OLEH
Nama : Widya Taruk Lawa
NIS/NO ABSEN : 16.6354/ 34
Kelas : X PM3
Tanggal mulai :25 Mei 2017
Tanggat target :29 Mei 2017
Nama guru : Drs. Taufiq Attamimi, M.Pd
Tahun Pelajaran:
2016/2017
SMK SMTI MAKASSAR
DAFTAR ISI
Sampul.........................................................................................................................................................1
Pembuka .....................................................................................................................................................3
Pembahasan :
Penutup ....................................................................................................................................................31
KATA PEMBUKA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah HACCP Semoga Berguna ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
KELAS : X.PM 3
NIS : 16.6354
Penerapan prinsip HACCP terdiri dari tugas-tugas atau tahapan-tahapan
sebagai berikut :
Tanaman ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoe batatas L.) adalahsejenis tananam
budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar air
(karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok
yang penting. Tanaman ubi jalar juga merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di
berbagai daerah. Tanaman ubi jalar merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam dalam lahan
yang gembur,tanaman ubi jalar juga mudah untuk dibudidayakan. Bahkan ubi jalar banyak
ditemui di pedesaan dengan kondisi lahan yang kritis,bagi tanaman lain tidak mungkin untuk
dapat tumbuh dengan kondisi tanah seperti itu. Ubi jalar merupakan tanaman yang memiliki
banyak manfaat dan bagian dari tanaman ubi jalar yang dapat dikonsumsi selain umbinya yaitu
bagian daunnya. Ubi ajalar juga dapat dimanfaatkan sebagi bahan dasar olahan makanan
misalnya getuk,tiwul dan lain sebagainya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam
olahan makanan,ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga misalnya
bahan dasar tepung ubi jalar. Batang yang berbentuk bulat menjalar, dan tumbuh dengan
memanjang,batang dari tanaman ubi jalar ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm,selain itu ukuran
batang tanaman ubi jalar berbeda-beda tergantung dari varietasnya,misalnya besar dan memiliki
batang berwarna hijau tua atau merah tua. Umbi yang dihasilkan oleh tanaman ubi jalar ini
berbentuk panjang, bulat, dan lonjong dengan berat sekitar 300 gram dan bahkan lebih. Umbi
dari tanaman ubi jalar berwarna coklat,putih,dan ungu dengan kulit yang sangat tipis.
Kripik Ubi jalar adalah makanan yang terbuat dari ubi jalar yang diiris tipis kemudian digoreng
dengan menggunakan minyak goreng. Biasanya rasanya adalah manis dengan aroma bawang
yang yang gurih. Perkembangan sekarang banyak memunculkan variasi rasa keripik ubi
jalar,tidak hanya manis gurih tetapi juga manis pedas dan manis pedas atau dikenal sebagai
bumbu balado.
A. Bahan baku
Bahan baku yang bermutu tinggi, proses produksi yang tertara dengan baik dan
sistem pengendalian. Kripik Ubi Jalar berkualitas dengan baik untuk produksi. Bahan
baku ini diterapkan dalam standart bahan baku meliputi bahan baku dan
penyimpanannya.
B. Bahan pembantu
1. Garam
Garam adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin.Biasanya garam
yang tersedia secara umum adalah Natrium Klorida(NaCl) yang dihasilkan oleh
air laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang dikenal
sebagai batu garam atau halite.Garam sangat diperlukan tubuh,namun bila
dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit,termasuk
tekanan darah tinggi(hipertensi).Selain itu garam juga digunakan untuk
mengawetkan makanan dan sebagai penyedap rasa.
2. Bumbu Antaka(Bumbu Tela-Tela)
Bumbu Tela-Tela memiliki Berbagai Varian. Saat ini sudah semakin banyak
pecinta makanan ringan dan rata-rata di antara selalu mencari rasa yang unik dan
menarik tapi yang paling utama adalah rasa yang di haruskan cocok dengan lidah
mereka. Karena bumbu tabur sendiri mudah di aplikasikan ke dalam berbagai
makanan ringan seperti kripik singkong,tela-tela,makroni,pop corn,dll.
C. Mutu Bahan Baku
Mutu bahan baku yang baik itu tergantung dari produksinya, dan daya simpan
maupun daya jual yang tinggi.
