DI CV ROTI PERMATA
Oleh:
ROSMA YULISA
NPM 19733029
Oleh
ROSMA YULISA
NPM 19733029
Menyetujui,
,,,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Chandra Utami Wirawati, S.TP. M.Si. Dr.Ir. Beni Hidayat, M.Si.
NIP. 197105121995122001 NIP. 196701141992031005
Ketua Jurusan
Teknologi Pertanian,
Tanggal Ujian :
PENGAWASAN PROSES PRODUKSI ROTI BAGELEN
DI CV ROTI PERMATA
Oleh:
Rosma Yulisa
ABSTRAK
CV Roti Permata adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pangan dan
didirikan untuk memenuhi kebutuhan roti dan kue di provinsi Bandar Lampung,
Roti Permata memiliki berbagai jenis roti tawar, roti goreng, roti burger, roti
bagelen dan juga berbagai jenis roti manis seperti roti bagelen. Roti bagelen
merupakan produk olahan yang hasil proses pemanggangan adonan yang telah
difermentasi. Bahan utama dalam pembuatan roti bagelen adalah tepung terigu,
sedangkan bahan tambahannya adalah air, ragi, garam, gula, telur, susu bubuk,
mentega, margarin, dan bread improver. Kotrol point pada tiap tahap proses
pengolahan roti bagelen adalah persiapan alat dan bahan, penimbangan bahan
(scaling), pengadukan atau pencampuran (mixing), pengistirahatan adonan
(intermediate proofing), pemotongan dan penimbangan adonan (dividing),
pembentukan adonan (moulding), peletakkan adonan dalam loyang (panning),
fermentasi akhir (final proofing), pemanggangan I (bakingI), pendinginan
(coolingI), pembelahan roti dan pemberian topping, pemanggangan II (baking II),
pendinginan II (cooling) dan pengemasan (packaging).
Alhamdulilah hirobil alamin. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang
menguasai segala ilmu pengetahuan diseluruh alam semesta ini. Melalui Nabi
Muhammad SAW. Ku jadikan teladan sikap dan sifat untuk memahami tanda-
tanda kekuasaan Tuhan.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT.Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pengawasan Proses Produksi
Roti Bagelen Di CV Roti Permata”
Penulisan laporan ini berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) di CV Roti
Permata. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Chandra Utami Wirawati, S.T.P., M,Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam proses penyelesaian
laporan ini.
2. Bapak Dr. Ir. Beni Hidayat, M,S,i. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingannya hingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
3. Ibu dan Ayah yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, motivasi,
doa serta bantuan moril maupun materil.
4. Bapak Didik Kuswadi, S.TP., M.Si.selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian.
5. Ibu Dwi Eva Nirmagustina, Ph. D. selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pangan.
6. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan dalam
pelaksanaan ujian tugas akhir.
7. Seluruh dosen Teknologi Pangan dan Teknisi Laboatorium Teknologi Hasil
Pertanian Politeknik Negeri Lampung yang telah memberikan ilmu,
bimbingan, motivasi serta semangat selama penulis menempuh Pendidikan.
8. Bapak Suyanto selaku pembimbing lapang yang telah memberikan banyak
pengalaman dan pengetahuan serta membimbing saya selama menjalani
Praktik Kerja Lapang di CV Roti Permata
9. Kakak ku tersayang yang selalu memberikan motivasi, inspirasi, bantuan
dalam kesulitan yang dihadapi, demi terciptanya kebaikan dari tugas akhir ini.
10. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi, inspirasi, dan doa, demi
terselesaikannya tugas akhir ini.
11. Sahabat yang selalu mengingatkan, saling memotivasi, dan saling membantu.
12. Dan teman-teman Teknologi Pangan Angkatan 2019 yang memberikan
support.
13. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tugas
akhir ini, yang tidak dapat disebut satu-persatu.
