Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat
santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah Pesantren adalah
lembaga pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan
materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, yang bertujuan untuk menguasai
ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian
dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan. PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu
mempraktekkan PHBS (Kemenkes RI, 2008).
Upaya mewujudkan PHBS di sekolah mempunyai manfaat yang besar dalam
meningkatkan status kesehatan siswa yakni terwujudnya sekolah bersih dan sehat, sehingga
siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit. Selain itu dapat meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar siswa (Kemenkes RI, 2008). Indikator yang dipakai sebagai
ukuran untuk menilai PHBS di tingkat pendidikan yaitu mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan warung/kantin sekolah, menggunakan
jamban bersih dan sehat, olahraga teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak
merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan dan membuang
sampah pada tempatnya (Kemenkes RI, 2008).
Pondok pesantren di Indonesia banyak memiliki masalah yang begitu klasik yaitu
tentang kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit. Masalah kesehatan dan penyakit di
pesantren sangat jarang mendapat perhatian dengan baik dari warga pesantren itu sendiri
maupun masyarakat dan juga pemerintah. Pesantren sendiri merupakan sebuah sub-kultur
dimana pondok pesantren mempunyai kultur tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada
umumnya (Efendi, 2009).
Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak beda dengan permasalahan
yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang berada di pondok pesantren akan
bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka
tempati. Berdasarkan hal tersebut di atas dituntut suatu peran aktif dari masyarakat dalam hal
ini adalah pesantren bekerjasama dengan pihak kesehatan melakukan pembinaan kesehatan
bagi santri-santri yang ada sehingga terwujud pola perilaku hidup bersih dan sehat bagi para
santri dan masyarakat pondok pesantren serta masyarakat lingkungannya.
Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perseorangan di pondok
pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari santri, ditambah lagi dengan
pengetahuan yang kurang baik mengenai kesehatan dan perilaku yang tidak sehat, seperti
menggantung pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri wanita dijemur di bawah
terik matahari, dan saling bertukar pakaian, benda pribadi, seperti sisir dan handuk. Proses
pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat dan emosi untuk
memproses pengaruh dari luar. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) meliputi objek, orang
kelompok, dan hasil-hasil kebudayaaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk
perilakunya.
Promosi kesehatan yang berisi nilai-nilai kesehatan yang berasal dari luar diri
individu, cenderung dapat mempengaruhi kondisi internal dan eksternal individu atau
masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Kebersihan dan kesehatan di pondok pesantren perlu diperhatikan. Karena santri
hidup bersama dengan orang banyak, bercampur baur dengan berbagai macam kepribadian
yang berbeda. Ada diantara mereka yang mempunyai penyakit bawaan yang menular dan
berbahaya bagi kesehatan tetapi mereka tidak mengetahuinya. Sehingga mereka dapat tertular
yang akan mengakibatkan semuanya menderita penyakit yang sama.
Selain kebiasan hidup di pondok pesantren, kesehatan reproduksi juga penting untuk
diperhatikan, karena masih ada santri yang tidak memahami tentang bagaimana cara menjaga
kesehatan reproduksi. Sebaiknya di lingkup pesantren diadakan pembinaan tentang
kesehatan, untuk melancarkan kegiatan tersebut diperlukan upaya-upaya meliputi upaya
promotif, preventif serta upaya kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan proposal ini untuk menggalakkan program PHBS santri di Pondok Pesantren
meliputi kebersihan perorangan (kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, kuku dan
reproduksi), kebersihan lingkungan (kamar tidur, kamar mandi, tempat wudhu, tempat
makan, dapur, ruang belajar dan halaman) dan perilaku kesehatan (cuci tangan, menggunakan
jamban dan air bersih).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sosialisasi PHBS di lingkungan Pondok Pesantren?
2. Apa saja organisasi yang mendukung program PHBS di lingkungan Pondok
Pesantren?
3. Apa saja kemitraan yang terjalin untuk mendukung program PHBS di lingkungan
Pondok Pesantren?
4. Bagaimana advokasi yang dilakukan dalam program PHBS di lingkungan Pondok
Pesantren?
5. Apa saja manfaat dari program PHBS yang dilakukan di lingkungan Pondok
Pesantren?
6. Apa saja kegiatan PHBS yang dibutuhkan dan dapat diterapkan di lingkungan Pondok
Pesantren?
7. Apa saja manfaat dari PHBS yang diterapkan di lingkungan Pondok Pesantren?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana sosialisasi PHBS di lingkungan Pondok Pesantren
2. Untuk mengetahui organisasi yang mendukung program PHBS di lingkungan Pondok
Pesantren
3. Untuk mengetahui apa saja kemitraan yang terjalin untuk mendukung program PHBS
di lingkungan Pondok Pesantren
4. Untuk mengetahui bagaimana advokasi yang dilakukan dalam program PHBS di
lingkungan Pondok Pesantren
5. Untuk mengetahui manfaat dari program PHBS yang dilakukan di lingkungan Pondok
Pesantren
6. Untuk mengetahui kegiatan PHBS yang dibutuhkan dan dapat diterapkan di
lingkungan Pondok Pesantren
7. Untuk mengetahui manfaat dari PHBS yang diterapkan di lingkungan Pondok
Pesantren
1.4 Pengumpulan Data

Proposal ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Al-
Aziziyah Kapek Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat yang mana penelitinya
ialah Suharmanto, Dewi Nur Sukma Purqoti, dan Harlina Putri Rusiana yang berasal dari
STIKES Yarsi Mataram. Berdasarkan presurvei yang dilakukan, didapatkan data bahwa
masih terdapat permasalahan PHBS di pondok pesantren tersebut. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi perilaku PHBS santri.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah semua santri di
pondok pesantren Al-Aziziyah Kapek Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat
tahun 2015, sebanyak 150 orang dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini
dilaksanakan pada 12-24 Januari 2015 di pondok pesantren Al-Aziziyah Kapek Kecamatan
Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat tahun 2015. Alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan PHBS yang meliputi kebersihan
perorangan, kesehatan reproduksi, kebersihan lingkungan dari sampah, perilaku mencuci
tangan dan menggunakan jamban dan air bersih.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner pada responden setelah
melakukan informed consent. Responden dijelaskan mengenai tujuan penelitian dan manfaat
dilakukan penelitian. Setelah responden mengisi lembar kuesioner, hasil pengisian
dikumpulkan pada hari itu juga. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang
digunakan adalah menghitung proporsi dari perilaku PHBS.

SUMBER :
Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2008). Panduan Pembinaan dan penilaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Indonesia.
Kemenkes RI. (2008). Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan. Indonesia.
Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Suharmanto, dkk. (2015). Potensi Santri Dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pada Pondok Pesantren. Mataram: STIKES Yarsi Mataram.

Anda mungkin juga menyukai