OLEH :
i
USULAN PENELITIAN
OLEH :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
USULAN PENELITIAN
PADA HARI :
TANGGAL :
TIM PENGUJI :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis bisa menyelesaikan usulan
proposal penelitian ini yangberjudul “Hubungan Pengetahuan Isi Piringku Dan
Tingkat Konsumsi Zat Gizi Makro Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 1
Petang”.
Dalam penyusunan usulan proposal penelitian ini, penulis banyak
mendapatkan bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, sehingga
usulan proposal ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Maka dari itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Made Suarjana, SKM., M. Kes selaku pembimbing utama yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan usulan proposal
penelitian ini.
2. Ibu I G.A. Ari Widarti, DCN., M. Kes selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan usulan proposal
penelitian ini.
3. Direktur Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan usulan proposal penelitian ini.
4. Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan
ijin dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan usulan proposal penelitian
ini.
5. Ketua Prodi Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar
yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan
usulan proposal penelitian ini.
6. Keluarga, teman-teman serta semua pihak yang banyak memberikan
dukungan serta dorongan moral dan materiil hinga selesainya usulan proposal
penelitian ini.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan proposal penelitian ini.
v
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan proposal ini masih belum
sempurna, untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritikan dan saran dari
berbagai pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................. x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan......................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 8
vii
2. Konsumsi Energi.................................................................17
3. Konsumsi Protein................................................................19
4. Konsumsi Lemak................................................................20
5. Konsumsi Karbohidrat........................................................21
D. Remaja......................................................................................36
1. Pengertian Remaja..............................................................36
A. Kerangka Berfikir.....................................................................38
C. Hipotesis...................................................................................42
viii
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................43
LAMPIRAN.......................................................................................56
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Tabel 18 : Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pengetahuan Isi Piringku dan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 5 : Kuesioner......................................................................66
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang
masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu
masa dewasa muda. Pada masa ini terjadi kecepatan pertumbuhan dan
masalah gizi karena pada masa remaja terjadi perubahan hormonal dan
Selain itu juga karena masa remaja merupakan masa yang aktif dalam
lainnya, sehingga asupan zat gizi pada remaja perlu diperhatikan untuk
makanan yang adekuat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Semakin
1
bervariasi atau beraneka ragam makanan yang dikonsumsi, maka semakin
kurus secara nasional sebesar 1,9%, dan sebesar 7,5% prevalensi sangat
kurus. Sedangkan untuk prevalensi gemuk pada remaja usia 16-18 tahun
secara nasional sebesar 5,7% dan sebesar 1,6% prevalensi remaja obesitas.
(Rikesdas, 2013).
kurus secara nasional adalah sebesar 1,4%, dan sebesar 6,7% prevalensi
sangat kurus. Sedangkan untuk prevalensi gemuk pada remaja usia 16-18
tahun secara nasional sebesar 9,5% dan sebesar 4,0% prevalensi remaja
sebesar 0,5% dan remaja sangat kurus juga mengalami penurunan 0,8% di
bahwa prevalensi kurus pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 0,9 %, dan
2
prevalensi sangat kurus sebesar 5,1 %. Sedangkan untuk prevalensi gemuk
pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 11,9 % serta remaja obesitas sebesar
5,6 %. (Rikesdas, 2018). Dari data diatas diketahui bahwa di Provinsi Bali
gemuk dan obesitas lebih tinggi dari prevalensi nasional. Dari data
tersebut diatas masalah gizi remaja yang harus dihadapi pada saat ini
tentang gizi dapat dilakukan melalui program isi piringku yang telah
sempurna yang sangat familiar di masyarakat saat ini sudah tidak relevan
lagi, karena pedoman makan yang diberikan tersebut bisa jadi tidak sehat
3
Isi piringku merupakan panduan makan sehat yang dapat menjadi
dengan cara yang mudah dikenali, dimengerti dan dipahami oleh khalayak
karbohidrat dan lauk pauk sebagai sumber protein. Dari separuh isi piring
tersebut dibagi menjadi dua pertiga bagian terdiri dari makanan pokok dan
sepertiga sisanya adalah lauk pauk. Sedangkan yang 50 persen lagi sebagai
sumber serat pangan, vitamin, dan mineral yang terdiri dari sayuran dan
lagi buah buahan. Sehingga konsep isi piringku cocok diterapkan dalam
meningkat tidak diimbangi dengan masukan zat gizi yang cukup maka
tubuh akan menghasilkan energi atau sumber tenaga yang diperlukan oleh
4
energi basal, menunjang proses pertumbuhan dan digunakan untuk
2010). Pola konsumsi makanan pada remaja akan menentukan total tingkat
makanan cepat saji akan menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan
(Kemenkes, 2012).
Petang merupakan salah satu SMA negeri yang ada di desa Petang,
menurut informasi guru disana bahwa siswa SMA Negeri 1 Petang belum
Selain itu belum ada hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan isi
piringku dan tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi, sehingga
pengetahuan isi piringku dan tingkat konsumsi zat gizi makro dengan
5
B. Rumusan Masalah
diambil yaitu, apakah ada hubungan pengetahuan tentang isi piringku dan
tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi siswa SMA Negeri 1
Petang ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
konsumsi zat gizi makro dengan status gizi siswa SMA Negeri 1 Petang.
2. Tujuan khusus :
Petang.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan isi piringku dan tingkat konsumsi zat gizi makro dengan
6
status gizi siswa SMA Negeri 1 Petang. Selain itu, hasil penelitian ini
2. Manfaat Praktis
piringku dan tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi siswa
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penggunaan zat gizi oleh tubuh (Susetyowati, 2016). Status gizi adalah
status gizi:
a. Faktor Langsung
1) Konsumsi Pangan
8
dansosial budaya. Konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai
2) Infeksi
Yang paling penting adalah efek langsung dari infeksi. Sistematik pada
2000).
1) Tingkat Pendapatan
2) Pengetahuan Gizi
9
bahan makanan yang akan diberikan. Pengetahuan tentang ilmu gizi secara
makanan. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang rendah akan sulit dalam
3) Pendidikan
laku (tujuan). Pendidikan itu adalah suatu proses, maka dengan sendirinya
10
3. Penilaian Status Gizi
(dua) yaitu penilaian status gizi langsung dan status gizi tidak langsung.
status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, tinggi duduk, lingkar perut, lingkar pinggul,
dan lapisan lemak bawah kulit. Parameter indeks antropometri yang umum
digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator berat badan
menurut umur (BB/U). Tinggi badan menurut umur (TB/U), Indeks Massa
melihat status gizi seseorang dengan cara mengukur berat badan dan tinggi
status gizi. Atas dasar itu,ukuran-ukuran yang baik dan dapat diandalkan
(Kemenkes, 2010).
11
umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi
tubuh dan densitas tubuh, pada remaja digunakan indikator IMT/U. Rumus
Berat badan(kg 2)
IMT =
Tinggibadan (m 2)
Berat badan dalam satuan kg, sedangkan tingi badan dalam satuan
meter. Remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan
saat ini yang paling sering dilakukan untuk menyatakan indeks tersebut
Z-score =
Keterangan:
Apabila nilai individu subyek lebih kecil daripada median maka nilai
12
simpang rujukannya diperoleh dengan mengurangi – 1 SD dengan
median.
b) Gizi Baik : - 2 SD sd + 1 SD
c) Gizi Lebih : + 1 SD sd + 2 SD
d) Obesitas : > + 2 SD
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
13
Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu
a) Statistik Vital
14
b) Faktor Ekologi
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh (triceps,
dan tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan, lingkar
lengan atas menurut umur, dan lingkar lengan atas menurut tinggi badan,
15
mudah disimpulkan, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan
untuk penapisan status gizi, survei status gizi dan pemantauan status gizi.
melebihi kebutuhan tubuh maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih dan
16
kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi
a. Konsumsi Energi
dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang (IOM, 2002).
tubuh. Energi yang masuk dalam tubuh melalui makanan harus seimbang
yang kurang dari kebutuhan menyebabkan berat badan kurang (Fauji, 2011).
2004).
17
Berikut Tabel Angka Kecukupan Energi usia remaja (2019).
Tabel.1
mengukur tinggi badan dan berat badan remaja itu sendiri. Ia akan
Remaja :
Tabel. 2
18
Sumber: (Kemenkes RI, 2016).
b. Konsumsi Protein
berasal dari bahasa Yunani (Greek) proteus yang berarti “yang pertama”
atau “yang terpenting”. Seorang ahli kimia Belanda yang bernama Mulder,
(biasa disebut juga unit pembangun protein) (Suhardjo dan Clara, 1992).
sapi, daging ayam, telur dan ikan, karena komposisi asam amino yang
lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Adapun nilai yang harus
dicapai dalam pemenuhan protein sesuai dengan umur dan jenis kelamin
Tabel. 3
19
Tabel. 4
c. Konsumsi Lemak
Tabel. 5
20
10-12 65 65
13-15 80 70
16-18 85 75
Sumber: (AKG 2019).
Tabel. 6
d. Konsumsi Karbohidrat
seperti sistem saraf dan sel darah merah. Didalam otot, juga membutuhkan
tersedia sebagai cadangan untuk semua sel dalam bentuk glukosa darah
dan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen. (Barasi,
2007).
dan wanita (Wardlaw dan Disilvestro, 2004). Berikut adalah tabel Angka
Tabel. 7
21
Umur Laki-Laki Perempuan
Tabel. 8
salah satu cara yang digunakan untuk menilai status gizi. Berdasarkan
kuantitatif.
a. Metode Kualitatif
tersebut.
22
2) Metode dietary history
3) Metode telepon
b. Metode Kuantitatif
daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT),
antara lain :
23
Pola konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan
2012). Prinsip dari metode food recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam
yang lalu.
b. Model makanan.
24
f. Daftar komposisi bahan makanan (DKBM).
m. Kalkulator.
a. Keunggulan
6) Memberikan gambaran kualitatif dari pola makan seperti asupan zat gizi.
besar, oleh karena itu sering digunakan untuk survei konsumsi makanan.
8) Dapat digunakan bagi orang yang buta huruf maupun yang melek huruf.
25
10) Tidak membahayakan.
14) Adanya unsur kejutan yang membuat kesempatan mengubah diet menjadi
berkurang.
tinggi.
b. Kelemahan
3) The flat slope syndrome yaitu kecenderungan bagi mereka yang kurus
6) Metode Recall tidak dapat digunakan pada saat panen raya, hari pasar, hari
akhir pekan, saat upacara keagamaan, selamatan, bencana alam , dan lain
sebagainya.
26
8) Cenderung terjadi kesalahan dalam memperkirakan ukuran porsi yang
dikonsumsi.
kelompok jika Recall tidak mewakili seluruh hari dalam satu minggu.
11) Proses tanya jawab terus menerus bisa melelahkan bagi responden dan
responden pada waktu makan pagi kemarin sampai sebelum sarapan hari
sebelum makan pagi hari ini beserta URT dan dibantu dengan model
27
f. Melakukan pengolahan data untuk mengkonversi berat makanan ke dalam
isi piringku.
dengan gizi seimbang. Isi Piringku adalah satu piring makan yang terdiri
dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari
karbohidrat dan protein. Dalam satu porsi sajian piring makanku, sayur-
bagian piring setiap makan (satu kali sajian). Separuh bagian piring
28
karbohidrat dan lauk-pauk yang banyak mengandung protein (porsi protein
makanku terdapat :
hari. Jumlah takaran gula, garam, dan lemak yang disarankan Kementerian
Kesehatan per orang per hari adalah: gula tidak lebih dari 50 gr (4 sendok
sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gram (5 sendok makan minyak).
sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya maka berbagai
muka bumi ini tergantung pada budaya, iklim dan keadaan tempat pada
makanan pokok adalah makanan yang relatif murah dan dapat disimpan
dalam waktu yang lama atau tidak mudah rusak. Makanan-makanan pokok
29
tersebut diantaranya adalah beras, jagung, gandum, sorgum, kedelai dan
umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas dan singkong serta buah-
Komposisi makanan pokok untuk sekali makan (2/3 dari 1/2 piring)
b. Lauk Pauk
Komposisi lauk pauk hewani dan nabati untuk sekali makan (1/3 dari
1) 75 gram ikan kembung sama dengan 2 potong ayam tanpa kulit (80
g)
2) 55 gram telur ayam sama dengan 1 butir telur ayam ukuran besar
sedang
30
1) Untuk pertumbuhan
1) Lauk Hewani
atau daging unggas (ayam, bebek, burung) atau berupa hasil laut
2) Lauk Nabati
tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kara, kacang mede, kapri
dan lain-lain.
c. Buah-Buahan
B6, C), mineral dan serat pangan. Sebagaian vitamin, mineral yang
Komposisi buah untuk sekali makan (1/3 dari 1/2 piring) dan bahan
penukarnya :
31
1) 150 gram pepaya sama dengan 2 potong sedang
2) Sumber air dan zat gizi, buah merupakan salah satu sumber air untuk
(Kemenkes, 2020)
d. Sayuran
ada yang dapat dikonsumsi langsung tanpa dimasak. Namun, ada juga
32
Sayuran merupakan sumber penting dari banyak nutrisi, termasuk
2020)
Komposisi sayuran untuk sekali makan (2/3 dari 1/2 piring) dan
bahan penukarnya:
Piringku
33
a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
d. Sosial ekonomi
e. Budaya
karena informasi yang baru akan disaring, apakah sesuai atau tidak dengan
34
f. Media Informasi
E. Remaja
1. Pengertian Remaja
Dolgin, 2002).
35
Banyak para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai
batasan usia remaja. Menurut Brown, remaja dapat dibagi menjadi 3 sub
fase, yaitu :
masa ini adalah suka membandingkan diri dengan orang lain, sangat
teman sejenis.
Usia masa remaja tengah antara 15-17 tahun. Masa remaja ini lebih
teman sebaya tidak penting, berteman dengan lawan jenis secara dekat
36
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pengetahuan Gizi :
1. Isi Piringku
Pendidikan
37
Gambar 1.
Keterangan :
konsumsi zat gzi makro dan penyakit infeksi. Faktor yang secara langsung
(Suhardjo, 1996).
Dalam penelitian ini status gizi dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi
dikonsumsi oleh siswa SMA Negeri 1 Petang apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh. Apabila konsumsi zaat gizi
yang dibutuhkan cukup maka status gizi menjadi baik dan begitu pula
sebaliknya.
Selain itu dalam penelitian ini status gzi dipengaruhi juga oleh
38
yang bergizi dan sukar untuk mengatur porsi makan sehingga akan
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang isi
piringku dan tingkat konsumsi sat gizi makro yang meliputi konsumsi
Tabel 10.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pengetahuan Pengetahuan isi Wawancara Kuesioner Skor Ordinal
Isi Piringku piringku adalah segala Kemudian skor
pengetahuan yang dikategorikan
diketahui oleh sebagai berikut :
responden yang a. Baik : 76-
mencakup pengetahuan 100%
tentang pengertian b. Cukup : 56-
makanan pokok, lauk- 75%
pauk, buah dan sayuran, c. Kurang: < 56
komposisi makanan (Nursalam,
pokok, lauk pauk, buah 2013)
dan sayuran, bahan
penukar serta
manfaatnya bagi tubuh
39
Tingkat Tingkat konsumsi zat Recall Form Tingkat asupan Ordinal
Konsumsi gizi makro adalah Recall 2 x dihitung
Zat Gizi jumlah energi, protein, 24 jam berdasarkan
Makro lemak, karbohidrat AKE, AKP,
yang dikonsumsi dalam AKL dan AKK.
sehari dibandingkan Klasifikasi
AKG tingkat
konsumsi
Energi dibagi
dengan
kategori:
a. Sangat
Kurang : ≤
70% AKE.
b. Kurang :70-
≤110%
AKE.
c. Normal :
100-130%
AKE.
d. Lebih :
≥130%AKE
(Kemenkes
RI, 2016).
Klasifikasi
tingkat
konsumsi
Protein dibagi
dengan
kategori:
a. Sangat
Kurang : ≤
80% AKP.
b. Kurang :80-
≤110%
AKP.
c. Normal :
100-<120%
AKP.
d. Lebih :
≥120%AKP.
(Kemenkes
RI, 2016)
Klasifikasi
tingkat
konsumsi
40
Lemak dibagi
dengan
kategori:
a. Kurang : <
80% AKL.
b. Normal :
80-110%
AKL.
c. Lebih :
>110%AKL
( WNPG,
2004).
Klasifikasi
tingkat
konsumsi
Karbohidrat
dibagi dengan
kategori:
a. Kurang : <
80% AKK
b. Normal :
80-110%
AKK.
c. Lebih :
>110%AKK
( WNPG,
2004).
41
Status Gizi Status gizi adalah Mengukur Microtoise Z-score Ordinal
keadaan tubuh tinggi badan untuk Kemudian z-
responden yang diukur dan mengukur score
dengan menggunakan menimbang tinggi dikategorikan
Indeks Massa Tubuh berat badan. badan. sebagai berikut:
menurut Umur (IMT/U) Timbangan a. Gizi
injak untuk Kurang : - 3
menimbang SD sd < - 2
berat badan SD
responden. b. Gizi Baik :
-- 2 SD sd +
1 SD
c. Gizi Lebih :
+ 1 SD sd +
2 SD
d. Obesitas : >
+ 2 SD,
menurut
(PMK RI No
2 Tahun
2020).
C. Hipotesis Penelitian
2. Ada hubungan tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi pada
BAB IV
METODE PENELITIAN
42
Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional yaitu
gizi sebagai variabel dependent yang dilakukan hanya satu kali dan dinilai
1. Tempat penelitian
tidak.
2. Waktu penelitian
1. Populasi penelitian
43
Populasi adalah semua siswa di SMA Negeri 1 Petang kelas X dan
kelas XI tahun ajaran 2019/2020 yang masih aktif dan terdaftar di SMA
2. Sampel penelitian
a. Sampel
1) Kriteria inklusi
2) Kriteria eksklusi
44
Kriteria eksklusi adalah hal-hal yang dapat menyebabkan sampel
yaitu:
penelitian.
b. Besar sampel
(Notoatmodjo, 2010).
a
z 1− . P ( 1−P )
n 0= 2
d2
no
n=¿ n 0−1
1+
N
Keterangan:
n0 = besar sampel
45
c. Teknik pengambilan sampel
secara acak dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
sekunder :
meliputi:
1) Identitas responden
24 jam.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang
meliputi:
1) Data jumlah siswa umur 16-18 tahun, kelas X dan XI tahun ajaran
2019/2020.
46
2) Gambaran sekolah atau profil sekolah.
kuisioner.
a. Alat ukur berat badan yaitu timbangan injak digital dengan kapasitas 120
b. Alat ukur tinggi badan yaitu microtoice dengan ketelitian 0,1 cm dan
47
b. Form identitas dan karakteristik responden. Untuk mengetahui identitas
responden.
2005).
e. Alat tulis.
1. Pengolahan Data
a. Identitas Responden
badan dan menghitung IMT. Nilai IMT diperoleh dari membagi berat
badan dalam kilogram (kg) dengan kuadrat tinggi dalam meter (m2).
48
Kemudian menghitung Z-Score IMT/U Z-score dihitungan dengan
RI No 2 Tahun 2020).
2) Gizi Baik : - 2 SD sd + 1 SD
3) Gizi Lebih : + 1 SD sd + 2 SD
4) Obesitas : > + 2 SD
dengan Nutri Survey. Ketika hasil asupan zat gizi sudah diperoleh, maka
(Wahyuningsih, 2013) :
recall.
49
Dari hasil asupan energi sehari tersebut kemudian dibandingkan
recall.
50
sampel dalam sehari diperoleh dengan wawancara menggunakan form
recall.
penyajian, data disajikan dalam bentuk skala ordinal dengan tiga kategori,
Untuk penyajian, data disajikan dalam bentuk skala ordinal dengan tiga
51
dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan jika
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
test hasil pengukuran pengetahuan remaja tentang isi piringku adalah 100.
Untuk penyajian, data disajikan dalam bentuk skala ordinal dengan tiga
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
52
b. Analisis Bivariat
komputer. Uji statistik yang digunakan adalah uji Korelasi Pearson, uji
dengan tingkat konsumsi zat gizi makro dan variabel tingkat konsumsi zat
gizi makro dengan status gizi remaja. Variabel ini diuji untuk mengetahui
❑ ❑ ❑
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
rxy= ❑
❑
❑
❑
❑
√ 2 2
[n ∑ X ¿−( ∑ X )]¿ ¿ ¿
❑ ❑
Keterangan :
variabel dependent.
53
2) Apabila nilai signifikansi t>0.05,maka H0 diterima, artinya tidak ada
variabel dependent.
G. Etika Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
54
Almatsier, S (2009:8) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia.
Emilia, Esi. 2009. Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Gizi Pada Remaja Dan
Implikasinya Pada Sosialisasi Perilaku Hidup Sehat. Media Pendidikan
Gizi Kuliner.Vol. 1, NO. 1.
55
Ali khomsan, 2003. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.Rajagrafindo.
Persada.
Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.
Menkes RI. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Sediaoetama, A.D. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta :
Dian Rakyat.
56
Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.
Wardlaw G.M, Hampl J.S and DiSilvestro R.A. 2004. Dietary Fiber. In: Meyers,
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Jakarta : Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
LAMPIRAN 1
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
57
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan
tingkat konsumsi zat gizi makro dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 1
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
Peserta akan diukur status gizi dengan mengukur tinggi badan dan berat
58
dengan menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner. Terakhir, dengan
konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat responden. Waktu yang tersita
yang lebih banyak tentang hubungan pengetahuan isi piringku dan tingkat
konsumsi zat gizi makro dengan status gizi pada siswa SMA Negeri 1 Petang.
imbalan sebagai pengganti waktu yang diluangkan untuk penelitian ini. Peneliti
pengobatan yang akan diberikan. Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini,
tangani ini.
59
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
Bapak/Ibu/Saudara/Adik.
hubungi peneliti :
Hp. 087753483130
Email : madesintia64@gmail.com
kesempatan untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui
Penelitian:
60
(Wali dibutuhkan bila calon peserta adalah anak < 16-18 tahun, lansia, tuna
Peneliti
Tanda tangan saksi diperlukan pada formulir Consent ini hanya bila
Wali dari peserta penelitian tidak dapat membaca/ tidak dapat bicara atau buta
Komisi Etik secara spesifik mengharuskan tanda tangan saksi pada penelitian ini
(misalnya untuk penelitian resiko tinggi dan atau prosedur penelitian invasive)
Catatan:
Saksi :
dengan benar dan dimengerti oleh peserta penelitian atau walinya dan persetujuan
Tanggal
61
(Jika tidak diperlukan tanda tangan saksi, bagian tanda tangan saksi ini
dibiarkan kosong)
* coret yang tidak perlu
LAMPIRAN 2
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
62
Alamat :
berjudul “Hubungan Pengetahuan Isi Piringku Dan Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Demikian surat ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun dan saya memahami keikutsertaan saya dalam penelitian ini akan
Denpasar,.......................2020
( )
LAMPIRAN 3
Waktu
Tahun 2020 Tahun 2021
No Kegiatan
Ma Ap Me Jun Ma Ap Me Jun Jul
Feb r r i i Jan Feb r r i i i
63
Pengajuan
1
Proposal
Penyusunan
2
Proposal
Revisi
3
Proposal
Penyusunan
4
Instrumen
Seminar
5
Proposal
Revisi
6
Proposal
Pengurusan
7
Ijin
Pengumpulan
8
Data
Pengolahan
9
Data
Penyusunan
10
Skripsi
11 Ujian Akhir
Perbaikan dan
12
penjilidan
LAMPIRAN 4
64
Total Rp. 350.000,00
B. Anggaran Biaya Penelitian Skripsi
LAMPIRAN 5
A. Identitas Sampel
No Identitas Sampel
1 Kode sampel
2 Nama sampel
3 Tanggal lahir
4 Umur (tahun)
65
5 Alamat
6 No handphone
7 Kelas
B. Antropometri
No Data Antropometri
1 Berat Badan , kg
2 Nama sampel , cm
3 IMT , kg/m2
4 Z-score
5 Status Gizi
C. Kuesioner
pokok ?
66
3. Menurut sepengetahuan saudara, berapa gram komposisi makanan pokok
seperti nasi yang harus dimakan dalam sekali makan menurut anjuran pakar
kesehatan ?
a. 100 gram
b. 150 gram
c. 200 gram
d. 250 gram
a. 250 gram
b. 200 gram
c. 150 gram
d. 100 gram
kentang ?
a. 300 gram
b. 250 gram
c. 200 gram
d. 150 gram
ikan kembung yang harus dimakan dalam sekali makan menurut anjuran
pakar kesehatan ?
a. 100 gram
b. 75 gram
c. 50 gram
67
d. 25 gram
telur yang harus dimakan dalam sekali makan menurut anjuran pakar
kesehatan ?
a. 75 gram
b. 65 gram
c. 55 gram
d. 45 gram
tahu yang harus dimakan dalam sekali makan menurut pakar kesehatan ?
a. 100 gram
b. 75 gram
c. 50 gram
d. 25 gram
tempe yang harus dimakan dalam sekali makan menurut pakar kesehatan ?
a. 100 gram
b. 75 gram
c. 50 gram
d. 25 gram
10. Menurut sepengetahuan saudara berapa gram komposisi buah yang harus
a. 100 gram
b. 150 gram
68
c. 200 gram
d. 250 gram
11. Menurut sepengetahuan saudara, 150 gram buah pepaya setara dengan
a. 1 buah jeruk
b. 2 buah jeruk
c. 3 buah jeruk
d. 4 buah jeruk
12. Menurut sepengetahuan saudara, 150 gram buah pepaya setara dengan
a. Bluberi
b. Pisang
c. Tomat
d. Apel
14. Menurut sepengetahuan saudara berapa gram komposisi sayuran yang harus
a. 100 gram
b. 150 gram
69
c. 200 gram
d. 250 gram
Selingan Pagi
Siang
Selingan
siang
Malam
70
Denpasar,.....................2020
Enumerator
(...........................................)
LAMPIRAN 6
(Notoatmodjo, 2010).
a
z 1− . P ( 1−P )
n 0= 2
d2
3,84 x 0,25
=
0,01
0,96
=
0,01
n 0= 96 sampel
no
n=¿ n 0−1
1+
N
96
n=¿ 96−1
1+
650
71
96
n=¿
1,15
n=¿ 84 sampel
Keterangan:
n0 = besar sampel
LAMPIRAN 7
Tabel 11.
Karakteristik Sampel
Karakteristik Sampel f %
Jenis Kelamin :
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Umur :
16 tahun
17 tahun
18 tahun
Jumlah
Tabel 12.
72
Jumlah
Tingkat Pengetahuan
f %
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Tabel 13.
Jumlah
Tingkat
Energi Protein
Konsumsi
f % f %
Sangat Kurang
Kurang
Normal
Lebih
Jumlah
Tabel 14.
Jumlah
Tingkat Konsumsi Lemak Karbohidrat
f % f %
Lebih
Baik
Kurang
Jumlah
Tabel 15.
Jumlah
Status Gizi
f %
Gizi Kurang
Gizi Baik
73
Gizi Leih
Obesitas
Jumlah
LAMPIRAN 8
Tabel 16.
Tabel 17.
74
dan Tingkat Konsumsi Lemak dan Karbohidrat
Tabel 18.
Tabel 19.
75
f % f % f % f % f %
dan Karbohidrat
Lebih
Baik
Kurang
Jumlah
76