Anda di halaman 1dari 108

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL

JAMUR TIRAM PUTIH


Studi Pada Usaha Chiliya Jamur Desa Suka Mulya Kepala Sungai, Secanggang
Kabupaten Langkat

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

ANDRE MASAGO MANIK

100907024

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur bagi kemuliaan Allah Bapa di surga, Tuhan Yesus Kristus
JURU SELAMAT YANG HIDUP, kepada Santo Yoseph dan kepada Bunda Maria
terkasih, yang selalu memberikan berkat yang berlimpah kepada Penulis dan tidak
pernah meninggalkan Penulis . Puji dan syukur Penulis panjatkan atas segala berkat
yang melimpah yang Tuhan berikan yang tiada henti-hentinya dan membuat segala
sesuatu indah pada waktunya, seperti pelangi sehabis hujan.

Dalam kesempatan ini Penulis pertama sekali ingin mengucapkan banyak-


banyak terima kasih yang sangat dalam, kepada Ayahanda tercinta R.J. Manik, S.Pd
dan Ibunda tersayang E.R.Tampubolon, SE yang telah memberikan kasih sayang
yang begitu besar kepada Penulis , yang selalu mendoakan, memberi nasihat, didikan,
motivasi, perhatian dan selalu tanpa henti mendukung baik moral maupun moril
kepada Penulis selama masa-masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada
kata yang bisa mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih yang saya sampaikan
kepada kedua orang tua ku. Dan juga buat adik-adik ku yang hebat dan baik hati
(Agung Manik, Angga Manik, dan Anggi Manik) yang banyak membantu Penulis,
memberikan semangat, dukungan dan doa kepada Penulis dan buat kekasih ku yang
ada disana, yang selalu mendukung dan mendoakan Penulis .Dalam kesempatan ini
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis FISIP USU.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.
4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP selaku dosen pembimbing Penulis yang
dengan sabar dan tulus meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengayomi Penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Segenap Staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Staf
Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan bekal pengetahuan
selama Penulis menempuh pendididikan di FISIP USU.
6. Kepada Kakak Siswati Saragi, S.Sos, MSP, dan Abang Fahrid,SH terima
kasih atas bantuan dan dukungan nya selama ini, dan segenap Staf karyawan/
karyawati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan
pelayanan terbaik selama Penulis mengikuti proses pendidikan.

Universitas Sumatera Utara


7. Kepada Bapak Sudar dan segenap karyawan/karyawati dan stake holder
Chiliya Jamur yang telah menerima Penulis , selama masa penelitian, dengan
sabar memberikan informasi yang dibutuhkan Penulis , dan dengan tulus
membantu Penulis
8. Kepada Kel.Tulang Corry, Kel. Tulang Syeba, Kel. Tulang R.Tampubolon,
terima kasih atas segala bantuan, motivasi dan doanya dan khususnya kepada
Kel.Tulang Zoya, terima kasih atas bantuannya ya Tulang selama ini, yang
sejak awal masa kuliah sampai sekarang memberikan tempat tinggal,
dukungan dan doa kepada Penulis . Buat Bapak Tua, Bapak Uda, Inang Tua,
Inang Uda, Abang-abang dan Kakak-Kakak dan segenap keluarga besar
Penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan,
doa dan motivasi yang kalian berikan.
9. Teman-temanku seperjuangan Administrasi Bisnis B 2010, Frans Kristanto,
Mei Samosir, Sufriati Gultom, Dwiyani, Felix Simangungsong, Dewi Fajar,
Nur Halimah, Nurul Utami, Elsa Manik, Agus Septian (Agus Kamal), Iis
Ariska, Suci Pasaribu, dan seluruh teman-teman kelas B 2010 yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
10. Kepada sahabat-sahabat ku yang banyak membantu Ricky Malber Sihaloho
mauliate ya lae, Mentari Astuti teman sebimbingan yang banyak memberikan
masukan, Halason Simangungsong (Kessos’10), Elisabeth Turnip
(Sosiologi’10), Teti Sagala, Merry Pakpahan, Wildar Mendrofa , Nirmaya
Simanjorang, Afrina Gurning, dan buat Abang Robetmi Jumpa Kita Pinem
yang sekarang sedang kuliah di NTUST Taiwan bujur ya bang atas
dukungannya selama ini.

Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2014

Penulis

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL
JAMUR TIRAM PUTIH
Studi Pada Usaha Chiliya Jamur Desa Suka Mulya Kepala Sungai, Secanggang,
Kabupaten Langkat
Nama : Andre Masago Manik
NIM : 100907024
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Pembimbing : Drs. Nurlela Ketaren, M.SP
Setiap perusahaan atau usaha bisnis membutuhkan strategi dalam
pengembangan bisnis yang sedang dijalankan. Dalam penelitian penulis membahas
judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil , maka penulis membahas
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan usaha yang
diterapkan oleh usaha Chiliya Jamur.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis dan merumuskan
strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan di Usaha Chiliya Jamur,
mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan usaha Chiliya Jamur dan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor
eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas
operasional usaha Chiliya Jamur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Adapun informan kunci berjumlah 1 orang, Informan utama
berjumlah 6 orang, dan informan tambahan berjumlah 3 orang. Data yang diperoleh
dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Strategi pengembangan usaha yang dapat
diterapkan pada usaha Chiliya Jamur bedasarkan analisis SWOT adalah strategi SO,
dengan cara memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang yang ada,
adapun strategi SO yaitu memproduksi produk yang melebihi target produksi untuk
memenuhi permintaan pasar, memanfaatkan sumber daya manusia yang ada untuk
menjalin kerjasama dengan pemasok bahan baku dan memanfaatkan kondisi
lingkungan usaha dan produk yang menjanjikan untuk mendapatkan bantuan dari
pemerintah daerah. Faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha
Chiliya jamur. Faktor Kekuatan terdiri dari lokasi yang strategis, harga yang bersaing,
kualitas sumber daya manusia yang baik, jamur yang dihasilkan memiliki kualitas
yang unggul, dan tempat usaha yang luas. Faktor kelemahan terdiri dari kurangnya
promosi, kemasan yang kurang menarik, masih menggunakan sistem keuangan yang
sederhana dan teknologi yang masih sederhana. Faktor Eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman. Faktor peluang terdiri dari jumlah pemasok yang memadai,
pasar yang terbuka luas dan adanya perhatian dari pemerintah. Faktor Ancaman yaitu
terdiri dari kenaikan bahan bakar gas dan munculnya pesaing - pesaing baru.
Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Usaha Kecil

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF SMALL BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF OYSTER


MUSHROOMS WHITE
The Study Of Fungi Chiliya Business Suka Mulya Kepala Sungai Village, Secanggang
Kabupaten Langkat
Name : Andre Masago Manik
NIM : 100907024
Department: Business Administration
Advisor : Drs. Nurlela Ketaren, M.SP
Each company or business ventures needed- business development strategy in
being executed.The study authors discuss title analysis, small business development
strategy hence writers discussed in this research is how business development
strategy adopted by retreival chiliya fungi.
The purpose of doing research is to analyse and formulate an appropriate
business development strategy to be applied in the Business Chiliya Mushrooms,
identifying and evaluating the internal factors which became the strengths and
weaknesses of Chiliya fungi and efforts to identify and evaluate the external factors
which become opportunities and threats which affect the operational activity of
fungal Chiliya efforts.
The research method used is descriptive qualitative approach method. As for
the key informants amounted to 1 person, the main Informant of 6 people, and
additional informants amounted to 3 people. Data obtained from observations,
interviews and studies library.
The results of this research indicate that business development Strategies can
be applied to business SWOT analysis based on Fungus Chiliya is a strategy SO, by
way of harnessing all the power to seize the opportunities that exist, as for the
strategy SO that manufacture products that exceed target production to meet market
demand, utilizing existing human resources for the partnership with the suppliers of
raw materials and exploit the environmental conditions of business and products that
promise to get help from the local government. Internal factors the strengths and
weaknesses of businesses Chiliya mushrooms. The power factor is comprised of a
strategic location, competitive rates, quality of human resources is good, the
mushrooms are produced have superior quality, and a spacious place of business.
Downside factor consists of the lack of promotion, the less attractive packaging, still
use a simple financial systems and technologies that are simple. External factors that
become opportunities and threats. The factor consists of the number of opportunities
an adequate supply, the market is wide open and the attention of the Government.
The Threat factor consists of increases in fuel gas and the emergence of new
competitors.

Key Word: Analysis of Development Strategy, Business development strategy

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 16
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 16
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 17
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 18
2.2 Strategi ..................................................................................... 18
2.2.1 Defenisi Strategi ........................................................... 18
2.2.2 Jenis-Jenis Strategi ...................................................... 19
2.2.3 Strategi Bisnis ............................................................... 22
2.3 Pengembangan Usaha .............................................................. 23
2.3.1 Definisi Pengembangan Usaha .................................... 23
2.3.2 Teknik Pengembangan Usaha ....................................... 24
2.3.3 Tahapan Pengembangan Usaha .................................... 25
2.4 Pengertian Usaha Kecil atau UKM .......................................... 27
2.4.1 Karakteristik Usaha Kecil ………………………...…... 28
2.4.2 Kelemahan dan Kelebihan Usaha Kecil ......................... 29
2.5 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT ......... 30
2.5.1 Matriks SWOT ............................................................... 31

Universitas Sumatera Utara


2.6 Analisis Lingkungan ................................................................. 33
2.6.1Analisis Lingkungan Internal .......................................... 34
2.6.2Analisis Lingkungan Eksternal ....................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian ..................................................................... 38
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 38
3.3 Informan Penelitian ................................................................... 38
3.4 Defenisi Konsep ........................................................................ 39
3.5 Defenisi Operasional ................................................................. 40
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 45
4.1.1 Profil Usaha Dagang ..................................................... 45
4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................ 47
4.1.3 Penyajian Data ................................................................ 49
4.1.3.1 Karakteristik Informan Utama ................................. 50
4.1.3.2 Karakteristik Informan Tambahan .......................... 52
4.2 Analisis Data ............................................................................ 54
4.2.1 Strategi Pengembangan Usaha Chiliya Jamur .............. 54
4.2.2 Lingkungan Internal Chiliya Jamur ............................... 58
4.2.3 Lingkungan Eksternal Chiliya Jamur ............................ 69
4.3 Pembahasan .............................................................................. 70
4.3.1 Strategi Pengembangan Usaha ...................................... 70
4. 3.2 Analisis Lingkungan Internal ........................................ 72
4.3.3 Analisis Lingkungan Eksternal ...................................... 77

Universitas Sumatera Utara


BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 89
5.2 Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Biaya Investasi Usaha Bapak Sudar........................................... 9

Tabel 1.2 Biaya Operasional Usaha Pak Sudar (satu kali periode)............ 10

Tabel 2.1 Matriks SWOT ............................................................................ 32

Tabel 4.1 Data Pekerja .............................................................................. 49

Tabel 4.2 Informan Utama Bedasarkan Umur ........................................... 50

Tabel 4.3 Informan Utama Berdasarkan Pendidikan .................................. 51

Tabel 4.4 Informan Utama Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 51

Tabel 4.5 Informan Tambahan Berdasarkan Umur..................................... 52

Tabel 4.6 Informan Tambahan Bedasarkan Pendidikan ............................. 53

Tabel 4.7 Informan Tambahan Bedasarkan Jenis Kelamin ........................ 53

Tabel 4.8 Matriks SWOT ........................................................................... 81

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Ekspor-Impor Perdagangan Indonesia (Jan-Feb)............. 5

Gambar 4.1 Struktur Organisasi………………………………………….... 47

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan luas wilayah yang begitu besar.

yang ditunjukkan dengan sebagian besar penduduknya yang mempunyai mata

pencarian sebagai petani. Indonesia juga merupakan salah satu pusat dunia untuk

keanekaragaman hayati, dengan kondisi alam Indonesia memang sangat

memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai lahan berbagai jenis tanaman yang

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, baik tanaman perkebunan, maupun tanaman

pangan, yang semua nya itu jika di kelola dengan baik, tentunya akan membawa

manfaat yang besar bagi kesejahteraan rakyatnya, kondisi alam yang subur sangat

berdampak kepada hasil kekayaan alam yang begitu besar baik fauna maupun flora

nya.

Indonesia banyak memiliki flora yang beraneka ragam jenis dan kegunaannya

terutama tanaman pertanian yang sangat beragam banyaknya. Salah satu usaha

pertanian saat ini yang sangat prospektif dan potensial yaitu usaha budidaya jamur.

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa

melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup

dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan

Universitas Sumatera Utara


1
senyawa pati dari organisme lain. Di alam, zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah

tersedia dari pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme Parjimo dan Andoko (2007) .

Jamur adalah tanaman yang mempunyai sel besrspora tapi tidak berkhlorofil,

yang hidup diantara jasad hidup/biotik dan mati /abiotik, Pasaribu (2002:1).

Indonesia sendiri secara umum termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai salah

satu gudang jamur di dunia, karena banyak jenis jamur ada di Indonesia. Jamur-

jamur yang telah dibudidayakan dan telah popular atau telah memasyarakat sebagai

makanan dan sayuran yang telah banyak di perdagangkan dipasaran. Di pasaran

banyak sekali permintaan akan produk-produk jamur tersebut. Pengetahuan tentang

jenis-jenis jamur yang bermanfaat baik sebagai sumber bahan makanan ataupun

bahan obat-obatan sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan tersebar ketika

zaman Mesir kuno/Romawi kuno,Indian di Amerika Latin hingga didataran China.

Dari kawasan itu, menyebar ke Jepang, India, Jajirah Arab, dan beberapa negara

eropa, bahkan suku Indian dan suku pengembara di Afrika menggunakan beberapa

jenis jamur dijadikan bahan pelumpuh untuk menangkap buruan.

Tumbuhan jamur pada awalnya kurang begitu diminati masyarakat, bahkan

cenderung dipandang sebelah mata. Awal nya pemenuhan kebutuhan masyarakat

terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan ketersediaan alami. Dengan cara

seperti ini, jumlah jamur yang diperoleh sangat terbatas dan hanya tersedia pada

musim tertentu. Perkembangan jamur di berbagai belahan dunia, mendorong

Indonesia untuk membudidayakan jamur dan mengembangkan jenis-jenis jamur yang

Universitas Sumatera Utara


dapat dimakan (Edible) dan memperluas produksi. Varietas jamur yang ada dialam

ini sangat lah banyak, masing-masing mempunyai ciri yang berbeda. Inisiatif untuk

membudidayakan jamur konsumsi, muncul saat masyarakat menyadari kebutuhan

terhadap jamur semakin meningkat, tetapi persediaan yang ada sangat terbatas. Jamur

termasuk salah satu jenis sumber makanan yang tidak mengandung kolesterol.

Menurut Dr.Ir Achmad,MS, dkk (2011: 9), banyak jenis jamur dimanfaatkan

dalam berbagai bidang bioteknologi dibidang industri, pertanian, dan farmasi. Jamur

yang telah dimanfaatkan dalam bidang industri, antara lain Saccharomyces

Cerevisiae (penghasil alkohol atau karbondioksida), Penicillium Chrysogenus

(penghasil antibiotik penisilin), Cephalosporium Acremomium (penghasil antibiotika

sefalosporin) dan Rhizopus (Jamur tempe).

Menurut tim penulis Agriflo, Gumbira Sa’id ,dkk (2012:15) ternyata jamur

mengandung antioksidan yang tinggi dan polisakarida terikat protein yang berperan

sebagai imunomodulator. Artinya, senyawa dalam jamur

dapat membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Bukan hanya meningkatkan

sistem kekebalan tubuh, jamur juga dapat menekan

hipersensitivitas yang menyebabkan alaergi, asma, atau radang sendi.

Menurut Netty Widyastuti & Koesnandar (2005:20) dalam buku ” Shiitake &

Jamur Tiram Penghambat Tumor & Penurun Kolestrol.” bahwa jamur tiram memiliki

manfaat sebagai antitumor, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan

Universitas Sumatera Utara


kolestrol, dan efek antioksidan. Disamping itu, kandungan proteinnya tinggi dengan

asam amino yang bagus, kecuali triptopan serta mengandung lemak rendah yang

bermanfaat karena adanya omega 6, asam lemak, asam linoleat, dan asam oleat.

