153112620120067
Usus Halus
A. Pendahuluan
Nutrisi merupakan kebutuhan primer setiap makhluk hidup. Nutrisi yang diperoleh
dari makanan untuk dapat bermanfaat bagi tubuh harus melalui proses pencernaan agar
menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap. Untuk melaksanakan fungsi
pencernaan, tubuh manusia telah memiliki sistem organ khusus yang terdiri atas saluran
cerna dan kelenjar-kelenjar pencernaan yang mendukungnya. Salah satu saluran cerna
yang banyak mengambil peran dalam proses pencernaan makanan adalah usus halus yang
disebut juga intestinum tenue (diadianita.blogspot.co.id/2013/12/intestinum-tenue-danfisiologi.html)
B. Struktur Anatomi Intestinum Tenue
Usus halus relatif panjang kira-kira 6 meter dan ini memungkinkan kontak yang lama
antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil pencernaan dan selsel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen: duodenum, jejunum, dan
ileum (staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf)
Duodenum, memiliki panjang sekitar 25 cm atau setara dengan lebar 12 jari tangan.
Karena itulah, usus ini disebut juga usus dua belas jari. Duodenum adalah bagian terpendek
dari intestinum tenue yang berbentuk huruf C mulai dari pylorus gaster hingga bertemu
dengan jejenum. Usus yang letaknya retroperitoneal sekunder ini dibagi menjadi empat
bagian, yaitu duodenum superior, descendens, inferior, dan ascendens. Duodenum
merupakan muara dari sekret pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan hati,
melalui suatu struktur yang disebut ampulla hepatopankreatik dengan bukaan yang disebut
papila duodenalis mayor. Sekresi dari getah pankreas maupun empedu melalui struktur ini
diatur oleh suatu sphincter yang berupa otot polos.
Jejenum, disebut juga usus kosong karena saat seseorang meninggal usus ini akan
berada dalam kondisi kosong. Panjangnya sekitar 1 - 2,5 m atau kurang lebih 40% dari
keseluruhan panjang intestinum tenue. Jejenum dapat dikatakan letaknya mendominasi
regio superior sinistra.
Ileum, merupakan bagian terakhir dan terpanjang dari intestinum tenue. Panjangnya
mencapai 3,5 m dan berakhir pada katup ileocecal yang menjadi batas ileum dengan cecum
dari
colon.
Regio
inferior
dekstra
dari
abdomen
didominasi
oleh
struktur
ini
(diadianita.blogspot.co.id/2013/12/intestinum-tenue-dan-fisiologi.html)
C. Histologi Intestinum Tenue
Intestinum tenue merupakan organ digestif yang paling berperan dalam proses
absorbsi nutrisi. Untuk mendukung fungsi tersebut, intestinum tenue mengalami beberapa
modifikasi pada dindingnya, yaitu dengan adanya bangunan plika sirkularis, vili, dan
mikrovili.
Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan lipatan permanen yang
disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa terdapat lubang kecil
yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang dinamakan kelenjar intestinal
(kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjar kelenjar intestinal mempunyai epitel pembatas
usus halus dan sel-sel goblet (bagian atas). Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis
sel, yang paling banyak adalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang
mengsekresi polipeptida endokrin (staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf)
1. Sel toraks (absortif)
adalah sel dengan bentuk kolumnair dengan mikrovili, yang terdapat pada
permukaan bebas usus halus, yang ditandai oleh adanya permukaan apikal yang
mengalami spesialisasi yang dinamakan striated border yang tersusun atas
mikrovili. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena sangat
menambah permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated border
merupakan tempat aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini terikat
pada mikrovili, menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida, sehingga
mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama diduga terdapat enzim dipeptidase yang
menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur asam aminonya. Fungsi sel toraks
usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zat zat sari-sari yang dihasilkan
dari proses pencernaan serta untuk transport lemak.
2. Sel-sel goblet
terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit dalam
1. Sel Toraksileum.
(absortif)
duodenum dan bertambahGambar
bila mencapai
Sel goblet menghasilkan
(Sumber: skydrugz.blogspot.com)
D. Penutup
Intestinum tenue merupakan saluran pencernaan terpanjang manusia yang dibagi
menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Seluruh dindingnya tersusun atas
4 lapisan yaitu: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Fungsi dari intestinum tenue
antara lain bergerak baik segmental maupun peristaltik, sekresi getah usus yang berguna
untuk pencernaan kimiawi, digesti zat-zat makanan, dan absorpsi zat. Guna mendukung
fungsi absorpsinya, dinding usus memiliki modifikasi membentuk plika sirkularis, vili, dan
mikrovili. Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak adalah sel
epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi polipeptida endokrin.
Dengan struktur yang demikian kompleks dan dalam kondisi sehat, intestinum tenue dapat
menjalankan fungsi optimal dalam pencernaan zat makanan.
Daftar Pustaka