Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT ELECTRONIC CITY INDONESIA TBK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulaih Analisis Laporan Keuangan

Disusun
Oleh :

KELOMPOK 5

AYU WANDIRA 1601103010003


ATHIYA IMTINA PUTRI 1601103010067
RIZKA YULIA SHAFIRA 1601103010018
PUTRI TUSADIAH 1601103010025
TANIA INDIRA RIZQINA 1601103010034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, makalah ini dapat diselesaikan
dengan waktu yang ditetapkan dengan judul ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT
ELECTRONIC CITY INDONESIA TBK.

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan
yang peru diperbaiki. Oleh karena itu , kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pihak terkait lainnya.

Banda Aceh, 8 November 2018

Penulis
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Perseroan

PT Electronic City Indonesia Tbk. (“Electronic City”) merupakan salah satu


dari pelopor perusahaan ritel produk elektronik modern di Indonesia. Berdiri sejak
tahun 2001 dan membuka toko standalone sekaligus toko pertama (flagship store)
di Sudirman Central Business District (SCBD). Electronic City memperluas jaringan
toko di luar Jabodetabek dengan membuka toko pertama di Denpasar di tahun 2004
dan di Sumatera yang terletak di Medan, Sumatera Utara di tahun 2007.
Electronic City resmi menjadi perusahaan terbuka pada tanggal 3 Juli 2013
dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (kode saham ECII). Electronic City melepas
333. 333.000 saham atau sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh
setelah penawaran umum dengan harga penawaran Rp 4.050 per saham.
Sampai dengan September 2018, Electronic City telah mengoperasikan 53
toko yang tersebar di beberapa kota besar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan
dan Sulawesi. Electronic City menawarkan produk yang beragam dalam empat
kategori utama yaitu: audio-video, peralatan rumah tangga, telepon selular dan
gadget, peralatan TI dan perlengkapan kantor. Dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya Electronic City juga didukung oleh 11 gudang distribusi yang berada
di Jakarta, Bogor, Bandung, Tangerang, Solo, Medan, Denpasar, Pontianak,
Balikpapan dan Kendari.
Electronic City menerapkan dual-branding strategy melalui dua konsep toko
Electronic City Store (EC Store) dan Electronic City Outlet (EC Outlet) sebagai
metode pemasaran untuk target segmen konsumen yang berbeda. Electronic City
juga meluncurkan platform e-commerce melalui situs resmi Perseroan dalam upaya
untuk memperkuat citra Perseroan dan menjaring konsumen yang lebih memilih
untuk membeli produk secara online.

2. Karyawan

Pada akhir tahun 2016, Perseroan memiliki sejumlah 730 karyawan,


sedangkan di akhir tahun 2017 ini, Perseroan memiliki jumlah karyawan sebanyak
709 Karyawan yang ditempatkan diseluruh gerai toko dan kantor pusat di
Indonesia. Jumlah karyawan menurun seiring dengan penutupan beberapa gerai
toko yang tidak produktif. Sebagai apresiasi atas kontribusi karyawan dan guna
meningkatkan loyalitas, Perseroan senantiasa memperhatikan kesejahteraan
karyawan dan mengelola kebijakan remunerasi yang kompetitif sesuai dengan
kinerja dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan memberikan remunerasi yang
meliputi imbalan kerja bersifat moneter berupa gaji dan tunjangan lainnya maupun
imbalan kerja yang bersifat non-moneter. Perseroan menyediakan beberapa
fasilitas kesehatan, termasuk memfasilitasi kepersertaan dalam BPJS Kesehatan
guna mendukung kesehatan para karyawan dan keluarganya.

Perseroan memanfaatkan berbagai sumber rekrutmen, seperti LinkedIn,


iklan di media baik media konvensional maupun digital, dan juga walk-in interview.
Calon karyawan harus melalui beberapa tahap evaluasi dan cek referensi. Setiap
karyawan yang akhirnya bergabung dengan Perseroan diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif di bagiannya masing-masing. Perseroan memiliki
fasilitas pusat pelatihan di Bintaro, yang digunakan untuk mengadakan program
pelatihan dan pengembangan karyawan. Sepanjang tahun 2017, Perseroan telah
mengirim karyawan ke berbagai kegiatan pelatihan, baik eksternal maupun
internal. Tujuan dari pelaksanaan program pelatihan ini adalah untuk
meningkatkan wawasan, pengetahuan, memberikan motivasi dan perbaikan sikap
sehingga pada akhirnya berdampak pada produktivitas dan peningkatan karir
karyawan.

Secara rutin dilakukan penilaian kinerja setiap karyawan, dibandingkan


dengan KPI yang telah disetujui sebelumnya. Line manajer bertanggung jawab atas
evaluasi tersebut, yang kemudian direview oleh jenjang berikutnya untuk
memastikan objektifitas penilaian itu. Kebijakan Perseroan adalah memberikan
apresiasi kepada karyawan sesuai dengan kontribusi dan hasil kinerja masing-
masing.

3. Umum

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan


Perseroan meliputi usaha perdagangan, industri, dan jasa. Saat ini, kegiatan usaha
utama yang dijalankan Perseroan adalah perdagangan ritel elektronik.

Dalam menjalankan kegiatan komersilnya, Perseroan menawarkan


jangkauan produk-produk elektronik yang paling lengkap dengan model terbaru
dan mutakhir. Produk-produk yang ditawarkan Perseroan terbagi dalam 4 (empat)
kategori utama yaitu:

a. Audio-Video; termasuk televisi, camcorders, Blu-ray dan DVD player,


portable audio equipment, speakers, amplifiers, MP3 players, dan home
theatre system;
b. Peralatan Rumah Tangga; termasuk lemari pendingin, freezer, mesin cuci,
mesin pengering, mesin pencuci piring, pendingin ruangan, penghisap debu,
pemanggang roti dan blender, kipas angin, dan setrika elektrik;
c. IT dan Telepon Selular; termasuk telepon selular, smartphone, aksesoris
telepon selular, kamera digital, kamera video, dan aksesoris fotografi; dan
d. Kamera dan Peralatan Kantor; termasuk desktop, notebook, netbook dan
komputer tablet, printer, mesin faksimili, proyektor, dan aksesoris komputer
4. Pemasaran

Perseroan menyadari untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik


pelanggan baru. Perseroan memiliki 3 (tiga) value added yang dapat menambahkan
kepuasan pelanggan, yaitu:
a. EC EXPRESS Memenuhi kebutuhan khusus untuk kepastian pengiriman lebih
cepat, dalam waktu maksimal 6 (enam) jam sejak transaksi pembayaran
dilakukan.
b. EC SERVICE CONTRACT Menjamin perawatan Air Conditioner pelanggan
secara berkala dengan diskon khusus.
c. EC 24-HOURS REPAIR Kepastian kunjungan teknisi dalam waktu maksimal
6 (enam) jam dari permintaan dan opsi peminjaman unit penggantian selama
perbaikan, maka Perseroan harus mampu memberikan layanan yang
memiliki nilai tambah demi terciptanya kepuasan pelanggan

Untuk itu, Perseroan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan yang sudah
ada sebelumnya seperti:
a. Pelayanan pengiriman sampai ke rumah pelanggan
Untuk memberikan kemudahan bagi para pelanggannya, Perseroan
menyediakan home delivery service yang akan mengantarkan produk-
produk elektronik yang telah dibeli pelanggan langsung ke tempat yang
ditunjuk oleh pelanggan.
b. Instalasi, Perawatan, dan Perbaikan
Wujud komitmen Perseroan dalam memberikan layanan purna jual kepada
pelanggan juga direalisasikan melalui kerja sama Perseroan dengan PT Graha
Karunia Trading, yang dikenal dengan Service City. Melalui Service City,
Perseroan menyediakan jasa instalasi, perawatan, dan perbaikan atas
produk-produk tertentu bagi pelanggan. Selain itu, Perseroan juga
menyediakan jasa perbaikan bagi konsumen yang membeli produk di luar
jaringan toko Perseroan. Hal ini diyakini dapat memberi peluang bagi
Perseroan untuk menarik pelanggan baru.
c. Perpanjangan Garansi
Umumnya garansi atas produk dari pabrikan hanya berlaku selama 1 (satu)
atau 2 (dua) tahun. Untuk itu, Perseroan menawarkan opsi kepada pelanggan
untuk membeli tambahan garansi atas produk yang dibeli dengan tambahan
biaya sebesar 2% (dua persen) dari harga produk. Tambahan garansi yang
paling umum adalah selama 1 (satu) tahun untuk kerusakan produk.
d. Asuransi
Perseroan juga menyediakan asuransi gratis selama 1 (satu) tahun untuk
perlindungan kerusakan karena kebakaran, banjir, dan petir atas produk
yang dibeli di toko Perseroan yang dapat diperpanjang untuk tambahan 1
(satu) tahun dengan biaya 4% (empat persen) dari harga penjualan produk.
e. Skema Tukar Tambah
Skema tukar tambah ditawarkan untuk produk-produk audio-video dan
peralatan rumah tangga, dengan mekanisme dimana untuk setiap produk-
produk lama yang ditukar oleh pelanggan akan memperoleh voucher yang
dapat digunakan untuk membeli produk-produk baru di semua toko
Perseroan. Skema ini juga membantu Perseroan untuk lebih memahami
perubahan tren dan produk yang diminati oleh para pelanggan sekaligus
menarik pelanggan baru.
f. Alternatif Pembiayaan Bagi Pelanggan
Tujuan utama pemasaran adalah untuk melayani dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Salah satu upaya untuk mencapai
tujuan itu adalah dengan memberikan kemudahan alternatif pembiayaan
bagi pelanggan dalam melakukan transaksi. Untuk memberikan kemudahan
bagi pelanggan, Perseroan menawarkan alternatif pembiayaan bagi
pelanggan dalam melakukan transaksi pembelian produk Perseroan.
 Kartu Kredit
Kehidupan di kota-kota besar yang penuh kesibukan membuat orang
cenderung menginginkan yang serba cepat, mudah, dan praktis termasuk
untuk kegiatan yang bersifat konsumtif. Dengan menawarkan alternatif
pembayaran dengan kartu kredit akan memberikan kepraktisan dan
keamanan bagi pelanggan dalam berbelanja. Perseroan telah membuat
perjanjian dengan beberapa bank terkemuka di Indonesia antara lain: Bank
BCA, Bank BNI, Bank CIMB Niaga, Citibank, Bank Danamon, Bank BRI, Bank
Permata, Bank Mandiri, Bank OCBC NISP, Standard Chartered, dan Bank
HSBC sebagai alternatif pembayaran untuk membeli produk di toko dengan
sistem cicilan bulanan tanpa bunga. Bersama dengan para penyedia kartu
kredit, Perseroan juga mengadakan program pemasaran untuk
mempromosikan alternatif pembayaran dengan kartu kredit.

 Pembiayaan Dari Pihak Ketiga


Untuk menawarkan alternatif pembiayaan lain kepada pelanggan,
saat ini Perseroan juga menjalin kerja sama dengan perusahaan pembiayaan
pihak ketiga yaitu Kredit Plus, AEON, Home Credit, Mega Zip, OVO, dan
Spektra (“Perusahaan Pembiayaan”). Sesuai dengan perjanjian, Perusahaan
Pembiayaan dapat membuka konter di semua toko Perseroan dan
menyediakan opsi pendanaan bagi pelanggan Perseroan. Melalui Perusahaan
Pembiayaan, pelanggan Perseroan mempunyai alternatif pembayaran cicilan
dengan bunga yang menarik. Perseroan terus melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan pihak
ketiga lainnya seiring dengan keinginan Perseroan untuk memperluas area
operasinya.
Sebagai peritel modern produk elektronik, Perseroan selalu
mengutamakan untuk memberikan suatu pengalaman belanja dalam suasana
yang nyaman dan pelayanan yang profesional bagi para pelanggan. Dalam
pemilihan lokasi, Perseroan memfokuskan pada lokasi-lokasi yang strategis
di daerah yang kepadatan penduduknya relatif tinggi dan mudah diakses
oleh pelanggan. Toko-toko Perseroan berlokasi di dalam mal, ruko, dan
berdiri sendiri (stand-alone). Sebagai upaya memanfaatkan peluang dari
pertumbuhan pesat pasar produk elektronik di Indonesia dan menjangkau
potensi pasar yang lebih luas, pada tahun 2012 Perseroan menerapkan dual-
branding strategy melalui dua konsep toko yaitu Electronic City Store dan
Electronic City Outlet sebagai metode pemasaran untuk target segmen
konsumen yang berbeda. Sampai dengan akhir Desember 2017, Perseroan
mengoperasikan 55 (lima puluh lima) toko serta didukung oleh 9 (sembilan)
gudang distribusi. Perseroan juga meluncurkan platform e-commerce
melalui situs resmi Perseroan dalam upaya untuk memperkuat citra
Perseroan dan menjaring konsumen yang lebih memilih untuk membeli
produk secara online.
BAB II
SITUASI EKONOMI

