Anda di halaman 1dari 11

Definisi Kromatografi Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut

diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography). 2.2 Jenis-jenis Kromatografi Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas chromatography dan liquid chromatography. Masing-masing golongan dapat dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada definisi di atas. Skema Pembagian Kromatografi

Pembagian ini selanjutnya dapat dibagi lagi seperti terlihat pada skema berikut: 1) Kromatografi Gas : a. GLC (Gas Liquid Chromatography) b. GSC (Gas Solid Chromatography) 2) Kromatogarafi Cair : a. HPLC (High Performance Liguid Chromatography) b. LLC (Liquid Liquid Chromatography) - PC (Paper Chromatography) c. LSC (Liquid Solid Chromatography) - TLC (Thin Layer Chromatography), Kolom d. Ion Excange e. Ekslusi : - GP (Gel Permeation) - GF (Gel Filtration) A. Liquid Liquid Chromatography (LLC) LLC adalah kromatografi pembagian dimana partisi terjadi antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak. Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan sebagai fase gerak adalah pelarut organik. Misalnya pada kromatografi kertas, sebagai fase diam adalah air yang terserap pada serat selulosa dari kertas. B. Paper Chromatography (PC) Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponenkomponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan Kromatografi kertas telah dilakukan dimana proses dikenal sebagai "analisa Kapiler". Metoda-metoda ini sangat sesuai dengan kromatografi serapan, dan sekarang kromatografi kertas dipandang sebagai perkembangan dari sistem partisi. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa. Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti atau mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi pada kertas dan dapat segera diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki, komponen-komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong-motongnya, kemudian dilarutkan secara terpisah. C. Liquid Solid Chromatography (LSC) LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben digunakan silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak dalam sebuah kolom dimana komponenkomponen campuran dipisahkan dengan adanya fase gerak. Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC) merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini. D. Ion-Exchange Chromatography Teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau anorganik sebagai penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion dengan afinitas yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan. Analisa asam-asam amino adalah yang umum dilakukan dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam nukleat dan analisis garam-garam anorganik. E. Exclusion Chromatography Dalam teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya (BM). Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel sedangkan molekul besar akan melewati selasela gel lebih cepat bila dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil. Bila sebagai penyaring digunakan gel yang hidrofil (Sephadex) maka teknik ini disebut gel filtration chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography. Teknik kromatografi yang umum digunakan di bidang farmasi yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi gas, dan high performance liquid chromatography (kromatografi cair kinerja tinggi / KCKT). Koefisien Distribusi Distribusi dari molekul-molekul sampel diantara dua fase ditentukan oleh tetapan kesetimbangan yang dikenal dengan koefisien distribusi, K (koefisien partisi).

K = Koefisien partisi Cs = Konsentrasi sampel dalam fase diam (stationary phase) Cm = Konsentrasi sampel dalam fase gerak (mobile phase) Bila harga K, besar berati populasi molekul dalam fase diam lebih besar dari pada fase gerak dan berarti rata-rata lebih lama tertahan dalam fase diam.

Faktor Kapasitas

K Adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuay komponen-komponen dalam sampel yang dibawa oleh fase gerak berinteraksi dengan kolom (fase diam). Laju Pemisahan Apabila bagian waktu yang dibutuhkan oleh molekul sampel pada fase gerak dikalikan dengan kecepatan linier (u) dari fase gerak maka diperoleh laju pemisahan (rate of travel) dari molekul rata-rata. Jadi, laju pemisahan ditentukan oleh : 1. Kecepatan fase gerak (sama untuk tiap komponen campuran). 2. Perbandingan dari volume fase diam dengan fase gerak (sama untuk tiap komponen campuran). 3. Koefisien distribusi (spesifik untuk tiap komponen campuran). Retention Time Waktu yang diperlukan oleh sebuah komponen sampel untuk melintasi kolom sepanjang L disebut retention time (t). Dari definisi ini, laju pemisahan diperoleh: Persamaan ini merupakan persamaan dasar untuk semua jenis kromatografi. Dalam praktek sering diterapkan pada kromatografi gas dan definisinya dapat diubah menjadi retention time, yaitu waktu yang diperlukan oleh sampel mulai dari saat injeksi sampai timbulnya peak maksimum. Retention Volume Bila kecepatan dari fase gerak konstan, maka volume dari fase gerak yang diperlukan untuk memisahkan suatu komponen campuran dari kolom dapat dihitung dengan rumus berikut : Volume = waktu kecepatan aliran VR = tRF Bila persamaan retention time disubstitusikan ke dalam persamaan ini maka diperoleh: VR = Vm (1 + K) = Vm + KVs Vm = Volume dari fase gerak dalam kolom Vs = Volume dari fase diam

