PENDAHULUAN
1. Enzim
Enzim merupakan salah satu jenis substrat biologis yang memiliki fungsi
sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain dimanfaatkan sebagai
biokatalisator, enzim juga berperan dalam industri komersial, bidang pangan,
medis, dan farmakologi. Untuk mendapatkan suatu produk yang maksimal,
maka dalam reaksi biologis digunakan enzim. Hal tersebut dikarenakan enzim
dapat mempermudah proses pembuatan produk. Enzim yang digunakan
sebaiknya memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Akan tetapi, memperoleh
enzim dengan kemurnian yang tinggi tidak mudah karena dibutuhkan biaya
serta proses yang cukup besar.
2. Teknik Pemurnian
Pemurnian
Pemurnian
merupakan
enzim
dapat
tahap
yang
dilakukan
penting
dengan
setelah
beberapa
enzim
cara
diisolasi.
antara
lain
BAB II
PEMBAHASAN
1. KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen
berupa molekul yang berada pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase
gerak akan melewati kolom (fase diam). Molekul yang memiliki ikatan kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang
berikatan lemah. Setelah komponen terelusi dari kolom, dilanjutkan dengan
analisis menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih
lanjut.
Berdasarkan
bahan
dan
peralatan
yang
digunakan,
kromatografi
distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Kromatografi ini dapat digunakan untuk memisahkan suatu campuran dengan
metode analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti
kolom. Jenis kromatografi ini merupakan salah satu pengembangan dari
kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa
diam. Dalam kromatografi kertas, fasa diam juga didukung oleh suatu zat padat
berupa bubuk selulosa. Molekul H 2O yang ada nantinya akan terabsorpsi oleh
bubuk selulosa. Kertas sebagai fasa diam dapat berupa campuran pelarut yang
akan mendorong senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler.
Analisis kualitatif menggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara
membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time
retention
(tR)
atau
volume
retention
(VR).
Harga
Rf
zat
baku
dapat
kertas sebagai
Kerta
s
Pelarut
tampak
depan
Pelarut
Pada dasarnya, prinsip kerja kromatografi lapis tipis sama hanya saja ia
digunakan lebih lebar dan tebal, pemisahannya sering dibatasi hanya sampai
beberapa milligram saja.
Cara kerja dari kromatografi lapis tipis adalah yang pertama larutan sampel
ditotolkan pada plat dengan pipet mikro atau injektor pada jarak 12 cm dari
batas plat. Setelah kering, plat siap untuk dikembangkan dengan fasa gerak
sampai pada batas tertentu. Proses pengembangan dikerjakan dalam wadah
tertutup yang diisi eluen dan telah dijenuhi uap eluen agar dihasilkan pemisahan
yang baik. Langkah selanjutnya yaitu mengeringkan sisa eluen dalam plat,
kemudian dilakukan identifikasi dengan beberapa cara, yaitu
pengamatan
Ruang
TLC
Plat TLC
Bercak baris
Fase gerak
yang
dapat
berionisasi
pada
protein.
Hal
tersebut
akan
bermuatan
negatif
memberikan
mekanisme
pemisahan
untuk
positif
dan
negatif
pada
protein
disebabkan
oleh
rantai
Sampel
pada
kolom
Protein Bermuatan
Negatif
Protein bermuatan
positif
Pengumpulan
protein muatan
positif
atau
sefadeks).
Contoh
matriks
penukar
kation
yaitu
yang lebih kecil akan masuk ke dalam pori matriks dan bergerak lebih
lambat, sedangkan molekul yang lebih besar akan bergerak lebih cepat
karena
tidak
tertahan
di
dalam
pori
matriks.
Dengan
demikian
Butira
n gel
Jumlah
yang
terlaru
t
Matriks
gel
Molekul
kecil
Butiran
gel
Volume effluent
Moleku
l besar
mencuci
elusi
spesifik.
Tujuan
dari
kromatografi
afinitas
adalah
untuk
Pemurnian
dengan
teknik
kromatografi
afinitas
disebut
bufer
aplikasi.
Selektifitas
interaksi
solut-Iigan
yang
tinggi
menyebabkan sampel lain yang tidak terikat akan melewati kolom tanpa
tertahan, Solut yang tertahan dapat dielusi dengan menggunakan pelarut
yang mampu memecah kompleks ligan-solut. Pelarut ini merupakan fase
gerak yang kuat dan seringkali dikenal sebagai buffer elusi.
Buffer pengelusi ini dapat berkompetisi tempat dengan ligan terikat,
sehingga protein lepas dan akan keluar bersamaan dengan eluen.
Munculnya puncak pada grafik serapan fraksi protein hasil pemurnian
tergantung pada bufer pengelusi. Jika bufer pengelusi kurang kuat untuk
memutuskan ikatan antara ligan dengan protein, maka akan terjadi tailing,
7
yaitu puncak yang melebar. Selain itu, volume matriks juga mempengaruhi
lebarnya. Jadi, semakin besar volume matriks semakin lebar puncak
serapan sehingga protein yang dihasilkan lebih banyak.
Kromatografi Afinitas
Antibodi antix
terikat pada butiran
tidak terlarut
Tambahkan solute
dengan campuran
antigen
Melepaskan antigens
(unbound antigens)
Antigen elut X
Antigen X murni
1.4Kromatografi Gas
fisik zat organik dan anorganik yang stabil pada pemanasan dan mudah
diatsirikan. Kromatografi gas sebagai instrument untuk analisis fisika kimia
menduduki posisi yang sangat penting dan banyak dipakai, hal ini disebabkan
oleh :
1. Aliran fase gerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap
2. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel ke dalam aliran fase
gerak
3. Pemisahan fisik terjadi di dalam kolom yang jenisnya banyak sekali,
panjang dan suhunya dapat diatur
4. Banyak detektor yang dapat dipakai
5. Mudah digabung dengan instrumen
Pada kromatografi gas, sampel diuapkan di dalam gerbang suntik
(injection port) yang selanjutnya mengalami pemisahan fisik pada kolom
setelah dielusi dengan fase gerak (gas pembawa) yang inert (lembam). Ada
dua metode kromatografi gas, yaitu:
1.4.1
ini lebih efektif untuk pemisahan komponen dengan massa relative (Mr)
rendah.
1.4.2
Terminal
injeksi
Perekam
Gas
adalah
suatu
teknik
pemisahan
yang
didasarkan
pada
Gaya lorentz = qE
F= gaya Lorentz
q= muatan yang dibawa oleh objek
E= adalah medan listrik
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi,
dan memurnikan fragmen DNA. Pergerakan molekul terutama tergantung pada
muatan yang ada di permukaan partikel. Tanda dan besarnya muatan pembawa
oleh variasi group ionogenik tergantung pada kekuatan molekul listrik dan pH
negatif
pada
(-)
"elektrokinetik".
kutub
Hasil
positif
yang
(+).
Pegerakan
didapatkan
dari
yang
terjadi
disebut
elektroforesis
adalah
komponen netral (N) akan tetap diam. Skema alat elektroforesis secara
sederhana dapat dilihat pada gambar yang ada di bawah. Dapat dilihat
komponen yang bermuatan positif akan mengalir ke arah kutub negatif,
sedangkan komponen bermuatan negatif akan mengalir ke arah kutub positif.
teknik
dari
cikal-
bakal
elektroforesis
digunakan
untuk
ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik.
Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik
(Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan
menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga memungkinkan
terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002). Teknik ini dapat digunakan
dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul misalnya
DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan
melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub
yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait
dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris
lingkungan.
Pergerakan molekul terutama tergantung di muatan yang ada pada
permukaan partikel, tanda dan besarnya muatan pembawa oleh variasi group
ionogenik. Tergantung kepada kekuatan molekul listrik dan pH dari medium
dalam mengkateristik, sehingga pemisahan molekul dapat terjadi karena efek
seleksi dan medium yang sesuai.
