Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Roti yang tadinya dianggap sebagai makanan para sinyo dan noni Belanda di
zaman penjajahan, kini sudah jadi makanan pokok kedua setelah nasi. Kandungan gizi
produk olahan dari tepung ini unggul dibandingkan dengan nasi dan mei. Bahkan ada
jenis roti, yang selain kaya serat, mengandung omega-3 yang berfungsi sebagai
penangkal berbagai penyakit degeneratif. Di dalam ilmu pangan, roti dikelompokkan
dalam produk bakery, bersama dengan cake, donat, biskuit, roll, kraker, dan pie. Di
dalam kelompok bakery, roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan paling
populer di jagat raya hingga saat ini.
Sama halnya seperti di belahan dunia lain, budaya makan roti juga berkembang di
Indonesia. Memang, mula-mula hanya pada kelompok masyarakat tertentu. Itu pun
sebatas sebagai pengganti nasi pada saat sarapan pagi, yang umumnya disajikan
bersama-sama dengan telur dadar atau segelas susu.
Fenomena gandrung roti kemudian menjalar ke kelompok masyarakat sibuk,
yaitu yang harus terburu-buru ke tempat kerja. Dalam kondisi demikian, setangkap roti
isi selai dan mentega atau keju menjadi pilihan sarapan pagi paling praktis, yang bisa
dimakan di mobil dalam perjalanan ke kantor.
Seiring dengan berjalannya waktu, roti akhirnya tidak lagi dikaitkan dengan
sarapan pagi, tetapi sudah meluas sebagai menu makanan alternatif di segala kondisi dan
waktu makan. Roti tidak lagi dinikmati di pagi hari, tetapi juga di siang hari, malam hari,
atau sebagai snack di antara dua waktu makan. Dan akhirnya muncul suatu ide baru
untuk menyajikan roti dalam bentuk dan sajian yang berbeda dan unik dari yang selama
ini pernah ada yaitu roti yang dibakar atau lebih umum disebut roti bakar. Dari sinilah
muncul ide untuk membuat sebuah usaha dengan bahan dasar roti, namun dikemas dan
disajikan dengan tampilan yang istimewa sehingga dapat menarik minat pembeli untuk
melirik dan ingin mencoba.
Cinnamon roll adalah salah satu jenis roti yang lagi terkenal saat ini. Roti ini
terdiri dari lembaran canai adonan ragi-beragi terdapat campuran kayu manis dan gula

(dan kismis atau bahan-bahan lainnya) yang ditaburkan di atas lapisan tipis mentega.
Adonan kemudian digulung, dipotong menjadi bagian-bagian, dan dipanggang atau
digoreng. Di Amerika Utara, gulungan kayu manis sering atasnya dengan icing (biasanya
confectioners 'gula berbasis) atau lapisan es. Di Eropa Utara, gula pena biasanya
digunakan dengan glaze bukannya icing. Umumnya di Amerika Utara, gulungan tersebut
digoreng, mengkilap, dan menjabat sebagai variasi donat dibangkitkan.
Di Swedia, negara asalnya diduga, gulungan kayu manis mengambil nama dari
kanelbulle (harfiah: "cinnamon bun"), dan 4 Oktober baru-baru ini telah mulai
dipromosikan sebagai "kanelbullens dag" (Cinnamon Roll Day). Swedia kanelbulle
adonan biasanya juga mengandung kapulaga (bubuk atau tunas), memberikan rasa yang
khas. Berbagai Jerman yang berasal di Hamburg dan sekitarnya adalah Franzbrtchen,
kue kayu manis terinspirasi oleh non-kayu manis croissant Perancis.
Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk menghadapi customer maka
sebagai mahasiswa kita juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam tugas
akhir mata kuliah kewirausahaan ini kami mendapat tugas untuk mencoba melakukan
sebuah

usaha

sederhana

guna

mendapatkan

pembelajaran

menjadi

seorang

wirausahawan. Dan pada kesempatan ini kami akan menjajakan Cinnamons Rolls
sebagai menunya.
Tujuan usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan usaha yaitu profit, akan
tetapi tidak hanya sekedar profit saja yang kami coba temukan,

melainkan juga

penekanan pada pengalaman sebuah proses wirausaha. Karena melalui penjualan dan
pemasaran ini kami dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara
menawarkan dengan baik dan sopan, meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang
kita tawarkan dan memberikan pelayanan yang terbaik agar customer merasa puas.

Anda mungkin juga menyukai