Anda di halaman 1dari 126

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Kesejahteraan Sosial Skripsi Sarjana

2018

Pengaruh Family Support Terhadap


Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di
IPWL LKS Yayasan NAZAR Medan

Turnip, Daniel
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5648
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH PROGRAM FAMILY SUPPORT TERHADAP PEMULIHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DI IPWL LKS NAZAR MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

DANIEL TURNIP
140902039

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH PROGRAM FAMILY SUPPORT TERHADAP PEMULIHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DI IPWL LKS NAZAR MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh


dari program Family Support terhadap pemulihan penyalahgunaan NAPZA di
IPWL LKS NAZAR Medan. Dalam program Family Support tersebut terdapat
empat bentuk dukungan keluarga yang diterima oleh residen yang sedang di
rehabilitasi yaitu antara lain; dukungan konkret, dukungan emosional, dukungan
informatif, dan dukungan penghargaan. Sementara itu, terdapat tiga hal yang
dipengaruhi oleh kehadiran program Family Support ini, yang dianggap sebagai
faktor protektif dalam meningkatkan pemulihan di rehabilitasi. Tiga hal yang
terdampak tersebut adalah tahap mengurangi akibat putus narkoba, penstabilan
kondisi emosional dan mengembalikan keberfungsian fisik, mental dan sosial.
Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dianalisis secara
kuantitatif. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat bantu untuk memperoleh
data primer, serta melengkapinya dengan informasi yang diperoleh melalui
observasi. Jumlah responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
sebanyak 20 orang. Hasil pengolahan data melalui perangkat Statistical Package
for the Social Science (SPSS.19) menunjukkan bahwa koefisien korelasi kedua
variabel adalah 79,3% . Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel
masuk kedalam kategori kuat. Berdasarkan uji hipotesis, nilai sig. 0.001 ≤ 0.1.
Maka dengan demikian, Tolak H0 dan terima Ha yang menyatakan terdapat
pengaruh antara variabel X (Program Family Support) terhadap variabel Y
(Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA).

Kata Kunci : Program Family Support, NAPZA, pemulihan Penyalahgunaan


NAPZA.

Universitas Sumatera Utara


EFFECT OF FAMILY SUPPORT PROGRAM ON DRUG INSTRUCTION
IN IPWL LKS NAZAR MEDAN

ABSTRACT

This study was conducted to obtain a description of the effect of Family


Support program on the recovery of drug abuse in IPWL LKS NAZAR Medan. In
the Family Support program there are four forms of family support received by
the resident who is in rehabilitation, among others; concrete support, emotional
support, informative support, and award support. In the meantime, there are three
things that are affected by the presence of this Family Support program, which is
considered a protective factor in improving recovery in rehabilitation. The three
things affected are the stages of reducing the effects of drug-breaking, the
stabilization of emotional states and the return of physical, mental and social
functioning.
This type of research is an explanatory research that is analyzed
quantitatively. Researchers use questionnaires as a tool to obtain primary data, as
well as complete with information obtained through observation. The number of
respondents who became the object in this study is as many as 20 people. Results
of data processing through Statistical Package for the Social Science (SPSS.19)
showed that the correlation coefficient of both variables was 79.3%. This shows
that the relationship between the two variables into the strong category. Based on
the hypothesis test, the value of sig. 0.001 ≤ 0.1. Hence, Reject H0 and Ha accept
that there is influence between variable X (Program Family Support) to variable Y
(Recovery Misuse of Drug).

Keywords: Family Support Program, Drugs, Drug Abuse recovery.

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan kasihNya penelitian ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Family Support Terhadap Pemulihan Penyalahgunaan

NAPZA di IPWL LKS Yayasan NAZAR Medan”. Dimana merupakan salah satu

syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada program strata-1 (S-

1), jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

banyak membantu serta mendukung penulis baik secara moril maupun materi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M,Si, selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra.Tuti Atika M.SP, Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang

telah begitu sabar mengajari dan mendidik saya serta membantu

administrasi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dengan tepat

waktu.

5. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta saya, ayah (+) Januarinson

Turnip dan ibu Harta Juliana Siahaan, serta kakak dan adik yang selalu

iii

Universitas Sumatera Utara


memberi dukungan serta semangat untuk melalui setiap perjalanan dengan

perjuangan selama kuliah dan pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak Poltak Marbun selaku pemilik rehabilitasi IPWL LKS Nazar

Medan yang telah memberi saya dukungan dalam penelitian skripsi ini.

Para staff rehabilitasi IPWL LKS Nazar Medan yang telah memberikan

masukan dan pelajaran banyak hal tentang dunia adiksi dan terus

memotivasi saya untuk segera menyelesaikan studi.

7. Kepada sahabat-sahabat saya yang tercinta (CBC), Wardiman, Herman,

Marudut, Ferianto, Bolus, Marti, Tantri, Herty, Fortuna dan Fetrik. Terima

kasih selalu mendukung dan menjadi keluarga penulis walau dalam suka

maupun duka diperantauan. Semoga kita semua sukses kedepannya

sahabat.

8. Kepada teman-teman Kessos stambuk 2014 yang tak dapat disebutkan satu

persatu disini serta Keluarga KKN Rimo Kayu, Desi, Yuli, Marti, Yessi,

Ganta, Bolus, Indra, Fetrik, Bunga, Wilia, Jhonson, Siska, Sri, Kana Riski

dan Tri Insyag semoga sukses juga kedepannya dan dapat menggapai cita-

cita yang kita impikan.

9. Kepada organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

FISIP-USU dan Ikatan Mahasiswa Simalungun (IMAS-USU) serta

Gerakan muda Peduli Indonesia (GMPI). Terima kasih sudah menjadi

wadah penulis berkembang dan menjadi keluarga baru di perantauan

selama ini.

Penulis

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10


2.1 Landasan Teoritis ................................................................................... 10
2.1.1 Defenisi Pengaruh ............................................................................... 10
2.1.2 Defenisi Program ................................................................................ 10
2.1.3 Kajian Tentang Family Support .......................................................... 11
2.1.3.1 Program Family Support ............................................................. 11
2.1.3.2 Defenisi Keluarga ........................................................................ 12
2.1.3.3 Fungsi Keluarga .......................................................................... 13
2.1.3.4 Dukungan Keluarga (Family Support) ........................................ 16
2.1.3.5 Jenis-Jenis Family Support .......................................................... 17
2.1.3.6 Sumber-sumber Family Support ................................................. 18
2.1.3.7 Manfaat Family Support .............................................................. 19
2.1.3.8 Kualitas Family Support .............................................................. 20
2.1.3.9 Pengukuran Family Support ........................................................ 21
2.1.4 NAPZA dan Adiksi ............................................................................. 23
2.1.4.1 Pengertian NAPZA ...................................................................... 23
2.1.4.2 Pengertian Adiksi ........................................................................ 26
2.1.4.3 Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA .......................................... 27
2.1.4.4 Penyalahgunaan NAPZA ............................................................ 28
2.2 Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 30
2.3 Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 31
2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 32
2.5 Defenisi Konsep ..................................................................................... 35
2.6 Defenisi Operasional .............................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38


3.1 Tipe Penelitian ........................................................................................ 38
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 38
3.3 Populasi Penelitian ................................................................................. 39
3.3.1 Populasi............................................................................................... 39
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 39

Universitas Sumatera Utara


3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 40
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 41
3.5.1 Pengukuran Variabel Penelitian.......................................................... 41
3.5.2 Teknik Analisis Data .......................................................................... 41
3.5.2.1 Uji Validitas ............................................................................. 41
3.5.2.2 Analisis Tabel Frekuensi ......................................................... 42
3.5.2.3 Uji Reliabilitas ......................................................................... 43
3.5.2.4 Korelasi Rank Sperman ........................................................... 43
3.5.2.5 Uji Normalitas.......................................................................... 43
3.5.2.6 Uji Hipotesis ............................................................................ 45

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ................................................ 46


4.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga...................................................... 46
4.2 VISI dan MISI LKS Yayasan Nazar Medan .......................................... 48
4.2.1 Visi Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan : .................................... 48
4.2.2 MISI Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan..................................... 48
4.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 48

BAB V ANALISIS DATA .................................................................................. 59


5.1 Pengantar ................................................................................................ 59
5.2 Uji Validitas ........................................................................................... 60
5.3 Analisis Tabel Frekuensi ........................................................................ 61
5.2.1 Karakteristik Responden ..................................................................... 61
5.2.2 Komponen Family Support ................................................................. 64
5.2.2.1 Dukungan konkret ....................................................................... 64
5.2.2.2 Dukungan Emosional .................................................................. 67
5.2.2.3 Dukungan Informatif ................................................................... 70
5.2.2.4 Dukungan Penghargaan ............................................................... 72
5.2.3 Komponen Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA ............................... 74
5.2.3.1 Terapi Lepas dan Terapi Fisik ..................................................... 74
5.2.3.2 Penstabilan Suasan Mental dan Emosional ................................. 77
5.2.3.3 Tahap Keberfungsian Fisik ......................................................... 82
5.4 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 85
5.5 Korelasi Rank Sperman .......................................................................... 86
5.6 Uji Normalitas ........................................................................................ 88
5.7 Uji Hipotesis ........................................................................................... 90

BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 93


6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 93
6.2 Saran ....................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 3.5.2.6.1 Koefisien Korelasi ....................................................................... 45

Tabel 5.2.1 Uji Validitas ................................................................................ 60

Tabel 5.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ..................................... 61

Tabel 5.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Rehabilitasi Klien ..... 62

Tabel 5.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Responden ................ 63

Tabel 5.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ................................. 63

Tabel 5.2.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Menyediakan Biaya


Rehabilitasi Selama Menjalankan Program Pemulihan di Yayasan
Nazar Medan “YANAZ”............................................................. 64

Tabel 5.2.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Penyediaan Perlengkapan dan


Konsumsi Selama Proses Pemulihan Demi Keberhasilan Program
Pemulihan di Yayasan Nazar Medan .......................................... 65

Tabel 5.2.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keleluasaan Meluangkan


Waktu Untuk Melakukan Pertemuan Sesuai Jadwal .................. 66

Tabel 5.2.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Syarat Administrasi dan


Berkas Sejak Awal Hingga Berakhir Program Pemulihan Narkoba
di Yayasan Nazar Medan “YANAZ” .......................................... 66

Tabel 5.2.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Penghiburan dan Motivasi


Sesuai Kondisi Perasaan ............................................................. 67

Tabel 5.2.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Mendoakan dan


Bersikap Sabar Dalam Memberikan Pendekatan ........................ 68

Tabel 5.2.2.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan Keluarga Selama


Melakukan Program Pemulihan .................................................. 68

Tabel 5.2.2.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perhatian Keluarga Berupa


Kepedulian dan Kesetian Selama Melakukan Program .............. 69

Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Saran Positif Dari Keluarga


Mengenai Dampak NAPZA Selama Pemulihan ......................... 70

Tabel 5.2.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Masukan Untuk Proses


Pemulihan Melalui Komunikasi Maupun Informasi Serta
Pengetahuan Rehabiliatasi Narkoba ............................................ 71

vii

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Kondisi
Lingkungan Sekitar ..................................................................... 71

Tabel 5.2.2.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Mendengarkan


Keluhan-keluhan yang Dirasakan ............................................... 72

Tabel 5.2.2.4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Memperhatikan Kondisi dan


Keadaan Baik Fisik, Sosial dan Spiritual .................................... 73

Tabel 5.2.2.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Memberikan Pujian Atas


Perubahan yang Terjadi Selama di Rehabilitasi.......................... 73

Tabel 5.2.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tahap Detoksifikasi Atau


Pelepasan Zat Merupakan Hal yang Sulit ................................... 74

Tabel 5.2.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Zat Narkoba Pada


Awal Rehabilitasi Sangat Menyakitkan dan Selalu Mengganggu
Dalam Proses Pemulihan............................................................. 75

Tabel 5.2.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lepas Zat Adalah


Salah Satu Hal yang Sangat Menguji, Terutama Godaan Untuk
Menggunakan dan Memperoleh Narkoba ................................... 75

Tabel 5.2.3.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Memberikan Keinginan Hati


Dalam Proses Pemulihan Baik Secara Psikis Maupun Emosional
..................................................................................................... 76

Tabel 5.2.3.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lepas Zat Merupakan


Tahapan Untuk Dapat Memberikan Ketenangan Kepada Kondisi
Fisik dan Psikis ........................................................................... 77

Tabel 5.2.3.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Inspirasi Untuk


Memperbaharui Atau Meninjau Kembali Tujuan Hidup Serta
Pandangan Positif Terhadap Masa Depan................................... 77

Tabel 5.2.3.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Menanamkan Nilai-nilai


Penting Serta Tujuan Kehidupan Dalam Setiap Masalah Yang
Dihadapi ...................................................................................... 78

Tabel 5.2.3.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usaha Menerima Segala


Sesuatu yang Dapat Dirubah dan Tidak Dapat Dirubah Dalam
Diri .............................................................................................. 79

Tabel 5.2.3.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejujuran Saat


Menyampaikan Pemikiran dan Isi Hati Kepada Orang Lain,
Anggota Keluarga Terutama Mengenai Permasalahan Diri ....... 79

Tabel 5.2.3.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Usaha Menggunakan


Kesempatan, Pengambilan Keputusan dan Terus Berusaha
Berfikir Positif Untuk Proses Pemulihan .................................... 80

viii

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2.3.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengambilan Tindakan yang
Stabil dan Hal yang Dapat Merugikan Diri Sendiri Kedepannya 81

Tabel 5.2.3.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan yang Terjadi


Merupakan Bagian Dari Program yang Diberikan Sehingga Diri
Bisa Kembali Normal .................................................................. 82

Tabel 5.2.3.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Rehabilitasi yang Dilakukan


Sangat Mempengaruhi Kondisi Fisik dan Memperbaiki Kondisi
Spiritual Serta Kejiwaan ............................................................. 82

Tabel 5.2.3.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Untuk Menjauhi


Tempat-tempat Dimana Adanya Peredaran Narkoba. Karena,
Akibat Dari Narkoba Selalu Berdampak Negatif........................ 83

Tabel 5.2.3.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Narkoba Dapat Berdampak


Buruk Bagi Diri Sendiri, Keluarga dan Lingkungan .................. 84

Tabel 5.2.3.3.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pemulihan yang Sedang


Dilakukan Merupakan Proses Pembentukan Diri Dimana Manusia
Membutuhkan Orang Lain Dalam Kehidupan dan Lingkungan
Sekitar ......................................................................................... 85

Tabel 5.3.1 Reliability Statistics .................................................................... 86

Tabel 5.4.1 Korelasi Rank Sperman............................................................... 87

Tabel 5.7.1 Uji Hipotesis ............................................................................... 90

Tabel 5.7.2 Sperman Rho ............................................................................... 91

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1 Bagan Alur Pikir.............................................................................34

Gambar 5.6.1 Gambar Histogram.........................................................................88


Gambar 5.6.2 Gambar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual...89

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya atau yang sering disingkat NAPZA sudah sangat merebah luas. Tidak

hanya kota-kota besar, namun sudah mewabah ke kota kecil maupun desa di

seluruh Indonesia. Kalimat “Indonesia Darurat Narkoba” dalam beberapa tahun

terakhir menghiasi pembicaraan masyarakat umum, pejabat dan pemberitaan di

media massa. Oleh karena itu sudah seharusnya kita mewaspadai bahaya dan

pengaruh terhadap ancaman yang akan merusak generasi muda masa depan

negara kita.

Penyalahgunaan narkoba membawa dampak sangat buruk baik itu

terhadap pengguna itu sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitarnya. NAPZA

dapat mempengaruhi tubuh manusia terutama otak dan susunan saraf pusat,

sehingga menyebabkan gangguan bagi penggunaanya. Hal ini dapat membuat

pengguna mengalami gangguan psikis, fisik dan fungsi sosial akibat kebiasaan,

ketagian (adiksi) serta ketergantungan (depedensi) terhadap NAPZA.

Jika dicermati, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang

semakin merebak tidak terlepas dari salah satu ciri barang tersebut yaitu

menimbulkan adiksi (ketagihan) yang merusak dalam pengertian penggunaan

tidak untuk pengobatan dan secara ilegal. Sedangkan dari sisi masyarakat yang

rentan dengan masalah narkoba tertuju pada generasi muda suatu bangsa, mereka

merupakan target peredaran NAPZA. Oleh karena itu negara di dunia ini dengan

Universitas Sumatera Utara


2

segala upaya dan kemampuan untuk memberantas narkoba itu sendiri. Istikah

NAPZA umumnya digunakan oleh pelayanan kesehatan yang menitikberatkan

pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis dan sosial. Hal ini

sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yang bekerja pada otak sehingga

menimbulkan perubahan perilaku, perasaan dan pemikiran.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, bahwa untuk

meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia perlu dilakukan

upaya peningkatan dibidang pengobatan dan pelayanan kesehatan. Hal ini

menyatakan bahwa narkoba disatu sisi merupakan obat atau bahan yang

bermanfaat dibidang pengobatan guna peningkatan kesehatan dan ilmu

pengetahuan, mencegah penyalahgunaan narkotika, serta pemberantasan yang

memberikan sanksi yang cukup berat. Tapi pada kenyataanya para pelaku semakin

meningkat. Hal ini disebabkan penjatuhan saksi tidak memberikan dampak

terhadap pelakunya.

Pengguna atau pecandu narkotika menurut undang-undang sebagai pelaku

tindak pidana narkotika adalah dengan adanya ketentuan Undang-Undang

Narkotika yang mengatur mengenai pidana penjara yang diberikan pada para

pelaku penyalahgunaan narkotika. Kemudian di sisi lain dapat dikatakan bahwa

menurut Undang-Undang Narkotika, pecandu narkotika tersebut merupakan

korban adalah ditunjukkan dengan adanya ketentuan bahwa terhadap pecandu

narkotika dapat dijatuhi vonis rehabilitasi.

Badan PBB, Internasional Drug Control Program, menyatakan pada tahun

2009 jumlah pemakai narkoba di seluruh dunia telah mencapai 180 juta orang dan

sedikitnya ada 100.000 diantara mereka meninggal setiap tahun. Dengan

Universitas Sumatera Utara


3

melesatnya angka korban penyalahgunaan narkoba, hal ini bukan lagi menjadi

problem individu pengguna, atau menjadi masalah keluarga saja. Ini sudah

menjadi ancaman bagi kelangsungan bangsa, karena korbannya adalah semua

kalangan baik itu generasi muda (Septi, 2014:3).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2014,

tercatat ada lebih 4 juta penyalahguna narkoba di Indonesia. Ini artinya 2,18%

penduduk Indonesia menjadi pengguna narkoba (current users). Angka ini

menunjukkan tingkat prevalensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar 1

dari 44 sampai 48 orang berusia 10-59 tahun masih dan pernah memakai narkoba

pada tahun 2014. Bahkan, dewasa ini 30-40 orang meninggal dunia setiap hari

akibat penyalahgunaan narkoba, sebagian besar atau 78% berusia 19-21 tahun.

Menurut Kepala BNN Anang Iskandar pada peringatan Hari Antinarkoba

Internasional di Istana Negara 26 Juni 2015, bila tidak dicegah angka peningkatan

penyalahguna narkoba akan naik menjadi 5 juta orang pada tahun 2020 (Kansong,

2015:31).

Selain itu berdasarkan data survei Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB)

terhadap 613 pecandu di Jakarta, ternyata 60-70% pecandu menggunakan narkoba

pada saat orangtua ada di rumah. Enam dari sepuluh pecandu berasal dari keluarga

yang ibunya tidak bekerja. Dalam hal ini Veronika Colondam penulis buku

Raising Drug Free Children mengatakan selain itu pendampingan orangtua atau

keluarga menjadi sangat mendesak untuk menolong dan menghidarkan keluarga

dari ancaman NAPZA (Lin, 2008:20).

Sebagian orangtua, mempunyai anggota keluarga yang terlibat NAPZA

seringkali menjadi suatu aib keluarga. Tidak jarang orangtua langsung

Universitas Sumatera Utara


4

meninggalkan anggota keluarga begitu saja, atau terlena oleh rasa gagal menjadi

orangtua dan anggota keluarga sehingga melupakan problem yang utama. Banyak

orangtua dan anggota keluarga merasa telah melakukan sesuatu, setelah

memasukkan anggota keluarga ke panti rehabilitasi dan merasa upaya itu sudah

cukup.

Memasukkan anggota keluarga ke panti rehabilitasi memang merupakan

salah satu jalan yang saat ini masih dianggap yang paling tepat. Namun, tingkat

relaps (kembali menjadi penderita ketergantungan obat) tinggi yaitu 60-70%.

Lingkungan yang mendukung terutama keluarga sangat berperan dalam proses

penyembuhan seseorang yang ketergantungan obat. Hal ini disebabkan, tidak

banyak dari mereka yang keinginan sembuhnya datang dari dalam dirinya sendiri

(Aisyah, 2011:34)

Berkembangnya asumsi di masyarakat pencandu narkoba sekeras apa pun

berusaha tidak bisa sepenuhnya sembuh. Pencandu narkoba selalu identik dengan

kekerasan, bertingkah seenaknya, mengganggu orang lain, dan merusak. Stigma

negatif dan sebagai sampah masyarakat selalu ditujukan pada para pencandu

narkoba. Stigma negatif itu yang akhirnya kembali membuat seorang mantan

pencandu narkoba kembali terpuruk. Perasaan kesendirian, tak punya kawan,

membuat mereka kembali terbenam dalam gelimang narkoba.

Bila keluarga hanya menyuruh mereka untuk berhenti tetapi tidak

mewujudkannya dalam dorongan positif, hasilnya tidak akan nyata. Sugesti yang

dimunculkan dari obat-obatan itu akan lebih kuat daripada suruhan untuk berhenti

dari orang lain. Lebih banyak pengguna membutuhkan dukungan anggota

keluarga daripada yang mempunyai tekad baja untuk lepas.

Universitas Sumatera Utara


5

Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan dampak antara lain merusak

hubungan kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan untuk

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana

yang haram, perubahan mental dan perilaku menjadi anti sosial (psikopat),

merosotnya produktifitas kerja, gangguan kesehatan, mempertinggi kecelakaan

lalu lintas, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya baik kuantitatif maupun

kualitatif, dan akhirnya kematian yangsia-sia. (Hawari, 2006:45)

Upaya pengobatan secara medis tidak selalu memuaskan karena pecandu

yang mengikuti program pengobatan detoksifikasi, setelah beberapa minggu

berhenti memakai narkoba jadi kambuh karena didatangi oleh teman pecandu.

Detoksifikasi yaitu perawatan awal untuk membersihkan darah dari berbagai zat

racun yang berasal dari Narkotika. Untuk mengatasi persoalan itu dukungan dan

sikap proaktif dari keluarga mutlak diperlukan.

Sudah banyak orang tua merasa telah melakukan sesuatu, setelah

memasukkan anaknya yang menjadi pecandu ke panti rehabilitasi dan merasa

upaya itu sudah cukup. Untuk menyembuhkan seorang pasien dari ketergantungan

obat, tidak bisa hanya mengandalkan pada pengobatan di pusat-pusat rehabilitasi.

Pasien membutuhkan dukungan yang kuat dari keluarga dan lingkungannya untuk

bisa benar-benar bebas dari obat-obatan.

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan

bermasyarakat, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di

dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Pengalaman-pengalamannya

dalam interaksi sosial dalam keluarganya turut menentukan pula cara-cara tingkah

lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan sosial di luar keluarganya, di dalam

Universitas Sumatera Utara


6

masyarakat pada umumnya. Apabila interaksi sosialnya di dalam kelompok-

kelompok karena beberapa sebab tidak lancar atau tidak wajar, kemungkinannya

besar, bahwa interaksi sosialnya dengan masyarakat pada umumnya juga

berlangsung tidak wajar.

Menyadari bahwa masalah penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks dan

bersifat multidimensi, maka partisipasi berbagai pihak dalam berbagai tingkatan

merupakan sesuatu yang harus diwujudkan. Keluarga mempunyai peran yang

sangat berarti dalam pemulihan pecandu. Permasalahannya, banyak keluarga tidak

memahami masalah penyalahgunaan NAPZA dan upaya-upaya

penaggulangannya. Pada dasarnya, penyalahgunaan NAPZA akan menjadi

“penyakit keluarga” dimana masalah kecanduan yang dialami oleh seorang

anggota keluarga pada akhirnya akan mempengaruhi keluarga secara keseluruhan.

(Wresti, 2006:126)

Dukungan keluarga merupakan suatu hal yang sangat penting. Sadar akan

pentingnya Family Support dalam menumbuhkan optimisme dan keberhasilan

program rehabilitasi dalam diri residen penyalahgunaan NAPZA, IPWL NAZAR

Medan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI memiliki sebuah program

khusus yang diperuntukkan bagi keluarga dan residen Penyalahgunaan NAPZA.

Program ini berisikan mengenai dukungan-dukungan yang diberikan keluarga

kepada keluarga mereka yang menjadi residen di rehabilitasi ini.

Program ini mempertemukan residen dan keluarga, dimana lembaga

memastikan setiap residen disana memiliki akses yang cukup dalam memperoleh

dukungan yang keluarga berikan. Program ini mungkin tidak memiliki nama

Universitas Sumatera Utara


7

khusus, namun subtansinya adalah family support. Program family support ini

berfungsi sebagai wadah informasi dan sosialisasi bagi residen dan sesama orang

tua dalam program pemulihan NAPZA.

Hal inilah yang menarik penulis untuk meneliti “Pengaruh Family

Support Terhadap Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di IPWL LKS

Yayasan NAZAR Medan”. Hal ini mengurai pelayanan rehabilitasi yang

dilakukan di panti ini proses rehabilitasi tidak hanya klien yang harus didampingi,

tetapi juga keluarga klien. Sehingga anggota keluarga dapat memahami masalah,

menerima kenyataan, mengakui, mengerti dan mendorong penyalahguna untuk

bersama mengikuti program pemulihan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka

peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana pengaruh

program Family Support terhadap pemulihan penyalahguna NAPZA di IPWL

LKS Yayasan NAZAR Medan?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh program Family Support terhadap pemulihan penyalahguna NAPZA di

IPWL LKS Yayasan NAZAR Medan.

Universitas Sumatera Utara


8

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

1. Secara teoritis, dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum

seberapa besar pengaruh dukungan keluarga terhadap proses rehabilitasi bagi

penyalahgunaan Narkotika yang ada di Indonesia terutama di Kota Medan.

2. Secara praktis, menjadi bahan pertimbangan peningkatan program Family

Support untuk membantu proses rehabilitasi terhadap residen pengguna

NAPZA yang ada di IPWL LKS Yayasan Nazar Medan.

3. Secara Akademis, bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas

Sumatera Utara untuk memperkaya refrensi dan sumber pengetahuan dalam

rangka meningkatkan konsep-konsep, teori-teori dan bahan kampus pada

umumnya dan Ilmu Kesejahteraan Sosial pada khususnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sitematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan

masalah objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep

dan defenisi operasional

Universitas Sumatera Utara


9

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel penelitian, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis

data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum

lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan

objek yang akan diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil

penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat

sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Defenisi Pengaruh

Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 849)

adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Sementara itu WJS.

Poerwadarminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul

dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang

berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwadarminta, 1986 : 731).

Bila ditinjau dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang

memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada.

2.1.2 Defenisi Program

Menurut Charles O. Jhones (1996 : 10), pengertian program adalah cara

yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat

membantu seseorang untuk mengidentifikasikan suatu aktivitas sebagai program

atau tidak, yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staff, misalnya untuk melaksanakan

atau sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang

biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

10

Universitas Sumatera Utara


11

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif

dapat diakui oleh publik.

Selain itu program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan. Program

merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya

satu kali tetapi berkesinambungan. Program adalah cara tersendiri dan khusus

yang dirancang demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan adanya suatu

program, maka segala rancangan akan lebih teratur dan lebih mudah untuk

dilaksanakan. Program adalah unsur utama yang harus ada bagi keberlangsungan.

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa

harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai

suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan

yang berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-sasaran yang

saling bergantung dan saling melengkapi, yang semuanya harus dilaksanakan

secara bersamaan atau berurutan. (Muhaimin, 2009 : 23)

2.1.3 Kajian Tentang Family Support

2.1.3.1 Program Family Support

Dukungan keluarga merupakan suatu hal yang sangat penting. Sadar akan

pentingnya Family Support dalam menumbuhkan optimisme dan keberhasilan

program rehabilitasi dalam diri residen penyalahgunaan NAPZA, IPWL NAZAR

Medan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI memiliki sebuah program

khusus yang diperuntukkan bagi keluarga dan residen Penyalahgunaan NAPZA.

Program ini berisikan mengenai dukungan-dukungan yang diberikan keluarga

kepada keluarga mereka yang menjadi residen di rehabilitasi ini.

Universitas Sumatera Utara


12

Program ini mempertemukan residen dan keluarga, dimana lembaga

memastikan setiap residen disana memiliki akses yang cukup dalam memperoleh

dukungan yang keluarga berikan. Program ini mungkin tidak memiliki nama

khusus, namun subtansinya adalah family support. Program family support ini

berfungsi sebagai wadah informasi dan sosialisasi bagi residen dan sesama orang

tua dalam program pemulihan NAPZA.

Program ini diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan, serta

difasilitasi oleh pihak lembaga atau dilaksanakan secara mandiri oleh para

keluarga. Disadari atau tidak, keberadaan program family support tentunya

membawa pengaruh terhadap residen dan keluarga yang menjadi peserta dari

program tersebut. Terlebih khusus, juga dapat memberikan hal positif yang dapat

mempercepat program pemulihan rehabilitasi bagi penyalahgunaan NAPZA yang

ada di lembaga.

2.1.3.2 Defenisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,

2010:34).

Sedangkan menurut Ali (2010:15), keluarga adalah dua atau lebih

individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam

satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Universitas Sumatera Utara


13

Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau

suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya

(janda).

2.1.3.3 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut ahli yang lain yaitu Effendy (1998:35), membagi

fungsi keluarga menjadi

• Fungsi Biologis,

Fungsi biologis keluarga adalah untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan

memelihara serta merawat anggota keluarga juga merupakan fungsi

biologis yang dapat dijalankan keluarga (Effendy, 1998:35).

• Fungsi Psikologis,

Fungsi psikologis yang dapat dijalankan keluarga adalah memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara anggota

keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga serta

memberikan identitas keluarga.

• Fungsi Sosialisasi,

Adapun fungsi sosialisasi keluarga yaitu membina sosial pada anak,

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

Universitas Sumatera Utara


14

perkembangan anak dan yang krusial adalah menaruh nilai-nilai budaya

keluarga (Effendy, 1998:35).

• Fungsi Ekonomi

Keluarga juga mempunyai fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pengaturan

penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kebutuhan keluarga tidak hanya sesaat, tetapi terus berlanjut sehingga

keluarga perlu dapat mengatur ekonomi keluarga sehingga dapat

menunjang kehidupan baik sekarang maupun yang akan datang. Untuk

mempersiapkan kebutuhan yang akan datang, keluarga dapat menabung

yang berguna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa

yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan

sebagainya (Effendy, 1998:35).

• Fungsi Pendidikan.

Memasuki taraf anak sekolah dan dewasa, keluarga mempunyai fungsi

pendidikan. Dalam hal ini fungsi keluarga adalah menyekolahkan anak

untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku

anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki dan berguna untuk

mempersiapkan anak dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

Keluarga juga melaksanaan fungsi pendidikan baik di rumah maupun

diluar rumah dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat

perkembangannya (Effendy, 1998:35).

Universitas Sumatera Utara


15

Berdasarkan pendapat Gunarsa dan Gunarsa (1995:55) dinyatakan

bahwa fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan keturunan dan membesarkan anak

2. Memberikan afeksi/kasih sayang, dukungan, dan keakraban

3. Mengembangkan kepribadian

4. Mengatur pembagian tugas, menanamkan kewajiban, hak dan

tanggung jawab

5. Mengajarkan dan meneruskan adat-istiadat, kebudayaan, agama, dan

sistem moral pada anak.

Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk

mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang

antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar

keluarga yang harmonis. Hubungan kasih sayang dalam keluarga merupakan

suatu rumah tangga yang bahagia. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa

kasih sayang maka semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab,

pengorbanan, saling tolong-menolong, kejujuran, saling mempercayai, saling

membina, saling pengertian dan damai dalam rumah tangga.

Dari ulasan mengenai fungsi-fungsi keluarga di atas, tentu dapat

disimpulkan bahwa keberadaan keluarga berfungsi sebagai sumber pengajaran

dan pembinaan, baik itu pengajaran dan pembinaan mengenai nilai-nilai hidup,

norma-norma dalam masyarakat, hingga adat-istiadat. Selain itu keluarga juga

berfungsi sebagai pemasok kebutuhan akan afeksi/kasih sayang serta dukungan

(materil/non-materil) bagi para anggotanya.

Universitas Sumatera Utara


16

2.1.3.4 Dukungan Keluarga (Family Support)

Salah satu fungsi keluarga adalah memberi dukungan, baik yang bersifat

materil maupun non-materil. Dukungan keluarga atau dalam bahasa inggris

dikenal dengan istilah family support merupakan unsur terpenting dalam

membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya

diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan

meningkat (Tamher, 2009; dalam Furiyah, 2010).

Dukungan keluarga (Family Support) yaitu informasi verbal, sasaran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab

dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal

yang dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku

penerimaannya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial,

secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya.

Berdasarkan pengertian Family Support di atas, peneliti memilih

pengertian Family Support yang akan dijadikan acuan yakni pendapat Neil

Thompson dalam bukunya Family Support as Reflective Practice, yang

mengartikan Family Support sebagai pemberian bantuan yang merupakan suatu

kewajiban untuk membantu anggota keluarga yang mengalami suatu masalah,

yang bersifat sukarela dan sosial (Thompson, 2006:12). Dimana Family Support

pada konteks ini difokuskan pada dukungan yang diterima residen

penyalahgunaan NAPZA dari keluarga, yang diperolehnya baik dari eksternal

maupun internal.

Universitas Sumatera Utara


17

2.1.3.5 Jenis-Jenis Family Support

Jenis-jenis family support yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu

berdasarkan pendapat Thompson (2006:16), yang membagi jenis-jenis family

support menjadi empat macam, yaitu:

1. Dukungan Konkret (concrete support)

Bantuan yang terlihat secara real atau nyata yaitu berupa tingkah laku.

Bantuan ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja kepada

anggota keluarga yang membutuhkannya. Dukungan ini dapat berupa

pemberian materi yaitu uang untuk membantu memenuhi kehidupan

anggota keluarga sehari-hari. Selain itu dukungan konkret yang dapat

diberikan berupa dukungan non-materi yaitu menjaga, merawat ketika

sakit, menemani dan mengantar ketika akan keluar rumah, dan lain-

lain. Contohnya yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-

hari, apabila ibu sedang pergi ke luar, maka kita sebagai kakak yang

berada di rumah yang menggantikan ibu untuk menjaga adik yang

masih kecil (Cochran 1993; Dolan and Holt 2002; Jack 2001, dalam

Thompson, 2006).

2. Dukungan Emosional (emotional support)

Dukungan yang berupa emosional untuk anggota keluarga yang

membutuhkannya. Dimana dukungan yang diberikan berupa empati

atau simpati pada anggota keluarga yang membutuhkannya yaitu

dengan cara selalu ada ketika mereka membutuhkannya. Jenis

dukungan ini dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan, selain

itu dukungan ini paling mudah digunakan. Menurut Cutrana (1996,

Universitas Sumatera Utara


18

dalam Thompson, 2006) dukungan ini juga merupakan salah satu

alternatif yang baik, bermanfaat, dan mempunyai pengaruh yang kuat.

3. Dukungan Informatif (advice support)

Dukungan ini berupa saran atau nasehat dan biasanya agak lebih rumit

untuk disampaikan kepada anggota keluarga yang membutuhkan. Jenis

dukungan ini dapat membuat seseorang akan merasa lebih nyaman dan

merasa tenang (Cotterell, 1996; dalam Thompson, 2006). Contohnya,

jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena penyakit kanker,

maka sebagai keluarganya memberikan nasehat atau saran-saran

positif yang dapat meyakinkan mereka untuk tetap bertahan dan terus

melakukan usaha yang terbaik. (Aymanns, Sigrun and Klaur 1995;

dalam Thompson, 2006:17).

4. Dukungan Penghargaan (esteem support)

Dukungan ini berupa pengakuan atas kemampuan atau keahlian yang

dimiliki oleh seseorang. Menurut Burleson (1990, dalam Thompson,

2006:17), bentuk dukungan ini merupakan batu fondasi yang kuat

dalam sebuah keluarga. Dimana para anggota keluarga percaya akan

kemampuan seseorang tersebut serta memotivasinya untuk

menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri dalam menghadapi

masalahnya.

2.1.3.6 Sumber-sumber Family Support

Radin dan Solovey (dalam Smet, 1994:18) mengungkapkan bahwa

keluarga dan perkawinan adalah sumber dukungan keluarga yang terpenting.

Rook dan Dooly (dalam Kuntjoro, 2002:21) berpendapat bahwa ada dua sumber

Universitas Sumatera Utara


19

dukungan keluarga, antara lain sumber natural dan sumber artificial. Sumber

dukungan natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya

secara spontan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sementara yang

dimaksud sumber dukungan artificial adalah dukungan yang dirancang dalam

kebutuhan primer seseorang. Sumber dukungan yang bersifat natural berbeda

dengan sumber dukungan yang bersifat artificial, dalam sejumlah hal perbedaan

tersebut terletak dalam hal sebagai berikut:

1. Keberadaan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa

di buat-buat, sehingga lebih mudah diperoleh dan bersifat spontan.

2. Sumber dukungan sosial yang natural memiliki keseuaian dengan

norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan.

3. Sumber dukungan yang natural berakar dari dukungan yang berakar

sama.

4. Sumber dukungan yang natural memiliki keragaman dalam

penyampaian dukungan keluarga, nilai dari pemberian barang-barang

nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan

salam.

5. Sumber dukungan keluarga yang natural terbebas dari beban

2.1.3.7 Manfaat Family Support

Hubungan interpersonal dengan orang lain tidak hanya memberikan efek

positif bahkan orang lain bisa menjadi sumber konflik, namun sebagai makhluk

hidup kita memerlukan orang lain dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan

seseorang atau sekelompok orang. Adanya dukungan keluarga akan membantu

penerimanya mampu beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi masalah.

Universitas Sumatera Utara


20

Jhonson & Jhonson (1991:19) mengungkapkan bahwa manfaat dukungan

keluarga akan meningkatkan beberapa hal, antara lain:

1. Produktivitas melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran,

kepuasan kerja, prestasi dan mengurangi dampak stress kerja.

2. Kesejahteraan psikolgi (Psychological Well-Being) dan kemampuan

penyesuaian diri melalui perasaan memiliki, kejelasan identitas diri

peningkatan harga diri; pencegahan neorutisme dan psikopatologi:

pengurangan distress dan penyediaan sumber yang di butuhkan.

3. Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat dengan

orang lain jarang terkena penyakit di bandingkan individu yang

terisolasi.

4. Managemennya stress yang produktif melalui perhatian, informasi dan

umpan balik yang diperlukan.

2.1.3.8 Kualitas Family Support

Menurut Thompson (2006:20), kualitas dalam family support adalah suatu

hubungan yang mempunyai makna penting bagi si penerima melalui dukungan

yang ia terima. Untuk itu Thompson (2006) membagi tiga macam kualitas dalam

family support, yaitu:

1. Kedekatan (closeness), tidak hanya dengan anggota keluarga tetapi

juga dengan orang lain. Pada penelitian di Irlandia dan Amerika

Serikat (Cutrona dan Cole 2000; Riordan 2002; dalam Thompson,

2006) menunjukkan bahwa, seseorang akan lebih responsif kepada

seseorang yang ia rasa dekat dengan dirinya. Hal ini terutama terjadi

antara remaja dan orang tua.

Universitas Sumatera Utara


21

2. Reciprocity, hubungan timbal balik antar anggota keluarga dalam

membantu satu sama lain, dimana dengan adanya dukungan ini berarti

tiap anggota keluarga bersedia memberikan dukungan atau

pertolongan. Adanya hubungan ini akan timbul rasa kenyamanan satu

sama lain dalam keluarga.

3. Durability, lebih mengarah pada siapa individu ingin mendapatkan

dukungan atau pertolongan dari anggota keluarganya. Biasanya

individu lebih terbuka mengenai masalahnya kepada anggota

keluarganya yang sudah ia kenal cukup lama, sering berkomunikasi

satu sama lain, dan anggota keluarganya tidak pernah mengganggu

individu tersebut (Tracy & Biegel, 1994; dalam Thompson, 2006).

2.1.3.9 Pengukuran Family Support

Pengukuran family support yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori Thompson (2006) dalam buku Family Support as Reflective

Practice. Jenis-jenis family support yang diukur dalam penelitian ada empat jenis

yaitu dukungan konkret (concrete support), dukungan emosional (emotional

support), dukungan informatif (advice support), dan dukungan penghargaan

(esteem support). Indikator-indikator yang digunakan berdasarkan keempat jenis

family support ini yaitu:

1. Dukungan konkret (concrete support) mencakup membantu secara

finansial, menemani dan membantu dalam melakukan suatu aktivitas.

2. Dukungan emosional (emotional support) mencakup empati,

perhatian, dan simpati.

Universitas Sumatera Utara


22

3. Dukungan informatif (advice support) mencakup nasehat, saran, dan

kritik.

4. Dukungan penghargaan (esteem support) mencakup memberikan

motivasi yang positif dan memberikan kepercayaan untuk

menumbuhkan rasa percaya dirinya.

Dalam melakukan pengukuran terhadap pelaksanaan Family Support,

Cohen dan Syme, 1985 (dalam Sunardi, 2004) menyatakan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi efektifitas dukungan keluarga adalah:

1. Pemberian dukungan keluarga; dukungan yang diberikan melalui

sumber yang sama akan lebih memiliki arti daripada yang berasal dari

sumber yang berbeda. Pemberian dukungan ini dipengaruhi oleh

adanya norma, tugas, dan keadilan

2. Kesesuaian situasi; dukungan yang diterima akan memiliki

arti/bermanfaat bila jenis dukungan itu sesuai atau tepat dengan situasi

yang ada

3. Penerimaan dukungan; karakteristik atau ciri-ciri penerima dukungan

keluarga akan menemukan keefektifan dukungan. Karakteristik itu

meliputi kepribadian, kebiasaan dan peran sosial

4. Dukungan yang tepat dipengaruhi oleh kesesuaian antar jenis

dukungan yang diberikan dan masalah yang ada. Masalah konflik

yang terjadi dalam pernikahan dan pengangguran akan berbeda dalam

hal pemberian dukungan yang akan di berikan.

5. Dukungan keluarga dapat optimal pada satu situasi tetapi akan

menjadi tidak optimal dalam situasi lain. Misalnya saat seseorang

Universitas Sumatera Utara


23

kehilangan pekerjaan, individu akan tertolong ketika mendapat

dukungan sesuai dengan masalahnya, tetapi bila telah bekerja, maka

dukungan yang lainlah yang diperlukan.

6. Lamanya pemberian dukungan; lama atau singkatnya pemberian

dukungan tergantung pada kapasitasnya. Kapasitas adalah

kemampuan dari pemberian dukungan untuk memberi dukungan yang

di tawarkan selama satu periode.

2.1.4 NAPZA dan Adiksi

2.1.4.1 Pengertian NAPZA

NAPZA adalah semua jenis zat kimia baik alami maupun tidak yang

berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang berbentuk sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran dalam sifat, pikiran,

perasaan dan sikap perilaku/ karakter manusia. Semua jenis narkoba baik itu resmi

maupun tidak resmi apabila disalahgunakan dapat menimbulkan efek yang sangat

merugikan baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas. Penyalahgunaan

semua jenis narkoba secara terus menerus akan mengakibatkan kecanduan yang

nanti pada akhirnya akan menjadi suatu ketergantungan dan ketagihan (Prasetyo,

2013.

Suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan memengaruhi

fungsi fisik dan/atau psikologi (kecuali makanan, air dan oksigen), World Health

organization (WHO). Bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan

mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/ otak sehingga bilamana

disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/ jiwa dan fungsi sosial

(Departemen Kesehatan RI).

Universitas Sumatera Utara


24

Dalam undang-undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

pengertian narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik itu seintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

1. Penggolongan NAPZA

a. Jenis-Jenis NAPZA berdasarkan undang-undang:

1) Narkotika (UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika)

• Golongan I : dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan, dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam

proses produksi, kecuali dalam produksi yang terbatas untuk

kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contoh : ganja, morphine, puytaw adalah heroin tidak murni

berupa bubuk.

• Golongan II : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,

tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :

petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol.

• Golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya aktif

ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan

penelitian. Contohnya : codein dan turunannya.

2) Psikotropika (UU No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika)

• Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk

kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan

dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat

Universitas Sumatera Utara


25

mengakibatkan sindrome ketergantungan (ekstasi, shabu,

LSD).

• Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan

sindroma ketergantungan (amphetamine, metal fenidat/ritail)

• Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

sindroma ketergantungan (fenobarbital, flunitrazepam).

• Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

sindroma ketergantungan (diazepam, bromozepam,

fenobarbital, clonazepam, nitrazepam, seperti pil KB, pil

koplo, rohipnol, dumolid, magadon, dll).

3) Zat Adiktif Lain

• Minuman beralkohol (Keppres No.3 tahun 1997) tentang

pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol.

• Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) Contoh :

Lem, tiner penghapus cat kuku, bensin.

• Tembakau, dosis yang dapat menyebabkan kematian adalah

jika mengkonsumsi 60 mg nikotin sekali pakai.

Universitas Sumatera Utara


26

• Kafein, merupakan zat stimulan dapat menimbulkan

ketergantungan jika dikonsumsi melebihi 100 mg perhari atau

lebih dari 2 gelas kopi.

2.1.4.2 Pengertian Adiksi

Adiksi adalah suatu penyakit yang menyerang fungsi otak bersifat kronis

dan memiliki resiko kambuh yang tinggi ditandai dengan pencarian penggunaan

komplusif zat adiktif meskipun mengetahui memiliki kosekuensi yang

membahayakan.

1. Progresif

a. Tingkat keparahan penyalahgunaan NAPZA yang terus meningkat

secara individual yang dapat diukur dari pola konsumsi (kuantitas

maupun frekuensi penggunaan), termasuk dampak fisik dari

psikologis.

b. Kontaminasi adiksi ditandai dengan besarnya dampak yang

mempengaruhi terhadap lingkungan penyalahgunaan (keluarga, teman-

teman dll).

2. Perkembangan hampir tidak terdeteksi

Issu terkait penyalahgunaan NAPZA ditutup-tutupi, karena adanya stigma

terhadap penggunaan NAPZA oleh korban dan lingkungan sekitar baik

keluarga maupun masyarakat.Kronis

Adiksi bersifat menetap, berlangsung lama, tidak dapat disembuhkan

tetapi dapat dipulihkan bagi korban penyalahgunaan NAPZA.

3. Potensi fatal

Universitas Sumatera Utara


27

Apabila penyalahgunaan NAPZA tidak mendapat penanganaan serius

dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik, mental, sosial, spiritual,

bahkan kematian.

4. Ketergantungan NAPZA

Pola penggunaan zat yang tidak terkontrol disebabkan oleh kebutuhan fisik

dam/atau psikis akan suatu jenis NAPZA tertentu dengan karakteristik

penggunaan secara komplusif, toleransi, ketergantungan fisik, psikis dan

bertedensi (KEMENSOS-RI, 2005:6-7).

2.1.4.3 Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

Pemulihan NAPZA atau rehabilitasi narkoba adalah tempat yang

memberikan pelatihan keterampilan dan pengetahuan untuk menghindari diri dari

narkoba (Soeparman, 2000:37)

Pada penelitian ini yang menjadi acuan dalam pengukuran pemulihan

penyalahgunaan narkoba yakni dari Warsidi dalam bukunya Mengenal Bahaya

Narkoba. Dimana terdapat tiga tahapan utama proses perawatan dan pemulihan

penderita ketergantungan narkoba, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap terapi lepas narkoba dan terapi fisik yang ditujukan untuk

menurunkan serta menghilangkan racun dalam tubuh, mengurangi akibat

putus narkoba.

2. Tahap Penstabilan suasana mental dan emosional penderita sehingga

gangguan jiwa yang mengakibatkan perbuatan penyalahgunaan narkoba

dapat diatasi secara bertahap hingga dapat menyesuaikan diri.

3. Tahap rehabilitasi atau pemulihan keberfungsian fisik, mental dan sosial

penderita, seperti bersekolah, belajar bekerja, serta bergaul secara normal

Universitas Sumatera Utara


28

dengan lingkungan sosialnya atau keluarga dan lingkungan yang lebih

luas.

2.1.4.4 Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA merupakan masalah yang kompleks dan

memiliki dimensi yang luas, bak dari sudut medik, psikiatrik, kesehatan jiwa,

maupun psikososial. Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan, menurut

Hawari, Sarason dan Sarason, Halonen dan Santroks (dalam Afiatin, 2008:12),

adalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, atau zat yang dapat

menimbulkan kecanduan dan ketergantungan. Zat adiktif memang dapat

menimbulkan sejumlah efek, diantaranya:

a. Keinginan yang tak tertahankan terhadap zat tersebut dan dengan jalan

apa pun akan berupaya memperolehnya.

b. Kecendrungan untuk menambah takaran, atau dosis, sesuai dengan

toleransi tubuh

c. Ketergantungan psikis sehingga jika pemakaian dihentikan akan

menimbulkan kecemasan, depresi dan kegelisahaan.

d. Ketergantungan fisik yang jika pemakaian dihentikan akan

menimbulkan gejala fisik yang disebut sebagai gejala putus obat

seperti mual, sukar tidur, diare dan demam.

Hawari (dalam Afiatin, 2008:14) menyebutkan ada 3 kelompok besar

penyalahgunaan narkoba beserta risiko yang dialaminya, yaitu:

1. Kelompok ketergantungan primer, yang ditandai dengan adanya

kepribadian yang tidak stabil, mengalami gangguan, cemas, dan depresi.

Mereka mencoba mengobati sendiri gangguan yang dialami tanpa

Universitas Sumatera Utara


29

berkonsultasi kepada dokter sehingga terjadi penyalahgunaan sampai pada

tingkat ketergantungan.

2. Kelompok ketergantungan simtomatis, yang ditandai dengan adanya

kepribadian anti sosal (psikopatik). Mereka menggunakan narkoba tidak

hanya untuk diri sendiri, tetapi juga “menularkannya” kepada orang lain

dengan berbagai cara sehingga orang lain dapat terjebak ikut memakai

hingga mengalami ketergantungan yang serupa.

3. Kelompok ketergantungan reaktif. Kelompok ini terutama terdapat pada

remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan

kelompok sebaya.

Berdasarkan tipologi korban yang diidentifikasi menurut keadaan dan

status korban, yaitu:

a. Unrelated victims, yaitu korban yang tidak ada hubungannya sama sekali

dengan pelaku dan menjadi korban karena memang potensial.

b. Provocative victims,yaitu seseorang atau korban yang disebabkan peranan

korban untuk memicu terjadinya kejahatan.

c. Participating victims, yaitu seseorang yang tidak berbuat, akan tetapi

dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban.

d. Biologically weak victims, yaitu mereka yang secara fisik memiliki

kelemahan yang menyebabkan ia menjadi korban.

e. Socially weak victims, yaitu mereka yang memiliki kedudukan sosial yang

lemah yang menyebabkan ia menjadi korban.

Universitas Sumatera Utara


30

f. Selfvictimizing victims,yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan

yang dilakukannya sendiri. (Rena, 2010 : 53-54)

Umumnya pengguna Narkoba membutuhkan waktu 1 (satu) tahun untuk

pemulihan kondisi fisik, biolofis dan spiritual. Dalam tahap pemulihan untuk

kembali pada kondisi yang wajar, korban harus menjalani rehabilitasi dengan

melalui berbagai proses pemantapan. Dibutuhkan biaya yang besar, waktu, upaya

yang keras, disiplin, niat yang kuat dan kerja sama antara keluarga dan lembaga

rehabilitasi. Begitu kembali kerumah sekitar 80% kemngkinan kambuh dan

memakai kembali, tidak ada kata sembuh untuk mereka pengguna narkoba.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian yang

dilakukan oleh Helen Putri Sari tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Program

Family Support Terhadap Resiliensi Keluarga yang Memiliki Anak Autistik di

Pondok Peduli Kaya Berkah Medan”. Hasil Penelitian ini berbentuk kesimpulan

akhir yang dapat ditarik adalah Tolak H0 dan terima Ha, yakni terdapat hubungan

yang signifikan antara Program Family Support dengan Resiliensi Keluarga yang

Memiliki Anak Autistik di Pondok Peduli Autis Kaya Berkah‘ (PPAKB) sebesar

67%, sedangkan 33% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Program

Family Support.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada metode

yang diteliti yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh family support.

Perbedaanya yaitu pada penelitian sebelumnya menggunakan anak autistik

sebagai model, namun pada penelitian ini menggunakan residen NAPZA.

Universitas Sumatera Utara


31

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zakiah Darojah pada tahun

2008 yang berjudul “Pendekatan Family Support Group dalam Pemulihan Korban

Penyalahgunaan NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra “SEHAT MANDIRI”.

Hasil penelitian ini bahwa Family Support Group mempunyai pengaruh dalam

proses pemulihan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu dengan adanya Family

Support Group klien mampunyai motivasi yang kuat untuk mengikuti rehabilitasi

sampai sembuh dan dapat diterima oleh masyarakat.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada

objek atau model yang digunakan yaitu pengguna/residen narkoba. Selain itu

penggunaan family support juga memiliki hubungan yang hampir mendekati.

Perbedaanya yaitu terletak pada metode yang digunakan peneliti yaitu

menggunakan metode penelitian kuantitatif.

2.3 Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua

individu atau lebih dalam variabel dimana pernyataan tersebut merupakan

jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian.Selain itu,hipotesis

adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian,

2011:49). Berdasarkan acuan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha: Adanya pengaruh program Family Support terhadap pemulihan

penyalahgunaan NAPZA di IPWL LKS Nazar Medan..

H0: Tidak ada pengaruh program Family Support terhadap pemulihan

penyalahgunaan NAPZA di IPWL LKS Nazar Medan.

Universitas Sumatera Utara


32

2.4 Kerangka Pemikiran

Keberadaaan keluarga memiliki fungsi sebagai pemasok kebutuhan akan

afeksi/kasih sayang serta dukungan, baik materil maupun non-materil, bagi para

anggotanya. Menurut Tamher (2009; dalam Furiyah, 2010) dukungan keluarga

(family support) merupakan unsur terpenting dalam membantu individu

menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah

dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat.

Dalam penelitian ini, keberadaan program family support juga sekaligus

menjadi wadah bersosialisasi dan penguatan antar sesama anggota keluarga yang

di rehablitasi, agar para keluarga ini mampu menyongsong masa depan dengan

lebih tegar dan penuh optimisme.

Pengukuran family support yang digunakan dalam penelitian ini merujuk

pada teori Thompson (2006:10) dalam buku Family Support as Reflective

Practice. Jenis-jenis family support yang diukur dalam penelitian ini ada empat

jenis yaitu dukungan konkret (concrete support), dukungan emosional (emotional

support), dukungan informatif (advice support), dan dukungan penghargaan

(esteem support). Pada implementasinya, bentuk dukungan konkret dalam

program family support ini yaitu berupa pemberian materi/alat bantu, subsidi

biaya rehabilitasi dan lain-lain. Sedangkan dukungan emosional yang diterima

adalah berupa pemberian motivasi, penguatan diri dan lain-lain.

Bentuk dukungan informatif yang diberikan yaitu berupa bimbingan

tentang manfaat rehabilitasi dan seminar-seminar dalam program. Terakhir,

dukungan penghargaan dalam program ini diwujudkan dalam peringatan hari-hari

Universitas Sumatera Utara


33

penting yang dirayakan bersama-sama dengan keluarga penerima manfaat

program ini.

Selain itu, pengukuran dalam penelitian ini terhadap pemulihan

penyalahgunaan NAPZA yang dikemukakan Warsidi dalam buku “Mengenal

Bahaya Narkoba” yaitu ada tiga tahapan utama yaitu: pertama tahap terapi lepas

atau mengurangi akibat putus narkoba. Berupa kemampuan residen untuk pulih

dari kecanduan narkoba. Tahap penstabilan diri dan emosional, berupa berupa

penyesuaian diri dengan situasi mental dalam proses pemulihan. Terakhir tahap

keberfungsian fisik, mental dan sosial. Terlihat dari kemampuan residen terlihat

dari bentuk fisik yang lebih baik, kejiwaan yang lebih normal dan kemampuan

bersosial di lingkungan masyarakat.

Hal yang terpenting dalam mengukur tingkat pengaruh yaitu dengan

melihat ada tidaknya daya yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut

membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang. Maka pada konteks ini,

peneliti ingin melihat ada/tidaknya daya yang ditimbulkan oleh keberadaan

program family support terhadap mereka penyalahguna NAPZA yang sedang

direhabilitasi.

Universitas Sumatera Utara


34

Gambar 2.4.1
Bagan Alur Pikir

Program Family Support


1. Bentuk dukungan konkret (materi, subsidi biaya
rehabilitasi, dll)
2. Bentuk dukungan emosional (motivasi, penguatan
diri, dll)
3. Bentuk dukungan informatif (bimbingan tentang
teknis rehabilitasi, info kegiatan, seminar dan
diskusi dll)
4. Bentuk dukungan penghargaan (kegiatan
pertemuan sekali sebulan, penerimaan dll)

Residen yang menerima Program Family Support di


Yayasan NAZAR

Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA Yayasan NAZAR


1. Mengurangi zat akibat putus narkoba
2. Kondisi Mental dan emosional yang stabil
3. Keberfungsian fisik, mental dan sosial

Universitas Sumatera Utara


35

2.5 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan

dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain yang

sejenis.Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-

peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk

merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan

menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah

pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112).

Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan

seseorang.

2. Program Family Support (Dukungan Keluarga) adalah program

bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang

tertentu dalam kehidupannya dan berada dalam lingkungan sosial yang

membuat si penerima merasa dicintai, dihargai, diperhatikan dengan

baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Dalam hal ini, family

support merupakan konten dari sebuah program yang diselenggarakan

oleh Yayasan Rehabilitasi LKS Nazar Medan.

3. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks dan

memiliki dimensi yang luas, bak dari sudut medik, psikiatrik,

kesehatan jiwa, maupun psikososial dan merupakan proses gangguan

mental adiktif akibat dari tindakan penyimpangan terhadap kegunaan

pemakaian NAPZA.

Universitas Sumatera Utara


36

4. Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA adalah adanya upaya dari

pecandu sendiri untuk berubah mencapai kondisi abstinensia (bebas

narkoba), sehat fisik, rasa sejahtera (wellness) dan hidup berkualitas.

5. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu

tempat, di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

6. IPWL Yayasan NAZAR Medan adalah suatu tempat rehabilitasi sosial

Departemen Sosial RI (KEMENSOS No 59/HUK/2003) terhadap

residen penyalahgunaan narkoba.

2.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau

operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana

mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk

memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu

operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang

harus diamati (Silalahi, 2009: 120).

Dalam hal ini harus ditentukan lebih dahulu variabel-variabel yang ada

dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas

adalah variabel atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan

akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain.Ada kalanya variabel

bebas diebut variabel pengaruh sehingga diberikan simbol (x). Sedangkan

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Maka variabel

terikat sering juga disebut variabel terpengaruh sehingga diberikan simbol (y).

Universitas Sumatera Utara


37

Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Variabel Bebas (x) yaitu pengaruh program family support, yang diukur

dengan indikator berupa realisasi program family support dalam berbagai macam

bentuk dukungan, sebagai berikut:

1. Bentuk dukungan konkret (materi, subsidi biaya rehabilitasi dan lain-lain)

2. Bentuk dukungan emosional (motivasi, penguatan diri dan lain-lain)

3. Bentuk dukungan informatif (bimbingan tentang teknis rehabilitasi, info

kegiatan, seminar dan diskusi dan lain-lain)

4. Bentuk dukungan penghargaan (kegiatan pertemuan sekali sebulan,

penerimaan dan lain-lain)

Variabel terikat (y) yaitu Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA yang diukur

dengan indikator melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Mengurangi zat akibat putus narkoba


2. Kondisi Mental dan emosional yang stabil
3. Keberfungsian fisik, mental dan sosial

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi yaitu untuk menguji

hubungan antara variabel yang dihipotesiskan atau mengetahui apakah sesuatu

variabel berasosiasikan ataukah tidak dengan variabel lainnya. Untuk memperkuat

hipotesis tersebut, akan dianalisis secara kuantitatif, sehingga diharapkan dapat

menjelaskan hubungan dan pengaruh suatu gejala dengan gejala lain (Faisal,

2007:21).

Dengan metode eksplanatif, penelitian digunakan dengan jenis penelitian

sensus yang mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara

keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat

pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan informasi yang spesifik.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (x) yaitu family support

dan variabel terikat (y) pemulihan penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan hal ini,

maka penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode survei dengan

bantuan kuesioner, dimana respondennya adalah para residen penyalahgunaan

NAPZA di Yayasan Nazar Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rehabilitasi Yayasan Nazar yang berada di

Jalan Kedondong No 10 Marindal-1 Medan. Alasan peneliti memilih lokasi

penelitian ini adalah karena Yayasan Nazar merupakan rehabilitasi yang berdiri

38

Universitas Sumatera Utara


39

sejak tahun 2001, yang berarti telah memiliki banyak pengalaman dan kontribusi

besar dalam penanganan penyalahgunaan narkoba dan juga merupakan salah satu

rehabilitasi yang memiliki peran penting dalam pemulihan adiksi narkoba di

Provinsi Sumatera Utara dengan program family support.

3.3 Populasi Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang,

masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya

memiliki ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua

(Amiruddin, 2016:220). Populasi dari penelitian ini adalah residen yang sedang

menjalani program rentan 1-6 bulan program pemulihan di Yayasan Nazar Medan

yang terlibat dalam program family support, yaitu sebanyak 20 orang.

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan metode sampel total (total sampling). Metode

sampel total menggunakan seluruh anggota populasi yang ada. Penggunaan

metode ini berlaku jika anggota populasinya relatif kecil (mudah dijangkau).

Dalam penelitian ini, karena jumlah populasinya relative kecil dan mudah

dijangkau, maka penulis menggunakan metode total sampling. Dengan metode ini

diharapkan hasil yang diperoleh cenderung dapat lebih mendekati nilai

sesungguhnya dan bisa memperkecil terjadinya kesalahan/penyimpangan terhadap

nilai populasi (Usman&Akbar, 2008).

Universitas Sumatera Utara


40

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian digunakan

teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data atau

informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan

menelaah buku yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, laporan-

laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat para ahli/pakar dan sebagainya

yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan untuk

memperoleh data sekunder.

2. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian dengan langsung terjun lapangan ke lokasi penelitian

untuk mencari fakta kondisi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk

mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Wawancara, merupakan cara pengumpulan data dimana penelitian dan

responden hadir dalam waktu dan tempat yang sama dalam rangka

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara yang dimaksud yaitu untuk mengajukan

pertanyaan secara bertahap dan tatap muka dengan responden yang

bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

c. Penyebaran kuesioner (angket) yang bertujuan untuk membantu yang

ditujukan kepada responden yang dipilih sebagai sampel penelitian.

Universitas Sumatera Utara


41

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Pengukuran Variabel Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi

dengan skala Linkert, yaitu dari 1 sampai 3 (Sugiono, 2002:70). Adapun

penggunaan skala 1 sampai 3 untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi

kedalam tiga kategori yakni:

✓ Setuju (S) diberi skor 3

✓ Kurang Setuju (KS) diberi skor 2

✓ Tidak Setuju (TS) diberi skor 1

3.5.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisi data kuatitatif dengan bantuan sofware SPSS. Selain

itu digunakan pula teknik analisis data kualitatif sebagai pendukung data

kuantitatif, dimana jenis penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode lebih

didasarkan kepada pemberian gambaran yang terperinci.

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun metode pengujian yang

digunakan adalah:

3.5.2.1 Uji Validitas

Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang digunakan untuk

mengambil data yang sebenarnya terlebih dahulu dilakukan ujicoba/tryout

instrumen, untuk menentukan tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan

Universitas Sumatera Utara


42

(reliabelitas). Suatu instrumen itu valid, apabila dapat mengukur apa yang hendak

diukur sedangkan tinggi reliabelitas menunjukkan bahwa instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang dimaksud dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan

diantara subjek.

Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas sebagai berikut:

rhitung

Keterangan:

n = Jumlah responden

X= Skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (responden)

(Sumber: Siregar, 2013).

Keputusan pengujian validitas instrumen sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka valid

b. Jika r hitung < r tabel maka tidak valid

3.5.2.2 Analisis Tabel Frekuensi

Analisis tabel frekuensi adalah suatu analisis yang dilakukan dengan

membagi variabel kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.

Tabel-tabel frekuensi merupakan langkah awal atau bahan dasar untuk analisis

selanjutnya. Tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, terdiri dari frekuensi

dan presentasi untuk setiap kategori.

Universitas Sumatera Utara


43

3.5.2.3 Uji Reliabilitas

Uji reabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat

tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus

memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

3.5.2.4 Korelasi Rank Sperman

Korelasi Spearman merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk

menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal (ranking).

Nilai korelasi ini disimbolkan dengan (dibaca: rho).

Nilai korelasi Spearman berada diantara -1 < 1. Bila nilai = 0, berarti tidak

ada korelasi atau tidak ada hubungannya antara variabel independen dan

dependen. Nilai = +1 berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel

independen dan dependen. Nilai = -1 berarti terdapat hubungan yang negatif

antara variabel independen dan dependen. Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“

menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang dioperasikan.

Kriteria Pengujian Hipotesis

• Ho ditolak bila harga ρ hitung > dari ρ tabel

• Ho diterima bila harga ρ hitung ≤ dari ρ table

3.5.2.5 Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan

dalam statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik

yang memerlukan data yang berdistribusi normal. Ciri penting dari distribusi

normal adalah:

Universitas Sumatera Utara


44

1. Berbentuk seperti lonceng

2. Simetrik pada nilai tengah μ

3. Sekitar 68% pengamatan berada pada satu standar deviasi dari nilai rata

rata; sekitar 95% pengamatan berada pada dua kali standard deviasi dari

nilai rata-rata; dan hampir semua pengamatan (99.7%) pengamatan

berada pada tiga kali standard deviasi dari nilai rata-rata (Sugiono,

2002: 99).

• Uji Grafik Histogram

Histogram dari data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan ciri

bentuknya yang menyerupai lonceng; oleh karenanya kita dapat

memeriksa sebuah histogram (diagram dahan daun) untuk melihat

kenormalan data. Apabila data dalam bentuk melengkung keatas seperti

lonceng menandakan data berdistribusi normal.

• Uji Normalitas P-P Plot

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis

grafik yaitu pada normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.

Gambar dari hasil uji normalitas tersebut menggunakan software SPSS

akan menunjukkan apakah titik menyebar disekitar garis diagonal, ada

yang menyebar diatas garis diagonal dan ada yang menyebar dibawah

garis diagonal maka data telah berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara


45

3.5.2.6 Uji Hipotesis

Dalam menguji hipotesis, digunakan uji T (uji parsial) dilakukan untuk

melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel

bebas (variabel independen) yaitu x, terhadap variabel terikat (variabel dependen)

yaitu y, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat

keyakinan 90% (α = 0.1) (Cornelius, 2005: 134).

Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig < α 0.1)

Tolak H0 jika nilai probabilitas (sig > α 0.1).

Selain itu juga dilakukan pembandingan nilai T hitung dan nilai t tabel

dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:

Tolak H0 jika nilai T hitung ≥ t tabel

Terima H1 jika nilai T hitung ≤ t tabel

Selain itu dilakukan juga pengujian hipotesis asosiatif, dimana ini

dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang

lainnya. Adapun menghitung tingkat pengaruh dengan menggunakan perhitungan

koefisien korelasi Rank Sperman.

Tabel 3.5.2.6.1 Koefisien Korelasi

SKALA INTERVAL KETERANGAN

>0 – 0,25 Korelasi Sangat Lemah

>0,25 – 0,5 Korelasi Cukup

>0,5 – 0,75 Korelasi Kuat

>0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga

Pertama-tama kami ucapkan salam hormat dan abdi kami kepada

Bapak/Ibu, Saudara/ i sedang pembaca khususnya yang bersedia membantu

kami, kiranya tetap sehat walafiat. Gerakan dari dalam hati tidak terbendung

maka Tahun 2001 akte pendirian, Yayasan Nazar resmi berdiri dan dengan cepat

kami pada waktu itu sangat intens dan sering melakukan penyuluhan lewat radio,

seminar serta menyebarkan booklet, dan menempelkan Baleho ditempat-tempat

strategis, hingga tanpa kami sadari pada tahun itu juga kami mendapatkan piagam

penghargaan dari BNN yang ditanda tangani oleh Kapolri pada waktu itu Bapak

Dai Bachtiar yang diserahkan dan kami terima langsung dari Gubernur Provinsi

Sumatera Utara yakni Bapak Tengku Rizal Nurdin, pada saat even hari NAPZA

sedunia.

Akan tetapi dalam perjalanan Yayasan ada UU No.28 Tahun 2004,

tentang perubahan UU No. 16 Tahun 2001, agar Yayasan mendapatkan kekuatan

hukum pada tingkat Kementerian Hukum dan HAM RI. Maka pada tanggal 7

Mei 2007, dilakukanlah penyesuaian Akta Notaris sehingga terpenuhilah secara

administrasi Yayasan mendapatkan surat SKEP KEMENKUMHAM RI dan kami

terima Skep Kemenkumham tersebut pada tanggal 14 September 2007, dengan

Nomor : C2965.HT.01.02.TH2007. Dalam rangka proses pemenuhan Badan

Hukum tersebut, kegiatan kami terus berjalan, baik bidang Penyuluhan yang

kami sebut juga Tindakan Preventif, maupun bidang Rehabilitasi. Meskipun

46

Universitas Sumatera Utara


47

persoalan lain pada saat itu dampak krisis ekonomi masih terasa akan tetapi

aktifitas Penyuluhan dan Rehabilitasi tetap dilakukan, ternyata atensi masyarakat

semakin bertambah.

Aplikasi dari visi dan misi Yayasan, sebagai LKS “Lembaga

Kesejahteraan Sosial” ditengah-tengah masyarakat luas, juga ikut aktif terlibat

dalam program pemerintah yaitu P3GN “Penanggulangan, Pemberantasan dan

Pengedaran Gelap Narkoba”. Maka kami aplikasikan dalam bentuk operasional

dengan dua tindakan yaitu :

1. Tindakan Preventif

Yang kami lakukan selama ini meliputi : kampanye, penyuluhan,

seminar-seminar di sekolah, Perguruan tinggi, Lembaga Keagamaan, Instansi

Pemerintah maupun swasta, Lapas/Rutan seluruh Sumut.

2. Tindakan Rehabilitasi/treatment/recovery meliputi :

Penyediaan fasilitasi rawat inap bagi pasien dan terapis dimulai dari

konseling, Assesment, Akupresser, Herbal, Medis, Spritual (Pembinaan

rohani), Resosialisasi serta wujud pemulihan fungsi sosial hingga kembali

kemasyarakat. Secara umum disebut dengan terapan, metode ini disebut

“holistic/BPSS (BioPhisicoSocioSpritual”. Hal ini diterapkan kepada 2 (dua)

klassifikasi pasien yaitu Ketergantungan NAPZA pada klasifikasi sekunder

dan primer juga pada klassifikasi dual Diagnosis. Kedua hal tersebut diatas

tetap kami lakukan secara berkesinambungan hingga sampai saat ini.

Universitas Sumatera Utara


48

4.2 VISI dan MISI LKS Yayasan Nazar Medan

4.2.1 Visi Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan :

1. Mewujudkan Panti sosial sebagai lembaga penyelenggara rehabilitasi

dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan narkotika secara

prima.

2. Menjadi patner/mitra pemerintah untuk menanggulangi Korban

Penyalahgunaan NAPZA.

4.2.2 MISI Pelayanan LKS Yayasan Nazar Medan

Dalam mewujudkan pencapaian visi, maka misi IPWL LKS Yayasan

Nazar sebagai panti Sosial yaitu :

1. Melaksanakan rehabilitasi sosial, bagi korban penyalahgunan narkotika

sesuai standard Pelayanan.

2. Melaksanakan program dan advokasi pelayanan dan rehabilitasi sosial

bagi korban penyalahgunaan narkotika secara efisien dan efektif.

3. Membangun masyarakat Indonesia sadar akan bahaya

NAPZA/Narkoba.

4. Sebagai Motivator penggerak masyarakat untuk memiliki daya tolak

atas NAPZA/Narkoba.

4.3 Struktur Organisasi

1. Nama Organisasi : YAYASAN NAZAR (disingkat YANAZ)

2. Dasar Operasional :

a. Akte pendirian, Medan 23 Maret 2001 dan diperbaruhi tanggal 7 Mei

2007.

b. Kepmen Kumham No.: C-2965.HT.01.02

Universitas Sumatera Utara


49

c. Srt. Izin Dinkesos Pemprovsu No.: 467.6/5502

d. Srt. Izin Dinsosnaker Pemko Medan No.861/770/DSKM/2009

e. Yayasan Nazar NPWP.: 02.050.183.9-122.000

f. Yayasan Nazar BRI No.Rek.: 0367-01-002885-50-9

3. Alamat Pusat Rehabilitasi : Jl. Kedondong No. 10, Marindal-1, Medan

4. Alamat Koresponden : Jl. Bajak-II, Gg. Jaya No. 11-C, Medan

20147

No. HP : 0812 604 9300

E.mail : poltak.marbun@yahoo.com

5. Pelayanan Therapis:

1. Detoksifikasi menggunakan Herbal dan Medis

2. Akupresser

3. Sistem Holistik; Bio Physico Socio Spritual “BPSS”

4. TC (Thereupetic Community)

6. Daya Tampung Klien/pasien : 60 Orang

Yayasan Nazar, sudah dikenal masyarakat sumut sejak tahun 2001, dan

diperbaharui Thn. 2007 dengan aktifitasnya bergerak pada bidang sosial dengan

fokus RSKPN (Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA) dan

Sosialisasi Pemberantasan NAPZA serta peredarannya.

A. Tujuan Organisasi :

1. Khususnya menjadi Mitra Pemprovinsi Sumatera Utara

2. Umumnya Membantu Pemerintah dalam penanggulangan

penyalahgunaan NAPZA Narkoba.

Universitas Sumatera Utara


50

3. Menyelamatkan dan membebaskan generasi anak Bangsa dari

penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba sebagai wujud kami Peduli

Bangsa .

B. Sasaran Kegiatan :

1. Merehabilitasi orang Ketergantungan NAPZA/Narkoba mulai dari tingkat

pengguna; Tersier, Sekunder maupun Primer.

2. Sebagai motivator penggerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

agar ikut serta memberantas NAPZA dan peredarannya, dan memberi

penyuluhan mulai dari pengenalan, pembekalan hingga pemantapan.

Dengan melibatkan antara lain; Toga,Tomas, Pemuda/i Mesjid, Gereja,

Karang Taruna, OKP,KK, Sekolah, PerguruanTinggi, Buruh

Pabrik,Lapas/Rutan dll.

C. Strategi Kegiatan :

• Membangun serta menggalang secara terus menerus kerja sama dengan

tokoh-tokoh dan masyarakat luas yang memiliki tujuan yang sama.

• Penyebaran booklet melibatkan anak-anak sekolah dan Mahasiswa.

• Melakukan seminar tanpa dipungut biaya.

• Melakukan rehabilitasi sosial nirlaba

D. Kebijakan :

• Menerapkan Standard rehabilitasi sesuai Kemensos R.I.

• Melaksanakan program secara Holistik.

• Tanpa dipungut biaya melakukan edukasi ditengah-tengah masyarakat

sebagai tindakan preventif sekaligus penjangkauan dan pendampingan.

Universitas Sumatera Utara


51

Sehubungan aktivitas Rehabilitasi secara keseluruhan mulai, SARPAS,

SDM dan program rehabilitasi kami sampaikan sebagai berikut:

A. Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Administrasi ( Kesekretariatan) : 2orang

2. Tenaga Teknis/Profesional/Fungsional

a. Rohaniawan : 2 orang (merangkap penyuluhan/seminar)

b. Konselor Adiksi : 5 orang

c. Peksos : 7 orang

d. Dokter/Medis : 1 orang

e. Perawat : 2 orang

f. Psikolog : 1 orang

g. Security : 3 orang

h. Koord.Gizi & Dapur : 3 orang

i. Koord.Sanitasi : 2 orang

j. Koord.Rumah Tangga : 1 orang

k. Koord.Workshop : 1 orang

B. Pelayanan

1. Jenis Pelayanan:

a. Kebutuhan Dasar :

a. Pangan

b. Sandan

c. Papan

b. Detoksifikasi : Herbal dan Akupreser

Universitas Sumatera Utara


52

c. Bimbingan :

a. Fisik

b. Mental/Spritual

c. Psikososial dan Sosial

d. Medis

d. Program Terapi :

a. Holistik BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual)

b. TC (Thereupetic Community)

c. Kearifan Lokal

e. Pelatihan/Vokasional :

Olahraga, Musik, Mengukir, Reparasi, Furniture, Handicraft.

2. Tahapan Pelayanan :

Entry, Unit Entry, Primary, Re – Entry

3. Sarana dan Prasarana

a. Sarana :

a. Tanah :

1. Luas Tanah : 1000 m²

2. Status Kepemilikan : Milik sendiri

b. Bangunan

1. Luas Bangunan : 700 m²

2. Status kepemilikan : Milik sendiri

c. Fasilitas Ruangan

1. Ruang Kantor : 1 ruang.

2. Ruang Fasility Istirahat:

Universitas Sumatera Utara


53

a. Primary A : 2 ruang

b. Primary B : 2 ruang

c. Re-Entry : 1 ruang

3. Ruang Kegiatan :

a. House Meeting & Therapy : 1 ruang

b. Seminar & General Meeting : 1 ruang

c. Konseling : 1 ruang

d. Vokasional : 1 ruang

e. Workshop : 1 ruang

f. Family support : 1 ruang

g. Olah raga : 1 ruang

h. Konseling : 1 ruang

4. Ruang makan : 1 ruang

5. Dapur : 1 ruang

6. Ruang laundry : 1 ruang

7. Aula : 1 ruang

8. Ruang isolasi : 1 ruang

9. Ruang istrahat petugas : 1 ruang

10. Kamar mandi di setiap ruangan fasilitas residen dan petugas

b. Prasarana :

a. Peralatan Olah Raga :

1. Tensi Meja : 1 pc (lengkap)

2. Badminton : 1 pc (sepasang lengkap

3. Papan Catur : 2 pc

Universitas Sumatera Utara


54

4. Bola Kaki : 1 buah

5. Barbel : 2 buah

6. Alat Musik:

1. Gitar : 1 buah

2. Drum : 1 buah

3. Keyboard : 1 buah

b. Areal Ternak Unggas;

a. Burung : 1 ruang

b. Ayam : 1 Area dengan luas: 8 x 54 m2

c. Alat Workshop

1. Macam - macam peralatan pertukangan furniture, ukiran/lukis

triplek

2. Mesin jahit : 2 buah

3. Macam – macam peralatan handicraft.

4. Inventaris Kantor

• Laptop : 1buah

• Komputer + CPU : 1 buah

• Printer : 1 buah

• TV : 1 buah

• Lemari Arsip (fileng cabinet) : 4 buah

• Meja Kerja : 4 buah

• Kursi kerja : 6 buah

• Sofa tamu kantor : 1 buah

• Infocus : 1 buah

Universitas Sumatera Utara


55

• Screen Proyektor : 1 buah

• Macam-macam ATK

• Kipas Angin : 1 buah

• Inventaris ruang visit family (jenguk keluarga)

• Kursi panjang : 4 buah

• Meja : 2 buah

• TV setiap ruangan : 5 buah

• Meja belajar (1 set) : 12 buah

• Papan tulis : 2 buah

• Alat mandi masing-masing residen

• Meja makan panjang : 3 buah

• Kursi makan panjang : 4 buah

• ATK masing-masing residen

7. Inventaris Ruang Petugas

• Meja : 3 buah

• Kursi : 6 buah

• Tempat tidur : 2 buah

• Kipas angin : 2 buah

• Lemari File Kerja : 1 buah

8. Inventaris Aula dan Kegiatan:

• Kursi : 20 buah

• Meja : 2 buah

• Lemari Pustaka : 1 buah

9. Inventaris Alat Kesehatan

Universitas Sumatera Utara


56

• Tempat tidur periksa & bantal : 1 buah

• Timbangan berat badan : 1 buah

• Seteskop : 1 buah

• Alat Ukur Tensi : 1 buah

• Alat ukur suhu badan : 1 buah

• Lemari obat : 1 buah

• Beberapa ATK Kesehatan

• Beberapa alat tes urin

10. Inventaris Dapur

• Kompor Gas : 3 buah

• Kulkas : 2 buah

• Beberapa peralatan memasak

• Beberapa perlatan makan

• Rak piring : 2 buah

• Lemari Penyimpanan Makanan : 1 buah

C. Tahap-tahap Pelayanan Rehabilitasi di LKS Yayasan Nazar

1. ENTRY : Tahap awal masuk rehabilitasi

2. UNIT ENTRY : Tahap Pasca masuk rehabilitasi

3. PRIMARY : Proses dalam terapi holistik

4. RE ENTRY : Tahap akhir rehabilitasi

Universitas Sumatera Utara


57

D. Tahap-tahap Program Pembinaan dan Pemulihan di Panti

Rehabilitasi

a. Bulan I : 1. Klien masuk, daftar

2. Identifikasi diri

3. Asesmen/ Konseling

4. Pemeriksaan fisik dan psikologi

5. Detoks

b. Bulan II : 1. Asesmen mendalam

2. Konseling mendalam

3. Observasi Perubahan perilaku

4. Eksekusi Kelas

c. Bulan III : 1. Behavior Management

2. Thereupetic Community

3. BPSS (Bio Psiko Sosio Spritual)

d. Bulan IV : 1. Observasi Minat Bakat

2. Penggalian Potensi

3. Menentukan Keterampilan

e. Bulan V : 1. Vokasional

2. Workshop

f. Bulan VI : 1. After Care

2. Pembekalan kembali ke masyarakat

3. Resosialisasi

4. Usaha Kreatif dan Usaha Ekonomi Produktif

Universitas Sumatera Utara


58

E. Program Kearifan Lokal

Ada beberapa program terapi kearifan local yang diberikan oleh LKS

Yayasan Nazar Medan :

1. Herbal dan Jamu

2. Akupreser

3. Maind Man

4. Penataan pikiran

5. Penataan karakter

E. Program Family Support

Dukungan keluarga merupakan suatu hal yang sangat penting. Sadar akan

pentingnya Family Support dalam menumbuhkan optimisme dan keberhasilan

program rehabilitasi dalam diri residen penyalahgunaan NAPZA, IPWL NAZAR

Medan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial RI memiliki sebuah program

khusus yang diperuntukkan bagi keluarga dan residen Penyalahgunaan NAPZA.

Program ini berisikan mengenai dukungan-dukungan yang diberikan keluarga

kepada keluarga mereka yang menjadi residen di rehabilitasi ini.

Program ini mempertemukan residen dan keluarga, dimana lembaga

memastikan setiap residen disana memiliki akses yang cukup dalam memperoleh

dukungan yang keluarga berikan. Program ini mungkin tidak memiliki nama

khusus, namun subtansinya adalah family support. Program family support ini

berfungsi sebagai wadah informasi dan sosialisasi bagi residen dan sesama orang

tua dalam program pemulihan NAPZA.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

ANALISIS DATA

5.1 Pengantar
Residen rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA memiliki suatu kondisi

terpuruk. Dimana, keterpurukan disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba yang

selama ini digunakan dengan cara berlebihan. Penggunaan yang berlebihan tidak

hanya merusak kondisi fisik. Namun, juga dapat mempengaruhi sosial dan mental

penggunanya. Jika penggunanya tidak segera berhenti menggunakan akan

menyebabkan kematian. Kecendrungan penggunaan apabila sudah ketergantungan

akan menambah masalah besar. Untuk dapat berhenti dari penggunaan dan

ketergantungan suatu program rehabilitasi sangat perlu dan menjadi hal utama

bukan hanya untuk pemakai tapi juga anggota keluarga.

Sadar akan pentingnya suatu rehabilitasi dalam pemulihan penyalahgunaan

NAPZA, keluarga memiliki andil penting dalam menentukan keberhasilan

pemulihan di Yayasan IPWL Nazar (YANAZ) Medan. Keluarga menjadi salah

satu bagian penting dalam pemulihan rehabilitasi. Dukungan keluarga (family

support) menjadi salah satu program yang dapat menentukan apakah seseorang

yang direhabilitasi dapat kembali normal atau tidak. Pengaruh program family

support cukup memberikan dampak yang signifikan bagi residen yang terlibat

dalam program ini, terkhususnya residen di “YANAZ”. Adapun pengaruh tersebut

selanjutnya dapat dibuktikan melalui hasil olahan data software SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 19, sebagai berikut.

59

Universitas Sumatera Utara


60

5.2 Uji Validitas

Tabel 5.2.1 Uji Validitas

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
Q1 82.55 82.155 .907 .981
Q2 82.60 80.884 .955 .981
Q3 82.75 81.671 .638 .982
Q4 82.60 80.884 .955 .981
Q5 82.50 84.474 .679 .982
Q6 82.60 82.463 .709 .982
Q7 82.50 84.474 .679 .982
Q8 82.65 78.134 .963 .981
Q9 82.60 80.884 .955 .981
Q10 82.60 80.884 .955 .981
Q11 82.55 82.155 .907 .981
Q12 82.55 82.155 .907 .981
Q13 82.55 82.155 .907 .981
Q14 82.65 78.661 .903 .981
Q15 82.65 78.134 .963 .981
Q16 82.65 80.976 .835 .981
Q17 82.55 82.155 .907 .981
Q18 82.55 82.155 .907 .981
Q19 82.60 80.884 .955 .981
Q20 82.55 82.155 .907 .981
Q21 82.50 84.474 .679 .982
Q22 82.60 80.884 .955 .981
Q23 82.55 82.155 .907 .981
Q24 82.85 82.450 .505 .983
Q25 82.90 78.937 .648 .984
Q26 82.55 82.155 .907 .981
Q27 82.55 82.155 .907 .981
Q28 82.50 84.474 .679 .982
Q29 82.60 80.884 .955 .981
Q30 82.65 82.134 .517 .983
Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan perbandingan r hitung di atas dengan r tabel (Lampiran 1)

dapat disimpulkan bahwa N=20 dengan signifikansi 5%, maka r tabel adalah

sebesar 0,443. Berdasarkan hal tersebut, diperoleh semua nilai r hitung (pada tabel

di atas) lebih besar dari r tabel (Lampiran 1). Dengan demikian diketahui bahwa

semua angket tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan.

Universitas Sumatera Utara


61

5.3 Analisis Tabel Frekuensi


5.2.1 Karakteristik Responden

Tabel berikut akan memuat data identitas responden, yakni mencakup usia

responden, agama, status responden , dan lama responden di rehabilitasi.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia


Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 20 2 10.0 10.0 10.0

22 2 10.0 10.0 20.0

25 2 10.0 10.0 30.0

26 1 5.0 5.0 35.0

27 2 10.0 10.0 45.0

29 2 10.0 10.0 55.0

31 2 10.0 10.0 65.0

32 1 5.0 5.0 70.0

33 1 5.0 5.0 75.0

34 1 5.0 5.0 80.0

35 2 10.0 10.0 90.0

36 1 5.0 5.0 95.0

38 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata usia klien yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah usia dua puluh tahun yaitu

sebanyak 55%. Sedangkan klien yang berusia tiga puluh tahun adalah sebanyak

45%. Pada rehabilitasi ini, dapat dilihat bahwa semua kalangan dapat menjadi

Universitas Sumatera Utara


62

penyalahguna NAPZA. Namun, di rehabilitasi YANAZ Medan dari tabel di atas,

kalangan muda masih menjadi dominan dalam melakukan penyalahgunaan.

b. Lama Rehabilitasi Klien

Tabel 5.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Rehabilitasi Klien


Lama Rehabilitasi Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 Bulan 2 10.0 10.0 10.0

2 Bulan 5 25.0 25.0 35.0

3 Bulan 6 30.0 30.0 65.0

4 Bulan 4 20.0 20.0 85.0

5 Bulan 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.1.4 dapat dilihat bahwa responden yang terlibat

dalam program Family Support, sekurangnya telah menjalankan rehabilitasi

selama satu bulan. Jumlah responden yang sudah rehabilitasi tiga bulan yakni

sebanyak 30%. Sedangkan jumlah responden dua bulan adalah sebanyak 25%,

sedangkan jumlah responden sudah rehabilitasi empat bulan sebanyak 20%,

jumlah responden sudah rehabilitasi lima bulan sebanyak 15% . Sisanya, sebanyak

5% responden sudah rehabilitasi selama satu bulan. Dari hal ini dapat disimpulkan

bahwa lama rehabilitasi akan menentukan keberhasilan pemulihan NAPZA setiap

residen yang ada di YANAZ. Selain itu semakin lama residen di rehabilitasi maka

dukungan yang diberikan keluarga juga akan mempengaruhi residen tersebut. Hal

ini disebabkan kemampuan residen untuk pulih juga akan semakin tinggi.

Universitas Sumatera Utara


63

c. Status Responden

Tabel 5.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Responden


Status Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Belum Menikah 9 45.0 45.0 45.0

Menikah 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.1.3 dapat dilihat bahwa responden sudah menikah

sebanyak 55% sedangkan belum menikah sebanyak 45%. Dari hal ini dapat

disimpulkan bahwa setiap orang dapat melakukan penyalahgunaan NAPZA baik

itu belum menikah atau sudah menikah. Namun, di dalam rehabilitasi ini jumlah

penyalahguna lebih banyak yang sudah menikah daripada belum menikah. Dalam

hal ini pemberian dukungan dapat dilihat dari status di dalam keluarga.

Responden yang belum menikah akan meperoleh dukungan dari orang tua.

Sedangkan responden yang sudah menikah meperoleh dukungan dari istri/suami.

d. Agama Responden

Tabel 5.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Agama


Agama Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hindu 1 5.0 5.0 5.0

Islam 11 55.0 55.0 60.0

Kristen 8 40.0 40.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


64

Berdasarkan tabel 5.2.1.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

yang mengikuti program Family Support di “YANAZ” adalah beragama Islam,

yaitu sebanyak 55% dan beragama Kristen sebanyak 40% serta Hindu sebanyak

5%. Dalam pemulihan penyalahgunaan NAPZA di rehabilitasi YANAZ Medan

tidak ada hubungan agama yang dianut responden dengan tempat rehabilitasi yang

sedang dijalani. Setiap penyalahgunaan NAPZA yang ingin pulih dapat di

rehabilitasi di tempat ini. Setiap individu dalam rehabilitasi pemulihan

penyalahguna NAPZA memiliki kondisi yang sama. Namun dalam program

rehabilitasi ini juga tidak dapat dipisahkan peran penting spiritual dalam

menunjang keberhasilan pemulihan residen yang sedang di rehabilitasi.

5.2.2 Komponen Family Support

5.2.2.1 Dukungan konkret

Tabel 5.2.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga


Menyediakan Biaya Rehabilitasi Selama Menjalankan Program
Pemulihan di Yayasan Nazar Medan “YANAZ”
Menyediakan Biaya Rehabilitasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa 90% responden

menyatakan bahwa keluarga mereka memberikan dukungan berupa menyediakan

biaya selama rehabilitasi yang sedang berlangsung. Sedangkan 10% responden

Universitas Sumatera Utara


65

merasa kurang setuju keluarga responden yang menyediakan biaya rehabilitasi.

Penyediaan biaya selama menjalankan program rehabilitasi merupakan bentuk

keinginan keluarga agar residen dapat cepat pulih dan hidup normal kembali.

Biaya yang disediakan tersebut merupakan kesepakatan dengan YANAZ.

Tabel 5.2.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Penyediaan


Perlengkapan dan Konsumsi Selama Proses Pemulihan Demi
Keberhasilan Program Pemulihan di Yayasan Nazar Medan

Penyedian Perlengkapan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Melalui tabel 5.2.2.1.2 di atas bahwa 85% responden setuju menyatakan

bahwa keluarga penyediaan perlengkapan dan konsumsi selama proses pemulihan

di rehabilitasi YANAZ. Sedangkan 15% responden kurang setuju. Hal ini

menjelaskan bahwa keluarga begitu peduli dalam memberikan dukungan secara

moril demi anggota keluarga lainnya yang sedang dalam kondisi terpuruk.

Penyediaan perlengkapan merupakan salah satu kewajiban dari keluarga dalam

memenuhi kebutuhan anggota keluarganya yang sedang di rehabilitasi di

YANAZ. Selain itu tak jarang juga residen sudah memiliki perlengkapan dan

konsumsi yang sudah dipersiapkan sebelum mereka rehabilitasi.

Universitas Sumatera Utara


66

Tabel 5.2.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Keleluasaan


Meluangkan Waktu Untuk Melakukan Pertemuan Sesuai Jadwal

Meluangkan Waktu Untuk Pertemuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 6 30.0 30.0 30.0

Setuju 14 70.0 70.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.1.3 di atas, dapat diketahui bahwa 70% dari

responden menyatakan bahwa keluarga selalu meluangkan waktu mereka untuk

melakukan pertemuan sesuai jadwal dengan responden. Sedangkan 30%

responden menyatakan keluarga mereka tidak selalu meluangkan waktu (jarang)

untuk melakukan pertemuan dengan anggota keluarga mereka yang sedang di

rehabilitasi. Dalam rehabilitasi YANAZ keluarga selalu diberikan jadwal

melakukan pertemuan dengan residen. Adapun jadwal dilakukan selama sekali

sebulan. Namun, tak jarang ada keluarga dari residen yang tidak selalu

meluangkan waktu dalam pertemuan ini.

Tabel 5.2.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Syarat Administrasi


dan Berkas Sejak Awal Hingga Berakhir Program Pemulihan Narkoba di
Yayasan Nazar Medan “YANAZ”

Melengkapi Syarat Administrasi dan Berkas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


67

Pada tabel 5.2.2.1.4 dapat dilihat bahwa 85% responden setuju bahwa

keluarga mereka mengurus syarat administrasi dan berkas mulai dari awal hingga

akhir program pemulihan. Sedangkan 15% dari responden kurang setuju, karena

responden juga terlibat juga dalam memberikan syarat administrasi tersebut.

Keluarga juga memberikan tanggungjawab kepada anggota keluarga yang sedang

melakukan pemulihan. Dalam pengurusan administrasi dan berkas keluarga

memiliki andil penting. Berkas-berkas residen selama di rehabilitasi sangat

penting dalam menunjang YANAZ dalam memberikan pemulihan kepada residen

yang sudah melakukan penyalahgunaan NAPZA. Mulai dari catatan kriminal

hingga berkas riwayat hidup residen.

5.2.2.2 Dukungan Emosional

Tabel 5.2.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Penghiburan dan


Motivasi Sesuai Kondisi Perasaan
Memberi Motivasi dan Penghiburan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Setuju 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Menurut tabel 5.2.2.2.1 di atas, sebanyak 95% dari responden setuju

bahwa kelurga selalu menghibur dan memberikan motivasi sesuai kondisi

perasaan. Ketika anggota keluarga yang lain sedang terpuruk, keluarga tidak

melepaskan tangan. Namun juga terlibat dalam memberikan dukungan secara

emosional. Sisanya, sebanyak 5% responden kurang setuju dukungan keluarga

Universitas Sumatera Utara


68

dengan cara menghibur dan memberikan motivasi ketika mereka sedang di

rehabilitasi.

Tabel 5.2.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga


Mendoakan dan Bersikap Sabar Dalam Memberikan Pendekatan

Dukungan Doa dan Pendekatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.2.2 di atas, dapat dilihat bahwa 85% responden

menyatakan bahwa keluarga selalu mendoakan dan bersikap sabar dalam

meberikan pendekatan. Sedangkan 15% responden kurang setuju. Dalam hal ini

program family support, memberikan sebuah dukungan baik dari segi moral

maupun materil. Kondisi terpuruk yang dirasakan residen merupakan suatu bentuk

dari NAPZA yang digunakan. Dukungan moril merupakan bentuk kasih sayang

antara keluarga dengan anggota keluarganya. Tidak hanya itu, keluarga juga sabar

agar anggota keluarganya yang di rehabilitasi dapat pulih dan normal kembali.

Tabel 5.2.2.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kecemasan


Keluarga Selama Melakukan Program Pemulihan
Keluarga Mencemaskan Kondisi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Setuju 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


69

Tabel 5.2.2.2.3 di atas, menjelaskan bahwa 95% dari responden setuju

bahwa kecemasan keluarga selama melakukan program pemulihan di “YANAZ”

merupakan bentuk dukungan demi keberhasilan program pemulihan yang sedang

dilakukan. Sedangkan 5% dari responden tidak setuju bahwa kecemasan keluarga

merupakan bentuk dukungan untuk responden. Kecemasan adalah bagian dari

pribadi setiap manusia terutama individu dihadapkan pada situasi yang kurang

baik. Kecemasan keluarga berfungsi sebagai sinyal di dalam diri manusia untuk

bersikap waspada pada situasi keluarga yang terjadi.

Tabel 5.2.2.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Perhatian Keluarga


Berupa Kepedulian dan Kesetian Selama Melakukan Program

Bentuk Perhatian, kepedulian dan kesetiaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Kurang Setuju 2 10.0 10.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.2.4 di atas, menunjukkan bahwa 85% responden

setuju dimana keluarga memberikan pehatian berupa kepedulian dan kesetiaan

selama melakukan program pemulihan. Sedangkan 10% responden kurang setuju

dan 5% responden tidak setuju. Kesetian ini terlihat dari dukungan dalam program

family support, dimana responden mendapatkan perhatian dari keluarganya

masing-masing. Namun, perhatian yang diberikan keluarga berbeda-beda terhadap

anggota keluarganya. Banyak keluarga yang tidak peduli dan membiarkan

Universitas Sumatera Utara


70

anggota keluarganya tumbuh dan berkembang secara bebas. Akibatnya mereka

kembali terjerumus NAPZA dan kembali di rehabilitasi lagi.

5.2.2.3 Dukungan Informatif

Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Saran Positif Dari


Keluarga Mengenai Dampak NAPZA Selama Pemulihan

Saran Dampak NAPZA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.3.1 di atas, menunjukkan bahwa 85% dari

responden setuju keluarga memberikan saran positif mengenai dampak NAPZA.

Sedangkan 15% dari responden kurang setuju terhadap hal ini. dampak NAPZA

memang menjadi suatu hal yang dapat merusak diri secara personal dan juga

dapat merusak hubungan kekeluargaan dan lingkungan sekitar. Dalam meberikan

saran positif dalam rehabilitasi harus menggunakan cara kreatif. Hal ini

disebabkan perjuangan melawan ketergantungan NAPZA sangat berat. Namun,

dukungan keluarga dalam bentuk saran positif akan sangat berdampak dalam

proses pemulihan.

Universitas Sumatera Utara


71

Tabel 5.2.2.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Masukan Untuk


Proses Pemulihan Melalui Komunikasi Maupun Informasi Serta
Pengetahuan Rehabiliatasi Narkoba

Komunikasi dan Informasi Rehabilitasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Tabel 5.2.2.3.2 menunjukkan bahwa 85% responden setuju menerima

saran positif dan masukan dari keluarga masing-masing. Sedangkan 15%

responden kurang setuju. Saran positif ini diberikan keluarga dengan

menginformasikan kepada responden bahwa narkoba memiliki dampak yang

negatif dan merusak. Hal ini disampaikan dengan komunikasi melalui

pengetahuan rehabilitasi narkoba yang diperoleh setiap anggota keluarga dalam

program family support. Dari responden yang kurang setuju dapat disimpulkan

bahwa minimnya komunikasi baik itu adanya terbatasnya akibat di rehabilitasi

dan permasalahan antara anggota keluarga juga dapat mempengaruhi residen

dalam pemulihan di YANAZ.

Tabel 5.2.2.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang


Kondisi Lingkungan Sekitar
Informasi Tentang Lingkungan Sekitar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


72

Berdasarkan tabel 5.2.2.3.3 di atas, dapat dilihat bahwa 90% responden

setuju atas informasi dari lingkungan sekitar yang diberikan keluarga. Sedangkan

10% responden kurang setuju terhadap hal ini. Informasi lingkungan sekitar

memberikan semangat kepada mereka untuk dapat kembali pulih dan menjalani

kehidupan yang normal setelah di rehabilitasi. Dalam pemulihan YANAZ

informasi tidak hanya diperoleh dari keluarga saja namun juga dari Staff dan

informasi media massa seperti televisi dan radio.

5.2.2.4 Dukungan Penghargaan

Tabel 5.2.2.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Mendengarkan


Keluhan-keluhan yang Dirasakan

Mendengarkan Keluhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Pada tabel 5.2.2.4.1 dapat dilihat bahwa 90% responden setuju, dimana

keluarga selalu mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan selama melakukan

pemulihan rehabilitasi di “YANAZ”. Sedangkan 10% responden kurang setuju.

Dari tabel sebelumnya, dimana keluarga tidak selalu meluangkan waktu untuk

melakukan pertemuan dan ini saling berkaitan. Ini dapat menyebabkan keluarga

juga tidak dapat mendengar keluhan-keluhan yang dirasakan residen. Sebab dalam

pemulihan kondisi residen dapat berubah-ubah dan menyebabkan mereka terpuruk

kembali.

Universitas Sumatera Utara


73

Tabel 5.2.2.4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Memperhatikan Kondisi


dan Keadaan Baik Fisik, Sosial dan Spiritual

Memperhatikan Kondisi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.2.4.2 di atas, dapat dilihat bahwa 90% responden

setuju keluarga memberikan dukungan dengan memperhatikan kondisi fisik,

sosial dan spiritual. Persetujuan ini dilihat dimana keluarga selalu memiliki

kesadaran akan pentingnya perbaikan kondisi fisik, sosial dan spiritual.

Sedangkan 10% dari responden menyatakan kurang setuju karena terkadang

keluarga hanya memikirkan kondisi fisik dan melupakan sosial dan spiritual. Jika

kita lihat keluarga terkadang lupa untuk mendukung sosial dan spiritual residen.

Namun, memberikan dukungan sosial dan spiritual dapat dilakukan dengan

meluangkan waktu, bercerita dan beribadah/berdoa bersama.

Tabel 5.2.2.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Memberikan Pujian Atas


Perubahan yang Terjadi Selama di Rehabilitasi

Pujian Atas Perubahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Kurang Setuju 2 10.0 10.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


74

Berdasarkan tabel 5.2.2.4.3 di atas, menunjukkan bahwa 85% responden

setuju atas dukungan keluarga berbentuk pujian atas perubahan yang terjadi.

Perubahan yang sering diperhatikan yaitu bentuk fisik. Sedangkan 10% responden

kurang setuju terhadap dukungan keluarga dalam memberikan pujian. Sedangkan

5% responden tidak setuju. Menurut mereka keluarga tak jarang lupa memberikan

pujian tersebut dan hanya memberikan masukan untuk pemulihan saja.

5.2.3 Komponen Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

5.2.3.1 Terapi Lepas dan Terapi Fisik

Tabel 5.2.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tahap Detoksifikasi


Atau Pelepasan Zat Merupakan Hal yang Sulit

Tahap Detoksifikasi Hal Sulit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Kurang Setuju 2 10.0 10.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Melalui tabel 5.2.3.1.1 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 85% dari

responden sangat kesulitan untuk melepaskan zat narkoba saat melakukan

detoxifikasi selama pemulihan rehabilitasi. Sedangkan 10% dari responden

menyatakan kurang setuju dan 5% responden tidak setuju. Seiring berjalan waktu,

penggunaan yang selama ini tanpa disadari menjadi kebiasaan dan pada tahap

tertentu jika hal ini terjadi akan sulit mengendalikan diri dan mental secara

pribadi. Keinginan untuk selalu menggunakan masih tertanam dan hal ini

menyebabkan mereka selalu dihantui zat tersebut. Namun, pada kondisi tertentu

Universitas Sumatera Utara


75

jika penyalahgunaan NAPZA masih dalam kategori rendah masih mudah unuk

melepaskan ketergantungan zat tersebut.

Tabel 5.2.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Zat


Narkoba Pada Awal Rehabilitasi Sangat Menyakitkan dan Selalu
Mengganggu Dalam Proses Pemulihan

Pengaruh Zat Terhadap Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 4 20.0 20.0 20.0

Setuju 16 80.0 80.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Menurut Tabel 5.2.3.1.2 di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 80%

responden setuju bahwa pengaruh zat mengganggu proses pemulihan. Pengaruh

zat ini selalu muncul kembali. Mulai dari keinginan untuk menggunakan kembali

hingga depresi tinggi akibat ketergantungan yang sudah lama terjadi. Sisanya,

20% dari responden kurang setuju terhadap pengaruh zat yang mengganggu

proses pemulihan selama rehabilitasi. Tingkat pengaruh zat pada dasarnya sesuai

dengan penggunaan narkoba yang sudah digunakan sebelum di rehabilitasi.

Tabel 5.2.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lepas Zat


Adalah Salah Satu Hal yang Sangat Menguji, Terutama Godaan
Untuk Menggunakan dan Memperoleh Narkoba

Kondisi Lepas Zat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


76

Menurut tabel 5.2.3.1.3 di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 90% dari

responden menyatakan bahwa godaan untuk menggunakan narkoba sangat tinggi.

Bukan hanya godaan untuk menggunakan, tingkat relaps yang masih tinggi juga

sering menjadi cobaan yang tidak bisa dihindari. Sedangkan 10% responden

kurang setuju terhadap godaan untuk menggunakan narkoba lagi. Hal ini

diperkuat akibat dampak yang sudah diberikan dan dukungan keluarga yang

selama ini diberikan.

Tabel 5.2.3.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Memberikan


Keinginan Hati Dalam Proses Pemulihan Baik Secara Psikis Maupun
Emosional

Keinginan Responden Dalam Pemulihan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.3.1.4 dapat disimpulkan bahwa 90% responden

setuju memberikan keinginan hati untuk menjalankan proses pemulihan yang

dilakukan di rehabilitasi. Sedangkan 10% responden kurang setuju. Keinginan

lebih ini berdasarkan program family support yang sudah dilakukan dan

responden sadar akan hal yang sudah terjadi serta dukungan keluarga yang sudah

diberikan selama ini.

Universitas Sumatera Utara


77

Tabel 5.2.3.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lepas Zat


Merupakan Tahapan Untuk Dapat Memberikan Ketenangan Kepada
Kondisi Fisik dan Psikis

Tahap Lepas Zat Memberikan Ketenangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Tabel 5.2.3.1.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 85% dari responden

merasakan bahwa lepas zat memberikan ketenangan baik secara fisik maupun

psikis. Sedangkan 15% menyatakan kurang setuju dan tidak setuju lepas zat

memberikan ketenangan. Kondisi lepas zat tidak selalu mempengaruhi secara

drastis kepada diri sendiri. Namun, kondisi ini dapat memberikan kenyamanan

lebih kepada mereka yang sudah merasakanya. Tapi pada residen tertentu lepas

zat tidak selalu memberikan ketenangan. Hal ini disebabkan ketenangan yang

sudah diperoleh dari NAPZA lebih nikmat daripada kondisi saat pulih.

5.2.3.2 Penstabilan Suasan Mental dan Emosional

Tabel 5.2.3.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Inspirasi Untuk


Memperbaharui Atau Meninjau Kembali Tujuan Hidup Serta
Pandangan Positif Terhadap Masa Depan

Meninjau Kembali Tujuan Hidup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


78

Dalam tabel 5.2.3.2.1 dapat diketahui bahwa 90% responden setuju untuk

memperbaharui kembali tujuan hidup dan masa depan yang lebih baik. Sisanya

10% responden tidak setuju untuk memperbaharui tujuan hidup yang lebih baik.

Ini diakibatkan kondisi mental dan fisik yang sudah terkontaminasi dengan

NAPZA serta keinginan untuk menggunakan lagi. Pada dasarnya setiap individu

memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik lagi dan memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang sudah pernah dilakukan pada masa silam. Dari berbagai residen

yang sudah pulih dari YANAZ, tak jarang mereka mampu menjadi individu yang

lebih baik dan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga dan orang lain.

Tabel 5.2.3.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Menanamkan Nilai-


nilai Penting Serta Tujuan Kehidupan Dalam Setiap Masalah Yang
Dihadapi

Menanamkan Nilai Dan Tujuan Hidup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Setuju 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Pada tabel 5.2.3.2.2 dapat dilihat bahwa sebanyak 95% responden

menyetujui dalam pemulihan menanamkan nilai-nilai penting dalam hidup

sebagai bentuk pemulihan yang sedang dijalani, sisanya sebanyak 5% dari

responden kurang setuju untuk menanamkan nilai-nilai dan tujuan hidup dalam

masalah yang dihadapi. Dalam hal pemulihan ini terdapat proses yang dimana

perubahan akan terjadi dalam tahapan-tahapan tertentu.

Universitas Sumatera Utara


79

Tabel 5.2.3.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usaha Menerima


Segala Sesuatu yang Dapat Dirubah dan Tidak Dapat Dirubah Dalam
Diri

Menerima Sesuatu Yang Bisa Dirubah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.3.2.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 85% dari

responden setuju untuk menerima segala sesuatu hal yang dapat dirubah dalam

diri dan hal yang tidak dapat dirubah.. Sisanya 15% responden kurang setuju

menerima perubahan yang terjadi pada diri sendiri. Perubahan yang terjadi

merupakan bagian dari program rehabilitasi “YANAZ”. Berdasarkan aspek-

asapek yang terjadi, perubahan akan lebih baik jika terdapat niat yang cukup besar

untuk dapat menjalani program yang telah diberikan selama rehabilitasi.

Tabel 5.2.3.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejujuran Saat


Menyampaikan Pemikiran dan Isi Hati Kepada Orang Lain, Anggota
Keluarga Terutama Mengenai Permasalahan Diri

Menyampaikan Isi Hati dan Permasalahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Menurut tabel 5.2.3.2.4 di atas, dapat dilihat bahwa 90% dari responden

setuju untuk meyampaikan pemikiran dan isi hati kepada orang lain, anggota

Universitas Sumatera Utara


80

keluarga terutama mengenai permasalahan diri sendiri. Sedangkan 10% dari

responden kurang setuju mencurahkan isi hati kepada orang lain dan anggota

keluarga. Kesadaran untuk bertukar pikiran mengenai permasalahan yang sedang

dihadapi merupakan hal positif untuk mencari solusi terbaik atas kendala-kendala

yang sedang terjadi. Permasalahan selalu membuat setiap individu mencari orang

lain terutama individu yang dekat dengan mereka untuk dapat bertukar pikiran dan

mencari solusi terbaik. Dalam hal ini keluarga adalah tempat yang paling dekat

dengan residen penyalahgunaan NAPZA.

Tabel 5.2.3.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Usaha


Menggunakan Kesempatan, Pengambilan Keputusan dan Terus
Berusaha Berfikir Positif Untuk Proses Pemulihan

Berfikir Secara Positif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 8 40.0 40.0 40.0

Setuju 12 60.0 60.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Tabel 5.2.3.2.5 di atas menunjukkan bahwa 60% responden setuju untuk

berusaha menggunakan kesempatan dan pengambilan keputusan yang lebih

positif. Sedangkan 40% kurang setuju dalam mengambil keputusan dapat secara

positif. Dalam setiap perubahan, pengambilan keputusan yang benar dan positif

akan meberikan dampak yang baik dalam menjalankan program yang sedang

dilakukan. Selain itu dari analisa terhadap data, responden yang kurang setuju

merupakan residen yang sedang menjalani pemulihan kurang dari 1-3 bulan. Hal

ini disebabkan bahwa kondisi mental pada tahap ini masih berada dalam kondisi

abnormal.

Universitas Sumatera Utara


81

Tabel 5.2.3.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengambilan


Tindakan yang Stabil dan Hal yang Dapat Merugikan Diri Sendiri
Kedepannya

Pengambilan Tindakan Yang Stabil

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Kurang Setuju 5 25.0 25.0 35.0

Setuju 13 65.0 65.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Menurut tabel 5.2.3.2.6 di atas, terlihat bahwa 65% dari responden setuju

dalam mengambil keputusan akan lebih stabil dan tidak merugikan diri sendiri dan

orang lain. Sedangkan 25% kurang setuju dalam mengambil tindakan yang stabil

dan sisanya 10% tidak setuju dalam mengambil tindakan lebih stabil. Kondisi

fisik dan mental memang sangat mempengaruhi dalam mengambil keputusan.

Terkadang terganggunya kondisi mental sangat berpengaruh besar pada residen

untuk berfikir dan bertindak stabil. Dalam hal ini program pemulihan rehabilitasi

YANAZ memberikan dampak dalam seseorang untuk mengubah kondisi fisik,

sosial dan spiritual.

Universitas Sumatera Utara


82

5.2.3.3 Tahap Keberfungsian Fisik

Tabel 5.2.3.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan yang


Terjadi Merupakan Bagian Dari Program yang Diberikan Sehingga
Diri Bisa Kembali Normal

Perubahan Bagian Dari Program

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.2.3.3.1 di atas, terlihat bahwa 90% responden setuju

bahwa perubahan yang terjadi merupakan bagian dari program yang diberikan

sehingga mereka bisa kembali normal. Sedangkan 10% dari responden kurang

setuju. Semakin lama residen menjalani pemulihan NAPZA akan dapat

memberikan perubahan penting pada residen tersebut. Hal ini juga terlihat pada

residen yang masih menjalani pemulihan pada bulan pertama hingga kedua,

dimana perubahan belum banyak terlihat pada residen.

Tabel 5.2.3.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Rehabilitasi yang


Dilakukan Sangat Mempengaruhi Kondisi Fisik dan Memperbaiki
Kondisi Spiritual Serta Kejiwaan

Rehabilitasi Mempengaruhi Kondisi Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 2 10.0 10.0 10.0

Setuju 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


83

Berdasarkan tabel 5.2.3.3.2 dapat diketahui bahwa 90% dari responden

setuju berdasarkan rehabilitasi yang dilakukan sangat mempengaruhi kondisi fisik

dan memperbaiki kondisi spiritual serta kejiwaan. Sedangkan sisanya 10%

responden kurang setuju rehabilitasi mempengaruhi kondisi fisik, spiritual dan

kejiwaan. Program rehabilitasi merupakan bentuk pemulihan yang diberikan

“YANAZ” merupakan suatu hal yang merubah kondisi fisik, sosial dan spiritual

residen. Perubahan pada fisik biasanya dapat dilihat secara jelas yaitu pada

kondisi badan yang mulai membaik sedangkan kondisi sosial dan spiritual yaitu

residen sudah mampu terbuka kepada lingkungan di YANAZ serta mengikuti

ibadah dengan niat pribadi. Namun, pada kondisi tertentu residen juga belum

merasakan karena pemulihan masih pada tahap awal dan tidak langsung terlihat

pada diri residen.

Tabel 5.2.3.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Untuk


Menjauhi Tempat-tempat Dimana Adanya Peredaran Narkoba.
Karena, Akibat Dari Narkoba Selalu Berdampak Negatif

Menjauhi Tempat-tempat Peredaran Narkoba

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Kurang Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Setuju 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Menurut tabel 5.2.3.3.3 di atas, dapat diketahui bahwa 95% dari responden

setuju untuk menjauhi tempat-tempat dimana adanya peredaran narkoba setelah

mereka selesai rehabilitasi. Sisanya, 5% kurang setuju untuk bisa menjauhi

tempat-tempat peredaran narkoba. Pada dasarnya setelah mereka selesai

melakukan program pemulihan rehabilitasi di “YANAZ” mereka akan kembali

Universitas Sumatera Utara


84

lagi ke lingkungan sosial tempat mereka menjalani kehidupan baru. Godaan akan

selalu ada, namun perubahan dalam diri merupakan faktor yang menentuan

seseorang kembali untuk menggunakan narkoba lagi. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya penyalahguna NAPZA yang di rehabilitasi merupakan mereka yang

sudah pernah di rehabilitasi sebelumnya.

Tabel 5.2.3.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Narkoba Dapat


Berdampak Buruk Bagi Diri Sendiri, Keluarga dan Lingkungan

Dampak Narkoba Untuk Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Setuju 3 15.0 15.0 15.0


Valid
Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Pada tabel 5.2.3.3.4 dapat dilihat bahwa 85% responden setuju narkoba

sangat berdampak buruk bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Sedangkan

15% kurang setuju terhadap pernyataan ini. Kondisi terpuruk saat ini merupakan

suatu akibat dari penggunaan narkoba yang telah mereka gunakan selama

beberapa waktu yang lalu. Narkoba menghancurkan diri sendiri, mulai dari

merusak fisik, menghancurkan keharmonisan keluarga hingga merusak hubungan

dengan lingkungan sekitar. Sedangkan responden yang menyatakan kurang setuju

merupakan residen yang masih menjalani pemulihan selama 1-2 bulan. Pada tahap

ini ketergantungan akan zat NAPZA belum hilang dari diri residen yang di

rehabilitasi.

Universitas Sumatera Utara


85

Tabel 5.2.3.3.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pemulihan yang


Sedang Dilakukan Merupakan Proses Pembentukan Diri Dimana
Manusia Membutuhkan Orang Lain Dalam Kehidupan dan
Lingkungan Sekitar

Pemulihan Proses Pembentukan Diri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid Tidak Setuju 1 5.0 5.0 5.0

Kurang Setuju 2 10.0 10.0 15.0

Setuju 17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Melalui tabel 5.2.3.3.5 dapat diketahui bahwa 85% dari responden setuju

pemulihan yang sedang dilakukan merupakan proses pembentukan diri dimana

manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupan dan lingkungan sekitar.

Sedangkan 10% dari responden kurang setuju dalam hidup membutuhkan orang

lain dalam pembentukan diri. Serta sisanya 5% tidak setuju membutuhkan orang

lain dalam kehidupan dan lingkungan sekitar. Artinya bahwa kembali lagi bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang dimana setiap saat membutuhan orang lain

dalam hidupnya, baik dalam keadaan terpuruk maupun keadaan normal. Hal ini

dapat kita lihat dalam teori ekologi, dimana manusia akan kembali lagi dan

beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

5.4 Uji Reliabilitas


Uji realiabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah

instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya.

Reliabilitas dapat diuji dengan melihat koefisien alpha dengan melakukan

reliability analysis dengan SPSS.19. Jika alpha cronbach > 0.6 dikatakan reliable,

sebaliknya jika alpha cronbach < 0.6 maka dikatakan tidak reliable.

Universitas Sumatera Utara


86

Tabel 5.3.1
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items

.982 30

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Berdasarkan tabel 5.3.1 di atas, maka didapatkan alpha cronbach adalah:

0.982 > 0.6 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut reliable/dapat

dipercaya.

5.5 Korelasi Rank Sperman


Korelasi Rank Spearman merupakan alat uji statistik yang digunakan

untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal

(ranking). Nilai korelasi ini disimbolkan dengan (dibaca: rho).

Nilai Korelasi Rank Spearman berada diantara -1 < 1. Bila nilai = 0,

berarti tidak ada korelasi atau tidak ada hubungannya antara variabel independen

dan dependen. Nilai = +1 berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel

independen dan dependen. Nilai = -1 berarti terdapat hubungan yang negatif

antara variabel independen dan dependen. Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“

menunjukkan arah hubungan di antara variabel yang sedang dioperasikan.

Uji signifikansi Spearman menggunakan uji Z karena distribusinya

mendekati distribusi normal. Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukkan

melalui nilai korelasi. Kekuatan dan arah korelasi (hubungan) akan mempunyai

arti jika hubungan antar variabel tersebut bernilai signifikan. Dikatakan ada

hubungan yang signifikan, jika nilai Sig. (2-tailed) hasil perhitungan lebih kecil

dari nilai 0,05 atau 0,01. sementara itu, jika nilai Sig.(2-tailed) lebih besar dari

Universitas Sumatera Utara


87

0,05 atau 0,01, maka hubungan antara variabel tersebut dapat dikatakan tidak

signifikan atau tidak berarti.

Tabel 5.4.1 Korelasi Rank Sperman


Correlations

Program Family Pemulihan


Support Penyalahgun
aan NAPZA

Spearman's rho Program Correlation Coefficient 1.000 .793**


Family
Sig. (2-tailed) . .001
Support
N 20 20

Pemulihan Correlation Coefficient .793** 1.000


Penyalahgun
Sig. (2-tailed) .001 .
aan NAPZA
N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil dari tabel 5.4.1 di atas tentang korelasi mempunyai makna sebagai

berikut:

1. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,793**.

Artinya, tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel Program Family

Support dengan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di IPWL LKS Yayasan

NAZAR Medan adalah sebesar 80% atau sangat kuat. Hal ini menandakan

perubahan yang terjadi di antara kedua variabel bersifat searah. Artinya

semakin tinggi pengaruh program family support, maka semakin tinggi pula

tingkat pemulihan penyalahgunaan NAPZA.

2. Berdasarkan output di atas, melalui uji signifikansi dapat diketahui bahwa

antara program family support (variabel X), dengan pemulihan

penyalahgunaan NAPZA (variabel Y) terdapat korelasi yang signifikan. Hal

Universitas Sumatera Utara


88

tersebut dikarenakan nilai signifikansi (sig.) 0.001 < 0.1 yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

3. Berdasarkan tanda bintang (*) pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai

pearson correlation yang dihubungkan antara masing-masing variabel

mempunyai tanda bintang (*). Hal ini menunjukkan terdapat korelasi yang

signifikan antara variabel yang dihubungkan.

5.6 Uji Normalitas


a. Uji Normalitas Grafik Histogram

Pada grafik histogram data mengikuti atau mendekati distribusi normal,

yaitu dengan bentuk melengkung ke atas atau seperti lonceng. Adapun grafik

histogram pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 5.6.1
Histogram

Dependent Variable: Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Gambar 5.6.1 menunjukkan bahwa data berbentuk lengkukan ke atas

seperti lonceng menandakan data berdistribusi normal, artinya dapat digunakan

dalam perhitungan statistik.

Universitas Sumatera Utara


89

b. Uji Normalitas P-P Plot

Gambar dari hasil uji normalitas P-P plot akan menunjukkan apakah titik

menyebar di sekitar garis diagonal (di atas/di bawah garis) dan menyebar tepat di

garis diagonal, yang berarti data telah berdistribusi normal. Adapun hasil uji P-P

plot dengan menggunakan SPPS.19 adalah sebagai berikut:

Gambar 5.6.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Gambar 5.6.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di

sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal dan dapat

digunakan dalam perhitungan statistik.

Universitas Sumatera Utara


90

5.7 Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis adalah analisa data yang paling penting, karena

berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis

penelitian. Dalam pengujian hipotesis maka digunakan uji parsial atau uji T.

Tabel 5.7.1 Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.500 .362 4.142 .001

Program .500 .124 .688 4.025 .001


Family
Support

a. Dependent Variable: Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Kriteria penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan nilai signifikansi

1. Tolak H0 jika nilai probabilitas hitung (sig.) < probabilitas yang

ditetapkan sebesar 0.05 (sig. < α 0.1)

2. Terima Ha jika nilai probabilitas hitung (sig.) > probabilitas yang

ditetapkan sebesar 0.05 (sig. > α 0.1)

Dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan ‘Tolak H0’ yang menyatakan

bahwa tidak adanya hubungan, karena sig. 0.001 < 0.1 , serta ‘Terima Ha’ yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara program family support terhadap

pemulihan penyalahgunaan NAPZA di Yayasan IPWL Nazar Medan.

b. Berdasarkan nilai T hitung dan tabel

Universitas Sumatera Utara


91

1. Tolak H0 jika nilai T hitung ≥ t tabel

2. Terima Ha jika nilai T hitung ≤ t tabel

Berdasarkan hal diatas, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t Tabel = a/2 : n – k – 1

= 0.05/2 : 20 – 1 – 1

= 0.025 : 18

Dengan demikian, berdasarkan t tabel maka diperoleh hasil 2.10092

dimana hasil t tabel tersebut lebih kecil dari T hitung yakni 4.025 sehingga

kesimpulan yang dapat ditarik adalah ‘Tolak H0’ yang menyatakan tidak adanya

hubungan, karena t tabel 2.10092 < T hitung 4.025. Serta ‘Terima Ha’ yang

menyatakan terdapat hubungan antara program family support terhadap

pemulihan penyalahgunaan NAPZA di Yayasan IPWL Nazar “YANAZ” Medan.

Tabel 5.7.2 Sperman Rho


Correlations

Program Pemulihan
Family Support Penyalahgun
aan NAPZA

Spearman's rho Program Correlation Coefficient 1.000 .793**


Family
Support Sig. (2-tailed) . .001

N 20 20

Pemulihan Correlation Coefficient .793** 1.000


Penyalahgu
naan Sig. (2-tailed) .001 .
NAPZA
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data diolah melalui SPSS.19

Universitas Sumatera Utara


92

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar

0,793**. Artinya, tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel Program

Family Support dengan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di IPWL LKS

Yayasan NAZAR Medan adalah sebesar 80% atau sangat kuat. Hal ini

menandakan perubahan yang terjadi di antara kedua variabel bersifat searah.

Artinya semakin tinggi pengaruh program family support, maka semakin tinggi

pula tingkat pemulihan penyalahgunaan NAPZA.

Sehingga dapat ditarik, Tolak H0 dan terima Ha, yakni terdapat hubungan

yang signifikan antara Program Family Support dengan Pemulihan

Penyalahgunaan NAPZA di Yayasan IPWL Nazar Medan sebesar 80%,

sedangkan 20% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Program Family

Support.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Program Family Support merupakan salah satu upaya yang dilakukan

Yayasan rehabilitasi IPWL NAZAR Medan “YANAZ” untuk meningkatkan

pemulihan penyalahgunaan NAPZA. Penulis melakukan penelitian secara

kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS Versi 19. Adapun

kesimpulan dari penelian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melalui hasil analisis Uji Reliabilitas didapatkan bahwa Alpha Cronbach

adalah 0.982 ≥ 0.6. hal ini menunjukkan bahwa data yang terdapat dalam

penelitian reliable, yaitu dapat dipercaya.

2. Melalui hasil analisis korelasi rank sperman berdasarkan output diatas,

dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel X (Program Family Support)

dengan variabel Y (Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA) di Yayasan

Rehabilitasi IPWL Nazar Medan (YANAZ), masuk kedalam kategori

kuat (matang), yaitu sebesar 0.793 atau sekitar 80% dengan arah positif.

Hal ini menandakan perubahan yang terjadi diantara kedua variabel

bersifat searah. Artinya semakin tinggi pengaruh Program Family

Support, maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap Pemulihan

Penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Rehabilitasi IPWL Nazar Medan.

Selain itu dilakukan pula uji signifikansi, yaitu diketahui bahwa antara

Program Family Support (variabel X), dengan Pemulihan

93

Universitas Sumatera Utara


94

Penyalahgunaan NAPZA (variabel Y) terdapat korelasi yang signifikan.

Hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi (Sig) 0.001 ≤ 0,1. Jika

demikian, maka terdapat hubungan yang signifikan antar kedua variabel.

Selanjutnya tanda bintang (*) juga menunjukkan terdapat hubungan

yang kuat antara kedua variabel tersebut.

3. Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji t / uji parsial

dengan hasil yaitu ditarik kesimpulan Tolak H0 yang menyatakan tidak

adanya hubungan, karena sig. 0.001 ≤ 0.1, serta terima Ha yang

menyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel, yakni terdapat

hubungan yang signifikan antara Program Family Support dengan

Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di Yayasan IPWL NAZAR Medan.

Selain itu juga peneliti melakukan analisis dengan membandingkan uji T

hitung dengan uji t tabel, yaitu dengan perincian jika t tabel ≤ T hitung,

maka Hipotesis Ha yang menyatakan ada hubungan diterima.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai t tabel sebesar 2.10092 dan

lebih kecil dari t hitung, yakni 4.025.

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah Tolak H0 dan terima Ha,

yakni terdapat hubungan yang signifikan antara Program Family Support dengan

Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA di Yayasan IPWL Nazar Medan sebesar

80%, sedangkan 20% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Program

Family Support.

Adapun yang dilaksanakan dalam program Family Support oleh YANAZ

Medan antara lain:

Universitas Sumatera Utara


95

1. Bentuk dukungan konkret (materi, subsidi biaya rehabilitasi, dll)

2. Bentuk dukungan emosional (motivasi, penguatan diri, dll)

3. Bentuk dukungan informatif (bimbingan tentang teknis rehabilitasi, info

kegiatan, seminar dan diskusi dll)

4. Bentuk dukungan penghargaan (kegiatan pertemuan sekali sebulan,

penerimaan dll).

Seluruh rangkaian program Family Support di atas ternyata memiliki

dampak positif terhadap:

1. Mengurangi akibat putus narkoba (meliputi kemampuan residen untuk

melepaskan zat narkoba yang mengganggu, keadaan untuk tidak

menggunakan narkoba lagi, keinginan untuk pulih serta kemampuan untuk

memberikan ketenangan kepada diri sendiri).

2. Kondisi mental dan emosional yang stabil (meliputi kemampuan residen

untuk dapat menggapai tujuan hidup di masa depan yang lebih baik, lebih

memaknai nilai-nilai dalam hidup dalam menghadapi setiap masalah,

keadaan diri untuk berfikir lebih positif, dan mengambil tindakan yang

stabil tidak merugikan orang lain).

3. Keberfungsian fisik, mental dan sosial (kemampuan residen dalam

pemulihan untuk dapat normal kembali setelah menjalankan program,

memperbaiki kondisi fisik, mental dan sosial ditandai dengan kemampuan

diri untuk menolak keinginan untuk terjerumus kembali menggunakan

narkoba, menjauhi tempat-tempat penyebaran narkoba sehingga dapat

bersosial dengan lingkungan dengan baik dan secara sehat).

Universitas Sumatera Utara


96

Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian

di lapangan sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Edi Warsidi dalam

bukunya “Mengenal Bahaya Narkoba” dimana terdapat tiga tahapan utama proses

perawatan dan pemulihan penderita ketergantungan narkoba. Dimana tiga hal ini

menjadi kunci utama dalam pemulihan penyalahgunaan NAPZA yaitu melalui

tahap mengurangi akibat putus narkoba, penstabilan kondisi emosional dan

mengembalikan keberfungsian fisik, mental dan sosial.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan, maka dapat dirumuskan

beberapa rekomendasi, baik kepada pihak lembaga, orang tua, maupun civitas

akademika, khususnya mahasiswa dan staff pengajar di departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial FISIP USU. Adapun beberapa rekomendasi tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kepada pihak lembaga Yayasan Rehabilitasi IPWL Nazar Medan,

sebaiknya agar memaksimalkan dukungan keluarga untuk residen yang

sedang direhabilitasi dalam program Family Support. Hal ini dirujuk dari

hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh program Family Support

terhadap Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA, memperoleh hasil yang

cukup signifikan yakni sebesar 71%. Sosialisasi terkait program tersebut

hendaknya dilakukan dengan lebih intens, agar tujuan baik pemulihan

penyalahgunaan narkoba dari Yayasan Nazar dapat tercapai secara

optimal.

2. Kepada pihak keluarga yang memiliki anggota keluarga di rehabilitasi,

khususnya para orang tua, sangat diimbau untuk berpartisipasi dalam

Universitas Sumatera Utara


97

program Family Support yang telah disediakan Yayasan Nazar Medan

serta memberikan dukungan lebih kepada anggota keluarga yang sedang di

rehabilitasi. Manfaat yang maksimal akan dapat diperoleh keluarga jika

keluarga bertindak proaktif. Pihak keluarga sejatinya bukan lagi menjadi

objek yang hanya menunggu/menerima, melainkan subjek utama yang

harus mengambil peran-peran inti di dalam program tersebut. Sebab

dengan berperan lebih aktif dan kooperatif, keluarga akan menjadi bagian

penting dalam proses pemulihan anggota keluarganya.

3. Kepada pihak civitas akademika, terutama mahasiswa dan staff pengajar di

departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU, sebaiknya

menindaklanjuti hasil positif dari penelitian ini. Salah satu yang perlu

dilakukan adalah mengembangkan metode program Family Support

tersebut untuk meningkatkan Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA, serta

keluarga yang berdapak lainnya bagi masyarakat luas. Karena untuk

membangun masyarakat yang sejahtera, tentunya perlu diupayakan dari

struktur penyusun terkecil dari masyarakat itu sendiri, yakni dengan

membangun ketahanan dan keharmonisan keluarga.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, Tina. 2008. Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Dengan Program


Aji (Cetakan : 1). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Amiruddin. 2016. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Dua Satria Offset.
Cornelius, Peter. 2005. Good Corporate Practices In Poor Corporate Government
Systems. London: The Internationeal Journal Of Business In Society.
Dadang, Hawari. 2002. Kosep Agama (Islam) Menanggulangi NAZA (Narkotika,
Alkohol dan Zat Adiktif). Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
Dadang, Hawari. 2006. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Effendy. 1998. Pengertian Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Friedman, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
Praktek. Jakarta: EGC
Johnson dan Jhonson. 1991. The Internal Dynamics of Coorperative Learning.
New York and London. Plenum Press:
Jones, Charles O. 1996. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kansong, Usman. 2005. Jurnalisme Narkoba Panduan Pemberitaan. Jakarta: MI
Publising.
KEMENSOS-RI. 2015. Buku Saku. Pekerja Sosial, Konselor Adiksi dan Tenaga
Kesejahteraan Sosial Pada Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA. Jakarta: Kemensos
Kuntjoro, Z S. 2002. Jurnal Psikologi: Dukungan Sosial Pada Lansia. Diakses
pada tanggal 1 November 2017 http:/www.e-
psikologi.com/usia/160802.htm.
Muhaimin, dkk. 2009. Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Poerwadarminta W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rena, Yulia. 2010. Victimologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

98

Universitas Sumatera Utara


Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial; Pedoman Prektis Penelitian
Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sunardi, St. 2004. Semiotika Negativ. Yogyakarta: Buku Baik
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Thompson, Neil. 2006. Family support as reflective practice. London: Kingsley
Publishers.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2008. Pengantar Statistika, edisi
kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Wresti, Clara, M. 2006. Dalam Pengobatan NAPZA Butuh Dukungan Orang Tua.
Jakarta: Kompas Media Nusantara

Sumber Lain:

Keppres No.3 tahun 1997 tentang pengawasan dan pengendalian minuman


beralkohol.

Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Undang-Undang No.20 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga

http:://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/chapter%20I, diakses pada


tanggal 2 November 2017 pukul 05:33.

https:/news.okezone.com/read/2014/09/01/542/1032617/jangan-takut-berhenti-
dari-narkoba mulailah-hidup-barumu diakses pada tanggal 2 November 2017
pukul 18:58 WIB.

http://www.scribd.Com/doc/148072174/Pengertian-dan-Dampak-Narkoba. Prasetyo,
2013. Diakses pada tanggal 1 November 2017 pukul 04.13 WIB.

https://majalahqalam.wordpress.com/artikel-2/artikel-keluarga/dampak-narkoba-
bagilingkungan-keluarga/ diakses pada 2 November 2017 pukul 19.39 WIB.

99

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan Kuesioner Penelitian

PENGARUH PROGRAM FAMILY SUPPORT TERHADAP PEMULIHAN


PENYALAHGUNAAN NAPZA DI IPWL LKS YAYASAN NAZAR
MEDAN

No
Responden :

Dengan hormat,

Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk memenuhi tugas


akhir, bersama ini saya menyampaikan kuesioner penelitian saya mengenai
PENGARUH PROGRAM FAMILY SUPPORT TERHADAP PEMULIHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DI IPWL LKS YAYASAN NAZAR MEDAN.
Adapun hasil penelitian ini saya gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi untuk
menyelesaikan studi saya di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP - USU.
Saya memohon maaf atas terganggunya waktu saudara dalam pengisian kuesioner
ini, namun saya juga mengharapkan saudara berkenan untuk membantu penelitian
ini dengan mengisi secara lengkap dan jujur kuesioner yang terlampir. Akhirnya
saya ucapkan terima kasih atas kesediaan saudara yang telah meluangkan waktu
untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini.

Peneliti

Daniel Turnip

Universitas Sumatera Utara


Petunjuk pengisian:

a. Jawablah pertanyaan dengan benar dan jujur

b. Pilihlah jawaban dan berikan tanda (X) pada jawaban yang paling benar
menurut saudara

c. Pada bagian uraian,berilah jawaban berdasarkan pengalaman yang saudara dan


keluarga alami juga rasakan

d. Jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti atau ragu, tanyakan langsung
kepada yang menyebarkan kuesioner.

IDENTITAS RESPONDEN*

1. Nama :

2. Usia :

3. Agama :

4. Jenis kelamin :

5. Lama Bergabung/Rehabilitasi :

*) Identitas ini wajib diisi. Adapun keamanan privasi saudara akan dijamin oleh
peneliti.Data digunakan untuk kepentikan akademik dan demi keabsahan hasil
penelitian.

Variabel (X) Dukungan Keluarga:

A. Dukungan Konkret
1. Keluarga mengantar dan menyediakan biaya rehabilitasi selama kami
menjalankan program pemulihan di Yayasan Nazar Medan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
2. Keluarga menyediakan perlengkapan dan konsumsi selama proses
pemulihan demi keberhasilan program pemulihan di Yayasan Nazar
Medan (YANAZ)

Universitas Sumatera Utara


a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
3. Keluarga meluangkan waktu untuk melakukan pertemuan sesuai
jadwal dan memberikan masukan demi kelancaran pemulihan di
Yayasan Nazar Medan (YANAZ)
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
4. Keluarga bersedia membantu mengurus syarat administrasi dan berkas
sejak awal hingga berakhir program pemulihan Narkoba Di Yayasan
Nazar Medan (YANAZ)
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
B. Dukungan Emosional
5. Keluarga menghibur dan memberi motivasi sesuai kondisi perasaan
(Felling) yang terjadi pada diri kami
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
6. Keluarga selalu mendoakan dan bersikap sabar dalam memberikan
kedekatan sebagai keluarga selama proses pemulihan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
7. Kecemasan keluarga selama melakukan program pemulihan
merupakan salah satu bentuk dukungan untuk kesungguhan kami
menjalani proses pemulihan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara


8. Dengan perhatian keluarga berupa kepedulian dan kesetian selama
kami melakukan program pemulihan merupakan akibat kasih sayang
sesama anggota keluarga
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
C. Dukungan Informatif
9. Saran positif dari keluarga mengenai dampak NAPZA selama
pemulihan meyakinkan kami untuk bertahan dalam melakukan
program
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
10. Keluarga mengajarkan dan memberikan masukan untuk proses
pemulihan melalui komunikasi maupun informasi serta pengetahuan
rehabiliatasi narkoba baik dari dalam maupun luar
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
11. Keluarga memberikan informasi tentang lingkungan sekitar untuk
menambah pengetahuan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
D. Dukungan Penghargaan
12. Selama menjalani program pemulihan di YANAZ keluarga
mendengarkan keluhan-keluhan yang kami rasakan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
13. Dalam program pemulihan di YANAZ keluarga setia memperhatikan
kondisi dan keadaan baik fisik, sosial dan spiritual

Universitas Sumatera Utara


a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
14. Keluarga memberikan motivasi dengan pujian atas perubahan baik
secara fisik, sosial maupun spiritual
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju

Variabel (Y) Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

A. Terapi Lepas dan Terapi Fisik


15. Tahap detoksifikasi atau pelepasan zat merupakan hal yang sulit.
Namun, kesulitan ini membuat kami paham sebagai proses perbaikan
diri lebih baik lagi kedepan.
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
16. Pengaruh zat narkoba pada awal rehabilitasi sangat menyakitkan dan
selalu mengganggu dalam proses pemulihan yang kami jalani
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
17. Kondisi lepas zat adalah salah satu hal yang sangat menguji kami.
Terutama godaan untuk menggunakan dan memperoleh narkoba
dengan cara apapun
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
18. Kesulitan dan tantangan yang kami hadapi dalam terapi fisik,
memaksakan kami harus memberikan keinginan yang lebih dalam
proses pemulihan baik secara psikis maupun emosional
a) Setuju
b) Kurang Setuju

Universitas Sumatera Utara


c) Tidak Setuju
19. Pengurungan selama terapi lepas zat merupakan tahapan untuk dapat
memberikan pengaruh penenangan kepada kondisi fisik dan psikis
kami
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
B. Penstabilan Suasan Mental dan Emosional
20. Kami mendapatkan inspirasi untuk memperbaharui atau meninjau
kembali impian hidup serta pandangan positif terhadap masa depan
yang jauh dari penggunaan NAPZA
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
21. Kami memiliki nilai-nilai penting serta tujuan kehidupan dalam setiap
masalah untuk sesuatu perubahan yang lebih baik setelah proses
pemulihan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
22. Kami fokus pada apapun yang kami lakukan dan berusaha menerima
segala sesuatu yang dapat kami ubah dan tidak dapat kami ubah
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
23. Kami saling jujur saat menyampaikan pemikiran dan isi hati kepada
orang lain, anggota keluarga terutama mengenai permasalahan diri dan
pemulihan rehabilitasi yang sedang kami jalani
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara


24. Kami berusaha menggunakan kesempatan, pengambilan keputusan dan
terus berusaha berfikir positif untuk proses pemulihan yang sedang
berlangsung
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
25. Kesulitan dan kondisi yang kami hadapi membuat kami semakin
mantap dan yakin dalam mengambil tindakan yang lebih stabil dan hal
yang dapat merugikan diri sendiri kedepannya
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
C. Tahap Keberfungsian Fisik
26. Perubahan yang terjadi menurut kami merupakan bagian dari program
yang diberikan. Hal ini membuat kami kembali normal dan menjadi
seperti diri kami sendiri lagi
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
27. Tahap pemulihan atau rehabilitasi yang kami lakukan sangat
mempengaruhi kondisi diri kami. Tidak hanya fisik yang semakin
membaik, juga spiritual dan kejiwaan kami
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
28. Kami tidak akan memakai narkoba lagi, karena dapat berdampak
buruk bagi kami, keluarga dan lingkungan
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
29. Kami akan menjauhi tempat-tempat dimana adanya peredaran narkoba.
Karena, akibat dari narkoba selalu berdampak negatif

Universitas Sumatera Utara


a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju
30. Pemulihan yang sedang kami lakukan merupakan proses pembentukan
diri dimana manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupan, dalam
hal ini lingkungan sekitar tidak hanya sebagai pemberi perubahan
positif dan negatif tapi juga sebagai wadah kami memulai kehidupan
kedepannya
a) Setuju
b) Kurang Setuju
c) Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN OUTPUT SPSS

Nama Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid A. Tarigan 1 5.0 5.0 5.0
Agus 1 5.0 5.0 10.0
Akoh 1 5.0 5.0 15.0
Akun 1 5.0 5.0 20.0
Darius 1 5.0 5.0 25.0
Darwis 1 5.0 5.0 30.0
Doly 1 5.0 5.0 35.0
Fadly 1 5.0 5.0 40.0
Gegek 1 5.0 5.0 45.0
Ginting 1 5.0 5.0 50.0
Hutagalung 1 5.0 5.0 55.0
Iqbal 1 5.0 5.0 60.0
Niko 1 5.0 5.0 65.0
Parulian 1 5.0 5.0 70.0
Rahmat 1 5.0 5.0 75.0
Rano 1 5.0 5.0 80.0
Rian 1 5.0 5.0 85.0
Rizky 1 5.0 5.0 90.0
Sihotang 1 5.0 5.0 95.0
Sitorus 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.982 30

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.300 1 1.300 46.800 .001a
Residual .500 18 .028
Total 1.800 19
a. Predictors: (Constant), Variabel_X
b. Dependent Variable: Variabel_Y

Universitas Sumatera Utara


Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
Q1 82.55 82.155 .907 .981
Q2 82.60 80.884 .955 .981
Q3 82.75 81.671 .638 .982
Q4 82.60 80.884 .955 .981
Q5 82.50 84.474 .679 .982
Q6 82.60 82.463 .709 .982
Q7 82.50 84.474 .679 .982
Q8 82.65 78.134 .963 .981
Q9 82.60 80.884 .955 .981
Q10 82.60 80.884 .955 .981
Q11 82.55 82.155 .907 .981
Q12 82.55 82.155 .907 .981
Q13 82.55 82.155 .907 .981
Q14 82.65 78.661 .903 .981
Q15 82.65 78.134 .963 .981
Q16 82.65 80.976 .835 .981
Q17 82.55 82.155 .907 .981
Q18 82.55 82.155 .907 .981
Q19 82.60 80.884 .955 .981
Q20 82.55 82.155 .907 .981
Q21 82.50 84.474 .679 .982
Q22 82.60 80.884 .955 .981
Q23 82.55 82.155 .907 .981
Q24 82.85 82.450 .505 .983
Q25 82.90 78.937 .648 .984
Q26 82.55 82.155 .907 .981
Q27 82.55 82.155 .907 .981
Q28 82.50 84.474 .679 .982
Q29 82.60 80.884 .955 .981
Q30 82.65 82.134 .517 .983

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.500 .362 4.142 .001
Program .500 .124 .688 4.025 .001
Family
Support
a. Dependent Variable: Pemulihan Penyalahgunaan NAPZA

Universitas Sumatera Utara


Tabel r untuk df = 1 50

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

df = (N-2) 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005

Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000

2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990

3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932

18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788

19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652

20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524

Universitas Sumatera Utara


Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

Universitas Sumatera Utara


Correlations

Pemulihan
Penyalahgunaan
Family Support NAPZA
Program Pearson Correlation 1 .793**
Family Sig. (2-tailed) .001
Support
N 20 20
Pearson Correlation .793** 1
Pemulihan
Sig. (2-tailed) .001
Penyalahgun
N 20 20
aan NAPZA

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sperman Rho
Correlations

Program Pemulihan
Family Support Penyalahgun
aan NAPZA

Spearman's rho Program Correlation Coefficient 1.000 .793**


Family
Support Sig. (2-tailed) . .001

N 20 20

Pemulihan Correlation Coefficient .793** 1.000


Penyalahgu
naan Sig. (2-tailed) .001 .
NAPZA
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


Variabel X

3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2
2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

Universitas Sumatera Utara


Variabel Y

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
2 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 1
2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai