Oleh :
Kelompok IV :
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
PEMURNIAN PROTEIN
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Mahasiswa memahami prinsip dasar pemurnian protein
I.2 Mahasiswa mampu memahami dan melakukan fraksinasi protein dengan garam
ammonium sulfat
I.3 Mahasiswa mampu memahami metode SDS-PAGE protein
II. DASAR TEORI
II.1Protein
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia sehingga fungsi utama
protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein adalah
komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa
ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Tersusun dari serangkaian asam amino dengan
berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein
yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang
mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat,
disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa
terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya
(Devi, 2010).
Protein sangat berperan penting dalam proses tubuh. Proses kimia tubuh dapat
berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai
biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah (eritrosit) yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah
suatu jenis protein. Demikian juga zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau
yang biasa disebut antigen juga suatu protein. Protein merupakan jenis zat gizi yang
diperlukan tubuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan juga untuk pertumbuhan.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
2.1.2 Amfoter
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein,
menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter
(dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Dalam kimia, amfoter merujuk
pada zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa. Perilaku ini dapat terjadi karena
memiliki dua gugus asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai
kemampuan seperti itu. Zat amfoter yang klasik adalah asam amino, protein, dan air.
Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium, dan berilium, dapat membentuk
oksida amfoterik. Gejala ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam
larutan, misalnya seng dari mangan (Linggih, 2004).
2.2 Elektroforesis
Elektroforesis adalah sebuah metode untuk separasi atau pemisahan sebuah molekul
besar (seperti protein, fragmen, DNA, RNA dll) dari campuran molekul yang serupa.
Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Sebuah arus
listrik dilewatkan melalui medium yang mengandung sampel yang akan
dipisahkan.Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
padama kromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium (misal agarosa), maka molekul
tersebut akan bergerak dari muatan negatif menuju muatan positif. Kecepatan gerak
molekul tersebut tergantung pada rasio muatan terhadap massanya dan bentuk
molekulnya (Yuwono, 2008).
Dimasukkan sampel protein 10-20 µg) ke dalam tiap – tiap lubang gel
dengan pipet mikro (eppendorf)
Dimatikan alat setelah bluedye tepat keluar dari gel (kira-kira 60 menit)
1. Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan
molekul-molekul protein di dalam medan listrik (titik isoelektrik).Pada saat elektoforesis
berlangsung, protein akan bergerak dari elektroda negatif menuju elektroda positif sampai
pada jarak tertentu pada gel poliakrilamid tergantung pada berat molekulnya. Semakin
rendah berat molekulnya maka semakin jauh pula protein bergerak atau mobilitasnya
tinggi. Sebaliknya protein dengan berat molekul lebih besar akan bergerak pada jarak
yang lebih yang lebih pendek atau mobilitasnya rendah.
2. Migrasi dari suatu molekul ditentukan oleh bobot molekul, ukuran molekul, konsentrasi
gel, medium penyangga, kekuatan voltase dan temperatur medium disaat proses
elektroforesis berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, K. 2009. SDS-PAGE dengan Silver Staining dan Zimogram. Bogor : Bioteknologi
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Boyer, R. 2004. Modern Experimental Biochemistry. California : The Benjamin Publishing
Company.
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis.(cited 2011 Oct, 9). Avaliable from:
http://katalog.pdii.lipi.go. id.pdf
Prihanto, A.A. 2011. Teknik Molekuler : Elektroforesis. http://asep.lecture.ob.ac.id. Diakses
pada tanggal 12 November 2016.
Pritchard, D.G., BoLin, T.R. Willingham, and J.R. Baker. 1994.Characterization of The
Group B StreptococcalHyaluronate Lyase. Archives of Biochem and Biophysic.315
(2):431-437.
Scopes RK.1987. Protein Purification Principles and Practice. Edisi ke-2. New York:
SpringerVerlag.
Smith, BJ.1984.SDS polyacrylamide gel electrophoresisof proteins. Di dalam Walker
JM,editor. Proteins: Methoda in Molecular Biology. Volume ke-1.Clifton:Humana
Pr.hlm 41-55.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wibowo, M.S. 2010. Elektroforesis. Bandung : Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.
Yuwono, T. 2008. Biologi Molekuler. Jakarta : Penerbit Erlangga.
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Jelaskan reaksi pembentukan polimer poliakrilamid dan sebutkan fungsi biakrilamid,
TEMED, ammonium persulfat, merkaptoetanol !
Polimerisasi akrilamid adalah reaksi adisi atau sering pula disebut reaksi rantai, yaitu
reaksi yang berlangsung sangat cepat dan menghasilkan produk dengan berat molekul tinggi.
Reaksi adisi ini membutuhkan inisiator yang akan membentuk pusat aktif tumbuhnya
polimer. Inisiator yang sering dipakai adalah inisiator radikal bebas, anionic dan kationik.
Inisiator lain yang dapat digunakan adalah panas, energi tinggi, gelombang ultrasonik. Pusat
reaktif dari radikal, anion dan kation ini akan bereaksi dengan monomer dan bertumbuh
dengan cepat sehingga ukuran molekul polimer bertambah besar. Berat molekul polimer
relatif tetap selama polimerisasi meskipun konversi keseluruhan meningkat terhadap waktu
reaksi
Untuk melihat hasil pemisahan protein menggunakan SDS PAGE, dapat dilakukan
pewarnaan gel dengan coomasie atau pewarnaan perak. Teknik visualisasi lain yang dapat
digunakan adalah fluorografi dan autoradiografi (penggunaan radioaktif). Di dalam satu gel,
bisa terdapat ribuan titik protein yang dapat dianalisis atau diambil (dipisahkan)
menggunakan perangkat lunak tertentu. Setelah dilakukan pemilihan dan pemisahan protein
(berupa titik pada gel), analisis lebih lanjut biasanya dilakukan dengan melakukan digesti
protein dan kemudian melalui tahap analisis menggunakan spektofotometer massa (MALDI-
TOF).