Semoga Tuhan memberikan balasan atas kebaikannya. Penulis menyadari
bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu saran
dan kritik selalu kami harapkan untuk perbaikan kami di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan laporan praktik kerja lapang ini bermanfaat bagi kami dan
pembaca serta semua pihak yang membutuhkannya.
Bandar Lampung,2022
Penulis
Rosma Yulisa
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang…………...……………….……………………………….1
1.2 Tujuan
1.3 Kontribusi
1.4 Gambaran Umum Perusahaan
1.4.1 Lokasi Perusahaan
1.4.2 Sejarah Singkat Perusahaan
1.4.3 Struktur Organisasi
1.4.4 Ketenagakerjaan
1.4.5 Kegiatan Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA...…………………………………………………………35
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
Tugas Akhir dengan judul Pengawasan Proses Produksi Roti Bagelen Di CV. Roti
Permata.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah
1. Untuk mempelajari proses produksi Roti Bagelen di CV Roti Permata.
2. Mengidentifikasi control point pada setiap tahap proses produk Roti Bagelen
di CV. Roti Permata.
1.3 Kontribusi
Sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang telah diterima selama
ini dalam Praktek Kerja Lapang dan dapat dijadikan sebagai sarana tambahan
referensi diperpustakaan Politeknik Negeri Lampung.
Pemilik
Pimpinan
Operasional
1.4.4 Ketenagakerjaan
Pada perkembangan industri Roti Permata pabrik telah memiliki 10
karyawan yang berasal dari masyarakat lingkungan sekitar pabrik dan karyawan
pabrik bekerja sesuai dengan kemampuan dan divisi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan yang terdiri dari 2 orang yang menangani bagian produksi, 2 orang
menangani bagian pemanggangan, 3 orang menangani bagian pemasaran, 1 orang
menangani bagian resep, dan 2 orang menangani administrasi. Umumnya para
karyawan yang bekerja dipabrik merupakan lulusan SD dan SMA.
2.2.2 Air
Air berfungsi sebagai penyebab terbentuknya gluten serta pengontrol
kepadatan dan suhu adonan. Air berperan sebagai pelarut garam, penyebar dan
pelarut bahan-bahan bukan tepung secara seragam dan memungkinkan adanya
aktivitas enzim (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Air dalam bahan pangan
berperan sebagai pelarut dalam beberapa komponen di samping ikut sebagai
bahan pereaksi, sedang bentuk air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air
terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi penguapan atau
pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara tersebut
(Purnomo, 1995).
2.2.5 Gula
Gula sangat penting peranannya dalam pembuatan roti, diantaranya sebagai
makanan ragi, memberi rasa, mengatur fermentasi, memperpanjang umur roti,
menambah kandungan gizi, membuat tekstur roti menjadi lebih empuk dan
memberikan warna cokelat yang menarik pada roti (Mudjajanto dan Yulianti,
10
2004). Pada proses pembuatan roti, gula berfungsi sebagai makanan ragi (yeast)
untuk membantu jalannya proses fermentasi sehingga adonan roti dapat
mengembang. Gula juga memberi rasa manis serta memperbaiki warna dan
aroma karena proses karamelisasi dan reaksi Maillard (khususnya gula reduksi)
selama pemanggangan. Akan tetapi gula lebih banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan biskuit dan kue, dimana selain memberikan rasa manis gula juga
mempengaruhi tekstur (Winarno, 2004). Nilai kalori gula pasir per 100 gram
bahan yaitu 364 kal (Darwin, 2013).
Menurut Wahyudi (2003) sukrosa (gula pasir) yang biasa digunakan dalam
pembuatan roti dapat berbentuk kristal maupun berbentuk tepung, Penggunaan
gula pada roti memiliki tujuan seperti menyediakan makanan untuk ragi atau
(yeast) dalam fermentasi, membantu pembentukan krim dari campuran,
memperbaiki tekstur produk, membantu mempertahankan air sehingga
memperpanjang kesegaran, menghasilkan kulit (crust) yang baik, dan menambah
nilai nutrisi pada produk.
2.2.7 Margarin
Margarin digunakan dalam bahan pangan terutama dalam pembuatan roti
dan kue yang dipanggang. Fungsinya adalah untuk memperbaiki cita rasa, tekstur,
11
keempukan, dan memperbesar volume roti atau kue (Winarno, 1997). Margarin
berfungsi sebagai pelumas untuk memperbaiki remah roti, memperbaiki sifat
pemotongan roti, memberikan kulit roti lebih lunak, dan dapat mencegah air
masuk ke dalam bahan sehingga shelf life lebih lama. Selain itu lemak
jugabergizi, memberikan rasa lezat, mengempukkan, dan membantu
pengembangan susunan fisik roti (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Dalam
pemuatan roti bagelen ini digunakan margarin Palmia.
2.2.8 Telur
Telur ayam terdapat dua jenis yaitu telur ayam kampung (buras) dan telur
ayam negeri (ras). Telur ayam kampung harganya lebih mahal dibandingkan telur
ayam negeri karena penawarannya yang sangat terbatas dan dianggap lebih
berkhasiat (Muchtadi, 2011). Telur dalam adonan berfungsi sebagai pelembut
dan pengikat. Fungsi lainnya adalah untuk aerasi, yaitu kemampuan menangkap
udara pada saat adonan dikocok sehingga udara menyebar rata pada adonan.
Telur dapat mempengaruhi warna, aroma dan rasa. Lesitin dan pada kuning
telur mempunyai daya pengemulsi, sedangkan lutein (pigmen kuning telur)
dapat membangkitkan warna produk (Astawan, 2005). Penggunaan kuning telur
dalam pembuatan roti yaitu 5% dari berat tepung (Koswara, 2009).
2.2.13 Fermentasi
Tahap fermentasi sangat penting untuk pembentukan rasa dan volume.
Pada saat fermentasi berlangsung, selain suhu, pembuatan roti sangat dipengaruhi
oleh kelembaban udara. Suhu ruangan 35°C dan kelembaban udara 75%
merupakan kondisi yang ideal dalam proses fermentasi adonan roti. Semakin
panas suhu ruangan, semakin cepat proses fermentasi dalam adonan roti.
Sebaliknya, semakin dingin suhu ruangan semakin lama proses fermentasinya
(Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Enzim β-amilase secara normal terdapat dalam
terigu membantu pemecahan pati menjadi maltose, senyawa yang akan digunakan
oleh ragi untuk membentuk gas karbondioksida dan etanol (Winarno, 2004).
Roti dipanggang atau dibakar dalam oven pada suhu kira-kira 200-230 oC.
Setelah fermentasi cukup, adonan dimasukkan ke dalam oven dan dibakar sampai
kulit atas dari roti biasanya berwarna coklat, bahkan ada yang sedikit gosong.
Mikroglobule menggelembung karena gas CO2 mengembang oleh suhu oven yang
tertinggi dan dinding glutein mempertahankan volume globula tersebut, sehingga
konsistensi roti seperti spons yang lunak dan empuk merata (Sodiaoetama, 1993).
Proses pemanggangan roti merupakan langkah terakhir dan sangat penting
dalam memproduksi roti. Melalui suatu penghantar panas, suatu massa adonan
akan diubah menjadi produk yang mudah dicerna. Aktivitas biologis yang terjadi
dalam adonan dihentikan oleh pemanggangan disertai dengan hancurnya mikrobia
dan enzim yang ada (Desrosier,1998).
III. METODE PELAKSANAAN
Gula 14,28
Ragi 0,85
Improver 0,14
Garam 0,57
Telur 0,85
Palmia 1,71
Air 42,85
5. Pembulatan adonan
Setelah adonan ditimbang, kemudian adonan dipotong dengan scrab
6. Pembentukan
Adonan yang telah dipotong sebelumnya dirolling dan dibentuk
7. Peletakkan di atas loyang
Meletakkan adonan yang telah diisi dan dibentuk ke dalam loyang yang sudah
dioleskan mentega. Setiap Loyang adonan diletakan sebanyak 9 adonan yang
telah dibentuk sebelumnya.
8. Proofing
Meletakkan loyang yang sudah berisi adonan roti bagelen dirungan proofing
dengan memasukkan adonan menggunakan lemari, lalu didiamkanselama 3-4
jam.
9. Pemanggangan 1
Memanggang adonan selama 20-30 menit dengan suhu api atas sekitar 180-
190°C dan api bawah sekitar 210-220°C. Sebelum digunakan untuk
memangang oven dipanaskan terlebih dahulu.
10. Pendinginan 1
Roti bagelen yang sudah matang diangkat dari loyang kemudian dipindahkan
di atas grill dan disusun di rak pendingin.
11. Pengolesan buttercream dan toping keju
Mengoles roti dengan krim dan ditaburkan keju yang telah diparut
12. Pemanggangan II
Memanggang roti yang sudah diberikan toping selama 20-30 menit dengan
suhu api atas bawah sekitar 130°C. Sebelum digunakan untuk memanggang
oven dipanaskan terlebih dahulu
13. Pengemasan
Sebelum melakukan pengemasan, roti harus dalam keadaan dingin dengan
tujuan agar roti yang dikemas tidak beruap dan tidak cepat jamuran.
Pengemasan dalam hal ini menggunakan kemasan plastik yang sudah
dipastikan bersih.
19
Pencampuran (mixing)
(t ± 12 menit)
z
Pengistirahatan
adonan
(intermediate
proofing)
Pemotongan dan
Penimbangan
(dividing)
pembentukan
adonan(moulding)
Pengemasan
(packaging)
Peletakan
adonan
(panning)
Pendinginan
Fermentasi Akhir II(cooling)
(final proofing)
(T ±30-40°C, t ±
3-4 jam) Pemanggangan II
Pemanggangan I (baking)
(baking) (T ±130°C, t ± 20-30
(T ±180-220°C, menit)
t ± 20-30 menit) Pembelahan roti
Pendinginan I dan Pengolesan
(cooling) toping
Kontrol poin yang harus diperhatikan pada tahap proses produksi roti
bagelen di CV. Roti Permata dapat dilihat pada tabel 3.
No
Tahapan Kontrol Standar
Tujuan
Proses Poin perusahaan
1 Persiapan Kebersihan Kondisi Untuk
alat dan Peralatan. peralatan harus menghindari
bahan bersih. kegagalan
produk.
10 Pendinginan 1 Kebershan rak dan Rak bersih dan Supaya produk tidak
suhu. suhu ruang hancur pada saat
(250C). dipotong.
13 Pendinginan II Suhu dan waktu Suhu ruang 250C Supaya seluruh uap
dan didinginkan air pada roti hilang
selama +90 menit . setelah
pemanggangan.
Persiapan alat dan bahan dilakukan sebelum proses produksi roti bagelen.
Pada saat menyiapkan alat dan bahan karyawan mengecek terlebih dahulu
kebersihan alat dan kelengkapan bahan yang akan digunakan. Sebelum
menggunakan alat karyawan mencuci terlebih dahulu alat-alat tersebut agar saat
digunakan dalam keadaan bersih, kering dan menghindari kegagalan produk. Pada
tahap ini perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Alat yang digunakan dalam
pembutan roti bagelen yaitu timbangan, mixer, scraper, dought divider, Loyang 60
x 40 cm, lemari proofer, rak pendingin,oven dan rolling. Khusus untuk
penggunaan oven terlebih dahulu harus dipanaskan, agar roti yang sudah siap
dipanggang tidak mengalami pengembangan yang berlebihan. Jika hal itu terjadi
akan mempengaruhi hasil akhir roti tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah lipatan perekat adonan terbuka pada saat final
proofing dan pemanggangan (pengovenan).
volume roti berkurang. Tetapi apabila suhu oven terlalu rendah maka dapat
mengakibatkan kulit roti manis akan keras dan kering.
Pembelahan roti harus dibelah rata dan pemberian toping butter cream pada
setiap roti sekitar 1 gram. Hal ini bertujuan agar roti yang dihasilkan seragam dan
memiliki rasa yang manis.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tahapan proses pembuatan roti bagelen meliputi persiapan alat dan bahan,
penimbangan bahan (scaling), pengadukan atau pencampuran (mixing),
pengistirahatan adonan (intermediate proofing), pemotongan dan penimbangan
adonan (dividing), pembulatan adonan (rounding), pembentukan adonan
(moulding), peletakkan adonan dalam loyang (panning), fermentasi akhir (final
proofing), pemanggangan (baking), pendinginan (cooling), roti dibelah dua,
pemanggangan II (baking II), pendinginan II (cooling) dan pengemasan
(packaging).
2. Secara umum proses produksi roti bagelen di CV. Roti Permata sudah
dijalankan dengan baik, namun masih ada masalah yang timbul dalam
pengawasan produksi roti bagelen yaitu pada proses pembelahan roti dan
pengolesan butter cream tidak merata sehingga membuat produk tidak
seragam.
5.2 Saran
Dari hasil pembahasan hal yang sebaiknya dilakukan adalah :
Ahza. 1983. Pengolahan Bahan Mie dan Roti dalam Laporan Pelakanaan
Pendidikan dan Latihan Tenaga Pembina Wilayah Bina Swadaya dalam
Bidang Pengolahan Pangan Tradisional. Pusbangtepa, IPB. Bogor.
Apriyantono, A. 2009. Tips Mengolah dan Memodifikasi Adonan Roti.
Arsyaf,R.A. 2012. Pembuatan Roti Kering (Bagelen) Antanan (Centella asiatica
L.) Sebagai Pangan Fungsional untuk Lansia. Skripsi. Departemen Gizi
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.
Astawan, M. 2005. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta
Brown, H. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. London:
Longman.
Budiyanto, A. K. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Badan Standar Nasional Indonesia. 2009. Tepung Terigu sebagai bahan
makanan.3751:2009.Badan Standar Nasional. Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.1992.Ragi Roti Kering.2982:1992.Badan
Standar Nasional. Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.2010.Garam Konsumsi Beriodium.3556:2010.
Badan Standar Nasional.Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.2010.Gula Kristal Putih.SNI 3140:2010.
Badan Standar Nasional.Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.2009.Air Mineral.SNI 01-355:2006. Badan
Standar Nasional.Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.2014.Margarin.3541:2014. Badan Standar
Nasional.Jakarta
Badan Standar Nasional Indonesia.2015.Susu Bubuk Full Cream.SNI 2970:2015.
Badan Standar Nasional.Jakarta
Charley, Helen, 1982. Food Science. 2nd ed.John Willey and Sons, New York.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan (Terjemahan). Universitas
Indonesia press. Jakarta.
Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Sinar Ilmu. Yogyakarta.
30
Fellows dan Rahmi, 2000 Pengaruh Lama Pemanggangan Dan Ukuran Tebal
Tempe Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Kedelai. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
1 Keadaan - -
a. Bentuk - Serbuk
b. Bau - Normal
9 Falling number (atas dasar kadar air 14%) Detik Min. 300
15 Cemaran logam - -
17 Cemaran mikroba - -
1 Keadaan
b. Bau - Normal
7 Cemaran logam
a. Timbal (Pb)
8 Cemaran mikroba
a. Kapang - Negarif
5 Cemaran logam
1 Keadaan
c. Rasa - Normal
2 pH - 6,0-8,5
20 Cemaran logam
22 Cemaran mikroba
e. Salmonella - Negatif/100 ml
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
Rasa - Normal
7 Cemaran logam
10 Cemaran mikroba
Salmonella Sp - Negatif/25 g