BIOKIMIA II
Elektroforesis Agarosa
Disusun Oleh:
NIM : 17630100
Kelompok : Kelas A
LABORATORIUM BIOKIMIA
PRODI KIMIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik pemisahan dan pemurnian DNA/RNA merupakan teknik yang tidak dapat
dipisahkan dari biologi molekular. Hampir semua penelitian DNA/RNA mesti
melibatkan pemisahan dan pemurnian yang tekniknya cukup beragam. Elektroforesis
adalah salah satu teknik pemisahan paling populer, maka tak heran jika elektroforesis
disebut sebagai pintu gerbang dari berbagai penelitian biologi molekular. Nah,
sekarang ada baiknya kita telusuri dulu teknik-teknik tersebut dari masa ke masa.
pada prinsipnya elektroforesis itu adalah teknik pemisahan campuran molekul yang
didasarkan pada perbedaan muatan listriknya sehingga pergerakan molekul-molekul
tersebut pada suatu fasa diam (stationary phase) dalam sebuah medan listrik akan
berbeda-beda.
Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat dan secara
rutin digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA pada berbagai
cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan
prinsip elektroforesis zona. Seperti yang diketahui, molekul protein bermigrasi pada
medium padat/gel yang direndam dengan suatu larutan penyangga di bawah
pengaruh medan listrik. Migrasi ini tergantung pada muatan listrik, titik isoelektrik
bersih dan massa molekul protein (Jean and Francois G., 2010)
2
1.2 Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu:
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran
besar.
Biasanya, gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang lebih besar
(lebih dari 200 bp) dan gel poliakrilamida digunakan untuk fragmen kecil (kurang
dari 200 bp). Jarak antara dua fragmen DNA yang berbeda ukuran dapat ditentukan
berdasarkan konsentrasi matriks agarose. Mobilitas/pergerakan DNA relatif
tergantung pada faktor-faktor tertentu, terutama pada konsentrasi agarosa dalam gel,
kekuatan arus yang digunakan, kekuatan ionik dari larutan buffer, dan konformasi
fragmen DNA itu sendiri. Molekul DNA bermigrasi melalui pori-pori kecil yang
terbentuk dalam padatan gel agarosa. Secara umum, molekul yang lebih kecil
bergerak lebih cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki
gesekan yang lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif. Konsentrasi yang
rendah pada gel agarosa memberikan resolusi yang lebih baik untuk fragmen besar,
dengan memberikan pemisahan yang lebih besar antara band yang secara ukuran
tidak terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih tinggi, di sisi lain, dapat
mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang sementara itu dapat
memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA kecil (Lee & Bahaman,
2010).
sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk memantau kecepatan
molekul DNA pada gel (Birren and Lai, 1993).
Manfaat elektroforesis gel antara lain untuk mengetahui ukuran fragmen DNA dari
produk PCR, memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda ukuran, lalu
dapat disequencing, dan juga untuk pemurnian atau purifikasi DNA. Elektroforesis
dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kegiatan, antara lain membandingkan gen
homolog dari spesies yang berbeda, mengetahui susunan sekuens berbagai genom,
DNA finger printing, mengetahui ada atau tidaknya gen-gen penyebab kelainan
genetik atau penyakit tertentu, mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau
jaringan tertentu, mengetahui aktivitas gen selama perkembangan berbagai tipe sel
organisme atau aktivitas gen sebelum dan sesudah diberi perlakuan tertentu,
mempelajari evolusi di tingkat molekular, mengetahui variasi genetik dalam populasi
natural di alam, menentukan atau mengidentifikasi berat molekul fragmen DNA,
RNA, protein dan aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi
melalui PCR, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan genetik antar individu, dan
menentukan jumlah fragmen DNA yang diklon dalam rekombinan plasmid DNA
(Russell, 1994; Fairbanks and Andersen, 1999).
Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik
ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan
bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan yang
terkandung di dalamnya (Magdeldin, 2012). Molekul-molekul yang bermuatan
negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-
molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif
(katoda) (Klug and Cummings, 1994).
Pewarnaan DNA juga memegang peranan penting dalam proses elektroforesis gel.
(EtBr), dimana EtBr akan mengikat pada sela-sela pasangan basa. Dengan demikian
keberadaan EtBr dapat mengurangi mobilitas DNA hingga 15% (Ardhana, 2012).
2.2.2 EDTA
EDTA adalah asam karboksilat poliamino dan berwarna, larut pada air. Kemampuan
EDTA membentuk senyawa kompleks dengan logam berat telah mendorong lahirnya
banyak penelitian seputar adsorpsi logam berat pada EDTA murni dan EDTA
termodifikasi. EDTA bersifat pengkhelat yang dapat mengikat logam berat, sehingga
dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam berat dalam air limbah Modifikasi
kimia EDTA menjadi bentuk gel dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas
jerapnya terhadap ion logam berat. Hal ini disebabkan karena bentuk gel mempunyai
volume pori yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk serpihan. Agar
penggunaan adsorben EDTA lebih efektik maka perlu dilakukan modifikasi EDTA
DNA marker atau penanda molekuler DNA yang ideal memiliki kriteria sebagai
sederhana, cepat dan murah, g) butuh sedikit jaringan dan DNA sampel, h) berkaitan
data mudah dipertukarkan antar laboratorium (Mondini et al., 2009; Agarwal et al.,
2.2.4 Tris-HCL
optimum (Husniyati, 2012). Agar menjaga struktur DNA selama proses lisis dan
pemurnian
2.2.5 Agarosa
Agarosa adalah polisakarida netral dengan sruktur linear dari ulangan unit
Agarobiosa (agarobiosa), yaitu disakarida yang terdiri dari D-Galaktosa dan 3,6-
anhidro-Lgalaktosa. Agarosa dikenal sebagai fraksi pembentuk gel dari agar karena
sifat yang dihasilkannya mendekati sifat-sifat gel Ideal yaitu mengandung kadar
sulfat yang rendah (<0,7%) Fraksi lain dari agar berupa agaropektin dikenal sebagai
polimer sulfate. Agaropektin adalah polisakarida asam berisi gugus sulfate, asam
pirufat, dan Dglukuronat asam yang terkonjugasi pada agarobiosa (Kun Harismah et
al, 2015). Rasio kedua jenis polimer tersebut bervariasi dan persentase agarose
Berkisar antara 50-90%, Tergantung pada spesies dan metoda produksinya.
(Fransiska & Murdinah, 2007).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
alat elekroforesis berupa gel casting trays, sampel combs, dan chamber elekroforesis,
3.2 Bahan
Adapun Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah Agarosa, Asam borat,
Tris-HCl, Loading dye, HCl , Etidium bromide, EDTA, DNA marker, DNA sampel
(hasil isolasi),.
supply. Selanjutnya, gel casting dipersiapkan dan sisir sampel dipersiapkan dan
elektroforesis dengan cara mengaliri air perlahanlahan di antara 2 lapis kaca tersebut,
lalu diserap sisa air dengan tisu, dipasang sisir sampel pada salah satu bagian alat
1 M pH 8,3, asam borat 0,83 M dan EDTA 10 mM. Ditimbang Tris-Base, asam
borat, EDTA dan tambahkan ddH2O. Kemudian imasukkan Tris-HCl, EDTA dan
asam borat ke dalam labu erlenmeyer 500 mL. Dilarutkan Tris-HCl, EDTA dan
9
asam borat yang sudah ditimbang dengan 450 mL ddH 2O. Selanjutnya, diperiksa pH
hingga tanda 500 mL (Simpan larutan stok di kulkas). Diencerkan larutan penyangga
TBE 5X hingga konsentrasi TBE 1X 30. Setelah itu, dibuat gel agarosa 1,0% b/v.
dengan ditimbang 0,5 g agarosa dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 200 mL
Kemudian diletakkan magnetic stirrer di dalam labu tersebut dan letakkan labu itu di
atas hot plate stirrer, diatur hot plate suhu 100 oC dan kecepatan magnetic stirrer 100
rpm. Ditunggu hingga larut sempurna, didiamati dan dinginkan sesaat hingga suhu
dalam cetakan gel agarosa dengan bagian atas kemudian didiamati hingga membeku.
Diletakkan gel tersebut ke dalam chamber yang telah diisi 5x larutan penyangga TBE
hingga gel terendam. Kemudian dilepaskan sisir dengan hati-hati dan dimasukkan gel
agarosa ke dalam tangki elektroforesis yang telah diisi dengan larutan penyangga
TBE 5X. Kemudian, dibuat Loading buffer. Dengan igunakan mikropipet untuk
loading dye (0,25% bromfenol biru dan 40% sukrosa). Dilakukan vortex untuk
sampel dan marker di atas kertas. Diinjeksikan sampel dan marker ke dalam sumur
power supply. Terakhir, dilakukan pengamatan dan perhitungan. dikeluarkan gel dari
10
HASIL PENELITIAN
No Perlakuan Hasil
.
1 ditimbang iTris-HCl i1M i60, i57 diperoleh iTris-HCl i1M i60, i57
igram igram
2 ditimbang iasam iborat i25,67 igram diperoleh iasam iborat i25,67 igram
11
12
Continued
8 ditambahkan iddH2O ihingga itanda diperoleh ilarutan icampuran i500
i500 imL imL
No Perlakuan Hasil
3 dilarutkan ike idalam i50 imL ilarutan diperoleh ilarutan iagarose idalam
ipenyangga iTBE i1x iErlenmeyer i200 imL
No Perlakuan Hasil
4.1.4 Running
No Perlakuan Hasil
1 dipetakan isampel idan imarker idi iatas diperoleh isampel idan imarker
ikertas iterpetakan idiatas ikertas
4.1.5 Pengamatan i
No Perlakuan Hasil
Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan
melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian dialiri arus listrik dari satu
kutub ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran
matriks gel agarose tersebut (Yuwono, 2005).
Adapun bahan bahan yang ditambahkan saat percobaan berlangsung memiliki fungsi
sebagaimana berikut, Penambahan running buffer dilakukan dengan tujuan
mempermudah pengerasan gel saat dilakukan pemanasan (Gardner dkk, 1991).
mencampurkan DNA dengan loading buffer yang memiliki fungsi membantu sampel
turun ke dalam well dan membantu memonitor berapa lama proses elektroforesis
telah berlangsung karena memiliki pewarna bromofenol biru (Magdeldin, 2012).
Marker berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi.
Marker DNA yang terdapat di dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai penanda
posisi pasangan basa dari molekul DNA yang bermigrasi. Marker-marker DNA
tersebut merupakan marker yang telah dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan
basanya jelas. Salah satu contoh marker DNA adalah lambda HindIII. Marker
tersebut memiliki delapan fragmen DNA dengan kisaran 125 pb hingga 23.130 pb
(Birren and Lai, 1993; Martin, 1996). Kecepatan migrasi DNA sangat dipengaruhi
oleh tegangan listrik dan arus listrik yang di berikan oleh power supply ke tangki
elektroforesis. Fragmen DNA yang besar akan bergerak lebih cepat dibandingkan
dengan fragmen DNA yang kecil (Magdeldin, 2012).
Pada hasil praktikum ini terlihat bahwa pita fragmen DNA yang tersinari UV
menunjukkan adanya pergerakan atau migrasi, terlihat migrasi dari marker DNA
16
Continued
pada sisi gel agaros ditunjukkan dengan adanya pita yang tajam pada semua
fragmenm terlihat pada pita fragmen DNA yang tersinari UV bahwa adanya migrasi
dari marker DNA pada sisi gel agarosa. Hasil pengamatan dilakukan pada kelima
sampel diperoleh amplifikasi ukuran pergeseran pita sebesar 100 bp hingga 3 Kb.
Pada sampel 1 dan 5 menghasilkan masing-masing pergeseran pita sebesar 765 bp,
sedangakan pada sampel 2 menghasilkan pergeseran pita sebesar 880 bp, dan pada
sampel 3 dan 4 menghasilkan masing-masing pergeseran pita sebesar 1022 bp,
dimana pergeseran pita DNA tersebut dapat menunjukkan kualitas dari karakteristik
genetik sampel yang dianalisis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa memisahkan DNA pada suatu sampel
dapat dilakukan dengan metode elektroforesis gel agarosem dimana molekul yang
telah berpindah kebagian ujung gel sudah dapat dibaca hasil elektoroforesisnya
dengan etidium bromide yang berfungsi sebagai pewarna
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Davis, L., M. Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology 2nd ed.
Appleton & Lange, Norwola.
Gardner, E.J., M.J. Simmons, & D.P Snustad. 1991. Principles of genetics 8th ed.
John Wiley & Sons Inc., New York.
Lee, S.V., Bahaman, A.R. 2010. Modified gel preparation for distinct DNA fragment
analysis in agarose gel electrophoresis. Tropical Biomedicine 27(2): 351-354 (2010).
19
20
Wijaya. S.K.S & Rohman, L. 2005. Fraksinasi dan Karakterisasi protein Utama Biji
Kedelai.Fakultas MIPA Universitas Jember
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Diagram Alir
Hasil
TrisHCl 1 M pH 8,3 ,
asam borat 0,83 M dan
EDTA 10 mM
Hasil
Gel Agarosa 1 %
22
Agarosa
Hasil
Loading Dye