Jamur tiram juga sangat kaya vitamin, seperti vitamin B (B1, B2, B3, B6, Biotin, dan

B12), vitamin C, dan Bioflavonoid (vitamin P). Mengandung beberapa mineral

seperti sodium, potasium, fosfor, Mn(mangan), Mg(magnesium), Fe(besi), Co(kobal),

selenium, dan Zn(seng).

Jamur tiram juga mempunyai efek antioksidan dengan turunnya hasil

peroksida didalam eritrosit (sel darah merah), jamur tiram juga mengandung plovastin

yang di pasaran berupa suplemen penurun kolestrol. Komponen aktif dari plovastin

adalah statin yang bisa menghambat metabolisme atau pembentukan kolestrol

didalam tubuh manusia (Itzkovich,2001 dalam buku Shiitake & Jamur Tiram

Penghambat Tumor & Penurun Kolestrol. Jakarta, AgroMedia Pustaka 2005).

Manfaat lainnya, di Cina jamur tiram dimanfaatkan untuk relaksasi otot dan

tulang sendi, mengobati sakit pinggang, encok, tungkai, lengan mati rasa, dan

pembuluh darah terganggu. Di Meksiko jamur tiram dimasak atau digoreng sebentar

untuk menguatkan vena dan melemaskan otot. Di Cekoslovakia ekstrak tubuh buah

jamur tiram digunakan untuk diet dan mencegah kolestrol tinggi. Sementara di

Prancis jamur tiram dikonsumsi bersama makanan berlemak seperti omelet atau saus

krim, sebagai penyeimbang makanan berlemak yang dikonsumsi. (Netty Widyastuti&

Koesnandar 2005:22).

Universitas Sumatera Utara


Permintaan pasar jamur kian meningkat, baik didalam negeri maupun diluar

negeri. Sehingga permintaan yang tinggi tersebut membuat usaha ini memiliki

prospek yang bagus baik permintaan dalam negeri/domestik maupun luar negeri .Tren

jamur memang sedang meroket, terbukti setiap bulannya permintaan komoditas

ekspor jamur cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan

masyarakat di negara maju sudah mencantumkan jamur didalam daftar bulanan

mereka. Kondisi ini menciptakan pasar internasional yang cukup besar untuk

komoditas jamur.. Sedangkan produksi jamur di Indonesia hanya mampu

memproduksi 61.589 ton pada tahun 2013 (www.deptan.go.id), tetapi secara umum

produksi jamur Indonesia terus meningkat.

Menurut data yang diambil pada website Departemen Pertanian, jumlah volume

ekspor dan jumlah volume impor jamur, adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

Data bulan Januari-Februari, Ekspor - Impor perdagangan Indonesia

Tahun 2013

Ekspor Jamur Januari - Februari Impor Jamur Januari - Februari

tahun 2013 tahun 2013

Volume : 2.513.234 kg Volume : 1.912.152 kg

Universitas Sumatera Utara


Sumber: Pusdatin.deptan.go.id (diambil tanggal 9 Januari 2014 pukul 06.40 wib).

catatan : Data yang diambil seperlunya saja, data tentang volume ekspor-impor

jamur pada Bulan Januari-Februari 2013.

Dengan melihat peluang pasar yang begitu terbuka, hendaknya produsen

jamur dapat lebih meningkatkan produksi jamur, agar dapat memenuhi permintaan

pasar yang ada. Sedangkan di dalam negeri sendiri, masyarakat semakin sadar akan

pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan. Jamur memiliki kandungan

serat dan vitamin yang tinggi serta bebas kolestrol, yang berbeda dengan daging yang

memiliki kandungan lenak dan kolestrol yang relatif lebih tinggi. Oleh karena itu,

jamur kerap dikonsumsi sebagai pengganti sumber protein hewani.

Hal yang menarik dari usaha budidaya jamur ini, adalah aspek ekonomi yang

cerah karena tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, media pembuatan yang ada

tidak lah begitu sulit di buat, serta siklus produksi jamur relatif singkat antara 1-6

bulan, yang mana jamur memiliki kandungan nilai gizi serta khasiat obat. Sekarang

ini, produk jamur tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar saja, namun juga

diolah menjadi macam aneka produk olahan jamur. Selain makanan olahan, belum

lagi produk-produk kesehatan yang berasal dari jamur semakin banyak karena

khasiatnya mujarab. Jelas bahwa bisnis jamur bukan usaha musiman semata. Kondisi

inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih terbuka

lebar. Salah satu jamur yang telah dikuasai adalah jamur tiram putih putih yang

banyak digemari orang. Karena jamur tiram putih memiliki rasa yang enak, tekstur

Universitas Sumatera Utara


yang lembut, penampilan menarik, dan cita rasa relatif netral sehingga mudah untuk

dipadukan pada berbagai masakan, terlebih jamur tiram putih membudidayakannya

relatif mudah dan murah.

Di Indonesia, pengembangan jamur tiram putih tersebar di berbagai daerah di

Pulau Jawa. Seperti Jawa Tengah kabupaten Kudus, Jawa Barat, serta Sumatera. Di

daerah Sumatera bagian Utara merupakan salah satu daerah penyebaran budidaya dan

pengembangan usaha jamur tiram putih tersebut. Salah satu daerah penyebaran jamur

tiram putih tersebut terdapat di Kabupaten Langkat Kecamatan Secanggang, yang

berlokasi di Dusun Suka Mulya Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang oleh

Bapak Sudar dengan nama usaha Chiliya Jamur. Menurut pengamatan peneliti, usaha

tersebut terletak dipinggir jalan utama kecamatan, dekat dengan Kota Stabat, yang

berada di belakang pekarangan rumah, tempat budidaya jamur dibuat dengan dua

kumbung berbeda , yang mana satu untuk tempat pembuahan jamur tiram putih dan

satu lagi tempat inkubasi, masing-masing dengan luas kumbung di buat dengan

berukuran 5m x 8 m dengan luas tanam 80 m persegi, dan mampu menampung 6.000

baglog.

Usaha jamur tiram putih ChiliyaJamur didirikan oleh Pak Sudar pada awal

tahun 2011, didapat dari hasil belajar teknik budidaya jamur tiram putih pada sanak

saudaranya di daerah Kudus,Jawa Tengah awal tahun 2009. Kemudian beliau pulang

ke kampung halaman, dan memulai usaha jamur tiram putih tersebut. Awalnya Pak

Sudar memulai usaha jamur tiram putih tersebut dengan coba-coba sambil belajar

Universitas Sumatera Utara


kembali dan mulai berhasil, walaupun beberapa kali mengalami kegagalan. Setahun

berselang Pak Sudar telah mempekerjakan 2 orang pekerja. Lambat laun usaha

budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur Bapak Sudar ini mulai berkembang,

walaupun banyak kendala yang dihadapi sampai sekarang. Sekarang Beliau telah

mempekerjakan 6 orang karyawan, dengan rincian 5 orang karyawan wanita dan 1

orang karyawan pria dan dibantu dengan Bapak Sudar sendiri yang ikut turun bekerja.

Adapun tugas-tugas 5 orang karyawan wanita tersebut adalah mengisi

baglog-baglog yang kosong, yang mana per hari mereka bisa membuat 200

baglog/hari dan per bulan bisa membuat 6.000 baglog/bulan untuk satu periode

panen, dan tugas satu karyawan pria dengan di bantu oleh Pak Sudar sendiri yang

bertugas mencampur dan mengayak bahan-bahan untuk komposisi baglog, dan

pemanenan dilakukan oleh pak Sudar sendiri. Dalam pemberian upah, masing-

masing karyawan diberi upah sebesar Rp.500/ baglog. Dalam proses produksi Chiliya

Jamur ini sampai pemanenan, dalam satu periode panen dibutuhkan waktu 1-6 bulan,

yang mana bulan-bulan yang pertama dan kedua para pekerja melakukan kegiatan

pembuatan media tanam dengan pencampuran bahan dan pengomposan media (yang

mana para pekerja usaha jamur tiram Chiliya Jamur ini dapat menghasilkan 200

baglog jamur/ hari, dan 6000 baglog jamur/bulan), setelah itu dilakukan pengemasan,

sterilisasi media tanam dan inokulasi (pemasukkan bibit pada media tanam). Setelah

media tanam selesai di inokulasi dengan bibit semai, tahap selanjutnya tahap inkubasi

(tanaman diletakkan pada ruangan khusus inkubasi tanam dengan cara media disusun

di rak-rak yang sudah disanitasi terlebih dahulu dengan suhu diatur berkisar antara

Universitas Sumatera Utara


25-28 derajat Celsius dengan kelembapan 80-90% dengan sedikit cahaya) lama

proses inkubasi selama 4 minggu/ 1 bulan.

Pada bulan yang ketiga, baglog-baglog yang sudah melewati proses inkubasi,

akan dipindah ke ruangan pembuahan, yang mana suhu di ruangan tersebut mulai

diturunkan antara 22-25 derajat Celsius dengan kelembapan menjadi 80-85%. Dan

pada bulan keempat dan ke lima, para pekerja tidak berproduksi. Dan masuk bulan ke

enam para pekerja memulai membuat media tanam (baglog) kembali, dan baglog-

baglog tersebut disusun pada kumbung inkubasi, selama 2 bulan. Bulan keenam juga

masuk masa pemanenan. Pemanenan jamur tiram putih ini dilakukan sendiri oleh Pak

Sudar, untuk menjaga kualitas jamur yang sudah siap dipanen tersebut. Dan

pemanenan dalam satu siklus pemanenen, Pak Sudar dapat memanen jamur sebanyak

4 kali. Setiap baglog tidak sekaligus dipanen seluruhnya, dengan demikian stok jamur

yang ada dikumbung selalu ada, sehingga pemanenan dapat dilakukan setiap hari.

Menurut tim penulis Agriflo, Gumbira Sa’id ,dkk (2012: 90) hasil panen yang

baik jika produktivitas yang dicapai 400-500 g dari satu baglog (ukuran 1,5kg).

Pemanenannya dilakukan 3-5 kali dalam satu siklus penanaman jamur, yaitu 5-6

bulan. Pak Sudar sang pemilik usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, menjual hasil

budidaya jamur dalam bentuk kemasan plastik, dengan harga Rp.15.000/kg jamur

tiram putih segar. Dengan rincian biaya pembuatan baglog jamur sekitar Rp.1.000,00-

ditambah upah pengisian media baglog sebesar Rp.500,00-/baglog. Adapun biaya

investasi atau modal usaha yang di investasikan oleh Pak Sudar sendiri, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1 Biaya investasi usaha Pak Sudar

Bahan Jumlah Harga/unit Total Biaya

Pembuatan 2 Rp. 4.000.000,- Rp. 8. 000.000,-

Kumbung

Tangki 2 Rp. 150.000,- Rp. 300.000,-

Blower 2 Rp. 200.000,- Rp. 400.000,-

Termometer 2 Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-

Higrometer 2 Rp. 80.000,- Rp. 160.000,-

Alat Sterilisasi 2 Rp. 200.000,- Rp. 400.000,-

Total Investasi Rp. 9. 320.000,-

Sumber : Pak Sudar (2014)

Tabel 1.2 Biaya operasional usaha Pak Sudar / satu kali periode

penanaman/bulan

Universitas Sumatera Utara


Uraian Harga(Rp) Jumlah Total Biaya

Biaya pembuatan Rp. 1.000,- 6.000 baglog Rp. 6.000.000,-

media

tanam/baglog

Biaya upah Rp. 500,- 6.000 baglog Rp. 3.000.000,-

pengisian media

Total Biaya Rp. 9.000.000,-

Sumber : Pak Sudar (2014)

Sedangkan keuntungan yang didapat oleh Bapak Sudar adalah :

Jamur yang dihasilkan per hari 15Kg, dengan rata-rata per baglog dapat

menghasilkan 400gram jamur, dan harga jual jamur yaitu Rp.15.000/kg=

Rp.225.000/hari, dan untuk perhitungan perbulan Chiliya Jamur rata-rata dapat

menghasilkan 15Kg *26 hari = 390 Kg, dari 6000 baglog, sehingga dengan asumsi

segitu Chiliya Jamur mendapat keuntungan sebesar Rp.5.850.000 per bulan. Untuk

keuntungan keseluruhan per sekali panen, yaitu per baglog menghasilkan 0,4 kg per

baglog x6000 baglog = 2.400 Kg x Rp.15.000 = Rp.36.000.000/ sekali tahapan

pemanenan. Untuk biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk biaya operasional per

sekali panen, yaitu: Pembuatan media sebesar Rp.1000x6000 baglog

= Rp.6000.000+biaya upah per baglog Rp.500 x 6000 baglog= Rp.3000.000,

sehingga total biaya yang dikeluarkan persekali panen sebesar Rp.9000.000. Dari data

Universitas Sumatera Utara


diatas, dapat disimpulkan bahwa, keuntungan Rp.36.000.000-biaya operasional

Rp.9000.000= Rp.27.000.000.

Adapun bahan – bahan yang digunakan untuk membuat media tanam media

untuk baglog adalah serbuk kayu yang telah diayak 85%-90% dan kalsium

karbonat(CaCO3) atau kapur pertanian sebanyak 1-2 %. Daya tumbuh jamur tiram

putih pada baglog sebanyak 95% dari jumlah baglog yang di tanam dengan

produktivitas 400 g/baglog dan jamur yang dihasilkan per hari rata-rata 25 kg jamur.

Dan lama budidaya jamur tiram putih itu dari awal pengisian sampai pemanenan

antara 5-6 bulan. Pemasaran jamur tiram putih ini dilakukan oleh Pak Sudar dan

dibantu oleh satu orang karyawan pria. Jamur tiram tersebut dijual kepada para

tengkulak dipasaran dan kadang-kadang ada juga pembeli yang datang langsung

ketempat budidaya jamur tiram putih Pak Sudar tersebut.

Rata-rata pelanggan yang datang merupakan para pedagang bakso, pedagang

somai, pengusaha rumah makan, dan ibu rumah tangga. Walaupun banyak sekali

permintaan akan jamur tiram putih oleh pasar. Kondisi internal perusahaan Pak Sudar

yang merupakan usaha perseorangan masih sulit mengembangkan usahanya akibat

belum mampu memproduksi sesuai dengan permintaan pasar karena kendala sumber

daya yang ada, seperti modal yang kurang, peralatan yang belum memadai,. Dan

kondisi eksternal seperti kurang nya promosi, harga jual yang masih rendah, mulai

munculnya pesaing-pesaing dengan usaha sejenis didaerah sekitar, dan kondisi cuaca

yang tidak menentu.

Universitas Sumatera Utara


Bedasarkan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan ini, maka perusahaan

Chiliya Jamur pak Sudar memerlukan strategi untuk dapat tetap menjaga eksistensi

bisnis nya dan meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan pasar akan jamur tiram

putih yang cukup tinggi. Apa saja langkah-langkah strategi yang sudah dibuat oleh

Pak Sudar selaku pemilik Chiliya Jamur sebagai suatu perencanaan jangka panjang

yang menyeluruh untuk pengembangan usaha serta sebagai dasar perencanaan fungsi-

fungsi operasionalisasi perusahaan.

Adapun strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih Pak Sudar,

dapat dilihat dengan analisis lingkungan eksternal dan internal. Bedasarkan hasil

penelusuran yang telah dilakukan, ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti diantaranya adalah:

1. Okla Vivandri, 2010 yang berjudul“ Strategi Pengembangan usaha Jamur

Tiram Putih pada Trisno Insan Mandiri Mushroom(TIMMUSH) Desa

Cibuntu Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.” Hasil Penelitian ini yaitu

bedasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE menunjukkan bahwa

usaha TIMMUSH berada pada sel II, artinya TIMMUSH berada pada

kondisi grow and build (tumbuh dan membangun). Implikasi strategi yang

paling sesuai diterapkan adalah strategi intensif yang terdiri dari penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, serta strategi

integrasi vertical meliputi strategi integrasi kebelakang, integrasi ke depan,

dan integrasi horizontal.

Universitas Sumatera Utara


2. Muhammad Reza Yusa, 2011 yang berjudul “ Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Pada E-COFARM, KAMPUS IPB DARMAGA-

BOGOR.”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bedasarkan

identifikasi faktor-faktor internal E-coFarm, perusahaan memiliki

kekuatan dan kelemahan. Bedasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal

E-coFarm yaitu lingkungan makro dan lingkungan industry,perusahaan

menghadapi berbagai peluang dan ancaman. Dan penentuan alternative

strategi dengan menggunakan matriks SWOT,dihasilkan sepuluh strategi

yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan cara melakukan

wawancara secara langsung dengan manajer lapangan.

