Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM V
ELEKTROFORESIS

Oleh :
Kelompok 5
Golongan 2
Luh Gd. Karisma Widiantari (1808551019)
Kadek Dinda Suryadewi (1808551020)
Kadek Sutri Ariyanthini (1808551021)
Ida Ayu Putu Sintya Dewi (1808551022)
Ni Made Winda Dwiyani (1808551023)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PRAKTIKUM V

ELEKTROFORESIS
I. PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori dan Prinsip Analisis
1.1.1 Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan
molekul-molekul protein yang bermuatan di dalam medan listrik (titik isoeletrik).
Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar
muatan dan sifat kimia dari molekul. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan
ukuran berat molekul dan muatan listrik yang dikandung oleh makro-molekul
tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi
protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan mulai bermigrasi
(Pratiwi, 2001). Arah gerak partikel bermuatan tergantung dari sifat muatan listrik;
partikel bermuatan akan menuju kearah elektrode yang bermuatan berlawanan. Laju
migrasi tergantung pada empat faktor utama, yaitu mobilitas partikel bermuatan,
penguapan dan kekuatan medan listrik. Oleh karena itu analisa elektroforesis harus
dilakukan pada kondisi pengujian yang benar – benar tertentu dan jika mungkin
menggunakan zat pembanding (Depkes RI, 1979). Pada praktikum ini digunakan
elektroforesis gel yang menggunakan gel sebagai media pemisah. Ada beberapa jenis
elektroforesis berdasarkan medianya yaitu:
A. Elektroforesis Kapiler
Jenis elektroforesis ini digunakan untuk memisahkan protein, lipid, asam amino,
karbohidrat, dan nukleotida yang dilakukan pada pipa kapiler yang telah terdapat
buffer. Tegangan listrik yang tinggi digunakan dalam metode ini yang
mengakibatkan komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda (Watson,
2007).
B. Elektroforesis Kertas
Fase diam pada elektroforesis ini menggunakan kertas dan fase gerak berupa
partikel bermuatan utamanya ion – ion kompleks. Metode pemisahan ini

1
diakibatkan oleh adanya gradien konsentrasi sepanjang sistem pemisahan
(Sulaiman dan Kundari, 2007).
C. Elektroforesis Gel
Elektroforesis gel adalah metode yang banyak digunakan dalam penentuan
protein maupun asam amino. Matriks yang digunakan berupa gel untuk
meminimalisir konveksi, dan sebagai tempat bergeraknya molekul serta
penyaring ukuran molekul (Yahya dkk., 2016).
1.1.2 Komponen Elektroforesis
Elektroforesis terdiri dari beberapa komponen utama dalam penggunannya.
Yang pertama adalah larutan elektrolit yang berfungsi sebagai pembawa komponen.
Umumnya berupa larutan buffer dengan pH tertentu sesuai dengan karakteristik
senyawa yang akan dipisahkan. Berikutnya media pemisah merupakan tempat proses
pemisahan terjadi. Media pemisah ini berupa kertas (selulosa asetat, selulosanitrat),
gel kanji, gel polikrilamid, busa poliuretan atau agar – agar. Selanjutnya yang paling
penting adalah elektroda yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik dengan
media pemisah dan baterai atau arus listrik dengan media pemisah dan baterai atau
arus listrik sebagai sumber energi (source) pada rangkaian alat (Harahap, 2018).
1.1.3 Prinsip Elektroforesis
Prinsip eletroforesis menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida
disebabkan viskositas fluida. Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida maka akan
semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu
benda bergerak dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair viskositas dihasilkan oleh
gaya kohesi antara molekul zat cair. Gaya ini disebut gaya Stoke. Suatu molekul
bermuatan Q dalam medan listrik berkekuatan x akan bergerak dengan kecepatan v
karena mengalami gaya sebesar qx. Jika f merupakan koefisien gesekan (friksi), maka
molekul tersebut akan mengalami gaya hambat sebesar vf, sehingga qx = vf.
Pada elektroforesis media pemisahnya berupa gel agarosa atau lainnya yang
memiliki tingkat viskositas tinggi. Dengan demikian dapat dihitung laju molekulnya
adalah laju dalam elektroforesis sangat bergantung pada kekentalan medium (n),
ukuran atau bentuk (r), dan muatan molekul (q). Kekuatan asam pada medium juga
mempengaruhi besar muatan pada saat ionisasi berlangsung sehingga diperlukan
2
larutan buffer untuk mengatasi masalah ini. Dan juga perlu dilakukan analisis
terhadap kemampuan media untuk memisahkan molekul- molekul agar lebih efektif
dan maksimal.
1.1.4 Kegunaan Metode Elektroforesis
Metode elektroforesis diguanakn untuk penagamatan taksonomi, sistematik
dan genetika serta untuk mengidentifikasi spesies hewan maupun tumbuhan (Bio-
sistematik). Dapat pula digunakan untuk melihat phylogenetic reconstruction
(rekonstruksi ssecara Filogenetik) dari suatu jenis hewan atau tumbuha. Pola protein
tertentu dari satu spesies hewan berbeda , secara eletroforesis akan memperlihatkan
ola protein yang berbeda juga pada hewan yang lain. faktor tersubutlah yang
menyebabkan pola protein dapat digunakan untuk membedakan populasi secara tepat
kadangkala tidak dapat dilakukan apabila hanya menggunakan pengamatan
morfologis (Pratiwi, 2001).
1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eletroforesis
Proses pemisahan dengan eletroforesis sangat dipengaruhi oleh teknik
pengerjaan dalam pengoperasian alat tersebut. Disamping medium pemisah yang
sudah dijelaskan diatas, ada beberapa faktor penentu lainnya yang dapat
mempengaruhi proses pemisahan yaitu :
a. Sampel
Sampel yang akan dipisahkan sangat memungkinan member pengaruh laju
perpindahan ditinjau dari muatan, ukuran, dan bentuk molekul. Jumlah
muatan total akan berbanding lurus dengan laju perpindahan, konsentrasi
muatan yang bermigrasi tergantung pada pH. Untuk ukuran molekul apabila
yang diperoleh lebih besar menyebabkan perpindahan molekul menurun dan
membutuhkan energi perpinddahan yang cukup besar dibandingkan dengan
bentuk molekul yang berbeda dengan ukuran yang sama (Harahap, 2018).
b. Larutan Buffer
Larutan buffer berfungsi untuk memertahankan pH di dalam medium
pemisah, dan berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses
pergerakan aliran listrik. Larutan penyangga haruus dipilih dengan cermat,

3
keterkaitan ion buffer dalam berinteraksi dengan senyawa yang teliti, pH
dipilih berdasarkan jenis campuran yang akan dipisahkan (Harahap, 2018).
c. Medan Listrik
Sumber suatu listrik yang stabil angat diperlukan untuk menghasilkan aliran
listrik dengan tegangan yang konstan. kekuatan ionic medan listrik pada
kisaran 2-8 V/cm sesuai pada suhu ruang. Kekuatan medan magnet yang
dihasilkan jika besae 10 V/cm, maka dapat memberikan efek pemanasan yang
dapat menyebabkan pada media penyangga terjadi kehilangan air yang
diakibatkan proses penguapan. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran hasil
fragmen-fragmen.(Harahap, 2018)
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Mahasiswa memahami prinsip pemisahan dengan metode elektroforesis.
1.2.2 Mahasiswa dapat melaksanakan pemisahan dengan metode elektroforesis.

II. PROSEDUR KERJA


2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
- Elektroforesis set - Magnetic stirer
- Pipet mikro 200 µl dan 20 µl - Stirer bar
- Chamber - UV transluminator
- Mikrowave - Cetakan
- Tip (kuning dan putih) - Comb
2.1.2 Bahan
- Agarosa 1,2 % - Loading Buffer
- TAE (Tris Asetat EDTA) - Sampel DNA
- Marker DNA leader 100 BP - EtBR
- Aquades
2.2 Prosedur Kerja
Sebanyak 0,35 gram serbuk agarosa ditimbang dan dicampurkan dengan 35
mL larutan buffer TAE (Tris Asetat EDTA) pada erlenmeyer untuk kemudian
dipanaskan pada pemanas (hotplate) hingga serbuk agarose terlarut. Sembari
4
menunggu serbuk agarosa terlarut, disiapkan cetakan (tray) yang telah berisi sisir
(comb). Setelah serbuk agarosa terlarut, maka suhu larutan diturunkan setara dengan
suhu kamar namun jangan sampai mengeras pada elenmeyer. Apabila suhu larutan
sudah turun, maka larutan serbuk agarosa dapat dituang ke dalam cetakan dan
ditunggu selama 15-20 menit sampai larutan mengeras menjadi gel. Gel dan sumur
yang telah terbentuk kemudian dipindahkan ke dalam chamber yang telah berisi
buffer TAE pada setengah bagiannya. Dilakukan penempelan sample pada sumur
(well), sampel yang digunakan yaitu 8 sampel DNA hasil PCR sebanyak 5 µL, 4
sampel isolate DNA 5 µL yang dicampur dengan loading buffer (bromfenolbiru)
sebanyak 1 µL, dan 5 µL DNA marker pada sumur paling ujung, kemudian
ditempelkan pada sumur sebanyak 5 µL . Setelah penempelan sampel chamber
kembali diisi buffer TAE hingga gel yang telah berisi sampel terendam sepenuhnya.
Kemudian dilakukan running sampel selama 30 menit dengan voltase sebesar 60 volt.
Setelah 30 menit, gel dapat diambil, barulah diamati dibawah sinar UV dan
didokumentasikan dengan gel doc.

III. SKEMA KERJA


3.1 Pembuatan Gel Agarosa
Ditimbang agarosa sebanyak 0,35 gram dan ditambahkan larutan buffer TAE
hingga 35 mL.

Agarosa dipanaskan pada suhu tinggi sampai larut dengan sempurna, kemudian
suhu diturunkan setara suhu kamar

Gel agarosa dicetak pada gel tray atau cetakan gel yang dilengkapi sisir dan
ditunggu 15 menit sampai gel mengeras

Kemudian sisir diangkat perlahan, sehingga terbentuk sumur berjumlah 13 sumur


IV.
5
3.2 Penempelan Sampel

Gel agarose yang telah dicetak diletakan pada chamber yang telah berisi sedikit
buffer TAE

Dipipet 5 µL sampel DNA marker yang telah ditambah dengan 1µL loading buffer
dengan pipet mikro skala 10 µL dimasukkan pada sumur 1

Sampel DNA hasil PCR sebanyak 5µL dimasukkan kedalam sumur 2-8 dan
sampel campuran isolate DNA dengan bromfenolbiru (6µL : 1µL) yang dipipet
sebanyak 5µL dimasukan ke dalam sumur 9-13.

Diatur penempatan sampel DNA dan DNA marker pada sumur (well) dan
dilakukan pelan-pelan untuk mencegah robeknya agarosa.

3.3 Cara Kerja Elektroforesis


Chamber ditambahkan buffer TAE hingga gel yang telah berisi sampel terendam
seluruhnya

Hubungkan chamber elektroforesis dengan sumber arus. Kutub negatif berada


dekat dengan sumur. Hidupkan sumber arus dengan voltase 60 volt dan dijaga
agar tetap konstan. Elektroforesis selama 30 menit

Mesin elektroforesis dimatikan dan agarosa diangkat

hasil elektroforesis dilihat dengan sinar UV dan didokumentasikan dengan gel doc

Kemudian dianalisis hasilnya.


6
IV. HASIL DAN PERHITUNGAN
4.2 Data Hasil Pengamatan
• Reduce Sampel
a) 5 µL sampe DNA Marker dimasukkan ke dalam well 1
b) 5 µL sampel amplikon (PCR) B dimasukkan ke dalam well 2
c) 5 µL sampel amplikon (PCR) C dimasukkan ke dalam well 3
d) 5 µL sampel amplikon (PCR) D dimasukkan ke dalam well 4
e) 5 µL sampel amplikon (PCR) E dimasukkan ke dalam well 5
f) 5 µL sampel amplikon (PCR) F dimasukkan ke dalam well 6
g) 5 µL sampel amplikon (PCR) G dimasukkan ke dalam well 7
h) 5 µL sampel amplikon (PCR) H dimasukkan ke dalam well 8
i) 5 µL sampel amplikon (PCR) J dimasukkan ke dalam well 9
j) 5 µL isolat DNA (I1) + 1 µL bromfenol biru, diambil sebanyak 5 µL,
dimasukkan ke well 10
k) 5 µL isolat DNA (I2) + 1 µL bromfenol biru, diambil sebanyak 5 µL,
dimasukkan ke well 11
l) 5 µL isolat DNA (I3) + 1 µL bromfenol biru, diambil sebanyak 5 µL,
dimasukkan ke well 12
m) 5 µL isolat DNA (I4) + 1 µL bromfenol biru, diambil sebanyak 5 µL,
dimasukkan ke well 13

Gambar 1. Hasil Elektroforesis

7
No. Bahan Jumlah Warna

1. Agarosa 1% 0,35 gram Warna Putih

2. Larutan Buffer TAE 35 mL Warna Bening

3. Sampel Isolat 5 µL Bening

4. Sampel DNA produk PCR 5 µL Hijau

5. Sampel isolate + Bromfenol Biru 5 µL Biru


(1 µL)

6. Pita-pita pada gel hasil visualisasi Terbentuk 4 Warna band putih


UV band/pita

4.3 Perhitungan

Dibuat gel agarosa dengan konsentrasi 1% pada cetakan dengan daya


tamping sebesar 35 mL, maka dapat dihitung bahan yang digunakan sebagai
berikut.

Larutan Buffer TAE = 35 mL

Gel Agarosa = 1% x 35 mL

= 0,35 gram

V. PEMBAHASAN

Metode pemisahan secara elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi


yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam
medan listrik (titik isoelektrik). Pada praktikum kali ini, elektroforesis yang
digunakan yaitu elektroforesis gel agarosa. Agarose adalah polisakarida turunan yang
berasal dari alga. Gel agarose ini biasanya digunakan untuk memisahkan DNA
dengan ukuran lebih dari 100 bp. Gel agarose digunakan sebagai fase diam dalam
elektroforesis untuk memisahkan fragmen DNA dengan berbagai konsentrasi.
8
Semakin besar konsentrasinya akan semakin kecil pori – porinya, sehingga
konsentrasi gel agarose yang digunakan akan mempengaruhi mobilitas fragmen
DNA. Konsentrasi yang rendah pada gel agarosa memberikan resolusi yang lebih
baik untuk fragmen besar, dengan memberikan pemisahan yang lebih besar antara
band yang secara ukuran tidak terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih tinggi,
di sisi lain, dapat mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang sementara itu
dapat memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA kecil (Lee &
Bahaman, 2010).

Pada penggunaan agar-agar untuk elektroforesis agarose, agar-agar yang


digunakan tidak boleh terlalu panas saat dituang ke dalam cetakan karena jika terlalu
panas cetakan akan retak dan agar-agar juga tidak boleh terlalu dingin karena agar-
agar akan mengental dan tidak dapat menjadi sumur. Saat menuang agar-agar ke
dalam cetakan yang harus diperhatikan adalah gelembung udara karena tidak boleh
ada gelembung udara pada saat mencetak agar-agar. Untuk membuat gel agarosa 1%
diperlukan 0,35 gram agarosa dan 35 mL larutan buffer. Larutan buffer TAE akan
berdifusi ke dalam gel dan berasosiasi dengan DNA (Switzer, 1999). Larutan buffer
TAE (Trisasetat-EDTA) yang berperan untuk memudahkan migrasi dari fragmen
DNA berdasarkan perbedaan kekuatan ionik dan juga menjaga pH larutan agar DNA
tidak terhidrolisis (Magdeldin, 2012). Loading buffer yang memiliki fungsi
membantu sampel turun ke dalam well dan membantu memonitor berapa lama proses
elektroforesis yang telah berlangsung karena memiliki pewarna bromofenol biru
(Magdeldin, 2012). Tujuan penggunaan bromo fenol biru yaitu untuk memberikan
warna pada isolat karena isolat berwarna bening sehingga akan sulit diamati apabila
tidak menggunakan pewarnaan.

Pergerakan eletroforesis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Ukuran molekul DNA


Molekul DNA kecil akan melintasi gel lebih cepat karena ruang gerak yang
tersedia untuk melintasi gel lebih banyak.
2. Konsentrasi gel

9
Konsentrasi agarosa yang semakin tingggi menyebabkan molekul – molekul
DNA sukar melewati gel. Konsentrasi gel tinggi mempermudah DNA
berukuran kecil melewati gel, sedangkan konsetrasi gel rendah mempermudah
molekul DNA berukuran besar untuk melintasi gel.
3. Bentuk molekul
Molekul yang berbentuk lebih kecil akan bergerak lebih cepat melewati gel.
4. Densitas muatan
Molekul dengan densitas tinggi akan lebih cepat bergerak dibandingkan
molekul densitas yang rendah. Densitas merupakan jumlah muatan per unit
volume molekul.
5. Voltase
Voltase tinggi akan meyebabkan cepatnya pergerakan molekul DNA. Hal
tersebut dikarenakan olehh tingginya muatan postif yang ditimbulkan.
6. Larutan buffer
Buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikan konduktansi listrik sehingga
migrasi DNA akan lebih cepat

(Utami, dkk, 2013)

Untuk membantu interpretasi sampel isolate dan PCR yang digunakan perlu
adanya DNA Marker. DNA Marker berfungsi sebagai penanda posisi molekul DNA
yang bermigrasi, untuk menentukan perkiraan ukuran basa – basanya. DNA marker
yang laju migrasinya paling cepat atau paling jauh dari sumuran adalah fragmen
marker yang memiliki berat molekul atau ukuran fragmen kecil (Utami, dkk, 2013).
Baki gel atau tray agarosa berfungsi sebagai untuk mencetak gel agarosa sebagai
tempat DNA sampel akan ditempatkan dalam sumuran – sumuran (Utami, dkk,
2013). Sisir sumur digunakan untuk membuat sumuran (well). Sisir eletroforesis
dipasang di salah satu ujung baki gel atau tray agarosa dengan posisi hampir
menyentuh dasar baki atau tray agarosa (Utami, dkk, 2013). Chamber digunakan
sebagai tempat gel agarosa. Fase gerak yang digunakan yaitu sumber listrik berfungsi
untuk memberikan arus listrik saat proses elektroforesis. Gel doc adalah alat yang
digunakan untuk mengamati dan mendokumentasikan hasil elektroforesis. Komponen
10
gel doc terdiri dari lampu UV, kamera dan komputer. Lampu UV berfungsi
menerangi bagian dalam dalam dari gel doc, kamera berfungsi memotret hasil
elektroforesis dan komputer berfungsi menjalankan proses dokumentasi lewat
bantuan software (Davis dkk, 1994).

Berdasarkan hasil elektroforesis DNA yang diakukan ada 4 band/pita


(dihitung dari kiri gambar : pita 1, pita 2, pita 3, dan pita 4) yang terbentuk tampak
jelas sedangkan 5 band/pita yang terbentuk tidak tampak jelas. Posisi pita pertama
mendekati nilai 200 bp. Pita kedua berada pada posisi antara 100 bp – 200 bp. Pita
ketiga berada pada posisi 300 bp. Sedangkan pita keempat berada pada posisi 200 bp
– 300 bp. Band yang tidak terlihat dengan jelas dikarenakan hasil amplifikasi yang
kurang baik akibat ketidaksesuaian primer, efisiensi, dan optimasi PCR.

VI. KESIMPULAN

Elektroforesis merupakan teknik pemisahan yang menggunakan fase gerak


berupa medan listrik untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan tingkat
migrasinya yang dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan besar muatan molekul. DNA
dapat dipisahkan dengan elektroforesis karena DNA mengandung gugus fosfat yang
bermuatan negatif sehingga sumur harus berada di dekat kutub negatif. Tahapan yang
harus dikerjakan dalam praktikum elektroforesis adalah pembuatan gel agarosa,
penyiapan sampel, elektroforesis dan visualisasi dengan sinar UV. Gel agarosa
digunakan sebagai fase diam dalam melakukan elektroforesis. Gel doc yang
digunakan untuk mengamati dan mendokumentasikan hasil elektroforesis akan
menghasilkan band atau pita yang bisa diinterpretasikan band tersebut dengan cara
membandingkan posisi band dengan DNA marker. Pada praktikum ini tidak
digunakan larutan EtBr sebagai pewarna karena bersifat karsinogenik melainkan
digunakan bromofenol biru untuk pewarnaan isolat. Hasil elusi ini dipengaruhi oleh
ukuran molekul DNA, konsentrasi gel agarosa, voltase, keberadaan pewarna DNA,
serta komposisi buffer elektroforesis. Diperoleh dari hasil pembahasan, posisi pita
ketiga yang paling sesuai dengan DNA marker pada berat molekul 300 bp.

11
DAFTAR PUSTAKA
Davis, L., M. Kuehl, & J. Battey. 1994. Basic methods: Molecular biology 2nd ed.
Appleton & Lange, Norwola.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Harahap, M. R. 2018. Elektroforesis: Analisis Elektronika Terhadap Biokimia
Genetika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. 2(1).

Lee, S.V., Bahaman, A.R. 2010. Modified gel preparation for distinct DNA fragment
analysis in agarose gel electrophoresis. Tropical Biomedicine. 27(2): 351-
354
Magdeldin, Sameh. 2012. Gel Electrophoresis - Principles and Basics. InTech
Publisher : Rijeka, Croatia

Martin, Robin. 1996. Gel electrophoresis: Nucleic acids. England: Oxford, BIOS
Scientific

Miesfeld, Roger L. 1999. Applied Molecular Genetics. England: Wiley-Liss


Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Jurnal Oscana. 1:25-31.
Sulaiman, H. A. dan N. A. Kundari. 2007.Pemisahan dan Karakterisasi Spesi
Senyawa Kompleks y-trium-90 dan s-stronsinum-90 dengan
Elektroforesis Kertas. JFN. 1(2).
Switzer. 1999. Experimental Biochemistry. New York: Freeman and Company
Utami, S.T., D.F. Kusharyati, H. Pramono. 2013. Pemeriksaan Bakteri Leptospira
pada Sampel Darah Manusia Sucpect Leptospirosis Menggunakan
Metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Balaba. 9(2): 74-81.
Watson, D. G. 2007. Analisis Farmasi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Yahya, L. A., I. Ulfin., F. Kurniawan. 2016. Pemanfaatan Nata de Coco sebagai
Media Gel Elektroforesis Pada Zat Warna Remazol : Pengaruh pH,
Waktu dan Aplikasi Pemisahan Gelatin. Jurnal Sains dan Seni ITS. 5(2).

12
LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan

Gambar 2.

Gambar 1. Tray dan comb

Gambar 3. Labu Erlenmeyer Gambar 4. Pipet Mikro


Gambar
6. Chamber

Gambar 5. Gelas Ukur


Gambar 7. Gel agarosa Gambar 8. Buffer TAE

2. Proses Kerja Elektroforesis

Gambar 9.Penimbangan gel agarosa Gambar 10.Gel dimasukkan ke dalam labu


erlenmeyer

Gambar 12. Gel dipanaskan pada hotplate


Gambar 11.Gel ditambahkan buffer hingga mendidih
TAE
Gambar
14.Gel
Gambar 13.Gel dicetak pada gel tray dibiarkan
hingga mengeras

Gambar 15.Sisir atau comb diangkat agar Gambar 16.Gel ditempatkan pada chamber
terbentuk sumur

Gambar 17. Sampel PCR, DNA Marker dan


DNA isolate ditempatkan di sumur

Gambar 18. Proses elektroforesis


Gambar 19. Hasil elektroforesis Gambar 20. Hasil elektroforesis di bawah
sinar UV

Anda mungkin juga menyukai