Bila fase diam berupa zat padat maka Vs dapat dirubah menjadi luas permukaan / area adsorption) atau dengan kapasitas penukar ion. Relative Retention (selektifitas, ) Relative Retention adalah nilai yang menunjukkan seberapa baik sistem kromatografi dapat memisahkan dua komponen. Retention time dan retention volume kurang tepat jika dipakai untuk identifikasi dengan membandingkan data-data lainnya karena hargaharga ini sangat tergantung dari cara pembuatan kolom dan kondisi percobaan. Untuk menghilangkan efek dari operasional variabel, maka lebih baik digunakan harga relative retention yaitu perbandingan antara retention time sampel dengan retention time standar yang diperoleh dari kolom yang sama dengan kondisi percobaan yang sama. Plate Theory (N) Martin dan Synge melihat adanya persamaan proses yang terjadi pada kolom kromatorafi dengan kolom destilasi bertingkat kemudian menerapkan konsep theoretical rate pada pemisahan dengan destilasi ke dalam kromatografi. Harga N ditentukan oleh kontruski kolom, sifat sampel. Flow rate, temperature, cara memasukkan sampel dll. Ada 2 cara memperbesar harga N yaitu dengan memperpanjang kolom dan dengan memperpanjang jumlah keseimbangan (equilibrium) alam jangka waktu yang sama. Rate Theory Dalam praktek harga H selalu lebih besar dari harga idealnya (nol) yang berarti terjadi pelebaran peak. Pelebaran ini disebabkan oleh 3 faktor yaitu: 1) Efek Perbedaan Jarak (Eddy Diffusion) Perbedaan jarak yang dilalui oleh molekul yang satu dengan yang lain disebabkan perbedaan bentuk, ukuran partikel-partikel pengisi kolom, cara pengisian kolom, dan diameter dari kolom. Perbedaan ini mengakibatkan perbedaan waktu keluarnya molekulmolekul dari kolom. Untuk memperkecil efek ini, digunakan partikel-partikel kecil yang serba sama tetapi tidak menyebabkan penurunan tekanan dalam kolom terlalu tinggi, diameter kolom yang kecil, pengepakan yang mampat dan serba sama tanpa memecahkan partikelpartikel pengisi kolom tersebut. 2) Difusi Molekul Sepanjang Kolom Molekul-molekul cenderung untuk berdifusi dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasiya rendah. Akibatnya, waktu melintasi kolom, molekul-molekul akan menyebar (berdifusi) ke belakang dan ke depan. 3) Efek Ketidaksinambungan Aliran yang terus-menerus dari fase gerak menyebabkan penyimpangan dari keseimbangan dimana Cs/Cm selalu lebih kecil dari K pada tepi zona yang didepan dan selalu lebih besar pada tepi zona yang di belakang seperti terlihat pada gambar di atas (c). Pada partition chromatography, efek ini makin nyata bila kekentalan fase diam makin tinggi.

BAB III PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan yang dibutuhkan 1) Kertas Saring 2) Beaker glasss 300 mL 3) Kaca Arloji 4) Pipa kapiler 5) Amil alkohol 6) Etanol 95% 7) Amoniak 2M 8) Aquadest 3.2 Cara Kerja 1) Tuangkan ke dalam beaker glass 300 mL campuran dari 10 mL amil alcohol, 10 mL etanol 95% dan 10 mL amoniak 2M, kemudian tutup rapat dengan kaca arloji. Biarkan hingga 5 menit, agar atmosfer dalam beaker glass menjadi jenuh oleh uap pelarut untuk meningkatkan daya pelarut. 2) Potong kertas saring hingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 3 cm 10 cm, kemudian buatlah garis dengan pensil dari ujung atas dan ujung bawah masing-masing 2 cm. 3) Totolkan sampel pada bagian tengah garis ujung bawah yang telah dibuat dengan menggunakan pipa kapiler, biarkan noda mongering, kemudian totolkan sampel sekali lagi. 4) Masukan kertas saring tersebut ke dalam beaker glass dan pastikan miniskus pelarut berada di bawah garis noda. Beaker glass ditutup dan biarkan pelarut bergerak ke atas sepanjang kertas saring dan jangan biarkan pelarut mencapai ujung kertas. 5) Jika pelarut hendak mendekati ujung atas kertas saring, maka segera keluarkan kertas dari beaker glass dan beri tanda posisi pelarut dengan pensil kemudian biarkan kertas saring mongering. Kemudian hitung Rf dari setiap komponen. BAB IV HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Percobaan : NODA JARAK WAKTU Merah muda Kuning

Pelarut 4,80 cm 5,75 cm 7,00 cm 22 : 34 : 99 4.2 Perhitungan :

1) Merah muda Rf =

= 0,69 cm 2) Kuning Rf =

= 0,82 cm

4.3 Pembahasan : Pada praktikum kali ini yaitu praktikum mengenai Krmatografi Kertas. Kromatografi ini termasuk salah satu analisis pemisahan, yang tujuannya untuk memisahkan berbagai komponen yang ada dalam suatu sampel. Dengan prinsipnya, memisahkan komponenkomponen atas perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fasa diam yang berupa kertas di bawah gerakan fasa gerak yaitu campuran pelarut organic (amyl alcohol, etanol 95% dan amoniak 2M). Pada kromatografi kertas sampel yang dipergunakan yaitu kunyit (Curcuma domestica) yang berwana dominan kuning dengan bintik merah. Proses preparasi sampel pada kromatografi kertas, yaitu serbuk sampel ditambahkan pelarut alcohol.

Pada kromatografi kertas, fasa diam yang dipergunakan adalah kertas yang sangat beragam dan saat praktikum dipergunakan kertas saring yang dipotong persegi panjang (10 cm 3 cm), dengan fasa gerak campuran pelarut organic :10 mL amyl alcohol, 10 mL etanol 95% dan 10 mL amoniak 2M. Tidak seperti pada KLT, pada kromatografi kertas prosesnya cukup cepat, selain proses penetesan sampel tidak terlalu rumit, kromatografi kertas juga tidak perlu menunggu fasa diam kering untuk meneteskan sampel. Sebelum noda sampel diteteskan, terlebih dahulu kertas saring diberi garis dengan menggunakan pensil untuk membuat jarak antara noda dengan pelarut dibawahnya, dan yang kedua adalah membuat tanda untuk meneteskan sampel yang berjarak 2 cm. Pada saat praktikum penetesan sampel dilakukan menggunakan pipa kapiler, saat penetesan noda sampel, fasa diam berada dalam posisi mendatar dan noda dibiarkan mengering ( 23 menit) terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam bejana yang berisi fasa gerak. Penetesan noda yang terlalu banyak harus dihindari, karena kelebihan setiap komponen akan menyebabkan tidak akan tercapainya kesetimbangan partisi selama ia bergerak, hingga ia akan mengakibatkan terjadinya kedudukan atau lokasi yang kabur. Setelah noda sampel mengering, kertas dimasukan ke dalam bejana sudah jenuh dengan fasa gerak, kertas saring berisi noda yang sudah kering tersebut diposisikan tegak berdiri dan bagian bawahnya terbenam dalam fasa gerak. Metoda yang dipakai dalam kromatografi kertas ini adalah metoda penaikan, yaitu kertas dicelupkan hingga ujung di mana aliran mulai bergerak terletak sedikit di atas permukaan dari pelarut dan pelarut naik melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Kertas sebagai serat-serat selulosa dengan lapisan yang sangat tipis dari molekul-molekul air yang berikatan pada permukaan.

Interaksi ini dengan air merupakan efek yang sangat penting selama pengerjaan kromatografi kertas. Noda-noda yang naik dari sampel daun menir ini terdiri dari 2 warna, yaitu merah muda dan kuning. Jarak yang ditempuh dari masing-masing warna adalah merah muda : 4,80 cm dan kuning : 5,75 cm. Sedangkan jarak yang ditempuh pelarut adalah 7,00 cm. Dari data tersebut maka harga Rf untuk masing-masing warna adalah, warna merah muda 0,69 cm dan warna kuning 0,82 cm. Harga Rf dari kromatografi kertas ini cukup tinggi, salah satu penyebabnya adalah dalam penggunaan fasa gerak, molekulmolekul polar akan memiliki atraksi yang tinggi untuk molekul-molekul air dan kurang untuk pelarut yang non polar. Molekul-molekul polar dalam campuran sampel memiliki sedikit atraksi antara molekul-molekul air dan molekul-molekul yang melekat pada selulosa, karena akan menghabiskan banyak waktunya untuk larut dalam pelarut yang bergerak. Molekulmolekul seperti ini akan bergerak sepanjang kertas diangkut oleh pelarut. Hal inilah yang menyebabkan nilai Rf menjadi tinggi.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum, serta apa yang penyusun tulis atau sampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut : Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu bentuk kertas. Kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Keuntungan-keuntungan dari Kromatografi diantaranya : a. Kromatografi merupakan metoda pemisahan yang cepat, mudah dan menggunakan peralatan yang murah serta sederhana, kecuali untuk kromatografi gas, hingga campuran yang kompleks dapat dipisahkan dengan mudah. b. Kromatografi hanya membutuhkan campuran cuplikan.yang sangat sedikit sekali, bahkan tidak menggunakan jumlah yang besar, disamping itu kromatografi pekerjaannya dapat diulang.
http://semangatrusmana.blogspot.com/2011/07/laporan-kromatografi-kertas.html
Seperti halnya ekstrasksi, kromatografi meruapakn salah satu metode pemisaha komponen dari campurannya. Secara spesifik kromatografi menurut Keulemans merupakan suatu metode pemisahan fisik, dimana komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fase. Pada percobaan ini kertas saring Whatman 1 yang sudah dipotong sesuai prosedur kerja dimasukkan ke dalam tabung, alcohol dimasukkan ke dalam tabung terlebih dahulu supaya alcohol memenuhi ruangan pada tabung tersebut. Sederhananya, pada kromatografi kali ini dilakukan pemisahan komponenn warna dari dua spidol, yaitu hitam dan cokelat. Dari hasil percobaan pada spot hitam diperoleh tiga warna. Yaitu, ungu, biru dan cokelat. Dengan jarak tempuh yang berbeda-beda. Diperoleh : Jarak Jarak Jarak Jarak batas batas batas batas warna ungu = 13.8 cm warna biru = 12.4 cm warna cokelat = 7.7 cm pelarut (alcohol) = 15 cm

maka diperoleh: Rf = jarak yang ditempuh komponen/jarak yang ditempuh pelarut (eluen) Rf ungu =13.8 cm/15 cm = 0.920 Rf biru =12.4 cm/15 cm = 0.826 Rf cokelat = 7.7 cm/15 cm = 0.513 Dengan adanya kapilaritas, alcohol 96% membawa spot warna nitam merangkak naik. Pada titik-titik tertentu warna hitam terurai menjadi ketiga warna tersebut. Pada plot berwarna cokelat, ia terurai menjadi dua warna, yaitu kuning dan merah muda. Seperti halnya pada plot hitam, setelah 60 menit alcohol bergerak sepanjang kertas dengan kecepatan komponen yang berbeda-beda sehingga membentuk warna yang berbeda..diperolah : Jarak batas warna merah muda Jarak batas warna kuning Jarak batas pelarut maka diperoleh : = 12.8 cm = 1 cm = 13.5 cm

Rf kuning = 1 cm/13.5 cm = 0.07 Rf merah muda = 12.8 cm/13.5 cm = 0.95 Dari kedua spot di atas, terurainya menjadi dua warna-warna tertentu meruapakan hasil pemisahan komponen warna dari hitam atau cokelat menjadi ungu, cokelat, dan biru atau kuning dan merah muda berdasarkan perbedaan kelarutannya.

Kesimpulan
Teknik pemisahan kromatografi kertas merupakan teknik kromatografi yang paling sederhana dibandingkan teknik-teknik kromatografi lainnya. Pada prisipnya, komponen dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan dari dua spothitam dan cokelat menjadi ungu, biru, cokelat dan kuning, merah muda dengan Rf yang beragam. Beberapa penerapanya kromatografi secara umumdi bidang biologi adalah unuk menghitung residu pestisida pada buah-buahan dan sayur, mengidentifikasi dan mengklasifikasi bakteri, menentukan jalur metabolisme dan mekanisme kerja obat-obatan, menghitung polusi air dan udara dan lain sebagainya.

http://www.docstoc.com/docs/114892908/laporan-praktikum-kromatografi-kertas
Tinjauan Pustaka Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.Beberapa alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line (on-line analysis) seperti: penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair (liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-transform infrared spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS). (Tissue BM. 2000) Jenis Kromatografi diantaranya adalah Kromatografi Cair (LiquidChromatography)Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan

perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.Terdapat beberapa fluid jenis kromatografi cair, diantaranya: reverse phase chromatography, phase High Performance Liquid Chromatography (HPLC), size exclusion chromatography, serta supercritical chromatography. Reverse phase chromatographyReverse chromatography merupakan alat analitikal yang kuat dengan memadukan sifat hidrofobik serta rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silika.Metode ini biasa digunakan untuk proses ekstraksi dan pemisahan senyawa yang tidak mudah menguap (non-volatile).(Bordanaro J, Yip K. 2001) High performance liquid chromatographyHigh performance liquid chromatography (HPLC) mempunyai prinsip yang mirip dengan reverse phase.Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan dan kecepatan yang tinggi.Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek dan berdiameter kecil, namun dapat menghasilkan beberapa tingkatan equilibrium dalam jumlah besar.Size exclusion chromatographySize exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein.Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sangat cepat.Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan molekul kecil.Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori.(Yuningsih.2008) Kromatografi Pertukaran Ion (Ion-Exchange Chromatography)Kromatografi pertukaran ion (ionexchange chromatography) biasa digukanan untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptida, protein.Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar (planar).Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation (cation exchange) dan pertukaran anion (anion exchange).Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif; sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif.Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom.Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi.Namun jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk ikatan ionik dengan kolom.Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom diperlukan penambahan larutan dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.Pemisahan dengan metode ini sangat selektif dan karena biaya untuk menjalankan metode ini murah serta kapasitasnya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan.( Bordanaro J, Yip K.2010) Kromatografi partisi Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi.Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organic.Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan adsorben, dan

pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom.Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan terpisahkan membentuk beberapa lapisan.Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut. R = (jarak yang ditempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil). ( McKay P. 2010)

Kromatografi kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka.Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut. (Hargreaves S. 2010)

http://hamdaniblog.wordpress.com/2012/05/30/laporan-kromatografi/

Anda mungkin juga menyukai