* TANATOLOGI * Mortis Mortis Mortis Ilmu yg mempelajari tentang kematian dan ½- Start perubahan yg terjadi setelah kematian 1jam Mati Somatik 2-3jam hangat Start Seluler 6 jam menetap Tanda pasti kematian: 8 jam 1. Livor mortis (lebam mayat) 12 jam dingin Sempur na Etio: akumulasi sel darah merah krn pengaruh 24 jam Mulai Start gravitasi. Berwana merah gelap dan mucul hilang dibagian terbawah tubuh Muncul: ½ - 1jam setelah kematian, menetap * TRAUMATOLOGI * 4 – 6 jam. KK: - <6 jam: hilang dgn penekanan 1. Benda tumpul - > 6 jam: tidak hilang dengan penekanan GK: - jembatan jaringan (+) - tepi luka tidak rata 2. Rigor mortis (kaku mayat) a. Luka memar (vulnus contussum) Etio: tidak terbentuk ATP yang memisahkan - merah/ungu: 0 - 3 hari aktin dan miosin - hijau: 4 – 7 hari Muncul: 2 jam setelah kematian - kuning: 7 – 10 hari KK: - > 12 jam: kaku mayat sempurna b. Luka lecet (vulnus eksoriatum) - > 24 jam: hilang arah: lihat tumpukan epidermis = ujung c. Luka robek (vulnus laceratum) 3. Algor mortis (penurunan suhu) - luka terbuka KK: - < 8 jam: hangat - jembatan jaringan - > 8 jam: dingin - pinggir tidak rata
4. Pembusukan (Decomposition) 2. Benda tajam
Pertama kali tampak pana perut kanan bawah GK: - jembatan jaringan (-) (sekum) - tepi luka rata Etio: Bakteri Clostridium Weichii a. Luka sayat (vulnus insisivum) - Muncul setelah 1 minggu lebar luka > dalam luka b. Luka tikam (vulnus punctum) 5. Adiposera (Lilin mayat) dalam luka > lebar luka Etio: Karena hidrolisis lemak c. Luka bacok (chop) - terbentuk bahan warna putih berminyak dan - dalam luka = lebar luka bau tengik - luka menganga - muncul setelah 1 minggu - tulang tampak
6. Mummifikasi 3. Luka akibat petir
Etio: proses pengeringan jaringan atau KK: aborescent mark → seperti ranting/dahan dehidrasi jaringan pohon, warna merah - muncul setelah 3 bulan kebiruan Klasifikasi: 4. Luka tembak 1. Dengan alat Harus ada luka masuk dan keluar (seperti a. Hanging (gantung diri) corong) Khas: jerat vertikal (V), fraktur os hyoid Luka Khas Bekas luka: - coklat kemerahan Tempel - Stelata (spt bintang) - edema (+) Sangat dekat - cincin memar - simpul letaknya di atas leher ( < 15 cm) - mesiu (kelim tatu) Komplit (total) → kedua kaki tdk menyentuh - asap/ luka bakar (kelim Lantai jelaga) Dekat - kelim memar Parsial → sebagian kaki menyentuh lantai ( 15 – 70 cm) - mesiu (kelim tatu) b. Strangulasi ( penjeratan) Jauh - cincin memar Khas: jerat horizontal/ mendatar dan kontinu (> 70 cm) dibawah os hyoid (jakun) Bekas luka : lunak & kemerahan * DASAR HUKUM LUKA * c. Smothering (pembekapan) Khas: - bantal (+) 1. Luka ringan (KUHP 352) - tanda bulan sabit (kuku) di sekitar - tidak mengganggu aktifitas sehari – hari wajah, cetakan gigi, bibir dalam - 3 bulan penjara 2. Luka sedang ( KUHP 351(1) / KUHP 353 (3)) 2. Tanpa alat - mengganggu aktifitas a. Manual strangulation (throtening/cekik) - berpotensi sembuh Khas: tanda bulan sabit di leher korban - tidak menimbulkan kecacatan b. Gargling atau choking - penjara 2 tahun 8 bulan Khas: ada benda asing di saluran nafas 3. Luka berat (KUHP 90 ) - tidak bisa bekerja * DROWNING * - cacat berat - kehilangan salah satu panca indra Klasifikasi: 1. Wet drowning (tipical) komplit * ASFIKSIA * parsial Berhenti nafas / mati lemas - mati karena tenggelam - paru terisi air - sebab kematian → diagnosa Air tawar Air laut - cara kematian wajar - Fibrilasi ventrikel - edem pulmonum tidak wajar (hiperkalemi) - hemokonsentrasi - mekanisme → patofisiologi - Hemodilusi - hipernatremi/ - apnoe selama 1 – 2 hipermagnesemi menit -kematian terjadi 10 – GK asfiksia: - kematian setelah 5 12 menit - bendungan / kongesti (+) menit tenggelam - Tardeu spot (pecah pembuluh darah) di - cerebral anoksia konjungtiva, pleura - akral sianosis 2. Atipical drowning (kering saluran nafas) a. Dry drowning etio: inhibisi vagal - spasme laring 3. Kumpulkan data ante mortem - sebelum tenggelam mati Skunder: - data properti (cth: bunuh diri lompat, tapi syok) - foto korban b. Immersion syndrome - data medik ( TB & BB) mati tenggelam karena masuknya air dingin 4. Rekonsoliasi sebabkan inhibisi vagal Data post mortem dan ante mortem cth: - berendam di air dingin dicocokkan - peminum alkohol 5. Debriefing → korban diumumkan
- buih di saluran nafas yg sukar pecah (mussroom like appearance) * INFANTICIDE * - lumpur/ pasir di saluran nafas Merupakan pembunuhan anak sendiri. - cutis anserina Dibunuh oleh ibu kandung segera setelah - lebam mayat di wajah melahirkan - cyanosis ujung jari - Pasal 341 (sengaja ) → 7 tahun penjara - washer woman hand - Pasal 342 (direncanakan) → 9 tahun penjara - cadaveric spasme Syarat: Pemeriksaan drwoning: a. tidak ada tanda perawatan: 1. Diatome test → Gold standard - tali pusat masih melekat dijumpai cairan di saluran nafas - tubuh masih berlumuran darah 2. Lonset proef (getah paru) - masih ada vernix caseosa utk mencari getah paru mayat b. bayi lahir hidup cth: pasir lumpur c. viable (layak hidup) 3. Tes kimia darah a. Tes gettler Bayi lahir hidup Bayi lahir mati - air tawar: kadar chlorida lebih tinggi di - Tes apung paru (+) - Tes apung paru (-) jantung kanan - bentuk paru sperti - bentuk paru pipih - air asin: kadar chlorida lebih tinggi di jantung marmer / mozaik - dada belum - dada sudah mengembang kiri mengembang b. Tes durlacher (diafragma turun ke berat jenis plasma jantung kiri > kanan sela iga 4 – 5) berentuk tong * DVI ( TANGGAP BENCANA ) * Syarat viable: 1. Olah TKP - BB > 1 kg (1000 gram) - lihat korban hidup - panjang badan > 35cm - lihat korban mati - usia > 28 minggu 2. Kumpulkan data post mortem Primer: - sidik jari Kalau tanda perawatan (+) → pembunuhan - DNA anak biasa - gigi * VISUM ET REPERTUM (VER) * 3. Medikolegal : penyebab kematian tidak Keterangan yg dibuat dokter atas permintaan wajar penyidik secara tertulis Bentuk dan susunan VER KUHP 184 → Alat bukti yg sah adalah: Pro Yustitia - keterangan saksi - keterangan ahli Pendahuluan - surat - petunjuk Pemeriksaan - keterangan terdakwa Kesimpulan Klasifikasi: 1. Ver orang hidup Penutup a. Defenitif (seketika) - saat itu juga - tidak butuh perawatan * TOKSIKOLOGI * b. Sementara - rawat inap/ sewaktu menjalani perawatan Antidotum c. Lanjutan - VER yg dibuat setelah dirawat ( sembuh / Sianida (cth: umbi- - sodium nitrite meninggal ) umbian) - sodium thiosulfate Alkohol -ethanol 2. VER orang mati -fomepizole Jengkol Natrium bicarbonat a. Pemeriksaan luar 4x2gr / hari tidak ada kesimpulan Karbon monoksida Oksigen b. Pemeriksaan luar + dalam Morfin Naloxone 0,4mg/dl - ada kesimpulan Insektisida Sulfas atropin - izin keluarga Lebam mayat khas: Pemeriksaan Kejahatan Seksual - Sianida → Merah terang Penulisan VER: - CO → Cherry red - Tidak boleh menuliskan ada / tidak tanda - CO2 → Mera bata pemerkosaan - hanya menuliskan ada / tidak tanda Tatalaksana keracunan: persetubuhan 1. A-B-C-D-E 2. Dekontaminasi Tanda persetubuhan: a. Pulmo: jauhkan dari paparan gas berbahaya - ada cairan mani / sperma di liang vagina b. Mata: irigasi Nacl 0,9% 15 menit - robekan himen sampai ke dasar arah jam 5 c. Kulit: cuci dengan air sabun 10 menit dan jam 7 d. GI tract - pemeriksaan sperma → malachite green Tx awal : - induksi muntah < 30 menit - pakai sirup ipekak Otopsi / pemeriksaan dalam: Dewasa : 30 cc 1. Medik : mahasiswa kedokteran < 12 tahun : 15 cc 2. Klinik: cari sebab kematian Kontraindikasi: tidak sadar dan zat korosif - Bilas lambung ( 1 – 4 jam pertama) Hanya untuk substansi yang cair Kontra indikasi: zat korosif & benda padat - Arang aktif ( Norit ) 30 gr norit : 240 cc air - Irigasi usus Poliethilen Glikol→ untuk zat yang tidak bisa diserap norit (cth: tablet dengan selaput, narkoba, besi, lithium, logam berat)