Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN DAN PRINSIP PENGOLAHAN PANGAN

KELOMPOK 4

Dosen Pengampu :

Ibu Ikomatussinah, S.H.,M.H,Ph.D

Disusun Oleh :

1. Atansa Wigia 1111220295


2. Muhammad Putra Fadillah 1111220103
3. Muhammad Abudzar Al Gifari 1111220204

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2022/2023

I
DAFTAR ISI

MAKALAH PEMANFAATAN DAN PRINSIP PENGOLAHAN PANGAN.......I


DAFTAR ISI...........................................................................................................II
KATA PENGANTAR...........................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................9
KESIMPULAN........................................................................................................9
A. KESIMPULAN.........................................................................................9
B. SARAN.....................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya pembuatan makalah


ini dapat diselesaikan sebagai tugas dari mata kuliah Ketahanan Pangan. Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Dosen mata kuliah bersangkutan yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, Terima kasih.

Serang, 1 Maret 2023

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai makanan.


Makna makanan yaitu segala sesuatu yang boleh dimakan baik itu lauk
pauk, hewani, kue, dan sebagainya 1. Dalam Undang-Undang dijelaskan
bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhanya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Kemudian, dijelaskan juga bahwa ketahanan pangan merupakan
kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan2.

Dalam sejarah Indonesia, pada tahun 1997-1998 pernah terjadi


keruntuhan politik dan ekonomi hingga menggerogoti ketahanan pangan
Indonesia. Hal tersebut merupakan efek dari krisis ekonomi yang terjadi di
Asia Tenggara dan Asia Timur sejak Juli 1997. Terjadi peningkatan inflasi
dan pengangguran serta turunnya daya beli masyarakat sehingga semakin
sedikit orang yang mampu mengakses makanan. Selain krisis ekonomi,
krisis pangan juga dapat terjadi karena kekeringan besar, terutama
disebabkan oleh fenomena cuaca3.

1
Syaparuddin,- A. Nujul, Islam dan Ketahanan Pangan (Yogakarta: TrustMedia Publishing, 2021), 25.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012.
3
https://unnes.ac.id/pakar/strategi-mewujudkan-ketahanan-pangan, accesed on February 24, 2023.

1
Pada saat pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak bulan
Maret mengganggu banyak sekali sektor-sektor yang menyokong kehidupan
masyarakat, termasuk diantaranya sektor pertanian. Sektor pertanian
menjadi sorotan karena memiliki kaitan erat dengan ketahanan pangan
nasional. Tentunya pada masa pandemi yang sulit seperti sekarang ini
ketahanan pangan menjadi sesuatu yang harus diupayakan untuk
menghindar dari krisis pangan yang seakan menghantui Indonesia4.

Petani selaku kunci dari pangan Indonesia selama masa pandemi ini
diharapkan dapat tetap sehat dan bekerja dengan maksimal.
Permasalahannya adalah sekarang ini jumlah petani di Indonesia banyak
yang tergolong masuk ke usia tua, minim sekali jumlah petani yang berasal
dari kalangan milenial. Hal ini dapat berpengaruh pada produktivitas
pangan. Mirisnya, penggusuran dan kriminalisasi terhadap petani juga kerap
terjadi, bahkan pada masa-masa pandemi seperti ini yang diharapkan
masyarakat dapat saling berempati satu sama lain. Permasalahan lain yang
berkaitan dengan pangan adalah ketersediaan lahan. Lahan pertanian kerap
kali dialihfungsikan untuk keperluan tambang dan yang lainnya. Akibatnya,
lahan untuk bertani menjadi semakin sempit bahkan lahan pertanian menjadi
rusak tercemar oleh limbah-limbah dari tambang maupun pabrik5.

Untuk menghindari krisis pangan di Indonesia yang berdampak pada


berbagai aspek, perlu dipahami bagaimana mewujudkan ketahanan pangan.
Diantaranya memahami pemanfaatan dan prinsip pengolahan pangan.
Kedua pilar ini dapat dicapai dalam mewujudkan ketahanan pangan di
Indonesia. Yang dimaksud pemanfaatan dan pengelolaan pangan adalah
kemampuan dalam memanfaatkan dan mengolah bahan pangan dengan
benar dan tepat secara proposional6.

4
https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-pandemi. Accesed on February 24, 2023.
5
https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-pandemi. Accesed on February 24, 2023.
6
https://id.wikipedia.org. accesed on February 24, 2023.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakaang diatas, maka rumusan masalahnya dapat


dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud pemanfaatan pangan?


2. Apa itu prinsip pengolahan pangan?
3. Bagaimana pemanfaatan dan pengolahan pangan di Indonesia?

C. Tujuan

Ada beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini khususnya untuk


penulis serta bagi yang membaca makalah ini, yaitu :

1. Mengetahui dan memahami pemanfaatan pangan.


2. Mengetahui dan memahami prinsip pengolahan pangan.
3. Mengetahui dan memahami pemanfaatan dan pengolahan pangan
yang ada di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pemanfaatan pangan ini merupakan salah satu pilar 'ketahanan pangan' yang
mengacu kepada penggunaan pangan oleh rumah tangga dan kemampuan tubuh
seseorang untuk menyerap dan menggunakan zat gizi dari dalam bahan pangan,
sehingga diharapkan dengan pemanfaatan pangan yang baik dapat mencapai
ketahanan pangan di setiap keluarga yang menunjukkan kondisi terpenuhinya
pangan baik dari jumlah, mutu, keberagaman, zat gizi, dan keterjangkauannya
supaya setiap keluarga dapat hidup sehat, bergizi, aktif, dan produktif. Sedangkan
pengolahan pangan yang dilakukan dari awal bahan mentah hingga siap dimakan
diharapkan dapat meningkatkan cita rasa dan kecernaan bahan, serta menambah
pengetahuan keluarga tentang variasi olahan makanan yang dapat dibuat dari
berbagai bahan pangan lokal dan manfaat kesehatan di dalamnya.

Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor


mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga.
Bahan pangan yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis
suatu individu. Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat
dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu
komunitas atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga
mempengaruhi pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu
mempengaruhi bagaimana suatu makanan dicerna. Misal keberadaan parasit di
dalam usus dapat mengurangi kemampuan tubuh mendapatkan nutrisi tertentu
sehingga mengurangi kualitas pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitas sanitasi
juga mempengaruhi keberadaan dan persebaran penyakit yang dapat
mempengaruhi pemanfaatan pangan sehingga edukasi mengenai nutrisi dan
penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi kualitas pemanfaatan pangan7.

Kualitas pemanfaatan pangan dipengaruhi oleh daya beli, selera,


pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat, dan ketersediaan pangan itu sendiri.
7
Syaparuddin,- A. Nujul, Islam dan Ketahanan Pangan (Yogakarta: TrustMedia Publishing, 2021),33.

4
Pemanfaatan pangan merupakan muara dari suatu sistem ketahanan pangan karena
akan menentukan kualitas perseorangan untuk dapat hidup sehat, aktif dan
produktif. Karena itu, strategi pemanfaatan pangan tidak kalah pentingnya dengan
dua strategi sebelumnya dalam sistem ketahanan pangan. Strategi pemanfaatan
pangan terdiri dari: (1) mempromosikan diversifikasi konsumsi pangan
berdasarkan potensi sumber daya pangan lokal, keragaman makanan daerah, dan
kearifan lokal, dengan acuan pola konsumsi pangan; (2) memperbaiki status gizi
masyarakat melalui pengayaan atau fortifikasi untuk zat gizi tertentu pada pangan
yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat, seperti beras, minyak goreng, dan
garam dan; (3) mengupayakan agar tercipta kemampuan untuk menjamin pangan
yang diedarkan atau diperdagangkan kepada masyarakat mempunyai karakteristik
aman, higienis, berkualitas, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat8.

Pengolahan pangan adalah salah satu usaha untuk mengawetkan bahan


pangan yang bertujuan selain memperpanjang masa simpan, juga untuk
penganekaragaman pangan. Selain itu, pengolahan pangan juga bertujuan untuk
dapat mengubah bahan mentah menjadi produk yang lebih disukai konsumen atau
produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Macam-macam pengolahan pangan
1. Pengolahan pangan dengan suhu tinggi.
2. Pengolahan pangan dengan suhu rendah.
3. Pengolahan pangan dengan cara fermentasi.
4. Pengolahan pangan dengan teknik iradiasi.
5. Pengolahan pangan dengan aplikasi teknologi menggunakan
prinsip fisiko kimia.
Pengolahan pangan dengan suhu tinggi, yaitu pengolahan yang
dilakukan dengan pemanasan di atas suhu normal atau suhu ruang,
misalnya blanching, pasteurisasi dan sterilisasi. Sebaliknya, pengolahah
pangan dengan suhu rendah, yaitu pengolahan atau pengawetan yang

8
Achmad Suryana,”Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025: Tantangan dan Penangannya”.
Forum Peneletian Agro Ekonomi. Vol. 32 No. 2, Desember 2014,133.

5
dilakukan pada suhu di bawah suhu normal (suhu ruang), misalnya
pendinginan dan pembekuan. Pengolahan pangan yang bertujuan
mengubah komposisi kimiawi dari bahan baku menjadi bahan pangan
yang memiliki komposisi sesuai d-ngan yang dikehendaki dapat dilakukan
dengan cara fermentasi. Ada juga pengolahan pangan dengan cara aplikasi
teknologi menggunakan prinsip fisiko kimia, misalnya ekstrusi,
pembuatan roti (bread\ vacuum frying, dan freeze drying. Hal yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan proses pengolahan, yaitu komposisi
kimia bahan pangan itu sendiri
Prinsip Pengolahan pangan terdapat 6 (enam) prinsip hygiene
sanitasi makanan dan minuman untuk menghasilkan makanan sehat dan
aman9. Enam prinsip tersebut adalah
1) pemilihan bahan makanan,
2) penyimpanan bahan makanan,
3) pengolahan makanan,
4) penyimpanan makanan jadi,
5) pengankutan makanan, dan
6) penyajian makanan.

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan
mutunya dalam hal bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan
yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran baik cemarn fisik, kimia
termasuk pestisida, biologis dan radioaktif. Bahan makanan yang digunakan
dalam proses produksi makanan baik sebagai bahan baku maupun tambahan dan
penolong, harus disimpan dengan cara yang baik. Karena kesalahan dalam cara
penyimpanan bahan dapat menurunkan mutu dan keamanan makanan. Tujuan
penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan
kehilangan nilai gizinya.

Produk pangan lokal Indonesia sangat melimpah. Biasanya, produk pangan


lokal ini berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Beraneka ragam dan
9
https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/pangan-makanan-aman-sehat-6-langkah-higiene-sanitasi. Acced
on February 25, 2023.

6
jumlah yang sangat besar dari produk pangan lokal tersebut, sangat potensi dalam
mewujudkan kemandirian pangan nasional. Terwujudnya kemandirian pangan
suatu daerah atau negara, akan mempercepat tercapainya ketahanan pangan
nasional10.

Indonesia saat ini tidak sepenuhnya mencapai swasembada pangan, artinya


tidak seluruh wilayah dapat memenuhi sendiri kebutuhan pangannya yang
beraneka ragam, sehingga pada saat tertentu memerlukan impor. Jika kemampuan
produksi bahan pangan domestik tidak dapat mengikuti peningkatan kebutuhan,
maka pada waktu yang akan datang Indonesia akan tergantung impor, yang berarti
ketahanan pangan nasional akan semakin rentan karena akan semakin tergantung
pada kebijakan ekonomi negara lain. Berdasarkan perkiraan tersebut tantangan
utama dalam pemantapan ketahanan pangan adalah optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya pangan domestik dan peningkatan kapasitas produksi pangan dalam
jumlah, kualitas dan keragamannya.

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan


dijelaskan bahwa Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan
dengan berdasarkan pada kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan
pangan. Hal itu berarti bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi
pangan masyarakat sampai pada tingkat perseorangan, negara mempunyai
kebebasan untuk menentukan kebijakan pangannya secara mandiri, tidak dapat
didikte oleh pihak mana pun, dan para pelaku usaha pangan mempunyai
kebebasan untuk menetapkan dan melaksanakan usahanya sesuai dengan sumber
daya yang dimilikinya. Pemenuhan konsumsi pangan tersebut harus
mengutamakan produksi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya dan
kearifan lokal secara optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, tiga hal pokok
yang harus diperhatikan adalah (i) ketersediaan pangan yang berbasis pada
pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal, (ii) keterjangkauan pangan dari

10
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95971/Teknologi-Pengolahan-Pangan-Lokal. Acced on February
25, 2023

7
aspek fisik dan ekonomi oleh seluruh masyarakat, serta (iii) pemanfaatan pangan
atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup sehat, aktif, dan produktif11.

Undang-Undang tentang pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi


penyelenggaraan pangan yang mencakup perencanaan pangan, ketersediaan
pangan, keterjangkauan pangan, konsumsi pangan dan gizi, keamanan pangan,
label dan iklan pangan, pengawasan, sistem informasi pangan, penelitian dan
pengembangan pangan, kelembagaan pangan, peran serta masyarakat, dan
penyidikan. Undang-Undang tentang pangan ini menyesuaikan dengan
perkembangan eksternal dan internal mengenai pangan di Indonesia, seperti
demokratisasi, desentralisasi, globalisasi, penegakan hukum, dan kondisi aktual
masyarakat Indonesia12.

11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012.
12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

8
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Pemanfaatan dan pengolahan pangan ini merupakan salah satu pilar ketahanan
pangan yang mengacu kepada penggunaan pangan oleh rumah tangga dan
kemampuan tubuh seseorang untuk menyerap dan menggunakan zat gizi dari
dalam bahan pangan, sehingga diharapkan dengan pemanfaatan pangan yang baik
dapat mencapai ketahanan pangan di setiap keluarga yang menunjukkan kondisi
terpenuhinya pangan baik dari jumlah, mutu, keberagaman, zat gizi, dan
keterjangkauannya supaya setiap keluarga dapat hidup sehat, bergizi, aktif, dan
produktif.

Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi


jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan
yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu.
Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi
oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu komunitas
atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga mempengaruhi
pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu mempengaruhi bagaimana
suatu makanan dicerna.

B. SARAN

1. Masyarakat harus mengerti dan memahami betul tentang bagiamana


pemanfaatan dan pengolahan pangan ini, agar kondisi terpenuhinya
pangan di negara ini tercapai.
2. Selain peran pemerintah, masyarakat juga dapat ikut andil dalam menjaga
ketahanan pangan untuk menghindari adanya krisis pangan. Masyarakat
memiliki peluang untuk membangun kedaulatan dan kemandirian pangan.

9
BAB IV

PENUTUP

Demikianlah Makalah Pemanfaatan dan Pengolahan Pangan yang telah


kami susun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ini, untuk kemudian kami
harapkan kritikan dan masukan dari ibu selaku dosen untuk perbaikan tugas
berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Syaparuddin, A. Nujul 2021. Islam dan Ketahanan Pangan. Yogyakarta:


TrustMedia Publishing).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012.

Achmad Suryana,”Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025:


Tantangan dan Penangannya”. Forum Peneletian Agro Ekonomi. Vol. 32 No. 2,
Desember 2014.

https://unnes.ac.id/pakar/strategi-mewujudkan-ketahanan-pangan.

https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-pandemi

https://id.wikipedia.org.

https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/pangan-makanan-aman-sehat-6-
langkah-higiene-sanitasi.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95971/Teknologi-Pengolahan-
Pangan-Lokal

11

Anda mungkin juga menyukai