Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ferina Indah Sari

Nim : 1713453033
Kelas : T1 Reg1
D3 Analis Kesehatan

Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase
gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berupa molekul yang ada pada larutan. Molekul
yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Dengan menggunakan berbagai macam tipe molekul bisa dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut bisa dianalisis
menggunakan detektor atau bisa dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.

Jenis-Jenis Kromatografi berdasarkan alat yang digunakan


Kromatografi kertas

Kromatograsi kertas adalah kromatografi yang menggunakan fase diam kertas yaitu kandungan
selulosa didalamnya, sedangkan yang digunakan sebagai fase geraknya yaitu pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai.

Kertas yang bertindak sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel (senyawa) atau
pelarut, setelah itu sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak
keatas. Perbandingan jarak antara sampel dan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf.
Kromatografi kertas ini digunakan untuk memisahkan tinta, zat pewarna, senyawa pada
tumbuhan seperti klorofil, make up dan zat lainnya.

Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis ini merupakan teknik analisis kualitatif dari sampel yang ingin diperiksa
dengan memisahkan komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Seperti yang telah
dijelaskan tadi, prinsip kerja kromatografi lapis tipis yaitu memisahkan sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran anatara sampel dengan pelarut yang digunakan. Biasanya teknik kromatografi
ini menggunakan plat silika sebagai fase diam dan fase gerak yang digunakan disesuaikan dengan
jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran yang digunakan disebut eluen.
Semakin dekat kepolaran antara sampel dan eluen maka sampel akan semakin terbawa fase gerak.

Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif, untuk itu diperlukan perhitungan tertentu untuk
memastikan spot yang terbentuk berjarak sama meski ukuran jarak plat berbeda. Nilai
perhitungan tersebuu yakni nilai Rf. Nilai Rf ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif
antar sampel.Selain itu, nilai Rf juga digunakan sebagai derajat resisten sebuah komponen dalam
fase diam sehingga nilai Rf juga sering disebut dengan faktor retensi. Rumus menghitung nilai
Rf yaitu:
Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh pelarut

Semakin besar nilai Rf sampel maka semakin besar jarak gerak senyawa pada plat kromatografi
lapis tipis. Ketika membandingkan dua sampel berbeda di kondisi kromatografi yang sama , nilai
Rf akan besar jika senayaea kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat
kromatografi tersebut.

Nilai Rf bisa dijadikan buktiuntuk mengidentifikasi senyawa. Jika identifikasi nilai Rf bernilai
sama maka senyawa tersebut dikatakan mempunyai karakteristik yng sama/mirip. Dan
sebaliknya, jika nilai Rf berbeda berarti senayaa tersenyawa yang berbeda.

GLC (Gas Liquid Chromatography)

GlC adalah salah satu jenis kromatografi gas yang digunakan untuk memisahkan senyawa
organik yang mudah menguap. Kromatografi ini menggunakan fase gas sebagai fase gerak dan
zatcairsebagaifasediam.
Pengaplikasian kromatografi gas ini yaitu digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari zat
yang tidak diketahui, contohnya senyawa berbeda dalam bensin. Waktu analisa menggunakan
kromatografi gas ini cenderung lebih lama. Instrumen yang digunakan dalam kromatografi ini lebih
kompleks, instruen tersebut diantaranya:

• Gas Pembawa, yaitu gas yang harus inert dengan sampel dan juga harus murni. Gas pembawa
yang banyak dihgunakan diantaranya hidrogen, nitrogen, argon dan helium.
• Detektor, ini berfungsi untuk mengubah sinyal analitik menjadi sinyal listrik.
• Rekorder, ini berfungsi untuk mengubah sinayal listrik menjadi sinyall mekanik agar dapat
dibaca dalam bentuk data.
• Injektor, yaitu tempat untuk menyuntikan sampel
• Kolom
• Pengontrol aliran.

HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Kromatografi jenis ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis kromatografi
lainnya, keunggulan tersebut diantaranya lebih cepat dalam menganalisa, memiliki resolusi yang
lebh tinggi, memiliki sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolaom yang sudah digunakan dapat
digunakan kembali, cocok dan ideal untuk zat yang memiliki molekul besar dan berionik serta
mudah menrekoveri sampel.

High Performance Liquid Chromatography ini juga menggunakan sistem instrumen pada
kromatografi gas. Teknik kromatografi ini menggunakan tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi
sehingga revolusi yang dihasilkan resolusi yang lebih baik dibandingkan kromatografi jenis
lain.
Kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan

Kromatografi Adsorpsi

Pada jenis kromatografi adsorpsi, prinsip pemisahan berdasarkan proses adsorpsi analit dalam
permukaan padatan fase diam. Padatan fase diam dapat berupa silika gel atau alumina yang
memiliki luas permukaan relatif besar. Kromatografi adsorpsi merupakan salah satu metode
kromatografi yang cukup lama. Pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat afinitas adsorpsi dari
komponen sampel pada permukaan padatan aktif. Kromatografi adsorpsi menggunakan fase
gerak cairan maupun padatan yang mampu teradsorp pada permukaan fase diamnya. Pada
gambar dibawah ini ditunjukkan interaksi adsorpsi antara analit pada fase gerak dengan
permukaan fase diamnya.

Kromatografi adsorpsi

Metode kromatografi adsorpsi memiliki beberapa kelemahan dia antaranya yang pertama adalah
keterbatasan jumlah adsorben yang dapat digunakan untuk melakukan pemisahan. Kedua adalah
koefisien distribusi terhadap adsorpsi yang seringkali tergantung pada konsentrasi total
komponen yang akan dipisahkan, sehingga mengakibatkan pemisahan kurang sempurna.
Kromatografi Partisi

Kromatografi partisi adalah kromatografi dimana proses pemisahannya berdasakan kemampuan


adsorpsi analit pada lapisan tipis cairan yang dilapiskan pada partikel padatan inert fase diamnya.
Prinsip utama pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan antara komponen sampel pada fase
diamnya (gas chromatography), atau berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam fase
gerak dengan fase diamnya (liquid chromatography). Keuntungan metode kromatografi partisi
ini adalah distribusinya tidak bergantung pada konsentrasi, sehingga pemisahan dapat terjadi
lebih baik.

Kromatografi partisi

Kromatografi Pertukaran ion

Pada kromatografi penukar ion, ion terpisahkan berdasarkan gaya elektrostatiknya membentuk
grup fungsional yang bermuatan pada fase diam. Kromatografi penukar ion menggunakan resin
sebagai padatan fase diam yang berguna untuk mengikat anion atau kation. Larutan ion
bermuatan pada fase gerak akan berikatan denga resin yang memiliki muatan berlawanan melalui
gaya elektrostatik.
Kromatografi penukar ion

Kromatografi ekslusi
Exclusion Chromatography merupakan tipe kromatografi yang tidak banyak dipengaruhi
oleh interaksi antara fase diam dengan zat terlarutnya. Proses pemisahan berdasarkan
volume hidrodinamik dari molekul atau partikel. Dalam teknik ini, gel nonionik dengan
ukuran pori yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan
ukuran molekulnya (BM).

Kromatografi penukar ion


Menggunakan suatu resin penukar ion sebagai fasa diam
Mekanisme pemisahan didasarkan pada kesetimbangan pertukaran ion
Ada dua cara untuk melaksanakan penukaran ion yaitu cara batch dan cara penukaran dalam kolom.
Cara pertama jarang digunakan, oleh karena itu pembicaraan difokuskan pada cara kedua yaitu
penukaran dalam kolom.
Konsep pelat teori yang dikembangkan oleh Martin dan Synge pada kromatografi partisi dapat
diaplikasikan secara langsung dalam kromatografi penukar ion dengan beberapa perubahan
terminology.
Secara kuantitatif afinitas resin penukar ion terhadap ion-ion yang ditukar dinyatakan dengan besaran
angka banding distribusi (D) sebagai berikut:
Dalam kromatografi penukar ion, persamaan fundamental yang umum digunakan adalah VR = VM +K . Vs
VR = volume retensi komponen X
VM = volume fasa gerak didalam kolom
VS = volume fasa diam didalam kolom
K = koefisien distribusi komponen X antara fasa gerak dan fasa diam

Anda mungkin juga menyukai