Parameter Uraian
Warna : -Kulit Coklat,putih,ungu
-Daging Putih,ungu,coklat, perubahan warna terjadi diakibatkan karena aktifitas
mikroba penghasil pigmen yang banyak terdapat dipermukaan bahan pangan.
Aroma Segar atau khas ubi jalar perubahan aroma timbul karena terbentuknya
senyawa-senyawa volitil ( senynawa ringan yang mudah menguap).
Tekstur Keras, perubahan tekstur pada pangan ini sebagian akar disertsi dengan
pembentukan lendir.
Bentuk Utuh, karena biasanya ubi jalar digunakan tidak utuh, ubi jalar itu tidak layak
untuk digunakan dalam produsen
Ubi Jalar adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat indonesia. Ubi JaLar
mengandung energi sebesar 123 kilokalori, protein 1,8 mg, karbohidrat 27,90 mg,Kadar lemak
0,7%, kalsium 30,00 mg, Kadar Air 82 %, pada zat besi 0,70 miligram. Selain itu didalam Ubi
Jalar juga mengandung vitamin A sebanyak 200% vitamin C 37%, vitamin B6 sebanyak 16 % ,
dan fosfor 49,00 mg.
4. Kunci Menjaga fasilitas Kondisi fasilitas cuci tangan, toilet dan sanitasi
pencuci tangan, sanitasi dan tangan sangat penting untuk mencegah terjadinya
toilet kontaminasi terhadap proses produksi pangan.
Kontaminasi akibat kondisi fasilitas tersebut akan
bersifat fatal, karena diakibatkan oleh bakteri
patogen.
Monitoring :
Mendorong program pencucian tangan untuk
mencegah penyebaran kotoran dan mikroorganisme
patogen pada area penanganan, pengolahan dan
produk pangan
Tindakan koreksi :
Perbaiki atau isi bahan perlengkapan toilet dan
tempat cuci tangan, Buang dan buat larutan baru
jika konsentrasi bahan sanitasi salah, Observasi
catatan tindakan koreksi ketika kondisi sanitasi
tidak sesuai, Perbaiki toilet yang rusak
Rekaman :
Rekaman yang dapat dilakukan untuk menjaga
kunci sanitasi : kondisi dan lokasi fasilitas cuci
tangan, toilet; kondisi dan ketersediaan tempat
sanitasi tangan, konsentrasi bahan sanitasi tangan,
tindakan koreksi pada kondisi yang tidak sesuai
Pengupasan dapat
dilakukan dengan
menggunakan mesin
atau alat manual Pengupasan
Penambahan BTM/BTP
dilakukan untuk
menambah cita rasa pada Penambahan BTM
produk
Pengemasan dilakukan
secara manual dan harus
bersih dan rapih.
Pelabelan dilakukan
Pengemasan dan Pelabelan secara manual dan harus
berisi keterangan tentang
produk
Pemasaran
Konfirmasi diagram alir (skema produk) dilaksanakan didepan kelas dengan mempersentasikan
skema pelaksanaan produk (Kripik Ubi Jalar) kepada teman-teman dan guru sebagai pengoreksi
pada jalannya diskusi. Produk yang saya presentasikan kripik Ubi jalar dengan bahan baku
Garam dan bumbu Antaka (bumbu Tela-Tela) dengan ketentuan harus memperhatikan potensi
bahaya dan titik kritis.
Ya
Q3
Mungkinkah kontaminasi dengan potensi bahaya yang
teridentifikasi ada pada konsentrasi berlebihan atau
dapatkah meningkatkan hingga ketingkat yang tidak
dikehendaki ?
Bukan CCP Stop (*)
ya Ya
Apakah tahap berikutnya dapat menghilangkan
Q4 potensi bahaya terindentifikasi hingga ketingkat yang
dapat diterima ?( **)
CRTICAL
Ya Ya CONTROL POINT
Keterangan : Stop (*)
Bukan CCP
(*) lanjutkan kepotensi bahaya berikutnya pada proses yang telah dijelaskan
(**) tingkat yang dapat direrima maupun tidak dapt diterima halus didefinisiskan dalam
kseseluruan tujuan pengidentifikasi CCP dan rencna HACP.
untuk mengendalikan bahaya yang sama mungkin terdapat lebih dari satu TKK pada saat
pengendalian
pada pohon keputusan untuk mengidentifikasi CCP terdapat pertanyaan yaitu Q1 Apakah
ada pengendalian yang telah dilakukan ?
Jawaban : YA, pengedalian yang dilakukan pada potensi bahaya yang terindentifikasi pada
setiap tahapan
Pengendalian yang dilakukan pada tahapan sortasi pada buah yaitu pemilihan buah
yang baik dan buruk
Pengendalian yang dilakukan pada tahapan pencucian penggantian air yang bersih,
dan air yang digunakan air PAM
Pengendalian yang dilakukan pada tahapan penyiapan alat dan bahan kontaminasi
silang dari alat dan wadah
Frekuensi verifikasi
Mengumpulkan laporan yang telah disusun menjadi dekomentasi dalam format makalah,
di print out dengan menyertakan pertanyaan hasil konfirmasi bagan alir di lapang dan SNI baku
dan produk
TUJUAN :
1. Agar produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu
2. Agar produk yang dihasilkan bebas dari kontaminasi bakteri
KOMPOSISI TIM:
Nama
Manajer HACCP/penanggung jawab
Widya Taruk Lawa
Perlakuan : Di tumpuk
KARAKTERISTIK UMUM
PH 6-0,9 Pppprodtk.fti.itb.ac.id
AW 60% BSN
Di periksa oleh :
Drs.Taufik attamimi.M.Pd
Pengolahan
(processing aids)
PELABELAN : Menggunakan label yang terdapat keterangan tulisan dan gambar tentang produk
Kondisi penggunaan di tempat(khusus produk antara) : Bersih dan terhindar dari kotoran
Kondisi distribusi : Baik dan teratur saat proses pengiriman dengan menggunakan motor
TAHAPAN PROSES
Penyimpanan bahan baku : Bahan baku sebaiknya ditaruh Sedang
bisa terkontaminasi oleh diruangan khusus
bahan non pangan jika
letaknya terlalu dekat
Penyimpanan bahan kering: Bahan baku seharushya Sedang
bisa terkontaminasi oleh ditaruh diruangan khusus
bahan non pangan jika
letaknya terlalu dekat
Penyimpanan kemasan: bisa Kemasan harus disimpan Tinggi
terkontaminasi oleh bahan non ditempat yang bersih dan tidak
pangan jika letaknya terlalu mudah dijangkau oleh benda
dekat asing
Pengangkutan produk semi Pengangkutan harus dilakukan Tinggi
terolah: residu zat pembersih secara berhati-hati tanpa
yang berlebihan bisa menimbulkan kontaminasi
mengkontaminasi produk pada produk
Pengisian
Formulir 6 : identifikasi potensi bahaya fisis
Kualitas atau mutu dari bahan pangan akan sangat mempengaruhi kualitas sumber Daya
manusia sebagai konsumen. Kualitas bahan pangan meliputi nilai gizi yang cukup, bebas dari
cemeran kimia maupun cemeran mikrobiologis serta memberikan ketentraman bathin bagi
konsumen karena halal. Jaminan mutu terhadap keagamaan pangan secara konvensial yang
hanya berdasarkan inspeksi produk akhir tidak dapat menjamin mutu secara keseluruhan. Suatu
konsep jaminan mutu yang khusus di terapkan untuk pangan dikenal dengan HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Points). Sistem HACCP merupakan sistem manajemen keamanan
pangan munculnya konsep HACCP, bertitik tolak dari meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap kesehatan, yang melahirkan tuntunan terhadap jaminan keamanan dan kelayakan mutu
atas pangan dan bahan pangan yang dikonsumsi.
Cede x Alimentarius Commision 3 menjabarkan sistem Hazard Analysic Critical Control Point
(HACCP) sebagai berikut :
Suatu sistem yang memiliki landasan ilmiah dan yang secara sistematis mengidentifikasi
potensi-potensi bahaya tertentu serta cara-cara pengendalian untuk menjamin keamanan
pangan
Penerapan sistem HACCP sesuai dengan penerapan sistem manajemen kualitas seperti
seri ISO 9000 dan merupakan sistem pilihan diantara sistem pengolahan keamanan
pangan
Tujuan sistem HACCP adalah untuk menunjukkan letak potensi bahaya yang berasal dari
makanan yang berhubungan dengan jenis bahan pangan yang diolah oleh perusahaan
pengolahan makanan dengan tujuan untuk melindungi kesehatan konsumen.
Dalam definisi ini beberapa konsep kunci harus ditegaskan, antara lain potensi bahaya
terhadap keamanan pangan (Food Safety Hazard), analisi potensi bahaya (Hazard Analysis)
pengendalian yang sangat diperlukan untuk mecegah /mengurangi resiko potensi bahaya
terhadap keamanan pangan atau mengurangi hingga bata yang dapat diterima dan bagian-bagian
dari rantai makanan.
Menurut direktorat jendral perikanan (2000, dasar pengembangan dalam penerapan
program sistem manajemen HACCP berdasarkan sistem HACCP meliputi beberapa aspek
sebagai berikut :
3. Pengujian laboratorium
Merupakan bagian dan penunjang dari keseluruhan sistem yang dilakukan pada
tempat danwaktu yang sesuai keperluan
4. Peranan swasta
Mempunyai peranan yang sangat besar yaitu melakukan pengawasan secara meneliti
terhadap proses produksi mereka sendiri , peranan pemerintah bertindak sebagai
pegawasan dalam sistem manajement HACCP yang dikembangkan dengan baik.
Beberapa alasan mengapa HACCP diperlukan dalam bisnis perikanan menurut Winarno
dan Surano (2000) adalah sebagai berikut :
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan suatu alat untuk
mengidentifikasi bahaya dan menetapkan sistem pengendaliannya, sistem HACCP diarahkan
pada tindakan pencegahan dan tidak bergantungan pada pengujian produk akhir ( Fardiaz 1996).
Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan tanpa resiko, tetapi
dirancang untuk meminimumkan resiko bahaya keamanan pangan.sistem ini juga dianggap
sebagai alat manajemen yang digunakan untuk memproteksi rantai pasokan pangan dan prose
produksi terhadap kontaminasi bahaya-bahaya mikrobilogi,kimia,fisik.
Tujuh prinsip sistem HACCP yang direkomendasikan oleh standar nasional indonesi
(1998) yang dikeluarkan oleh BSN (1999) , meliputi :
Analisis bahaya dilakukan dengan cara mendaftarkan semua bahaya yang mungkin
terdapat dalam bahan baku dan tahap proses.Bahaya-bahaya yang teridentifikasi
kemudian di tabulasikan ke dalam sebuah tabel disertai sumber bahaya,tingkat resiko dan
tindakan pencegahannya.Tingkat resiko di tentukan berdasarkan seberapa besar akibat
yang akan di timbulkan oleh suatu bahaya dan seberapa sering bahaya tersebut
kemungkinan terjadi.Setiap bahan baku dan tahap proses di tentukan termasuk CCP atau
tidak melalui pertimbangan tingkat resiko dan bedasarkan jawaban atas pertanyaan dari
CCP desicion tree.
Bahan baku dan tahap proses yang termasuk CCP berarti harus di kendalikan dengan
baik supaya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Tahap proses yang tidak termasuk
CCP,dapat termasuk control point(CP)yang berarti tahapan tersebut apabila tidak di
kendalikan dengan baik dapat menyebabkan kecacatan dari segi kualitas.
KESIMPULAN :
Pada penelitian tersebut yang digunakan sebagai panduan yaitu HACCP (Hazar Analysis and
Critical Control Point ). HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang berdasarkan kepada
kesadaran bahwah hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu,
tetapi dapat dilakukan pengendaliannya untuk mengontrol bahaya-bahaya tertentu. HACCP
adalah suatu sistem dengan pendekatan sistematik untuk mengidentifikasi dan mengakses
bahaya-bahaya dan resiko-resiko yang berkaitan dengan pembuatan, distribusi dan penggunaan
produk pangan.Sistem ini bertanggung jawab untuk menentukan aspek-aspek kritis dalam
memperoleh keamanan makanan selama dalam proses dipabrik.
Karena HACCP dikenal sebagai sistem keamanan pangan yang efektif, maka dengan
menerapkan HACCP secara konsekuen maka perusahanan jaminan pangan akan dapat
memberikan kepercayaan pada pelanggan terhadap jaminan keamanan yang telah dilakukan, dan
akan memberikan kesan yang baik bahwa industri pangan yang bersangkutan memenuhi
komitmen yang kuat dan professional dalam menjamin keamanan pangan. Bahkan suatu industri
pangan penerap HACCP dapat mendemonstrasikan bahwa sistem keamanan pangannya telah
memenuhi persyaratan regulasi pemerintah dalam menjamin masyarakat terhadap kemungkinan
timbulnya bahaya keamanan pangan.
KATA PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini..
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.