Anda di halaman 1dari 19

Mekanisme Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan Lemak Dalam Tubuh Manusia

Andreino Adythia Pause* 10-2010-020 / 3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA *Alamat Korespendensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 e-mail:adythiapause@ymail com

Pendahuluan
Makan merupakan salah satu kegiatan yang ada di dalam hidup manusia. Dimana dengan makan,atau mengkonsumsi bahan makanan, kita dapat ememperoleh energi yang kita gunakan untuk kegiatan sehari hari. Maka dari itu makanan harus masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pencernaan utnuk di serap. Sistem pencernaan kita terdiri dari sebuah saluran yang panjang. Maka dari itu juga makanan yang kita makan,juga akan mengalami sebuah proses yang panjang ketika masuk ke dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia tentunya makanan yang kita makan akan mengalami proses penyerapan bahan bahan yang sangat di perlukan oleh tubuh,dan nantinya akan di ekskresikan lagi keluar tubuh. Traktus Gastrointestinalis Atas 1. Gaster Gaster dibagi menjadi empat regia yaitu bagian jantung, fundus, badan, dan pilorus. 1,4,6 a. Bagian jantung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan lambung. b. Fundus Merupakan bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus. Fundus berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara. c. Korpus

Korpus atau badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus, membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang konkaf disebut curvatura minor dan tepi lateral badan lambung yang konveks disebut curvatura major. d. Pilorus Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang dikelilingi sfingter pilorus muskular tebal. Dinding gaster terdiri atas empat lapisan umum saluran cerna yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Mukosa gaster terdiri atas lapisan epitel, lamina propria, dan mukosa muskularis. Permukaan lumen mukosa ditutupi epitel selapis silindris. Kelenjar gaster berhimpitan di dalam lamina propria dan menempati seluruh tebal mukosa. Kelenjar-kelenjar ini bermuara ke dalam dasar foveola gastrika. 1,2,5 a. Kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung, berfungsi mensekresikan mukus. b. Kelenjar fundus, terdiri atas tiga jenis sel. 1. Sel chief (zimogenik) mensekresikan pepsinogen, prekursor enzim pepsin. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung. 2. Sel parietal mensekresikan asam klorida dan faktor intrinsik. 3. Sel leher mukosa, ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Berfungsi mensekresikan barier mukus dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCl atau autodigesti. c. Kelenjar pilorus, terletak pada regia antrum pilorus. Berfungsi mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung. Fungsi utama gaster adalah menerima, menampung, mencampur, dan mencerna produk makanan. Sebagian fungsi ini dilakukan secara mekanis dan kimiawi, mengubah bolus menjadi kimus. Pengolahan bolus secara mekanis terlaksana oleh kontraksi peristaltik kuat otot-otot tebal dinding gaster saat makanan memasuki dan menuruni dinding gaster. Dengan pilorus yang tertuup, kontraksi ini memeras dan mengaduk makanan dengan getah lambung. Neuron dan akson pleksus submukosa Meissner dan pleksus mienterikus Auerbach gaster mengatur gerak peristaltik. Gater juga berfungsi menyerap, namun hanya terbatas untuk air, alkohol, garam-garam, dan obat tertentu. 1,2,5 2

2. Usus halus Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai ke katup ileosekal, tempat menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. 2,4-7 a. Duodenum Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf c dengan panjang sekitar 25 cm. Merupakan organ penghubung gaster dan jejunum. Duodenum merupakan organ penting karena duktus choledochus dan duktus pancreaticus, keduanya bermuara di dinding posterior duodenum beberapa sentimeter di bawah mulut pilorus.1 Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis superior cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica superior. Vena pancreaticodudenalis superior bermuara ke vena portae hepatik sedangkan yang inferior bermuara ke vena mesenterica superior. Pembuluh limfe mengikuti arteria dan bermuara ke atas melalui noduli pancreaticoduodenales ke noduli

gastroduodenales dan kemudian ke noduli coeliaci dan ke bawah melalui noduli pancreaticoduodenales ke nodi mesenterici superiores di sekitar pangkal arteria mesenterica superior. 4,7 Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan yaitu mukosa dengan epitel pelapisnya, lamina propria, dan mukosa muskularis, jaringan ikat submukosa di bawah nya dengan kelenjar duodenal Brunner, lapisan otot polos muskularis eksterna, dan serosa. Usus halus ditandai banyak tonjolan yang disebut vili dan epitel selapis silindris dengan mikrovili, sel-sel goblet yang terpulas pucat, dan kelenjar intestinal tubular pendek (kripti Lieberkuhn). 2,5 Ciri khas bagian duodenum adalah adanya kelenjar duodenal Brunner yang bercabang di dalam submukosa. Dukstus ekskretorius kelenjar ini menembus mukosa muskularis dan mencurahkan sekretnya ke dalam lumen duodenum. Fungsi utama kelenjar ini adalah melindungi mukosa duodenum terhadap isi gaster yang sangat korosif dengan menghasilkan mukus dan ion-ion bikarbonat yang alkalis, 3

menetralkan kimus asam. Kelenjar duodenal juga menghasilkan hormon polipeptida disebut urogastron, berfungsi menghambat sekresi HCl oleh sel parietal gaster. 2 b. Jejunum dan Ileum Jejunum dan ileum panjangnya sekitar 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum. Jejunum dimulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dengan ileum berdasarkan gambaran berikut. 4-7 1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum. Ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam pelvis. 2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan yang lebih permanen pada tunika mukosa, plika sirkularis lebih besar, lebih banyak dan tersusun lebih rapat pada jejunum. 3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta. 4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue, ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade. 5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekan radix dan jarang ditemukan di dekan dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di sluruh bagian sehingga ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum. 6. Kelompok jaringan limfoid terdapat pada tunika mukosa ileum bagian bawh sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyeri dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

Histologi duodenum bagian bawah, jejunum, dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah tidak ada kelenjar duodenal Brunner yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Di bagian akhir ileum, terdapat kumpulan 4

limfonoduli (plak Peyeri) dengan interval tertentu. Baik mukosa maupun submukosa ikut membentuk plika sirkularis. Di dekat otot polos mukosa muskularis terlihat beberapa kelenjar intestinal. Tampak sel goblet yang khas dan sel dengan mikrovili dalam kelenjar. Sel enteroendokrin tersebar di antara sel kelenjar intestinal, sel kelenjar mitotik, sel goblet, dan sel Paneth. 2,5 1. Sel enteroendokrin, menghasilkan banyak hormon pengatur usus seperti grastic inhibitory peptide, sekretin, dan kolesitokinin. Hormon intestinal ini

mengendalikan pembebasan getah-getah lambung dan pankreas, motilitas intestinal, dan kontaksi kandung empedu. 2. Sel Paneth, menghasilkan lisozim yaitu sebuah enzim antibakteri yang berfungsi mencerna dinding sel bakteri tertentu dan mengendalikan flora mikroba usus halus. 3. Sel goblet pada epitel permukaan menghasilkan mukus yang melumasi, membungkus, dan melindungi permukaan usus terhadap kerja korosif zat-zat kimia dan enzim pencernaan. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu oleh empedu dalam hati. Usus halus secara selektif mengabsorpsi produk digesti. 1

Traktus Gastrointestinalis Bawah 1. Usus besar Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus. Intestinum crassum terbagi menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum. Fungsi utama intenstinum crassum adalah mengabsorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feses. 1,4-7 a. Caecum Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra. Caecum mudah bergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium.

Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum membentuk recessus ileocecalis superior, inferior, dan recessus retrocaecalis.

b. Appendix vermiformis Organ sempit berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang appendix vermiformis bervariasi dari 8-13 cm. Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial ceacum di bawah junctura ileocaecalis. c. Colon ascendens Colon ascendens membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus hepatis dexter. Colen ascendens kemudian membelok ke kiri membentuk flexura coli dextra dan melanjutkan diri sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan samping colon ascendens dan menghubungkan colon ascendens dengan dinding posterior abdomen. Colon ascendens diperdarahi oleh arteria ileocolica dan arteria colica dextra yang merupakan cabang arteria mesenterica superior. d. Colon transversum Berjalan menyilang abdomen, menempati regio umbilicalis. Colon transversum mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus hepatis dexter dan tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pankreas. Kemudia colon transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada flexura coli dextra dan digantung ke diaphragma oleh ligamentum phrenicocolicum. Dua per tiga bagian proksimal colon transversum diperdarahi oleh arteria colica media cabang arteria mesenterica superior. Sepertiga bagian distal diperdarahi oleh arteria colica sinistra cabang arteria mesenterica inferior. e. Colon descendens Colon descendens terletak di kuadran kiri atas dan bawah. Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini colon transversum melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya serta menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen. Colon descendens diperdarahi oleh arteria colica sinistra dan arteriae sigmoideae merupakan cabang arteria mesenterica inferior.

Sama seperti saluran pencernaan lainnya, dinding kolon tersusun atas empat lapisan dinding yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Tidak ditemukan vili pada kolon. Mukosanya berlekuk-lekuk oleh kelenjar intestinal tubular panjang yang menerobos lamina propria sampai muskularis mukosa. Epitel pelapis kolon adalah selapis silindris dengan sedikit mikrovili dan banyak sel goblet. Lamina propria seperti pada usus halus mengandung banyak jaringan limfoid difus. Fungsi utama usus besar adalah menyerap air dan mineral dari sisa makanan dan membentuk feses. Sehubungan dengan fungsi ini, epitel usus besar mengandung sel absorptif silindris dan sel goblet penghasil mukus yang menghasilkan mukus untuk melumasi lumen usus besar agar feses mudah lewat dan mulai memadat saat itu. 1,2,5

2. Rektum dan Anus Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 sampai 13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. Rektum berawal di depan vertebra sakralis ke-3 sebagai lanjutan dari kolon sigmoid dan mengikuti lengkungan sakrum ke arah anterior. Di depan koksigis rektum berbelok ke arah belakang dan menjadi kanalis analis. Mukosa rektum memiliki tiga lipatan horizontal yang menonjol ke lumen disebut katup Houston.
2,6

Epitel permukaan lumen dilapisi sel-sel silindris dengan mikrovili dan sel goblet. Kelenjar intestinal sel-sel lemak dan sebaran limfonoduli di dalam lamina propria serupa dengan yang ada di kolon. Di bawah lamina propria terdapat mukosa muskularis otot polos. Pada rektum, otot muskularis eksterna berupa sirkular dalam dan longitudinal luar seperti pada bagian lain saluran cerna. Banyak pembuluh darah terlihat di submukosa dan adventisia. 2,5 Bagian bawah liang anus di bawah valvula ani merupakan peralihan dari epitel selapis silindris ke epitel berlapis gepeng kulit. Perubahan mukosa rektum menjadi mukosa anal terjadi pada apeks valvula ani. Daerah ini merupakan batas anorektal. Mukosa muskularis dan kelenjar intestinal saluran cerna berakhir di dekat valvula ani. Lamina propria rektum diganti oleh jaringan ikat pada todal teratur lamina propria liang anus. Submukosa rektum menyatu dengan jaringan ikat lamina propria liang anus yang merupakan daerah yang sangat vaskular. Lapisan otot sirkular muskularis eksterna 7

bertambah tebal di bagian atas liang anus dan membentuk sfinger ani interna. Di bagian bawah liang anus, sfingter ini diganti oleh otot rangka yaitu sfingter ani eksterna. Di luar sfingter ini terdapat muskulus levator ani. Lapisan muskularis eksterna menipis dan menghilang di jaringan ikat sfingter ani eksterna. 2,5

Pankreas, Hepar, dan Kandung Empedu


1. Pankreas Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvatura besar lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau Langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel-sel eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Produk gabungan selsel asinar mengalir melalui duktus pankreas yang menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas. Sfingter Oddi secara normal mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup. Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung, walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duodenum yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas.1,2 Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan lemak. a. Enzim proteolitik pankreas (protease) a. Tripsinogen yang dieksresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil. b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein. c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptdase adalah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas. b. Lipase pankreas

Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.

c. Amilase pankreas Menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa). d. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blokblok pembentuk nukleotidanya.

Ductus pancreaticus mulai dari cauda pancreatis dan berjalan di sepanjang kelenjar menerima banyak cabang pada perjalanannya. Duktus ini bermuara ke pars descendens duodenum di sekitar pertengahannya bersama dengan ductus choledochus pada pailla duodeni major. Kelenjar pankreas diperdarahi oleh arteria lienalis dan arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior. Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar kelenjar. Pankreas eksokrin merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan. Lobuli dikelilingi septa intra dan interlobular dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini. Di dalam massa asini serosa terdapat pulau Langerhans.1,2 Fungsi pankreas dilaksanakan oleh populasi sel khusus. Karena pankreas adalah organ endokrin dan eksokrin, maka pankreas menghasilkan banyak enzim pencernaan dan hormon. Sekres pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagal. Hormon intestinal seperti sekretin dan kolesistokinin yang disekresi sel enteroendokrin dari mukosa duodenum ke dalam aliran darah mengatur sekresi pankreas. Pankreas menghasilkan cairan alkalis dan banyak enzim pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat. 2

2. Hepar Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Tiga fungsi dasar hepar yaitu membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam tractus intestinalis, berperan pada banyak metabolisme yang berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan protein, dan menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke dalam darah dari lumen 9

intestinum. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. 1,4,7 a. Lobus hepatis dexter lebih besar dari lobus hepatis sinister. b. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh vesica biliaris, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior dan fissura ligamenti venosi. c. Ligamentum falciforme merupakan lipatan ganda peritoneum berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mengandung ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. d. Arteri hepatica propria cabang truncus coeliacus berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam porta hepatis. Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, vena portae membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialirkan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan darah ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan meninggalkan pars posterior hepar bermuara langsung ke vena cava inferior. 4

Fungsi utama hati adalah sebagai berikut. 1. Sekresi. Memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak. 2. Metabolisme. Hati memetabolisme protein, lemak, dan karbohidrat tercerna. a. Hati berperan dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh. b. Mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitogren. c. Menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam, penyimpanan dan pemakaian lemak.

10

d. Menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid). e. Menyintesis protein plasma dan fakto-faktor pembekuan darah. Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu. 3. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan dieksresikan. 4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan dektosifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah. 5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama saat tidur. 6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan bersama dengan limpa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

Mekanisme Pencernaan pada Tubuh Manusia


Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan, waktu yang diperlukan pada masing-masing bagian saluran bersifat terbatas. Selain itu pencampuran yang tepat juga harus dilakukan. Tetapi karena kebutuhan untuk pencampuran dan pendorongan sangat berbeda pada tiap tingkat proses, berbagai mekanisme umpan balik hormonal dan saraf otonom akan mengontrol tiap aspek dari proses ini sehingga pencampuran dan pendorongan akan terjadi secara optimal. 3 Rongga Mulut 1,3,8,9 1. Mulut Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut atau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. 2. Palatum Langit-langit yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan mengunyah

11

atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Terdapat uvula yang berperan dalam menutup saluran hidung sewaktu menelan.

3. Lidah Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. Selain itu terapat kuncup kecap pada lidah. 4. Gigi Berperan dalam langkah pertama proses pencernaan yaitu mastikasi atau mengunyah. Motilitas mulut melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan. Tindakan mengunyah dapat volunter tetapi sebagian besar mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi, dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut. 5. Liur Liur atau saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut, mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein. Protein terpenting dalam liur adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-protein ini berfungsi sebagai berikut. a. Amilase berperan dalam pencernaan karbohidrat menjadi maltosa b. Mukus berperan dalam lubrikasi dan mempermudah proses penelanan serta membasahi partikel makanan. c. Lisozim, enzim yang memiliki sifat antibakteri. d. Sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap. e. Membantu berbicara dan mempermudah gerakan bibir dan lidah. f. Berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih. g. Kaya akan bikarbonat yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.

Faring dan Esofagus

12

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan merupakan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung. Menenlan baru dimulai ketika bolus secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula batang otak. 1,3,8,9 1. Tahap orofaring a. Berlangsung sekitar 1 detik, terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus. b. Posisi lidah menekan langit-langit keras menjaga agar makan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan. c. Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung. d. Elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glotis mencegah makanan masuk ke trakea. Epiglotis terdorong ke belakang menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas. e. Sewaktu menelan, pusat menelan secara singkat menghambat pusat pernapasan di dekatnya. f. Laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.

2. Tahap esofagus a. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung. b. Gelombang peristaltik memerlukan waktu 5-9 detik untuk mencapai ujung bawah esofagus, dikontrol oleh pusat menelan dengan persarafan melalui saraf vagus. c. Jika bolus yang tertelan besar, bolus akan meregangkan esofagus dan merangsang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi gelombang peristaltik kedua yang tidak melibatkan pusat menelan tetapi diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan.

Lambung 13

Lambung memiliki tiga fungsi utama. Pertama, menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Lambung mengeluarkan HCl dan enzim yang memulai pencernaan protein. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran kental sebagai kimus. Dapat dilihat bahwa lambung memiliki empat aspek motilitas yaitu pengisian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan. 3,8,9 1. Pengisian Ketika kosong lambung memiliki volume sekitar 50 ml, volume ini dapat bertambah hinggal 1 liter saat makan karena perubahan tegangan di dinding dan peningkatan tekanan intralambung melalui mekanisme relaksasi reseptif oleh refleks vasovagal dari lambung ke batang otak 2. Penyimpanan Gelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh lebih kuat karena otot di sini lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. 3. Pencampuran Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus menyebabkan sfingter nyaris tertutup, namun lubang yang ada tidak cukup besar untuk dilalui oleh kimus kental kecuali kimus didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Namun demikian, dari 30 ml kimus yang dapat ditampung antrum, hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong ke duodenum setiap gelombang. Untuk mencegah lebih banyak kimus yang terperas keluar, gelombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat. Hal ini menyebabkan gerakan maju mundur mencampur kimus secara merata di antrum. 4. Pengosongan 14

Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong yang mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas ini sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum. Sekresi Pankreas dan Empedu Saat disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan bercampur dengan getah yang dikeluarkan usus halus, sekresi pankreas eksokrin, dan hati. Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen yaitu enzim pankreas dan larutan cair basa. Enzim pankreas terdiri atas enzim proteolitik, amilase pankreas, dan lipase pankreas. Hati meiliki peran dalam sistem pencernaan dengan sekresi empedu yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak.2,8

Usus Halus Usus halus merupakan tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih lanjut. Proses motilitas di usus halus dibagi menjadi segmentasi dan migrating motility complex. Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Segmentasi tidak hanya melakukan pencampuran tetapi juga secara perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus halus. Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti dan diganti oleh migratting motility complex. Gelombang pendek ini membutuhkan waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya bermigrasi dari lambung ke ujung usus halus untuk menyapu maju sisa-sisa makanan, debris mukosa, dan bakteri menuju kolon. 3,8

Usus Besar Usus besar terdiri atas kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Sekum membentuk kantung buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup ileosekum yaitu apendiks. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel otot polos kolon. Kontraksi ini menyebabkan kolon membentuk haustra. Tiga atau empat kali sehari terjadi

15

peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon berkontraksi secara simultan. Kontraksi masif ini disebut gerakan massa. 3,8

Pencernaan karbohidrat, protein dan lemak


Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati yang belum dicerna oleh amilase, menjadi maltosa dan isomaltosa. Di dalam usus halus juga terjadi hidrolisis disakarida menjadi monosakarida yang dilakukan oleh enzim-enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase, enzim sukrase, enzim maltase, dan enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorsi ke dalam darah semuanya berupa monosakarida. Tahap pertama proses pencernaan lemak dalam usus halus, yaitu emulsifikasi lemak oleh asam-asam empedu yang merupakan sekret hati yang tidak mengandung enzim pencernaan dengan memecah butir-butir lemak menjadi ukuran yang lebih kecil. Tahap selanjutnya, yaitu hidrolisis lemak oleh lipase pankreas dan lipase usus sehingga dihasilkan monogliserida, asam lemak, dan gliserol yang selanjutnya akan diabsorpsi oleh mukosa usus. Protein dalam usus halus dalam bentuk dipeptida dihidrolisis oleh enzim peptidase dari sel-sel epitel usus halus menjadi berbagai dipeptida dan polipeptida kecil. Selanjutnya akan dihidrolisis kembali oleh enzim aminopolipeptidse dan dipeptidase menjadi asam amino. Proses selanjutnya yang terjadi dalam usus halus, yaitu penyerapan zat-zat dalam usus halus yang secara spesifik terjadi dalam vili dan tergantung pada difusi, difusi fasilitatif, osmosis, dan transport aktif. Sebagian besar zat-zat tersebut diserap dalam bentuk yang lebih sederhana.

Enzim Pencernaan Selama proses pencernaan berlangsung terdapat enzim-enzim yang membantu memecahkan molekul-molekul organik besar yang berasal dari makanan menjadi molekul yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi di usus. Pencernaan dalam mulut dibantu oleh saliva dari skresi kelenjar-kelenjar parotis, submaksilaris dan sublingualis. Sekresi saliva dipengaruhi oleh sistem saraf otonom karena berbagai rangsangan psikis, mekanis dan kimia. Saliva tersusun atas 99,5% air dengan pH 6,8. Dalam saliva terdapat albumin dan globulin dan musin, glikoprotein, dan ion-

16

ion organic. Selama pencernaan kantong empedu berkontraksi. Komposisi empedu yaitu 97% air, pH 7,1-7,3. Empat jenis asam empedu yaitu asam kolat, asam deoksilkolat, asam kenodeoksikolar, asam litokolat. Asam empedu merupakan hasil akhir metabolism kolesterol, dikeluarkan oleh hari berkonjungasi dengan glisin pada gugus karboksil. Fungsi empedu antara lain untuk emulsifikasi, netralisasi, ekresi, metabolism pigmen empedu. Absorpsi karbohidrat dicapai dengan hidrolisis untuk melepaskan oligosakarida kemudian mono- dan disakarida. Kecepatan absorpsi heksosa lebih cepat daripada pentosa karena absorpsi heksosa cepat aktif, difusi dan fosforilasi sebelum diabsorpsi. Pencernaan protein dimulai dari dalam lambung, tempat pepsin menguraikan beberapa ikatan peptide. Seperti banyak enzim lainnya pepsin disekresi dalam bentuk precursor inaktif dan diaktifkan di dalam saluran cerna. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik yang kuat yang berasal dari pancreas dan mucosa usus halus. Penyerapan asam amino di duodenum dan jejunum berlangsung cepat tetapi penyerapan di ileum berjalan lambat. Sekitar 50% protein yang dicerna berasal dari makanan yang masuk, 25% dari protein getah pencernaan, 25% dari deskuamasi mucosa. Hanya sekitar 2-5% protein dalam usus halus lolos dari pencernaan dan penyerapan., sebagian dari jumlah ini akhirnya dicerna oleh bakteri di kolon. Penyerapan protein berkurang seiring dengan pertambahan usia, tetapi orang dewasa tetap mencerna protein dalam jumlah kecil. Enzim lipase disekresi oleh kelenjar Ebner di permukaan dorsal lidah, dan lambung juga mensekresikan lipase. Kebanyakan oencernaan emak berawal di duodenum, yang melibatkan salah satu enzim terpenting yakni pancreas. Enzim ini menghidrolisis ikatan -1 dan -3 (trigliserida) dengan relative mudah, tetapi bekerja pada ikatan-2 dengan kecepatan yang sangat rendah sehingga hasil utama kecepatan yang sangat rendah sehingga hasil utama kerjanya adalah asam lemak nenas dan 2-monogliserida. Saat ini, di pancreas berhasil ditemukan lipase yang diaktifkan oleh garam empedu. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk ester kolesteril dan ester kolesteril hidrolase juga menghidrolisis ester-ester ini di lumen usus halus. Penyerapan lemak diperkirakan masuk ke eritrosir melalui proses difusi pasif, tetapi beberapa bukti menunjukan bahwa molekul pengangkut juga terlibat. Dalam sel, lemak cepat mengalami esterifikasi sehingga tetap terbentuk 17

gradient konsentrasi antara lumen dan sel. Penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum sangat lambat dan sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus. Kolesterol mudah diserap usus halus jika terdapat empedu, asam lemak dan getah pancreas.10

Intoleransi laktosa Enzim laktase yang berfungsi memecah gula susu (laktosa) terdapat di mukosa usus halus. Enzim tersebut bekerja memecah laktosa menjadi monosakarida yang siap untuk diserap oleh tubuh yaitu glukosa dan galaktosa. Apabila ketersediaan laktase tidak mencukupi, laktosa yang terkandung dalam susu tidak akan mengalami proses pencernaan dan akan dipecah oleh bakteri di dalam usus halus. Proses fermentasi yang terjadi dapat menimbulkan gas yang menyebabkan kembung dan rasa sakit di perut. Sedangkan sebagian laktosa yang tidak dicerna akan tetap berada dalam saluran cerna dan tidak terjadi penyerapan air dari faeses sehingga penderita akan mengalami diare.

Penutup
Intoleransi laktosa disebabkan oleh defisiensi laktase sehingga terjadi gangguan pencernaan. Hipotesis ini diterima. Intoleransi laktosa sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik, di mana penderita mempunyai laktosa lebih sedikit dibanding orang normal. Bisa juga disebakan adanya gangguan pencernaan menyebabkan enzim laktosa yang adekuat akan berkurang secara bertahap sehingga aktivitas laktosa berkurang dan mengakibatkan intoleran terhadap laktosa.

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-47. 2. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.147-229. 3. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.999-1059. 4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.207-50. 18

5. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.499-624. 6. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.39-43. 7. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.49-88. 8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.641-94. 9. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.458-98. 10. Murray, Granner, Rodwell. Biokimia harper. Jakarta : EGC. 2009

19

Anda mungkin juga menyukai