Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR) DAN

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

High- Performance Liquid Chromatography

(Bradley L.Reuhs)

Kelompok 15

Cindra Amelia Pane (5192540005)

Dwi Septi Lennia Girsang (5193240001)

Lira Sintia Ramena Sitakar (5193540034)

Atika Rahmadhani Putri (5193540048)

Fakhrur Rozy Ginting (5293240012)

Dosen Pengampu : Dr.tech.Marini Damanik, M.Si

Risti Rosmiati, S.Gz, M.Si

Hardi Firmansyah, S.Si,M.Si

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Critical Journal Review (CJR) dan Critical Book
Review (CBR) ini Dan kami berterima kasih kepada Ibu. selaku dosen mata kuliah Analisis
zat gizi mikro yang telah memberikan tugas ini kepada kami
Kami sangat berharap cjr dan cbr ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan dalam mata kuliah ini. Semoga cjr dan cbr sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya,berguna bagi kelompok kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan cjr dan cbr ini di waktu yang akan datang. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan ,12 Oktober 2020

Penulis

Kelompok 15
D. Identitas buku dan jurnal yang direview
 Identitas Buku
1. Judul Chapter : High- Performance Liquid Chromatography
2. Penulis : Bradley L.Reuhs
3. Penerbit : Springer international Publishing 2017
4. Cetakan : Edisi kelima (5)
5. Jumlah halaman : 13 halaman

 Identitas Jurnal Pertama


1. Judul Jurnal : Aktivitas Antioksidan Dan Identifikasi Sneyawa Ekstrak Jamur
Lingzhi (Ganoderma Lucidum) Dengan LiquidChromotography –
Mass Spectrometry (LC-MS)
2. Nama Journal : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
3. Edisi terbit : Oktober 2019
4. Pengarang Jurnal : Farida Nuraeni dan Septi Bernadertha Br Sembiring
5. Penerbit : Universitas Pakuan
6. Kota terbit : Bogor
7. Nomor ISSN : 2686-4894

 Identitas Jurnal Kedua


1. Judul Jurnal : Fraksinasi Kromatografi Lapis Tipis Dan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi Preparatif Ekstrak Kulit Buah Garcinia
Mangostana Yang Diperoleh Dengan Bantuan Selulase
2. Nama Journal : Jurnal Natur Indonesia
3. Edisi terbit : April 2020
4. Pengarang Jurnal : Titania Tjandrawati Nugroho, Krisna Puja, Yum Eryanti dan
Miranti Miranti
5. Penerbit : Universitas Riau
6. Kota terbit : Pekan Baru
7. Nomor ISSN : 1410- 9379
PRINSIP KERJA HPLC
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT (Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi) merupakan metode analisis sampel yang kerap digunakan dalam industri
maupun laboratorium analisis farmasi.

1. Prinsip Dasar HPLC

Sesuai namanya, prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi untuk mengukur


sampel. Dalam kromatografi, analisis dilakukan dengan cara memisahkan molekul berdasarkan
perbedaan struktur ataupun komposisinya. Pemisahan tersebut terjadi saat sampel bergerak
melewati fase diam (dapat berupa zat padat atau cair) karena terbawa oleh fase gerak (dapat
berupa zat cair atau gas).Beragam komponen dalam sampel akan terpisah berdasarkan
perbedaan afinitasnya terhadap fase diam. Komponen yang dapat berinteraksi secara kuat
dengan fase diam akan bergerak lebih lambat sehingga dapat terpisah dari komponen lain
dengan interaksi yang lemah.Pada kromatografi kertas, sampel yang diteteskan di bagian ujung
kertas kromatografi (fase diam) akan lambat laun bergerak dan terpecah komponennya seiring
dengan pergerakan cairan pada dasar kertas (fase gerak). HPLC pun demikian, sampel yang
diinjeksikan bergerak melalui fase diam dalam kolom karena terbawa oleh fase gerak.

2 . Fraksinasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis preparatif (KLTP) pada Kulit


Manggis

Plat KLTP Silika Gel G60 preparatif diaktivasi di dalam oven (30 menit, 100 °C),
kemudian diberikan batas bawah 2 cm dan batas atas 1 cm yang digaris dengan menggunakan
pensil. Sampel ektrak etanol 50%-selulase kulit manggis yang sudah dilarutkan dengan sedikit
metanol ditotolkan pada plat KLTP (20 x 20 cm) di sepanjang bagian batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler secara berulang dan merata. Plat KLTP dielusi eluen n-heksan:etil
asetat dengan perbandingan (6:4). Bagian noda pada silika yang telah ditandai dikerik dengan
menggunakan spatula. Hasil pengerikan silika dilarutkan dengan sedikit metanol kemudian
disaring, untuk analisis lebih lanjut.Fraksinasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Preparatif (KCKTP).

3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Preparatif (KCKTP) dilakukan dengan


Menggunakan KCKTP Waters 2695, dan detektor Photodiode Detector Array
(PDA).
Kolom yang digunakan adalah Waters Column Puresil 5m C18 4,6 x 150 mm, diameter
10 mm, panjang 150 mm, dan diameter partikel 5µm. Volume injeksi sampel adalah 3
ml/injeksi. Kolom dielusi menggunakan gradien elusi fase terbalik dengan fase gerak mulai
dari perbandingan air (60%) dengan asetonitril (40%), hingga air (20%) dengan asetonitril
(80%) selama 36 menit dengan kecepatan alir 3,554 mL/menit, dan tekanan kolom 1350 psi,
dan panjang gelombang detektor sebesar 240 nm dan 280 nm. Konsentrasi sampel yang
diinjeksikan adalah sebesa 5000 μg/mL. Fase gerak diatur sebagai gradien elusi melalui
penurunan kepolaran pelarut dari polar menuju semi-polar. Yang membedakan HPLC dengan
kromatografi lainnya adalah : Sebagai salah satu metode kromatografi cair (liquid
chromatography), HPLC menggunakan zat cair sebagai fase geraknya. Sampel yang telah
dilarutkan dapat dipisahkan dan dihitung konsentrasi zat spesifik yang terkandung di
dalamnya. Sebagai contoh, kandungan kafein dalam sampel minuman dapat diukur dengan
HPLC berdasarkan afinitas kafein terhadap fase diam pada kolom yang digunakan.

KOMPONEN PENYUSUN INSTRUMEN

1. Fungsi Komponen HPLC

Fungsi komponen penyusun HPLC adalah sebagai berikut:

1. Solven Reserver
Fungsi dari solven reserver adalah untuk menampung fasa gerak yang akan
dialirkan ke dalam kolom dengan bantuan pompa. Solven reserver harus bersih dan
lembam (inert). Wadah ini biasanya dapat meampung fase gerak antara 1 sampai 2
liter pelarut. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang
dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas
fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Fase gerak yang paling sering
digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan bufer
dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril.
2. Degasser
Fungsi degasser adalah menghilangkan gas pada sampel yang akan dianalisis, sebab
adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor
yang akan mengacaukan analisis. Degassing dilakukan dengan mengalirkan gas inert
dengan kelarutan yang sangat kecil, misalnya helium. Sistem yang lebih lengkap
disertai penyaring debu. Degassing dapat dapat juga dibuat sendiri dengan erlenmeyer
yang dilengkapi dengan pengaduk magnet, pemanas, dan pompa vacum.
3. Pompa
Fungsi pompa pada KCKT adalah mendorong fase gerak masuk ke dalam kolom
dengan aliran yang konstan dan reproducible. Pompa yang cocok digunakan untuk
KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni:
pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah
gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya
mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak
dengan kecepatan alir 3 ml/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan
harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/ menit. Ada 2 jenis
pompa pada HPLC yaitu : pompa dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran
fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini
lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan (Munson, 1981).
4. Sample Injector
Fungsi dari sample injector adalah tempat memasukkan cuplikan/sampel dengan
bantuan syringe. Ada 3 jenis injektor, yakni syringe injector,loop valve ,dan automatic
injector (autosampler). Syringe injector merupakan bentuk injektor yang paling
sederhana dan umum digunakan di laboratorium.Pada waktu sampel diinjeksikan ke
dalam kolom, diharapkan agar aliran pelarut tidak mengganggu masuknya keseluruhan
sampel ke dalam kolom. Sampel dapat langsung diinjeksikan ke dalam kolom (on
column injection) atau digunakan katup injeksi. Sampel yang dimasukkan kedalam
HPLC biasanya sekitar 5-20 µL. Suatu injector harus mampu menahan tekanan tinggi
dalam sistem cairan. Terkadang, injektor merupakan suatu sistem autosampler yaitu
sistem injeksi otomatis yang dilakukan ketika pengguna memiliki banyak sampel yang
akan dianalisis atau ketika injeksi manual dirasa tidak praktis.
5. Kolom
Kolom dianggap sebagai jantung pada kromatografi yang mana terdapat fase diam
untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/ analit. Kolom HPLC secara umum
dibuat dari bahan tabung stainless steel, walaupun untuk tekanan di bawah 600 psi
kolom kaca dapat digunakan. Kolom ditempatkan di ruang yang bersuhu tetap
(konstan). Jenis kolom yang digunakan tergantung komponen yang dipisahkan, sistem
kromatografi, jenis kromatografi.
6. Detektor
Fungsi detektor adalah mendeteksi komponen yang memisah. Detektor dapat
mendeteksi komponen yang terelusi oleh fasa diam sehingga keluar dari kolom serta
mengukur jumlah molekul tersebut sehingga dapat dilakukan analisis kuantitatif
terhadap sampel yang dianalisis. Detektor meneruskan data yang diperoleh ke recorder
atau computer sehingga dihasilkan kromatogram. Detektor pada HPLC dikelompokkan
menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara
umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias
dan detektor spektrometri massa, dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor
fluoresensi, dan elektrokimia. Detektor-detektor yang baik memiliki sensitifitas yang
tinggi, gangguan (noise) yang rendah, memberi tanggapan/respon untuk semua tipe
senyawa. Detektor yang paling banyak digunakan dalam kromatografi cair modern
kecepatan tinggi adalah detektor spektrofotometer UV 254 nm. Hal itu dikarenakan
dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam rentang yang luas.
7. Waste
Fungsi dari waste adalah tempat pembuangan eluen yang sudah melewati detektor.
8. Recorder
Fungsi dari recorder adalah menampilkan hasil yang diperoleh pada hasil analisis yang
ditampilkan melalui komputer dalam bentuk kromatogram. Fungsi kromatogram yaitu:

 Kualitatif

Mengetahui waktu retensi yang selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang
sama. Selain itu dapat digunakan untuk identifikasi senyawa.
 Kuantitatif

Mengetahui luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjeksikan dan dapat
digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kadar senyawa.

APLIKASI ANALISIS ZAT GIZI

1. Aplikasi Liquid Kromatografi Pada Jurnal Pertama


Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) merupakan salah satu simplisia yang banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif untuk menurunkan tekanan darah dan
kadar gula dalam darah. Khasiat tanaman tersebut disebabkan oleh adanya senyawa kimia yang
dikandungnya. Kandungan lain dari jamur lingzhi yaitu thiamin, riboflavin, niasin, dan biotin
juga beberapa mineral antara lain seperti kalium, fosfor, kalsium, natrium, tembaga dan
magnesium. Sebagai salah satu untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari jamur lingzhi bagi
kesehatan bagi manusia maka dilakukanpenelitian menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol
70%. dan ekstrak air dengan perbandingan waktu perendaman maserasi selain itu dilakukan
juga uji fitokimia dalam jamur lingzhi. Identifikasi senyawa hasil dari aktivitas antioksidan
dengan menggunakan instrumen Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS).

 Alat dan Bahan


o 1.Kromatografi
o 2.Cawan Aluminium
o 3.Oven
o 4.Timbangan
o 5.Wadah bertutup
o 6.Tabung Reaksi
o 7.Aluminium Foil
o 8.Labu Takar
o 9.Pipet tetes
o 10.Filter Syringe
o 11.Rotary Evaporator
o Ayakan Mesh no 40
2. Metode Analisis Yang Digunakan
Mula-mula jamur lingzhi diayak dengan ayakan mesh no 40 menghasilkan simplisia jamur
lingzhi. Setelah itu dilakukan analisis kadar air dan ekstraksi maserasi.Ekstraksi maserasi
tersebut dengan variasi waktu dengan lama perendaman 24 jam, 48 jam dan 72 jam masing-
masing dengan 2 pelarut yaitu air dan etanol 70%. Ekstrak tersebut dilakukan pengujian
melalui analisa kimia yaitu uji fitokimia antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan
terpenoid. Dilanjutkan dengan analisis aktivitas antioksidan dengan ekstrak etanol 70 % dan
ekstrak air jamur lingzhi dengan Spektrofotometer UV/VIS. Kemudian diidentifikasi senyawa
dengan Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS).

a. Analisa Kadar Air Simplisia Jamur Lingzi (DepKes RI, 2000)


Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan
dalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang (W0). Sebanyak 2 gram (W1)
dimasukkan kedalam cawan. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven suhu 1050C selama
3 jam. Cawan dipindahkan ke dalam desikator dan didinginkan selama 15 menit, lalu
ditimbang kembali (W2). Penimbangan diulang hingga diperoleh bobot tetap.

b. Ekstraksi Jamur Lingzhi (dengan Pelarut Air dan Etanol 70%)


Serbuk simplisia jamur lingzhi masingmasing sebanyak 20 gram diekstrak dengan
menggunakan 1 liter etanol 70% dan 1 liter air di dalam maserator 1 hari (24 jam), 2 hari (48
jam) dan 3 hari (72 jam) dengan sesekali dikocok, kemudian dipekatkan ekstraknya dengan
Rotary evaporator dan diuapkan dengan oven lalu ditimbang bobotnya.

c. Pengujian Fitokimia
Meliputi uji alkaloid,uji flavonoid,uji Saponin, uji Tanin dan uji Triterpenoid danSteroid
(DepKes RI, 1985)

d. Analisis Antioksidan dengan 1,1- difenil- 2-pikrilhidrazil (DPPH) (Chow, 2003)


-Pembuatan Larutan DPPH 1 mM

-Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

-Penentuan Waktu Inkubasi Optimum


-Pembuatan Larutan Blanko

-Pembuatan Deret Standar Vitamin C (kontrol positif)

-Pembuatan Larutan Uji

-Uji Antioksidan dengan 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPPH)

-Nilai % IC50 (Inhibition Concentration 50)

e. Uji Aktivitas Antioksidan dengan 1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)


Penelitian menggunakan Vitamin C sebagai standar karena masyarakat biasa
mengkonsumsi vitamin sebagai penengkap radikal bebas dalam hal ini Gambaran tentang
aktivitas antioksidan bila dibandingkan vitamin C yang sering digunakan. Penelitian
melakukan pembuatan induk sampel dari ekstrak etanol 70% juga ekstrak air pada masing-
masing lamanya perendaman, larutan sampel induk yangdibuat kemudian diencerkan dengan
deret standar. Tujuan dari pembuatan variasi kadar ini bertujuan untuk memberi gambaran
mengenai aktivitas antioksidan dari senyawa uji.

f. Identifikasi senyawa antioksidan dengan Liquid Chromatography Mass


Spectrometry (LC-MS)
Identifikasi ekstrak etanol 70 % jamur lingzhi yang berpotensi sebagai antioksidan dalam
penelitian menggunakan metode Liquid Chromatograph-Mass Spectrometry (LC-MS).

Hasil yang diperoleh menunjukkan dalam ekstrak ekstrak etanol 70% menggandung fenolik
dan alkaloid. Senyawa Bisphenol M diduga merupakan senyawa golongan fenolik. Hasil yang
sesuai pada uji Fitokimia bahwa ekstrak etanol jamur lingzhi menggandung alkaloid. Alkaloid
dapat berfungsi sebangai zat antioksidan .

2. Aplikasi Liquid Kromatografi Pada Jurnal Kedua


Senyawa bioaktif yang telah dilaporkan dari kulit buah manggis adalahsenyawa-senyawa
nonpolar dari golongan xanton, seperti α- mangostin (Zhang et al., 2017), β-mangostin, γ-
mangostin, 8-deoksigartanin dan garsinon (Aizat et al., 2019), dan gartanin (Oetari et al.,
2019). Senyawa-senyawa xanton ini mendapat perhatian, karena aktivitas biologisnya sebagai
senyawa antikanker (Mohamed et al., 2017), penurun kadar glukosa darah dan anti-obisitas
(Ovalle-Magallanes et al., 2017), anti jerawat dan obat arthritis rheumatoid (Chen et al., 2018).
Senyawa-senyawa fenolik ini juga memiliki bioaktivitas, dengan kemampuan antioksidan
penangkap radikal bebas yang lebih tinggi dibanding senyawa xanton (Moongkarndi et al.,
2014).Pelarut 50% etanol ditemukan memiliki kemampuan paling baik untuk mengekstraksi
komponen kimia dengan aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas dari kulit manggis.

 Alat dan Bahan


1. Kromatografi
2. Pelat Silica
3. Pelat Kaca
4. Pelat KLT Preparatif
5. Spatula
6. Pipa Kapiler
7. Alat Penyaring
 Metode Analisis yang digunakan
a. Fraksinasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis preparatif (KLTP).
Sampel ektrak etanol 50%-selulase kulit manggis yang sudah dilarutkan dengan sedikit
metanol ditotolkan pada plat KLTP (20 x 20 cm) di sepanjang bagian batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler secara berulang dan merata. Plat KLTP dielusi eluen n-heksan:etil
asetat dengan perbandingan (6:4). Bagian noda pada silika yang telah ditandai dikerik dengan
menggunakan spatula. Hasil pengerikan silika dilarutkan dengan sedikit metanol kemudian
disaring, untuk analisis lebih lanjut.

b. Fraksinasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Preparatif (KCKTP).


Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Preparatif (KCKTP) dilakukan denganmenggunakan
KCKTP Waters 2695, dan detektor Photodiode Detector Array (PDA). Konsentrasi sampel
yangdiinjeksikan adalah sebesar 5000 μg/mL. Fase gerak diatur sebagai gradien elusi melalui
penurunan kepolaran pelarut dari polar menuju semi-polar.

c. Analisis fraksi dengan KLT analitik.


Metode KLT analitik dilakukan dengan mengaplikasikan sampel secara aplikasi titik pada
pelat KLT G60 F254. Pelat KLT analitik dielusi dengan eluen heksan : etil asetat (6:4). Noda
dideteksi di bawah sinar UV 254/366 nm.

d. Analisis fraksi menggunakan KCKT analitik.


KCKT yang digunakan adalah KCKT Shimadzu seri UFLC system dengan Kolom Shim
Pack C18 berukuran 250 mm x 4 mm (Shimadzu, Kyoto, Japan).

Metode yang digunakan untuk analisis adalah menggunakan gradien elusi dengan fase gerak
air-asetonitril (80:40) selama 30 menit dengan kecepatan alir 1 mL/menit.

e. Analisis aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas.


Setiap sampel diuji aktivitas antioksidan sebanyak tiga kali, sedangkan pengulangan
perlakuan untuk memperoleh sampel uji adalah dua kali, kecuali pembuatan ektrak awal yang
diulang tiga kali. Rerata aktivitas antioksidan diuji ANOVA dan analisis Duncan Jarak
Berganda pada tingkat kepercayaan 5% menggunakan perangkat lunak SPSS.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kromotografi cair kinerja tinggi (HPLC/ KCKT) memiliki banyak aplikasi dalam
kimia makanan yang merupakan metode analissi sample yang sering digunakan dalam industri
maupun laboratorium farmasi dengan prinsip mengukur sampel. Identifikasi senyawa
antioksidan dengan Liquid Chromatography Mass Spectrometry ( LC-MS ) pada jamur Lingzhi
(jurnal 1) menunjukkan hasil ekstrak etanol 70 % mengandung fenolik dan alkaloid .
Sedangkan pada uji ekstrak 50 % etanol dengan bantuan selulase sampel kulit manggis (jurnal
2) menghasilkan 2 fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan penangkapan radikal DPPH.

Saran

Penjelasan yang terdapat pada buku sangat berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan pada kedua jurnal sehingga pemahaman materi memiliki tindakan nyata pada
penelitian yang mudah untuk dipahami. Buku dan kedua jurnal bis amnejadi sumber bacaan
yang relevan .

Jawaban study question pada buku

Pertanyaan
1. Berdasarkan struktur kimianya, mengapa antosia- anidins terelusi dalam urutannya masing-
masing?
2. Prediksikan bagaimana setiap senyawa akan terelusi kolom fase normal.
3. Jika waktu retensi suatu senyawa yang dimilikinya sama sekali tidak ada afinitas dengan
kolom itu 1,5 menit dan laju alir 1 mL / menit, berapa total volume con- fase gerak tercemar di
kolom, tubing, dan pompa? Adalah Anda terkejut dengan nomor ini? Mengapa atau mengapa
tidak?
4. Bagaimana tampilan kromatograf jika Anda menyuntikkan 40 μl sampel dibandingkan
dengan 20 μl?
5. Seperti apa kromatograf itu jika Fase Seluler A dan B dibalik (yaitu, dimulai dengan 100%
Fase B dan meningkat Fase A dari waktu ke waktu)?
Jawaban
1.Karena antosianin kurang polar dibanding lainnya konstituen kimiawi dalam buah dan
sayuran dan kemauan siap mengikat kartrid C 18 SPE fase terbalik. Status fase terbalik Fase
tionary paling umum untuk antosianin pemisahan, dan didasarkan pada hidrofobisitas kolom
dari kolom berbasis silika dengan panjang rantai yang bervariasi n -alkana seperti C 8 atau
C 18 
2.Dengan mengatur chromato awal- kondisi grafis untuk dielusi dengan ponsel kutub (air) fase
diikuti oleh fase gerak organik (alkohol), antosianin umumnya akan terelusi sesuai urutannya
polaritas.menganalisis antosianin yang diisolasi dari buah-buahan atau sayuran untuk
antosianidin (aglikon) fol- menurunkan SPE dan hidrolisis asam untuk menghilangkan gula
gly- cosides. Setelah gula terhidrolisis, sampel akan dibuat disuntikkan ke dalam HPLC untuk
pemisahan senyawa. Tergantung pada sumber tanaman, akan mendapatkannya satu dan enam
puncak kromatografi mewakili kom- antosianidin mon ditemukan pada tanaman yang dapat
dimakan.
3.
-di kolom 2-4 ml/menit
-di tubing 1-2 ml/menit
-di pompa 1-3 ml/menit

Ya terkejutut karena laju tercemar ternyata lebih cepat


4. • 4 N HCl dalam air (untuk hidrolisis antosianin)
• 0,01% HCl dalam air (untuk ekstraksi sampel)
• 0,01% HCl dalam metanol (untuk elusi dari C 18 peluru)

5• Mobile Fase A: 100% air (pH 2,4 dengan o -phos- asam phoric)


• Fase Bergerak B: 60% metanol dan 40% air (pH 2,4 dengan asam o- fosfat) [Setiap fase
gerak harus disaring melalui a 0,45- μm nilon membran (Millipore) dan degassed sambil
diaduk menggunakan semburan nitrogen, di bawah vakum (kira-kira 20 menit / l pelarut), atau
dengan sonikasi.
LAMPIRAN

Pembagian Tugas Anggota

1.Cindra Amelia Pane (5192540005) : Prinsip kerja instrumen & komponen komponen
penyusun instrumen

2.Dwi Septi Lennia Girsang (5193240001) :Aplikasi dalam analisis & Lapiran jurnal

3.Lira Sintia Ramena Sitakar (5193540034) : translate buku , kata pengantar,lampiran


pembagian tugas,menggabunkan file

4.Atika Rahmadhani Putri (5193540048): cover, identitas jurnal1 dan 2,


identitas,buku.kesimpulan dan saran.

5. fakhrur rozy ginting (5193240012): jawaban study question pada buku dan daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai