Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KROMATOGRAFI PLANAR

Disusun oleh :

DINDA MELANI PUTRI

Dosen Pengampu :
DESI RAHMAYANTI HASIBUAN, M. Pd

TADRIS KIMIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYAHADA PADANG SIDIMPUAN
T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul ". Dalam penulisan makalah ini kami pun mendapat banyak ilmu yang berguna, bagi
diri sendiri dan pembaca untuk kedepannya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang sistem
pencernaan pada manusia, selain itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan bagi pembaca
agar dapat mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini, kami ambil dari beberapa
sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut ambil alih sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya
pada diri kami sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua.

Penulis menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini

Padangsidimpuan, oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………….ii

Daftar isi……………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1

A. Latar Belakang ……..……………………………………………………….1


B. Rumusan masalah …………………………………………………………...1
C. Tujuan ……………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian khromatografi planar…………………………………………….4
B. instrumentasi pada planar khromatografi……………………………………7
C. instrumentasi utama pada khromatografi planar……………………………..8
D. aplikasi khromatografi planar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...10
B. Saran………………………………………………………………………….10
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kromatografi merupakan suatu metode umum yang sudah biasa
digunakan dalam laboratorium baik untuk kepentingan analisis kualitatif ataupun
kuantitatif walau ada beberapa asumsi bahwa untuk keperluan kuantitatif metode
planar kromatografi kurang representatif namun dengan perkembangan penemuan
dan pengembangan instumentasi, metode kromatografi planar juga cukup
representatif untuk keperluan kuantitatif bahkan tidak hanya terbatas pada bahan
atau material yang sederhana akan tetapi pada materi yang lebih komplek misalnya
suatu cairan biologis dari serum manusia.
Prinsip pemisahan pada kromatografi sendiri bisa terjadi secara adsorbsi
atau partisi. Fase gerak pada planar kromatografi pada dasarnya merupakan suatu
sistem pelarut atau cair walaupun kadang bisa menggunakan gas, dan umumnya
analit adalah analit yang akan dianalisis dengan metode planar kromatografi
merupakan molekul yang tidak mengaup dan stabil di udara terbuka, sementara fase
diam (solid phase) bisa berupa suatu padatan atau suatu larutan yang ditempelkan
pada suatu penunjang. Modifikasi dari fase solid ini sangat menentukan sekali
terhadap efisiensi pemisahan dan merupakan modifikasi yang paling banyak
dilakukan dalam perkembangan instrumen yang termasuk didalamnya HPTLC
(high perfomance thin layer chromatograpy) sementara kromatografi elektroforesis
merupakan modifikasi yang dilakukan karena sifat dari analit atau sampel yang
akan di uji dan disini akan lebih melibatkan instumen lain karena berhubungan
dengan muatan listrik(elektroda), ukuran molekul atau BM atau sistem polarisasi
dari analit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan krhromatografi planar?
2. Jelaskan pembagian instrumentasi pada planar khromatografi?
3. Jelaskan instrumentasi utama pada khromatografi planar?
4. Jelaskan aplikasi khromatografi planar?

C. TUJUAN
1. Untuk menngetahui khromatografi planar
2. Untuk mengetahui instrumentasi pada planar khromatografi
3. Untuk mengetahui instrumentasi utama pada khromatografi planar
4. Untuk menegtahui aplikasi khromatografi planar
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian kromatografi planar


kromatografi planar adalah suatu instrumen yang terdiri dari dua komponen yang penting
yang pertama adalah fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) modifikasi
pada dua komponen inilah yang mendasari perkembangan instumen dari planar kromatografi
sehingga menghasilkan pemisahan yang diharapkan lebih baik, selain pada sistem deteksinya
dengan perkembangan pada instrumen detektornya yang sangat variatif, yang disesuaikan
dengan keperluan analisis dan akurasi hasil.
Planar kromatografi merupakan suatu hal yang diperoleh dari fenomena pemisahan suatu
pigmen warna dari suatu klorofil yang di lakukan oleh Tsweet dimana Tswet mengunakan
kolom yang didalamnya dimasukan suatu fase diam yang berupa kalsium karbonat yang
disimpan diatasnya suatu ekstrak dari pigment klorofil yang kemudian dielusi dengan suatu
pelarut organik, sehingga dihasilkan pemisahan dari pigmen-pigmen tertentu yang terelusi
tidak bersamaan, sementara kertas original dari Tsweet berada di Rusia yang dipublikasikan
pada tahun 1906, dan di review oleh Ettre

B . Pembagian Instrumentasi Pada Planar Kromatografi


1. Kertas kromatografi (paper Chromatography)
Kromatografi ini adalah suatu metode pemisahan yang didasarkan atas perbedaan
mobolitas dalam suatu fase stasioner yang diberikan. Jika ada substansi campuran,
kromatografi dalam memungkinkan pemisahan dari substansi tersebut. Sebagai contoh,
tinta, yang biasanya disusun atas beberapa pewarna, denga kromatografi planar kita dapat
memisahkannya dan kemudian menganalisis dan mengidentifikasi nya. Kromatografi juga
digunakan untuk memperoleh kadar murni dari substanasi. Ada banyak metode dari
kromatografi. Diantarnya kromatografi kertas, thin layer chkromatography (TLC) atau
kromatografi lapis tipis, gas kromatografi, liquid kromatografi, dan kromatografi kolom.
Biasanya campuran dari senyawa dapat dipisahkan dimasukan ke dalam suatu pelarut. Jenis
larutan pengembang dan fase diam dapat dipilih dalam kisaran yang lebar dari
kemungkinannya. biasanya, pilihan ini membuat disesuaikan dengan molekul yang akan
dipisahkan. Disesuaikan dengan keadaan, yang dapat memanfaatkan perbedaan ukuran
molekul, afinitas kimia terhadap penunjang, derajat ionisasi pH, solubilitas dalam air, dan
lain-lain. Percobaan ini untuk di rumah atau sekolah dimana kita dapat menggunakan
pelarut dan penunjang yang mudah diperoleh. Test pipa sering digunakan untuk memuat
uap pelarut, manjaga kertas dari kekeringan dan tidak yang tidak membahayakan penguji.
(Chamberlain J, 1995) .
Kromatografi Kertas dan kromatografi lapis tipis. Juga dapat menghitung harga dari
Rf dari masing-masing yang disolasi(dengan referensi terhadap garis pencil, Rf = jarak
pidah dari solut dibagi jarak tempuh dari larutan pengembang). Dalam uji ini, campuran
diperiksa harus dalam konsentrasi tinggi. Kita dapat menyiapkan campuran sesuai dengan
experimen pendahuluan. Potong kertas filter sedikit sehingga kita dapat mamasukan dalam
tube uji tanpa menyentuh dinding (sedikit lebih lebar dari dasar), dengan pananda garis
pencil mendatar 25 mm, (1 inch) dari dasar jalur. Tempatkan beberapa tetes dari campuran
pada garis ini dan biarkan kering. Tempatkan beberapa tetes lain sebelumnya dan biarkan
kering. Ulangi tindakan ini untuk mendapat banyak, spot yang sangat pekat. Dengan sebuah
pin, pastikan jalur dibawah tube. Letakan beberapa senimeter dari larutan pengembang
dalam tube. membutuhkan cukup sehingga larutan pengembang kira-kira setengah antara
dasar dari kertas dan 25 mm (1 inch) penanda pada kertas. Masukan lempeng pada tube.
Bagian yang lebih kecil dari lembar harus masuk kedalam larutan pengembang tanpa
penyentuhan bagian bawah tube. garis pencil dan spot harus dibuat kira-kira 1 cm diatas
permukaan larutan pengembang. Untuk aksi kapiler, larutan pengembang akan diabsorbsi
oleh serat dari kertas dan, ketika sampai spot, ini akan mulai membawa substansi yang ada
dalam campuran.
Sesuai dengan karakteristik mereka, substansi ini akan berjalan lebih cepat atau lebih
lambat diantara serat dari selulosa dan yang lebih cepat akan mengisi sisi utama dari yang
lebih lambat dan memperlihatkan sebagai pemisahan pita pada kertas. Pindahkan lambaran
sebelum solvent menjangkau ujungnya, dengan sebuah pencil, cepat tandai posisi yang
dicapai oleh larutan pengembang dan biarkan kering. Berikut urutan uji pertama yang dapat
dilakukan: 1. - campuran = tinta hitam, larutan pengembang = air, penunjang = filter kertas.
akan baik jika kertas murni selulosa, lain kali dapat dicoba kertas jenis kertas lain seperti 2
campuran dua tinta yang berbeda , jus tomat, jus kacang, jus turnip merah, jus cabe merah,
extrak daun , dll. 3 - gunakan pertama alkohol dan kemudia aseton sebagai larutan
pengembang. perhatikan karena larutan pengembang ini akan terbakar, dan aseton juga
toxic, sehingga percobaan ini dilakukan diluar atau dalam kotak. larutan pengembang
harus dapat melarutkan komponen dari campuran. Sebagai contoh, air tidak tersedia untuk
substansi lemak, melainkan gunakan aseton. Orang banyak menggunakan substansi sebagai
suatu larutan pengembang. Kita akan menemukan beberapa daftar dalam daftar dibawah
ini. Seperti yang disebut dalam percobaan sebelumnya, variasi campuran harus disiapkan
dalam air. Kemudian keringkan dan larutkan dalam sedikit pelarut. Campuran dibutuhkan
sangat pekat agar memungkinkan. 4 gunakan lempeng untuk penunjang kromatografi lapis
tipis..5 buat uji lain menggunakan lempeng untuk TLC harus dibuat sendiri. Uintuk sekup
ini gunakan serbuk alumina, kalsium karbonat, silika gel, magnesium silikat, dll. Untuk
menggabungkan bahan penunjang dari suatu serbuk, gunakan suatu agen pengikat seperti
kanji, plaster, gelatin, gum arabikum, dll. Sebagai penunjang atau gunakan bahan gelas,
aluminum, atau keping plastik. Atau gunakan juga lembar asetat seperti kemudian
gunakan. Gambar lengkap suatu rangkaian kromatografi kertas dapat dilihat dibawah ini :

2. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)


Kromatografi lapis tipis (TLC) sama dengan kromatografi kertas, tidak mahal dan
sederhana serta mudah menjalankannya, dibandingkan dengan kromatografi kertas lebih

cepat, untuk kromatogarafi kertas perlu beberapa jam sedangkan dengan kromatografi TLC
cukup dengan beberapa menit, dan menjadikan metode ini sangat populer dilaboratorium.
Medium pemisahannya merupakan lapisan setebal 0.1-0.3 mm yang merupakan zat padat
absorben yang dilekatkan pada penunjang seperti pelat seng atau kaca, plastik, alumunium,
lempeng berukuran lazim berukuran 20X5 cm zat padat yang digunakan biasanya berupa
alumina, silika gel atau selulosa. Dulu peneliti menyiapkan lempeng sendiri dengan
menyalut kaca dengan suspensi air dari zat padat tersebut. yang biasanya mangandung zat
pengikat seperti plester paris dan kemudian mengeringkannya dalam oven, dan kemudian
setelah kering lempeng-lempeng alumunium, kaca atau plastik tersebut dapat dipotong-
potong sesuai dengan ukuran yang diminati, dan ini biasa digunakan oleh peneliti-peneliti
di laboratorium sekarang ini.
Umumnya campuran zat organik ditotolkan ke salah satu sisi lempeng dalam bentuk
larutan, biasanya beberapa mikroliter yang mengandung beberapa mikrogram dari analit,
dengan menggunakan siring atau pipet kaca kecil, noda analit dikeringkan kemudian di
celupkan pada suatu chamber yang mengandung larutan pengembang dengan komposisi
tertentu, kemudian di biarkan beberapa menit sampai larutan pengembang tersebut telah
mencapai batas area pengembangan, setelah itu dikeringkan dan siap untuk dianalisis untuk
keperluan kualitatif dan kuantitatif, terkadang di gunakan pengembangan dua dimensi yaitu
secara vertikal dan kemudian secara horizontal hal ini dimaksudkan untuk pemisahan suatu
spot yang mungkin diduga masih belum murni.
3. HPTLC
High perferpomance thin layer chromatography (HPTLC) adalah suatu metode
kromatografi yang merupakan pegembangan dari TLC, hal yang dikembangkan adalah fase
diam atau stationary phase dari dari instrumen, yang diharapkan menghasilkan daya pisah yang
lebih baik dari TLC baik dilihat dari hasil, efisiensi waktu dan biaya.
HPTLC dari sisi peralatan tidak terlalu jauh berbeda dengan TLC hanya biasanya pada fase
diam ukuran pori dari fase penyerap lebih kecil sehingga diharapkan terjadi pemisahan yang
lebih baik karena terjadi interaksi antara analit dengan absorbent pada permukaan yang lebih
luas, kemudian ukuran dari lempeng lebih kecil karena menggunakan suatu absorbent dengan
pori yang lebih kecil hal ini akan berpengaruh terhadap waktu pengembangan yang
memungkinkan lebih pendek atau singkat.
Dari profil hasil kromatogram yang diperoleh dari HPTLC lebih baik dari TLC karena pada
HPTLC, HETP atau efisiensi dari teori keping lebih baik dari pada TLC hal ini disebabkan
permukaan dari absorbent ukuran porinya lebih kecil dari absorben0 dari TLC sehingga
permukaan interaksi analit dengan stationary fase lebih luas. HPTLC mempunyai beberapa
kelebihan di banding dengan TLC dalam hal:
• Tebal, keseragaman manghasilkan garis dasar stabil dalam densitometry
• Jarak pengembangan dan waktu lebih singkat
• Pita difusi rendah manghasilkan keterpaduan pita sampel
• Mikrosample (nanograms dan picogram)
• dapat dianalisis
• Sifat reproduksibilitas dalam hasil kromatografi.
4. Kromatografi Elektroforesis kertas
Elektroforesis teknik pemisahan lain, yang didasarkan pada perbedaan kemampuan
pergerakan dari suatu ion (molekul yang bermuatan) dalam suatu media yang berada dalam
medan listrik. Ion bergerak dengan lambat atau cepat sesuai dengan muatan, ukuran,
bentuk, dan lain-lain. Sesuai dengan teknik yang digunakan, perlalatan terdiri dari dua
kotak besar yang mengandung suatu elektrolit, penunjang (filter kertas, lapisan selulose
asetat, gel poliacrilamide, atau pipa kapiler), sumber listrik DC dan dua elektrode.
Elektroforesis secara luas digunakan untuk memisahkan substansi seperti asam amino,
protein, rantai DNA, dan lain-lain. Seperti pada kasus kromatografi, orang menggunakan
perbedaan penunjang dan larutan pengembang sesuai dengan substansi yang akan
dipisahkan dan tekhnik yang digunakan (Sherma Joseph, 2004). Percobaan pada
elektroforesis kertas, tempatkan dua baskom kecil beberapa cm (1 inch) secara terpisah.
Masukan kedalam baskom suatu elektrolit dibuat dari sendok, dari tabel garam dan yang
lainnya dari baking soda dalam 300 ml(1 1/2 cups) dari air. Letakan lempeng gelas pada
dua baskom dan padanya letakan sebuah alur kertas filter rendamkan dalam elektrolit. lajur
ini harus di celupkan dengan masing-masing ujung dalam larutan elektrolit dalam baskom
untuk melengkapi aliran elektrik. Dengan sebuah pencil, gambar sebuah garis melintang
kertas filter dan tempatkan sedikit teteskan sampel padanya. Tutup kertas dengan lempeng
gelas kedua. masukan elektroda kedalam larutan elektrolit dari tiap baskom dan masukan
45V dalam arus searah (dari 4 sampai 8 Volt per cm). sehingga nantinya akan di dapatkan
suatu spot-spot pemisahan pada kedua ujung kertas elektroforesis masing-masing zat yang
dapat dipisahkan berdasarkan muatan listriknya atau polaritasnya dan ukuran dari BMnya.
Gambaran sederhana dari kromatografi elektroforesis dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
C . Intrumentasi Utama pada kromatografi Planar
1. Fase Diam/ stationary phase sorbent
a. Kromatografi kertas
Pada kromatografi kertas dapat digunakan sebagian fase diam adalah kertas, kertas
yang digunakan mulai dari kertas selulosa biasa atau kertas dengan spesifikasi Whatman
dengan berbagai ukuran atau nomor; berikut dapat dilihat gambar kertas yang digunakan
sebagai fase diam :

b. Fase diam /sorbent TLC dan HPTLC


Unsur yang dipandang penting pada lempeng: Format, penunjang, lapisan, dan
pengikat: lempeng Precoated TLC dengan penunjang suatu gelas tersedia dalam format
yang banyak, yang berukuran 20 cm × 20 cm bisanya dipandang sebagai standar untuk
TLC awal. Pelat Gelas sangat kuat dan dapat dikembangkan secara vertikal dan
horizontal tanpa bergoyang, kemudian pemastian ketetapan gerakan dari fase gerak
pada lempeng. Mereka benar inert ketika digunakan dengan semua larutan pengembang
dan derivating agent dan sebab itu dapat diaplikasikan secara universal. Pemisahan
optimum (migration) jarak pada lempeng TLC adalah 1215 cm. Jika hanya sedikit
sampel yang akan dipisahkan pada waktu lempengnya sama, format yang lebih kecil
seperti 10 cm × 20 cm atau 5 cm × 20 cm (20 cm dalam pengembangan secara
langsung), yang juga memungkinkan perpindahan jarak optimum, terjadi. Jika efisiensi
pemisahan optimum sesungguhnya kurang penting (sebagai contoh, jika sample
mangandung hanya satu atau sangat banyak komponen), Jarak pengembangan dapat
dikurangi sampai kira-kira 8 cm dan lempeng format 20 cm × 10 cm (atau lempeng
fraksional sekecil 2.5 cm × 10 cm) mungkin kurang.
2. Chamber / Ruang pengembang
Pada dasarnya chamber atau tempat untuk pengembangan dari kromatografi planar
tidak terlalu spesifik untuk masing-masing jenis kromatografi, yang membedakan
chamber yang digunakan adalah ukuran dari chamber, dimana ukuran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan:
Bahan dari chamber pisa dari kaca atau bahkan dari plastik yang kedap air, biasanya
bentuknya bisa bulat seperti toples atau kotak seperti gambar di bawah ini :

Untuk kromatografi elektroforesis dalam chamber di bagi dua bagian yang kedalam
masing-masing chamber dimasukan satu ujung dari kertas dan pada masing-masing
chamber dihubungkankan dengan suatu muatan listrik yang berbeda yaitu muatan
positif dan negatif, sehingga akan terjadi pemisahan, pada kedua chamber tersebut
dimasukan suatu suatu larutan elektrolit agar bisa menghantarkan muatan pada kertas
sebagai fase diam dan larutan elektrolit disini sekaligus bertindak sebagai fase gerak
dari proses kromatografi.

D. Aplikasi
Penggunaan dari kromatografi planar secara umum dapat kelompokan untuk dua
keperluan yang pertama adalah untuk keperluan kualitatif dan kuantitatif. Keperluan secara
kualitatif biasanya menggunakan parameter dari Rf (Range Factor) dimana nilai ini dihasilkan
dari perbandingan antara jarak tempuh relatif dari spot-spot tertentu terhadap jarak tempuh dari
larutan pengembang atau larutan pengembang. Yang merupakan angka relatif dan
dibandingkan dengan Rf standard pada kondisi yang sama (instrument, pengembang dan
deteksi) jika sama maka dapat ditentukan dengan zat tertentu atau di scanning sehingga
menghasilkan suatu kromatogram yang dapat di bandingkan dengan standard. Jika spot yang
dihasilkan masing bertumpuk atau masih lebih dari satu spot atau berekor ini menandakan
masih belum murni, jika ini terjadi maka dapat dilakukan pengembangan dua arah dengan arah
tegak lurus (900) sehingga yang spot yang menumpuk terpisahkan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Kromatografi planar merupakan kromatografi yang sangat praktis dan mudah untuk
dipraktekan, kromatografi ini meliputi : kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (KLT),
atau high performance thin layer kromatografi (HPTLC) dan kromatografi elektroforesis,
masing-masing kromatografi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat berupa
efisiensi (biaya dan waktu), dan hasil dari kromatogram,
Kromatografi ini juga dibedakan juga berdasarkan fungsi pemisahan terhadap
subastansinya, apakah itu sederhana atau lebih komplek misalkan elektroforesis lebih
difokuskan atau digunakan untuk suatu substansi yang mempunyai polaritas atau muatan
misalnya asam amino dalam serum dan lain-lain.
B . Saran
Disarankan kepada pembaca, supa lebih memahami tentang kromatografi planar agar
lebih baik mencari referensi lain selain makalah ini. Karena makalah ini jauh dari kata
sempurna untuk dijadikan buku pedoman dalam sistem pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Chamberlain J, 1995, The Analysis Drugs in Biological Fluids, Second Edition, CRC press,
NewYork, P 105-117..
Day. R.A, and Underwood, A.L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi kelima, Erlangga
press, Jakarta. P 551-554
Sherma Joseph, 2004, Planar Chromatography. Department of Chemistry, Lafayette College,
Easton, Pennsylvania 18042, Analytical Chemistry, Vol. 76, No. 12, June 15,
Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC method development,

Anda mungkin juga menyukai