1. Situasi industry elektronik

Berdasarkan informasi oleh ketua bidang home appliances gabungan


pengusaha elektronik menyatakan bahwasanya pelaku industry elektronik memang
merasakan adanya penurunan kinerja sekitar 10% . belum diketahui persis factor
penyebabnya kemungkinan besar dikenakan pola konsumsi masyarakat semakin
cerdas dan tidak lagi konsumfif untuk elektronik. Dan ditambah karena adanya
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika serikat juga turut menjadi
factor penurunan penjualan elektronik. . Para produsen terpaksa menaikkan harga
jual karena 70% bahan baku merupakan produk impor.

Perkiraan tersebut muncul karena permintaan barang elektronik tidak


tumbuh, padahal jumlah keluarga di Indonesia tidak ikut berkurang dan malah
bertambah. Selain itu, dengan penerapan standar nasional Indonesia (SNI), kualitas
produk elektronik dalam negeri meningkat sehingga lebih tahan lama. Dengan
demikian, usia produk yang dimiliki masyarakat bertambah panjang dan waktu
replacement semakin mundur.

2. Situasi ekonomi nasional

Kementerian Perindustrian semakin memperkuat struktur industri


elektronika di dalam negeri melalui peningkatan investasi. Upaya ini selain diyakini
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, juga diharapkan mampu
memacu daya saing sektor manufakur nasional sehingga bisa menjadi bagian dari
rantai pasok di pasar global. Industri elektronika merupakan salah satu sektor yang
diprioritaskan pengembangannya supaya bisa lebih kompetitif di kancah domestik
maupun internasional
seiring pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah dalam menciptakan
iklim usaha yang kondusif, penanaman modal di sektor industri elektronika dan
komponen di Tanah Air menunjukkan tren yang positif pada tiga tahun terakhir.
Kinerja gemilang ini membawa multiplier effect bagi perekonomian nasional, seperti
peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Menurut kementrian perindustrian republic Indonesia menyatakan
bahwasanya investasi industri elektronika mencapai Rp8,34 triliun pada tahun
2017, terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp7,65 triliun dan
penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp690 miliar. Capaian investasi
tahun lalu tersebut, meningkat dibanding tahun 2016 yang tercatat hingga Rp5,97
triliun dan tahun 2015 di angka Rp3,51 triliun.
Perkembangan investasi itu di antaranya ada yang dari industri televisi,
peralatan perekam, consumer electronics, dan peralatan fotografi. Selain itu, terdapat
juga industri komponen, antara lain sektor manufaktur untuk baterai dan aki,
peralatan lighting elektrik, peralatan elektrotermal rumah tangga, serta domestic
appliances

Dengan maraknya investor industri elektronika masuk di Indonesia, jumlah


populasi sektor ini menjadi tumbuh yang diproyeksi mencapai 67 unit usaha tahun
2017 atau naik dibanding tahun sebelumnya sebanyak 57 unit usaha. Kemenperin
menargetkan, tahun ini bisa lebih dari 72 unit usaha. Sementara itu, total
penyerapan tenaga kerja di industri elektronika pada tahun 2017 sebanyak 202 ribu
orang, naik dibanding tahun 2016 yang mencapai 185 ribu orang dan tahun 2015
sekitar 164 ribu orang.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, empat


langkah strategis yang akan dijalankan pemerintah dalam mengakselerasi
pengembangan industri elektronika di Indonesia agar mampu memasuki era
industri 4.0, yaitu menarik pemain global terkemuka dengan memberikan paket
insentif menarik dan mengembangkan kemampuan dalam memproduksi komponen
elektronik yang bernilai tambah tinggi.

Selanjutnya, meningkatkan kompetensi tenaga kerja dalam negeri melalui


berbagai program pelatihan agar semakin terampil dan inovatif sesuai kebutuhan
dunia industri saat ini serta mengembangkan pelaku industri elektronik dalam
negeri yang unggul untuk mendorong transfer teknologi ke industri serupa lainnya.

Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor maka harus


mengacu pada industry elektronik dalam negri agar tidak hanya terkonsentrasi
pada perakitan tetapi juga terlibat dalam rantai nilai yang bernilai tambah tinggi .

Menperin juga menambahkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan


insentif fiskal yang disebut super deductible tax atau pengurangan pajak di atas 100
persen. Selain guna mendorong industri agar terlibat dalam program pendidikan
vokasi, insentif ini dapat dimanfaatkan bagi yang berkomitmen melakukan riset
untuk menciptakan inovasi. Jadi, inovasi menjadi dasar kekuatan industri untuk
berkompetisi di era persaingan yang semakin ketat.

3. Laporan keuangan

Adanya laporan keuangan PT elektronik city yang diperoleh dari bursa efek
Indonesia untuk 31 Desember 2016 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Dalam hal kita mendapatkan laporan yang lebih rinci misalnya laporan
prospectus,laporan tahunan dan laporan akuntan independen maka analisis bisa
lebih akurat dan jelas.
BAB III
RELIABILITAS

Laporan Keuangan PT Electronic cityuntuk tahun yang berakhir pada tanggal


31 Desember 2015,2016, dan 2017, telah diaudit dan dipublikasikan. Laporan
keuangan tersebut diaudit oleh Akuntan Publik Mirawati Sensi Idris, dengan opini
“laporan keuangan konsolidasian terlampir disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material”.

Adapun tujuan laporan keuangan tersebut disusun adalah untuk menilai segi
financial perusahaan, terutama analisis tentang arus dana. Dengan demikian, dapat
diambil keputusan apakah dapat dinilai bahwa perusahaan layak untuk diberikan
kredit atau tidak.
BAB IV
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. UMUM DAN ANALISIS KOMPARATIF

Periode 31 desember 2017, PT ELECTRONIC CITY memiliki aset Rp


1.899.930.632.192 terjadi pertumbuhan sebesar 1% dibanding pada tahun 2016 .
perubahan posisi aset tersebut akibat terjadinya perubahan aset tetap, aset lancar, aset
lainnya. Yang relatif konservatif. Perubahan posisi yang cukup besar terjadi pada Kas
yaitu 24,03 % ( pertumbuhan sebesar Rp 100.216.792.954,-) sedangkan pada sisi aset
tetap dan aset lainnya terdapat penurunan 5,38%.

Pada sisi liabilitas dan ekuitas terjadi kenaikan sebesar 1% akibat perubahan posisi
liabilitas dan ekuitas. Posisi liabilitas lancar terjadi perubahan karena kenaikan dari
utang usaha sebesar Rp 28.834.094.216,- atau 30,78% dan terjadi kenaikan pada utang
jangka panjang sebesar Rp 10.441.130.033,- atau 32,32% . Pada sisi ekuitas terjadi
perubahan pada laba di tahan sebesar Rp 12.494.543.562,- atau -2,97%.

PERTUMBUHAN
AKTIVA LANCAR 1.04
AKTIVA TETAP 0.94
AKTIVA LAIN-LAIN 0.98
TOTAL AKTIVA 1.01
KEWAJIBAN LANCAR 1.17
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 1.32
TOTAL KEWAJIBAN 1.20
TOTAL EKUITAS 0.99
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.01
PENJUALAN BERSIH 1.10
HPP 1.10
LABA KOTOR 1.08
JUMLAH BEBAN USAHA 0.99
PENDAPATAN LAIN-LAIN 0.98
LABA SEBELUM PPH 0.35
LABA BERSIH 0.30
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40
2. ANALISIS COMMON SIZE

Perusahaan memiliki aset lancar sebesar 66,47% pada tahun 2016 dan 68,58%
pada tahun 2017. Komposisi aktiva lancar tersebut sebagian besar terdiri atas
persediaan , yaitu pada tahun 2016 sebesar 22,94 dan pada 2017 sebesar 20,56 %.
Pada posisi aset tidak lancar komposisi terbesar pada aset tetap sebesar tahun 2016
sebesar 32,14% dan tahun 2017 sebesar 29,79%.

Pada total nilai ekuitas tahun 2016 kurang lebih 91,82 % dari aktivitas liabilitas dan
ekuitas perusahaan yang bersumber dari modal. Komposisi tersebut bagian terbesar
adalah terletak pada tambahan modal yang disetor sebesar kurang lebih 65,03% dari
ekuitas sedangkan laba ditahan sebesar 22,33% dan selebihnya dari ekuitas di
pengaruhi oleh akun-akun lainnya pada ekuitas.

Total liabilitas menunjukkan bahwa sebesar kurang lebih 6,46% dari liabilitas
perusahaan bersumber dari utang lancar dan utang jangka panjang 1,72%.

Berdasarkan analisis tersebut terjadi penurunan laba bersih dari 1,94% tahun 2016
menjadi 0,53% pada tahun 2017. Komposisi tersebut karena terjadinya penurunan
beban usaha sebesar 17,21%.

Komposisi aset sebagian esar terdiri dari persediaan dan aset tetap karena bergerak
dibidang dagang.

NERACA COMMON SIZE (ASET)

2017 68.58 31.42

2016 66.47 33.53

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR


NERACA COMMON SIZE (LIABILITAS DAN EKUITAS)

2017 7.47 2.25 90.28

2016 6.42 1.72 91.82

0% 20% 40% 60% 80% 100%

LIABILITAS LANCAR LIABILITAS JANGKA PANJANG EKUITAS

NERACA COMMON SIZE (LABA RUGI)


1.74
2017 100 85.18 14.82 17.21 0.05
0.54

1.94
2016 100 85.00 15.00 18.97 2.03
1.94

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PENJUALAN BERSIH HPP LABA KOTOR


JUMLAH BEBAN USAHA JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN LABA SEBELUM PPH
LABA BERSIH

3. ANALISIS INDEKS BERSERI

Dari hasil analisis indeks berseri berdasarkan tahun dasar 2016 , posisi aset terjadi
peningkatan sebesar 1% , peningkatan tersebut terjadi pada total aset lancar sebesar
4% dan terjadi penurunan pada total aset tidak lancar sebesar 5%
Peningkatan aset lancar terjadi pada kas sebesar 24% , piutang usaha 81%,
persediaan menurun sebesar 9% , dan terjadi peningkatan pajak dibayar dimuka
sebesar 58%.

Terjadi pernurunan aset tetap sebesar 6% , peningkatan aset pajak yang


ditangguhkan pada 41 % dan piutang dan peningkatan dari piutang pihak berelasi
sebesar 894%.

Terjadi penurunan laba bersih sebesar 60% akibat penigkatan beban lain-lain
sebesar 2 % dan beban pajak sebesar 36%.

4. ANALISIS TREN

Jika pertumbuhan 2018 diasumsikan sama dengan pertumbuhan 2017 maka


ditaksir akan terjadi peningkatan aset sebesar 1% yang berasal dari peningkatan aset
lancar sebesar 4% dan penurunan aset tidak lancar sebesar 6%. Peningkatan aset
lancar terbesar pada akun piutang usaha pihak ketiga sebesar 81% dari tahun 2017.
Akan terjadi peningkatan liabilitas dan ekuitas sebesar 1% dibanding tahun 2017.
Peningkatan tersebut berasal dari total liabilitas 20% dan memiliki tingkat ekuitas yang
sama.

 Laporan Posisi Keuangan Indeks Berseri dan Tren

INDEKS BERSERI DAN TREN


Tahun dasar 2016 = 100%

AKTIVA LANCAR 104


108
AKTIVA TETAP 94
87
AKTIVA LAIN-LAIN 98
96
TOTAL AKTIVA 101
102
KEWAJIBAN LANCAR 117
133
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 132
165
TOTAL KEWAJIBAN 120
140
TOTAL EKUITAS 99
99
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 101
102
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

2017 2018
 Laporan Laba/Rugo Indeks Berseri dan Tren

INDEKS BERSERI DAN TREN


Tahun dasar 2016 = 100%

110
PENJUALAN BERSIH
119
110
HPP
120
108
LABA KOTOR
116
99
JUMLAH BEBAN USAHA
99
102
PENDAPATAN LAIN-LAIN
100
35
LABA SEBELUM PPH
(30)
30
LABA BERSIH
(39)

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140

2017 2018

5. ANALISIS RASIO

Current Ratio yang dimiliki oleh PT. Electronic City Indonesia Tbk adalah
sebesar 10,28x pada tahun 2016 dan 9,18x pada tahun 2017. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa Electronic City mampu melunasi kewajiban lancar yanng dimiliki oleh
perusahaan. Penurunan nilai current ratio pada tahun 2017 disesbabkan oleh
meningkatnya liabilitas jangka pendek oleh perusahaan.
Quick Ratio yang dimiliki PT. Electronic City Indonesia Tbk menunjukkan
angka sebesar 0,11x pada tahun 2016 dan 0,89x pada tahun 2017. Nilai tersebut
menunjukkan kondisi perusahaan yang tidak mampu mebayar kewajiban dalam
waktu singkat. Hal ini menjadi tanda-tanda tidak baik bagi kreditur, mitra bisnis,
ataupun investor.
Cash Ratio yang dimiliki PT.Eletronic City Indonesia Tbk, yaitu sebesar 3,43x
pada tahun 2016 dan 3,64x pada tahun 2017. Nilai ini cukup tinggi karena saldo kas
tiap tahun perusahaan relatif tinggi untuk memenuhi utang lancar perusahaan.
PT. Electronic City Indonesia Tbk memiliki nilai Leverage Ratio sebesar
68%pada tahun 2016 dan 70% di tahun 2017. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar aset dikedua tahun tersebut berasal dari utang. Akibat dari besarnya
komposisi utang dibandingkan dengan jumlah modal perusahaan akan menimbulkan
risiko ketidakmampuan perusahaan membayar utang dan kesulitan untuk meminta
tambahan kredit akibat jumlah utang yang besar.
Nilai rasio Working Capital Turnover yang dihasilkan oleh PT. Electronic City
Indonesia Tbk pada tahun 2016 sebesar 1,5x dan 1,4x pada tahun 2017. Penurunan nilai
rasio dari tahun 2016 ke 2017 mengindikasikan adanya perputaran inventori perusahaan
terjadi secara lambat. Hal tersebut diakibatkan oleh pengelolaan inventori yang tidak
efisien oleh manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukkan banyak inventori yang
menganggur lebih lama di dalam gudang.
Gross Profit Margin PT. Electronic City Indonesia Tbk mengalami penurunan
dengan selisih 1%. Net Profit Margin juga mengalami penurunan, penurunan tersebut
diakibatkan oleh peningkatan beban usaha yang menunjukkan menurunnya efisiensi
perusahaan dalam mengelola biaya usaha.
Rasio Return On Net Worth mengalami penurunan akibat menurunnya
pendapatan yang disebabkan oleh meningkatnya beban usaha.

6. ANALISIS DUPONT

Hasil analisis berdasarkan model analisis DuPont adalah :


1. Terjadi penurunan dari penghasilan lain-lain, walaupun penjualan dan
beban operasinya meningkat untuk laba bersihnya sendiri perusahan
tersebut mengalami kerugian.
2. Terjadinya peningkatan total aset akibat peningkatan dari kas dan
piutang usaha
3. Terjadi peningkatan total aset turnover akibat peningkatan aset yang
diikuti oleh peningkatan penjualan
4. Trjadi penurunan net profit margin akibat penurunan laba bersih atau
penghasilan setelah pajak
5. ROI terjadi penurunan dari 1,7% pada tahun 2016 menjadi 0,5% pada
2017.

7. ANALISIS GROSS PROFIT

Persentase gross profit 14 – 15 % tidak mengalami perubahan atau relatif


konstan. Hal ini menunjukkan PT ELECTRONIC CITY berusaha mempertahankan
variabel cost sekonstan mungkin dan tidak mampu melakukan efisensi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Berdasarkan hasil keseluruhan , terlihat bahwa PT electronic city yang meingkat


dari tahun 2016 ke tahun 2017. Hal tersebut terlihat dari menurunnya beban usaha dan
diikuti dari peningkatan penjualan . keadaan tersebut mengakibatkan kerugian yang
dihasilkan oleh perusahaan semakin menurun dilihat dari rugi bersih berkurang dari tahun
2016 ke tahun 2017. Selain itu, berdasarkan analisis rasio kinerja PT Electonic City pada
posisi stabil .
Di proyeksikan PT Electronic City akan mengalam kerugian pada tahun berikutnya ,
dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang terus mengalam rugi.

 Saran

1. Melakukan efisiensi dibidang beban usaha sehingga dapat meningkatkan profit


margin.
2. PT Electronic City harus mengantisipasi kondisi globalisasi melalui berbagai strategi
dalam bersaing. Seperti outsourcing.
3. Perbaikan kinerja perusahaan melalui perbaikan
LAMPIRAN
ANALISIS RASIO

 RASIO LIKUIDITAS

𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑟
CURRENT RATIO = 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑟

𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
QUICK RATIO = 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑎𝑟

𝑘𝑎𝑠+𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠
CASH RATIO = 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

RASIO LIKUIDITAS
2016 2017
CURRENT RASIO 10,29 9,18
QUICK RATIO 6,74 6,43
CASH RATIO 3,43 3,64

 RATIO LEVERAGE

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟+𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟+𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


TOTAL DEBT TO TOTAL EQUITY = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖


TOTAL EQUITY TO TOTAL ASSET = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

RASIO LEVERAGE
2016 2017
TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET 0,08 0,10
TOTAL DEBT TO TOTAL EQUITY 0,09 0,11
TOTAL EQUITY TO TOTAL ASSET 0,92 0,90

 ACTIVITY RATIO

𝑃𝑒𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Total Asset Turnover = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Inventory Turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Working Capital Turnover = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 360


Average Day’s Inventory = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

RASIO AKTIVITAS
2016 2017
TOTAL ASET TURNOVER 0,88 0,97
WORKING CAPITAL TURNOVER 1,4 1,6
AVERAGE DAY'S INVENTORY 91 85
INVENTORY TURNOVER 3,2 3,8

 PROFITABILITY RATIO

𝑃𝑒𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


Gross Profit Margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Net Profit Margin = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐻𝑃𝑃+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖,𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛,𝑢𝑚𝑢𝑚
Operating Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Rate of Return on Assets = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Return on Investment = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Return on Net Worth = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

RASIO PROFITABILITAS
2016 2017
GROSS PROFIT MARGIN 15 14,8
NET PROFIT MARGIN -1,94 -0,5
OPERATING RATIO 66 68
RATE OF RETURN OF ASSET -1,7 -0,5
RETURN ON INVESTMENT -0,9 -0,3
RETURN ON NET WORTH -24,18 -7,3
 CAPITAL MARKET RATIO
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Price Earning Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

 GROWTH
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐼𝑛𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
Kenaikan Penjualan = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐼𝑛𝑖−𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢
Kenaikan Laba Bersih = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑙𝑢

RASIO CAPITAL MAREKT


2016 2017
PRICE EARNING RATIO 8,0 7,3

GROWTH
2016 2017
KENAIKAN PENJUALAN -6,78 10
KENAIKAN LABA BERSIH 198 -70

ANALISIS GROSS PROFIT

2016 2017
Ʃ % Ʃ %
PENJUALAN 1.659.849.583.812 100 1.818.471.209.910 100
BERSIH
BEBAN POKOK 1.410.865.130.396 85 1.548.966.747.362 85,18
PENJUALAN
LABA KOTOR 248.984.453.416 15 269.504.462.548 14,82

Anda mungkin juga menyukai