3. Devi Mustikawati, 2010 yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan

usaha Bunga Potong Krisan (Studi kasus Sondi Raya Chrysanth

Farm,Kampung Jawa,Megamendung, Kabupateten Bogor)

Hasil penelitian ini menyimpulkan, strategi yang dihasilkan diperoleh ini

berasal dari pencocokan faktor-faktor strategis dari lingkungan internal

dan eksternal. Enam kekuatan dan tujuh kelemahan diperoleh dari analisis

lingkungan internal. Sedangkan hasil dari analisis lingkungan eksternal

terdiri dari enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan

terdiri dari: (1)Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk,

(2)Peningkatan kapasitas produksi perusahaan, (3)Peningkatan kualitas

SDM perusahaan, (4)Pembuatan perencanaan usaha secara terstruktur dan

sistematis, (5)Menerapkan teknologi yang lebih canggih dan efesien,

Universitas Sumatera Utara


(6)Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan, (7)Menjalin kemitraan

dan networking dengan stakeholder, (8)Menerapkan system produksi yang

sesuai dengan standar SOP dan GAP, dan (9)Memperjelas sistem

pembayaran atau kontak.

4. Faizah Arifa, 2011 yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Jamur

Tiram Dengan Analisis Prospektif pada Sari Sehat Multifarm, Bogor.

Hasil penelitian ini, adalah strategi pengembangan usaha jamur tiram pada

Sari Sehat Multifarm disusun berdasarkan skenario-skenario yang

mungkin terjadi di masa datang, skenario disusun bedasarkan faktor-faktor

kunci yang sangat menentukan pengembangan usaha, melipuuti

kemampuan permodalan, kemampuan manajemen keuangan,

produktivitas, kemampuan SDM, dan kondisi peralatan produksi. Urutan

tahapan peningkatan faktor tersebut adalah tahapan peningkatan kondisi

peralatan produksi, kemampuan SDM dan produktivitas. Peningkatan tiga

faktor kunci ini menjadikan perusahaan berkembang dari kondisi sekarang

menjadi skenario moderate. Kemudian diikuti peningkatan kemampuan

manajemen keuangan dan kemampuan permodalan, sehingga perusahaan

berkembang menjadi skenario optimis. Hasil analisis prospektif

menunjukkan bahwa faktor kemampuan permodalan sebagai faktor yang

dapat dikontrol (controllable factor) pada kuadran I yang merupakan

faktor utama atau dominan dalam pengembangan usaha pada Sari Sehat

Multifarm.

Universitas Sumatera Utara


5. Vivi Angelin Chatarine, 2012 yang berjudul “ Strategi Pengembangan

Bisnis Buah Semangka pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung

Tengah, Provinsi Lampung”. Terdapat 13 faktor strategis internal yang

dapat diidentifikasi pada bisnis semangka CV Salim Abadi, dan terdapat

10 faktor strategi eksternal yang dapat diidentifikasi pada bisnis

semangka CV Salim Abadi. Hasil analisis matriks I-E, menempatkan

bisnis buah semangka CV Salim Abadi pada kuadran IV, yakni

perusahaan memiliki kemampuan internal kuat dan eksternal yang sedang.

Strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah tumbuh dan membangun

(grow and build) yang dapat dilakukan dengan melakukan strategi intensif

seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk

dan bedasarkan matriks SWOT dihasilkan tujuh buah strategi.

Adapun strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih Pak Sudar,

dapat dilakukan dengan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang

dikenal dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis lingkungan

internal yang terdiri dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) serta

lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang(Opportunity) dan

ancaman(Weaknesses). Sehingga melalui analisis SWOT tersebut akan didapat

strategi pengembangan usaha jamur tiram tersebut.

Bedasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat dan

menganalisis strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih tersebut dalam

Universitas Sumatera Utara


bentuk skripsi dengan judul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Kecil pada

“Budidaya Dan Pengembangan Jamur tiram putih Putih” di Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi apa yang dapat diterapkan bagi usaha Chiliya Jamur dalam

mengembangkan usahanya.

2. Faktor internal apa, saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha

Chiliya Jamur dalam mencapai tujuannya

3. Faktor eksternal apa, yang menjadi peluang dan ancaman yang

berpengaruh terhadap aktivitas operasional usaha Chiliya Jamur

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang

sesuai untuk diterapkan oleh pada usaha Chiliya Jamur

2. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal yang menjadi

kekuatan dan kelemahan usaha Chiliya Jamur dalam mencapai tujuannya

Universitas Sumatera Utara


3. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor eksternal yang menjadi

peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas operasional

usaha Chiliya Jamur

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan

ilmiah dalam disiplin ilmu yang peneliti tekuni. Dan sebagai syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana S1 Administrasi Bisnis.

2. Bagi Usaha Jamur tiram putih Chiliya Jamur Pak Sudar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukkan bagi pemilik dalam pengembangan usahanya dalam

memajukan usaha nya di masa yang akan datang.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fisip USU

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi Program Studi

Ilmu Administrasi Bisnis Fisip USU dan menjadi bahan referensi

tambahan bagi mahasiswa/i di masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan suatu uraian teori yang berisi mengenai berbagai

konsep atau konstruk yang mendasari setiap variabel (Juliandi,2013:115).

2.2. Strategi

2.2.1. Defenisi Strategi


Ada beberapa definisi tentang strategi seperti yang dinyatakan dalam beberapa

literatur yang berkaitan dengan manajemen strategis, antara lain:

Strategi adalah serangkaian komitmen dan tidankan yang terintegrasi dan

terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti (core

competence) dan mendapatkan keunggulan kompetitif (Jatmiko,2004:134).

Pemahaman akan konsep strategi itu, sangatlah menentukan kesuksesan dalam

menyusun strategi dan pengimplementasian strategi yang telah di buat itu. Setiap

perusahaan yang sukses dalam menjalankan bisnis dan dapat bertahan dalam

persaingan bisnis serta memenangkan persaingan bisnis tersebut, pasti perusahaan

tersebut memiliki strategi bisnis yang telah di susun dengan baik, terarah dan tepat.

Artinya strategi yang di buat perusahaan sesuai dengan kondisi persaingan yang

ada sekarang dan yang akan datang apabila strategi yang di buat tidak sesuai lagi

Universitas Sumatera Utara


dengan strategi yang telah di buat, maka pihak perusahaan perlu secepatnya merevisi

atau mengubah strategi nya yang sesuai dengan kondisi pasar yang ada.

2.2.2. Jenis-Jenis Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas

pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada dua

belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam

empat bagian, yaitu :

1. Strategi Integrasi

Integrasi kedepan, integrasi ke belakangm, dan integrasi horizontal.

Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan control atas

distributor, pemasok dan pesaing.

a) Integrasi Ke depan

Yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada

distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi

sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri

sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia

yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil

sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

b) Strategi ke belakang

Universitas Sumatera Utara


Yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali

besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan

pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat

memenuhi kebutuhan perusahaan.

c) Strategi horizontal

Yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali

besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapar

memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu,

organisasi bersaing dalam indutri yang sedang tumbuh, meningkatkan skala

ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi

mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang

diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak

memiliki kemampuan manajerial.

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan

berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan

dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a) Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

atau jasa yang sudah ada dipasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar.

Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.

Universitas Sumatera Utara


b) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

c) Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan

produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus),

horizontal, dan konglomerat.

a) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan

secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada.

b) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba

menurun.

c) Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak

berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Stretegi ini digunakan untuk

meningkatkan pendapatan.

4. Strategi Defensif

Stretegi Defensif adalah stretegi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis

stretegi ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


a) Retrechment ( Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat

penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun.

b) Divestasi, yaitu menjual suatu devisi atau bagian dari suatu organisasi.

Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan

dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.

c) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan. Strategi ini

dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan

divestasi, dan tidak ada yang berhasil.

2.2.3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis sering juga dikenal sebagai strategi bersaing, strategi bisnis

berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa yang dilayani perusahaan

(David Hunger dan Thomas L. Wheellen, 2003:245). Strategi bisnis adalah

serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi untuk

menciptakan nilai bagi pelanggan dan keunggulan bersaing (Jatmiko, 2004 : 135).

Jadi dari kedua definisi ini, dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis adalah

pembuatan strategi dalam meningkatan posisi bersaing produk atau jasa dengan

serangkaian komitmen dan tindakan guna menciptakan nilai bagi pelanggan dan

keunggulan bersaing.

Universitas Sumatera Utara


2.3. Pengembangan Usaha

2.3.1 Defenisi Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dasarnya adalah tanggung jawab pengusaha itu. Dalam

pengembangan usaha, sangat membutuhkan suatu pandangan kedepan (visi),

motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap

pengusaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil

menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar (Pandji Anoraga

2007:66). Biasanya, seorang pengusaha harus mampu mengasah kemampuannya

melihat suatu peluang dalam kehidupan ini, walaupun peluang itu kecil. Maksudnya

setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, akan menimbulkan ide-ide bisnis

yang baru dan kreatif. Implikasi yang didapat pengusaha, yang mampu menggunakan

peluang adalah, 1) Seorang pengusaha harus lebih inovatif, dalam mencari,

melahirkan dan mengembangkan ide-ide baru. Mengembangkan jenis-jenis produk

baru yang belum ada dipasaran, 2) Seorang pengusaha harus berani mengambil resiko

untuk mewujudkan ide-ide yang lahir, 3) Seorang pengusaha haruslah memiliki

kemampuan dan kompetensi dalam mengelola suatu bisnis. Menurut penjelasan

diatas dapat disimpulkan bahwa, defenisi Pengembangan Usaha adalah kumpulan

ide-ide bisnis yang dilahirkan atau diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha

dalam mengelola suatu bisnis.

2.3.2. Teknik Pengembangan Usaha

Universitas Sumatera Utara


Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik peningkatan skala usaha

dan perluasan cakupan bisnis (Suryana. 2013:221)

1. Peningkatan Skala Usaha

Peningkatan skala usaha dapat dilakukan dengan menambah skala

produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha.

Pengembangan skala usaha juga bisa dilakukan dengan menambah jenis-jenis

barang atau jasa yang akan dihasilkannya dan diusahakannya. Cara untuk

pengembangan usaha bisa dilakukan, apabila perusahaan menurunkan biaya

jangka panjang. Sehingga otomatis akan menaikkan skala ekonomi yang

tinggi, selain itu dalam teknik strategi pengembangan usaha bisa dilakukan

dengan menambah lokasi usaha atau membuka cabang-cabang baru di dalam

kota maupun diluar kota dan di negara lain.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Perluasan cakupan usaha adalah diversifikasi usaha ekonomis yang

ditandai oleh biaya produksi total bersama. Caranya dengan menambah jenis

usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi

serta dengan teknologi yang berbeda. Dengan demikian, lingkup usaha

ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang

ditandai oleh biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih

jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan

biaya produksi secara terpisah.

Universitas Sumatera Utara


Perluasan cakupan usaha ini dilakukan ,apabila pengusaha harus

memiliki modal yang memadai.Sebaliknya, lingkup usaha tidak ekonomis

didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana

biaya produksi total untuk memproduksi dua atau lebih jenis produk secara

bersama-sama adalah lebih besar dari pada penjumlahan biaya produksi dari

masing-masing jenis produk itu, apabila diproduksi secara terpisah. Untuk

memperluas skala usaha atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan

permodalan yang cukup, wirausahawan bisa melakukan kerja sama dengan

perusahaan lain melalui ventura bersama (joint venture), atau kerjasama

manajemen melalui sistem kemitraan.

2.3.3. Tahapan Pengembangan Usaha

Secara umum tahapan pengembangan usaha dapat dijelaskan sebgai berikut

Tahap 1 : Identifikasi peluang

Peluang perlu didefinisikan dan di rinci. Untuk itu diperlukan data

dan informasi. Informasi itu biasanya diperoleh dari berbagai

sumber, seperti :

Universitas Sumatera Utara


1. Rencana perusahaan

2. Saran dan usul manajemen usaha kecil

3. Hasil berbagai riset dan peluang usaha

4. Kadin atau sosialisasi usaha sejenis

Tahap 2 : Merumuskan alternatif usaha

Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan

perusahaan atau manajer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin

dapat dibuka.

Tahap 3 : Seleksi alternatif

Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa

alternatif yang terbaik (prospektif). Untuk usaha yang prospektif dasa

pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Ketersediaan pasar

2. Resiko kegagalan

3. Harga

Tahap 4 : Pelaksanaan alternatif terpilih

Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap selanjutnya

pelaksanaan usaha yang terpilih tersebut.

Tahap 5 : Evaluasi

Universitas Sumatera Utara


Evaluasi yang dimaksud untuk member koreksi dan usaha yang

dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat

memberikan masukkan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya (Pandji

Anoraga, 2007:140).

2.4. Pengertian Usaha Kecil atau UKM

Di Indonesia terdapat bebagai definisi yang berbeda mengenai usaha

kecil/UKM, bedasarkan lembaga-lembaga yang memberi defenisi adalah sebagai

berikut ( www.ukmkecil.com, diaskes 28 Maret 2014 )

1. Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan

pekerja antara 5-19 orang.

2. Bank Indonesia (BI) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan

karakteristik berupa:

a. Modalnya kurang dari Rp. 20 juta.

b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp.5 juta.

c. Memiliki asset maksimum Rp.600 juta di luar tanah dan bangunan.

d. Omset tahunan ≤ Rp. 1 Miliar.

3. Departemen koperasi dan usaha kecil menengah (UU No 9 Tahun 1995) :

Usaha kecil/UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat

tradisional, dengan kekayaan bersih Rp.50 juta- Rp.200 juta (tidak termasuk

Universitas Sumatera Utara


tanah dan bangunan tempat usaha) omset tahunan≤ Rp 1 miliar, dalam UU

UMKM/2008 dengan kekayaan bersih tahunan Rp.300 juta- Rp. 2,5 miliar.

4. Keppres No. 16/1994 : UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan

bersih maksimum Rp. 400 juta.

5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan

a. Perusahaan memiliki asset maksimum Rp.600 juta di luar tanah dan

bangunan (Departemen Perindustrian sebelum di gabung).

b. Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp. 25 juta (departemen

Perdagangan sebelum di gabung)

6. Departemen keuangan

UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp. 600 juta/ tahun

dan asset maksimum Rp. 600 juta di luar tanah dan bangunan.

7. Departemen kesehatan

Perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat

Penyuluhan (SP), Merek Dalam Negeri (MD), dan Merek Luar Negeri (ML).

Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) dari berbagai literatur

memiliki beberapa persamaan, sehingga dari pendapat-pendapat tersebut dapat di

ambil suatu kesimpulan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah perusahaan

atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang dengan modal kerja kurang dari 25

juta rupiah, memiliki asset maksimum 600 juta rupiah dan dengan omset tahunan≤

Rp 1 miliar.

Universitas Sumatera Utara


2.4.1. Karakteristik Usaha Kecil

Menurut Jatmiko (2005:65) karakteristik atau ciri usaha kecil meliputi :

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah administrasi pembukuan standar.

2. Strukturr organisasi sederhana

3. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

4. Modal terbatas.

5. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.

6. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efesiensi jangka panjang.

7. Kemampuan pemasaran sangat terbatas.

8. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan

dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi

standar dan harus transparan.

2.4.2. Kelemahan dan kelebihan Usaha Kecil

Menurut Anoraga (2002:226), ada kelemahan dan kelebihan yang dimiliki

oleh usaha kecil.

Adapun kelemahan dari usaha kecil, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Investasi awal dapat mengalami kerugian

2. Perubahan mode

3. Peraturan pemerintah

4. Persaingan

5. Masalah tenaga kerja

6. Pendapatan tidak teratur

Sedangkan kelebihan dari usaha kecil, yaitu :

1. Usaha kecil berperasi menebar diseluruh pelosok dengan berbagai ragam

bidang usaha.

2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada

tingkat rendah.

3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat akrya yang disebabkan

penggunaan teknologi sederhana.

2.5. Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapt

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opoortunities), namun secara

kebersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Strategi merupakan tujuan jangka panjang

Universitas Sumatera Utara


dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang

penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep

strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya

strategi yang disusun (Rangkuti, 2009:4). Dengan demikian perencanaan strategis

harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang

,dan ancaman) dengan kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan Analisis

Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT

(Rangkuti, 2009:18).

