https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi
Kromatografi adalah teknik umum dalam pemisahan senyawa yang dilakukan di laboratorium.
Teknik ini umumnya dipelajari pada pelajaran kimia di tingkat sekolah menengah atas atau di
perkuliahan.
Komponen campuran pada fase gerak bergerak pada fase diam dengan kecepatan berbeda, sehingga
menyebabkan campuran tersebut terpisah antara satu dengan yang lainnya. Sifat alami dari fase
gerak dan fase diam yang akan menentukan komponen yang terpisah tersebut bergerak lebih cepat
atau lebih lambat. Perbedaan waktu gerak ini disebut waktu retensi.
Kromatografi kertas adalah kromatografi paling umum. Kromatografi ini menggunakan kertas
sebagai fase diam. Gaya kapiler pada kertas yang basah berfungsi menarik cairan melewati kertas
dan memisahkan campuran.
Prinsip kromatografi kertas ialah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang
komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran komponen,
berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang
sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.
Metode kromatografi kertas ini digunakan karena pelarutan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang
teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil yang lain dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi
yang sederhana. Jadi dengan metode kromatografi kertas, kita sudah dapat melakukan percobaan
dengan hasil yang baik. Prinsipnya pun adsorbs dan kepolaran, dimana adsorbs didasarkan pada
panjang komponen dalam campuan yang diadsorbsi pada permukaan fase diam dan kepolaran,
dimana adsorbs didasarkan pada panjang komponen yang berpengaruh, karena komponen akan
larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase
gerak
https://farmasiindustri.com/industri/pengertian-kromatografi-dan-jenisnya.html
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah tipe kromatografi cair yang fase diamnya
berupa lapisan tipis sorben partikel yang seragam dalam bentuk pelat gelas,
aluminium foil, atau plastik. Kromatografi lapis tipis termasuk jenis kromatografi
planar.
KLT adalah metode kromatografi yang paling sederhana dan murah. Oleh karena itu
paling banyak digunakan baik oleh siswa, mahasiswa di perguruan tinggi maupun di
lembaga penelitian. Kromatografi planar adalah kromatografi dimana terjadi
pemisahan suatu pigmen warna dari suatu klorofil yang di lakukan oleh Tsweet,
dimana Tswet mengunakan kolom yang didalamnya dimasukan suatu fase diam
yang berupa kalsium karbonat yang disimpan diatasnya suatu ekstrak dari pigment
klorofil yang kemudian dielusi dengan suatu pelarut organik, sehingga dihasilkan
pemisahan dari pigmen-pigmen tertentu yang terelusi tidak bersamaan, sementara
kertas original dari Tsweet berada di Rusia yang dipublikasikan pada tahun 1906, dan
di review oleh Ettre.
Dasar dalam Kromatografi lapis tipis adalah larutan sampel diaplikasikan ke dalam
pelat, dan pelat dikembangkan dengan memasukkannya ke dalam bejana tertutup
dan bagian dasar dari bejana diisi dengan fase geraknya (eluen) yang biasanya
terdiri dari campuran dari beberapa pelarut. Setelah pengembangan, pelat di angkat
dari bejana dan ditandai untuk dihitung nilai Rf-nya (jarak pita yang terpisah dan
jarak eluennya)
https://farmasiindustri.com/qc/kromatografi-lapis-tipis.html
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah teknik kromatografi yang dipergunakan untuk memisahkan
komponen suatu campuran menggunakan fasa diam tipis yang didukung oleh larutan
penyangga lembam. Sehingga kromatografi lapis tipis ini dapat dilakukan pada skala analitik sebagai
sarana untuk memantau kemajuan suatu reaksi, atau pada skala preparatif untuk memurnikan
sejumlah kecil senyawa.
Kromatografi lapis tipis sebagai alat analisis yang banyak digunakan karena kesederhanaannya,
biaya relatif rendah, sensitivitas tinggi, dan kecepatan pemisahan. Pada penyelesaian pemisahan,
setiap komponen muncul sebagai bintik-bintik yang dipisahkan secara vertikal. Setiap bitnik dalam
rumus penghitungan memiliki faktor retensi (Rf) yang dinyatakan sebagai:
Dimana faktor yang mempengaruhi faktor retardasi adalah sistem pelarut, jumlah material yang
terlihat, absorben dan temperatur.
1. Pelat kromatografi lapis tipis tidak memiliki fase diam yang lebih lama.
2. Jika dibandingkan dengan teknik kromatografi lainnya, panjang pemisahan dibatasi.
3. Hasil yang dihasilkan dari KLT sulit untuk direproduksi.
4. Karena KLT beroperasi sebagai sistem terbuka, beberapa faktor seperti kelembaban dan
suhu dapat mempengaruhi hasil akhir kromatogram.
5. Batas deteksi tinggi dan oleh karena itu jika kita menginginkan batas deteksi yang lebih
rendah, kita tidak dapat menggunakan KLT.
6. Kromatografi lapis tipis hanya teknik analisis kualitatif dan bukan kuantitatif.
https://www.pakarkimia.com/kromatografi-lapis-tipis/