Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya pajatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini,salam serta salawat senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap isqamah di jalan
Allah SWT dalam mengarungi bahterta kehidpuan dan melaksanakan tugas
kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Laporan ini berjudul “Kromatografi Kertas”, saya menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun, senantiasa saya harapkan dari semua pihak
sebagai bahan masukan dalam penyusunan laporan selanjutnya.

Gorontalo, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum....................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3
2.1 Kromatografi..............................................................................3
2.2 Kromatografi Kertas...................................................................4
2.3 Jenis-jenis Kromatografi............................................................ 4
2. 4 Prinsip Kromatografi Kertas..................................................... 5
2.5 Kromatografi Lapis Tipis........................................................... 6
2.6 Harga RF..................................................................................... 6
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Rf............................ 7
BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................... 8
3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum.................................................... 8
3.2 Alat….......................................................................................... 8
3.3 Bahan…....................................................................................... 8
3.4 Prosedur Kerja…......................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 9
4.1 Hasil.............................................................................................9
4.2 Perhitungan.................................................................................. 9
4.3 Pembahasan................................................................................. 9
BAB V PENUTUP................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan.................................................................................11
5.2 Saran...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kromatografi merupakan salah satu bentuk metode pemisahan campuran
dimana metode ini menggunakan dua sistem fase yakni fase diam dan fase gerak,
fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan
atau gas.kromatografi dapat digunakan dalam skala kecil seperti laboratorium
(Chang 2005).
Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak,dan
mekanisme pemisahannya.jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi
cair,kromatografi adsorpsi dan kromatografi partisi,jika ditinjau dari
mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel,jika
ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis
tipis,dan kromatografi kertas.(Chang 2005)
Dalam kromatografi oemisahan kompenen kompenennya dapat kita lihat
dengan cara menghitung factor retensi (Rf). Rf itu sendiri adalah nilai dari
pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarut.harga Rf
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu jenis pelarutnya suhu,sifat dari campuran
itu sendiri,serta properti dan fase diamnya.seperti misalnya dalam kromatografi
kertas,jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya.(Chang
2005)
Beberapa metode kromatografi diantaranya adalah kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis atau yang biasa disebut KLT. Kromatografi kertas sebagai
penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut pada lapisan selulosa
yang lazim, menyebabkan lebih banyak terjadi difusi ke samping dan bercak
lebih besar. Pada praktikum ini kita akan lakukan identifikasi golongan komponen
kimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dari tumbuhan Daun jambu
biji (Psidium guajava) (RianKhairuls,2014).

1
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan pada praktikum
kromatografi kertas sebagai berikut apa itu kromatografi, apa yang dimaksud
dengan kromatografi kertas, dan apa yang dimaksud dengan kromatografi lapis
tipis.
1.3 Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum tentang kromatografi kertas adalah untuk
mempelajari Ag (I) dan Pb (II) dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum , agar praktikan dapat mempelajari Ag (I) dan Pb (II)
dengan menggunakan metode kromatografi kertas .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua
fase, yaitu fase diam dan fase gerak (Harmita, 2015).
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya
menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja
berdasarkan prinsip yang sama (Susila Kritianingrum, 2011)
Pada awalanya kromatografi dinaggap semamta-mata sebagai bentuk
partisi cairan-carian. Serta seluloso yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat
mengikat air, setelah disngkapkan keudara yang lembab kertas saring yang
tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan presentasi tinggi,
katakan 20% (bobot/bobot) nakan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat
mengandung air dengan presebtasi tinggi dan kertas itu di pandang sebagai
analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut
tersebut padahal fase geraknya dapat bercampur dengan air akan dalam beberapa
fase, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri.
Susunan kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat
untuk mengalirnya fase bergerak. Beberapa macam tempat kertas secara
komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3mm. Kertas asam asetil, kertas
kieselghur, kertas silikon, dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam
asetil dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik.
Dalam kromatografi komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase
yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase gerak dan fase diam
terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel
atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya dan digantungkan dari
ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven merangkak keatas kertas
oleh daya kapilaitas. Pada bentuk turun, kapas dipasang dengan erat dalam
sebuah baki solven dibagian atas lemari dan solven bergerak kebawah oleh daya

3
kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai
bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti.
Dalam suatu hal yang berhasil solut-solut dari campuran semula akan berpindah
tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk
sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-
nodanya dapat terlihat (Dede Sutriono, 2016).
2.2 Kromatografi Kertas
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin
(1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas
merupakan selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar
lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis
yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai
penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur
pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut
organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada
kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi
masing-masing komponen di antara fase diam dan fase
bergeraknya. Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisis kualitatif
maupun kuntitatif. Senyawa - senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat
sangat polar, misalnya asam amino, gula - gula, dan pigmen - pigmen alam
(Yazid, 2005).
2.3 Jenis-jenis Kromatografi
Berikut ini beberapa jenis kromatografi kertas
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium
yangdilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk
lainnya.Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan
pertamapada pemisahan dengan kromatografi.
b. Kromatografi Penukar Ion

4
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti
namanya,sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin
sintetikdengan sifat penukar ion sebelum Perang Dunia II telah dapat
mengatasipemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.
c. Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari
modifikasidekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan
silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan
yang dapatmemisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul
denganberat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan
dipisahkan.Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang
menggunakanpolistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.
d. Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan
tegaklurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke
katodadan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantug
padabesarnya muatan.
e. Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam
adalahlapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa
cair lainnya dapat digunakan
2. 4 Prinsip Kromatografi Kertas
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu
senyawaantara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu
senyawa terjadiantara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya
berupa pelarutorganik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.
Prinsip Kromatografi Kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana
adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi
pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen berpengaruh karena
komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut  jika memiliki kepolaran yang

5
sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak. Sedangkan prinsip
kerja kromatografi kertas adalah pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-
komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan
berdasarkan pada perbedaan bercak warna.(Sholihat, 2011).
2.5 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber
pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain
kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang
mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis
tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan
bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat
plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai
bentuk terbuka dari kromatografi kolom (Fito, 2009).
KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan
perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena
daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen
bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan
pemisahan (NurainiSolihat, 2015).
2.6 Harga Rf
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona relatif terhadap garis depan
pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan
oleh nilai-nilai Rf.
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan
(pusat zona campuran awal) kegaris depan pengembang dan pusat rapatan tiap
zona. Nilai Rf harus sama baik dengan escending maupun ascending. Nilai Rf
akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan
intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan
membandingkan dengan noda-noda standar (Dede Sutriono, 2016).

6
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Rf
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas
dankromatografi lapis tipis. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara
jaraksenyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.Ada
beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:
a. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkanperubahan-
perubahan harga Rf.
b. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga
kecepatanaliran.
c. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas
dariatmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-
komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada
tendensiperambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut
sepanjangkertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor
yaitupenguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
d. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion
danserapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas
mempengaruhikecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.
e. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-
volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir
selalumempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga
terhadap harga Rf mereka

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Kimia Analitik mengenai Kromatografi yang dilaksanakan pada
hari Selasa, 23 Maret 2021 pukul 09.00-12.00 WITA.Bertempat di laboratorium
Bakteriologi Universitas Bina Mandiri Gorontalo
3.2 Alat
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah penggaris, pensil, spidol warna(biru,merah),pipet tetes,
gunting, gelas ukur dan chamber .
3.3 Bahan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahan-bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah kertas whatman No. 1 ukuran 12 x 25, larutan
cuplikan 1 dan 2, larutan blangko 1 (Ag(I)) dan blangko 2 (Pb(II)), larutan asam
asetat dan larutan kloroform
3.4 Prosedur Kerja
1. Mengukur 8 x 4 cm kertas whatman
2. Gunting kertas whatman yang di ukur
3. Kemudian buatlah dua kolom yaitu titik A dan titik B
4. Menandai/berikan noda warna spidol pada kertas tersebut
5. Tambhkan 2 ml larutan etanol dan 2 ml larutan klorofom lalu aduk/kocok
didalam chamber
6. Kemudian ambil kertas dan celupkan kedalam chamber dan amati apa yang
terjadi
7. Hitung jarak dan nilai RF-nya
1.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini sebagai berikut:
No Sampel Gambar Hasil

1 Kromatografi Hasil dari


Kertas kromatografi
kertas

4.2 Perhitungan
Tinggi Noda
Rumus Rf =
Tinggi Larutan
5 cm
Rf A =
5,5 cm
= 0,9 cm
4,3 cm
Rf B =
5,5 cm
= 0,7 cm
4.3 Pembahasan
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari
substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi
bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki
fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase
gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa
komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang
berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

9
Kromatografi kertas merupakan salah satu bagian dari tehnik pemisahan
kromatografi yang paling sederhana, dan merupakan cara klasik. Pada dasarnya,

10
teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase,
yaitu fase diam (selulosa yang mengikat molekul air), dan fase gerak yaitu prlarut
yang sesuai. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah
dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat
terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen.
Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan
zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak . Dalam
penerapan kromatografi kertas, tehnik pemisahan ini biasanya dipakai untuk
memisahkan logam – logam dari campurannya, misalnya logam – logam yang
menjadi pengamatan pada percobaan ini (Pb2+, Mn2+, Hg2+) dan pemisahan
karbohidrat.
Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan kertas sebagai
penyerap selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan
contoh atau sebagai lingkaran yang pada pusatnya ditempatkan larutan yang akan
dianalisis.
Pertama kertas dipotong sesuai ukuran. Lalu memberikan jarak 1 cm pada
ujung bawah dan ujung atas, tujuan pemberian jarak bawah adalah agar antara
warna spidol dan pelarut memiliki jarak sehingga warna spidol tidak langsung
berinteraksi dengan pelarut,sedangkan jarak atas untuk pembatas penyerapan.
Kemudian beri coretan warna spidol pada garis bawah dan beri jarak warna
spidol satu dengan lainnya agar komponen warna antara warna spidol tidak
bercampur. Coretanpun jangan terlalu banyak hanya sekali coretan saja,hal ini
bertujuan agar komponen warna yang mau dideteksi tidak meluap.
Kertas yang telah di beri coretan warna spidol kemudian dimasukan kedalam
pelarut. Untuk volume kurang dari batas garis bawah,hal ini bertujuan agar
larutan tidak menutupi coretan warna spidol.kertas pun diletakan tegak lurus, lalu
penyerapan dihentikan sebelum batas garis atas jika setelah beberapa jarak sudah
tidak naik dan tidak terbentuk warna lagi. Perhitungan rf dilakukan.
Mendapatkan tinggi larutan 5,5 cm sampel A muncul 1 warna biru dan
terdapat noda 5 cm dan sampel B muncul 1 warna merah muda dan terdapat noda

10
setinggi 4,3 cm artinya yaitu kedua sampel A dan B hanya mengikat 1 senyawa
saja karena warna yang muncul hanya 1 pada setiap sampel.
Meski kromatografi kertas adalah metode pemisahan yang paling mudah,
namun pada kenyataannya pemisahan dengan metode ini jarang digunakan karena
waktu yang digunakan untuk mengemulsi sangat lama, noda-noda yang
diidentifikasi pun tidak nampak jelas. Hal ini terlihat pada hasil praktikum yang
kami lakukan. Sehingga tidak heran jika pada percobaan ini kami cukup
mengalami kendala. Dapat dikarenakan dari kesalahan metode, kesalahan
instrument, dan kesalahan personal
Pada dasarnya, teknik kromatografi ini, membutuhkan zat terlarut yang
terdistribusi di antara dua fase, yaitu fase diam (silika gel yang mengikat molekul
air), dan fase gerak yaitu pelarut organik yang sesuai. Fase gerak (eluen) adalah
yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan untuk melewati fasa diam
(adsorben). Interaksi antara adsorben dengan eluen sangat menentukan terjadinya
pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen sampel secara
kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluen.
Pada dasarnya, Nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah suatu zat dengan
metode KLT. Nilai Rf tersebut ditentukan dengan membandingkan jarak noda
yang dihasilkan dari migrasi pelarutnya dengan jarak sample/ standar. Dimana
jika nilai Rf nya besar berarti daya pisah zat dengan eluenya maksimum
sedangkan jika nilai Rf nya kecil berarti daya pisah zat yang dengan eluenya
minimum, atau apabila analit lebih menyukai fase gerak maka laju alirnya (Rf)
akan besar, dan sebaliknya bila analit menyukai fase diam maka laju alirnya (Rf)
akan kecil (like dissolved like), maka dapat kita ketahui nilai Rf lebih besar pada
campuran sampel sukrosa dan laktosa

11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan kromatografi kertas ini bertujuan untuk menguraikan suatu
zat atau memisahkan suatu zat menjadi warna warna penyusunnya. Prinsip
kerja pada kromatografi kertas ini adalah membuat garis di salah satu ujung
pita kertas saring dan membuat titik dengan spidol ditengah garis tersebut.
Krmudian diujungnya diicekupkan kedalam bejana kaca yang berisi pelarut.
Setelah beberapa saat, ternyata warna tinta spidol memutar atau menyebar
dan membentuk noda-noda searah dengan arah pelarut yaitu arah pelarutnya
adalah naik keatas. Hal ini disebabkan karena adanya gaya kapiler dalam pita
kertas kecenderungan suatu sistem untuk bergerak menurut potensial kimia
zat tersebut, sehingga warna tinta spidol yang telah dikromatografikan akan
terurai menjadi warna warna penyusunnya.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan disarankan kepada praktikan
selanjutnya agar berhati-hati saat menotolkan cuplikan pada kertas saring
sehingga hasil totolan tidak terlalu besar. Agar diperoleh hasil maksimal,
serta pada saat memasukkan kertas kromatografi kedalam benjana tidak boleh
menyentuh permukaan benjana.

12
DAFTAR PUSTAKA
Chang,R 2005. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Fito. 2009. Bab  I Pendahuluan. (Online) tersedia di https://rgmaisyah.files.wordp
ress.com/2009/10/tugas-fito.pdf. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016
Harmita. 2015. Analisis Fisiko Kimia. (Online) tersedia di http://staff.ui.ac.id/syst
em/files/users/harmita/material/anfiskimkromatografi.pdf. Diakses pada
tanggal 24 Maret 2016
Khairuls Rian. 2014. Laporan KLT. (Online) tersedia di http://riankhairuls.blogsp
ot.co.id/2014/10/laporan-klt.html. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016
Kritianingrum Susila. 2011. Kromatografi Kertas. http://staff.uny.ac.id/sites/defa
ult/files/pendidikan/Susila Kristianingrum Dra.M.Si./Handout-KA II-
KROM.KERTASs.pdf Diakses pada tanggal 24 Maret 2016-03-24
Solihat Nurain. 2015. Makalah Kimia Analitik Kromatografi. (Online) tersedia di
http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kimia-
analitik-kromatografi.html. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016
Sutriono Dede 2016 Penuntun Praktikum Kimia Analitik II. www.pustakaassala
m.com Takalar: Sulawesi Selatan
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. ANDI: Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 24 Maret 2016

13

Anda mungkin juga menyukai