Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut bpk.go.id (2013) reformasi dalam perkembangan keuangan Negara

telah membangkitkan kesadaran dari masyarakat, penyelenggara negara, dan

pemerintah akan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang transparan dan

akuntabel. Terjadinya reformasi keuangan negara di tandai dengan terbitnya paket tiga

UU bidang keuangan negara sebagai landasan utama pengelolaan keuangan negara,

yaitu UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Menurut UU No. 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, penyusunan UU pengelolaan keuangan negara dalam

rangka mengupayakan penghilangan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan

negara.

Dalam hal itu, Badan Pemeriksa Negara (BPK) berperan penting dalam proses

pemeriksaan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Menurut UU

No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Negara,

BPK melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

dimana pemerintah wajib mengelola keuangan negara sesuai dengan perundang-

1
2

Sejalan dengan bpk.go.id (2013) perubahan-perubahan dalam kemajuan dana negara

telah membangkitkan kesadaran dari para pemimpin negara, dan pemerintah yang

terbuka akan pentingnya penyelenggaraan keuangan negara yang lugas dan

bertanggung jawab. Peristiwa perubahan anggaran negara dicek dengan keluarnya

paket tiga undang-undang di bidang keuangan negara sebagai premis paling utama

untuk penatausahaan rekening negara, yakni UU Dana Negara, UU Perbendaharaan

Negara, dan UU Negara. Hukum Peninjauan Tanggung Jawab dan Administrasi terkait

Uang. Menyetujui UU No. 17 Tahun 2003 tentang Rekening Negara, menyusun

undang-undang tentang penyelenggaraan keuangan negara dengan tujuan untuk

membunuh ketidakkonsistenan dalam pengelolaan keuangan negara. Dalam hal ini,

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berperan penting dalam penelaahan penyusunan

laporan terkait uang dalam pemahaman dengan langkah-langkah yang tepat.

Menyetujui UU No. 15 Tahun 2004 tentang Penelaahan Tata Usaha Negara dan Tugas,

BPK melakukan penelaahan atas penatausahaan.

Sesuai dengan acuan esensial penggunaan penyelenggaraan administrasi

moneter teritorial, khususnya UU No. 17 tahun 2003, UU No. 1 tahun 2004, dan UU

No. 15 tahun 2004 yang mengatur standar penyelenggaraan anggaran negara dan

teritorial, mensyaratkan kabupaten untuk menyampaikan laporan terkait uang sebagai

kerangka tanggung jawab. untuk administrasi teritorial. Penyusunan laporan anggaran

berdasarkan Pengendalian Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bertujuan untuk


3

mengedepankan kualitas laporan keuangan sehingga dalam satu periode dapat

terwujud.

administrasi yang baik jika administrasi keuangan dilaksanakan dengan tepat

dan tepat. Untuk merealisasikan hal ini, pedoman pembukuan pemerintah membangun

semua perenungan untuk pengenalan penjelasan moneter, struktur pengumuman

moneter, dan paling tidak kebutuhan substansi laporan terkait uang.

Administrasi anggaran yang baik di setiap daerah membutuhkan kerangka kerja

yang dapat mengurangi ketergantungan pemerintah sekitar pada pemerintah pusat dan

memungkinkan daerah mampu bersaing baik secara teritorial maupun global.

Selanjutnya, dalam hal menampilkan laporan terkait uang, pemerintah lingkungan

diberi kesempatan untuk mengarahkan pendekatan mereka sendiri untuk menyetujui

lokal mereka. Sesuai dengan Hartina (2009), laporan terkait uang pemerintah daerah

memberikan data yang dapat berharga sebagai dasar untuk penganggaran pada periode

yang lain, evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemerintah dan sebagai instrumen

pendorong.

Administrasi anggaran yang baik di setiap daerah membutuhkan kerangka kerja

yang dapat mengurangi ketergantungan pemerintah sekitar pada pemerintah pusat dan

memungkinkan daerah mampu bersaing baik secara teritorial maupun global.

Selanjutnya, dalam hal menampilkan laporan terkait uang, pemerintah lingkungan

diberi kesempatan untuk mengarahkan pendekatan mereka sendiri untuk menyetujui

lokal mereka. Sesuai dengan Hartina (2009), laporan terkait uang pemerintah daerah
4

memberikan data yang dapat berharga sebagai dasar untuk penganggaran pada periode

yang lain, evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemerintah dan sebagai instrumen

pendorong. Menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. Apabila tidak terdapat

sebuah standar yang mengatur ketentuan penyajian laporan keuangan pemerintah

daerah maka akan dapat memunculkan sebuah persoalan baru pada level nasional.

Penggunaan Standar Akuntansi Pemerintahan adalah untuk meningkatkan kualitas dari

pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia. Maka dari itu, setiap penyajian laporan

keuangan oleh pemerintah daerah harus mengikuti standar akuntansi pemerintahan

yang berlaku.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, komponen-komponen dari laporan keuangan adalah Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL),

Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan

Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Penyajian laporan

keuangan pemerintah daerah di Provinsi Aceh terdapat ketidakkonsistenan dalam

mengurutkan komponen dari laporan keuangan antar daerah.

Komponen laporan keuangan yang didasarkan oleh Peraturan Pemerintah

No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
5

Di provinsi Aceh, Laporan Keuangan disajikan dengan pengurutan komponen yang

berbeda-beda antar kabupaten/kota.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No.11 yang mengatur

penyusunan laporan keuangan pada unit pemerintahan agar dapat meningkatkan

kualitas dan kelengkapan laporan keuangan yang dimaksud. Harlinda (2016)

menyatakan bahwa laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila memenuhi

keempat karakteristik kualitatif informasi keuangan di laporan keuangan yaitu: relevan,

andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Menurut bpk.go.id (2020) laporan keuangan pemerintah daerah di

Kabupaten/Kota di Aceh telah mendapatkan WTP untuk tahun 2019 kecuali

Subulussalam yang mendapatkan opini WDP setelah sebelumnya di Tahun 2018

mendapatkan opini WDP. Dalam beritakini.co (2020) Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) RI Perwakilan Aceh yang mengaudit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kota Banda Aceh memberikan opini WTP. Namun BPK masih mendapati sejumlah

temuan baik yang berupa kelemahan sistem pengendalian intern maupun

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Menurut modusaceh.co (2016) Pemerintah Aceh menyajikan laporan keuangan

yang belum sepenuhnya berbasis akrual, pemerintah Aceh tidak melakukan penyajian

kembali atas laporan keuangan tahun 2014 sehingga menimbulkan dampak kumulatif

yang disebabkan oleh perubahan kebijakan Akuntansi dan koreksi kesalahan yang

berdampak pada periode sebelumnya. Hal ini juga berdampak dan terjadi pada tahun
6

2016 dimana menurut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK untuk Pemerintah Aceh tahun

2016 masih terdapat dampak kumulatif akibat perubahan kebijakan. Rekomendasi ini

dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah agar dapat berbenah diri untuk

meningkatkan kualitas informasi dalam laporan keuangan keuangan pemerintah

daerah.

Penelitian terkait dengan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah sudah

pernah dilakukan oleh Kema (2013) yang meneliti tentang Penyajian Laporan

Keuangan Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah

Kota Manado. Menurut penelitian tersebut, kota Manado belum menyajikan laporan

keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan pada beberapa pos tetapi

secara keseluruhan telah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan dengan

menyajikan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang dan penelitian sebelumnya yang telah

dipaparkan diatas, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian

dengan judul “Analisis Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Aceh)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:


7

1) Apakah Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka tujuan

penelitian ini dilakukan adalah:

1) Untuk mengetahui Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan laporan

keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1.4.1 Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis dari penelitian ini, yaitu:

1) Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian mengenai penyajian laporan keuangan daerah dan dapat

menjadi pembanding bagi peneliti lainnya dalam melakukan penelitian.

2) Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

akuntansi sektor publik khususnya dalam analisis penyajian laporan keuangan

(Studi Kasus di Kabupaten/Kota di Aceh).

1.4.2 Kegunaan Praktis


8

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

bagi pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Aceh dalam proses penyajian laporan

keuangan keuangan daerah sehingga dapat menyajikan laporan keuangan pemerintah

daerah yang konsisten sehingga dapat memudahkan dalam penggunaan informasi dari

laporan keuangan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Akuntansi

Merujuk pada Kema (2013) pembukuan dapat menjadi kerangka kerja yang

mengukur latihan perdagangan, membentuk sejumlah data menjadi laporan moneter,

mengkomunikasikan hasil laporan anggaran kepada pencipta pilihan. Soputan,

Sondakh, & Tangkuman (2015) menyatakan bahwa pembukuan adalah metode

untuk membedakan, mengukur, dan merinci data keuangan, untuk memberdayakan

evaluasi dan pilihan yang jelas dan tegas bagi klien atas data dari laporan terkait uang.

Mentu & Sondakh (2016) menyatakan bahwa pembukuan adalah keahlian

mencatat, mengklasifikasikan, meringkas transaksi dan peristiwa yang dibuat dengan

cara yang kritis dan setelah itu mengartikan hasil. Pembukuan adalah kerangka data

yang membuat dan memberikan laporan kepada klien tentang data pembukuan.

2.1.2 Akuntansi Pemerintahan

9
10

Pembukuan pemerintah dapat menjadi pegangan tertib administrasi moneter

pemerintah mulai dari pertukaran pembuktian hingga pegangan perincian anggaran

yang berisi data moneter sebagai tanggung jawab secara terbuka (Mantiri, 2016).

Menurut Kema (2013) akuntansi pemerintahan adalah sebuah mekanisme

teknik dan analisis akuntansi yang digunakan pada pengelolaan dana masyarakat di

lembaga tinggi negara seperti pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan

sosial, maupun proyek-proyek kerja sama sektor publik dan swasta dalam rangka

pengambilan keputusan eknomi yang diperlukan oleh pihak yang berkepentingan di

pemerintahan daerah.

Dalam pembukuan pemerintah, tata cara pencatatan dan pengumuman uang

dikendalikan dalam standar yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun

2010 tentang Pembukuan Pemerintah.

Setuju dengan Mentu & Sondakh (2016) pembukuan pemerintah adalah

pembukuan yang berkaitan dengan bidang punggung negara, mulai dari anggaran

hingga pelaksanaannya dan pengumumannya, menghitung semua pengaruh yang ada.

Pedoman Pembukuan Pemerintah adalah prinsip-prinsip pembukuan yang terkait

dalam perencanaan dan pengenalan laporan anggaran pemerintah, dengan kata lain

Tolok Ukur Pembukuan Pemerintah merupakan premis yang sah untuk memajukan

kualitas pengumuman anggaran pemerintah di Indonesia (Mentu & Sondakh,

2016).
11

2.1.3 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Warren, Reeve, & Duchac (2014: 16) menyatakan bahwa penjelasan

terkait uang adalah laporan pembukuan yang memberikan data hampir seperti garis

besar pertukaran yang tercatat. Laporan ini siap untuk klien laporan terkait uang.

Laporan Anggaran Pemerintah Teritorial direncanakan sedemikian rupa untuk

memenuhi kontrol yang terkait untuk memenuhi kebutuhan khusus setiap kelompok

klien.

Pengendalian Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Pedoman Pembukuan

Pemerintah menyatakan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan data-

data penting seputar posisi moneter dan semua pertukaran dilakukan untuk menentukan

nilai aset keuangan yang digunakan untuk keperluan operasional pemerintahan,

mensurvei kondisi terkait uang, menilai kecukupan dan kemahiran substansi

pengumuman, dan menawarkan bantuan untuk memutuskan kepatuhan terhadap

hukum dan arahan.

Bagi pemerintah terdekat, laporan terkait uang berfungsi sebagai kerangka

tanggung jawab dalam penyelenggaraan rekening negara sehingga jenis laporan dan

komponen data yang ditampilkan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

(statutory report). Niu, Karamoy, & Tangkuman (2014) menyatakan bahwa

laporan terkait uang pemerintah terdekat adalah laporan posisi moneter serta

pertukaran yang dilakukan oleh entitas perincian.


12

Kema (2013) menyatakan bahwa perincian moneter pemerintah harus

memberikan data yang berharga bagi klien tentang penjelasan anggaran dalam

mensurvei tanggung jawab dan membuat pilihan atas pilihan keuangan, sosial dan

politik dengan memberikan pengambilan data:

1. Berikan data seputar sumber, tugas, dan klien tentang sumber daya moneter.

2. Berikan data tentang amplitudo pendapatan periode berjalan untuk mendanai

semua biaya.

3. Berikan data seputar jumlah aset keuangan yang digunakan dalam latihan

entitas yang merinci dan hasil yang telah dicapai.

4. Berikan data tentang bagaimana zat pengumuman mencadangkan semua

latihannya dan memenuhi kebutuhan kasnya.

5. Memberikan data mengenai posisi dan kondisi uang dari substansi perincian

sehubungan dengan sumber-sumber pendapatannya, baik jangka pendek

maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari penagihan retribusi dan

pinjaman.

6. Memberikan informasi seputar perubahan dalam posisi anggaran entitas yang

merinci, apakah telah bertambah atau berkurang, sebagai hasil dari latihan yang

dilakukan selama periode pengumuman.

Laporan terkait uang pemerintah lingkungan akan digunakan oleh beberapa

pihak yang berkepentingan. Mereka yang berhak memanfaatkan laporan anggaran

pemerintah terdekat adalah terbuka, agen rakyat, organisasi pengawas dan pengajar,
13

mereka yang memberi atau berperan dalam pemberian, spekulasi dan bentuk kredit,

dan pemerintah. Suhartanto (2013) menyatakan bahwa money related report memuat

data tentang gaji, konsumsi devisa, simpanan cadangan, pembiayaan, sumber daya,

kewajiban, simpanan nilai, dan arus kas dari suatu substansi yang merinci.

Karakteristik subyektif diperlukan untuk pengenalan laporan anggaran yang

mencerahkan dan berkualitas. Menyetujui Arahan Pemerintah No.71 Tahun 2010

tentang Pedoman Pembukuan Pemerintah, “Ciri subjektif laporan anggaran merupakan

ukuran standarisasi yang harus ditafsirkan ke dalam data pembukuan agar dapat

memenuhi targetnya. Berisi empat ciri yang menjadi prasyarat standarisasi bagi

artikulasi moneter untuk memenuhi kualitas yang dibutuhkan, khususnya: dapat

diandalkan, penting, sebanding dan masuk akal. "Pengambilan selanjutnya adalah

klarifikasi dari empat karakteristik ini:

1. Relevan

Laporan keuangan dapat dikatakan relevan bila didalamnya terdapat informasi

yang dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dan

membantu mereka mengevaluasi masa kini, menegaskan hasil evaluasi,

memperbaiki kesalahan masa lalu, dan memprediksi masa depan. Informasi

yang relevan adalah informasi seperti berikut:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan

pemerintah untuk menegaskan atau mengoreksi.


14

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi yang dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

akan datang berdasarkan dari hasil masa lalu dan kejadian di masa sekarang.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu agar dapat berpengaruh dan berguna bagi

pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap-lengkapnya

dengan mencakup seluruh informasi akuntansi yang dapat memengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

Informasi yang merujuk terhadap informasi utama yang dimuat dalam

laporan keuangan harus diungkapkan secara jelas agar dapat mencegah

kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut.

2. Andal

Dalam menyajikan laporan keuangan, informasi yang tertuang di dalamnya

harus bebas dari pengertian menyesatkan dan kesalahan material. Fakta

disajikan secara jujur serta dapat diverifikasi. Informasi bisa saja relevan tetapi

bila penyajian dan hakikatnya tidak dapat diandalkan maka penggunaan

informasi tersebut bisa saja menyesatkan. Karakteristik laporan keuangan yang

andal adalah sebagai berikut:

a. Penyajian Jujur
15

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang

harus disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

a. Dapat diverifikasi (verifiability)

Laporan keuangan berisi informasi yang dapat diuji dan apabila dilakukan

pengujian oleh pihak lainnya hasilnya akan disimpulkan tidak jauh berbeda.

b. Netralitas

Informasi dalam laporan keuangan disajikan secara netral sesuai dengan

kebutuhan umum dan tidak berpihak kepada kebutuhan pihak manapun.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan

baik secara internal maupun secara eksternal. Perbandingan secara internal

dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan

akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang

diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya

perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki


16

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

Dalam menyajikan laporan keuangan perlu adanya keseimbangan diantara

karakteristik kualitatif untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara

beragam tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi laporan keuangan pemerintah.

Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara

relevansi dan keandalan. Tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif

merupakan masalah pertimbangan profesional.

Alijadre (1997) menyatakan bahwa laporan anggaran pekerjaan terbuka untuk

menilai produktivitas dan kelangsungan hidup, membandingkan tahun berjalan muncul

dengan masa lalu, survei operasi anggaran dan kondisi anggaran, memutuskan

kepatuhan dengan anggaran tertentu dan program pendukung. Sementara itu, otoritas

otoritatif dan pengawas menggunakan laporan anggaran pemerintah untuk menilai

subsidi dan penerbitan proposisi resmi departemen untuk memutuskan kepatuhan

dengan anggaran dan dana lainnya, untuk menyaring tindakan keuangan dan posisi

anggaran dan untuk menganalisis pemerataan dukungan. Akhirnya, ahli keuangan dan

leaser menggunakan rekening pemerintah untuk menjamin pemerintah membayar

kewajibannya.

Data pembukuan yang memberikan gambaran kondisi keuangan dan

pelaksanaan suatu lokal akan lebih bernilai jika: 1) dapat dibandingkan dengan data
17

lain dalam wilayah yang sama dalam beberapa periode perincian atau 2) dapat

dibandingkan dengan data komparatif dari daerah lain selama periode tersebut. yang

sama.

Selanjutnya, komparabilitas data dipengaruhi oleh konsistensi pengenalan

laporan moneter. Laporan keuangan sangat berharga untuk pengambilan pilihan

seandainya mengandung data yang dapat menjelaskan keajaiban di masa lalu dan

meramalkan keajaiban di masa depan. Data pembukuan akan menjadi nilai yang paling

menonjol dalam acara yang ditampilkan pada saat ditampilkan.

Laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila

mengandung informasi yang dapat menjelaskan fenomena-fenomena di masa lalu dan

memprediksi fenomena dimasa yang akan datang. Informasi akuntansi akan sangat

bernilai apabila penyajiannya sesuai dengan saat penyajiannya.

2.1.4 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan anggaran pemerintah terdiri dari laporan anggaran, laporan moneter,

dan CaLK. Laporan penggunaan anggaran terdiri dari Laporan Perubahan LRA dan

SAL. Laporan terkait uang terdiri dari lembar penyesuaian, LO, LPE dan LAK. CaLK

dapat berupa laporan yang point of interest atau klarifikasi mendorong item laporan

pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan dan dapat menjadi laporan yang tidak

dapat dibedakan dari laporan pelaksanaan anggaran dan laporan anggaran.


18

Niu, et al (2014) mengungkapkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Wilayah

merupakan penggabungan dari seluruh laporan terkait uang SKPD dan PPKD sebagai

PPKD / BUD. Berdasarkan Pengendalian Pemerintah No. 71/2010 Laporan keuangan

pemerintah diurutkan berdasarkan komponen pengambilan.

1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi anggaran dalam satu

periode.

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi mengenai

kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih periode berjalan dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

3) Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

4) Laporan Operasional (LO)


19

Laporan operasional menyajikan rekapitulasi sumber daya ekonomi yang

meningkatkan ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah

untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode.

5) Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan arus kas menyajikan informasi kas yang berhubungan kas sehubungan

dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan

saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah

selama periode tertentu.

6) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan periode sebelumnya.

7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Catatan penjelasan anggaran memperjelas unsur halus angka-angka yang

tercatat di semua komponen penjelasan terkait uang pemerintah teritorial, tepatnya:

laporan realisasi anggaran, perubahan kelimpahan laporan perimbangan anggaran,

operasional laporan, laporan perubahan nilai, menyesuaikan lembar, dan laporan arus

kas. Catatan atas penjelasan anggaran juga memberikan data lain yang diperlukan dan

ditentukan untuk diungkap dalam tolok ukur pembukuan pemerintah dalam rangka

memberikan pengenalan yang wajar tentang penjelasan terkait uang.


20

Kema (2013) dalam penelitiannya mengemukakan apabila penyajian laporan

keuangan pemerintah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan maka

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengeluarkan Pendapat wajar tanpa

pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified

Opinion with Explanatory Language), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified

Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) dan pernyataan tidak memberikan

pendapat (Disclaimer Opinion).

2.3 Penelitian terdahulu

Munculnya investigasi yang dilakukan oleh Hatina (2009) ternyata Pemerintah

Pemerintahan Langkat pada tahun 2006 dalam menunjukkan laporan-laporan terkait

uang teritorial berpedoman pada PP No. 24 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembukuan

Pemerintah. Dalam pengenalan yang berkaitan dengan uang, daderah dipengaruhi oleh

variabel pendukung, khususnya aset manusia dan perangkat pendukung lainnya.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Achim & Chis (2014)

menemukan bahwa kualitas pembukuan terkait uang tidak dapat secara luar biasa

dicirikan bahwa data moneter berkualitas tinggi meningkatkan karakteristik yang

dikonsolidasikan dalam sistem konseptual yang dikeluarkan oleh Worldwide

Bookkeeping Benchmarks Board dan Money related Bookkeeping Benchmarks Board.


21

Soputan, dkk (2015) dalam penyelidikannya terlihat bahwa APBN 2013 masih

menggunakan kerangka pencatatan berbasis kas terhadap premis pengumpulan (cash

to gathering). 24 Tahun 2005, namun Pemerintah Umum Sulut siap melaksanakan SAP

PP No. 71 Tahun 2010 dalam pengambilan setelah tahun anggaran. Ditetapkan bahwa

Pemerintah Umum Sulawesi Utara mewujudkan SAP berbasis akrual dalam

pengambilan tahun demi tahun dengan menampilkan secara lengkap 7 Laporan

Anggaran, yaitu Laporan Perubahan, LRA, LAK, SAL, Laporan Perubahan Nilai,

Laporan Operasional, dan CALK, serta mengadakan sosialisasi standar dan

mempersiapkan diri untuk memajukan kualitas aset manusia dalam pembuatan laporan

keuangan.

Munculnya penelitian oleh Niu et al. (2014) terlihat bahwa DPPKAD Kota

Kotamobagu dalam menampilkan penjelasan terkait uangnya belum

mengaktualisasikan PP. 71 tahun 2010 namun sepaham dengan PP No. 24 tahun 2005

dan telah berpedoman pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Dalam perenungan

ini, DPPKAD Kota Kotamobagu selaku SKPD tidak menunjukkan Laporan Arus Kas

karena laporan ini akan ditampilkan dalam Laporan Anggaran Pemerintah Daerah yang

disusun oleh SKPKD. Hal ini bisa jadi karena pelaksanaan usaha yang dilakukan oleh

pemerintah lingkungan, bukan dengan SKPD.

Yang ditanyakan oleh Kema (2013) ternyata Pemerintah Kota Manado dalam

menampilkan penjelasan moneter belum menyinggung SAP dalam pos bagi hasil dan

konsumsi karena pos belanja dan bagi hasil tidak termasuk dalam PSAP No.2 ayat 36
22

Tahun 2005. Secara garis besar, Laporan Keuangan Pemerintah Kota Manado

berpedoman pada Pedoman Pembukuan Pemerintah dengan menampilkan Laporan

Realisasi Anggaran, Adjust Sheet, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan

Moneter. Referensi yang digunakan dalam pemikiran ini didasarkan pada beberapa

pemikiran masa lalu yang memiliki hubungan yang hampir sama dengan judul yang

akan ditanyakan seperti yang digariskan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

(Tahun) Penelitian

1 Silka Hartina Analisis penyajian Masih terjadi Tempat dan Data sekunder,
(2009) laporan keuangan kesalahan jangka waktu. sama-sama
daerah pada pencatatan pada meneliti
pemerintah pemerintah laporan
Kabupaten Kabupaten Langkat keuangan.
Langkat. karena
menggunakan
Kep.Mandagri
No.29 tahun 2002.
2 Andra M. Financial Kualitas akuntansi Tempat dan Metode
Achim dan Accounting keuangan tidak jangka waktu. penelitian, dan
Anca O. Chis Quality and Its dapat didefinisikan data sekunder.
(2014) Defining dengan unik bahwa
Characteristics informasi keuangan
berkualitas baik saat
meningkatkan
karakteristik yang
tergabung dalam
kerangka kerja
konseptual yang
dikeluarkan oleh
International
Accounting
Standards Board dan
Financial
Accounting
Standards Board.
23

3 Cristy Penyajian Laporan Anggaran 2013 Jangka waktu, Meneliti


Soputan, Keuangan belum sesuai dengan metode tentang
Jullie J Pemerintah SAP dalam PP No. pengumpulan penyajian
Sondakh, Berdasarkan PP 71 Tahun 2010, data, dan laporan
Steven Nomor 71 Tahun tetapi pemprov tempat. keuangan, dan
Tangkuman 2010 Tentang Sulut telah siap penelitian
(2015) Standar Akuntansi untuk menerapkan deskriptif.
Pemerintahan di SAP PP No. 71
Provinsi Sulawesi Tahun 2010 pada
Utara tahun anggaran
berikutnya.
4 Analisis DPPKAD Kota Tempat, Meneliti
Fitria Ayu Penerapan PP. No. Kotamobagu dalam metode tentang
Lestari Niu, 71 Tahun 2010 penyajian laporan pengumpulan penyajian
Herman dalam Penyajian keuangannya belum data, dan laporan
Karamoy, Laporan menerapkan PP No. waktu keuangan dan
Steven Keuangan Dinas 71 Tahun 2010 penelitian. analisis
Tangkuman Pendapatan tetapi telah sesuai deskriptif.
(2014) Pengelolaan dengan PP No. 24
Keuangan dan Tahun 2005 dan
Aset Daerah kota telah berpedoman
Kotamobagu pada Permendagri
No. 13 Tahun 2006.
Pada penelitian ini,
DPPKAD Kota
Kotamobagu selaku
SKPD tidak
menyajikan Laporan
Arus Kas karena
Laporan ini hanya
akan disajikan
dalam laporan
keuangan
pemerintah daerah
yang dibuat oleh
SKPKD. Hal ini
disebabkan oleh
adanya kegiatan
investasi yang hanya
dilakukan oleh
pemerintah daerah
tidak dengan SKPD.
5 Ihwan Kema Penyajian Laporan Pemerintah kota Tempat dan Analisis
(2013) Keuangan Daerah Manado dalam jangka waktu. deskriptif, data
Berdasarkan penyajian Laporan sekunder,
Standar Akuntansi Keuangan belum meneliti
Pemerintahan mengacu pada SAP tentang
pada Pemerintah pada pos bagi hasil penyajian
kota Manado dan belanja. Secara laporan
keseluruhan keuangan.
24

Laporan Keuangan
Pemerintah kota
Manado telah
berpedoman pada
Standar Akuntansi
Pemerintahan
dengan menyajikan
Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas,
dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Sumber: Data diolah 2020

2.4 Kerangka Pemikiran

Soputan, et al (2015) menyatakan bahwa pembukuan dapat menjadi pegangan

untuk mengenali, mencatat, mengukur, menghitung, menghitung pertukaran dan

peristiwa moneter, menampilkan laporan dan mengartikan hasilnya. Dalam

menampilkan laporan keuangan pemerintah terdekat, ada aturan yang menjadi dasar

untuk pegangan perincian anggaran, menjadi Standar Pembukuan Pemerintah yang

spesifik.

Tindakan Pembukuan Pemerintah adalah premis untuk semua substansi yang

merinci dalam menunjukkan laporan terkait uang sebagai tanggung jawab kepada

pihak yang berbeda. Laporan anggaran akan kurang menarik untuk dipahami jika

menampilkan data yang dapat ditangkap dengan cara yang sama oleh para penyusun

penjelasan anggaran. Pedoman Pembukuan Pemerintah berfungsi sebagai aturan untuk

menggabungkan pengakuan antara penyusun, klien, dan pengulas (Hartina, 2009)


25

Laporan anggaran pemerintah terdekat merupakan sumber tanggung jawab dan

keterusterangan dari pemerintah kepada klien laporan keuangan, khususnya pejabat

dan dewan. Dewan adalah bagian dari agen rakyat sedangkan pejabat adalah badan-

badan pemerintah yang paling kuat klien laporan terkait uang. Untuk menilai kualitas

data penjelasan anggaran harus memenuhi empat kriteria utama dalam money related

detailing yang lazim disebut sebagai ciri subjektif data moneter dalam laporan

anggaran teritorial.

Mentu & Sondakh (2016) menyatakan bahwa laporan keuangan yang

berkualitas dapat meningkatkan kredibilitasnya sehingga dapat mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan untuk mencapai good governance

yang efektif. Laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan prinsip yang berlaku

agar dapat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Kema (2013) menyatakan

bahwa pengumuman anggaran pemerintah terdekat harus memberikan data yang

berharga bagi klien artikulasi anggaran dalam mengevaluasi tanggung jawab dan

membuat pilihan, baik keputusan keuangan, sosial, atau politik.

