Anda di halaman 1dari 13

Makalah Penyuluhan

Pentingnya Asupan Yodium Bagi Anak


Disusun Oleh:
Rahayu Situmorang
120100120

Supervisor:
dr. Sri Sofyani, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Azwan Hakmi, M.Kes, Sp.A
dr. Lily Rahmawati, Sp.A, IBCLC
dr. Monalisa Elizabeth, M.Ked(Ped), Sp.A
dr. Ika Citra Dewi, M.Ked(Ped), Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii


BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................... 3
2.1. Pengertian Yodium......................................................................... 3

2.2. Ekologi dan Demografi Defisiensi Yodium............................... 3


2.3. Absorpsi dan Ekskresi Yodium.................................................. 4
2.4. Fungsi Yodium........................................................................... 4
2.5. Angka Kecukupan Yodium yang Dianjurkan............................ 5
2.6. Sumber Yodium......................................................................... 5
2.7. Akibat Kekurangan Yodium...................................................... 6
2.8. Akibat Kelebihan Yodium......................................................... 7
2.9. Terapi GAKY............................................................................ 8
2.10. Pencegahan GAKY................................................................. 8
BAB 3 KESIMPULAN............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

Upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan sumber daya


manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Salah satu zat gizi yang paling
penting dalam tumbuh kembang anak adalah yodium. Manfaat yodium bagi anak
sangatlah penting karena apabila seorang anak mengalami kekurangan yodium
maka akan timbul Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY
menjadi salah satu masalah gizi yang mempunyai peran pencetus terhadap
kualitas SDM. Penduduk yang tinggal di daerah yang kekurangan iodium
mengalami gangguan kesehatan seperti, gondok, hipotiriod, kreatin, keguguran,
kematian anak dan gangguan gizi sosial lain. 1
Anak yang menderita GAKY mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan
keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan, anak menjadi bodoh, tidak
cerdas, tidak produktif dan menjadi beban masyarakat.
GAKY merupakan masalah yang sangat serius karena akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Survei
pemetaan GAKY tahun 1998 menunjukkan 87 juta penduduk Indonesia tinggal
di daerah risiko kekurangan iodium. Diperkirakan 20 juta penduduk menderita
penyakit gondok dan 290.000 kretin (cebol dan keterbelakangan mental), akibat
kekurangan iodium. Akibat negatif dari GAKY ternyata jauh lebih luas dari
sekadar terjadinya pembesaran kelenjar gondok. Yang sangat mengkhawatirkan
adalah akibat negatif pada susunan saraf pusat yang akan berpengaruh pada
perkembangan otak, kecerdasan, dan dampak sosial atau ekonomi masyarakat
pada umumnya. Selain mengakibatkan penurunan IQ, kekurangan iodium juga
menyebabkan keguguran kandungan, gangguan perkembangan saraf, serta
penyakit kreatinisme yang menyebabkan orang menjadi cebol dan bodoh. Namun,
penyakit gondok masih dianggap sebagai akibat GAKY yang utama. Iodium
merupakan mikromineral yang penting untuk pembentukan hormon tiroid,
tiroksin dan triiodotironin. Defisiensi Yodium menimbulkan spektrum GAKY
yang luas dan merupakan suatu fenomena gunung es. Di permukaan akan muncul
masalah gondok, kreatin dan hipotiroidisme, sedangkan dibagian bawah yang

1
tersembunyi adalah terjadinya kerusakan otak yang dapat berwujud kehilangan
tingkat IQ.
Survei prevalensi dan pemetaan GAKY pada awal pelaksanaan proyek IP-
GAKY (1997/1998) menunjukkan bahwa secara nasional angka rata-rata Total
Goiter (TGR) atau lebih dikenal sebagai angka gondok total adalah 9,8% dan
proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar
cukup hanya 62,1%. Hasil survei tahun 2003 menunjukkan bahwa prevalensi
TGR ini masih cukup besar yaitu sekitar 11,1%, namun konsumsi garam
beryodium telah mengalami peningkatan menjadi 73,26%.2
Untuk mengatasi masalah gangguan akibat kekurangan yodium maka
sangat penting untuk memperhatikan asupan yodium khususnya pada anak-anak.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Yodium


Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam
jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk produksi hormon tiroid yaitu
hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat,

2
pertumbuhan tulang, perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme
sel tubuh kecuali sel otak. Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan
pernafasan sel serta menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.3

Yodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu
sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75%
dari yodium ini ada di dalam kelenjar tiroid yang digunakan untuk mensintesis
hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3). Hormon-hormon
ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental hewan
dan manusia. Sisa yodium ada di dalam jaringan lain, terutama di dalam kelenjar-
kelenjar ludah, payudara, dan lambung serta didalam ginjal. Di dalam darah
yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau terikat dengan protein.4

2.2 Ekologi dan Demografi Defisiensi Yodium


Yodium berada dalam suatu siklus di alam. Sebagian besar yodium ada di
laut, sebagian kemudian merembes, dibawa hujan, angin, sungai, dan banjir ke
tanah dan gunung di sekitarnya. Yodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur
minyak dan gas alam. Air berasal dari sumur-dalam tersebut dapat merupakan
sumber yodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa,
Amerika, dan Asia kurang mengandung yodium, terutama pegunungan.5

2.3 Absorpsi dan Ekskresi Yodium


Yodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal
sehari adalah sebanyak 100-150 g sehari. Ekskresi dilakukan melalui ginjal,
jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam
makanan hewani hanya separuh dari yodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi.
Di dalam darah, yodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia
dewasa sehat mengandung 15-20 mg yodium, 70-80% di antaranya berada dalam
kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar ini yodium digunakan untuk mensintesis

3
hormon-hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin atau tetraiodiotironin (T4), bila
diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 g yodium sehari untuk
memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar
tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium.
Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid (TSH) dan Hormon
Tirotrofin/TRH yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari untuk mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin kemudian dibawa darah
ke sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tiroksin dipecah dan
bila diperlukan yodium kembali digunakan.4

2.4 Fungsi Yodium


Yodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin
triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini
adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol
kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormon tiroid
mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi.
Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Disamping itu kedua
hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta
fungsi otot dan saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi
bentuk aktif vitamin A; sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran
cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolestrol darah.4

2.5 Angka Kecukupan Yodium yang Dianjurkan


Angka kecukupan yodium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (2004).3
Tabel 1. Angka kecukupan yodium yang dianjurkan

Golongan Umur AKI(mg) Golongan Umur AKI (mg)

4
0-6 bl 90 Wanita:
7-11 bl 120 10-12 th 120
1-3 th 120 13-15 th 150
4-6 th 120 16-18 th 150
7-9 th 120 19-29 th 150
30-49 th 150
50-64 th 150
Pria: 65 th 150

10-12 th 120
13-15 th 150 Hamil +50
16-18 th 150
19-29 th 150 Menyusui:
30-49 th 150 0-6 bl +50
50-64 th 150 7-12 bl +50
65 th 150
2.6 Sumber Yodium
Laut merupakan sumber utama yodium. Oleh karena itu, makanan laut
berupa ikan, udang, dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber yodium
yang baik. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak yodium sehingga
tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung cukup banyak yodium.
Semakin jauh tanah itu dari pantai semakin sedikit pula kandungan yodiumnya,
sehingga tanaman yang tumbuh di daerah tersebut termasuk rumput yang dimakan
hewan sedikit sekali atau tidak mengandung yodium. Salah satu cara
penanggulangan kekurangan yodium ialah melalui fortifikasi garam dapur dengan
yodium. Fortifikasi garam dengan yodium sudah diwajibkan di Indonesia.4

2.7 Akibat Kekurangan Yodium


Akibat negatif dari GAKY ternyata jauh lebih luas dari sekedar
pembesaran kelenjar gondok dan kretinisme yaitu terjadinya gangguan fungsi
susunan saraf pusat yang akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak, termasuk
perkembangan otak , kecerdasan dan perkembangan sosial masyarakat pada
umumnya. Beberapa akibat defisiensi yodium, diantaranya adalah sebagai berikut:
-Pembesaran Kelenjar Tiroid
Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Pada umumnya
wanita dan anak perempuan mempunyai kecenderungan lebih mudah kena

5
penyakit gondok daripada pria dan anak laki-laki. Masa paling peka terhadap
kekurangan yodium terjadi pada waktu usia meningkat dewasa (pubertas).
Bila tubuh kekurangan yodium, kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah.
Kadar tiroksin yang rendah akan merangsang kelenjar pituitary untuk
memproduksi lebih banyak hormon yang disebut TSH atau tyroid stimulating
hormon. Hormon TSH menyebabkan kelenjar tiroid membesar karena jumlah dan
ukuran sel-sel epitel membesar.
Pembesaran kelenjar tiroid dengan produksi hormon yang rendah disebut
gondok sederhana atau nontoxic goiter. Bila keadaan tersebut banyak dijumpai
pada sesuatu daerah tertentu, gondok sederhana itu disebut gondok endemik.Tiap-
tiap pembesaran kelenjar tanpa memandang penyebabnya disebut stroma. Stroma
ada yang bersifat toksin dan ada yang bersifat toksik. Apabila pembesarannya
cukup besar dapat menyebabkan gangguan mekanis dan apabila menekan trakea
akan terdesak kesamping sehingga kemungkinan menyebabkan sukarnya proses
menelan makanan.
-Kretinisme
Kekurangan Yodium juga dapat menyebabkan kesehatan yang lain yakni
Cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan
dibawah normal (cebol)akibat kekurangan yodium di intrauterin pada masa awal
setelah bayi di lahirkan.. Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan
perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat
berat (debil). Ekspresi muka orang kretin ini memberikan kesan orang bodoh
karena tingkat kecerdasannya/ sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini
dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan yodium. Kretin juga ditandai
dengan gangguan mental, gangguan perkembangan saraf otak, gangguan
pendengaran, cara berjalan, berbicara, dan sebagainya dan dapat disertai atau
tidak disertai hipotiroidi. Yang amat penting untuk didasari adalah bahwa kretin
adalah suatu kelainan yang irreversible (menetap), sehingga merupakan beban
bagi masyarakat pada umumnya.5

-Kesehatan Ibu dan Anak

6
Pada manusia, defisiensi yodium dapat meningkatkan abortus spontan,
stillbirth dan kematian neonatal, kelainan kongenital, dan kelainan struktur
kardiovaskular serta susunan saraf. Hasil penelitian pada ibu yang hipotiroidi
selama hamil diobati dan tidak diobati menujukkan perbedaan yang bermakna
dalam hal kelahiran anak normal, kejadian abortus dan stiilbirth serta kelahiran
prematur. Hipotiroidi yang terdapat pada ibu hamil juga memberikan gangguan
retardasi, aborsi, gangguan perkembangan, kelainan kongenital yang dapat
mematikan fetus yang dikandungnya.5

2.8 Akibat Kelebihan Yodium


Suplemen Yodium dalam dosis terlalu tinggi yaitu konsumsi yodium
sebanyak 400 kali dari dosis harian yang dianjurkan dapat menyebabkan
pembesaran kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan yodium. Dalam keadaan
berat hal ini dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.1

2.9 Terapi GAKY


Terapi yang diberikan pada GAKY adalah terapi suportif seperti
1. Obat-obatan seperti parasetamol: sebagai analgetik dan antipiretik pada
anak yang mengalami sakit pada GAKY, Amoksilin: sebagai profilaksis
pada anak yang menderita GAKY karena daya tahan tubuhnya yang
rendah rentan terkena infeksi.
2. Bahan makanan yang cukup mengandung yodium. Bahan Makanan yang
berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg bandingkan
dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur
hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut,cumi-cumi juga mengandung yodium
cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan
yodiumnya adalah rumput laut.

7
3. Garam beryodium. Setiap orang dianjurkan mengkonsumsi garam
beryodium sekitar 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi
tertentu, dimana keringat keluar berlebihan, dianjurkan untuk
mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Bagi orang yang
menderita hipertensi atau yang harus mengurangi konsumsi garam, tetap
mengkonsumsi garam beryodium tetapi dalam jumlah yang sedikit dan
dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya akan yodium
seperti ikan, udang, ganggang laut.9

2.10 Pencegahan GAKY


Konsumsi Garam Beryodium merupakan salah satu pencegahan utama
Gangguan akibat kekurangan yodium. Garam khususnya garam dapur (NaCl)
merupakan komponen bahan makanan yang penting. Konsumsi garam NaCl
biasanya lebih banyak diatur oleh rasa, kebiasaan dan tradisi daripada
keperluannya. Di beberapa negara maju, dilakukan pengaturan konsumsi yang
ketat agar konsumsi Nacl berada dibawah 1gr per hari. Angka itu kira-kira
memenuhi kebutuhan minimal untuk seorang dewasa dengan keaktifan normal
pada daerah subtropis.8
Program garam beryodium merupakan metode yang paling populer sejak
tahun 1920-an, sejak program ini berhasil digunakan di Switzerland. Metode ini
dipilih untuk pendistribusian yodium pada populasi yng berisiko di negara yang
industri garamnya sudah baik dan garam juga banyak digunakan pada konsumsi
rumah tangga.9

8
BAB III
KESIMPULAN

Yodium merupakan mineral mikro yang sangat penting dalam tubuh


manusia khususnya pada tumbuh kembang anak. Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY) merupakan masalah gizi di Indonesia. Penyebab utama
timbulnya masalah GAKY adalah kekurangan yodium. Kekurangan unsur yodium
terutama dioengaruhi oleh faktor lingkungan dimana tanah serta air di suatu
daerah amat miskin unsur tersebut. Tanaman yang tumbuh di daerah tersebut
kurang (tidak) mengandung yodium. Akibatnya penduduk yang tinggal didaerah
itu akan selalu mengalami kekurangan yodium. Kekurangan yodium dapat
mengakibatkan gondok dan kretin. Rangkaian seluruhnya terdiri dari: gondok
dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan

9
fungsi mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan
orang dewasa, angka lahir dan kematian bayi yang meningkat
Untuk menanggulangi GAKY, penambahan yodium pada semua garam
konsumsi telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan
untuk mencapai konsumsi yodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan
masyarakat.
Oleh karena itu,sangat penting untuk memperhatikan asupan yodium bagi
tubuh khususnya pada anak-anak agar setiap anak dapat tumbuh dengan normal
dan kualitas sumber daya manusia semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukati, S. Hubungan Keadaan Geografi dan Lingkungan Dengan GAKI.


Media Litbang Kesehatan Volume XIX Nomor 2 Tahun 2009. 2009.
2. Dep.Kes R.I. Survei Nasional Pemetaan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium. Kerja sama Pusat penelitian Gizi dan Makanan dengan Direktorat
Gizi. Laporan Akhir. 1998.
3. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Angka Kecukupan Yodium. 2004.
4. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama. 2010.
5. Djokomoeljanto R,. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, Makalah Seminar
Nasional Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui

10
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI), Balai
Litbang GAKI Depkes RI Magelang; 2008.
6. Jurnal Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .Available
from: http://ejournal.litbang.depkes.go.id [Accessed 28 Desember 2016]
7. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan GAKY.
2004.
8. Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
1992.
9. Depkes. Diskusi Pakar Penanggulangan Masalah GAKY. Available
from:http://gizi.depkes.go.id/artikel/diskusi-pakar-penanggulangan-masalah-
gaky/ [Accessed 28 Desember 2016]

11

Anda mungkin juga menyukai