Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Bagus Firdaus
NPM : 18025010179
Golongan : A3
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum materi ini adalah praktikan mampu memahami prinsip
teknik elektroforesis dan mampu secara mandiri melakukan praktek teknik
elektroforesis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.2 Pembahasan
Praktikum materi II “Elektroforesis” ini menggunakan agarosa karena
agarosa memiliki beberapa kelebihan seperti mudah didapat, harganya relatif
murah, tidak bersifat toksik, serta memiliki pori yang kecil. Agarosa merupakan
polisakarida yang diekstrak dari rumput laut. Hasil dari elektroforesis gel agarosa
akan menunjukkan warna biru dari loading dye pada posisi paling depan kemudian
plasmid DNA berwarna orange terang. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh
bahwa laju migrasi elektroforesis gel agarosa menunjukkan pergerakan ke arah
positif. Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa teknik
elektroforesis pada dasarnya berdasarkan pada fakta bahwa DNA cenderung
bermuatan negatif pada pH netral dengan buffer phospat sebagai penyangga pH
agar. Saat dilakukan elektroforesis dengan memberikan daya listrik di kedua kutub
maka DNA akan bergerak ke kutub positif, inilah prinsip kerja elektroforesis gel
agarosa. Agarosa merupakan gel yang memiliki resolusi lebih rendah dalam
pemisahan tetapi dapat memisahkan sampel yang berukuran sampai puluhan kilo
basa. Agarosa terbuat dari polisakarida, dilarutkan dengan buffer dan dipanaskan,
setelah dingin akan membentuk gelatin yang padat (Ripani, 2010).
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Medan
listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan
dipisahkan. Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut
tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada
bentuk molekulnya. Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA. Pergerakan molekul terutama
tergantung di muatan yang ada pada permukaan partikel, tanda dan besarnya
muatan pembawa oleh variasi group ionogenik. Tergantung kepada kekuatan
molekul listrik dan pH dari medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan
molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan medium yang sesuai (Sumitro et al.,
1996).
Macam elektroforesis antara lain yaitu elektroforesis kertas dan
elektroforesis gel. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari
kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak,
terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas
tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas
zat terlarut. Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai
fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel
dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan
biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel
berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media
(Fatchiyah, 2006).
Metoda Elektroforesis Gel Agarosa didasarkan pada pergerakan molekul
bermuatan dalam media penyangga matriks stabil di bawah pengaruh medan listrik.
Media yang umum digunakan adalah gel agarosa atau poliakrilamid. Elektroforesis
gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih
besar dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan elektroforesis
poliakrilamid dapat memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertikal. Elektroforesis
poliakrilamid biasanya digunakan untuk menentukan urutan DNA (sekuensing)
(Sumitro, 1996).
Larutan DNA yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-sumur
yang terdapat pada gel agarosa dan diletakkan di kutup negatif, apabila dialiri arus
listrik dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai maka DNA akan bergerak
ke kutup positif. Laju migrasi DNA dalam medan listrik berbanding terbalik dengan
massa DNA. Migrasi DNA terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk
DNA. Fragmen DNA yang berukuran kecil akan bermigrasi lebih cepat dibanding
yang berukuran besar, sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen DNA
berdasarkan ukuran panjangnya. Untuk visualisasi maka ditambahkan larutan
etidium bromida yang akan masuk diantara ikatan hidrogen pada DNA, sehingga
pita fragmen DNA akan kelihatan dibawah lampu UV. Panjang amplikon bisa
diperkirakan dengan membandingkannya dengan pita DNA standar (Sambbrook,
1989).
Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan
bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif (anode). Makin besar ukuran
molekulnya, makin rendah laju migrasinya. Berat molekul suatu fragmen DNA
dapat diperkirakan dengan membandingkan laju migrasinya dengan laju migrasi
fragmen-fragmen molekul DNA standar (DNA marker) yang telah diketahui
ukurannya. Visulisasi DNA selanjutnya dilakukan di bawah paparan sinar
ultraviolet setelah terlebih dahulu gel dalam pembuatannya ditambahkan larutan
etidium bromid. Cara lain untuk melihat visualisasi DNA adalah gel direndam di
dalam larutan etidium bromid sebelum dipaparkan di atas sinar ultraviolet
(Fatchiyah, 2006).
Buffer TAE dan TBE termasuk kedalam electrophoresis buffer. Keduanya
digunakan sebagai larutan penyangga dalam gel agarose elektroforesis. Perbedaan
keduanya adalah ada di komposisi. TAE singkatan dari Tris acetate EDTA,
mengandung komposisi : Tris: 48.4 g/L, Glacial acetic acid: 11.42 mL/L dan 0.5 M
EDTA: 20 mL/L pH: 8,0. Sedangkan TBE singkatan dari Tris Boric acid EDTA,
mengandung komposisi : Tris : 105 g/L, Boric acid : 55 g/L dan EDTA-disodium
salt : 9.3 g/L pH: 8,0. Pada umumnya yang lebih sering digunakan adalah buffer
TBE dengan alasan buffer TBE lebih dapat menjaga integritas sampel DNA dan
buffer TBE lebih tepat untuk menganalisis ukuran molekul DNA.
Elektroforesis gel agarosa dapat dipakai secara efektif untuk mendeteksi dan
mempersiapkan karakterisasi plasmid DNA yang muncul pada isolasi klinis dan
pewarnaan laboratoris dari mikroorganisme gram negatif. Metode ini sangat sensitif
dan tidak memerlukan radioisotop atau ultrasentrifugasi. Selanjutnya, untuk
mendeteksi potongan-potongan DNA berupa bands-DNA pada gel agarosa
digunakan pewarna yang mengandung fluoresen dengan konsentrasi rendah, seperti
intercalating agent etidium bromide (EtBr). Setelah elektroforesis, gel diwarnai
dengan EtBr selama kurang lebih 30 menit (Gautom, 1997). Hanya sedikit DNA
dapat dideteksi secara langsung dengan cara gel diletakkan pada media UV-
transilluminator (Sambrook et al, 1989).
Menurut Atang (2007) hubungan antara berat molekul DNA dengan
kerapatan agarosa terhadap laju migrasi adalah agarosa gel akan membentuk
kerangka-kerangka atau lubang-lubang yang kompleks untuk di lewati molekul
DNA menuju elektroda positif. Makin kecil molekul DNA semakin cepat laju
migrasinya, sebaliknya makin besar molekul DNA maka semakin lambat laju
migrasinya. Komposisi gel juga menentukan ukuran molekul DNA yang dapat
dipisahkan. Jika sumuran gel agarosa menyentuh dasar baki tempat pembuatan gel
agarosa maka DNA tidak dapat melakukan migrasi.
DNA gel elektroforesis adalah teknik biologis eksperimental penting dan
sekuensing DNA dapat didefinisikan olehnya. Gel elektroforesis terdiri dari
pemecahan molekul menjadi fragmen banyak oleh aksi enzim tertentu. Fragmen ini
tersebar di media poliakrilamida atau gel agarosa dimana medan listrik diterapkan.
Masing-masing fragmen memiliki muatan listrik yang berbeda dan berat molekul,
menyebabkan mereka harus bermigrasi pada tingkat yang berbeda melalui gel (Der
Lee, 2011).
V. KESIMPULAN