Dalam pemikiran tersebut, analis perlu mengetahui bahwa pengenalan laporan

anggaran di daerah / kota di Aceh telah sesuai dengan Pedoman Pembukuan

Pemerintah.Bersamaan dengan Soputan, dkk. (2015) pengaturan pengenalan laporan

keuangan yang terdiri dari laporan anggaran dan laporan keuangan, sehingga semuanya

terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Anggaran Berlebih,


26

Adjust Sheet, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Nilai. , dan

Catatan atas Penjelasan Anggaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, skema sistem dalam pemeriksaan pengenalan

artikulasi terkait uang pemerintah daerah dalam laporan review BPK adalah sebagai

berikut:
27

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Akuntansi

Akuntansi Pemerintahan

Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah

Komponen Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penyelidikan tentang rencana dapat berupa pengaturan untuk mengumpulkan,

mengukur, dan menganalisis informasi berdasarkan artikulasi penelitian dari

pertimbangan. Dalam rencana investigasi, ada beberapa sudut pandang yang penting

untuk dipertimbangkan terkait dengan kualitas pertanyaan tentang, khususnya:

mempertimbangkan tujuan, semacam renungan, memikirkan keadaan, tingkat

pertanyaan tentang perantaraan, tingkat di mana informasi akan dianalisis (unit

pemeriksaan), dan cakrawala waktu (Sekaran & Bougie, 2017: 109).

1) Mempertimbangkan Tujuan

Pemikiran tentang tujuan dari pekerjaan ini mempertimbangkan pemikiran

yang jelas tentang digariskan untuk memperjelas karakteristik individu,

kesempatan atau keadaan, berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan (Sekaran

& Bougie, 2017: 111). Penelusuran ini dilakukan untuk melihat kewajaran

pengenalan laporan terkait uang teritorial dengan Tolok Ukur Pembukuan

Pemerintah.

2) Jenis penelitian

28
29

Penelitian ini dapat berupa perenungan grafis dengan kuantitatif. Tujuan dari

penyelidikan yang jelas ini adalah untuk membentuk penggambaran,

penggambaran atau penggambaran secara efisien, benar dan tepat sehubungan

dengan kebenaran, karakteristik serta hubungan antara keajaiban yang diteliti.

Strategi ekspresif digunakan untuk mengetahui dan mampu memperjelas

karakteristik faktor-faktor yang diteliti dalam suatu keadaan (Sekaran dan Bougie,

2017: 158).

3) Investigate Intercession Level

Level mediasi dalam penelitian ini adalah mediasi yang dapat diabaikan,

dimana analis mengumpulkan informasi dan kemudian menganalisisnya. Analis

tidak mengambil aktivitas untuk mempengaruhi hasil dari perenungan.

4) Situasi Merenungkan

Keadaan dalam pemikiran ini tidak diarahkan oleh analis sehingga terjadi

secara biasa dan terjadi pada lingkungan yang khas (Sekaran & Bougie, 2017:

115). Analis membutuhkan penyelidikan ini untuk dilakukan untuk melihat

kewajaran pengenalan laporan moneter teritorial dengan Standar Pembukuan

Pemerintah.

5) Satuan Analisis

Menurut Sekaran & Bougie (2017: 119) satuan pemeriksaan mengacu

pada tingkat solidaritas informasi yang dikumpulkan di tengah pengaturan

pemeriksaan informasi yang lain. Unit pemeriksaan dalam ponder ini adalah sebuah
30

organisasi, khususnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Aceh. Berikut hasil

review BPK tentang Laporan 2015-2019.

6) Time Horizon

Ini menganggap pekerjaan sebagai garis langit waktu longitudinal. Informasi

variabel dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan

tentang masalah (Sekaran & Bougie, 2017: 123). Ini menanyakan tentang

ketenagakerjaan informasi dari Laporan Hasil Review BPK RI 2015-2019.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Sependapat dengan Sugiyono (2017: 118) populace dapat merupakan suatu

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki bermacam-macam

karakteristik tertentu dan ditentukan oleh analis sebelumnya untuk ditangkap dan

kemudian digambar oleh analis. Sementara itu, menurut Kuncoro (2009: 118)

masyarakat adalah sekumpulan total komponen yang biasanya berupa individu, objek,

bursa, atau peristiwa yang membuat kita penasaran untuk melakukan pencarian

terhadap mereka. Populasi dalam renungan ini adalah Laporan Hasil Review LHP BPK

seluruh daerah / kota di Aceh dan Laporan Review BPK Wilayah Aceh (LHP BPK)

yang dikumpulkan ke dalam sub audit Aceh I, Aceh II sub-audit, dan sub-audit Aceh

III.

Tes investigasi menyetujui Sekaran & Bougie (2019: 55) bisa menjadi

sejumlah segmen masyarakat yang dipilih. Dalam pertimbangan ini, pengujian dipilih

menggunakan metode pengujian tambahan, khususnya seluruh populasi yang diperiksa


31

dalam perenungan. Periode persepsi untuk 23 daerah / kota di Wilayah Aceh dan Aceh

dilakukan selama 5 tahun (2015-2019), tepatnya 120. Pengambilan tes yang digunakan

dalam perenungan ini dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.1
Sampel Penelitian

Urutan Sampel Daerah Sampel


1 Provinsi Aceh

2 Kota Banda Aceh

3 Kota Sabang

4 Kabupaten Aceh Besar

5 Kabupaten Aceh Jaya

6 Kabupaten Aceh Barat

7 Kabupaten Aceh Barat Daya

8 Kabupaten Nagan Raya

9 Kota Subulussalam

10 Kabupaten Aceh Selatan

11 Kabupaten Simeulu

12 Kabupaten Aceh Singkil

13 Kabupaten Aceh Tamiang

14 Kabupaten Aceh Tenggara

15 Kabupaten Aceh Tengah

16 Kabupaten Aceh Timur

17 Kabupaten Aceh Utara

18 Kabupaten Bener Meriah

19 Kabupaten Bireuen
32

20 Kabupaten Gayo Lues

21 Kabupaten Pidie

22 Kabupaten Pidie Jaya

23 Kota Langsa

24 Kota Lhokseumawe

Sumber: Data diolah 2020

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif, informasi dapat berupa penggambaran suatu

pertanyaan penelitian yang menekankan pada fabric angle, segala sesuatu yang

berkaitan dengan data dari suatu kebenaran yang ditemukan oleh analis dalam

penyelidikan tentang zone (Bungin, 2007: 123).

3.3.1 Sumber data

Sumber informasi mengacu pada akar informasi yang pada umumnya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu sumber informasi esensial dan informasi tambahan (Sekaran &

Bougie, 2017: 130). Sumber informasi yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah

informasi tambahan. Informasi pembantu adalah informasi yang mengacu pada data

yang dikumpulkan dari sumber yang ada (Sekaran & Bougie, 2017: 130).

Informasi pembantu adalah informasi yang diperoleh secara tidak langsung oleh pihak

yang melakukan penyidikan (Sugiarto, 2016: 205). Data pembantu dapat berupa

catatan atau dokumentasi, distro pemerintah, web, web, dan lain-lain.


33

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Strategi pengumpulan informasi adalah komponen yang sangat penting untuk

dicari tahu. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan data dan menjawab pertanyaan

seputar masalah yang akan diteliti. Adapun prosedur pengumpulan informasi yang

digunakan dalam pertimbangan ini adalah:

1. Melalui dokumentasi dimana pencipta mengumpulkan informasi secara khusus

dalam rangka Laporan Hasil Review dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

2. Memanfaatkan tulisan yang didapat dari pembukuan diari atau pasal, undang-

undang Atau petunjuk pemerintah juga buku-buku yang berkaitan dengan

masalah di bawah ini.

3.4 Metode Analisis

Strategi pengujian informasi yang digunakan dalam perenungan ini dapat

berupa strategi pengujian grafis dimana analis mengumpulkan, membentuk, dan

menerjemahkan informasi yang didapat sehingga memberikan data yang asli dan total,

lebih spesifiknya artikulasi moneter pemerintah daerah / kota di Indonesia. Aceh setuju

dengan Standar Pembukuan Pemerintah yang sesuai.


34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2 Data Penelitian

2.2.4 Gambaran Umum Provinsi Aceh

Aceh terletak di ujung pulau Sumatera dan provinsi terbarat di Indonesia yang

beribu kotakan Banda Aceh. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

diberikan kewenangan otonomi khusus. Aceh dianggap sebagai tempat penyebaran

agama islam pertama kali di Indonesia dan memiliki peran penting dalam penyebaran

islam di Asia Tenggara. Mayoritas penduduk Aceh beragama islam.

Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan

gas alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Selain itu, Aceh juga

memiliki kekayaan hutan dan terdapat Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh

tenggara.

Aceh berada dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan

terpisahkan oleh Laut Andaman. Provinsi Aceh terdiri dari 18 kabupaten, 5 kota, 289

kecamatan, dan 6.497 gampong. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah

utara, Samudera Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatra

Utara di sebelah tenggara dan selatan. Luas wilayahnya mencapai 57.956,00 km2
35

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2019, penduduk di Aceh mencapai sekitar

5.281.891 jiwa.

Pada tahun 2019, dari 22 Kabupaten/Kota di Aceh dan Provinsi Aceh

seluruhnya sudah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), sementara 1

daerah yaitu Subulussalam mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan

menggunakan data kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan merupakan

deskripti. Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu satu bulan untuk peneliti

mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data berupa yang diperoleh

sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap yakni laporan keuangan

pemerintah Kabupaten/kota di Aceh telah sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah 23 Kabupaten/Kota di Aceh dan Provinsi Aceh di

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK:

Tabel 4.1
Laporan Realisasi Anggaran
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendapatan Asli Daerah 87,50% 83,33% 54,16% 62,50% 66,67%
2 Pendapatan Transfer 0% 8,33% 20,83% 16,67% 0%
Lain-Lain Pendaftaran Daerah Yang
3 8,30% 8,33% 33,33% 50% 4,16%
Sah
4 Belanja Operasi 54% 66,67% 58,33% 41,67% 66,67%
5 Belanja Modal 16,67% 12,50% 12,50% 4,16% 8,33%
6 Belanja Tak Terduga 0,00% 0% 8,33% 4,16% 0%
7 Transfer 33,33% 33,33% 25% 0% 29,16%
36

8 Transfer Bantuan Keuangan 12,50% 8,33% 33,33% 0% 45,83%


10 Penerimaan Pembiayaan 0,00% 20,83% 0% 0% 0%
11 Pengeluaran Pembiayaan 0,00% 0% 4,16% 0% 0%
12 Sisa Lebih Anggaran (SILPA) 0,00% 0% 0% 0% 4,16%
Sumber: Data diolah 2020

Pada tahun 2015, temuan dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Aceh

pada Laporan Realisasi Anggaran paling banyak pada akun aset lancar dengan

mencapai 87,50%. Untuk tahun 2016, juga pada akun aset lancar dengan total 83,33%.

Pada tahun 2017, Belanja Operasi paling banyak temuan dengan total 58,33%. Pada

tahun 2018, temuan paling dominan yaitu pada akun lain-lain pendapatan daerah yang

sah sebesar 50%. Pada tahun 2018, temuan paling banyak pada Pendapatan Asli Daerah

dan Belanja Operasi sebesar 66,67%.

Tabel 4.2
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
1 Saldo Anggaran Lebih Awal 16,67% 12,50% 12,50% 16,67% 20,83%
0%
2 Saldo Anggaran Lebih Akhir 0% 0% 12,50% 4,16%
Sumber: Data diolah 2020

Pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran lebih tahun 2015, 2016, 2018, 2019

temuan yang paling banyak dari seluruh daerah adalah pada akun saldo anggaran lebih

awal yaitu sebesar 16,67%, 12,50%, 16,67%, dan 20,83%. Pada tahun 2017, dua akun

LPSAL sama jumlah temuannya sebesar 12,50%.

Tabel 4.3
Neraca
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
1 Aset Lancar 91,60% 91,67% 95,83% 95,83% 91,67%
37

2 Investasi Jangka Panjang 33,30% 12,50% 4,16% 4,16% 25%


3 Aset Tetap 75% 83,33% 75% 91,67% 100%
4 Aset Lainnya 8,33% 4,16% 4,16% 16,67% 8,3%
5 Kewajiban Jangka Pendek 0% 8,33% 8,33% 12,50% 20,83%
6 Kewajiban Jangka Panjang 4,16% 0% 0% 0% 0%
7 Ekuitas 4,16% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data diolah 2020

Pada Neraca di tahun 2015, 2016,2017, 2018 akun Aset Lancar yang memiliki

temuan paling banyak sejumlah 91,60%, 91,67%, 95,83% dan 95,83%. Pada tahun

2019, temuan paling banyak pada akun Aset Tetap dengan jumlah 100%.

Tabel 4.4
Laporan Operasional
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendapatan Asli Daerah 4,16% 0% 4,16% 4,16% 0%
2 Pendapatan Transfer – LO 0% 0% 0% 45,83% 0%
3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 0% 0% 0% 4,16% 0%
4 Beban Operasi 0% 0% 0% 0% 0%
5 Beban Transfer 0% 0% 0% 0% 0%
6 Beban Luar Biasa 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data diolah 2020

Pada tahun 2015 dan 2016, akun Pendapatan Asli Daerah-LO memiliki temuan

paling banyak dengan mencapai 4,16%. Pada tahun 2016 dan 2019 tidak memiliki

temuan pada akun LO. Pada tahun 2018, temuan paling banyak ditemukan pada

Pendapatan Transfer-LO sebesar 45,83%.

Tabel 4.5
Laporan Arus Kas
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
1 Arus Masuk Kas 0% 0% 0% 0% 0%
2 Arus Keluar Kas 0% 0% 0% 0% 0%
38

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan


3 Arus Keluar Kas 0% 0% 0% 0% 0%
4 Arus Masuk Kas 0% 0% 0% 0% 0%
Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
5 Arus Masuk Kas 0% 4,16% 0% 0% 0%
6 Arus Keluar Kas 0% 0% 0% 0% 0%
7 Kenaikan/Penurunan Kas 0% 0% 0% 0% 0%
8 Saldo Awal Kas di BUD/Kas Daerah 0% 0% 0% 0% 0%
9 Saldo Akhir Kas di BUD/Kas Daerah 0% 0% 0% 0% 0%
10 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data diolah 2020

Pada Laporan Arus Kas tahun 2015 tidak memiliki temuan, memiliki temuan

pada tahun 2016 di Arus Masuk Kas di Aktivitas non anggaran. Sejak tahun 2017-2019

tidak memiliki temuan.

Tabel 4.6
Laporan Perubahan Ekuitas
No Nama Akun 2015 2016 2017 2018 2019
1 Ekuitas Awal 0% 0% 0% 0% 0%
2 Surplus/Defisit-LO 0% 0% 0% 0% 0%
3 Dampak Kumulatif Perubahan 4,16% 0% 0% 0% 0%
Kebijakan/Kesalahan Mendasar
4 Ekuitas Akhir 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data diolah 2020

Pada tahun 2015 memiliki temuan pada dampak kumulatif perubahan

kebijakan/kesalahan mendasar sebesar 4,16%. Pada Laporan Perubahan Ekuitas sejak

tahun 2016-2019 tidak memiliki temuan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Penyajian Laporan Keuangan


39

Laporan Keuangan Kabupaten/Kota di Aceh terdiri atas Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Laporan keuangan ini disertai lampiran-lampiran berbentuk daftar sebagai referensi

terhadap pos-pos laporan keuangan utama maupun catatan atas laporan keuangan.

Namun, pada beberapa daerah seperti Kabupaten Subulussalam yang masih memiliki

kendala dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yaitu belum

memadai proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Terdapat 14

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang belum meyusun Laporan Keuangan secara

mandiri. Selain itu, Manajemen BLUD RSUD Kota Subulussalam belum menyusun

dan menyampaikan laporan keuangan lengkap sesuai SAP. Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Subulussalam hanya membuat empat jenis laporan yaitu LRA, Neraca,

LAK dan CaLK.

Pemerintah Kabupaten Simeulue belum mendukung penyajian laporan berbasis

akrual dari segi kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah. Pemerintah

Kabupaten Simeulue belum melakukan pengelolaan keuangan secara memadai yaitu

pengelolaan rekening pemerintah daerah belum sepenuhnya memadai, bendahara

pengeluaran tidak tertib dalam mengembalikan sisa dana TU sesuai ketentuan,

pengelolaan investasi pemerintah daerah belum sepenuhnya memadai. Perihal ini juga

dialami oleh Kota Langsa, Kota Lhokseumawe dan Aceh besar. Pengelolaan keuangan

daerah meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.


40

Pada Kabupaten Aceh Barat Daya yang menjadi masalah adalah penatausahaan

keuangan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan tidak memadai. Laporan Keuangan

RSU Teungku Peukan belum disusun dengan lengkap. Pemerintah Kabupaten Aceh

Selatan juga belum mengelola keuangan secara tertib pada BLUD Akademi

Keperawatan. Hal tersebut mengakibatkan pendapatan BLUD Akper sebesar

Rp1.357.092.272,00 dan Belanja BLUD Akper sebesar Rp1.128.365.159,00 tidak

tercatat dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Hal serupa juga dialami oleh

Pemerintah Kota Banda Aceh dam Pemerintah Kabupaten Langsa yang belum

memadai dalam pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Pengelolaan Keuangan Daerah Simeulue belum sepenuhnya dilaksanakan

secara memadai, SKPK tidak menyampaikan Laporan Keuangan tepat waktu dan

belum sepenuhnya disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah

Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Barat belum memadai dalam pengelolaan dan

penatausahaan keuangan daerah. Pemerintah Aceh Tamiang belum memadai dalam

mengelola keuangan jasa layanan BLUD RSUD. Pemerintah Aceh Utara kebijakan

akuntansi yang diterapkan belum memadai dikarenakan belum mengatur seluruh akun

laporan keuangan dan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemerintah

Kabupaten Bireuen juga mengalami hal serupa, penatausahaan keuangan oleh

bendahara belum sepenuhnya tertib. Hal ini berkaitan dengan penganggaran belanja

dan pendapatan serta realisasinya yang belum didukung dengan penatausahaan yang

baik. Penatausahaan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum
41

sepenuhnya memadai. Hal ini juga berkaitan dengan penganggaran pendapatan dan

belanja.

Pada tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Pidie belum memadai mengenai

perangkat regulasi dan kebijakan terkait implementasi SAP berbasis akrual dan

penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan daerah belum memadai.

Pemerintah Kabupaten Pidie belum memadai dalam pengimplementasian regulasi

SAP berbasis akrual. Hal ini berkaitan dengan pengelolaan kas, seperti belum tertibnya

pembukaan rekening di SKPD, belum menyampaikan laporan posisi kas harian, belum

melakukan koordinasi dengan pihak Bank agar tidak lagi mengenakan pajak

pendapatan bunga dan biaya administrasi pada rekening Pemerintah Daerah. Selain itu,

sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum memadai. Dalam rangka mendukung

penerapan basis akuntansi akrual, penggunaan teknologi yang andal diperlukan guna

mendukung keberhasilan pengolahan data baik pada masa transisi maupun pada masa

penerapan basis akrual secara penuh.

Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Utara belum memadai dalam

melakukan pengelolaan keuangan. Terutama dalam penatausahaan penerimaan dan

pengeluaran kas. Penerapan Akuntansi berbasis akrual pun belum memadai.

Pemerintah Daerah membuat ketentuan tidak sesuai dengan PP No.71 Tahun 2010.

Pemerintah Aceh Barat, Simeulue, Bireuen, Gayo Lues, Langsa, Pidie Jaya, Bener

Meriah dan Subulussalam juga belum memadai dalam melakukan pengelolaan

keuangan.
42

Pemerintah Aceh Barat pada tahun 2015, belum membuat kebijakan akuntansi

yang sepenuhnya sesuai dengan SAP dan implementasi kebijakan tidak sesuai dengan

yang ditetapkan. Begitu pula, dengan Kota Subulussalam yang kurang memadai dalam

proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan TA 2015. Pada Pemerintah

Kabupaten Nagan Raya Laporan Keuangan BLUD RSUD Nagan Raya belum disajikan

secara memadai. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah belum menyajikan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah yang memadai pada SKPK, yaitu pada pengelolaan Kas

dan Barang Milik Daerah kepada Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Barang di

masing-masing SKPK. Pemerintah Kabupaten Lhokseumawe belum melakukan

pengelolaan sepenuhnya tertib. Pengelolaan keuangan daerah pada PPK-BLUD Rumah

Sakit Umum (RSU) Cut Meutia belum diselenggarakan sesuai dengan pengelolaan

BLUD penuh.

Pada tahun 2015, Pemerintah Aceh belum memadai dalam menyusun Laporan

Keuangan Pemerintah Aceh. Pemerintah Aceh Selatan pada tahun 2015, belum

sepenuhnya mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual. Pada tahun 2015,

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah belum memadai dalam menyusun laporan

keuangan SKPK. Pada tahun 2015 kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang belum sepenuhnya mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual.

Begitupula, pada Kabupaten Aceh Tenggara, Gayo Lues, Langsa dan Aceh Tengah.

Pengendalian atas penyusunan laporan keuangan TA 2015 pada Pemerintah

Kabupaten Aceh Singkil Lemah. Kelemahan seperti terdapatnya selisih antara LAK
43

dengan LRA dan Neraca serta Penjelasan-penjelasan belum memadai dikarenakan data

yang di dapat melalui sistem SIMAKDA belum akurat sehingga dalam penyusunan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2015 mengalami kendala.

Kendala-kendala lain dalam penyusunan LKPD TA 2015 juga karena merupakan tahun

pertama dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual sehingga masih kesulitan

dalam hal penyusutan aset tetap, penyisihan piutan, beban persediaan, hutang dan

beberapa hal lain pada akrual basis.

Pada tahun-tahun setelahnya, seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh telah

mengevaluasi proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibuktikan

dengan semakin sedikitnya temuan-temuan mengenai penyajian laporan keuangan.

Semakin sedikit pula temuan-temuan menganai kurang memadainya Pemerintah

Kabupaten/Kota mengenai kurang memadainya dalam proses penyusunan laporan

keuangan pemerintah daerah berbasis akrual yang berpedoman kepada Peraturan

Pemerintah No.70 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

4.3.1.1 Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan informasi

mengenai perhitungan atas pelaksanaan kegiatan yang telah dianggarkan dalam satu

tahun anggaran baik pada akun pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pemerintah

Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup

baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah Provinsi Aceh meyajikan Laporan Realisasi

Anggaran dengan cukup baik dengan menyertakan seluruh pos seperti: Pendapatan,
44

belanja, transfer, dan pembiayaan. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah

pengelolaan pendapatan sewa dan pemanfaatan aset yang berupa fasilitas RSUD, Mess

Aceh belum dilaksanakan dengan tertib. Selain itu, pengelolaan pajak belum

dilaksanakan dengan optimal. Masih terdapat potensi Pendapatan Asli Aceh yang

belum dipungut. Pemerintah Aceh mencatat retribusi terlalu tinggi. Pengelolaan Pajak

Air Permukaan oleh UPTD pada Badan Pengelolaan Keuangan Aceh Belum Optimal

Pada Akun Belanja, pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran tidak

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Pengesahan belanja BLUD belum memadai.

Pada akun Belanja Operasi, penatausahaan belanja hibah dan bantuan sosial berupa

barang/fisik untuk diserahkan kepada pihak ketiga belum sesuai ketentuan. Mekanisme

pegeluaran belanja sewa sarana mobilitas dan belanja bahan alat-alat kesehatan berupa

kursi roda untuk program Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKRA) pada Dinas

Kesehatan Aceh tidak sesuai ketentuan, pelaksanaan hibah dan bantuan sosial berupa

barang belum tertib. Kesalahan penganggaran belanja hibah pada belanja bahan

material, kesalahan penganggaran belanja bantuan sosial pada belanja bahan habis

pakai.

Pada akun transfer, pengelolaan dana BOS belum sepenuhnya memadai, dan

pengelolaan dana BOS yang bersumber dari DAK non fisik pada Dinas Pendidikan

Aceh belum sepenuhnya sesuai ketentuan.Pada akun pembiayaan, penatausahaan dan

pengelolaan Investasi non permanen belum dikelola secara tertib. Pada akun

Penerimaan Pembiayaan, pengelolaan dan penatausahaan investasi non permanen


45

belum memadai. Pada Sisa Lebih Anggaran (SiLPA), terdapat SiLPA otsus yang belum

dianggarkan kembali.

Kota Banda Aceh menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup baik.

Hanya saja pada akun Pendapatan, terjadi keterlambatan penyetoran penerimaan

daerah oleh bendahara penerimaan pada empat satuan kerja perangkat daerah. Pada

akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan piutang PBB-P2 belum memadai dan

penerimaan denda PBB-P2 disajikan pada pendapatan PBB-P2. Retribusi pelayanan

pasar dan jasa layanan belum didukung qanun yang memadai, retribusi terminal

Pemerintah Kota Banda Aceh belum memadai. Selain itu, proses pendataan dan

penetapan pajak daerah belum optimal.

Pada akun Lain-lain pendapatan daerah yang sah, pengelolaan

pertanggungjawaban hibah barang atau jasa belum sepenuhnya memadai. Pada akun

belanja operasi, penganggaran belanja bahan bakar minyak tidak sesuai ketentuan,

pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan sosial dari

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh pada Sekolah Negeri dan SKPK belum melalui

mekanisme pelaporan yang memadai. Selain itu, penganggaran belanja operasi lebih

besar dari yang direalisasikan. Dinas PUPR menganggarkan kegiatan pemeliharaan

jalan yang memenuhi kriteria kapitalisasi aset tetap pada belanja barang dan jasa. Pada

akun Transfer, pengelolaan dana BOS belum tertib.

Pada Kota Sabang, Laporan Realisasi Anggaran yang disajikan sudah cukup

baik. Pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan penerimaan pajak dan retribusi

daerah belum memadai. Penatausahaan dan pencatatan Pendapatan Asli Daerah belum
46

sepenuhnya memadai, pengelolaan pajak daerah belum sepenuhnya sesuai ketentuan

dan dilakukan secara memadai, pengelolaan retribusi daerah belum dilakukan secara

memadai dan belum tertib.

Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pungutan infaq atas belanja

daerah tidak mempunyai dasar hukum yang kuat. Selain itu, pengelolaan pendapatan

hibah dana bos belum sepenuhnya tertib. Pada akun Belanja Operasi, belanja hibah

yang diberikan kepada organisasi kemasyarakatan dan instansi vertikal tidak sesuai

ketentuan. Pemberian bantuan sosial kepada mahasiswa berupa biaya pendidikan tidak

sesuai denganketentuan. Selain itu, pengelolaan belanja hibah belum sepenuhnya

memadai. Pada akun Penerimaan Pembiayaan, saldo bunga pokok investasi non

permanen Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) belum dapat disajikan dalam laporan

keuangan TA 2016 dan pencatatan kenaikan penurunan perguliran hewan ternak belum

sepenuhnya memadai.

Kabupaten Aceh Besar menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, revisi atas peraturan daerah

mengenai perhitungan retribusi pengendalian menara telekomunikasi yang sesuai

ketentuan, pengelolaan Pendapatan Asli Daerah belum sepenuhnya memadai,

pengelolaan pajak dan retribusi daerah belum sepenuhnya memadai. Selain itu,

pengelolaan piutang pajak dan retribusi daerah belum optimal, pengelolaan retribusi

pelayanan persampahan/kebersihan, terdapat kesalahan penganggaran barang dan jasa,

serta belanja pemeliharaan gedung dan bangunan. Penerimaan dari infak/sadaqah


47

belum dianggarkan dalam APBK, data piutang PBB – P2 belum divalidasi, alokasi

dana bagi hasil pajak dan restribusi daerah.

Pada akun Pendapatan Transfer, dana BOS belum dianggarkan pada APBK

Aceh Besar TA 2017 dan belum melalui mekanisme pengesahan pendapatan dan

belanja. Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan dana kapitasi

dan non kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan tingkat pertama

belum sepenuhnya memadai dan belum tertib. Pengelolaan dana BOS belum

sepenuhnya memadai.

Pada akun Belanja Operasi, mekanisme belanja barang dan jasa berupa hibah

dan bantuan sosial kepada pihak ketiga/masyarakat belum tertib. Pemberian Tambahan

Penghasilan Belum Sesuai dengan Ketentuan. Belanja hibah yang diberikan kepada

organisasi kemasyarakatan tidak sesuai ketentuan. Selain itu, terdapat kesalahan dalam

penganggaran belanja pegawai. Belanja dari infak/sadaqah belum dianggarkan dalam

apbk, pelaksanaan belanja hibah barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat.

Pada akun Belanja Modal, penganggaran belanja modal pada Pemerintah

Kabupaten Aceh Besar belum sesuai ketentuan dan terdapat kesalahan penganggaran

belanja modal. Pada akun transfer, pengelolaan dana BOS belum sepenuhnya

memadai. Pada akun Penerimaan Pembiayaan, pengelolaan investasi non permanen

belum sepenuhnya memadai.

Pada akun Transfer, pengelolaan dana BOS belum sepenuhnya memadai. Pada

akun Transfer Bantuan Keuangan, penyaluran dana desa dari RKUD ke rekening kas

desa terlambat dan laporan pertanggungjawaban dana desa belum disampaikan.


48

Kabupaten Aceh Jaya menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, belum memadai dalam

pengelolaan Pendapatan Asli Daerah. Revisi atas Peraturan Daerah mengenai

penghitungan retribusi pengendalian menara telekomunikasi belum dilakukan.

Mekanisme pemungutan pajak penerangan jalan belum diatur dan dilaksanakan secara

memadai, pengendalian terhadap penyetoran perhitungan fihak ketiga yang dipungut

oleh bendahara SKPK belum sepenuhnya memadai.

Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, hibah dari kementerian

pendidikan dan kebudayaan belum dicatat dan dilaporkan serta pengelolaan dana BOS

belum sepenuhnya memadai. Pada akun Belanja, kesalahan penganggaran pada tiga

kegiatan pembangunan di dinas kepemudaan dan olahraga serta dinas pekerjaan umum

dan perumahan rakyat dan realisasi belanja melebihi paguyuban. Pada akun Belanja

Operasi, belanja hibah tidak seluruhnya disertai dokumen yang lengkap dan kegiatan

terlambat dipertanggungjawabkan. Perjalanan dinas dalam daerah BOK Puskesmas

pada Dinas Kesehatan belum didukung bukti pertanggungjawaban kegiatan yang

memadai, belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa barang/jasa yang diserahkan

ke masyarakat/pihak ketiga belum tertib.

Pada akun Transfer, pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana BOS

belum dapat disajikan dalam LRA. Pada akun Transfer Bantuan Keuangan, penyaluran

dana desa terlambat dan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa belum

seluruhnya diverifikasi oleh inspektorat.


49

Kabupaten Aceh Barat telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, penatausahaan piutang

pajak belum tertib. Pengelolaan dan penatausahaan pendapatan pajak daerah belum

memadai, pengelolaan pendapatan dan piutang retribusi daerah belum sepenuhnya

memadai dan terdapat penggunaan langsung.

Pada akun Pendapatan Transfer, pengelolaan dana BOS belum tertib. Pada akun

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, penghitungan dana kontribusi tambahan dari

PT MB kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat belum sesuai dengan nota

kesepakatan bersama. Pada akun Belanja, penganggaran belanja barang tidak sesuai

ketentuan.

Pada akun Belanja Operasi, pengelolaan dan penatausahaan bantuan sosial pada

bagian kesra sekdakab kurang memadai. Penganggaran, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban hibah uang/barang atau jasa belum sepenuhnya memadai.

Kesalahan Penganggaran Belanja Barang pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman. Penganggaran dan penyaluran bantuan sosial tidak sesuai ketentuan.

Pada akun Belanja Modal, terdapat kesalahan penganggaran belanja modal.

Kabupaten Aceh Barat Daya telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran

dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Transfer, penyaluran dana

bantuan keuangan kepada empat partai politik tidak sesuai ketentuan. Pada akun

Belanja Operasi, pengelolaan hibah belum memadai, kesalahan penganggaran pada dua

SKPK. Kesalahan penganggaran atas pemberian uang saku kepada jemaah haji.
50

Pada akun Transfer, pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana BOS

dan dana bantuan sosial untuk SD/SMP/SMA/SMK belum dapat disajikan dalam LRA.

Pada akun Transfer Bantuan Keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban

penggunaan dana desa belum dilaksanakan oleh seluruh desa. Selain itu, pengelolaan

belanja dana desa belum optimal serta pengelolaan dana desa dan bagi hasil pajak dan

retribusi daerah kepada desa belum memadai.

Kabupaten Nagan Raya telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

menetapkan APBK Perubahan TA 2016 melebihi batas kemampuan keuangan daerah

dan tidak memeperhatikan batas kemampuan keuangan daerah. Pada akun Pendapatan

Asli Daerah, pengelolaan Pendapatan Asli Daerah belum memadai. Pendapatan

retribusi parkir pada BLUD RSUD SIM tidak dapat dimanfaatkan, pengelolaan

retribusi daerah belum memadai.

Pada akun Pendapatan Transfer, pengelolaan belanja bantuan keuangan kepada

desa tidak sesuai ketentuan. Pengelolaan dana desa, alokasi dana gampong, dan bagi

hasil pajak serta retribusi daerah belum memadai. Pada akun Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah, pengelolaan dana zakat/infaq/shadaqah belum memadai.

Pada akun Belanja, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya Menetapkan APBK

Perubahan TA 2016 melebihi batas kemampuan keuangan daerah and terdapat

kesalahan penganggaran Belanja Daerah. Pada akun Belanja Operasi, belanja

perjalanan dinas luar daerah tidak sesuai ketentuan, pemberian bantuan hibah tidak

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian insentif pemungutan pajak daerah
51

dan retribusi daerah belum memadai, pertanggungjawaban belanja barang yang

diserahkan ke masyarakat/pihak ketiga belurn tertib, realisasi belanja barang jasa yang

dihibahkan kepada instansi vertikal belum dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Keuangan. Pertanggungjawaban hibah dan pengelolaan bantuan sosial

belum sesuai dengan ketentuan. Pengelolaan bantuan sosial belum sesuai ketentuan.

Pada akun Belanja Modal, pekerjaan pengadaan jaringan koneksi pabx ke tiap

pelayanan RS di RSUD Nagan Raya tidak sesuai dengan kontrak, kekurangan volume

pekerjaan lanjutan pembangunan Jalan Alue Bata – Alue Siron, kekurangan volume

pekerjaan atas pelaksanaan lima paket pekerjaan, pencairan jaminan pelaksanaan

pekerjaan pembangunan pasar terpadu yang putus kontrak belum dilaksanakan.

Terdapat kesalahan penganggaran pada 17 OPD di Kabupaten Nagan Raya.

Kota Subulussalam telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Ali Daerah, pengelolaan PBB-P2 belum

sepenuhnya memadai, pengelolaan PAD belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan

pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah belum memadai. Pengelolaan retribusi

pemakaian kekayaan daerah dan retribusi pelayanan pasar pada dua SKPK belum

tertib. Pengelolaan pemungutan pajak daerah oleh bidang pendapatan bpkd belum

tertib.

Pada akun Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah, pemungutan penjualan air

minum oleh UPT air bersih Dinas Pekerjaan Umum belum memiliki dasar hukum dan

kehilangan potensi penerimaan minimal. Selain itu, hibah dari Kementerian Pendidikan

Dan Kebudayaan belum dicatat dan dilaporkan.


52

Pada akun Belanja, terdapat kesalahan penganggaran pada delapan OPD. Pada

akun Belanja Modal, terdapat kesalahan penganggaran. Pada akun Belanja Tak

Terduga, mekanisme penyaluran belanja tidak terduga untuk tanggap darurat bencana

tidak sesuai ketentuan. Pada akun Transfer, Pengelolaan dana desa, alokasi dana

kampong dan dana bagi hasil pajak daerah kepada desa belum memadai. Pada akun

Transfer Bantuan Keuangan, penyaluran dana desa/kampong terlambat dan pelaporan

serta pertanggungjawaban penggunaan dana desa belum tertib.

Kabupaten Aceh Selatan telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

belum dapat menyajikan pendapatan yang bersumber dari dana BOS di LRA.Pada akun

Pendapatan Asli Daerah, penyelesaian piutang retribusi pemakaian kekayaan daerah

berlarut-larut, penatausahaan pendapatan pajak dan retribusi daerah belum sepenuhnya

memadai, pemerintah belum melakukan revisi atas qanun tentang penghitungan

retribusi pengendalian menara telekomunikasi yang sesuai ketentuan. penyetoran

penerimaan retribusi ke kas daerah pada dua SKPK terlambat. Pengelolaan pendapatan

pajak dan retribusi daerah belum tertib.

Pada akun Pendapatan Transfer, dasar perhitungan alokasi dana desa yang

bersumber dari bagi hasil pajak dan retribusi daerah tidak tepat. Selain itu, penyaluran

dana desa yang bersumber dari APBN dan APBD belum sesuai ketentuan. Pengelolaan

dana desa, alokasi dana gampong, dan bagi hasil pajak belum memadai. Pada akun

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, penyelesaian piutang lain-lain PAD yang Sah

berlarut-larut. Pengelolaan belanja hibah belum sepenuhnya memadai.


53

Pada akun Belanja Operasi, pengelolaan dana hibah belum memadai,

pelaksanaan belanja subsidi belum diatur dengan peraturan kepala daerah tentang tata

cara penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban belanja subsidi. Kesalahan

penganggaran belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja hibah. Pemberian

hibah kepada individu, kelompok yang tidak termasuk kategori badan atau lembaga

dan tidak terdaftar pada badan kesbangpol menyalahi ketentuan, penyaluran belanja

bantuan sosial untuk kegiatan perlombaan masyarakat tidak sesuai ketentuan. Pada

akun Belanja Modal, kesalahan penganggaran belanja modal.

Pada akun Belanja Tak Terduga, penyaluran belanja tidak terduga untuk

tanggap darurat bencana tidak sesuai ketentuan. Pada akun Transfer Bantuan

Keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan dana desa belum

dilaksanakan sesuai ketentuan.

Kabupaten Simeulue telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, penganggaran pendapatan belum

sepenuhnya sesuai ketentuan. Pada akun Pendapatan Asli Daerah, Pengelolaan PAD

belum sepenuhnya memadai, pengelolaan PBB-P2 belum optimal, pemerintah belum

melakukan revisi atas Perda dan Peraturan Kepala Daerah tentang penghitungan

retribusi pengendalian menara telekomunikasi yang sesuai. Pengelolaan pemungutan

pendapatan asli daerah belum sepenuhnya memadai, pengelolaan pajak bumi dan

bangunan sektor perdesaan dan perkotaan belum memadai.

Pada akun Pendapatan Transfer, pelaporan dan pertanggungjawaban

penggunaan dana desa terlambat disampaikan oleh Kepala Desa. Pada akun Lain-lain
54

Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan dan pengendalian dana BOS kurang

memadai, mekanisme penganggaran, penyaluran, dan pertanggungjawaban belanja

hibah dan bantuan sosial belum sesuai ketentuan. Penganggaran dan

pertanggungjawaban belanja bantuan sosial dan hibah belum memadai.

Pada akun Belanja, penganggaran belanja belum sepenuhnya sesuai ketentuan.

Pada akun Belanja Operasi, penetapan besaran biaya perjalanan dinas di lingkungan

pemerintah tidak mempedomani ketentuan. Kesalahan penganggaran dan realisasi

belanja barang dan jasa. Pengelolaan dan pertanggungjawaban belanja hibah dan

bantuan sosial belum sesuai ketentuan. Pada akun Belanja Modal, pembayaran retensi

masa pemeliharaan yang melewati tahun anggaran belum sesuai ketentuan dan belum

diakui sebagai utang retensi. Pada akun Belanja Tak Terduga, mekanisme penyaluran

belanja tak terduga untuk tanggap darurat bencana tidak sesuai ketentuan. Pada akun

Transfer, pengelolaan dan pengendalian dana bos dan dana desa kurang memadai.

Kabupaten Aceh Singkil telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan pendapatan

dan piutang PBB P2 belum memadai, piutang retribusi pengendalian menara

telekomunikasi belum ditagihkan dan denda keterlambatan pembayaran belum

ditetapkan, pengelolaan retribusi daerah pada enam SKPK belum tertib. Pengelolaan

pendapatan pajak daerah belum tertib, pengelolaan pendapatan retribusi daerah belum

tertib. Pengelolaan pajak restoran belum optimal, pengelolaan pajak bumi dan

bangunan sektor pedesaan dan perkotaan belum tertib.


55

Pada akun Pendapatan Transfer, penyaluran zakat dan infaq oleh lembaga baitul

mal belum sepenuhnya dipertanggungjawabkan secara memadai. Pada akun Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan belanja hibah dan bantuan sosial belum

memadai. Pada akun Belanja, realisasi belanja melebihi pagu anggaran. Pada akun

Belanja Operasi, kesalahan penganggaran belanja barang pada dinas syariat islam dan

pendidikan dayah. Penatausahaan gaji pegawai pada Pemerintah Kabupaten Aceh

Singkil belum memadai, pengelolaan belanja hibah belum sepenuhnya tertib, kesalahan

penganggaran belanja barang dan jasa pada dinas pertanahan.

Pada akun Belanja Modal, terdapat kesalahan penganggaran pada pekerjaan

pengadaan bangunan dan peralatan mesin. Pada akun Transfer Bantuan Keuangan,

pengelolaan dana desa yang bersumber dari APBN, alokasi dana kampung dan transfer

bagi hasil apbk dan pajak retribusi ke desa belum memadai dan belum optimal.

Kabupaten Aceh Tamiang telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran

dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan

pendapatan asli daerah belum optimal, penyajian saldo piutang PBB-P2 pengalihan

dari pusat belum akurat, pengelolan retribusi daerah belum memadai dan retribusi

menara telekomunikasi belum optimal dan terdapat potensi kekurangan penerimaan

daerah. Pengelolaan pajak daerah belum sesuai ketentuan, pengelolaan retribusi daerah

pada beberapa SKPK belum tertib.

Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan dana bos belum

sepenuhnya sesuai ketentuan. Pada akun Belanja Operasi, pendapatan dan belanja yang

bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan sosial pada sekolah negeri belum melalui
56

mekanisme APBK serta digunakan langsung. Pada akun Transfer, pendapatan dan

belanja dana BOS pada 221 SD/SMP/SMA/SMK belum melalui mekanisme APBK

serta digunakan langsung. Pengendalian pengadaan obat pada RSUD belum optimal.

Pada akun Transfer Bantuan Keuangan, penyaluran dan pelaporan

pertanggungjawaban dana desa belum sesuai ketentuan.

Kabupaten Aceh Tenggara telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran

dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, pendapatan yang bersumber

dari dana hibah dan/atau bantuan sosial pada sekolah negeri belum melalui mekanisme

APBK serta digunakan langsung. Pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan

PAD belum sepenuhnya optimal. Selain itu, pengelolaan retribusi daerah belum

sepenuhnya memadai. Pengelolaan pajak hotel dan pajak restoran belum optimal.

Pada akun Belanja, belanja yang bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan

sosial pada sekolah negeri belum melalui mekanisme APBK serta digunakan langsung.

Pertanggungjawaban belanja hibah berupa barang yang diserahkan kepada

masyarakat/pihak ketiga belum sesuai ketentuan. Terdapat kesalahan penganggaran

belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah, dan belanja modal. Pada akun

Belanja Operasi, pelaksanaan belanja hibah belum sesuai ketentuan. Penganggaran,

penyaluran, dan pertanggungjawaban belanja hibah dan belanja bantuan sosial belum

sesuai ketentuan, anggaran belanja operasional kesehatan di puskesmas belum dirinci.

Pengelolaan belanja hibah dan bansos barang/jasa yang akan diserahkan kepada

masyarakat/pihak ketiga belum sepenuhnya sesuai ketentuan.


57

Pada akun Transfer, pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana BOS

dan dana bantuan sosial belum dapat disajikan dalam LRA. Pengelolaan dana BOS

belum sepenuhnya sesuai ketentuan. Pengelolaan belanja dana desa belum optimal.

Pada akun Transfer Bantuan Keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban

penggunaan dana desa belum dilaksanakan oleh seluruh desa. Selain itu, pengelolaan

dan pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan kepada desa belum sesuai

ketentuan.

Kabupaten Aceh Tengah telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, Pendapatan yang Bersumber dari dana

hibah dan/atau bantuan sosial pada sekolah negeri belum melalui mekanisme APBK

serta digunakan langsung. Pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan PAD belum

sepenuhnya optimal. Terdapat penggunaan langsung atas pendapatan retribusi daerah

pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan. Pengelolaan piutang retribusi pemakaian

kekayaan daerah belum memadai , pengelolaan retribusi pemakaian kekayaan daerah

berupa sewa alat mesin pertanian tidak sesuai ketentuan.

Pada akun Pendapatan Transfer, pengelolaan dana bos belum sepenuhnya

sesuai dengan ketentuan. Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, kontrak

pengadaan barang dan jasa belum dikenakan zakat dan infaq. Pada akun Belanja,

belanja yang bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan sosial pada sekolah negeri

belum melalui mekanisme APBK serta digunakan langsung. Pada akun Belanja

Operasi, pengelolaan belanja hibah dan belanja bantuan sosial belum sepenuhnya

memadai. Penatausahaan realisasi belanja perjalanan dinas TA 2019 tidak tertib dan
58

pengelolaan UP TA 2020 digunakan untuk membayar belanja TA 2019, penatausahaan

belanja hibah dan belanja bantuan sosial tidak sesuai ketentuan, penatausahaan bantuan

sosial Zakat Infaq Sadaqah (ZIS) yang dikelola oleh Baitul Mal tidak sesuai ketentuan.

Pada akun Belanja Modal, terdapat kesalahan penganggaran Belanja Modal.

Pada akun Transfer, pendapatan dan belanja dana BOS pada SD/SMP belum

melalui mekanisme APBK dan tidak sesuai ketentuan serta digunakan langsung.

Pengelolaan Belanja Dana Desa Belum Optimal. Pada akun Transfer Bantuan

Keuangan, pembinaan dan pengawasan dana desa belum optimal.

Kabupaten Aceh Timur telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan piutang PBB-

P2 belum memadai serta penerimaan PBB-P2 TA 2014 dan 2015 belum dapat

ditelusuri, penetapan retribusi pengendalian menara telekomunikasi tidak mengacu

pada putusan MK. Pengendalian dan pengelolaan pendapatan asli daerah pada dinas

perhubungan komunikasi dan informatika dan Dinas PU belum memadai, piutang

retribusi pengendalian menara telekomunikasi berpotensi tidak tertagih.

Pada akun Pendapatan Transfer, pembinaan pengelolaan dana desa belum

optimal dan pengawasan. Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,

penganggaran, penyaluran, dan pertanggungjawaban belanja hibah dan bantuan sosial

belum sesuai ketentuan. Pada akun Belanja Operasi, pengendalian dan penatausahaan

pengadaan peralatan pendidikan belum memadai dan terjadi kekurangan volume

pekerjaan pada Dinas Pendidikan. Pada akun Transfer, pendapatan dan belanja yang

bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan sosial pada sekolah negeri belum melalui
59

mekanisme APBK serta digunakan langsung. Pengelolaan Dana BOS pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan serta satuan pendidikan negeri belum memadai. Pada

akun Transfer Bantuan Keuangan, Pengelolaan transfer bantuan keuangan kepada

partai politik dan transfer kepada pemerintah desa belum memadai.

Kabupaten Aceh Utara telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan PAD belum

optimal. Selain itu, pengelolaan pajak dan retribusi menara telekomunikasi belum

optimal. Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan dana BOS

belum sepenuhnya sesuai ketentuan. Pada akun Belanja, pelaksanaan belanja hibah

belum sesuai ketentuan. Pada akun Belanja Operasi, pengelolaan hibah berupa barang

diserahkan kepada masyarakat belum sesuai ketentuan. Pada akun Transfer,

pengelolaan dana BOS belum sesuai ketentuan. Pada akun Transfer Bantuan

Keuangan, penyaluran dan pelaporan pertanggungjawaban dana desa belum memadai.

pada akun Penerimaan Pembiayaan, pengelolaan investasi nonpermanen – dana

bergulir belum memadai.

Kabupaten Bener Meriah telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran

dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan

piutang PBB-P2 belum memadai serta penerimaan PBB-P2 TA 2014 dan 2015 tidak

dapat ditelusuri rinciannya. Pendapatan retribusi daerah belum dikelola secara

memadai. Pendapatan asli daerah belum disetor ke kas daerah dan digunakan langsung.

Pengelolaan retribusi kios/los pada Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan

UKM tidak tertib.


60

Pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pengelolaan dana bantuan

operasional penyelenggaraan PAUD tidak cermat. Pada akun Belanja, kesalahan

penganggaran pada beberapa satuan kerja perangkat kabupaten. Kesalahan

penganggaran pada belanja modal, belanja barang jasa dan/atau belanja pegawai. Pada

akun Belanja Operasi, kesalahan penganggaran belanja barang dan jasa pada empat

SKPK. Pengelolaan piutang PBB P2 belum tertib. Pada akun Transfer, pendapatan dan

belanja dana BOS yang diterima SD, SMP, SMA dan SMK belum melalui mekanisme

APBK serta digunakan langsung. Pada akun Transfer Bantuan Keuangan, pembinaan

dan pengawasan pengelolaan dana desa/gampong belum optimal.

Kabupaten Bireuen telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan PAD belum

sepenuhnya memadai, penyajian saldo piutang PBB-P2 pada laporan keuangan belum

akurat dan belum divalidasi sepenuhnya. Pengelolaan pendapatan asli daerah belum

diselenggarakan secara optimal. Pengelolaan retribusi darerah belum tertib. Pada akun

Belanja, terdapat kesalahan penganggaran belanja pada lima SKPK.

Kabupaten Gayo Lues telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan piutang

retribusi daerah pada Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informasi belum optimal. Pengelolaan pendapatan asli daerah belum optimal.

Pengelolaan retribusi daerah belum sepenuhnya memadai. Pada akun Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah, penerima hibah dan bantuan sosial belum tertib dalam

menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada bupati melalui PPKD serta


61

pengelolaan dana BOS belum sepenuhnya sesuai ketentuan. Pengelolaan dana bantuan

operasional penyelenggaraan PAUD belum memadai.

Pada akun Belanja Operasi, terdapat kelebihan pembayaran atas biaya

perjalanan dinas pada tiga SKPK, pengelolaan belanja hibah belum sesuai ketentuan,

pengelolaan bantuan sosial belum sepenuhnya sesuai ketentuan. Pada akun Belanja

Modal, pendapatan dan belanja yang bersumber dari dana hibah dan/atau bantuan

sosial pada sekolah negeri belum melalui mekanisme APBK serta digunakan langsung.

Pada akun Transfer, pengelolaan dana desa belum sesuai dengan ketentuan. Penyaluran

dana desa dari RKUD ke rekening kas desa tidak tepat waktu dan laporan

pertanggungjawaban atas dana desa belum disampaikan. Selain itu, pengelolaan dana

bantuan operasional sekolah belum memadai.

Kabupaten Pidie telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan PAD belum

sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. Penagihan piutang pajak restoran belum

optimal. pada akun Belanja, administrasi pengelolaan belanja pada bendahara

pengeluaran belum tertib. Pengelolaan retribusi daerah pada lima SKPK belum

memadai, pengendalian penyetoran pajak oleh bendahara umum daerah belum

memadai, pengelolaan piutang pajak daerah dan retribusi daerah belum sepenuhnya

memadai. Pada akun Belanja Operasi, pengelolaan belanja subsidi dan belanja dana

desa belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai. Pengelolaan bantuan sosial

belum sesuai ketentuan. Kesalahan penganggaran pada belanja barang dan jasa di
62

empat SKPK, standar honorarium tim penyusun RKA dan DPA tidak diatur dalam

Standar Belanja Pidie.

Kabupaten Pidie Jaya telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, pengelolaan dan penatausahaan

pendapatan belum diselenggarakan secara memadai. Pada akun Pendapatan Asli

Daerah, Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya belum memperbaharui perhitungan tarif

retribusi pengendalian menara telekomunikasi. Pelaksanaan pemungutan pendapatan

pajak daerah dan retribusi daerah tidak sesuai ketentuan. Pengelolaan piutang retribusi

pelayanan kesehatan - dana non kapitasi JKN pada Dinas Kesehatan dan Keluarga

Berencana (DKKB) belum memadai.

Pada akun Belanja, terdapat kesalahan penganggaran pada belanja barang jasa

dan belanja pegawai. Pada akun Belanja Operasi, pengelolaan belanja bantuan sosial

dan hibah belum sepenuhnya tertib. Pengelolaan pertanggungjawaban hibah

uang/barang atau jasa belum sepenuhnya memadai. Pada akun Transfer, pengelolaan

bantuan sosial belum sepenuhnya memadai.

Kota Langsa telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup baik.

Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, piutang dan penyisihan PBB-P2 belum

akurat dan belum seluruhnya dilakukan validasi. Pengelolaan piutang pajak daerah dan

retribusi daerah belum sepenuhnya memadai. Pengendalian dan pelaksanaan

pendapatan asli daerah belum memadai.

Pada akun Belanja, terdapat kesalahan anggaran dan realisasi belanja di 12

SKPK. Pada akun Belanja Operasi, pendapatan dan belanja bantuan sosial UNBK pada
63

5 SMA/SMK dan hibah RKB pada 20 SD/SMP/SMA/SMK tidak dilaporkan dan belum

disajikan dalam LRA serta digunakan langsung. Pada akun Belanja Modal,

pengendalian proses pengadaan beberapa kegiatan belanja modal belum memadai.

Pada akun transfer, pendapatan dan belanja dana BOS dari provinsi belum melalui

mekanisme APBK dan aset tetap yang berasal dari hibah pusat belum dilaporkan. Pada

akun Transfer Bantuan Keuangan, pengelolaan dana desa belum sepenuhnya memadai.

Kota Langsa telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan cukup baik.

Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, PAD belum dikelola secara memadai.

Pada akun Belanja Operasi, terdapat kesalahan penganggaran belanja pegawai dan

belanja barang, pertanggungjawaban belanja hibah dan belanja bantuan sosial berupa

barang/jasa yang diserahkan ke masyarakat/pihak ketiga belum tertib. Pada akun

Belanja Modal, terdapat kesalahan penganggaran belanja modal.

Kota Lhokseumawe telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan PAD dan

piutang belum optimal, penyajian saldo piutang PBB-P2 pengalihan dari pusat belum

akurat, pengelolan retribusi menara telekomunikasi belum optimal dan terdapat potensi

kekurangan penerimaan daerah. Pengelolaan dana zakat dan infaq belum memadai,

pengelolaan pendapatan asli daerah belum memadai. Pemungutan retribusi daerah

belum optimal.
64

Pada akun Belanja Operasi, penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial

tidak memperhatikan kondisi keuangan daerah dan tidak sesuai ketentuan. Pada akun

Transfer, penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial tidak memperhatikan kondisi

keuangan daerah dan tidak sesuai ketentuan. Pada akun Penerimaan Pembiayaan,

penatausahaan investasi non permanen tidak tertib.

4.3.1.2 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara komparatif

kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih periode berjalan dengan periode

sebelumnya dengan menyajikan pos Saldo Anggaran Lebih Awal dan Saldo Anggaran

Lebih Akhir. Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih cukup baik sesuai dengan pedoman Peraturan Pemerintah No. 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dalam proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Aceh

Barat sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih

Awal, terdapat kesalahan penganggaran belanja barang pada empat OPD. Dalam

proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Aceh Barat sudah

melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal, terdapat

kesalahan klasifikasi penganggaran pada tiga SKPK.

Dalam proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Aceh

Barat Daya sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran

Lebih Awal, penyusunan anggaran defisit APBK Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

TA 2018 tidak sesuai dengan ketentuan. Pada proses penyusunan Laporan Saldo
65

Anggaran lebih, Kabupaten Aceh Barat Daya sudah melakukannya dengan baik.

Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal, terdapat kesalahan penganggaran.

Penyusunan anggaran defisit APBK Pemerintah Kota Subulussalam TA 2017 dan TA

2018 tidak sesuai dengan ketentuan.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Nagan

Raya sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih

Awal, Penganggaran APBK belum mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah,

kesalahan penganggaran pada 12 SKPD. Pada proses penyusunan Laporan Saldo

Anggaran lebih, Kota Subulussalam sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada

akun Saldo Anggaran Lebih Awal, penyusunan anggaran defisit pada APBK menyalahi

ketentuan.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Simeulue

sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal,

Pemerintah Kabupaten Simeulue belum mengkonversi anggaran dan realisasi belanja

barang dan jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat sesuai SAP.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Simeulue sudah

melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Akhir,

perubahan anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil belum memadai.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Aceh

Tenggara sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih

Awal, terdapat kesalahan penganggaran dan realisasi pada belanja barang dan jasa,

belanja modal serta belanja hibah dan bansos. Anggaran defisit APBK Pemerintah
66

Kabupaten Aceh Tenggara tidak proporsional dan tidak mempertimbangkan

kemampuan keuangan daerah. Adanya kesalahan penganggaran pada sepuluh SKPK.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Aceh

Tengah sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih

Awal, anggaran defisit APBK Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah TA 2016 tidak

proporsional dan tidak mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pada proses

penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Bener Meriah sudah

melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal, terdapat

kesalahan penganggaran di dua puluh SKPK.

Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Bener

Meriah sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih

Awal, penatausahaan keuangan oleh bendahara belum sepenuhnya tertib. Pada proses

penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kabupaten Pidie sudah melakukannya

dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal, kesalahan penganggaran

pada sepuluh SKPK. Pada proses penyusunan Laporan Saldo Anggaran lebih, Kota

Lhokseumawe sudah melakukannya dengan baik. Namun, pada akun Saldo Anggaran

Lebih Awal, pengendalian penyusunan APBK TA 2016 lemah dan tidak

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, pengendalian pelaksanaan APBK

TA 2016 lemah dan berpotensi merugikan daerah.

4.3.1.3 Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal

tertentu. Neraca menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
67

tanggal tertentu. Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan Neraca dengan cukup baik

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah Provinsi Aceh telah menyajikan Neraca dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Aset Lancar, penatausahaan persediaan pada SKPA

belum sepenuhnya memadai, piutang rumah dinas belum ditindaklanjuti sepenuhnya.

Penyaluran bantuan sosial berupa uang belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan

barang milik aceh belum tertib. Saldo kas meningkat, kas lainnya mengalami

peningkatan, piutang lainnya disajikan berbeda dengan yang dikonfirmasi, persediaan

belum ditatausahakan dengan optimal. Pengelolaan kas daerah belum sepenuhnya

tertib, pengelolaan kas di bendahara penerimaan dinas syariat islam belum tertib,

pengelolaan persediaan pada RSUD Zainoel Abidin dan lima SKPA belum memadai.

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi permanen pada

Pemerintah Aceh belum sesuai ketentuan. Pada akun Aset Tetap, pengendalian dan

penatausahaan aset tetap belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan aset tetap belum

sepenuhnya tertib. Pengelolaan Barang Milik Aceh belum tertib serta lebih saji pada

aset tetap. Pada akun Aset Lainnya, sistem pengendalian intern aset tak berwujud

belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan aset lain-lain belum sepenuhnya tertib.

Pengelolaan atas pemanfaatan sebagian tanah/bangunan Barang Milik Aceh tidak

sesuai ketentuan. Kebijakan Aset Tak Berwujud perlu disesuaikan lagi. Pada akun Aset

Lainnya, pengelolaan aset lain-lain belum sepenuhnya tertib. Pada akun Kewajiban,

penatausahaan utang BLUD RSUZA belum memadai. Pada akun Ekuitas, pengajuan

dan pembahasan rancangan qanun dana cadangan terlambat.


68

Kota Banda Aceh telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, Pengelolaan persediaan belum sepenuhnya memadai.

Penatausahaan perjanjian dengan bank dalam pengelolaan kas daerah belum tertib dan

terdapat penggunaan dana otsus tidak tepat sasaran, penatausahaan kas di bendahara

pengeluaran belum tertib. Pengelolaan persediaan pada DLHK3 belum sepenuhnya

memadai. Pada RSUD Meuraxa, Dinas Kesehatan, Disdukcapil, dan BLUD Pasar

pengelolaan persediaan belum memadai. Penatausahaan dan pencatatan persediaan

belum memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum memadai

sepenuhnya dan terjadi penurunan aset tetap. Aset tetap berupa tanah dan bangunan

bmec belum dapat dimanfaatkan.

Kota Sabang telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja pada

akun Aset, penatausahaan aset belum sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Lancar,

penatausahaan kas daerah Kota Sabang belum sepenuhnya memadai dan belum tertib.

Pengelolaan kas pada bendahara SKPD belum sepenuhnya sesuai ketentuan.

Persediaan belum memadai. Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi

non permanen belum optimal. Kegiatan investasi pada PD pembangunan Sabang tidak

tertib dikelola. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan Barang Milik Daerah belum

sepenuhnya memadai.

Kabupaten Aceh Besar telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan keuangan daerah belum sepenuhnya

dilakukan secara memadai. Penatausahaan persediaan pada SKPK belum sepenuhnya


69

memadai. Pengelolaan dana kapitasi dan non kapitasi JKN belum memadai.

Pengelolaan kas belum sepenuhnya dilakukan secara memadai.

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan dan pengamanan dan pemanfaatan Barang

Milik Daerah belum dilaksanakan dengan tertib dan optimal. Penatausahaan Barang

Milik Daerah belum sepenuhnya memadai. pada akun Aset Lainnya, Pemerintah

Kabupaten Aceh Besar belum melakukan amortisasi atas aset tak berwujud.

Kabupaten Aceh Jaya telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum sepenuhnya

tertib. Pengelolaan piutang daerah belum sepenuhnya memadai, penatausahaan

persediaan belum sepenuhnya tertib. Pengelolaan piutang PBB-P2 belum sepenuhnya

memadai dan didukung rincian yang memadai, piutang BLUD SPAM Tirta Monmata

belum sepenuhnya didukung dengan rincian yang memadai. Pertanggungjawaban

tambahan uang persediaan oleh bendahara pengeluaran pada 16 OPD melewati batas

waktu, penatausahaan persediaan obat-obatan dan bahan kimia pada dinas kesehatan

dan puskesmas belum sepenuhnya memadai.

Pada akun Aset Tetap, pencatatan aset tetap dalam neraca belum sepenuhnya

mempedomani SAP, aset tetap hasil kapitalisasi disusutkan terpisah dari aset induknya.

Penyusutan aset tetap belum seluruhnya sesuai ketentuan. Pengelolaan aset tetap belum

sepenuhnya memadai. Pengelolaan Barang Milik Daerah belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Aceh Barat telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset, penyerahan aset oleh pemerintah kabupaten aceh barat kepada

pemerintah aceh belum terlaksana. Pada Akun Lancar, pengelolaan kas daerah belum
70

memadai, pengelolaan kas BLUD RS Cut Nyak Dhien Meulaboh belum memadai.

Penatausahaan persediaan belum memadai dan pengamanan barang persediaan pada

SKPK belum memadai sepenuhnya, penatausahaan piutang PBB-P2 belum tertib.

Pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum sepenuhnya tertib, penyajian saldo

piutang pajak daerah dan retribusi daerah belum menggambarkan kondisi yang

sebenarnya.

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi non permanen dana

bergulir tidak tertib. Pada Akun Aset Tetap, sistem pencatatan dan pelaporan aset tetap

tidak memadai, penyusutan dihitung untuk aset tetap yang tidak memenuhi definisi aset

tetap dan mekanisme penghitungan penyusutan belum sesuai dengan SAP. Penyajian

saldo konstruksi dalam pengerjaan pada Dinas Pendidikan dan Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Pengelolaan Barang Milik Daerah Belum Sepenuhnya Memadai. Pada akun Aset

Lainnya, pengelolaan uang persediaan di bendahara pengeluaran belum memadai.

Kabupaten Aceh Barat Daya telah menyajikan Neraca dengan cukup baik.

Hanya saja pada akun Aset, penatausahaan keuangan BLUD Rumah Sakit Umum

Teungku Peukan belum memadai. Pada akun Aset Lancar, nilai saldo piutang PBB-P2

yang disajikan belum valid. Mekanisme pemutakhiran piutang PBB-P2 belum

sepenuhnya memadai. Penatausahaan persediaan pada Pemerintah Kabupaten Aceh

Barat Daya belum memadai dan belum tertib. Pada akun Investasi Jangka Panjang,

Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya pada PDAM Gunong Kila

dilaksanakan tanpa perencanaan yang memadai.


71

Pada akun Aset Tetap, nilai aset tetap termasuk aset tetap SMA/SMK yang

seharusnya telah dilimpahkan ke Pemerintah Aceh. Pengelolaan aset tetap belum

sepenuhnya memadai. Pengelolaan Barang Milik Daerah belum sepenuhnya memadai.

Pada akun Kewajiban Jangka Pendek, administrasi klaim BPJS Kesehatan pada Rumah

Sakit Umum Teungku Peukan belum tertib. Pada akun Kewajiban Jangka Pendek,

administrasi klaim BPJS kesehatan pada BLUD Rumah Sakit Teungku Peukan belum

tertib.

Kabupaten Nagan Raya telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum tertib,

pengelolaan persediaan farmasi dan bahan medis habis pakai RSUD dan Dinas

Kesehatan belum memadai. Pengelolaan kas di kas daerah dan kas di bendahara

pengeluaran belum tertib, pengelolaan persediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

belum memadai. Penatausahaan persediaan pada 14 puskesmas dan BLUD RSUD

Sultan Iskandar Muda belum tertib.

Pada akun Aset Tetap, nilai aset dalam neraca termasuk nilai aset tetap

SMA/SMK yang seharusnya telah dilimpahkan ke Pemerintah Aceh. Penatausahaan

aset tetap belum sepenuhnya memadai. Penatausahaan aset tanah belum sepenuhnya

memadai dan belum optimal. Pengelolaan BMD belum sepenuhnya memadai. Pada

akun Kewajiban Jangka Pendek, administrasi klaim BPJS Kesehatan pada BLUD

RSUD SIM belum tertib.

Kota Subulussalam telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan pada Dinas Kesehatan dan RSUD
72

belum sepenuhnya tertib. Verifikasi pertanggungjawaban penerimaan di RSUD belum

sepenuhnya efektif dan bendahara penerimaan terlambat menyetor uang yang diterima

ke rekening kas umum daerah, pengelolaan, penatausahaan dan pencatatan persediaan

tidak tertib. Pengelolaan kas daerah dan kas di bendahara pengeluaran belum tertib,

pengelolaan piutang kedaluwarsa tidak tertib, pengelolaan, penatausahaan dan

pencatatan persediaan pada tiga SKPK belum tertib.

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan dana bergulir pada Dinas

Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM tidak optimal. Pada akun Aset Tetap,

penatausahaan aset tetap belum optimal, penyajian akumulasi penyusutan aset tetap

dan beban penyusutan aset tetap tidak diyakini kewajarannya. Penyajian aset tetap

belum sepenuhnya memadai. Pada Akun Kewajiban Jangka Pendek, pengelolaan utang

belanja belum memadai.

Kabupaten Aceh Selatan telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, penatausahaan dan pelaporan persediaan obat-obatan dan

bahan medis habis pakai RSUD Dr. H Yuliddin Away belum memadai, pengelolaan

dan penatausahaan piutang belum sepenuhnya memadai. Penatausahaan barang

persediaan pada SKPK belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan piutang pajak daerah

dan retribusi daerah belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan kas pemerintah daerah

belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan.

Pada akun Aset Tetap, penatausahaan aset tetap pada Pemerintah Kabupaten

Aceh Selatan belum sepenuhnya memadai. Pada akun Kewajiban Jangka Pendek,

administrasi klaim BPJS kesehatan pada BLUD RSUD Yuliddin Away belum tertib.
73

Pada akun Kewajiban Jangka Panjang, pengendalian atas proses penyelesaian

kewajiban jangka panjang – utang dalam negeri kepada Pemerintah Pusat melalui

program dan kegiatan debt swap belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan BMD

belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Aceh Singkil telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, penatausahaan dan pengelolaan kas belum sepenuhnya

dilaksanakan secara memadai, penatausahaan persediaan obat-obatan belum memadai.

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Aceh Tamiang telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum tertib,

penatausahaan persediaan obat-obatan dan BMHP belum sepenuhnya memadai Pada

akun Investasi Jangka Panjang, pembinaan dan pengawasan atas tiga badan usaha milik

daerah belum memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum tertib.

Kabupaten Aceh Tenggara telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas pada bendahara pengeluaran OPD belum

tertib, penatausahaan persediaan obat pada RSUD H.Sahudin belum sepenuhnya

memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum sesuai ketentuan

pengelolaan barang milik daerah.

Kabupaten Aceh Tengah telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Tetap, pengelolaan BMD belum sepenuhnya memadai. Kabupaten

Aceh Timur telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Aset

Lancar, pengelolaan kas di bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan 16 OPD


74

belum sepenuhnya tertib, penatausahaan persediaan pada tiga OPD belum tertib. Pada

akun Aset Tetap, penatausahaan aset tetap belum memadai. Pada akun Kewajiban

Jangka Pendek, penyajian utang beban pada RSUD dr. Zubir Mahmud belum sesuai

ketentuan.

Kabupaten Aceh Utara telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas zakat dan infaq tidak tertib. Pada akun

Investasi Jangka Panjang, pembinaan dan pengawasan atas dua BUMD belum

memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya sesuai

dengan ketentuan.

Kabupaten Bireuen telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas belum sepenuhnya memadai, penatausahaan

persediaan belum tertib. Pada akun Investasi Jangka Panjang, penyertaan modal dua

BUMD belum ditetapkan dengan peraturan daerah, penyajian saldo investasi permanen

pada PDPB tidak menunjukan kondisi sebenarnya. Pada akun Aset Tetap,

penatausahaan aset tetap belum sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Lain-Lain,

penatausahaan aset lainnya tidak tertib. Pada akun Kewajiban Jangka Pendek,

pengelolaan utang belanja dan utang kepada pihak ketiga belum tertib.

Kabupaten Gayo Lues telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, penatausahaan persediaan obat-obatan pada RSUD M. Ali

Kasim belum sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap

belum sepenuhnya memadai. Kabupaten Pidie telah menyajikan Neraca dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Aset Lancar, penatausahaan kas pada bendahara belum
75

sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Tetap, penatausahaan BMD belum sepenuhnya

memadai.

Kabupaten Pidie Jaya telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan dan penatausahaan persediaan belum tertib. Pada

akun Investasi Jangka Panjang, investasi permanen pada PDAM Tirta Krueng

Meureudu belum dicatat dalam laporan keuangan. Pada akun Aset Tetap,

penatausahaan BMD belum sepenuhnya memadai.

Kota Langsa telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja pada

akun Aset Lancar, pengelolaan rekening kas daerah belum sesuai ketentuan dan SKPK

belum melaksanakan transaski non tunai, pengelolaan persediaan pada tiga SKPK

belum sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum

sepenuhnya memadai.

Kota Lhokseumawe telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas belum sepenuhnya memadai, pengendalian

dan penatausahaan persediaan pada beberapa SKPK belum tertib. Pada akun Aset

Tetap, pengelolaan BMD belum sepenuhnya memadai.

4.3.1.4 Laporan Operasional

Laporan Operasional merupakan laporan finansial yang disajikan dalam bentuk

perbandingan dengan tahun sebelumnya. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar

sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu

periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional
76

terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Pemerintah

Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan Laporan Operasional dengan cukup baik

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah Provinsi Aceh telah menyajikan Laporan

Operasional dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah, pendapatan hibah dicatat berbeda dengan LRA. Kota Sabang telah

menyajikan Laporan Operasional dengan cukup baik. Hanya saja pada akun

Pendapatan Transfer, pengelolaan dan alokasi dana desa belum optimal.

Kabupaten Aceh Jaya telah menyajikan Laporan Operasional dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan, pelaksanaan transaksi non tunai belum

optimal. Kabupaten Aceh Barat Daya telah menyajikan Laporan Operasional dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Transfer, pengelolaan dana desa dan

bagi hasil pajak dan retribusi daerah belum memadai.

Kabupaten Nagan Raya telah menyajikan Laporan Operasional dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Asli Daerah, pengelolaan pendapatan pajak

daerah belum tertib. Kota Subulussalam telah menyajikan Laporan Operasional dengan

cukup baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Transfer, hibah dari kementerian

pendidikan dan kebudayaan belum dicatat dan dilaporkan.

Kabupaten Aceh Singkil telah menyajikan Laporan Operasional dengan cukup

baik. Hanya saja pada akun Pendapatan Transfer, penyaluran dana desa dari rekening

kas umum daerah ke rekening kas desa terlambat. Kabupaten Aceh Tamiang telah

menyajikan Laporan Operasional dengan cukup baik. Hanya saja pada akun
77

Pendapatan, penyajian dana non APBK pada laporan operasional tidak konsisten dan

belum sepenuhnya tepat.

4.3.1.5 Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,

perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara

kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Laporan Arus Kas adalah

laporan yang menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluarnya kas selama

tahun berjalan. Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh sudah melaporkan dengan cukup

baik dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Kabupaten Aceh Jaya sudah menyajikan Laporan

Arus Kas dengan cukup baik. Hanya saja pada akun Arus Kas dari Aktivitas Non

Anggaran, pengelolaan kas non anggaran belum optimal.

Kabupaten Simeulue telah menyajikan Laporan Arus Kas dengan cukup baik.

Hanya saja pada akun Aset Lancar, pencatatan dan penyajian piutang belum memadai,

pengelolaan persediaan tidak tertib, penatausahaan dan pencatatan persediaan belum

memadai. Pengelolaan dan penatausahaan persediaan obat-obatan dan bahan medis

habis pakai belum memadai. Pada akun Investasi Jangka Panjang, penambahan

investasi pemerintah daerah tidak didukung dengan analisis investasi.

Pada akun Aset Tetap, penyusutan aset tetap yang disajikan belum

menggambarkan nilai yang sebenarnya, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap

belum optimal. Pengelolaan barang milik daerah belum sepenuhnya memadai.


78

Kabupaten Aceh Singkil telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan kas daerah dan kas di bendahara pengeluaran

belum tertib. Pengelolaan PBB-P2 belum memadai, pengelolaan persediaan belum

sepenuhnya memadai. Pada Akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum

sepenuhnya memadai, perhitungan penyusutan aset tetap tidak sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan.

Kabupaten Aceh Tamiang telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan belum tertib dan belum memadai,

pengendalian atas pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum optimal,

pengelolaan piutang belum tertib. Pengendalian atas prosedur pengadaan obat pada

RSUD belum optimal.

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi permanen belum

sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Tetap, penyusutan aset tetap yang disajikan

belum menggambarkan nilai yang sebenarnya. Pengelolaan aset tetap belum tertib dan

belum sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Lainnya, pengelolaan aset tak berwujud

belum sepenuhnya memadai. Pada akun, Kewajiban Jangka Pendek, pembayaran utang

belanja RSUD tidak dianggarkan sesuai rekening berkenaan.

Kabupaten Aceh Tenggara telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan dan penatausahaan persediaan belum

memadai. Pengelolaan kas di kas daerah belum tertib, pengelolaan kas bendahara

pengeluaran dan bendahara penerimaan SKPK belum tertib. Pengelolaan kas pada

bendahara umum daerah belum memadai.


79

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan penyertaan modal pemerintah

kabupaten aceh tenggara pada perusahaan daerah belum memadai. Pada akun Aset

Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum memadai dan belum tertib

sepenuhnya, penyusutan aset tetap yang disajikan tidak menggambarkan nilai yang

sebenarnya. Penatausahaan aset jalan pada KIB D belum sepenuhnya memadai. Pada

akun Kewajiban Jangka Pendek, penyelesaian utang kepada pemerintah pusat lambat

dan membebani keuangan daerah.

Kabupaten Aceh Tengah telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengelolaan piutang belum tertib, pengelolaan piutang

pada Kabupaten Aceh Tengah belum tertib. Sisa uang persediaan di bendahara

pengeluaran dan penerimaan non kapitasi FKTP terlambat disetorkan ke kas daerah/kas

negara. Pengendalian atas pengelolaan kas pada pemerintah kabupaten aceh tengah

belum sepenuhnya memadai, pengelolaan persediaan obat-obatan dan bahan medis

habis pakai belum tertib. Penatausahaan dan pengamanan persediaan pada Dinas

Kesehatan dan RSU Datu Beru Takengon belum tertib.

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum optimal

dan sepenuhnya memadai, penyusutan aset tetap yang disajikan tidak menggambarkan

nilai yang sebenarnya. Pengelolaan Barang Milik Daerah belum sepenuhnya memadai.

Pinjam pakai Barang Milik Daerah Pemkab Aceh Tengah belum sepenuhnya sesuai

ketentuan.

Kabupaten Aceh Timur telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, pengendalian dan penatausahaan kas di bendahara
80

pengeluaran belum tertib dan belum memadai. pengelolaan dan penatausahaan

persediaan belum memadai. Penatausahaan persediaan obat-obatan dan barang medis

habis pakai pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur belum tertib. Pada akun Aset

Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum memadai dan belum optimal.

Kabupaten Aceh Utara telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan pada SKPK belum memadai,

pengelolaan dan penyajian piutang pajak, piutang lainnya, dan penyisihan piutang

belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan kas di bendahara pengeluaran belum

memadai, pengelolaan dana jaminan kesehatan nasional pada dinas kesehatan belum

optimal, penatausahaan persediaan pada Dinas Kesehatan belum sepenuhnya memadai.

Pengelolaan keuangan di FKTP belum sepenuhnya tertib, pengelolaan persediaan obat-

obatan belum memadai. Penatausahaan kas daerah belum tertib, penatausahaan

persediaan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum tertib.

Pada akun Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi permanen belum

sepenuhnya memadai. Pada akun Aset Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap

belum sepenuhnya memadai dan optimal. Penatausahaan aset tetap tidak sesuai

ketentuan pengelolaan barang milik daerah.

Kabupaten Bener Meriah telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya

saja pada akun Aset Lancar, penatausahaan kas di kas daerah belum memadai,

pengelolaan piutang pajak daerah, piutang retribusi daerah dan piutang lainnya belum

memadai, belum tertib. Pengelolaan dan penatausahaan persediaan belum memadai.

Pengelolaan keuangan oleh bendahara belum tertib. Pengelolaan piutang PBB P2


81

belum tertib, pengelolaan persediaan belum tertib. Pengelolaan persediaan pada Dinas

Kesehatan dan RSUD Munyang Kute belum tertib.

Pada Akun Investasi Jangka Panjang, penambahan investasi pemerintah daerah

Kabupaten Bener Meriah tidak didukung dengan analisis investasi. Penyajian investasi

permanen-penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Pada PD

pembangunan Bener Meriah dan PD Gayo Energi belum memadai.

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum optimal

dan penyusutan aset tetap yang disajikan belum menggambarkan nilai yang

sebenarnya. Pengelolaan aset tetap berupa tanah, bangunan gedung dan peralatan

mesin di empat SKPK belum memadai.

Kabupaten Bireuen telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, penatausahaan persediaan belum sepenuhnya tertib,

pengelolaan dan penyajian piutang dan penyisihan piutang belum sepenuhnya

memadai. Pengelolaan kas belum sepenuhnya dilakukan secara memadai. Pada akun

Aset Tetap, pengelolaan aset tetap belum sepenuhnya memadai, penyusutan aset tetap

yang disajikan belum menggambarkan nilai yang sebenarnya. Pengelolaan Barang

Milik Daerah belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Gayo Lues telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan obat-obatan dan barang medis habis

pakai belum tertib. Pengelolaan kas belum tertib, pengelolaan retribusi daerah belum

optimal, penatausahaan persediaan belum sepenuhnya memadai. Penatausahaan kas di


82

bendahara pengeluaran dan kas di bendahara penerimaan belum sepenuhnya memadai,

pengelolaan piutang PBB-P2 belum sepenuhnya memadai.

Pada Investasi Jangka Panjang, pengelolaan investasi permanen belum

memadai. Pada akun Aset Tetap, penatausahaan aset tetap belum memadai. Kendaraan

dinas tidak memiliki bukti kepemilikan berupa BPKB. Pada akun Aset Lainnya,

pengelolaan aset tak berwujud belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Pidie telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja pada

akun Aset Lancar, penatausahaan dan pengungkapan atas akun piutang pada laporan

keuangan belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai, pengelolaan,

penatausahaan, serta pencatatan persediaan dan beban persediaan belum sepenuhnya

memadai. Pengelolaan kas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pidie belum

sepenuhnya tertib. Pengelolaan uang persediaan di bendahara pengeluaran belum

sepenuhnya tertib, pengamanan barang persediaan pada empat SKPK belum memadai.

Pada akun Aset Tetap, penyajian aset tetap dan pengelolaan barang milik

daerah belum sepenuhnya memadai. Aset tetap yang telah diserahkan ke provinsi aceh

masih disajikan dalam neraca. Pengelolaan aset tetap peralatan dan mesin yang hilang

dan dikuasai pihak lain belum sepenuhnya memadai.

Kabupaten Pidie Jaya telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset, pengelolaan aset belum sepenuhnya memadai. Proses penyelesaian

Tuntutan Ganti Rugi (TGR) terhadap aset daerah yang hilang belum dilaksanakan.

Pada akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan tidak tertib dan belum memadai. Pada
83

akun Aset Tetap, penatausahaan aset tetap pemerintah kabupaten pidie jaya belum

sepenuhnya memadai.

Kota Langsa telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja pada

akun Aset Lancar, pengelolaan persediaan pada tiga SKPK belum optimal dan

penghitungan beban persediaan belum akurat. Pengelolaan dan penyajian persediaan

pada laporan keuangan belum memadai. Pengelolaan kas di bendahara umum daerah

dan di bendahara pengeluaran SKPK belum memadai, kekurangan kas pada bendahara

pengeluaran Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayaul Hisbah, penatausahaan

persediaan obat dan barang medis habis pakai belum memadai. Pengelolaan persediaan

belum sepenuhnya tertib.

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan dan penatausahaan aset tetap belum optimal

dan terdapat aset hilang yang berpotensi merugikan keuangan daerah. Penatausahaan

BMD belum sepenuhnya memadai, enam kendaraan roda dua yang hilang belum

diproses oleh Tim Penyelesaian Kerugian Daerah (TPKD). Pada akun Kewajiban

Jangka Pendek, pengelolaan hutang RSUD Kota Langsa belum memadai.

Kota Lhokseumawe telah menyajikan Neraca dengan cukup baik. Hanya saja

pada akun Aset Lancar, penatausahaan persediaan beberapa SKPD belum tertib dan

belum sepenuhnya memadai. Pengelolaan kas belum sepenuhnya tertib, penatausahaan

persediaan pada Puskesmas, Pustu dan Poskesdes di lingkungan Pemerintah Kota

Lhokseumawe Belum Tertib dan belum sepenuhnya memadai. Data piutang Pajak

Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB – P2) belum divalidasi.
84

Pada akun Aset Tetap, pengelolaan aset tetap tidak tertib dan belum sepenuhnya

memadai. Pengelolaan kas belum sepenuhnya tertib, penatausahaan persediaan pada

puskesmas, pustu dan poskesdes di lingkungan pemerintah kota lhokseumawe belum

tertib. Pengelolaan Barang Milik Daerah Belum Sepenuhnya Memadai.

4.3.1.6 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan pos ekuitas, surplus/defisit-LO pada

periode yang bersangkutan, koreksi-koreksi dan ekuitas akhir. Laporan Perubahan

Ekuitas pada Kabupaten/Kota di Aceh telah menyajikan Laporan Perubahan Ekuitas

dengan baik dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan.

4.3.1.7 Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau

analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas,

dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan

adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi

Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk

penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan

komitmen-komitmen lainnya.

Hal ini untuk mendukung penyajian yang memadai. Catatan atas Laporan

Keuangan yang disajikan keseluruh Kabupaten/Kota di Aceh telah berpedoman pada

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.


85

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, seluruh daerah sudah menyajikan laporan

keuangan yang cukup baik. Hanya saja pada Kabupaten Aceh Jaya, validasi piutang

PBB-P2 belum dilaksanakan dengan optimal.


86

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kabupaten/Kota di Aceh sudah menyajikan tujuh komponen Laporan Keuangan Daerah

yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan

Atas Laporan Keuangan. Pada tahun 2015, banyak daerah yang masih kesulitan dalam

penyesuaian penggunaan basis akrual sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Hal ini sebab merupakan tahun pertama.

Pada tahun-tahun setelahnya, seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh telah

mengevaluasi proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibuktikan

dengan semakin sedikitnya temuan-temuan mengenai penyajian laporan keuangan.

Semakin sedikit pula temuan-temuan menganai kurang memadainya Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam proses penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

2. Dalam proses penyajian ke tujuh komponen laporan keuangan masih didapatkannya

temuan. Pada Laporan Realisasi Anggaran temuan paling banyak pada akun Aset Lancar,

Belanja Operasi dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pada Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, paling banyak temuan pada akun Saldo Anggaran Lebih Awal.

Pada Neraca, temuan paling banyak terdapat pada akun Aset Lancar, dan Aset Tetap. Pada
87

Laporan Operasional, temuan paling banyak pada Pendapatan Asli Daerah-LO dan

Pendapatan Transfer-LO. Pada Laporan Arus Kas paling banyak temuan dari Arus Kas di

Aktivitas non anggaran. Pada Laporan Perubahan Ekuitas, temuan paling banyak terdapat

pada dampak kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyajian analisis penyajian laporan keuangan

pemerintah daerah, maka berikut saran yang diberikan oleh penulis:

1. Diharapakan pada peneliti selanjutnya mengambil objek yang merupakan pemerintahan

kabupaten.

2. Pada penelitian selanjutnya, ada baiknya peneliti meneliti mengenai temuan yang terus

terjadi setiap tahunnya dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

3. Kepada pemerintah sebaiknya perlu diadakannya evaluasi mengenai tiap-tiap temuan yang

paling dominan per tiap daerah pada Kabupaten/Kota di Aceh agar proses penyajian

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terus menjadi lebih baik kedepannya dengan

berpedoman pada PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

5.3 Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan menggunakan objek seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang

dirasa sangat luas sehingga informasi yang diperoleh tidak terlalu mendetail hingga ke

data-data pendukung.

2. Dikarenakan objek yang digunakan sangat luas, dan yang dilakukan adalah metode

deskriptif, maka waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini juga sedikit panjang dan

memakan waktu yang lama serta peneliti agak kewalahan dalam melakukan penelitian.
88

Dari keterbatasan yang disebutkan diatas, maka penulis merekomendasikan agar:

a. Mengambil objek yang lebih sempit lagi agar dapat memperoleh informasi yang

mendalam dan mendetail didukung dengan data-data lainnya.

b. Serta dengan mengambil objek yang lebih sempit lagi juga dapat membantu peneliti

meminimalisir waktu dan melaksanakan penelitian dengan lebih maksimal lagi.


89

Anda mungkin juga menyukai