Anda di halaman 1dari 10

NAMA : SITI MUTIA AGUSTRIANI BAHU

NIM : C01418155
KELAS : C. KEPERAWATAN
TUGAS : KMB II

1. RESUME ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan meliputi mulut,  kerongkongan, esofagus, lambung dan usus. Makanan

yang masuk kedalam tubuh kita melalui beberapa tahap, yaitu ingesti : dimana intake

makanan masuk kedalam tubuh kita melalui proses memasukan makanan kedalam mulut,

pengunyahan, dan menelan. Digesti dimana terjadi perubahan fisik dan kimia zat makanan

untuk dapat diabsorbsi, absorbsi dimana partikel zat makanan dari saluran cerna ke dalam

aliran darah dan pembuluh limfe. Setelah tahap digesti dan absorbsi dilalui, molekul-

molekul kecil siap digunakan oleh tubuh kita. Beberapa dari molekul-molekul tersebut

digunakan untuk energi., yang lainya seperti asam amino digunakan untuk membangun,

memperbaiki dan memproduksi sel. Bahan-bahan yang tidak dapat digesti dan diabsorbsi

akan di eliminasi oleh tubuh.

Didalam rongga mulut tersebut terdapat :

1.      Rongga mulut :

a.     Pipi dan bibir

Mengandung otot-otot yang diperlukan dalam  proses mengunyah  dan bicara. Dibagian

luar, pipi, dan bibir diselimuti oleh kulit.

b.      Lidah

Lidah mengandung 2 jenis otot, yaitu : otot ektremitas yang berorigo diluar  lidah, insersi

dilidah dan otot intrinsik yang berorigo dan insersi didalam lidah.
c.       Gigi

Gigi dibedakan menjadi 4 macam :

-    Gigi seri (dens incisivus) terdapat 8 buah,

-    Gigi taring (dens caninus) terdapat 4 buah,

-    Gigi geraham depan (dens premolaris)

-    Gigi geraham  belakang ( dens molaris)

Ada 2 jenis pencernaan didalam  rongga mulut :

a.    Pencernaan mekanik, yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah, dan

pipi untuk mencampur makanan dengan sir ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang

bulat untuk ditelan.

b. Pencernaan kimiawi yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh pthyalin (suatu amilase) 

menjadi  amltosa. Suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati), lama- kelamaan

akan sedikit terasa manis. Pthyalin bekerja didalam  rongga mulut (Ph 6,3 – 6,8) dan masih

bekerja didalam lambung menururunkan Ph sehingga pthyalin tidak bekerja lagi.

2.    Esophagus

Esophagus adalah tabung yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung, yaitu

letaknya dibelakang trakea yang berukuran panjang  ± 20-25 cm dan lebar 2 cm. fungsi

dari esophagus adalah menghantarkan bahan yang dimakan dari faring kelambung. Tiap-

tiap ujung esophagus dilindungi oleh suatu aphingter yang berperan sebagai barier terhadap

refleks isi lambung kedalam esophagus.

Dinding esophagus terdiri dari atas beberapa bagian :


a.    Lapisan mukosa , terletak dibagian dalam yang dibentuk oleh epitel berlapis gepeng

dan diteruskan kefaring dibagian atas serta mengalami perubahan yang mencolok pada

perbatasan esophagus lembung menjadi epitel selapis pada lambung.

b.    Lapisan submukosa, mengandung sel-sel sekretori yang menghasilkan mucus untuk

mempermudah jalanya makanan waktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera

pencernaan secara kimiawi.

c.    Lapisan otot terdiri dari dua lapisan  serabut otot yang satu yang satu berjalan

longitudinal, dan yang  lainya sirkulasi.

3.      Lambung

- Pencernaan mekanisme pada lambung :

Penceraan mekanisme pada lambung disebabkan oleh otot-otot dinding lambung, dinding

lambung terdiri atas otot polos yang berbentuk memanjang (transversal), melingkar

(sirkular) dan serong (oblique). Kontraksi otot lambung tersebut mengakibatkan bolus yang

masuk kedalam  lambung dan diremas-remas sehinggga menjadi lembut.

- Pencernaan kimiawi pada lambung :

Kelenjar lambung mengeluarkan secret yaitu cairan pencerna penting, getah lambung,

getah ini ini adalah cairan asam bening tak berwarna mengandung 0,4  % asam klorida

(HCI), yang mengasamkan semua makanan dan bekerja sebagai zat antiseptik dan

desinfektan dan menyediakan lingkungan untuk pencernaan makanan.

Enzim pencernaan yang terdapat dalam getah bening.


4.      Usus halus

Adalah  tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan  penyerapan. Setelah

meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi  pencernaan walaupun usus besar dapat

menyerap sejumlah kecil garam dan air.

Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran GI, yang jumlah  panjangnya kira-

kira dua pertiga dari panjang saluran. Bagian ini membalik dan melipat diri yang

memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan utuk sekresi dan absorbsi. Usus halus

dibagi menjadi tiga bagian anatomik : bagian atas disebut duodenum, bagian tengah

disebut yeyenum , dan bagian bawah disebut ileum,. Duktus koleduktus yang

memungkinkan untuk pasase baik empedu dan sekresi pankreas, mengosongkan diri

kedalam duodenum  pada ampula vater.

Usus besar/kolon terdiri dari tiga bagian yaitu : Asenden, transpersum , desendens

Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan bahan ini sebelum defekasi. Selulosa

dan bahan-bahan lain dalam makanan yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian  besar

feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja secara teratur karena berperan

menentukan volume isi colon.

5.      Rectum dan Anus

Rectum terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus

besar) dengan anus. Terletak dalam rongga pelvis didepan osakrum dan askoksigis.

Panjangnya 10 cm terbawah dari usus tebal.

Anus adalah bagian dari saluran  pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia

luar (udara luar).

6.      Pankreas
Pankreas memiliki panjang 15 cm, campuran jaringan esokrin dan endokrin. Kelenjar

memanjang yang terletak dibelakang dan dibawah lambung, diatas lengkung pertama

duodenum. Eksokrin : sel sekretorik seperti anggur yang membentuk katung- kantung atau

asinus. Berhubungan dan akhirnya bermuara ke duodenum. Endokrin : pulau-pulau

jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhans (insulin, glukagon, dan somatostatin).

7.      Hati (Hepar)

Hati merupakan organ terbesar dari sistem pencernaan yang ada dalam tubuh manusia.

Berwarna coklat, sangat vaskular lunak. Beratnya sekitar 1300-1550 gram. Didalam hati

terdiri dari lobulu-lobulus yang banyak sekitar 50.000-100.000 buah.

2. PATWAY ULKUS PEPTIKUM


3. OBAT – OBAT PASIEN ULKUS PEPTIKUM

a. Nama obat : Pirenzepine.

Pirenzepine merupakan obat golongan antasida yang berfungsi menurunkan produksi

asaam lambung dan pepsin. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi ulkus peptikum.
Ulkus peptikum adalah keadaan dimana terjadi luka terbuka (tukak) pada bagian dalam

lambung dan bagian atas usus halus. Gejala yang paling sering terjadi akibat ulkus

peptikum adalah rasa nyeri perut.

Ulkus peptikum dibagi menjadi 2 yaitu: bila terjadi pada lambung disebut tukak lambung

(ulkus gastrikus) sedangkan bila terjadi di usus halus disebut tukak usus halus (ulkus

duodenum).

b. Dosis : setiap orang pasti berbeda – beda pastikan untuk selalu berkonsulatasi

dengan dokter sebelum mengunakan atau mengonsumsi obat.

Dewasa 500 mg, dikonsumsi 2 – 3 kali sehari selama 4 – 6 minggu.

Aturan pakai : pirenzepine sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong dianjurkan

diminum 30 menit sebelum makan.

c. Indikasi : jika penyebabnya adalah parasit jenis E. hystolitica. Pada umumnya,

penderita akan bereaksi positif dengan pemberian obat ini saja. kondisi-kondisi seperti

bakterial vaginosis, trikomoniasis, giardiasis, dracunculiasis, Clostridium difficile colitis,

dan infeksi Entamoeba histolytica.

d. Kontraindikasi : jangan mengonsumsi peprizepine bila mempunyai kondisi medis

alergi terhadap pirenzepine atau zat lain yang terkandung di dalam obat.

e. Mekanisme kerja : interaksi obat mungkin belum tercantum dalam daftar diatas,

jika anda mengunakan atau mengonsumsi beberapa obat secara bersamaan, pastikan untuk

selalu berkonsultasi dengan dokter anda sebelum mengunkannya, bila perlu, dokter

mungkin akan mengurangi dosis atau menganti obat dengan alternative obat lainya.

f. Efek samping : pirenzepine dapat menyebabkan efek samping yang meliputi : mulut

kering dan penglihatan kabur.


Ada beberapa efek samping lain yang mungkin belum tercantum dalam daftar diatas, jika

anda mengalami efek samping selain dari yang terdiri di atas, segera konsultasikan dengan

dokter anda.

4. Pemeriksaan diagnostic ulkus peptikum

Nyeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa

pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena akan kelambung juga bisa menyebabkan

gejala yang sama.

1. Endoskopi
Suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bias melihat

langsung kedalam lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, bias diambil contoh jaringan

untuk keperluan biopsi. Keuntungan dari endoskopi:

a. Lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding

belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen

b. Lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung

c. Bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.

2. Rontgen

Dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium swallow atau

seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan

endoskopi.

3. Analisa lambung

Merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung

dan duodenum sehingga jumlah asam bias diukur.

4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bias

menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus. Pemeriksaan darah lainnya bias

menemukan adanya Helicobacter pylori.

5. Diet lambung

Diet Lambung dibedakan menjadi Diet Lambung I, Diet Lambung II, dan Diet Lambung

III Penyakit lambung atau gstrointestinal meliputi gastritis akut dan khronis, ulkus

peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan Dumping Syndrome dan
Kanker Lambung Gangguan pada lambung umumnya berupa sindrome dispepsia, yaitu

kumpulan gejala mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang, dan

rasa cepat kenyang

Tujuan Diet : Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan

lambung dan mencegah serta menetralkan ekskresi asam lambung yang berlebihan.

Diet Lambung I

• Diberikan kepada pasien Gastritis Akut, Ulkus peptikum, pasca perdarahan, dan tifus

abdominalis berat.

• Makanan diberikan dalam bentuk saring

• Dapat merupakan diet peralihan pada pasca hematemesis-melena atau setelah fase akut

teratasi

• Makanan diberikan tiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan, kurang energi,

protein, zat besi, tiamin dan vitamin C

Diet Lambung II

• Diet lambung II merupakan perpindahan dari diet lambung I

• Diberikan kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gstritis khronis dan tifus

abdominalis ringan

• Bentuk makanan lunak, porsi kecil, dan diberikan 3x dalam bentuk makanan lengkap dan

2-3 kali makanan selingan.

Anda mungkin juga menyukai