Anda di halaman 1dari 63

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA

NEGARA (HAPTUN)

Afrita
PENDAHULUAN
FRIEDRICH JULIUS STAHL
(Konsep Rechtsstaat)
Perlindungan HAM
Pemisahan atau pembagian kekuasaan
Pemerintah berdasarkan peraturan
per-UU-an
Peradilan administrasi
HUKUM ACARA
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
❖ Hukum formil menegakkan hukum
materil;
❖ Seperangkat peraturan yang memuat cara
bagaimana orang harus bertindak
terhadap dan di muka pengadilan, serta
cara pengadilan bertindak untuk
menegakkan Hukum Administrasi Negara
materil
UNSUR-UNSUR PTUN
5 (lima) unsur dalam Peradilan Administrasi,
yaitu :
⚫ adanya suatu instansi atau badan yang netral
dan dibentuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan, sehingga mempunyai
kewenangan untuk memberikan putusan
⚫ terdapatnya suatu peristiwa hukum konkret
yang memerlukan kepastian hukum;
⚫ terdapatnya suatu norma hukum yang abstrak
dan mengikat umum (Peraturan HAN);
⚫ adanya sekurang-kurangnya dua pihak
(Penggugat dan Tergugat);
⚫ adanya hukum formal (Hukum Acara PTUN)
Sumber Hukum Formil
⦿ UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
UU No. 9 Tahun 2004 (Perubahan I), UU No. 51 Tahun 2009
(Perubahan II);
⦿ UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;
⦿ UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, diubah
terakhir dengan UU No.03 Tahun 2009;

⦿ PP No. 7 Tahun 1991 tentang Penerapan UU No.5 Tahun


1986;
⦿ Beberapa aturan teknis dalam SEMA, Buku Pedoman,
Juklak-Juknis yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung.
LATAR BELAKANG
URGENSI PERADILAN ADMINISTRASI:
TUJUAN DIDIRIKANNYA PTUN
Menurut Sjahran Basah (1985;154)
Tujuan peradilan administrasi adalah
untuk memberikan pengayoman
hukum dan kepastian hukum, baik bagi
rakyat maupun bagi administrasi
negara dalam arti terjaganya
keseimbangan kepentingan masyarakat
dan kepentingan individu
PENYELESAIAN SENGKETA DI PTUN PADA
MULANYA BERAWAL DARI ADANYA
TINDAKAN PEMERINTAH/PEJABAT TUN

TANPA ADA TINDAKAN PEMERINTAH, MAKA


TIDAK AKAN PERNAH ADA SENGKETA TUN

TINDAKAN PEMERINTAH APAKAH YANG


MENJADI PANGKAL SENGKETA TUN ?
FUNGSI PTUN

⚫ Sarana untuk menyelesaikan konflik yang


timbul antara pemerintah (Badan/Pejabat
TUN) dengan rakyat (orang
perorang/badan hukum perdata), selain
upaya administratif yang tersedia.
Jenis-jenis Tindakan Pemerintah
• Melakukan perbuatan materil/faktual (Feitelijke Handeling)
(membuat selokan,memotong pohon,peresmian jembatan)
• Mengeluarkan peraturan (regeling)
(UU, PP, Perda Sampah,KTP, Perda Iklan)
• Mengeluarkan keputusan (Beschikking)
(mengangkat si A jadi pegawai,si B dipecat)

• Sebelum UU Administrasi Pemerintahan:

BESCHIKKING PTUN
SIFAT KHUSUS HUKUM ACARA
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
1) Hakim Aktif (Dominus Litis);
2) Terdapat tenggang waktu dalam mengajukan gugatan
( 90 hari) sejak diterima atau diumumkan KTUN;
3) Ada Proses “Dismissal” oleh Ketua Pengadilan TUN;
4) Ada Pemeriksaan Persiapan;
5) Gugatan tidak menunda pelaksanaan keputusan TUN;
(Terkait Asas “Persumptio Iustae Causa”)
6) Asas Pembuktian Bebas dan terbatas ( Vrij Bewijs);
7) Tidak ada Gugatan Rekonvensi;
8) Tidak ada Putusan Verstek;
9) PT TUN dapat menjadi pengadilan tingkat pertama;
10) Putusan PTUN bersifat “ERGA OMNES”
ASAS-ASAS POKOK PERATUN
ASAS MENGIKAT PUBLIK
( Erga Omnes )

❑ Putusan PTUN bukan hanya mengikat pihak2


yg bersengketa, melainkan mengikat siapa saja
(publik)

❑ Putusan PTUN diumumkan di media massa


(psl.116 ayat 5 UU No.9/2004).
ASAS PRADUGA RECHTMATIGE
(Presumptio Justea Causa )

❑ Bahwa setiap KTUN harus dianggap sah


(rechtmatige) sampai ada pembatalan oleh
pengadilan

❑ Gugatan tidak menunda KTUN (Psl.67 ayat 1 UU


No.5/1986)
ASAS PEMBUKTIAN BEBAS
( Vrij Bewijs )

Hakim yg menentukan apa yg hrs dibuktikan,


beban & penilaian pembuktian
(Psl.107 UU No.5/1986)

(Berbeda dgn Peradilan Perdata dimana beban


pembuktian diletakkan kpd Pihak Penggugat
(psl. 1865 KUH Perdata)
ASAS HAKIM AKTIF
( Actieve Rechter/Dominus Litis )
⦿ Asas ini untuk mengimbangi kedudukan para
pihak yg tdk seimbang, dimana posisi Tergugat
(Bdn/Pejabat TUN) lebih kuat drpd posisi
Penggugat ( orang/bdn hk perdata )

Tercermin dalam Pasal-pasal:


⦿ Psl. 58 - berwenang memerintahkan kedua pihak
ybs dtg menghadap meski telah diwakili kuasa.
⦿ Psl. 63 (1) – memberi nasehat dlm Pemeriksaan
Persiapan.
⦿ Psl. 80 – memberi petunjuk ttg alat bukti.
⦿ Psl. 85 – berwenang memerintahkan pemeriksaan
Surat yg dipegang Pejabat TUN/Pejabat lain &
minta penjelasan ybs.
Susunan, Kedudukan dan Wewenang PTUN

Pasal 24 UUD NRI Tahun 1945

Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka


untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan

Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah


Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
PELAKU KEKUASAAN
KEHAKIMAN
UU NO. 48 TH. 2009
MA MK
UU NO.03 THN 2009 UU NO.24 THN 2003

PU PA PM PTUN
UU UU UU UU
NO.49/2009 NO.50/2009 NO.31/97 NO.51/2009

PENGADILAN-PENGADILAN KHUSUS
MAHKAMAH AGUNG
UU No.3 th 2009, jis
UU no.5 th 2004 Jo. UU no.14 th 1985

LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
PERADILAN TUN PERADILAN
PERADILAN UMUM PERADILAN
UU No.51 TH 2009, AGAMA
UU NO.49 TH. 20009 MILITER
jis. UU No.50 th.2009
Jis. UU no.8 th 2004 UU no.31 th 1997
UU No.9 th 2004 Jis. UU No.3/2006
Jo. UU no.2 th 1986
Jo. UU No.5 th 1986 Jo. UU no.7 th 1989

PENGADILAN
ANAK

PENGADILAN
NIAGA PENGADILAN MAHKAMAH
PAJAK SYARIAH (ACEH)
PENGADILAN
HAM

PENGADILAN
HUB. INDUSTRIAL

PENGADILAN
TIPIKOR

PENGADILAN
PERIKANAN
KEWENANGAN PTUN

◼ Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah


satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sengketa
Tata Usaha Negara.
◼ Yang dimaksud dengan “rakyat pencari
keadilan” adalah setiap orang dan badan
hukum perdata yang mencari keadilan pada
Peradilan Tata Usaha Negara
Kekuasaan Kehakiman di lingkungan
Peradilan TUN
◻ Dilaksanakan oleh :
■ Pengadilan Tata Usaha Negara (sebagai pengadilan
tingkat pertama, berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota);

■ Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (sebagai


pengadilan tingkat banding, sekaligus dapat juga
sebagai Pengadilan tingkat pertama berdasarkan
ketentuan Pasal 51 (2)&(3), berkedudukan di Ibu
Kota Provinsi);

■ Kekuasaan tersebut berpuncak pada MA sebagai


Pengadilan Negara Tertingi.
Absolut
.

KOMPETENSI PTUN

Relatif
KOMPETENSI absolut PTUN
▪ Kewenangan badan pengadilan dalam memeriksa dan
mengadili jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak
dapat diperiksa dan diadili oleh badan pengadilan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
▪ Sesuai dengan ketentuan Pasal 50 UU Peratun, kompetensi
absolut Pengadilan Tata Usaha Negara adalah memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa TUN di tingkat pertama.
▪ Sedangkan kompetensi absolut Pengadilan Tinggi TUN adalah:
1. memeriksa dan memutus sengketa TUN ditingkat banding; 2.
Memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan terakhir
sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan TUN di
wilayah hukumnya; 3. Memeriksa serta memutus sengketa TUN
(dlm Tk. I) sebagaimana dimaksud Pasal 48 UU Peratun.
Kompetensi Relatif
✔Kompetensi relatif pengadilan adalah
kewenangan mengadili antar pengadilan yang
setingkat dalam satu lingkungan peradilan.
Kompetensi relatif ini menunjukkan pada
Pengadilan TUN manakah yang berwenang
untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan
suatu sengketa TUN.
✔ Pada prinsipnya Kompetensi relatif PTUN
didasarkan pada asas actor sequitur forum rei:
pada prinsipnya gugatan diajukan di PTUN
tempat kediaman Tergugat dengan pengecualian
diatur dalam Pasal 54.
Alur Penyelesaian sengketa TUN
keberata
n
Upaya
Administratif
Sengketa
Banding
TUN

Upaya
Peradilan
UPAYA ADMINISTRATIF

a. KEBERATAN
(Administratief bezwaar), kepada Badan/Pejabat
TUN yang menerbitkan KTUN ----- Gugatan ke
PTUN;

b. BANDING ADMINISTRATIF
(Administratief beroep), kepada
atasan/instansi lain yang lebih tinggi yang
mengeluarkan KTUN ----- Gugatan ke PT.TUN;

(Pasal 48 UU No. 5 Tahun 1986)


PARAMETER/INDIKATOR UNTUK MENGUJI APAKAH
MEMO/NOTA DINAS DAPAT MENJADI OBYEK
GUGATAN DI PTUN

Jelas Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang


mengeluarkannya;

Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu;

Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetap-kan


di dalamnya jelas bersifat individual, konkret dan final

Serta menimbulkan suatu akibat hukum bagi seseorang


atau-pun badan hukum perdata
Perluasan Pengertian KTUN dalam Pasal 3

⦿ Keputusan Fiktif Negatif dianggap KTUN;


⦿ Jangka waktu permohonan berakhir
(menurut peraturan dasarnya) dianggap
menolak;
⦿ Apabila peraturan dasarnya tidak
mengatur, maka setelah lewat 4 bulan
dari permohonan dianggap ditolak.
Subyek sengketa TUN
Orang-perorang/Badan Hukum Privat yang terkena
atau merasa kepentingannya dirugikan KTUN

Orang Perorang atau Badan Penggugat


Hukum Perdata Pasal 53 (1)

Pasal 1
angka 10
Badan atau Pejabat Tata Usaha Tergugat
Negara Pasal 1 angka 12

Yang mengeluarkan KTUN (Penerima Atribusi,


Penerima Delegasi, Pemberi Mandat)
KTUN SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM PASAL 2 :
a. KTUN HUKUM PERDATA
b. KTUN BERSIFAT UMUM
c. KTUN YANG MASIH MEMERLUKAN PERSETUJUAN
d. KTUN YANG DIDASARKAN PADA KETENTUAN KUHP
DAN KUHAP / PERATURAN LAIN YANG BERSIFAT
PIDANA
e. KTUN ATAS DASAR HASIL PEMERIKSAAN BADAN
KEPUTUSAN PERADILAN
TUN YANG f. KTUN MENGENAI TATA USAHA TNI
BUKAN g. KEPUTUSAN KPU DAN KPUD MENGENAI HASIL
OBYEK PEMILU

SENGKETA
KTUN SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM PASAL 49 :
a. DIKELUARKAN DALAM PERANG, KEADAAN BAHAYA
DAN BENCANA ALAM
b. DIKELUARKAN DALAM KEADAAN MENDESAK
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Tergugat adalah
⦿ badan atau pejabat tata usaha negara
yang mengeluarkan keputusan berdasarkan
wewenang yang ada padanya atau
yang dilimpahkan kepadanya
yang digugat oleh orang atau badan hukum
perdata.
Siapakah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu?

Pasal 1 angka 8 UU No 51 2009 yang menyebutkan


sebagai berikut:

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah :


Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Kesimpulan tentang definisi pejabat
menurut PTUN
⦿ Berdasar pada tersebut di atas dapatlah disimpulkan
bahwa dalam PTUN yang dipentingkan dalam
penentuan apakah masuk dalam klasifikasi pejabat
atau badan tata usaha negara adalah terletak dari
apa yang diperbuat oleh pejabat atau badan tata usaha
negara tersebut, dan tidak mendasarkan kepada
jenis kekuasaan apa yang diembannya
Apakah Swasta bisa digugat
⦿ Bisa, sepanjang yang bersangkutan melakukan
tugas/kegiatan di bidang pemerintahan dengan
berdasar perundangan yang berlaku:
⦿ Contoh: pemecatan mahasiswa Univ. Swasta;
AWAS!

◼ Yang digugat adalah Jabatannya bukan Pribadi


Orangnya
◼ Tidak dibenarkan menuliskan nama pribadi
pejabat dalam gugatan, sebab yang digugat
adalah jabatannya.
Siapa yang harus dijadikan Tergugat
(kesalahan dalam menunjuk Tergugat berakibat gugatan
salah alamat, dan sangat fatal)

⚫ Periksa Sumber kewenangan Pejabat yang


menandatangani Keputusan TUN yang
digugat tersebut:
⚫ Sumber kewenangan terdiri
1. Atribusi (tidak dibahas)
2. Delegasi
3. Mandat
DELEGASI

⚫ PELIMPAHAN WEWENANG
⚫ BERLAKU SELAMANYA
⚫ PEMBERI DELEGASI TIDAK MENCAMPURI
PELAKSANAAN TUGAS PENERIMA
DELEGASI
⚫ TANGGUNG JAWAB PADA PENERIMA
DELEGASI
MANDAT

⚫ BUKAN PELIMPAHAN WEWENANG


⚫ BERLAKU SEMENTARA
⚫ PEMBERI MANDAT DAPAT MENCAMPURI
PELAKSANAAN TUGAS OLEH PENERIMA
MANDAT/ MANDATARIS.
⚫ TANGGUNGJAWAB PADA PEMBERI
MANDAT (biasanya ditandatangani dengan
tanda An,Ub )
Penggugat
⚫ Berdasarkan Pasal 53 (1), maka :
⚫ Hanya orang perorang/Badan Hukum Perdata;
⚫ Pejabat TUN tidak dapat menjadi Penggugat;
⚫ Hanya orang yang dituju atau terkena akibat KTUN dan
karenanya ia merasa dirugikan. CAUSAL VERBAND;
⚫ Berlaku asas “no interest no action”;
⚫ Yurisprupensi :
⚫ membolehkan legal standing bagi Organissasi Lingkungan
Hidup, misalnya WALHI;
⚫ Memperbolehkan badan hukum publik menggugat untuk
melindungi kepentigan keperdataannya;
⚫ Pasal 48 UU No.14 Tahun 2008 ttg KIP memperluas
kompetensi subjek penggugat Badan Hukum Publik
dapat menjadi Penggugat dalam Sengketa Informasi
Publik di PTUN;
PENGAJUAN GUGATAN

⦿ Gugatan adalah permohonan yang berisi


tuntutan terhadap Badan/Pejabat TUN dan
diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan
keputusan;
⦿ Harus tertulis, jika tidak pandai baca tulis
dapat meminta bantuan Panitera untuk
menuliskannya.
⦿ Pengajuan gugatan dapat menggunakan atau
tanpa kuasa hukum.
INGAT di PTUN

• Pemberian kuasa TIDAK WAJIB;


• Fungsinya alternatif, mendampingi atau mewakili dalam
sengketa;
• Pemberian kuasa dpt terdiri 1 orang / lebih;
• Cara pemberian dapat melalui surat kuasa khusus atau
lisan dipersidangan;
• Surat kuasa wajib dilampirkan, jika menggunakan kuasa;
• Apabila tindakan penerima kuasa melampaui
kewenangan, pemberi kuasa dapat mengajukan
pembatalan kepada Hakim;
KAPAN MENGGUGAT ?
⦿ Gugatan tidak boleh prematur dan daluarsa
(90 hari) vide Pasal 55;
⦿ Sejak Kapan perhitungan 90 hari tsb:
◼ Sejak diterimanya (KTUN memuat nama Penggugt);
◼ Sejak pengumuman;
◼ KTUN Fiktif Negatif lihat Pasal 3 (2) dan (3);
◼ Bagi pihak yang tidak dituju KTUN dan merasa terkena
kepentingannya sejak ia merasa dirugikan dan
mengetahui adanya KTUN tsb.
◼ Sejak putusan upaya administratif diterima/dibacakan.
⦿ Perhitungan berhenti sejak didaftarkan di Panitera.
SYARAT-SYARAT GUGATAN
⦿ Syarat Formil
• Gugatan harus memuat nama,
kewarganegaraan, tempat tinggal,
pekerjaan penggugat maupun kuasanya
(termasuk melampirkan surat kuasa jika
memakai kuasa) dan nama jabatan dan
tempat kedudukan tergugat (pasal 56).
⦿ Syarat Materiil
• Gugatan harus memuat posita (dasar atau
alasan-alasan gugatan) dan petitum
(tuntutan baik tuntutan pokok maupun
tambahan (ganti rugi dan/atau rehabilitasi))
KERANGKA SURAT GUGAT
a. Identitas para pihak (syarat formil):
1. Penggugat atau kuasanya : orang atau badan
hukum perdata,
2. Tergugat : Jabatan yang mengeluarkan
KTUN kedudukan hukum Badan atau
PejabatTUN atau kuasanya
b. Posita (Fundamentum Petendi)/alasan gugatan,
Pasal 53 ayat (2)
c. Tuntutan (Petitum)
d. Penutup;
e. Dapat pula disertakan permohonan penundaan
pelaksanaan KTUN (Pasal 67 (2), (3) dan (4)),
permohonan beracara cepat (Pasal 98),
POSITA
⦿ Posita atau dasar gugatan berisi:
◼ kejadian mengenai duduk perkaranya;
◼ Bagian yg menguraikan tentang hukumnya;
⦿ Uraian :
◼ bahwa objek gugatan adalah kompetensi PTUN ybs;
◼ Penggugat berwenang menggugat;
◼ Tergugatnya tepat;
◼ Kronologis lahirnya KTUN;
◼ Alasan gugatan.
PETITUM
⦿ Pokok & tambahan;
⦿ Tuntutan pokok dalam gugatan adalah agar
keputusan TUN yang digugat dinyatakan batal atau
tidak sah. Tuntutan tambahan berupa ganti rugi dan
atau rehabilitasi (kepegawaian), serta kewajiban
Tergugat yang tidak bersedia melaksanakan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap untuk dikenakan upaya paksa berupa
pembayaran sejumlah uang paksa (dwangsom),
sanksi administratif dan diumumkan pada media
massa cetak setempat.
ALASAN GUGATAN
⦿ Alasan-alasan yang dapat digunakan
dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pada Pasal 53 ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik.
DIKATAKAN BERTENTANGAN DGN
PERAT. PER-UU-AN, JIKA:
⦿ Bertentangan dengan ketentuan perat per-uu-an
yang bersifat prosedural/formalnya;
⦿ Bertentangan dengan ketentuan perat per-uu-an
yang bersifat material;
⦿ Dikeluarkan oleh badan/pejabat TUN yang tidak
berwenang, baik karena :
◼ diluar kewenangan materiilnya;
◼ diluar wilayah kewenangannya;
◼ Kewenangannya sudah lampau waktu, atau
kewenangannya belum mulai berlaku.
“AUPB” ADALAH MELIPUTI ASAS:

