ACARA VI
SDS-PAGE
Disusun oleh:
I. TUJUAN
1. Mengetahui tehnik pemisahan protein berdasarkan berat molekul dengan
menggunakan SDS-PAGE.
SDS PAGE adalah metode yang dapat diandalkan untuk menentukan berat molekul
dari protein yang tidak diketahui, karena tingkat migrasi dari protein dilapisi dengan SDS
berbanding terbalik dengan logaritma dari berat molekul. SDS PAGE dinilai lebih
menguntungkan disebabkan karena besarnya pori gel, serta perbandingan konsentrasi
akrilamida dan bis-metilen akrilamida, oleh sebab itu gel poliakrilamida dapat digunakan
tidak hanya untuk pemisahan dari berbagai protein, tetapi juga untuk membandingkan berat
molekulnya (Bintang, 2010). Kunci untuk menentukan berat molekul yang akurat adalah
memilih kondisi pemisahan yang menghasilkan hubungan linier antara logaritma dari berat
molekul dan migrasi protein (BioRad, 2011). Migrasi protein di dalam gel poliakrilamida
terutama ditentukan oleh muatan molekul dan juga dipengaruhi oleh ukuran molekul
(Bintang, 2010). Protein yang dipisahkan dengan SDS-PAGE dapat dikarakterisasi
berdasarkan berat molekulnya dengan satuan Kilo Dalton (kDa). Satu dalton sama dengan
satu hidrogen molekul (Bachrudin, 2000).
Rachmania et al., ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, Vol. 13 (2017), No. 1 , Hal. 52 - 65 52
PROFIL BERAT MOLEKUL ENZIM PROTEASE BUAH NANAS (Ananas comosus L.Merr) DAN PEPAYA
(Carica papaya L.) MENGGUNAKAN METODE SDS-PAGE MOLECULAR WEIGHT PROFILE OF
PROTEASE OF PINEAPPLE (Ananas comosus L.Merr) AND PAPAYA (Carica papaya L.) USING SDS-
PAGE METHOD Rizky Arcinthya Rachmaniaa*, Priyo Wahyudib, Aniza Mutia Wardania, Dini
Rohmatul Insania
Metode ini merupakan metode yang banyak digunakan. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis
gel, yaitu gel penahan (stacking gel) dan gel pemisah (separating gel). Gel tersebut mengandung
akrilamida, sodium dodesil sulfat (SDS), amonium persulfat (APS) dan TEMED. Gel akrilamid
diperoleh dengan cara polimerisasi akrilamida dengan sejumlah crosslinking agent metilen bis
akrilamid dan ammonium persulfat (APS) sebagai katalisator. Radikal bebas yang terbentuk dari
pelarutan APS dalam air akan bereaksi dengan akrilamid membentuk akrilamid aktif yang dapat
bereaksi satu dengan yang lain membentuk polimer. Penambahan SDS bertujuan agar bagian hidrofob
dari molekul protein terikat dengan SDS sehingga molekul terurai dari lipatannya. Dengan demikian
proses pemisahan protein hanya berdasarkan perbedaan bobot molekul. Disamping itu ke dalam
buffer sampel ditambahkan agen pereduksi yaitu beta-mercaptoetanol untuk memutuskan ikatan
disulfida dari protein. Pada proses elektroforesis molekul protein yang berukuran kecil akan bergerak
lebih cepat melintasi gel, sedangkan molekul protein yang berukuran besar akan bergerak lebih
lambat. Pada akhirnya protein dengan berat molekul yang rendah akan mempunyai Rf (jarak tempuh)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berukuran lebih besar.
SDS-PAGE merupakan teknik untuk memisahkan protein berdasarkan arus listrik, yang
merupakan fungsi dari panjang rantai polipeptida atau berat molekulnya, hal ini dilakukan dengan
cara menambahkan deterjen SDS dan pemanasan untuk merusak struktur tiga dimensi pada protein
dengan terpecahnya ikatan disulfide yang selanjutnya direduksi menjadi gugus sulfidhihidril.
PHPI 2015, Volume 18 Nomor 2 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Deteksi Ikan Tuna dan
Produk Olahannya, Wulansari et al. DETEKSI IKAN TUNA DAN PRODUK OLAHANNYA
BERBASIS PROTEIN DAN DNA BARCODING Detection Tuna and Processed Products Based
Protein and DNA Barcoding Nuring Wulansari1*, Mala Nurilmala2, Nurjanah2
Pita protein dengan intensitas lebih tebal memiliki konsentrasi lebih tinggi.
Selanjutnya, menurut Cahyarini et al. (2004) tentang perbedaan tebal tipis pita protein
disebabkan karena perbedaan jumlah molekul termigrasi. Pita dengan muatan ionik lebih
besar akan termigrasi lebih jauh daripada pita bermuatan ionik lebih kecil (Sinlae,2015).
SDS-PAGE
Gel diambil dan dilakukan pewarnaan dengan coomasie blue selama 5 kali
dengan menggunakan oven hingga warna gel yang pekat menjadi lebih
pudar.
VI. PEMBAHASAN
Sample yang didapatkan berasal dari beberapa hewan dan tumbuhan,seperti laba-
laba,ulat bulu,laron,cacing dan kecoa. Untuk tumbuhan digunakan sample padi,tembakau
wild type dan tembakau mutan yang telah diutak atik gen klorofilnya. Pada SDS-PAGE
digunakan sebanyak 24 sumuran untuk bagian atas 12 sumuran dan bagian bawah 12
sumuran. Beberapa sample yang diduga marker dimasukkan ke dalam sumuran tetapi ada
salah satu yang tidak menunjukan hasil sehingga sample tersebut bukanlah marker. Pada
SDS-PAGE tedapat 2 jenis gel yang digunakan yaitu stacking dan separating gel. Perbedaan
dapat dilihat dari konsentrasi gel poliakrilamid yaitu pada stacking gel memiliki konsentrasi 5
% sedangkan separating gel memiliki konsentrasi 12 %. Stacking gel berguna agar proses
turunnya protein dalam gel bersamaan,sedangkan separating gel digunakan untuk
memisahkan protein menurut berat molekulnya. Semakin kecil berat molekul protein yang
dipisahkan, maka semakin tinggi konsentrasi gel poliakrilamid yang digunakan agar pori-pori
gel yang terbentuk semakin rapat. Pada saat arus listrik diberikan, molekul bermigrasi melalui
gel poliakrilamid dari kutub negatif (katoda) menuju kutub positif (anoda).
Beberapa kesulitan yang dialami dalam proses SDS-PAGE adalah memasukkan sample
ke dalam sumuran,karena dalam prosesnya dibutuhkan ketelitian serta kehatian-hatian dalam
memasukkan sample ke dalam sumuran. Kurangnya kehati-hatian dalam memasukkan
smaple kedalam sumuran dapat menyebabkan rusaknya sumuran yang berakibat hasil SDS-
PAGE yang tidak maksimal. Selain itu perlu diperhatikan mengenai proses isolasi protein
dari sample hewan dan sample tumbuhan,karena jika pada saat isolasi masih terdapat
kontaminan dan tidak murni protein maka hasil yang didapatkan pada saat SDS-PAGE tidak
menunjukan hasil yang kita inginkan. Kontaminan RNA ataupun DNA menyebabkan hasil
SDS-PAGE tidak akurat,selain kontaminan itu kontaminan juga dapat menyebabkan SDS-
PAGE mengalami Smear sehingga hasil SDS-PAGE tidak bisa dibaca.