(Bradley L.Reuhs)
Kelompok 15
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Critical Journal Review (CJR) dan Critical Book
Review (CBR) ini Dan kami berterima kasih kepada Ibu. selaku dosen mata kuliah Analisis
zat gizi mikro yang telah memberikan tugas ini kepada kami
Kami sangat berharap cjr dan cbr ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan dalam mata kuliah ini. Semoga cjr dan cbr sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya,berguna bagi kelompok kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan cjr dan cbr ini di waktu yang akan datang. Akhir kata, kami mengucapkan terima
kasih kepada pembaca atas perhatiannya.
Penulis
Kelompok 15
D. Identitas buku dan jurnal yang direview
Identitas Buku
1. Judul Chapter : High- Performance Liquid Chromatography
2. Penulis : Bradley L.Reuhs
3. Penerbit : Springer international Publishing 2017
4. Cetakan : Edisi kelima (5)
5. Jumlah halaman : 13 halaman
Plat KLTP Silika Gel G60 preparatif diaktivasi di dalam oven (30 menit, 100 °C),
kemudian diberikan batas bawah 2 cm dan batas atas 1 cm yang digaris dengan menggunakan
pensil. Sampel ektrak etanol 50%-selulase kulit manggis yang sudah dilarutkan dengan sedikit
metanol ditotolkan pada plat KLTP (20 x 20 cm) di sepanjang bagian batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler secara berulang dan merata. Plat KLTP dielusi eluen n-heksan:etil
asetat dengan perbandingan (6:4). Bagian noda pada silika yang telah ditandai dikerik dengan
menggunakan spatula. Hasil pengerikan silika dilarutkan dengan sedikit metanol kemudian
disaring, untuk analisis lebih lanjut.Fraksinasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Preparatif (KCKTP).
1. Solven Reserver
Fungsi dari solven reserver adalah untuk menampung fasa gerak yang akan
dialirkan ke dalam kolom dengan bantuan pompa. Solven reserver harus bersih dan
lembam (inert). Wadah ini biasanya dapat meampung fase gerak antara 1 sampai 2
liter pelarut. Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang
dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas
fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Fase gerak yang paling sering
digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan bufer
dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril.
2. Degasser
Fungsi degasser adalah menghilangkan gas pada sampel yang akan dianalisis, sebab
adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor
yang akan mengacaukan analisis. Degassing dilakukan dengan mengalirkan gas inert
dengan kelarutan yang sangat kecil, misalnya helium. Sistem yang lebih lengkap
disertai penyaring debu. Degassing dapat dapat juga dibuat sendiri dengan erlenmeyer
yang dilengkapi dengan pengaduk magnet, pemanas, dan pompa vacum.
3. Pompa
Fungsi pompa pada KCKT adalah mendorong fase gerak masuk ke dalam kolom
dengan aliran yang konstan dan reproducible. Pompa yang cocok digunakan untuk
KCKT adalah pompa yang mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni:
pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah
gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya
mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak
dengan kecepatan alir 3 ml/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan
harus mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/ menit. Ada 2 jenis
pompa pada HPLC yaitu : pompa dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran
fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini
lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa dengan tekanan konstan (Munson, 1981).
4. Sample Injector
Fungsi dari sample injector adalah tempat memasukkan cuplikan/sampel dengan
bantuan syringe. Ada 3 jenis injektor, yakni syringe injector,loop valve ,dan automatic
injector (autosampler). Syringe injector merupakan bentuk injektor yang paling
sederhana dan umum digunakan di laboratorium.Pada waktu sampel diinjeksikan ke
dalam kolom, diharapkan agar aliran pelarut tidak mengganggu masuknya keseluruhan
sampel ke dalam kolom. Sampel dapat langsung diinjeksikan ke dalam kolom (on
column injection) atau digunakan katup injeksi. Sampel yang dimasukkan kedalam
HPLC biasanya sekitar 5-20 µL. Suatu injector harus mampu menahan tekanan tinggi
dalam sistem cairan. Terkadang, injektor merupakan suatu sistem autosampler yaitu
sistem injeksi otomatis yang dilakukan ketika pengguna memiliki banyak sampel yang
akan dianalisis atau ketika injeksi manual dirasa tidak praktis.
5. Kolom
Kolom dianggap sebagai jantung pada kromatografi yang mana terdapat fase diam
untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/ analit. Kolom HPLC secara umum
dibuat dari bahan tabung stainless steel, walaupun untuk tekanan di bawah 600 psi
kolom kaca dapat digunakan. Kolom ditempatkan di ruang yang bersuhu tetap
(konstan). Jenis kolom yang digunakan tergantung komponen yang dipisahkan, sistem
kromatografi, jenis kromatografi.
6. Detektor
Fungsi detektor adalah mendeteksi komponen yang memisah. Detektor dapat
mendeteksi komponen yang terelusi oleh fasa diam sehingga keluar dari kolom serta
mengukur jumlah molekul tersebut sehingga dapat dilakukan analisis kuantitatif
terhadap sampel yang dianalisis. Detektor meneruskan data yang diperoleh ke recorder
atau computer sehingga dihasilkan kromatogram. Detektor pada HPLC dikelompokkan
menjadi 2 golongan yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara
umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias
dan detektor spektrometri massa, dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor
fluoresensi, dan elektrokimia. Detektor-detektor yang baik memiliki sensitifitas yang
tinggi, gangguan (noise) yang rendah, memberi tanggapan/respon untuk semua tipe
senyawa. Detektor yang paling banyak digunakan dalam kromatografi cair modern
kecepatan tinggi adalah detektor spektrofotometer UV 254 nm. Hal itu dikarenakan
dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam rentang yang luas.
7. Waste
Fungsi dari waste adalah tempat pembuangan eluen yang sudah melewati detektor.
8. Recorder
Fungsi dari recorder adalah menampilkan hasil yang diperoleh pada hasil analisis yang
ditampilkan melalui komputer dalam bentuk kromatogram. Fungsi kromatogram yaitu:
Kualitatif
Mengetahui waktu retensi yang selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang
sama. Selain itu dapat digunakan untuk identifikasi senyawa.
Kuantitatif
Mengetahui luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjeksikan dan dapat
digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kadar senyawa.
c. Pengujian Fitokimia
Meliputi uji alkaloid,uji flavonoid,uji Saponin, uji Tanin dan uji Triterpenoid danSteroid
(DepKes RI, 1985)
Hasil yang diperoleh menunjukkan dalam ekstrak ekstrak etanol 70% menggandung fenolik
dan alkaloid. Senyawa Bisphenol M diduga merupakan senyawa golongan fenolik. Hasil yang
sesuai pada uji Fitokimia bahwa ekstrak etanol jamur lingzhi menggandung alkaloid. Alkaloid
dapat berfungsi sebangai zat antioksidan .
Metode yang digunakan untuk analisis adalah menggunakan gradien elusi dengan fase gerak
air-asetonitril (80:40) selama 30 menit dengan kecepatan alir 1 mL/menit.
Kesimpulan
Kromotografi cair kinerja tinggi (HPLC/ KCKT) memiliki banyak aplikasi dalam
kimia makanan yang merupakan metode analissi sample yang sering digunakan dalam industri
maupun laboratorium farmasi dengan prinsip mengukur sampel. Identifikasi senyawa
antioksidan dengan Liquid Chromatography Mass Spectrometry ( LC-MS ) pada jamur Lingzhi
(jurnal 1) menunjukkan hasil ekstrak etanol 70 % mengandung fenolik dan alkaloid .
Sedangkan pada uji ekstrak 50 % etanol dengan bantuan selulase sampel kulit manggis (jurnal
2) menghasilkan 2 fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan penangkapan radikal DPPH.
Saran
Penjelasan yang terdapat pada buku sangat berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan pada kedua jurnal sehingga pemahaman materi memiliki tindakan nyata pada
penelitian yang mudah untuk dipahami. Buku dan kedua jurnal bis amnejadi sumber bacaan
yang relevan .
Pertanyaan
1. Berdasarkan struktur kimianya, mengapa antosia- anidins terelusi dalam urutannya masing-
masing?
2. Prediksikan bagaimana setiap senyawa akan terelusi kolom fase normal.
3. Jika waktu retensi suatu senyawa yang dimilikinya sama sekali tidak ada afinitas dengan
kolom itu 1,5 menit dan laju alir 1 mL / menit, berapa total volume con- fase gerak tercemar di
kolom, tubing, dan pompa? Adalah Anda terkejut dengan nomor ini? Mengapa atau mengapa
tidak?
4. Bagaimana tampilan kromatograf jika Anda menyuntikkan 40 μl sampel dibandingkan
dengan 20 μl?
5. Seperti apa kromatograf itu jika Fase Seluler A dan B dibalik (yaitu, dimulai dengan 100%
Fase B dan meningkat Fase A dari waktu ke waktu)?
Jawaban
1.Karena antosianin kurang polar dibanding lainnya konstituen kimiawi dalam buah dan
sayuran dan kemauan siap mengikat kartrid C 18 SPE fase terbalik. Status fase terbalik Fase
tionary paling umum untuk antosianin pemisahan, dan didasarkan pada hidrofobisitas kolom
dari kolom berbasis silika dengan panjang rantai yang bervariasi n -alkana seperti C 8 atau
C 18
2.Dengan mengatur chromato awal- kondisi grafis untuk dielusi dengan ponsel kutub (air) fase
diikuti oleh fase gerak organik (alkohol), antosianin umumnya akan terelusi sesuai urutannya
polaritas.menganalisis antosianin yang diisolasi dari buah-buahan atau sayuran untuk
antosianidin (aglikon) fol- menurunkan SPE dan hidrolisis asam untuk menghilangkan gula
gly- cosides. Setelah gula terhidrolisis, sampel akan dibuat disuntikkan ke dalam HPLC untuk
pemisahan senyawa. Tergantung pada sumber tanaman, akan mendapatkannya satu dan enam
puncak kromatografi mewakili kom- antosianidin mon ditemukan pada tanaman yang dapat
dimakan.
3.
-di kolom 2-4 ml/menit
-di tubing 1-2 ml/menit
-di pompa 1-3 ml/menit
1.Cindra Amelia Pane (5192540005) : Prinsip kerja instrumen & komponen komponen
penyusun instrumen
2.Dwi Septi Lennia Girsang (5193240001) :Aplikasi dalam analisis & Lapiran jurnal
5. fakhrur rozy ginting (5193240012): jawaban study question pada buku dan daftar pustaka