kepastian hukum;
tertib penyelenggaraan negara;
keterbukaan;
proporsionalitas;
Profesionalitas
akuntabilitas,
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme.
PENETAPAN PENUNDAAN
DIKABULKAN DALAM
DIKABULKAN :
DUA TAHAP PROSESUAL :
HANYA APABILA TERDAPAT OLEH KETUA PTUN
KEADAAN YANG SANGAT OLEH MAJELIS HAKIM
MENDESAK, YANG SELAMA PEMERIKSAAN
MENGAKIBATKAN
KEPENTINGAN PENGGUGAT PENGABULAN DAN
SANGAT DIRUGIKAN, JIKA
PENCABUTAN DIBUAT DALAM
ALASAN KEPUTUSAN TUN YANG
BENTUK PENETAPAN KECUALI
PENETAPAN DIGUGAT TETAP
DILAKSANAKAN YANG DITUANG DALAM
PENUNDAAN PUTUSAN AKHIR (SEMA
NOMOR 2 TAHUN 1991)
DITOLAK /
TIDAK DIKABULKAN
APABILA ADA KEPENTINGAN
PADA PUTUSAN AKHIR
UMUM DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN
MENGHARUSKAN
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
TUN TERSEBUT
CARA PENYAMPAIAN PENETAPAN PENUNDAAN

DISAMPAIKAN VIA
KURIR KEPADA
TERGUGAT APABILA TIDAK
DILAKSANAKAN /
PENETAPAN DIPATUHI OLEH
PENUNDAAN TERGUGAT, MAKA
OLEH KETUA / DIEKSEKUSI =
MAJELIS EKSEKUSI PUTUSAN
HAKIM BHT
(EX PASAL 116 UU
NOMOR 5/1986 JO SEMA
EXTRACT / AMAR
PENETAPAN VIA FAX / NOMOR 2/1991)
TELEGRAM, PENETAPAN
LENGKAP DIKIRIM VIA
POS TERCATAT /
JURUSITA
(UU NOMOR 9/2004)
PEMERIKSAAN

Terdiri dari :
Pemeriksaan pendahuluan
Pemeriksaan Persidangan
Acara yang digunakan :
Acara Singkat;
Acara Cepat;
Acara Biasa.
Acara Singkat tidak memeriksa pokok
sengketa.
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Penelitian Segi Administratif;
⚫ Dilakukan oleh Panitera, hanya syarat2 formalnya yang
diperiksa.

Rapat Pemusyawaratan (Pasal 62);


⚫ Dilakukan oleh Ketua Pengadilan, untuk menyaring
perkara;
⚫ Tahap ini disebut juga Dismissal proses;

Pemeriksaan Persiapan (Pasal 63)


⚫ Dilakukan oleh Majelis Hakim, untuk melengkapi gugatan
yang kurang jelas;
⚫ jika permohonan acara cepat dikabulkan, maka tidak ada
tahap ini.
ACARA SINGKAT
prosedur acara yang digunakan untuk memeriksa
perlawanan dari penggugat terhadap penetapan
Ketua PTUN dalam tahap Rapat
Permusyawaratan (lihat pasal 62).
Acara singkat ini digunakan untuk memeriksa
pemeriksaan perlawanan dan pemutusan
terhadap upaya perlawanan. Jika perlawanan
dibenarkan, maka penetapan dismissel Ketua
PTUN gugur demi hukum,
selanjutnya pokok gugatan akan diperiksa
dengan menggunakan acara biasa. Terhadap
putusan ini tidak ada upaya hukum
ACARA CEPAT
diatur dalam Pasal 98-99, dipimpin oleh hakim tunggal.
Pemeriksaan dengan acara ini didahului oleh adanya
permohonan kepada ketua pengadilan dengan alasan adanya
kepentingan dari penggugat yang cukup mendesak.
Dalam waktu 14 hari setelah permohonan ketua pengadilan
mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan atau tidaknya
permohonan.
Jika dikabulkan, tujuh hari setelah penetapan oleh ketua
pengadilan harus sudah ditentukan waktu dan tempat sidang
tenpa pemeriksaan persiapan.
Tenggang waktu jawab-jinawab tidak boleh melebihi waktu 14
hari. Pemeriksaan dilakukan oleh hakim tunggal
ACARA BIASA

