti-


dak terpenut:tl sebagaimana mestinya ka1'9na ada beberapa taktor
yang memengan.illnya sehlngga sebelum jangka waktu sewa habls.
sewa-menyewa dihentikan.

Hukum Perdata &ndonosla 365


Perjan)lan Sewa-Menyewa

Ada tiga alasan perjallJian sewa~enyewa berakhir, yaltu jangka waktu


sewa habis, banda sewaan musnah, dan pembatalan sewa-menyewa.

1. Jangka Waktu Sewa Berakhir


Umumnya sewa-menyewa berakhir karena Jangka waktu sewa yang di-
tetapkan dalam perjanjlan sewa-menyewa habls atau karena unit waktu
yang dipakal sebagal dasar tartf sewa itu habls. Dalam Pasal 1 570 KUH
Pdt ditentukan. Jika dibuat secara tertulis sewa-menyewa berakhlr deml
hukum setelah habis waktu yang ditentukan tanpa dlper1ukan pemberi-
tahuan penghentiannya. Akan 1etapl, pka dibuat secara tidak tertufls, me-
nurut Pasal 1571 KUHPdt, sewa-menyewa baru berakhlr setelah ada pem-
ber1tahuan penghentlannya kepada pihak penyewa dengan mengindah·
kan )angka waktu menurut keblasaan setempat.

Setelah jangka waktu sewa berakhlr, pihak penyewa tetap menguasai


banda seYiaan dan tldak pula dlperingatkan oleh pemillk. Masalahnya apa-
kah sewa-menyewa ltu berakhlr atau d1teruskan? Dalam Pasal 1587 KUH
Pdt ditentukan, setelah berakhlr perjanjlan sewa-menyewa tertulls, penye-
wa tetap menguasai banda sewaan, sedangkan pihak yang menyewakan
memblarkan atau tidak memperingatkan, maka tel)adilah sewa-menyewa
baru secara llsan dengan syarat-syarat yang sama untuk waktu yang di-
tentukan menurut kebiasaan setempat. Penyewa tldak dapat menlnggal-
kan banda sewaan ataupun dikeluarkan dari tempat itu sebelum ada pem-
beritahuan mengenai penghentian sewa-menyewa menurut kebiasaan se-
tempat.

2. Benda Sewaan Musnah


Apablla dalam waktu sewa-menyewa banda sewaan musnah sama sekall
karena pertstiwa yang bukan kesalahan salah satu pihak, pertanjlan sewa-
menyewa gugur demi hukum (Pasal 1553 KUHPdt). Kata-kata •gugur
deml hukum• berartl perjanjlan sewa-menyewa ltu berakhir dan berakhir
dl slnl bukan karena kehendak pihak-plhak, melalnkan karena keadaan
memaksa (forr::e majeure). Akan tetapi, menurut Pasal 1575 KUHPdt, jika

366 Hukum P.rdata lndon. .la


Perjanjlan Sewa-Menyewa

salah satu plhak dalam pe~anjian sewa-menyewa meninggal dunla, per-


)anjlan sewa-menyewa tidak barakhir, ahli waris almartum meneruskan
sewa-menyewa.

Oalam praktik perjanjian sewa-menyewa, tidak terdapat rumusan ketentu-


an dalam kontrak mengenal barakhlmya sewa-menyewa karena benda
sewaan musnah. Hal semacam lnl dapat ditafsir1<an bahwa kedua belah
plhak mengikutl sepenulvlya ketentuan undang-undang yang tercantum
dalam Pasal 1553 KUHPdt. yaltu kontrak sewa-menyewa gugur deml hu·
kum jika banda sewaan musnah karena peristiwa yang bukan kesalahan
salah satu pihak.

3. Pembatalan Sewa-Menyewa
Pe~anjlan sewa-menyewa dapat berakhlr karena pembatalan, balk bar-
dasar pada persetujuan antara pihak yang menyewakan dan plhak pe-
nyewa maupun karena wanprestasi dengan atau tanpa putusan pengadil·
an. Pembatalan bardasar pada persetujuan, mlsalnya:

a. Karena banda sewaan musnah sebaglan, pihak penyewa memlllh


altematif pembatalan sewa-menyewa (Pasal 1553 ayat (2) KUH
Pdt).

b. Karena perbalkan banda sewaan sedemiklan rupa sehlngga tldak


dapat dldlaml, plhak penyewa mlnta supaya perjanjian sewa-me-
nyewa dlbatalkan saja (Pasal1 555 ayat (3) KUHPdt) .

c. Karena banda sewaan dijual, pe~an)lan sewa-menyewa dibatalkan


berdasar pada syarat perjanjian (Pasal 1576 KUHPdt).

d. Karena benda sewaan akan dlpakai sendirl, perjanjlan sewa-me-


nyewa dibatalkan bardasar pada syarat pefjanjian (Pasal 1579 KUH
Pdt).

Sehubungan dengan pembatalan pe~anpan sewa-menyewa adalah ma-


salah penjualan banda sewaan oleh pemUiknya. Apakah penjualan benda
sewaan dapat membatalkan pe~anjian sewa-menyewa? Penyelesaian-
nya diatur dalam Pasal 1576 KUHPcft yang menentukan bahwa penjualan

Hukum Perdata Indonesia 367


Per)an)IJin Sewa-Menyewa

benda sewaan tldak memutuskan perjan)lan sewa-menyewa yang dibuat


sebelumnya, kecuall jika telah dlperjanjlkan sebaliknya ketika perjanpan
sewa-menyewa ltu dlbuat. tnt berartf ada dua kemungkJnan penyetesatan,
yaitu:

a. Jlka dalam perjanjian sewa-menyewa tidak dlperjanjlkan, pen)uatan


benda sewaan tldak memutuskan sewa-menyewa. Perjanjlan Sfma-
menyewa berjalan terus sampal jangka waktu sewa berakhlr.

b. Jika datam perjan)lan sewa-menyewa diperjanjlkan, penjuatan ben-


de sewaan memutuskan sewa-menyewa. Pe~anjlan sewa-menyewa
berakhlr sejak terjadi pen]uatan itu.

Pembatalan juga dapat dllakukan berdasar pada wanpmstasl, yaitu 1idak


memenuhl perjan]lan sama sekall atau memenuhl, tetapl tldak sebagai-
mana mestinya atau melanggar syarat perjanjian yang telah ditentukan.
Pembatalan berdasar pada'wanprestasl, mlsalnya:

a. lldak menggunakanlmemakal benda sewaan dalam jangka waktu


yang telah dltentukan sejak penanda1anganan, perjan)ian sewa-me-
nyewa dlbatatkan.

b. Memakal benda sewaan untuk keper1uan Jain dan tujuan pemakal-


annya atau untlA< keperfuan yang dapat menlmbulkan kerugtan bagl
pihak yang menyewakan (Pasat 1561 KUHPdt).

c. Mengutangsewakan atau mengallhsewakan benda sewaan kepada


pihak ketiga tanpa persetujuan pemlfik (Pasal 1559 KUHPdt).

4. Penjualan Tidak Memutuskan Sewa-Menyewa


Penjuatan benda sewaan tidak memutuskan sewa-menyewa yang telah
dlbuat sebelumnya, kecuali Jlka telah dlpef)anpkan pada waktu mengada-
kan sewa-menyewa benda itu. Jlka ada perjanjlan yang demlkian, pihak
penyewa tidak bemak menllltUt gantl keruglan apabila tidak ada janp yang
tegas. Akan tetapt, fika ada jan]l yang tegas, pihak penyewa tidak diwajib-
kan mengosongkan benda sewaan selama gantl keruglan yang terutang
belum dilunasl {Pasat 1576 KUHPdt).

Hokum Perdata lndon. .la


ParjanJian Sewa-Menyawa

Untuk memahaml makna pasal tersebut, dapat dllkuti uraian dari Prot.
Subektl. Menurut beliau, ketentuan lnl bertu)uan untuk melindungl pihak
penyewa temadap pemlllk baru apablla benda yang sedang disewa ltu dl·
pindahkan ke lain tangan. Atas dasar tujuan pasal tersebut, kala •pen-
)ualan• dalam pasal tersebut sudah lazlm dltafslrkan secara luas (ana-
logis) sehlngga tidak terbatas pada jual bell saja, tetapl mefiputi juga lain·
lain perplndahan hak mlllk, termasuk tukar-menukar, penghibahan, dan
pewarisan. Singkatnya, kata "d1jual" ditafsirkan menjadl "<ipindahkan mllik·
nya".3

Selanjutnya, bellau menjelaskan bahwa kata •sewa• atau •penyewaan•


sudah lazlm ditafslrkan secara semplt (terbatas) dalam artl bahwa yang
t1dak dlputuskan oleh jual bell, atau yang haruc; dihormati oleh pemllik
baru hanya hak sewa. Dalam perjanpan sewa-menyewa mungkin telah
dicantumkan janji-Janjl khusus untuk kepentingan penyewa (hak sewa) ,
misalnya, kepada penyewa dljanjlkan setelah penyewaan ber1angsung se-
puluh tahun lamanya, penyewa dibolehkan membell banda yang dlsewa-
nya ltu dengan harga murah yang ditentukan dalam perjanjlan. Janji se-
macam lnl memberikan kepada penyewa "hak opsl", yang tldak beriaku
terhadap pemillk baru.

Lebih lan)ut, beliau menjelaskan, jlka pe~anjlan sewa-menyewa disertal


suatu penjamlnan (borgtocht, guaranty), plhak ketlga menjamln pemba·
yaran uang sewa temadap pemllik, perjanjlan pen)aminan lni dlanggap
hapus apablla benda yang d1sewa ilu dljual kepada plhak lain. Pendapat
lnl menurut beliau lebih tepat karena penjamln telah menyanggupl jamin-
annya kepada pemlllk lama dan tldak kepada pemillk baru atau pihak
lain ...

******

3) Subekti ibid h. 55.


4) Subelr:tl. ibid h. 56.

Hukum Perdabl lndoneala 369


370 Hukum Pwdata lndoneela
Perjan)lan Sewa Bell

BABX
PERJANJIAN SEWA BELl

A. ALASAN TIMBUL SEWA BEU


Pada suatu sore ketika saya melihat-lihat mobil pajangan dl suatu show
room supennarlcet terkenal di Bandar Lampung, muncullah dari samping
kin saya seorang wanlta yang memperkenalkan dlr1 sebagai petugas darl
suatu dealer mobil. Dla menyapa dengan kata-kata sopan dan ramah.
'Apakah Bapak bermlnat dengan kendaraan modellni, kaml dengan sa-
nang hatl dapat membantu Bapak.• Selanjutnya, dengan lancar dla me-
nyatakan bahwa Bapak dapat memperoleh kendaraan lnl dengan cara
sewa bell pada perusahaan kaml . Sambll melangkah saya berkata bahwa
saya hanya mellhat-lihat saja. Akan tetapl, dalam plklran saya tfmbul per-
tanyaan, mengapa dla katakan dengan sewa bell, tidak dengan jual bell
seperti blasanya dllakukan orang. Saya berpiklr, pastl dia mempunyai alas·
an tertentu. Saya Udak menanyakan lebih lanjut karena tujuan saya yang
sebenamya adalah toko buku yang ber1okasl dl supermarket tersebut.

01 toko buku yang saya kunjungl ltu saya melihat berbagal judul buku,
yang kebetulan saya menemukan buku yang dltulis Prof. Subektl ber·
judul Aneka Perjsnjlan. Saya membaca dattar lslnya dan ada bab yang
membahas tentang sewa bell, tetapl hanya beberapa halaman. Dalam
bahasan slngkat ltu beliau menyatakan bahwa sewa bali sebenamya ada-
lah semacam Jual bellj setidaknya leblh mendekatl jual bell dar1pada sewa·
menyewa. Maksud kedua belah plhak adalah bagl pembell tertuju pada
perolehan hak milik atas suatu banda dan bagl pen}ual perolehan se-
jumlah uang sebagal imbaJannya.

Hukum Perdata lndone•l• 371


Perjanjlan Sewa Bell

1. Solusi bagi Calon Pembeli


Selanjutnya, Prof. Subektl menyatakan, sewa bell mula-mula tlmbul da·
lam praktlk untuk menampung persoalan bagaimana caranya member1-
kan ]alan keluar apablla plhak penJual menghadapl banyak pennlntaan
untl.K membell banda dagangannya, tetapi tldak mampu membayar harga-
nya secara tunal. Pen)ual bersedla untuk menarima pembayaran harga
banda secara angsuran, tetapi penjual memeriukan ]aminan bahwa banda
sebelum dibayar lunas tldak akan dijuallagl oleh pamball.

Sabagal jalan kaluamya adalah dibuat perjanpan, yaitu selama harga


belum dtbayar lunas, pembell menjadl penyewa dart banda yang lngan dt·
belinya ltu. Harga sewa sebenamya adalah angsuran harga banda ter-
sebut. Dangan dijadtkan sebagai penyewa, pembali itu terancam oleh tin·
dak pldana penggelapan apablla dla sampal beranl manjual banda yang
harganya belum lunas ltu.

Oengan peljanjlan seperti ltu, kedua belah pihak tartolong. Artlnya, pam-
bali dapat mengangsur harga benda dan S&ketika dapat menikmati ben-
danya, sedangkan penjual merasa arnan karena bendanya tldak akan di-
allhkan kepada plhak lain selama harga balum dlbayar lunas karena dla
takut pada ancaman pidana penggelapan. Penyerahan hak mlllk baru
akan dllakukan pada waktu angsuran terakhlr dibayar lunas. Panyarah·
an tersebut cukup dilakukan dengan cars pemyataan saja karena banda
sudah barada dalam kekuasaan pembell dalam kedudukannya sebagal
penyewa.

2. Perkembangan Sewa Beli


Pertu dlperhatlkan juga bahwa hanya benda-benda golongan tertentu
yang pertu dJsewabellkan. Menurut ketentuan Pasal 2 ayat (1) Sural Ke-
p(.rtusan Menter1 Perdagangan Nomor 34/KP/1111980, banda-banda yang
boleh dlsewabellkan adalah bends perdagangan tahan lama yang baru
dan tfdak mengalaml perubahan teknls, balk berasal dari produksl sen-
din maupun banda hasil perakltan dalam negerf. Pada umumnya banda
yang disewabellkan adalah kendaraan bennotor, benda-benda elektronlk.

372 Hukum Perdata lndonula


PerjanJian Sewa Ben

perumahan, dan alat·alat berat untuk pembangunan. Dengan pembatasan


tersebut, tldak semua pengusaha perdagangan dapat melakukan usaha
sewa bell kanma penJsahaan yang menjalankan usaha sewa bell pertu
memenuhl syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Perdagang-
an.

Per1<embangan sewa bell dl Indonesia sudah dimulai sejak sebelum Pe-


rang Ounla II. Ketlka itu para pengusaha perdagangan mulal memasar-
kan banda dagangan mereka dengan cara sewa bell. Benda-benda yang
disewabellkan ltu mellputl, antara lain, perabot rumah tangga, mesln )ahit,
rumah, dan mobil. Sewa beli di Indonesia belum diatur dalam perundang·
undangan, tetapl ber1<embang melalui perjanjlan sesual dengan kebutuh-
an praktlk perusahaan perdagangan berdasar pada asas kebebasan ber-
kontrak. 01 neger1 Belanda sewa bell sudah diatur dalam Burgarlijka Wet-
boek (BW) baru Belanda. Sedangkan dl lnggris sewa bell sudah dlatur
dengan undang-undang, yaitu Hire-Purchase Act 1965, yang melengkapi
Undang-Undang Jual Bell Sa/9 of Goods Act 1893.

3. Usaha Sewa Beli


Keberhasllan pembangunan ekonoml khususnya dl bldang lndustri, antara
lain, ditandal oleh banyaknya produk dan ragam yang dihasilkan, balk
untuk keeper1uan hldup sehari-hari maupun untuk keper1uan pembangun-
an. Produk-produk tersebut pertu dipasarkan kepada 1<onsumen. Tlngkat
pendapatan konsumen lkut memengaruhl per1<embangan perdagangan
yang memasai'kan produk-produk tersebut. Jlka pendapatan konsumen
tlnggl, kemampuan daya bell tunal pun tinggi, tetapl ragam kebutuhan
juga menlngkat yang dapat memengaruhl pula daya beli tunal. Jika pen-
dapatan konsumen rendah, kemampuan daya bell rendah, tetapi dapat
diatasf dengan cara jual bell kredit atau sewa beli. Dalam per1<embang-
an perusahaan, usaha perdagangan produk-produk tertentu dengan cara
sewa bell cukup banyak dllakukan oleh para pengusaha dalam memenuhi
permlntaan konsumen yang tldak mampu membayar secara tunal.

Berhubung banyaknya perusahaan yang menggunakan sistem pemasar-


an dengan cara sewa bell, maka dipandang per1u diadakan pembinaan

Hukum Perdata lndoneela 373


Perjanjlan Sewa Bell

dan pengarahan. OJeh karena Hu, Menterf Perdagangan menetapl<an per-


aturan tenlang perizlnan keglatan usaha sewa beli. Setlap perusahaan
yang menjalankan usaha dengan cara sewa beli harus memperoleh lzin
usaha sewa bali dari Menteri Perdagangan. Untul< memperoleh izln usaha
sewa bell, Perusahaan Perdagangan Naslonal yang bersangkutan harus
memenuhl beberapa syarat, antara lain:

a. Berbentuk badan hukum yang didirikan berdasar pada hUkum


Indonesia;
b. Modal perusahaan atau saham perusahaan seluruhnya clmllikl oleh
warga negara Indonesia;
c. Dlreksi/penanggung jawab perusahaan dan seluruh pengurusnya
adalah warga negara Indonesia;
d. Berkantor tetap dan beralamat jelas dl Indonesia;
e. Memlllkl surat lzln usaha perdagangan (SIUP); dan
f. Menyewabellkan barang nlaga tahan lama yang baru, tlclak meng·
alaml perubahan teknls, hasil produksi sendiri atau hasll perakitan
dalam negeri, kecuall apabila produksl dalam negeri balun me-
mungkinkan untuk ltu. ....

Permohonan untuk memperoleh lzln usaha sewa bell ditujukan Kepada


Direk1ur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melalul Kantor Wilayah Per·
dagangan dl tempat kedudukan Kantor tetap perusahaan dengan meng-
isl surat permohonan yang telah disedlakan. Kantor Witayah Perdagang-
an setempat yang telah menerfma penga]uan permohonan tersebut me-
nelltl kelengkapan berkas permohonan, selanjutnya meneruskannya ke-
pada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Dalam hal permohonan telah
memenuhl persyaratan yang ditentukan, Menteri Perdagangan atau Pe-
jabat yang ditunjuknya menert>itkan surat lzin usaha sewa beli kepada
pemohon yang bersangkutan.

Perusahaan sewa bell yang telah dlberlkan lzln usaha tersebut berke-
waJiban menyampalkan laporan tahunan tentang realisasl keglatan usaha·
nya kepada 01 ~en Perdagangan Dalam Negeri dengan tembusan kepada

374 Hukum Perdat.a lndonnla


Perjan)lan Sewa Bell

Kantor Wllayah Perdagangan setempat. Jika perusahaan sewa bell mem-


buka cabang, dla juga harus melaporkannya kepada Di~en Perdagangan
Oalam Negeri dengan tembusan kepada Kantor Wllayah Perdagangan se-
tempat. Peru$ahaan sewa bell tersebut wajlb melaksanakan segala per-
aturan, balk yang telah maupun yang akan ditetapkan oleh Oepartemen
Perdagangan dJ bidang keglatan usaha sewa bell. Jlka perusahaan yang
bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan pelanggar-
an terhadap ketentuan yang dltentukan, perusahaan tersebut dapat diberf
sanksi pencabutan izin \Jsaha setelah diberikan peringatan sebanyak tiga
kall dan sanksl-sanksllalnnya sesual dengan peraturan yang ber1aku.

B. KONSEP SEWA BELl


1. lstilah yang Dipakai
Sewa bell mellputl perbuatan dua plhak secara tlmbal balik, yaHu pihak
yang menyewalbelikan dan pihak penyewa bell. Sewa bell dalam bahasa
Belanda dlsebut huurkoop, sadangkan dalam bahasa lnggris dlsebut hire
purchase. lstRah sewa bell meliputl dua tahap perbuatan hukum, yaitu
tahap pertama penyewaan banda dan tahap kedua pembellan banda.
Pada tahap penyewaan banda, penyewa dengan membayar sewa yang
telah disepakatl.secara angsuran, menerima banda untuk dinlkmatl. Pada
tahap pembelian banda, penyewa dengan membayar angsuran sewa ter-
aJ<hlr berubah status menjadl pembell memperoleh hak miUk atas banda
yang sudah dikuasalnya ltu.

Oengan memerhatikan dua tahap perbuatan hukum yang te~adl, sewa


bell merupakan kesatuan sewa-menyewa dan jual bell dalam satu bentUk
pe~anjian tertulis. Untuk menghindarf kerancuan, apakah sewa bell ttu ter-
masuk sewa-menyewa atau tennasuk jual bell, maka perfu secara konsls-
ten menggimakan sebutan plhak-plhak menurut pe~an)lan sewa bell itu
sendlri, yaltu plhak yang menyewabelikan dan plhak penyewa bell. Oengan
demiklan, sewa beli itu bukan sewa-menyewa dan bukan pula jual bell.
metalnkan bentuk peristlwa hukum tersendlri (rechtsflguur) dalam praktik
perusahaan perdagangan.

Hukum Pordata lndoneale 375


Perjanjlan Sew• Bell

2. Konsep Sewa Beli


Setiap pengusaha yang men]alankan usaha seNa bell dl Indonesia harus
memperoleh izln usaha dari Menteri Perdagangan. Hal lni diatur dengan
Surat Keputusan Menter! Perdagangan Republlk Indonesia Nomor 34/IU
1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Bell. Jual Bell Angsuran.
dan Sewa (Renting) . Surat keputusan lnl mendeflntslkan beberapa keglat-
an usaha bidang perdagangan, antara lain, mengenal SeNa beli. Oalam
Pasal1 huruf (a) surat keputusan tersebut ditentukan sebagal berikut:
·sewa bell (hire purchase) adalah jua/ beli barang di mana penjua/
melaksanakan pertuaJan barang dengan cata m91Tlpemltungkan se-
tlap pombayaran yang dilakukan o/eh pembe/1 dengan pelunasan
atas harga barang yang telah disepakati bersama dan dDkat dalam
suatu perjanjian, serta hak mlllk atas barang tersebut baru beraflh
dar/ penjuaf kepada pembe/1 setefah jumlah harganya d/bayar lunas
oleh pembe/1 kepada penjua/. •

Berdasar pada definlsi tersebut, Menteri Perdagangan menggolongkan


sewa bell sebagal jual beli, padahal osensl juat bell dan sewa bell itu ber-
beda. Pada jual bali, hak milik atas banda beralih kepada pembell SOJak
terjadl penyerahan banda dari penjual kepada pembell tanpa memematl-
kan bagaimana cara pembayaran harga itu dllakukan. Sedangkan pada
sewa bell, hak mlllk atas banda baru berallh kepada penyewa bell sejak
angsuran terakhlr dibayar tunas wataupun benda sudah diserahkan leblh
dulu. Jacfi, peralihan hal< milik atas benda bergantung pada pelunasan
angsuran terakhlr, bukan pada penyerahan banda.

Pada juat bell, peralihan hak millk atas benda konslsten dengan lembaga
levering yang dlanut hukum perdata tertulis (KUHPdt) . Pada sewa bali
karena tldak diatur undang-undang dan berkembang menurut asas ke-
bebasan beri<ontrak yang dlpraktlkkan dalam perdagangan, perallhan hak
millk atas banda bukan sejak penyerahan, melalnkan ditl.llda sampai ang-
suran terakhir lunas dan inl dlperjanjikan secara tegas oleh plhak yang
menyewabellkan dan pihak penyewa bell dalam pe~anjlan tertulls.

Penundaan peralihan hak tersebut berfungsi sebagai )aminan bagi pihak


yang menyewabellkan supaya bendanya tidak dlalihkan kepada pihak lain

376 Hukum Perdau lndon8111


PerjanJian Sowa Bell

tanpa dlpenuhl lebih dulu syamt-syarat pe~anjlan sewa belL Oleh karena
ltu, definisi yang dirumuskan oleh Menteri Perdagangan periu diperbaiki
karena tidak konsisten dan lagl pula sewa bell adalah bentuk hukum ter-
sendiri yang berbeda dengan jual bell ataupun sewa-menyewa.

Sebagai bentuk hukum tersendirl yang tlmbul dan pmktik perusahaan,


sewa bell periu dirumuskan menurut kenyataan yang d1kehendakl oleh
plhak yang menyewabelikan dan plhak penyewabeli dalam pef)anjlan tar-
tuns. Oleh karana rtu, defrnlsl perjanjlan sewa bell dapat dirumuskan sa-
bagal berikut:
"Sewa b611 adalah peijanjian dengan mana pihak yang menyewa-
b6/ikan mengikatkan dlrl untuk menyerahkan banda dan plhak pe-
nyewa bali mengikatkan diri untuk membayar harga yang dlsepakati
dengan cara angsuran dan sets/ah angsuran tsrakhlr lunas. hak
milik atas b6nda baru bsra/ih kepada pihak penyswa b61i.•

Dalam definisl tersebut terdapat unsur-unsur esensial perjanjian sewa bell


yang membedakannya dengan perjanjlan jual bell dan perjanjlan sewa-
menyewa.

2.1 Subjek sewa bell


Konsep sewa beli mencakup dua pihak yang saling membutuhkan sualu
banda melalul proses tawar-menawar (offer and acceptance). Pihak per-
lama disebut pihak yang menyewabelikan dan pihak kedua dlsebut pihak
penyewa bell. Sewa bell dapat diartlkan sebagai perbuatan seharl-harl
yang terjadl antara pihak yang menyewabellkan banda tertentu untuk se-
kadar memperoleh pembayaran harga sejumlah uang secara angsuran
dan pihak penyewa beli untuk sekadar memperoleh dan menikmati banda
dengan pembayaran harga sejumlah uang secara angsuran dalam kegiat-
an sehari-hari.

Akan tetapl, secara khusus, sewa bell dapat menjadl suatu mata pencari-
an bagi pihak-pihak tertentu. Dalam hubungan tnl, plhak yang menyewa-
belikan dapat berstatus sebagai pedagang. agen perusahaan, atau peng-
usaha yang menjalankan perusahaan. Dalam lalu lintas sewa bell khusus,
pihak yang menyewabelikan berstatus sebagal perusahaan perdagangan,
sedangkan pihak penyewa bell berstatus sebagal konsumen.

Hukum Pclrdat. Indonesia


2.2 Perbuatan uwa bell
Perbuatan sewa bel mencakup tlga lstllah, yaitu persetl4uan, penyerah-
an, dan pembayaran. Persetujuan adalah perbuatan Yat'YJ menyatakan ter-
capalnya kata sepakat antara plhak yang menyewabelkan dan plhak pe-
nyewa beU mengenal benda yang dlsewabelikan, harga angsuran, dan
persyaratan sewa bell. Penyerahan adalah perbuatan mengallhkan hak
millk atas benda yang dlsewabellkan dart plhak yang menyewabeUkan ke-
pada plhak penyewa bell. Adapt:Kl pembayaran adalah perbuatan me-
nyerahkan sejunlah uang secara angsuran sampal lunas dart plhak pe-
nyewa bell kepada plhak yang menyewabellkan sebagal lmbalan atas
benda yang dlterima.

2.3 Objek aewa bell


Benda yang menjadl objek sewa bell harus benda tertentu atau dapat
dltentukan, balk bentuk (wufud), jenls, jumlah, maupun harganya dan
benda ltu memang benda yang boleh dlperdagangt<an. Oengan demlkian,
banda yang dlsewabellkan ltu statusnya jelas dan sah menurut hukum,
dlketahul jelas oleh calon penyewa bell, dltawarkan dl tempat terbuka
(umlln), dan tidak mencurtgakan calon penyewa belt yang j~.
Oalam kegiatan sewa bell benda tertentu, calon penyewa bell menghen-
dakl agar benda ltu clcoba leblh dutu. Menurut keblasaan, sewa beU yang
dllakukan dengan percobaan atau mengenal benda yang blasa dlcoba
leblh dulu, selalu dlanggap telah dlbuat dengan syarat tanggltl. Contoh-
nya, sewa bell kendaraan bennotor atau benda elektronlk selalu dengan
percobaan. Walaupun benda dan harga sudah dlsetujul, sewa bell baru
menglkat Pka bendanya sudah dicoba dan memuaskan.

2.4 Hubungan kewajlban dan hak


Hlb.l1gan kewajlban dan hak adalah katerikatan plhak yanO menyewa-
bellkan l.lltuk menyerahkan benda dan memperoleh pembayaran angsur·
an sewa bel sampal lunas, ketertkatan plhak penyewa ball t.l'ltU< rnarn-
bayar angsuran sewa bell sampal llRa& dan memperoleh benda. Dengan
demlkian, jelas bahwa sewa beU adalah baglan dart suatu slstem hukum
yang memHikl unsur-lRlSUr slstem bertkut lnl:

371 HulcumPerda.. ~
Perjanjlan Sewa Bell

a) Sub}ak hukum
Yaitu pihak yang menyewabellkan dan plhak penyewa beli.

b) Status hukum
Yaltu sebagal plhak pengusaha yang menjalankan perusahaan per-
dagangan dan sebagal plhak konsumen .

c) P•rlstlwa hukum
Yaitu persetujuan penyerahan hak millk atas banda dan pembayar-
an angsuran sewa sampallunas.

d) Objek hukum
Yaltu banda yang dlsewabellkan dan harga sewa bell.

•J Hubungan hukum
Yaltu keterikatan kewajlban dan hak antara plhak yang menyewa-
bellkan dan plhak penyewa bell.

2.5 Rinclan lsi perjanjlan sewa bell


Pada pokoknya rinclan lsi pe~anjlan sewa bell secara esenslal mellputl
hal-hal panting sebagal ber1kut:

a) ldentitas, status hukum plhak yang menyewabelikan dan pihak pe-


rrtewa bell.
b) Janis banda objek sewa bell, angsuran sewa dan Jumlah angsur-
- an sewa bell, waktu , tempat, cara pembayaran, serta penyerahan
banda sewa ben.
c)
-
Hak dan kewajiban serta tanggung jawab pihak yang menyewabell-
kan dan plhak penyewa bali serta penjamlnan dalam sewa bell .
d) Penylmpangan dan pelanggaran syarat-syarat dalam sewa bell
serta akibat hukumnya.
e) Rlslko, keadaan memaksa, wanprestasl, dan gantl kerugian.
f) Penyelesalan sengketa dalam pelaksanaan hak dan kewajlban .
g) Berakhlmya sewa bell dan aklbat hukumnya.

Hukum Perdata Indonesia 379


Perjanjlan Sewa Bell

C. SAATTERJADI SEWA BELl


1. Asas Konsensual
Kapan sewa bell itu dianggap sudah tel')adi dan mengikat? Sesual de-
ngan asas konsensual yang menjadi dasar pe~anjian , sr:NJa bali itu sudah
te~adl dan menglkat pada saat tercapal kata sepakat antara pihak yang

menyewabelikan dan plhak penyewa bell mengenal banda dan harga se-
bagal unsur esenslal pe~anjlan sewa bell. Ketika plhak yang menyewa-
belikan dan plhak penyewa bell menyatakan setuju tentang banda dan
harga. ketlka itu pula sewa bell terjadl dan menglkat secara sah pihak
yang menyewabellkan dan pihak penyewa bell.

Menurut ketentuan Pasal 1320 KUHPdt, sewa bali dtanggap sudah tel')adi
ketika pihak yang menyewabehkan dan pihak penyewa bell mencapal kata
sepakat tentang banda dan harga mesklpun benda belum dlserahkan dan
harga belum dlbayar. Kata sepakat yang dlmaksud adalah apa yang dlke-
hendaki oleh pihak yang menyewabelikan sama dengan apa yang dlke-
hendakl oleh pihak penyewa bell. Tercapainya kata sepakat itu blasanya
dinyatakan dengan ucapan setuju atau kata lain yang maksudnya sama
dengan ltu tentang banda dan harga.

Jika persetujuan itu dinyatakan secara tertulis, biasanya tuhsan beserta


paraf atau tanda tangan dicantumkan pada tullsan ltu sebagai bukti bah-
wa pihak yang menyewabelikan setuju menyerahkan hak millk atas banda
kepada plhak penyewa beli. Seballknya, JUga pihak penyewa bell setuju
membayar angsuran sewa beli sampal lunas kepada pihak yang menye-
wabelikan sebagai harga banda yang dlserahkannya Jtu dengan memper-
oleh tanea lunas pembayaran.

2. Persetujuan Kehendak
Dari mana dapat diketahui atau dapat d1slmpulkan bahwa hukum perjanJi·
an menganut asas konsensual? Subektl menyatakan bahwa asas ter-
sebut dapat dlslmpulkan dari Pasal 1320 KUHPdt yang mengatur ten-
tang unsur-unsur dan syarat-syarat perjan)lan sah. Salah satu di antara-
nya adalah "perse:tujuan kehendak" atau 'kata sepakat" antara plhak yang

380 Hukum Pardata Indonesia


PerJ•nJian Sewa Bell

menyewabelikan dan pihak penyewa bell tanpa diper1ukan fonnalitas apa


pun, sepertl tullsan dan pember1an panjar. Sejak tercapal kata sepakat ltu,
maka pe~anjlan sewa bell tersebut sah dan manglkat kedua belah plhak
untuk memenuhlnya.1

Bagaimana halnya jika banda yang dijualbellkan ltu temyata mlllk orang
lain. Apakah persetujuan kehendak atau kata sepakat ltu sah dan meng-
ikat? Menurut ajaran umum pe~anjian. sewa bell banda milik orang lain
adalah batal dan men}adl dasar untuk mengganti karuglan Jika pihak pe-
nyewa bell ttdak mangatahui bahwa banda ltu mlllk orang lain. Bagalmana
pula Jika pada saat sewa bell terjadi banda yang disewabelikan itu ter-
nyata telah musnah, apakah perjanjian sewa ben tersebut masih dapat dl-
anggap sah dan bendanya dapat diganti dengan benda lain? Menurut
ajaran umum perjanjian , Jlka pada saat pen}ualan benda yang disewabell·
kan itu telah musnah, sewa bellltu batal. Akan tetapi , jlka hanya sebagi-
an yang musnah, pihak penyewa beli dapat membataikan sewa bell a1au
dapat manuntut bagian yang maslh ada dengan harga yang seimbang.

Dalam praktik perdagangan, pihak yang menyawabelikan menyatakan


dengan tegas bahwa banda yang disewabellkan itu adalah millknya yang
sah yang dapat diketahul oleh pihak penyewa bell yang beriktikad balk.
Jika temyata benda yang dlsewabellkan ltu bukan milik plhak yang me.
nyewabelikan, sewa beli ltu batal. Jika banda itu diambll oleh pemillknya
yang sah, plhak penyewa bali berhak mamperoleh gantl keruglan atas
harga yang telah dibayamya ltu. Namun, jlka pihak penyewa bell menge-
tahui bahwa banda yang disewabelikan itu bukan milik plhak yang me-
nyewabetlkan Oktikad jahat), plhak penyewa bell tidak berhak memper-
olah gantt kerugian.

D. KEWAJIBAN PIHAK YANG MENYEWABELIKAN


1. Penyerahan Benda
Kewa)lban pertama yang wajlb dlpenuhl oleh plhak yang menyewabellkan
adalah menyerahkan banda kepada pihak penyewa beli untuk u1nikmati.

1} Subektl. Anekll Pwj1111jian Penerbll Alumni. BandUng 1985, h. 14.

381
---------------------------------------
Perjanjlan Sawa Bell

Sesual dengan pe~anjlan sewa bell, yang dlserahkan ltu hanya pengua-
saan banda (bezit) untuk dlnikmatl, belum hak mlllk. Hak millk atas banda
yang dlnlkmatl ltu baru dlserahkan kepada pihak penyewa bali setelah
angsuran sewa bali terakhlr dilunasl. Dalam hal lni terjadl penundaan pe-
nyerahan hak mlllk atas banda karena harga banda tersebut balum dl-
lunasi. Jadi, banda yang dikuasal dan dinikmati oleh plhak penyewa bell
ltu maslh barfungsl sebagal jaminan bagl plhak yang menyewabelikan.
Apablla plhak penyewa ball melakukan wanprestasl, banda objek sews
bell ltu dltarik kemball oleh plhak yang menyewabalikan, sedaligkan ang-
suran sewa ball yang sudah dlbayar dlanggap sebagai sewa banda yang
dikuasat dan dlnikmafl itu.

Menurut ketentuan perjanpan sewa bali yang dlsepakatl oleh kedua balah
plhak, plhak yang menyewabellkan wajlb menyerahkan banda yang dl-
sewa baU dalam keadaan baru dan terpellhara dengan balk. ~enyerahan
banda tersebut bertujuan untuk membarikan kenikmatan kepada plhak
penyewa bell. Sebelum benda diserahkan kepada plhak penyewa bell,
plhak yang menyewabelikan Juga wajib melakukan perbalkan-perbalkan
pada banda yang dtsewa bell sehlngga plhak penyewa bell dlharapkan
dapat menlkmati banda yang dlsewa bellltu dengan nyaman.

Dalam perjanjlan harus dlnyatakan dengan tegas tempat penyerahan ltu


dllakukan. Jlka penyerahan itu memer1ukan blaya, per1u dlsepakatl bah-
we biaya penyerahan dlbebankan kepada pihak-plhak atau kepada sala.h
satu pihak. Jika dalam perjanjlan tldak dltentukan, dapat dllkutl asas yang
ber1aku umum dalam perjanjlan. Asas yang dlmaksud adalah biaya pe-
nyerahan menjadl beban plhak yang menyewabellkan, sedangkan blaya
pengambllan manjadl beban plhak penyewa bell. Asas tempat penyerah-
an, yaitu di tampat banda barada pada waktu sewa bali terjadi.

2. Pemeliharaan Benda
Kewajlban kedua yang wajib dipenuhi oleh plhak yang rnenyewabellkan
adalah pemeliharaan banda yang dlsewa bell. Menurut ketentuan pe~anjl­
an sewa bell yang dlsepakatl kedua belah pihak, pihak yang menyewa-
bellkan wajlb memelihara banda yang dlsewa bell sedemlklan rupa se-

382 Hukum Perdata lndonesll


PerjanJian Sewa Bell

hlngga banda ltu dapat dlpakal dan dlnlkmati secara layak sesuai dengan
keper1uan yang dimaksud. Dalam melaksanakan kewajlban pemeliharaan
tersebut, selama ber1akunya pe~anjlan sewa bell, plhak yang menyewa-
belikan wajib melakukan perbaikan-perbaikan yang perlu terhadap banda
yang disewa bell, kecuall perbalkan kecil yang menjadl kswajlban pe-
nyewa bell. Pemeliharaan lnl bertangsung sejak diadakan perjanjlan sewa
bell sampai angsuran sewa beli terakhlr dibayar lunas. Tujuan utama pe-
mellharaan adalah keselamatan, keamanan, d~n kenikmatan penggunaan
benda yang disewa bell .

Jlka dalam pemeliharaan ltu dlperlukan perbaikan-perbalkan, sifat perbalk-


an ltu tidak boleh sampal mengganggu kenikrnatan pihak penyewa bell,
justru seballknya untuk memberikan kenlkmatan yang tenteram kepada
pihak penyewa beli selama bertangsungnya perjanjlan seN& bell. Akan te-
tapl, jika benda yang dlsewa bell terpaksa dlperbalkl tanpa menunggu
sampal berakhlmya sewa bell, penyewa bell harus menerfma perbaikan
tersebut mesklpun menyusahkannya.

Apablla perbalkan ltu beriangsung leblh darf empat puluh harf, harga ang-
suran sewa boll harus dikurangl menurut perimbangan waktu dan bagl-
an dart benda yang tldak dapat dltempati oleh penyewa bell. Jika perbalk-
an sedemlkian slfatnya sehlngga mengaklbalkan banda yang dlsewa bell
yang periu dltempatl oleh penyewa bell dan keluarganya tidak dapat di-
diaml, penyewa bell dapat mamutuskan perjanjian sewa bell. Salama sewa
bell ber1angsung, pihak yang menyewabellkan 1idak dlperkenankan meng-
ubah bentuk atau tata letak banda yang disewa bell.

Plhak yang menyewabelikan juga dapat menjamln bahwa dla tidak dapat
menghentikan sewa beli dengan menyatakan hendak memakal sendiri
banda yang dlsewa bali, kecuali jlka telah diperjanjikan sebaliknya. Pasal
inl merupakan peringatan dlnl kepada plhak yang menyewabellkan bahwa
alasan untuk memakal sendlr1 benda tldak boleh dijadikan alasan untuk
memutuskan sewa bell sampai sewa bell itu berakhlr sesual dengan ke-
tentuan dalam pe~anJian sewa bell. Namun. Jlka dalam pe~anJlan sewa
bell telah dlsepakatllebih dulu, plhak yang menyewabelikan boleh mem-
berftahukan kehendaknya ltu kepada pihak penyewa befi.

Hukum Perdata lndoneata 383


PerJanJian Sewa Bell

3. Penjaminan Benda
Kewajfban ketiga plhak yang menyewabelikan adalah menjamln pihak pe-
nyewa bell temadap cacat banda yang disewa bell yang mengganggu pe-
makalannya mesklpun plhak yang menyewabellkan itu sendlrl tidak me-
ngetahulnya ketlka sewa bell itu dibuat. Jamlnan tersebut menyatakan
bahwa banda yang dlserahkan ltu dalam keadaan balk tanpa cacat. Jlka
cacat karena kesalahan perusahaan produsen, p1hak penyewa bali dapat
menuntut ganti kerugian kepada perusahaan produsen melalul perusaha-
an yang menyewabelikan benda tersebut. Oalam hal inl, jamfnan yang di-
berikan oleh perusahaan produsen dapat berfungsl sebagal dasar hukum
untuk memperoleh gantl keruglan. Biasanya Jaminan ltu bar1aku selama
jangka waktu tertentu dan mengenal hal-hal tertentu yang sudah cfiJelas-
kan dalam lembaran jamlnan yang dlsertakan pada banda yang dlsewa
bell.

Apablla cacat itu telah mengakibatkan keruglan bagi pihak penyewa bali.
plhak yang menyewabelikan wajib membankan ganti kerugian. Akan te-
tapl, pihak yang menyewabellkan tidak wafib menjamln plhak penyewa
bah terhadap gangguan pemakalannya oleh pihak ketiga tanpa mengaju-
kan suatu hak atas banda yang dlsewa, dengan tidak mengurangi hak
pihak penyewa bali untuk menuntut sendiri plhak ketlga tersebut. Tuntut-
an sendlrl itu, misalnya, dapat menggugat plhak ketiga yang mengganggu
kenlkmatan penggunaan banda yang dlsewa bell dengan alasan perbltat-
an melawan hukum (P.asal 1365 KUHPdt).

Sebaliknya, jika pihak penyewa bell dlganggu dalam pemakalan banda


yang disewa beh karena gugatan mengenal hak mllik atas banda, plhak
penyewa beli berhak menuntut pengurangan harga angsuran sewa me-
nurut perfmbangan, asalkan gangguan ftu t91ah diberitahUkan secara sah
kepada pemlliknya. Penjaminan plhak penyewa beU bebas dari gangguan
plhak ketiga merupakan kewajiban pihak yang menyewabellkan untuk me-
nangkls gugatan dari pihak ketlga, mlsalnya, membantah hak plhak pe-
nyewa bell untuk memakal banda yang disewa bell. Kewajlban tersebut
tidak meliputi pengamanan temadap gangguan fislk, mlsalnya, orang de-
monstrasl merusak rumahnya atau sampah selokan dari tetangga me-

384 Hukum Perdata Indonesia


Perjan)lan Sewa BeD

nyumbat allran air selokan. Hal tersebut dl luar jaminan plhak yang me-
nyewabelikan dan harus dltanggulangf sendlrt oleh plhak penyewa bell.

4. Klausula Eksonerasi
Dalam pertanjlan sewa bell. pihak yang menyewabelikan berusaha mem-
batasl atau meniadakan kewajlbannya dengan membuat ketentuan khu-
sus sewa beli tertulls. Berdasar pada ketentuan lnl, plhak yang menyewa-
belikan bebas dart tanggung jawab memlkul beban, balk berupa blaya
maupun kerugian yang mungkln timbul. Ketentuan khusus lnl disebut klau-
sula eksonerasl. Dalam perjanjian sewa bell tertulls, ketentuan-ketentuan
sewa beli yang menjadi sumber eksonerasl, antara lain

a. Jika benda objek sewa bell musnah sebaglan, plhak penyewa bell
boleh memllih meminta pengurangan harga angsuran sewa bell
atau pembatalan sewa bell, tetapl plhak yang menyewabelikan be-
bas dart tanggung jawab membayar gantt keruglan akibat pllihan
tersebut.

b. Plhak yang menyewabelikan bebas dart tanggung jawab memlkul


beban kerugian yang timbul pada banda objek sewa bell mllik~ya
aklbat perbuatan ternan serumah pihak penyewa bell atau oleh
plhak yang menerima alih sewa beli.

c. Waktu mengosongkan banda yang dlsewa bell, plhak penyewa bell


boleh membongkar apa yang dipasangnya dengan biaya· sendlri
pada banda objek sewa bell, tetapl pemlllk bebas dari tanggung
jawab memikul beban keruglan yang tlmbul dar1 pembongkaran itu.
d. Plhak yang menyewabelikan dibebaskan dart tanggung Jawab me-
mikul beban blaya perbalkan sehari-hari banda objek sewa bell, inl
menjadi beban penyewa bell.

e. Jlka diperjanjlkan, plhak yang menyewabellkan dlbebaskan dar!


tanggung jawab memikul beban blaya pemellharaan keberslhan,
sumber air, penampung hujan, dan selokan.

Dalam praktlk sewa bell, plhak yang menyewabellkan merumuskan sen-


dirt ketentuan sewa betl dan pihak penyewa bell hanya menyetujul atau

Hulrum Perdata Indonesia 385


Perjan)lan Sewa Bell

menolak ketentuan sewa bellltu secara keseluruhan. Dalam praktik sewa


bell rumah, plhak yang menyewabehkan merumusi<an pembebasan tang-
gung jawab sebagal berikut:
"Biaya penggunaan allmn llstrik, telepon, air bersiMeding), dan
pajak bumi dan bangunan (PBB) tahunan dlbebankan kepada pe-
nyewa bell."

KlauSUia eksonerast dalam sewa bell terutama bertujuan llltuk mellnd~l


kepentlngan pemillk supaya banda objek sewa bell ltu )angan sampai di-
rusak oleh penyewa bell. Selaln ttu, juga supaya sewa beli ftu tfdak me-
nlmbulkan bfaya yang hanya dlbebankan kepada pemlllk. Pemiiik yang
menyewabelikan banda mlDknya tentu mencari rnanfaat mlal leblh dan
banda mlliknya ltu. Jika dengan sewa bell itu malahan menlmbulkan ke-
ruglan, sewa bell menjadl tldak berguna bagl pemlllk banda. Oleh !<arena
ltu, pihak yang menyewabelikan selaku pemilik benda merumuskan ke-
tentuan khusus dalam sewa bell tertulis yang membatasl atau menlada-
kan tanggung Jawab pemllfk dalam hal-hal tertentu. Dl samp!ng ltu, klau-
sula eksonerasl barfungsl sebagal peringatan bagl penyewa beU agar me-
makal banda yang disewa bell sebagal bapak rumah tangga yang balk.

Dalam pe~anjian sewa bell, pihak yang menyewabellkan berusaha mem-


batasi atau menladakan kewajlbannya dengan merumuskan ketentuan
khusus sedemll<lan rupa dalam pe~anjlan tertulls. Berdasar pads ketentu-
an lnl, pihak yang menyewabelll<an bebas dari tanggung jawab menggantl
keruglan yang mungkln tlmbul. Dalam perjanjian sews bell tertulls, justru
plhak yang menyewabelfkan sendlrt merumuskan perjafilan, sedangkan
plhak penyewa bell hanya menyetujul Jlka menginglnkan atau menolak
seluruh lsi petjanjian )lka dla tldak mengtnglnkan (take It or l98velt). Ekso-
nemsl dalam sewa beD mellputl hal"hal berikut lnl:

a. Rlslko kerusakan, kehllangan, dan kemusnahan menjadi tanggung


)awab plhak penyewa bell.
b. Blaya pQITtelfharaan, perawatan, perbalkan, dan keruglan karena
pemakalan atau penytmpangan peraturan menjadl tanggung jawab
penyewa bell.

3~ Hukum Perdat.a lndonesil


Pcrjanjlan Sewa Bell

c. Blaya asuransl pada perusahaan yang ditunjuk oleh pihak yang


menyawabelikan menjadl tanggung jawab plhak penyewa bell.

E. KEWAJIBAN PIHAK PENYEWA BELl


1. Pemakaian Benda dengan Baik
Kewajlban pertama plhak penyewa bell adalah memakal benda yang dl-
sewa bell sesuai dengan tujuan pemanfaatan banda itu sebagal bapak
rumah tangga yang balk. MaksUdnya sesual dengan tujuan menurut per-
Janjlan sewa bell, seolah-<>lah benda ltu kepunyaan sendiri, dan dlper-
gunakan dengan sebalk-balknya.

Apablla plhak penyewa bell memakal banda yang disewa bell tidak se-
sual dGngan perjanjlan sewa bell sehlngga dapat menimbulkan keruglan
pada plhak yang menyewabelikan, menurut keadaan, plhak yang menye-
wabelikan dapat menuntut pembatalan pe~anjlan sewa beU. Contohnya,
sewa bell rumah kedlaman (Jiving home), tujuannya adalah untuk keperfu-
an rumah tangga, kemudlan dlubah tujuannya menjadl rumah karaoke
dan night club. Seharusnya plhak penyewa sebagal bapak rumah tangga
yang baik menghunl rumah sesual dengan tujuan sebagal tempat kedlam-
an keluarga (suaml, lstrf, dan anak-anak).

Plhak penyewa bell bertanggung )awab atas sega1a kerusakan yang ter-
jadi pada banda yang dlsewa selama waktu angsuran sewa bell belum
berakhlr, kecuall jika plhak penyewa bell dapat membuktikan bahWE\ ke-
rusakan ltu te~adl dl luar kesalahannya. Ketentuan lnl ada kaJtannya de-
ngan asas memperfakukan banda sewa bell sebagai bapak rumah tangga
yang balk. Artlnya, memperfakukan banda itu seolah-olah sebagal milik·
nya sendlr1.

Akan tetapl, plhak penyewa bell tidak bertanggung jawab atas te~adlnya

kebakaran, kecuall pka pihak yang menyewabeftkan dapat membuktlkan


bahwa kebakaran ltu dlsebabkan oleh kesalahan pihak penyewa bell.
Plhak penyewa bell bertanggung jawab atas segaJa kerusakan dan ke-
rugian yang timbul pada banda yang dlsewa beiJ karena perbuatan ternan-

Hulrum Perdata lndonaala 387


Perjanjlan Sewa Bell

ternan serumahnya atau karena pertluatan orang yang telah menerima


pengoperan sewa bell dari plhak penyewa bell. Pada asasnya, risiko atas
kebakaran menjadl beban pemillk banda.

Pihak penyewa bali yang 11dak melengkapi rumah yang disewa bell de-
ngan perabot rumah secukupnya dapat dipaksa untuk mengosongkan
rumah tersebut. kecuall jika pihak penyewa bell membenl<an cukup jamln·
an untuk membayar angsuran uang sewa. Maksud ketemuan pasal lnl,
apablla benda yang dlsewa bell ttu rumah kediaman, plhak penyewa bell
dlwajibkan melengkapi rumah itu dengan perabot rumah secukupnya.
Perabot rumah tersebut dijadlkan jamlnan untuk pembayaran uang sewa.
Akan tetapi, apablla pihak penyewa bali memberikan cukup jaminan untuk
membayar uang angsuran sewa bell, plhak penyewa bell boleh tldak me-
lengkapl rumah dengan perabot secukupnya dan tidak akan dipaksa
untuk mengosongkan rumah ltu.

Perbaikan kecll dan sehari-hart menjadl beban pihak penyewa belL Jika
tldak dlpe~anjlkan, yang dlanggap pert>aikan kecll dan sehari-hari adalah
pert>alkan lemari toko; tutupan jendela; kaca jendela; kuncl, balk di dalam
maupun dl luar rumah; dan segala sesuatu yang dlanggap termasuk ltu
menurut keblasaan setempat. Mesklpun begitu, perbalkan tersebut men·
jadi beban pihak yang menyewabellkan apablla perbalkan ltu terpaksa dl·
lakukan karena keadaan rusaknya benda sewa bell karena keadaan me-
maksa (force majeure). Demiklan juga kebersihan sumur, selokan , pe-
nampung air hujan, dan plpa asap menjadi beban plhak yang menyewa
bellkan, kecuali jika dlperjanjlkan seballknya.

2. Pembayaran Angsuran Sewa Beli


Kewajiban kedua plhak penyewa bell adalah membayar angsuran sewa
bell. Pihak penyewa beli wajib membayar angsuran sewa bell pada waktu
yang telah ditentukan. Pembayaran angsuran sewa bell dllakukan secara
periodik umumnya secara bulanan. Sewa bell rumah yang dllengkapl de·
ngan mabel harus dianggap telah dilakukan secara bulanan jlka pem-
bayaran angsuran sewa bell dilakukan setiap bulan. Jlka temyata pam-

388 Hukurn Perdata lndoneala


Perjanjlan Sewa Bell

bayaran angsuran sewa bell tldak dilakukan secara bulanan. sewa bell
tersebut dianggap telah dlbuat menurut kebiasaan setempat.

Dalam pe~anjian sewa bell tertulis, blasanya sudah dfsepakati dan di-
tentukan besamya jumlah angsuran sewa bell setiap bulan yang wajib dl-
bayar oleh plhak penyawa bell. Sedangkan dalam pe~anjlan sewa bali tl-
dak tertulis, mungkln te~adi bahwa sewa bell sudah berjaJan, tetapf besar-
nya jumlah angsuran sewa bell setiap bulan belum dapat dlpastlkan se-
hingga tlmbul persellslha':l mengenai jumlah uang sewa beli setiap bulan
yang wajlb dlbayar oleh penyewa beli . Jlka terjadl perselislhan mengenal
jumlah uang angsuran sewa bali dalam sewa bell tidak tertulis yang sudah
berjalan 1idak ada tanda pembayaran, pihak yang menyewabelikan harus
dipercaya atas sumpahnya, kecuali jlka penyewa memlllh supaya jumtah
sewa dltakslr oleh orang yang ahll.

Dalam pe~anjlan sewa beli rumah, mungkln terfadi bahwa plhak penyewa
bell tldak metengkapl rumah sewaan ltu dengan perabot rumah secukup-
nya sehingga menlmbulkan kecungaan bagl pihak yang menyewabellkan,
apakah plhak penyewa bell akan membayar angsuran sewa bell atau
tldak. Dalam hal pihak penyewa bell Udak melengkapl rumah yang dlsewa
beli dengan perabot rumah secukupnya, dapat dlpaksa agar mengosong-
kan rumah itu, kecuali jika pfhak penyawa beli cukup menjamln pem-
bayaran angsuran sewa bell. Mangosongkan rumah berarti pembatalan
sawa bali. Akan tetapl, pembatatan itu tidak perfu dllakukan, asal ada
jaminan yang cukup bahwa angsuran sewa bali rumah itu pastl dlbayar
oleh plhak penyewa bell wataupun dla tldak melangkapl rumah Jtu dengan
parabotsecukupnya.

Berdasar pada anallsls katentuan perjanjlan sewa bell yang dlmaksud,


jelas bahwa parabot rumah dapat dljadlkan jaminan untuk pembayaran
angsuran sewa bell. Pemillk yang menyawabellkan rumahnya mempunyai
hak lstimewa (privilege) atas perabot rumah jlka plhak penyawa bell me-
nunggak pembayaran angsuran sewa bell. Jlka tunggakan angsuran sewa
bell ltu dlgugat ke muka pengadilan dan pengadllan melakukan eksekusl,
pemllik rumah sebagal pihak yang manyewabellkan harus dldahulukan
pelunasan angsuran $8Wa beti yang belum dlbayar dari hasil palelangan

Hukum Perdata Indonesia 389


perabot rumah tersabut. Bahkan, perabot rumah kepunyaan orang lain

.. pun dapat dlslta, asalkan dipakal sebagal mabel rumah yang dlsewa bell
ltu.

3. Larangan Mengulangsewabelikan
Kewajlban ketlga pthak penyewa bell adalah tldak mengulangsewabell-
kan banda yang dlsewabelikan kepada plhak lain. Kewa}lban inl dapat dl-
cantumkan atau tidak dicantumkan dalam pe~anjian sewa bell yang wajib
dlpenuhl oleh plhak penyewa bell. Jlka dalam pe~anjlan tldak ada lzln
mengulangsewabellkan benda yang dlsewabellkan kepada pihak lain, ber-
lakulah ketentuan bahwa pihak penyewa beli tldak boleh mengulangsewa-
belik.an atau mengalihsewabeJikan benda yang disewa bell kepada orang
lain dengan ancaman pembatalan sewa bell dan pembayaran gantl ke·
ruglan, sedangkan plhak yang menyewabellkan setelah pembatalan ttu
tidak wajlb menaatl perfanjlan ulang sewa bellltu.

DaJam perjanjlan sewa bell terdapat dua perbuatan yang tldak diboleh-
kan, yaltu mengutangsewabellkan bends yang dlsewabellkan dan meng-
alihsewabelikan banda yang dlsewabellkan. Antara kedua perbuatan lnl
terdapat perbedaan pada status penyewa bell, yaltu:

a. Padli mengutangsewabellkan
Pada •mengulangsewabelikan" plhak penyewa bell menyewabell·
kan banda yang dlsewa bell kepada plhak ketlga. Oengan demlklan,
plhak penyewa bell bertlndak sebagal plhak yang menyewabellkan
dalam pe~anJian ulang sews bell, sedangkan dalam perjanjlan sewa
bell, dla berstatus sebagai plhak penyewa bell.

b. Pada mengallhsewabellkan
Pada •mengallhsewabelil<an" plhak penyewa bell mengatihkan sewa
bellltu kepada plhak ketlga . Dengan demlklan, plhak penyewa bell
mengundurkan dirt dan kedudukannya sebagal plhak penyewa bell
dlgantikan oleh plhak ketiga.

Menghadapl dua perbuatan lnl, plhak yang menyewabelikan dapat meng-


ajukan pembatalan perjanjlan sewa bell dlserta.l dengan tuntutan ganU ke-

390 Hukum Perdllta Jndoneala


Pertanjlan Sowa Bell

ruglan. Setelah ~batalan ltu dilakukan, plhak yang menyewabelikan


Udak wapb menaaU perjanjlan dengan pihak ketlga itu.

Namun, dalam pe~anjlan sewa bell rumah yang ditempati sandhi oleh pl-
hak penyewa bell atas tanggung jawab sendlri, plhal< penyewa bell dapat
menyewakan sebaglan dari rumah itu kepada pihak lain jika dalam par-
janjlan sewa bell tidak ada larangan untuk ltu. Jadi, plhak penyewa bali
boleh menyewakan sebaglan kepada pihak lain, tetapl plhak penyewa beli
bertanggung jawab temadap segala aklbat yang tlmbul pada rumah yang
dlsewabellkan karena penyewaannya kepada plhak ketlga ltu. Penyewa-
an sebaglan lnl dapat terjadl, mlsalnya, plhak penyewa bell menyewakan
kamar rumah kepada seorang atau leblh mahaslswa.

4. Penjaminan dalam Sewa Bell


Salah satu clri khas sewa bell adalah keharusan adanya plhak penjamln.
Penjamln lni blasanya adalah bank yang menyedlakan dana bagl ke-
pentingan plhak penyewa bell. Jlka plhak penyewa bell lalal atau tidak
memenuhl angsuran sewa bell, plhak yang menyewabellkan dapat ber-
hubungan dengan plhak penjamln supaya dapat meltxlasi kewa}iban pihak
penyewa bell. Hubungan hukum penjamlnan dalam sewa bell ada dua
slsl, yaltu:
a. Antara pihak penjamln dan plhak penyewa beU dan
b. Antara plhak penjamln dan pihak yang menyewabellkan.

Oalam pe~anjlan penjamlnan antara penjamln dan penyewa bell, pen-


Jamln menglkalkan dlri untuk membayar angsuran sewa bell kepada pihak
yang menyewabellkan jika penyewa bell sendlr1 tidak membayamya. Pe-
nyewa bell menglkatkan diri untuk membayar angsuran sewa bell kepada
penjamln jlka penjamln telah membayamya kepada plhak yang menyewa-
belikan. Jumlah angsuran sewa bell yang dlbayar kepada plhak yang me-
nyewabelikan sama dengan jumlah yang dlbayar oleh penyewa bell ke-
pada penjamln.

Oalam perjanjlan penjamlnan antara penjamin dan plhak yang menyewa-


bellkan, penjamln menglkatkan dlri untuk bertanggung jawab membayar

Hukum Perdata lndoneala 391


PerJanJian Sawa Bell

seluruh utang penyewa bell, balk berupa angsuran sewa bell maupun
denda dan blaya-biaya lainnya yang tlmbul aklbat dart pe~anjlan sewa
bell. Pihak yang menyewa~llkan menglkatkan dirt untuk tldak menagih
lagl kepada penyewa bell yang angsuran sewa bellnya dan lain-lain blaya
telah dlbayar oleh penjamln.

Untuk melaksanakan kewajlban pen}amln ltu, pihak yang menyewabeli-


kan merumuskan dalam perjanjlan sewa bell bahwa penjamin melepas-
kan hak-hak dan hak-hak lstimewa yang dlber1kan oleh undang-undang
terutama:
a. Hak untuk memlnta kepada plhak yang. menyewabelikan supaya
harta penyewa bell digunakan lebih dulu untuk membayar utang-
nya;
b. Hak untuk memlnta kepada plhak yang menyewabelikan supaya
membagl utang tersebut dl antara penjamln dan penyewa bell; dan
c. Hak-hak lain yang diatur dalam Pasal1430, 1847, 1848, dan 1849
KUHPclt

5. Wanprestasi dan Akibat Hukumnya


Wanprestasl artlnya tldak memenuhl kewajlban sama sekall atau tldak
memenuhl kawajiban sebagalmana mestfnya sebagaimana telah ditentu-
kan dalam pe~anjian sewa bell. Ada beberapa kemungklnan bentuk wan-
prestaslltu sepertl diuraikan belikut lnl.

5.1 Lalal membayar angsuran sewa bell


Jlka penyewa bali lalal membayar angsuran sewa bell seperti yang telah
ditentukan. aklbatnya adalah dla diwajibkan membayar gantl keruglan be-
rupa denda yang jumlahnya telah dltetapkan untuk setiap kall kalalalan
ltu.

5.2 Tldak membayar angsuran sewa bell


Penyewa bell tfdak membayar angsuran sewa bell yang me..3lh tersisa se-
banyak dua kall berturut-turut, atau karena palllt, atau karena menlnggal

392 Hukum Perdata lndoneala


Perjanjlan Sewa S.U

dunla, atau karena ditaruh dl bawah pengampuan. Aklbat hukumnya ada-


lah pembataJan s&wa bell. Pembatalan tersebut tanpa memerfukan sural
teguran leblh dulu. Pihak yang menyewabellkan bemak menarik kembali
banda yang dlsewabelikan ltu dan angsuran yang sudah dibayar tldak
dapat ditunM kembali karona dlanggap sobagai sewa.

5.3 Tidak mematuhl ketentuan sewa bell


Jtka penyewa bell tidak mematuhl ketentuan sewa beli, misalnya, peme-
llharaan, perawatan, perbaikan, dan penyimpangan sehingga tlmbul ke-
ruglan, akibat hukumnya adalah penyewa bell wajlb menanggung beban
keruglan tersebut.

F. RISIKO DALAM SEWA BELl


Dalam po~anjlan sewa bali dapat tel')adl bahwa banda yang disewa bell
mengalaml kemusnahan aklbat darf suatu peristlwa yang bukan karena
kesalahan plhak penyewa bell atau plhak yang menyewabellkan. Dalam
llmu hukum peristiwa inl dlsebut "keadaan memaksa" (force majeure). Ke-
adaan memaksa adalah suatu peristiwa yang te~adi tidal< dlsengaja dan
terjadlnya itu tJdak dapat diduga keUka mengadakan perjanjlan sewa bell.
Jlka te~adi keadaan memaksa, slapa yang bertanggung jawab atas ke-
rugian yang terjadl, plhak yang menyewabeUkan atau plhak penyewa bell?
lnl adalah masalah rislko dalam perjanjian sewa bell. Yang dlmaksud de-
ngan nslko adalah kewajlban menanggung keruglan yang tlmbul karena
keadaan memaksa.

1. Risiko Ditanggung oleh Pemilik Benda


Dalam perjanjian sewa bell dltentukan, apablla dalam waktu sewa bell,
benda yang dlsewabelikan musnah sama sekali karena peristiWa yang
bukan kesalahan salah satu plhak, perJanjlan sewa bell gugur deml hukllll.
Kata-'kata "gugur deml hukum" menunjukkan bahwa sewa bell ttu lenyap
sepertt tldak ada apa-apa sebelumnya. Maslng-maslng pihak tidak dapat
menuntut apa-apa dari p{hak lawannya. Jika demiklan halnya, kerugian

Hukum. P.rdat.l Indonesia 393


PerJanJian Sewa Bell

aklbat musnahnys benda objek sews beD menjadl tanggung jawab se-
penuhnya plhak yang menyewabellkan.
Jlka plhak yang menyewabellkan Jtu adalah pemili1< banda, dlalah sebagal
plhak yang bertanggung Jawab atas keruglan aklbat keadaan memaksa
tersebut. Alasannya adalah sebelum angsuran sewa bell terakhir dibayar
lunas, hak mllik atas banda yang dlsewabellkan tetap berada pads plhak
yang menyewabellkan, sedangkan banda yang diserahkan dan dinikmatl
plhak penyewa bell hanya penguasaan (bozlt), bukan hak mllik, hak mflik
masih pada plhak yang menyewabelikan. Oengan demlklan, dapat ditarik
suatu keslmputan bahwa dalam pe~anJ1an sews bell, jlka dalam waktu
sews bell te~adl keadaan memaksa yang mengaklbatkan bends yang dl-
sewabehkan ltu musnah sama sekall, rlsiko keruglan ditanggung oleh pe-
milik banda.

2. Yurlsprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


Tahun 1957
Menurut 't\nisprudensi Mahkamah Agung Aepublik Indonesia Tahun 1957.
rlslko karena keadaan memaksa yang te~adl dalam waktu sewa bell men-
jadl tanggung jawab penyewa bell berdasar pada Pasal 1460 KUHPdt.
Akan tetapl, manurut SUrat Edaran Mahkamah Agung Aepublik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1963, Pasal 1460 KUHPdt tldak per1u dlber1akukan tagl
karena bertentangan dengan ssas levering yang dlanut KUHPdt sehingga
dlrasakan tldak adiL Dengan demlklan, balk menurut yurisprudensl 1957
maupun Surat Edaran Mahkamah AQ\.1'\g Aewt>llk Indonesia Nomor 3
Tahun 1963, Pasal 1460 KUHPdt tldak relevan lagl dipakal sebagal dasar
penentuan risiko dalam sewa bell. Masalahnya, spa yang menjadl dasar
penentuan r1slko skibat kGadaan memaksa dalam sewa bell?

UntUk menye&esalkan masatah tersebut, Prof. Sri Soectewl Maschoen


Sofwan menyatakan bahwa Pasal 1460 KUHPdt dalam Surat Edaran
Mahkamah Agung Republlk Indonesia Nomor 3 Tahun 1963 sebanamya
maslh relavan kareoa surat edaran Mahkamah Agung tersebut hanya
marupakan anjuran kepada para haklm dan pengadllan jlka menerapkan
Pasal 1460 KUHPdt ltu tldak per1u secara harflah, tetapl perfu ditafslrf<an

3N Hukum Perdata Indonesia


Perjan)lan Sewa Bell

sedemlklan rupa sehfngga dlrasakan adil oleh kedua belah plhak. Me-
nurut bellau, jlka musnehnya benda karena keadaan memaksa, rlslko di·
tanggung oleh kedua belah plhak. Dengan demlklen, adalah adll Jlka ke-
ruglan yang tlmbul karene keadaan memaksa ltu dltanggung sebaglen
oleh plhak yang menyewabelikan dan sebaglan oleh pihak penyewe bell,
menglngat bahwa hak mlllk etas benda belum dlsemhkan dan kedua be-
lah plhak tldak bersalah etas benda belum dlserahkan dan kedua belah
plhak tidak bersalah. 2

Apabila penafslran Prof. Sri Soedewl Maschoen Sofwan lnl diterapkan


pada pe~anjlan sewe bell. berdasar pada yur1sprudensl1957 r1slko dalam
sewa bell ditanggung oleh kedua belah pihak. Artlnya, jika benda musnah
karena keadaan memaksa, sebaglan kerugian 1tu dltanggung oteh plhak
yang menyewabelikan dan sebaglan tagl dltanggung oleh plhak penyewa
bell. lnl baru dlrasakan edll karena kedua belah pihak menanggung aklbat
keadaan memaksa. Penulis setuju dengan pemecahan mesalah yang dl·
a)ukan oleh bellau jika delam jual bell yang maslh berdasar pada Pesal
1460 KUHPdt. Akan tetapl. dalem sewe bell tldak pertu lagl berpljak pada
pasal tersebut dengan pertlmbangan sebagal ber1kut:

a. Sewa bell bukan Jual bell dan bukan pula sewa-menyewa karena
ketlga bentuk pe~anJian ltu mempunyal clri khas maslng-maslng.

b. Sewa bell tldak dlatur dalam undang-undang, sedangkan )uel bell


dan sewa-menyewa dlatur dalam undang-undang tennasuk juga
r1slko dalam juat bell dan sewa-menyewa.

c. Karena tldak dlatur dalam undang-undang, wa)ar Jlka penafslran


mengenal rtslko berpegang pada kenyataan yang berkembang da-
lam kegiatan perdagangan modem.

d. Kanyataan ltU adalah bahwa benda sudah dlserahkan, tetapl harga


belum dibayar lunas, kemudlan te~adl keadaan memaksa yang me-

2) Prof. Or. Sri Soedewl Muctloen Sofwan, S.H. pada masa hiOJpnya adalah Guru
Besar Hukum Perdata pada Fakultaa Hukum Unlveralta8 Gadjah Mada Yogya-
karta.

Hukum Pent.ta Indonesia 395


Perjan)lan Sawa Bell

nlmbulkan karuglan atas benda. padahal bukan karena kasalahan


kedua belah plhak.

e. Karena ltu, adalah adll jlka plhak yang menyewabellkan sebagal


pemilik banda menanggung sebaglan darf keruglan dan pihak pe-
nyewa bell juga menanggung sebaglan dari keruglan.

3. Menurut Praktik Sewa Beli


Praktlk sewa bell dewasa lnl temyata dikendalikan oleh pihak yang me-
nyewabellkan melalul perjan)lan baku yang dirumuskan secara sepihak
oleh pihak yang menyewabellkan, yang slfatnya hanya menguntungkan se-
plhak, yaitu plhak yang menyewabelikan. Rumusan pihak yang menyewa-
belikan lnl maslh dlpengaruhl oleh yurisprudensi Mahkamah Agung 1957,
yang sebenamya sudah dlanullr oleh SUrat Edaran Mahkamah Agung Re-
publik Indonesia Nomor 3 Tahun 1963.

Apablla dicermati rumusan ketentuan-ketentuan dalam perjanjlan sewa


bell yang tetah dlbakukan. tercatat jelas bahwa fisiko dalam sewa bell
menjadi beban tanggung jawab plhak penyewa bell tanpa menghiraukan
peristlwa apa pun yang menjadi penyebab tlmbulnya keruglan ltu. Perhatl·
kan rumusan perjanjian sewa bell berikut lnl:
"Plhak penyewa bell mengakul sebelum dan pada waktu penyerah-
an benc:la kepadanya telah memeriksa dan menerima dari pihak
yang menyewabellkan dalam kaadaan balk. Jlka kemudlan benda
ltu rusak, hllang, atau musnah, rislko atas keruglan tersebut men-
jadl beban tanggung jawab penyewa beU. •

Ketentuan dl atas tersebut sebenamya mencampuradukkan rislko kerugl-


an aklbat keadaan memaksa dan aklbat bukan keadaan memaksa (wan-
prestasl blasa), semuanya dijadikan beban tanggung jawab pihak penyewa
bell. Perhatikan rumusannya:

'Rlslko dalam sews bell menjadl beban tanggung jawab plhak pe-
nyewa bell tanpa menghlraukan peristlwa apa pun yang menjadl
penyebab tlmbulnya keruglan ltu.•

396 Hukum Perdata lndon..ta


PerJanjlan Sewa Bell

Bagian kalimat 'tanpa menghlraukan perlstlwa apa pun yang menjadi pe-
nyebab tlmbulnya keruglan ltu', seharusnya dfplsah antara rislko keruglan
aklbat keadaan memaksa dan nslko keruglan akibat wanprestasi.

Keruglan aJdbat keadaan memaksa tldak mungkln dapat dihindari oleh


slapa saja dan te~adinya peristlwa tldak dapat diduga sebelumnya, se-
dangkan keruglan akibat wanprestasl dapat dihlndari karena kelalalan saja
dan terjadinya ltu dapat dlduga. Sebagal contoh, menal'ltl sepeda motor
sembarang tempat walaupun dlkunci, dlcuri orang juga. OOaruh samba-
rang tempat dapat diduga akan dicuri orang karena lalal.

Jika semua rislko kerugian tanpa menghlraukan peristlwa apa pun yang
menjadl panyebab timbulnya kerugian dlbebankan kepada plhak penyewa
bell, jelas dirasakan tldak acfll . Praktik usaha seNa bell semacam lni me-
rupakan jerat bagl plhak penyewa bell tanpa dlsadari oleh eaton penyewa
beli. Blsnis sewa bell seperti lnl tennasuk usaha merugikan masyarakat
konsumen, usaha yang dikategorfkan tidak halal.

4. Berakhimya Sewa Beli


Pe~anjian sewa bell dapat berakhir secara normal dan dapat pula secara
tidak normal. Berakhlr secara normal apablla pihak yang menyewabelikan
telah memenuhi kewajiban kepada dan memperoleh hal< dari pihak pe-
ny(N{a bell. Sebaliknya pula, plhak penyewa bell telah memenuhi kewajltr
a'l kepada dan memperoleh hak darf pihak yang menyewabelikan. Semua
kewajlban dan hak maslng-maslng plhak telah dllaksanakan sebaQaJmana
mestJnya sesual dengan pe~an)lan. Sewa bell berakhlr sejak penyewa bell
membayar lunas angsuran sewa bell yang terakhlr.

Pe~anjian sewa bell dapat juga berakhlr secara tldak normal karena be-
berapa alasan sepertl berikut:
a. Karena wanprestasl, yaltu penyewa bell tidak memenuhl sebagian
atau seluruh kewaFbannya, antara lain, tldak membayar nngsuran
sewa bell.
b. Karena penyewa bell dinyatakan palllt atau tldak mampu lagl mem-
bayar utangnya atau telah mengajukan penundaan pembayaran.

Hukum Perdata lndoneala 397


~anjllln Sewa Bell

c. Karena harta kekayaan penyewa bell dlslta dalam bentuk apa pun.

d. Karena penyewa beli ditaruh dl bawah perwallan atau pengampuan


karena sebab-sebab apa pun sehlngga tldak bertlak lagl melaku-
kan pengurusan atau penguasaan atas seluruh atau sebaglan harta
kekayaannya.

e. Karena penyewa bell menlnggal dOnla, kecuall jlka ahll war1snya


atau mereka yang memperoleh hak darinya sanggup menaati dan
akan tunduk pada perjanjlan lni serta bersedla untuk m~elesal­
kan segala utangnya dan kewajlban penyewa bell kepacla pihak
yang menyewabellkan.

f. Karena penyewa bell tldak melakukan pembayaran angsuran se-


b8nyak dua kall berturut-turut kepada plhak yang menyewabefikan.

******

3M Hukum Perdata lndon..a.


Da1tar Puataka

DAFTAR PUSTAKA

.
Adll, Soetan MallkoeJ. Hak-Hak Kebendaan. Penerbit Pembangunan .
Jakarta. 1962.

Apeldoom, Prof. Mr. Dr. L.J. van. Pengantar llmu Hukum. Penerbit Prad-
nya Paramtta. Jakarta. 1968.

Afandl, All. Prof. Bahan Kuflah Hukum Warls. Penerblt Yayasan Gadjah
Mada. Yogyakarta. 1968.

Al-Hafizh bin Hajar AI·Asqolani. Tatjamah Butughul Maram. Penerjemah


Muh. Rifal Qusyalrf Mlsbah. Penerblt Wlcaksana. Semarang.
1989.

Badjeber, H. Zaln. Tanya Jawab Masa/ah Hukum Perkawtnan. Penerblt


Slnar Harapan. Jakarta. 1985.

Burght, Prof. Dr. Mr. Gregor van der. Hukum Waris. Dlterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh Drs. F_ Tehgker. S.H., C.N. Pe-
nerbit PT Citra Aditya Baldi. Bandung. 1995.

Oepartemen Agama Rl. AI-OUr'an dan Tetjemahannya Penemlt Lembaga


Penyelenggara Penterjemah I<Jtab Sucl AJ-Qur'an. Jakarta.

Djojodlgoeno, Prof. M.M. Asas-Asas Hukum Adat. Penerott Gadjah Mada.


Yogyakarta. 1968.

HacikuSllna, Hllman. Prof. Hukum Warls Adat Penemlt Alumni. Bandung_


1980.

Hazalrfn, Prof. Dr. Hukum Kewarlsan Bilateral Menurut AJ-Qur'an dan


Hadith. Penerbit llntamas. Jakarta. 1982.

Hukum Perdata lndone.,a


399
Daftar Puataka

Hondius, Or. E.H. dan Mr. R.J.H. Engels. Aspek·Aspek Hukum Perikatan
Belsnda dalam Kompendlum Hukum Belanda. Penerblt Yaya-
san Ke~a Sarna llmu Hukum Indonesia dan Belanda. Penerbit
's-Gravenhage. 1982.
lchsan, Achmad. Hukum Pardata lA dan 18. Penerblt Pembimblng Masa.
Jakarta. 1979.
Junus, Mahmud. Prof. H. HukUm Perkawlnan dalam Islam. Penerblt Al-
Hidayah. Jakarta. 1976.

Kan, J. van. fnlefdfng tot de Rechtswetenschap. Cetakan Ke-8. Volksunl-


versitelt Blbllotheek. Gronlngen. Nederland. 1951.

Kartohadiprodjo, Soedlman. Prof. A. Pengantar Tala Hukum Indonesia.


Penerblt Pembangunan. Jakarta. 1987.

Kleyn, Prof. Mr. W.M. lkhtfsar Hukum Benda Belanda dafam Kompendium
Hukum Belanda. Penerblt Yayasan Kerja Sarna llmu Hukum
Indonesia dan Negeri Belanda. 's-Gravenhage. 1982.

Koen1jaranlngrat, Prof. Or. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan.


Penerblt Gramedla. Jakarta. 1982.

Lubls, All Basa. Undang-Undang Perl<awinan yang Baru Komentar dan


Anal/sa. Cetak Stensllan. Jakarta. 1974.
Manan, Abdul. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam df Indonesia. Pe-
nerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2006.

Marsh and Soulsby. Hukum Perjanjlan. Olterjemahkan ke dalam bahasa


Indonesia oleh Prof. Abdulkadlr Muhammad. Penerblt Alumni.
Bandung. 1980.

Meyers, Prof. Mr. E.M. De Algemene Begrfppen van het Burgerfljk Recht.
Universltaire Pers. leiden. 1948.

Muhammad, Abdulkadlr. Hukum Parikatan. Penerbit PT Citra Aditya Bakti.


Bandung. 1992.
- - - . Perjanpan Baku dalam Praldek Perusahaan Perdagangan. Pe-
nerblt PT Citra Aditya Baktl. Bandung. 1992.

400 Hukum Perdata Indonesia


. DaftarPualaka

Pitlo, Prof. Mr. Dr. Het Zakenrecht naar het Nsderlands Burgerlijk Wet-
bo6k. H.D. T)eenk Wllllnk & Zoon N.V. Haartam. 1955.

Poed}osewo}o, Koesoemadl, Prof. R. Asas-Asas Hukum Perdata. Badan


Penerblt Gadjah Mada. Yogyakarta. 1960.

- -. Prof. R. Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia. Panerbit


Aksara. Jakarta. 1971.
Prakoso, Djoko. et. a/. Asas-Asas Hukum Perkawlnan dl Indonesia. Pe-
nerblt Blna Aksara. Yakarta. 1987.
Prodjodikoro, Wlrjono. Hukum Perdata T811tang Hak-Hak atas Benda. Pe-
nerblt Soeroengan. Jakarta. 1960.
Prodjodikoro, Wlrjono. Prof. Dr. Asas-Asas Hukum Perjanjlan. Penerblt
Sumur. Bandung. 1967.
- - -. Prof. Dr. Hukum Warlsan dllfldonesia. Penerbit Sumur. Ban-
dung. 1976.
- - -. Prof. Dr. Perbuatan Melanggar Hukum. Penerbit. Sumur. Ban-
dung. 1968.
Rasjldl, Ull. Hukum Perlcswlnan dan Perceraian dl Malaysia dan Indo-
nesia. Penerblt Remaja Rosdakarya. Bandung. 1991 .
Rldo, AB. Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum. Penerbit Pem-
blmblng Masa. Jakarta. 1987.
Romulyo, ldr1s. Asas-Asas Hukum Islam Sejarah Perkembangannya dl
Indonesia. Penerblt Slnar Graflka. Jakarta. 1997.
Soepomo, Prof. Dr. R. Slstem Hukum Sebelum Perang qunla II. Penerbit
Noordhoff·Kolff. Jakarta. 1967! I

SOfwan, Sri Soedewf Maschoen; Prof. Dr. Hukum Badan Prlbadi. Penerblt
Seksl Hukum Perdata. Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta. 1974.
- - -. Prof. Dr. Hukum Benda. Penerbit Uberty. Yogyakarta . 1974.
·- - - ··. Hukum Perutangan. Te~emahan. Penerblt Seksl Hukum Per-
data. Fakulta:> Hukum UGM. Yogyakarta. 1974.

Hukum Perdata lndoneaJa 401


Daftar Pustaka

Sosroatmodjo, Arso dan Aulawl A. Waslt. HukLm Perkawlnan cllndonesJa.


Penerblt Bulan Blntang. Jakarta. 1978.

Subeldi, Prof. A. Aneka Perjanjian. Penerbit Alumni. Bandung. 1975

- - - -. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Penerblt lntennasa, Jakarta,


1988.

Subekti, Prof. R. dan Tamara J . Kumpulan Putusan Mahkamah Agung


Mengenal Hukum Adat. Penerbit Gunung Agung. Jakarta.
1968.

Subektl, Prof. A. dan R. l]ltrosoediblo. Kltab Undang-Undang Hukum Per-


data. Terjemahan dari Burgerf/jk Westboek. Dllamplrf dengan
tambahan Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Un
dang Perkawinan. Penerbit Pradnya Paramlta. Jakarta. 2009.

ThaUb, Sayutl. Hukum Kewarfsan Islam dllndonesla. Penerbit Bina Aksara.


Jakarta. 1981 .

VOllmar, Prof. Mr. Or. H.F.A. Pengantar stud/ Hukum Perdata. Jllld I. 01-
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh I.S. Adlwlmarta.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Penerbit
Rajawali. Jakarta. 1992.

******

402 Hukum Perdata lndon"la


Timbutnya hukum karena manusia hidup bermasyarakal Hukum perdata
mengatur hak dan kewajiban pribadl dalam hldup bermasyarakat manusia
adalah sentral. Manusia adalah penggerak kehldupan masyarakat karena
ltu manusia adalah pendukung hak dan kewajlban. Hukum perdata meng-
atur siapakah yang dlmaksud dengan orang sebagal pendukung hak dan k~
wajlban.

Manusia adalah makhluk clptaan Tuhan yang dijadlkan atas jenls kelamin
prla dan wanita. Sesual dengan kodratnya, mereka hidup berpasang.pasang-
an antara pria dan wanita. Hubungan hldup tersebut terlkat dalam tall per·
kawlnan yang kemudian melahlrkan anak. Oengan demlklan, tlmbullah yang
disebut keluarga. Hukum perdata mengatl.lr tentang kehldupan ketuarga.

Sebagal makhluk soslal, manusla mempunyal kebutuhan. Kebutuhan ltu


hanya dapat terpenuhl apabila dllakukan dengan usaha dan kerja keras.
Mereka mengadakan hubungan antara sstu sama lain. Keberhasilan dalam
usaha kehldupan adalah harta kekayaan yang mereka peroleh sehlngga ke-
langsungan hid up keluarga dapat terjamin. Hukum perdata mengatur ten·
tang harta kekayaan.

Manusia hldup tldak abadl. Pada suatu saat Ia akan matl. Jika demlkian,
bagaimana naslb keluarga yang dltinggatkan. Bagaimana pula dengan harta
kekayaan yang telah diperoleh selama hldup. Slapakah yang berhak meng-
urus dan memillkl harta kekayaan itu. Harte kekayaan orang yang matl
menjadi hak keluarganya yang masih hidup, yang dlsebut pewarisan. Hukum
perdata mengatur tentang pewarisan.

******

Info Buku Lengkap ISBN 978-979-414-523-4


PT Citra Adltya Baktl
E-mail : cab@citraaditya.com
Website : www.citraaditya.com
1111111
PENERBIT PT CITRA ADITYA BAKTI H okum
Jl. Geusanulun No. 17 Bandung- 40115 Perdata
Telp.: (022} 4238251 - 4201587
Fax.: (022) 4238635 Indonesia

Anda mungkin juga menyukai