PERCOBAAN 4
KROMATOGRAFI
( TEKNIK PEMISAHAN )
Disusun Oleh :
I. Tujuan Percobaan
1. Membuat ekstrak pigmen (ekstaksi) dan pasta tomat dalam percobaan
kromatografi.
2. Memisahkan senyawa dan karoten dengan sampel pigmen
menggunakan metode kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis.
3. Menentukan nilai Rf.
II. Prinsip Percobaan
1. Ekstraksi adalah pemisahan dengan berdasarkan kepolaran.
2. Ekstraksi kertas adalah metode pemisahan sedrehana suatu campuran
senyawa pada fase diam dan fase gerak dengan menggunakan kertas
sebagai penetralan pendukung fase diam.
3. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan komponen
menggunakan fase diam berupa silica gel dengan lapisan bahan
adsorben inert.
III. Teori Dasar
Kromatografi adalah teknik yang banyak digunakan untuk memisahkan
campuran komponen ke masing – masing komponen penyusunnya.
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen – komponen
yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya adalah
yang merupakan fase stasioner (diam) dan yang lainnya berupa fase mobil
(gerak) . Fase gerak di alirkan menembus atau memanjang fase stasioner
sedangkan fase diam cenderung menahan komponen campuran sedangkan
fase gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya suatu
komponen pada fase diam dan perbedaan kelarutannya dalam fase gerak,
komponen – komponen suatu campuran dapat dipisahkan . komponen yang
larut dalam fase gerak atau yang lebih kuat terserap atau teradsorpsi pada fase
diam akan tertinggal sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang
terserap akan bergerak lebih cepat (Dat, 2002).
Terdapat beberapa jenis kromatografi sebagai berikut :
1) Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah suatu tehnik pemisahan campuran komponen
dimana campuran komponen yang terlarut pada pelarut akan dituang ke dalam
adsorbent pada kolom dan dielusi dengan pelarut yang sama atau berbeda.
Kromatografi kolom menggunakan sistem “padat-cair” dengan fasa diamnya
(adsorben) yang berbentuk solid atau padat dan fase geraknya (eluen)
berbentuk cairan (likuid). Kromatografi kolom digunakan untuk keperluan
preparative yaitu untuk mengisolasi atau memisahkan suatu komponen
tertentu dari campuranya (Yasid, 2005).
2) Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas yaitu kertas mengadsorpsi air dari lingkungan sekitar.
Air tersedia dilingkungan dalam bentuk kelembaban dan bertindak sebagai
salah satu komponen dalam larutan pengelusi (fase gerak). Air juga bertindak
sebagai fase diam. Kromatografi kertas menggunakan sistem “ cair – cair” .
Kromatografi kertas banyak digunakan untuk keperluan analitis (Chang,
2005).
a. Mekanisme Kromatografi Kertas
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa.
Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.
Cara melakukannya, cuplikan yang mengandung campuran yang akan
dipisahkan diteteskan / diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas
sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat.
Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai
dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam
pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup
karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas)
(Chang, 2005).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam
arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang
cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari
bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran
kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan
terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna
harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu dengan menggunakan suatu
pereaksi – pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau
semua dari senyawa - senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah
dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda
identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda
relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf (Chang, 2005).
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan reprodusibel(Chang, 2005).
Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari
titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal
Jarak tepi muka pelarut dari titik awal
d. Kromatografi gas
Ditimbang 0,5 g pasta tomat ke dalam tabung rekasi, diaduk dan dikocok
pasta dengan 3 mL etanol hingga pasta terlihat mongering. Dibuang etanol
dalam tabung reaksi, lalu diekstrak pasta dihidrat dengan 3 kali 1 mL
diklorometan. Diekstrak dengan pelarut dalam corong pisah hingga didapatkan
pigmen sebanyak mungkin. Ditambahkan larutan natrium klorida, lalu dikocok
larutan. Dipisahkan larutan natrium klorida. Didalam larutan diklorometan
ditambahkan natrium sulfat anhidrat. Dikocok larutan sebanyak 5 menit.
Dipisahkan larutan, lalu dicuci natrium sulfat anhidrat dengan diklorometan.
Dievaporasi larutan diklormetan. Digunakan ekstrak untuk percobaan
kromatografi.
B Kromatografi Kertas
Pasta tomat sudah disediakan oleh asisten, sehingga tidak perlu dibuat lagi.
Pada saat pasta tomat ditambahkan etanol 3 ml membutuhkan waktu 30 menit
hingga pasta sampai mengering. Kemudian ketika etanol dibuang tekstur pasta
tomat sedikit berubah menjadi memdat. Setelah itu, ketika campuran tersebut
ditambahkan larutan NaCl sampel yang tadi memadat atau mengering seketika
kembali mencair lagi, kemudian dikeringkan kembali di ruangan asam dan
perlahan lahan mengering kembali.
B. Kromatografi Kertas
β-karoten saat ditotol berwarna kuning muda pada pasta tomat saat di totol
berwarna merah keoren-orenan seperti betadine setelah dimasukan ke dalam
gelas bekker berisi pada fase gerak pada pasta tomat berwarna kuning, pada β-
karoten berwarna bening tidak terlihat di kertas whatman no.1 .
waktu spot 1 jarak yang ditempuh spot sampel dari awal selama 30 menit.
5,8
Rf = Spot 2 = 5,5 = 1,054
5,7
Rf = Spot 3 = 5,5 = 1,036
5,6
Rf = Spot 4 = 5,5 = 1,018
5,6
Rf = Spot 5 = 5,5 = 1,018
Terdapat perkembangan fase gerak pada KLT yang terlihat dibawah lampu
sinar UV.
5,5
Rf = 5,5 = 1
0,8
Rf = 5,5 = 0,14
VII. Pembahasan
Kromatografi yaitu suatu teknik yang banyak digunakan untuk
memisahkan suatu campuran komponenke masing masing komponen
penyusunannya.
Pada percobaan kali ini menggunakan prinsip yaitu perpindahan suatu
metode pemisahan komponen berdasarkan perbedaan kepolaran dan bertujuan
untuk mengidentifikasi senyawa β-karoten yang terdapat pada sampel pasta
tomat dengan dua metode yaitu kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Maksud dari kepolaran ialah dia bisa berpindah karena kepolarannya.
a. Pembuatan ekstrak pigmen
Pasta tomat yang digunakan pada waktu praktikum yaitu pasta
tomat yang telah disediakan oleh asisten dikarnakan estimasi waktu
yang tidak mendukung karena pada pembuatan ekstrak pasta tomat
membutuhkan waktu selama kurang lebih 4 jam sedangkan waktu
untuk praktikum terbatas. Pada saat mencari noda pada pasta tomat
tidak terlihat atau tidak ditemukan noda karena beberapa kemungkinan
diantaranya yaitu eluen yang tidak cocok, sampel pada saat di totolkan
terlalu pekat sehingga noda tidak dapat ditemukan, kemungkinan
tomat yang digunakan yaitu tomat yang tidak fresh.
b. Kromatografi kertas
Kromatografi kertas yaitu metode pemisahan sederhana suatu
campuran senyawa pada fase diam dan fase gerak dengan
menggunakan kertas sebagai penetralan pendukung fase diam. Fase
diam pada kromatografi kertas yaitu air dan kertas hanya sebagai
penyangga saja, fase geraknya yaitu cairan larutan yang digunakan.
Prinsip pada kramatografi kertas yaitu berdasarkan fase gerak
berlomba lomba dengan air.
Pada percobaan ini kertas whatsman dengan nomor 2,3 dan 4
ditetesi oleh sampel pasta tomat dan no 1 dan 5 ditetesi oleh β-karoten.
Dalam hal ini fungsi dari β-karoten yaitu sebagai tolak ukur atau
sebuah acuan untuk memastikan apakah pada sebuah sampel pasta
tomat terdapat β-karoten atau tidak dan juga β-karoten merupakan
golongan terpendek yang secara biokimia disusun oleh 8 isoprene.
Sebagai senyawa hidrokarbon yang tidak memiliki gugus oksigen,
karoten yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam air.
Kemudian kertas whatsman yang di simpan di dalam bejana hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah pencampuran eter dan aseton yang
berdifusi dan sudah menjenuh dan dapat digunakan karena kertas
whatsman di dalam bejana menjadi basah dan noda pada pasta tomat
dan β-karoten merambat hingga ujung titik batas. Penjenuhan ini perlu
dilakukan supaya kenaikan warna merata hingga dapat ditemukan noda
yang tertera pada sampel. Pada saat pencampuran eter dan aseton
terjadi reaksi gas yang menimbulkan bau yang kurang sedap.
Setelah dimasukan kertas whatsman ke dalam bejana terjadi
perubahan pada tiap tiap spot nomor yang ada pada awalnya berupa
tetesan berwarna merah marun dan tidak semua spot nomor warna naik
karena adanya senyawa non polar dan polar. Pada kromatografi kertas
ini terdiri dari fase geraknya yaitu eter dan aseton yang bersifat non
polar sedangkan fase diamnya adalah air.
Namun, pada percobaan kali ini hasilnya tidak sesuai karena noda
yang tidak ditemukan dan hal ini bisa disebabkan karena beberapa
faktor. Yang pertama bisa jadi karena pasta tomat yang kurang fresh
bisa karena pada saat penotolan ekstrak terlalu tebal dan bisa juga
tomat yang digunakan merupakan tomat palsu dan penotolan yang baik
yaitu harus terhadap satu titik.
c. Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis yaitu metode pemisahan komponen yang
menggunakan fase diam berupa silica gel dan fase geraknya larutan
yang bersifat non polar dan yang menjadi penyangganya dalah
alumunium. Prinsip kromatografi KLT yaitu adsorpsi dan yang
menjadi adsorbennya adalah silika.
Setelah plat atau lapisan di simpan di dalam beaker glass tertutup
rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok. Alasan menutup
gelas kimia adalah untuk meyakinkan bahwa kondisi dalam gelas
kimia biasanya ditempatkan kertas whatsman atau kertas saring yang
dibasahi gelas pelarut. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler
karena pelarut gelas bergerak lambat pada lempengan, komponen
komponen yang berbeda dan campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak perbedaan bercak warna.
KLT ditetes dengan pasta tomat dengan menggunakan pipa kapiler
yang kecil dan mudah patah sehingga kita harus berhati – hati pada
saat penetesan. β-karoten yang digunakan dalam percobaan
kromatografi ini, merupakan senyawa kimia yang mudah mebguap
apabila di biarkan di udara terbuka , penutupan rapat dilakukan supaya
terlihat terjadinya perubahan supaya noda pada saat dilihat di bawah
sinar UV dan noda praktikum dinyatakan berhasil apabila noda muncul
pada ukuran beberapa space/jarak pada saat ditutup karena sudah pada
titik jenuh. Setelah pemakaian, senyawa ini ditutup kembali dengan
menggunakan plastik wrap supaya tidak bereaksi dengan udara sekitar.
β-karoten juga merupakan senyawa non polar yang strukturnya
memiliki banyak CH3. β-karoten juga dapat digunakan sebagai
senyawa baku standar.
KLT pada percobaan kali ini harus dilakukan dengan teliti karena
sering terjadi tidak menemukan titik jenuh dan sulit menemukan noda
karena penutupan yang kurang rapat dan tertutup rapat.
KLT digunakan untuk senyawa tunggal, hal ini dikarenakan supaya
dapat terlihat bercak bercak di fase geraknya. Dengan kata lain KLT
dapat digunakan untuk memantau senyawa.
Dengan membagi jarak tempuh noda dari pelarut, maka akan di
dapat nilai Rf. Nilai Rf yaitu nilai yang menunjukan kemurnian suatu
kromatogram. Menghitung Rf dilakukan untuk analisis kuantitatif
untuk menetukan kemurnian suatu kromatogram, dapat dilakukan
dengan cara membandingkan nilai Rf kromagtogram praktek dengan
nilai Rf kromatogram teori. Secara teoritis, Rf β-karoten adalah
berkisar 0.45 – 0,5. Hasil praktik yang telah dilakukan hasil Rf β-
karoten di dapatkan sebesar 0,145.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan kromatografi hasil Rf yang telah diperoleh pada spot 1
yaitu 1,036, pada spot 2 sebesar 1,054, spot 3 sebesar 1,036, pada spot 4
sebesar 1,018 dan pada spot 5 dihasilkan sebesar 1,018.
Pada kromatografi lapis tipis di hasilkan hasil Rf pada pasta tomat yaitu 1
dan pada β-karoten yaitu sebesar 0,145. Sehingga terjadi perbandingan fase
yaitu terhadap heksana dan etanol 7ml : 3ml.
IX. Daftar pustaka
J. Marray 2004. Kromatografi . Balai Pustaka : Jakarta
Stacy.2003.Kimia Dasar dan Terapan Moderen. Erlangga : Jakarta
Yasid . 2005. Kromtografi . Erlangga : Semarang
Ahmad.H.P.1992. Kimia untuk Universitas, jilid satu. Bandung : Erlangga
Chang,R.2005. (Alih Bahasa:Suminar Setiati Achmadi). Kimia Dasar
konsep-konsep inti jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta : Erlangga ).
Diana,B.2013. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta: Pelita.