Pemeriksaan dengan acara biasa diatur mulai Pasal


68.
Jangka waktu pemeriksaan tidak boleh melebihi
waktu 6 bulan sejak registrasi perkara;
Pemeriksaan dilakukan oleh Majelis Hakim.
Pemeriksaan diawali dengan adanya pemeriksaan
persiapan.
Jangka waktu pemanggilan dengan pemeriksaan
tidak boleh kurang dari 6 hari.
PROSES BERACARA DI PTUN
Keputu DISMISSAL PEMERIKSAA
Lolos
PROSES OLEH N
san Gugatan KETUA PTUN PERSIAPAN
Final
(Pasal 62) (Pasal 63)

N.O

VERZET
PEMERIKSAAN
DALAM
SIDANG
- Pasal 68
GUGATAN - Pasal 98
PERLAWANAN
d.t.w. 14 hari
PUTUSAN
(Pasal
108)
BAGAN PROSES PEMERIKSAAN GUGATAN DI
PTUN
GUGATAN

TAHAP I
PANITERA - Penelitian Administrasi
TAHAP II
a. Proses Dismissal
b. Menolak/mengabulkan permohonan Penundaan
KETUA PelaksanaanKeputusan Tata Usaha Negara (Skorsing)
c. Menolak/mengabulkan permohonan pemeriksaan
Cuma-Cuma
d. Menolak/mengabulkan pemeriksaan acara cepat.
MAJELIS e. Menetapkan perkara diperiksa dengan acara biasa.
TAHAP III
- Pemeriksaan Persiapan
TAHAP IV
- Sidang Terbuka untuk Umum
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA DENGAN ACARA CEPAT
( PASAL 98 DAN PASAL 99 UU NO. 9 TAHUN 2004 JO UU NO. 5 TAHUN 1986 )

Gugatan KETUA PTUN


PENETAPAN
disertai permohonan d.t.w. 14 hari
acara cepat

Permohonan diterima
Permohonan ditolak
sekaligus dalam penetapan tersebut
Penunjukkan Hakim Tunggal ditetapkan Pemeriksaan dilaksanakan
d.t.w. 7 hari dengan Acara Biasa

Penetapan hari sidang


Tanpa Pemeriksaan Persiapan

Jawaban dan Pembuktian


masing-masing pihak tidak
lebih dari 14 hari

KESIMPULAN

PUTUSAN
TAHAP PEMERIKSAAN PERKARA DENGAN ACARA BIASA
Pemeriksaan Persiapan PEMBACAAN
oleh Majelis Hakim SURAT GUGATAN

JAWABAN
Tergugat

Tujuannya adalah untuk REPLIK


melengkapi gugatan yang Penggugat
kurang jelas
DUPLIK
Tergugat
- Bukti Surat/Tulisan
PEMBUKTIAN - Bukti Saksi-Saksi

KESIMPULAN

PUTUSAN
PROSES BERPERKARA DI PERADILAN TUN

KTUN PTUN PT. TUN MA


GUGATAN BANDING KASASI
FINAL PASAL 50 PASAL 51 Pasal 55 (1)
Pasal 54 Pasal 122 Pasal 131
UU No. 5/2004

GUGATAN

GUGATAN
Pasal 48 (2)
KTUN PEJABATBANDING INSTANSI
BELUM KEBERATAN PEMBUATADMINISTRASI BANDING
FINAL KEPUTUSAN ADMINISTRASI

Pasal 48 (1)
PEMBUKTIAN
Alat bukti, yaitu: surat atau tulisan; keterangan
ahli; keterangan saksi; pengakuan para pihak;
pengetahuan hakim (Pasal 100)
Keadaan yang telah diketahui umum tidak perlu
dibuktikan;
Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan,
beban pembuktian beserta penilaian pembuktian,
dan untuk sahnya pembuktian diperlukan
sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan
keyakinan Hakim (Pasal 107).
ORANG YANG TIDAK BOLEH DIDENGAR SEBAGAI
SAKSI (PASAL 88)

Keluarga sedarah atau semenda menurut garis


keturunan lurus keatas atau kebawah sampai derajat
kedua dari salah satu pihak yang bersengketa;
Isteri atau suami salah satu pihak yang bersengketa,
meskipun sudah bercerai;
Anak yang belum berusia tujuh belas tahun;
Orang yang sakit ingatan

Anda mungkin juga menyukai