PEMBIMBING :
1. M.MUHOTIB,SKM
2. AKHMAD SUARSA, AMKL
1. Dalmizon Purnama
2. Eti Catur saputri
3. Eka Setiarni
4. Gustriana Putri
5. Intan Ayu P
6. Juliyanti
7. Joko Sutrisno
8. Monica Apriyani
9. Musdalifah
10. Ulfa Yuliana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL) dan
tugas penyelesaian laporan praktek “ Penyehatan Makanan dan Minuman“ yang
telah dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Dalam penulisan laporan ini , penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
M.Muhotib,SKM dan Akhmad Suarsa,AMKL selaku pembimbing lapangan dari
RSUD Raden Mattaher Jambi dan ibu Fakhrida Khairat,S.KM.M.Kes selaku
pembimbing dari kampus Kesehatan Lingkungan Jambi
Demikianlah laporan ini dibuat semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran.............................................................................................. 23
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui sanitasi pada ruang instalasi gizi di RSUD Raden Mattaher jambi
1.4. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan yang berkaitan dengan penerapan higiene dan sanitasidi rumah sakit. Selain
itu dengan dilaksanakannya pelatihan higiene sanitasi dapat meningkatkan kualitas
penjamah makanan dalam kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit.
2. Bagi Instalasi Gizi
Hasil ini dapat digunakan sebagai informasi dan evaluasi kaitanny adengan higiene
penjamah makanan dan sanitasi di lingkungan Instalasi Gizi dalam upaya
penyelenggaraan makanan untuk pasien maupun pegawai rumah sakit. Dengan
dilakukannya pelatihan untuk penjamah makanan di Instalasi Gizi, maka dapat
mendukung terlaksananya kegiatan pelatihan yang biasa dilaksanakan oleh mahasiswa
PKL dan sanitarian rumah sakit.
3. Bagi mahasiswa praktik kerja lapangan
Dengan dilakukannya praktik ini sebagai pembelajaran untuk memperoleh ilmu serta
pengalaman tentang sanitasi institusi, khususnya yang berkaitan dengan higiene dan
sanitasi makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, terlindung dari bahan kimia berbahaya, serta terlindung
dari serangga dan hewan lain.
3. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makana siap santap. Pengolahan makanan yang baik mengikuti kaidah dari prinsip –
prinsip higiene dan sanitasi. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dengan cara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh
a. Lantai Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga kuat, tidak mudah rusak,
permukaan lantai dibuat kedap air, tidak ada yang retak, tidak licin dan tahan
terhadap pembersihan yang berulang–ulang. Dibuat miring ke arah tertentu
dengan kelandaian 2 – 3% sehingga tidak terjadi genangan air serta mudah
dibersihkan.
b. DindingPermukaan dinding dibuat dari bahan yang kuat, halus, kering dan tidak
menyerap air serta mudah dibersihkan, sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh
jamur atau kapang yang akan mengotori dinding dan tempat berkumpulnya
kuman. Keadaan dinding harus terpelihara bebas dari debu dan kotoran yang
dapat menyebabkan pencemaran pada makanan. Agar mudah dikenali bila
terdapat kotoran dinding dibuat berwarna terang. Bila permukaan dinding sering
terkena percikan air misalnya tempat pencucian maka setinggi 2 meter dari lantai
dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus dan tidak menahan debu.
c. Langit-langit Berfungsi sebagai penahan jatuhnya debu sehingga tidak mengotori
makanan, atap tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang
serangga dan tikus. Langit-langit harus senantiasa bersih dan dirawat bebas dari
retakan dan lubang-lubang. Tinggi langit-langit tidak kurang dari 2,4 meter
d. Pintu dan Jendela Pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus
dapat ditutup dengan baik dan membuka ke arah luar. Jendela, pintu dan lubang
ventilasi tempat makanan diolah dilengkapi dengan kasa yang dapat dibuka dan
dipasang. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi dengan peralatan anti lalat seperti kasa dan tirai.
e. Pencahayaan Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan
pemeriksaan dan pembersihan serta pekerjaan pengolahan makanan secara
efektif. Pencahayaan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata sehingga
sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan cara menempatkan beberapa lampu dalam satu ruangan.
f. Ventilasi atau Penghawaan Bangunan atau ruangan tempat pengolahan
makanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan
nyaman, suhu nyaman berkisar antara 28oC – 32oC. Ventilasi dapat diperoleh
secara alamiah dengan membuat lubang penghawaan, baik lubang penghawaan
tetap maupun yang inisidental. Bila ventilasi alamiah tidak dapat memenuhi
persyaratan maka dibuat ventilasi buatan seperti kipas, exhauster, fan dan AC.
g. Air bersih Harus tersedia cukuo untuk seluruh kegiatan pengelolaan
makanan.Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai Permenkes
No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
h. Tempat Sampah Kantong plastik dan bak sampah tertutup harus tersedia dalam
jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi
sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh
sampah.
i. Perlindungan dari serangga dan tikus Hubungan tempat pengolahan makanan
harus dibuat anti serangga dan tikus,karena sifatnya yang suka bersarang
ataupun berkembangbiak pada tempat pengolahan makanan,oleh karena itu
pengendaliannya harus secara rutin.
4. Penyimpanan Makanan
5. Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya.
a.Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan bersih.
b.Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara untuk ruang
gerak.
c.Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan
atau barang kotor.
6. Penyajian Makanan
a. Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang
dipakai harus bersih.
b. Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup
c. Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 600C, untuk makanan dingin dengan
suhu 40C.
d. Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih.
e. Makanan jadi harus segera disajikan
f. Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
Pengawasan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman Pengawasan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Internal
a.Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab
kesehatan lingkugnan rumah sakit
b.Pemeriksaan parameter mikrobiologi dilakukan dengan pengambilan sampel
makanan dan minuman meliputi makanan dan minuman yang mengandung protein
tinggi, makanan siap santap, air besih, alat makanan dan masak, serta usap dubur
penjamah
c.Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan dengan pengambilan sampel minuman
berwarna, makanan yang diawetkan, sayuran, daging, dan ikan laut.
d.Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal dua kali
dalam setahun.
e.Bila terjadi keracunan makanan dan minuman di rumah sakit, maka petugas sanitasi
harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk diperiksa ke laboratorium
Menurut Sabarguna dkk (2011), sanitasi makanan dan minuman penting dilakukan di
rumah sakit karena :
1.Pasien setiap hari membutuhkan makanan dan minuman
2.Rumah sakit harus mencegah adanya penularan penyakit lewat makanan secara
nyata.
3.Rumah sakit tidak hanya menyediakan makanan dan minuman yang baik, tetapi
juga harus memenuhi ketentuan gizi yang ditetapkan.
4.Adanya makanan dan minuman yang merupakan diet khusus yang diberikan
sebagai terapi
2.10 Penyediaan Jasa Boga Untuk Makanan di Rumah Sakit Umum
Pengertian Jasa Boga sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1098/Menkes/Per/VI/2011, merupakan sebuah perusahaan atau perorangan yang
melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas
dasar pesanan
Beberapa ketentuan yang tercantum dalam surat keputusan Menteri Kesehatan
diatas antara lain menyebutkan, bahwa setiap jasaboga harus memperkerjakan
seorang penanggungjawab yang mempunyai pengetahuan higiene sanitasi makanan
dan memiliki sertifikat higiene sanitasi makanan.
Instalasi gizi adalah unit yang mengelola pelayanan gizi bagi pasien rawat
inap,rawat jalan maupun keluarga pasien,dengan kegiatan :
1. Pengadaan/penyajian makanan
2. Pelayanan gizi ruang rawat inap
3. Penyuluhan, konsultasi dan rujukan gizi
4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan Dalam pengadaan/penyediaan
makanan mulai dari perencanaan hingga bahan makanan dan berlanjut pada
proses pengolahan dan distribusi diawasi oleh Ahli Gizi (Permenkes RI
no.1096/menkes/per/VI/2011).
2.11.2. Fungsi Pelayanan Gizi Rumah Sakit
a.Makanan, adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh
c.Gizi, adalah segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan Kesehatan
d.Terapi diet, adalah bagian dari diet khusus yang memperhatikan penggunana
makanan untuk tujuan penyembuhan/terapi.
e.Pelayanan gizi, adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam keadaan sehat
atau sakit untuk memperoleh makanan yang sesuai, guna mencapai status gizi sebaik-
baiknya.
f.Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS), adalah pelayanan gizi yang diberikan di rumah
sakit bagi pasien yang dirawat dan berobat jalan
g.Instalasi Gizi Rumah Sakit, adalah unit yang mengelola kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit Hal di atas merupakan ciri pokok bahwa makanan tidak hanya sekadar
dapur, tetapi lebih luas.
Hal di atas merupakan ciri pokok bahwa makanan tidak hanya sekadar dapur, tetapi
lebih luas.
Lokasi
Terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain
oleh debu,asap, serangga dan tikus.
a. Umum
1. Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Terpisah dengan tempat tinggalb.
Tata ruang
1. Pembagian ruang minimal terdiri dari dapur, gudang,ruang makan, toilet,ruang
karyawan dan ruang administrasi.
2. Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya
dihubungkan dengan pintu.
3. Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus
tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-
barang lainnya yang dapat mencemari terhadap makanan.
Lantai
1) Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
2) Pertemuan lantai dengan dinding harus conus atau tidak boleh membuat sudut
mati.
Dinding
1) Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering/tidak menyerap air dn mudah
dibersihkan.
2) Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap.
3) Bila permukaan dinding kena percika air, maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai
dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak menahan debu dan
berwarna terang.
Langit-langit
1) Permukaan rata, berwarna terang, serta mudha dibersihkan.
2) Tidak terdapat lubang-lubang.
3) Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 meter.
Pintu dan Jendela
1) Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
2) Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana makanan diolah harus
dilengkapi dengan kawat kasa yang dapat dibuka dan dipasang.
3) Pintu dapat ditutup dengan baik dan membuka ke arah luar.
4) Setiap bagian bawah pintu sebaiknya dilapisi logam setinggi 36cm,
untuk mencegah masuknya tikus.
5) Jarak antara pintu dan lantai tidak lebih dari 1 (satu) cm.
Pencahayaan
1) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan
pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruang.
2) Disetiap ruangan kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci peralatan dan
tempat pencuci tangan, intensitas pencahayaan sedikitnya 10 foot candle.
3) Pencahayaan/penerangan harus tidak menyilaukan dan tersebar merata
sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan yang nyata.
h. Ventilasi/penghawaan
1) Ventilasi alam harus memenuhi syarat,seperti cukup menjamin
peredaran udara dengan baik dan dapat menghilangkan uap,gas,asap,bau, dan
debu dalam ruangan.
2) Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi
persyaratan.
Atap
Tidak bocor,cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya
Ruangan Pengolahan Makanan
1) Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari
luas bangunan.
2) Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air
limbah.
3) Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap ruang dapur,permukaan
rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
4) Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun
baubauan yang dipasang setinggi 2(dua) meter dari lantai dan kapasitasnya
disesuaikan dengan luas dapur.
5) Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap, alat perangkap asap,
cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak.
6) Semua tungku terletak di bawah sungkup asap.
7) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan
pintu bagian luar membuka ke arah luar.
8) Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya
serangga yang dapat menutup sendiri.
9) Ruang dapur terdiri dari :
a. Tempat pencucian peralatan
b. Tempat penyimpanan bahan makanan
c. Tempat pengolahan
d. Tempat persiapan
e. Tempat administrasi
10) Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 10 foot candle.
11) Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk
menjamin kenyamanan kerja didapur, menghilangkan assap dan debu.
12) Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
13) Tersedia sedikitnya peja peracikan,peralatan,lemari/fasilitas penyimpanan
dingin, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara
dengan baik.
14) Harus dipasang tulisan “Cucilah tangan anda sebelum menjamah
makanan dan peralatan” ditempat yang mudah dilihat.
15) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/WC,peturasan,
kamar mandi dan tempat tinggal.
Gudang Bahan Makanan
1) Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan ukuran gudang.
2) Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain
makanan.
3) Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpaanan makanan.
4) Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sirkulasi udara.
5) Gudang harus dilengkapi dengan pelindung serangga dan tikus.
Tempat Cuci Tangan
1) Jumlah tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan alat
pengering.
2) Apabila tidak tersedia fasilitas tersebut dapat disediakan :
a. Sapu tangan kertas ( tissue)
b. Lap basah
c. Air hangat
3) Tersedia tempat cuci tangan khusus untuk karyawan dengan
kelengkapan seperti tempat cuci tangan yang jumlahnya disesuaikan
dengan banyaknya karyawan sebagai berikut : 1 sampai 10 orang,1 buah;
dengan penambahan 1 (satu ) buah untuk setiap penambahan 10 orang
atau kurang.
4) Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai oleh tamu atau karyawan.
5) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air yang mengalir, pak penampungan
yang permukaannya halus, mudah dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke
saluran pembuangan yang tertutup.
Tempat mencuci Peralatan
1) Terbuat dari bahan yang kuat,aman,tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
2) Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dan air dingin.
3) Tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan saluran pembuangan air
limbah.
4) Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3(tiga) bilik/bak pencuci yaitu
untuk mengguyur,menyabun dan membilas.
Tempat Pencuci Bahan Makanan
1) Terbuat dari bahan yang kuat,aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
2) Bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung
larutan kalium Permanganat 0,02%.
3) Tempat pencucian dihubungankan dengan saluran pembuangan air limbah
Air bersih
a. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku.
b. Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada
setiap tempat kegiatan.
Air Limbah
1) Sistem pembuatan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air,
tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup,
septic tank dan riol.
2) Sistem perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi persyaratan
menurut Pedoman Plumbing Indonesia.
3) Saluran air limbah dari dapur harus dilengkap perangkap lemak (grease trap).
Toilet
1) Letak tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan,
ruang tamu dan gudang makanan.
2) Didalam toilet harus tersedia jamban,peturasan dan baik air.
3) Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.
4) Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung.
5) Toilet dibersihkan dengan deterjen dan alat pengering.
6) Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun.
7) Luas lantai cukup untuk memelihara kebersihan.
8) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan
kelandaiannya/kemiringannya cukup.
9) Ventilasi dan penerangan baik.
10) Air limbah dibuang ke septik tank,riol atau lubang peresapan yang
tidak mencemari air tanah.
11) Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air.
12) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan
saluran pembuangan.
13) Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan
cukup.
14) Peturasan dilengkapi dengan air mengalir.
15) Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi
dengan air penggelontoran yang cukup serta sapu tangan kertas ( tissue).
16) Diberi tanda/tulisan pemberitahuan bahawa setiap pemakai harus mencuci
tangan dengan sabun sesudah menggunakan toilet.
17) Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut : Jumlah karyawan :
1 – 10 orang : 1 buah,11 - 25 orang : 2 buah, 26 – 50 orang : 3 buah.
Dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang
Tempat Sampah
1) Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat.
Mempunyai tutup dan memakai kantong plastic khusus untuk sisa-sisa
bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk.
2) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah
yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.
3) Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah.
4) Sampah harus dibuang dalam waktu 24 jam.
5) Disediakan tempat pengumpul sementara yang terlindung dari serangga,tikus
atau hewan lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh
kendaraan pengangkut sampah.
. Persyaratan Peralatan
1) Peralatan tidak rusak ,sompel,retak dan tidak menimbulkan pencemaran
terhadap makanan.
2) Permukaan yang kontak langsung dengan makanan harus conus atau
tidak ada sudut mati, rata,halus dan mudah dibersihkan.
3) Peralatan harus dalam keaadaan bersih sebelum digunakan,seperti
piring,gelas,sendok,garpu,panci dan sebagainya.
4) Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan
tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas
dan tidak boleh mengandung E.coli /cm² permukaan alat
5) Cara pencucian peralatan harus memenuhi ketentuan:
a.Pencucian peralatan harus menggunakan sabun/deterjen,air
dingin,air panas sampai bersih.
b.Dibebas hamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm, air panas ,
dilap dengan kain.
6) Pengeringan peralatan harus memenuhi ketentuan : Peralatan yang
sudah didesinfeksi harus ditiriskan pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri
dengan bantuan sinar matahari atau sinar buatan/mesin dan tidak boleh dilap
dengan kain.
7) Penyimpanan peralatan harus memenuhi ketentuan :
a.Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus disimpan dalam
keadaan kering dan bersih.
b.Cangkir,mangkok gelas dan sejenisnya cara penyimpanannya harus dibalik.
c.Rak-rak penyimpanan peralatan dibuat anti karat, rata dan tidak rusak.
d.Laci-laci penyimpanan peralatan terpelihara kebersihannya.
e.Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pengotoran/kontaminasi dan binatang perusak
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penggumpulan data secara obeservasi langsung dan wawancara selama
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Memenuhi
Syarat karena setiap 6 bulan sekali selalu ada pengecekkan seperti suhu,
air,penyimpanan, peracikan persiapan dan penyajian makanan, cek kesehatan
karyawan.
4.2 Saran