SKRIPSI
Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sosial dalam bidang
Antropologi
Oleh :
HALAMAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN ORIGINALITAS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatau perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya
nyatakan disini, saya bersedia di proses secara hukum dan siap menanggalkan
gelar kesarjanaan saya.
Penulis
Ucapan syukur yang begitu luar biasa saya ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus yang memberi saya kekuatan dan berkat hikmat sehingga saya bisa
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus
kepada berbagai pihak, di antaranya kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.,
selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Antropologi Sosial FISIP USU. Bapak Drs. Agustrisno, M.S.P., sebagai Sekretaris
Akademik (PA) saya yang senantiasa sabar membimbing perkuliahan saya. Bapak
Dr. Fikarwin Zuska selaku Dosen Pembimbing saya, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, materi dan banyak hal lain dalam
skripsi ini selesai, terima kasih atas bimbingan ilmu yang sangat berharga dan
juga kasih sayang yang selalu ibu berikan, dengan senyum dan dukungan
skripsi ini. Semoga apa yang telah Ibu berikan kepada saya mendapat balasan
yang baik dan melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Seluruh dosen-dosen dan
selama proses perkuliahan. Buat Ibu Prof. Dra. Chalida Fachruddin, Ph.D., Bapak
Drs. Irfan Simatupang, Bapak M.Si., Drs. Lister Berutu, M.A., Ibu Dra. Mariana
Makmur, M.A., Bapak Nurman Achmad, S.Sos., M.Soc.Sc., Bapak Dr. R.
Hamdani Harahap, Ibu Dra. Rytha Tambunan, M.Si., Ibu Dra. Sabariah Bangun,
M.Soc.Sc., Ibu Dra. Sri Alem Br. Sembiring, M.Si., Ibu Dra. Sri Emiyanti, M.Si.,
Ibu Dra. Tjut Syahriani, M.Soc.Sc., Bapak Drs. Yance, M.Si., Bapak Drs. Zulkifli,
M.A., Bapak Drs. Zulkifli Lubis, M.Si., Bapak Drs. Juara Ginting, M.A., Bapak
Drs. Edi Saputra Siregar. Kepada seluruh staf di FISIP USU khususnya di
Departemen Antropologi, juga kepada Kak Nur dan Kak Sofi yang sudah
perkuliahan.
di lapangan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih atas waktu
dan kesempatan yang telah diberikan untuk bersedia saya wawancarai. Kepada
agen dan seluruh karyawan kantor perwakilan CV. Makmur di daerah Perawang,
7556 DO tulang Aritonang, tulang Manik, tulang Purba dan bang Stihong
Naburju yang telah menemani saya selam perjalana dan mau berbagi pengalaman
Simatuang sebagai staf direksi CV. Makmur yang telah banyak meluangkan
penelitian ini. Juga kepada bapak M. Hutapea selaku direktur perusahaan yang
beberapa kali menemani dalam mencari data. Juga Riko Tanpati Perangin-angin
yang selalu menyemangati, memberi dukungan dan selalu menjadi partner saling
bertukar pikiran dalam penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa juga untuk teman-
teman lain dari “The Bajing Loncat”, Donald Maruli, Lias Tinambunan, Junius
Tarigan, dan Aldo Serena Sitepu tempat berbagi banyak suka dan sedikit duka,
adiku Esra Erita Sari Silalahi yang tidak pernah lelah memberi semangat dalam
spesial Antropologi stambuk 2008 yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu
selama ini. The last spesial juga untuk teman kami almarhum Mart Boy Sihotang
yang terlebih dahulu dipanggil Tuhan ketika dalam masa penyelesaian skripsinya,
kenangan bersamamu dari sejak Inisiasi kita bersama semua tidak akan bisa
terlupakan. Tempatmu khusus tetap melekat di hati kami semua, kerabat ’08
Antro USU.
terakhir. Untuk kedua orang tua yang sangat aku sayang dan hormati, bapak : Ipda
J. Silalahi dan ibuku tercinta : Lasmaida Simanjuntak S.pd. Terima kasih untuk
semua kasih sayang yang diberikan kepadaku, dan juga pendidikan karakter diri
sehingga saya bisa menjadi mandiri hidup jauh dari keluarga. Semua itu tidak
ternilai dan senantiasa seperti bunga yang mekar sepanjang masa dan semakin
indah dari waktu ke waktu. Aku sayang kedua orangtuaku, hingga jauh dalam
lubuk hatiku.
Salam sayang juga untuk kakak dan adikku tercinta, Larince R.F Silalahi
S.St dan Josua Silalahi yang selalu mewarnai hariku dengan tawa sehingga
hidupku selalu seru dan penuh kebahagiaan. Terima kasih karena telah memberi
semangat kepada saya untuk bisa terus maju, doakan abang berhasil ya!.
Tuhanlah yang kiranya mampu membalas segala kebaikan yang telah saya
terima dari semua pihak. Menyadari akan keterbatasan saya, maka skripsi atau
hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, koreksi
dan masukan dari berbagai pihak guna penyempurnaan hasil penelitian ini sangat
Penulis
perusahaan otobus baru yang bermunculan didasari dari data Direktorat Lalu
Lintas Angkutan Jalan Sumatera Utara yang menunjukan dalam kurun waktu
empat tahun (2006-2010) tercatat sembilan perusahaan baru telah berdiri. Hal
perusahaan lainnya.
Dalam skripsi ini saya menulis tentang strategi-sterategi bisnis yang ada di
berkembang di Kota Medan. Hal yang ingin saya sampaikan melalui skripsi ini
yang akan datang. Seperti yang dikatakan Kenichi Ohmae, “strategi bisnis
berbeda dengan perencanaan bisnis, perbedaannya terletak pada kata
Akhirnya, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
skripsi ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat, mengharapkan kritik dan saran
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................... 19
1.4. Maksud dan Tujuan Penulisan ........................................................ 19
1.5. Kerangka Penulisan......................................................................... 20
1.6. Metode dan Pengalaman Penelitian ................................................ 21
PENDAHULUAN
perusahaan jasa transportasi darat, dalam hal ini perusahaan otobus. Skripsi
mampu unggul dalam persaingan yang dihadapi sehingga sasaran dan tujuan
perusahaan dapat tercapai. Seperti yang dikatakan Porter, “strategi adalah alat
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan dimasa
atau diterapkan oleh suatu perusahaan transportasi agar dapat bertahan dan
dari strategi terhadap budaya perusahaan. Dari temuan yang saya dapati selama di
tersebut ada nilai-nilai yang di-share kepada seluruh karyawan. Tidak hanya itu
saja, pengimplementasian dari suatu strategi juga turut membentuk suatu prilaku
organisasi yang baru atau proses kerja yang baru di dalam perusahaan. Seperti
yang yang dikatakan Alwi bahwa “strategi yang terimplementasikan dengan baik
semua rancangan hidup yang tercipta secara historis baik yang tersirat maupun
tidak tersirat yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk
juga digunakan dalam referensi organisasi sebagai metafora untuk memahami cara
kerja suatu kelompok 1. Budaya sebagai metafora akar untuk studi organisasi yang
1
Deborah D’amico, “Diversity, Inequality and Organizational Culture,” Cross-Cultural
Management and Organizational Culture, eds. Tomoko Hamada & Ann Jordan (Virginia:
Department of Anthropopolgy College of William and Mary) .
budaya organisasi menggabungkan rangkaian menarik dari suatu gambar tatanan
yang berhubungan antara budaya dan organisasi (Hamada & Jordan 1990:85).
dapat bertahan dan mampu unggul dalam persaingan yang dihadapi (Dirgantoro
karena perusahaan adalah sebuah organisasi (Deal & Kennedy 1982:4). Suatu
tetap bertahan. Seperti yang dikatakan Hofsted, budaya yang kuat dan khas yang
perusahaan itu sendiri (Mulyono 2003:29). Oleh sebab itu keberadaan budaya
bersaing.
diantara perusahaan semakin jelas terlihat, baik pada perusahaan yang bergerak di
bidang jasa maupun non jasa. Khususnya pada perusahaan jasa karena produk
yang dihasilkan berbentuk layanan jasa, agar dapat unggul perusahaan harus
konsumen merasa nyaman dan percaya akan layanan jasa yang diberikan. Salah
satu contoh perusahaan jasa adalah perusahaan otobus yang memberikan layanan
jasa transportasi darat. Dalam upayanya untuk bisa tetap bertahan banyak
pelayanan kepada konsumen sampai pada pengelolaan tarif. Namun tidak jarang
strategi tersebut malah menjadi bumerang kepada perusahaan itu sendiri karena
dampak buruk bagi perusahaan. Tentu ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut
mengapa karyawan bisa bersikap seperti itu. Sangat menarik untuk membahas
transportasi darat berbeda dengan transportasi laut dan udara. Jika transportasi
laut dan udara harus memiliki standarisasi keahlian khusus untuk para karyawan
lapangan misalnya; pilot, pramugari, nahkoda kapal, anak buah kapal, namun
pada transportasi darat misalnya perusahaan otobus, tidak ada batasan mengenai
menjadi sesuatu hal yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan daerah.
Karena dengan adanya transportasi itu perkembangan dari suatu daerah ke daerah
lain menjadi cepat. Oleh sebab itu pertumbuhan perusahaan jasa transportasi juga
turut berkembang pada saat ini. Kota Medan sebagai gerbang masuk di wilayah
sumatera bagian utara menjadi titik pertumbuhan transportasi, khususnya
Barat – Medan, dan Kota lainnya yang ada di Sumatera Utara. Semakin
kuhsusnya di kota Medan. Pada tahun 2010 pertumbuhan jumlah armada bus baru
meningkat 2,5% dibandingkan pada tahun 2009. Dikatakan oleh Ketua Umum
kenaikan 2,5% dengan total bus mencapai 3 juta unit. Kenaikan pertumbuhan bus
melayani jasa transportasi antar kota dan antar provinsi 2. Hal ini bisa terlihat dari
tabel berikut:
Tabel 1
Jumlah Bus Antar Provinsi Menurut Provinsi di Sumatera
2006 - 2010
No Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 2010
2
Debiariwidawan, “Persaingan sehat antar PO bus berwujud kemajuan bidang transportas,
“http://bataviase.co.id/node/526360 (diakses tanggal 27 Desember 2011)
2 Sumatera Utara Unit 1,054 1,106 1,112 1,078 1,185
Sumber: Direktorat LLAJ, Ditjen. Hubdat, Desember 2010. (Buku Statistik Dinas
Perhubungan 2011)
Tabel 2
Jumlah Perusahaan Bus Antar Provinsi Menurut Provinsi di Sumatera
2006 - 2010
No Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 2010
4 Riau Perusahaan 15 15 19 20 22
5 Jambi Perusahaan 31 31 33 34 35
6 Bengkulu Perusahaan 13 14 15 17 18
8 Lampung Perusahaan 23 23 25 26 26
Sumber: Direktorat LLAJ, Ditjen. Hubdat, Desember 2010. (Buku Statistik Dinas
Perhubungan 2011)
Dari tabel di atas terlihat kenaikan pertumbuhan jumlah bus dan perusahaan
1,185 armada bus. Hal serupa juga diungkapkan oleh pihak MBI (PT. Mercedes
Benz Indonesia) selaku vendor 3 yang paling diminati untuk pembelian chassis 4
dan mesin di Indonesia. Mereka menjelaskan “hingga Juli 2011, penjualan bus
sudah mencapai 1.876 unit, naik ketimbang periode yang sama pada tahun lalu.
armada adalah salah satu upaya yang dilakukan pihak perusahaan otobus untuk
tetap menjaga armadanya agar bisa terus beroperasi dan dapat tetap bersaing
hanya membawa dampak positif bagi dunia transportasi darat, tapi juga
otobus yang gulung tikar akibat tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain 6.
Ketidak mampuan tersebut terletak pada strategi pelayanan yang pada umumnya
pengusaha dengan modal yang pas-pasan terancam gulung tikar. Di Kota Medan
3
Vendor adalah pihak ketiga yang menjadi produsen material – material perusahaan.
4
Chassis adalah bagian penting dari semua kendaraan yang berfungsi sebagai penopang berat
kendaraan , mesin serta penumpang.
5
Budi NR, “Pertarungan sengit di ceruk sempit,
“http://www.jakbus.com/site2/index.php?option=com_content&view=article&id=98:persaingan-
sengit-di-ceruk-sempit&catid=13:berita-bis&Itemid=26 (diakses tanggal 27 Desember 2011) .
6
Sudarsono Eko, “Pengusaha Otobus Terancam Bangkrut, “http://joglosemar.co/berita/pengusaha-
bus-antarprovinsi-terancam-bangkrut-88770.html (diakses tanggal 10 September 2012)
sendiri telah banyak perusahaan otobus yang dahulu pernah sukses pada tahun
1980 hingga 1990-an kini harus gulung tikar, seperti: Risma, Martimbang,
Setangkai, ABS (Aek Batanggadis Sejati) dan Palansa. Perpecahan bahkan sampai
pada tutupnya suatu perusahaan tidak akan mungkin terjadi jika pengelolaan
mampu mengetahui apa kelemahan dan apa yang menjadi keunggulan dari
permasalahan. Dalam bersaing misalnya pada satu trayek yang banyak di isi oleh
perusahan lain, selain memberikan pelayanan yang baik bisa juga disiasati dengan
Atas dasar inilah saya tertarik untuk menulis tentang strategi pengelolaan
pada suatu perusahaan transportasi yang dalam hal ini adalah perusahaan otobus.
Hal yang menarik yang ingin saya tunjukan adalah bagaimana suatu strategi
dibuat akibat dari persaingan yang semakin sengit diantara perusahaan otobus.
perusahaan unggul dalam persaingan dan bertahan selama puluhan tahun. Karena
setiap perusahaan pastinya mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
otobus yang diteliti. Ketertarikan untuk meneliti CV. Makmur dikarenakan dari
sekian banyak peruahaan otobus yang ada di Kota Medan CV. Makmur adalah
perusahaan yang paling stabil dalam hal perkembangan dan persaingan. Hal
tersebut dapat dibuktikan dari kemampuan perusahaan membentuk anak
Makmur. Selanjutnya jumlah ijin trayek yang sudah dikantongi perusahaan ini
lebih banyak, bahkan sampai dua kali lipat dari perusahaan lain. Dalam sehari
dengan tujuan trayek yang berbeda, dan jumlah tersebut akan terus bertambah
mengingat rencana perusahaan yang akan menambah armada bus untuk CV.
Halmahera. Kemudian dari segi tipe-tipe kelas yang disediakan, CV. Makmur
menyediakan sembilan tipe kelas yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan
Pemilihan ini juga didasari atas panjangnya sejarah perusahaan yang telah
berdiri sejak tahun 1958 dengan nama “Subur”, namun sejak tahun 1959 berubah
menjadi “Makmur” dan pada agustus 2011 CV. Halmahera resmi dibuka sebagai
anak dari perusahaan CV. Makmur. Perusahaan ini memiliki seratus sepuluh unit
armada bus. Adapun tipe-tipe kelas yang disediakan bagi penumpang yakni kelas
Economi Class (Non-Toilet), Economi Toile, Economi Lux (Toilet), Royal Class
(Ac Toilet), Royal Lux (Ac Toilet), Super VIP, Super Executive, Super Executive
(Lux). Sedangkan yang menjadi trayek tujuan dari perusahaan ini adalah dari kota
Medan ke sebagian besar daerah di Provinsi Riau seperti Pekanbaru, Dumai, Duri,
strategi sistem ceking, dan strategi jadwal keberangkatan. Hal inilah yang
membuat saya tertarik untuk memilih CV. Makmur, hal yang perlu diungkapkan
lebih lanjut ialah mengapa CV. Makmur menerapkan banyak strategi dalam
Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu kantor pusat CV. Makmur
Siak Riau. Penelitian di kantor pusat bertujuan untuk memahami bagaimana suatu
strategi dibuat, apa fungsinya, dan atas dasar apa strategi itu dibuat. Sedangkan
begitu berkembang, berbeda dengan perwakilan daerah yang lain yang sudah
pernah peneliti jalani sebelumnya seperti Pekanbaru dan Dumai. Karena untuk
trayek Medan – Pekanbaru dan Medan – Dumai dapat dikatakan CV. Makmur
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu 7. Pada mulanya konsep
strategi digunakan dalam dunia militer yang dalam bahasa Yunani disebut
Sehingga pada saat ini banyak definisi-definisi dari strategi yang pada umumnya
lebih berkaitan pada dunia bisnis. Seperti yang dinyatakan oleh Glueck dan Jauch
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi” (Glueck W.F, Jauch
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi (diakses tanggal 4 agustus 2012)
Dari kedua definis diatas dapat diambil pengertian bahwa strategi adalah
sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi
bukan hanya sekedar suatu rencana, tetapi rencana yang disatukan atau semua
bagian rencana serasi dan berkaitan yang disatukan. Artinya strategi mengikat
seluruh bagian dalam perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh artinya
Amstrong membagi pengertian strategi menjadi tiga bagian besar (Triton PB,
2007:16):
membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada perilaku dan
keberhasilan organisasi.
sumberdayanya.
1999:26)
1. Strategi tersebut harus ditunjukan untuk tujuan yang jelas dan dalam
eksternal.
(Dirgantoro 2001:63). Konsep strategi dalam dunia bisnis biasa digunakan dalam
penerapan strategi yang didesain untuk mencapai sasaran organisasi” (Pearce dan
manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana para perencana strategis
dengan perencanan tujuan yang luas, maka menjadi kebutuhan mendasar bagi
perencanaan strategi gagal karena melakukan strategi yang salah: Perusahaan akan
lingkungan.
strategi.
membahas masalah strategi yang diterapkan, karena strategi dibuat dan ditetapkan
oleh para manajer sedangkan yang melaksanakannya ialah para karyawan. Oleh
sebab itu memahami para karyawan dengan konsep budaya korporat juga
Sampai saat ini budaya adalah salah satu tema yang tidak pernah habis
untuk didiskusikan, karena budaya itu sendiri adalah hasil ciptaan manusia yang
antropologi, budaya juga digunakan dalam studi bisnis. Pada saat ini
desain (desain produk dan layanan). Semua ini bergantung pada dasar antropologi
metodologi dan teori dan melibatkan mempelajari jenis masalah yang dijelaskan
di atas 8.
Membahas masalah budaya pada suatu perusahaan sudah tidak asing lagi
karakteristik ini adalah perasaan tidak tertulis dan biasanya mewakili nilai-nilai,
“budaya perusahaan adalah keyakinan dan nilai bersama yang memberikan makna
bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai
8
Ann T. Jordan, “The Importance of Business Anthropology: Its Unique Contributions”,
International Journal of Business Anthropology Vol. 1 2010 (University of North Texas).
juga Robbins mengatakan bahwa “budaya korporasi adalah satu sistem nilai-nilai
yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami
seluruh jajaran juga meyakini sistem nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak
organisasi” (Moeljono 2003: 18). Dari dua pengertian budaya korporasi di atas
tampak jelas bahwa nilai-nilai yang dipahami dan diyakini sebagai landasan
menjadi tiga sudut pandang yaitu: Ideational school, Adaptationist school dan
Realist school.
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara elemen yang bersifat
dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut dapat berfungsi pula
sebagai kontrol atas perilaku karyawan”. Sejalan dengan Moeljono, Achmad
organisasi lain. Dengan kata lain budaya membentuk suatu batasan lain
jika ada yang salah dan saling melindungi ketika ada ancaman dari luar.
Organisasi tidak akan bisa berjalan dengan baik jika organisasi tersebut
serius. Berbagai kalangan ikut mengambil bagian dan perhatian atas betapa
kinerja perusahaan 9. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kotter dan Heskett,
bahkan dampaknya bisa jadi lebih kuat ketimbang faktor-faktor lain, seperti:
9
Ibid. Hal 18
mengakibatkan persaingan bisnis yang positif, yang menguntungkan masing-
masing pihak (hubungan timbal-balik) 10. Oleh sebab itu membahas budaya pada
suatu perushaan tidak hanya membahas apa saja yang terjadi di dalam (internal)
perusahaan, tetapi faktor luar (eksternal) juga penting untuk melihat gambaran
memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya agar mereka merasa puas
terhadap jasa yang mereka rasakan dan mereka mau menjadi pelanggan. Selain
diberlakukan.
10
Di Taiwan perusahaan-perusahaan besar membentuk jaringan dengan perusahaan kecil dan
menengah, hal ini menyebabkan pertumbuhan pekonomian Taiwan yang jauh lebih tinggi
dibanding Kore dan Jepang.
6. Image angkutan adalah kesan yang diberikan perusahaan yang pada
angkutan.
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, jika dipersempit maka
pentingnya menciptakan suatu strategi yang tepat agar perusahaan mampu unggul
Dalam tulisan ini terdapat lima bab pembahasan yang dibagi menjadi dua
perusahaan otobus di Kota Medan dari tahun 1950-an hingga tahun 2010.
Kemudian dari bab III hingga bab VI akan membahas berbagai macam strategi
yang diterapkan oleh CV. Makmur. Masing-masing bab terdiri dari dua strategi
yang berkaitan. Pada bab III saya menjelaskan strategi waralaba dan strategi
strategi pelayanan dan strategi penghilangan citra kebatakan, kedua strategi ini
menggunakan metode penelitian etnografi 11. Ada dua cara yang sering digunakan
peneliti bisa ikut serta dalam mengamati langsung serangkaian kegiatan para
karyawan, melihat, dan memahami masalah yang menjadi objek dalam penelitian.
Dengan melakukan observasi partisipasi, maka yang saya lakukan sebagai peneliti
yang akan menulis sebuah skripsi adalah tinggal dan ikut melaksanakan aktivitas
para karyawan di lokasi penelitian saya. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan
Dengan tinggal dan ikut melaksanakan aktivitatas bersama karyawan yang diteliti,
lebih mudah dan akhirnya dari situasi dan kondisi seperti ini, hubungan yang baik
tercapai.
Sehubungan dengan ini saya juga mendekatkan diri kepada para pimpinan
perusahaan yakni staf direksi CV. Makmur dan kepala perwakilan daerah
perawang. Hal yang pertama sekali yang saya lakukan adalah menyampaikan
11
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Istilah “etnografi”
digunakan untuk menunjuk aktifitas mempelajari kebudayaan dan dengan produk akhir “sebuah
etnografi” (Spradley, 1997:21).
12
Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktifitas kehidupan
objek pengamatan. Dengan demikian, pengamat betul-betul menyelami kehidupan objek
pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian dalam kehidupan
mereka (Bungin, 2008:116).
maksud dan tujuan saya melakukan penelitian di perusahaan teersebut secara
mendetail. Menjalin Hubungan baik dan menyampaikan dengan jelas maksud dan
tujuan penelitian penting saya lakukan mengingat masalah penelitian yang saya
penelitian di CV. Makmur saya diterima baik oleh pihak manajemen untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan. Begitu juga saat saya berada di kantor
perwakilan daerah Perawang saya diterima baik oleh mereka untuk mendapatkan
kendala yang dihadapi dalam proses pengumpulan data yang dilakukan dan secara
pribadi saya juga menemukan hal itu dalam penelitian proses mengumpulkan data
yang begitu berarti karena dari pihak manajemen sendiri sejauh saya menerangkan
dari mana asal saya dan untuk apa maksuda dan tujuan saya meneliti di
perusahaan mereka, saya dapat diterima dengan baik dan sepertinya pihak
perusahaan untuk melakukan penelitian. Karena sebelumnya saya telah ada dua
orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari Fakultas Hukum dan Fakultas
perusahaan dengan alasan dari pihak manajemen karena selama ini mereka belum
pernah menerima penelitian dari bidang ilmu sosial, hal ini juga yang membuat
saya mudah untuk mendapatkan data-data dari pihak manajemen walaupun data
tersebut bersifat rahasia seperti dokumen proposal model dan rencana pembelian
bus baru. Namun walaupun telah menjalin hubungan baik dengan pihak
saya adalah orang suruhan menejer untuk mengawasi pekerjaan mereka. Namun
hal itu bisa saya atasi dengan tetap menjalin hubungan yang baik dan menjelaskan
bahwa data-data yang saya peroleh nantinya diperlukan untuk membuat tulisan
permasalahn tentunya kita harus terlebih dahulu diterima dengan baik oleh
kelompok masyarakat yang ingin diteliti. Untuk itu saya juga mendekatkan diri
kepada para karyawan perusahaan agar dengan demikian saya mendapatkan data
yang valid, dan tidak direkayasa oleh mereka. Salah satu cara saya dalam
mendekatkan diri dengan karyawan seperti supir dan kernet CV. Makmur ialah
dengan ikut melakukan perjalanan bersama mereka, serta ikut dalam aktivitas
mereka sehari-hari, baik itu aktivitas selama perjalanan dari Kota Medan ke
Hal yang pertama sekali saya lakukan untuk mendekatkan diri kepada
supir dan kernet bus ialah dengan menjumpai salah seorang kernet yang saya
kenal melalui gurp “makmur bus lovers” di situs jejaring sosial Facebook. Melalui
dirinya saya diperkenalkan dengan para supir dan kernet bus yang lain yang
berada di pool maupun di kantor pusat CV. Makmur yakni pada sore hari sebelum
mereka melakukan perjalanan. Selama beberapa hari saya melakukan hal ini, agar
bisa mengakrabkan diri dengan para karyawan lapangan, supir dan kernet bus.
saya diperblehkan ikut untuk satu trip perjalanan Medan – Perawang – Medan
dengan potongan ongkos 50%. Selama dalam perjalanan, banyak sekali data yang
saya peroleh mengenai peran para supir dan kernet bus yang turut ambil bagian
Kemudian, setelah sampai di Perawang saya juga terlibat pada aktivitas mereka
sehari-hari dari mulai membersihkan dan mencuci bus, makan, tidur dan
melakukan persiapan untuk kembali berangkat pada malam hari. Saat berada di
Perawang saya juga menyempatkan diri untuk bertemu dengan para karyawan
yang ada di kantor perwakilan tersebut. Pada saat saya ingin mengumpulkan data,
kebetulan sekali karena yang menjadi kepala kantor perwakilan daerah disana
semarga dengan saya. Hal ini membuat proses pengumpulan data semakin mudah,
dan dari pengumpulan data tersebut saya mendapatkan data-data yang penting
serta peran vital mereka dalam memberikan promosi serta pelayanan yang baik
yang tentunya diawali dengan membina hubungan baik dengan para informan 14.
13
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Burhan Bungin,
2007).
Informan yang dimaksud di sini adalah semua orang atau semua pihak yang
terlibat di dalam perusahaan, baik itu manajer/staf direksi, karyawan kantor (staf
kepada konsumen dalam hal ini penumpang bus CV. Makmur. Pada penelitian ini
saya tidak membeda-bedakan mana yang termasuk ke dalam informan kunci 15,
dan mana yang termasuk ke dalam informan pangkal 16. Hal ini saya lakukan
karena pada intinya semua informasi yang didapat adalah penting. Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara mendalam (deph
pertanyaan yang bersifat manajerial saya tujukan kepada staf direksi dan para
(supir dan kernet bus) pertanyaan yang diajukan lebih bersifat pribadi tentang
14
Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan
adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari
objek penelitian (Burhan Bungin, 2007).
15
Informan kunci adalah orang yang mengetahui secara mendalam suatu informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian, karena dengannya-lah data dan informasi yang dibutuhkan akan
ditelusuri (Moleong, 2004).
16
Informan pangkal adalah informan yang akan membuka wawancara dengan pengetahuan yang
ia ketahui (Moleong, 2004).
Setelah mendapatkan data-data, saya menganalisi data tersebut dengan
analisis data yang biasa dilakukan dalam penelitian antropologi. Analisis data
menggunakan metode etnografi tidak dilakukan hal di mana data dibawa pulang
dan barulah proses analisis data dilakukan. Melainkan analisis data dilakukan
wawancara terhadap informan bukan seperti cabang ilmu lainnya yang bermain
mencoba melihat dan menyusun rentetan sebab akibat atas suatu kejadian yang
Padahal seperti yang kita ketahui dengan semakin meningkatnya arus mobilisasi
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, tentunya setiap perusahaan otobus
tidak perlu terlalu khawatir apabila mereka harus bersaing untuk mendapatkan
konsumen dalam hal ini penumpang. Maka, saya mencoba menganalisis dari
yang baik akan membuat konsumen percaya dan akhirnya membuat konsumen
menjadi pelanggan tetap pada suatu perusahaan otobus, itulah sebabnya mengapa
Jika setiap perusahaan memiliki strategi, mengapa masih ada perusahaan yang
mengalami perpecah bahkan harus gulung tikar? Ternyata berdasarkan data yang
didapat dari lapangan menyatakan tidak semua strategi membawa dampak positif
bagi perusahaan, strategi yang tepat adalah strategi yang diciptakan melalui
analisis data. Secara umum analisis data yang dilakukan dalam antropologi adalah
secara kualitatif 17 sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Analisis data
meliputi juga terhadap data-data dari hasil pemberitaan yang berasal dari hasil
penelitian orang lain dan referensi berbagai sumber yang relefan seperti jurnal,
surat kabar, buletin, artikel, buku-buku, dan media elektronik yang tentunya
berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Pada penerapannya seperti yang
ini, saya berharap isi skripsi ini dapat menjelaskan bagaimana pengelolaan
17
Analisis data kualitatif mempunyai tujuan yaitu: 1) menganalisis proses berlangsungnya suatu
fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses pemaparan hasil
penelitian, 2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena
sosial itu (Burhan Bungin, 2007).
perusahaan jasa transportasi (perusahaan oto bus) terkait dengan strategi-strategi
KOTA MEDAN
sangat penting. Karena dengan adanya transportasi waktu tempuh antara suatu
daerah ke daerah lain terasa semakin dekat. Suatu daerah tidak dapat berdiri
suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut
Di Kota Medan terdapat dua terminal terpadu yang berfungsi sebagai pintu
terpadu perhubungan darat di Kota Medan yang melayani bus-bus antar provinsi
maupun dalam provinsi yang datang dari arah selatan Kota Medan. Bus-bus di
terminal ini terutama melayani trayek antar provinsi tujuan Riau, Sumbar, Jambi,
Sumsel, Lampung, dan Jakarta via Selat Sunda. Terminal ini terletak di
Kecamatan Medan Amplas yang merupakan pintu gerbang Kota Medan dari
sebelah selatan 18. Sedangkan Terminal Terpadu Pinang Baris khusus menampung
bus-bus antar provinsi dan dalam provinsi yang masuk ke Kota Medan dari
sebelah barat, dalam hal ini terutama bus-bus dari Aceh. Terminal ini terletak di
Kecamatan Medan Sunggal yang merupakan pintu masuk Kota Medan dari
kegiatan ekonomi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang menyediakan jasa
angkutan penumpang, atau barang dari suatu tempat ketempat lain dengan
menggunakan alat angkutan” 20. Salah satu contohnya adalah perusahaan otobus.
dengan kendaraan umum di jalan pada trayek antar kota dalam provinsi (AKDP)
Kota Medan yang mengalami pasang surut sejak tahun 1950 hingga 2012 yang
(Lintas Barat, Tengah dan Timur), dampak krisi ekonomi pada tahun 1998 dan
tarif.
18
http://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_Terpadu_Amplas (diakses tanggal 2 September 2012).
19
http://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_Pinang_Baris (diakses tanggal 2 September 2012).
20
Hutagalung A.S, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen
Menggunakan Jasa Transportasi CV. Sibuluan Indah Rute Medan-Sibolga. (Skripsi S1
Departemen Manejement Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara).
Pada tahun 1950-an hingga tahun 1980-an, sebelum dibukanya jalan
Lintas Timur Sumatera, hanya ada dua jalan besar besar di Sumatera yakni Lintas
Barat dan Lintas Tengah. Jalan Lintas Barat Sumatera melewati daerah Aceh,
Pada saat itu seluruh akses transportasi darat yang menghubungkan antar
Tengah. Dengan jarak tempuh yang jauh, situasi medan jalan yang melewati
otobus yang ada pada saat itu menggunakan bus yang kuat seperti Chevrolet C-50.
Untuk mendapatkan armada bus Chevrolet C-50 tidak mudah pada saat itu, karena
bus ini langsung di impor dari negara asalnya, sehingga pada saat itu tiap
perusahaan otobus yang ada di Kota Medan setidaknya hanya memiliki dua
hingga lima unit armada bus. Oleh sebab-sebab itulah pada tahun 1950-an hingga
layanan transportasi. Hal ini lebih disebabkan karena jarak tempuh yang relatif
lebih dekat, kondisi jalan yang baru dan situasi medan jalan yang melewati
Selain dari pada itu, penggunan armada bus juga mulai mengalami
perubahan dari yang menggunakan merek Chevrolet dan Dodge untuk melewati
jalan Lintas Barat dan Tengah, kini menggunakan Mercedez Benz. Penyedian
armada bus Mercedez Benz tidak serumit Chevrolet dan Dodge karena hanya
mesin dan chasis saja yang di impor sedangkan body bus dirakit di Indonesia.
Dengan demikian jumlah armada bus yang dimiliki oleh tiap perusahaan juga
otobus yang baru. Mulai pada saat itulah perkembangan perusahaan otobus di
Kota Medan terus mengalami pertumbuhan yang dimulai dari akhir tahun 1980-an
hingga akhir 1990-an, trayak tujuannyapun bukan hanya di Pulau Sumatera tapi
juga sampai ke Pulau Jawa (Jakarta – Solo - Jogjakarta). Adapun dari beberapa
perusahaan otobus AKAP yang pernah berjaya di masa itu adalah PMH,
terasa ialah pada naiknya harga satu unit armada bus baru yang mengakibatkan
perusahaan terasa berat untuk membeli armada bus tersebut. Kondisi ini terus
berlangsung hingga memasuki awal tahun 2000-an. Pada tahun 2003 kondisi
penerbangan yang mematok tiket nyaris sama dengan harga karcis bus kelas
eksekutif 21. Hal ini sangat berpengaruh untuk bus yang bertujuan ke Pulau Jawa.
Penyusutan penumpang terjadi hingga 60%, karena alasan waktu tempuh dan
terbang dari pada menggunakan bus. Akibatnya hampir seluruh perusahaan otobus
yang memiliki trayek Medan – Pulau Jawa memilih untuk menutup trayeknya.
Alhasil, kondisi ini mengakibatkan belasan perusahaan otobus yang ada di kota
2006. Karena trayek menuju ke Pulau Jawa sudah ditiadakan, pada saat itu
layanan transportasi dengan jarak yang tidak terlalu jauh seperti, Medan – Aceh,
Medan – Riau, Medan – Sumatera Barat, dan Medan – Jambi. Perkembangan itu
jelas terlihat dari semakin bertambahnya jumlah armada bus baru yang dimiliki
dibukanya trayek-trayek baru yang dahulu hanya berpusat pada ibukota provinsi
pemilihan jasa layanan bus sebagai alternatif transportasi tidak hanya dilihat dari
21
http://news.liputan6.com/read/49438/belasan-perusahaan-bus-terancam-gulung-tikar, “Belasan
Perusahaan Bus Terancam Gulung Tikar (diakses tanggal 2 September 2012).
fasilitas yang diberikan, namun juga menyangkut kualitas pelayanan yang
hal tersebut, beberapa perusahaan otobus rela mengeluarkan dana besar untuk
membeli bus baru dengan fasilitas yang nyaman untuk para konsumennya.
Pada tahun 2010 tercatat sebanyak perusahaan otobus di Kota Medan yang
melayani jasa transportasi antar provinsi, berikut adalah data jumlah armada bus
yang dimiliki serta jumlah armada bus yang beroperasi oleh masing-masing
perusahaan.
Tabel 3
Perusahaan Otobus (AKAP) di Kota Medan dan Jumlah Armada yang
Dimiliki Pada Tahun 2010
NO JUMLAH ARMADA BUS
NAMA PERUSAHAAN ARMADA BUS YANG
BEROPRASI
1 Pusaka 26 22
2 PMTOH 93 57
3 Kurnia 103 75
4 Pelangi 85 50
5 Anugerah 45 31
6 Sampagul 24 13
7 Antar Lintas Sumatera (ALS) 292 94
8 Persatuan Motor Horas (PMH) 44 21
9 Medan Jaya 105 52
10 Bintang Utara 45 42
11 Makmur 100 70
12 Rajawali Perdana Inti (Rapi) 38 20
13 Sentosa 20 20
14 Bramun 21 12
15 Indah Transport 32 22
Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Direktorat LLAJ 2010.
Data diatas merupakan data resmi pada tahun 2010, namun pada kurun
waktu dua tahun (2010 – 2012) ada tiga perusahan baru yang dibuka yakni Batang
membawa dampak positif dan negatif. Seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan masalah di bab pertama, dampak negatif dari persaingan yang terjadi
lebih dirasakan oleh para pengusaha perusahaan otobus yang harus mengeluarkan
modal yang besar untuk dapat tetap bersaing. Sebagian besar dari modal tersebut
dihabiskan untuk masalah pelayanan seperti membeli armada bus baru dengan
fasilitas kelas Executive, kelas Royal dan kelas Economi. Akibatnya pengusaha
dengan modal yang pas-pasan terancam gulung tikar karena tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang memiliki modal yang besar. Sementara
untuk dampak positif dari persaingan tersebut lebih dirasakan oleh para konsumen
yang baik kepada konsumennya setidaknya memberi efek positif pada dunia
transportasi 22. Akibatnya penumpang diberikan banyak pilihan untuk memilih
perusahaan otobus yang mana yang inigin digunakan sesuai dengan keinginannya.
Medan karena beberapa perusahaan yang ada membangun citra kedaerahan dalam
usaha merebut konsumen. Hal itu bisa terlihat dari konsentrasi trayek yang
menuju ke suatu daerah etnik dan nama perusahaan yang identik dengan suatu
etnik, misalnya ialah PMTS dan PMH. PMTS adalah singkatan dari Persatuan
Motor Tapanuli Selatan yang melayani trayek tujuan dari Medan ke daerah-daerah
dari Persatuan Motor Horas yang melayani trayek tujuan dari daerah Toba dan
Medan menuju ke Riau. Pencitraan kedaerahan ini merupakan salah satu strategi
bersaing yang masih dipertahankan oleh beberapa perusahaan hingga saat ini.
perusahaan otobus selain masalah tarif dan trayek tujuan. Beberapa contoh
bersikap ramah dan sopan, menyediakan armada bus dengan berbagai pilihan
(wifi), tepat waktu, sampai pada memberikan nomor pengaduan konsumen (kritik
dan saran) apabila konsumen merasa tidak nyaman dengan pelayanan yang
22
Debiariwidawan, “Persaingan sehat antar PO bus berwujud kemajuan bidang transportas,
“http://bataviase.co.id/node/526360 (diakses tanggal 9 Januari 2012)
bermunculan. Tidak mudah bagi perusahaan memberikan pelayanan yang baik,
karena seperti yang telah dijelaskan diatas untuk memberikan pelayanan tersebut
Persaingan tarif dan trayek tujuan juga menarik untuk dilihat. Karena dari
data yang saya dapati di lapangan ada sebagian perusahaan yang menerapkan tarif
di bawah tarif yang telah ditetapkan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
pada jarak tempuh per-kilometer dan jumlah penumpang yang dibawa untuk satu
tujuan trayek tertentu. Namun apabila ada tambahan fasilitas pelayanan seperti
audio visual pihak perusahaan bebas menatapkan harga sesuai dengan batas atas
penetapan tarif yang telah ditetapkan oleh DLLAJ. Penetapan tarif yang lebih
murah ini dijadikan strategi sebagian perusahaan untuk bisa merebut konsumen
mengingat untuk satu tujuan trayek saja ada 4 sampai 10 perusahaan yang
maksudnya dari sekian banyak trayek tujuan yang dilayani ada satu trayek yang
menjadi konsentrasi atau prioritas utama mereka. Biasanya, suatu daerah menjadi
keuntungan besar bagi perusahaan. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya jumlah
perusahaan yang memiliki trayek unggulan adalah sebagai berikut: Pelangi dan
PMTOH ke Banda Aceh, ALS ke Padang, Pinem dan Medan Jaya ke Ujung Batu,
Makmur ke Pekanbaru dan Dumai, Bintang Utara ke Dumai, dan Rapi ke Jambi.
Berbicara tentang persaingan diantara perusahaan otobus tidak hanya
Tetapi peran dari orang-orang yang terlibat langsung dalam persaingan tersebut
telah diciptakan. Orang-orang yang dimaksud ialah para karyawan lapangan yaitu
supir dan kernet bus. Apabila supir dan kernet bus tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik atau melanggar peraturan yang telah ditetaapkan maka hal ini akan
berakibat fatal untuk perusahaan itu sendiri. Dalam posisinya di perusahaan para
supir dan kernet bus bukanlah karyawan tetap perusahaan, mereka adalah
karyawan lepas harian yang dibayar harian sesuai dengan ketentuan yang dibuat
dengan sistem harian sesuai dengan per-trip keberangkatan, dan ada juga
perusahaan yang menerapkan sistem setoran per-bulan kemudian sisa dari setoran
para supir dan kernet bus juga saling bersaing dilapangan untuk mendapatkan
penumpang. Persaingan ini biasanya terjadi diantara supir dari perusahaan yang
penumpang di jalan ini umumnya dilakukan para supir dari perusahaan yang
menerapkan sistem setoran untuk penggajian mereka. Namun untuk para supir
yang bekerja dengan sistem penggajian harian pada umumnya jarang sekali
persaingan perusahaan otobus di Kota Medan, maka pada bagian ini dari bab III
hingga bab VI akan membahas strategi persaingan bisnis yang ada pada
perusahaan CV. Makmur. Setiap bab akan menceritakan bagaimana latar belakang
Pada bagian pertama pada bab ini akan menjelaskan strategi waralaba
promosi yang juga berkaitan dengan strategi waralaba. Pada bagian ini akan
bentuk, intensitas dan isi dari promosi yang disampaikan maka akan terlihat
perbedaan yang jelas antara promosi yang dilakukan CV. Makmur dengan
perusahaan lainnya.
3.1 Strategi Waralaba
jasa transportasi antar provinsi, melainkan hanya melayani jasa transportasi dalam
provinsi yakni dari Kota Medan ke Laguboti. Sejarah berdirinya CV. Makmur
tidak lepas dari sosok pendirinya yaitu alm H.W. Hutapea. Ia adalah seorang
veteran yang ikut berjuang pada masa pemberontakan PPRI di Sumatera Utara
(1958-1961). Pada saat itu CV. Makmur yang baru saja didirikan hanya melayani
trayek Medan – Laguboti dengan menggunakan dua unit armada bus Chevrolet C-
50. Keadaan situasi militer yang tidak aman pada saat itu membuat pihak
perusahaan tidak berani memberangkatkan busnya setiap hari, jika keadan dirasa
Tengah memaksa alm H.W. Hutapea sebagai pemilik perusahaan untuk ikut
memasok alat-alat perang seperti misil dan amunisi ke daerah Laguboti dengan
menggunakan armada busnya. Keadaan seperti itu terus berlangsung kurang lebih
barulah akses transportasi dari Medan ke Laguboti lancar, bukan hanya membawa
tahun 1970-an dengan menggunakan armada bus Chevrolet dan Mercedez Benz.
Pada tahun 1983 bapak H.W. Hutapea meninggal dunia, dan kemudian
Palembang – Jakarta – Solo – Yogyakarta – Pati. Pada saat itulah CV. Makmur
perusahaannya.
oleh CV. Makmur, disini saya akan memperlihatkan bentuk perusahaan atau
organisasi ini akan didapat gambaran secara komperhensif mengenai fungsi, tugas
dan tanggung jawab serta hubungan kerja antara bagian-bagian yang ada.
Direktu
Staf Direktur
pemberian hak untuk menjual produk berupa barang atau jasa dengan
untuk mengikuti metode dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemberi
adalah:
23
“Waralaba adalah peluang bisnis yang diciptakan oleh pemilik (produsen) untuk layanan atau
produk bermerek dagang dengan memberikan hak eksklusif kepada seseorang untuk distribusi
lokal atau penjualan produk atau jasa, dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royalti
dan kesesuaian dengan standar kualitas.” (Justis, Robert dan Judd, Richard 2002:4)
24
http://id.shvoong.com/business-management/2155557-alasan-kenapa-harus-waralaba/ (diakses
tanggal 10 September 2012)
8. Pemberi waralaba memperoleh penghasilan dari hasil penjualan barang
perwakilan daerah sejak perusahaan membuka trayek antar provinsi pada tahun
1980. Pada saat itu CV. Makmur memiliki kantor perwakilan di Pekanbaru,
Dumai, Jambi, Palembang, Jakarta, Solo dan Yogyakarta. Alasan CV. Makmur
alasan utama pada saat itu. Selain dari alasan tersebut, pihak perusahaan juga
kegagalan itu dikarenakan sistem keuangan (baik itu pemasukan dan pengeluaran)
Dengan kata lain kantor perwakilan hanya dijadikan pekerja di daerahnya sendiri.
tidak lagi berjalan dengan baik karena tidak adanya penghargaan (reaward) atas
apa yang mereka lakukan. Jadi melakukan promosi ataupun tidak melakukan
bagi siapa saja yang ingin menjadi perwakilan daerah dengan beberapa
tersebut.
atas, barulah pihak direksi CV. Makmur menyeleksi siapa yang pantas untuk
kriteria – kriteria tertentu, salah satu kriteria utama ialah pengalaman calon agen
akan mengeluarkan surat percobaan selama tiga bulan untuk menjadi perwakilan
daerah. Setelah tiga bulan pihak direksi akan mengevaluasi kinerja kantor
armada?. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui laporan – laporan
surat jalan selama tiga bulan dan juga dari laporan – laporan para supir yang
baik, maka surat percobaan akan diperpanjang lagi selama tiga bulan. Sama
seperti di atas, setelah tiga bulan pihak direksi akan melakukan evaluasi kembali.
Setelah kinerja dinilai baik, barulah pihak perusahaan akan mengeluarkan surat
kerja secara resmi kepada pihak kantor perwakilan daerah. Sebaliknya apabila
kinerja kantor perwakilan daerah dinilai kurang baik selama enam bulan tersebut
maka pihak perusahaan tidak akan memberi surat kerja dan mencabut izinnya
sebagai kantor perwakilan daerah. Sampai tahun 2012 CV. Makmur memiliki
jawab atas apa yang terjadi pada kantor perwakilan daerah diluar dari perjanjian
yang telah disepakati. Hubungan antara kantor pusat dan kantor perwakilan daerah
hanya dalam hal laporan administrasi, yakni laporan penjualan tiket. Setiap
harinya kantor perwakilan wajib memberikan hasil penjualan tiket mereka per-bus
yang langsung dibawa oleh cincu 25 ke Medan. Karena dalam peraturan yang telah
10% per-teiket yang terjual, sisanya 90% lagi disetorkan langsung ke kantor pusat
juga ditentukan oleh berapa banyaknya armada bus yang melayani ke suatu daerah
tersebut. Oleh sebab itu, pendapatan yang diperoleh tiap-tiap kantor perwakilan
juga berbeda karena jumlah armada bus yang melayani ke daerah mereka juga
25
Cincu adalah sebutan yang biasa digunakan untuk supir 1 yang bertanggung jawab pada bus
yang dibawanya.
mungkin agar mereka bisa meminta penambahan armada yang melayani ke daerah
layak menambah armada bus atau tidak. Proses evaluasi tetap dilakukan dengan
mengacu pada kinerja kantor perwakilan selama ini. Salah satu poin yang penting
berkembangnnya suatu daerah, arus mobilisasi penduduk yang datang dan keluar
Kantor perwakilan ini mulai beroperasi pada tahun 1997 yang pada mulanya
dilayani oleh 1 unit armada bus CV. Makmur. Seiring dengan perkembangan
daerah tersebut hingga tahun 2012 kantor perwakilan ini dilayani 3 unit armada
bus. Dari pihak kantor perwakilan sendiri untuk saat ini sangat ingin meminta
Perawang yang semakin berkembang dan mulai masuknya perusahaan otobus lain
yang membuka trayek tujuan dari Kota Medan menuju ke Perawang. Berikut
Pada dasarnya sistem waralaba yang diterapkan CV. Makmur ini lebih
kantor pusat bertugas mengatur keberangkatan armada bus, atau dengan kata lain
keuntungan yang telah disepakati. Persentase yang dimaksud adalah 10% per-tiket
yang terjual dalam sehari. Apabila kantor perwakilan mampu memasarkan seluruh
tiket per-hari, maka bukan hanya pihak pusat yang akan mendapat untung tetapi
mereka juga akan mendapat bagian dari keuntungan tersebut. Atas dasar itulah
sistem waralaba menjadi salah satu strategi yang diterapkan oleh CV. Makmur,
karena sistem ini memberikan pengaruh yang jauh berbeda dibanding sistem
pemasaran terpusat.
waralaba ini maka, yang bisa saya sampaikan dari data-data yang didapati di
daerah-daerah tempat tujuan trayek mereka. Sebab dengan kemandirian ini tiap-
tiap kantor perwakilan akan melakukan berbagai usaha agar bagaimana kantor
kepada konsumen. Sistem waralaba ini juga secara tidak langsung menanamkan
nilai-nilai kebersamaan pada tiap-tiap kantor perwakilan daerah untuk turut serta
atas jasa yang ditawarkannya. Promosi ialah upaya yang dilakukan pihak
26
http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_%28pemasaran%29 (diakses tanggal 15 September 2012)
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, perbedaan inilah yang
bentuk promosi yang dilakukan oleh CV. Makmur sebagai salah satu perusahaan
spanduk, brosur dan membuat iklan di media cetak. Berikut adalah contoh dari
Gambar 1 : Brosur promosi saat mendatangkan armada bus baru (Air Bus) pada
tahun 2009.
27
Bauran promosi adalah gabungan dari beberapa promosi dari satu produk yang membentuk
suatu kombinasi strategi agar promosinya dapat berjalan secara maksimal.
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2168942-promotion-mix-bauran-
promosi/ (diakses tanggal 15 September 2012)
Gambar 2 : Brosur promosi saat mendatangkan armada bus baru (New Celcius)
pada tahun 2010.
Gambar 3 : Brosur promosi saat mendatangkan armada bus baru (Euroliner) pada
tahun 2012.
Makmur pada saat membeli armada bus terbaru. Pembuatan brosur ini bertujuan
untuk memberi pemberitahuan kepada masyarakat bahwa saat ini CV. Makmur
telah memiliki armada bus terbaru yang siap untuk melayani jasa transportasinya.
Brosur seperti ini akan terus dibuat pada saat perusahaan telah membeli armadus
baru.
Gambar 4 : Brosur tarif atau ongkos perjalanan pada saat lebaran tahun 2011.
daerah Dumai. Gambar 4 merupakan brosur yang berisikan tarif atau ongkos
keberangkatan bus, brosur ini dibuat sebagai jawaban atas pengaduan para
Riau.
Gambar 6 : Brosur promosi saat hari besar keagamaan (Imlek).
Gambar 7 : Brosur promosi saat hari besar keagamaan (Natal) dan tahun baru
2012.
besar bagi seluruh penumpang bus CV. Makmur. Brosur ini akan terus dibuat
membuat promosi melalui iklan di media masa seperti koran dan radio. Promosi
berupa iklan di koran dan radio ini biasanya dilakukan oleh agen perwakilan
daerah yang baru membuka cabang perwakilannya pada suatu daerah. Tujuan dari
itu ialah untuk memberi informasi pada masyarakat di daerah tersebut bahwa CV.
tahun 2011 saat CV. Makmur membuka perusahaan baru yang bernama
informasi pembentukan CV. Halmahera ini banyak dibuat baik itu oleh pihak
lain, promosi yang dilakukan CV. Makmur terlihat jauh berbeda. Perbedaannya
terletak pada intensitas dan dan bentuk atau cara penyampaian promosi yang
terkesan lebih sederhana. Seperti beberapa brosur yang telah disampaikan diatas
terlihat bahwa CV. Makmur sering melakukan promosi baik itu dalam hal
pusat, tidak ada brosur yang dibuat ataupun iklan yang ditujukan untuk promosi
kepada masyarakat, begitu juga dengan brosur saat hari-hari besar keagamaan.
ditawarkannya 28. Intinya ada hubungan komunikasi yang terjalin antara pihak
28
Syaiful huda, “Strategi Promosi Dalam Peningkatan Produk Jasa,
“http://hoedja.blogspot.com/2010/06/strategi-promosi.html (diakses tanggal 21 September 2012)
BAB IV
PEMASARAN
dalam suatu perencanaan strategis adalah para pimpinan perusahan dan manejer.
Untuk itu dibutuhkan tim manajemen yang baik agar dapat menciptakan strategi-
menjadi visi dan misi perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dalam mengambil
eksternal dan faktor internal dalam lingkungan usaha yang dijalaninya, sehingga
Namun disisi lain pengartian dari konsep “strategi yang tepat” oleh
strategi-strategi yang berbeda dalam usahanya untuk dapat bersaing. Seperti dua
strategi yang diterapkan CV. Makmur dalam pembahasan bab ini, kedua strategi
Pada bagian pertama bab ini akan menjelaskan strategi pelayanan yang
membuat strategi pelayanan ini dijadikan strategi vital bagi perusahaan dalam
Sebelum membahas kedua strategi tersebut, berikut adalah visi dan misi
dari perusahaan CV. Makmur: visi dari CV. Makmur adalah: sebagai pilot project
layanan transportasi antar provinsi (dari dan menuju Kota Medan). Sedangkan
2. Mengutamakan keselamatan.
perusahaan otobus yang berasal dari Sumatera Utara khususnya yang berkantor
pusat di Kota Medan membuka trayeknya hingga ke Pulau Jawa (Jakarta, Solo,
Jogjakarta, hingga ke Surabaya). Pada saat itu hasilnya cukup memuaskan, bahkan
trayek menuju ke Pulau Jawa ini dijadikan trayek primadona bagi seluruh
perusahaan otobus saat itu. Alasan utamanya ialah banyaknya keuntungan yang
diperoleh semenjak trayek ini beroperasi. Hal ini lebih disebabkan karena
yang ada di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sehingga bukan hanya penumpang
yang bertujuan dari Kota Medan ke Pulau Jawa saja yang dapat dibawa namun
penumpang dari provinsi lain juga dapat dibawa dalam sekali perjalanan. Belum
lagi pada saat itu akses transportasi udara maupun laut belum berkembang seperti
saat ini, sehingga transportasi darat dijadikan pilihan utama masyarakat pada saat
itu. Namun suksesnya trayek tersebut tidak berlangsung lama. Seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, beberapa tahun setelah Indonesia dilanda krisis
Jakarta. Puncaknya pada tahun 2003 saat tarif yang diterapkan oleh maskapai
penerbangan nyaris sama dengan tarif bus kelas eksekutif jurusan Medan –
Jakarta. Hal ini jelas membawa pengaruh pada turunnya jumlah penumpang yang
semenjak saat itu satu per-satu perusahaan otobus di Sumatera Utara mulai
menutup trayek mereka ke Pulau Jawa, tidak terkecuali juga CV. Makmur yang
telah lebih dahulu menutup trayeknya ke Pulau Jawa pada tahun 2001.
Semenjak saat itulah perusahaan-perusahaan otobus yang telah menutup
trayeknya ke Pulau Jawa kembali berkonsentrasi pada trayek antar provinsi yang
tidak terlalu jauh. Dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh serta kembali
otobus semakin jelas terlihat. Pada saat itulah CV. Makmur memilih untuk
diterapkan oleh CV. Makmur, ada hal yang perlu diketahui sebelumnya ialah
strategi pelayanan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan ini merupakan
aturan baku yang wajib dilaksakan oleh seluruh karyawan CV. Makmur baik itu
lapangan (supir dan kernet bus). Adanya sanksi tegas yang diberlakukan bagi
Kerapian para karyawan ialah satu dari beberapa bentuk pelayanan yang
dari cara berpakain karyawan, baik itu karyawan kantor, petugas lapangan serta
para supir dan kernet bus. Untuk karyawan kantor serta supir dan kernet bus
diwajibkan untuk menggunakan kemeja dan memakai sepatu dalam melaksanakan
tersebut ada dua jenis yakni kemeja dan rompi. Tujuan utama dari pemberlakuan
aturan ini ialah untuk menghilangkan anggapan yang selama ini tercipta di
mereka sering dianggap pekerjaan keras yang lekat dengan kehidupan terminal.
Hal ini juga dipertegas oleh bapak P. Simatupang selaku staff direksi CV.
petugas lapangan, supir dan kernet bus pada umumnya tidak memiliki pendidikan
mereka dengan alsan bahwa mereka memang telah memiliki pengalaman yang
cukup dalam urusan trasnportasi, yang tidak menutup kemungkinan juga seorang
tersebut telah lama hidup di terminal. Maka dari itu pihak perusahaan membuat
anggapan yang selama ini ada di masyarakat tentang para pekerja perusahaan
otobus.
karyawan. Serupa dengan masalah kerapian diatas, aturan tentang sopan santun
Selama saya berada dilapangan mengamati seluruh aktivitas yang terjadi di loket
kantor pusat maupun di kantor perwakilan, sikap sopan dan ramah para karyawan
bantuan, saat akan mengecek tiket, saat dalam perjalanan hingga tiba di tujuan,
semua aktivitas yang terjadi antara penumpang dan karyawan dilkakuan dengan
keramahan dan sopan santun. Memang diakui oleh karyawan bahwa ada sanksi
yang akan dikenakan apabila mereka tidak ramah dan sopan kepada penumpang,
namun hal ini juga membuat pengaruh yang diakui oleh seorang kernet bus bang
Sitohang (33 tahun) saat saya mengikuti perjalanan bus mereka ke daerah
bus. Kenyamanan para penumpang saat berada di dalam bus juga hal penting yang
diperhatian oleh pihak manajemen CV. Makmur. Salah satu bentuk pengelolaan
agar penumpang tetap merasa nyaman menggunakan bus Makmur adalah dengan
memberikan banyak tipe-tipe kelas sesuai dengan kebutuhan konsumen. Adapun
kelas royal, ataupun kelas royal tidak nyaman dibandingkan kelas executive,
hanya saja fasilitas yang diberikan yang berbeda. Tidak ada pembedan
kenyamanan dari tiap-tiap kelas yang diberikan karena pihak perusahaan sendiri
aktif mendatangkan armada bus baru walaupun untuk kelas ekonomi sekalipun.
Selain dari pada itu kebersihan armada bus juga harus tetap dijaga. Untuk masalah
kebersihan, yang bertanggung jawab ialah para supir dan kernet dari masing-
masing bus. Setelah tiba di tempat tujuan setiap armada bus wajib dibersihkan,
baik itu mencuci bus ataupun membersihkan kabin bus, mengganti selimut dan
sarung bantal yang wajib diganti (loundry) setiap dua hingga tiga kali trip
perjalanan (pergi-pulang).
Gambar 9: Interior kabin bus kelas Eksekutif seat 2-1
kepada penumpang ini adalah bentuk pelayanan yang pertama sekali dilakukan
oleh CV. Makmur yang selanjutnya ditiru oleh perusahaan otobus lainnya yang
ada di Kota Medan. Masing – masing penumpang baik itu yang menggunakan
kelas ekonomi hingga kelas eksekutif telah disediakan snack (kotak kue) dari
pihak perusahaan untuk dibagikan pada saat dalam perjalanan. Namun demikian,
snack yang disediakan juga berbeda antara masing-masing kelas yang disesuaikan
bedasarkan tarif ongkos kelas tersebut. Biasanya untuk kelas yang paling murah
yaitu kelas ekonomi non-toilet snack yang disediakan berupa kue kering biasa dan
segelas air minum mineral. Sedangkan untuk kelas eksekutif snack yang
dsediakan berupa kue basang yang lebih bervariasi dan segelas air minum
mineral. Pada hari-hari besar keagaman atau pada waktu liburan akhir tahun CV.
Makmur juga pernah bekerja sama dengan distributor minuman ringan (Coca-
cola) untuk penyedian snack bagi para penumpang. Pada saat itu stand Coca-cola
yang didirikan di loket CV. Makmur menyediakan minuman yang bebas diminum
siapa saja yang ingin mencoba tidak terkecuali juga bagi para pengantar yang
sedang berada diloket. Untuk para penumpang juga diberikan sebotol Coca-cola
Bentuk pelayanan yang kelima ialah ketepatan waktu. Tepat waktu dalam
artian bus tidak banyak melakukan pemberhentian dijalan (ngetem) sehingga bisa
tepat waktu untuk tiba di tujuan. Aturan mengenai ketepatan waktu ini juga dibuat
dalam sekali perjalanan bus bisa berhenti dua sampai tiga kali (20-30 menit)
diperbolehkan satu kali untuk istirahat makan (malam). Namun untuk tryek tujuan
yang menempuh waktu lebih dari 14 jam perjalanan diperbolehkan dua kali
berhenti untuk istirahat makan (malam dan pagi), misalnya untuk trayek tujuan ke
pengaduan adalah layanan yang berupa informasi yang dibuat pihak manajemen
terjadi pada saat berada dalam perjalanan langsung kepada pihak manajemen
melalui sms atau telepon. Layanan ini adalah salah satu layanan yang
membedakan CV. Makmur dengan perusahan lain, karena di Kota Medan hanya
CV. Makmur yang menyediakan layanan ini. Baner layanan pengaduan ada
disetiap bus yang terletak dibagian kaca dalam yang berisi kalimat sbagai berikut:
terlalu lama melakukan pergantian, Anda tidak puas? Segera hubungi: (nomor
handphone manajemen/direksi)”.
Gambar 10 : Layanan penganduan konsumen yang ada disetiap armada bus CV.
Makmur.
pengaduan bahwa supir dari bus yang ditumpanginya ugal-ugalan dengan bus lain
saat melakukan perjalanan. Pada saat itu juga pihak direksi langsung
bentuk pelayanan tersebut merupakan ciptaan dari pihak manajemen yang dibuat
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan pihak manajemen tentang situasi
perkembangan dan persaingan yang terjadi selama ini. Jika melihat sisi pengaruh
yang ditimbukan dari strategi pelayanan ini maka, yang bisa saya sampaikan dari
hasil analisis data-data yang didapati di lapangan bahwa dengan berbagai macam
bentuk pelayanan tersebut CV. Makmur bisa dikatakan berhasil. Bukan saja
berhasil membuat konsumen percaya pada CV. Makmur namun juga berhasil
Seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai tanggapan karyawan sendiri tentang
playanan, dan pernyataan dari karyawan lain yang saya dapati dilapangan,
jawab mereka sebagai kryawan perusahaan yang bekerja dan digaji oleh
perusahaan. Namun setelah saya telusuri lebih dalam, ternyata pelayanan baik
yang mereka lakukan itu juga berkaitan dengan pendapatan yang mereka peroleh.
perusahaan lain, adalah hasil dari pelayanan yang mereka lakukan selama ini. Jadi
ada semacam hubungan timbal-balik atas apa yang mereka lakukan dan apa yang
mereka peroleh. Masalah tentang pendapatan karyawan ini akan lebih lanjut
pelayanan yang diberikan CV. Makmur selama ini, ditanggapi beragam oleh
soal ketepatan waktu adalah pelayanan yang terpenting sebagai alasan mereka
lebih kepada ketepatan waktu tiba dipagi hari. Karena untuk pulang ke Bengkalis
mereka harus tepat waktu agar tidak ketinggalan kapal pagi jam 7.30 dari Dumai
ke Bengkalis. Mereka juga bercerita pada tahun 2008 saat pihak manajemen CV.
Dumai, mereka pernah ketinggalan kapal dan harus menginap di Dumai untuk
menunggu kapal kesokan harinya. Namun setelah saya menanyakan lebih lanjut
pelayanan yang nyaman, dan jadwal keberangkatan kuhusus ke Dumai yang kini
sudah dipercepat sehingga semenjak itu tidak terjadi lagi masalah penumpang
Berbeda dengan informan diatas, Ridwan Marbun (30) dan Ahmad Yayan
(39) menyatakan kenyamanan saat berada di dalam bus dan beragamnya jenis
kelas yang disediakan adalah bentuk pelayanan yang berbeda jika dibandingkan
berada di dalam bus kelas ekonomi Makmur dengan bus kelas ekonomi
perusahaan lain itu sangat jelas perbedaannya, dari mulai fasilitas misalnya jenis
kursi yang disediakan, sampai pada kebersihan kabin bus benar-benar terasa
menngunakan bus Muakmur pada tahun 1996 sejak pertama kali merantau ke
pelayanan yang deberikan CV. Makmur selama ini lebih kepada upaya untuk
memenangkan persaingan.
pengaruh yang positif. Pengaruh tersebut lebih berupa kepercayaan para konumen
penggabungan usaha (join venture) dan perusahaan yang menjual hak usahaanya
pemasaran yang diterapkan oleh CV. Makmur. Strategi ini bisa dikatakan berbeda,
sebab beberapa perusahaan otobus lain yang ada di kota medan masih
pemasaran jasanya. Hal itu bisa terlihat dari keseluruhan karyawan yang bekerja
disuatu perusahaan beridentitas etnik yang sama, ataupun dari nama perusahaan
tryeknya ke Pulau Jawa dan berkonsentrasi pada trayek Medan – Riau, pada saat
kebatakan yang selama ini bisa dikatakan melekat sebagai image (gambaran)
bersuku batak toba, dan dahulunya pada saat perusahaan CV. Makmur baru
dibentuk hanya melayani transportasi dari Kota Medan ke daerah Tapanuli Utara
ke Pulau Jawa image tersebut masih terus melekat, karena pada saat itu bus CV.
batak yang ingin merantau ke Pulau Jawa. Namun semenjak trayek tersebut
refleksi dari visi perusahaan yaitu: sebagai pilot project layanan transportasi antar
provinsi (dari dan menuju Kota Medan). Visi tersebut dapat juga diartikan CV.
Medan. Untuk itu dalam mewujudkan visi tersebut CV. Makmur berusaha agar
berikan. Hal ini dilakukan pihak manajemen agar penumpang tidak lagi
beranggapan bahwa bus makmur adalah “mobilnya” orang batak, jadi hanya orang
batak saja yang bisa menggunakan bus makmur atau hanya orang batak saja yang
dilayani CV. Makmur. Menghilangkan image ini mulai diperhatikan dan menjadi
salah satu strategi dari manajemen saat perusahaan mulai berkonsentrasi melayani
trayek Medan – Riau. Karena bisa dikatakan sebagian besar trayek yang dibuka di
Provinsi Riau merupakan daerah yang bukan dihuni oleh orang batak secara
dominan.
Salah satu bentuk dari pelaksanaan strategi ini bisa dilihat dari karyawan-
karyawan yang ada di kantor pusat maupun di kantor perwakilan daerah. Dari data
mekanik, supir dan kernet) berjumlah 363 orang. Suku batak toba memang lebih
dominan sekitar 71 % (258 orang), sedangkan suku lain seperti minang,
untuk sholat bagi penumpang menunjukan salah satu upaya untuk menghilangkan
citra kebatakan tersebut. Ada semacam bentuk toleransi yang ingin ditunjukan
walaupun yang memiliki perusahaan ini adalah seorang batak toba yang menganut
agama kristen tetapi untuk masalah pelayanan mereka memberikan tempat khusus
menanyakan masalah kesukuan ini juga ditanggapi sama oleh karyawan serta para
supir dan kernet bus yang berada disana. Mereka menanggapi bahwa pelayanan
yang diberikan mereka selama ini tidak memandang siapa orangnya. Jika hal
Perawang bisa saja tutup, karena mayoritas penduduk di daerah ini ialah bersuku
Minang dan sebagian lagi bersuku Batak Karo dan Batak Toba yang merantau ke
daerah ini. Salah satu karyawan yang saya jumpai di kantor perwakilan perawang
ialah Sari (24 tahun) yang bekerja sebagai administrasi tiket, ia sendiri bersuku
minang dan sudah empat tahun bekerja sebagai karyawan CV. Makmur.
Dalam penerapan strategi ini, sebenarnya tidak ada aturan yang baku yang
ditetapkan pihak manajemen kepada seluruh karyawan tentang sanksi atau bagai
mana cara penerapan strategi ini dilapangan. Hanya saja diakui oleh staff direksi
dalam melakukan pelayanan. Salah satu bentuk pelaksanaan yang dilakukan oleh
karyawan atas himbauan tersebut yang saya amati saat melakukan perjalanan
dipasang oleh kernet bus. Pada saat melakukan perjalanan lagu-lagu yang diputar
di dalam bus tidak hanya lagu-lagu batak toba saja, malah lagu batak toba diputar
saat tengah malam setelah penumpang tidur. Saya sendiri yang mengikuti
perjalanan itu sempat bertanya kepada kernet bus mengapa tidak lagu batak toba
“Sudah adanya lagu batak toba di flasdisk itu tapi nanti dibagian
terakhir, yang kita bawa ini kan banyak orang minang dan orang
karo, ya lagu orang itulah dululah. Makanya aku letakkan
dibagian terakhir mp3 itu, biar tidur dulu orang ini semua baru
nyanyi-nyanyi nanti kita”. (wawancara tanggal 14 Juni 2012)
Dari jawaban seorang kernet bus diatas dapat dilihat bahwa himbauan dari pihak
Seperti yang dilakukan pada saat Imlek, mereka menghiasi kantor perwakilan
dengan atribut-atribut perayaan imlek yang juga memberikan kesan bahwa CV.
Makmur menghargai suku lain. Padahal jika melihat dekorasi kantor yang mereka
lakukan tentu memerlukan modal yang lumayan besar untuk membeli atribut-
atribut imlek yang harganya cukup mahal. Tapi apa yang dilakukan kantor
perwakilan Dumai itu juga sejalan dengan promosi yang mereka lakukan,
Dumai ke Kota Medan memang kebanyakan orang cina. Berikut adalah foto saat
dalam pemasaran ini dibuat oleh CV. Makmur agar dapat menyesuaikan dirinya
dikemukankan Glueck dan Jauch, yang menyebutkan bahwa untuk membuat suatu
lingkungan merupakan faktor utama terhadap perubahan strategi (Glueck & Jauch
1994:147). Namun disisi lain penerapan strategi ini juga bertujuan untuk
pencitraan ulang yang dilakukan oleh masyarakat setelah melihat dan merasakan
dalam industrinya yang secara umum akan dihargai oleh konsumen (Dirgantoro
bisa diperoleh dengan cara inovasi dan membangun image. Inovasi dalam artian
pelanggan. Jika melihat kedua strategi yang dibahas pada bab ini maka, strategi
implementasi dari inovasi dan membangun image yang dikemukakan oleh Porter.
Selanjutnya penerapan dari kedua strategi ini juga memperlihatkan
ditanamkan dan dipahami oleh seluruh karyawan. Misalnya seperti yang telah
mereka mengetahui bahwa pelayananlah yang membuat CV. Makmur unggul, dan
usaha-usaha yang dilakukan karyawan untuk menghargai suku lain didasari oleh
lingkungan. Dengan begitu penerapan dari kedua strategi ini juga turut
dikatakan Davis “budaya perusahaan adalah keyakinan dan nilai bersama yang
memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan
nilai tersebut sebagai aturan atau pedoman berperilaku dalam organisasi” (Sobirin
2007:131).
BAB V
baru (anak perusahaan), dan strategi peremajaan serta penambahan armada baru.
Secara khusus kedua strategi ini diciptakan oleh manajemen CV. Makmur untuk
pembentukan anak perusahaan baru tersebut. Selanjutnya pada bagian kedua akan
yang dimilikinya, baik itu dari segi peremajaan ataupun penambahan armada baru.
meremajakan atau menambah armada baru dan kepada karoseri 29 mana saja
Pada tahun 2010 CV. Makmur membeli surat ijin sebuah perusahaan
29
Karoseri adalah industri pemembuat rancangan bangunan (rumah-rumahan kendaraan) baik dari
kayu maupun dari besi/plat ataupun gabungan dari bahan yang lain untuk diterapkan disebuah
kendaraan bermotor sehingga berubah fungsinya (bisa jadi angkutan penumpang / angkutan barang
padat / angkutan barang cair / angkutan barang curah dan lain sebagainya).
http://www.karoserikreasibaru.com/2011/06/apa-itu-karoseri/ (diakses tanggal 12 Oktober 2012).
memutuskan untuk membentuk anak perusahaan baru ini sebagai bentuk
perusahaan tetap bisa eksis dalam melayani jasa transportasi antar provinsi.
“Surat ijin CV. Halmahera ini kita beli dari seorang pengusahan
bermarga Silalahi yang tinggal di Lubukpakam, pada tahun 2010
perusahaannya tutup karena masalah biaya oprasionil dan jumlah
armadanya yang sedikit. Keputusan untuk membuka perusahaan
baru kita lakukan atas pertimbangan direksi dan pihak manajemen
agar ada penyegaran di perusahaan, karena umur dari perusahaan
ini sudah lebih dari 50 tahun. Selain itu perusahaan baru ini kita
luncurkan untuk tetap menjaga eksistensi perusahaan agar dapat
terus melayani layanan transportasi dan tetap dapat bersaing
sesuai dengan visi CV. Makmur untuk menjadi pilot projek
transportasi di Kota Medan. Saat ini Halmahera kami yang
memanajemen, jadi sekarang perusahaan kita bisa disebut
Makmur-Halmahera Grup.” (Wawancara tanggal 3 Juni 2012).
(anak perusahaan) ini juga terkait dengan permasalahan persaingan yang terjadi
diantara perusahaan otobus akhir-akhir ini. Seperti data yang telah disampaikan
kota antar provinsi (AKAP) di Kota Medan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2010 tercatat ada tujuh perusahaan
otobus yang baru berdiri. Hal tersebut juga dibenarkan pihak manajemen bahwa
salah satu strategi yang mereka lakukan dalam upaya agar tetap dapat bersaing
perusahaan ini dimiliki oleh pemilik tunggal yaitu bapak Maja Hutapea yang
menjabat sebagai direktur perusahaan. Sehingga semua keputusan-keputusan
direktur perusahaan. Berbeda dengan perusahaan yang lain yang pada umumnya
perusahan, atau yang biasa disebut perusahaan join venture 30. Pada perusahaan
dahulu oleh seluruh pemilik saham untuk membuat suatu keputusan (Triton PB
berikut:
peranan penting pada perusahaan join venture. Sehingga untuk membuat suatu
Sampai saat ini CV. Halmahera memiliki 30 unit bus dan baru memiliki
tiga ijin trayek dari Kota Medan ke Provinsi Riau, yakni: Medan – Pekanbaru,
Halmahera sendiri tidak jauh berbeda dengan Makmur, jika makmur berwarna
ungu sedangkan Halmahera berwarna merah. Dari segi livery (model strip) sama
30
Join Venture adalah kerjasama dua pihak atau lebih dalam bidang bisnis untuk membentuk
perusahaan baru dengan modal bersama dan dengan kesepakatan yang telah disepakati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Merger (diakses tanggal 12 oktober 2012)
sekali tidak ada yang berbeda. Jadi jika melihat bus Makmur dan bus Halmahera
Sejak awal berdirinya perusahaan pada tahun 1958 CV. Makmur hanya
memiliki dua unit armada bus Chevrolet C-50. Pada saat itu seluruh perusahaan
otobus yang ada tidak memiliki armada bus yang banyak. Namun memasuki tahun
1970-an saat transportasi darat yang menjadi penghubung antar provinsi semakin
diperlukan maka jumlah armada bus pada tiap-tipa perusahaan juga bertambah.
Pada saat itu CV. Makmur memiliki 10 unit armada bus Chevrolet dan Mercedez
Benz. Memasuki tahun 1980-an sejalan dengan dibukanya trayek ke Pulau Jawa
dan pembangunan jalan di lintas timur sumatera, jumlah armada bus yang dimiliki
CV. Makmur dari tahun ke tahun terus semakin bertambah. Terakhir pada agustus
2012 perusahaan membeli 10 unit bus baru, sehingga saat ini jumlah armada bus
sendiri, karena dalam bisnis transportasi angkutan itu sendirilah yang akan
menjadi produk dari layanan jasa yang mereka berikan. Oleh sebab itu penting
bus yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah memperbaiki atau merevarasi
ulang bagian-bagian bus yang sudah rusak, sudah tua, atau bagian-bagian tertentu
yang sudah ketinggalan model. Dalam melakukan peremajaan antara suatu bus
dengan bus berbeda, tergantung kondisi bus tersebut pada bagian mana yang
menjadi prioritas perbaikan dan bagian mana yang masih bisa dipertahankan. Hal
direvarasi tersebut misalnya: mesin bus yang di setting ulang (turun mesin) agar
kemampuannya kembali seperti saat baru dibeli; interior kabin bus yang direvarasi
ulang seperti kursi, plafon ataupun dinding kabin; serta body bus yang dicat ulang
misalnya dibagian lampu dan kaca yang diganti dengan model terbaru. Penjelasan
peremajaan pada setiap armada busnya. Berikut adalah penjelasan dari staf direksi
armada tersebut sudah berumur tujuh tahun, namun ketika berumur lima tahun
armada bus juga akan mendapat perawatan. Jadi perbedaannya apabila bus sudah
berumur tujuh tahun maka peremajaan dilakukan pada seluruh bagian bus, baik itu
mesin, interior kabin dan body bus. Tetapi ketika berumur lima tahun peremajaan
hanya dilakukan pada body bus, misalnya dengan melakukan pengecatan ulang
Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa tujuan yang ingin dicapai
dari peremajaan armada bus ini ialah untuk kesinambungan perusahaan. Sebab
dengan melakukan peremajaan pada armada bus yang sudah tua, bus tersebut
setidaknya dapat beroperasi hingga lima sampai tujuh tahun mendatang. Sejalan
dengan hal itu, model ataupun bentuk dari bus yang sudah diremajakan juga akan
berubah mengikuti trend model bus yang sudah dipersiapkan oleh pihak karoseri.
Sehingga dengan bentuk model yang baru serta umur bus yang layak digunakan
CV. Makmur biasanya mempercayakan pada karoseri Cipta Karya (CK). Ada dua
alasan mengapa CV. Makmur memilih Cipta Karya, pertama karena lokasi
karoseri ini sendiri yang berada di Kota Medan sehingga tidak perlu jauh
menganantarkan armada bus. Kedua karena masalah harga yang ditetapkan Cipta
Karya relatif lebih murah sesuai dengan kualitas bahan material yang digunakan,
sehingga sanggat cocok jika hanya untuk meremajakan armada bus. Perlu
diketahui bahwa Cipta Karya merupakan satu-satunya karoseri yang ada di Pulau
Sumatera, sehingga bukan hanya perusahaan otobus yang ada di Kota Medan saja
yang menjadi pelanggannya tapi juga dari kota-kota lain baik dari dalam maupun
dari luar Sumatera Utara. Namun dalam pembahasan ini CV. Makmur
bukan untuk memesan armada bus baru. Hal ini lebih dikarenakan kualitas bahan
material yang digunakan Cipta Karya cendrung tidak tahan lama. Lebih lanjut
untuk membahas lebih dalam tentang karoseri dan harga yang dibutuhkan untuk
membeli satu unit armada bus baru akan dibahas pada bagian selanjutnya.
bus yang dimilki oleh perusahaan, yang dibedakan menurut jenis mesin dan
karoseri. Dari 110 unit armada bus yang dimiliki, terbagi menjadi empat tipe
mesin yaitu: Mercedez Benz OH 1518 (tahun 1992), Mercedez Benz OH 1521
(tahun 1998), Volvo B7R (tahun 2004), Mercedez Benz OH 1525 (tahun 2007)
dan Mercedez Benz OH 1526 (tahun 2010). Untuk masalah body bus, dari
keseluruhan dirakit oleh tiga karoseri yang berbeda yakni: Rahayu Santosa
(Bogor, Jawa Barat), Restu Ibu (Gunung Putri, Jawa Barat) dan Cipta Karya
(Medan, Sumatera Utara). Berikut adalah data yang disusun dalam bentuk tabel.
Tabel 4
Armada Bus CV. Makmur Menurut Jenis Mesin dan Karoseri
NO Rahayu Santosa Restu Ibu Cipta Karya Jumlah
1 OH 1518 11 7 9 27
2 OH 1521 23 4 17 44
3 Volvo B7R 4 - - 4
4 OH 1525 15 - - 15
5 OH 1526 20 - - 20
6 Jumlah 73 11 26 110
Dengan melihat tabel diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hamipr
seluruh armada bus CV. Makmur di dominasi bus bermesin Mercedez Benz dan
berkaroseri Rahayu Santosa (RS). Ada beberapa alasan mengapa CV. Makmur
sebagai karoseri untuk merakit setiap armada yang baru mereka beli. Berikut
adalah pernyataan dari staf dereksi tentang alasan tersebut serta strategi mereka
Ada dua alasan penting yang disampaikan, untuk masalah mesin Mercedez
Benz alasannya karena kondisi mesin yang cocok dengan jalanan di lintas
sumatera serta ketersediaan spare part 31 tidak begitu sulit didapat. Sedangkan
alasan memilih Rahayu Santosa sebagai karoseri untuk merakit body bus ialah
karena model-model bus yang disediakan karoseri ini lebih bervariasi dan
31
Suku cadang mesin.
dekat dengan kantor Mercedez Benz Indonesia yang berada di Jakarta, sehingga
bila memesan mesin dan chasis baru dapat langsung diantarkan ke Bogor.
part dan mekanik-mekani yang mengerti tentang mesin tersebut. Sebeb belajar
dari pengalaman perusahaan pada tahun 2005 membeli empat unit bus bermesin
Volvo yang pada akhirnya tinggal satu unit yang masih aktif beroprasi hingga saat
ini, sedangkan tiga unit lainnya harus digudangkan karena rusak. Tiga tahun sudah
ketiga bus tersebut tidak lagi beroperasi karena rusak, dan menunggu spare part
yang harus di datangkan dari negara asal Volvo yakni Swedia. Sehingga pada saat
Selain itu tidak hanya armada bus yang perlu ditinjau, namun penting juga
untuk terlebih dahulu meninjau situasi pasar terkait bagaimana armada baru yang
dimiliki perusahaan lain, kemana tujuan trayek armada baru yang nantinya akan
beroperasi, serta tipe kelas-kelas apa yang harus digunakan. Peninjauan mengenai
hal-hal tersebut perlu dilakukan sebab hal ini berkaitan dengan persaingan.
Contohnya jika model bus terbaru dari sebuah karoseri sudah dimiliki oleh
perusahaan lain atau sudah banyak dijumpai di Kota Medan, biasa manajemen
akan membatasi pembelian hanya untuk beberapa unit saja, menunggu keluaran
terbaru dari karoseri tersebut selanjutnya. Namun dalam situasi yang sama tidak
jarang juga CV. Makmur melakkukan pembelian yang banyak pada satu model
bus yang sudah dimiliki perusahaan lain, dengan catatan armada tersebut akan
dijadikan tandingan untuk perusahaan lain. Sebab pihak manajemen beralasan jika
diperusahaan lain biasanya model bus terbaru dijadikan armada untuk kelas
kelas ekonomi. Disinilah salah satu letak keunggulan CV. Makmur dibanding
perusahaan lain, sebab untuk kelas ekonomi mereka berani menyediakan armada
bus terbaru sehingga para konsumen tidak harus membeli tiket kelas eksekutif
untuk dapat menaiki bus baru. Setelah meninjau hal-hal tersebut barulah dapat
ditentukan berapa jumlah armada bus baru yang akan dipesan, serta tipe apa yang
Sekitar awal bulan juni yang lalu sewaktu dikantor direksi CV. Makmur,
saya diperlihatkan sebuah proposal yang baru saja tiba dari karoseri Rahayu
membeli satu unit armada bus baru memerlukan biaya lebih dari satu milyar
(tergantung jenis)
Jadi untuk mendatangkan satu unit armada bus baru diperlukan biaya
sekitar 1,1 miliyar rupiah (untuk bus Ekonomi Non AC) dan 1,3 milyar rupiah
(untuk bus AC). Proposal diatas merupakan proposal untuk pembelian 10 unit
armada bus Halmahera yang telah selesai didatangkan pada bulan agustus 2012
dan rencananya perusahaan akan menambah 10 unit armada bus Makmur pada
desember 2012. Berikut adalah foto saat perakitan bus Halmahera di karoseri
Rahayu Santosa
pada saat libur hari besar keagamaan dan pada waktu libur akhir tahun. Satu
contoh pada saat pembelian armada bus yang terakhir, dari dua puluh unit yang
dipesan dibagi menjadi dua kali pengiriman, sepuluh unit pertama pada bulan
agustus 2012 sebelum libur hari raya idul fitri, dan sepuluh unit yang kedua akan
dikirim pada desember 2012 sebelum memasuki libur natal dan tahun baru.
Dijelaskan bapak Simatupang bahwa hal itu dilakukan mengingat setiap libur-
libur panjang jumlah penumpang akan bertambah hingga tiga kali lipat dari hari
biasa. Oleh sebab itu tidak jarang suatu perusahaan otobus melakukan
baru sebagai armada penambah jumlah keberangkatan tersebut. Selain alasan itu,
dengan mendatangkan armada baru pada saat-saat arus penumpang sedang padat
merupakan satu bentuk promosi atau pengenalan armada baru yang dimiliki
perusahaan.
Untuk proses pembelian armada bus, pertama kali pihak karoseri akan
mengirimkan proposal yang berisikan harga dan model dari produk terbaru yang
mereka keluarkan. Proposal dikirm kepada seluruh perusahaan otobus yang ada di
jumlah armada bus yang dipesan. Seperti yang telah dijelaskan, CV Makmur
sudah menjadi pelanggan tetap dari karoseri Rahayu Santosa sejak tahun 1980-an.
Medan pernah memesan atau memiliki bus rakitan dari karoseri ini, tetapi masalah
konsistensi untuk tetap memesan armada baru pada karoseri ini saja yang berbeda-
karoseri mana yang akan mereka gunakan. Menarik untuk membahas masalah ini,
sebab dengan konsistensi CV. Makmur selama lebih dari 30 tahun menggunakan
karoseri ini membuat kesan yang sama jika melihat keseluruhan armada bus yang
mereka miliki.
Perlu dijelaskan sebelumnya bahwa persaingan juga terjadi diantara
menciptakan model-model bus terbaru yang saling berbeda dengan karoseri lain
tanpa menghilangkan ciri khas dari karoserinya sendiri. Satu contoh misalnya
karoseri Rahayu Santosa, yang menjadi ciri khas dari karoseri ini adalah
sentuhannya pada bagian kaca bus yang terdapat pada seluruh jenis model
keluaran karoseri ini. Ciri khas tersebut ialah pada kaca samping bagian belakang
terdapat lengkungan dinamis yang tegas sebagai akhir kaca bagian buritan, serta
model-model bus, inilah yang membedakan CV. Makmur dengan perusahaan lain.
Jika perusahaan lain memesan bus baru dari beberapa karoseri yang berbeda, CV.
Makmur hanya memesan armada baru dari karoseri Rahayu sentosa. Sehingga
dari tahun ke tahun peambahan armada bus CV. Makmur terkesan memiliki
“style” yang sama, karena memang dibuat dari karoseri yang sama sehingga jika
kita melihat sekuruh armada bus yang dimiliki CV. Makmur mempunyai ciri khas
yang sama.
BAB VI
KEBERANGKATAN
Pada bab ini akan dijelaskan strategi sistem ceking dan strategi jadwal
keberangkatan bus. Kedua strategi ini dibuat oleh manajemen CV. Makmur untuk
mengatur bagaiman kelancaran jalannya bus setiap hari. Pada bagian pertama
akan menceritakan sebuah sistem yang dibuat oleh perusahaan yang bertujuan
untuk mendapatkan data yang akurat mengenai jumlah penumpang yang dibawa
dalam satu kali perjalanan. Dengan adanya sistem ini juga akan memperketat
masalah keuangan atau setoran yang wajib disetor cincu sesuai dengan jumlah
penumpang yang tertera disurat jalan. Lebih lanjut akan diceritakan hal-hal yang
Sistem ceking adalah adalah salah satu aturan yang dibuat perusahaan
yang bertujuan untuk mengetahui jumlah penumpang yang dibawa oleh tiap-tiap
bus dalam satu kali pembrangkatan. Pada saat bus berangkat dari kota tujuan
pastinya akan membawa surat jalan yang dikeluarkan dari kantor, surat jalan
tersebut berisi jumlah dan daftar nama-nama penumpang yang membeli tiket
secara resmi. Namun di dalam perjalanan juga dilakukan ceking untuk mendata
berapa jumlah penumpang yang naik di jalan. Apabila terdapat penumpang yang
yang naik di jalan, maka jumlahnya akan ditulis oleh petugas ceking pada surat
jalan yang dibawa. Selanjutnya saat tiba kembali di Medan, cincu wajib
Ada dua lokasi ceking yang berada disepanjang jalan lintas Medan – Riau,
sedangkan lokasi yang kedua berada di daerah Balam Kabupaten Rokan Hilir.
Kedua lokasi ceking ini didirikan agar dalam melakukan pengecekan juga
diketahui dari mana asal penumpang tersebut naik, sehingga dapat ditentukan
berapa tarif atau ongkos yang wajib disetorkan nantinya. Misalkan jika bus
berangkat dari Kota Medan maka lokasi pengecekan yang pertama berada di
dari daerah Tanjung Morawa hingga ke daerah Kisaran. Sedangkan dilokasi kedua
di daerah Balam akan mengecek penumpang yang naik dari daerah Aeknabara
dilakukan agar sistem pembukuan keuangan jelas terkait berapa pemasukan dan
pemasukan dan pengeluaran (termasuk gaji supir dan kernet bus) yang tercantum
dalam surat jalan akan disalin ulang kedalam buku laporan pada saat bus kembali
ke Kota Medan. Maka tidak heran ketika memasuki ruangan direksi akan terlihat
banyak tumpukan buku laporan yang berjumlah kira-kira 80 buah buku sesuai
dengan jumlah armada bus CV. Makmur yang beroperasi reguler setiap harinya.
berkaitan dengan penggajian para supir dan kernet bus yang tidak lagi memakai
sistem setoran. Sebab jika menggunakan sistem setoran perusahaan tidak akan
perlu mengecek berapa jumlah penumpang yang naik dijalan, karena ada atau
tidak adanya penumpang yang naik dijalan cincu wajib menyetorkan setoran
sekali atau seminggu sekali). Sisa dari setoran tersebutlah yang menjadi gaji dari
supir dan kernet bus. Sehingga para supir dan kernet bus dari perusahaan yang
memakai sistem ini tidak bisa menetapkan berapa pendapatan yang diperolehnya
penumpang sepi maka gaji yang mereka dapat juga sedikit atau bahakan cincu
penumpang ramai maka gaji mereka bisa melebih gaji dari para supir dari
ceking, penggajian supir dan kernet bus digaji langsung oleh perusahaan setibanya
kembali di Kota Medan. Cincu tidak lagi dibebankan dengan jumlah uang yang
harus disetorankan, hanya saja ia harus menyetorkan setoran sesuai dengan jumlah
Informasi diatas saya dapatkan melalui sorang kernet bus bang Sitohang
yang sudah bekerja sebagai kernet bus Makmur sejak tahun 2000. Ia juga
menceritakan pada tahun 2011 ia pernah keluar dari Makmur dan menjadi supir
dua di persusahaan lain tapi hanya bertahan tiga bulan, dan selama tiga bulan
keluarga, sehingga hanya berselang tiga bulan akhirnya ia kembali lagi bekerja
pendapatan, sebab menjadi sorang kernet di CV. Makmur bisa mendapatakn gaji
rata-rata tiga juta rupiah sebulan, sedangkan menjadi supir dua di perusahaan lain
pendapatannya tidak tetap bahkan bisa kurang dari tiga juta rupiah. Itulah
pegawai administrasi dan satpam digaji sesuai dengan tingakt pendidikan (2 juta –
2,5 juta rupiah / bulan). Sedangkan untuk petugas lapangan di loket (1,5 – 2 juta
rupiah / bulan), tetapi gaji tersebut belum termasuk pendapatan sampingan yang
Sedangkan untuk pendapatan para supir dan kernet bus akan dijelaskan
sebagai berikut: Cincu yang menjadi penanggung jawab atas bus dan masalah
keuangan diberi uang jalan sebesar 2,4 juta rupiah saat pertama kali berangkat dari
Sisa (pengeluaran dikurang uang jalan 2,4 juta rupiah) = 400 ribu rupiah
Sisa uang jalan tersebut tidak pasti berjumlah emapt ratus ribu rupiah, karena bisa
saja lebih akibat pengeluaran uang untuk membeli minyak yang berlebih yang
bisa menjadi 2 juta rupiah dalam satu trip perjalanan (pergi-pulang). Setelah
kembali ke Medan maka cincu akan diberikan gaji sebesar tujuh ratus ribu rupiah
untuk satu kali trip perjalanan. Maka pendapatan tersebut akan dibagi dengan
1,1 juta rupiah inilah gaji untuk dua orang supir dan dua orang kernet
penghasilan tersebut yang pada dasarnya gaji untuk cincu pasti lebih besar
dibandingkan gaji untuk supir 2 dan kernet karena masalah tanggung jawab dan
kecelakaan maka yang lebih besar tanggung jawabnya atas kerusakan yang terjadi
adalah cincu.
khusus strategi ini bertujuan untuk mengatur sistem keuangan yang jelas pada
masing-masing armada bus. Dengan adanya sistem ini, yang juga berperan
sebagai alat kontrol membuat suasana atau proses bekerja yang teratur bagi supir
dan kernet bus, sebab mereka tidak terlalu perlu memikirkan masalah gaji yang
pada akhirnya akan membuat supir dan kernet justru sibuk bersaing untuk mencari
penumpang dijalan.
6.2. Strategi Jadwal Keberangkatan.
menjaga kelancaran armada bus saat beroperasi di jalan, karena hal ini juga akan
otobus akan memberangkatkan seluruh armada yang beroperasi pada sore hingga
malam hari. Oleh sebab itulah penting untuk mengatur jadwal keberangkatan,
apalagi untuk perusahaan yang memiliki jumlah trayek yang banyak seperti CV.
data dari ke-35 trayek reguler berikut jenis-jenis kelas yang diberangkatkan CV.
Tabel 5
Trayek CV. Makmur Berdasarkan
Jumlah Armada Bus dan Tipe Kelas/Hari
Tipe Kelas
NO Trayek Eco Eco Eco Ryl Ryl S. S. E S.E Jml
Class Toilet Lux Class Lux VIP Lux
1 Pekanbaru 8
2 Dumai 7
3 Duri 6
4 Pkl. Kerinci 3
5 Perawang 2
6 Bangkinang 2
7 Teluk Kuantan 2
8 Rengat 1
9 Tembilahan 1
10 Sibolga 1
Jumlah 35
wib. Dimulai dari kelas ekonomi yang diberakatkan mulai pukul 16.00-17.00 wib,
selanjutnya diikuti kelas ekonomi toilet dan ekonomi lux mulai pukul 17.00-18.00
wib, royal clas dan royal lux mulai pukul 18.00-19.00 wib, super vip mulai pukul
19.00-19.30 wib, dan yang terakhir super executive (SE 2-1) diberangkatkan
mulai pukul 19.30-20.30 wib. Selang waktu keberangkatan diatur tiap 15 menit
sekali, sehingga dalam satu jam terdapat empat kali pemberangkatan. Dalam
disusun berdasarkan jenis kelas ini bertujuan agar kelas ekonomi yang berangkat
lebih dahulu dapat mencari penumpang dijalan, sehingga supir tidak perlu
memacu busnya untuk saling berebut penumpang dijalan karena mereka masih
memiliki waktu agar bisa tiba ditujuan dengan tepat waktu. Sedangkan untuk
kelas executive berangkat pada malam hari dikarenakan untuk kelas ini biasanya
supir bisa mengontrol laju kecepatan busnya. Misalnya kelas menengah kebawah
karena berangkatnya sore supir dapat mencari penumpang dijalan sehingga
walaupun banyak mengambil penumpang dijalan waktu yang tersisa juga masih
ada, sedangkan untuk kelas menengah ke atas yang jadwal keberangkatannya pada
malam hari bisa langsung melaju dijalan tanpa harus mengambil penumpang
dijalan. Jikapu ada penumpang yang naik dijalan supir diwajibkan untuk
keberangkatan yang disusun berdasarkan kelas seperti diatas, namun untuk jam
hanya memiliki dua kelas (ekonomi dan ekonomi toilet), keberangkatan pertama
pada pukul 16.00 wib dan yang kedua pada pukul 17.00 wib. Kedua jadawal
sebab ketika saya berada di perawang ada perusahaan baru yang sudah seminggu
pada pukul 17.30 wib sama dengan keberangkatan bus kedua dari CV. Makmur.
Oleh sebab itulah pihak kantor perwakilan CV. Makmur di Perawang memajukan
kedua jadwal keberangkatan busnya agar tidak terjadi persaingan antara masing-
KESIMPULAN
mempelajari strategi yang ada maka akan dapat dipahami tujuan atau sasaran yang
ingin dicapai suatu perusahaan. Secara khusus strategi bisnis berbeda dengan
ini tidak hanya keunggulan yang ingin dicapai dari diciptakannya suatu strategi,
dapat berjalan baik, sebab para karyawan itulah yang akan menjalankan strategi
membuat cara kerja atau proses kerja yang baru di dalam perusahaan. Strategi-
tujuan yang diharapkan perusahaan dari penerapan suatu strategi. Sehingga dapat
dapat dijawab bahwa strategi yang dibuat oleh CV. Makmur bertujuan untuk
kesimpulan ini saya mebagi kedelapan strategi bisnis yang ada di CV. Makmur
karyawan, disinilah letak kunci keberhasilan dari strategi ini sebab para
atau mendekorasi kantor mereka pada saat hari besar keagamaan, hingga
pemutaran lagu daerah saat dalam perjalanan. Ada tujuan yang tidak
baru. Image baru akan perusahaan yang merupakan pencitraan ulang yang
dari strategi ini adalah agar supir bus bisa mengontrol kecepatan busnya
dan penambahan armada baru dan yang terakhir strategi sistem ceking.
bus milik mereka. Peremajaan dilakuakan pada setiap armada bus yang
sudah berusia lima dan tujuh tahun. Tujuan dari peremajaan agar armada
yang digunakan, bagaimana kondisi pasar terkait model bus yang akan
dipesan, dan trayek mana yang akan disis oleh armada baru tersebut. Satu
hal yang menarik CV. Makmur biasa membeli banyak armada baru untuk
kelas ekonomi sehingga penumpang tidak harus membeli tiket kelas
• Strategi sistem ceking. Pada strategi ini CV. Makmur menerapkan sebuah
sistem pengecekan pada setiap armada bus yang beroperasi. Tujuan adalah
untuk mengetahui jumlah pasti dari penumpang yang dibawa oleh satu bus
gaji para supir dan kernet bus dapat berjalan dengan baik sehingga
CV. Makmur memilih menggunakan kedelapan strategi ini dapat dijawab melalui
alasan-alasan dari penerapan suatu strategi. Pada strategi waralaba dan strategi
belakanginya ialah kondisi CV. Makmur yang pada saat itu hanya melayani
perusahaan lain yang juga melayani trayek tersebut, kondisi tersebut juga melatar
belakangi manajemen CV. Makmur untuk menerapkan strategi multikultur sebab
daerah-daerah yang mereka layani saat ini terdiri dari beragam etnik. Pada strategi
baru yang melatarbelakanginya ialah kondisi layanan transportasi darat yang terus
manajemen merasa perlu untuk membentuk anak perusahaan baru sebagai bentuk
armada ataupun dalam penambahan armada baru. Kemudian yang terakhir pada
kernet bus, yang juga berkaitan dengan masalah persaingan antar supir di
lapangan.
nilai kepada seluruh pihak di perusahaan dan penerapan dari suatu strategi
ternyata menciptakan proses atau cara bekerja baru di dalam perusahaan. Nilai-
nilai yang dimaksud pertama adalah nilai kebersamaan yang terbentuk dari
dan para karyawan bahwa tujuan dari strategi ini adalah untuk penyesuaian diri
dengan lingkungan, oleh sebab itu pelaksanaan dari strategi ini berjalan dengan
mudah di lapangan, misalnya turut serta dalam merayakan hari besar keagamaan
bukan merupakan aturan yang dibuat dari kantor pusat namun dilaksanakan
Implikasi yang kedua adalah terbentuknya proses atau cara kerja yang
baru. Cara kerja baru terbentuk sebagai pengaruh dari penerapan suatu strategi,
contohnya proses kerja yang mandiri pada masing-masing kantor perwakilan yang
terbentuk dari penerapan strategi waralaba. Aturan dalam sistem waralaba yang
ceking dan jadwal keberangkatan juga telah membentuk suatu proses kerja yang
baru dimana para supir dan kernet bus lebih teratur dalam melaksanakan tugasnya
dilapangan.
Dengan demikian inilah yang ingin saya tunjukan melalui tulisan ini
bahwa ada dua tujuan utama yang ingin dicapai CV. Makmur dari pembentukan
dalam pembahasan ini dapat dilihat dari nilai-nilai dan proses bekerja atau prilaku
Alwi, Syafruddin
2001 Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan
Kompetitif. Yogyakarta: BPFE.
Bungin, Burhan
2008 Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dirgantoro, Crown
2001 Manajemen Stratejik: Konsep, Kasus dan Implementasi.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ginting, Paham
2005 Pemasaran Pariwisata. Medan: USU press.
Grant, Robert M
1999 Analisis Strategi Kontemporer, Konsep, Teknik, Aplikasi.
Jakrta: Erlangga
Hefner, Robert W
1999 Gary, Hamilton, “Budaya dan Organisasi dalam Ekonomi
Pasar Taiwan”, Budaya Pasar ed. Hefner, Robert W
(Jakarta: LP3S).
Hutagalung, A.S
2011 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa Transportasi CV. Sibuluan
Indah Rute Medan-Sibolga. Skripsi S1 Departemen
Manejement FE USU. Skripsi tidak diterbitkan.
Jordan, Ann
2003 Business Anthropology. Illinois: Waveland Press, Inc.
Keesing, R.M,
1992, Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer,
Erlangga, Jakarta.
Miro, Fidel
2005 Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.
Moeljono, Djokosantoso
2003 Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT.
Elex Media Kompotindo.
Pearce, Robinson
2008 Manajemen Strategis, Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat
Rangkuti, Freddy
2004 Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pusat Utama
Silalahi, Helen
2012 Budaya Korporat BT/BS Medica. Skripsi S1 Departemen
Antropologi FISIP USU Medan. Skripsi tidak diterbitkan.
Sobirin, Achmad
2007 Budaya Organisasi. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Spradley, James.P
1997 Metode Etnografi.Yogyakarta: PT. Tira Wacana Yogya.
Triton, PB
2007 Manajemen Strategis. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Sumber-sumber lain:
Statistik Perhubungan 2011: Direktorat LLAJ, Ditjen. Hubdat, Desember 2010.
http://id.shvoong.com/business-management/2155557-alasan-kenapa-harus-
waralaba/ (diakses tanggal 10 September 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_%28pemasaran%29 (diakses tanggal 15
September 2012)
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2168942-promotion-mix-
bauran-promosi/ (diakses tanggal 15 September 2012)