SKRIPSI
Disusun Oleh:
100907024
MEDAN
2014
Puji dan Syukur bagi kemuliaan Allah Bapa di surga, Tuhan Yesus Kristus
JURU SELAMAT YANG HIDUP, kepada Santo Yoseph dan kepada Bunda Maria
terkasih, yang selalu memberikan berkat yang berlimpah kepada Penulis dan tidak
pernah meninggalkan Penulis . Puji dan syukur Penulis panjatkan atas segala berkat
yang melimpah yang Tuhan berikan yang tiada henti-hentinya dan membuat segala
sesuatu indah pada waktunya, seperti pelangi sehabis hujan.
1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis FISIP USU.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.
4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP selaku dosen pembimbing Penulis yang
dengan sabar dan tulus meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengayomi Penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Segenap Staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Staf
Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan bekal pengetahuan
selama Penulis menempuh pendididikan di FISIP USU.
6. Kepada Kakak Siswati Saragi, S.Sos, MSP, dan Abang Fahrid,SH terima
kasih atas bantuan dan dukungan nya selama ini, dan segenap Staf karyawan/
karyawati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan
pelayanan terbaik selama Penulis mengikuti proses pendidikan.
Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
KATA PENGANTAR
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 16
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 16
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 17
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 18
2.2 Strategi ..................................................................................... 18
2.2.1 Defenisi Strategi ........................................................... 18
2.2.2 Jenis-Jenis Strategi ...................................................... 19
2.2.3 Strategi Bisnis ............................................................... 22
2.3 Pengembangan Usaha .............................................................. 23
2.3.1 Definisi Pengembangan Usaha .................................... 23
2.3.2 Teknik Pengembangan Usaha ....................................... 24
2.3.3 Tahapan Pengembangan Usaha .................................... 25
2.4 Pengertian Usaha Kecil atau UKM .......................................... 27
2.4.1 Karakteristik Usaha Kecil ………………………...…... 28
2.4.2 Kelemahan dan Kelebihan Usaha Kecil ......................... 29
2.5 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT ......... 30
2.5.1 Matriks SWOT ............................................................... 31
Tabel 1.2 Biaya Operasional Usaha Pak Sudar (satu kali periode)............ 10
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris dengan luas wilayah yang begitu besar.
pencarian sebagai petani. Indonesia juga merupakan salah satu pusat dunia untuk
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, baik tanaman perkebunan, maupun tanaman
pangan, yang semua nya itu jika di kelola dengan baik, tentunya akan membawa
manfaat yang besar bagi kesejahteraan rakyatnya, kondisi alam yang subur sangat
berdampak kepada hasil kekayaan alam yang begitu besar baik fauna maupun flora
nya.
Indonesia banyak memiliki flora yang beraneka ragam jenis dan kegunaannya
terutama tanaman pertanian yang sangat beragam banyaknya. Salah satu usaha
pertanian saat ini yang sangat prospektif dan potensial yaitu usaha budidaya jamur.
Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa
dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan
tersedia dari pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme Parjimo dan Andoko (2007) .
Jamur adalah tanaman yang mempunyai sel besrspora tapi tidak berkhlorofil,
yang hidup diantara jasad hidup/biotik dan mati /abiotik, Pasaribu (2002:1).
Indonesia sendiri secara umum termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai salah
satu gudang jamur di dunia, karena banyak jenis jamur ada di Indonesia. Jamur-
jamur yang telah dibudidayakan dan telah popular atau telah memasyarakat sebagai
jenis-jenis jamur yang bermanfaat baik sebagai sumber bahan makanan ataupun
bahan obat-obatan sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan tersebar ketika
Dari kawasan itu, menyebar ke Jepang, India, Jajirah Arab, dan beberapa negara
eropa, bahkan suku Indian dan suku pengembara di Afrika menggunakan beberapa
seperti ini, jumlah jamur yang diperoleh sangat terbatas dan hanya tersedia pada
ini sangat lah banyak, masing-masing mempunyai ciri yang berbeda. Inisiatif untuk
terhadap jamur semakin meningkat, tetapi persediaan yang ada sangat terbatas. Jamur
termasuk salah satu jenis sumber makanan yang tidak mengandung kolesterol.
Menurut Dr.Ir Achmad,MS, dkk (2011: 9), banyak jenis jamur dimanfaatkan
dalam berbagai bidang bioteknologi dibidang industri, pertanian, dan farmasi. Jamur
Menurut tim penulis Agriflo, Gumbira Sa’id ,dkk (2012:15) ternyata jamur
mengandung antioksidan yang tinggi dan polisakarida terikat protein yang berperan
Menurut Netty Widyastuti & Koesnandar (2005:20) dalam buku ” Shiitake &
Jamur Tiram Penghambat Tumor & Penurun Kolestrol.” bahwa jamur tiram memiliki
asam amino yang bagus, kecuali triptopan serta mengandung lemak rendah yang
bermanfaat karena adanya omega 6, asam lemak, asam linoleat, dan asam oleat.
Jamur tiram juga sangat kaya vitamin, seperti vitamin B (B1, B2, B3, B6, Biotin, dan
peroksida didalam eritrosit (sel darah merah), jamur tiram juga mengandung plovastin
yang di pasaran berupa suplemen penurun kolestrol. Komponen aktif dari plovastin
didalam tubuh manusia (Itzkovich,2001 dalam buku Shiitake & Jamur Tiram
Manfaat lainnya, di Cina jamur tiram dimanfaatkan untuk relaksasi otot dan
tulang sendi, mengobati sakit pinggang, encok, tungkai, lengan mati rasa, dan
pembuluh darah terganggu. Di Meksiko jamur tiram dimasak atau digoreng sebentar
untuk menguatkan vena dan melemaskan otot. Di Cekoslovakia ekstrak tubuh buah
jamur tiram digunakan untuk diet dan mencegah kolestrol tinggi. Sementara di
Prancis jamur tiram dikonsumsi bersama makanan berlemak seperti omelet atau saus
Koesnandar 2005:22).
negeri. Sehingga permintaan yang tinggi tersebut membuat usaha ini memiliki
prospek yang bagus baik permintaan dalam negeri/domestik maupun luar negeri .Tren
mereka. Kondisi ini menciptakan pasar internasional yang cukup besar untuk
memproduksi 61.589 ton pada tahun 2013 (www.deptan.go.id), tetapi secara umum
Menurut data yang diambil pada website Departemen Pertanian, jumlah volume
Gambar 1.1
Tahun 2013
catatan : Data yang diambil seperlunya saja, data tentang volume ekspor-impor
jamur dapat lebih meningkatkan produksi jamur, agar dapat memenuhi permintaan
pasar yang ada. Sedangkan di dalam negeri sendiri, masyarakat semakin sadar akan
serat dan vitamin yang tinggi serta bebas kolestrol, yang berbeda dengan daging yang
memiliki kandungan lenak dan kolestrol yang relatif lebih tinggi. Oleh karena itu,
Hal yang menarik dari usaha budidaya jamur ini, adalah aspek ekonomi yang
cerah karena tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, media pembuatan yang ada
tidak lah begitu sulit di buat, serta siklus produksi jamur relatif singkat antara 1-6
bulan, yang mana jamur memiliki kandungan nilai gizi serta khasiat obat. Sekarang
ini, produk jamur tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar saja, namun juga
diolah menjadi macam aneka produk olahan jamur. Selain makanan olahan, belum
lagi produk-produk kesehatan yang berasal dari jamur semakin banyak karena
khasiatnya mujarab. Jelas bahwa bisnis jamur bukan usaha musiman semata. Kondisi
inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih terbuka
lebar. Salah satu jamur yang telah dikuasai adalah jamur tiram putih putih yang
banyak digemari orang. Karena jamur tiram putih memiliki rasa yang enak, tekstur
Pulau Jawa. Seperti Jawa Tengah kabupaten Kudus, Jawa Barat, serta Sumatera. Di
daerah Sumatera bagian Utara merupakan salah satu daerah penyebaran budidaya dan
pengembangan usaha jamur tiram putih tersebut. Salah satu daerah penyebaran jamur
berlokasi di Dusun Suka Mulya Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang oleh
Bapak Sudar dengan nama usaha Chiliya Jamur. Menurut pengamatan peneliti, usaha
tersebut terletak dipinggir jalan utama kecamatan, dekat dengan Kota Stabat, yang
berada di belakang pekarangan rumah, tempat budidaya jamur dibuat dengan dua
kumbung berbeda , yang mana satu untuk tempat pembuahan jamur tiram putih dan
satu lagi tempat inkubasi, masing-masing dengan luas kumbung di buat dengan
baglog.
Usaha jamur tiram putih ChiliyaJamur didirikan oleh Pak Sudar pada awal
tahun 2011, didapat dari hasil belajar teknik budidaya jamur tiram putih pada sanak
saudaranya di daerah Kudus,Jawa Tengah awal tahun 2009. Kemudian beliau pulang
ke kampung halaman, dan memulai usaha jamur tiram putih tersebut. Awalnya Pak
Sudar memulai usaha jamur tiram putih tersebut dengan coba-coba sambil belajar
berselang Pak Sudar telah mempekerjakan 2 orang pekerja. Lambat laun usaha
budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur Bapak Sudar ini mulai berkembang,
walaupun banyak kendala yang dihadapi sampai sekarang. Sekarang Beliau telah
orang karyawan pria dan dibantu dengan Bapak Sudar sendiri yang ikut turun bekerja.
baglog-baglog yang kosong, yang mana per hari mereka bisa membuat 200
baglog/hari dan per bulan bisa membuat 6.000 baglog/bulan untuk satu periode
panen, dan tugas satu karyawan pria dengan di bantu oleh Pak Sudar sendiri yang
pemanenan dilakukan oleh pak Sudar sendiri. Dalam pemberian upah, masing-
masing karyawan diberi upah sebesar Rp.500/ baglog. Dalam proses produksi Chiliya
Jamur ini sampai pemanenan, dalam satu periode panen dibutuhkan waktu 1-6 bulan,
yang mana bulan-bulan yang pertama dan kedua para pekerja melakukan kegiatan
pembuatan media tanam dengan pencampuran bahan dan pengomposan media (yang
mana para pekerja usaha jamur tiram Chiliya Jamur ini dapat menghasilkan 200
baglog jamur/ hari, dan 6000 baglog jamur/bulan), setelah itu dilakukan pengemasan,
sterilisasi media tanam dan inokulasi (pemasukkan bibit pada media tanam). Setelah
media tanam selesai di inokulasi dengan bibit semai, tahap selanjutnya tahap inkubasi
(tanaman diletakkan pada ruangan khusus inkubasi tanam dengan cara media disusun
di rak-rak yang sudah disanitasi terlebih dahulu dengan suhu diatur berkisar antara
Pada bulan yang ketiga, baglog-baglog yang sudah melewati proses inkubasi,
akan dipindah ke ruangan pembuahan, yang mana suhu di ruangan tersebut mulai
diturunkan antara 22-25 derajat Celsius dengan kelembapan menjadi 80-85%. Dan
pada bulan keempat dan ke lima, para pekerja tidak berproduksi. Dan masuk bulan ke
enam para pekerja memulai membuat media tanam (baglog) kembali, dan baglog-
baglog tersebut disusun pada kumbung inkubasi, selama 2 bulan. Bulan keenam juga
masuk masa pemanenan. Pemanenan jamur tiram putih ini dilakukan sendiri oleh Pak
Sudar, untuk menjaga kualitas jamur yang sudah siap dipanen tersebut. Dan
pemanenan dalam satu siklus pemanenen, Pak Sudar dapat memanen jamur sebanyak
4 kali. Setiap baglog tidak sekaligus dipanen seluruhnya, dengan demikian stok jamur
yang ada dikumbung selalu ada, sehingga pemanenan dapat dilakukan setiap hari.
Menurut tim penulis Agriflo, Gumbira Sa’id ,dkk (2012: 90) hasil panen yang
baik jika produktivitas yang dicapai 400-500 g dari satu baglog (ukuran 1,5kg).
Pemanenannya dilakukan 3-5 kali dalam satu siklus penanaman jamur, yaitu 5-6
bulan. Pak Sudar sang pemilik usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, menjual hasil
budidaya jamur dalam bentuk kemasan plastik, dengan harga Rp.15.000/kg jamur
tiram putih segar. Dengan rincian biaya pembuatan baglog jamur sekitar Rp.1.000,00-
investasi atau modal usaha yang di investasikan oleh Pak Sudar sendiri, yaitu:
Kumbung
Tabel 1.2 Biaya operasional usaha Pak Sudar / satu kali periode
penanaman/bulan
media
tanam/baglog
pengisian media
Jamur yang dihasilkan per hari 15Kg, dengan rata-rata per baglog dapat
menghasilkan 15Kg *26 hari = 390 Kg, dari 6000 baglog, sehingga dengan asumsi
segitu Chiliya Jamur mendapat keuntungan sebesar Rp.5.850.000 per bulan. Untuk
keuntungan keseluruhan per sekali panen, yaitu per baglog menghasilkan 0,4 kg per
pemanenan. Untuk biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk biaya operasional per
sehingga total biaya yang dikeluarkan persekali panen sebesar Rp.9000.000. Dari data
Rp.9000.000= Rp.27.000.000.
Adapun bahan – bahan yang digunakan untuk membuat media tanam media
untuk baglog adalah serbuk kayu yang telah diayak 85%-90% dan kalsium
karbonat(CaCO3) atau kapur pertanian sebanyak 1-2 %. Daya tumbuh jamur tiram
putih pada baglog sebanyak 95% dari jumlah baglog yang di tanam dengan
produktivitas 400 g/baglog dan jamur yang dihasilkan per hari rata-rata 25 kg jamur.
Dan lama budidaya jamur tiram putih itu dari awal pengisian sampai pemanenan
antara 5-6 bulan. Pemasaran jamur tiram putih ini dilakukan oleh Pak Sudar dan
dibantu oleh satu orang karyawan pria. Jamur tiram tersebut dijual kepada para
tengkulak dipasaran dan kadang-kadang ada juga pembeli yang datang langsung
somai, pengusaha rumah makan, dan ibu rumah tangga. Walaupun banyak sekali
permintaan akan jamur tiram putih oleh pasar. Kondisi internal perusahaan Pak Sudar
belum mampu memproduksi sesuai dengan permintaan pasar karena kendala sumber
daya yang ada, seperti modal yang kurang, peralatan yang belum memadai,. Dan
kondisi eksternal seperti kurang nya promosi, harga jual yang masih rendah, mulai
munculnya pesaing-pesaing dengan usaha sejenis didaerah sekitar, dan kondisi cuaca
Chiliya Jamur pak Sudar memerlukan strategi untuk dapat tetap menjaga eksistensi
bisnis nya dan meraih peluang dalam memenuhi kebutuhan pasar akan jamur tiram
putih yang cukup tinggi. Apa saja langkah-langkah strategi yang sudah dibuat oleh
Pak Sudar selaku pemilik Chiliya Jamur sebagai suatu perencanaan jangka panjang
yang menyeluruh untuk pengembangan usaha serta sebagai dasar perencanaan fungsi-
Adapun strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih Pak Sudar,
dapat dilihat dengan analisis lingkungan eksternal dan internal. Bedasarkan hasil
penelusuran yang telah dilakukan, ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
usaha TIMMUSH berada pada sel II, artinya TIMMUSH berada pada
kondisi grow and build (tumbuh dan membangun). Implikasi strategi yang
paling sesuai diterapkan adalah strategi intensif yang terdiri dari penetrasi
dan eksternal. Enam kekuatan dan tujuh kelemahan diperoleh dari analisis
terdiri dari enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan
Hasil penelitian ini, adalah strategi pengembangan usaha jamur tiram pada
faktor utama atau dominan dalam pengembangan usaha pada Sari Sehat
Multifarm.
