Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan percobaan kromatografi lapis tipis preparative (KLT preparative).
Dimana pada KLT preparative ini dasarnya sama dengan KLT analitik biasa, namun perbedaan
yang nyata adalah pada plat kaca yang digunakan ukurannya lebih besar Dan sampel yang
ditotolkan berupa garis lurus pada salah satu sisi lempeng. Dan pada bagian langkah akhir silica
akan dikeruk yang mana disebut dengan isolate.
KLT Preparatif dapat digunakan untuk memisahkan bahan dalam jumlah gram, namun sebagian
besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram (Kristanti, 2008). Seperti halnya KLT secara
umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah
sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg, dapat
dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben silika gel atau aluminium
oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya
sampel yang dapat dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang paling
umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel (Kristanti, 2008). Tujuan penggunaan
KLT preparative adalah untuk menghasilkan senyawa yang bias.

Adsorben yang paling banyak digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah silika gel dan
aluminium oksida. Silika gel umumnya mengandung zat tambahan Kalsium sulfat untuk
mempertinggi daya lekatnya. Zat ini digunakan sebagai adsorben universal untuk kromatografi
senyawa netral, asam dan basa. Aluminium oksida mempunyai kemampuan koordinasi dan oleh
karena itu sesuai untuk pemisahan senyawa yang mengandung gugus fungsi yang berbeda.
Aluminium oksida mengandung ion alkali dan dengan demikian bereaksi sebagai basa dalam
suspensi air. Disamping kedua adsorben yang sangat aktif ini dalam hal tertentu dapat digunakan
“kieselgur” yang kurang aktif sebagai lapis sorpsi (Munson, 2010).
Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung
beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara pengembangan berulang.
Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak dengan penyerap maka semakin
besar kemungkinan penguraian (Nasution, 2010).

Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi sampel ekstrak daun insulin ( Vernonia
amygdalina) menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. Prinsip kerja
kromatografi lapis tipis preparatif yaitu pada saat proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif
terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan
yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Nasution, 2010). Metode KLT
preparative ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan yang utama adalah
pengambilan senyawa dari pelat yang dilanjutkan dengan pengekstrasian dari penjerap. jika
senyawa beracun harus dikerok dari pelat, dapat menimbulkan masalah yang serius.
Kelebihan dari penggunaan KLT Preparatif adalah biaya yang digunakan murah dan
memakai peralatan paling dasar. Sementara kekurangannya antara lain : adanya kemungkinan
senyawa yang diambil dari plat adalah senyawa beracun, waktu yang diperlukan dalam proses
pemisahan cukup panjang ,adanya pencemar setelah proses ekstraksi senyawa dari adsorben dan
biasanya rendemen yang diperoleh berkurang dari 40%-50% dari bahan awal (Kristanti, 2008).
Pada percobaan ini langkah pertama yang dilakukan yaitu pembuatan lapisan silica Gel
atau GF254. Disiapkan alat dan bahan, ditimbang silica gel sebanyak 50 gram dan ditambahkan air
sebanyak 50 ml, penambahan aquadest ini air untuk melarutkan silica gel kemudian dimasukkan
kedalam Erlenmeyer bertutup lalu dikocok sehingga diperoleh suspensi. Suspense fluida
dituangkan kedalam penyaput dan disaputkan dengan satu arah sehingga suspensinya tersebar
dengan merata. Ukuran lempeng gelas yang digunakan 20x20 dan ketebalan lapisan 0,3 mm.
Untuk pemisahan secara kualitatif yang cepat sering digunakan gelas mikroskop (microscope
slide). Yang terpenting adalah bahwa permukaan dari plat harus rata. setelah lempeng kaca
dilapisi silica gel lalu keringkan dan biarkan semalam (8-12 jam) di dalam ruangan . Kemudian
di oven terlebih dahulu selama 30 menit didalam oven dengan suhu 110℃ sebelum digunakan.
Kemudian dapat digunakan dalam keadaan kering diudara.
Langkah selanjutya yaitu isolasi senyawa dengan KLT preparative pada Daun Insulin Afrika.
pada metode Kromatogrfi kolom konvensional dipilih fraksi pada vial nomor 3-8 sebagai fraksi
yang akan ditotolkan di Lempeng KLT. ) fraksi ini diambil berdasarkan optimasi bercak yang
terdeteksi pada KLT analitik, dilarutkan fraksi aktif tersebut menggunakan pelarut N-heksan
hingga konsentrasinya tidak terlalu pekat. Kemudian ditotolkan fraksi tersebut berupa garis lurus
pada plate silica sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Sampel yang
ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik tidaknya pemisahan juga
bergantung pada lebarnya pita (Kristanti, 2008). Lalu biarkan kering angin atau ditiup-tiup.
Setelah kering Lalu plat kaca dimasukkan kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan kertas
saring dan dibiarkan proses pemisahan terjadi sampai bidang batas. Chamber berisi pelarut
yang sesuai yaitu pelarut yang mudah menguap yaitu eluent N-heksan : Etil asetat dengan rasio 4
: 1. Karena jika pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, maka akan terjadi pelebaran pita.
Konsentrasi sampel juga sebaiknya hanya 5-10%. Chamber yang digunakan berukuran 28 cm x 9
cm yang telah ditentukan volumenya, volume chamber tersebut adalah 126 ml (diperoleh dari
perhitungan P x L x 1/2). Setelah plate dimasukkan pada chamber yang berisi eluent biarkan
terjadi elusi hingga batas atas plate. Lalu diangkat plat kemudian kering anginkan dan
dilanjutkan dengan pengamatan dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini berdasarkan pengamatan dibawah sinar UV 254 nm dan
366 nm terdeteksi 3 pita. pita-pita tersebut yang telah diketahui kedudukannya diberi tanda
kemudian dikeruk (dinamakan isolate). Isolate ini kemudian diekstraksi menggunakan pelarut
etil-asetat. Ekstraksi dilakukan 3 kali pengulangan. Setelah pita dikikis dan diekstraksi , terdapat
2 senyawa yang berwarna, 1 senyawa tidak berwarna.

Anda mungkin juga menyukai