Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
BAB II
PENGADAAN MAKANAN
A. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan
kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan
dengan tujuan perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah tersedianya bahan
makanan untuk jangka waktu tertentu, perencanaan anggaran/biaya serta
pengawasan dan pengendalian terhadap bahan makanan (Depkes RI, 2006).
Perhitungan taksiran kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk
menetapkan jumlah, macam, dan kualitas bahan makanan yang diperlukan dalam
kurun waktu tertentu (1 hari, 7 hari, 10 hari, 1 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun).
Catering Lovage menggunakan siklus menu 1 bulan atau 31 hari, klien
yang dilayani yaitu sebanyak 50 orang. Menu makan siang pada hari selasa, 25
November 2014 atau menu ke 20 (siang) berdasarkan siklus menu adalah ikan
tongkol bumbu rujak, tahu bacem, ca sawi putih wortel. Berikut ini adalah
taksiran kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus :
Tabel 2. Tabel Kebutuhan Bahan Makanan
Nama Bahan
Makanan
Ikan Tongkol
Tahu
Sawi putih
Apel
Frekuensi/siklus
10x
29x
5x
5x
Kebutuhan/
orang/hari (g)
50
50
80
100
Harga/ Kg (Rp)
25.000/kg
8000/kg
6000/kg
35.000/kg
f. % BDD
x 2,5 kg = 2,5 kg
: 1 kali
: 100 g
: 1 x 100 g = 100 g
: 50 orang
: 100 g x 50 orang = 5000 g = 5 kg
f. % BDD
x 5 kg = 5 kg
c) Sawi Putih
Bahan makanan sayuran diterima langsung oleh petugas pemasak, kemudian
ditimbang beratnya. Lalu sawi dimasukkan ke dalam baskom plastik besar
setelah itu dipotong-potong lalu sawi dicuci bersih dan diolah.
d) Apel
Buah apel diterima oleh petugas penerimaan bahan makanan dalam bentuk
buah apel utuh. Petugas penerimaan bahan makanan memeriksa apel yaitu
dengan menyesuaikan jumlah apel yang diterima dengan pesanan konsumen.
Kemudian buah sisa apel yang blm dipakai untuk konsumen pada hari itu
disimpan didalam lemari rak buah.
C. Spesifikasi Bahan Makanan
Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh
unit peminta (instansi, perorangan) sesuai dengan ukuran dan besar untuk
mempertahankan kualitas bahan makanan. Dalam menetapkan macam bahan
makanan serta kualitasnya biasanya diperoleh dari standar resep.
Tujuan dari spesifikasi bahan makanan adalah untuk mewujudkan kesamaan
dalam pencapaian kualitas bahan makanan, sebagai upaya pengawasan harga
makanan, memudahkan dalam pembelian/pemesanan/penawaran bahan makanan,
memudahkan dalam penerimaan bahan makanan. Berikut ini merupakan contoh dari
spesifikasi bahan makanan:
Tabel 3. Spesifikasi Ikan Tongkol
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
BAHAN MAKANAN
Ikan Tongkol
Hitam bergaris-garis putih
Di potong
Segar, bau amis khas ikan tongkol.
Perpotong
Baru
Sedang
Disimpan dalam plastik
Pasar keranggan
Keterangan
Tahu
Putih
4
3.
4.
Bentuk
Kualitas (Mutu Fisik dan Non Fisik)
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah Produksi
Umur
Ukuran
Keterangan Khusus (Pengemasan)
Identitas Pabrik
Kotak utuh
Tidak berjamur, tidak asam, tidak
berlendir
Perbungkus
Baru
1biji=50 g
Dibungkus dengan plastik
Pasar keranggan
Keterangan
Sawi putih
Putih kehijauan
Sedang
Tidak berulat, tidak busuk, segar
Perkilo
Baru
Sedang
Dibungkus dengan plastik
Pasar keranggan
Item Penilaian
Nama bahan makanan
Warna
Bentuk
Kualitas
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah produksi
Umur bahan
Ukuran
Keterangan khusus
Identitas pabrik
Spesifikasi
Apel fuji
Merah muda hampir diseluruh kulit
Bulat utuh
Segar, kulit berwarna merah muda, tidak
busuk
Perkilo = 4 buah
Baru
Sedang
Dikemas dengan plastik
Lotte mart
makanan
bagianbagian
meliputi
yang
kegiatan
tidak
membersihkan
dimakan,
dan
memotong,
sempurna terhadap bahan makanan sangat penting dan tidak hanya ditinjau
dari segi gizi, tetapi juga dari segi biaya operasionalnya. Selain itu, bagian ini
perlu diawasi untuk mencegah terjadinya pembuangan bahan makanan,
misalnya pengupasan yang terlalu tebal (Depkes RI, 2007). Tujuan persiapan
bahan makanan yaitu tersedianya bahan makanan sesuai dengan metode
teknik persiapan bahan makanan dalam standar resep.
Persiapan bahan makanan di Lovage Catering dilakukan di tempat
yang berdekatan dengan ruang pengolahan bahan makanan, dan persiapan ini
dilakukan oleh beberapa tenaga pemasak yang bertanggung jawab pada shift
tersebut untuk menyiapkan makanan yang akan diolah. Ruang persiapan
bahan makanan yang akan diolah berada satu bangunan dengan ruang
pengolahan.
a. Ikan Tongkol
Ikan tongkol yang telah dimasukkan ke dalam baskom plastik besar dicuci
pada air mengalir. Kemudian ikan tongkol yang telah dibersihkan
dimasukkan ke dalam saringan untuk ditiriskan. Selanjutnya bumbu
(kunyit, bawang merah, bawang putih, laos, daun salam, daun jeruk)
dikupas dan dicuci di air mengalir dan di blender hingga halus.
b. Tahu Bacem
Tahu yang telah diterima dikeluarkan dari pembungkusnya, kemudian
dicuci lalu ditiriskan. Lalu siapkan bumbu (ketumbar, garam, gula jawa)
dihaluskan.
c. Sawi Putih
Persiapan untuk sawi putih, pertama buang bagian batang bawah hingga
akar, kemudian potong-potong batang bagian atas sampai daun. Setelah
dipotong selesai kemudian sawi dicuci di air mengalir setelah itu
ditiriskan.
d. Apel
6
Persiapan buah apel yaitu apel diambil dari dalam ranjang, dipisahkan
perbuahnya kemudian dibersihkan atau di lap memakai kain yang agak
basah, kemudian dimasukkan dalam dos dan dimasukan didalam plastik
putih bersaman mealbox yang telah berisi menu makanan yang akan
didistribusikan kepada konsumen.
2. Pemasakan
Agar diperoleh hasil makanan yang baik kualitasnya, maka salah satu hal
yang perlu diperhatikan adalah pengolahan makanan. Macam-macam proses
pengolahan makanan yang dapat diterapkan anatara lain yaitu: merebus,
mengukus, mengetim, menggoreng, mencah, menyetup, membardir, membuat
kaldu, mengentalkan, menjernihkan, mengocok atau memukul, mendinginkan
dan menghidangkan, dimana hal ini dilakukan sesuai kebutuhan (Depkes RI,
2007). Kegiatan pemasakan di Lovage Catering dilakukan di dapur atau bagian
pengolahan dengan alat dan bahan yang telah tersedia sesuai menu yang akan
dihidangkan pada saat itu.
a. Ikan Tongkol bumbu rujak
Ikan tongkol dibersihkan, kemudian wajan disiapkan dan diberi minyak sayur
secukupnya. Lalu masukan bumbu yang telah dihaluskan, masak hingga
matang dan masukan air agar bumbu meresap di ikan tongkol, tunggu hingga
mendidih. Setelah matang ikan tongkol diangkat dan disajikan ditempat ruang
distribusi dan dimasukan di mealbox makan untuk selanjutnya disalurkan di
konsumen.
b. Tahu bacem
Siapkan kwali masukan air dan bumbu yang telah dihaluskan lalu masak
hingga matang. Setelah itu tahu yang telah disiapkan dimasak hingga matang
sampai warnanya kecoklatan. Lalu tahu dipanggang dan disajikan ditempat
ruang distribusi untuk dimasukan di meal box kemudian disalurkan di
konsumen.
c. Cah sawi putih wortel
Wajan yang akan dipakai diisi minyak secukupnya lalu tumis bersama bumbu
yang telah disiapkan. Masukan sawi putih dan wortel bersaman lalu masak
7
hingga matang, setelah matang cah sawi putih, wortel disajikan ditempat ruang
distribusi untuk dimasukan di mealbox untuk disalurkan di konsumen
E. Pendistribusi dan Penyajian Makanan
Pendistribusian
makanan
secara
umum
di
Lovage
catering
BAB III
MENU
Menu adalah suatu daftar hidangan atau susunan hidangan yang tertulis secara
terperinci. Fungsi menu untuk memudahkan dalam pelaksanan kegiatan seharihari
(pemesanan, pembelian bahan makanan, dan pengolahan), dapat memberikan
gambaran zat gizi yang dibutuhkan (kecukupan gizi) untuk menghindari kebosanan
dimana variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur, dan untuk pengendalian biaya
(menu dapat disusun sesuai biaya yang tersedia).
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta
pertumbuhan dan perkembangan. Adanya saling keterikatan antara zat-zat gizi ini
menekan keanekaragaman makanan dalam menu sehari-hari (Almatsier, 2002).
A. Penilaian Menu
Keterangan
STS
PENILAIAN KONSUMEN
TS
KS
S
SS
:
STS
TS
KS
S
SS
: Sangat Suka
Berdasarkan penilaian diatas, menu makan siang di Lovage catering sudah sesuai dan
menarik untuk dihidangkan. Dari segi warna masakan sudah menarik. Pembagian
porsi juga sudah sesuai. Aroma makanan sudah sesuai.
Berikut ini adalah kandungan gizi pada menu makan siang pada hari Selasa, 25
November 2014:
Bahan Makanan
Ikan tongkol
Bumbu rujak
Ikan Tongkol
50
Tahu Bacem
Tahu
50
40
5,45
2,35
0.4
45,1
5,0
Ca sawi putih
Minyak kelapa
Sawi
50
14
1,15
0,15
41.5
100
58,0
0,3
0,4
14,9
255,1
45,1
37,2
150,2
Minyak Kelapa
Sawit
Apel
Apel
Total
56,5
8,5
2,3
KH
0,0
Berdasarkan perhitungan terhadap menu siang pada hari Selasa, 25 November 2014:
1. Energi
: 1105,0 Kal
2. Protein
: 45,1 gr
3. Lemak
: 37,2 gr
4. Karbohidrat
: 150,2 gr
B. Uji Organoleptik
Uji organoleptik (organolepsis test) merupakan penilaian menu dengan
menggunakan panca indera dengan item penilaian warna, aroma, rasa, suhu,
tekstur, dan porsi masakan (Bateman dkk, 2006). Uji organoleptik dilakukan
dengan melibatkan 6 praktikan pada tanggal 25 November 2014.
Tabel 9. Hasil Uji Organoleptik Ikan Tongkol Bumbu Rujak
11
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Item Penilaian
TM
Warna Makanan
Aroma Makanan
Rasa Makanan
Suhu Makanan
Tekstur Makanan
Porsi Makanan
Hasil Penilaian
KM
CM
M
6
6
1
5
6
SM
6
Jumlah ()
Persentase (%)
1
2,8
6
29
80,5
6
16,7
6
6
6
6
6
6
36
100
Keterangan tabel :
TM
: Tidak memuaskan
KM : Kurang memuaskan
CM : Cukup memuaskan
M
: Memuaskan
SM
: Sangat memuaskan
TS
: tidak suka
KS
: kurang suka
: suka
SS
: sangat suka
Uji organoleptik dilakukan pada menu ikan tongkol bumbu rujak hari Kamis, 25
November 2014. Berdasarkan hasil uji organoleptik pada tabel, secara keseluruhan
dapat diketahui bahwa sebanyak 80,5% responden menilai menu makan ikan tongkol
bumbu rujak tersebut memuaskan, 16,7% responden menilai menu ikan tongkol
bumbu rujak sangat memuaskan dan 2,8% responden menilai menu ikan tongkol
bumbu rujak tersebut cukup memuaskan.
C. Perencanaan Menu
Waktu makan
Makan Pagi
Makan Siang
Menu makan
Nasi kukus
Telur dadar
Oseng tempe dan kacang panjang
Pisang
Nasi putih
Pindang balado
Tahu goreng
12
Makan Malam
I.
6. Cara distribusi
14
2.
Bahan/proses
Ikan tongkol
Bawang putih
3.
Bawang merah
4.
Kunyit
5.
Kencur
Bahaya
B(M)/K/F
Biologis
Jenis Bahaya
Cara Pencegahan
Kimia
Logam Berat
Fisik
Biologis
Busuk, bakteri
Bahan disortasi,
Fisik
Kimia
Biologis
Residu pestisida
Jamur :
Aspergillus sp
Biologis
Fisik
Biologis
Busuk, bakteri
Benda asing (tanah, kotoran)
Busuk, bakteri
15
Fisik
6.
Cabe
Fisik
Busuk
7.
Laos
Fisik
Biologis
Tumbuh akar
8.
Daun jeruk
Fisik
Debu
9.
Garam
Fisik
10.
Gula pasir
Fisik
11.
Biologis
Fisik
Pengupasan,pencucian,dan Fisik
penghalusan bumbu
Penambahan garam
10
Pengolahan
Fisik
16
11.
Biologis
Fisik
Pengupasan,pencucian,dan Fisik
penghalusan bumbu
Penambahan garam
Fisik
10
Pengolahan
Fisik
Kimia
Logam berat
Biologis
Bakteri :
E. Coli, dll
Fisik
Benda asing
Biologis
Bakteri :
a. Petugas penyaji tidak berbicara saat menyajikan
Salmonella sp, Staphylococcus aereus, Shigella sp, E.
makanan
Coli, dll
b. Penjamah menggunakan pakaian yang bersih,
11
12
Distribusi
Penyajian
17
Benda asing
18
Bahan/ Ingredient
Kelompok Bahaya
A
Kategori
Resiko
Ikan tongkol
Bawang putih
II
Bawang merah
II
Kunyit
Kencur
Cabe
II
Laos
II
Daun jeruk
Garam
10
Gula pasir
III
Keterangan:
Kelompok Resiko :
I=
II=
IV=
V=
19
Bawang Putih
Bawang Merah
Cabai Merah
Kunyit,
Kencur,Laos
Serai
Daun Jeruk
Kupas kulitnya
Kupas kulitnya
Dipotong-potong sesuai
standar porsi
Diiris
Digeprek
Didistribusikan ke klien
20
Bukan CCP
b. Bawang putih
Apakah bawang putih mungkin mengandung/sensitif
bahan berbahaya (biologis/kimia/fisik)
Ya
Apakah pengupasan dan pencucian dapat menghilangkan
atau mengurangi bahaya
Ya
Bukan CCP
c. Bawang merah
Apakah bawang merah mungkin mengandung/sensitif
bahan berbahaya (biologis/kimia/fisik)
Ya
Apakah pengupasan dan pencucian dapat menghilangkan
atau mengurangi bahaya
Ya
Bukan CCP
d. Kunyit
Apakah kunyit mungkin mengandung/sensitif bahan berbahaya
(biologis/kimia/fisik)
21
Ya
Apakah pengupasan dan pencucian dapat menghilangkan atau
mengurangi bahaya
Ya
Bukan CCP
e. Kencur
Apakah kencur mungkin mengandung/sensitif bahan berbahaya
(biologis/kimia/fisik)
Ya
Apakah pengupasan dan penghalusan dapat menghilangkan atau
mengurangi bahaya
Ya
Bukan CCP
f. Cabai merah
Apakah cabai merah mungkin mengandung/sensitif bahan berbahaya
(biologis/kimia/fisik)
Ya
Apakah sortasi dan pencucian dapat menghilangkan atau mengurangi
bahaya
Ya
Bukan CCP
g. Laos
Apakah laos mungkin mengandung/sensitif bahan berbahaya
(biologis/kimia/fisik)
Ya
Ya
Bukan CCP
22
h. Daun jeruk
Apakah daun jeruk mungkin mengandung/sensitif bahan berbahaya
(biologis/kimia/fisik)
Ya
Apakah pencucian daun jeruk dapat menghilangkan atau mengurangi
bahaya
Ya
Bukan CCP
i. Garam
Apakah garam mungkin mengandung / sensitif terhadap bahan berbahaya
fisik?
Ya
Apakah penanganan atau pengolahan dapat menghilangkan atau
mengurangi bahaya
Ya
Bukan CCP
j. Gula Pasir
Apakah gula pasir mengandung atau sensitif bahan berbahaya (biologi,
fisik)?
Ya
Ya
Bukan CCP
23
Bukan CCP
Bukan CCP
Ya
CCP
Ya
c. Sortasi Bawang Putih, Bawang Merah, Kunyit, Kencur, Cabai Merah, Laos
dan Daun Jeruk
Apakah sortasi bawang putih, bawang merah, kunyit, kencur, cabai
merah, laos dan daun jeruk khusus ditujukan untuk menghilangkan /
mengurangi bahaya sampai batas aman?
Ya
CCP
24
Tidak
Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi/meningkat sampai
melebihi batas?
Ya
Apakah tahap proses selanjutnya dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya sampai batas aman?
Ya
Bukan CCP
Ya
Apakah tahap proses selanjutnya dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya sampai batas aman?
Ya
Bukan CCP
25
Ya
CCP
Tidak
Apakah kontaminasi bahaya dapat meningkat sampai melebihi batas
aman?
Ya
Apakah proses selanjutnya (pengadukan bumburujak dengan ikan
tongkol) dapat mengurangi bahaya sampai batas aman?
Tidak
CCP
Ya
Ya
CCP
4. Critical Control Points (CCP) pada proses produksi Ikan Tongkol Bumbu
Rujak
Berdasarkan hasil analisis penetapan Critical Control Points (CCP) yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada proses produksi ikan tongkol bumbu
rujak terdapat 6 titik kendali kritis yang perlu dikendalikan, yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
27
Bahaya
Parameter
TKK/CCP
Batas Kritis
Nilai Target
Disortasi dan
dibersihkan
Cemaran fisik
(tanah, kotoran,
kayu, daun)
Adanya
cemaran fisik
(tanah,kotoran
,kayu,daun)
Biologis
Pendinginan
Cemaran
biologis
(bakteri)
Adanya
cemaran
biologis
(bakteri)
Ikan tongkol
bersih dari
cemaran fisik
(tanah,
kotoran,kayu,
daun).
Tidak terjadi
pertumbuhan
bakteri
Menghilangkan cemaran
biologis dengan cara
memasukkan ikan tongkol ke
dalam lemari pendingin.
Fisik
Pengolahan
menggunakan alat
yang bersih,
Cemaran fisik
(rambut
pemasak)
Adanya
cemaran fisik
(rambut
pemasak)
Tidak adanya
cemaran fisik
(rambut
pemasak).
Menggunakan
peralatan yang terjamin
kebersihannya tenaga
pemasak menggunakan
tutup kepala dan
celemek
Cemaran
biologis
(bakteri)
Adanya
cemaran
biologis
(bakteri)
Memenuhi
nilai
maksimum
suhu
Menghilangkan cemaran
biologis dengan cara
pemasakan pada suhu 100 0 C
dalam waktu 10 menit.
Membersihka Fisik
n
ikan
tongkol
Tahap
pengolahan
Cara Pengendalian
Dimasak hingga
matang
Pemantauan
Tindakan Koreksi
28
perebusan
Pencampuran
Fisik
bahan dengan
bumbu
Tahap
distribusi
Fisik
Ditempatkan dalam
wadah yang bersih
dan tertutup
menit
fisik Adanya
Cemaran fisik
(kotoran,rambut
)
Adanya
cemaran fisik
(kotoran,ramb
ut)
Memenuhi
syarat
distribusi
yang baik.
Menggunakan
peralatan yang terjamin
kebersihannya, tenaga
pemasak menggunakan
tutup kepala dan
celemek
29
BAB V
KEBUTUHAN GIZI
A. Perhitungan kebutuhan gizi klien
1. Anamnesis
- Nama
- Tanggal lahir/ Umur
- Sex
- BB/TB
- Agama
- Alamat
2. Antropomerti
- BB saat ini
- TB
- BBI
: Ny. M
: 61 tahun
: Perempuan
: 40 kg/ 150 cm
: Islam
: Yogyakarta
=
=
=
=
=
=
=
- IMT
40 Kg
150 cm
(TB- 100)-10% (TB- 100)
(150-100)-10% (150-100)
50- 5
45 Kg
=
=
<18,5
18,5- 22,90
23,00- 24,90
25,00- 30,00
>30,00
Kurang
Normal
Overweight
Obest I
Obest II
Persentasi (%)
25
30
25
10
30
= 1,2 BBA
= 1,2 40
= 48 g/hari
= 48g/hr x 4
= 192 kal
31
Menu
Nasi Putih
Bahan Makanan
Beras giling masak
nasi
Tahu bacem
KH
150
360
6.8
0.7
78.9
Tahu
50
34,0
3,9
2,3
0,8
Minyak kelapa
Oseng kcg
Kcg.panjang
50
45.1
22,0
5
0,2
0
3,9
Panjang ebi
Udang
30
0,1
0,1
Cabe merah
Minyak kelapa
45,5
43,5
1,4
10,5
4,9
12,9
65,6
Total
437,3
0,1
16,7
Total Kebutuhan
471
14,4
23,55
79,8
% Asupan
92%
115%
54%
82%
Kategori
Baik
Lebih
Kurang
Baik
BAB VI
PENGENDALIAN BIAYA
A. Perhitungan Unit Cost
Tabel 11. Perhitungan food cost menu makan siang di Lovage catering
Nasi Putih
Beras giling
Standar
Porsi
(g)
100 gram
Ikan tongkol
bumbu rujak
Ikan tongkol
50 gram
Tomat
20 gram
Tahu
50 gram
Kacang panjang
50 gram
Udang
50 gram
Menu
Tahu Bacem
Bahan
Makanan
Harga/kg Harga/porsi
(Rp)
(Rp)
Rp.
10.000,00
Rp.
26.000,00
Rp.
10.000,00
Rp.
3.000,00
Rp.
6.000,00
Rp.
Rp. 1000,00
Rp. 1.300,00
Rp. 20,00
Rp. 300,00
Rp. 300.00
Rp. 1.500,00
32
Oseng kacang
panjang ebi cabe
merah
Minyak goreng
5 gram
Beras giling
100 gram
Ikan tongkol
50 gram
Total
Bumbu 10% x Rp. 4.570,00
Total harga (Food Cost)
Harga jual = 2,5 x 5.027
Food cost
30.000,00
Rp.
11.000,00
Rp.
10.000,00
Rp.
26.000,00
Rp. 150,00
Rp. 1000,00
Rp. 1.300,00
Rp. 4.570,00
Rp.
457,00
Rp. 5.027
Rp. 12.567
Rp. 12.600
Keterangan :
Dari tabel 11. Perhitungan food cost menu makan siang di Lovage catering,
dapat diketahui bahwa perkiraaan harga jual untuk menu makan siang adalah
Rp 12.600,00.
33
4.
Berdasarkan hasil perbandingan kebutuhan gizi Ny. M dengan nilai gizi menu
makan siang di Lovage catering pada tanggal 25 November 2014 dapat
diketahui bahwa menu makan siang di Lovage catering sudah memenuhi
5.
12.600,00.
B. Saran
1. Sebaiknya saat penerimaan bahan makanan, setiap bahan makanan diterima
dengan proses spesifikasi bahan makanan supaya jika ada bahan makanan yang
sudah tidak bagus mutunya dapat dikembalikan dan diganti dengan yang lebih
baik.
2. Sebaiknya tenaga pemasak selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
guna menghindari makanan dari cemaran fisik, mikrobiologi dan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Bateman, Heather., Howard Sargeant., dan Katy McAdam. 2006. Dictionary of Food
Science and Nutrition. London : A & C Black Publishers.
Cole, Alyson., Eri Eguchi., Magda Hughes., Sarah Lusznat., Diane Nicholls., Hellen
Szirtes., dan Maureen Teulier. 2005. Dictionary of Food; International Food
and Cooking Term from A to Z. Edisi ke-2. London : A & C Black Publishers.
Hiza, Hazel A., Chalotte Pratt., Anne L, Mardis., dan Rajen Anand. 2000. Body Mass
Index and Health. Nutrition Insight. USDA Center for Nutrition Policy and
Promotion.
Huuhtanen, Sari dan Ari Laukkanen. 2006. A Guide to Sanitation and Hygiene For
Those Working in Developing Countries. Tampere : University of Applied
Sciences Publications.
Karyantina, Merkuria. 2007. Industri Jasa Boga. Buku Pegangan Kuliah. Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Kok, Frans., Laura Bowman., dan Frank Desiere (editor). 2008. Personalized
Nutrition; Principles and Applications. USA : CRC Press.
Mochyi, Sjahmien. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga.
Jakarta : Penerbit Bhratarasa.
34
Mortimore, Sara dan Carol Wallace. 2001. Food Industry Briefing Series: HACCP.
USA : Blackwell Science Ltd.
Netty, Embry., Haslinda., Bulan Rachmadi., dan Sri Iwaningsih. 2007. Pedoman
Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Ray, Bibek. 2005. Fundamental Food Microbiology. Edisi ke-3. USA : CRC Press.
Spencer, John F, T dan Alicia L, R, de Spencer (editor). 2001. Food Microbiology
Protocols. New Jersey : Humana Press Inc.
Sun, Yi-Mei dan H, W, Okcerman. 2005. A Review of the Needs and Current
Applications of Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) System
in Foodservice Areas. Food Control. 16: 325-332.
Supariasa, I Dewa N, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta : EGC.
35