Anda di halaman 1dari 24

1

SISTEM REPRODUKSI
PRIA
Retno Puji Astuti, S. Kep., Ns., M. Kep
Alat reproduksi laki-laki
terdiri dari:
- Sepasang testis Introduction
- Saluran-saluran kelamin Mercury is the closest planet to the Sun and
the smallest one in the Solar System—it’s only
- Kelenjar-kelenjar a bit larger than our Moon. The planet’s
tambahan name has nothing to do with the liquid metal
since it was named after the Roman
- Penis messenger god, Mercury

Link video: https://www.youtube.com/watch?v=-5SOvWaW_OY


https://www.youtube.com/watch?v=N66sAZH1VA8
• Testis: kelenjar kelamin penghasil
sperma dan hormon testosteron.
• dikelilingi jaringan ikat: Tubulus
seminiferus (tempat
terbentuknya sperma).
• Di tubulus seminiferus juga
terdapat sel-sel leydig 
menghasilkan testosteron dan
androgen (hormone seks pria).
Saluran kelamin
- Duktus eferentia: menampung
sperma.
- Epididimis: mengabsorpsi sperma
hingga kental dan menyimpan
sperma sementara (3 minggu) 
sperma menjadi motil dan mampu
membuahi  mendorong sperma
menuju ke vas deferens.
- Vas deferens: saluran penghubung
epididimis dengan uretra pada
penis. Pelebaran saluran (ampula)
 di akhir saluran ampula bersatu
dg saluran vesika seminalis 
saluran ejakulasi.
- Uretra : saluran untuk
mengeluarkan sperma dan urine.
Kelenjar tambahan:
- Vesika seminalis: kantong
semen (mani) yang
dindingnya menghasilkan
cairan lendir mengandung
fruktosa, asam askorbat dan
asam amino  makanan dan
pelindung sperma sebelum
membuahi ovum.
Semen (mani): cairan yang
terdiri dari sperma dan cairan
yang dihasilkan oleh beberapa
kelenjar.
- Kelenjar prostat: menghasilkan cairan
basa berwarna putih susu 
menetralkan sifat asam pada saluran
vasa eferentia dan cairan pada vagina
sehingga sperma dapat bergerak
dengan aktif. Bisa terjadi pembesaran
kelenjar prostat (non kanker)  diatasi
dengan pembedahan/ obat-obatan
mengandung gonadotropin
(menghentikan
aktivitas dan ukuran kelenjar prostat).
- Kelenjar cowperi (bulbouretralis):
penghasil cairan pelicin.
Mensekresikan mukus bening sebelum
ejakulasi  menetralkan setiap urin
asam yang masih tersisa dalam uretra,
juga mengandung enzim spermin (bau
khas).
• Penis: alat kelamin luar 
memasukan sperma kedalam
tubuh wanita.
• Setiap laki-laki normal akan
mengejakulasikan semennya
sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1
ml mengandung sperma 50-
150 juta sperma
(normozoospermia : ≥ 20
juta/ml).
Sistem reproduksi laki-laki berhubungan erat dengan sistek ekskresi urineria.

Testis menghasilkan jutaan sperma setiap hari mulai dari masa pubertas sampai meninggal
dunia. Jika tidak dikeluarkan, sel-sel sperma akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.
● Pada saat semen berada di saluran wanita, prostaglandin dalam
semen mengencerkan mukus pada permukaan uterus dan menggerakan otot
uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus.
Semen yang bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana
lingkungan vagina yang sedikit asam, sehingga melindungi sperma dan
meningkatkan motilitasnya. Saat pertama kali diejakulasikan, semen
berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi uterus,
sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma
untuk bisa berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur .
Pembentukan Sel Kelamin Sperma
(Spermatogenesis)
● Adalah suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia dari epitel tubulus
seminiferus yang mengadakan proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi
spermatozoa.
● Terjadi di dalam testis.
● Spermatogonium bersifat diploid dan selalu membelah diri secara metosis sehingga
berjumlah banyak.
● Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer.
● Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis
sekunder.
● Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi spermatid.
● Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma
● Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
spermatogonium

Link video: https://www.youtube.com/watch?v=6fBa8UqEano


Spermatogenesis terdiri dari tiga fase:
1. Fase spermatositogenesis : spermatogonium membelah menghasilkan generasi
sel baru yang nantinya akan menghasilkan spermatosit (pembelahan secara
mitosis) .
2. Fase meiosis : spermatosit mengalami 2x pembelahan secara berturutan
dengan mereduksi sampai ½ jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel dan
menghasilkan spermatid.
3. Fase Spermiogenesis : spermatid mengalami proses sitodiferensiasi sehingga
menghasilkan spermatozoa.

Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus secara terus menerus


dan berkesinambungan sepanjang masa reproduksi dan selama fungsi
spermatogonia induk tidak terganggu oleh peranan hormon ( FSH, LH,
testosteron).
Spermatositogenesis
• Peristiwa ini dimulai dari sel benih primitif yaitu spermatogonium Al (stem
cell atau sel induk) mengalami mitosis menjadi sepermatogonia A2, A3,A4 ,
intermediet dan membelah lagi menjadi spermatogonia B kemudian baru
membentuk Spermatosit primer.
• Ciri-ciri dari spermatogonium: dekat lamina basalis, relatif kecil dan mengandung
kromosom diploid.
Meiosis
• Spermatosit primer memasuki tahapan profase dari pembelahan meiosis I
yang memiliki beberapa tahapan : preleptoten, leptoten, zigoten, pakiten,
diploten dan diakinesis.
• Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom dan 4 N DNA.
• Tahapan-tahapan dari profase dalam pembelahan meiosis adalah:
1. Preleptoten : aktif dalam mensintesis DNA, struktur kromosom tidak jelas.
2. Leptoten : kromosom mengalami kondensasi dan terdiri dari 2 kromatid.
3. Zigoten terjadi penebalan kromosom dan sinapsis kromosom.
4. Pakiten sinapsis kromosom semakin sempurna dan kromosom semakin menebal
serta memendek, inti dan sitoplasma tumbuh dan merupakan sel yang terbesar.
5. Diploten : pasangan kromosom terpisah tetapi masih tetap, bergabung pada
bagian kiasma.
6. Diakinesis : Kromosom semakin memendek dan 2 kromatid yang menyusun tiap
kromosom dapat terlihat.
• Metafase : kromosom dibidang equator.
• Anafase : masing-masing kromosorn dikutub yang berlawanan.
• Telefase :2 anak inti baru dan terbentuklah sel baru yang disebut Spermatosit
sekunder.
• Spermatosit sekunder : selnya lebih kecil, mempunyai 23 kromosom, sulit
diamati karena berumur pendek dengan cepat memasuki meiosis II.
Pembelahan spermatosit sekunder menghasilkan spermatid.
Spermiogenesis
• Spermatid : mengandung 23 kromosom, berbatasan dengan lumen,
ukurannya kecil, inti dengan kromatid padat.
• Spermatid mengalami perkembangan melalui proses spermiogenesis yang
terdiri atas 3 fase :
1. Fase golgi: Sitoplasma spermatid mengandung kompleks golgi yang
menjolok dekat inti, juga terdapat mitokondria, sepasang sentriol, ribosorn
bebas dan tubulus retikulum endoplasma licin. Granula/butiran proakrosom
kecil berkumpul dalam komplek golgi dan kemudian menyatu membentuk
satu granula akrosom yang terdapat didalam vesikel akrosom berbatasan
membran. Granula ini melekat ke salah satu sisi inti yg bakal jadi bagian
depan spermatozoa. Granula akrosom bertambah besar, pipih dan menuju
bagian depan inti membentuk semacam tutup (cup spermatozoa) .
2. Fase akrosomal : Vesikel dan granula akrosom menyebar untuk menutupi
belahan anterior dari inti yang memadat yang disebut akrosom. Kutub anteriol
sel yang mengandung akrosom akan berorientasi kearah basis tubulus
seminiferus. Inti menjadi lebih panjang dan lebih padat. Salah satu dari
sentriol tumbuh secara bersama membentuk flagelum. Mitokondria berkumpul
disekitar bagian proksimal flagelum membentuk bagian menebal yaitu bagian
tengah dimana pergerakan spermatozoa dibangkitkan.
3. Fase pematangan : sitoplasma residu dibuang dan difagositosis oleh sel
sertoli dan spermatozoa dilepas kedalam lumen tubulus.
• Selama pembelahan spermatogonia , sel-sel yang dihasilkan tidak
memisahkan diri tetapi tetap berhubungan melalui jembatan sitoplasma /
jembatan intersel adalah komunikasi antar setiap spermatosit primer dan
spermatosit sekunder yang berkembang dari satu spermatogonium sehingga
urutan spermatogenesis terkoordinasi.
• Spermatogenesis tidak berlangsung secara serentak dalarn semua tubulus
seminiferus tetapi secara bergelombang, siklus spermatogenesis berlangsung
selama lebih kurang 64 hari.
FISIOLOGI HORMON SEKS PRIA
• Kelenjar pituitari mensekresikan dua hormon gonadotropin dengan
pengaruh yang berbeda-beda pada testis.
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang produksi androgen oleh sel-sel leydig
sedangkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mempengaruhi tubulus
seminiferus untuk meningkatkan spermatogenesis.
• LH dan FSH diatur secara bergantian oleh hormon GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone) dari hipotalamus.
• Konsentrasi LH, FSH dan GnRH dalam darah diatur melalui umpan-balik negatif
oleh androgen, sedangkan GnRH dikontrol melalui umpan-balik negatif dari LH
dan FSH.

Link video: https://www.youtube.com/watch?v=GC58kOcsx9U


https://www.youtube.com/watch?v=XK5DaKKDcoE
Gambar Kontrol Hormonal Pada Testis
• Hormon seks pria: testosteron dihasilkan oleh sel-sel leydig di dalam tubulus
seminiferus testis.
• Testis juga menghasilkan estrogen yang diproduksi oleh sel Sertoli di dalam
tubulus seminiferus.
• Testosteron juga berfungsi dalam karakteristik seks sekunder, seperti :
1. Genitalia eksterna : penis memanjang dan melebar, skrotum menjadi gelap dan
melipat-lipat.
2. Genitalia interna : kelenjar aksesoris membesar dan mengeluarkan sekret.
3. Suara : laring membesar, pita suara memanjang dan menebal, suara berat.
4. Pertumbuhan rambut : muncul janggut, garis rambut kepala mundur, tumbuh
rambut dibagian tertentu.
5. Mental : tertarik pada lawan jenis.
6. Konformasi tubuh : bau melebar, otot membesar.
7. Sekresi sel sebasea mengentel dan meningkat (jerawat).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai