Oleh :
OPTO NAIBAHO
130902052
segala kasih karunia serta rancangan-Nya yang indah dalam hidup penulis.Dia
adalah Bapa yang baik, Bapa yang setia yang memberikan pertolongan-Nya yang
ajaib, penyertan-Nya dalam memelihara kehidupan penulis. Dia yang tidak pernah
indah bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dengan
banyak mendapat bantuan dan dukungan baik materil dan moril dari berbagai
pihak.Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapka terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan penulis selama masa
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S, Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
ini. Terimakasih pak, sudah berkenan membagi ilmunya kepada saya dan
FISIP USU.
Kak Beti serta Bang Ria yang telah bersedia memberikan informasi
7. Terkhusus kedua orang tua tercinta, kepada bapak saya St.Olo Naibaho
dan ibu saya Rosdiana Sitanggang yang sampai saat ini sudah mendidik
Terimakasih buat cinta kasih serta kesabaran yang tak pernah ada habisnya
menjaga dan membahagiakan orang tua kita selalu. Semoga kita semua
Gencan, Bang Ryan, Dear saragih, Radovan, Sutrisno, Reza, Irgo, Johan,
serta cinta kasih kalian yang selalu ada. Tuhan selalu memberkati dan
memberikan kebahagiaan.
10. Terimakasih buat mantan kelompok kecilku (KK Imagodei) Efria, Johan,
Nova atas doa dan dukungan semangatnya, terima kasih buat cinta kasih
11. Terimakasih buat keluarga besar Pak Uda dan Mak Uda (Jonas Ginting
12. Terimakasih buat anggota MOD (Medan Online Driver) Fredi, Maicon,
Firmanta, Rojer, Erwin, Wira, Jonser, Reza, Trisno, Eko atas doa,
dukungan motivasi serta tali persahabatan yang kalian berikan semoga kita
14. Kepada semua teman-teman kesejahteraan sosial 2013, yang sudah wisuda
maupun yang saat ini masih berjuang meraih gelar S.Sos mari tetap sama-
Marbun dan Ibu, Sist Nia, Sist Denti, Sist Suarni, Bro Eka, Bro Nando dan
semua yang namanya tak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih atas
17. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan atas selesainya skripsi
terimakasih banyak.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengalaman penulis.Penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang sifatnya
Penulis
Opto Naibaho
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR BAGAN..............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................7
1.3.1 Tujuan Penelitian......................................................................................7
1.3.2 Manfaat Penelitian....................................................................................8
1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................................9
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................................................99
sudah mewabah ke kota kecil maupun desa di wilayah Indonesia. Mulai dari
atas.Generasi muda menjadi sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA dan jadi
Indonesia.
mempengaruhi tubuh manusia terutama otak atau susunan saraf pusat, sehingga
psikis dan sosial.NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yang bekerja
peredaran gelap narkotika yang memberikan sanksi cukup berat, disamping dapat
penjatuhan sanksi pidana tidak memberikan dampak atau deterrent effect terhadap
para pelakunya.
diperkirakan ada sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang pernah memakai
narkoba dalam setahun terakhir (current users) pada kelompok usia 10-59 tahun
ditahun 2014 di Indonesia. Jadi, ada sekitar 1 dari 44 sampai 48 orang berusia 10-
59 tahun masih atau pernah pakai narkoba pada tahun 2014. Angka tersebut terus
Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, shabu dan
pekerjaan yang berat, kemampuan sosial ekonomi, dan tekanan lingkungan teman
Provinsi Sumatera Utara di daerah itu mencapai sekitar 600 ribu orang. Jumlah itu
pengguna narkoba yang ada mencari teman untuk mengkonsumsi zat terlarang itu.
Berdasarkan data dari BNN RI, jumlah pecandu narkoba tersebut sekitar
3,3 juta orang pada 2008 dan naik menjadi 3,8 juta pada tahun 2011. Sedangkan
pada 2013 jumlahnya telah mencapai 4,58 juta orang dan diperkirakan akan
bertambah hingga akhir tahun 2014. Meski penindakan terus dilakukan pihak
kepolisian, tetapi praktik peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tetap tidak
berkurang. Karena itu, BNN selalu meningkatkan upaya pencegahan sebagai salah
satu upaya yang dinilai efektif untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya
Kota Medan selama ini kerap dijadikan sebagai lokasi transit peredaran
narkoba dari Aceh dan Malaysia.Bahkan, kian hari peredaran narkoba di Kota
membuat wilayah ini ‘naik kelas’.Sekarang Kota Medan ranking dua berada di
jumlah tersangka yang ditangkap dan jumlah kasus yang diungkap Poldasu dan
jajarannya. Pada tahun 2014, jumlah pengguna narkoba yang diamankan 4.828
2.138,51 kg ganja, 275 biji ganja, 110.022 ekstasi dan 6.743 pil happy five.Jika
dibuat grafik tingkat penggunaan narkotika sejak tiga tahun terakhir, terjadi
Kesimpulan ini tidak bersifat final karena dasarnya jumlah dan barang bukti yang
diamankan.(azis H, 2014).
Indonesia berlangsung 1997 yang dimulai Kementerian Sosial sejak tahun 1999
sampai dengan tahun 2000 dan bekerja sama dengan Yayasan Titihan Respati dan
Rumah sakit ketergantungan obat dalam hal pelatihan, penyusunan pedoman juga
Kementerian Sosial. BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual) Holistik adalah program
pengobatan yang efektif untuk pecandu narkoba yang secara teratur dan
narkoba untuk menguji belief, konsep diri dan pola perilaku yang salah serta
mengadopsi cara baru yang lebih harmonis dan konstruksi dalam berinteraksi
merupakan sebuah pekerjaan yang sukar dan berat, maka sangat diperlukan
mereka suilit untuk dibina dan sulit untuk menjadi baik hidupnya bahkan ada yang
menganggap mereka adalah sampah masyarakat yang terbuang yang sudah tidak
berguna. Perlu pemahaman bahwa diperlukan proses waktu yang panjang usaha
yang serius, komitmen dan disiplin yang tinggi untuk dapat mencapai pemulihan
Sehingga program BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual) Holistik melihat dan
percaya bahwa para korban penyalahguna narkoba adalah manusia yang dapat
berubah.
konsep bagi oleh dan pecandu (addict to addict) dimana mereka membantu
pemulihan pecandu lainnya (man to help man to help himself). Program BPSS
(Bio, Psiko, Sosial, Spiritual) Holistik difokuskan pada pembinaan yang meliputi
masyarakat, 3). Pembinaan Sosial yaitu pecandu tidak serta merta terputus
menjaganya dari berbagai macam pengaruh dan ajakan yang dapat membuat dia
agama tidak boleh dilupakan dalam proses penyembuhan diri dari narkoba, karena
jika unsur spiritual/keagamaan ada dalam diri seseorang niscaya dia akan kuat
oleh UPT ini menggunakan sistem panti, dimana penerima manfaat yang
Salah satu upaya proses rehabilitasi kepada residen IPWL Yayasan NAZAR
Medan yaitu menjalankan suatu program BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual)
yang mendapatkan program pemulihan dan BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual)
BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual) Holistik sebagai salah satu program
NAZAR Medan yang hasilnya penulis tuangkan dalam skripsi dengan judul
Medan”.
NAZAR Medan.
BAB I : PENDAHULUAN
data.
melakukan penelitian.
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
BAB VI : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
menurut AS Hornby (dalam Arikunto dan Safrudin 2009) evaluasi adalah to find
out, dicide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai
didalam defenisi tersebut pun dapat menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus
dipertanggungjawabkan.
sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan
dikemukakan oleh Worthen dan Sanders bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari
sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut, juga
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang sangat terkenal dalam
kepentingan praktis, ruang lingkup evaluasi secara sederhana dapat dibedakan atas
berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
yang telah ditetapkan atau tidak. Proses yang dimaksud disini mencakup
(Tayibnafis, 2000;4)
atau tidaknya suatu program berdasarkan tujuan yang dimiliki tolak ukur yang
nantinya harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya,
diantaranya:
disosialisasikan
direncanakan.
direncanakan.
merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya
satu kali tetapi berkesinambungan. Program adalah cara tersendiri dan khusus
yang dirancang demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan adanya suatu
program, maka segala rancangan akan lebih teratur dan lebih mudah untuk
dilaksanakan. Program adalah unsur utama yang harus ada bagi berlangsungnya
aktivitas yang teratur, karena dalam program telah dirangkum berbagai aspek
seperti: (1) Adanya tujuan yang mau dicapai, (2) Adanya berbagai kebijakan yang
diambil dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, (3) Adanya prinsip-prinsip dan
metode-metode yang harus dijadikan acuan dengan prosedur yang harus dilewati,
(4) Adanya pemikiran atau rancangan tentang anggaran yang diperlukan, (5)
2009;5)
mungkin terhadap suatu objek, program atau kebijakan yang sedang berjalan atau
sudah selesai, baik dalam desain, pelaksanaan dan hasilnya, dimana dari tujuan
memberikan informasi yang dapat dipercaya dan berguna agar donor serta pihak
keputusan.
fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
tahun 2009 tentang Narkotika, pengertian narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau buka tanaman, baik sintetis maupun semisintesis, yang
ketergantungan.
1. Penggolongan NAPZA
LSD)
fenidat/ritalin)
flunitrazepam)
1. Golongan Depresan
2. Golongan Stimulan
3. Golongan Halusinogen
perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
dan memiliki resiko kambuh yang tinggi ditandai dengan pencarian penggunaan
membahayakan.
teman-teman dll.
3. Kronis
NAPZA.
4. Potensial fatal
5. Ketergantungan NAPZA
kebutuhan fisik dan/atau psikis akan suatu jenis NAPZA tertentu dengan
2.3 Residen
Residen merupakan orang yang sedang menjalani rehabilitasi dalam
memiliki dimensi yang luas, baik dari sudut medik, psikiatrik, kesehatan jiwa,
Hawari, Sarason dan Sarason, Halonen dan Santroks (dalam Afiatin, 2008:12),
adalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, atau zat yang dapat
tingkat ketergantungan.
hanya untuk diri sendiri, tetapi juga “menularkannya” kepada orang lain
dengan berbagai cara sehingga orang lain dapat terjebak ikut memakai
pemulihan kondisi biologis, psikis, sosial, dan spritual. Dalam tahap pemulihan
untuk kembali pada kondisi yang wajar, korban harus menjalani rehabilitasi
(minimal Rp.40 juta/tahun), waktu, upaya kerja keras, disiplin, niat yang kuat dan
kerumah sekitar 80% kemungkinan kambuhdan memakai kembali, tidak ada kata
seperti semula sangat sulit.Yang ada adalah perjuangan untuk pulih dan tetap
1. Tahap terapi lepas narkoba dan terapi fisisk yang ditujukan untuk
Timur Tengah ada bukti arkeologi tentang suatu komunitas yang memberikan
efek holistic bagi orang-orang yang perilakunya menyimpang dari nilai-nilai dan
Group (Kelompok Keagamaan Nasrani) yang didalam kegiatan itu ada sharing,
dan dikembangkan oleh Charles Dederich menjadi pendiri BPSS Holistik pertama
pada tahun 1958 dengan label nama synanon, lama-kelamaan menjadi mengarah
diperbaharui di Daytop, New York, Amerika Serikat lahir kedua pada tahun
sama, mereka berkumpul untuk saling membantu dan mengatasi masalah yang
khususnya addict umumnya permasalahan sosial lainnya. Dengan kata lain, man
helping man to help himself, yaitu seseorang menolong orang lain untuk
menolong dirinya sendiri. Teori yang mendasari metode BPSS Holistik adalah
dan punisment (hukuman) dalam mengubah suatu perilaku. Selain itu digunakan
juga pendekatan kelompok, dimana sebuah kelompok dijadikan suatu media untuk
diterapkan secara konsisten serta berulang kali melalui berbagai program seperti
jam didalam panti (residential) dan 4-8 jam untuk program BPSS Holistik diluar
panti (non recidential). BPSS Holistik juga harus didasari oleh perawatan yang
berkesinambungan (the continum of care) yaitu tahap primary, tahap re-entry dan
pembinaan lanjut.
Konsep BPSS Holistik yaitu menolong diri sendiri, dapat dilakukan dengan
3. Setiap individu
bagi perubahan.
Malaysia dan Singapura. Para alumni rehabilitasi BPSS Holistik ini dengan
rehabilitasi BPS Holistik oleh beberapa profesional Medis, namun pionir program
ini yang dikenal oleh masyarakat secara luas adalah Yayasan Titihan Respati yang
didirikan pada tahun 1997, kemudian diikuti dengan berbagai yayasan lainnya
dan lainnya. Beberapa program BPSS Holistik yang juga dimotori oleh kalangan
profesional medis bekerja sama dengan konselor adiksi diantaranya adalah Wisma
Adiksi, Sport Campus Wijaya Kesuma, Wisma Srikandi, dan Arjuna RS Marzoeki
Mahdi (kemudian memisahkan diri dari RS dan berdiri sendiri menjadi Yayasan
Permata Hati Kita) dan Wisma Sirih RS Khusus Provinsi Kalimantan Barat. Pusat
pembelajaran program BPSS Holistik saat itu Daytop Village, di New York,
menengah keatas dan berkembang secara cepat.Pada tahun 2000 tercatat lebih 80
panti rehabilitasi sosial milik Kementrian Sosial seperti Galih Pkuan, Bogor juga
dibebankan pada residen serta dari donatur, kecuali lembaga rehabilitasi yang
daya manusianya.
tahun 2002. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu daya jangkau
serta adanya program yang tidak mengharuskan pecandu berada didalam lembaga
untuk waktu yang lama. Hal ini mempengaruhi eksistensi program-program yang
adalah beratnya beban biaya operasional BPSS Holistik, sementara sumber dana
baik yang berasal dari residen, maupun dalam bentuk bantuan semakin lama
semakin minim. Daya jangkau masyarakat terbatas dan bantuan dana tidak
penyembuhan sehingga dapat memenuhi kebutuhan setiap individu. Dalam hal ini
perlu disadari bahwa tidak ada satu program pun yang cocok buat semua orang,
salah satu prinsip program holistik yang efektif dari Naional Institute On Drug
1.Filosofi
Program BPSS Holistik berlandaskan pada filosofi dan slogan-slogan
yang harus dihayati, dianggap sakral, tidak boleh diubah dan harus dibaca
golongan tertentu.
“Saya berada disini karena tiada lagi tempat berlindung, baik dari
diri sendiri, sehingga saya melihat diri saya di mata dan hati insane
saya tidak dapat mengenal diri saya sendiri yang lain, saya akan
dalam arti tidak ada yang lebih penting dari yang lainnya,
rehabilitasi (facility).
kebohongan.
2) No free lunch (tidak ada yang gratis di dunia ini) : tidak ada sesuatu
orang lain sebelum kita minta dipahami) : sebelum kita minta untuk
dipahami orang lain, adalah jauh lebih positif apabila kita pahami
dulu orang lain. Sikap ini akan lebih menggiring kita untuk berfikir
residen.
hasilnya kemudian.
8) Be careful what ask for you, you might just get it (mulutmu
10) What goes around comes around (perbuatan baik akan berbuah
positif.
11) Copensation is valid (selalu ada ganjaran pada perilaku kita) : hati-
tindakan itu.
program. Kategori struktur program utama dari BPSS Holistik, terdiri dari 4
(empat), yaitu:
b. Peraturan itu sendiri memang sudah dirancang dan dibentuk seperti berikut
ini : Budaya BPSS Holistik sangat kental dengan anti-drug dan antin
perilaku.
dalam “Social case work a problem solving process”), Social case work
pemecahan masalahnya.
menceritakannya.
dipandang suatu individu yang berdiri sendiri, yang tidak sama dan
4. Pengambilan keputusan
7. Evaluasi kegiatan
Community Development
miliki sendiri.
diberikan oleh UPT ini menggunakan sistem panti, dimana penerima manfaat
rehabilitasi.
Juli 2003, menyebutkan bahwa tugas dari IPWL Yayasan NAZAR Medan adalah
memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif, dan
oleh berbagai media baik cetak maupun elektronik seringkali diberitakan tentang
kasus-kasus yang terungkap oleh pihak yang berwajib atau kasus terbongkarnya
adalah upaya untuk mengurangi permintaan akan NAPZA yang berupa kegiatan
merupakan serangkaian upaya yang terkoordinasi dan terpadu terdiri atas upaya
yang dimiliki baik fisik, mental, sosial dan ekonomi. Pada akhirnya mereka
dengan makhluk lainnya untuk bisa diterima, dihargaidan dihormati sesuai dengan
pekerjaan. Hal ini bila dibiarkan akan menimbulkan masalah baru yaitu masalah
kriminal.
berdirinya IPWL Yayasan NAZAR tahun 2002 yang berlokasi di Jl. Kedondong
bersangkutan.
non-materi.
b. Induction
Group.
c. Primary
terdiri atas para residen yang dinilai telah siap untuk mengikuti
Primary, yaitu fase Old Member. Pada fase ini residen diharapkan
Primary.
1. Morning Meeting: Kegiatan ini dilakukan setiap pagi oleh para residen.
Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem
bersama, dan juga menjalani permainan. Tujuan dari kegiatan ini semua
antara lain untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik,
diselesaikan.
dengan durasi 2 jam. Acara ini biasanya ditutup dengan hal-hal yang
tanggung jawab.
3. Static Group: Ini adalah bentuk kelompok yang bertujuan untuk mengubah
berbagai isu dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan yang sudah lalu,
setiap anggotanya terdiri dari 10 hungga 15 orang. Dalam sesi ini, setiap
kelompok.
apa saja yang dialami selama satu minggu. Kelompok in terfokus pada
8. Tukuan dari fase ini adalah agar residen bisa belajar dari pengalamam
d. Re-Entry
pekerjaan.`
4. Les, Kuliah atau Bekerja: Para residen boleh melakukan tiga hal di
luar panti dan didampingi oleh staf atau residen yang senior.
Narkotika adalah salah satu zat kimia sejenis obat bius atau obat yang
membutuhkan rehabilitasi rawat inap dan rawat jalan, masih terdapat residen yang
bukan hanya sebagai pengguna saja tetapi juga sebagai pengedar yang seharusnya
rehabilitasi bagi korban pengguna narkoba oleh BNN Baddoka belum efektif,
metode dan materi rehabilitasi, dan adanya tindakan apriori bagi sebagian tenaga
2011)
memulihkan para pemakai narkotika. Man helf man to help himself, yaitu
seseorang menolong orang lain untuk menolong dirinya, itulah yang ditanamkan
dalam metode Therapeutic community (TC) ini. Adapun penelitian ini dengan
Lido, keunggulan serta kelemahan dan bagaimana respon para residen dari
program TC.
Rehabilitasi BNN Lido, antara lain dapat diketahui yakni: semua metode TC ini
community dari beberapa sumber tentang TC. Dari mulai kegiatan dan pertemuan
laku menjadi lebih bai, dapat mengontrol emosi, dapat bersosialisasi dengan baik
metode TC dirasakan tidak ada, hanya kelemahan dari dalam diri residen tetapi
dapat mereka atasi sendiri. Respon para residen tentang metode therapeutic
community baik karena perubahan yang terasa langsung dalam diri para residen.
Republik Indonesia saat ini, bahkan korbannya sudah merambah hampir ke semua
bangsa.
tubuh dan menghancurkan masa depan si pemakai. Salah satu upaya yang
rehabilitasi.
Panti sosial IPWL Yayasan NAZAR Medan merupakan salah satu Unit
(Bio, Psiko, Sosial, dan Spiritual) Holistik. Dalam menjalankan program BPSS
Holistik ini setiap residen akan melewati 5 (lima) tahapan yang setiap tahapan
memiliki tujuan, sasaran mekanisme, serta pera dari pekerja sosial yang berbeda
residen. Dan lebih khusu lagi, untuk mengetahui sejauh mana proses pengenalan
akan program yang diberikan terhadap residen di IPWL Yayasan NAZAR Medan
sejauh mana pemahaman residen akan manfaat diterapkannya program BPSS (Bio,
1. Tahap Penerimaan
(Intake Process)
1. Primary 2. Tahap Pengenalan
Rehabilitasi
2. Re-Entry
(Induction)
3. Tahap Awal
Pelayanan (Primary)
1. Masukan (Input)
2. Proses (Process)
3. Keluaran (Output)
4 Pengaruh (Impact)
proses dan upaya penegasan makna konsep didalam suatu penelitian. Perumusan
defenisi konsep juga memiliki pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang
berikut :
dilaksanakan
keputusan.
Medan.
berikut:
pelaksanaan program.
3. Keluaran (output) yaitu penilaian terhadap hasil yang dapat dicapai dari
METODE PENELITIAN
variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi
IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Nazar merupakan salah satu Unit
3.3.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah
penelitian ini adalah residen yang menjalankan program BPSS Holistik meliputi
adalah 28 orang. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan
yaitu 28 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang bersifat representative dari
Penarikan sample ini dilakukan karena jumlah populasi dibawah 100 responden.
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Lapangan
melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta
Data menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua; data primer, yaitu
data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden)
sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari lembaga
atau institusi tersebut. Disini penulis memperoleh data primer dari responden
distribusi frekuensi pada suatu data, peneliti dapat menganalisis data penelitiannya
penelitian.
no.10 Marindal, Medan.Luas bangunan panti rehabilitasi diatas tanah 1000 meter
persegi. Yayasan Nazar sudah menjadi mitra/patner Kemensos R.I pada tanggal
21 Juni 2002 dan telah mendapatkan appresiasi dari Bapak Kapolri/Ketua BNN
Akte pendirian No. 07/ Tgl 07 Juli 2007 dilakukan pengesahan legalitas secara
NAZAR terus berupaya untuk tetap eksis memenuhi minat masyarakat luas dan
siap serta dapat menampung para pasien / klien / residen yang mau direhabilitasi
baik dalam panti maupun luar panti maka pemerintah sejak tahun 2014 hingga
kini telah menunjuk Yayasan NAZAR menjadi IPWL (Institusi Penerima Wajib
Lapor).
4.2.1 Visi IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Yayasan NAZAR Medan
4.2.2 Misi IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Yayasan NAZAR Medan
NAPZA.
Sosial.
Pembangunan Nasional.
Sosial
Pemerintah.
Kepala
Panti
bg
Sub. Bagian
Tata Usaha
Seksi Seksi
Rehabilitasi Program
Kelompok Jabatan
Fungsional
Instalasi Produksi
(Workshop)
penyalahgunaan NAPZA.
Lapor) Yayasan NAZAR Medan didukug oleh potensi sumber daya manusia
Pada tabel 4.1 dapat dilihat jenjang pendidikan staf dan pekerja fungsional
yang ada di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Yayasan NAZAR MEDAN
yakni: SMA atau sederajat 1 orang, DIII 2 orang, DIV / S1 12 orang dan S2 1
orang. Dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia yang diperjakan di IPWL
Yayasan NAZAR sudah cukup baik dan berintelektual karena sudah mempunyai
Pada tabel 4.2 dapat dilihat jumlah staf dan pekerja fungsional yang ada di
IPWL Yayasan NAZAR Medan yakni: laki-laki 7 orang dan perempuan 9 orang.
Pada tabel 4.3 dapat dilihat golongan kepangkatan staf dan pekerja
No AGAMA JUMLAH
1. Islam 7
2. Kristen/Katholik 9
JUMLAH 16
Sumber: Kuuesioner, November 2017
Pada tabel 4.4 dapat dilihat agama yang dianut oleh para staf dan pekerja
fungsional yang ada di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Yayasan Nazar
Luas bangunan panti rehabilitasi diatas tanah 1000 meter persegi diatas
tanah 5000 meter persegi yan terdiri dari: Ruang kantor, Ruang cek kesehatan,
Burug Hias/kicau, Kolam ikan lele, Aula/ruang family support group, Ruang
ANALISA DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam,
sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga
mengetahui apa yang ada dibalik data itu (Siagian, 2011 : 227).
Lapor) Yayasan NAZAR Medan dan bertemu dengan kepala panti untuk
pengisian kesioner.
memberikan identitas diri sebagai penunjang data. Identitas diri responden ini
meliputi nama, umur, alamat, agama, suku dan tahapan pelayanan. Peneliti tidak
Tabel 5.1
berusia 21-30 tahun dan 6 responden (21,4) responden berusia 31-40 tahun dalam
telah berusia diatas 40 tahun. Peneliti mengetahui karena selama penelitian sering
yang ragu akan usia responden tersebutdan akhirnya responden terbuka kepada
tingkat usia, bahkan sudah merambah keseluruh tingkat usia seperti usia remaja.
didominasi islam namun sifat toleransi dan saling menghargai sangat besar
diantara responden yang berbeda agama. Dalam rehabilitasi ini, semua responden
memiliki tujuan yang sama yaitu keinginan untuk pulih dari narkoba.
yang tidak memliki agama karena pada saat melakukan kegiatan kebaktian
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa suku Batak merupakan suku
suku jawa 9 responden (32,1%), suku padang 1 responden (3,6%), suku aceh 2
yang berada diIPWL Yayasan NAZAR yang menjalankan program BPSS Holistik
tidak hanya suku batak saja, tetapi ada beberapa suku yang ada di Indonesia,
Yayasan NAZAR Medan terdiri dari suku Batak, Jawa, Padang dan Aceh dan
walaupun terdiri dari beragan suku mereka tetap hidup rukun karena adanya
Seperti yang kita ketahui bahwa narkoba bisa digunakan oleh siapa saja
Pada tabel 5.4 diketahui bahwa pengguna NAPZA yang berada di IPWL Yayasan
belum menikah padahal sudah menikah. Hal ini diketahui setelah peneliti melihat
istri dari responden tersebut datang berkunjung dan hal ini dibenarkan oleh pihak
panti dan kepada peneliti responden tersebut terpaksa bohong karena merasa malu
Spritual) Holistik yang akan disajikan dalam empat aspek yaitu masukan (input),
Untuk aspek masukan (input) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 5.5
tersebut ketika dibawa ke panti rehabilitasi tujuannya ingin pulih dan bisa
Holistik dalam proses pemulihan residen karena mereka mengaku tidak mau tahu
dan karena dipaksa untuk masuk panti rehabilitasi dan berbagai alasan lainny
program BPSS Holistik harus melewati proses bahan pertimbangan. Dari tabel
tersebut, dapat dilihat bahwa yang mengetahui adanya proses pengumpulan data
diri untuk bahan pertimbangan kelayakan mengikuti program BPSS Holistik yang
(24,9%) dan tidak mengetahui 11 responden (39,4%) meskipun yang lebih banyak
dengan responden peneliti melihat bahwa respoden sebenarnya tahu akan proses
pengumpulan data diri tetapi mereka tidak mau tahu akan hal itu dan tidak mau
direpotkan maka dari itu responden memilih untuk tidak mengetahui sama sekali.
banyak orang. Penanganan terhadap mereka tidak seperti pasien yang terkena
penyakit infeksi yang jika diterapi dengan antibiotika yang tepat maka akan
segera sembuh. Namun hal tersebut berbeda dengan residen pengguna narkoba.
Bahkan sebelum memulai program BPSS Holistik, calon residen harus melewati
diri sebagai residen tidak rumit19 responden (67,7%), rumit 8 responden (28,6%),
menjawab pendaftaran diri sebagai residen rumit hal ini dikarenakan karena
Yayasan NAZAR Medan. Dari tabel 5.8 diketahui bahwa dari keseluruhan
Medan, namun mereka terpaksa menjawab memahami karena takut kepada staf
panti rehabilitasi.
Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa lebih banyak yang mengatakan
baru pertama masuk rehabiltasi jadi kurang penting untuk pemulihan mereka dan
sama sekali tidak mau tahu tentang program BPSS Holistik. Dengan demikian
dapat disimpulkan program BPSS Holistik bagi pemulihan dipanti rehabilitasi ini
harus lebih di promosikan kepada masyarakat luas, agar mereka memahami tujuan
panti rehabilitasi dan program apa yang akan dijalani ketika berada dipanti saat
menjalani pemulihan.
BPSS Holistik karena pada fakta dilapangan mereka sulit untuk melakukan
Untuk aspek Proses (Process) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 5.10
prasarana yang baik agar setiap proses pelaksanaan program ini berjalan dengan
baik tanpa kendala. IPWL Yayasan NAZAR Medan merupakan panti dibawah
BPSS Holistik ini didukung oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel
tidak memadai.
NAZAR bahwa benar sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh residen cukup
memadai.
Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang
residen bahwa program BPSS Holistik ini setuju dilaksanakan karena selama
dalam pola sikap dan perilaku serta menyadari bahwa yang dilakukan selama ini
sebenarnya masih banyak residen yang berada di panti merasa kurang atau tidak
keluarganya sehingga mereka sering diam dan tidak terima dengan kegiatan saat
Dari tabel 5.12 dapat kita lihat bahwa yang menjawab adanya kendala
yang buruk selama residen menggunakan obat terlarang tersebut. Tetapi secara
perlahan mereka bisa mengikuti program BPSS Holistik karena sudah memahami
kendala karena program BPSS Holistik ini sangat berat dan rumit untuk dijalani
dan banyak sekali peraturan yang harus dituruti sedangkan yang menjawab tidak
memiliki kendala saat menjalani program BPSS Holistik ini karena mereka sudah
pemulihan.
program karena kebiasaan yang buruk selama residen menggunakan obat terlarang
Tabel 5.13
Keberhasilan dari program BPSS Holistik ini tidak lepas dari partisipasi
residen yang merupakan pelaku dari program ini.Untuk itu melalui tabel 5.14 ini
dapat dilihat apakah residen berperan dalam program BPSS Holistik ini. Sebanyak
21 responden (74,9%) menjawab pernah turut serta dalam musyawarah rapat
program BPSS Holistik, sebanyak 5 responden (17,9%) menjawab jarang dan 2
responden (7,2%) menjawab tidak pernah diikut sertakan saat musyawarah
membahas program BPSS Holistik. Responden yang menjawab pernah adalah
residen yang mengikuti pelaksanaan program BPSS Holistik dengan baik dan
saling bermusyawarah demi tercapainya keberhasilan dalam menjalani program
BPSS Holistik, yang menjawab jarang adalah residen yang masih bingung dan
merasa penting dan tidak penting untuk mengetahui program BPSS Holistik,
sedangkan responden yang menjawab tidak pernah adalah residen yang merasa
program BPSS Holistik sama sekali tidak penting.
Tabel 5.15
(49,9%) dikarenakan mereka pasrah danada juga menjawab ingin pulih bahkan
berharap setelah pulang ingin menjadi lebih baik dan bisa berguna bagi keluarga.
mereka rindu akan keluarga dan aktivitas bahkan mereka merasa bosan didalam
menjawab tidak menikmati karena bosan, banyak peraturannya dan mereka ingin
bebas.
mereka untuk pulih itu sangat besar sehingga mereka menikmati program yang
dengan melakukan segala aktifitas mereka dengan normal dan terbebas dari obat
Untuk spek Keluaran (Output) lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 5.17
yang baik dan tepat untuk menunjang proses pemulihan residen agar program
tersebut dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat diketahui melalui tabel 5.17
kegiatan yang dilakukan oleh pihak IPWL Yayasan NAZAR Medan tergolong
menurut mereka kurang dari perlengkapan, peralatan yang kurang mendukung dan
kegiatan yang dilakukan oleh pihak IPWL Yayasan NAZAR Medan dalam
dapat mengajari mereka dan memotivasi untuk hidup menjadi lebih baik dan
belajar dari kesalahan yang mereka perbuat selama ini, salah satu contohnya yaitu
kegiatan morning meeting yang tujuannya untuk mengawali agar hari tersebut
mengidentifikasi perasaan dan menanggapi isu dalam rumah residen yang harus
diselesaikan.
Tabel 5.18
rehabilitasi. Hal ini sangatlah penting mengingat pada akhirnya residen harus
menjalani kehidupannya seperti semula dan dapat berinteraksi dengan baik maka
dapat dikatakan bahwa program BPSS Holistik yang dijalani residen berjalan
sesuai sasaran, bila sebaliknya maka dinilai program BPSS Holistik gagal.
menjawab mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan dari program BPSS
perubahan pada diri mereka, sedangkan 2 responden (7,2%) menjawab tidak baik
disimpulkan bahwa mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan dari program
olistik ini sudah berjalan dengan baik dan harus semakin ditingkatkan demi
Holistik tidak sepenuhnya mampu berjalan dengan baik atau program yang ada
mungkin tidak sesuai dengan batin residen karena masih terdapat residen yang
masih belum bisa sembuh dan belum bisa manjalani kehidupan normal walaupun
Sebagai staf atau pekerja fungsional harus bisa memberikan contoh yang
seluruh residen yang berada di panti. Dapat dilihat dari tabel 5.19 tersebut,
mayoritas residen menjawab bahwa staf dan pekerja fungsional aktif menjalankan
sedangkan yang menjawab bahwa staf dan pekerja fungsional tidak aktif sebanyak
pekerja fungsional sudah aktif dalam menjalankan fungsinya dan hal ini harus
pemulihan residen karena jika melakukan tidak bertanggung jawab dan tidak aktif
sumber dana yang digunakan dalam menjalankan program BPSS Holistik sudah
(21,4%) menjawab belum sesuai dengan tujuan dan sebanyak 2 responden (7,2%)
yang diberikan pemerintah dipergunakan dengan baik oleh pihak panti dalam
tujuan karena dilihat dari bentuk bangunan, fasilitas, pelaksanaan kegiatan dan
Perubahan pola sikap dan perilaku merupakan dasar dari setiap pemulihan
menjawab bahwa mereka tidak ada merasakan perubahan pola sikap dan perilaku.
perubahan pola sikap dan perilaku dari residen setelah mengikuti program BPSS
Holistik misalnya saja dari cara mereka berbicara yang tadinya sering berbicara
Untuk aspek Pengaruh (Impact) lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.22
oleh residen. Dan lebih khusus lagi, untuk mengetahuai sejauh mana proses
pengenalan akan program yang diberikan kepada residen IPWL Yayasan NAZAR
penerapan program BPSS Holistik diterapkan sebab residen merasa bosan dan
dan 1 responden (3,6%) menjawab program BPSS Holistik tidak begitu penting.
mayoritas dari residen mengakui program BPSS Holistik sangat penting untuk
untuk sembuh juga mengajarkan kita bagaimanan layaknya hidup dengan normal
Tabel 5.23
Dari tabel 5.23 dapat diketahui mayoritas yang menjawab sangat baik
bahwa kinerja staf dan pekerja fungsional dalam pelaksanaan program BPSS
Holistik sebanyak 16 responden (57,1), yang menjawab sekedar baik kinerja staf
dan pekerja fungsional dalam pelaksanaan program BPSS Holistik sama sekali
kurang baik.
kinerja yang sangat baik akan mendukung berjalannya program BPSS Holistik
dalam pemulihan residen. Dan dengan kinerja yang baik dari staf dan pekerja
fungsional maka residen terbantu dan termotivasi untuk pulih dan program
fungsional yang memiliki kinerja kurang baik yaitu masih adanya keterlambatan
dari staf dan pekerja fungsional dalam menjalankan program, misalnya saat
kebaktian staf dan pekerja fungsional yang ditunjuk untuk bertugas terlambat
datang sehingga residen terpaksa menunggu dan tentu saja akan mengganggu dan
program BPSS Holistik berhasil mengubah pola hidup residen menjadi lebih baik,
(10,7%) yang menjawab program BPSS Holistik mengalami kegagalan atau tidak
berhasil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program BPSS Holistik ini
memiliki dampak yang baik dalam pemulihan residen, sehingga dapat dilihat dari
tingkat keberhasilan yang menjawab program BPSS Holistik ini berhasil lebih
mendominasi disbanding yang tidak menjawab tidak berhasil, dan dapat dikatakan
bahwa program ini berhasil dan baik untuk diterapkan dalam pemulihan residen di
BPSS Holistik di IPWL Yayasan NAZAR Medan ini berhasil dimana residen
Tabel 5.25
laku, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, jadi bukan semata-mata
perilaku ini, maka residen dapat mengubah pola pikir serta pola hidupnya
Dar tabel 5.25 dapat dilihat dimana 22 residen (78,5%) menjawab bila
responden (7,2%) menjawab bahwa program BPSS Holistik ini sama sekali tidak
membantu dan program ini harus dikembangkan dan lebih di informasikan kepada
BPSS Holistik dapat membantu permasalahan residen karena pada saat datang
setelah menjalani program BPSS Holistik residen sudah merasa nyaman dan tidak
ada beban dalam hidupnya dan sudah punya kepercayaan diri dalam menjalani
NAZAR Medan. Dan dapat disimpulkan bahwa para residen merasakan manfaat
Holistik di IPWL Yayasan NAZAR Medan bermanfaat bagi residen. Hal ini
dilihat dari sikap dan perilaku dari residen yang sudah berubah ke arah yang lebih
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
dievaluasi oleh residen. Dan lebih khusus lagi, untuk mengetahui sejauh mana
BPSS Holistik ini sudah berjalan dengan baik meski belum mencapai hasil
NAZAR Medan.
IPWL Yayasan NAZAR Medan berjalan dengan baik, meski ada beberapa
bahwa mereka merasa jenuh dan bosan saat menjalankannya tetapi residen
motivasi yang diberikan oleh para staf dan pekerja fungsional tersebut.
Yayasan NAZAR Medan sejauh ini berjalan dengan baik, hal tersebut
BPSS Holistik
6.2 Saran
NAPZA.
pemulihan residen, sehingga tidak ada perbedaan persepsi antara staf dan
pekerja fungsional.
4. Untuk masyarakat sipil agar lebih memahami fungsi dan tujuan dari panti
sehingga generasi muda bangsa tidak lagi banyak yang rusak akibat dari
memakai narkoba.
Siagian Matias dan Suriadi, Agus. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: PT
Grasindo Monoratama.
Warsidi, Edi. 2006. Mengenal Bahaya Narkoba. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama
Suryanto, B. & Sutinah. 205. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Pendekatan Alternatif
NAPZA
Media Group
Keppres No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol
Sumber Online:
Phadli2015,jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia_553ded8d6ea834b92bf39b35
http://m.kompasiana.com.