Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOKIMIA

TEKNIK PEMURNIAN ENZIM

DOSEN PENGAMPU :

ELZA RACHMAN PANCA PRIYANDA, M. Pd

DISUSUN OLEH :

ARMI ABDILA (10122005)

HALIZA EKA PUTRI (10122013)

INDAH MARFITA SARI (10122015)

NUR ARLAH DESYIAH PUTRI (10122023)

PUTRI ANDAYANI (9101220260)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLA TINGGI ILMU KESEHATAN HAR-


KAUSYAR TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah "Biokimia”

Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah “Biokimia”di program studi Farmasi
STIKES Har-Kausyar Pematang Reba.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bpk. Elza Rachman
Panca Priyanda. M.Pd dosen pembimbing mata kuliah Biokimia kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Rengat Barat Oktober, 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupakan protein yang dapat bergabung dengan suatu substrat
spesifik untuk mengkatalis reaksi biokimia dari substrat tersebut, disebabkan
molekul enzim memiliki spesifitas yang tinggi terhadap substratnya. (Maier et al.,
2000). Ukuran molekul enzim jauh lebih besar dari ukuran substratnya karena
enzim terdiri dari ratusan bahkan lebih dari seribu asam amino (Shahib, 1992).

Menurut Jenni (2003), enzim merupakan larutan koloid atau katalis


organik yang dihasilkan organisme. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dan
sangat spesifik untuk reaksi yang dikatalisnya, artinya setiap jenis enzim hanya
dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan
perbedaan struktur kimia tiap enzim bersifat tetap. Salah satu diantaranya adalah
enzim amilase (Muchtadi et al., 1992).

Ikatan enzim dengan substrat biasa terjadi di sekitar active site, selain itu
enzim memiliki sisi regulator yang berfungsi sebagai pengatur untuk
meningkatkan ataupun menurunkan aktivitas kerja enzim. Sisi regulator ini akan
mengikat molekul kecil atau substrat secara langsung ataupun tidak langsung yang
berfungsi untuk enzim-substrat yang bersifat sementara dan akan kembali
membentuk enzim bebas dan produk (Lehninger, 1997)

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teknik pemurnian enzim
2. Bagaimana metode elektroforesis untuk memurnikan enzim
3. Bagaimana kromatografi untuk kemurnian enzim
4. Apa itu imunokimia

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami teknik pemurnian enzim
2. Mengetahui dan memahami metode elektroforesis untuk memurnikan enzim
3. Mengetahui dan memahami kromatografi untuk kemurnian enzim
4. Mengetahui dan memahami imunokimia
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tenik Pemurnian Enzim
Enzim merupakan salah satu jenis substrat biologis yang memiliki fungal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Selain dimanfaatkan sebagai bickatalisator, enzim banyak berperan
dalam industri komersial dalam bidang pangan maupun mandis dan farmakolog. Untuk
mendapatin suatu produk yang maksimal, maka dalam setiap kali reaksi biologis digunakan onzin
untuk mempermudah proses maupun menghemat blaya produksi suatu proses. Enzim yang
digunakanoun sebaiknya merupakan enzim yang memiliki kemurnian yang tinggi.

Memperoleh enzim dengan kemumlan yang tinggi, tidaklah mudah butuh biaya serta proses yang
lama untuk memperoleh enzim dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Ada banyak faktor yang
berpengaruh dalam memperoleh enzim dengan kemurnian yang tinggi. Pemurnian merupakan
tahap. vang penting setelab enzim diisolasi Pemurnian enzim dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain dialisis, elektroforesin dan kromatograń. Toknik dalis bekerja dengan cara
pengandapan dalam garam organik salting out) atau pelarut organik (aseton), dan melalu
membran ultrafiltrasi Teknik elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Sedangkan
teknik kromatografi merupakan teluk pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antaru fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul yang berada pada
larutan.

Berikut akan dibahas satu persatu tentang teknik-teknik pemurnian enzim


1. Dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pomisahan dengan cara menggunakan membran yang
memisahkan dua fasa cairan. Membran tersebut beralfat semipermeabel terhadap partikel
solute. Partikel solut berpindah melalui membran ke larutan dengan konsentrasi rendah,
Cialis digunakan untuk memisahkan garam garam dan suspensi dalam biokimia dengan
tujuan mencegah koagulas. Dialysa adalah metode pemisahan molekul besar seperti pat
atau proteiny dan molekul kaal (seperti glukosa atau asam aminoj dengan difusi sell
melalu membrane semipermeabol. Misalnya, jika larutan campuran pati dan glukosa
dimasukkan dalam wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (seperti selatan)
lalu dendan dalam gelas kimia beris air, maka molekul glukosa yang lebih kenal akan
melewat membrane menuju ke air, sedangkan molekul besar, yaitu pati, akan tertinggal
di dalam wadan Prinsip dasar dari dialist ini adalah perbedaan molekul-molekul. Alat
yang digunakan yaitu wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (sperti selofun),
gelas plata. Dialysis ini digunakan untuk memsahkan molekul micul yang memiliki
perbedaan ukuran Membrane sel pada makhluk hidup bersifat semipermeabel, dan
dialysis berlangsung secara alami dalam ginjal untuk mengeluarkan limban bemitrogen.
Ginjal buatan (mesin dialysis) menggunakan asas ini untuk menggantikan fungsi ginjal
sakit.
Gambar 11. Teknik Pemisahan Dialisis

2. Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan
perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Hasil dari berbagai
manipulasi DNA dan analisis DNA dapat dimonitor melalui proses elektroforesis yang
merupakan suatu tarik pemisahan senyawa yang bermuatan dengan meletakkannya pada
suatu medan listrik.

Elektrofores memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul. Jika molekul
yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian diari arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Teknik ini dipelopon pada tahun 1937 oleh
ahli kimia Swedia Arne Tiselius untuk permisahan protein, Sekarang telah meluas ke
banyak pemisahan kelas yang berbeda lam dari biomolekul termasuk sam nukleat,
karbohidrat dan asam amino

Menurut Andrews (1993), lektroforesis merupakan teknik yang umum digunakan untuk
analisis DNA dan protein, Melalul teknik ini dapat ditentukan :
a. Berat molekul suatu bahan.
b. Banyaknya jenis protein pada suatu sampel
c. Adanya pemalsuan bahan atau kerusakan/kontaminasi bahan
d. Adanya antibody terhadap virus atau bakteri pathogen tertentu
e. Titik isoelektrik protein

Hartati dan Lisdiyati (1997) menyebutkan terdapat dua macam macam teknik
elektroforesis yang telah berkembang yaitu, elektroforasis horizontal maupun
vertikal. Sedangkan menurut Suranto (2002), berdasarkan jenisnya ada dua
macam oloktrofords yamu:

1. Elektroforesis bebas free electrophoresis: molekul atau partikel yang akan


dipisahkan tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik pada larutan
yang mengandung partikel tersebut akan menyebabkan terbentuknya batas di
antara dua larutan .
2. Elektroforesis zonat menupakan jenis olaktroforesis yang paling banyak
digunakan, mempergunakan media penunjang, seperti kertas, solulosa asetat,
agarosa atau poliakrilamid.
Peralatan untuk elektroforesis secara umum terdiri dan 2 komponen utama, yaitu
power supply sebagai sumber arus listrik dan tangki elektroforests. Untuk
menghantarkan listrik, gel diletakkan dalam suatu bufer Bufer yang sama
digunakan untuk membuat gol (Tchin et al, 2011), untuk pewarnaan digunakan
Ethidium Bromida, suatu zat pewarna yang dapat menyisip/interkalasi di antara
basa DNA pada dua utas DNA yang berlainan, Ethidium Bromida (CB) akan
berpendar di bawah paparan sinar UV Lepais and Bacles, 2011) Pewama ini
dapat ditambahkan pada gel dan bufer sehingga tidak perlu melakukan staining
sesudah proses elektroforesis keuntungannya adalah lebih praktis tetapi
kemungkinan kontaminas Etar lebih besar. FrBr adalah zat yang bersifat
karsinogenik sehingga harus dihindan kontak langsung (Andrews, 1993)

Untuk analisis DNA gel yang digunakan adalah agarasa, suatu polisakanda
(Allen et al., 1984).Elektroforesis yang dilakukan adalah sistem horizontal, DNA
yang bermuatan negatif akan bergerak ke arah kutub post meishui molekul-
molekul agarosa (Hartari dan isdiyat 1997), Saisin agarosa, gel poliaknlamid
juga dapat digunakan untuk memisahkan DNA, terutama untuk fragmen yang
berukuran kec (artara 5 bp < kb), misalnya untuk sekuensing (lepas and Bacles,
2011). Laju migrasi DNA pada agarosa dipengaruhi oleh beberapa factor :

1. Arus listrik
Semakin besar arus listrik yang digunakan, laju migrasi akan semakin cepat.
Akan tetapi jika arus yang digunakan besar, akan menimbulkan panas yang
dapat menyebabkan gel meleleh.
2. Konsentrasi gel
Konsentrasi agarusa yang digunakan akan menentukan besarnya pon-pon gel
yang akan pemisahkan DNA. Untuk mendapatkan resolusi yang tinggi
digunakan konsentrasi agarose Vang lebih tinggi. Agarosa umumnya dipake
dalam konsentrasi antara 1%-3.
3. Ukuran molekul
Molekul yang berukuran lebih kecil akan lebih mudah melalui pori-port gel
sehingga laju ingrasinya lebih cepat. Tetapi ini hanya berlaku untuk fragmen
yang berukuran antara 0,5- 15 kbp dan bila konformasinya sama. Kecepatan
migrasi akan berbanding terbaik dengan log 10 dari jumlah pasangan basa.
4. Bentuk molekul
DNA dapat memiliki beberapa kemurgitnan bentuk, yaitu supercoil (SC),
sirkular (5), linear (L) Laju migrasi masing-masing dari yang paling cepat
adalah SC>L> 5. Untuk SC dan 5, laju migrasinya lebih ditentukan oleh
bentuk molekul daripada ukurannya.
5. Arah medan listrik
Molekul DNA akan bermigrasi dengan kecepatan yang berbanding terbalik
dengan ukuran molekulnya jika meden listrik tetap/konstan ke arah medan
listrik diubah, molekul yang besar akan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk reorientas Elektroforesis dengan mengubah arah medan listrik
secara periodik dikenal dengan Pulsed Field Gel Electrophoresis (PFGE)
6. Adanya Ethidium Bromida (EtBr) di dalam gel
Hal ini mengakibatkan pengurangan tingkat kecepatan migrasi molekul
DNA linear sebesar 15%.
7. Komposisi Larutan Bufer
Apabila tidak ada kekuatan ion di dalam larutan, maka aliran listrik menjadi
sedikit dan migrasi DNA sangat lambat, sedangkan larutan buffer
berkekuatan ion tinggi akan meningkatkan panas sehingga aliran listrik akan
menjadi sangat maksimal.

Teknik elektroforesis dapat dibedakan berdasarkan medium penyangganya,


antara lain:
1. Elekroforesis Kertas
Dengan menggunakan medium kertas, pemisahan dan analisis terhadap
asam amino, peptida, nukleotida, dan ion-ion logam yang kecil dapat
dilakukan. Kelemahan elektroforesis kertas yaitu adanya gangguan yang
disebabkan oleh adanya gugus OH- yang terdapat pada selulosa yang
dapat berinteraksi dengan molekul polar sehingga daya migrasi molekul
tersebut terganggu dan menjadi lebih rendah. Kelemahan ini dapat
diatasi dengan cara asetilasi gugus hidroksil dengan menggunakan
kertas selulosa asetat yang tidak polar. Hal ini menyebabkan migrasi
molekul polar tidak terganggu, resolusi lebih baik, dan proses pemisahan
berlangsung lebih cepat. Keuntungan penggunaan kertas selulosa asetat
adalah proses migrasi lebih cepat, pemisahan spot menjadi lebih kecil,
mudah memisahkan sampel dengan spektrofotometri, dan mudah
dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah sedikit. Pada elektroforesis kertas
selulosa asetat, kertas selulosa asetat harus dibersihkan dengan cara
kering dalam percobaan ini. Cara kering lebih baik resolusinya dan
spotnya lebih kecil daripada cara basah.

Gambar 2.

Anda mungkin juga menyukai