Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ISOLASI ANALISIS TUMBUHAN OBAT

ISOLASI DAN ANALISIS ALKALOID

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Titik Sunarni, M.Si., Apt.

Kelompok 3 F : 1. Fadhilia Almas Diyastuti (21154474A)


2. Arvandhy Harmi (21154482A)
3. Nanda Ardianto (21154497A)
4. Julinar Intan Pratiwi (21154502A)
5. Evi Rukmana Putri (21154529A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2017

1
I. JUDUL
Isolasi Dan Analisis Alkaloid
II. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan isolasi dan analisis alkaloid
III. DASAR TEORI
Alkaloida adalah golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroba. Senyawa ini mengandung sebuah
atom nitrogen yang bersifat basa lemah, mempunyai cincin nitrogen yang sebagian besar
heterosiklik yang bersifat aktif dan mempunyai efek fisiologis. Hampir semua alkaloid
yang ditemukan di alam mempunyai efek fisiologis tertentu. Oleh karenaitu alkaloid
digunakan sebagai obat diantaranya atropin sebagai obat kejang, kokain sebagai obat
bius, reserpin sebagai obat penenang.
Alkaloid mempunyai beberapa sifat, Sifat-sifat diantaranya yaitu Mengandung
atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.Berupa padatan kristal yang halus
dengan titik lebur tertentu yang bereaksi dengan asam membentuk garam. Alkaloid
berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna. Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam
bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya. Umumnya
mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi
larut dalamkloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine HCl lebih
larut dalam air daripada bentuk basanya. Dan juga Alkaloid bebas bersifat basa karena
adanya pasangan elektron bebas, garam pada atom N-nya.
Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah
yang dapat membentuk garam dengan asam mineral kuat. Khasiat dari buah lada yaitu
dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, dan
impoten (Septiatin,2001).
Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah
kola, guarana, dan mat. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisidaalami yang
melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman
tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari
biji kopi dan daun teh.
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan
2
kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi
pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses),
tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia). Diketahui
bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena
tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat,
sementara penghancurannya sangat lambat (Hermanto, 2007).
Kafein adalah suatu senyawa senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu
kafein, tein, atau 1,3,7-trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum
bercahaya. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234 oC-239 oC dan
menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan
kloroform, tetapi serikit larut dalam air dingin dan alkohol. Kafein bersifat basa lemah
dan hanya dapat membentuk garam dengan basa kuat (Abraham, 2010).
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik
untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis mikro
dan makro. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari
larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air
(Purwani, et al., 2008).
Metode yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam adalah ekstraksi
soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan
menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang
berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini
didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling
campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi,1995).
KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion-ion
anorganik kompleks, senyawa-senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa organik
baik yang terdapat di alam dan senyawa organik sintesis. Kelebihan penggunaan
kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas ialah karena dapat
dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi dan dapat
dilaksanakan dengan lebih cepat.(Voight, 1995).
Empat macam absorben yang umum dipakai ialah silika gel, alumina, kieselguhr,
dan selulosa. Sempel yang merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan,
dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau zat pelarut
lain yang serupa, yang mempunyai titik didih antara 50-100 C. Pemilihan sistem pelarut
3
atas dasar like dissolve like berarti untuk memisahkan sampel yang bersifat non polar
digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga (Adnan, 1997).
Kriatalisasi langsung merupakan prosedur paling sederhana, tetapi jarang
memberikan hasil yang memuaskan untuk pemisahan alkaloid murni, kecuali apabila satu
alkaloid yang terdapat dalam bahan tidak larut. Beberapa kombinasi pelarut yang sering
digunakan untuk kristalisasi alkaloid meliputi metanol, etanol berair, metanol-kloroform,
metanol-eter, metanol-aseton, dan etanol-aseton (Sastrohamidjojo,1996).

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Isolasi Piperin :
BAHAN : ALAT :
- Lada Hitam - Seperangkat Alat Sokletasi
- Etanol 95 % - Timbangan
- KOH - Batang pengaduk
- Aquadest - Bunsen Spiritus
- Anisaldehid asam sulfat - Beaker glass
- Toluen - Seperangkat Alat KLT
- Etil asetat - Glasswool Kertas Saring
- Lempeng silika gel GF254
2. Isolasi Kofein
BAHAN : ALAT :
- Theae Folium - Erlemeyer 250 ml
- MgO/CaO - Gelas Ukur
- NaOH - Beaker glass
- Aquadest - Batang pengaduk
- CHCl3 - Corong gelas
- Metanol - Corong pisah
- Lempeng silika gel GF254 - Erlemeyer
- Cawan poselin
- Vial, Kapas, Seperangkat alat KLT

V. CARA KERJA

4
A. Isolasi Piperin

Serbuk lada 30 g Tambahkan dipanaskan ad


yg sudah etanol 96%
pelarut
dibungkus dg 1 1/2
sirkulasi berwarna jernih
kertas saring
masukkan ke atau +- 6-10 kali
dalam alat soklet 250-300 ml sirkulasi

ambil sp dan
ambil sp 1 ml pekatkan, +
untuk disimpan etanolik 10% +- 10
di dalam vial ml saring dg
glasswol, simpan
dalam freezer

B. Isolasi Kofein

panaskan
cawan
masukkan
selama 15
kristal
masukkan menit,
kofein
dalam dinginkan
tampung dalam
corong selama 15
filtrat dan cawan,
saring pisah dan menit,
tambah 25 tutup
dalam ekstraksi buka
50 g serbuk ml H2SO4 cawan
keadaan dengan 3 x corong
teh kering 10% dengan
panas 25 ml perlahan-
dipanaskan uapkan corong yg
dengan CHCl3, lahan,
dalam 250 sampai 100 diluarnya
kain flanel, tampung kumpulkan
ml air dan ml telah
lalu rebus fase CHCl3 kristal
ditambahka dilapisi
kembali di bagian kofein
n 25 g Mg0 kapas
ampas bawah murni pada
selama 30 basah,
dengan 250 dalam kertas
menit tutup ujung
ml air cawan timbang yg
corong dg
petri, sudah
kapas
uapkan ditara
basah, beri
ekstrak yg
kertas
didapat
saring
sampai
berlubang
kering
didalam
corong

5
VI. HASIL PERCOBAAN :
A. Hasil Isolasi Piperin
1. Organoleptik
Organoleptik Hasil Isolasi
Bentuk Serbuk kering
Warna Hijau tua
Rasa Pedas
Bau Khas

2. Rendemen
Kandungan teoritis piperin dalam simplisia = 30 gram
Bobot serbuk simplisia = 50,5072 gram
Bobot kristal = 0,5554 gram

Rendemen = x 100 %
0,5554
= 50,5072 x 100 %

= 1,0996 %
3. Identifikasi KLT
Fase Diam : Silika Gel GF 254
Fase Gerak : Toluen : Etil Asetat (70:30)
Pereaksi Pendeteksi : Anisaldehid - H2SO4

Warna noda
UV
Gambar Kode Pereaksi
Rf 25 UV 366
Kromatogram bercak Visual Anisaldehi
4 nm
d-H2SO4
nm
2,3
Kuning Kuning
Vial 5,1 Kuning -
gelap pekat
= 0,45
Kristal 1,8 Kuning
5,1 Kuning - Kuning
pekat
= 0,35

6
Tidak
1,8 Fluoresens Fluoresensi
Baku 5,1 berwarn -
i ungu ungu
= 0,35 a

B. Hasil Isolasi Kofein


1. Organoleptik
Organoleptik Hasil Isolasi
Bentuk Serbuk Kasar
Warna Kuning
Rasa Sepat
Bau Tidak Berbau

2. Rendemen
Kandungan teoritis kofein dalam simplisia = 50 gram
Bobot serbuk simplisia = 49,6006 gram
Bobot kristal = 0,2632 gram

Rendemen = x 100 %
0,2632
= 49,6006 x 100 %

= 0,5306 %

3. Identifikasi KLT
Fase diam : Silika gel GF 254
Fase gerak : kloroform : methanol (1:1)
Pereaksi pendeteksi : - larutan iodine alkohol
- Ethanol HCL
Gambar Rf Warna noda

7
Kromatogram Pereaksi
UV Iodine
Kode UV 254
Visual 366 Alcohol-
Bercak nm
nm Ethanol
HCl

3,5
Coklat
Kristal 5,0 Coklat Coklat -
gelap
= 0,7

3,6
Tidak Kuning
Baku 5,0 kekuningan -
Berwarna kecoklatan
= 0,72

C. ANALISIS GOLONGAN ALKALOID


Sampel Uji dragendrof Uji mayer Uji bouchardat +/-
(+) ada (+) terjadi (+) ada endapan
Tembakau +
endapan coklat kekeruhan coklat
(-) Tidak terjadi (+) terjadi (+) ada endapan
Pule pandak +
endapan kekeruhan coklat
(+) ada (+) terjadi (+) ada endapan
Kecubung +
endapan coklat kekeruhan coklat
(+) ada endapan (+) terjadi (+) ada endapan
Teh +
coklat kekeruhan coklat

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami telah melakukan percobaan mengenai isolasi dan
analisis piperin dari serbuk lada, kofein, dari serbuk teh kering, dan golongan alkaloid
menggunakan berbagai sampel.
Isolasi piperin diawali dengan ekstraksi secara soxhletasi untuk menarik
komponen kimia dalam simplisia lada. Prinsip kerja yang digunakan adalah piperin
disari dari dari buah piper dengan etanol 95% satu setengah kali sirkulasi dengan
kecepatan 8 sirkulasi per 3 jam, dipisahkan dari senyawa resin dengan penambahan
KOH-etanolik 10% b/v dan kristalisasi dilakukan dengan etanol. Diperoleh randemen

8
kristal berwarna hijau tua, rasa pedas, bau khas. Kemudian ditimbang kristal yang
0,5554
terbentuk yaitu 0,5554 gram dan dilakukan perhitungan randemen x 100
50,5072

% = 1,0996 %. Analisis umum alkaloid dan identifikasi terhadap ekstrak etanol hasil
penyarian soxhlet yang berada di vial dan kristal hasil percobaan yang dilarutkan dalam
etanol dengan kondisi : (1) Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254, (2)
Fase gerak adalah toluene-etil asetat (70:30) dibuat dalam 8 ml, (3) Pembanding
menggunakan piperin standart dalam etanol, (4) Deteksi yang dilakukan yaitu visual,
UV 366 nm, anisaldehid-asam sulfat (dipanaskan 105C selama 2 sampai 3 menit).
Hasil analisis KLT yang diperoleh yaitu : (1) Ekstrak etanol hasil penyarian soxhlet
yang berada di vial mempunyai warna noda kuning pada visual, pada UV 366 nm warna
bercak adalah kuning gelap, warna noda setelah ditambahkan pereaksi Anisaldehid-
H2SO4 adalah kuning pekat, dan Rf-nya sebesar 0,45; (2) Kristal hasil percobaan yang
dilarutkan dalam etanol mempunyai warna noda kuning pada visual, pada UV 366 nm
warna bercak adalah kuning, warna noda setelah ditambahkan pereaksi Anisaldehid-
H2SO4 adalah kuning pekat, dan Rf-nya sebesar 0,35; dan (3) Pembanding piperin
standart dalam etanol tidak berwarna pada visual, pada UV 366 nm menghasilkan
warna bercak fluoresensi ungu, warna noda setelah ditambahkan pereaksi Anisaldehid-
H2SO4 adalah fluoresensi ungu, dan Rf-nya sebesar 0,35.
Isolasi kofein dengan ekstraksi cair-cair 3x25 ml CHCl3, fase CHCl3 yang
dikumpulkan, kemudian dicuci dengan NaOH 10% dan dipisahkan dengan corong
pisah. Pada penambahan NaOH dimaksudkan untuk menarik sisa asam dan untuk
pigmentasi. Fase CHCl3 di bagian bawah diambil dan ditampung dalam cawan petri.
Residu dicuci dengan 15 ml CHCl3 dan dilakukan pencampuran antara hasil cucian
dengan ekstrak bersih. Ekstrak yang didapat diuapkan sampai kering. Kristal kofein
dipanaskan dalam cawan poselin tertutup kertas saring 15 menit, lalu didinginkan dan
kristal kofein murni dikumpulkan. Diperoleh randemen kristal berwarna kuning, rasa
sepat, tidak berbau. Kemudian ditimbang kristal yang terbentuk yaitu 0,2632 gram dan
0,2632
dilakukan perhitungan randemen x 100 = 0,5306 %. Analisis umum
49,6006

alkaloid dan identifikasi menggunakan KLT dengan kondisi : (1) Fase diam yang
digunakan adalah silika gel GF 254, (2) Fase gerak adalah kloroform (70:30) dibuat
dalam 8 ml, (3) Deteksi yang dilakukan yaitu UV 254 nm, semprot dengan larutan iodin
alkohol, diikuti HCl-alkohol setelah 1-2 menit, akan timbul bercak berwarna coklat
gelap. Hasil analisis KLT yang diperoleh yaitu : (1) Kristal kofein murni mempunyai

9
warna noda coklat pada visual, pada UV 254 nm warna bercak adalah coklat, warna
noda setelah ditambahkan pereaksi iodine alkohol yang kemudian diikuti ethanol HCl
adalah coklat gelap, dan Rf-nya sebesar 0,7; (2) Baku kofein standart tidak berwarna
pada visual, pada UV 254 nm kekuningan, warna noda setelah ditambahkan pereaksi
iodine alkohol yang kemudian diikuti ethanol HCl adalah kuning kecoklatan, dan Rf-
nya sebesar 0,72.
Pada analisis golongan alkaloid sampel yang digunakan antara lain tembakau,
pule pandak, kecubung, dan teh masing-masing kurang lebih 2 gram. Dilakukan
penambahan HCl 2 N sebanyak 5 ml dan aquadest 45 ml, kemudian dipanaskan hingga
mendidih. Ditunggu agar sedikit dingin lalu disaring menggunakan kertas saring. Filtrat
yang didapat diuapkan hingga setengah volume. Setelah itu, filtrat diambil 3 tetes dan
ditambahkan dengan pereaksi alkaloid. Pereaksi yang digunakan dalam percobaan
adalah pereaksi Dragendorff, Bouchardat, dan Mayer. Analisa umum alkaloid
menggunakan uji pengendapan. Reaksi positif yang membentuk endapan sekurang-
kurangnya 2 reaksi dari golongan reaksi pengendapan yang dilakukan. Pada uji
pengendapan dengan pereaksi Dragendorff diperoleh hasil positif untuk sampel
tembakau, kecubung, teh dikarenakan terbentuknya endapan warna coklat; sedangkan
pule pandak hasilnya negative karena tidak terjadi endapan. Pada uji pengendapan
dengan pereaksi Mayer diperoleh hasil positif untuk semua sampel yaitu tembakau,
pule pandak, kecubung, teh dikarenakan terbentuknya endapan putih atau terjadinya
kekeruhan. Pada uji pengendapan dengan pereaksi Bouchardat diperoleh hasil positif
untuk semua sampel yaitu tembakau, pule pandak, kecubung, teh dikarenakan
terbentuknya endapan warna coklat.

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kelompok kami dapat disimpulkan bahwa :
1. Rendemen hasil isolasi piperin diperoleh sebanyak 1,0996 %. Hasil pada KLT
diperoleh sebagai berikut :

Pada vial ekstrak ethanol hasil penyarian soxhlet mempunyai warna noda
kuning pada visual, dan warna kuning gelap pada UV 366 nm, dengan Rf
sebesar 0,45

Pada Kristal mempunyai warna kuning pada visual dan UV 366, dengan Rf
sebesar 0,35

10
Pada baku pembanding piperin standart tidak berwarna pada visual, dan
memiliki warna fuoresensi ungu pada UV 366 nm, dengan Rf sebesar 0,35.
Semua bercak baik vial, Kristal, dan baku memiliki warna kuning pekat
setelah disemprot pereaksi Anisaldehid-H2SO4.

2. Rendemen hasil isolasi kofein diperoleh sebanyak 0,5306 %. Hasil pada KLT
diperoleh sebagai berikut :

Pada Kristal kofein murni mempunyai warna coklat pada visual dan UV 254,
setelah ditambah pereaksi menjadi coklat gelap, dengan Rf sebesar 0,7.

Pada baku kofein tidak berwarna pada visual, pada UV 254 nm kekuningan,
setelah diberi pereaksi menjadi kuning kecoklatan, dengan Rf sebesar 0,72

3. Analisis golongan alkaloid semua hasil positif dengan sampel yaitu tembakau,
pule pandak, kecubung dan teh.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Adnan, Muhammad. 1997. Teknik Kromatografi. Andi offset: Yogyakarta.
Bernasconi. 1995. Teknik Kimia II. Pradya Paramitha: Jakarta.
Purwani, et al, 2007. Ekstraksi Neodenium memakai Asam 01-2 etil heksil fosfat. Vol
1 (1):3
Sastrohamidjojo, hardjono. 1996. Sumber Bahan Alam. UGM Press: Yogyakarta.
Septiatin, Eatin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah-rempah. Tanaman Hias, dan
Tanaman Liar, CV. YRAMA WIDYA: Bandung.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran teknologi Farmasi Edisi V. UGM Press: Yogyakarta.

LAMPIRAN

Filtrat Pule Pandak Sampel Residu Trimirstin + Aseton 50ml

11
RANGKAIAN ALAT

Rangkaian alat sublimasi Rangkaian alat destilasi Rangkaian alat refluks

DATA

Data sublimasi

IDENTIFIKASI DENGAN KLT

Hasil KLT Lempeng KLT


setelah di celup
I odine dan etanol hcl

12
REAKSI

Reaksi Alkaloid Pule Panda k Bourchardat

Dragendraf Mayer

13

Anda mungkin juga menyukai