11
Dua plat
elektrolit
Garis pensil
Filter kertas
2. Elektroforesis gel
Elektroforesis gel adalah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase
diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan
dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul
yang
lebih
besar
seperti
protein-protein.
Kemudian
elektroforesis
gel
akan dipisah, sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan
dipisah. Sering kali ditambahkan larutan penyangga pada fase bergerak untuk
menjaga kestabilan objek elektroforesis gel. Elektroda positif dan negatif
diletakkan pada masing-masing ujung aparat elektroforesis gel. Zat yang akan
dielektroforesis dimuat pada kolom (disebut well) pada sisi elektroda negatif.
Apabila aliran listrik diberikan, terjadi aliran elektron dan zat objek akan
bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif.
Berikut adalah bentuk macam-macam elektroforesis gel teenage, yaitu:
a. Elektroforesis gel poliakrilamida
Elektroforesis gel poliakrilamida sodium dodesil sulfat digunakan secara luas
untuk menganalisis protein karena memiliki pemisahan yang lebih baik di
banding dengan kertas selulosa asetat. Medium penyangga yang digunakan
adalah hasil polimerisasi akrilamida dan bis-akrilamida, dengan Natalia
ammonium
perulfat
(APS)
dan
tetrametilendiamin
(TEMED).
Pemisahan
molekular didasarkan pada perbedaan berat molekul. Selain itu, makin rendah
konsentrasi akrilamida yang digunakan semakin besar ukuran pori gel, serta
gel akan bersifat lunak dan mudah rapuh.
b. Elektroforesis gel agarosa
Gel agarose dapat digunakan untuk memisahkan DNA berukuran lebih dari
100 bp, sedangkan untuk memisahkan DNA dengan ukuran lebih pendek dapat
digunakan gel poliakrilamid (Wilson dan John, 1994). Gel agarose merupakan
fase diam dalam pemisahan fragmen DNA, konsentrasi agarose yang
digunakan dalam pemisahan fragmen DNA sangat mempengaruhi mobilitas
fragmen DNA, semakin besar konsentrasi agarose yang digunakan maka
semakin kecil pori-pori gel, dan semakin kecil konsentrasi agarose maka
semakin besar pori-pori gel.
3. Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan
resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai
digunakan secara luas pada akhir tahun 1940 untuk aplikasi dalam berbagai
bidang
seperti
Elektroforesis
bioteknologi,
kapiler
kimia,
menggunakan
lingkungan,
listrik
dan
analisis
bertegangan
farmasi.
tinggi
yang
ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal. Elektroforesis kapiler
(CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis kapiler, dapat digunakan untuk
memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan kekuatan dan
radius hidrodinamika. Elektroforesis , bermuatan listrik bergerak analit dalam
konduktif
cairan
Diperkenalkan
menengah
pada
tahun
bawah
1960-an,
pengaruh
teknik
suatu
medan
elektroforesis
listrik
kapiler
(CE)
yang banyak dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat. Efek
penguapan juga dapat diturunkan minimal jika elektroforesis dilakukan di
medium pendukung yang dicelupkan dengan larutan buffer. Pemisahan
sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona tertentu. Meskipun
medium
pendukung
menyebabkan
penyaringan
relatif
penyerapan,
berdasarkan
stabil
(inert),
komposisinya
migrasi
elektron
(elektro
ukuran
molekulnya,
yang
mungkin
akan
osmosis)
atau
kesemuanya
geraknya.
Kekuatan
ion
tinggi
dalam
buffer
akan
14
ion
akan
sebanding
dengan
waktunya.
c.tahanan
Medium
buffer
dan
bertambahnya
konsentrasinya.
jarak
antara
Tahanan
elektroda,
akan
namun
meningkat
dengan
berkurang
dengan
3. IMUNOKIMIA
Imunokimia adalah suatu ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh pada makhluk hidup yang berhubungan dengan reaksi kimia dalam tubuh
makhluk hidup itu sendiri. Peran Imunokimia :
1. Antibodi adalah imunoglobulin, suatu glikoprotein. dalam biokimia, gena
adalah DNA, suatu polinukleotida.
2.
Interaksi
antigen
antibodi
merupakan
interaksi
kimiawi
yang
dapat
15
Antigen yang masuk akan ditolak oleh tubuh melalui 2 cara, yaitu:
1. Dengan membuat suatu protein khusus (antibodi) yang akan melekat
pada bahan asing (antigen), tanggapan ini disebut Respon Kekebalan
Humoral.
2. Dengan peran sel limfosit khusus, yaitu sel T. Limfosit yang punya
kemampuan untuk mengikat antigen dan akan dimusnahkan, tanggapan
ini disebut Respon Kekebalan Selular.
Perbedaan masing-masing molekul antibodi terutama ditentukan oleh urutan
asam amino yang menyusun bagian dan memiliki fungsi mengikat antigen.
adalah
sekelompok
protein
yang
berperan
dalam
mempunyai
perbedaan
yang
tidak
banyak,
dengan
perbandingan jumlahnya sebagai berikut: igg1 40-70%, igg2 4-20%, igg3 48%, dan igg4 2-6%. Masa paruh igg adalah 3 minggu. IGG merupakan antibodi
dominan pada respon sekunder dan menyusun pertahanan yang penting
melawan bakteti dan virus. Ini merupakan satu-satunya antibodi yang mampu
melintasi plasenta, oleh karena itu merupakan imunoglobulin yang paling
banyak ditemukan pada bayi yang baru lahir. IGG lebih mudah menyebar ke
dalam celah-celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisis
toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagosistosis.
2. Imunoglobulin m
IGM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru. IGM berfungsi sebagai
reseptor permukaan sel beta untuk tempat pelekatan antigen dan disekresikan
dalam tahap-tahap awal respons sel plasma. Igm sangat efisien untuk reaksi
aglutinasi dan reaksi sitolitik, karena timbulnya cepat setelah infeksi dan tetap
tinggal dalam darah maka igm merupakan daya tahan tubuh penting pada
bakterimia.
Imunoglobulin
merupakan
10%
dari
seluruh
jumlah
16
imunoglobulin, dengan koefisien sedimen 19 s dan berat molekul 850.000l.000.000. 12% dari beratnya adalah karbohidrat. Antibodi igm adalah antibodi
yang pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan antibodi
yang utama pada golongan darah secara alami. Gabungan antigen dengan
satu molekul igm cukup untuk memulai reaksi kaskade komplemen.
3. Imunoglobulin a (iga)
IGA adalah imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu,
air liur, air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran
pencernaan atau usus (corpo antibodies). Imunoglobulin ini melindungi selaput
mukosa dari serangan bakteri dan virus. IGA dihasilkan paling banyak dalam
bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu
zat
protein
khusus,
disebut
secretory
component,
oleh
sel-sel
dalam
membrane mukosa. Fungsi utama iga adalah untuk mencegah perluasan virus
dan bakteri ke permukaan epitel.
4. Imunoglobulin d
Konsentrasi igd dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil
terhadap pemanasan dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya
adalah 180.000. Rantai mempunyai berat molekul 60.000 70.000 dan l2%
terdiri dari karbohidrat. Fungsi utama igd belum diketahui tetapi merupakan
imunoglobulin permukaan sel limfosit b bersama igm dan diduga berperan
dalam diferensiasi sel ini. Imunoglobulin ini tidak mengaktifkan sistem
komplemen dan tidak dapat menembus plasenta. Igd terutama ditemukan
pada permukaan sel b, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor
antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel b menjadi plasma
dan sel b memori.
5.
Imunoglobulin e (ige)
terkena infeksi parasit tertentu, terutama yang disebabkan oleh cacing. Ige
berukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan molekul igg.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyita,W.,2013,makalahelektroforesis,http://www.academia.edu/9068128/makala
h_elektroforesis, diakses 30 September 2016.
18
2013,Imunologi,
http://www.academia.edu/11289457/radioimmunoassay,diakses 18 September
2016.
Yulia,I.,2014,elektroforesis1,https://www.scribd.com/mobile/doc/62958679/ELEKTR
OFORESIS-1, diakses 30 September 2016.
19