Anda di halaman 1dari 12

Pengaturan dan Penanganan

Bahan Tambahan Pangan


Kelompok 4
Pengaturan dan Penanganan BTP
Definisi BTP

Penggunaan BTP (Tujuan, Jenis, dan ADI)

BTP yang Dilarang Penggunaannya

Sistem dan Mekanisme Pengendalian BTP

Solusi Untuk Mengurangi Pemakaian BTP


Definisi Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan
pada bab I pasal 1 menyebutkan, yang di maksud dengan bahan tambahan pangan adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan atau produk makanan. (Saparinto dan Hidayati, 2006: 7)
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Meningkatkan
atau
mempertahanka
n gizi

Tujua
n

Mempermuda Bahan pangan


h preparasi lebih mudah
bahan pangan dihidangkan
Bahan Tambahan Pangan yang Diizinkan

Pengatur
Antioksidan Antikempal
Keasaman
Penyedap Rasa

Pemanis Pemutih dan


Pematang Pengemulsi Sekuestran
Buatan tepung

Enzim,
Pengawet Pengeras Pewarna penambah gizi,
dan humektan
ADI (Acceptable Daily Intake)
• ADI adalah informasi mengenai batas maksimal penggunaan harian (BMP) yang
harus diperhatikan oleh produsen makanan dan masyarakat yang
mengkonsumsinya.

• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 33 Tahun 2012 tentang Bahan


Tambahan Pangan, Asupan Harian yang Dapat Diterima atau Acceptable Daily
Intake yang selanjutnya disingkat ADI adalah jumlah maksimum bahan
tambahan pangan dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat
dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan
terhadap kesehatan.
Bahan Tambahan Pangan yang Dilarang

Asam Borat
(boraks) Dulsin Formalin

Dietilpirokarnonat Asam Kalium


(DEPC) Salisilat Klorat

Kalium
Kloramfenikol Nitrofurazon
Bromat
Sistem dan Mekanisme Pengendalian Bahan
Tambahan Pangan
• Badan yang berwenang melakukan pengawasan keamanan, mutu, gizi bahan
makanan yang beredar di Indonesia adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM).
• Menghadapi masalah keamanan pangan yang cukup kompleks, strategi BPOM
adalah:
 Meningkatkan kompetensi dan memperkuat infrastruktur pengawasan keamanan pangan
 Mengembangkan sistem pengawasan pangan yang lebih efektif, efisien dan berkelanjutan
 Meninjau kembali standar persyaratan keamanan pangan dan regulasi terkai perkembangan
teknologi dan tren perdagangan
 Menignkatkan kesadaran produsen akan pentingnya keamanan pangan dalam meningkatkan
daya saing di pasar lokal, regional maupun global.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan dan kesadaran
akan haknya untuk memperoleh pangan yang bermutu, bergizi dan aman untuk dikonsumsi.
Alur Sistem Mekanisme Penggunaan BTP
Solusi untuk Mengurangi Pemakaian BTP

Kunyit
dan
bawang Bakteri
Pewarna putih Asam
alami
Laktat

Biji Limbah
Hapesong Hayati

Alternatif
Chitosan
bahan Teknologi
pengganti Pangan
BTP
Kesimpulan
• Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan yang dapat mempengaruhi sifat khas makanan dan
biasanya bukan merupakan bahan (ingredient) utama.

• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor: 722/Menkes/Per/IX/88tentang Bahan Tambahan Pangan,
bahan tambahan pangan yang diizinkan diantaranya Antioksidan (antioxidant), Antikempal (anticaking agent), Pengatur
keasaman (acidity regulator, Pemanisbuatan (artificial sweeterner),Pemutihdanpematangtepung (flour treatment agent),
Pengemulsi, pemantap, danpengental (emulsifier, stabilizer, thickner), Pengawet (preservative),Pengeras (firming agent),Pewarna
(colour), Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (flavour, flavour enhancer), Sekuestran (sequestran)

• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 tanggal 22 September 1988 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/MenKes/Per/X/1999. Beberapa tambahan makanan yang dilarang penggunaannya
yaitu :Asam Borat , Dulsin, Formalin, Dietilpirokarbonat, Asamsalisilat, Kalium Klorat, Kloram fenikol ,Nitrofurazon, Kalium
Bromat

• Menghadapi masalah keamanan pangan yang cukup kompleks, strategi BPOM adalah:
• Meningkatkan kompetensi dan memperkuat infrastruktur pengawasan keamanan pangan
• Mengembangkan sistem pengawasan pangan yang lebih efektif, efisien dan berkelanjutan
• Meninjau kembali standar persyaratan keamanan pangan dan regulasi terkai perkembangan teknologi dan tren
perdagangan
• Menignkatkan kesadaran produsen akan pentingnya keamanan pangan dalam meningkatkan daya saing di pasar lokal,
regional maupun global.
• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan dan kesadaran akan haknya untuk memperoleh
pangan yang bermutu, bergizi dan aman untuk dikonsumsi.

• Solusi untuk mengurangi penggunaan bahan tambahan pangan adalah mengganti bahan tambahan pangan dengan alternatif lain
yang lebih aman, mengganti penambahan pengawet dengan teknologi pangan yang lain seperti pendinginan dan pembekuan
untuk komoditi yang mudah rusak (misalnya daging, ikan, sayuran dan lain-lain), pengeringan (tenaga surya atau listrik),
Pengemasan (kaleng, plastik, botol, dan tetra pack), teknologi fermentasi, pengasapan (asap tempurung kelapa yang dicairkan),
pengasaman dan pemanasan.
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai