Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem pencernaan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memecah molekul-molekul
besar atau kompleks menjadi molekul molekul kecil yang mudah diserap oleh tubuh.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mengkonsumsi berbagai jenis makanan, antara
lain, karbohidrat, protein, lipid, vitamin dan mineral. Untuk dapat diserap oleh tubuh,
makanan terlebih dahulu harus diubah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil,
pemecahan makanan tersebut dipecah oleh traktus digestivus dan glandula digestivus.
(Kimball, 2000).
Sistem
pencernaan

(bahasa

sistem organ dalam hewan

multisel

Inggris
yang

: digestive

system)

menerima makanan,

adalah

mencernanya

menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Pada
dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya
adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus (Santos, 2007).
Sistem pencernaan merupakan salah satu komponen vital dalam menunjang kehidupan sebab
sistem pencernaan manusia terdiri dari semua organ yang berfungsi untuk mengunyah, menelan,
mencerna, dan mengabsorpsi makanan serta mengeliminasi makanan yang tidak dapat dicerna dan
tidak dicerna tubuh. Pada dasarnya, sistem ini melakukan lima tugas terpisah yang berurusan
dengan pemprosesan dan penyebaran nutrisi. Pertama, ia mengatur asupan, atau
pengambilan makanan. Kedua, ia mengirim makanan ke organ-organ untuk penyimpanan sementara.
Ketiga, ia mengendalikan mekanisme pemecahan makanan dan pencernaan kimianya. Keempat, ia
bertanggung jawab untuk penyerapan molekul nutrisi. Kelima, ia memberikan penyimpanan sementara
dan penghancuran produk limbah (Watson, 2002).
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung,,usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan

dalam tubuh manusia terjadi disepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa
makanan melalui anus (Campbell, 2002).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui histologi
Oesofagus, duodenum, ileum, jejunum, cecum, colon, phylorus dan pancreas, yang
merupakan organ-organ dalam sistem pencernaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Saluran pencernaan adalah suatu pipa berongga yang terdiri atas cavum oris, pharynk,
esophagus, ventriculus, intestinum tenue yang terdiri atas duodenum, jejunum dan
ileum, intestinum crasum yang terdiri atas caecum, appendix, vermicularis, colon
ascendens, colon transversum, colon descendens, rectum dan anus (Radiopoetro, 1981).

Saluran pencernaan (traktus digestivus) pada dasarnya dalah suatu saluran


(tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengah
tubuh dari mulut ke anus. Saluran cerna terbagi menjadi saluran cerna atas dan bawah
yang dipisahkan oleh ligamentum treitz yang merupakan bagian duodenum pars
ascending yang berbatasan dengan jejunum (Richard Snell, 2006)
Terdapat pola dasar pada struktur histologis jalur pencernaan, yaitu terdiri dari 4
lapisan (Bevelander dan Ramaley.1988). Fungsi dari sistem pencernaan adalah untuk
mencerna bahan makanan, memecah molekul-molekul nutrisi yang kompleks menjadi
lebih sederhana dan menyerapnya. Selain itu juga berfungsi untuk defekasi, membuang
sisa-sisa pencernaan beserta sisa metabolisme dalam bentuk feses (Storer dan Ursinger,
1955).
Menurut Junqueira dan Carneiro (2007), molekul-molekul yang diserap adalah
molekul-molekul yang diperlukan untuk pertumbuhan, energi dan pemeliharaan tubuh.
Pada lapisan dalam dari tractus digestivus juga berfungsi sebagai dinding pemisah antara
zat-zat yang berada di lumen jalur dengan bagian internal dari tubuh.
Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Atap
mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak (molle), keduanya diliputi
oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan tonjolan konis yang menuju
ke bawah dari batas tengah palatum lunak. ( UNY,Staff . Sistem Pencernaan. Diakses
dari staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf. Pada Tanggal 16 April 2014
Pukul 23.00)
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran
mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang,
berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung.Pada
permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan
dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan

papilae. (UNY,Staff.Sistem Pencernaan. Diakses dari


staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf. Pada Tanggal 16 April 2014
Pukul 23.00)
Hepar tersusun atas capsula; jaringan ikat padat, menembus ke dalam hepar dan
membagi hepar dalam lobi-lobi. Segitiga (trigonum) Kiernan merupakan bentukan
segitiga yang terdapat diantara tiga lobi yang padanya terdapat arteri interlobaris, vena
interlobaris, ductus biliverus. Ductus biliverus tersusun atas epithelium columnair
simplex, membrana basalis, tunica fibroelastica, pembuluh limfe, dan serabut saraf.
Lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim hepar tersusun secara radier
(menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah. Sel-sel ini berbentuk poligonal,
sitoplasma granulair dengan tetes-tetes glikogen. Pembuluh limfe dan serabut saraf,
sinusoid diantara sel-sel parenkim, dibatasi oleh sel-sel endothelium, macrophage dan
sel Kupfer vena centralis. Menghasilkan empedu sebagai hasil ekskresi dan sekresi.
Ekskresi karena mengandung pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat feses
dan urine. Sekresi karena mengandung garam empedu untuk mengemulsifikasikan
lemak makanan. Garam empedu disintesis dari kolesterol dan asam amino. Berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen
empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal dari degradasi hemoglobin. Bilirubin
selanjutnya diubah menjadi urobilinogen yag dikeluarkan melalui feses dan urine
(Yatim, 1990).
Duodenum tersusun atas beberapa lapisan yaitu Tunica mucosa
tersusun atas: villi intestinalis, epitel kolumner simpleks dengan sel Goblet
(sel piala),

striated border (permukaan mikrovilli epithelium), crypta

intestinalis (glandula Lieberkuhn). Lamina propria tersusun atas jaringan ikat


longgar, terdapat pars excretorius dari glandula Brunneri. Lamina muscularis
mucosae tipis tersusun atas otot polos sirkuler dan longitudinal. Tunica
submucosa tersusun atas jaringan ikat longar dipenuhi oleh pars secretorius
glandula Brunneri. Tunica muscularis tersusun atas stratum sirkulare otot
polos, stratum longitudinale tersusun atas otot polos. Tunica serosa tersusun

atas jaringan ikat longgar tipis dengan lapisan mesothelium. Pada duodenum
terdapat muara dari saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran
pancreas (duktus pankreatikus). Cairan empedu dari kantung empedu
dikeluarkan

lewat

duktus

koledokus.

Cairan

pankreas

lewat

duktus

pankreatikus. Oleh karena itu, duodenum merupakan tempat digesti


makanan secara sempurna menjadi partikel-pertikel yang siap diserap oleh
mukosa usus. Pada lamina propria bagian depan duodenum terdapat
kelenjar Brunneri yang berperan mensekresikan mukus untuk melindungi
mukosa usus dari pengaruh asam lambung dan sekaligus menonaktifkan
asam lambung (Junqueira, 2007).

Intestinum tenue memiliki anatomi yang terbagi menjadi 3 segmen, yaitu


duodenum, jejunum dan ileum. (Kerr, 1999). Duodenum memiliki panjang hingga 25 cm
dan terfiksasi pada dinding dorsal dari abdomen. Jalurnya berbentuk C melingkari
pankreas, bermula dari ujung ventriculus dan berakhir pada pangkal jejunum (Fawcett,
1994).
Lapisan mucosa pada duodenum atau intestinum tenue memiliki lipatan-lipatan
yang disebut dengan plica circulares atau kerckring valves dengan bentuk dapat berupa
semilunar, sirkular atau spiral. Selain itu juga terdapat intestinal vili yang merupakan
tonjolan-tonjolan ke arah lumen dengan panjang 0,5-1,5 mm. Vili tersebut berbentuk
seperti daun pada duodenum. Vili tersebut terdiri atas sel-sel epitel silinder, sel
penyerapan dan sel goblet (Junqueira dan Carneiro, 2007). Pada dasar vili terdapat
kelenjar-kelenjar usus atau yang disebut dengan crypt of lieberkuhn. Bagian setengah
atas dari kelenjar ini tertutupi oleh epitel silinder dan sel goblet dan bagian setengah
bawahnya terdiri atas kumpulan sel-sel sekresi yang disebut dengan sel Paneth (Fawcett,
1994).

DAFTAR PUSTAKA

Bevelander, Gerrith dan Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-dasar Histologi. Penerbit


Erlangga : Jakarta.
Campbell, Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi . Erlangga : Jakarta.
Fawcett, Don W. 1994. A Textbook of Histology. Chapman and Hall : New York.
Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks & Atlas. Edisi
kesepuluh. Buku
penerbit kedokteran EGC : Jakarta.
Junqueria, Luiz C dan Jose Carneiro. 2007. Basic Histology, Text and Atlas. McGrawHill : New York.
Kimball. 2000. Biologi Umum.Erlangga : Jakarta
Kerr, Jeffrey B. 1999. Atlas of Functional Histology. Mosby International Limited :
London.
Santos, Marinilce F . 2007 . Basic of Histology . The McGraw-Hill
Companies : Brazil
Storer, Tracy L. dan Robert L. Usinger. 1955. Element of Zoology. McGraw-Hill Book
Company: New York
UNY,Staff . Sistem Pencernaan. staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf.
Tanggal Akses 16 April 2014
Yatim. Wildan. 1990. HISTOLOGI. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai