“SDS-PAGE”
Disusun oleh :
Faiza Fatin Fuadillah (22030119120006)
SDS-PAGE
Abstrak
Protein merupakan biomakromolekul yang tersusun dari unit-unit asam amino. Protein memiliki
karakteristik berupa berat molekul yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Untuk mengetahui berat
molekul tersebut, maka dapat dilakukan elektroforesis SDS-PAGE. Elektroforesis SDS PAGE
merupakan metode yang banyak digunakan untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein
berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik sesuai dengan berat molekulnya.
Untuk mengetahui berat molekul sampel, maka diperlukan protein marker sebagai pembanding. Pada
praktikum kali ini, digunakan sampel MJ terasi rebon, cincalok, petis udang, kecalo, rusip, dan terasi
daun, sementara protein marker yang digunakan adalah unstained (label A) dan dual color (label B).
Bahan-bahan lainnya yang digunakan adalah aquades, Tris-HCl, SDS, akrilamida, amonium
persulfat, TEMED, fosfat buffer salin, laemmi sample buffer, beta ME, staining CBB R-250 dan
destaining CBB R-250. Berdasarkan hasil elektroforesis, didapatkan persamaan linear label A adalah
y = -2,034x + 2,8075 (R2 = 0,998) dan label B adalah y = -1,8714x + 2,6981 (R 2 = 0,9909). Dari
persamaan tersebut, didapatkan berat molekul sampel MJ Terasi Rebon, Cincalok dan Rusip. MJ
Terasi Rebon memiliki berat molekul sekitar 15,578 hingga 136,053 kD, sementara berat molekul
cincalok sekitar 28,216 hingga 136,053 kD dan berat molekul Rusip sekitar 35,355 hingga 24,421
kD.
1 PENDAHULUAN
Protein merupakan biomakromolekul berukuran besar yang tersusun dari unit-unit asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein dianggap sebagai molekul utama dalam tubuh
makhluk hidup dan bersifat sangat penting sebagai molekul utama dalam tubuh makhluk hidup dan
bersifat sangat penting bagi kelangsungan proses seluler. Berdasarkan struktur kimianya, protein
merupakan polimer yang disusun oleh asam amino, namun dengan jumlah asam amino yang lebih
besar. Asam amino penyusun protein ini dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Struktur
protein dapat disusun oleh sekitar 100-200 residu asam amino. Jenis asam amino yang terikat dalam
struktur protein ini akan memengaruhi sifat fisikokimia, seperti kelarutan, stabilitas terhadap proses
pemanasan, kemampuan membentuk gel. Selain itu, hal tersebut juga memengaruhi karaktersitik
protein, seperti berat molekul (1,2).
Berat molekul merupakan jumlah seluruh berat atom-atom dalam molekul. Berat molekul protein
sering dinyatakan dalam satuan dalton, dimana 1 dalton sama dengan unit satu masa atom (atomic
mass unit) (2). Setiap jenis asam amino memiliki berat molekulnya tersendiri. Suatu asam amino
dapat dikatakan sebagai protein apabila memiliki berat molekul >10.000 dalton atau >10 kDa,
sedangkan suatu asam amino dikatakan sebagai peptida apabila memiliki berat molekul <10.000
dalton atau <10 kDa (1). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melihat karakterisasi protein
berdasarkan berat molekulnya adalah elektroforesis. Hal ini disebabkan karena prinsip dasar
elektroforesis, dimana terjadi pemisahan suatu senyawa berdasarkan perpindahan molekul bermuatan
akibat pengaruh medan listrik. Elektroforesis memiliki banyak macam, diantaranya adalah
elektroforesis kertas, elektroforesis selulosa, dan elektroforesis gel (3). Elektroforesis gel merupakan
teknik pemisahan suatu makromolekul dengan cara memberi gaya pada makromolekul tersebut untuk
melewati medium berisi gel yang dibantu dengan tenaga listrik (4). Salah satu jenis elektroforesis
yang sering digunakan untuk melihat karakterisasi protein ini adalah elektroforesis SDS gel
poliakrilamida (SDS PAGE).
Elektroforesis SDS PAGE merupakan metode untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein
berdasarkan kemampuannya untuk bergerak dalam arus listrik yang merupakan fungsi dari panjang
rantai polipeptida atau berat molekulnya (4). Sampel protein yang tercakup dalam SDS memiliki
muatan negatif atau dapat dikatakan menjadi anionik. Hal ini menyebabkan terjadinya migrasi
menuju anoda bermuatan positif dengan tegangan yang lebih tinggi melalui gel akrilamida. Protein
yang lebih kecil pun bermigrasi lebih cepat melalui gel ini daripada molekul yang lebih besar,
sehingga nantinya protein akan terpisah menurut berat molekulnya (3,5).
Elektroforesis SDS PAGE memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan
elektroforesis lainnya. Hal ini berhubungan dengan besarnya pori medium penyangga, perbandingan
konsentrasi akrilamida dan bis-metilen akrilamida serta gel yang tidak menimbulkan aliran panas
secara konveksi dan bersifat transparan sehingga lebih aman dan mudah dilakukan. Elektroforesis
SDS PAGE dapat digunakan dengan tujuan untuk membandingkan berat molekul dari protein sampel
dengan pembanding protein standar yang telah diketahui berat molekulnya (3). Pada praktikum ini,
dilakukan penentuan berat molekul sampel dengan menghubungkan mobilitas relatif (Rf) dengan log
berat molekul (logBM).
2.1 Bahan
2.2 Alat
2.3.6. Elektroforesis
Frames pun dipasang pada alat elektroforesis dan alat elektroforesis disusun
sedemikian rupa seperti gambar dibawah ini. Kabel yang dipasang pun harus dipastikan sesuai
dengan warnanya.
KETERANGAN
1=-
2 = Unstained
3=-
4 = Petis
5 = Terasi
6 = Cincalok
7 = Kecalok
8 = Terasi Juwana
9 = Rusip
KETERANGAN
1=-
2 = Dual Color
3=-
4 = Petis
5 = Terasi
6 = Cincalok
7 = Kecalok
8 = Terasi Juwana
9 = Rusip
Selanjutnya, dengan menggunakan berat molekul protein marker yang telah diketahui, dilakukan
plotting dan membuat regresi linear dengan persamaan y = ax + b, dimana x = Rf dan y = logBM.
Maka dari itu, berat molekul sampel dapat dihitung dengan rumus BM = anti log y. Berikut ini adalah
hasil pengamatan dan perhitungan berat molekul dari masing-masing label.
Pita ke- Jarak Migrasi Jarak Running Rf (x) Berat logBM (y)
Sampel (cm) (cm) Molekul (kD)
Kurva logBM :
2
R² = 0.998004343715779
1.5
1
0.5
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Rf
logBM Protein Marker Unstained
Maka, persamaan untuk protein marker unstained (label A) adalah y = -2,034x + 2,8075.
Sampel 4 (Petis)
Jarak Migrasi Jarak Running Berat
Pita ke- Rf (x) logBM (y)
Sampel (cm) (cm) Molekul (kD)
0 0 6,3 0 0 0
Sampel 6 (Cincalok)
Sampel 7 (Kecalok)
Sampel 9 (Rusip)
Pita ke- Jarak Migrasi Jarak Running Rf (x) logBM (y) Berat
Sampel (cm) (cm) Molekul (kD)
1 3,9 6,3 0,619 1,548 35,355
2 4,4 6,3 0,698 1,388 24,421
Kurva logBM :
R² = 0.99093503654217
1.5
1
0.5
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Rf
logBM Protein Marker Dual Color
Maka, persamaan untuk protein marker dual color (label B) adalah y = -1,8714x + 2,6981.
Sampel 4 (Petis)
Jarak Migrasi Jarak Running Berat
Pita ke- Rf (x) logBM (y)
Sampel (cm) (cm) Molekul (kD)
0 0 6,3 0 0 0
Sampel 6 (Cincalok)
Sampel 7 (Kecalok)
0 0 6,3 0 0 0
Sampel 9 (Rusip)
Berdasarkan hasil dan perhitungan diatas, didapatkan persamaan yang berbeda antara grafik
linear pada label A dan B, dimana label A yang menggunakan protein marker unstained memiliki
persamaan y = -2,034x + 2,8075 dengan R2 = 0,998. Sementara itu, label B yang menggunakan
protein marker dual color memiliki persamaan y = -1,8714x + 2,6981 dengan R 2 =
0,9909.
Berdasarkan hasil elektroforesis, hanya beberapa sampel saja yang terlihat hasilnya dan dapat
dihitung berat molekulnya. Sampel yang terlihat pada kedua label adalah MJ Terasi Rebon dan
Cincalok, sementara itu untuk sampel Rusip hanya terlihat pada label A saja.
Berdasarkan hasil perhitungan pada protein MJ Terasi Rebon di label A, didapatkan hasil bahwa
sampel ini memiliki berat molekul sekitar 134,952 hingga 15,578 kD. Sementara itu, berdasarkan
perhitungan label B, protein MJ Terasi Rebon memiliki berat molekul sekitar 136,053 hingga 20,044
kD. Berdasarkan hasil perhitungan pada protein Cincalok di label A, didapatkan hasil bahwa sampel
ini memiliki berat molekul sekitar 134,952 hingga 28,237 kD. Sementara itu, berdasarkan
perhitungan label B, protein Cincalok memiliki berat molekul sekitar 136,053 hingga 28,216 kD.
Berdasarkan perhitungan pada label A, didapatkan hasil bahwa protein Rusip memiliki berat molekul
35,355 hingga 24,421 kD. Untuk sampel lainnya, dikarenakan tidak terlihat noda pada gel yang
digunakan, maka berat molekul tidak dapat dihitung atau dapat dinyatakan bahwa berat molekulnya
sangat kecil.
Hasil dari berat molekul dan elektroforesis SDS-PAGE ini dipengaruhi oleh laju pergerakan
molekul. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut (3–5,7).
Jumah muatan, ukuran dan bentuk molekul
Semakin besar ukuran molekul, maka pergerakan akan semakin lambat. Sementara itu, bentuk
molekul yang sekunder atau tersier memiliki pergerakan yang lebih lambat dibandingkan dengan
protein primer. Jumlah muatan total juga berbanding lurus dengan laju perpindahan, dimana
sampel dengan muatan total yang banyak akan memiliki laju perpindahan yang lebih lambat.
Jenis gel, konsentrasi dan pori-pori gel
Setiap jenis gel memiliki sifat porous dan ukuran lubang yang berbeda. Pada gel akrilamida
yang juga digunakan pada praktikum ini, gel tersebut memiliki sifat porous yang baik dengan
ukuran pori berkisar dari 0,6-4,0 nm. Ukuran pori-pori ini juga dapat diatur dari konsentrasi
akrilamida. Konsentrasi gel juga memiliki dampak yang berbeda terhadap pergerakan protein.
Pada konsentrasi gel yang rendah, maka pergerakan protein lebih cepat, begitu pula sebaliknya.
Tegangan listrik
Semakin tinggi tegangan listrik yang digunakan, maka pergerakan protein dalam gel lebih
cepat, sementara pada tegangan listrik yang rendah, maka pergerakan proteinnya juga lebih
lambat.
Larutan buffer dan pH
Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di dalam medium pemisah, dan
berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses pergerakan aliran listrik sehingga
berpengaruh pada proses elektroforesis. Maka dari itu, larutan buffer yang digunakan harus
tepat, karena larutan ini juga dapat memengaruhi pH. Besar pH sangat berpengaruh, dikarenakan
akan memengaruhi titik isoelektrik protein yang memengaruhi tingkat dan arah pergerakan
protein pula.
4 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini, prinsip dari elektroforesis SDS-PAGE adalah menggunakan
suatu medan listrik untuk menggerakkan molekul yang telah dimuati listrik melalui matriks dari
senyawa polimerasi, yaitu gel akrilamida. Dengan prinsip ini, sampel yang terlihat pada hasil gel
elektroforesis label A dan B adalah MJ Terasi Rebon, Cincalok dan Rusip. Berdasarkan perhitungan
dari persamaan regresi linear yang telah ada, didapatkan kesimpulan bahwa MJ Terasi Rebon
memiliki berat molekul sekitar 15,578-136,053 kD, sementara berat molekul cincalok sekitar 28,216-
136,053 kD dan berat molekul Rusip sekitar 35,355-24,421 kD. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
hal, seperti jumlah muatan, ukuran dan berat molekul, jenis gel, konsentrasi gel dan ukuran pori-pori
gel, tegangan listrik, larutan buffer dan pH yang berbeda-beda tergantung kondisi saat elektroforesis
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
2. Laksamana Tarigan I. Dasar-dasar kimia air, makanan dan minuman. Malang: Media Nusa
Creative. (2019).
3. Bintang M, Rahmawati F, Maghraniq Safira U, Andrianto D. Biokimia Fisik. Bogor: IPB Press.
(2020).
5. Widyanto RM, Muslihah N, Yudani T, Sarita I, Yanuar C, Rizky A. Gizi Molekuler. Malang: UB
Press. (2021).
6. Mendel Y, Kaisermann J, Pawlowski M. Teknik Biologi Molekuler II. Britania Raya: Cambridge
Stanford Books. (2012).
7. Harahap MR. Elektroforesis : Analisis Elektronika Terhadap Biokimia Genetika. CIRCUIT J Ilm
Pendidik Tek Elektro. (2018) 2(1) : 21–6.