DOSEN PENGAMPU
Dr. Fitry Tafzi, S.TP., M.Si
Ir. Surhaini, M.P
Dian Wulansari, S.TP., M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Windari (J1A116018)
Fiska Botia Ulfa Yanti (J1A116039)
Putri Pebridayanti (J1A117059)
Ahmad Rifa’i Rambe (J1A117070)
Kemala Rizki (J1A116043)
Noviardi Nainggolan (J1A1140)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biskuit dapat dinikmati dari bayi sampai lansia dengan komposisi biskuit yang
berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Biskuit mempunyai daya simpan lebih lama
dan praktis dibawa sebagai bekal makanan yang sehat dan bergizi. Sejak tahun 2009,
tepung terigu sebagai bahan baku biskuit diperoleh bukan dari dalam negeri (impor),
yang berarti membutuhkan biaya besar untuk memperoleh bahan baku tersebut.
Pengembangan produksi biskuit semakin bervariasi yaitu dengan mensubtitusi
tepung terigu dengan tepung lainnya yang memiliki nilai gizi tinggi dan mudah
didapat dalam produksinya untuk meningkatkan nilai gizi biskuit. Produksi biskuit
juga dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang menjadi potensi
daerah lokal (UU No. 18 Tahun 2012).
Pembuatan biskuit dan memperpanjang umur simpan maka biskuit ini
ditambahkan bahan tambahan, maka dari itu makalah ini akan membahas tentang
bahan tambahan pangan pada roma marie gold biscuit
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
penggunaan harian). GRAS bersifat aman dan tidak toksik, misalnya adalah
glukosa.
ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified/ADI not limited/ADI
acceptable/no ADI allocated/no ADI necessary adalah istilah yang digunakan untuk
bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas sangat rendah, berdasarkan
data (kimia, biokimia, toksikologi dan data lainnya), jumlah asupan bahan
tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk
mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain, menurut pendapat Joint
FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tidak menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan.
6
dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Syarat
mutu biskuit adalah air maksimum 5%; protein minimum 9%; lemak minimum
9,5%; karbohidrat minimum 70%; abu maksimum 1,5%; logam berbahaya negatif;
serat kasar maksimum 0,5%; kalori minimum 400 kal/ 100 gram; jenis tepung
adalah terigu; bau dan rasa normal, tidak tengik; dan warnanya normal (SNI 01-
2973-1992). Kandungan glukosa biskuit diet diabetes maksimal 1% dan protein
minimal 4% (SNI, 1995).
2.4.2 Pengembang
Ammonium bikarbonat
Ammonium bikarbonat adalah senyawa anorganik dengan formula
(NH4)HCO3, disederhanakan menjadi NH5CO3. Senyawa ini memiliki banyak
nama adalah garam bikarbonat dari ion amonium. Ini adalah padatan tak berwarna
yang mudah terdegradasi menjadi karbon dioksida, air dan amonia. Nama IUPAC
dari ammonium bikarbonat adalah Amonium hidrogen karbonat, dan nama lainnya
adalah Bikarbonat amonia, amonium hidrogen karbonat, hartshorn, AmBic, baking
amonia bubuk, dan Baking soda.
Ammonium bikarbonat digunakan dalam industri makanan sebagai agen
pengangkat untuk makanan yang dipanggang rata, seperti kue dan biskuit.
Meskipun ada sedikit bau amonia selama memanggang, ini cepat hilang, tanpa
meninggalkan rasa. Dalam banyak kasus dapat diganti dengan baking soda atau
baking powder atau kombinasi keduanya, tergantung pada komposisi resep dan
7
persyaratan ragi. Dibandingkan dengan memanggang soda atau kalium, hartshorn
memiliki keunggulan menghasilkan lebih banyak gas untuk jumlah agen yang sama,
dan tidak meninggalkan rasa asin atau sabun pada produk akhir, karena hartshorn
sepenuhnya terurai menjadi air dan produk gas yang menguap selama memanggang.
Namun, ini tidak dapat digunakan untuk makanan yang basah dan tebal, seperti roti
atau kue biasa, karena beberapa amonia akan terperangkap di dalamnya dan akan
menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan. ADI dari ammonium bikarbonat ini
tidak dinyatakan (not specified). Nama lain atau sinonim dari ammonium
bikarbonat adalah Ammonium carbamate, ammonium carbonate and ammonium
hydrogen carbonate in varying proportions. Fungsi lain dari ammonium bikarbonat
adalah sebagai pengatur keasaman dan penstabil.
2.4.3 Antikempal
Kalsium Karbonat
ADI : Tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : Chalk
Fungsi lain : Pengatur keasaman, pengemulsi, penstabil
8
berpotensi mengancam nyawa yang dapat terjadi dalam hitungan detik atau menit
paparan), iritasi pernapasan, sedangkan gejala yang parah dapat berupa
penyempitan saluran pernapasan. Orang yang memliki sensitifitas terhadap sulfit,
apabila mengonsumsi makanan yang telah ditambahkan natrium metabisulfit, maka
akan gejala-gejala akan timbul setelah 15 – 30 menit setelah konsumsi. Pada sebuah
penelitian tahun 1995 dalam “Jurnal of American College of Nutition” menyatakan
bahwa reaksi sulfit umumnya terjadi pada orang yang mempunyai asma. Para
pekerja juga berisiko terkena iritasi kulit melalui kontak dengan bahan kimia
terkonsentrasi. Selain itu terdapat beberapa gejala dari reaksi alergi terhadap
natrium metabisulfit diantaranya munculnya ruam kulit disekitar mulut dan leher
serta pembengkakan wajah, kedua tangan dan kaki, gatal-gatal, kesemutan di leher
dan anggota badan.
Sulfit akan menghancurkan vitamin B1 dalam makanan dan menghancurkan
risiko kesehatan pada individu yang sensitif terhadap pengawet.
ADI : 0–0,7 mg/kg berat badan
Sinonim : Sodium disulfite; disodium pentaoxodisulfate; disodium pyrosulfite
2.4.5. Pengemulsi
1. Mono dan digliserida asam lemak (Mono- and di-glycerides of fatty acids)
ADI : Tidak dinyatakan (not limited )
Sinonim : Glyceryl monostearate, glyceryl monopalmitate, glyceryl
monooleate, etc;
monostearin, monopalmitin, monoolein, etc.; GMS (for glyceryl monostearate)
Fungsi lain : Pengemulsi, pengental, penstabil, peningkat volume
2.4.6 Pemanis
9
1. Gula Invert
Gula invert adalah campuran glukosa dan fruktosa dalam konsentrasi ekimolar
yang sama dan merupakan hasil hidrolisis sukrosa.
2.4.7 Fortifikasi
1. Niacinamide (vit B3)
3. Vitamin b12
10
Vitamin B1 dapat dijumpai dalam berbagai makanan, seperti sereal, daging sapi,
kacang-kacangan, dan telur.
Kekurangan
Kekurangan vitamin B1 bisa menyebabkan penyakit beriberi atau
sindrom Wernicke-Korsakoff. Kekurangan vitamin B1 sendiri seringkali
dialami oleh orang-orang yang kecanduan alkohol, rutin mengonsumsi
obat furosemide, penderita HIV/AIDS, dan orang-orang yang menjalani
operasi bariatrik, yaitu operasi pengecilan ukuran lambung untuk
menurunkan berat badan.
Manfaat
Mengatasi dan mencegah kekurangan vitamin B1.
Resiko
menimbulkan reaksi seperti hangat, gatal, kesemutan, dan mual.
7. Asam folat
Asam folat merupakan senyawa induk dari sekumpulan senyawa yang secara
umum disebut folat. Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM) 441. Molekul
asam folat terdiri dari tiga gugus yaitu pteridin, suatu cincin yang mengandung atom
nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic acid (PABA) dan asam glutamat. Tubuh
manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga membutuhkan asupan dari
11
makanan. Walaupun banyak bahan makanan yang mengandung folat, tetapi karena
sifatnya termolabil dan larut dalam air, sering kali folat dari bahan-bahan makanan
tersebut rusak karena proses memasak (Pediarti, 2002).
Metabolisme Asam Folat
Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk poliglutamat.
Absorpsi terjadi sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum
proksimal dan 50-80% di antaranya dibawa ke hati dan sumsum tulang. Folat
diekskresi melalui empedu dan urin. Di mukosa usus halus, poliglutamat dari
makanan akan dihidrolisis oleh enzim pteroil poliglutamathidrolase menjadi
monoglutamat yang kemudian mengalami reduksi/metilasi sempurna menjadi 5
metil tetrahidrofolat (5-metil THF). Metil THF masuk ke dalam sel dan mengalami
demetilasi dan konjugasi. Dengan bantuan enzim metil transferase, 5-metil THF
akan melepaskan gugus metilnya menjadi tetrahidrofolat (THF). Metilkobalamin
akan memberikan gugus metil tersebut kepada homosistein untuk membentuk asam
amino metionin (Pediarti, 2002).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14