(grow and build) yang dapat dilakukan dengan melakukan strategi intensif
Adapun strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih Pak Sudar,
dapat dilakukan dengan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
internal yang terdiri dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) serta
menganalisis strategi pengembangan usaha kecil jamur tiram putih tersebut dalam
Kabupaten Langkat.
Bedasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
1. Strategi apa yang dapat diterapkan bagi usaha Chiliya Jamur dalam
mengembangkan usahanya.
2. Faktor internal apa, saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
ilmiah dalam disiplin ilmu yang peneliti tekuni. Dan sebagai syarat
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan suatu uraian teori yang berisi mengenai berbagai
2.2. Strategi
menyusun strategi dan pengimplementasian strategi yang telah di buat itu. Setiap
perusahaan yang sukses dalam menjalankan bisnis dan dapat bertahan dalam
tersebut memiliki strategi bisnis yang telah di susun dengan baik, terarah dan tepat.
Artinya strategi yang di buat perusahaan sesuai dengan kondisi persaingan yang
ada sekarang dan yang akan datang apabila strategi yang di buat tidak sesuai lagi
atau mengubah strategi nya yang sesuai dengan kondisi pasar yang ada.
pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada dua
belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam
1. Strategi Integrasi
a) Integrasi Ke depan
b) Strategi ke belakang
besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan
pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat
c) Strategi horizontal
besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapar
2. Strategi Intensif
dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
atau jasa yang sudah ada dipasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar.
Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.
3. Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus),
berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan
tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba
menurun.
berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Stretegi ini digunakan untuk
meningkatkan pendapatan.
4. Strategi Defensif
Stretegi Defensif adalah stretegi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis
penghematan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
b) Divestasi, yaitu menjual suatu devisi atau bagian dari suatu organisasi.
Strategi bisnis sering juga dikenal sebagai strategi bersaing, strategi bisnis
berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk dan jasa yang dilayani perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan keunggulan bersaing (Jatmiko, 2004 : 135).
Jadi dari kedua definisi ini, dapat disimpulkan bahwa strategi bisnis adalah
pembuatan strategi dalam meningkatan posisi bersaing produk atau jasa dengan
serangkaian komitmen dan tindakan guna menciptakan nilai bagi pelanggan dan
keunggulan bersaing.
motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap
pengusaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil
menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar (Pandji Anoraga
melihat suatu peluang dalam kehidupan ini, walaupun peluang itu kecil. Maksudnya
setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, akan menimbulkan ide-ide bisnis
yang baru dan kreatif. Implikasi yang didapat pengusaha, yang mampu menggunakan
baru yang belum ada dipasaran, 2) Seorang pengusaha harus berani mengambil resiko
ide-ide bisnis yang dilahirkan atau diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha
barang atau jasa yang akan dihasilkannya dan diusahakannya. Cara untuk
tinggi, selain itu dalam teknik strategi pengembangan usaha bisa dilakukan
ditandai oleh biaya produksi total bersama. Caranya dengan menambah jenis
usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi
ditandai oleh biaya produksi total bersama dalam memproduksi dua atau lebih
jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan
biaya produksi total untuk memproduksi dua atau lebih jenis produk secara
bersama-sama adalah lebih besar dari pada penjumlahan biaya produksi dari
memperluas skala usaha atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan
sumber, seperti :
perusahaan atau manajer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin
dapat dibuka.
1. Ketersediaan pasar
2. Resiko kegagalan
3. Harga
Tahap 5 : Evaluasi
Anoraga, 2007:140).
1. Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan
karakteristik berupa:
b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp.5 juta.
Usaha kecil/UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional, dengan kekayaan bersih Rp.50 juta- Rp.200 juta (tidak termasuk
UMKM/2008 dengan kekayaan bersih tahunan Rp.300 juta- Rp. 2,5 miliar.
6. Departemen keuangan
UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp. 600 juta/ tahun
dan asset maksimum Rp. 600 juta di luar tanah dan bangunan.
7. Departemen kesehatan
Penyuluhan (SP), Merek Dalam Negeri (MD), dan Merek Luar Negeri (ML).
ambil suatu kesimpulan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah perusahaan
atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang dengan modal kerja kurang dari 25
juta rupiah, memiliki asset maksimum 600 juta rupiah dan dengan omset tahunan≤
Rp 1 miliar.
tinggi.
4. Modal terbatas.
2. Perubahan mode
3. Peraturan pemerintah
4. Persaingan
bidang usaha.
2. Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada
tingkat rendah.
3. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat akrya yang disebabkan
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapt
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Strategi merupakan tujuan jangka panjang
penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep
,dan ancaman) dengan kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan Analisis
Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT
(Rangkuti, 2009:18).
strengths dan kelemahan atau weaknesses serta lingkungan eksternal, yaitu peluag
atau opportunities dan ancaman atau threats yang dihadapi dunia bisnis. Menurut
(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses).
sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan bedasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
Faktor-faktor
Eksternal
Bedasarkan Tabel 2.1, diperoleh delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT,
yaitu:
ditentukan
mendapatkan strategi W-O. Catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan
mendapatkan strategi S-T. Catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.
mendapatkan strategi WT. Catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.
yang diperlukan untuk menilai dan melihat masa depan suatu usaha. Tujuan dari
usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong
a. Aspek Pemasaran
terbaik, kekuatan atau posisi persaingan perusahaan dan menjadi daya tarik
dengan baik jika sumber daya manusia memiliki daya saing, kapabilitas,
yang baik.
d. Aspek Produksi
eksternal memiliki dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan kerja atau
industri dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja atau industri terdiri dari elemen-
1. Lingkungan Ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu
atau pasarnya.
2. Lingkungan sosial-budaya
3. Lingkungan teknologi
produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama
METODE PENELITIAN
Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan
deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak
hipotesis, melainkan dengan meneliti lebih dalam tentang gejala yang dialami
Penelitian ini akan dilakukan pada strategi pengembangan usaha jamur tiram
putih yang berlokasi di Dusun Suka Mulya Desa Kepala Sungai Kecamatan
penelitiannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak dikenal adanya
36
Universitas Sumatera Utara
populasi dan sampel. Subjek penelitian mejadi informan yang akan memberikan
yaitu (1) Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2)Informan utama, yaitu mereka yang
terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3)Informan tambahan,
yaitu mereka yang dapat memberikan informasi tambahan terhadap interaksi sosial
yang sedang diteliti. Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan yang terdiri
atas :
1. Informan Kunci
2. Informan Utama
3. Informan Tambahan
Agen penjual produk dari jamur tiram putihh Chiliya Jamur 3 orang
secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 :33). Tujuan dilakukan konsep ini adalah
variabel yang diteliti. Adapun yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini
adalah :
1. Pengembangan Usaha
2. Lingkungan Internal
3. Lingkungan Eksternal
4. Usaha Kecil adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah perusahaan atau
industri dengan pekerja antara 5-19 orang dengan modal kerja kurang dari 25
juta rupiah, memiliki asset maksimum 600 juta rupiah dan dengan omset
tahunan ≤ Rp 1 miliar.
selain itu juga memberikan batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.
1. Pengembangan Usaha
b. Motivasi
2. Lingkungan internal
a. Aspek Pemasaran
Perusahaan dapat bekerja dengan baik jika sumber daya manusia memiliki
d. Produksi
3. Lingkungan Eksternal
a. Pemasok adalah orang yang bekerja sama dengan pemilik usaha dalam
c. Pelanggan adalah orang yang lebih dari dua kali datang membeli produk
4. Usaha Kecil
sederhana
menggunakan :
jawab secara resmi terstruktur dengan pemilik usaha jamur tiram putih
dimana pihak yang diajak wawancara dapat melakukan dialog dua arah.
penelitian dari sumber yang dicatat oleh pihak lain sebelumnya , yaitu dengan
menggunakan:
menjelaskan tentang masalah dan strategi apa yang telah digunakan oleh Chiliya
Jamur. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan cara kualitatif melalui
HASIL PENELITIAN
Chiliya Jamur merupakan usaha kecil perorangan yang dimiliki oleh Bapak
Sudar. Usaha ini bergerak dibidang agribisnis, tepatnya sebagai tempat budidaya
jamur tiram putih. Usaha ini terletak dipinggir jalan utama kecamatan, tepatnya di
Langkat. Usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, yang didirikan oleh Pak Sudar
berdiri di awal Januari 2011, dan di dapat dari hasil belajar teknik budidaya jamur
tiram putih pada sanak saudaranya di daerah Kudus, Jawa Tengah awal tahun 2009.
Kemudian tahun 2010 akhir beliau pulang ke kampung halaman, dan memulai usaha
jamur tiram putih tersebut pada bulan Januari 2011. Menurut Pak Sudar pemilik
jamur tiram putih Chiliya Jamur, sejarah berdirinya usaha ini dikarenakan susahnya
mencari lapangan kerja akibat sedikitnya lapangan kerja yang ada, sehingga
kemudian beliau berpikir untuk membuka atau membuat usaha budidaya jamur tiram
putih, seperti yang dipelajari beliau ketika masih merantau di Kudus, Jawa Tengah.
Beliau memilih usaha jamur tiram putih ini, dikarenakan budidaya jamur
tiram putih ini tidak memerlukan keahlian khusus, artinya semua orang bisa
43
Universitas Sumatera Utara
melakukannya, untuk memulai usaha jamur ini tidak memerlukan lahan yang luas,
beliau membuat tempat budidaya jamur tiram putih ini dibelakang perkarangan
rumahnya, dan awal budidaya jamur tiram putih ini tidak memerlukan biaya yang
besar dan produksi jamur tiram putih ini tidak mengenal musim, sehingga bisa
dimulai kapan pun. Sehingga dengan berbagai pertimbangan yang matang, Pak Sudar
memulai usaha jamur tiram putih tersebut, awalnya beliau mulai coba-coba sambil
belajar dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari ketika masih belajar teknik
budidaya jamur tiram putih di tepat sanak saudaranya di Kudus, Jawa Tengah
tersebut.
Dengan ketekunan beliau dan sikap tidak pantang menyerah untuk memulai
dan menjalankan usahanya, akhirnya beberapa bulan setelah itu beliau mulai berhasil
mengembangkan dan membudidayakan jamur tiram putih ini, walaupun beberapa kali
pekerja. Lambat laun usaha budidaya jamur tiram putih Bapak Sudar ini mulai
wanita dan 1 orang karyawan pria dan dibantu dengan Bapak Sudar sendiri yang ikut
turun bekerja.
Dengan kemajuan akan bisnis budidaya yang dirintis Pak Sudar, terlihat mulai
berhasil dibuktikan dengan tingkat penjualan yang terus naik, beliau melihat akan
prospek yang menjanjikan kedepan tentang jamur tiram putih ini, dikarenakan
permintaan pasar akan produk jamur tiram putih ini terus meningkat, sampai- sampai
usaha budidaya jamur tiram putih ini tergolong masih baru, sehingga masih perlu
budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur ini, diambil dari nama anak beliau yang
bernama ‘‘Chiliya”. Karena menurut Pak Sudar, diharapkan budidaya jamur tiram
putih ini, menjadi pintu rezeki dari anak itu sendiri. Tempat budidaya jamur tiram
putih dibuat dengan dua kumbung berbeda, yang mana satu untuk tempat pembuahan
jamur tiram putih dan satu lagi tempat inkubasi, masing-masing dengan luas
organisasi. Namun, sesuai dengan keterangan yang didapat dari hasil wawancara,
peneliti menyimpulkan struktur organisasi yang ada pada budidaya jamur tiram putih
dibawah ini.
PEMILIK CHILIYA
JAMUR
organisasi tersebut merupakan struktur organisasi lini atau jalur. Bentuk organisasi ini
merupakan merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling tua dalam organisasi.
Struktur organisasi ini tepat dipakai dalam organisasi kecil, dikarenakan si pemilik
memiliki tugasnya masing-masing sesuai yang telah ditetapkan. Pemilik juga ikut
turut serta dalam keberlangsungan kegiatan produksi, pemilik turut bekerja dan
sekaligus mengawasi para pekerja, serta memberikan arahan langsung kepada para
pekerja. Adapun tugas dari pemilik usaha yaitu selain mengawasi setiap proses
produksi, beliau juga bertugas mengisi bibit ke baglog yang telah dibuat dan
mengantarkan hasil produksi jamur kepada perantara atau agen yang ada dipasar.
merupakan wanita, bertugas memanen hasil jamur yang sudah siap dipanen dan untuk
pekerja yang ke 6 bertugas sebagai pembuat media, mencampur semua bahan baku
yang ada sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Untuk lebih lengkap melihat
SDM yang bekerja pada budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur adalah sebagai
berikut :
Dalam bab ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi sehingga dapat menjawab yang ingin
budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur. Hasil wawancara yang diperoleh dari
informan kunci akan peneliti sajikan dalam penyajian data ini. Ada pun hasil
wawancara ini direkam oleh peneliti melalui alat perekam pada saat melakukan
merupakan pertanyaan yang berasal dari pandua wawancara yang peneliti tulis
informan yang terdiri dari umur, pendidikan dan jenis kelamin di lokasi penelitian.
Untuk lebih jelas melihat informan utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah 6 Orang
Dari tabel 4.2 diatas, karakteristik responden bedasarkan umur diatas dapat dijelaskan
bahwa informan yang ada di usaha Chiliya Jamur adalah yang berumur 21-30 tahun
berjumlah 3 orang , usia 31-40 tahun berjumlah 0 orang, dan yang berjumlah 41-50 tahun
berjumlah 3 orang. Sehingga dari hasil data yang diatas umur 21-30 tahun dan 41-50 tahun
sama banyak berjumlah 3 orang, dan yang berusia 31-40 tahun tidak ada.
1. SD 2 Orang
2. SMP 1 Orang
3. SMA 3 Orang
4. S1/S2 0 Orang
Jumlah 6 Orang
berjumlah 1 orang, berpendidikan SMA berjumlah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar yang bekerja di Chiliya Jamur adalah yang berpendidikan SMA, yang kedua
Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan jenis kelamin maka dapat
1. Laki-laki 1 Orang
2. Perempuan 5 Orang
Jumlah 6 Orang
Dari tabel 4.4 diatas, karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin adalah pekerja
perempuan berjumlah 5 orang, dan pekerja laki-laki berjumlah 1 orang. Hal ini menunjukkan
informan yang terdiri dari umur, pendidikan dan jenis kelamin di lokasi penelitian.
Untuk lebih jelas melihat informan utama maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah 3 Orang
Dari tabel 4.5 diatas, karakteristik responden bedasarkan umur diatas dapat dijelaskan
bahwa dari hasil data yang diatas umur 31-40 tahun yang paling banyak berjumlah 2 orang,
usia 41-50 tahun berjumlah 1 orang, dan usia 21-30 tahun tidak ada .
Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan pendidikan maka dapat dilihat
1. SD 0 Orang
2. SMP 1 Orang
3. SMA 2 Orang
4. S1/S2 0 Orang
Jumlah 3 Orang
sebagian besar yang bekerja di Chiliya Jamur adalah yang berpendidikan SMA, yang kedua
berpendidikan SMP .
Untuk lebih jelas melihat informan bedasarkan jenis kelamin maka dapat
1. Laki-laki 3 Orang
2. Perempuan 0 Orang
Jumlah 3 Orang
Dari tabel 4.7 diatas, karakteristik responden bedasarkan jenis kelamin adalah pekerja
laki-laki berjumlah 3orang, dan pekerja perempuan tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa
Pertanyaan 1 : Apa yang menjadi alasan dan motivasi Bapak, dalam mendirikan
susahnya mencari kerja, sehingga kemudian saya berpikir untuk membuat usaha
Sudar,2014)
Adapun hal motivasi diatas yang dinyatakan oleh Pak Sudar, dihubungkan
uang secara mandiri untuk kebutuhan fisik (pangan, sandang, dan papan). Dengan
latar belakang adanya masalah ekonomi yang terjadi pada masyarakat itulah yang
merubah pikiran Pak Sudar untuk menciptakan usaha sendiri, mencari uang sendiri,
menjadi seorang wirausahawan. Disamping itu, dengan adanya budidaya jamur tiram
ini, Pak sudar juga secara tidak langsung, membantu mewujudkan program
Pertanyaan 2 : Mengapa Bapak memilih nama Chiliya sebagai nama usaha budidaya
Jawaban : “Nama usaha saya, berasal dari nama anak saya yang bungsu,
dikarenakan, dengan membuat nama anak saya yang bungsu, sehingga saya percaya
terhadap rezeki dari anak tersebut, diharapkan usaha ini dapat terus berkembang
sangat penting, dikarenakan nama usaha merupakan identitas dari usaha bisnis
tersebut, dan merupakan pembeda antar usaha lain yang sejenis. Nama usaha yang
unik dan mudah diingat merupakan kunci sukses dalam menarik calon pembeli untuk
Pertanyaan 3 : Apakah Bapak memiliki kontrol penuh atas distributor, pemasok dan
pesaing?
Jawaban : “Saya tidak memiliki kontrol apa pun, terhadap distributor, pemasok dan
pesaing. Kontrol yang ada hanya pada masing-masing pihak.” (Pak Sudar,2014).
organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri
sedang bertumbuh. Untuk strategi ke belakang bila perusahan tidak dapat diandalkan
dan terlalu mahal, dan untuk strategi horizontal, apabila perusahaan Chiliya Jamur
Jawaban : “Iya, saya melakukan beberapa upaya intensif dalam bersaing terhadap
para pesaing yang sejenis. Strategi yang saya lakukan adalah dengan melakukan
pengembangan produk, dengan memperbaiki kualitas produk yang telah ada, dan
membuat formula khusus untuk meningkatkan hasil dan kualitas produk.” (Pak
Sudar,2014)
dalam memajukan usaha nya, dengan mendorong produk usaha yang dihasilkan.
Upaya yang dilakukan pak Sudar, dengan meningkatkan kualitas dari produknya,
ukuran jamur tiram dengan lingkaran jamur yang besar, dan jamur yang dihasilkan
bewarna lebih putih besih, berbeda dengan produk pesaing. Sehingga menjadi
Jawaban : “Untuk sekarang saya belum menambah produk baru, tetapi kedepan
bisa menjadi bahan pertimbangan buat saya untuk menambah jenis produk yang
saya hasilkan, dikarenakan saya masih dalam proses berkembang dan belum cukup
bagi pelanggan, akan tetapi dalam usaha kecil yang masih berkembang, dana masih
menjadi kendala yang besar dalam usaha kecil. Sehingga Pak Sudar, belum berani
saya, dikarenakan usaha saya masih membutuhkan dana.” (Pak Sudar, 2014)
Dalam usaha budidaya jamur tiram Chiliya Jamur Pak Sudar, Pak Sudar tidak
proses operasional perusahaan Pak Sudar. Sehingga tidak lah memungkinkan biaya
Pertanyaan 7 : Bagaimana hubungan kemitraan usaha yang Bapak jalin dengan para
agen penjual?
Jawaban : “Hubungan saya dengan para agen baik-baik saja, tidak ada masalah
karyawan yang kerjanya melampaui target, dan dalam bekerja saya menemani
membuat karyawan bangga menjadi bagian dari perusahaan kita, dan merasa saling
memiliki. Sehingga para karyawan akan bekerja dengan senang hati dan gigih dalam
melakukan pekerjaan.
pandangan kedepan (visi), motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi).
Jawaban : “Saya tidak menerapkan sistem atau struktur organisasi yang secara
konkrit, tetapi struktur organisasi yang ada hanya sebatas pembagian kerja saja.”
(Pak Sudar,2014).
Dalam organisasi atau usaha yang masih sangat sederhana, mereka tidak
pembagian kerja, bagi masing-masing karyawan yang ada. Dikarenakan sumber daya
usaha.
Sudar,2014)
berjalan dengan semestinya. Dalam hal ini Pak Sudar terjun langsung dalam
mengawasi dan bekerja dalam hal-hal penting dalam proses produksi jamur tiram
Pertanyaan 11 : Dalam pengolahan staf, budaya bekerja yang seperti apa yang
budaya organisasi secara kekeluargaan, sehingga tidak terjadi jarak antara pemilik
yang masih terbilang sederhana, seperti drum bekas, kompor gas sederhana,
walaupun begitu sudah ada dua alat cukup modern yang berasal dari bantuan
Fasilitas dan sarana sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan proses produksi.
Proses produksi yang ada dalam jamur tiram rata-rata menggunakan peralatan,
waktu bekerja.
Pertanyaan 13 : Apa masalah atau tantangan yang paling berat yang pernah Bapak
Jawaban :”Dalam menjalankan bisnis jamur tiram ini, untuk sementara tidak ada
kendala yang berat ,tetapi terkadang saya terkendala dalam dana.”(Pak Sudar,2014)
Banyak nya kendala merupakan hal yang wajar, dalam perkembangan usaha
kecil. Dana merupakan kendala yang sangat umum dalam proses operasional dan
produksi, dan itu terbukti dari pernyataan Pak Sudar dalam kesulitan dana.
bantuan dana dari sanak saudara, tetapi untuk pengambilan dana yang tidak terlalu
mendapatkan dana dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan berbagai pihak.
adanya interaksi antara pengusaha dan pihak pelanggan, tetapi dalam budidaya jamur
tiram Chiliya Jamur ini, pemilik menjual produk jamur nya kepada agen-agen.
cuaca yang tidak menentu. Kalau masih hujan, buah naik dan kalau musim kemarau,
tiram ini. Dikarenakan dalam proses perkembangan dan pertumbuhan jamur tiram,
jamur sangat membutuhkan cuaca yang dingin, apabila cuaca panas jamur akan sulit
Jawaban : ”Dalam penetapan harga jual, harga dijual sesuai dengan penetapan
posisi daya tawar pihak Chiliya Jamur dengan para agen. Sehingga pihak Chiliya
Jawaban : ’’Cara mendistribusikan produk, kepada pelanggan lewat para agen yang
membeli produk Chiliya Jamur, dan para agen yang menjual ke pasar.’’ (Pak
Jumai,2014)
Jamur, bekerja sama dengan para agen. Mereka lah menjual produk ke pasar yang
dituju.
dari agen mereka kepada penggecer yang ada di pasar dan dari pengecer di pasar ke
produsen, agen, dan pengecer. Hal ini demi tercapainya tujuan yakni sampainya
Jawaban : ’’Dalam proses promosi, bisa dibilang tidak ada melakukan promosi
kepada konsumen, dikarenakan produk, kebanyakan dijual lewat para agen, sehingga
tidak terlalu diperlukan promosi, walaupun begitu tetap memberikan nama produk di
Pertanyaan 21 : Apa yang menjadi dasar Bapak, dalam menginvestasikan dana Bapak
jamur tiram, prospek pasar sangat lah besar, tetapi belum digarap maksimal oleh
Dalam memulai usaha, haruslah dilihat dulu peluang dan prospek pasar,
sehingga apabila kita akan melakukan investasi, maka investasi yang sudah kita
tanamkan akan tidak menjadi sia-sia atau merugi. Dalam hal ini pemilik Chiliya
Jamur melihat pangsa pasar yang terbuka luas, tetapi dalam hal penggarapan pasar
masih sangat kurang, sehingga pemilik Chiliya Jamur berani menginvestasikan dana
dalam hal ini penanam modal pada usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur?
membagi keuntungan kepada pihak stakeholder, tapi dalam hal ini Pak Sudar tidak
Pertanyaan 23 : Apa yang menjadi dasar Bapak terus melakukan pendanaan terhadap
usaha ini?
besar, tetapi belum digarap maksimal oleh para pengusaha, sehingga budidaya
jamur tiram putih, masih sangat menjanjikan. Dan keuntungan yang didapat terus
Jawaban : “Cara saya untuk menciptakan daya saing, adalah dengan memberikan
bonus kepada para karyawan, apabila karyawan dapat melebihi hasil dari pada
dikarenakan baglog-baglog tempat tumbuh jamur harus steril .”(Pak Sudar, 2014)
karyawannya, yang bertujuan untuk pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan
efesien. Melalui penempatan kerja, maka karyawan akan lebih mudah dalam
agar produk jamur yang sudah disterilisasi tidak kembali tercemar dari mikro
organisme luar, sehingga produk yang dihasilkan akan baik dan sehat.
Bapak?
kurang memahami pekerjaan, dengan senag hati saya akan membantu.” (Pak Sudar,
2014)
manusia. Sehingga wajib hukumnya bagi pengusaha untuk melatih karyawan, dalam
produksi
sebanyak 2.400 kg. Dengan baglog jamur sebanyak 6000 baglog, dengan asumsi per
Jumai, 2014)
media), inkubasi (menumbuhkan miselium jamur) dan tahap akhir perawatan.” (Pak
Sudar,2014)
perusahaan. Proses ini sangat penting, dikarenakan proses ini adalah proses inti dari
tiram putih?
dikarenakan jamur tiram merupakan barang basah, yang muda busuk. Sehingga
tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama.” (Pak Jumai, 2014)
yang tiba-tiba dari pasar dan biasanya proses penyimpanan dalam Akan tetapi jamur
merupakan produk yang tidak tahan lama untuk disimpan, sehingga tidak bisa
Pertanyaan 30 : Berapa banyak karyawan atau tenaga kerja yang ada pada usaha
Jawaban : ” Untuk saat ini, karyawan atau tenaga kerja yang ada, sebanyak 6
orang, dengan rincian 1 orang pria dan 5 orang wanita.”. (Pak Jumai, 2014)
semakin banyak pula hasil yang didapat. Budidaya jamur tiram Chiliya Jamur, saat
ini mempekerjakan karyawan 6 orang, yang mana dengan karyawan 6 orang ini,
mencapai target.
Pertanyaan 31 : Bagaimana Bapak menjaga mutu atau kualitas jamur tiram putih yang
Bapak jual?
Jawaban :” Untuk menjaga mutu dan kualitas produksi, saya terjun langsung,
artinya saya ikut bekerja, seperti dalam proses pencetakan media, penyeterilan, dan
pengisian media, dan yang paling utama itu adalah proses penystrilan media.” (Pak
Sudar, 2014).
persaingan. Menjaga mutu produk, berguna untuk memastikan bahwa barang hasil
produksi, sesuai ukuran standart yang sudah ditetapkan. Sehingga untuk itu, pemilik
jamur tiram, langsung terjun ke lapangan, dan untuk proses-proses yang butuh
kecermatan atau proses yang sangat penting, pemilik yang mengambil ahli sendiri
suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana
Jawaban : ” Hubungan saya dengan pemasok, baik-baik saja, tidak ada masalah.
Keberadaan pemasok merupakan salah satu hal yang sangat penting, dalam
jamur sadar betul akan hal tersebut, sehingga pemilik Chiliya Jamur selalu melakukan
pelanggan?
Jawaban : “Dalam menjaga loyalitas para pelanggan, saya tetap menjaga kualitas
dalam memproduksi produk. Pelanggan akan membeli produk, dan apabila mereka
puas dengan produk kita, mereka akan menjadi pelanggan yang loyalitasnya tinggi.
4.3. Pembahasan
motivasi dan tentu saja sebuah kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap
pengusaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil
menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar (Anoraga,
2007:66).
Pak Sudar pemilik usaha Chiliya Jamur, ternyata muncul ide untuk membangun suatu
untuk masyarakat sekitar, penyerapan tenaga kerja. Dalam mendirikan suatu usaha
yang mampu bertahan, diperlukan suatu inovasi produk, inovasi produk, merupakan
kualitas produk dengan peningkatan ukuran jamur yang cukup besar, dibandingkan
jamur yang diproduksi sebelumnya, dan warna jamur yang dihasilkan lebih putih dari
jamur yang ada pada pesaing. Sehingga dengan demikian produk jamur tiram putih
Dalam modal, Pak Sudar pemilik Chiliya Jamur menggunakan modal sendiri,
dan apabila dana yang ada kurang, Pak Sudar meminjam kepada sanak saudaranya,
tentunya dana yang dipinjam tidak terlalu besar. Pemilik Chiliya Jamur, bisa
mengajukan proposal bantuan dana, kepada pemerintah daerah lewat Dinas Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten langkat. Sehingga dengan adanya bantuan
dana dari pemerintah daerah tersebut, dapat mengatasi kendala dana yang ada.
yang bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik antara Chiliya Jamur dengan
pemasok, sehingga dengan adanya komunikasi yang baik maka diharapkan pemasok
penjualan Pak Sudar pemilik Chiliya Jamur, menghasilkan produk jamur yang
pesaing, dan warna jamur lebih bewarna putih bersih. Dengan kualitas produk baik,
dan diiringin dengan tampilan kemasan yang bagus dan menarik sebagai nilai tambah
dasarnya adalah tanggung jawab pengusaha itu. Dalam pengembangan usaha, sangat
membutuhkan suatu pandangan kedepan (visi), motivasi dan tentu saja sebuah
kreativitas (misi). Jika ini yang dilakukan oleh setiap pengusaha, maka besarlah
harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah
atau bahkan menjadi sebuah usaha besar. Bedasarkan teori diatas dapat disimpulkan
bahwa usaha Chiliya Jamur, menunjukan perkembangan usaha yang sesuai dengan
kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana organisasi
Sudar. Usaha ini bergerak dibidang agribisnis, tepatnya sebagai tempat budidaya
jamur tiram putih. Usaha ini terletak dipinggir jalan utama kecamatan, tepatnya di
Langkat. Usaha jamur tiram putih Chiliya Jamur, yang didirikan oleh Pak Sudar
berdiri di awal Januari 2011. Lokasi budidaya Chiliya Jamur, terletak dipinggir jalan
besar, dan berjarak 1 km dari pusat pasar Kabupaten Langkat yaitu Pasar Stabat, yang
tentunya tempat budidaya Chiliya Jamur strategis. Tempatnya juga tidak jauh dari
untuk mendistribusikan hasil produksi kepada para konsumen, pemilik Chiliya Jamur,
menjualnya kepada pihak agen. Barang-barang yang ada pada agen, akan dijual ke
langsung.
Dalam menarik pelanggan, harga yang murah dengan kualitas yang bagus
merupakan daya tarik tersendiri. Harga jual produk Chiliya Jamur satu kg jamur
dijual seharga Rp.15.000, harga sesuai dengan kesepakatan antara pihak Chiliya
Jamur dengan agen penjual. Dikarenakan para agen harus menyesuaikan harga pasar,
standar pasaran. Harga jamur tiram yang ada dipasaran sekarang ini, per kilogram
Rp.15.000-Rp.16.000
produk mereka dengan produk kompetitor. Serta dalam kemasan merek, dicantumkan
Walaupun begitu kemasan yang ada kurang menarik, masih menggunakan kantong
Keuangan merupakan suatu hal yang penting dan menjadi kebutuhan primer
dalam suatu usaha, hal ini dikarenakan pengolahan keuangan yang tidak baik dapat
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, adapun yang menjadi dasar pemilik Chiliya
jamur dalam menginvestasikan dananya untuk usaha budidaya jamur tiram putih,
dikarenakan beliau waktu itu merasa sulit mendapat pekerjaan, dan berbekal dari
pengalaman yang dibawah dari Pulau Jawa, ketika merantau dan juga pasar jamur
yang begitu luas, tetapi masih sedikit yang menggarap khususnya di daerah
Kabupaten Langkat. Dalam menjalankan bisnis jamur tiram pemilik Chiliya Jamur
keuangan yang sederhana. Keluar masuknya dana hanya dicatat seadanya saja,
dibuku catatan kecil pemilik jamur. Permasalahan yang dihadapi sekarang ini, Chiliya
kesulitan dalam dana, pemilik Chiliya Jamur meminjam dana ke sanak saudaranya,
dana yang dipinjam berupa dana yang tidak besar. Dalam sistem pembayaran
penjualan, pihak Chiliya Jamur menggunakan sistem pembayaran per satu minggu
sekali, untuk menagih pembayaran kepada para agen. Dimana hasil produksi jamur
tiram tersebut, setiap hari diantar kepada agen-agen, dan pihak agen akan membayar
jamur tersebut tiap minggu, yang sebelumnya pada setiap kali jamur tiram diantar
sama pihak Chiliya Jamur kepada para agen, dilakukan pencatatan masing-masing
daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk
menjaga loyalitas tenaga kerja atau karyawan sebab secara tidak langsung tenaga
kerja atau karyawan juga sangat berperan dalam menentukan kemajuan suatu usaha.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Chiliya Jamur terbilang baik. Artinya
kualitas yang baik itu, kualitas yang dapat melayani pelanggan dengan baik. Para
pekerja jamur tiram Chiliya Jamur berjumlah enam orang, yang rata-rata tamatan SD,
SMP dan SMA. Kemampuan para pekerja sudah memiliki teknis yang baik, karena
sudah di arahkan langsung sama pemilik jamur Chiliya Jamur tersebut, dan pada saat
awal bekerja di Chiliya Jamur, pemilik Jamur melakukan pelatihan kepada karyawan
bekerja. Sehingga tidak ada jarak antara pemilik dengan karyawan. Dengan demikian
para pekerja tidak sungkan untuk menanyakan sesuatu tentang kendala yang dihadapi
para pekerja. Pak Sudar, Pemilik jamur tiram Chiliya Jamur memotivasi karyawan
dengan menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan para karyawan lewat
Dalam proses produksi Chiliya Jamur ini sampai pemanenan, dalam satu
periode panen dibutuhkan waktu 1-6 bulan, yang mana bulan-bulan yang pertama dan
pencampuran bahan dan pengomposan media (yang mana para pekerja usaha jamur
tiram Chiliya Jamur ini dapat menghasilkan 200 baglog jamur/ hari, dan 6000 baglog
jamur/bulan), setelah itu dilakukan pengemasan, sterilisasi media tanam dan inokulasi
Setelah media tanam selesai di inokulasi dengan bibit semai, tahap selanjutnya
tahap inkubasi ( tanaman diletakkan pada ruangan khusus injkubasi tanam dengan
cara media disusun di rak-rak yang sudah disanitasi terlebih dahulu dengan suhu
diatur berkisar antara 25-28 derajat Celsius dengan kelembapan 80-90% dengan
sedikit cahaya) lama proses inkubasi selama 4 minggu/ 1 bulan. Di bulan yang ketiga,
pembuahan, yang mana suhu di ruangan tersebut mulai diturunkan antara 22-25
derajat Celsius dengan kelembapan menjadi 80-85%, dan pada bulan keempat dan ke
lima, para pekerja tidak berproduksi. Masuk bulan ke enam para pekerja memulai
membuat media tanam (baglog) kembali, dan baglog-baglog tersebut disusun pada
kumbung inkubasi, selama 2 bulan. Untuk bulan keenam juga masuk masa
yang masih tergolong sederhana. Dengan proses pensterilan dengan membuat tempat
dari drum bekas dan dipanaskan dengan menggunakan kompor gas . Drum bekas
yang sudah diisi baglog2 yang hendak disterilkan, ditutup dengan beberapa lapis
plastik kaca, agar suhunya tetap terjaga dan panasnya merata. Walaupun begitu,
Kapasitas produksi Chiliya Jamur memanen per hari 15 Kg, dengan rata rata
per baglog dapat menghasilkan 400gram jamur , dan para pekerja dalam satu kali
periode penanaman, dapat menghasilkan 200 baglog/hari , dan 6000 baglog/ bulan.
Utnuk menghadapi persaingan, hasil produksi jamur yang dihasilkan Chiliya Jamur
memiliki kualitas yang unggul dengan ukuran yang lebih besar dari jamur yang dijual
pesaing dan bewarna lebih putih, sehingga kualitas yang ada dapat dipercaya
masyarakat, bahwa jamur yang dihasilkan benar-benar baik. Karyawan yang bekerja
Chiliya Jamur, Luas tempat pembibitan tiram secara keseluruhan berjumlah total
800 𝑚𝑚2 . Chiliya Jamur membuat dua kumbung berbeda, yang mana satu untuk
tempat pembuahan jamur tiram putih dan satu lagi tempat inkubasi, masing-masing
persegi, dan mampu menampung 6.000 baglog. Sehingga proses produksi menjadi
lebih maksimal.
kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa, yang saling berhubungan,
eksternal memiliki dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan kerja atau
industri dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja atau industri terdiri dari elemen-
sangat penting. Pasokan bahan baku seperti dalam pembuatan media, dalam hal ini
pembelahan kayu yang ada disekitaran usaha Chiliya Jamur, dengan kesepakatan
serbuk kayu diambil sendiri dan pembelian 50 goni kayu, dengan harga satu goni
sebesar Rp.6.000 rupiah setiap setengah bulan sekali. Untuk bahan baku dedak
diambil dari kilang padi, sebanyak 50 kilogram, dengan harga satu kilogram dedak
kilogram dedak, dan kapur pertanian diambil dari toko pertanian, sebanyak 2 sak ,
merupakan hal yang sangat penting dalam proses operasional perusahaan. Sehingga
dengan adanya komunikasi yang baik, pihak Chiliya Jamur menjalin hubungan yang
sangat lama dengan para pemasok, sehingga harga bahan baku dibuat murah, dalam
menjaga ketersediaan pasokan bahan baku, Chiliya Jamur menjalin komunikasi tidak
hanya pada satu pemasok saja, tetapi kepada pemasok-pemasok yang lain, yang ada
Jamur, menjaga mutu produk mereka, dengan produk unggulan dari yang lain.
Produk yang mereka hasilkan lebih unggul, dari segi ukuran, produk Chiliya jamur
lebih besar dari jamur pesaing dan lebih putih dari jamur tiram lainnya, yang mana
jamur tiram yang besar dan bewarna putih bersih, merupakan produk yang dicari oleh
Penerapan teknologi pada budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur masih
tergolong sederhana, diantaranya alat yang digunakan untuk sterilisasi baglog/ media
tanam tidak menggunakan alat autoklaf (merupakan alat yang berfungsi sebagai alat
sterilisasi media) tetapi masih menggunakan drum bekas dan ditutupi pakai plastik
kaca. Belum adanya alat Laminar Air Flow (LAF) yang berfungsi sebagai tempat
melakukan isolasi tubuh buah jamur atau inokulasi saat pembuatan kultur murni.
Tetapi pada proses pemanasan untuk sterilisasi media tanam, Chiliya Jamur sudah
menggunakan kompor gas karena lebih efesien dan menghemat biaya produksi.
Namun untuk menyiasati alat-alat produksi yang kurang modern dan tidak ada,
seperti dalam isolasi bibit, Pak Sudar, melakukannya didalam ruang khusus, sehingga
tidak terkontaminasi dari lingkungan luar, yang dapat menggangu pertumbuhan jamur
tiram putih. Namun ada juga produk yang sudah modern, seperti penggunaan alat
yang digunakan untuk proses packaging yang berasal dari bantuan pemerintah daerah.
harga bahan bakar gas, yang mana gas merupakan bahan baku yang dipakai untuk
menyiasatinya dengan mengganti produk bahan bakar gas, dengan kayu, dikarenakan,
tidak jauh dari lingkungan sekitar tempat budidaya jamur tiram putih Chiliya Jamur,
terdapat hutan kayu bercampur dengan perkebunan tebu, sehingga bisa dimanfaatkan
untuk mengganti produk gas yang mahal dengan kayu-kayu yang ada. Apabila kayu
yang ada sudah tidak memungkinkan lagi untuk diambil, maka Chiliya Jamur, akan
menaikkan harga jamur, tetapi harga yang ada masih bisa dijangkau oleh pembeli.
Didaerah lingkungan sekitar Chiliya Jamur, terdapat beberapa pesaing yang muncul,
namun tingkat persaingan yang ada tidak terlalu tinggi, dengan adanya pesaing yang
muncul, kedepan akan berdampak terjadi persaingan dalam mendapatkan bahan baku
Chiliya Jamur.
bahwa Chiliya Jamur memiliki pemasok yang baik, yang mana pemasok merupakan
kekuatan dari luar yang dapat mendukung dan mempertahankan usahanya, dan juga
pasar yang terbuka luas dengan naiknya tren dalam mengkonsumsi jamur tiram.
usaha nya dengan melihat analisis SWOT usaha budidaya jamur tiram putih Chiliya
(Threats), yag dapat digunakan sebagai alat yang membantu untuk meningkatkan
Adapun Strategi yang diterapkan oleh Chiliya Jamur, yaitu Strategi pengembangan
usaha yang diterapkan dalam pengembangan usaha Chiliya Jamur adalah strategi
dan Strategi SO, yang memanfaatkan seluruh kekuatan dan merebut peluang yang
permintaan pasar.
besar, dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang baik kinerjanya dan tempat
usaha yang luas. Sehingga Chiliya Jamur dapat menggenjot produksi jamur nya guna
memenuhi permintaan pasar yang besar, yang biasanya per hari Chiliya Jamur
mampu menghasilkan 15kg jamur, kedepan yang menjadi target Pak Sudar menjadi
25kg per hari. Sehingga dengan produksi yang meningkat, dapat pula meningkatkan
dengan pemasok.
Sumber daya manusia yang bekerja pada usaha budidaya jamur tiram putih
tempat usaha, mereka tersebut memiliki jaringan yang dapat dimanfaatkan untuk
mendekatkan pemilik dengan pemasok, guna menjalin kerja sama lebih intens lagi,
menggantikan pemasok bahan baku yang ada sekarang, yaitu pemasok bahan baku
serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian. Apabila pemasok yang ada sekarang tidak
Kondisi lingkungan yang usaha baik dengan lokasi yang strategis, yang
terletak dipinggir jalan besar, tempat usaha yang luas, dan dapat menghasilkan
produk yang bagus. Merupakan keunggulan dari usaha Chiliya Jamur, kodisi tersebut
dapat digunakan untuk mengajukan proposal usaha, guna mendapatkan bantuan dari
pemerintah daerah, baik bantuan dalam bentuk pelatihan-pelatihan usaha kepada Pak
merupakan media yang unggul dan tidak mahal, seperti mempromosikan produk ke
jejaring sosial yang ada, seperti Twitter, Facebook, dan BlackBerry Massenger.
Media jejaring sosial selain mempromosikan dengan cara yang murah, selain itu
memperbaiki packaging.
pemerintah daerah Kabupaten Langkat, melalui dinas Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah. Bantuan yang diberikan bisa berupa alat operasional.
Dikarenaka pihak Chiliya Jamur sangat membutuhkan alat untuk packaging, pemilik
jamur tiram harus membuat proposal bantuan yang ditujukan kepada Dinas Koperasi
ancaman.
unggul.
bahan bakar gas. Apabila terjadi kenaikkan harga gas, bisa dicari pengganti bahan
bakar gas tersebut dengan penggunaan kayu bakar, namun apabila terjadi kelangkaan
kayu, menaikkan harga produk merupakan jalan terakhir untuk menutup biaya bahan
bakar gas untuk operasional. Apabila produk dinaikkan , diiringin dengan kenaikan
produk pesaing.
Keunggulan produk yang ada tidak dimiliki oleh produk pesaing, keunggulan nya
berupa jamur yang dihasilkan memiliki ukuran yang besar, dan bewarna putih bersih
Strategi WT , yaitu strategi untuk bertahan dari ancaman dengan kelemahan yang
dimiliki perusahaan
produk, dengan memperbaiki tampilan kemasan, akan menaikkan harga jual produk.
harga naik, Chiliya Jamur bisa menutupi harga bahan bakar gas tersebut.
pesaing.
masyarakat. Selain itu produk dikemas dengan baik dan dengan tampilan yang
(2010). Menyimpulkan bahwa, strategi yang dihasilkan diperoleh ini berasal dari
analisis SWOT. Enam kekuatan dan tujuh kelemahan diperoleh dari analisis
enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan terdiri dari:
produksi yang sesuai dengan standar SOP dan GAP, dan (9)Memperjelas sistem
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengembangan Usaha Kecil pada “Budidaya Dan Pengembangan Jamur tiram putih
sebagai berikut:
berjumlah 6 orang yang ada untuk menjalin kerjasama dengan pemasok bahan
baku serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian dan memanfaatkan kondisi
dari pemerintah daerah berupa pelatihan yang ditujukan kepada pemilik dalam
pengembangan usaha.
2. Lingkungan internal yang ada pada jamur tiram putih Chiliya Jamur Pak
Sudar, adalah lokasi yang strategis yang dekat dengan pasar, harga yang
89
bersaing, kualitas sumber daya manusia yang baik yang dapat melayani
pelanggan dengan baik, jamur yang dihasilkan memiliki kualitas yang unggul
yang dapat dipercaya masyarakat, dan tempat usaha yang luas berjumlah luas
tempat pembibitan tiram secara keseluruhan berjumlah total 800 𝑚𝑚2 . Adapun
3. Lingkungan eksternal yang ada pada jamur tiram putih Chiliya Jamur Pak
usaha Chiliya Jamur. Faktor peluang terdiri dari jumlah pemasok yang
memadai pemasok serbuk kayu, dedak, dan kapur pertanian, Sedangkan faktor
ancaman yaitu kenaikan bahan bakar gas, dan munculnya pesaing baru yang
meningkatkan produksi jamur tiram yang ada. Dalam meningkatkan harga jual,
kemasan yang baik dan menarik dapat meningkatkan harga jual, dalam melakukan
promosi, Chiliya Jamur harus memanfaatkan teknologi yang ada, seperti penggunaan
Buku
Achmad,MS, dkk 2011. Panduan Lengkap Jamur. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
_______, 2012. Jamur Info Lengkap dan Kiat Sukses Agribisnis. Jakarta: Tim
Penulis AgriFlo (Penebar Swadaya, anggota Ikapi)
Anoraga, Pandji. 2007.Pengantar Bisnis: Pengelolahan Bisnis Dalam Era
Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta
_______, 2002,Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Keci, Jakarta: Rineka Cipta.
David F.R. 2004. Manajemen Strategis Konsep. Sindoro A, penerjemah. Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Concepts of Strategic
Management
_____ F.R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi ke-10. Sulistio P dan Mahardika H,
penerjemah :Rahoyos, editor. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari:
Strategic Management“Concepts and Cases”.
Hunger,J.David & Thomas L. Wheleen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Jatmiko,RD. 2004. Manajemen Stratejik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang
______, 2005. Pengantar Bisnis, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Juliandi,Azuar.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis.
Medan : M2000
Pasaribu, T. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Jakarta: PT.
Gramedia
Parjimo dan Andoko, A. 2007. Budi Daya Jamur. Jakarta : Agromedia Pustaka
Pontas, M Pardede, 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Rangkuti,Freddy.2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
PTGramedia Pustaka Utama
Sumber Internet :
www.deptan.go.id diakses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 06.40 WIB).
Sumber Skripsi:
Arifa, Faizah.2011. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis
Prospektif pada Sari Sehat Multifarm, Kabupaten Bogor, Fakultas
Tekonologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor