Pencernaan
Peristalsis
3 Gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
Digesti
4 Adalah hidrosis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul
kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung.
Absorbsi
5 Adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat
digunakan oleh sel tubuh.
Egesti (defekasi)
6 Adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri,
dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
Gambaran Garis Besar Sistem Pencernaan
1. Dinding saluran tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar.
a. Mukosa (membran mukosa) : 3 lapisan.
1) Epitelium perlindungan, sekresi, dan absorbsi. Lapisan di bagian ujung oral dan anal saluran
tersusun dari epitelium skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. Terdiri dari
lapisan epitelium kolumnar simpel dengan sel goblet di area tersebut sekresi dan absorbsi.
2) Lamina propria: jaringan ikat areolar yang menopang epitelium mengandung pembuluh darah,
limfatik, nodulus limfe, dan beberapa jenis kelenjar.
3) Muskularis mukosa tdd lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos longitudinal luar.
b. Submukosa tdd jaringan ikat areolar (pembuluh darah, pembuluh limfatik, beberapa kelenjar
submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion disebut pleksus meissner (pleksus
submukosal)). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.
c. Muskularis eksterna tdd dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan longitudinal
luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan konstraksi lapisan longitudinal
memperpendek dan memperlebar lumen saluran gelombang peristalsis menggerakkan isi
saluran ke arah depan.
1) Muskularis eksterna tdd otot rangka di mulut, faring, dan esofagus atas, serta otot polos pada
saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang tdd serabut saraf dan sel ganglion parasimpatis,
terletak diantara lapisan otot sirkular dalam dan longitudinal luar.
d. Serosa (adventisia)/ Peritoneum viseral
Lapisan keempat dan paling luar tdd membran
serosa jaringan ikat renggang dilapisi epitelium
skuamosa simpel. Dibawah area diafragma dan
dalam lokasi tempat epitelium skuamosa
menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan
jaringan ikat di sekitar area tsb adventisia.
2. Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis membran serosa terlebar dalam tubuh.
a. Peritoneum parietal: melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral: membungkus organ dan terhubung ke peritoneum parietal oleh berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal: ruang potensial antara viseral dan peritoneum parietal.
d. Mesenterium dan omentum: lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda yang merefleks balik dari
perotenium viseral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan
melabuhkannya ke dinding abdominal belakang. Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam
lipatan peritoneal.
1. Omentum besar: lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada duodenum, lambung, dan usus
besar. Lipatan ini tergantung seperti celemek diatas usus.
2. Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati.
3. Mesokolon melekatkan kolon ke dinding abdominal belakang.
4. Ligamen falsiformis melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan diafragma.
e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya disebut retroperitoneal
(dibelakang peritoneum). Yang termasuk retroperitoneal antara lain: pankreas, dudodenum, ginjal,
rektum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.
C. Kendali saraf pada saluran pencernaan
SSO menginervasi keseluruhan saluran pencernaan, kecuali
ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara
volunter.
1. Impuls parasimpatis dihantarkan dalam saraf vagus,
mengeluarkan efek stimulasi konstan pada tonus otot
polos dan bertanggung jawab untuk peningkatan
keseluruhan aktivitas. Efek: motilitas dan sekresi cairan
pencernaan.
2. Impuls simpatis dibawa medulla spinalis dalam saraf
splanknik, menghambat kontraksi otot polos saluran,
menguangi motalitas, dan menghambat sekresi cairan
pencernaan.
3. Pleksus meissner dan auerbach: sisi sinaps untuk serabut
praganglionik parasimpatis. Pleksus ini berfungsi
mengatur kontraktil lokal dan aktivitas sekretori saluran.
Macam-Macam Proses Pencernaan Manusia
1. Pencernaan secara mekanik
• Merupakan proses pencernaan dengan cara mematahkan partikel makanan yang semula besar
menjadi lebih kecil.
• Proses pencernaan ini dilakukan dengan proses fisik atau mekanis. Misalnya seperti mengunyah
makanan di dalam mulut, atau gerakan meremas-remas (gerakan peristaltik) yang ada di dalam
lambung dan tenggorokan.
• Organ tubuh yang melakukan pencernaan mekanis: gigi, lambung atau kontraksi perut, dan
empedu.
• Fungsi pencernaan mekanis: meningkatkan luas permukaan dari makanan. Hal ini berguna dalam
proses reaksi enzimatik atau proses reaksi yang memerlukan bantuan dari enzim meningkatkan
laju reaksi kimia yang ada di dalam tubuh.
2. Pencernaan secara kimiawi
• Merupakan jenis proses pencernaan yang
menggunakan bahan kimiawi yang ada di dalam
tubuh.
• Fungsi: merubah atau melakukan transformasi
bentuk makanan yang awalnya besar, menjadi
bentuk partikel yang lebih kecil.
• Bentuk kimiawi tubuh adalah enzim.
• Reaksi yang digunakan: enzim yang mampu
mengkatalisis reaksi dengan cara memisahkan
ikatan kimiawi dalam proses hidrolisis.
• Enzim pencernaan yang berguna untuk tubuh,
contoh karbohidrat, amilum, lipase, protease,
dan lain-lain.
• Produksi enzim-enzim terdapat pada air liur,
asam lambung, cairan pankreas, serta getah usus.
Tahap Proses Pencernaan
1. Ingesti: proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh melalui proses
menelan baik melalui koordinasi gerakan mengunyah koordinasi otot lengan dan tangan
membawa makanan ke mulut terjadi proses mengunyah yaitu, proses penyederhanaan ukuran
makanan yang melibatkan gigi, mulut, gusi dan lidah. Proses mengunyah dilakukan secara sadar dan
diatur oleh sistem saraf pusat.
2. Mastikasi: proses pemotongan dan penggilingan makanan oleh gigi.
3. Peristaltis: gelombang kontraksi otot polos involunteer yang menggerakkan makanan sehingga
tertelan melaui saluran makanan.
4. Digesti: rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa ke dalam lambung dan usus
halus. Pada proses digesti terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat diabsorpsi oleh
intestinal. Organ pencernaan yang berperan pada proses digesti, di antaranya mulut, faring,
esophagus, usus halus dan kolon.
5. Absorbsi: proses penyerapan nutrien oleh usus melalui saluran darah dan getah bening menuju ke
hepar. Proses absorbsi ini tidak merata di setiap bagian saluran pencernaan. Pada lambung hanya
terjadi proses absorpsi alcohol, sedangkan pada usus halus terjadi proses absorpsi paling utama yaitu
90% dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit absorbsi air.
6. Metabolisme: proses akhir penggunaan makananan dalam tubuh meliputi semua perubahan kimia
yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh sebagai sampah. Proses metabolisme terjadi
berbeda-beda berdasarkan jenis nutrien.
7. Egesti: proses eliminasi zat sisa yang tak dicerna dan bakteri dalam bentuk feses.
8. Ekskresi: proses pembuangan zat zat metabolisme dalam tubuh untuk menjaga homestatis, caranya
melalui defekasi, miksi diaphoresis dan ekspirasi.
Anatomi Sistem Pencernaan Manusia
• Dua kelompok utama: organ dalam saluran pencernaan dan organ pencernaan pelengkap.
• Saluran pencernaan/ traktus gastro intestinal (GI): saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari
mulut ke anus. Saluran ini berfungsi untuk mencerna, memecah, serta menyerap makanan melalui
lapisannya ke dalam darah.
• Organ dalam saluran pencernaan: mulut, esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar,
dan berakhir di anus.
• Organ pencernaan pelengkap (aksesori): lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar air liur, hati, dan
pankreas.
• Gigi dan lidah terletak di dalam mulut membantu proses pencernaan, dalam mengubah makanan
dari bentuk kasar menjadi lebih halus.
• Kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, hati, dan pankreas membantu menghasilkan
enzim-enzim yang membantu proses pencernaan.
• Alat-alat pencernaan terbagi menjadi dua: sistem pencernaan dan kelenjar pada sistem pencernaan.
Organ-Organ Sistem
Pencernaan
Organ-organ sistem pencernaan terdiri dari
rongga mulut (oral), faring, kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), sekum, usus
besar (kolon), dan rektum.
Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=zSXgoYdHotw
https://www.youtube.com/watch?v=CPLKIvNN1aM
https://www.youtube.com/watch?v=X3TAROotFfM&t=66s
Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat dua organ sistem pencernaan, yaitu gigi (dentin) dan lidah (lingua).
Masing-masing organ sistem pencernaan yang terdapat di dalam rongga mulut memiliki peranan
dalam proses pencernaan makanan.
• Gigi (Dentin)
• Alat pencernaan mekanis.
• Untuk memotong, mengoyak dan menggiling
makanan menjadi partikel yang kecil-kecil
(mastikasi/ pengunyahan).
• Di dalam gigi ada rongga gigi atau vulva yang
mengandung pembuluh darah dan urat syaraf.
• Bagian gigi yang masuk ke rahang dilapisi zat:
semen.
• Bakteri yang hidup di sela-sela gigi: Entamuba
ginggivalis menguraikan sisa-sisa makanan
yang tertinggal di dalam mulut.
• Lidah (Lingua)
• Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan mukosa yang penuh dengan bintil-bintil (papilla) yang
mengandung saraf pengecap.
• Fungsi indera pengecap makanan, mengatur makanan pada saat mengunyah dan menelan
makanan, membantu menghasilkan suara ketika berbicara, serta membantu mencampur
makanan dengan air liur dan mendorong makanan masuk ke esofagus.
Faring
Faring: pertemuan saluran pernapasan antara rongga hidung dengan tenggorokan dan saluran
pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Faring memiliki lubang yang menuju
tenggorokan, disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan.
Faring terdiri dari tiga bagian, yaitu nasofaring, orofaring, dan tubaeustachius.
• Nasofaring: ruang di atas langit-langit lunak di bagian belakang hidung yang menghubungkan
hidung ke mulut. Nasofaring memungkinkan seseorang bernapas melalui hidung. Langit-langit
lunak memisahkan nasofaring dan orofaring. Nasofaring tetap terbuka bahkan ketika otot
fleksibel sehingga manusia bisa terus melanjutkan fungsi pernapasan. Nasofaring dikelilingi oleh
lipatan salpingopharyngeal dan tonsil tuba, yang dapat menjadi meradang ketika terinfeksi.
• Orofaring: saluran pernapasan yang memiliki bentuk seperti tabung dan berada di antara faring dengan
trakea.
• Tubaeustachius: saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring, yaitu daerah di
belakang hidung. Tubaeustachius selalu tertutup dan dalam keadaan steril, hanya terbuka apabila udara
diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan menguap.
Proses Menelan (Deglutisi)
Menggerakkan Makanan dari Faring Menuju Esofagus
1. Fase volunter. Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke
arah orofaring.
2. Fase faring. Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring mengirim impuls ke
pusat menelan dalam medulla dan batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi: penutupan
semua lubang kecuali esofagus makanan masuk.
a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulut.
b. Otot palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk menutup mulut saluran
nasal makanan tidak masuk ke rongga nasal.
c. Laring terelevasi, glotis tertutup, dan epiglotis condong ke belakang menutup mulut laring
yang menahan makanan Tidak masuk ke saluran nafas.
d. Sfingter esofagus atas pada mulut esofagus secara normal menyempit mencegah udara
memasuki esofagus dan refleks relaksasi terjadi saat otot faring berkontraksi dan laring
terelevasi.
e. Gelombang peristaltik kontraksi yang bermula pada otot faring menggerakkan bolus ke
dalam esofagus.
3. Fase esofagus. Sfingter esofagus bawah, area sempit otot polos pada ujung bawah esofagus
dalam kontraksi tonus yang konstan relaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan
memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. Sfingter kemudian berkonstriksi
mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke dalam esofagus.
Kerongkongan (Esofagus)
• Kerongkongan berupa tabung otot yang panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir rongga
mulut hingga lambung.
• Fungsi: jalan untuk makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung (menelan
makanan), mencegah benda asing masuk ke perut, menghasilkan gerak peristaltik, dan
mencegah laju cairan dari perut.
• Empat lapisan: lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia.
• Satu pertiga bagian atasnya terdiri dari otot
lurik dan dua pertiga bagian bawahnya terdiri
dari otot polos.
• Makanan pada saluran ini hanya
membutuhkan waktu enam detik untuk
sampai ke lambung karena kontraksi otot
lurik pada satu pertiga kerongkongan bagian
atas. Gerakan ini terjadi karena otot
memanjang dan melingkar dinding esofagus
berkontraksi secara bergantian.
Lambung
• Lambung adalah bagian saluran pencernaan yang melebar.
• Bisa menampung makanan 1 - 2 liter.
• Di dalam lambung terdapat tiga enzim, di antaranya enzim pepsin (mengubah amilum menjadi
maltosa & glukosa), enzim lipase steapsin (mengemulsi lemak menjadi asam lemak & gliserol)
dan enzim tripsin (mengubah pepton menjadi polipeptida (asam amino)).
• Terdiri dari 4 lapisan yaitu:
1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2. Lapisan berotot yang terdiri dari cardiac (terletak disebelah atas dekat jantung), fundus
(bagian yang membulat dan terletak di tengah), dan pylorus (bagian yang berada di dekat
usus). Ketiga otot ini mengatur gerakan peristaltik.
3. Lapisan submukosa yang terdiri dari jaringan areoral (berisi pembulun darah dan limfa).
4. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak kerutan atau
rugae, kerutan tersebut akan hilang jika organ ini mengembang karena berisi makanan dan
banyak mengeluarkan mukus.
Lambung berfungsi untuk menyimpan makanan sementara dan melakukan pencernaan secara kimiawi
dengan bantuan getah lambung. Lambung terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Daerah cardiac (memanjang), merupakan daerah pintu masuk pertama makanan dari esofagus. Pada
bagian ini banyak dihasilkan mucus alkali.
2. Daerah fundus (melingkar), merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat, menghasilkan
HCl (asam klorida) dan musin.
3. Daerah pylorus (menyerong), merupakan bagian di daerah bawah lambung yang berhubungan dengan
usus 12 jari (duodenum), menghasilkan mukus dan gastrin (hormon peptida berpengaruh dalam proses
sekresi lambung.)
• Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung (mengandung musin
atau lendir yang mengandung protein, pepsinogen, dan asam klorida).
• Dinding lambung menghasilkan hormon gastrin yang langsung diserap pembuluh darah.
• Hormon gastrin merangsang pengeluaran getah lambung.
• Makanan hasil dari pencernaan di rongga mulut disebut bolus.
• Bolus kemudian dicerna lagi di lambung selama ±10 menit.
• Seluruh makanan dalam lambung kemudian meninggalkan lambung setelah ±6 jam terisi
makanan.
• Makanan dalam lambung teraduk dan bercampur dengan getah lambung sehingga berbentuk
seperti bubur yang disebut chymus (bubur kim).
• Pada bagian ujung pylorus, terdapat otot sfingter yang berfungsi untuk mengatur chymus turun
ke usus halus.
• Turunnya chymus dari lambung melalui pilorus dibantu oleh gerak peristaltik.
• Gerak peristaltik: kontraksi otot-otot lambung di sekitar chyme yang dapat menyebabkan chyme
terdorong menuju usus halus.
• Di lambung terjadi pula pencernaan makanan secara mekanis oleh gerak peristaltik.
• Getah lambung (sukus gastrikus) dihasilkan 2-3 liter/hari dengan pH 1,0–1,5 membunuh
kuman-kuman dalam makanan.
• Pengeluaran getah lambung sangat dipengaruhi oleh banyaknya makanan yang masuk ke lambung.
Jika makanan yang masuk sedikit, tetapi sekresi HCl (asam klorida) berlebihan, maka dinding
lambung akan rusak dan menimbulkan radang (ulkus).
• Macam-macam getah lambung adalah sebagai berikut:
1. HCl dapat mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein menjadi pepton.
2. Renin terdapat pada anak hewan yang juga terdapat pada tubuh manusia, berfungsi untuk
menggumpalkan susu.
3. Lipase lambung untuk menghidrolisis lemak.
4. Intrinsik faktor, berfungsi untuk membantu usus menyerap vitamin B12. Vitamin B12 ada yang
disintesis oleh bakteri lambung.
• Fungsi lambung
1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang
panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai
makanan dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.
2. Produksi kimus: massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi berasal dari bolus akibat
aktivitas lambung dan mendorong ke duodenum.
3. Digesti protein melalui sekresi tripsin dan asalm klorida.
4. Produksi mukus dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm melindungi lambung
terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.
5. Produksi faktor instrinsik: glikoprotein yang disekresi sel parietal. Vitamin B12 didapat dari
makanan yang dicerna di lambung terikat pada faktor intrinsik dibawa ke ileum usus halus
untuk diabsorbsi.
6. Absorbsi nutrien hanya sedikit, seperti obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi di
dinding lambung.
• Digesti dalam lambung
1. Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) pepsin oleh asam klorida (disekresi sel
parietal).
2. Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisasi lemak susu menjadi asam lemak
dan gliserol (terbatas di pH rendah).
3. Karbohidrat. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat. Amilase dalam
saliva menghidrolisis zat tepung (pH netral).
• Tiga tahap sekresi lambung
1. Tahap sefalik: sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya makanan ke dalam mulut
atau tampilan, bau bisa merangsang sekresi lambung.
2. Tahap lambung: saat makanan mencapai lambung (selama makanan ada).
3. Tahap usus: setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus memicu
faktor saraf dan hormon. Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum dari
duodenum usus halus dibawa dalam sirkulasi menuju lambung berlangsung beberapa
jam.
Usus Halus (Intestinum)
• Bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
• Berupa tabung, panjang 6-8 meter.
• 3 bagian: duodenum (usus 12 jari, ±0,25 cm), jejunum (usus kosong, ±7 meter) dan ileum (usus
penyerapan, ±1 meter).
• Pada lapisan dalam atau tunica mucosa, jejunum dan ileum terdapat tonjolan-tonjolan halus
yang disebut vili memperluas permukaan dinding usus dalam penyerapan sari makanan.
• Getah usus (sukus enterikus) dihasilkan dua macam kelenjar: kelenjar Burner dan kelenjar
Leiberkuhn.
• Kelenjar Burner di duodenum musin dan enzim proteolisis (pemecah protein).
• Kelenjar Leiberkuhn di sepanjang usus halus, bermuara di celah-celah vili getah usus.
https://www.youtube.com/watch?v=pLWL9YVpv-4
https://www.youtube.com/watch?v=a0yGDipKWlo
https://www.youtube.com/watch?v=7gK-5tLFM50
https://www.youtube.com/watch?v=ozdO1mLXBQE
Kelenjar Ludah (Glandula salivaris)
• menghasilkan sekitar 1-2,5 liter air ludah setiap harinya.
• mengandung air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dan lain-lain.
• Ludah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
• Kelenjar ludah di dalam rongga mulut manusia terdiri dari:
1. Kelenjar parotis.
• Terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga.
• Sepasang, salurannya disebut duktus stensen dan bermuara di pipi sebelah dalam.
• Fungsi: menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim ptialin.
2. Kelenjar submandibularis
• Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, berjumlah sepasang, serta salurannya disebut
duktus wharton yang bermuara di dasar mulut.
• Fungsi: penghasil ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa).
3. Kelenjar sublingualis.
• Terletak di bagian dasar bawah lidah
dan bermuara ke dalam dasar mulut.
• Fungsi: menghasilkan ludah yang
mengandung air dan lendir
(seromukosa).
• Metabolisme
Semua reaksi kimia dan energi di dalam tubuh.
Katabolisme: pemecahan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh yang dapat membebaskan
energi lalu disimpan.
Anabolisme: penyimpanan energi berbentuk molekul kompleks karbohidrat, protein, dan
lemak yang prosesnya membutuhkan energi.
• Metabolisme ditinjau dari dua segi:
1. Metabolisme intermedier: bahan –bahan dalam tubuh selama proses kehidupan.
2. Metabolisme energi
• BMR dan laju metabolik dipengaruhi oleh:
1. Usia dan jenis kelamin
2. Jumlah leas muscle mass : otot mengkonsumsi oksigen lebih banyak dibandingkan jaringan
lemak.
3. Tingkat aktivitas
4. Diet
5. Hormon: BMR meningkat akibat kerja hormon tiroid dan katekolamin (epinefrin dan
norepinefrin).
6. Genetik
• Laju metabolik
Adalah laju dipergunakannya energi oleh tubuh (kerja eksternal dan internal).
Laju metabolik: energi keluar/ satuan waktu
Satuan panas: kalori (cal) atau kilokalori (1000 x kalori; kcal).
Dapat diukur dengan mengukur jumlah total panas tubuh dalam kurun waktu tertentu.
• Laju Metabolik Basal/ Basal Metabolic Rate (BMR)
Adalah pengeluaran energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan hidup.
Merupakan laju pemakaian energi di tubuh dalam keadaan istirahat seseorang yang berada
dalam kondisi sadar.
Wanita: 53 kcal/jam
Pria: 60 kcal/jam
BMR/luas permukaan tubuh (kalori/m2/jam)