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal, yaitu kekuatan atau

strengths dan kelemahan atau weaknesses serta lingkungan eksternal, yaitu peluag

atau opportunities dan ancaman atau threats yang dihadapi dunia bisnis. Menurut

Rangkuti (2009:19), analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses).

2.5.1. Matriks SWOT

Menurut (Rangkuti, 2009:31) Matriks SWOT atau TOWS dipakai untuk

menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusaaan, dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matriks ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

Berikut ini diagram Matriks SWOT :

Universitas Sumatera Utara


1. Strategi SO

Strategi ini dibuat bedasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan bedasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindarkan ancaman.

Tabel 2.1 Matriks SWOT

Faktor-faktor STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)

Internal Daftar kekuatan Daftar kelemahan

Faktor-faktor

Eksternal

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

Daftar peluang-peluang Membuat strategi dengan Membuat strategi yang

menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang untuk

untuk memanfaatkan peluang mengatasi kelemahan

Universitas Sumatera Utara


Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T

daftar ancaman-ancaman Membuat strategi yang Membuat strategi yang

eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan dan

untuk menghindari ancaman menghindari ancaman

Sumber : David (2006)

Bedasarkan Tabel 2.1, diperoleh delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT,

yaitu:

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal organisasi atau perusahaan

2. Menentukan faktor-faktor ancaman organisasi atau perusahaan

3. Menentukan faktor-faktor kekuatan organisasi atau perusahaan

4. Menentukan faktor-faktor kelemahan organisasi atau perusahaan

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi S-O. Catat hasil strategi SO dalam sel yang

ditentukan

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal utnuk

mendapatkan strategi W-O. Catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T. Catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman ekternal untuk

mendapatkan strategi WT. Catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.

2.6. Analisis Lingkungan

Universitas Sumatera Utara


Analisis lingkungan merupakan salah satu unsur penting dalam proses

manajemen strategik, sebab analisis lingkungan menghasilkan sejumlah informasi

yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan suatu usaha. Tujuan dari

analisis lingkunga adalah agar bisnis rumahan mampu memanfaatkan informasi

perubahan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif nya dimasa depan. Lingkungan

usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong

ataupun penghambat jalannya usaha. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya

usaha adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

2.6.1. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,

suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/peusahaan mempunyai

kemampuan untuk mengendalikan. Faktor internal perusahaan merupakan unit-unit

dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan mempengaruhi keputusan dan

kebijakan dari perusahaan.

Menurut Jatmiko (2004:68), faktor-faktor kunci lingkungan internal adalah :

a. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran didefenisikan sebagai proses penentuan,

pengantisipasian, penciptaan dan pemenuhan keinginan dan kebutuhan

pelanggan atas produk. Menurut Anoraga,1997 dalam buku Anoraga

(2007:181), pemasaran meliputi masalah penetapan produk, harga, saluran

distribusi dan promosi oleh perusahaan selain kegiatan penjualan diatas.

Universitas Sumatera Utara


b. Keuangan dan Akuntansi Produksi

Kondisi keuangan sering kali mempertimbangkan sebagai ukuran yang

terbaik, kekuatan atau posisi persaingan perusahaan dan menjadi daya tarik

utama bagi para investor. Fungsi keuangan menurut David (2004:158),

terdiri dari tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan keuangan

dan keputusan deviden.

c. Aspek Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal yang

menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan. Perusahaan dapat bekerja

dengan baik jika sumber daya manusia memiliki daya saing, kapabilitas,

dan manajemen yang baik. Menurut Jatmiko (2004:68), sumber daya

manusia merupakan faktor lingkungan internal yang menjalankan

aktivitas-aktivitas perusahaan. Perusahaan dapat bekerja dengan baik jika

sumber daya manusia memiliki daya saing, kapabilitas, dan manajemen

yang baik.

d. Aspek Produksi

Fungsi produksi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas yang

merubah masukan (input) menjadi barang. Manajemen produksi

memperlakukan masukan (input) mentransformasi dan keluaran sangat

beragam di antara industri-industri pasar. Menurut David (2004:163),

Universitas Sumatera Utara


terdapat lima fungsi dasar manajemen produksi, yaitu Proses, Kapasitas,

Sediaan, Tenaga Kerja, dan Mutu.

2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan adalah pelaku dan kekuatan diluar

perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk

mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan. Lingkungan

eksternal memiliki dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan kerja atau

industri dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja atau industri terdiri dari elemen-

elemen yang secara langsung mempengaruhi operasi-operasi perusahaan. Beberapa

elemen tersebut adalah pemasok, pesaing dan pelanggan (Pontas, 2011:149).

Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan eksternal perusahaan yang

tidak berhubungan dan berpengaruh langsung dengan aktifitas-aktifitas perusahaan.

Lingkungan sosial tersebut meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial budaya

dan lingkungan teknologi.

1. Lingkungan Ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu

perusahan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara relatif

dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam

perencanaan strategi setiap organisasi/ perusahan harus mempetimbangkan

Universitas Sumatera Utara


arah tren ekonomi dari setiap sektor pasar yang mempengaruhi industri

atau pasarnya.

2. Lingkungan sosial-budaya

Faktor sosial-budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja

perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai sikap, pandangan, serta gaya

hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi

kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku

bangsa dan ras.

3. Lingkungan teknologi

Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai

produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama

menurunnya berbagai produk dan pasar. Teknologi mempunyai pengaruh

penting pada kinerja industri (Pontas, 2011:224).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang menggambarkan dan menegaskan berbagai kondisi, situasi, atau

berbagai variabel, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak

hipotesis, melainkan dengan meneliti lebih dalam tentang gejala yang dialami

(Wirartha,2006:154). Data yang diperoleh bukanlah berbentuk angka-angka atau

nominal melainkan berupa kata-kata yang disusun dalam sebuah laporan .

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada strategi pengembangan usaha jamur tiram

putih yang berlokasi di Dusun Suka Mulya Desa Kepala Sungai Kecamatan

Secanggang Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak dikenal adanya

36
Universitas Sumatera Utara
populasi dan sampel. Subjek penelitian mejadi informan yang akan memberikan

berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian ini meliputi tiga macam,

yaitu (1) Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi

pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2)Informan utama, yaitu mereka yang

terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3)Informan tambahan,

yaitu mereka yang dapat memberikan informasi tambahan terhadap interaksi sosial

yang sedang diteliti. Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan yang terdiri

atas :

1. Informan Kunci

Pemilik budidaya jamur tiram putihh Chiliya Jamur 1 orang

2. Informan Utama

Karyawan budidaya jamur tiram putihh Chiliya Jamur 6 orang

3. Informan Tambahan

Agen penjual produk dari jamur tiram putihh Chiliya Jamur 3 orang

3.4 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 :33). Tujuan dilakukan konsep ini adalah

untuk memberikan batasan- batasan yang jelas dan menyederhanakan pemikiran,

Universitas Sumatera Utara


memudahkan pemahaman serta menghindari terjadinya pemahaman ganda dari

variabel yang diteliti. Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini

adalah :

1. Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap

pengusaha/ wirausaha. Dalam pengembangan usaha ini termasuk bagi industri

rumah tangga sangat membutuhkan pandangan kedepan (dijadikan seperti apa

usaha tersebut), motivasi dan kreativitas.

2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan,

suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi/ perusahaan

mempunyai kemampuan untuk mengendalikan.

3. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah pelaku dan kekuatan diluar perusahaan yang

mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk

mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan.

4. Usaha Kecil adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah perusahaan atau

industri dengan pekerja antara 5-19 orang dengan modal kerja kurang dari 25

juta rupiah, memiliki asset maksimum 600 juta rupiah dan dengan omset

tahunan ≤ Rp 1 miliar.

Universitas Sumatera Utara


3.5 Defenisi Operasional

Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti

merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian,

selain itu juga memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Pengembangan Usaha

a. Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar.

Mengembangkan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan

didasarkan saling menguntungkan kedua belah pihak.

b. Motivasi

Merupakan hal atau sesuatu yang mendorong seseorang berbuat sesuatu.

2. Lingkungan internal

a. Aspek Pemasaran

Menurut Anoraga,1997 dalam buku Anoraga (2007:181), pemasaran

meliputi masalah penetapan produk, harga, saluran distribusi dan promosi

oleh perusahaan selain kegiatan penjualan diatas.

b. Keuangan dan Akuntansi Produksi

Fungsi keuangan menurut David (2004:158), terdiri dari tiga keputusan

yaitu keputusan investasi, keputusan keuangan dan keputusan deviden

c. Sumber Daya Manusia

Universitas Sumatera Utara


Menurut Jatmiko (2004:68), sumber daya manusia merupakan faktor

lingkungan internal yang menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan.

Perusahaan dapat bekerja dengan baik jika sumber daya manusia memiliki

daya saing, kapabilitas, dan manajemen yang baik.

d. Produksi

Fungsi produksi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas yang

merubah masukan (input) menjadi barang. Menurut David (2004:163),

terdapat lima fungsi dasar manajemen produksi, yaitu Proses, Kapasitas,

Sediaan, Tenaga Kerja, dan Mutu.

3. Lingkungan Eksternal

a. Pemasok adalah orang yang bekerja sama dengan pemilik usaha dalam

penyediaan bahan baku

b. Pesaing adalah usaha sejenis yang ada di dekat usaha kita

c. Pelanggan adalah orang yang lebih dari dua kali datang membeli produk

4. Usaha Kecil

a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana adalah proses pencatatan atas

biaya produksi usaha dengan sistem manual/ sederhana

b. Struktur organisasi yang sederhana merupakan bagan dari suatu organisasi

yang berfungsi untuk menjalankan dan menggerakkan usaha dengan cara

sederhana

c. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

Universitas Sumatera Utara


mendapatkan dana dari pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

sistem administrasi standard dan harus transparan

d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas, adalah pengalaman yang dimiliki pemilik usaha rendah.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

a. Teknik Pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan

penelitian turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta dan

informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu dengan

menggunakan :

1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya

jawab secara resmi terstruktur dengan pemilik usaha jamur tiram putih

Chiliya Jamur yang bertujuan untuk menemukan masalah lebih terbuka,

dimana pihak yang diajak wawancara dapat melakukan dialog dua arah.

2. Observasi (pengamatan langsung), dengan melakukan secara langsung

pada lokasi pengembangan budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur,

Universitas Sumatera Utara


peneliti akan lebih mengetahui permasalah-permasalahan sebenarnya

yang ada dilapangan.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data skunder yaitu dengan cara mengumpulan data

penelitian dari sumber yang dicatat oleh pihak lain sebelumnya , yaitu dengan

menggunakan:

1. Penelitian Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data yang telah

diperoleh dari buku, jurnal, karya ilmiah, pendapat-pendapat para ahli

dibidangnya ,dan sumber dari badan yang terkait.

2. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dengan

mempelajari apa-apa saja yang penting yang di lihat peneliti di lokasi

penelitian, atau sumber-sumber lain yang berkaitan langsung dengan

masalah penelitian tersebut.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan metode dsekriptif

dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat dan

menjelaskan tentang masalah dan strategi apa yang telah digunakan oleh Chiliya

Jamur. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan cara kualitatif melalui

pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan untuk

mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

Universitas Sumatera Utara


ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu dengan menggunakan analisisi SWOT

dalam penentuan alternatif strategi.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Usaha Dagang

Chiliya Jamur merupakan usaha kecil perorangan yang dimiliki oleh Bapak

Sudar. Usaha ini bergerak dibidang agribisnis, tepatnya sebagai tempat budidaya

jamur tiram putih. Usaha ini terletak dipinggir jalan utama kecamatan, tepatnya di

Desa Suka Mulya, Dusun Kepala Sungai Kecamatan Secanggang, Kabupaten

Langkat. Usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, yang didirikan oleh Pak Sudar

berdiri di awal Januari 2011, dan di dapat dari hasil belajar teknik budidaya jamur

tiram putih pada sanak saudaranya di daerah Kudus, Jawa Tengah awal tahun 2009.

Kemudian tahun 2010 akhir beliau pulang ke kampung halaman, dan memulai usaha

jamur tiram putih tersebut pada bulan Januari 2011. Menurut Pak Sudar pemilik

jamur tiram putih Chiliya Jamur, sejarah berdirinya usaha ini dikarenakan susahnya

mencari lapangan kerja akibat sedikitnya lapangan kerja yang ada, sehingga

kemudian beliau berpikir untuk membuka atau membuat usaha budidaya jamur tiram

putih, seperti yang dipelajari beliau ketika masih merantau di Kudus, Jawa Tengah.

Beliau memilih usaha jamur tiram putih ini, dikarenakan budidaya jamur

tiram putih ini tidak memerlukan keahlian khusus, artinya semua orang bisa

43
Universitas Sumatera Utara
melakukannya, untuk memulai usaha jamur ini tidak memerlukan lahan yang luas,

beliau membuat tempat budidaya jamur tiram putih ini dibelakang perkarangan

rumahnya, dan awal budidaya jamur tiram putih ini tidak memerlukan biaya yang

besar dan produksi jamur tiram putih ini tidak mengenal musim, sehingga bisa

dimulai kapan pun. Sehingga dengan berbagai pertimbangan yang matang, Pak Sudar

memulai usaha jamur tiram putih tersebut, awalnya beliau mulai coba-coba sambil

belajar dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari ketika masih belajar teknik

budidaya jamur tiram putih di tepat sanak saudaranya di Kudus, Jawa Tengah

tersebut.

Dengan ketekunan beliau dan sikap tidak pantang menyerah untuk memulai

dan menjalankan usahanya, akhirnya beberapa bulan setelah itu beliau mulai berhasil

mengembangkan dan membudidayakan jamur tiram putih ini, walaupun beberapa kali

mengalami kegagalan. Setahun berselang, Pak Sudar telah mempekerjakan 2 orang

pekerja. Lambat laun usaha budidaya jamur tiram putih Bapak Sudar ini mulai

berkembang, walaupun banyak kendala yang dihadapi sampai sekarang. Sekarang

Beliau telah mempekerjakan 6 orang karyawan, dengan rincian 5 orang karyawan

wanita dan 1 orang karyawan pria dan dibantu dengan Bapak Sudar sendiri yang ikut

turun bekerja.

Dengan kemajuan akan bisnis budidaya yang dirintis Pak Sudar, terlihat mulai

berhasil dibuktikan dengan tingkat penjualan yang terus naik, beliau melihat akan

prospek yang menjanjikan kedepan tentang jamur tiram putih ini, dikarenakan

permintaan pasar akan produk jamur tiram putih ini terus meningkat, sampai- sampai

Universitas Sumatera Utara


Pak Sudar sendiri kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Walaupun

usaha budidaya jamur tiram putih ini tergolong masih baru, sehingga masih perlu

banyak belajar dalam mengembangkan bisnis budidaya ini kedepannya. Nama

budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur ini, diambil dari nama anak beliau yang

bernama ‘‘Chiliya”. Karena menurut Pak Sudar, diharapkan budidaya jamur tiram

putih ini, menjadi pintu rezeki dari anak itu sendiri. Tempat budidaya jamur tiram

putih dibuat dengan dua kumbung berbeda, yang mana satu untuk tempat pembuahan

jamur tiram putih dan satu lagi tempat inkubasi, masing-masing dengan luas

kumbung di buat dengan berukuran 5m x 8 m dengan luas tanam 80 m persegi, dan

mampu menampung 6.000 baglog.

4.1.2 Struktur Organisasi

Bedasarkan pengamatan peneliti, Chiiya Jamur tidak menerapkan struktur

organisasi. Namun, sesuai dengan keterangan yang didapat dari hasil wawancara,

peneliti menyimpulkan struktur organisasi yang ada pada budidaya jamur tiram putih

Chiliya Jamur, yaitu masih menggunakan struktur organisasi sederhana, seperti

dibawah ini.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

PEMILIK CHILIYA
JAMUR

Pekerja Pekerja Pekerja 3 Pekerja 4 Pekerja 5 Pekerja 6

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Wawancara 24 April 2014

Dari Gambar 4.1 Struktur Organisasi, dapat dijelaskan bahwa struktur

organisasi tersebut merupakan struktur organisasi lini atau jalur. Bentuk organisasi ini

merupakan merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling tua dalam organisasi.

Struktur organisasi ini tepat dipakai dalam organisasi kecil, dikarenakan si pemilik

langsung memberikan tugas-tugas kepada para pekerja. Masing-masing pekerja

memiliki tugasnya masing-masing sesuai yang telah ditetapkan. Pemilik juga ikut

turut serta dalam keberlangsungan kegiatan produksi, pemilik turut bekerja dan

sekaligus mengawasi para pekerja, serta memberikan arahan langsung kepada para

pekerja. Adapun tugas dari pemilik usaha yaitu selain mengawasi setiap proses

produksi, beliau juga bertugas mengisi bibit ke baglog yang telah dibuat dan

mengantarkan hasil produksi jamur kepada perantara atau agen yang ada dipasar.

Untuk tugas-tugas dari pekerja ke 1 sampai 4 yang merupakan Ibu-ibu bertugas

membuat baglog dan membungkus baglog-baglog. Untuk pekerja ke 5 yang

merupakan wanita, bertugas memanen hasil jamur yang sudah siap dipanen dan untuk

pekerja yang ke 6 bertugas sebagai pembuat media, mencampur semua bahan baku

yang ada sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Untuk lebih lengkap melihat

SDM yang bekerja pada budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur adalah sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Data Pekerja Chiliya Jamur

NAMA JENIS PEKERJAAN JENIS KELAMIN USIA

Bu Sulam (Pekerja 1) Membuat baglog Perempuan 46 tahun

Bu Sri Wahyuni (Pekerja 2) Membuat baglog Perempuan 25 tahun

Bu Ngatinem (Pekerja 3) Membuat baglog Perempuan 44 tahun

Bu Eka Lestari (Pekerja 4) Membuat baglog Perempuan 27 tahun

Risna (Pekerja 5) Memanen jamur Perempuan 21 tahun

Pak Jumai (Pekerja 6) Mencampur bahan Laki-laki 45 tahun

Sumber : Wawancara 24 April 2014

4.1.3 Penyajian Data

Dalam bab ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian yang

diperoleh melalui wawancara dan observasi sehingga dapat menjawab yang ingin

peneliti deskripsikan.Dalam bab ini disajikan juga data-data mengenai analisis

lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal perusahaan

budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur. Hasil wawancara yang diperoleh dari

informan kunci akan peneliti sajikan dalam penyajian data ini. Ada pun hasil

wawancara ini direkam oleh peneliti melalui alat perekam pada saat melakukan

kegiatan wawancara dan pertanyaan –pertanyaan yang diajukan kepada informan

merupakan pertanyaan yang berasal dari pandua wawancara yang peneliti tulis

Universitas Sumatera Utara


sebelumnya, namun dalam penyajian data, peneliti mengembangkan yang disesuaikan

dengan permasalahan dari penelitian tersebut.

4.1.3.1 Karakteristik Informan Utama

Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data-data mengenai identitas

informan yang terdiri dari umur, pendidikan dan jenis kelamin di lokasi penelitian.

Untuk lebih jelas melihat informan utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 : Informan Utama Berdasarkan Umur


NO. Umur Jumlah

1. 21-30 tahun 3 orang

2. 31-40 tahun 0 Orang

3. 41-50 tahun 3 Orang

Jumlah 6 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Dari tabel 4.2 diatas, karakteristik responden bedasarkan umur diatas dapat dijelaskan

bahwa informan yang ada di usaha Chiliya Jamur adalah yang berumur 21-30 tahun

berjumlah 3 orang , usia 31-40 tahun berjumlah 0 orang, dan yang berjumlah 41-50 tahun

berjumlah 3 orang. Sehingga dari hasil data yang diatas umur 21-30 tahun dan 41-50 tahun

sama banyak berjumlah 3 orang, dan yang berusia 31-40 tahun tidak ada.

Universitas Sumatera Utara


Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan pendidikan maka dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 : Informan Utama Berdasarkan Pendidikan


No. Pendidikan Jumlah

1. SD 2 Orang

2. SMP 1 Orang

3. SMA 3 Orang

4. S1/S2 0 Orang

Jumlah 6 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Bedasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden bedasarkan pendidikan diatas,

maka dapat dijelaskan bahwa, pendidikan SD berjumlah 2 orang, berpendidikan SMP

berjumlah 1 orang, berpendidikan SMA berjumlah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar yang bekerja di Chiliya Jamur adalah yang berpendidikan SMA, yang kedua

berpendidikan SD dan yang terakhir berpendidikan SMP .

Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan jenis kelamin maka dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 : Informan Utama Bedasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 1 Orang

2. Perempuan 5 Orang

Jumlah 6 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Dari tabel 4.4 diatas, karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin adalah pekerja

perempuan berjumlah 5 orang, dan pekerja laki-laki berjumlah 1 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa pekerja perempuan lebih banyak daripada pekerja laki-laki.

4.1.3.2 Karakteristik Informan Tambahan

Dalam karakteristik informan ini akan dijelaskan data-data mengenai identitas

informan yang terdiri dari umur, pendidikan dan jenis kelamin di lokasi penelitian.

Untuk lebih jelas melihat informan utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 : Informan Tambahan Berdasarkan Umur


NO. Umur Jumlah

1. 21-30 tahun 0 Orang

2. 31-40 tahun 2 Orang

Universitas Sumatera Utara


3. 41-50 tahun 1 Orang

Jumlah 3 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Dari tabel 4.5 diatas, karakteristik responden bedasarkan umur diatas dapat dijelaskan

bahwa dari hasil data yang diatas umur 31-40 tahun yang paling banyak berjumlah 2 orang,

usia 41-50 tahun berjumlah 1 orang, dan usia 21-30 tahun tidak ada .

Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan pendidikan maka dapat dilihat

pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 : Informan Tambahan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1. SD 0 Orang

2. SMP 1 Orang

3. SMA 2 Orang

4. S1/S2 0 Orang

Jumlah 3 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Bedasarkan tabel 4.6 diatas karakteristik responden bedasarkan pendidikan diatas,

maka dapat dijelaskan bahwa, pendidikan SD berjumlah 0 orang, berpendidikan SMP

Universitas Sumatera Utara


berjumlah 1 orang, berpendidikan SMA berjumlah 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar yang bekerja di Chiliya Jamur adalah yang berpendidikan SMA, yang kedua

berpendidikan SMP .

Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan jenis kelamin maka dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 : Informan Tambahan Bedasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 3 Orang

2. Perempuan 0 Orang

Jumlah 3 Orang

Sumber : Penelitian 24 April 2014

Dari tabel 4.7 diatas, karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin adalah pekerja

laki-laki berjumlah 3orang, dan pekerja perempuan tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa

informan tambahan seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Strategi Pengembangan Usaha Chiliya Jamur

Pertanyaan 1 : Apa yang menjadi alasan dan motivasi Bapak, dalam mendirikan

usaha budidaya jamur tiram ini?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : “Alasan dan motivasi mendirikan usaha jamur tiram dikarenakan

susahnya mencari kerja, sehingga kemudian saya berpikir untuk membuat usaha

budidaya jamur tiram putih, untuk memenuhi kebutuhan hidup saya.”(Pak

Sudar,2014)

Adapun hal motivasi diatas yang dinyatakan oleh Pak Sudar, dihubungkan

dengan teori kewirausahaan, tentang motivasi. Beberapa di antara motivasi, seseorang

menjadi wirausahawan salah satunya ingin memuaskan kebutuhan dasar, memperoleh

uang secara mandiri untuk kebutuhan fisik (pangan, sandang, dan papan). Dengan

latar belakang adanya masalah ekonomi yang terjadi pada masyarakat itulah yang

merubah pikiran Pak Sudar untuk menciptakan usaha sendiri, mencari uang sendiri,

menjadi seorang wirausahawan. Disamping itu, dengan adanya budidaya jamur tiram

ini, Pak sudar juga secara tidak langsung, membantu mewujudkan program

pemerintah, yaitu membuka lapangan pekerjaan, untuk mengatasi penggangguran.

Pertanyaan 2 : Mengapa Bapak memilih nama Chiliya sebagai nama usaha budidaya

jamur tiram ini?

Jawaban : “Nama usaha saya, berasal dari nama anak saya yang bungsu,

dikarenakan, dengan membuat nama anak saya yang bungsu, sehingga saya percaya

terhadap rezeki dari anak tersebut, diharapkan usaha ini dapat terus berkembang

dan maju.” (Pak Sudar,2014)

Universitas Sumatera Utara


Dalam membuat suatu usaha baru, nama usaha merupakan salah satu hal yang

sangat penting, dikarenakan nama usaha merupakan identitas dari usaha bisnis

tersebut, dan merupakan pembeda antar usaha lain yang sejenis. Nama usaha yang

unik dan mudah diingat merupakan kunci sukses dalam menarik calon pembeli untuk

membeli produk yang kita jual.

Pertanyaan 3 : Apakah Bapak memiliki kontrol penuh atas distributor, pemasok dan

pesaing?

Jawaban : “Saya tidak memiliki kontrol apa pun, terhadap distributor, pemasok dan

pesaing. Kontrol yang ada hanya pada masing-masing pihak.” (Pak Sudar,2014).

Kendali penuh Chiliya Jamur terhadap distributor, pemasok dan pesaing

berkaitan dengan strategi integrasi. Kendali penuh tidak dipelukan, dikarenakan

dalam strategi integrasi kedepan, kendali penuh dibutuhkan apabila distributor

organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri

sedang bertumbuh. Untuk strategi ke belakang bila perusahan tidak dapat diandalkan

dan terlalu mahal, dan untuk strategi horizontal, apabila perusahaan Chiliya Jamur

memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu,

organisasi bersaing dalam indutri yang sedang tumbuh.

Pertanyaan 4 : Apakah Bapak melakukan berbagai upaya intensif untuk

meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada? Jika

Universitas Sumatera Utara


ada,bagaimana strategi Bapak dalam melakukan berbagai upaya intensif untuk

meningkatkan kompetitif perusahaan?

Jawaban : “Iya, saya melakukan beberapa upaya intensif dalam bersaing terhadap

para pesaing yang sejenis. Strategi yang saya lakukan adalah dengan melakukan

pengembangan produk, dengan memperbaiki kualitas produk yang telah ada, dan

membuat formula khusus untuk meningkatkan hasil dan kualitas produk.” (Pak

Sudar,2014)

Dalam menjalankan usahanya, Pak Sudar, memiliki beberapa upaya intensif

dalam memajukan usaha nya, dengan mendorong produk usaha yang dihasilkan.

Upaya yang dilakukan pak Sudar, dengan meningkatkan kualitas dari produknya,

ukuran jamur tiram dengan lingkaran jamur yang besar, dan jamur yang dihasilkan

bewarna lebih putih besih, berbeda dengan produk pesaing. Sehingga menjadi

kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam menjadi daya tarik.

Pertanyaan 5 : Apakah Bapak melakukan penambahan produk baru, sehingga

produk Bapak beraneka ragam?

Jawaban : “Untuk sekarang saya belum menambah produk baru, tetapi kedepan

bisa menjadi bahan pertimbangan buat saya untuk menambah jenis produk yang

saya hasilkan, dikarenakan saya masih dalam proses berkembang dan belum cukup

dana untuk mengembangkan produk baru.” (Pak Sudar,2014)

Universitas Sumatera Utara


Dalam penganekaragaman produk, penting untuk membuat pilihan-pilihan

bagi pelanggan, akan tetapi dalam usaha kecil yang masih berkembang, dana masih

menjadi kendala yang besar dalam usaha kecil. Sehingga Pak Sudar, belum berani

mengembangkan produk baru dalam usaha budidaya nya. Ke depan rencana

perkembangan produk akan menjadi pertimbangan dalam memajukan usaha nya.

Pertanyaan 6 : Apakah Bapak melakukan penghematan biaya, untuk membalik

penjualan dan laba yang menurun?

Jawaban : “ Tidak ada langkah-langkah penghematan, dalam pengembangan usaha

saya, dikarenakan usaha saya masih membutuhkan dana.” (Pak Sudar, 2014)

Dalam usaha budidaya jamur tiram Chiliya Jamur Pak Sudar, Pak Sudar tidak

melakukan penghematan biaya, diakibatkan biaya masih sangat dibutuhkan dalam

proses operasional perusahaan Pak Sudar. Sehingga tidak lah memungkinkan biaya

tersebut dikurangi atau Pak Sudar melakukan penghematan.

Pertanyaan 7 : Bagaimana hubungan kemitraan usaha yang Bapak jalin dengan para

agen penjual?

Jawaban : “Hubungan saya dengan para agen baik-baik saja, tidak ada masalah

yang berarti.” (Pak Sudar,2014)

Pertanyaan 8 : Bagaimana cara yang Bapak lakukan dalam memotivasi karyawan?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban: ”Dalam melakukan motivasi karyawan, saya mengadakan bonus, lagi

karyawan yang kerjanya melampaui target, dan dalam bekerja saya menemani

karyawan dan mengajari mereka apabila mereka kurang tahu.”(Pak Sudar,2014)

Motivasi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja karyawan, dan

membuat karyawan bangga menjadi bagian dari perusahaan kita, dan merasa saling

memiliki. Sehingga para karyawan akan bekerja dengan senang hati dan gigih dalam

melakukan pekerjaan.

Menurut Anoraga (2007:66), pengembangan usaha dasarnya adalah tanggung

jawab pengusaha itu. Dalam pengembangan usaha, sangat membutuhkan suatu

pandangan kedepan (visi), motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi).

4.2.2 Lingkungan Internal Chiliya Jamur

Pertanyaan 9 : Apakah Bapak menerapkan sistem atau struktur organisasi dalam

menjalankan usaha bisnis ini?

Jawaban : “Saya tidak menerapkan sistem atau struktur organisasi yang secara

konkrit, tetapi struktur organisasi yang ada hanya sebatas pembagian kerja saja.”

(Pak Sudar,2014).

Dalam organisasi atau usaha yang masih sangat sederhana, mereka tidak

menerapkan struktur organisasi yang tertulis, tetapi mereka sudah melakukan

pembagian kerja, bagi masing-masing karyawan yang ada. Dikarenakan sumber daya

Universitas Sumatera Utara


yang ada belum mengetahui dan memahami secara mendalam tentang manajemen

usaha.

Pertanyaan 10 : Bagaimana Bapak dalam melakukan pengendalian atau pengawasan

terhadap para karyawan Bapak?

Jawaban : “Dalam melakukan pengawasan, saya terjun langsung dalam proses

produksi, dalam bagian-bagian yang penting saya yang mengerjakan.” (Pak

Sudar,2014)

Pengawasan merupakan kunci utama, dalam memastikan kalau usaha tersebut,

berjalan dengan semestinya. Dalam hal ini Pak Sudar terjun langsung dalam

mengawasi dan bekerja dalam hal-hal penting dalam proses produksi jamur tiram

Chiliya Jamur. Sehingga dengan pemilik jamur terjun langsung, diharapkan

meminimalisir kesalahan dalam proses pengembangan jamur.

Pertanyaan 11 : Dalam pengolahan staf, budaya bekerja yang seperti apa yang

diterapkan dalam perusahaan Bapak?

Jawaban : ” Dalam penerapan budaya organisasi, Chiliya Jamur menerapkan

budaya organisasi secara kekeluargaan, sehingga tidak terjadi jarak antara pemilik

dengan karyawan.” (Ibu Sulam,2014)

Pertanyaan 12 : Bagaimana dengan kelengkapan fasilitas dan sarana dalam

mendukung usaha bisnis budidaya jamur tiram ini?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban :’’ Fasilitas dan sarana yang digunakan, masih menggunakan peralatan

yang masih terbilang sederhana, seperti drum bekas, kompor gas sederhana,

walaupun begitu sudah ada dua alat cukup modern yang berasal dari bantuan

pemerintah daerah.”(Pak Jumai,2014)

Fasilitas dan sarana sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan proses produksi.

Proses produksi yang ada dalam jamur tiram rata-rata menggunakan peralatan,

sehingga dengan adanya peralatan, dapat memudahkan pekerjaan dan mempercepat

waktu bekerja.

Pertanyaan 13 : Apa masalah atau tantangan yang paling berat yang pernah Bapak

alami dalam menjalankan usaha bisnis ini?

Jawaban :”Dalam menjalankan bisnis jamur tiram ini, untuk sementara tidak ada

kendala yang berat ,tetapi terkadang saya terkendala dalam dana.”(Pak Sudar,2014)

Banyak nya kendala merupakan hal yang wajar, dalam perkembangan usaha

kecil. Dana merupakan kendala yang sangat umum dalam proses operasional dan

produksi, dan itu terbukti dari pernyataan Pak Sudar dalam kesulitan dana.

Pertanyaan 14 : Bagaimana usaha atau strategi yang Bapak lakukan dalam

menghadapi tantangan atau masalah tersebut?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : ”Tantangan dana yang dihadapi, untuk sementara waktu meminta

bantuan dana dari sanak saudara, tetapi untuk pengambilan dana yang tidak terlalu

besar.” (Pak Sudar,2014)

Tantangan dalam pengadaan dana merupakan hal yang wajar, untuk

mengatasi permasalahan dana bagi usaha kecil, pengusaha berupaya untuk

mendapatkan dana dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan berbagai pihak.

Pertanyaan 15 : Bagaimana cara Bapak menganalisis tentang keinginan, harapan, dan

ekspektasi pelanggan terhadap produk yang dijual ?

Jawaban : ” Dalam menganalisis keinginan, harapan, dan ekspektasi pelanggan,

saya menanyakan kepada agen. Dikarenakan agen yang secara langsung

berinteraksi dengan para pelanggan.”(Pak Sudar,2014)

Untuk mengetahui keinginan, harapan dan ekspektasi pelanggan, maka perlu

adanya interaksi antara pengusaha dan pihak pelanggan, tetapi dalam budidaya jamur

tiram Chiliya Jamur ini, pemilik menjual produk jamur nya kepada agen-agen.

Sehingga untuk mengetahui keinginan, harapan dan ekspektasi pelanggan, pemilik

langsung berhubungan dengan para agen.

Pertanyaan 16 : Bagaimana tingkat penjualan produk Bapak, setiap bulan?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : ”Dalam proses produksi, ada masa track atau buah raya, tergantung

cuaca yang tidak menentu. Kalau masih hujan, buah naik dan kalau musim kemarau,

buah berkurang.” ( Pak Sudar,2014)

Kendala cuaca sangat mempengaruhi kondisi perkembangan budidaya jamur

tiram ini. Dikarenakan dalam proses perkembangan dan pertumbuhan jamur tiram,

jamur sangat membutuhkan cuaca yang dingin, apabila cuaca panas jamur akan sulit

berkembang, sehingga sangat berpengaruh dalam hasil produksi dan keuntungan

budidaya Chiliya Jamur.

Pertanyaan 17 : Bagaimana cara Bapak menetapkan harga jual?

Jawaban : ”Dalam penetapan harga jual, harga dijual sesuai dengan penetapan

agen, sesuai dengan harga pasar.”(Pak Sudar,2014)

Harga produk, disesuaikan dengan harga pasaran. Dikarenakan tidak ada

posisi daya tawar pihak Chiliya Jamur dengan para agen. Sehingga pihak Chiliya

Jamur tidak bisa menetapkan harga sesuai dengan keinginan mereka.

Pertanyaan 18 : Bagaimana cara mendistribusikan produk kepada konsumen?

Jawaban : ’’Cara mendistribusikan produk, kepada pelanggan lewat para agen yang

membeli produk Chiliya Jamur, dan para agen yang menjual ke pasar.’’ (Pak

Jumai,2014)

Universitas Sumatera Utara


Cara mendistribusikan produk agar sampai kepada konsumen, pihak Chiliya

Jamur, bekerja sama dengan para agen. Mereka lah menjual produk ke pasar yang

dituju.

Pertanyaan 19 : Bagaimana sistem pendistribusian produk?

Jawaban : ’’Sistem pendistribusian produk, adalah dari pengusaha ke agen,

dari agen mereka kepada penggecer yang ada di pasar dan dari pengecer di pasar ke

konsumen atau pasar.” (Pak Jumai, 2014)

Dalam sistem pendistribusian, dibutuhkan peran dari setiap pihak, diantaranya

produsen, agen, dan pengecer. Hal ini demi tercapainya tujuan yakni sampainya

barang kepada para konsumen.

Pertanyaan 20 : Apakah Chiliya Jamur melakukan promosi?

Jawaban : ’’Dalam proses promosi, bisa dibilang tidak ada melakukan promosi

kepada konsumen, dikarenakan produk, kebanyakan dijual lewat para agen, sehingga

tidak terlalu diperlukan promosi, walaupun begitu tetap memberikan nama produk di

dalam kemasan untuk membedakan dengan para pesaing.”(Pak Jumai, 2014)

Pertanyaan 21 : Apa yang menjadi dasar Bapak, dalam menginvestasikan dana Bapak

untuk memulai budidaya jamur tiram ini?

Jawaban : ”Dasar dalam menginvestasikan dana, dikarenakan dalam budidaya

jamur tiram, prospek pasar sangat lah besar, tetapi belum digarap maksimal oleh

Universitas Sumatera Utara


para pengusaha, sehingga budidaya jamur tiram putih, masih sangat menjanjikan.”

(Pak Sudar, 2014)

Dalam memulai usaha, haruslah dilihat dulu peluang dan prospek pasar,

sehingga apabila kita akan melakukan investasi, maka investasi yang sudah kita

tanamkan akan tidak menjadi sia-sia atau merugi. Dalam hal ini pemilik Chiliya

Jamur melihat pangsa pasar yang terbuka luas, tetapi dalam hal penggarapan pasar

masih sangat kurang, sehingga pemilik Chiliya Jamur berani menginvestasikan dana

dalam memulai usaha jamur tiram putih ini.

Pertanyaan 22 : Apakah Bapak melakukan pembagian keuntungan kepada pihak lain,

dalam hal ini penanam modal pada usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur?

Jawaban : ” Saya tidak ada melakukan pembagian keuntungan, dikarenakan dana

yang ada, berasal dari dana pribadi.” ( Pak Sudar, 2014)

Dalam menginvestasikan suatu dana, seorang pengusaha harus mampu

membagi keuntungan kepada pihak stakeholder, tapi dalam hal ini Pak Sudar tidak

melakukan pembagian keuntungan, dikarenakan semua dana berasal dari dana

pribadi, tidak berasal dari hasil penanaman modal pihak luar.

Pertanyaan 23 : Apa yang menjadi dasar Bapak terus melakukan pendanaan terhadap

usaha ini?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : ”Dikarenakan dalam budidaya jamur tiram, prospek pasar sangat lah

besar, tetapi belum digarap maksimal oleh para pengusaha, sehingga budidaya

jamur tiram putih, masih sangat menjanjikan. Dan keuntungan yang didapat terus

meningkat. (Pak Sudar, 2014).

Pertanyaan 24 : Bagaimana cara Bapak menciptakan karyawan yang memiliki daya

saing dalam menjalankan usaha bisnis Bapak?

Jawaban : “Cara saya untuk menciptakan daya saing, adalah dengan memberikan

bonus kepada para karyawan, apabila karyawan dapat melebihi hasil dari pada

karyawan lain, dikarenakan dalam perusahaan budidaya Chiliya Jamur, perusahaan

tidak memiliki target usaha.” (Pak Sudar, 2014)

Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing, adalah dengan

memberikan motivasi kepada para karyawan. Motivasi bertujuan untuk merangsang

karyawan agar semakin giat bekerja.

Pertanyaan 25 : Apakah Bapak dalam melakukan penempatan karyawan yang sesuai

dengan kapabilitas atau kemampuan masing-masing?

Jawaban : ” Tidak harus sesuai dengan kemampuan masing-masing, dikarenakan

dalam proses operasional, pekerja hanya harus memiliki sikap kehati-hatian,

dikarenakan baglog-baglog tempat tumbuh jamur harus steril .”(Pak Sudar, 2014)

Universitas Sumatera Utara


Penempatan kerja, harus sesuai dengan kemampuan dan kapasitas

karyawannya, yang bertujuan untuk pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan

efesien. Melalui penempatan kerja, maka karyawan akan lebih mudah dalam

menyelesaikan pekerjaannya masing-masing. Namun dalam budidaya jamur tiram,

tidak diperlukan kemampuan khusus, tetapi hanya diperlukan sikap ke hati-hatian,

agar produk jamur yang sudah disterilisasi tidak kembali tercemar dari mikro

organisme luar, sehingga produk yang dihasilkan akan baik dan sehat.

Pertanyaan 26 : Bagaimana proses pelatihan yang Bapak lakukan terhadap karyawan

Bapak?

Jawaban : ”Pelatihan dilakukan pada saat karyawan bekerja, apabila karyawan

kurang memahami pekerjaan, dengan senag hati saya akan membantu.” (Pak Sudar,

2014)

Pelatihan adalah faktor penting dalam pengembangan sumber daya

manusia. Sehingga wajib hukumnya bagi pengusaha untuk melatih karyawan, dalam

peningkatan produktivitas konsumen.

Pertanyaan 27 : Berapa kapasitas maksimum produksi Chiliya Jamur per sekali

produksi

Jawaban : ” Hasil rata-rata produksi, untuk tiap sekali tahapan pemanenan

sebanyak 2.400 kg. Dengan baglog jamur sebanyak 6000 baglog, dengan asumsi per

Universitas Sumatera Utara


baglog dapat menghasilkan 400gram jamur per sekali tahapan pemanenan.” (Pak

Jumai, 2014)

Dalam proses produksi, kapasitas menyangkut keluaran maksimum,

sehingga perusahaan harus lah mengetahui berapa kapasitas maksimum proses

produksi dari usaha mereka.

Pertanyaan 28 : Bagaimana proses budidaya jamur tiram Chiliya Jamur?

Jawaban : “ Persiapan media tanam (meliputi formulasi substrat, pembahasan

awal, pengomposan, dan pengemasan media), setelah pengemasan media pada

kantong plastik PP,lalu media di strilisasi, lakukan inokulasi(pemasukan bibit ke

media), inkubasi (menumbuhkan miselium jamur) dan tahap akhir perawatan.” (Pak

Sudar,2014)

Proses produksi, berkaitan dengan proses operasional yang dilakukan oleh

perusahaan. Proses ini sangat penting, dikarenakan proses ini adalah proses inti dari

semua kegiatan perusahaa.

Pertanyaan 29 : Apakah Bapak menerapkan proses penyimpanan persediaan jamur

tiram putih?

Jawaban : “Kami tidak menerapkan proses penyimpanan persediaan jamur tiram,

dikarenakan jamur tiram merupakan barang basah, yang muda busuk. Sehingga

tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama.” (Pak Jumai, 2014)

Universitas Sumatera Utara


Persediaan dibutuhkan untuk menjaga stok barang, apabila ada permintaan

yang tiba-tiba dari pasar dan biasanya proses penyimpanan dalam Akan tetapi jamur

merupakan produk yang tidak tahan lama untuk disimpan, sehingga tidak bisa

menerapkan sistem penyimpanan atau persediaan.

Pertanyaan 30 : Berapa banyak karyawan atau tenaga kerja yang ada pada usaha

jamur tiram Chiliya Jamur?

Jawaban : ” Untuk saat ini, karyawan atau tenaga kerja yang ada, sebanyak 6

orang, dengan rincian 1 orang pria dan 5 orang wanita.”. (Pak Jumai, 2014)

Tenaga kerja, sangat dibutuhkan untuk membantu pemilik usaha untuk

menngerjakan pekerjaan operasional sehari-hari. Semakin banyak tenaga kerja, maka

semakin banyak pula hasil yang didapat. Budidaya jamur tiram Chiliya Jamur, saat

ini mempekerjakan karyawan 6 orang, yang mana dengan karyawan 6 orang ini,

sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas operasional sehari-hari, guna

mencapai target.

Pertanyaan 31 : Bagaimana Bapak menjaga mutu atau kualitas jamur tiram putih yang

Bapak jual?

Jawaban :” Untuk menjaga mutu dan kualitas produksi, saya terjun langsung,

artinya saya ikut bekerja, seperti dalam proses pencetakan media, penyeterilan, dan

pengisian media, dan yang paling utama itu adalah proses penystrilan media.” (Pak

Sudar, 2014).

Universitas Sumatera Utara


Mutu dari produk, merupakan kunci utama dalam menjaga tingkat

persaingan. Menjaga mutu produk, berguna untuk memastikan bahwa barang hasil

produksi, sesuai ukuran standart yang sudah ditetapkan. Sehingga untuk itu, pemilik

jamur tiram, langsung terjun ke lapangan, dan untuk proses-proses yang butuh

kecermatan atau proses yang sangat penting, pemilik yang mengambil ahli sendiri

untuk menyelesaikannya. Dengan bekerja dalam proses, memudahkan kontrol

kendali, ada di tangan pemilik.

Menurut Jatmiko (2004:68), Lingkungan internal adalah suatu kekuatan,

suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana

organisasi/peusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan.

4.2.3 Lingkungan Eksternal Chiliya Jamur

Pertanyaan 32: Bagaimana hubungan yang Bapak jalin dengan pemasok?

Jawaban : ” Hubungan saya dengan pemasok, baik-baik saja, tidak ada masalah.

Saya selalu menjaga hubungan baik tersebut.” (Pak Sudar, 2014)

Keberadaan pemasok merupakan salah satu hal yang sangat penting, dalam

setiap usaha. Dikarenakan untuk memenuhi semua kebutuhannya, perusahaan Chiliya

jamur sadar betul akan hal tersebut, sehingga pemilik Chiliya Jamur selalu melakukan

pendekatan dengan cara kekeluargaan kepada para pemasok.

Universitas Sumatera Utara


Pertanyaan 33 : Bagaimana cara yang Bapak lakukan dalam menjaga loyalitas

pelanggan?

Jawaban : “Dalam menjaga loyalitas para pelanggan, saya tetap menjaga kualitas

produk yang sudah ditetapkan.”(Pak Sudar,2014)

Pelanggan sangat lah penting, dikarenakan pelanggan adalah tujuan akhir

dalam memproduksi produk. Pelanggan akan membeli produk, dan apabila mereka

puas dengan produk kita, mereka akan menjadi pelanggan yang loyalitasnya tinggi.

Untuk itu loyalitas pelanggan perlu dijaga.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Strategi Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dasarnya adalah tanggung jawab pengusaha itu. Dalam

pengembangan usaha, sangat membutuhkan suatu pandangan kedepan (visi),

motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap

pengusaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil

menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar (Anoraga,

2007:66).

Dengan latar belakang sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang dihadapi

Pak Sudar pemilik usaha Chiliya Jamur, ternyata muncul ide untuk membangun suatu

Universitas Sumatera Utara


usaha. Usaha yang dibangun selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga bermanfaat

untuk masyarakat sekitar, penyerapan tenaga kerja. Dalam mendirikan suatu usaha

yang mampu bertahan, diperlukan suatu inovasi produk, inovasi produk, merupakan

penciptaan produk baru,atau produk yang ada, dikembangkan, sehingga berbeda

dengan produk sebelumnya.

Dalam membuat inovasi, Pak Sudar pemilik Chiliya Jamur meningkatkan

kualitas produk dengan peningkatan ukuran jamur yang cukup besar, dibandingkan

jamur yang diproduksi sebelumnya, dan warna jamur yang dihasilkan lebih putih dari

jamur yang ada pada pesaing. Sehingga dengan demikian produk jamur tiram putih

Chiliya Jamur disukai oleh pelanggan.

Dalam modal, Pak Sudar pemilik Chiliya Jamur menggunakan modal sendiri,

dan apabila dana yang ada kurang, Pak Sudar meminjam kepada sanak saudaranya,

tentunya dana yang dipinjam tidak terlalu besar. Pemilik Chiliya Jamur, bisa

mengajukan proposal bantuan dana, kepada pemerintah daerah lewat Dinas Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten langkat. Sehingga dengan adanya bantuan

dana dari pemerintah daerah tersebut, dapat mengatasi kendala dana yang ada.

Kerjasama yang dilakukan kepada para pemasok merupakan bentuk kerjasama

yang bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik antara Chiliya Jamur dengan

pemasok, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik maka diharapkan pemasok

akan memberikan bahan baku yang baik.

Dalam mengembangkan usaha bisnis nya dan meningkatkan volume

penjualan Pak Sudar pemilik Chiliya Jamur, menghasilkan produk jamur yang

Universitas Sumatera Utara


berkualitas baik, dengan ukuran yang jamur yang besar dibandingkan dengan

pesaing, dan warna jamur lebih bewarna putih bersih. Dengan kualitas produk baik,

dan diiringin dengan tampilan kemasan yang bagus dan menarik sebagai nilai tambah

bagi produk jamur tiram yang dijual.

Bedasarkan teori menurut Pandji Anoraga 2007:66. Pengembangan usaha

dasarnya adalah tanggung jawab pengusaha itu. Dalam pengembangan usaha, sangat

membutuhkan suatu pandangan kedepan (visi), motivasi dan tentu saja sebuah

kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap pengusaha, maka besarlah

harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah

atau bahkan menjadi sebuah usaha besar. Bedasarkan teori diatas dapat disimpulkan

bahwa usaha Chiliya Jamur, menunjukan perkembangan usaha yang sesuai dengan

teori yang dikemukakan diatas.

4.3.2 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Jatmiko (2004:68), lingkungan internal adalah suatu kekuatan, suatu

kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi

atau perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan. Faktor internal

perusahaan merupakan unit-unit dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan

mempengaruhi keputusan dan kebijakan dari perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


Chiliya Jamur merupakan usaha kecil perorangan yang dimiliki oleh Bapak

Sudar. Usaha ini bergerak dibidang agribisnis, tepatnya sebagai tempat budidaya

jamur tiram putih. Usaha ini terletak dipinggir jalan utama kecamatan, tepatnya di

Desa Suka Mulya, Dusun Kepala Sungai Kecamatan Secanggang, Kabupaten

Langkat. Usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, yang didirikan oleh Pak Sudar

berdiri di awal Januari 2011. Lokasi budidaya Chiliya Jamur, terletak dipinggir jalan

besar, dan berjarak 1 km dari pusat pasar Kabupaten Langkat yaitu Pasar Stabat, yang

tentunya tempat budidaya Chiliya Jamur strategis. Tempatnya juga tidak jauh dari

kota Kecamatan Secanggang.

Dalam memasarkan dan mendistribusikan produk-produk yang dihasilkan,

untuk mendistribusikan hasil produksi kepada para konsumen, pemilik Chiliya Jamur,

menjualnya kepada pihak agen. Barang-barang yang ada pada agen, akan dijual ke

pengecer dan pihak pengecer akan menyalurkan ke konsumen-konsumen secara

langsung.

Dalam menarik pelanggan, harga yang murah dengan kualitas yang bagus

merupakan daya tarik tersendiri. Harga jual produk Chiliya Jamur satu kg jamur

dijual seharga Rp.15.000, harga sesuai dengan kesepakatan antara pihak Chiliya

Jamur dengan agen penjual. Dikarenakan para agen harus menyesuaikan harga pasar,

dengan keuntungan mereka. Sehingga harga yang ditetapkan merupakan harga

standar pasaran. Harga jamur tiram yang ada dipasaran sekarang ini, per kilogram

Rp.15.000-Rp.16.000

Universitas Sumatera Utara


Dalam proses distribusi dalam bidang promosi, pihak Chiliya Jamur masih

kesulitan dalam mempromosikan produk mereka, tetapi untuk menyiasatinya mereka

menempelkan merek didalam kemasan mereka, yang berguna untuk membedakan

produk mereka dengan produk kompetitor. Serta dalam kemasan merek, dicantumkan

nomor telepon, sehingga konsumen akan mudah memesan secara langsung.

Walaupun begitu kemasan yang ada kurang menarik, masih menggunakan kantong

plastik dikarenakan ketersediaan dana.

Keuangan merupakan suatu hal yang penting dan menjadi kebutuhan primer

dalam suatu usaha, hal ini dikarenakan pengolahan keuangan yang tidak baik dapat

membawa dampak kemunduran bahkan kebangkrutan suatu usaha. Menurut

wawancara yang dilakukan oleh peneliti, adapun yang menjadi dasar pemilik Chiliya

jamur dalam menginvestasikan dananya untuk usaha budidaya jamur tiram putih,

dikarenakan beliau waktu itu merasa sulit mendapat pekerjaan, dan berbekal dari

pengalaman yang dibawah dari Pulau Jawa, ketika merantau dan juga pasar jamur

yang begitu luas, tetapi masih sedikit yang menggarap khususnya di daerah

Kabupaten Langkat. Dalam menjalankan bisnis jamur tiram pemilik Chiliya Jamur

masih menggunakan modal sendiri, awalnya modal yang ditanamkan berjumlah

Rp.10.000.000. Dalam menjalankan usahanya Chiliya Jamur masih menggunakan

keuangan yang sederhana. Keluar masuknya dana hanya dicatat seadanya saja,

dibuku catatan kecil pemilik jamur. Permasalahan yang dihadapi sekarang ini, Chiliya

Jamur memiliki kesulitan dana.

Universitas Sumatera Utara


Apabila dalam menjalankan usahanya, pemilik Chiliya Jamur mengalami

kesulitan dalam dana, pemilik Chiliya Jamur meminjam dana ke sanak saudaranya,

dana yang dipinjam berupa dana yang tidak besar. Dalam sistem pembayaran

penjualan, pihak Chiliya Jamur menggunakan sistem pembayaran per satu minggu

sekali, untuk menagih pembayaran kepada para agen. Dimana hasil produksi jamur

tiram tersebut, setiap hari diantar kepada agen-agen, dan pihak agen akan membayar

jamur tersebut tiap minggu, yang sebelumnya pada setiap kali jamur tiram diantar

sama pihak Chiliya Jamur kepada para agen, dilakukan pencatatan masing-masing

pihak, berapa jumlah jamur yang dikirim tiap hari.

Dalam sumber daya manusia, Salah satu kunci keberhasilan sebuah

perusahaan dalam, menjalankan bisnisnya, umumnya ditunjang oleh kualitas sumber

daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk

menjaga loyalitas tenaga kerja atau karyawan sebab secara tidak langsung tenaga

kerja atau karyawan juga sangat berperan dalam menentukan kemajuan suatu usaha.

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Chiliya Jamur terbilang baik. Artinya

kualitas yang baik itu, kualitas yang dapat melayani pelanggan dengan baik. Para

pekerja jamur tiram Chiliya Jamur berjumlah enam orang, yang rata-rata tamatan SD,

SMP dan SMA. Kemampuan para pekerja sudah memiliki teknis yang baik, karena

sudah di arahkan langsung sama pemilik jamur Chiliya Jamur tersebut, dan pada saat

awal bekerja di Chiliya Jamur, pemilik Jamur melakukan pelatihan kepada karyawan

Universitas Sumatera Utara


nya, pelatihan yang diberikan berupa pelatihan dalam pengisian baglog sehingga

karyawan memiliki kemampuan yang baik pada saat bekerja.

Dalam operasional sehari-hari pemilik Chiliya Jamur terjun langsung, ikut

bekerja. Sehingga tidak ada jarak antara pemilik dengan karyawan. Dengan demikian

para pekerja tidak sungkan untuk menanyakan sesuatu tentang kendala yang dihadapi

para pekerja. Pak Sudar, Pemilik jamur tiram Chiliya Jamur memotivasi karyawan

dengan menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan para karyawan lewat

kekeluargaan, memperhatikan mereka dan memberikan bonus dalam bentuk uang,

para karyawan bekerja mulai pukul 09.00-12.00 wib.

Dalam proses produksi Chiliya Jamur ini sampai pemanenan, dalam satu

periode panen dibutuhkan waktu 1-6 bulan, yang mana bulan-bulan yang pertama dan

kedua para pekerja melakukan kegiatan pembuatan media tanam dengan

pencampuran bahan dan pengomposan media (yang mana para pekerja usaha jamur

tiram Chiliya Jamur ini dapat menghasilkan 200 baglog jamur/ hari, dan 6000 baglog

jamur/bulan), setelah itu dilakukan pengemasan, sterilisasi media tanam dan inokulasi

(pemasukkan bibit pada media tanam).

Setelah media tanam selesai di inokulasi dengan bibit semai, tahap selanjutnya

tahap inkubasi ( tanaman diletakkan pada ruangan khusus injkubasi tanam dengan

cara media disusun di rak-rak yang sudah disanitasi terlebih dahulu dengan suhu

diatur berkisar antara 25-28 derajat Celsius dengan kelembapan 80-90% dengan

sedikit cahaya) lama proses inkubasi selama 4 minggu/ 1 bulan. Di bulan yang ketiga,

Universitas Sumatera Utara


baglog-baglog yang sudah melewati proses inkubasi, akan dipindah ke ruangan

pembuahan, yang mana suhu di ruangan tersebut mulai diturunkan antara 22-25

derajat Celsius dengan kelembapan menjadi 80-85%, dan pada bulan keempat dan ke

lima, para pekerja tidak berproduksi. Masuk bulan ke enam para pekerja memulai

membuat media tanam (baglog) kembali, dan baglog-baglog tersebut disusun pada

kumbung inkubasi, selama 2 bulan. Untuk bulan keenam juga masuk masa

pemanenan jamur yang siap dipanen.

Dalam proses produksi, pihak Chiliya Jamur masih menggunakan alat-alat

yang masih tergolong sederhana. Dengan proses pensterilan dengan membuat tempat

dari drum bekas dan dipanaskan dengan menggunakan kompor gas . Drum bekas

yang sudah diisi baglog2 yang hendak disterilkan, ditutup dengan beberapa lapis

plastik kaca, agar suhunya tetap terjaga dan panasnya merata. Walaupun begitu,

Chiliya Jamur mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, berupa alat

pengemasan, sehingga kemasan lebih rapi.

Kapasitas produksi Chiliya Jamur memanen per hari 15 Kg, dengan rata rata

per baglog dapat menghasilkan 400gram jamur , dan para pekerja dalam satu kali

periode penanaman, dapat menghasilkan 200 baglog/hari , dan 6000 baglog/ bulan.

Utnuk menghadapi persaingan, hasil produksi jamur yang dihasilkan Chiliya Jamur

memiliki kualitas yang unggul dengan ukuran yang lebih besar dari jamur yang dijual

pesaing dan bewarna lebih putih, sehingga kualitas yang ada dapat dipercaya

masyarakat, bahwa jamur yang dihasilkan benar-benar baik. Karyawan yang bekerja

dalam usaha budidaya Chiliya Jamur berjumlah 6 orang.

Universitas Sumatera Utara


Untuk meningkatkan usaha, dengan penambahan tempat usaha, yaitu pihak

Chiliya Jamur, Luas tempat pembibitan tiram secara keseluruhan berjumlah total

800 𝑚𝑚2 . Chiliya Jamur membuat dua kumbung berbeda, yang mana satu untuk

tempat pembuahan jamur tiram putih dan satu lagi tempat inkubasi, masing-masing

dengan luas kumbung di buat dengan berukuran 5m x 8 m dengan luas tanam 80 m

persegi, dan mampu menampung 6.000 baglog. Sehingga proses produksi menjadi

lebih maksimal.

Bedasarkan teori menurut Jatmiko(2004:68), lingkungan internal adalah suatu

kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa, yang saling berhubungan,

dimana organisasi atau perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan.

Usaha budidaya Chiliya Jamur, memiliki kekuatan yang mampu mengatasi

kelemahan yang ada.

4.3.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan adalah pelaku dan kekuatan diluar

perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk

mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan. Lingkungan

eksternal memiliki dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan kerja atau

industri dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja atau industri terdiri dari elemen-

elemen yang secara langsung mempengaruhi operasi-operasi perusahaan. Beberapa

elemen tersebut adalah pemasok, pesaing dan pelanggan

Universitas Sumatera Utara


Dalam proses operasional sehari-hari, ketersediaan bahan baku, menjadi

sangat penting. Pasokan bahan baku seperti dalam pembuatan media, dalam hal ini

pengadaaan serbuk kayu, pihak Chiliya Jamur bekerjasama dengan tempat

pembelahan kayu yang ada disekitaran usaha Chiliya Jamur, dengan kesepakatan

serbuk kayu diambil sendiri dan pembelian 50 goni kayu, dengan harga satu goni

sebesar Rp.6.000 rupiah setiap setengah bulan sekali. Untuk bahan baku dedak

diambil dari kilang padi, sebanyak 50 kilogram, dengan harga satu kilogram dedak

Rp.2.500/kg dan dengan sekali periode produksi dapat menggunakan sebanyak 50

kilogram dedak, dan kapur pertanian diambil dari toko pertanian, sebanyak 2 sak ,

dengan harga satu sak Rp.20.000.

Chiliya Jamur, menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan para

pemasok, agar kedepan tidak terjadi miss communication, dikarenakan pemasok

merupakan hal yang sangat penting dalam proses operasional perusahaan. Sehingga

dengan adanya komunikasi yang baik, pihak Chiliya Jamur menjalin hubungan yang

sangat lama dengan para pemasok, sehingga harga bahan baku dibuat murah, dalam

menjaga ketersediaan pasokan bahan baku, Chiliya Jamur menjalin komunikasi tidak

hanya pada satu pemasok saja, tetapi kepada pemasok-pemasok yang lain, yang ada

dilingkungan sekitaran tempat budidaya.

Dengan peningkatan tren untuk mengkonsumsi makanan kesehatan

dikalangan masyarakat, membuat peluang yang besar bagi Chiliya Jamur,

dikarenakan jamur merupakan makananan yang menyehatkan. Sehingga permintaan

Universitas Sumatera Utara


akan jamur semakin terus meningkat. Untuk mencapai peluang tersebut, Chiliya

Jamur, menjaga mutu produk mereka, dengan produk unggulan dari yang lain.

Produk yang mereka hasilkan lebih unggul, dari segi ukuran, produk Chiliya jamur

lebih besar dari jamur pesaing dan lebih putih dari jamur tiram lainnya, yang mana

jamur tiram yang besar dan bewarna putih bersih, merupakan produk yang dicari oleh

konsumen dipasaran. Disekitaran lingkungan perusahaan, masyarakat sekitar bisa

dijadikan konsumen dari Chiliya Jamur, sehingga meningkatkan penjualan.

Penerapan teknologi pada budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur masih

tergolong sederhana, diantaranya alat yang digunakan untuk sterilisasi baglog/ media

tanam tidak menggunakan alat autoklaf (merupakan alat yang berfungsi sebagai alat

sterilisasi media) tetapi masih menggunakan drum bekas dan ditutupi pakai plastik

kaca. Belum adanya alat Laminar Air Flow (LAF) yang berfungsi sebagai tempat

melakukan isolasi tubuh buah jamur atau inokulasi saat pembuatan kultur murni.

Tetapi pada proses pemanasan untuk sterilisasi media tanam, Chiliya Jamur sudah

menggunakan kompor gas karena lebih efesien dan menghemat biaya produksi.

Namun untuk menyiasati alat-alat produksi yang kurang modern dan tidak ada,

seperti dalam isolasi bibit, Pak Sudar, melakukannya didalam ruang khusus, sehingga

tidak terkontaminasi dari lingkungan luar, yang dapat menggangu pertumbuhan jamur

tiram putih. Namun ada juga produk yang sudah modern, seperti penggunaan alat

yang digunakan untuk proses packaging yang berasal dari bantuan pemerintah daerah.

Universitas Sumatera Utara


Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu, seperti kenaikan

harga bahan bakar gas, yang mana gas merupakan bahan baku yang dipakai untuk

mensterilkan baglog-baglog, apabila harga gas naik, maka Chiliya Jamur

menyiasatinya dengan mengganti produk bahan bakar gas, dengan kayu, dikarenakan,

tidak jauh dari lingkungan sekitar tempat budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur,

terdapat hutan kayu bercampur dengan perkebunan tebu, sehingga bisa dimanfaatkan

untuk mengganti produk gas yang mahal dengan kayu-kayu yang ada. Apabila kayu

yang ada sudah tidak memungkinkan lagi untuk diambil, maka Chiliya Jamur, akan

menaikkan harga jamur, tetapi harga yang ada masih bisa dijangkau oleh pembeli.

Didaerah lingkungan sekitar Chiliya Jamur, terdapat beberapa pesaing yang muncul,

namun tingkat persaingan yang ada tidak terlalu tinggi, dengan adanya pesaing yang

muncul, kedepan akan berdampak terjadi persaingan dalam mendapatkan bahan baku

produksi, sehingga merupakan suatu ancaman yang dapat mengganggu operasional

Chiliya Jamur.

