Lapangan
OLEH :
TAHUN 2019
ii
Laporan Kunjungan
Lapangan
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nyalah laporan kunjungan ini dapat diselesaikan tanpa suatu
halangan yang amat berarti. Tanpa pertolongan dari-Nya penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Laporan kunjungan ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengawasan Mutu Pangan serta agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang “Proses Produksi Makanan” yang disajikan
berdasarkan hasil kunjungan ke PT Aerofood ACS Denpasar
Penyusun menyadari bahwa laporan ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen mata kuliah
maupun teman-teman atau pembaca makalah ini agar dapat lebih sempurna.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Tim Penyusun
iii
Laporan Kunjungan
Lapangan
DAFTAR ISI
Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerimaan Bahan m 3
B. Penyimpanan Bahan Baku 4
C. Persiapan Bahan Makanan 6
D. Pengolahan Bahan Makanan 7
E. Pendistribusian Bahan Makanan 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak orang sudah mulai berpergian menggunakan maskapai
udara. Tidak hanya perjalanan dari kota satu ke kota lain, melainkan menuju
daerah yang menempuh perjalanan lebih dari satu jam. Di musim liburan,
lebih banyak lagi orang yang berpergian hingga ke luar negeri. Dalam
perjalanan jauh, maskapai pasti menyiapkan makanan untuk para
penumpangnya. Tidak seperti makanan yang bisa dibeli. Selama mengudara,
makanan harus diabuat dan dikemas seara khusus. Hal ini perlu dilakukan
untuk keselamatan bagi penumpang.
PT Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di maskapai
penerbangan. Selain penyediaan maskapai, PT Garuda Indonesia membentuk
suatu pengadaan makanan atau catering untuk penyediaan makanan, minuman
dan laundry dalam maskapai penerbangan. Fokus dalam penyediaan makanan
dan minuman, perusahaan ini sangat menjaga ketat keamanan makanan yang
akan disajikan di dalam pesawat. Unit Usaha Garuda Indonesia Group yang
bergerak di bidang makanan yaitu PT Aerofood ACS.
PT Aerofood ACS ini sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Di
bali pun sudah ada dan bernama PT Aerofood ACS Denpasar yang berlokasi
di area Bandara Internasional Ngurah Rai. Aerofood ACS merupakan anak
perusahaan Garuda yang bergerak di bidang layanan catering untuk
penerbangan dan industrial catering untuk perusahaan minyak serta rumah
sakit internasional.
Pada tahun 2014. PT ACS Denpasar meresmikan fasilitas inflight kitchen
baru. Fasilitas baru ini berdiri di atas lahan seluas 12 meter persegi dengan
bangunan seluas 6750 meter persegi yang terdiri dari tiga lantai dengan
kapasitas produksi 25 ribu meals per hari. Melalui inflight kitchen yang baru
ini, Aerofood ACS akan dapat meningkatkan produksinya, termasuk untuk
1
inflight catering layanan first class dan newservice concept Garuda Indonesia.
Peresmian ini merupakan upaya Aerofood ACS menghadapi peningkatan
pasar penerbangan yang tumbuh cukup signifikan. Aerofood ACS juga sudah
memenuhi standar food safety sesuai Hazard Analysis and Critical Control
Point (HACCP). Dengan demikian, Mahasiswa semester V Poltekkes
Denpasar Jurusan Gizi mengadakan kunjungan lapangan mata kuliah
Pengawasan Mutu Pangan ke PT. Aerofood ACS Denpasar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerimaan bahan baku di Aerofood ACS Denpasar?
2. Bagaimana proses penyimpanan bahan baku di Aerofood ACS Denpasar?
3. Bagaimana proses persiapan bahan makanan di Aerofood ACS Denpasar?
4. Bagaimana proses pengolahan makanan di Aerofood ACS Denpasar?
5. Bagaimana proses pendistribusian makanan di Aerofood ACS Denpasar?
C. Tujuan Penulisan
1. Mempelajari proses penerimaan bahan baku
2. Mengetahui proses penyimpanan bahan baku di Aerofood ACS Denpasar
3. Mengetahui proses persiapan bahan makanan di Aerofood ACS Denpasar
4. Mengetahui proses pengolahan makanan di Aerofood ACS Denpasar
5. Mengetahui proses pendistribusian makanan di Aerofood ACS Denpasar
2
BAB II
3
Untuk staf Control Cost bertugas mencatat jumlah barang yang diterima dan
memeriksa kesesuaian barang dengan PO. Selain itu, staf ini juga bertugas
untuk mencatat tanggal kedatangan pada nota serta menandatanganinya.
Quality Control bertugas memeriksa kualitas barang yang datang sesuai
dengan standar yang telah diterapkan di PT. Aerofood ACS. Staf quality
control juga harus memeriksa tanggal kedaluarsa untuk barang-barang yang
seperti frozen dan chill food, dry goods dan lainnya serta memeriksa suhu
untuk bahan beku dan dingin. Staf store bertugas untuk mengangkut barang
yang telah diterima untuk disimpan di dalam ruang penyimpanan (storage).
Penerimaan barang dilakukan setiap hari untuk bahan baku seperti sayur dan
buah untuk menjaga kesegarannya. Sedangkan untuk produk seperti daging,
ayam, ikan segar dan telur dalam seminggu akan datang 3 – 4 kali saja.
Bahan yang diterima PT. Aerofood ACS diterima sesuai dengan batas
kritis (CCP 1) agar keamanan produk akhir terjamin kualitasnya. Adapun
bahan yang termasuk dalam CCP 1 di PT. Aerofood ACS adalah bahan Chill
dan Frozen. Spesifikasi bahan yang diterima telah ditentukan oleh pihak PT.
Aerofood ACS. Apabila spesifikasi tidak sesuai dengan yang ditentukan,
maka barang akan dikembalikan pada pihak suplier. Pada saat pemeriksaan
bahan baku adapun kritis suhu untuk produk Chill (produk dingin) adalah 0ºC
- 5 ºC. Suhu produk > 5 ºC - 8 ºC maka produk harus segera dimasukkan ke
chiller, sedangkan apabila suhu produk > 8 ºC maka produk akan ditolak dan
dikembalikan kepada suplier. Sedangkan batas kritis untuk produk Frozen
(produk beku) akan diterima apabila suhu produk <(-8) ºC, serta produk dalam
keadaan keras dan tidak ada tanda-tanda thawing sebelumnya. Sedangkan
apabila suhu produk ≥ (-8) ºC maka produk akan ditolak.
Pada proses penerimaan bahan baku pangan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi penerimaan bahan baku di PT Aerofood ACS Denpasar antara
lain adalah kesegaran, kebersihan dan kematangan pada proses penerimaan
buah dan sayuran. Jika buah dan sayuran yang diterima tidak memenuhi
spesifikasi tersebut maka bahan baku akan dikembalikan pada suplier. Untuk
daging atau unggas lainnya faktor yang mempengaruhi penerimaan bahan
baku pada proses penerimaan adalah kondisi dari daging/unggas tersebut.
4
Apakah unggas itu sehat atau sudah terkontaminasi oleh mikroba.
Daging/unggas yang penampakannya tidak sehat, berlendir, dan tidak beku
atau mengalami proses thawing tentu saja akan ditolak oleh QC. Selain itu
faktor lain yang mempengaruhi proses penerimaan adalah suhu pada saat
suplier mengirim bahan baku ke PT Aerofood ACS Denpasar. Suhu tentu saja
akan mempengaruhi bahan baku selama dalam perjalanan hingga proses
penerimaan bahan baku. Sehingga untuk bahan baku yang tidak memenuhi
suhu yang telah ditetapkan oleh PT Aerofood ACS denpasar akan
dikembalikan pada sulpier.
5
Box warna hjau : Bahan makanan sayuran dan buah-buahan
Box warna merah ukran keci l : Untuk menyimpan telur
Box warna merah besar : Untuk menyimpan bahan bakery
6
Cold kitchen salah satunya berfungsi untuk menata buah yang telah
dipotong sesuai dengan standard menu. Jika buah tidak langsung
digunakan maka buah harus disimpan di chiller bersuhu 3-9°C maksimal 3
hari
Butcher room and fish room, digunakan untuk proses pencairan daging
dan ikan yang beku, pencucian dan pemotongan daging dan ikan sebelum
diolah di bagian hot kitchen. Proses pencairan dilakukan dengan cara
memasukkan daging beku atau ikan yang beku ke dalam ruang thawing
suhu 5-10°C dan didiamkan minimal 1 jam. Setelah daging dicairkan dan
dipotong maka dapat langsung diolah di bagian hot kitchen. Jika belum
diolah maka harus disimpan dalam chiller suhu 0-5°C maksimal 3 hari.
Hot kitchen, digunakan setelah bahan-bahan dicuci dan dipotong (daging
dan sayuran) dibawa ke bagian ini untuk diolah menjadi makanan.
Makanaan yang diolah harus sesuai dengan standard dan permintaan menu
penerbangan dan industri. Pengolahan harus dilakukan dengan benar
sesuai dengan CCP-3.
Hot dishing, adalah tempat setelah makanan siap dikemas di bagian hot
dishing makanan dikemas sesuai dengan spesifikasi menu yang telah
ditentukan dan disesuaikan dengan pergantian menu penerbangan yang
berlaku (tata letak bagian makanan pada kemasan dan berat). Penataan
makanan yang akan dikemas harus sesuai dengan permintaan maskapai
dimana ada contoh gambar menu yang telah ditentukan. Makanan dikemas
sesuai dengan peralatan penerbangan yang bersangkutan kemudian ditutup
dengan aluminium foil dan diberi label jenis makanan serta hari
pembuatan. Penataan makanan tidak boleh lebih dari 45 menit dan suhu
makanan ≤ 15°C. Proses utama bagian cold kitchen adalah penataan buah
dan salad. Pemotongan buah disesuaikan dengan spesifikasi menu dari
pihak penerbangan. Pengemasan buah dan salad menggunakan plastik PP
yang telah disediakan oleh pihak penerbangan, setelah itu dimasukkan
dalam chiller suhu 0-5°C.
Blast chiller, adalah tempat setelah makanan diolah dimasukkan dalam
blast chiller suhu 0-5°C maksimal 6 jam, tujuannya untuk menurunkan
7
suhu makanan dari 60°C menjadi 5°C, makanan yang telah diolah dan
telah dimasukkan blast chiller jika belum digunakan dapat disimpan dalam
chiller suhu 0-5°C maksimal 3 hari.
Bagian bakery dan pastry, adalah tempat untuk membuat makanan tertutup
untuk semua maskapai penerbangan. Bakery dikhususkan untuk produksi
kue kering, roti isi, roti manis dan sebagainya. Pada bagian bakery terdapat
chiller room untuk menyimpan adonan roti dan terdapat freezer room
untuk menyimpan keperluan terutama daging untuk isi roti.
c. Persiapan Bahan Makanan
Bahan baku yang akan diolah di kitchen harus dilakukan persiapan terlebih
dahulu. Persiapan yang dilakukan seperti persiapan pencucian sayur dan buah,
pemotongan/precut, dan thawing. Pencucian sayur dan buah diawali dengan
proses peeling, cutting, dan shredding. Proses peeling, cutting dan shredding
dilakukan pada tahap persiapan produk guna mempermudah proses pencucian.
Kemudian dilakukan perendaman dengan larutan klorin 50-100 ppm.
Perendaman dengan larutan klorin dilakukan agar bakteri yang menempel
pada bahan baku dapat berkurang. Monitoring pada proses pencucian ini
adalah dengan pengecekan apakah proses pencucian yang dilakukan sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh PT. Aerofood Indonesia, serta melakukan
pengecekan kadar klorin untuk pencucian sayur dan buah.
Pemotongan sayur dilakukan di ruang pre cut vegetables, sedangkan untuk
pemotongan buah dilakukan di vegetables room. Untuk pemotongan ayam dan
daging dilakukan di butcher, tetapi sebelum dilakukan pemotongan, bahan
baku ayam dan daging dilakukan proses thawing setelah diambil dari freezer.
Thawing dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan cara thawing pada suhu
ruangan dan thawing pada chiller. Thawing pada suhu ruangan harus
dilakukan pemeriksaan setiap 6 jam sekali sejak proses thawing dimulai
hingga selesai. Thawing pada chiller dilakukan pada suhu 0 - 10ºC. Ruangan
yang digunakan untuk thawing dipisah antara ruang thawing seafood dengan
thawing daging dan ayam.
Bahan daging dan ayam pun tidak diletakkan secara berdekatan, karena
mencegah kontaminasi silang. Untuk bahan baku kering (dry goods) tidak
8
dilakukan proses persiapan pengolahan, tetapi langsung dilakukan proses
pengolahan di ruang bumbu dan hot kitchen. Monitoring pada proses ini
dengan melakukan pengecekan suhu ruangan, suhu chiller, suhu ruang
thawing, dan suhu produk.
d. Pengolahan Bahan Makanan (Cooking)
Dalam proses pegolahan makanan, PT Arofood Denpasar membuat
makanan dari Appetizer, Main course, hingga dessert. Proses pengolahan yang
berada di departemen kitchen. Departemen kitchen terdiri dari hot kitchen,
cold kitchen, bakery dan pastry. Untuk main course, dilakukan pengolahan di
hot kitchen. Appetizer, main course maupun dessert dapat juga diolah di cold
kitchen tergantung jenis makanan, seperti salad atau buah. Untuk bakery and
pastry, khusu untuk mengolah cake atau jajan kering.
Hot kitchen merupakan dapur panas dimana semua makanan yang melalui
proses masak memasak, menggunakan alat pemanas seperti kompor, oven dan
lain sebagainya dilaksanakan. Hot kitchen sendiri biasanya digunakan untuk
mengolah main course atau makanan utama. Bahan makanan yang dimasak
dalam hot kitchen, harus sudah siap. Jadi, di dalam kitchen, tidak lagi
memotong-motong daging maupun sayur. Seperti sayur – sayuran, sebelum
memasuki kitchen, terlebih dahulu sudah diterima di bagian penerimaan
dengan sesuai pesanan. Sesuai pesanan yang dimaksud adalah sayur yang
sudah di potong – potong dengan permintaan ukuran dan lain sebagainya.
Untuk daging, sebelum masuk ke dalam kitchen terlebih dahulu masuk dalam
ruang pemotongan daging dan dipotong sesuai standar. Begitu pula dengan
buah – buahan dan lain sebagainya. Di PT Aerofood ACS Denpasar pada
proses pengolahan tentu sangat memperhatikan cara pengolahan bahan
makanan, tempat pengolahan, peralatan yang digunakan dan penjamahnya
yang menggunakan atribut lengkap. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
terkontaminasinya makanan yang akan disajikan kepada konsumen. Faktor-
faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap mutu produksi makanan di PT
Aerofood ACS Denpasar. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dan membahayakan konsumen petugas di bagian pengolahan tentu
9
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pengolahan
bahan makanan.
e. Pendistribusian Makanan (Delivery)
Pendistribusian merupakan tahapan terakhir dari alur pembuatan makanan
di PT. Aerofood ACS. Pendistribusian makanan yang sudah dikemas rapi ke
pesawat. Makanan yang sudah disiapkan akan diambil dari ruang pendingin
dan dibawa ke holding room. Di holding room, petugas akan memasukkan
setiap rak troli berisi makanan. Agar suhu makanan tetap rendah, pada bagian
atas troli diberi dry ice. Makanan di dalam troli dijaga suhunya kurang lebih
tetap 100C. Makanan dapat disimpan di holding room minimal selama 3 jam
dan maksimal selama 72 jam (3 hari) sebelum dihidangkan ke pada
penumpang.
Distribusi makanan dilakukan oleh bagian transportasi. Tugas dari bagian
transportasi adalah mengantar makanan yang telah dimasukkan ke troli
menggunakan Hi Lift Truck untuk diantar sampai ke bandara. Setelah sampai
di bandara, troli-troli tersebut dimasukkan ke pesawat sesuai dengan batas
kritis Food Temperature Onboard Aircraft, tujuannya untuk menjamin
keamanan produk. Untuk pesawat yang berangkat dari bandara (ground),
produk harus sudah sampai 30 menit sebelum keberangkatan. Untuk pesawat
yang transit, produk harus sudah sampai di bandara 15 menit sebelum
kedatangan.
Bagian transportasi membawa makanan ke dalam truk Aerofood ACS
yang telah bersiap di belakang gedung. Setelah semua pesanan makanan
ditaruh di dalam truk, baru akan diantarkan ke lading deck sebelum
dipindahkan ke pesawat.
Sesampainya di pesawat, pramugari atau cabin crew akan meletakkan
makanan yang sudah siap di ruang penyimpanan kapal. Saat akan disuguhkan,
makanan baru akan dipanaskan dan dihidangkan langsung untuk para
penumpang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses pendistribusian
makanan kepada konsumen adalah jenis produk serta daya tahan produk.
Karena tentu saja makanan yang sudah dikemas dan dibawa ke pesawat
melewati beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi bagaimana
10
makanan tersebut. Sehingga sebelum disajikan kepada konsumen di pesawat
makanan tetap dijaga keamanannya dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam peningkatan kualitas makanan, akan lebih baik lagi jika makanan
terdapat label gizi supaya kedepannya konsumen semakin puas dengan hasil
kinerja.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dalam: https://www.academia.edu/28774152/Laporan_PKL_ACS_Jogja.
Diakses pada tanggal 12 September 2019
13