OLEH:
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2018
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran
menjadi komponen-komponen molekular.Seluruh bentuk kromatografi
bekerja berdasarkan prinsip adsorpsi dan partisi.Semua kromatografi
memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-
padatan) danfase gerak (berupa cairan atau gas).Fase gerak mengalir
melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat
dalam campuran.Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju
yang berbeda.
Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa
menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya.Untuk itu,
kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang
berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas,
analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi
reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas
material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif
pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.Pemisahan
senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi.
Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat
kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.
Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu metode
yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan
paling dasar. Walaupun KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah
gram, sebagian besar pemakainya hanya dalam jumlah milligram KLTP
bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam
sebagaian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam.
Dispersi terbaik pada spot di atas pelat KLT diperoleh saat
kromatogram dikembangkan dalam dua mode ortogonal. Itu terjadi ketika
arah pertama sistem normal-fase (NP) yang digunakan, misalnya pada
silika gel dengan fase gerak non-berair, dan arah kedua sebuah sistem
fase terbalik (RP) yang diterapkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
akan dibahas tentang metode kromatografi lapis tipis preparatif.
B. Rumusan Masalah
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
bagaimana penggunaan kromatografi lapis tipis preparatif dalam
memisahkan senyawa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi dari tanaman Daun Paliasa (Raflizar, 2009).
Kingdom : Plantae
Divisio :Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malxales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Kleinhovia
Species : Kleinhovia hospita L.
2. Nama Lain (Raflizar, 2009)
TanamanKleinhovia hospita L. dikenal di Indonesia dengan
nama Betenuh, di pulau Sumatra dikenal dengan nama Manjar
(Lampung), di pulau Jawa di kenal dengan nama Ubut, Lesmu, Senu,
Weina, Kayu tahun, atau Tunula. Sedangkan di Nusa Tenggara (Bali)
lebih dikenal dengan nama Katimala atau Katimaljan. Di Maluku
dikenal dengan nama Ngaru, Kuhusu (Ternate). Serta di wilayah
Sulawesi dikenal dengan nama Kayu Paliasa, Palia (Bugis), dan daun
Monto (Toraja).
3. Deskripsi Tanaman (Swandari Paramita, 2016)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang
pengaduk, chamber KLTP, pipa kapiler, pensil, pipet volume, mistar,
chamber kecil, gelas ukur dan lampu UV.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aluminium
foil, DPPH, etil asetat, fraksidaun paliasa (Kleinhovia hospital L), lempeng
KLT ukuran 7 x 1 cm dan lempeng KLTP 20 x 20 cm, kertas saring, n-
heksan dan tissu.
C. Prosedur Kerja (Malik dan najib, 2018)
1. Skrining Eluen
Dipilih fraksi dari KKK (Kromatografi Kolom Konvensional) dan
fraksi KCV (Kromatografi kolom Cair Vakum), kemudian ditotolkan
pada lempeng 7 x 1 cm, dielusi menggunakan eluen (n-heksan : etil
asetat 6:4) hingga terbentuk noda dan diamati pada uv 254 dan 366
nm.
2. Skrining Fraksi
Dipilih fraksi dari KKK (Kromatografi Kolom Konvensional) dan
fraksi KCV (Kromatografi kolom Cair Vakum), kemudian ditotolkan
pada lempeng 7 x 1 cm, dielusi menggunakan eluen (n-heksan : etil
asetat 6:4) hingga terbentuk noda dan diamati pada uv 254 dan 366
nm, disemprotkan dengan DPPH hingan terjadi perubahan warna
menjadi kuning.
3. KLTP (Kromatogrfai Lapis Tipis Preparatif)
Dipilih fraksi yang aktif dari KKK dan KCV, ditotolkan dengan
pipa kapiler fraksi yang aktif pada lempeng KLTP 20 x 20 secara garis
lurus, dielusi didalam chamber KLTP dengan eluen (n-heksan:etil
asetat 6:4), diamatidibawah sinar UV 254 dan 366 nm, disemprotkan
dengan DPPH, dikeruk noda atau pita yang aktif dari silika gel,
ditampung di dalam vial sebagai isolat murni.
BAB IV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa proses pemisahan senyawa kimia fraksi kasar ekstrak daun paliasa
(Kleinhovia hospital L) menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif
(KLTP) berdasarkan eluen untuk menghasilkan isolat murni diperoleh
pada KKK dan KCV menghasilkan 2 senyawa aktif, berdasarkan
terjadinya perubahan warna menjadi kuning setelah disemprotkan dengan
DPPH (1,1 difenil-2-pikril hidrazil).
B. Saran
Diharapkan agar alat-alat yang digunakan pada saat praktikum di
perlengkap untuk memperlancar proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Rafizar, 2009, Sub Chrocic Toxicity Test From Alkohol Extract Paliasa
Leaves (Kleinhovia hospitasl L.) To Hepar/Liver And Kidney Of
Experimental Mice, Media Penelitian Dan Media Ppengembangan
Kesehatan.
LAMPIRAN
1. Skrining eluen
Noda
2. Skring Fraksi
3. KLTP
isolat
Lampiran 2. Perhitungan
Lampiran 3. Gambar