Bedasarkan teori menurut Pontas (2011:149) Lingkungan Eksternal

perusahaan adalah pelaku dan kekuatan diluar perusahaan yang mempengaruhi

kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk mengembangkan dan

mempertahankan kelangsungan perusahaan. Sesuai dengan teor diatas disimpulkan

bahwa Chiliya Jamur memiliki pemasok yang baik, yang mana pemasok merupakan

kekuatan dari luar yang dapat mendukung dan mempertahankan usahanya, dan juga

pasar yang terbuka luas dengan naiknya tren dalam mengkonsumsi jamur tiram.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 Matriks SWOT

Faktor-faktor Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Internal
1. Lokasi yang 1. Kurangnya Promosi
strategis 2. Kemasan yang
2. Harga yang kurang menarik
bersaing 3. Masih
3. Kualitas sumber menggunakan
daya manusia yang sistem keuangan
baik. sederhana
4. Jamur yang 4. Kurangnya dana
dihasilkan memiliki 5. Teknologi yang
Faktor-faktor kualitas yang masih sederhana
Eksternal unggul.
5. Tempat usaha yang
luas.

Peluang (O) Strategi S-O StrategiW-O


1. Jumlah Pemasok 1. Memproduksi 1. Menggunakan
yang memadai produk yang tekologi media
2. Pasar yang melebihi target yang ada, untuk
terbuka luas produksi untuk mempromosikan
3. Adanya Perhatian memenuhi produk (W1,O3)
pemerintah permintaan pasar. 2. Memanfaatkan
daerah (S1,S3,S5,O2) bantuan pemerintah
2. Memanfaatkan daerah dengan
sumber daya yang meminta teknologi
ada untuk menjalin untuk memperbaiki
kerjasama dengan packaging,
pemasok (S3,O1) (W2,O3,O4)
3. Memanfaatkan 3. Memanfaatkan
keadaan lingkungan bantuan pemerintah
usaha dan produk daerah untuk
yang menjanjikan mencari sumber
untuk mendapatkan dana (W4,O4)
bantuan dari
pemerintah daerah.
(S1,S4,S5,O4)
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T

Universitas Sumatera Utara


1. Kenaikan bahan 1. Menaikkan harga 1. Memperbaiki
bakar gas. jual produk, dengan kemasan produk,
2. Munculnya memanfaatkan guna meningkatkan
pesaing baru kualitas produk harga jual untuk
yang unggul. menutupi kenaikan
(S4,T1) bahan bakar.
2. Memberikan (W2,T1)
produk yang 2. Meningkatkan
unggul kepada para promosi dan
konsumen, guna memperbaiki
mengatasi produk tampilan produk,
pesaing. (S4,T2) guna menghadapi
pesaing
(W1,W2,T2)

Usaha budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur dapat mengembangkan

usaha nya dengan melihat analisis SWOT usaha budidaya jamur tiram putih Chiliya

Jamur, dapat berkembang. Pemilik Chiliya Jamur menggunakan Matriks Kekuatan

(Strengths) –Kelemahan (Weaknesses) – Peluang (Opportunities) – Ancaman

(Threats), yag dapat digunakan sebagai alat yang membantu untuk meningkatkan

pengembangan usaha lewat mengembangan strategi yang diatas.

Adapun Strategi yang diterapkan oleh Chiliya Jamur, yaitu Strategi pengembangan

usaha yang diterapkan dalam pengembangan usaha Chiliya Jamur adalah strategi

intensif. Strategi intensif yang dilaksanakan dengan pengembangan produk, yaitu

mencari kenaikan penjualan dengan mengembangkan jasa yang baru, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Budidaya Chiliya Jamur agen jamur pengecer konsumen

b. Budidaya Chiliya Jamur pedagang bakso konsumen

c. Budidaya Chiliya Jamur konsumen

dan Strategi SO, yang memanfaatkan seluruh kekuatan dan merebut peluang yang

ada, alternatif strategi nya yaitu:

1. Memproduksi produk yang melebihi target produksi untuk memenuhi

permintaan pasar.

Memproduksi produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar yang

besar, dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang baik kinerjanya dan tempat

usaha yang luas. Sehingga Chiliya Jamur dapat menggenjot produksi jamur nya guna

memenuhi permintaan pasar yang besar, yang biasanya per hari Chiliya Jamur

mampu menghasilkan 15kg jamur, kedepan yang menjadi target Pak Sudar menjadi

25kg per hari. Sehingga dengan produksi yang meningkat, dapat pula meningkatkan

pendapatan jamur tersebut.

2. Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada untuk menjalin kerjasama

dengan pemasok.

Sumber daya manusia yang bekerja pada usaha budidaya jamur tiram putih

Chiliya Jamur berjumlah 6 orang, merupakan orang-orang dilingkungan sekitar

tempat usaha, mereka tersebut memiliki jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk

mendekatkan pemilik dengan pemasok, guna menjalin kerja sama lebih intens lagi,

Universitas Sumatera Utara


dan juga para karyawan, bisa memberikan informasi tentang sumber alternatif, untuk

menggantikan pemasok bahan baku yang ada sekarang, yaitu pemasok bahan baku

serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian. Apabila pemasok yang ada sekarang tidak

mampu lagi menyediakan bahan baku.

3. Memanfaatkan keadaan lingkungan usaha dan produk yang menjanjikan untuk

mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.

Kondisi lingkungan yang usaha baik dengan lokasi yang strategis, yang

terletak dipinggir jalan besar, tempat usaha yang luas, dan dapat menghasilkan

produk yang bagus. Merupakan keunggulan dari usaha Chiliya Jamur, kodisi tersebut

dapat digunakan untuk mengajukan proposal usaha, guna mendapatkan bantuan dari

pemerintah daerah, baik bantuan dalam bentuk pelatihan-pelatihan usaha kepada Pak

Sudar pemilik Chiliya Jamur.

Strategi WO merupakan strategi untuk memperkecil kelemahan dan memanfaatkan

peluang yang ada.

1. Menggunakan tekologi media yang ada, untuk mempromosikan produk.

Dalam mempromosikan produk, banyak cara yang dapat dilakukan, salah

satunya penggunaan teknologi komunikasi sekarang ini. Teknologi komunikasi

merupakan media yang unggul dan tidak mahal, seperti mempromosikan produk ke

jejaring sosial yang ada, seperti Twitter, Facebook, dan BlackBerry Massenger.

Media jejaring sosial selain mempromosikan dengan cara yang murah, selain itu

Universitas Sumatera Utara


media sosial merupakan media yang ampuh dalam mempromosikan suatu produk,

dikarenakan, rata-rata hampir semua orang menggunakan media sosial tersebut.

2. Memanfaatkan bantuan pemerintah daerah dengan meminta teknologi untuk

memperbaiki packaging.

Pihak Chiliya Jamur harus memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh

pemerintah daerah Kabupaten Langkat, melalui dinas Dinas Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah. Bantuan yang diberikan bisa berupa alat operasional.

Dikarenaka pihak Chiliya Jamur sangat membutuhkan alat untuk packaging, pemilik

jamur tiram harus membuat proposal bantuan yang ditujukan kepada Dinas Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Langkat.

3. Memanfaatkan bantuan pemerintah daerah untuk mencari sumber dana .

Chiliya Jamur harus memanfaatkan semaksimal mungkin bantuan dari

pemerintah daerah. Kesempatan tersebut harus segera dimanfaatkan, dengan

mengajukan bantuan dana lewat pengajuan proposal.

Strategi ST merupakan strategi untuk menggunakan segala kekuatan untuk mengatasi

ancaman.

1. Menaikkan harga jual produk, dengan memanfaatkan kualitas produk yang

unggul.

Universitas Sumatera Utara


Menaikkan harga jual adalah jalan terakhir untuk mengatasi kenaikan harga

bahan bakar gas. Apabila terjadi kenaikkan harga gas, bisa dicari pengganti bahan

bakar gas tersebut dengan penggunaan kayu bakar, namun apabila terjadi kelangkaan

kayu, menaikkan harga produk merupakan jalan terakhir untuk menutup biaya bahan

bakar gas untuk operasional. Apabila produk dinaikkan , diiringin dengan kenaikan

kualitas produk yang bagus, sehingga konsumen akan merasa puas.

2. Memberikan produk yang unggul kepada para konsumen, guna mengatasi

produk pesaing.

Untuk menghadapi persaingan antar sesama produk, Chiliya Jamur harus

memanfaatkan produk mereka yang unggul untuk memenangkan persaingan.

Keunggulan produk yang ada tidak dimiliki oleh produk pesaing, keunggulan nya

berupa jamur yang dihasilkan memiliki ukuran yang besar, dan bewarna putih bersih

sehingga pelanggan tertarik untuk mengkonsumsi produk tersebut.

Strategi WT , yaitu strategi untuk bertahan dari ancaman dengan kelemahan yang

dimiliki perusahaan

1. Memperbaiki kemasan produk, guna meningkatkan harga jual untuk menutupi

kenaikan bahan bakar.

Dalam meningkatkan harga jual, Chiliya Jamur harus memperbaiki kemasan

produk, dengan memperbaiki tampilan kemasan, akan menaikkan harga jual produk.

Universitas Sumatera Utara


Walaupun harga produk dinaikkan, pelanggan tidak akan merasa keberatan, sehingga

harga naik, Chiliya Jamur bisa menutupi harga bahan bakar gas tersebut.

2. Meningkatkan promosi dan memperbaiki tampilan produk, guna menghadapi

pesaing.

Chiliya Jamur harus meningkatkan promosi produk, agar produk semakin

dikenal oleh masyarakat sekitar, sehingga produk masuk kedalam mindset

masyarakat. Selain itu produk dikemas dengan baik dan dengan tampilan yang

menarik, sehingga mampu bersaing dengan produk pesaing.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Muhammad Reza Yusa (2011), menyimpulkan bahwa bedasarkan identifikasi faktor-

faktor internal E-coFarm, perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan. Bedasarkan

identifikasi faktor-faktor eksternal E-coFarm yaitu lingkungan makro dan lingkungan

industri, perusahaan menghadapi berbagai peluang dan ancaman. Dan penentuan

alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT,dihasilkan sepuluh strategi

yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan cara melakukan wawancara secara

langsung dengan manajer lapangan.

Berbeda juga dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Devi Mustikawati

(2010). Menyimpulkan bahwa, strategi yang dihasilkan diperoleh ini berasal dari

pencocokan faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal lewat

analisis SWOT. Enam kekuatan dan tujuh kelemahan diperoleh dari analisis

Universitas Sumatera Utara


lingkungan internal. Sedangkan hasil dari analisis lingkungan eksternal terdiri dari

enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan terdiri dari:

(1)Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk, (2)Peningkatan kapasitas

produksi perusahaan, (3)Peningkatan kualitas SDM perusahaan, (4)Pembuatan

perencanaan usaha secara terstruktur dan sistematis, (5)Menerapkan teknologi yang

lebih canggih dan efesien, (6)Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan,

(7)Menjalin kemitraan dan networking dengan stakeholder, (8)Menerapkan system

produksi yang sesuai dengan standar SOP dan GAP, dan (9)Memperjelas sistem

pembayaran atau kontak.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Kecil pada “Budidaya Dan Pengembangan Jamur tiram putih

Putih” di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan pada usaha Chiliya

Jamur bedasarkan analisis SWOT adalah strategi SO, dengan cara

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang yang ada, adapun

strategi SO yaitu memproduksi produk yang melebihi target produksi 15 kg

untuk memenuhi permintaan pasar, memanfaatkan sumber daya manusia yang

berjumlah 6 orang yang ada untuk menjalin kerjasama dengan pemasok bahan

baku serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian dan memanfaatkan kondisi

lingkungan usaha dan produk yang menjanjikan untuk mendapatkan bantuan

dari pemerintah daerah berupa pelatihan yang ditujukan kepada pemilik dalam

pengembangan usaha.

2. Lingkungan internal yang ada pada jamur tiram putih Chiliya Jamur Pak

Sudar, adalah lokasi yang strategis yang dekat dengan pasar, harga yang

Universitas Sumatera Utara

89
bersaing, kualitas sumber daya manusia yang baik yang dapat melayani

pelanggan dengan baik, jamur yang dihasilkan memiliki kualitas yang unggul

yang dapat dipercaya masyarakat, dan tempat usaha yang luas berjumlah luas

tempat pembibitan tiram secara keseluruhan berjumlah total 800 𝑚𝑚2 . Adapun

faktor kelemahan, yaitu kurangnya promosi, kemasan yang kurang menarik,

masih menggunakan sistem keuangan yang sederhana, kurangnya dana, dan

alat-alat produksi yang masih sederhana.

3. Lingkungan eksternal yang ada pada jamur tiram putih Chiliya Jamur Pak

Sudar menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan

usaha Chiliya Jamur. Faktor peluang terdiri dari jumlah pemasok yang

memadai pemasok serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian, Sedangkan faktor

ancaman yaitu kenaikan bahan bakar gas, dan munculnya pesaing baru yang

sejenis. Strategi pengembangan usaha yang telah diterapkan dalam

pengembangan usaha Chiliya Jamur adalah strategi intensif. Strategi intensif

yang dilaksanakan dengan pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan

penjualan dengan mengembangkan jasa yang baru, yaitu:

d. Budidaya Chiliya Jamur agen jamur pengecer konsumen

e. Budidaya Chiliya Jamur pedagang bakso konsumen

f. Budidaya Chiliya Jamur konsumen.

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh , adapun saran-saran yang dapat

dipertimbangkan oleh perusahaan bedasarkan kondisi yang dimiliki adalah sebaiknya

dalam memenuhi permintaan yang banyak dari pasar,Chiliya Jamur harus

meningkatkan produksi jamur tiram yang ada. Dalam meningkatkan harga jual,

Chiliya Jamur harus memperbaiki tampilan kemasan produk, diharapkan dengan

kemasan yang baik dan menarik dapat meningkatkan harga jual, dalam melakukan

promosi, Chiliya Jamur harus memanfaatkan teknologi yang ada, seperti penggunaan

teknologi media sosial, selain mencantumkan label didalam kemasan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Achmad,MS, dkk 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
_______, 2012. Jamur Info Lengkap dan Kiat Sukses Agribisnis. Jakarta: Tim
Penulis AgriFlo (Penebar Swadaya, anggota Ikapi)
Anoraga, Pandji. 2007.Pengantar Bisnis: Pengelolahan Bisnis Dalam Era
Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta
_______, 2002,Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Keci, Jakarta: Rineka Cipta.
David F.R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Sindoro A, penerjemah. Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Concepts of Strategic
Management
_____ F.R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi ke-10. Sulistio P dan Mahardika H,
penerjemah :Rahoyos, editor. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari:
Strategic Management“Concepts and Cases”.
Hunger,J.David & Thomas L. Wheleen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Jatmiko,RD. 2004. Manajemen Stratejik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
______, 2005. Pengantar Bisnis, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Juliandi,Azuar.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis.
Medan : M2000
Pasaribu, T. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Jakarta: PT.
Gramedia
Parjimo dan Andoko, A. 2007. Budi Daya Jamur. Jakarta : Agromedia Pustaka
Pontas, M Pardede, 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Rangkuti,Freddy.2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
PTGramedia Pustaka Utama

Universitas Sumatera Utara


Sa’id Gumbira dan Achmad,MS. 2012. Jamur. Jakarta: Tim
Penulis AgriFlo (Penebar Swadaya, anggota Ikapi)
Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Suryana,2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta
Selatan.Salemba Empat.
Suyanto, Bagong.2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.
WidyaAstuti, Netty dan Koesnandar. 2005. Shiitake & Jamur Tiram Penghambat
Tumor & Penurun Kolestrol. Jakarta :PT AgroMedia Pustaka
Wirartha, Made.2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.Yogyakarta :
Penerbit Andi Yogyakarta

Sumber Internet :
www.deptan.go.id diakses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 06.40 WIB).

www.Pusdatin.deptan.go.id diakses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 06.40 WIB).

Sumber Skripsi:
Arifa, Faizah.2011. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis
Prospektif pada Sari Sehat Multifarm, Kabupaten Bogor, Fakultas
Tekonologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Chatarine, Vivi Angelin. 2012. Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka


pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor.

Universitas Sumatera Utara


Mustikawati, Devi. 2010 Analisis strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong
Krisan, Studi kasus Sondi Chrysanth Farm, Kampung Jawa,
Megamendung, Kabupaten Bogor, Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor.

Vivandri, Okla.2010.Strategi Pengembangan usaha Jamur Tiram Putih pada


Trisno Insan Mandiri Mushroom(TIMMUSH) Desa Cibuntu Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Institut
Pertanian Bogor.

Yusa, Muhammad Reza.2011. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada


E-CoFarm, Kampus IPB Darmaga- Bogor. Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Institut Pertanian Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai