Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

KROMATOGRAFI

OLEH :
NAMA : ALI SODIQIN
NIM : B1B020008
HARI / TANGGAL : KAMIS, 17 DESEMBER 2020
ASISTEN : FARKHATUN NISAK
SHIFT :D

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI INTERNASIONAL
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


JUDUL PERCOBAAN ............................................................................................1
I. TUJUAN ...................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................1
III. METODOLOGI PERCOBAAN ............................................................3
3.1 ALAT .........................................................................................3
3.2 BAHAN .....................................................................................3
3.3 CARA KERJA ...........................................................................3
3.4 SKEMA KERJA ........................................................................4
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................5

i
KROMATOGRAFI

I. TUJUAN
1. Membuat bercak sampel pada kertas kromatografi dengan diameter 4
mm.
2. Mengelusikan bercak sampel dalam ruang pemisah.
3. Mengidentifikasi komponen-komponen pada kertas kromatografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat
kimia (analit) yang berdasarkan pada perbedaan migrasi / distribusi masing-
masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam (stationary
phase) dibawah pengaruh fase gerak (mobile phase), fase gerak dapat
berupa gas atau zat cair dan fasa diam dapat berupa zat cair atau zat padat.
Kromatografi cair pertama kali diperkenalkan oleh Tswett pada tahun 1903
yang menggunakan kolom kapur untuk memisahkan pigmen dari daun-daun
hijau. Pita-pita warna yang dihasilkan pada adsorben menginspirasi istilah
kromatografi untuk menggambarkan proses pemisahan yang berasal dari
kata Jerman Chromos berarti warna dan grafe berarti menulis. Untuk masa
sekarang pemisahan dan penentuan warna sudah sedikit dilakukan dengan
kromatografi modern. Meskipun tidak relevan istilah itu masih dipakai
untuk menggambarkan seluruh tekhnik pemisahan yang menggunakan fasa
gerak dan fasa diam (Meri dan Dachriyanus, 2017).
Kromatografi kertas adalah kertas mengadsorpsi air dari lingkungan
sekitar. Air tersedia dilingkungan dalam bentuk kelembaban dan bertindak
sebagai salah satu komponen dalam larutan pengelusi (fase gerak). Air juga
bertindak sebagai fase diam. Kromatografi kertas menerapkan sistem “cair-
cair”. Kromatografi kertas banyak digunakan untuk keperluan analisis, dan
termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana pemisahannya
menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang
datar) yaitu bentuk kertas (Sastrohamidjojo,1991).
Prinsip pemisahan kromatografi yaitu adanya distribusi komponen-
komponen dalam fase diam dan fase gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik
komponen yang akan dipisahkan. Fase diam bertindak sebagai pemisah
campuran. contoh pelarut yang digunakan adalah silika gel, alumunium
oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah silika gel
dan alumunium oksida sebab kadar air yang digunakan berpengaruh nyata
terhadap dayanya. Fase gerak bertindak sebagai pembawa campuran.

1
2

Beberapa komponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang


berbeda - beda akibat dari hambatan yang merupakan fase diam sehingga
terjadi pemisahaan (Stahl, 1985).
Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon
dan Martin (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang
fase diam. Kertas adalah selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air
atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorbsikan atau diserap pada kertas,
maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan
kolom. Lembaran kertas memiliki peran sebagai penyangga dan air
bertindak sebagai fase diam yang terserap di antara struktur pori kertas.
Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik
dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada
kertas dengan kecepatan yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan
partisi masing-masing komponen di antara fase diam dan fase bergeraknya.
Kromatografi kertas banyak digunakan baik untuk analisis kualitatif
maupun kuntitatif. Senyawa - senyawa yang dipisahkan umumnya bersifat
sangat polar, misalnya asam amino, gula - gula, dan pigmen - pigmen alam
(Yazid, 2005).
Dalam teknik kromatografi kertas, proses output atau pengeluaran
asam mineral dari kertas disebut desalting. Larutan diletakkan pada kertas
dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung
kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan,
diletakkan di ruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut
yang sesuai. Penjenuhan dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending
adalah salah satu teknik dimana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas
akibat adanya gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut bergerak ke atas
dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun
ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau
kromatografi kertas sirkuler. Kondisi - kondisi berikut harus diperhatikan
untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus
dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus
didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar
mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas.
Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh berbeda
lebih dari 0,02 (Khopkar, 2008).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kromatografi adalah ruang
pemisah, pipet kapiler, pengering rambut, labu semprot, klip, kertas
kromatografi Whatman no 1, pensil.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kromatografi adalah Eluen
campuran dari HNO3 dan Metanol 24:76, larutan sampel dari sistein, larutan
standar Pb(NO3)2, larutan standar Hg(NO3)2, larutan standar Bi(NO3)2,
larutan pewarna 0,5% KI.

3.3 Cara Kerja


1. Garis start dibuat setinggi 2,5 cm dari tepi bawah dengan pensil pada
kertas kromatografi Whatman no. 1 dengan ukuran 15 x 15 cm.
Garis front dibuat di atas garis start setinggi 10 cm.
2. Empat buah titik dibuat pada garis start dengan pensil pada jarak 3
cm dari tepi kiri kertas dengan interval 3 cm.
3. Bercak dibuat berturut-turut pada keempat titik yang ada di tengah
garis dari larutan standar Pb, Hg, Bi dan larutan sampel dengan
diameter bercak maksimal 4 mm. Setiap bercak ditetesi 3 kali
kemudian dikeringkan dengan pengering rambut.
4. kertas kromatografi dimasukkan ke dalam ruang pemisah yang
sudah berisi eluen dan dijenuhi dengan uap eluen dengan arah elusi
naik.
5. Ruang pemisah ditutup dengan rapat dan eluen dibiarkan naik
sampai garis front.
6. Kertas kromatografi diangkat setelah eluen sampai pada garis front
dan dikeringkan dengan pengering rambut.
7. Kertas kromatografi yang sudah kering disemprot dengan larutan
pewarna 0,5% KI dengan kabut yang halus sampai timbul warna
kuning.
8. Kertas kromatografi dikeringkan lagi dengan pengering rambut.
9. Jarak masing-masing bercak komponen sampel dan bercak standard
diukur, kemudian Rf masing-masing bercak dihitung.
10. Macam logam dan masing-masing bercak komponen dari sampel
ditetapkan atas dasar Rf standard dan warna bercak.

3
4

3.4 Skema Kerja


DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, SM. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta: UI-Press.


Meri, Susanti dan Dachriyanus. 2017. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA
TINGGI. Padang : Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Universitas Andalas.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1991. Kromatografi. Yogyakarta : Penerbit Liberty,
UGM.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung :
Penerbit ITB.
Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta : ANDI.

Anda mungkin juga menyukai